• Tidak ada hasil yang ditemukan

POTRET DUNIA MALAM MAHASISWA (Studi pada Mahasiswa Clubbers pengunjung Center Stage, Novotel, Bandar Lampung )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "POTRET DUNIA MALAM MAHASISWA (Studi pada Mahasiswa Clubbers pengunjung Center Stage, Novotel, Bandar Lampung )"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

STUDENT NIGHT PORTRAIT OF THE WORLD

( Study on Students Clubbers visitor Center Stage , Novotel , Bandar Lampung ) Starting from trial and error until it becomes a lifestyle.

The purpose of this study was to examine and analyze the phenomena that occur on the night world of students, influence factors and the perceived impact of this research is student clubbers. as material information to the public and students about the night life in today's modern world needs to be aware that student and successor nations do not fall into this lifestyle .This purpose which is descriptive research using qualitative methods with 4 people informan.Data were collected by using in-depth interviews, observation and analysis of the data used dokument.The data analysis technique used is the data reduction, data display and conclusion..

Results of this study can be concluded that clubbing has become a new breath in the city of Lampung, many students who were involved in it because a student is a person who is still searching for identity and easier to follow the flow of modernization. Environmental influences and friends took part in choosing this lifestyle. It is clear that the clubbing a negative impact, but there is also a positive feeling. But until now have not been aware that the clubbers clubbing negative impact over time damage the morale and health. So it needs attention of parents and friends of the selection.

(2)

ABSTRAK

POTRET DUNIA MALAM MAHASISWA

(Studi pada MahasiswaClubbers pengunjung Center Stage, Novotel, Bandar Lampung )

Oleh

Ermalia Umniatul Khairia

Modernisasi yang sangat cepat telah membuat pertumbuhan kota Lampung menjadi baik sehingga bermunculan sarana hiburan malam, salah satunya adalah clubbing. Aktivitas malam ini menjadi bagian sangat penting dalam hidup anak muda termasuk mahasiswa. Sebagian dari mahasiswa memilih clubbing sebagai hiburan yang asik untuk melepas lelah. Berawal dari coba-coba sampai menjadi gaya hidup.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji dan menganalisis fenomena dunia malam yang terjadi pada mahasiswa, faktor pengaruh dan dampak yang dirasakan mahasiswa clubbers. Manfaat penelitian ini adalah sebagai bahan informasi kepada masyarakat dan mahasiswa mengenai kehidupan dunia malam modern saat ini yang perlu di waspadai agar mahasiswa dan penerus bangsa tidak terjerumus kedalam gaya hidup ini .Penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode kualitatif dengan 4 orang informan. Data yang dikumpulkan dengan menggunakan teknik wawancara mendalam,observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa clubbing sudah menjadi nafas baru di kota Lampung, banyak mahasiswa yang terjun di dalamnya karena mahasiswa merupakan sosok yang masih mencari jati diri dan mudah mengikuti arus modernisasi. Pengaruh teman dan lingkungan ikut andil dalam memilih gaya hidup ini. Sudah jelas bahwa clubbing memberikan dampak yang negatif, namun ada juga yang merasa positif. Namun sampai saat ini para clubbers belum sadar bahwa clubbing berdampak negatif yang lama kelamaan merusak moral dan kesehatan. Sehingga perlu perhatian khusus dari orangtua dan dari pemilihan teman.

(3)

POTRET DUNIA MALAM MAHASISWA

(Studi pada Mahasiswa Clubbers pengunjung Center Stage, Novotel, Bandar Lampung)

Oleh

ERMALIA UMNIATUL KHAIRIA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA SOSIOLOGI

Pada Jurusan Sosiologi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

POTRET DUNIA MALAM MAHASISWA

(Studi pada MahasiswaClubberspengunjung Center Stage, Novotel, Bandar Lampung)

Skripsi

Oleh

Ermalia Umniatul Khairia

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK...i

HALAMAN JUDUL ...ii

HALAMAN PERSETUJUAN...iii

HALAMAN PENGESAHAN...iv

PERNYATAAN...v

RIWAYAT HIDUP...vi

MOTTO...vii

PERSEMBAHAN...viii

SANWACANA...ix

DAFTAR ISI...x

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan tentang Potret ... 7

B. Tinjauan tentangClubbing... 7

(6)

2. Pengertian Persepsi ... 9

3. TinjauanClubbers... 9

4. Faktor yang mempengaruhiClubbing... 10

5. Dampak positif dan negatif Dunia malam ... 12

C. Tinjauan Dunia Malam ... 17

1 Dunia Malam sebagai Gaya Hidup ... 17

2 Pengaruh Dunia Malam terhadap Anak muda ... 19

3 Dunia Malam dimata Anak Muda... 20

D. Konsep Mahasiswa... 22

C. Jenis dan Sumber Data ... 28

D. Lokasi Penelitian... 28

E. Penentuan Informan ... 29

F. Teknik Pengumpulan Data... 30

1. Wawancara mendalam ... 30

2. Observasi... 31

G. Teknik Pengolahan Data ... 31

1. Seleksi Data... 31 A. Gambaran Umum Kota Bandar Lampung ... 34

(7)

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Informan... 38

B. Hasil penelitian... 41

C. Pembahasan... 46

1. Tinjauan Clubbing... 47

2. Faktor pengaruh melakukan Clubbing ... 47

3. Dampak Clubbing ... 49

4. Aktivitas Clubbing ... 53

a. Minum dan ngobrol... 54

b. Dance... 55

5. Dugem sebagai gaya hidup ... 56

a. Dugem sebagai pola konsumsi publik... 56

b. Dugem sebagai Identitas Kelas sosial ... 58

VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 63

B. Saran... 65

(8)
(9)
(10)

MOTO

“Semangat adalah sebetulnya kepingan-kepingan bara kemauan yang kita sisipkan pada setiap celahdalam kerja keras kita, untuk mencegah masuknya

kemalasan dan penundaan”

(Mario Teguh)

“Kegagalan hanya terjadi bila kita menyerah”

(Penulis)

“Punggung pisaupun bila diasah akan menjadi tajam”

(11)
(12)

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbil alamin,, hanya KepadaMu-lah ya Allah kupanjatkan puji syukur...

Tiada kata selain ucapan syukur yang ingin aku ucapkan ketika aku telah menyelesaikan penulisan skripsi ini, dan dengan segala kerendahan hati serta syukur yang tiada terkira ku persembahkan juga karya sederhana ini sebagai

wujud baktiku untuk :

PapaKu (H. Herdeman Syafawi) dan MamaKu (Hj. Kusmawati) tercinta, terkasih dan tersayang yang setiap nafas, untaian doa, setiap tetes keringat selalu dengan sabar dan ikhlas membesarkan, membimbing, mendidik serta selalu mendoakan keberhasilanku dan yang terbaik untukku. Sehingga yang

pada akhirnya aku dapat mempersembahkan karya ini untuk mendatangkan air mata bahagia untuk kedua orangtuaku.

Terimakasih buat semua ayuk dan kakak iparku, keponakan dan saudara- saudariku, canda tawa kalian yang selalu memberikan warna dalam hidupku dan tak pernah berhenti untuk selalu mendukungku, keberadaan kalian

selalu menjadi penyemangat untuk hidupku.

Serta seseorang yang selalu menemaniku (M. Firmansyah) yang selalu berdoa dan memberikan dukungan untuk keberhasilanku. Deretan kata-kata ini tidak akan pernah cukup untuk mengucapkan syukur dan rasa terima kasihku kepada Allah SWT dan Rasulnya, serta kepada sahabat-sahabatku,

(13)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Metro, tanggal 22 juni 1991. Putri bungsu dari bapak H. Herdeman Syafawi dengan Ibu Hj. Kusmawati.

Adapun riwayat pendidikan penulis adalah sebagai berikut:

TK Pertiwi Metro : 1996 - 1997

SD Pertiwi Teladan Metro : 1997 - 2003

SMPN 3 Metro : 2003 - 2006

SMAN 4 Metro : 2006 - 2009

(14)

SANWACANA

Bismillahirohmanirrohim

Alhamdulillahirobbil’alamin, saya panjatkan puji syukur atas kehadirat ALLAH SWT, karena atas Rahmat dan Hidayah-Nya saya selaku penulis dapat menyelesaikan skripsi yang telah lama dinanti.Skripsi dengan judul “Potret Dunia Malam Mahasiswa” yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

Penulis merasa skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan.Hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan serta kemampuan yang dimiliki penulis. Tapi penulis berharap skripsi ini bisa memberikan manfaat bagi pembaca.

Penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Drs. Hi. Agus Hadiawan, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. Susetyo, M.Si selaku Ketua Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

(15)

4. Bapak Dr. Hartoyo, M.Si selaku pembahas dosen yang telah memberikan saran dan kritik dalam penyempurnaan skripsi ini.

5. Seluruh Dosen FISIP Unila yang telah membekali ilmu pengetahuan selama masa perkuliahan.

6. Seluruh staf FISIP Unila yang telah membantu melayani segala urusan perkuliahan.

7. Makasih juga untuk ibu Dra. Anita Damayanti, M.H sebagai sekretasis jurusan sosiologi yang selalu memberikan senyuman hangat dan semangat serta banyak membantu saya dikampus.

8. Kedua orang tuaku tercinta, terima kasih untuk Mama dan Papa yang selalu memberikan semangat dan doanya untukku. Terima kasih untuk semuanya yang telah kalian berikan padaku.

9. Untukayuk ayukku, kakak, keponakan yang telah tak sabar menanti kelulusanku dan memberikan banyak bantuan kepadaku.

10. Terimakasih juga untuk pendamping hidupku M. Firmansyah yang udah sabar bantuin dan nemenin kesani sini dalam penyelesaian skripsi ini. 11. Untuk sahabat-sahabat aku, makasih ya untuk Susan Wira Anggraeni

S.Sos, Syafriadi S.Sos, Siti Nurul Aini S.Sos, Novalinda Silviana S.Sos, makasih udah nemenin dan mengisi hari hari dikampus,semoga tetep lanjut kita temenannya sampek pada nikah n punya anak ntar.

(16)

13. Terima kasih untuk para informan yang telah membantu memberikan semua informasi untuk skripsi ini.

14. Untuk semua pihak yang telah membantu penulis, yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Semoga Allah dapat membalasnya, Amiin.

Bandar Lampung, Maret 2015 Penulis

(17)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dunia malam. Dua patah kata ini rasanya semakin sering beredar di telinga kita, dan semakin banyak pula sosok-sosok yang melakoni kehidupan dalam dunia malam tersebut. Hal tersebut tampak wajar, karena seiring dengan berjalannya waktu, kota-kota besar di Indonesia seperti Medan, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya telah mengalami berbagai perkembangan sebagai cerminan dari sebuah keberhasilan ekonomi nasional, dan bersamaan dengan kemajuan pertumbuhan kota tersebut, maka bermunculanlah berbagai sarana hiburan, yang menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat (Ghazali, 2004). Demi mengimbangi kebutuhan masyarakat yang haus akan hiburan, hadirlah berbagai macam sarana hiburan, terutama sarana hiburan dunia malam, mulai dari kelas bawah sampai yang mewah, seperti klub-klub malam atau diskotik, pub, kafe, dan lain sebagainya yang muncul bak menjamur di kota-kota besar tersebut, termasuk Lampung.

(18)

2

kepuasan tersendiri bagi para penikmatnya. Setiap tempat hiburan memiliki daya tarik tersendiri dan memiliki penikmatnya masing masing.

Kesamaan dalam hal mencari hiburan dan cara menghabiskan waktu oleh beberapa masyarakat perkotaan ini kemudian menjadikan munculnya gaya hidup masyarakat perkotaan. Kemajuan teknologi juga merupakan salah satu faktor pendukung berkembangnya tempat-tempat hiburan di daerah perkotaan dan salah satu tempat hiburan yang sangat dipengaruhi oleh kemajuan teknologi adalah diskotik. Peralihan dari piringan hitam menuju CD (Compact Disk) hingga DVD dan penambahan daya suara dari sound system hingga lampu-lampu gemerlap yang semakin mengkilau dengan kehadiran sinar laser merupakan bagian dari perkembangan diskotik yang sangat dipengaruhi oleh kemajuan teknologi. Diskotik merupakan tempat hiburan yang disuguhkan untuk para penikmat dunia malam. Hal ini dikarenakan diskotik hanya dibuka pada malam hari hingga menjelang pagi.

Fenomena hiburan malam dalam kemasan modernitas yang kini seolah menjadi nafas baru pada kehidupan di Lampung adalah salah satu hal yang menarik dan menyedot mahasiswa untuk berpartisipasi di dalamnya. Club, café, Diskotik, Bilyard, Konser music dan lain sebagainya merupakan tempat-tempat yang biasa dikunjungi anak muda dan mahasiswa .

(19)

3

Globalisasi menyebabkan berbagai gaya hidup mahasiswa dan media masa turut mempengaruhi perkembangan gaya hidup mahasiswa. Dalam hal ini misalnya, media masa juga menawarkan produk atau program yang bersifat ke arah budaya barat bukan timur, imbasnya kepada mahasiswa yang masih mencari jati diri dan mahasiswa pun mengikuti arus budaya barat mulai dari fasion, membentuk pergaulan modern, hingga muncul selera kebarat-baratan.

Fenomena aktivitas sampai tengah malam bahkan sampai dini hari dikalangan mahasiswa bukan lagi hal yang sulit ditemukan di Lampung. Karena hampir sebagian penduduk produktifnya adalah pelajar dan mahasiswa. Dengan sendirinya diantara sekian banyak mahasiwa yang ada, sebagian dari mereka adalah ada yang menggunakan waktu malam untuk mencari hiburan malam.

Aktivitas mengunjungi klub malam tersebut kerap kali didengungkan orang-orang dengan istilah clubbing. Dunia gemerlap atau yang biasanya disebut Clubbing ,sudah menjadi kegiatan malam bagi kebanyakan anak muda termasuk mahasiswa di Lampung. Generasi muda mahasiswa merupakan individu yang cepat menerima unsur kebudayaan asing yang termasuk dari proses akulturasi. Mayoritas dari mereka adalah mahasiwa sebagai pemuda yang bisa dikatakan kaum intelek yang selalu berlari untuk berpacu dengan arus modernisasi. Sikap yang mengagungkan terhadap modernitas jugalah yang membuat mahasiswa terjerumus menjadi kaum hedonis yang menempatkan kesenangan duniawi menjadi prioritas utama, yang dibungkus dalam bentuk hiburan malam.

(20)

4

yang dirasakan saat clubbing bisa jadi hanya reaksi emosi sementara. Jika dilakukan berulang-ulang dan menjadi rutinitas, secara langsung atau pun tidak maka akan berpengaruh terhadap kemampuan seseorang dalam menyelesaikan masalanya. Dalam clubbing juga banyak hal-hal yang sifatnya negative. Diantaranya adalah kebiasaan merokok dan minum minuman keras. Seperti yang sudah diketahui, hal tersebut cenderung menimbulkan 80% efek negatf terutama untuk kesehatan tubuh. Selain itu kegiatan ini dilakukan pada malam hari sampai pagi, dimana seharusnya tubuh beristirahat setelah seharian beraktivitas. Selain itu, bagi mahasiswi yang sudah memasuki dunia malam, hampir bisa dipastikan mendapat label buruk dari masyarakat, walaupun disana mereka hanya duduk menari dan minumorange juiceatausoftdrink.

(21)

5

Penulis tertarik untuk mengangkat masalah ini lebih jauh karena para clubbers seakan tidak pernah merasa bersalah dengan kegiatan yang dilakukan, bahkan menganggap bahwa clubbing adalah trend dan pelepas stress di kampus. Pentingnya penelitian ini untuk melihat fenomena yang terjadi di dunia malam sehingga dapat menjadi himbauan bagi mahasiswa lain agar tidak terjerumus kedalam dunia malam. Dari uraian diatas maka penulis berniat untuk meneliti dan membahas lebih lanjutmengenai “PotretDunia MalamMahasiswa” studikasus di Center Stage, Novotel, Bandar Lampung,

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari uraian latar belakang masalah diatas ,maka rumusan masalah penelitian skripsi ini adalah :

1. Apa persepsi mahasiswa tentangclubbing?

2. Mengapa mahasiswa bergaya hidup dunia gemerlap?

(22)

6

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk :

a. Mengetahui persepsi mahasiswa tentangclubbing

b. Mengetahui alasan mengapa mahasiswa bergaya hidup gemerlap c. Mengetahui faktor pengaruh mahasiswa melakukanclubbing

d. Mengkaji dan menganalisis sejauh mana pengaruh atau dampak hiburan malam terhadap kehidupan mahasiswa.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu :

1. Diharapkan dapat memberikan informasi dan referensi untuk penelitian yang lebih lanjut, serta dapat meningkatkan wawasan ilmiah yang berkaitan dengan ruang lingkup sosiologi.

2. Sebagai tambahan wacana dan pengetahuan khususnya mengenai permasalahan fenomena keberadaan hiburan malam Dunia Malam di tengah-tengah kota Bandar Lampung yang sedang berkembang (khususnya mahasiswa sebagai pelaku gaya hidup gemerlap)

(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Potret

Potret menurut Hartono (1997:789) merupakan gambaran sebuah keadaan yang fluktuatif, sedangkan yang dimaksud potret oleh peneliti dalm penelitian ini adalah gambaran kehidupan dunia malam mahasiswa clubbers di tempat hiburan club dugem di Center Stage, Novotel, Bandar Lampung dilihat dari factor penyebab dan akibatnya.

B. Tinjauan Tentang Clubbing 1. Pengertian Clubbing

Clubbing , sebuah kata kerja yang berasal dari kata club, yang berarti pergi ke club pada akhir pekan untuk mendengarkan music di akhir pekan untuk melepaskan penat dan semua beban sehari-hari. Di Indonesia, clubbing sering juga disebut dugem atau dunia gemelap, karena tidak lepas dari kilatan lampu disko ruang gemerlap dan dentuman music techno oleh para DJ handal yang terkadang datang dari luar negeri.

(24)

8

Clubbing adalah fenomena jasmani dan mendalam, hal tersebut aadalah aktifitas kesenangan yang memungkinkan kita menggoyangkan tubuh dalam kehidupan sehari-hari dan merekreasikan pengalaman kita tentang dunia. Kultur disko/ clubbinglahir pada akhir decade 80-an di Eropa. Kemajuan dalam teknologi suara sintetis dan narkoba melhirkan music techno/house dan budaya ekstasi. Tahun 1988 di juluki summer of love kedua di London. Jika decade 60-an memiliki psychedelic era dan acid rock, yang memunculkan mariyuana dan LSD sebagai primadonanya, serta punk rock sebagai decade 70-an dengan heroin sebagai makanan sehari-hari, maka terjadi pergolakan baru dalam kultur kawula muda muda pada decade 80-an . Sebuah scene baru muncul dengan pondasi music elektronik, serta membuat takut para politikus dan orangtua. Pesta dansa illegal merebak dan ekstasi menjadi pilihan di dunia baru ini.Sceneini mulai keluar dari bawah tanah pada decade 90-an. Seiring dengan bertambahnya popularitas, music ini juga berevolusi dari house ketrance, lalu hardcore, jungle, progressivedan drum & bass.

(25)

9

2. Pengertian persepsi

Persepsi merupakan akhir dari pengamatan yang diawali oleh proses pengindraan, yaitu proses diterimanya stimulus oleh alat indera, kemudian ada perhatian, lalu diteruskan ke otak, dan baru kemudian individu menyadari tentang sesuatu yang dinamakan persepsi. Dengan persepsi individu dapat mengerti tentang lingkungan yang ada di sekitar maupun hal yang ada dalam diri individu yang bersangkutan. Menurut Desirato, persepsi adalah pengalaman tentang objek peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Jadi, persepsi dapat diartikan sebagai proses diterimanya rangsang melalui panca indera yang di dahului oleh perhatian sehingga individu mampu mengetahui, mengartikan, dan menghayati tentang hal yang diamati, baik yang ada di luar maupun di dalam diri individu.

3. PengertianClubbers

Orang yang sering mengunjungi atau aktif dalam Club disebut dengan clubber (Wikipedia, 2013). Kaum clubbers secara logis dalam konteks ini adalah kaum plagiator yang mengimpor secara mentah-mentah gaya hidup dunia barat kedalam kehidupan sosial mereka. Di kalangan para clubbers, ada tiga narasi yang selalu melandasi cara pandang dan perilakunya, yakni gaul, funcy, dan happy dimana kesemuanya berlabuh pada satu narasi besar (grand naration) yakni gensi.

(26)

10

Selain itu menurut Susanto (2001), konsumen atau para pelaku clubbing itu tidak hanya para generasi muda yang notabenenya sebagai pelajar dan mahasiswa, tetapi para eksekutif muda, pengusaha-pengusaha sukses, bahkan ibu rumah tangga ada juga yang menjadi para pelakuclubbing.

4. Faktor Yang MempengaruhiClubbing

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah sebagai berikut : a. Alasan gengsi

Perkembangan yang bisa dianggap menonjol dalam pergeseran gaya hidup yang melanda kalangan remaja Indonesia adalah gaya hidup mereka yang secara umum cenderung dipengaruhi oleh gaya barat. Saat ini gaya hidup yang berasal dari budaya Barat umumnya dianggap memiliki nilai lebih oleh sebagian dari masyarakat indonesia. Golongan masyarakat yang memiliki gaya hidup yang "kebarat-baratan" menganggap bahwa mereka berasal dari kalangan yang lebih baik dari golongan yang masih memegang gaya hidup dan budaya timur.

b. Ajakan Teman

Teman merupakan salah satu faktor pendukung mengapa seseorang melakukan suatu kegiatan. Banyak orang yang ikut melakukan kegiatan dikarenakan temannya melakukan kegiatan itu juga.

c. Kejenuhan hiburan

(27)

11

beralasan bahwa mereka pergi dugem karena memerlukan hiburan setelah melakukan berbagai aktivitas seharian.

d. Rasa ingin tahu

Manusia mempunyai rasa ingin tahu yamg sangat besar. Rasa ingin tahu yang besar inilah yang membuat mahasiswa ini ingin mencoba dan merasakan seperti apa tempat yang menjanjikan kesenangan dan hiburan untuk mereka. Rasa ingin tahu tersebut membuat penasaran sehingga memaksa untuk mencoba. Terlebih lagi jika faktor lingkungan yang mendukung membuat semuanya tampak memungkinkan untuk dilakukan. e. Jauh dari orangtua

Kost merupakan pilihan yang mau tidak mau harus dipilih seseorang ketika menimba ilmu si universitas yang berada jauh dari daerahnya. Jauh dari orang tua juga merupakan faktor pendukung karena mereka bebas melakukan hal-hal yang mereka inginkan dan salah satunya yaitu clubbing. Mereka yang jauh dari orangtua tentunya tidak mendapatkan perhatian dan kontrol dari orangtua sehingga bebas tanpa ada yang melarang.

f. Faktor ekonomi

(28)

12

Clubbing merupakan salah satu gaya hidup di zaman sekarang yang merupakan hasil adopsi dari negara-negara barat. Seseorang melakukan clubbing ada kemungkinan besar karena terinspirasi akan kehidupan para selebritis. Clubbing dipandang oleh individu sebagai gaya hidup yang modern. Piliang (2006) menyatakan bahwa individu dalam mengikuti gaya hidup modern dipengaruhi oleh faktor intern dan faktor ekstern.

Faktor intern merupakan faktor yang berasal dari dalam diri individu yang berhubungan dengan minat dan dorongan seseorang untuk melakukan kegiatan yang diinginkan sesuai dengan perasaan hati. Faktor ini berupa selectivity atau daya pilih seseorang untuk menerima dan mengolah pengaruh- pengaruh yang datang dari luar (Drs. Abu hamadi,2009). Selain itu,faktor intern invidu melakukanclubbingdipengaruhi sikap .

Sikap lebih cenderung berhubungan dengan kepribadian individu dalam menentukan suatu fenomena yang ditemuin dalam kehidupannya. Dilanjutkan olwh Piliang bahwa faktor ekstern merupakan faktor di luar individu yang dapat mempengaruhi sikap dan perilaku individu dalam kehidupan sehari-hari. Faktor ekstern ini dibedakan menjadi dua yaitu : faktor keluarga dan faktor lingkungan sosial. Faktor lingkungan keluarga yang kurang harmomis berdampak pada anggota keluarga untuk mencari kesenangan diluar rumah dan clubbing merupakan satu pilihan untuk mencari kesenangan tersebut.

(29)

13

kehidupan dunia malam,maka ada kemungkinan besar individu tersebut juga masuk dalam lingkungan yang menyenangi gaya hidup clubbing.

5. Dampak Negatif dan Positif

Dari uraian yang telah dijabarkan sebelumnya,dapat dikemukakan benerapa hal negatif dari dunia malam,yaitu :

1. Membuat seseorang masuk kedalam gaya "hedonisme"

Hedonisme adalah sebuah gaya hidup dimana penganutnya berfikir kalau hidup adalah untuk bersenang-senang atau berfoya-foya. Secara sadar atau tidak,dugem bisa saja menjerumuskan penikmatnya ke gaya hidup satu ini. Karena dugem ini dilakukan hanya untuk bersenang-senang,foya-foya dan hidup penuh keglamoran.

2. Menjerumuskan seseorang untuk berbuat dosa.

(30)

14

3. Dugem hanya menghamburkan uang

Tentu saja untuk pergi ke diskotik seseorang memerlukan ongkos yang lumayan besar. Khusunya para remaja atau mahasiswa,mereka akan menggunakan uang pemberian orangtua mereka. Untuk masuk kedalam diskotik dan untuk membeli pakaian yang sedang trend.

4. Dugem bisa mencoreng nama baik keluarga

Biasanya,mereka yang baru pulang dari diskotik pasti akan pulang pada pagi hari dalam keadaan mabuk akibat pengaruh alkohol. Sadar atau tidak, ini bisa mencoreng nama baik keluarga. Bila tetangga mereka melihat kelakuan para clubbers, pasti mereka du cap sebagai orang yang berprilaku buruk dan otomatis akan mencoreng dan membuat malu keluarga.

5. Dugem merusak masa depan anak muda

(31)

15

6. Dugem membuat Penyimpangan Norma-norma Masyarakat

Menurut pendapat Alvin L. Bertrand dalam buku sosiologi terapan (abdul syani, 54:2007) mendefinisikan norma sebagai suatu standar-standar tingkah laku yang terdapat didalam semua masyarakat. Dari segi moral suatu norma lebih menekankan pada kebakuan standard tingkah laku seseorang dalam interaksi sosial. Alvin L. Bertrand (1980) menyebutnya sebagai norma-norma moral, yaitu merupakan standard-standard tingkah laku yang berfungsi sebagai kerangka patokan (frame of reference) interaksi sosial.

Banyak kasus-kasus penyimpangan terhadap norma-norma yang seringkali dilakukan oleh para peminat hiburan tersebut seperti free sex, mengkonsumsi narkoba, mabuk-mabukan,hingga tindakan kriminal seperti pencurian yang dilakukan para pelakunya agar senantiasa bisa menikmati hiburan tersebut.

(32)

16

Adapun manfaat baik yang bisa kita dapatkan selain sebagai sarana hiburan semata yaitu:

a. Referensi pengamatan sosial

Yakni pengalaman yang kita rasakan ketika masuk ke bar atau diskotik bisa kita jadikan referensi pengamatan sosial kita secara langsung yang nantinya bisa kita kemukakan dalam berbagai jenis karya penulisan atau tugas-tugas essay bagi para mahasiswa yang mengambil prodi jurusan sosial.

b. Menambah teman dan jaringan

Adapun mahasiswa yang mengakui bahwa dengan mengikuti gaya hidup semacam ini mereka bisa menambah teman dan jaringan.

c. Sebagai sumber penghasilan

Bahkan kenyataannya banyak juga sebagian dari mahasiswa yang menggantungkan hidup dari tempat-tempat hiburan malam dengan bekerja secara part time sebagai disc jockey (DJ), dancer, musisi / band, hingga waiters / pelayan.

(33)

17

Namun, jika kita tidak bisa mengontrol gaya hidup tersebut, maka kita bisa terjerumus kepada hal-hal yang bisa merugikan kita sendiri seperti biaya hidup terkuras / pemborosan, kondisi tubuh kurang fit sehingga menimbulkan rasa malas, melakukan tindak penyimpangan / kriminal seperti mencuri, memakai narkoba, free sex, bahkan kegiata akademik / aktivitas perkuliahan di kampus menjadi terganggu. Maka, pilihlah sarana hiburan yang sesuai dan sekiranya kita bisa bertanggung jawab atas apa yang sudah kita lakukan.

C. TINJAUAN DUNIA MALAM 1. Dunia Malam sebagai Gaya Hidup

Dunia malam adalah aktifitas yang ada saat malam tiba. Hiburan malam, tempat hiburan, dan para penikmatnya adalah satu paket pengisi dunia malam. Malam hari adalah milik mereka yang mencari kesenangan duniawi. Waktunya untuk bersantai dan menikmati hidup. Misalnya saja bersuka ria di berbagai klub malam, kafe, diskotik, karaoke atau pusat hiburan lainnya.

Globalisasi dan perkembangan teknologi menyebabkan industry wisata dan hiburan malam berkembang pesat di Lampung. Hal ini terbukti dengan banyaknya tempat-tempat hiburan yang ada di kota ini, Mulai dari café, club, diskotik, dan tempat karaoke.

(34)

18

Istilah ini menjadi sangat terkenal di Indonesia seiring dengan kebutuhan para eksmud (eksekutif muda) untuk menyeimbangkan diri dari tumpukan emosi dan rutinitas pekerjaan seminggu di kantor dan bisnis yang dikelolanya sendiri.

Berdugem ria dengan menikmati suasana diskotik, café, bar yang menghadirkan music dengan bit yang kuat, cepat dengan volume yang keras yang merangsang badan ikut ‘shake n movin’ atau berdisko dan bergoyang semalaman bias membuat orang merasa rileks dan bisa menghilangkan kepebnatan di otak. Hal inilah yang membuat para penikmatnya tak dapat terlepas dari dugem dan menjadikannay sebagai gaya hidup mereka. Gaya hidup memilki bermacam-macam arti. Menurut Kotler, gaya hidup sesorang adalah pola hidup seseorang dalam kehidupan sehari-hari yang dikatakan dengan kegiatan, minat, dan pendapat yang bersangkutan. Sedangkan menurut Berkowitz dan Kerin gaya hidup seseorang adalah pola hidup seseorang yang diidentifikasikan dari bagaimana penggunaan waktu (aktivitas) ,minat tentang pentingnya lingkungan, dan pendapat tentang dirinya sendiri dan sekitarnya.

Dari dua pendapat diatas dapat diambil pokok dari gaya hidup, yakni : 1.Polakehidupan

2. Aktivitas, minat, dan pendapat

(35)

19

Tidaklah mengherankan jika dugem telah menjadi program rutin bagi penikmat dunia malam, maka mereka rela mengalokasikan dana khusus untuk hal yang mereka sebut memanjakan diri itu. Hanya dengan biaya Rp.100.000 - Rp.250.000 sudah dapat menikmati kehidupan layaknya orang barat.

2. Pengaruh Dunia Malam terhadap Anak Muda

Dugem merupakan salah satu hiburan favorit yang cukup banyak peminatnya. Biasanya hiburan jenis ini diadakan di berbagai tempat hiburan malam sejenis bar atau diskotik yang terdapat di kota-kota besar pada waktu malam hari hingga menjelang pagi. Para clubbers mengemari hiburan tersebut dikarenakan banyak hal yang bisa mereka nikmati seperti sajian musik oleh DJ, penampilan dancer hingga kenikmatan mengkonsumsi minuman alkohol. Walaupun hiburan ini identik dengan biaya mahal namun para peminatnya bukan hanya berasal dari dari kalangan high class saja. Bahkan banyak juga para mahasiswa yang meminati hiburan uni sebagai pelepas rasa jenuh mereka walaupun mereka tau bahwa kondisi keuangan mereka seringkali pas-pasan. Namun, karena mereka sudah merasa ketagihan dan sangat menikmati hiburan ini sebagai gaya hidup, maka cara apapun akan mereka lakukan.

(36)

20

Bahkan di hari hari biasa banyak juga dari mereka yang mengunjungi tempat tersebut walaupun pada keesokan harinya mereka harus mengikuti kegiatan perkuliahan di kampus. Banyaknya mahasiswa yang menggemari gaya hidup dugem bukanlah suatu fenomena langka. Mengingat banyaknya juga tempat-tempat hiburan malam yang berusaha menarik pengunjung dengan sajian hiburan menarik dan juga sering kali diiklankan melalui billboard atau spanduk yang ada di sekitar jalan raya. Sedangkan dari kalangan mahasiswa ,ada yang memilih hiburan ini hanya sebagai pelepas penat sejenak dan ada pula yang menjadikannya sebagai kebiasaan atau gaya hidup sehingga seringkali mengabaikan kegiatan akademik di kampus.Perkenalan mahasiswa dengan gaya hidup dunia gemerlap dikarenakan oleh beberapa penyebab. Ada yang awalnya hanya penasaran ingin mencoba dan ada pula yang disebabkan oleh ajakan teman. Namun, ada juga dari mereka yang mengatakan bahwa mereka mengikuti gaya hidup dugem karena gengsi dan ingin disebut gaul. Sehingga gaya hidup seperti ini sudah bisa menjadi tren berharga dikalangan mahasiswa.

3. Dunia Malam di Mata Anak Muda

(37)

21

Dalam masa perkembangan sosialnya, berkembang sikap 'conformity' dalam diri remaja. Syamsu Yusuf (2005:198) menyebut conformity adalah kecenderungan untuk menyerah atau mengikuti opini, nilai, kebiasaan, kegemaran (hobi) atau keinginan orang lain (teman sebaya). Perkembangan sikap conformitas dalam diri remaja dapat memberikan dampak positif maupun negatif dalam dirinya. Remaja akan mengikuti apa yang kelompoknya lakukan dan katakan.

Dari uraian diatas maka tidaklah salah jika muncul istilah 'Ababil' (Abg Labil) dewasa ini. Sebutan ini ditujukan bagi remaja yang labil. Mereka mengikuti arus perkembangan zaman dan sangat rentan terhadap pengaruh lingkungan luar. Dalam perkembangan jaman yang sangat pesat, kexanggihan teknologi berperan besar dalam pengetahuan remaja saat ini. Trend yang berkembang saat ini adalah remaja yang berbondong-bondong mengikuti gaya hidup kebarat-baratan, seperto banyak yang tergiur iklan televisi meniru gaya hidup selebriti yang glamor dan lain-lain. Apa saja akan mereka lakukan agar dia disebut anak gaul. Banyak remaja yang menilai bahwa untuk menjadi gaul harus kenal dengan dugem, minimal pernah mencoba. Remaja akan mendapat kebanggaan jika mereka dianggap gaul.

(38)

22

Dugem sering dilakukan di klub malam, arau diskotik . Rokok , narkoba, dan minuman beralkohol sudah menjadi bagian dari dugem itu sendiri, bahkan dugem juga sudah bertalian erat dengan seks bebas. Remaja sudah tentu akan mengeluarkan banyak uang ketika mereka pergi dugem, karena dugem membuat para pengikutnya hidup berfoya-foya, menyia-nyiakan waktu dan mebuat waktu tidur berkurang yang akan berakibat buruk pada kondisi psukis dan biologis remaja itu sendiri.

D. KONSEP MAHASISWA 1. Pengertian Mahasiswa

Pengertian mahasiswa dibedakan menjadi dua suku kata yaitu maha dan siswa. Maga yang atmrtinya tinggi, paling, besar daripada yang lain sedangkan siswa adalah orang yang belajar atau menuntut ilmu. Jadi, mahasiswa adalah orang-orang yang belajar di perguruan tinggi baik di universitas, institut atau akademi. Mereka yang terdaftr sebagai murid di perguruan tinggi dapat disebut sebagai mahasiswa. Tetapi pada dasarnya makna mahasiswa tidak sesempit itu. Terdaftar sebagai mahasiswa di sebuah perguruan tinggi hanyalah syrat administratif menjadi mahasiswa, tetapi menjadi mahasiswa mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar masalah administratif itu sendiri.

(39)

23

E. Kerangka Pikir

Dunia gemerlap atau dunia gembira atau yang biasa kita dengar dengan sebutan clubbing sudah menjadi suatu kefiatan yang lumrah dilakukan oleh sebagian penikmat dunia malam, tidak terkecuali mahasiswa di Lampung. Fenomena hiburan malam dalam kemasan modernotas yang kini seolah menjadi nafas baru pada kehidupan di Lampung adalah satu hal yang menarik dan menyedot banyak mahasiswa untuk berpartisipasi di dalamnya. Club, café, diskotik tempat bilyard, konser music band dan sebagainya merupakan tempat tempat inilah yang biasanya dikunjungi sebagai anggapan bahwa ini adalah hiburan malam modern bagi pemuda atau mahasiswa.

(40)

24

Namun dibalik kesenangan duniawi para penikmat dunia mala mini tentu saja ada dampak yang mereka rasakan. Ada yang negative dan ada pula yang merasa ada sisi positifnya, meskipun sudah jelas hampir 90% lebih banyak negatifnya. Misalnya saja pulang dalam keadaan mabuk dan lihat tetangga, berkelahi didalam club, merubah gaya hidup, menghabiska uang dan masih banyak lagi. Namun ada pula yang merasa mendapatkan sisi positifnya seperti menjadi bartender atau dancer.

(41)

25

Berikut ini akan di sajikan skema kerangka pemikiran yang menjelaskan proses penelitian ini.

Gambar 1. Kerangka Pikir

DUNIA MALAM MAHASISWA

Faktor pengaruh:

Ajakan Teman Rasa ingin tahu Gengsi Jauh dari orangtua Kejenuhan hiburan Faktor ekonomi

Pergi dugem/Clubbing Persepsi tentang

Clubbing

Dampak positif:

Referensi pengamatan sosial Menambah J aringan atau teman Sumber penghasilan

Dampak negatif:

Hedonisme

(42)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Tipe penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang (Sujana dan Ibrahim, 1989:65). Penelitian deskriptif berusaha menggambarkan dan menjelaskan fakta yang terjadi sehingga belum tentu relevan di waktu yang akan datang. Peneliti mengupayakan dengan menggambarkan data dari hasil observasi tentang hal tingkah laku manusia, keadaan atau gejala-gejala lainnya dengan seteliti mungkin.Menurut Sugiyono (2008:2) metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

(43)

2

Menurut Lexi Moleong (2010:6) penelitian kualitatif dimaksudkan untuk memahami fenomena tentang apa yang yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain, secara holistic, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Setelah data-data diperoleh data-data tersebut digunakan untuk menjelaskan dan medeskripsikan fenomena sosial yang diteliti. Mendefinisikan metode penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.

B. Fokus Penelitian

Dalam suatu penelitian sangat penting adanya fokus penelitian karena fokus penelitian akan dapat membatasi studi yang akan diteliti. Tanpa adanya fokus penelitian, peneliti akan terjebak oleh melimpahnya volume data yang diperoleh di lapangan. Penerapan fokus penelitian berfungsi dalam memenuhi kriteria-kriteria, inklusi-inklusi, atau masukan-masukannya, menjelaskan informasi yang diperoleh lapangan. Dengan adanya fokus penelitian, akan menghindari pengumpulan data yang melimpah ruah.

(44)

28

C. Jenis dan Sumber Data

1. Data Primer merupakan data yang diperoleh langsung dengan cara menggali dari sumber sumber informasi (informan) dan dari catatan dari lapanagan yang relevan dengan masalah yang sedang diteliti.

2. Data sekunder adalah data yang digunakan untuk mendukungng dan mencari fakta yang sebenarnya dari hasil wawancara mendalam yang telah dilakukan maupun mengecek kembali data yang sudah ada sebelumnya. Data tersebut bersumber dari dokumentasi dan arsip-arsip.

D. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah obyek penelitian dimana kegiatan penelitian dilakukan. Penentuan lokasi penelitian sangat penting karena hubungan dengan data-data yang harus dicari sesuai dengan fokus yang ditentukan lokasi penelitian juga menentukan apakah data bisa diambil dan memenuhi syarat baik volumenya maupun karakter data yang dibutuhkan dalam penelitian.

(45)

29

E. Penentuan Informan

Faisal (dalam Sugiyono, 2008:293) dengan mengutip pendapat Spradley mengatakan bahwa hendaknya informan memenuhi kriteria sebagai berikut:

a. Mereka yang menguasai atau memahami sesuatu, sehingga sesuatu itu bukan sekedar diketahui, tetapi juga dihayatinya

b. Mereka yang tergolong masih sedang berkecimpung atau terlibat pada kegiatan yang tengah diteliti.

c. Mereka yang mempunyai waktu yang memadai untuk dimintai informasi.

Berdasarkan kriteria tersebut maka informan dalam penelitian ini adalah :

1. Mereka yang memiliki kegiatan clubbing ketika malam dan berstatus mahasiswa.

2. Mereka yang mempunyai waktu yang memadai untuk dimintai informasi.

(46)

30

Metode yang digunakan dalam penentuan informan ini adalah menggunakan metode purposiv caranya yaitu, peneliti memilih orang tertentu yang dipertimbangkan akan memberikan data yang diperlukan, dalam hal ini peneliti memilih enam orang informan.

F. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2008:224) teknik pengumpulan data adalah langkah yang paling strategis dalam penelitian dan berguna untuk mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.

Mengingat bahwa penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, maka adapun teknik pengumpulan data yang akan dipergunakan peneliti adalah sebagai berikut :

1. Wawancara

Wawancara yaitu teknik yang digunakan untuk memperoleh data melalui percakapan langsung dengan para informan yang berkaitan dengan masalah penelitian.

(47)

31

mengembangkan pertanyaan serta suasana tetap terjaga agar kesan dialogis dan informal.

2. Observasi

Teknik observasi dipergunakan untuk mengumpulkan data melalui pengamatan dan pencatatan langsung tentang objek yang akan menjadi topik kajian dalam penelitian ini. Penggunaan teknik observasi dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkap fenomena yang tidak diperoleh melalui teknik wawancara.

Teknik observasi juga digunakan karena dapat mendukung data yang diperoleh melalui wawancara, sehingga akan diketahui apakah data yang akan diberikan informan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Dalam hal ini yang akan di observasi adalah aktivitas apa saja yang dilakukan clubbers saat dugem, seperti apa situasi di lokasi pada saat ada eventladies nightdengan malam biasa.

G. Teknik Pengolahan Data

Setelah data hasil penelitian dikumpulkan, maka tahap selanjutnya adalah melakukan pengolahan data. Adapun langkah-langkah yang dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut:

1. Seleksi Data

(48)

32

2. Klasifikasi Data

Yaitu menempatkan data atau mengelompokkan data sesuai dengan pokok bahasan atau pokok permasalahan yang telah disusun.

3. Penyusunan Data

Yaitu kegiatan menyusun data secara sistematis menurut tata urutan yang telah diterapkan sehingga mudah dianalisis.

H. Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono (2008 : 244 ) analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilah mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif, dengan tahapan sebagai berikut :

1. Reduksi Data

(49)

33

2. Penyajian Data (Display Data)

Penyajian data dilakukan dalam uraian singkat, data disajikan dalam teks yang bersifat naratif. Dikatakan Miles and Huberman (dalam Sugiyono, 2008 : 249) bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif .

3. Penarikan Kesimpulan ( Verifikasi Data )

(50)

BAB VI PENUTUP

A.Kesimpulan

Perkembangan dan pertumbuhan kota secara tidak langsung telah mendorong perkembangan tempat-tempat hiburan yang semakin beragam. Beragamnya pilihan hiburan juga memunculkan berbagai kelompok atau komunitas yang mempunyai kesamaan dalam hal mencari hiburan dan cara menghabiskan waktu.Disko tik merupakan salah satu tempat hiburan yang perkembangannya sangat dipengaruhi oleh kemajuan kota. Tempat hiburan yang hanya di buka pada malam hari ini bukanlah merupakan hal baru di Indonesia karena telah ada sejak era 70-an. Kemajuan teknologi terutama di bidang komunikasi telah menggeser para penikmat hiburan malam yang awalnya hanya dinikmati oleh orang tua menjadi hiburan yang lebih di dominasi oleh anak muda. Saat ini penikmatdiskotik terus bertambah sehingga memunculkan kelompok-kelompok penikmat diskotik yang sering disebut clubbers.

(51)

64

malam yang memilih cara menghabiskan waktunya dengan berkumpuldengan teman-temannya di sebuah diskotik dengan segala aktivitas didalamnya.

Kegiatan yang mereka lakukan ini biasa disebut dengan dugem(dunia gemerlap) Tujuan utama paraclubbermengunjungi diskotik adalah untuk berkumpul dengan teman-temannya dan mencari hiburan dengan menikmati suasana pesta yang dapat mereka rasakan di dalam diskotik. Sedangkan pengunjung lain terkadang memiliki tujuan berbeda ketika memasuki sebuah diskotik. Berdasarkan jawaban-jawaban tersebut maka dapat disimpulkan bahwa dunia malam atau dugem merupakan salah satu dari berbagai gaya hidup yang dianut oleh masyarakat perkotaan khususnya para mahasiswa penikmat dunia malam.

(52)

65

B. Saran

1. Para mahasiswa harus mampu mengurangi kegiatan dugem untuk kebaikan masa depan, Harus jaga diri dan mencari hiburan lain yang lebih aman dan positif.

2. Para orang tua harus sering memantau anaknya agar tidak terjerumus ke pergaulan yang salah.

(53)

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani. 1992.Sosiologi Skematika, Teoridan Terapan. Jakarta. Bumi Aksara.

Andi, Mappiere. 1983.Psikologi Remaja.. Surabaya. Usaha Nasional.

Bambang, Marhiyanto. 1979.Kemelut Remaja dan Permasalahannya.Gersik. CV Bintang Pelajar.

Idianto, M. 2004.Sosiologi. Jakarta. Erlangga.

Moleong, Lexy. J. 1988. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. Rosda Karya.

SarlitoWirawanSarwono, Prof. Dr. 1988.Psikologi Remaja. Jakarta. PT Raja GrafindoPersada.

Soekanto, Soerjono. 1990.Sosiologi Keluarga. Jakarta. Rineka Cipta.

Sugiyono. 2008.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D.Bandung. Alfabeta.

Susanto, A.B. 2001.Potret-Potret Gaya Hidup Metropolis.Jakarta.Buku Kompas.

Sumber-sumber lain :

Juwono Sudarman. 2010.Gaya Hidup dan Identitas.. (Online)

Tersedia: http://www.membuatblog.web.id/2010/04/pengertian-gaya-hidup.html diakses: tanggal 17/11/2013)

Maz bow. 2009.Psikologi Sosial. (Online)

Tersedia: http://www.masbow.com/2009/11/gaya-hidup-clubbing-remaja.html Diakses pada tanggal 08/11/2013)

Psychemate. 2007.Chatarsiswith clubbing.(Online)

Gambar

Gambar 1. Kerangka Pikir

Referensi

Dokumen terkait