• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALYSIS PROGRAM IMPLEMENTATION CSR PTPN 7 BERINGIN BUSINESS UNIT OF WELFARE SOCIETY ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM CSR PTPN 7 UNIT USAHA BERINGIN TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALYSIS PROGRAM IMPLEMENTATION CSR PTPN 7 BERINGIN BUSINESS UNIT OF WELFARE SOCIETY ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM CSR PTPN 7 UNIT USAHA BERINGIN TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

ANALYSIS PROGRAM IMPLEMENTATION CSR PTPN 7 BERINGIN BUSINESS UNIT OF WELFARE SOCIETY

By

M IQBAL HARORI

The purpose of this study was to determine the effect of the implementation of CSR programs PTPN 7 Beringin Business Unit on the welfare of people in the District Lubai. The population in this study are all interwoven society partnership contract with PTPN 7 business units that feel the Beringin and direct the implementation of community development programs in the neighborhood, amounting to 86 heads of household. Locations in this study is the people who live in the District of Muara Enim Regency Lubai South Sumatra Province. The analysis used in this study is multiple regression analysis. Based on the results of the study indicate that the CSR program and a significant positive effect on the welfare of people around the office PTPN 7 banyan Act.

(2)

ABSTRAK

ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM CSR PTPN 7 UNIT USAHA BERINGIN TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Oleh

M IQBAL HARORI

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan program CSR PTPN 7 Unit Usaha Beringin terhadap kesejahteraan masyarakat di Kecamatan Lubai. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang terjalin kontrak kemitraan dengan PTPN 7 UU Beringin dan yang merasakan langsung pelaksanaan program bina lingkungan di sekitar tempat tinggalnya yang berjumlah 86 orang Kepala Keluarga. Lokasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang tinggal di Kecamatan Lubai Kabupaten Muara Enim Provinsi Sumatera Selatan. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis regresi linier berganda. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa program CSR berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat disekitar kantor PTPN 7 UU Beringin.

(3)

ANALISIS IMPLEMENTASI

PROGRA1\4

CSR PTPN

7 UNTT

USAI{A

BERT NG [N TER.ETADAP

KESER"TAHTERAAN

MASYARAKAT

(}leh

M

TQBAI,

HARORI

1 221021005

Te sis

Setragai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

MACISTER S^AINS Pada

Magfster

llmu

Ekonomi Prograrn Pascasarjana

Fakultas Ekonomi clan'Bisnis Univcrsitas Lampung

FROGITAM PASCASARJANA MAGISTER.

ILMU

FAKULTAS EKONOMI

DAN

BISNTS

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2014

(4)

ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM CSR PTPN 7 UNIT

USAHA BERINGIN TERHADAP KESEJAHTERAAN

MASYARAKAT

(Tesis)

Oleh

M IQBAL HARORI 1221021005

PROGRAM PASCA SARJANA MAGISTER ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMPUNG BANDRA LAMPUNG

(5)

JrdulTesis

Narna Mahasiswa

NomorPokokN{atnsisua

K<rnser$rasi

Program Studi

Pembimbing

t

ANATIS$ IMPLSMSNTASI

PROGRAM CSR

PTPN ? T]NIT T}SAHA BERINGIN TERHADAP KESERJAHTERAAN MASYARAKAT

: ilI Iqbal Harori

'.1.221O21005

: Ekonomi Pembangunan

: Magister Ilmu Ekonomi Program Pascasarjana

Faksltas Eksncmi Uaive$irac

larnpug

"

-*IENYETUJ{JI

-

Komisi Pembimbing

Pembimbiagll

(WA

Dr. Toto Gunartoo S.8.,

M.Si:--'

'Ilr.lfayan

Suparta'S.E., M.Si.

NrP. 19s60325 198303 1 CI02

Program Studi Magister Ilmtr Ekonomi

Program Pascasarj ana Fakultas Ekonomi

{Jniversitas Lampung Ketua Prsgram Studi

Ilr.

I Way*n Suparta, S.E.' M.Si.
(6)

*TSNGUSAHKAI{

1. Komisi Penguji

1.1. Ketua Komisi Penguji : Ih. Tots Grmarto, S.8., M.Si" {rem@n}ine

t)

l.2.Anggota KornisiPqlgqi:

Ilr.

Saiqrul,

$.E,

M.Si. {fe$guji

Urama)

,z

'-

- -

-:-

:,-

--,./

\*""

(W"''A'

l.3.PembimbingE :

Iln

ItYey:an Supartn, S.B-- M.St

-j s Lampung

B*ngsaw-aarS_.Srr_M.Si---.

tr98703

1 r1

*-

-4e??'

jarwa, M.S. 28 198103 1 002

(7)

LEMBAR FERTIYATA"{FI

Dengm ini saya menyatakan dengan sebenamya bahwa

l.

Tesis dengan judd

(

Analisis rmplementasi program

csR prpN 7 unit

Usaha BeringinL Terhadap Keselahteraan llflesyarakat' adatrah nea.rya

Saya sendiri dan Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan atas

'

karya Penulis lain dengan cara yang tidak sesuai dengan tata etika ilmiah

yang berlaku dalan masyarakat akademik atau yang disebut Plagiatisme.

2-

[Iak

intelektual atas karya ilmiah

ini

disemhkan

kepada

Universitas

Atas Petlyatahn fui" apabila d,i kernudian hari ternyata ditemtrkall adanya kutid$

benaran. saya bersedia menang$mg akibat dan sanksi yang diberikan, saya

bersedia dituntut sesuai dengan hukum yang berlaku.

Bandar Lempung,20 Mei 2014 Pcf,buat Penryataan

(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Teluk Betung kota Bandar Lampung pada tanggal 20

Maret 1988, sebagai anak kedua dari empat bersaudara. Buah cinta dari Bapak

Drs. Syukuruddin dan ibu Emthony M. Jenjang pendidikan yang pernah ditempuh

penulis adalah menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri 2 Tanjung

Gading Bandar Lampung pada tahun 2000, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama

Negeri 23 Bandar Lampung pada tahun 2003, Sekolah Menengah Umum Negeri 9

Bandar Lampung lulus pada tahun 2006.

Ditahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di Institut Agama

Islam Negeri Raden Intan (IAIN) Fakultas Syari’ah selama 1 tahun. Selanjutnya

pada tahun 2007 penulis mengikuti jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru

(SPMB) dan diterima sebagai mahasiswa di Universitas Lampung Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Program Strata 1 (S1) pada Jurusan Ilmu Administrasi

Bisnis. Dan setelah menyelesaikan pendidikan Sarjana dengan menyandang gelar

Sarjana Administrasi Bisnis pada tahun 2012 dan ditahun yang sama penulis

melanjutkan pendidikan ke jenjang Strata 2 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis

(9)

Diwaktu kuliah sarjana penulis aktif dibeberapa kegiatan kemahasiswaan

antara lain HMI Komisariat Syariah IAIN Raden Intan Bandar Lampung dan HMI

Komisariat Sosial Politik UNILA hingga dapat menyelesaikan basic training dan

(10)
(11)
(12)

SANWACANA

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat rahmat, ridho,

dan kemudahan yang telah diberikan-Nya, sehingga thesis ini dapat diselesaikan dengan

cepat. Adapun penulisan tesis ini sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Magister

Sains pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis program Magister Ilmu Ekonomi Universitas

Lampung. Tesis ini tidak akan dapat diselesaikan tanpa bantuan, bimbingan, nasehat dari

berbagai pihak. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan rasa

terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Satria Bangsawan. S.E., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. I Wayan Suparta, S.E., M.Si selaku Ketua Program Magister Ilmu Ekonomi

dan juga merangkap selaku pembimbing kedua bagi penulis yang telah banyak

meluangkan waktu, memberikan bimbingan, perhatian, masukan, saran dan pengarahan

serta limpahan ilmu selama menjalani masa perkuliahan.

3. Bapak Dr. Toto Gunarto, S.E., M.Si. selaku pembimbing akademik dan merangkap juga

sebagai pembimbing pertama dalam penyelesaian Tesis ini, yang telah banyak

meluangkan waktu, memberikan bimbingan serta masukan, perhatian, pengarahan dan

tentunya memberikan banyak ilmu bagi perkembangan intelektual penulis selama ini.

4. Bapak Dr. Saimul, S.E., M.Si. selaku penguji yang telah banyak memberikan bimbingan,

(13)

lebih baik. Dan juga memberikan banyak wawasan baru untuk penulis selama masa

perkuliahan.

5. Kepada bapak M. Husaini. S.E., M.Si selaku ketua jurusan Ekonomi Pembangunan di

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

6. Bapak & ibu dosen yang selama ini turut memberikan nilai-nilai berharga dalam proses

perkuliahan selama 2 tahun.

7. Serta kepada Bp. Sahidin. S.E dan pegawai akademik di lingkungan Program MIE

Universitas Lampung yang telah banyak membantu proses perkuliahan selama ini.

8. Kepada kedua orang tua tercinta, bapak Drs. Syukuruddin dan ibu Emthony M yang telah

membesarkan, mendidik, memberikan doa dengan segenap cinta dan kasih sayang yang

tiada akhir yang telah diberikan kepada penulis.

9. Kakakku tercinta satu-satunya Lensiyana Unzila. S.P atas doa, kasih sayang, saran,

masukan dan proses bimbingan selama ini.

10.Kedua adikku tercinta dan terlucu Iqrima Aini. S.Pd dan M. Bahvi Yandurixo atas

keceriaan, gangguan dan gelak senyum tawa selama ini.

11.Kepada Bapak Ir. Ponirin dan Ibu Ir. Hasnidarwati selaku Manajer PTPN UU Beringin

yang banyak memberikan bantuan dalam proses penyelesaian thesis ini.

12.Kepada calon istri tercinta penulis Nindya Eka Sobita. S.P., M.Si terima kasih atas segala

kerjasama, masukan, bantuan dan peran serta dalam proses perkuliahan dan penyelesaian

thesis ini.

13.Dan terakhir kepada seluruh rekan-rekan kuliah angkatan 2 yang antara lain sesepuh Pak

Imam Santoso, mba iik, mba fery, pak eri, pak hendra, pak sigit, mba dini, bang hendra

pras, mas tyo, mas dwi, mba rini, mba maya, risko ayuna, indah.

Semoga Allah SWT memberikan balasan atas kebaikan yang telah diberikan selama ini dan

(14)

Bandar Lampung, Mei 2014

Penulis

(15)

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI... i

DAFTAR GAMBAR DAN DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR LAMPIRAN... vi

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan masalah... 10

C. Tujuan Penelitian ... 10

D. Manfaat Penelitian ... 11

E. Batasan Penelitian... 11

F. Kerangka Pemikiran ... 11

G. Hipotesis ... 13

II. TINJAUAN PUSTAKA A. CSR ... 14

B. Pentingnya CSR ... 17

C. CSR dan Teori Triple Bottom Line ... 18

D. Indikator CSR Perusahaan BUMN Berdasarkan Keputusan Menteri ... 21

E. Kesejahteraan Masyarakat ... 23

F. Indikator Kesejahteraan Masyarakat ... 25

G. Hubungan Program CSR Terhadap Kesejahteraan Masyarakat ... 26

H. Penelitian Terdahulu ... 28

III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian... 31

B. Variabel Penelitian ... 31

C. Definisi Konseptual ... 32

D. Definisi Operasional ... 32

(16)

ii

F. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 35

G. Sumber Data ... 36

H. Teknik Pengumpulan Data ... 37

I. Teknik Pengolahan Data ... 38

J. Skala Pengukuran ... 38

K. Teknik Analisis Data ... 39

a) Transformasi Data Melalui Method of successive Interval (MSI) ... 39

b) Pengujian Validitas instrumen ... 40

c) Pengujian Reabilitas Instrumen ... 43

d) Analisis Regresi Linier Berganda ... 44

e) Uji Asumsi Klasik ... 46

1) Uji Normalitas ... 46

2) Uji Heteroskedastisitas ... 47

f) Uji t... 47

g) Koefisien Determinasi/Uji R2 ... 48

h) Uji F... 49

L. Gambaran Umum Tempat Penelitian ... 50

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Regresi Linier Berganda ... 53

B. Uji t ... 55

C. Koefisien Determinasi (R2) ... 55

D. Uji F ... 56

E. Uji Asumsi Klasik ... 57

1. Uji Normalitas ... 57

2. Uji Heteroskesdasitisitas ... 58

F. Penelitian Deskriptif ... 58

1. Bina Lingkungan ... 59

2. Program Kemitraan ... 77

3. Kesejahteraan Masyarakat ... 83

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 113

B. Saran ... 114

DAFTAR PUSTAKA ... 116

(17)

iii

DAFTAR GAMBAR DAN DAFTAR TABEL

GAMBAR Halaman

1. Kerangka Pemikiran ... 12

TABEL 1. Kontribusi PTPN 7 UU Beringin Kepada Negara ... 2

2. Dana CSR PTPN 7 UU Beringin ... 8

3. Penelitian Terdahulu ... 29

4. Definisi Operasional... 33

5. Metode Skala Likert ... 39

6. Uji Validitas ... 42

7. Uji Reabilitas ... 44

8. Koefisien Determinasi (R2) ... 55

9. Model Summary ... 53

10.Uji F ... 56

11.Uji Jarque-Bera ... 57

12.Penyediaan Klinik Kesehatan ... 59

13.Penyediaan Tenaga Medis Untuk Masyarakat ... 60

14.Pemberian Perlengkapan Kesehatan ... 61

(18)

iv

16.Sosialisasi Wabah Penyakit Menular ... 63

17.Pemberian Makanan Bergizi Untuk Siswa Sekolah... 66

18.Bantuan Tanggap Darurat Bencana ... 65

19.Bantuan Bahan Pokok Dan Tenda ... 66

20.Pemberian Dana Perbaikan ... 67

21.Pelatihan Kewirausahaan Ibu-ibu Rumah Tangga ... 68

22.Pelatihan Anak-anak Putus Sekolah... 69

23.Pemberian Beasiswa Untuk Anak Kurang Mampu Dan Yatim Piatu... 70

24.Bantuan Komputer Untuk Sekolah ... 71

25.Pemberian Perlengkapan Sekolah ... 71

26.Bantuan Perbaikan Jalan Desa ... 72

27.Kebersihan Dan Kesehatan Masyarakat... 73

28.Bantuan Pembuatan Sumur Bor ... 74

29.Bantuan Perbaikan Sekolah Rusak... 75

30.Bantuan Perbaikan Masjid/Musholla ... 76

31.Bantuan Kegiatan Keagamaan ... 77

32.Kunjungan Safari Ramadhan ... 78

33.Pemberian Bibit Pohon ... 79

34.Program Penanaman 1000 Pohon ... 79

35.Hasil Skor Total Variabel X1 ... 80

36.Kemudahan Dalam Proses Pinjaman ... 86

(19)

v

38.Pembentukan Desa Binaan ... 87

39.Kunjungan Kepada Mitra Binaan... 88

40.Pemberian Pelatihan Untuk Mitra Binaan Baru ... 89

41.Program Lokakarya Untuk Mitra Binaan ... 90

42.Promosi Untuk Mitra Binaan ... 91

43.Pendampingan Mitra Binaan ... 91

44.Hasil Skor Total Variabel X2 ... 92

45.Kelengkapan Fasilitas Pendidikan Sekolah ... 97

46.Penghargaan Siswa Berprestasi... 98

47.Dukungan Keluarga Untuk Menempuh Pendidikan ... 98

48.Gizi Anak Usia Sekolah ... 99

49.Pelayanan Kesehatan ... 100

50.Kelengkapan Fasilitas Kesehatan ... 101

51.Sosialisasi Dari Instansi Kesehatan ... 102

52.Proses Mengurus Administrasi Kesehatan ... 102

53.Kebersihan Lingkungan Tempat Tinggal ... 103

54.Pendapatan Masyarakat ... 104

55.Kepemilikan Tempat Tinggal ... 105

56.Pembangunan Yang Mendukung Perekonomian ... 105

57.Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari ... 106

58.Kesempatan Bekerja ... 107

(20)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Kueisioner ... 124

2. Surat Penerimaan Penelitian dari PTPN 7 UU Beringin ... 129

3. Hasil Angka Uji Validitas dan Reliabilitas ... 130

4. Summary Data variabel C Setelah MSI Uji Validitas dan Reliabilitas ... 131

5. Summary Data variabel X2 Setelah MSI Uji Validitas dan Reliabilitas ... 132

6. Summary Data variabel Y setelah MSI Uji Validitas dan Reliabilitas ... 133

7. Data variabel X1 Setelah MSI Uji Validitas dan Reliabilitas ... 134

8. Data variabel X2 Setelah MSI Uji Validitas dan Reliabilitas ... 135

9. Data variabel Y Setelah MSI Uji Validitas dan Reliabilitas ... 136

10.Hasil Angka Kuesioner ... 154

11.Hasil Angka Uji Kuesioner ... 156

12.Summary Data variabel X1 Setelah MSI ... 158

13.Summary Data variabel X2 Setelah MSI ... 160

14.Summary Data variabel Y setelah MSI ... 161

(21)

vii

16.Data variabel X2 Setelah MSI ... 164

17.Data variabel Y Setelah MSI... 166

18.Analisis Regresi Linier Berganda ... 168

19.Hasil Uji Jarque-Bera ... 172

(22)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perusahaan muncul sebagai suatu alat untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia

yang tidak terbatas, perusahaan mendatangkan keuntungan materi bagi siapa pun

yang berhasil menggerakkan dan memanfaatkannya, perusahaan juga mempunyai

andil yang besar dalam menciptakan stabilitas perekonomian nasional, hal

tersebut dapat dilihat dalam peran perusahaan dalam memberikan pendapatan

kepada pemerintah baik pusat maupun daerah.

Hadirnya perusahaan ditengah-tengah masyarakat memberikan kontribusi riil akan

salah satu permasalahan nasional yaitu pengangguran (Korhenen, 2006).

Perusahaan menggerakkan masyarakat yang berada disekitar perusahaan untuk

melakukan aktivitas yang bersifat produktif yaitu bekerja. Secara langsung maka

peran perusahaan adalah berhubungan erat dalam menciptakan stabilitas

perekonomian dan mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia.

Perusahaan juga memberikan kontribusi kepada negara baik secara langsung

maupun tidak langsung. Kontribusi langsung perusahaan berupa penerimaan

negara yang bersumber dari pendapatan pajak, setoran dividen dan privatisasi,

(23)

2

Sedangkan kontribusi tidak langsung berupa multiplier effect bagi perkembangan

perekonomian nasional. Oleh karena itu, hadirnya perusahaan di masyarakat pasti

berhubungan erat dengan lingkungan masyarakat dan terutama pemerintah daerah

yang juga mendapat keuntungan dari kontribusi yang diberikan suatu perusahaan

kepada daerahnya. Berikut disajikan contoh kontribusi yang diberikan sebuah

perusahaan BUMN bidang perkebunan yaitu PTPN 7 UU Beringin kepada

Pemerintah pusat maupun daerah.

Tabel 1. Kontribusi PTPN 7 UU Beringin Kepada Negara

No Pajak Pusat 2011 2012 2013

1 PBB 568,896,124 568,896,124 724,978,306 2 PPh Pasal 21 391,490,265 789,755,190 363,703,435 3 PPh Pasal 22 10,495,393 - - 4 PPh Pasal 23 53,339,944 120,481,566 266,419,907

Jumlah 1,024,221,726 1,479,132,880 1,355,101,68

No Pajak Daerah 2011 2012 2013

1 Izin Industri Perkebunan 33,332,000 - - 2 Retribusi Pemanfaatan Air 250,081,381 563,422,910 -

Jumlah 283,413,381 563,422,910 -

Sumber: PTPN 7 Unit Usaha Beringin

Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa dengan kehadiran Unit Usaha PTPN 7

memberikan kontribusi yang besar kepada pemerintah baik pusat maupun daerah,

belum lagi dengan perekrutan karyawan yang berasal dari masyarakat sekitar dan

juga masyarakat yang dijadikan mitra perusahaan dalam menjalankan kegiatan

operasionalnya. Maka tidak berlebihan jika disebut pembangunan industri

sebenarnya memiliki dampak positif dalam menyerap tenaga kerja, meningkatkan

produktifitas ekonomi, dan dapat menjadi aset pembangunan nasional maupun

daerah.

Tetapi, sesuatu yang tidak bisa dihindari bahwa kehadiran suatu perusahaan juga

(24)

3

habitat manusia. Banyak perusahaan yang dengan kehadirannya malah

menimbulkan dampak buruk terhadap masyarakat di sekitarnya, seperti polusi dan

kerusakan alam lainnya yang merugikan lingkungan dan masyarakat di sekitar

perusahaan (Carrol, 2010).

Masyarakat kini semakin sadar akan haknya untuk meminta pertanggung-jawaban

perusahaan atas berbagai masalah sosial yang seringkali ditimbulkan oleh

beroperasinya perusahaan. Kesadaran ini semakin menuntut kepedulian

perusahaan bukan saja dalam proses produksi, melainkan pula terhadap berbagai

dampak sosial yang ditimbulkannya.

Perusahaan juga mestinya memperhatikan aspek triple bottom lines (Elkington,

1997) yangselain mencakup aspek finansial juga terdapat aspek sosial serta aspek

lingkungan hidup yang perlu diperhatikan oleh perusahaan agar dapat menjaga

kelangsungan aktivitas bisnis perusahaan. Karena kondisi keuangan saja tidak

cukup menjamin perusahaan dapat melangsungkan kegiatan operasionalnya di

masa yang akan datang.

Menurut Idris (2005) keberlanjutan perusahaan akan terjamin apabila perusahaan

dapat memperhatikan dimensi sosial masyarakat dan lingkungan. Sudah menjadi

fakta bagaimana masyarakat dapat menjadi sangat marah terhadap perusahaan

yang dianggap tidak memperhatikan aspek-aspek kesejahteraan dan lingkungan

yang kemudian melakukan tindakan-tindakan anarkis yang dapat membuat

(25)

4

Dalam konteks pembangunan saat ini, perusahaan tidak lagi dihadapkan pada

tanggung jawab yang berpijak pada aspek keuntungan secara ekonomis semata,

yaitu nilai perusahaan yang direfleksikan dalam kondisi keuangan, namun juga

harus memperhatikan aspek sosial dan lingkungannya. Perusahaan bukan lagi

sekedar kegiatan ekonomi untuk menciptakan profit demi kelangsungan usahanya,

melainkan juga bertanggung jawab terhadap aspek sosial dan lingkungannya

(Bassen, 2005).

Dasar pemikirannya adalah menggantungkan semata-mata pada kesehatan

finansial tidak menjamin perusahaan bisa tumbuh secara berkelanjutan.

Keberlanjutannya akan terjamin apabila perusahaan memperhatikan aspek terkait

lainnya, yaitu aspek sosial dan lingkungan (Rudito 2004). Sudah banyak contoh

kasus terjadi terkait permasalahan yang muncul dikarenakan perusahaan dalam

melaksanakan operasinya kurang memperhatikan kondisi lingkungan dan sosial

disekitarnya khususnya perusahaan yang aktivitasnya berkaitan dengan

pengelolaan sumber daya alam.

Seperti di PTPN 7 Unit Usaha Beringin dalam beberapa waktu belakangan ini

terjadi konflik antara masyarakat dengan perusahaan seperti pendudukan lahan di

afdeling 3 dan afdeling 5, terjadinya intimidasi kepada karyawan perusahaan

banyaknya pencurian hingga mencapai puncaknya adalah pembakaran mess

karyawan yang dilakukan masyarakat sekitar perusahaan.

Banyaknya permasalahan yang terjadi banyak disebabkan oleh aktifitas

perusahaan yang kurang memberikan perhatian kepada masyarakat sekitarnya,

(26)

5

sehingga membuat masyarakat berani melawan perusahaan untuk

memperjuangkan hal-haknya (Calvano, 2008). Sebenarnya menentramkan

masyarakat sekitar bukan perkara berat asal perusahaan memenuhi kewajiban

untuk melaksanakan program Corporate Social Responsibility (CSR). Kegiatan

sosial kemasyarakatan yang dilakukan secara sukarela itu, sudah biasa dilakukan

oleh perusahaan-perusahaan diluar negeri (Ursula, 2008).

Namun berbeda dengan kondisi Indonesia disini kegiatan CSR baru dimulai

beberapa tahun belakangan (Jackie, 2008). Tuntutan masyarakat dan

perkembangan demokrasi serta derasnya arus globalisasi dan pasar bebas saat ini,

sehingga memunculkan kesadaran dari dunia industri tentang pentingnya

melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan (Fauzi, 2008).

Walaupun sudah lama prinsip-prinsip CSR diatur dalam peraturan

perundang-undangan dalam lingkup hukum perusahaan tapi belum banyak yang efektif

disamping itu dalam prakteknya tidak semua perusahaan menerapkan CSR. Bagi

kebanyakan perusahaan, CSR dianggap sebagai parasit yang dapat membebani

biaya capital maintenance, kalaupun ada yang melakukan CSR itu pun dilakukan

untuk adu gengsi, dan jarang ada program CSR yang memberikan kontribusi

langsung kepada masyarakat (Chua, 2008).

Disamping itu, masih terjadi wacana, penolakan keras dari kalangan pelaku bisnis

beraliran kapitalisme yang selama ini beranggapan bahwa perusahaan merasa

telah patuh membayar pajak kepada pemerintah (Ruggie, 2008), seharusnya tidak

perlu lagi memperhatikan dan bahkan dapat menolak memberikan dana

(27)

6

terhadap kesejahteraan sosial masyarakat (Utting, 2005), apa lagi harus diatur

melalui peraturan Undang-Undang atau hukum yang mewajibkan memberikan

sumbangan dengan presentase tertentu dari nilai profit atau komponen biaya

lainnya yang dipotong khusus demi sumbangan pelaksanaan program CSR

tersebut (Zamagni, 2003).

Menurut pendapat Thurow (1996) yang menulis buku berjudul The Future of

Capitalism, didalamnya tertulis ungkapan untuk menolak CSR. Throuw

berpendapat There is no social must in capitalim artinya tidak ada namanya aspek

sosial dalam pandangan kapitalisme karena kewajiban CSR adalah sebagai

tindakan amoral dan sebuah perusahaan wajib memaksimalkan laba yang

sebanyak-banyaknya.

Selanjutnya Friedman (1970) menyatakan secara keras bahwa, there is one and

only one social responsibility in business, to use its resources and engage in

activities designed to increase its profits. Sesungguhnya CSR bukanlah menjadi

tanggung jawab perusahaan, dan kegiatan bisnis yang dirancang khusus adalah

menambah keuntungan yang sebanyak-banyaknya. Sebab tugas untuk tanggung

jawab sosial dan kelestarian lingkungan tersebut merupakan amanah yang hanya

dibebankan ke pihak pemerintah yang selama ini telah memungut pajak terhadap

perusahaan-perusahaan.

Dalam hal kebijakan, perhatian terhadap CSR dari pemerintah Republik

Indonesia, tertuang dalam Undang-Undang Perseroan Terbatas (UU Nomor 40

Tahun 2007) Bab V Pasal 74. Walaupun hanya mewajibkan pelaksanaan aktivitas

(28)

7

menimbulkan kontrovesi dikarenakan kebijakan tersebut mewajibkan aktivitas

CSR bukan merupakan suatu kebijakan umum yang dilakukan di negara-negara

lain. Kontrovesi juga timbul karena adanya kekhawatiran munculnya peraturan

pelaksanaan yang memberatkan para pengusaha (Bangun, 2009).

Dalam menyikapi persoalan CSR, terdapat pendapat yang setuju dan juga yang

menolaknya. Argumentasi yang mendukung menyatakan bahwa CSR diperlukan

untuk hal-hal sebagai berikut (Anne, 2005):

1. Menyeimbangkan antara kekuatan korporasi dengan aspek tanggung jawab

2. Mengurangi adanya regulasi pemerintah yang berlebihan.

3. Meningkatkan keuntungan jangka panjang

4. Meningkatkan nilai dan reputasi korporasi

5. Memperbaiki permasalahan sosial yang disebabkan oleh perusahaan.

Kemudian Kotler (2005) menambahkan dengan menekankan pada aspek bisnis

yaitu, CSR dapat meningkatkan penjualan dan memperluas pangsa pasar,

memperkuat posisi merek dagang, meningkatkan kemampuan untuk menarik,

memotivasi dan memelihara karyawan lalu dapat menurunkan biaya operasi

hingga dapat menarik minat investor dan para analis keuangan. Sedangkan

argumentasi yang menentang menyatakan bahwa pada dasarnya CSR hanya

(Anne, 2005):

1. Menurunkan efisiensi ekonomi dan keuntungan usaha

2. Membuat biaya perusahaan lebih tinggi dibandingkan kompetitornya.

3. Menimbulkan biaya tersembunyi yang secara tidak langsung akan dibebankan

(29)

8

4. Mensyaratkan tambahan kemampuan sosial yang sebenarnya tidak dimiliki oleh

perusahaan

5. Membebankan tanggung jawab kepada perusahaan yang seharusnya

dibebankan kepada individu

Sejauh ini CSR yang dilaksanakan perusahaan perkebunan masih dianggap belum

memenuhi harapan masyarakat terutama dalam jumlah alokasi dana. Bahkan

dipersepsikan seolah perusahaan perkebunan tidak terlalu memperhatikan daerah

tempatnya berbasis (Ibrahim, 2006). Dari kenyataan di lapangan, sesungguhnya

itu sangat tidak logis kalau disebut perusahaan-perusahaan perkebunan tidak

memberi kontribusi apa-apa kepada daerah.

Bukankah selama ini perusahaan perkebunan besar telah membuka lapangan kerja

baru, memberikan kontribusi pada pajak dan restribusi daerah, membina

lingkungan sekitar kebun dan memberdayakan masyarakat tempat dimana

perkebunan itu berada (Reza, 2009). Lalu kenapa masih disebut-sebut bahwa

kontribusi perusahaan perkebunan amat kecil dan bahkan dianggap tidak

memperhatikan daerah tempatnya berbasis. Seperti program CSR yang

dilaksanakan PTPN 7 UU Beringin selama ini telah menggelontorkan dana yang

cukup besar untuk pelaksanaan program CSR yang sudah di amanatkan oleh UU.

Berikut disajikan data dana CSR yang dilakukan oleh UU Beringin.

Tabel 2. Dana CSR PTPN 7 UU Beringin

No Tahun Bina Lingkungan Program Kemitraan Jumlah

(30)

9

Dari Tabel 2 diatas dapat dilihat dana yang diberikan oleh perusahaan cukup

bervariatif setiap tahun dan untuk sebuah Unit Usaha perusahaan dana yang

digelontorkan bisa dibilang cukup besar, dan jika dihitung jumlah total dana CSR

yang dilakukan oleh PTPN 7 (Pusat Bandar Lampung) total dana yang

dikeluarkan untuk program bina lingkungan pada tahun 2013 adalah

Rp.7.627.705.293 dan dana untuk program kemitraan mencapai

Rp.13.501.500.000.

Jika dilihat dari beberapa contoh masalah yang dialami oleh PTPN 7 UU

Beringin, ternyata ada ketidaksesuaian antara masalah sosial yang dialami oleh

masyarakat disekitar perusahaan terhadap perusahaan yang sudah melakukan

kewajibannya dan hal ini memberikan dampak yang sangat besar, bahkan tujuan

meraih keuntungan dalam aspek bisnis malah berbalik menjadi kerugian yang

berlipat.

Oleh karena itu masalah pengelolaan sosial dan lingkungan untuk saat ini tidak

bisa menjadi hal marginal. Tanggung jawab sosial perusahaan merupakan aspek

penting yang harus dilakukan perusahaan dalam kegiatan operasionalnya.

Singkatnya, konsep CSR secara umum mengandung makna, perusahaan atau

pelaku bisnis memiliki tanggung jawab yang meliputi tanggung jawab legal,

ekonomi, etis, dan lingkungan (Beckmann, 2007).

Lebih khusus lagi, CSR menekankan aspek etis dan sosial dari perilaku korporasi,

seperti etika bisnis, kepatuhan pada hukum, pencegahan penyalahgunaan

kekuasaan dan pencaplokan hak milik masyarakat, praktik tenaga kerja yang

(31)

10

sumbangan sosial, standar-standar pelimpahan kerja dan barang, serta operasi

antar negara (Jamali, 2008). Berdasarkan uraian-uraian latar belakang yang sudah

dipaparkan, penulis tertarik menulis tentang Analisis Implementasi program CSR PTPN 7 Unit Usaha Beringin Terhadap Kesejahteraan Masyarakat.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut:

1. Bagaimana implementasi program bina lingkungan CSR PTPN 7 UU

Beringin terhadap kesejahteraan masyarakat dilingkungan PTPN 7 Unit

Usaha Beringin Kabupaten Muara Enim Provinsi Sumatera Selatan ?

2. Bagaimana implementasi program kemitraan CSR PTPN 7 UU Beringin

terhadap peningkatan perekonomian masyarakat dilingkungan PTPN 7

Unit Usaha Beringin Kabupaten Muara Enim Provinsi Sumatera Selatan ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan

yang ingin dicapai dalam penelitian tesis ini adalah:

1. Untuk mengetahui dampak implementasi CSR program bina lingkungan

terhadap kesejahteraan masyarakat dilingkungan PTPN 7 Unit Usaha

Beringin Kabupaten Muara Enim Provinsi Sumatera Selatan.

2. Untuk mengetahui dampak implementasi CSRprogram kemitraan terhadap

peningkatan perekonomian masyarakat dilingkungan PTPN 7 Unit Usaha

(32)

11

D. Manfaat Penelitian

1. Secara teoritis, Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi

penyempurnaan perangkat peraturan mengenai CSR khususnya badan usaha

yang berbentuk BUMN, umumnya dan bentuk badan usaha perseroan

lainnya.

2. Secara praktis, penelitian ini ditujukan kepada kantor PTPN 7 Unit Usaha

Beringin agar hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan, pertimbangan

dan bahan evaluasi dalam pelaksanaan program CSR yang dilakukan

perusahaan.

E. Batasan Penelitian

Dalam penelitian ini tidak semua aspek akan diteliti maka dari itu dalam

penelitian ini dibatasi oleh waktu pelaksanaan program CSR yang dilakukan

PTPN 7 Unit Usaha Beringin dalam kurun waktu 5 tahun dari tahun 2009-2013.

F. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik

Negara yang menentukan bahwa perusahaan BUMN harus menyisihkan sebagian

laba bersihnya untuk keperluan pembina usaha kecil/koperasi serta pembinaan

masyarakat sekitar BUMN. Dengan Demikian PTPN 7 yang termasuk BUMN

bukan saja harus mendukung keberadaan perekonomian masyarakat tetapi juga

(33)

12

Berdasarkan Keputusan Menteri BUMN No. Kep-236/MBU/2003 tentang

program kemitraaan dan program bina lingkungan yang wajib dilaksanakan oleh

setiap perusahaan dalam menjalankan kegiatanya. Sehingga perusahaan dapat

menjalankan kegiatan operasionalnya dengan tenang dan masyarakat disekitar

perusahaan pun merasakan dampak baik dengan kehadiran perusahaan tersebut.

Dan aspek penilaian kesejahteraan menurut Maka dari penjelasan tentang

kewajiban perusahaan BUMN dalam menjalankan program CSR, maka dibuat

[image:33.595.144.501.311.481.2]

gambar kerangka berfikir seperti yang ada dibawah ini.

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

Dari gambar 1 dapat dijelaskan bahwa PTPN 7 melakukan program CSR yang

terdiri dari 2 program yaitu program bina lingkungan (X1) dan program kemitraan

(X2) yang jika kedua program tersebut dijalankan dengan baik maka bertujuan

dapat mensejahterakan masyarakat (Y) yang berada disekitar perusahaan

beroperasi.

Kesejahteraan Masyarakat

(Y)

CSR PTPN

Bina Lingkungan

(X1)

Program Kemitraan

(34)

13

G. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah, oleh karena

itu rumusan masalah penelitian biasanya dalam bentuk kalimat pertanyaan

(Azwar, 1998). Berdasarkan latar belakang, permasalahan yang ada dan kerangka

pemikiran yang telah dikemukakan, maka dapat diperoleh suatu hipotesis yaitu:

1. Diduga implementasi Corporate Social Responsibility dalam pemberdayaan

ekonomi masyarakat dalam program kemitraan PTPN 7 Unit Usaha

Beringin Kabupaten Muara Enim Provinsi Sumatera berdampak positif

terhadap peningkatan perekonomian masyarakat sekitar.

2. Diduga Corporate Social Responsibility dalam program bina lingkungan

berdampak positifterhadap kesejahteraan masyarakat di lingkungan PTPN 7

(35)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. CSR

Tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility) telah

menjadi pemikiran para pembuat kebijakan sejak lama. Bahkan dalam Kode

Hammurabi (1700-an SM) yang berisi 282 hukum telah memuat sanksi bagi para

pengusaha yang lalai dalam menjaga kenyamanan warga atau menyebabkan

kematian bagi pelanggannya. Dalam Kode Hammurabi disebutkan bahwa

hukuman mati diberikan kepada orang-orang yang menyalahgunakan ijin

penjualan minuman, pelayanan yang buruk dan melakukan pembangunan gedung

di bawah standar sehingga menyebabkan kematian orang lain.

Perhatian para pembuat kebijakan menunjukkan telah adanya kesadaran bahwa

terdapat potensi timbulnya dampak buruk dari kegiatan usaha. Dampak buruk

tersebut tentunya harus direduksi sedemikian rupa sehingga tidak membahayakan

kemaslahatan masyarakat sekaligus tetap ramah terhadap iklim usaha.

Konsep selanjutnya dirumuskan pada tahun 1713 oleh kepala Saxon

pertambangan Hans Carl von Carlowitz. Menurutnya pengusaha seharusnya

bertindak sebagai patron dan donatur untuk perbaikan hidup karyawan, misalnya

dengan membangun rumah karyawan, mencukupi kebutuhan dan menjaga

(36)

15

Penelitian ilmiah tentang CSR berakar di Amerika Serikat sejak tahun 1950,

diskusi berlangsung tentang isi dan ruang lingkup dari tanggung jawab

perusahaan. Salah satu publikasi pertama pada subyek tanggung jawab sosial

pengusaha dicetuskan oleh Howard R Bowen ditahun 1953. Bowen memberikan

definisi awal dari CSR yaitu kewajiban pengusaha untuk membuat keputusan

yang mengikut-sertakan orang-orang melalui tindakan sosial dalam jangka waktu

tertentu dan terdapat nilai-nilai yang sesuai dalam masyarakat.

Pada tahun 1960 banyak usaha dilakukan untuk memberikan formalisasi definisi

CSR. Salah satu akademisi CSR yang terkenal pada masa itu adalah Keith Davis.

Davis dikenal karena berhasil memberikan pandangan yang mendalam atas

hubungan antara CSR dengan kekuatan bisnis. Davis (1960) mengutarakan Iron

Law of Responsibility yang berarti bahwa tanggung jawab sosial pengusaha sama

dengan kedudukan sosial yang mereka miliki dan tanggung jawab sosial

pengusaha harus sepadan dengan kekuatan sosial mereka. Sehingga dalam jangka

panjang pengusaha yang tidak menggunakan kekuasaan dengan bertanggung

jawab akan kehilangan kekuasaan yang mereka miliki sekarang.

Tahun 1963 Joseph W. McGuire memperkenalkan istilah Corporate Citizenship.

McGuire menyatakan bahwa Ide tanggung jawab sosial mengandaikan bahwa

korporasi tidak hanya berkewajiban secara ekonomi dan hukum, tetapi juga

memiliki tanggung jawab tertentu kepada masyarakat. McGuire kemudian

menjelaskan lebih lanjut bahwa korporasi harus memperhatikan masalah politik,

kesejahteraan masyarakat, pendidikan, kebahagiaan karyawan dan seluruh

(37)

16

Tahun 70-an juga ditandai dengan pengembangan definisi CSR. Prakash Sethi

(1973) memberikan penjelasan atas perilaku korporasi yang dikenal dengan social

obligation, social responsibility, and social responsiveness. Menurut Sethi, social

obligation adalah perilaku korporasi yang didorong oleh kepentingan pasar dan

pertimbangan-pertimbangan hukum, dalam hal ini social obligatioan hanya

menekankan pada aspek ekonomi dan hukum saja. Social responsibility

merupakan perilaku korporasi yang tidak hanya menekankan pada aspek ekonomi

dan hukum saja tetapi harus menyelaraskan social obligation dengan norma, nilai

dan harapan kinerja yang dimiliki oleh lingkungan sosial.

Social responsivenes merupakan perilaku korporasi yang secara responsif dapat

mengadaptasi kepentingan sosial masyarakat. Social responsiveness merupakan

tindakan antisipasi dan preventif. Dari pemaparan Sethi dapat disimpulkan bahwa

social obligation bersifat wajib, social responsibility bersifat anjuran dan social

responsivenes bersifat preventif.

1980-an Era ini ditandai dengan usaha-usaha yang lebih terarah untuk lebih

mengartikulasikan secara tepat apa sebenarnya corporate responsibility. Peter F.

Drucker membahas secara serius bidang CSR pada tahun 1984. Drucker

berpendapat bahwa tanggung jawab sosial yang tepat dari bisnis adalah mengubah

masalah sosial menjadi peluang ekonomi dan manfaat ekonomi, dalam hal ini

Drucker telah melangkah lebih lanjut dengan memberikan ide baru agar korporasi

dapat mengelola aktivitas CSR yang dilakukannya dengan sedemikian rupa

sehingga tetap akan menjadi peluang bisnis yang menguntungkan. Kemudian

(38)

17

1. Tanggung jawab ekonomi, bahwa perusahaan harus melakukan bisnis

setidaknya untuk menutupi biaya sehari-hari.

2. Tanggung jawab hukum bahwa perusahaan tidak boleh terlibat dalam kegiatan

ilegal dan harus sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

3. Tanggung jawab etis menggambarkan kebutuhan perusahaan secara adil dan

etis untuk bertindak atas undang-undang.

4. Tingkat keempat disebut tanggung jawab filantropis, yang menggambarkan

keterlibatan komunitas kreatif dari perusahaan kepada harapan masyarakat.

Untuk bertahan hidup perusahaan harus mematuhi dua tingkat pertama, tingkat

ketiga adalah tindakan moral yang penting untuk diterima oleh masyarakat dan

tingkat keempat adalah murni sukarela, tapi yang diinginkan secara sosial. CSR

pada prinsipnya termasuk dalam empat tahap.

B. Pentingnya CSR

CSR merupakan komitmen yang berkesinambungan dari kalangan bisnis, untuk

berperilaku secara etis dan memberi kontribusi bagi perkembangan ekonomi,

seraya meningkatkan kualitas kehidupan dari karyawan dan keluarganya, serta

komunitas lokal dan masyarakat luas pada umumnya. Ada enam kecenderungan

utama yang semakin menegaskan arti penting CSR, yaitu meningkatnya

kesenjangan antara kaya dan miskin, posisi negara yang semakin berjarak pada

rakyatnya, makin mengemukanya arti kesinambungan, makin gencarnya sorotan

kritis dan resistensi dari publik, bahkan yang bersifat anti perusahaan, tren ke arah

transparansi, dan harapan-harapan bagi terwujudnya kehidupan yang lebih baik

(39)

18

Artinya, CSR sangat dibutuhkan masyarakat di sekitar lokasi perusahaan, sebab

selain akan terjadi berbagai perubahan sosial, kekayaan sumber daya alam yang

selama ini sangat bermanfaat bagi masyarakat juga akan terganggu disinilah letak

paradoks dari proses perubahan sosial kekayaan akan sumber daya alam dapat

menjadi pedang bermata dua bagi suatu negara yang sedang berkembang yaitu

dapat menguntungkan tetapi pada saat yang sama dapat pula menjadi kerugian

(Carrol, 1979).

Jika kekayaan sumber daya alam itu tidak dikelola dengan baik dan bermanfaat

bagi masyarakat maka, penolakan terhadap kehadiran perusahaan akan terus

terjadi. Jadi CSR itu memang harus terus diupayakan terutama dunia saat ini

sudah memasuki ekonomi global tentu perlu mengkaji secara cermat atas

aspek-aspek yang penting dalam kehidupan masyarakat seperti manajemen

pembangunan, demokrasi dan pendidikan. Ketepatan dalam menentukan pilihan

akan sangat menentukan kehidupan dimasa mendatang, oleh karena kajian-kajian

yang jernih, obyektif dan dengan pertimbangan nasib warga secara keseluruhan

sangat diperlukan (Pomering, 2009).

C. CSR dan Teori Triple Bottom Line

Skema pembangunan yang mengedepankan pertumbuhan ekonomi, yang

menjadikan sektor pertanian (pedesaan) menjadi penopang industrialisasi ternyata

tidak bisa diharapkan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pada

satu sisi masyarakat desa harus menerima kenyataan dimana laju perkembangan

(40)

sumber-19

sumber agraria telah mengalami pengurasan besar-besaran dan mengalami

penurunan kapasitas untuk melakukan pemulihan.

Kehidupan rakyat pedesaan tidak menjadi baik bahkan sebaliknya, kemiskinan

dan kesenjangan sosial serta keterbelakangan telah menjadi bagian dari hidup

rakyat desa. Terhadap situasi yang demikian, banyak penduduk desa yang

akhirnya pergi ke luar desa, mengadu nasib dan sekaligus menyediakan tenaga

murah bagi percepatan industrialisasi. Marjinalisasi desa dapat dilihat sebagai

bagian dari skenario untuk menopang industri, yang berbasis tenaga kerja murah

dan bahan baku yang berlimpah serta murah.

Wartick (1985) menilai kehancuran lingkungan dan penurunan kapasitas sumber

daya alam merupakan kenyataan dari proses pengurasan kekayaan alam untuk

keperluan menggerakkan roda pembangunan. Hutan, tambang dan lain-lain telah

dengan sangat luar biasa dikuras dan tidak dipikirkan peruntukkannya bagi

generasi yang akan datang. Diberbagai daerah, terkesan kuat bahwa kekayaan

alam telah dijual. Sementara massa rakyat harus memikul akibatnya berupa

lingkungan yang rusak, sungai tercemar, hutan gundul dan kekayaan alam yang

menipis.

Memahami CSR sebagai kebertanggung jawaban entitas laba atas dampak

operasionalnya maka seharusnya praktik CSR juga melingkupi sektor industri

lain. Bahkan di banyak negara, komitmen keseimbangan triple bottom line juga

melingkupi industri keuangan, properti, media, komunikasi, teknologi, dan juga

(41)

20

Dalam hal ini, jika sebelumnya pijakan tanggung jawab perusahaan hanya terbatas

pada sisi finansial saja (single bottom line), kini dikenal konsep triple bottomline,

yaitu bahwa tanggung jawab perusahaan berpijak pada 3P (profit, people, planet).

Menurut Freeman (1984) dengan semakin berkembangnya konsep CSR ini, maka

banyak teori yang muncul yang diungkapkan berbagai pihak mengenai CSR ini.

Salah satu teori yang terkenal adalah teori Triple Bottom Line yang dikemukakan

oleh John Elkington pada tahun 1997 melalui bukunya Cannibals with Forks, the

Triple Bottom Line of Twentieth Century Bussiness. Elkington mengembangkan

konsep triple bottom line dengan istilah economoic prosperity, environmental

quality dan social justice. Elkington memberi pandangan bahwa jika sebuah

perusahaan ingin mempertahankan kelangsungan hidupnya, maka perusahaan

tersebut harus memperhatikan 3P. Selain mengejar keuntungan (profit),

perusahaan juga harus memperhatikan dan terlibat pada pemenuhan kesejahteraan

masyarakat (people) dan turut berkontribusi aktif dalam menjaga kelestarian

lingkungan (planet).

Gunawan Widjaya (2008) menekankan dalam gagasan tersebut, perusahaan tidak

lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu

aspek ekonomi yang direfleksikan dalam kondisi keuangan saja, namun juga harus

memperhatikan aspek sosial dan lingkungannya. Uraian yang diberikan di atas

menunjukkan bahwa keuntungan ekonomis tidak dapat dipisahkan dalam

kerangka pelaksanaan CSR, oleh karena tujuan dari pelaksanaan CSR itu sendiri

(42)

21

kesejahteraan stakeholders, oleh karena itu maka aspek ekonomis juga harus

menjadi pertimbangan bagi perusahaan yang melaksanakan CSR.

D. Indikator CSR Perusahaan BUMN Berdasarkan Keputusan Menteri

Keputusan yang dikeluarkan oleh Menteri BUMN RI Nomor: 117/MBU/2002,

yang hasil dari keputusan ini mewajibkan seluruh perusahaan BUMN untuk

menerapkan praktek-praktek GCG sebagai landasan operasional BUMN. Dan

Keputusan Menteri BUMN No. Kep-236/MBU/2003 tentang CSR agar

melaksanakan program kemitraaan dan program bina lingkungan.

Penyelenggaraan program kemitraaan dan program bina lingkungan, diatur

sebagai berikut:

1) Sumber dana berasal dari penyisihan laba setelah pajak maksimal 1%. Pasal 8

Ayat (1) dan ayat (2).

2) Besarnya dana ditetapkan melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

untuk Persero, dan oleh Menteri BUMN untuk Perum. Pasal 8 Ayat (3).

3) Dana yang telah ditetapkan oleh RUPS atau Menteri disetorkan pada Unit

PKBL selambat -lambatnya sebulan setelah penetapan. Pasal 8 Ayat (5).

4) Dana Program Kemitraan diberikan dalam bentuk, pinjaman untuk membiayai

modal kerja, dalam rangka meningkatkan produksi dan penjualan, pinjaman

khusus dan hibah. Pasal 10 Ayat (1) dan (2).

5) Pembukuan dana Program Kemitraan dan Bina Lingkungan untuk tujuan yang

memberikan kemanfaatan kepada masyarakat di wilayah usaha BUMN dalam

(43)

22

kesehatan, pengembangan prasarana dan sarana umum, dan sarana ibadah.

Pasal 10 Ayat (3).

6) Tata cara pemberian pinjaman dana Program Kemitraan, evaluasi, dan

besarnya bunga pinjaman dana Program Kemitraan. Bab IV Pasal 11 Ayat (1)

dan (2).

7) Pelaksanaan program Bina Lingkungan dilakukan secara langsung oleh BUMN

yang bersangkutan. Bab IV Pasal 12 poin (b).

8) Beban operasional Program Kemitraan bersumber dari hasil bunga pinjaman,

bunga deposito dan atau jasa giro dana Program Kemitraan. Besarnya beban

operasional maksimal 70 % dari hasil bunga pinjaman, bunga deposito dan atau

jasa giro dana Program Kemitraan. Tahun berjalan. Apabila dana beban

operasional tidak mencukupi maka dibebankan oleh anggaran biaya BUMN

Pembina. Bab V Pasal 13 Ayat (1 s/d 5).

9) Beban operasional program dibiayai dana Program Bina Lingkungan, besarnya

maksimal 3% dari dana yang disalurkan pada tahun yang bersangkutan (Bab V

Pasal 14).

10) Beban operasional Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan

dituangkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) PKBL (Pasal 15).

RKA tersebut terpisah RKA Perusahaan (RKAP) BUMN. Bab VI Pasal 17

Ayat 2.

11) Pengelola Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan melaporkan

pelaksanaan program setiap triwulan dan laporan tahunan (Bab VII Pasal 19

(44)

23

E. Kesejahteraan Masyarakat

Menurut Walter A. Friedlander (1961) kesejahteraan sosial adalah sistem yang

terorganisir dari pelayanan-pelayanan sosial dan lembaga-lembaga yang bertujuan

untuk membantu individu dan kelompok untuk mencapai standar hidup dan

kesehatan yang memuaskan dan relasi-relasi pribadi dan sosial yang

memungkinkan mereka mengembangkan kemampuannya sepenuh mungkin dan

meningkatkan kesejahteraannya secara selaras dengan kebutuhan keluarga dan

masyarakat.

Menurut Arthur Dunham (1965) kesejahteraan sosial didefinisikan sebagai

kegiatan-kegiatan yang terorganisasi dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan

dari segi sosial melalui pemberian bantuan kepada orang untuk memenuhi

kebutuhan-kebutuhan didalam beberapa bidang seperti kehidupan keluarga dan

anak, kesehatan, penyesuaian sosial, waktu senggang, standar-standar kehidupan

dan hubungan-hubungan sosial. Pelayanan kesejahteraan sosial memberi perhatian

utama terhadap individu-individu, kelompok-kelompok, komunitas-komunitas

dan kesatuan-kesatuan penduduk yang lebih luas; pelayanan ini mencakup

pemeliharaan atau perawatan, penyembuhan dan pencegahan.

Harold L. Wilensky (1965) mendefinisikan kesejahteraan sosial adalah suatu

sistem yang terorganisir dari usaha-usaha pelayanan sosial dan lembaga-lembaga

sosial, untuk membantu individu-individu dan kelompok dalam mencapai tingkat

hidup serta kesehatan yang memuaskan. Maksudnya agar individu dan

relasi-relasi sosialnya memperoleh kesempatan yang seluas-luasnya untuk

(45)

24

menyempurnakan kesejahteraan sebagai manusia sesuai dengan kebutuhan

masyarakat.

Alfred J.Khan (1973) menyatakan bahwa kesejahteraan sosial terdiri dari

program-program yang tersedia selain yang tercakup dalam kriteria pasar untuk

menjamin suatu tindakan kebutuhan dasar seperti kesehatan, pendidikan

kesejahteraan, dengan tujuan meningkatkan derajat kehidupan komunal dan

berfungsinya individual, agar dapat mudah menggunakan pelayanan-pelayanan

maupun lembaga-lembaga yang ada pada umumnya serta membantu mereka yang

mengalami kesulitan dan dalam pemenuhan kebutuhan mereka.

Lalu menurut Zastrow (2000) kesejahteraan sosial adalah sebuah sistem yang

meliputi program dan pelayanan yang membantu orang agar dapat memenuhi

kebutuhan sosial, ekonomi, pendidikan dan kesehatan yang sangat mendasar

untuk memelihara masyarakat. Sebagaimana batasan PBB, kesejahteraan sosial

adalah kegiatan-kegiatan yang terorganisasi yang betujuan untuk membantu

individu atau masyarakat guna memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya dan

meningkatkan kesejahteraan selaras dengan kepentingan keluarga dan masyarakat.

Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2009,

kesejahteraan Sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual,

dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri,

sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya, dan penyelenggaraan

kesejahteraan sosial adalah upaya yang terarah, terpadu, dan berkelanjutan yang

dilakukan Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam bentuk

(46)

25

meliputi rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial, dan

perlindungan sosial. Dimana dalam penyelanggaraannya dilakukan atas dasar

kesetiakawanan, keadilan, kemanfaatan, keterpaduan, kemitraan, keterbukaan,

akuntabilitas,partisipasi, profesionalitas dan keberlanjutan.

F. Indikator Kesejahteraan Masyarakat

Tingkat kepuasan dan kesejahteraan adalah dua pengertian yang saling berkaitan.

Tingkat kepuasan merujuk kepada keadaan individu atau kelompok, sedangkan

tingkat kesejahteraan mengacu kepada keadaan komunitas atau masyarakat luas.

Permasalahan kesejahteraan sosial yang berkembang dewasa ini menunjukkan

bahwa ada warga negara yang belum terpenuhi hak atas kebutuhan dasarnya

secara layak karena belum memperoleh pelayanan sosial dari negara. Akibatnya,

masih ada warga negara yang mengalami hambatan pelaksanaan fungsi sosial

sehingga tidak dapat menjalani kehidupan secara layak dan bermartabat.

Menurut Kolle (1974) dalam Bintarto (1989), kesejahteraan dapat diukur dari

beberapa aspek kehidupan pertama dengan melihat kualitas hidup dari segi materi,

seperti kualitas rumah, bahan pangan dan sebagianya. Kedua dengan melihat

kualitas hidup dari segi fisik, seperti kesehatan tubuh, lingkungan alam, dan

sebagainya. Ketiga dengan melihat kualitas hidup dari segi mental, seperti fasilitas

pendidikan, lingkungan budaya, dan sebagainya dan keempat dengan melihat

kualitas hidup dari segi spiritual, seperti moral, etika, keserasian penyesuaian, dan

(47)

26

Hal senada namun berbeda dicetuskan oleh Drewnoski (1974) ia melihat konsep

kesejahteraan dari tiga aspek pertama dengan melihat pada tingkat perkembangan

fisik (somatic status), seperti nutrisi, kesehatan, harapan hidup, dan sebagianya.

Kedua dengan melihat pada tingkat mentalnya, (mental/educational status) seperti

pendidikan, pekerjaan, dan sebagainya dan terakhir dengan melihat pada integrasi

dan kedudukan sosial (social status)

Konsep kesejahteraan menurut Nasikun (1996) dapat dirumuskan sebagai padanan

makna dari konsep martabat manusia yang dapat dilihat dari empat indikator yaitu

rasa aman, kesejahteraan, kebebasan dan jati diri. Todaro (2003) mengemukakan

bahwa kesejahteraan masyarakat menengah kebawah dapat direpresentasikan dari

tingkat hidup masyarakat. Tingkat hidup masyarakat ditandai dengan

terentaskannya dari kemiskinan, memiliki tingkat kesehatan yang lebih baik,

perolehan tingkat pendidikan yang lebih tinggi, dan tingkat produktivitas

masyarakat.

G. Hubungan Program CSR Terhadap Kesejahteraan Masyarakat

Program CSR perusahaan ditujukan untuk meningkatkan peran perusahaan dalam

komunitas sosial masyarakat. Hal ini penting, karena sebuah entitas bisnis

keberadaan sebuah perusahaan tidak dapat berdiri sendiri tanpa adanya dukungan

dan suport dari masyarakat. Menurut Susanto (2009) perusahaan dapat

melaksanakan tanggung jawab sosialnya, dengan memfokuskan perhatiannya

(48)

27

Dalam kaitannya dengan fungsi CSR, ketiga hal tersebut merupakan satu kesatuan

aktifitas perusahaan yang dapat dilakukan secara simultan sesuai dengan kondisi

sosio kemasyarakatan yang berkembang. Dengan menjalankan tanggung jawab

sosialnya perusahaan diharapkan tidak hanya mengejar keuntungannya saja, akan

tetapi juga dapat memberikan kontribusinya yang arif dan bijaksana dalam

peningkatan kesejahteraan hidup masyarakat di sekitar perusahaan.

Menurut Untung (2008) kontribusi CSR dalam pembangunan ekonomi

masyarakat adalah dengan melibatkan seluruh komponen masyarakat dalam

kegiatan CSR perusahaan. Kemiskinan sudah menjadi musuh bersama yang harus

ditanggulangi oleh semua pihak. Untuk melasakanakan hal tersebut paling tidak

terdapat 3 pilar utama yang harus diperhatikan.

Pertama format CSR yang sesuai dengan nilai lokal masyarakat, kedua

kemampuan diri perusahaan terkait dengan kapasitas SDM dan institusi, dan

ketiga adalah peraturan dan kode etik dalam dunia usaha. Berdasarkan pada

integrasi ketiga pilar tersebut, masyarakat akan dapat dibangun kemampuan dan

kekuatannya dalam memecahkan permasalahan yang mereka hadapi dalam

pencapaian kesejahteraan hidup yang lebih baik.

Di zaman modern saat ini konsep CSR mencoba menggabungkan dan berusaha

untuk menjelaskan berbagai isu-isu khususnya berkaitan dengan masalah sosial,

kepentingan lingkungan dan kesejahteraan, dengan tetap melihat penuh

kepentingan keuangan dan manfaat dari perusahaan. Etika bisnis juga telah

dibawa ke dalam arena tanggung jawab sosial perusahaan Corporate Social

(49)

28

masyarakat melalui praktik bisnis yang memberi kontribusi dari sumber daya

perusahaan (Frederick, 1960).

Namun itu bukan amal tetapi merupakan strategi bisnis inti dari sebuah organisasi.

Ini adalah cara melakukan bisnis untuk memenuhi kebutuhan pasar dan para

pemangku kepentingan (Chatterjee, 1976). Menurut Chris (1972) tanggung jawab

sosial adalah tanggung jawab sebuah organisasi terhadap dampak dari keputusan

dan kegiatannya pada masyarakat dan lingkungan, melalui perilaku yang

transparan dan etis yang konsisten dengan pembangunan berkelanjutan yang

berdampak terhadap kesejahteraan masyarakat sekitar perusahaan dengan tetap

memperhitungkan harapan stakeholder.

H. Penelitian Terdahulu

Dalam melakukan suatu penelitian diperlukan banyak rujukan agar dapat

dijadikan bahan yang berguna untuk memperkaya sumber penelitian yang sedang

dilakukan. Bahan yang dijadikan rujukan dalam penelitian ini juga pernah di

angkat sebagai topik penelitian oleh beberapa peneliti sebelumnya. Maka peneliti

juga diharuskan untuk mempelajari penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan

dengan topik yang sedang diteliti agar dapat dijadikan sebagai acuan bagi peneliti

dalam melakukan penelitian tentang CSR PTPN 7 UU Beringin. Berikut disajikan

tabel dari beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan topik CSR di

(50)
[image:50.595.112.516.125.655.2]

29

Tabel 3. Penelitian Terdahulu

Judul Peneliti Tujuan Metode Hasil

Analisis Pelaksanaan Program Kemitraan BUMN Terhadap Kesejahteraan UKM: Pendekatan CSR (Studi Kasus PTPN7)

Unang Mukhlan Untuk mengetahui sejauh manakah pengaruh program kemitraan BUMN khususnya PTPN VII dalam peningkatan kesejahteraan UMKM binaanya. Regresi linier berganda Secara simultan, hasil uji regresi linear berganda menunjukkan variabel CSR

goal, CSR issue dan

Corporate Relation Program tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kesejahteraan UMKM. Dimana hanya variabel CSR

issue yang secara parsial memberikan pengaruh pada kesejahteraan UMKM. Implementasi CSR terhadap Kesejahteraan Hidup Masyarakat Andi

Mapisangka Untuk mengetahui sejauh manakah pengaruh implementasi CSR terhadap kesejahteraan masyarakat. Regresi linier berganda CSR secara signifikan memiliki pengaruh positif terhadap peningkatan kesejahteraan hidup masyarakat. Efektifitas Program PTPN 7 Peduli di PTPN 7 (Persero) Lampung (Suatu Evaluasi Atas Program CSR) Devi Yulianti Bagaimana efektivitas Program PTPN 7 Peduli terhadap pencapaian tujuan dan sasarannya Deskriptif kualitatif Efektivitas program Berdasarkan hasil yang diperoleh terlihat bahwa dalam pelaksanaan program

ada beberapa program yang pelaksanaannya

dinilai efektif dan beberapa

(51)

30 Corporate social Responbility (CSR) sebagai upaya Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Pabrik gula (Studi pada PTPN X

PG. Kremboong Sidoarjo) Intan Aisyiah Aisiqya Untuk mengetahui efektifitas program CSR yang dilakukan

perusahaan kepada masyarakat Deskriptif kualitatif Corporate Social Responsibility

melalui PKBL yang dilaksanakan PG. Kremboong belum

berjalan secara optimal. Masih banyak masyarakat

sekitar yang masih belum mengetahui tentang Corporate Social Responsibility Dampak Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PTPN 3 Terhadap Pendapatan dan Kesejahteraan Masyarakat di Kabupaten Labuhan Batu

Karlos Untuk Mengetahui dampak pengaruh Program Kemitraan dan bina Lingkungan

Terhadap Pendapatan dan Kesejahteraan Masyarakat Regresi Linier Sederhana Dampak Program Kemitraan Bina Lingkungan sangat berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan, pendidikan, pedagang kaki lima

dan jumlah tenaga kerja

dalam mendorong ekonomi lokal namun secara fisik

pasar maupun pemasaran produk hasil barang

dan jasa tidak berkembang yang menyebabkan pasar semakin sempit dan

tidak tertat Tanggung Jawab sosial dan Lingkungan Perusahaan Pertambangan Batubara dalam upaya Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Kutai Kartanegara Jiuhari Bagaimana dampak pelaksanaan program

CSR di Kabupaten Kutai Kartanegara dalam rangka meningkatkan kesejahteraan Deskripif kuantitatif Pelaksanaan program CSR sebagian kecil saja yang melaksanakan

dengan baik, sebagian besar masih

kurang dan bahkan terkesan pelaksanaannya

asal-asalan, hal tersebut disebabkan oleh

kondisi perusahaan yang

(52)

III. METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksplanatory

(penjelasan). Menurut Singarimbun (1995) penelitian eksplanasi merupakan

penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang akan

diteliti serta untuk mengetahui hubungan antara satu variabel dengan variabel

lainnya.

B. Variabel Penelitian

Agar proses penelitian dapat berjalan dengan lebih baik, maka perlu diketahui

beberapa unsur penelitian seperti konsep, definisi operasional dan lainnya.

Pemahaman ini diperlukan pada proses teorisasi, karena adanya pengetahuan

tentang unsur-unsur tersebut, maka peneliti akan merumuskan

hubungan-hubungan teori dengan baik.

Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga memperoleh informasi

tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009).

Untuk lebih jelasnya, berikut ini akan dirinci tentang variabel independen dan

(53)

32

1. Variabel bebas (independen)

Variabel bebas sering disebut juga sebagai variabel independen merupakan

variabel yang menjadi sebab perubahannya akan timbul variabel terikat. Variabel

bebas dalam penelitian ini adalah bina lingkungan dan program kemitraan (X).

2. Variabel terikat (dependen)

Variabel terikat sering disebut juga sebagai variabel dependent yang merupakan

variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kesejahteraan masyarakat (Y).

C. Definisi Konseptual

Definisi konseptual merupakan pemaknaan dari konsep yang digunakan, sehingga

memudahkan peneliti untuk mengoperasikan konsep tersebut dilapangan

(Kuncoro, 2003). Definisi konseptual dalam penelitian ini adalah CSR PTPN 7

Unit Usaha Beringin terhadap kesejahteran masyarakat.

D. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah bagaimana suatu variabel diukur, dengan definisi

operasional dalam suatu penelitian, maka kita akan mengetahui baik buruknya

variabel tersebut (Nazir, 2003). Definisi operasional dalam penelitian ini dapat

(54)
[image:54.595.119.510.118.685.2]

33

Tabel 4. Definisi Operasional

VARIABEL INDIKATOR SUB INDIKATOR SKALA

VARIABEL

BINA LINGKUNGAN

(X1)

PEDULI KESEHATAN

1. Menyediakan fasilitas pelayanan berupa Klinik 2. Menyediakan tenaga

kesehatan (Dokter Umum Perawat, Bidan, dan Analis Kesehatan)

3. Pemberian alat kesehatan sehari-hari seperti sabun, pasta gigi dan sikat gigi. 4. Bantuan perlengkapan

sarana Posyandu

5. Kegiatan sosialisasi pencegahan/penanggulang an penyakit menular 6. Pemberian makanan

tambahan untuk usia anak sekolah

Interval

PEDULI BENCANA ALAM

1. Bantuan tanggap darurat bagi masyarakat

2. Bantuan bahan pokok dan tenda

3. Bantuan dana perbaikan

Interval

PEDULI PENDIDIKAN

1. Bantuan kegiatan Pelatihan kewirausahaan yang diikuti oleh Ibu-Ibu Rumah Tangga

2. Bantuan dalam kegiatan pelatihan anak putus sekolah

3. Pemberian beasiswa pendidikan bagi anak kurang mampu dan anak yatim piatu

4. Bantuan kelengkapan sarana belajar di sekolah berupa peralatan komputer 5. Bantuan kelengkapan sarana pendidikan sekolah

Interval PEDULI PEMBANGUNAN 1. Bantuan pembuatan/perbaikan jalan desa

2. Bantuan kebersihan dan kesehatan lingkungan desa 3. Bantuan pembuatan sumur

bor di Desa

4. Bantuan perbaikan sekolah yang rusak

(55)

34

PEDULI KEAGAMAAN

1. Bantuan perbaikan sarana Ibadah (Masjid/musholla) 2. Bantuan kegiatan

keagamaan

3. Adanya program safari ramadhan perusahaan ke masyarakat sekitar

Interval

PEDULI PELESTARIAN

ALAM

1. Bantuan bibit pohon kepada masyarakat 2. Program Penanaman 1000

pohon

Interval

PROGRAM KEMITRAAN

(X2)

PINJAMAN MODAL

1. Program pemberian pinjaman modal kerja 2. Fokus pada UKM di

Sektor Pertanian, Peternakan, dan Perkebunan.

Interval

PEMBINAAN

1. Pembentukan Desa-desa binaan disekitar Unit Usaha.

2. Kunjungan kemitra binaan, dilakukan minimal setahun sekali

3. Adanya pendidikan dan pelatihan, bagi mitra binaan baru

Interval

PENDAMPINGAN

1. Adanya lokakarya dan Studi Banding, bagi mitra binaan yang menunjukan kinerja baik

2. Adanya promosi melalui pameran/expo

3. Pendampingan bagi Mitra Binaan Interval KESEJAHTERAAN MASYARAKAT (Y) KUALITAS PENDIDIKAN

1. Kelayakan sarana dan prasarana sekolah

2. Penghargaan siswa berprestasi

3. Dukungan keluarga dalam pendidikan anak usia sekolah

4. Terpenuhi gizi anak sekolah

Interval

KUALITAS KESEHATAN

1. Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan masyarakat

2. Ketersedian fasilitas kesehatan yang lengkap 3. Adanya sosialisasi

kesehatan dan pencegahan penyakit

4. Adanya kemudahan

(56)

35

mengurus akses kesehatan 5. Lingkungan tempat tinggal

bersih dan sehat

KUALITAS PEREKONOMIAN

1. Peningkatan pendapatan masyarakat

2. Memiliki tempat tinggal sendiri

3. Pemerataan pemb

Gambar

TABEL
Tabel 1. Kontribusi PTPN 7 UU Beringin Kepada Negara
Tabel 2. Dana CSR PTPN 7 UU Beringin
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
+5

Referensi

Dokumen terkait

Selain kendala tempat, waktu jeda sesi yang terbatas juga menjadi masalah.Jeda sesi yang singkat membuat mahasiswa yang ingin makan siang tidak dapat mencari makan dengan jarak

Sedangkan bila dibandingkan dengan bulan yang sama ditahun 2010, maka tren yang terjadi adalah terjadi kemiripan dibanding periode yang sama tahun lalu.. Berdasarkan

Pengendalian hama dengan pengelolaan agroekosistem pada dasarnya adalah teknik pengendalian hayati dengan mengoptimalkan peran musuh alami sebagai faktor pembatas

Pada Tabel 2 terlihat bahwa kuat hubungan antara kadar seng dengan kadar vitamin A dan kadar seng dengan ferritin pada kelompok ibu hamil, ibu melahirkan dan ibu

1) Calon nasabah datang ke BMT atau bisa menghubungi BMT melalui telephon kemudian menghubungi marketing BMT untuk mengajukan permohonan pembiayaan. 2) Petugas BMT

Pengumpulan data yang dilakukan dengan mengamati secara langsung di PT. Coca Cola Amatil Indonesia Central Java di bagian QMS , pengamatan

Berdasarkan hasil sidik ragam, diketahui bahwa perlakuan lama waktu perendaman kolkisin, konsentrasi kolkisin dan interaksi keduanya tidak berpengaruh nyata terhadap

Diana merupakan sosok seorang adik yang penuh kasih sayang meskipun kesehariannya sering berdebat dengan Bagus. Dalam scene 5 diperlihatkan sisi lain dari Diana yang