• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH TRAILER FILM INDONESIA TERHADAP MINAT MENONTON FILM (Studi pada Unit Kegiatan Mahasiswa Darmajaya Computer and Film Club di Institut Informatika dan Bisnis Darmajaya Bandar Lampung)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH TRAILER FILM INDONESIA TERHADAP MINAT MENONTON FILM (Studi pada Unit Kegiatan Mahasiswa Darmajaya Computer and Film Club di Institut Informatika dan Bisnis Darmajaya Bandar Lampung)"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGARUH TRAILER FILM INDONESIA TERHADAP MINAT MENONTON FILM

(Studi Pada Unit Kegiatan Mahasiswa Darmajaya Computer and Film Club di Insitut Informatika dan Bisnis Darmajaya Bandar Lampung)

Oleh

IVONA HODAYAT

Trailer film merupakan preview dari suatu film yang akan segera ditayangkan. Trailer film yang menjadi fokus penelitian ini adalah trailer film Indonesia dan pengaruhnya terhadap minat menonton film. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar pengaruh trailer film Indonesia terhadap minat menonton film pada mahasiswa yang tergabung dalam UKM DCFC. Tipe penelitian ini adalah eksplanatif yang bertujuan untuk menghubungkan atau mencari sebab akibat antara dua variabel. Sementara metode yang digunakan adalah metode survei dengan menggunakan kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang tergabung dalam UKM DCFC yang pernah menonton trailer film Indonesia yang berjumlah 60 orang. Sampel yang digunakan adalah keseluruhan populasi yang berarti menggunakan teknik sampling berupa total sampling. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis tabel tunggal. Selain itu juga terdapat uji regresi linier sederhana dan uji hipotesis. Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan rumus uji T. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti ada pengaruh trailer film Indonesia terhadap minat menonton film pada anggota UKM DCFC. Nilai korelasi pengaruh trailer film Indonesia terhadap minat menonton film adalah 0,546 yang berada pada kategori hubungan yang cukup berarti, sedangkan besar pengaruhnya adalah 29,8 %.

(2)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF INDONESIAN MOVIE TRAILER TOWARDS INTEREST IN WATCHING MOVIE

(Study on College Student Activity Unit Darmajaya Computer and Film Club at Darmajaya Intitute of Business and Informatics in Bandar Lampung)

By

IVONA HODAYAT

Movie trailer is a preview of upcoming movie. The focus of movie trailer in this research was Indonesian movie trailer and its influence towards interest in watching movie. The purpose of this research was to find out how much the influence of Indonesian movie trailer towards interest in watching movie on members of UKM DCFC. Type of this research was explanation in purpose to connect or find causal relation between two variables. Then the method that used in this research was survey by using questionnaire. Population in this research was all the members of UKM DCFC that ever watched Indonesian movie trailer. The total of population was 60 person. All of them were the sample in this research. Sampling technic that used in this research was total sampling. Technic of data analyse in this research was single table analyse. Beside that, there was also simple linier regresion test and hypothesis test. Hypothesis test in this research used T test formula. The result of this research rejected Ho and accepted Ha that meant Indonesia movie trailer influence watching movie interest on UKM DCFC members. Correlation value of this research was 0,546 which is has enough significant relation, whereas the number of its influence was 29,8%.

(3)

PENGARUH

TRAILER

FILM INDONESIA TERHADAP

MINAT MENONTON FILM

(Studi pada Unit Kegiatan Mahasiswa Darmajaya Computer and Film Club di Institut Informatika dan Bisnis Darmajaya Bandar Lampung)

Oleh

Ivona Hodayat

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA ILMU KOMUNIKASI

Pada

Jurusan Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)
(5)
(6)
(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bukittinggi, Sumatera Barat pada tanggal 14 April 1991, sebagai putri kedua dari tiga bersaudara pasangan Bapak Ho Tjeng Tong dan Ibu Tong Mi Moy.

Pendidikan yang pernah penulis tempuh, TK Kuntum Mekar Bukittinggi diselesaikan tahun 1997, Sekolah Dasar (SD) Fransiskus Bukittinggi lulus tahun 2003, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Xaverius Bukittinggi lulus tahun 2006, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMAN 4 Bukittinggi lulus tahun 2009.

(8)

TO

(9)

SANWACANA

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi dengan judul “Pengaruh Trailer Film Indonesia Terhadap Minat

Menonton Film (Studi pada Unit Kegiatan Mahasiswa Darmajaya Computer and

Film Club di Institut Informatika dan Bisnis Darmajaya Bandar Lampung)

adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi di Universitas Lampung.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Agus Hadiawan, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. Teguh Budi Raharjo, M.Si., selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung dan Penguji skripsi penulis atas bimbingan, saran, dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini. 3. Bapak Dr. Abdul Firman Ashaf, S.IP., M.Si., selaku Pembimbing Akademik

dan Pembimbing skripsi penulis atas bimbingan, saran, dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini dan selama menjalani perkuliahan.

(10)

Venta, Anggi, Okta, Vio, dan Riski yang selalu menemani dan membantu penulis. Love you guys .

7. Teman-teman Ilmu Komunikasi 2011 (Komsebelas) : Tere, Dian Ertha, Prita, Mifta, Rizka, Shaela, Yessy, Ambar, Issa, Wahyu, Jaya, Rizal, Isa Dede, Arya, Eko, Nanang, Boby, Novian, Irwin, Hana, Hamham, Alif, Imel, Amoy, Devi, Wiwin, Marlia, Afifah, Nita, Cita, Ayutia, Dhila, Fajriati, Hesti, Sigit, Yoga, Diki, Ady, Gigih, Satya, Lidya, Herdiani, Fitri, Arta dan teman-teman Komsebelas lainnya yang selama ini telah banyak membantu penulis.

8. Kakak-kakak dan adik-adik tingkat Jurusan Ilmu Komunikasi yang telah banyak berbagi ilmu dan membantu penulis.

9. Keluarga besar HMJ Ilmu Komunikasi.

10. UKM Darmajaya Computer and Film Club (UKM DCFC) yang telah memperkenankan penulis untuk melakukan penelitian dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

11. Teman-teman KKN Kutowinangun (Cah KKN) : Intan, Grace, Fisca, Heidi, Gusti, Heru, Angga, Onky, Gilang, dan Indra.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Bandar Lampung, Februari 2015

Penulis

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ...xi

DAFTAR GAMBAR ...xiv

I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...1

B. Rumusan Masalah ...7

C. Tujuan Penelitian ...7

D. Kegunaan Penelitian ...7

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu ...8

B. Kerangka Konseptual ...21

C. Kerangka Pemikiran ...30

D. Hipotesis Penelitian ...32

III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian ...33

B. Metode ...34

C. Variabel Penelitian ...34

(12)

G. Sampel dan Teknik Sampling ...38

1. Sampel ...38

2. Teknik Sampling ...39

H. Sumber Data ...39

I. Teknik Pengumpulan Data ...40

J. Teknik Pengolahan Data ...41

K. Teknik Pemberian Skor ...42

L. Teknik Pengujian Instrumen ...42

M. Teknik Analisis Data ...44

N. Pengujian Hipotesis ...46

IV. GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Unit Kegiatan Mahasiswa Darmajaya Computer and Film Club (UKM DCFC) 1. Sejarah Singkat UKM DCFC ...48

2. Visi dan Misi UKM DCFC ...49

3. Divisi-Divisi di UKM DCFC ...50

4. Kepengurusan UKM DCFC ...53

V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Karakteristik Responden...54

2. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ...58

(13)

5. Analisis Data Berdasarkan Variabel ...76

B. Uji Regresi Linier Sederhana...80

C. Uji Hipotesis ...81

D. Pembahasan ...84

VI. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ...89

B. Saran ...90

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Kajian Penelitian Terdahulu ...18

2. Model Hierarki Tanggapan (Response Hierarchy Model) ...28

3. Definisi Operasional Penelitian ...37

4. Daftar Nama Pengurus UKM DCFC ...53

5. Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...54

6. Identitas Responden Berdasarkan Usia ...55

7. Identitas Responden Berdasarkan Lama Bergabung di UKM DCFC ...56

8. Frekuensi Menonton Film Indonesia dalam Satu Bulan ...56

9. Kesukaan Terhadap Genre Film Indonesia ...57

10. Uji Validitas Variabel Trailer Film Indonesia ...59

11. Uji Validitas Minat Menonton Film ...59

12. Uji Reliabilitas ...60

13. Respon Pernyataan Narasi yang Terdapat dalam Trailer Film Indonesia Disampaikan dengan Jelas ...61

14. Respon Pernyataan Pesan yang Terdapat dalam Narasi Trailer Film Indonesia Mudah Dipahami ...62

15. Respon Pernyataan Karakter Suara yang Digunakan dalam Menyampaikan Narasi Trailer Film Indonesia Sudah Sesuai (Enak Didengar)...63

(15)

18. Respon Pernyataan Terdapat Montase atau Shot Singkat yang Menyingkat Ruang, Waktu, dan Informasi dengan Efek Khusus (Memudar, Larut, Permainan Eksposur, dan lain-lain) pada

Trailer Film Indonesia yang Saya Tonton ...66 19. Respon Pernyataan Terdapat Tampilan Nama Pemeran pada

Trailer Film Indonesia yang Saya Tonton ...67 20. Respon Pernyataan Nama Pemeran Film yang Ditampilkan

dalam Trailer Film Indonesia Menjadi Suatu Daya Tarik...68 21. Respon Pernyataan Musik yang Terdapat dalam Trailer Film

Indonesia Sudah Sesuai (Enak Didengar)...69 22. Respon Pernyataan Musik yang Terdapat dalam Trailer Film

Indonesia Menjadi Suatu Daya Tarik ...70 23. Respon Pernyataan Setelah Menonton Trailer Film Indonesia,

Anda Memperoleh Informasi yang Cukup Mengenai Suatu

Film Indonesia ...71 24. Respon Pernyataan Setelah Menonton Trailer Film Indonesia,

Pengetahuan Anda Bertambah Mengenai Film Indonesia ...72 25. Respon Pernyataan Setelah Menonton Trailer Film Indonesia

Anda Merasa Puas dengan Informasi yang Disampaikan ...73 26. Respon Pernyataan Setelah Menonton Trailer Film Indonesia

Anda Menyukai Film–Film Indonesia ...74 27. Respon Pernyataan Setelah Menonton Trailer Film Indonesia

Anda Tertarik dengan Film-Film Indonesia ...75 28. Respon Pernyataan Setelah Menonton Trailer Film Indonesia

Anda Berkeinginan untuk Menonton Film-Film Indonesia...75 29. Distribusi Frekuensi Jumlah Skor Variabel Trailer

Film Indonesia ...77 30. Distribusi Frekuensi Jumlah Skor Variabel Minat

(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

(17)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Film merupakan salah satu media komunikasi massa yang unik. Film mampu memberikan pengalaman dan perasaan yang berbeda kepada para penontonnya melalui tayangan cerita yang ditampilkan dalam film tersebut. Cerita yang ada dalam suatu film dapat mewakili satu atau lebih dari satu tema film (genre) yang ada. Seperti film yang bertema drama, tetapi ada juga film yang bertemakan drama komedi. Melalui film, penonton dapat memperoleh informasi, pengetahuan, dan hiburan. Hal ini dikarenakan film sebagai suatu bentuk media massa menjalankan fungsinya sebagai bagian dari komunikasi massa.

(18)

bahwa pada April 2014 ada sebanyak 45 judul film yang telah lulus sensor. 45 judul film Indonesia yang dihasilkan hingga April 2014 di antaranya dinyatakan berkualitas dan sukses tayang di bioskop. Film-film itu antara lain 99 Cahaya di Langit Eropa Part 2, Sepatu Dahlan, Princess, Kau dan Aku Cinta Indonesia, Comic 8, serta The Killers (http://www.republika.co.id/berita/senggang/film/14 /05/02/n4y7pz-produksi-film-nasional-meningkat-signifikan). Adanya pemberita-an mengenai produksi film nasional ypemberita-ang meningkat pada tahun 2014 menunjukkan bahwa perfilman Indonesia mengalami kemajuan, tidak hanya dari segi kuantitas tetapi juga segi kualitasnya.

Kondisi perfilman Indonesia yang mengalami peningkatan dengan banyaknya film yang diproduksi dapat memicu terjadinya persaingan antar pihak produksi film yang satu dan lainnya dalam menarik perhatian masyarakat. Apabila ditinjau dari segi masyarakat itu sendiri, setidaknya ada lima faktor utama yang dapat mempengaruhi masyarakat dalam memilih film. Kelima faktor utama ini dapat menjadi acuan bagi pihak produksi film Indonesia dalam mencapai tujuannya. Faktor–faktor itu antara lain komunikasi pemasaran, sumber informasi netral, karakteristik film, konten, dan kemudahan (Herlina, 2012: 3).

(19)

cerita, objectionable content, dan teknologi. Faktor kemudahan terdiri dari waktu pemutaran dan judul (Herlina, 2012: 3).

Pada faktor pendukung tersebut faktor iklan dapat menjadi salah satu faktor yang efektif dalam mempengaruhi masyarakat memilih film yang akan ditontonnya. Hal ini dikarenakan iklan sebagai suatu bentuk komunikasi yang kompleks beroperasi untuk mengejar tujuan dan menggunakan strategi untuk mempengaruhi pikiran, perasaan, dan tindakan konsumen (Moriarty dkk, 2009: 6). Berkaca pada penggunaan iklan film dalam menarik perhatian masyarakat Indonesia untuk menonton film-film Indonesia dapat dikatakan belum dimanfaatkan secara maksimal. Terbukti dengan masih sedikitnya iklan-iklan film Indonesia di media massa yang ada. Padahal jika ditinjau dari tujuan iklan itu sendiri, penggunaan iklan film akan dapat membantu pihak produksi film dalam mengejar tujuannya.

(20)

Sehubungan dengan trailer film atau dikenal juga dengan movie trailer, Natigor dan Rini (2011) melakukan penelitian mengenai pengaruh penayangan movie trailer dan store environment terhadap recall audience pada bioskop 21 Medan. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa movie trailer berpengaruh dominan terhadap recall audience. Selain itu, penelitian mengenai trailer film tidak hanya dilakukan di Indonesia, tetapi juga di Amerika Serikat, tepatnya di Universitas Wisconsin. Terdapat peneliti yang menggunakan trailer film sebagai obyek dari penelitiannya. Jerrick (2013) meneliti tentang The Effectiveness of Film Trailers : Evidence from The College Student Market. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Jerrick mengungkapkan bahwa trailer film secara efektif mendorong dan mempengaruhi mahasiswa untuk membayar dan menonton film yang diiklankan tersebut di bioskop.

Persamaan dari kedua penelitian terdahulu tersebut adalah tidak terdapat spesifikasi trailer film yang dimaksud, seperti film Indonesia atau film Hollywood, dan sebagainya. Berdasarkan hal tersebut, maka inilah yang membedakannya dengan penelitian ini, yaitu penelitian ini lebih berfokus pada trailer film Indonesia.

(21)

seseorang akan diawali dari pembuatan kesadaran kemudian menanamkan kesan atau memancing minat dan pencarian informasi, mendorong pemahaman informasi, membantu orang untuk membuat keputusan yang tepat, serta mengaktifkan orang-orang tersebut. Tahapan itulah yang akan dialami oleh seseorang ketika ia menonton trailer film. Pada awalnya ia menyadari akan adanya suatu film, kemudian timbul minat pada dirinya, ia berusaha mencari informasi dan memahami informasi mengenai film itu, lalu ia akan membuat keputusan untuk menonton atau tidak menonton.

Pada penelitian ini, tahapan yang diteliti hanya sebatas minat. Minat menurut Stiggins (1994: 310) merupakan salah satu dimensi dari aspek afektif yang banyak berperan dalam kehidupan seseorang. Aspek afektif merupakan aspek yang mengidentifikasi dimensi-dimensi perasaan dari kesadaran emosi, disposisi, dan kehendak yang mempengaruhi pikiran dan tindakan seseorang. Berdasarkan definisi tersebut maka dapat dikatakan bahwa minat berperan penting dalam menentukan tindakan seseorang. Minat karena berhubungan dengan dimensi– dimensi perasaan maka akan dapat menentukan hal apa yang akan dilakukan oleh seseorang.

(22)

menonton film. Selain itu, Dimasningtias (2012) juga melakukan penelitian mengenai minat menonton film tepatnya pengaruh citra terhadap minat menonton film. Adanya beberapa penelitian mengenai minat menandakan bahwa minat merupakan tahapan yang penting yang ada pada diri seseorang yang perlu untuk diteliti.

Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti berkeinginan untuk mengetahui seberapa besar trailer film mempengaruhi minat menonton film pada masyarakat. Sehubungan dengan lingkup perfilman Indonesia maka trailer film yang diteliti adalah trailer film Indonesia dalam mempengaruhi minat menonton film Indonesia. Penelitian ini akan dilakukan pada sekelompok mahasiswa yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa Darmajaya Computer and Film Club (UKM DCFC).

(23)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah seberapa besar pengaruh trailer film Indonesia terhadap minat menonton film pada mahasiswa yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa Darmajaya Computer and Film Club ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besar pengaruh trailer film Indonesia terhadap minat menonton film pada mahasiswa yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa Darmajaya Computer and Film Club.

D. Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini terbagi atas dua, yaitu sebagai berikut : a. Kegunaan teoritis

Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan Ilmu Komunikasi, khususnya mengenai komunikasi pemasaran dan juga bidang perfilman.

b. Kegunaan praktis

(24)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Film merupakan salah satu bentuk media komunikasi massa. Film adalah gambar hidup yang dikenal juga dengan sebutan movie. Film secara kolektif disebut sinema. Istilah sinema bersumber dari kata sinematik atau gerak (Kristanto dan Rahmadhani, 2011: 1). Mengenai pengertiannya, film menurut Effendy (1986: 239) diartikan sebagai hasil budaya dan alat ekspresi kesenian. Adapun mengenai tumbuh kembangnya film sangat bergantung pada teknologi dan paduan unsur seni sehingga menghasilkan film yang berkualitas (McQuail, 1997: 110). Pada sebuah film terdapat beberapa unsur, seperti judul, tema, alur, serta pemeran utama yang merupakan faktor penarik dalam sebuah karya film.

Sehubungan dengan tema film atau genre, menurut Baksin (2003) (dalam Joseph, 2011), film terbagi menjadi lima tema, yaitu :

a. Drama

(25)

b. Aksi (action)

Tema aksi (action) mengetengahkan adegan-adegan perkelahian, pertempuran dengan senjata, atau kebut-kebutan kendaraan antara tokoh yang baik (protagonis) dengan tokoh yang jahat (antagonis), sehingga penonton ikut merasakan ketegangan, was-was, takut, bahkan bisa ikut bangga terhadap kemenangan si tokoh.

c. Komedi

Tema film komedi intinya adalah mengetengahkan tontonan yang membuat penonton tersenyum atau bahkan tertawa terbahak-bahak. Film komedi berbeda dengan lawakan karena film komedi tidak harus dimainkan oleh pelawak, tetapi pemain biasa pun bisa memerankan tokoh yang lucu.

d. Tragedi

Film yang bertemakan tragedi, umumnya mengetengahkan kondisi atau nasib yang dialami oleh tokoh utama pada film tersebut. Nasib yang dialami biasanya membuat penonton merasa kasihan atau prihatin.

e. Horor

Film bertemakan horor selalu menampilkan adegan-adegan yang menyeramkan sehingga membuat penontonnya merinding karena perasaan takutnya. Hal ini karena film horor selalu berkaitan dengan dunia gaib atau magis, yang dibuat dengan special effect, animasi, atau langsung dari tokoh-tokoh dalam film tersebut.

(26)

di Indonesia pasca era reformasi. Pasca era reformasi dianggap sebagai momentum awal kebangkitan perfilman nasional. Momen ini ditandai dengan film musikal anak-anak Petualangan Sherina (1999). Selang beberapa tahun diproduksi dua film fenomenal yang sukses luar biasa, yaitu Jelangkung (2001) dan Ada Apa Dengan Cinta? (2001). Dua film ini dianggap sebagai film pelopor yang nantinya banyak bermunculan puluhan film dengan tema (genre) yang sama, yaitu drama dan horor (http://montase.blogspot.com/2010/05/sekilas-sejarah-filmindonesia. html?m=1).

Film bertema drama dan horor bahkan hingga kini masih membanjir dan laris di pasaran. Selain film roman dan horor, film komedi juga sukses besar di pasaran. Film-film ini rata-rata ditujukan untuk penonton remaja. Film anak-anak diproduksi tidak sebanyak film roman dan horor, namun film bertema ini seringkali sukses besar di pasaran. Film anak yang populer seperti Denias Senandung di Atas Awan, Laskar Pelangi, dan Sang Pemimpi. Tidak jarang pula dipadukan dengan unsur olahraga seperti Garuda di Dadaku, King, dan Tendangan dari Langit. Perfilman Indonesia melakukan terobosan dengan memproduksi film animasi musikal Meraih Mimpi (http://montase.blogspot.com/ 2010/05/sekilas-sejarah-filmindonesia.html?m=1).

(27)

berpadu dengan tema kriminal dan perang. Seperti Serigala Terakhir, Merah Putih, Darah Garuda, dan The Raid (http://montase.blogspot.com/2010/05/ sekilas-sejarah-film indonesia.html?m=1).

Selain itu, terkait perfilman Indonesia juga terdapat suatu bagian dari film yang juga memiliki peran penting, yaitu penontonnya. Film hanya akan dapat menjalankan fungsinya apabila ditonton oleh khalayaknya. Penonton film sebagai pihak yang mengkonsumsi film dapat ditinjau berdasarkan faktor psikografinya. Psikografi menurut Emanuel Denby (dalam Gountas dan Gountas, 2001) adalah pemakaian faktor psikologis, sosiologis, dan antropologis, seperti manfaat yang diinginkan, konsep diri, gaya hidup untuk menentukan bagaimana pasar dipangsa menurut kecenderungan kelompok dalam pasar yang bersangkutan dan alasan mereka untuk mengambil keputusan tertentu mengenai produk, orang, ideologi, atau kalau tidak, menganut suatu sikap atau menggunakan suatu medium (Putra dan Muhammad, 2011).

(28)

media dan genre media (Hall, 2005, Weaver dan James, 1991, Weaver dan James, 1993).

Penelitian Putra dan Muhammad (2011) ini mengemukakan bahwa terdapat empat segmentasi penonton film Indonesia, yaitu sebagai berikut :

a. Penikmat

Penikmat adalah kelompok penonton film yang bertindak seakan diri mereka adalah petualang kuliner dan menganggap film sebagai suatu santapan yang beragam jenisnya. Intensitas menonton satu kali sebulan.

b. Ilmuwan

Ilmuwan adalah kelompok penonton film yang bertindak selayaknya ilmuwan ketika menonton film. Kelompok ini memandang film sebagai sebuah obyek penelitian yang sangat menarik. Penonton dalam kelompok ini datang ke bioskop dengan membawa sejumlah dugaan, memilih film dengan harapan menemukan sesuatu setelah menontonnya. Intensitas menonton sekali dalam seminggu.

c. Seniman

Penonton dalam segmen ini bertindak seakan seniman ketika menonton sebuah film. Mereka mendatangi bioskop dengan harapan menemukan sekumpulan ide untuk diolah menjadi karya. Intensitas menonton dapat satu kali sebulan atau satu kali dalam enam bulan.

d. Detektif

(29)

untuk diselesaikan. Penonton dalam segmen ini pada mulanya menonton film tanpa dugaan apapun. Intensitas menonton dapat satu kali sebulan atau satu kali setahun.

Terkait perfilman, maka terdapat beberapa peneliti yang menjadikannya sebagai obyek penelitian, baik itu hal-hal yang berhubungan dengan film ataupun efek dari hal-hal yang berhubungan dengan film tersebut terhadap khalayak. Salah satu hal yang berhubungan dengan film yang menjadi obyek penelitian adalah iklan. Iklan atau advertising adalah jenis komunikasi pemasaran yang merupakan istilah umum yang mengacu pada semua bentuk teknik komunikasi yang digunakan pemasar untuk menjangkau konsumennya dan menyampaikan pesannya. Iklan adalah pesan yang kebanyakan dikirim melalui media (Moriarty dkk., 2009: 6). Iklan yang dimaksud pada bagian ini adalah iklan film. Pada penelitian ini berfokus pada iklan film yang berupa trailer film. Trailer film merupakan suatu bentuk promosi film yang menggunakan media elektronik (www.anneahira.com /iklan-film.htm).

(30)

trailer dan store environment, baik secara simultan maupun secara parsial berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap recall audience pada bioskop 21 Medan. Variabel movie trailer berpengaruh lebih besar atau dominan terhadap recall audience.

Adanya penelitian terdahulu yang pertama ini menunjukkan bahwa trailer film juga menjadi obyek penelitian di luar lingkup Ilmu Komunikasi. Melalui penelitian terdahulu ini pula dapat diketahui bahwa salah satu fokusnya, yaitu movie trailer atau trailer film dapat menjadi rujukan bagi peneliti dalam melakukan penelitian. Tinjauan trailer film yang terdapat dalam penelitian ini dapat membantu peneliti dalam menentukan indikator-indikator dari trailer film yang akan digunakan sebagai dasar penulisan kuesioner.

Kedua, penelitian terdahulu berupa jurnal online yang berjudul The Effectiveness of Film Trailers : Evidence from The College Student Market. Penelitian ini dilakukan oleh David Jerrick seorang mahasiswa di University of Wisconsin. Jurnal online ini diterbitkan pada tahun 2013. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa trailer film secara efektif mendorong dan mempengaruhi mahasiswa untuk membayar dan menonton film yang diiklankan tersebut di bioskop.

(31)

terdahulu ini menggunakan obyek trailer film yang menandakan bahwa trailer film sebagai bagian dari film merupakan sesuatu hal yang penting untuk diteliti.

Kedua penelitian terdahulu tersebut memiliki keterkaitan dengan variabel trailer film yang terdapat dalam penelitian ini. Tinjauan mengenai trailer film yang terdapat di dalam kedua penelitian terdahulu tersebut menjadi sumber rujukan bagi peneliti dalam melakukan penelitian ini.

(32)

Penelitian terdahulu tersebut berfokus pada tahap interest atau minat yang menandakan bahwa minat merupakan tahapan yang memiliki peran penting dalam diri seseorang. Minat yang diteliti adalah minat menonton film. Adapun teori yang digunakan dalam penelitian terdahulu ini memberikan arahan bagi peneliti dalam menentukan teori yang digunakan untuk penelitian ini.

Kedua, penelitian terdahulu berupa skripsi online yang berjudul Pengaruh Citra Terhadap Minat Menonton Film (Kasus Citra Julia Perez pada Film Arwah Goyang Karawang) yang diteliti oleh Tri Indah Dimasningtias seorang mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Skripsi online ini diterbitkan pada tahun 2012. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terpaan media massa dapat mempengaruhi citra artis. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa ada pengaruh negatif antara terpaan terhadap citra. Semakin negatif citra seorang artis maka minat menontonnya semakin rendah. Teori yang digunakan dalam penelitian terdahulu ini adalah teori kultivasi.

(33)

Berdasarkan kedua penelitian terdahulu yang berkaitan dengan minat menonton film tersebut terdapat perbedaan dengan penelitian ini, yaitu terletak pada faktor yang digunakan dalam mempengaruhi minat menonton film. Faktor tersebut dalam penelitian ini adalah trailer film, khususnya trailer film Indonesia.

Secara umum melalui keempat penelitian terdahulu yang peneliti temukan dapat diketahui bahwa trailer film dan minat menonton film telah dijadikan sebagai obyek penelitian oleh beberapa peneliti. Bahkan penelitian ini tidak hanya dilakukan di Indonesia tetapi juga di luar Indonesia. Mengenai trailer film belum terdapat penelitian yang secara khusus berfokus pada suatu segmen trailer film tertentu, untuk itu penelitian ini lebih terfokus, yaitu pada trailer film Indonesia. Tinjauan mengenai trailer film yang terdapat pada penelitian terdahulu memberi arahan bagi peneliti dalam melakukan penelitian ini. Sementara mengenai minat, tidak jauh berbeda antara penelitian ini dengan penelitian terdahulu. Masih tetap berfokus pada minat menonton film. Hanya saja faktor yang mempengaruhinya yang berbeda.

(34)

18 Secara lebih rinci, kajian penelitian terdahulu ini dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1. Kajian Penelitian Terdahulu.

No Tinjauan Fatwa Gunawan Putra

Universitas Sumatera

1. Judul Tayangan Bioskop Trans

TV dan Minat Menonton

2. Fokus Suatu program acara film di televisi dalam yaitu, movie trailer dan store environment dalam mempengaruhi recall audience

Mengidentifikasi keefektifan trailer film dalam mempengaruhi mahasiswa

(35)

19 4. Hasil Penelitian Terdapat hubungan

(36)

20 sedangkan teori yang

digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah Model Hierarki Efek.

film Indonesia.

6. Kontribusi Penelitian

Penelitian ini memberi kontribusi berupa

tinjauan mengenai minat menonton film dan arahan dalam penggunaan teori.

Penelitian ini memberi kontribusi berupa tinjauan mengenai minat menonton film

Penelitian ini memberi kontribusi berupa tinjauan mengenai trailer film.

(37)

B. Kerangka Konseptual

Penelitian mengenai pengaruh trailer film Indonesia terhadap minat menonton film terdiri dari dua konsep, yaitu trailer film Indonesia dan juga minat menonton film. Konsep pertama, yaitu trailer film merupakan suatu preview dari film yang akan segera ditayangkan. Sebagai salah satu bentuk advertising, trailer film memiliki pertumbuhan yang cepat karena didukung oleh adanya kemajuan teknologi digital. Trailer film dibidik ke target tertentu berdasarkan pada sifat film dan rating-nya, seperti G (General) atau PG (Parental Guidance) (Moriarty dkk., 2011: 337).

Trailer film terdiri dari serangkaian adegan pilihan dari sebuah film yang diiklankan. Hal ini dikarenakan tujuan dari trailer film adalah untuk menarik perhatian, maka adegan yang dipilih untuk ditampilkan adalah bagian yang menarik, lucu, atau bagian yang penting dari film. Adegan yang ditampilkan tidak selalu urut seperti yang ada di filmnya. Durasi trailer film harus mencapai waktu kurang dari dua menit tiga puluh detik. Durasi ini adalah durasi maksimal yang diperbolehkan oleh Motion Picture Association of America (MPAA) (http://en. wikipedia.org/wiki/Trailer%28promotion%29).

(38)

dengan signature music dan juga biasanya menampilkan momen-momen emosional yang ada pada film serta nama pemeran film jika itu untuk menunjang penjualan film. Pada suatu trailer film terdapat judul film, tampilan nama aktor dan aktris yang tampil di film, nama sutradara dan produser jika mereka adalah orang terkenal, logo produksi, serta nama perusahaan produksi dan distribusi film (http://en.wikipedia.org/wiki/Trailer%28promotion%29). Trailer film yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah trailer film Indonesia.

Adapun mengenai trailer film dalam Kernan (2004: 1) disebutkan bahwa, “while trailer are a form of advertising, they are also a unique form of narrative film

exhibition, wherein promotional discourse and narrative pleasure are conjoined

(whether happily or not)”. Hal tersebut oleh Natigor dan Rini (2011) dimaksudkan bahwa trailer adalah suatu bentuk iklan, trailer juga merupakan suatu bentuk unik dari narasi film, dimana wacana promosi dan kesenangan berupa narasi disatukan (baik suka ataupun tidak).

Selain itu, juga dinyatakan bahwa “trailer defined as a brief film text that usually

displays images from a specific feature film while asserting its excellence, and

that is created for the purpose of projecting in theaters to promote a film’s

(39)

Trailers offer figurations of felicitous spaces so as to make audiences wish to be

there or conversely, horrific or suspenseful spaces to create audience desire to

experience the “safe” fear and terror of the movies. The restriction of trailers to a

few minutes of carefully selected and edited shots and scene endows what do we

see, from faces to car crashes, with a kind of pregnancy or underdeterminancy

that allows audiences to create an imaginary (as-yet-unseen) film out of these

fragments- we desire not the real film but the film we want to see” (Kernan, 2004: 13).

Hal tersebut dapat diartikan bahwa trailer film menampilkan rupa ruang yang indah untuk membuat penonton berkeinginan berada di sana atau sebaliknya, trailer menampilkan hal mengerikan atau menegangkan untuk menciptakan keinginan penonton untuk mengalami rasa takut yang aman dan teror dari film tersebut. Pembatasan trailer dalam beberapa menit dengan gambar dan adegan yang dipilih dan diedit secara teliti membuat kita melihat apa yang sebaiknya kita lihat, dari wajah hingga tubrukan mobil, dengan semacam perasaan atau keteraturan yang memungkinkan penonton untuk menciptakan film khayalan di luar dari fragmen, yang kita inginkan bukanlah film nyata tetapi film yang ingin kita lihat (Natigor dan Rini, 2011).

Dalam Kernan (2004) there are common features among trailers from all eras as well as historical transformations within the genre. Most trailers have in common

(40)

a. Some sort of introductory or concluding address to the audience about the film either through titles or narration

b. Selected scenes from the film

c. Montages of quick-cut action scenes

d. Identification of significant cast members or characters

(http://utpress.utexas.edu/index.php/books/kercom#sthash.mwLsf9GT.dpuf).

Keempat hal tersebut oleh Natigor dan Rini (2011) diartikan bahwa terdapat fitur umum pada trailer dari semua zaman sebagaimana transformasi historis dalam genre. Kebanyakan trailer memiliki beberapa kesamaan fitur yang umum, antara lain :

a. Semacam perkenalan atau penutup terhadap penonton mengenai film, baik melalui judul atau narasi

b. Adegan-adegan pilihan dari film

c. Montase atau shot singkat yang menyingkat ruang, waktu, dan informasi dengan efek khusus (memudar, larut, permainan eksposur, dan lain-lain)

d. Identifikasi pemeran atau karakter penting

Tidak hanya itu, dalam trailer film juga terdapat unsur musik. Musik ditujukan untuk melengkapi, mendukung, dan meningkatkan pesan yang terdapat dalam trailer film. Musik yang digunakan dalam trailer film dapat berupa :

a. Musik dari film lain

(41)

d. Musik yang diciptakan secara khusus e. Lagu yang berupa lagu-lagu yang dikenal

f. Musik perpustakaan yang sebelumnya diciptakan oleh pihak produksi musik (http://en.wikipedia.org/wiki/trailer_music).

Sementara itu, terkait dengan minat menonton film. Minat menurut Stiggins (1994: 310) merupakan salah satu dimensi dari aspek afektif yang banyak berperan dalam kehidupan seseorang. Aspek afektif merupakan aspek yang mengidentifikasi dimensi-dimensi perasaan dari kesadaran emosi, disposisi, dan kehendak yang mempengaruhi pikiran dan tindakan seseorang. Semiawan (dalam Paimun dkk, 1998: 48) mengatakan bahwa minat dapat dilihat dan diukur dari respon yang dihasilkan. Minat adalah suatu keadaan mental yang menghasilkan respon terarah kepada suatu situasi atau obyek tertentu yang menyenangkan dan memberi kepuasan kepadanya. Adapun menurut Andi (1982: 62) dalam skripsi Putra (2008), minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran dari perasaan, harapan, pendirian, prasangka, rasa takut atau kecenderungan–kecenderungan lain yang mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu.

(42)

sebagai suatu keadaan dimana dalam diri individu timbul ketertarikan terhadap suatu obyek (dalam Pane, 2010).

Penelitian mengenai pengaruh trailer film terhadap minat menonton film dapat dijelaskan melalui Model Hierarki Efek (Rice dan Atkin, 1989) dalam Baran (2010: 325) yang menyatakan bahwa penting untuk membedakan berbagai bentuk efek persuasi. Ada beberapa hal yang mudah untuk dipancing dan yang lain lebih membutuhkan waktu dan usaha. Model ini memungkinkan pengembangan strategi persuasi langkah demi langkah yang usahanya dimulai dengan efek yang mudah dipancing, seperti kesadaran dan mengawasi dengan menggunakan penelitian survei. Upaya ini dimulai dari (1) pembuatan kesadaran khalayak kemudian, (2) menanamkan kesan atau memancing minat dan pencarian informasi, (3) mendorong pemahaman informasi, (4) membantu orang untuk membuat keputusan yang tepat, (5) serta mengaktifkan orang-orang tersebut.

(43)

Pada penelitian ini hanya berfokus sampai batas minat menonton film yang ada pada khalayak. Hal ini berarti bahwa setelah khalayak melihat tayangan trailer film Indonesia maka mereka akan menyadari adanya suatu film yang akan segera ditayangkan kemudian akan timbul minat menonton film pada khalayak tersebut.

Teori hierarki efek (Shimp, 2003: 369) menggambarkan respon yang diterima oleh khalayak melalui beberapa tahap. Tahapan tersebut mencakup area kognitif (cognitive response), area afektif (affective response) dan area konatif (behavioral response). Efek yang ditimbulkan dari adanya iklan, yaitu :

a. Area kognitif (cognitive response)

Area kognitif berhubungan dengan pikiran atau penalaran. Khalayak yang semula tidak tahu dan tidak mengerti menjadi tahu dan mengerti. Apabila dihubungkan dengan penelitian ini maka khalayak yang semula tidak tahu informasi mengenai suatu film Indonesia menjadi tahu setelah mendapatkan informasi melalui trailer film Indonesia.

b. Area afektif (affective response)

Area afektif berkaitan dengan perasaan. Akibat dari melihat iklan akan timbul perasaan tertentu pada khalayak. Setelah khalayak melihat trailer film Indonesia maka akan timbul perasaan tertentu pada diri mereka.

c. Area konatif (behavioral response)

(44)

Berdasarkan efek yang ditimbulkan dari adanya iklan tersebut, maka pada penelitian pengaruh trailer film Indonesia terhadap minat menonton film berada pada area kognitif dan area afektif. Pada area kognitif, khalayak yang sebelumnya tidak tahu mengenai film-film Indonesia yang baru menjadi tahu setelah mendapatkan informasi dari adanya trailer film Indonesia. Sementara pada area afektif akan timbul dimensi-dimensi perasaan pada khalayak setelah menonton trailer film Indonesia. Penelitian ini tidak dilakukan sampai pada area konatif dikarenakan pada tahap minat menonton film yang berada pada tataran area afektif, dapat menjadi suatu faktor penentu terhadap tindakan yang akan dilakukan seseorang. Lebih jelasnya mengenai Model Hierarki Efek dan tahapan efek dari iklan dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini :

Tabel 2. Model Hierarki Tanggapan (Response Hierarchy Model). Tahapan Model AIDA Model

Hierarki

(45)

Selain model hierarki efek yang menjelaskan tahapan respon yang terjadi pada diri seseorang setelah menonton trailer film Indonesia, penelitian mengenai pengaruh trailer film Indonesia terhadap minat menonton film juga dapat dijelaskan melalui teori Perbedaan Individual (Individual Difference Theory). Dalam jurnal Mulyana (2002) mengenai teori perbedaan individual diungkapkan bahwa perbedaan individual terjadi karena perbedaan lingkungan yang menghasilkan perbedaan pandangan dalam menghadapi sesuatu. Dari lingkungannya, orang akan membentuk sikap, nilai-nilai, serta kepercayaan yang mendasari kepribadian mereka. Setiap orang dengan sendirinya memiliki persepsi yang berbeda sehubungan dengan kepribadiannya. Setiap individu tidak sama perhatian, kepentingan, kepercayaan, maupun nilai-nilainya maka dengan sendirinya selektivitas mereka terhadap komunikasi massa juga berbeda (Depari, 1982: 5).

Teori perbedaan individual ini mengandung rangsangan khusus yang menimbulkan interaksi yang berbeda dengan watak perorangan anggota khalayak. Oleh karena terdapat perbedaan individual pada setiap pribadi anggota khalayak itu maka secara alamiah dapat diduga akan muncul efek yang bervariasi sesuai dengan perbedaan individual itu. Akan tetapi, berpegang tetap pada pengaruh variabel kepribadian, yakni menganggap khalayak memiliki ciri kepribadian yang sama, teori tersebut tetap akan memprediksi keseragaman tanggapan terhadap pesan tertentu (jika variabel antara bersifat seragam) (Effendy, 2003: 275-276).

(46)

yang dianggap memiliki ciri kepribadian atau psikologis yang sama maka akan memprediksi kesamaan tanggapan, seperti dalam hal minat. Sekelompok orang yang menonton trailer film Indonesia maka akan memiliki kesamaan dalam hal minat menonton film.

C. Kerangka Pemikiran

Film sebagai bentuk media massa harus dapat menarik perhatian masyarakat agar mau menonton film tersebut. Film yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah film-film produksi nasional atau film-film Indonesia. Salah satu cara agar dapat menarik perhatian masyarakat adalah dengan pembuatan iklan film, seperti trailer film. Trailer film dengan kemampuannya sebagai iklan audio visual dapat menampilkan adegan-adegan film secara lebih nyata dan menampilkan pemeran-pemeran yang terdapat di film tersebut. Trailer film dapat menjadi sarana yang efektif dalam menarik perhatian masyarakat, khususnya dalam penelitian ini adalah mahasiswa. Adanya trailer film ditujukan agar khalayak mengetahui dan dapat memperoleh gambaran mengenai film baru yang akan segera ditayangkan dan menumbuhkan minat menonton film pada diri mereka.

(47)

(4) membantu orang untuk membuat keputusan yang tepat, (5) serta mengaktifkan orang-orang tersebut.

Efek yang ditimbulkan dari adanya trailer film Indonesia pada diri seseorang yang menonton trailer film Indonesia mencakup area kognitif, area afektif, dan area konatif, akan tetapi pada penelitian ini hanya sebatas pada area kognitif dan area afektif. Hal ini dikarenakan penelitian ini hanya untuk mengetahui minat menonton film yang dalam posisinya berada pada variabel Y. Sementara pengaruh trailer film Indonesia berada pada posisi variabel X.

Berikut ini bagan kerangka pikir penelitian :

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian. (Variabel X)

TRAILER FILM INDONESIA

- Perkenalan atau penutup

(48)

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah sebuah taksiran atau referensi yang dirumuskan serta diterima untuk sementara yang dapat menerangkan fakta-fakta maupun kondisi yang sedang diamati sebagai petunjuk dan langkah penelitian selanjutnya. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

Ho : Tidak ada pengaruh trailer film Indonesia terhadap minat menonton film pada mahasiswa yang tergabung dalam UKM DCFC.

(49)

III. METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan adalah eksplanatif. Tipe penelitian eksplanatif merupakan suatu jenis penelitian di mana periset menghubungkan atau mencari sebab akibat antara dua atau lebih konsep (variabel) yang akan diteliti (Kriyantono, 2006: 69). Pada penelitian ini menyoroti pengaruh trailer film Indonesia terhadap minat menonton film pada mahasiswa yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa Darmajaya Computer and Film Club. Terdapat dua variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini, yaitu trailer film Indonesia dan minat menonton film.

(50)

B. Metode

Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei. Survei adalah metode riset dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen pengumpulan datanya. Tujuannya untuk memperoleh informasi tentang sejumlah responden yang dianggap mewakili populasi tertentu. Pada metode survei, proses pengumpulan dan analisis data sosial bersifat sangat terstruktur dan mendetail melalui kuesioner sebagai instrumen utama untuk mendapatkan informasi dari sejumlah responden yang diasumsikan mewakili populasi secara spesifik (Kriyantono, 2006: 59).

C. Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Variabel pengaruh atau bebas (independent variable)

Variabel pengaruh atau variabel bebas, yaitu variabel yang diduga sebagai penyebab atau pendahulu dari variabel lainnya (Kriyantono, 2006: 21). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah trailer film Indonesia (variabel X). b. Variabel tergantung atau tidak bebas (dependent variable)

(51)

D. Definisi Konsep

Konsep adalah generalisasi dari sekelompok fenomena yang sama. Konsep dibangun dari teori-teori yang digunakan untuk menjelaskan variabel-variabel yang akan diteliti. Konsep harus memiliki kriteria yang tepat dalam menjelaskan variabel penelitian (Bungin, 2005: 57-58). Sementara itu, definisi konsep merupakan batasan terhadap masalah-masalah variabel yang dijadikan pedoman dalam penelitian sehingga tujuan dan arahnya tidak menyimpang. Definisi konsep dalam penelitian ini adalah :

a. Terpaan trailer film Indonesia

Trailer film adalah suatu preview dari film yang akan segera ditayangkan. Trailer film terdiri dari serangkaian adegan pilihan dari sebuah film yang diiklankan. Trailer film yang dimaksud dalam penelitian ini adalah trailer film Indonesia. Terpaan trailer film Indonesia berkaitan dengan isi media yang dikonsumsi dan berbagai hubungan antara individu konsumen media dengan isi media yang dikonsumsi (Kriyantono, 2006: 209).

b. Minat menonton film

(52)

E. Definisi Operasional

Variabel agar dapat diukur maka variabel tersebut harus dijelaskan ke dalam konsep operasional variabel, untuk itu variabel harus dijelaskan parameter atau indikator-indikatornya (Bungin, 2005: 60). Adapun definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a.Terpaan trailer film Indonesia Indikator yang diukur :

1. Perkenalan atau penutup terhadap penonton mengenai film, baik melalui judul atau narasi

2. Adegan-adegan pilihan dari film

3. Montase atau shot singkat yang menyingkat ruang, waktu, dan informasi dengan efek khusus (memudar, larut, permainan eksposur, dan lain-lain) 4. Identifikasi pemeran atau karakter penting

5. Musik trailer film (Natigor dan Rini, 2011) b. Minat menonton film

Indikator yang dapat diukur :

1. Area kognitif, yaitu kesadaran dan pengetahuan responden setelah menonton trailer film Indonesia, seperti : menambah informasi tentang suatu film Indonesia, menambah pengetahuan tentang film Indonesia.

(53)

Secara lebih jelas definisi operasional dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini :

Tabel 3. Definisi Operasional Penelitian.

Variabel Indikator Deskriptor Skala

Terpaan trailer

5. Musik trailer film 1. Penerimaan terhadap musik yang terdapat

(54)

dalam trailer film Indonesia

2. Daya tarik dari musik yang terdapat dalam trailer film Indonesia Minat menonton

film (variabel Y)

1. Area kognitif 1. Kesadaran dan pengetahuan khalayak setelah menonton trailer film Indonesia

Likert

2. Area afektif 1. Perasaan khalayak setelah menonton trailer film Indonesia

Likert

F. Populasi

Populasi adalah tiap grup atau kumpulan yang merupakan subyek penelitian (Widi, 2010: 197). Sementara itu, populasi dalam Bungin (2005: 99) digunakan untuk menyebutkan serumpun atau sekelompok objek yang menjadi sasaran penelitian. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 60 orang. Jumlah populasi ini diperoleh dari hasil pra riset peneliti di UKM DCFC.

G. Sampel dan Teknik Sampling

Berikut ini sampel dan teknik sampling yang digunakan dalam penelitian : 1. Sampel

(55)

orang yang merupakan total populasi yang diperoleh dari hasil pra riset peneliti di UKM DCFC.

2. Teknik Sampling

Teknik sampling adalah pembicaraan mengenai bagaimana menata berbagai teknik dalam penarikan atau pengambilan sampel penelitian, bagaimana merancang tata cara pengambilan sampel agar menjadi sampel yang representatif (Bungin, 2005: 105). Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling, artinya jumlah total populasi diriset (Kriyantono, 2006: 161).

H. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini meliputi : a. Data primer

Data primer berupa data dalam bentuk jawaban yang diperoleh dari kuesioner yang disebarkan kepada responden tentang pengaruh trailer film Indonesia terhadap minat menonton film pada mahasiswa yang tergabung dalam UKM DCFC.

b. Data sekunder

(56)

I. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Kuesioner

Kuesioner merupakan daftar tertulis pertanyaan yang harus dijawab oleh responden. Melalui metode pengumpulan data ini, responden membaca daftar pertanyaan tertulis yang diberikan dan untuk selanjutnya menuliskan jawabannya atau memilih jawaban yang telah disediakan (Widi, 2010: 243). b. Metode penelusuran data online

Metode penelusuran data online yang dimaksud adalah tata cara melakukan penelusuran data melalui media online seperti internet atau media jaringan lainnya yang menyediakan fasilitas online, sehingga memungkinkan peneliti dapat memanfaatkan data informasi online yang berupa data maupun informasi teori, secepat atau semudah mungkin dan dapat dipertanggungjawabkan secara akademis (Bungin, 2005: 148).

c. Studi pustaka

(57)

J. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data adalah kegiatan lanjutan setelah pengumpulan data dilaksanakan. Pada penelitian ini, pengolahan data secara umum dilaksanakan dengan melalui tahap memeriksa (editing), proses pemberian identitas (coding), dan proses pembeberan (tabulating). Secara singkat, penjelasan mengenai ketiga tahap tersebut adalah sebagai berikut :

a. Tahap memeriksa (editing)

Proses editing dimulai dengan memberi identitas pada instrumen penelitian yang telah terjawab. Kemudian memeriksa satu per satu lembaran instrumen pengumpulan data, lalu memeriksa poin-poin serta jawaban yang tersedia. b. Tahap pemberian identitas (coding)

Data yang telah diedit sebelumnya, diberi identitas sehingga memiliki arti tertentu pada saat dianalisis. Pengkodean terbagi atas dua cara, yaitu pengkodean frekuensi dan pengkodean lambang. Pengkodean frekuensi digunakan apabila jawaban memiliki bobot tertentu sedangkan pengkodean lambang digunakan pada poin yang tidak memiliki bobot tertentu.

c. Tahap pembeberan (tabulating)

(58)

K. Teknik Pemberian Skor

Skala data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap seseorang tentang sesuatu objek sikap. Setiap pernyataan atau pertanyaan tersebut dihubungkan dengan jawaban yang berupa dukungan atau pernyataan sikap yang diungkapkan dengan kata-kata (Kriyantono, 2006: 138). Masing-masing dari jawaban itu akan diberi skor :

a. Sangat Setuju (SS) diberi skor 5 b. Setuju (S) diberi skor 4

c. Kurang Setuju (KS) diberi skor 3 d. Tidak Setuju (TS) diberi skor 2

e. Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1

L. Teknik Pengujian Instrumen

Teknik pengujian instrumen terdiri atas dua bagian, yaitu uji validitas dan uji reliabilitas. Berikut penjabaran mengenai uji validitas dan uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini :

a. Uji validitas

(59)

validitas yang dimaksud (Sugiyono, 2007: 114). Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Pearson Product Moment sebagai berikut :

=

2

(

)

2

2

(

)

2

Keterangan :

r : koefisien product moment N : jumlah sampel

X : angka mentah untuk pengukuran 1 Y : angka mentah untuk pengukuran 2

b. Uji reliabilitas

Uji reliabilitas berguna untuk menetapkan apakah instrumen yang dalam hal ini berupa kuisioner dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden yang sama akan menghasilkan data yang konsisten. Reliabilitas instrumen mencirikan tingkat konsistensi. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dipercaya juga. Apabila data yang memang benar sesuai dengan kenyataan, maka berapa kalipun diambil tetap akan sama. Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Cronbach Alpha (Arikunto, 1998: 93).

α

=

K

K

1

(60)

Keterangan :

α : koefisien reliabilitas Alpha cronbach K : jumlah item pertanyaan yang diuji

Si2 : jumlah varians skor item

SX2 : varians skor-skor tes (seluruh item K)

M. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penghimpunan atau pengumpulan, pemodelan dan transformasi data dengan tujuan untuk menyoroti dan memperoleh informasi yang bermanfaat, memberikan saran, kesimpulan, dan mendukung pembuatan keputusan (Widi, 2010: 253). Pada penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah dengan analisis tabel tunggal. Analisis tabel tunggal merupakan suatu analisis yang dilakukan dengan membagi-bagikan variabel penelitian ke dalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisis data yang terdiri dari kolom, sejumlah frekuensi dan presentase untuk setiap kategori (Singarimbun dan Effendy, 1995: 266) dihitung dengan rumus :

=

100%

Keterangan : P : Presentase

F : Frekuensi pada kategori variasi

(61)

Kemudian data dianalisis dengan menggunakan rumus regresi linear sederhana. Dilakukannya analisis regresi menurut Mustikoweni (2002: 1) dalam Kriyantono (2006: 183) ditujukan untuk mencari bentuk hubungan dua variabel atau lebih dalam bentuk fungsi atau persamaan. Adapun rumus regresi linear sederhana adalah sebagai berikut :

Y = a + bX

Keterangan :

Y : nilai variabel tidak bebas X : nilai variabel bebas a : nilai intercept (konstan)

b : koefisien regresi (Kriyantono, 2006: 184)

Sedangkan untuk mencari nilai a dan b digunakan rumus sebagai berikut :

a = (Σy) – b (Σx) n

b = n (Σxy) –(Σx) (Σxy) n(Σx²) –(Σx)²

Keterangan :

(62)

N. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis pada penelitian ini dilakukan dengan uji T. Uji T pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikatnya. Hipotesis nol (Ho) yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter (bi) sama dengan nol atau Ho: bi = 0 yang berarti suatu variabel bebas bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel terikat. Hipotesis alternatifnya (Ha), parameter (bi) suatu variabel tidak sama dengan nol atau Ha: bi # 0 artinya variabel bebas merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel terikatnya. Rumus uji T adalah sebagai berikut :

t =

r

n

2

1

r

2

Keterangan : T : Nilai uji T r : Nilai korelasi n : besarnya sampel

Tahap kedua dalam pengujian hipotesis penelitian ini dilakukan dengan membandingkan nilai thitung (thit) dengan ttabel (ttab) pada taraf signifikan 5%. Ketentuan yang dipakai dalam perbandingan adalah :

(63)

b. Jika thit < ttab pada taraf signifikan 5% maka Ho diterima yang berarti tidak ada hubungan yang signifikan.

Taraf signifikan 5% yang digunakan dalam uji hipotesis menunjukkan bahwa peneliti mempunyai kesempatan sebesar 5% untuk membuat keputusan yang salah mengenai penolakan Ho (menerima Ha). Penetapan tingkat atau taraf signifikansi tergantung pada jumlah kesalahan peneliti yang bisa diterima (Kriyantono, 2006: 193-194).

Sampel dalam penelitian ini berjumlah 60 orang dan dilihat pada tabel T, nilai ttab pada sampel 60 orang dengan taraf signifikan 5% bernilai 1,67.

Sementara itu kekuatan hubungan yang menunjukkan derajat hubungan, yaitu korelasi (r) dapat dikategorikan sebagai berikut :

Kurang dari 0,20 Hubungan rendah sekali; lemas sekali 0,20 – 0,39 Hubungan rendah tetapi pasti

0,40 – 0,70 Hubungan yang cukup berarti 0,71 – 0,90 Hubungan yang tinggi; kuat

(64)

IV. GAMBARAN UMUM PENELITIAN

A. Unit Kegiatan Mahasiswa Darmajaya Computer and Film Club (UKM DCFC)

Penelitian ini dilakukan di Darmajaya Computer and Film Club (DCFC) yang merupakan salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang ada di Institut Informatika dan Bisnis Darmajaya Bandar Lampung. Darmajaya Computer and Film Club (DCFC) adalah sebuah Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang berada di bawah koordinasi Kementerian Penalaran dan Keilmuan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Informatics and Business Institute (IBI) Darmajaya. Organisasi ini berfokus pada kegiatan pengembangan teknologi komputer dan perfilman.

1. Sejarah Singkat UKM DCFC

(65)

IPTEK Darmajaya Computer Fans Club (UKM DCFC). Aktivis kampus yang pernah tercatat berkecimpung di DCFC di awal berdirinya, antara lain Ibdi Irwanto, Sarlin, dan Hermawanto sebagai ketua, namun sayang perkembangan Darmajaya Computer Fans Club selama beberapa tahun organisasi ini mengalami mati suri.

Pada tanggal 1 Maret 1999, dimotori oleh Andi Gumai, Hendri Yudo, dan Juni dan dengan dilatarbelakangi keinginan kuat para mahasiswa untuk memperdalam tentang ilmu komputer akhirnya mereka sepakat membangun kembali organisasi yang mati suri ini. Dalam perkembangannya organisasi DCFC mengalami pasang surut kepengurusan serta mengalami beberapa kali berganti logo dan kepengurusan. Pada MUA ke-VI UKM bidang IPTEK DCFC pada tanggal 13 September 2008, disahkan perubahan nama dan logo baru menjadi Darmajaya Computer and Film Club (DCFC).

2. Visi dan Misi UKM DCFC

Visi UKM DCFC :

Mampu menjadi organisasi kemahasiswaan yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang bernilai dan tepat guna.

Misi UKM DCFC :

a. Memberikan pemahaman kepada seluruh anggota sebagai satu kesatuan yang tidak mengenal latar belakang dan keberadaannya.

b. Menciptakan kreativitas tanpa batas.

(66)

d. Mengembangkan kemampuan anggota dalam berorganisasi di IBI Darmajaya dan dunia luar umumnya.

3. Divisi–Divisi di UKM DCFC

Divisi-divisi yang terdapat di UKM DCFC, yaitu : a. Divisi Pengembangan Teknologi Komputer (PTK)

Divisi PTK adalah divisi yang berada di bawah naungan UKM DCFC yang khususnya bergerak di bidang komputer. Dalam divisi ini diharapkan bagi anggota baru UKM DCFC agar bisa memahami komputer, mulai dari pengenalan software, hardware, perakitan, instalasi OS, desain grafis, sampai instalasi jaringan komputer. Tugas koordinator divisi PTK antara lain mengkoordinasikan dan bertanggung jawab atas setiap pelaksanaan program kerja yang dilaksanakan, bekerja sama dengan anggota divisi dalam menyusun rencana program kerja selama satu tahun kepengurusan, melaksanakan program kerja bersama anggota divisi, memimpin setiap rapat yang diadakan pada divisinya, dan bertanggung jawab atas pengembangan teknologi komputer UKM BIP DCFC.

b. Divisi Pengembangan Teknologi Perfilman (PTP)

(67)

bidang perfilman, seperti pembuatan film dari proses pra produksi hingga pasca produksi dan merasakan menjadi seorang crew film yang dituntut keseriusan dan kekompakannya. Tugas koordinator divisi PTP adalah mengkoordinasikan dan bertanggungjawab atas setiap pelaksanaan program kerja yang dilaksanakan, bekerja sama dengan anggota divisi dalam menyusun rencana program kerja selama satu tahun kepengurusan, melaksanakan program kerja bersama anggota divisi, bertanggung jawab atas pengembangan teknologi perfilman UKM BIP DCFC.

c. Divisi Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM)

(68)

d. Divisi Hubungan Masyarakat (Humas)

Divisi Humas merupakan bagian penting dalam pengelolaan harian DCFC. Dalam hal ini Humas bertugas untuk memberikan informasi, baik internal maupun eksternal, yang diperoleh dari organisasi kemahasiwaan ataupun langsung dari institusi. Setiap minggunya divisi Humas mengelola berita-berita yang berkaitan dengan informasi di IBI Darmajaya, kemudian berita-berita tersebut di publiskasikan melalui media internal yang ada di IBI Darmajaya, berupa media informasi visual, dengan dibentuknya juga Dije-TV yang merupakan media yang dikelola oleh divisi Humas DCFC.

e. Divisi Broadcast

Divisi Broadcast mempunyai dua bidang, yaitu radio (streaming) yang diharapkan mampu memberi pengetahuan teknik dan pengalaman bagi anggota UKM DCFC dalam bidang penyiaran radio berbasis streaming, seperti teknik voice dan lain-lain. Dije-TV diharapkan bagi anggota baru UKM DCFC agar bisa memahami teknik-teknik peliputan untuk membuat sebuah berita, teknik menjadi seorang pembawa berita dan sebagai kameramen.

f. Divisi Fotografi

(69)

4. Kepengurusan UKM DCFC

Adapun sehubungan dengan kepengurusan UKM DCFC, berikut ini daftar nama pengurus Unit Kegiatan Mahasiswa Darmajaya Computer and Film Club (UKM DCFC) :

Tabel 4. Daftar Nama Pengurus UKM DCFC.

No NAMA NPM JURUSAN JABATAN

1 Gusti Arifky 1212110283 MA Ketua Umum

2 Rizky Hidayat A. 1212110302 MA Sekretaris Jenderal 3 Siti Rahmadini 1312120078 AK Bendahara

4 Imelda Intan 1312120101 AK Wakil Bendahara 5 Cholid Efendi 1311060030 TI Koord. Divisi

PSDM 6 Melli Pirma Pitri 1312110182 MA Wakil Divisi

PSDM

7 Pandu Andika 1311010021 TI Koord. Divisi PTP 8 Zelika Putri Pasha 1311050127 SI Wakil Divisi PTP 9 Febrian Eka

Saputra

1311050074 SI Koord. Divisi PTK

10 Fahmi 1311010049 TI Wakil Divisi PTK

11 Wayan Hardiyante

1312110378 MA Koord. Divisi Broadcast

1312110098 MA Koord. Divisi Fotografi

15 Irvan Ady 1211010153 TI Wakil Divisi

Fotografi 16 Julian Pratama 1311050075 SI Koord. Divisi

HUMAS 17 Puput Fitriawati 1311050126 SI Wakil Divisi

(70)

VI. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan keseluruhan hasil penelitian yang telah penulis jabarkan, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut :

a. Derajat keeratan atau tingkat hubungan antara variabel trailer film Indonesia dengan minat menonton film pada mahasiswa yang tergabung dalam UKM DCFC berada pada kategori hubungan yang cukup berarti. Hal ini dibuktikan dari hasil perhitungan nilai korelasi yang menunjukkan bahwa nilai korelasi antara trailer film Indonesia dengan minat menonton film sebesar 0,546. Nilai 0,546 berada pada rentang 0,40 – 0,70 yang berarti memiliki hubungan yang cukup berarti.

(71)

c. Pada perhitungan Uji T untuk menguji hipotesis diperoleh nilai thitung lebih besar daripada ttabel (4,961 > 1,67) pada taraf signifikansi 5% yang berarti Ho ditolak dan terdapat hubungan yang signifikan antara variabel trailer film Indonesia dan minat menonton film pada mahasiswa yang tergabung dalam UKM DCFC. Sementara itu mengenai taraf signifikan 5% yang digunakan dalam uji hipotesis penelitian ini nilai sig. yang diperoleh adalah 0,000 yang berarti lebih kecil dari 5%, sehingga Ho ditolak yang menunjukkan ada pengaruh trailer film Indonesia terhadap minat menonton film pada mahasiswa yang tergabung dalam UKM DCFC.

B. Saran

Beberapa saran yang dapat peneliti ajukan sehubungan dengan penelitian ini, yaitu :

a. Kepada pihak produksi film Indonesia diharapkan dapat memaksimalkan penggunaan trailer dalam mempromosikan film-filmnya dikarenakan trailer memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap minat menonton film pada khalayak.

(72)
(73)

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Baksin, Askurifai. 2003. Membuat Film Indi Itu Gampang. Bandung: Katarsis. Baran,Stanley J. dan Dennis K.D. 2010. Teori Komunikasi Massa : Dasar,

Pergolakan, dan Masa Depan. Jakarta : Salemba Humanika.

Bungin, Burhan. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif. Edisi Pertama. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Depari, Edward. 1982. Peranan Komunikasi Massa dalam Pembangunan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Effendy, Onong U. 1986. Televisi Siaran, Teori dan Praktek. Bandung : Alumni. ---. 2003. Ilmu, teori dan filsafat komunikasi. Bandung : Citra

Aditya Bakti

Gountas, J. Y., & Gountas, S.C. 2001. A New Psychographic Segmentation Method Using Jungian MBTI Variables in The Tourism Industry. Consumer Psychology of Tourism, Hospitality and Leisure.

Hall, A. 2005. Audience Personality and the Selection of Media and Media Genres.

Media Psychology, 7(4), 377-398.

Kernan, Lisa, 2004. Coming Attractions: Reading American Movie Trailers. First Edition. United States of America: University of Texas Press.

Kotler, Philip. 1996. Manajemen Pemasaran Jilid 1 (terjemahan). Jakarta: Prehalindo.

Gambar

Tabel 1. Kajian Penelitian Terdahulu.
Tabel 2. Model Hierarki Tanggapan (Response Hierarchy Model).
Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian.
Tabel 3. Definisi Operasional Penelitian.
+2

Referensi

Dokumen terkait

program acara berita Good Morning berpengaruh positif (searah/sejalan) terhadap minat 

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar minat mahasiswa menjadi entrepreneur, bagaimana pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap keinginan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Video on Demand Netflix terhadap minat menonton film pada mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN SUSKA

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui minat mahasiswa ilmu komunikasi uin suska riau dalam menonton program acara dunia dalam berita di TVRI, faktor-faktor apa saja

Signifikannya pengaruh daya tarik program acara Indonesia Lawyer Club (ILC) terhadap minat ulang mahasiswa UKSW Salatiga (pemirsa) untuk menonton siaran tvOne

Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh daya tarik program acara Indonesia Lawyer Club (ILC) terhadap minat mahasiswa UKSW Salatiga menonton ulang siaran

- Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh presenter dalam acara talk show Sarah Sechan terhadap minat menonton mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial

Bagaimana mengelompokkan minat menonton film pada 50 mahasiswa program studi DKV Universitas Pasundan Bandung menggunakan algoritma K-Means Clustering dengan data hasil kuesioner