• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN SUPLEMEN BUKU SISWA MATERI DINAMIKA GERAK DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN SUPLEMEN BUKU SISWA MATERI DINAMIKA GERAK DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGEMBANGAN SUPLEMEN BUKU SISWA MATERI GERAK DENGAN SCIENTIFIC APPROACH

Oleh

Andrian Primanda

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan produk berupa suplemen buku

siswa berbasis scientific approach, sebagai media pembelajaran pada Fisika SMA

pokok bahasan Dinamika Gerak, dan untuk mengetahui keefektifan produk buku

siswa ditinjau dari hasil belajar siswa. Subjek penelitian, yaitu siswa kelas X IPA

SMA Negeri 1 Buay Madang. Data penelitian diperoleh dengan instrumen angket

dan tes. Metode penelitian menggunakan prosedur pengembangan yang terdiri

dari mengumpulkan informasi, desain produk, validasi desain, perbaikan desain,

uji coba produk, revisi produk, dan pembuatan produk. Uji validasi produk. Hasil

uji validasi ahli menyatakan bahwa buku siswa berbasis scientific approach telah

sesuai dengan desain yang direncanakan dan layak untuk digunakan sebagai

media pembelajaran. Uji coba produk terdiri dari uji satu lawan satu yang

dilakukan pada 3 siswa dan uji coba kelompok kecil yang dilakukan pada 30

siswa kelas X IPA 1 SMA Negeri 1 Buay Madang. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa buku siswa hasil pengembangan memiliki kualitas sangat

menarik, mudah digunakan, dan sangat bermanfaat menurut pengguna. Selain itu,

(2)

Andrian Primanda pembelajaran berdasarkan perolehan hasil belajar siswa kelas X IPA 1 di SMA

Negeri 1 Buay Madang dimana lebih dari 75% siswa telah mencapai nilai standar

KKM yang ditentukan.

(3)

PENGEMBANGAN SUPLEMEN BUKU SISWA MATERI DINAMIKA GERAK DENGAN SCIENTIFIC APPROACH

Oleh

ANDRIAN PRIMANDA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Fisika

Jurusan Pendidikan Matematika Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bukit Kemuning pada tanggal 7 Juni 1992, anak pertama

dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Sumaji dan Ibu Julita.

Penulis mengawali pendidikan formal pada tahun 1996 di TK Bukit Kemuning.

Pada tahun1998 penulis melanjutkan pendidikan di SDN Sritata Mulia,

diselesaikan tahun 2004. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di SMP

Negeri 1 Buay Madang hingga tahun 2007, kemudian penulis melanjutkan

pendidikan di SMA Negeri 1 Buay Madang, diselesaikan pada tahun 2010. Pada

tahun yang sama, penulis diterima dan terdaftar sebagai mahasiswa reguler

Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan MIPA, Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan di Universitas Lampung.

Pada tahun 2013, penulis melakukan Program Pengalaman Lapangan (PPL) dan

Kuliah Kerja Nyata di SMA Negeri 1 Pesisir Selatan . Pada tahun 2015 penulis

(9)

MOTO

Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari

betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah.

(Heather Pryor)

Jangan jadikan kegagalan sebagai alasan untuk menyerah. Karena akan selalu

ada cara, akan selalu ada jalan jika kamu mau berusaha.

(10)

PERSEMBAHAN

Teriring do’a dan rasa syukur kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan

rahmat dan karunia-NYA. Ku persembahkan lembaran-lembaran sederhana ini

sebagai tanda cinta dan kasihku yang tulus kepada:

1. Bapak Sumaji dan Ibu Julita tercinta yang telah tulus berkorban,

membimbing, dan mendoakan setiap waktu untuk keberhasilanku dunia dan

akhirat.

2. Adik-adikku Hening Virga Purbaningrum dan Genta Arazi yang telah

memberiku semangat, keceriaan, dan menjadikanku lebih dewasa dalam

berpikir dan bertindak.

3. Keluarga besarku yang selalu mendukung, mendoakan, dan membantu

keberhasilanku.

(11)

SANWACANA

Bismillahirrohmanirrohim

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah SWT, yang selalu melimpahkan

rahmat dan kasih sayang-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi ini berjudul “Pengembangan Suplemen Buku Siswa Materi Dinamika

Gerak dengan Scientific Approach”. Penulis menyadari bahwa dengan bantuan

berbagai pihak, skripsi ini dapat diselesaikan. Untuk itu penulis mengucapkan

terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.

3. Bapak Drs. Eko Suyanto, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Fisika.

4. Bapak Drs. Nengah Maharta, M.Si., selaku dosen Pembimbing Akademik dan

Pembimbing I yang telah memotivasi, membimbing, dan mengarahkan penulis

selama penulisan skripsi.

5. Bapak Drs. Feriansyah Sesunan, M.Pd., selaku Pembimbing II, atas

kesabarannya dalam memberikan bimbingan dan motivasi kepada penulis.

6. Bapak Dr. Undang Rosidin, M.Pd., selaku Pembahas yang banyak

(12)

7. Bapak dan ibu dosen Pendidikan Fisika Universitas Lampung yang telah

membimbing penulis dalam pembelajaran di Universitas Lampung.

8. Ibu Dr. Ir. Sri Ratna Sulistianti, M.T dan Bapak Wasito, S.Pd. selaku penguji

ahli, terima kasih atas bimbingan dan sarannya.

9. Bapak Drs. Fahri Bastari selaku Kepala SMA Negeri 1 Buay Madang yang

telah memberi izin dan arahan selama penelitian.

10.Bapak Wasito, S.Pd. serta seluruh guru dan staf di SMA Negeri 1 Buay

Madang atas bantuan dan kerja samanya selama penelitian berlangsung.

11.Siswa-siswi kelas X IPA 1 dan X IPA 2 SMA Negeri 1 Buay Madang

terimakasih atas bantuan dan kerja samanya selama penelitian berlangsung.

12.Sahabat seperjuangan dalam menulis skripsi: Heru, Sandi, Topan, Risky,

Tawag, Andi, Mirza, Dodo, Didi, dan Trian terima kasih atas saran, kritik,

doa, dan perhatian kalian, semoga kita sukses di dunia dan akhirat.

13.Adik seperjuangan di Universitas Lampung: Asep, Nike, dan Sari

14.Luthfia Puspa Pradina atas dukungan moral dan perhatiannya.

15.Sahabat-sahabatku keluarga besar pendidikan fisika 2010 A dan keluarga

besar pendidikan fisika 2010 B.

16.Kakak tingkat angkatan 2007, 2008, dan 2009 atas bimbingannya dan

Adik-adik tingkat 2011, 2012, dan 2013.

17.Kepada semua pihak yang telah membantu terselesainya skripsi ini.

Penulis berdoa, semoga semua amal dan bantuan, mendapat pahala serta balasan

dari Allah SWT dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi dunia pendidikan. Amin.

Bandar Lampung, Juni 2015

(13)

vii

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 3

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 5

A. Teori Belajar ... 5

B. Media ... 7

C. Buku Siswa ... 10

D. Pendekatan Scientific ... 12

III. METODE PENELITIAN ... 20

A. Desain Pengembangan ... 20

B. Prosedur Pengembangan ... 20

1. Mengumpulkan Informasi ... 21

2. Desain Produk ... 21

3. Validasi Desain ... 22

4. Perbaikan Desain ... 22

5. Uji Coba Produk ... 22

6. Revisi Produk ... 23

7. Pembuatan Produk ... 23

C. Teknik Pengumpulan Data ... 24

D. Teknik Analisis Data... 24

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 27

(14)

viii

B. Pembahasan... 32

V. SIMPULAN DAN SARAN ... 36

A. Simpulan ... 36

B. Saran ... 36

DAFTAR PUSTAKA ... 37

LAMPIRAN 1. Angket Analisis Kebutuhan ... 39

2. Hasil Analisis Angket Kebutuhan Guru ... 42

3. Kisi-kisi Uji Ahli... 43

4. Instrumen Uji Ahli Desain ... 47

5. Instrumen Uji Ahli Materi ... 51

6. Hasil Uji Ahli Desain ... 56

7. Hasil Uji Ahli Materi ... 59

8. Kisi-kisi Uji Satu Lawan Satu... 62

9. Instrumen Uji Satu Lawan Satu ... 62

10. Kisi-kisi Uji kemenarikan ... 67

11. Instrumen Uji Kemenarikan ... 70

12. Kisi-kisi Uji Efektivitas ... 74

13. Instrumen Uji Efektivitas ... 77

(15)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Keterampilan Proses Dasar dan Terpadu ... 17

2.2 Jenis-jenis Indikator Keterampilan Proses beserta Sub Indikatornya 17

3.1Skor Penilaian Uji Coba Lapangan ... 25

3.2 Konversi Skor Penilaian ... 26

(16)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Langkah-langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Ilmiah... 14

2.2 Pendekatan Ilmiah dalam Pembelajaran ... 15

3.1 Tahapan Penelitian dan Pengembangan ... 23

(17)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hal yang paling utama untuk mencapai keberhasilan dan kesuksesan suatu bangsa

adalah pendidikan. Pelaksanakan program pendidikan memerlukan peran guru

serta media dalam proses pembelajaran. Penggunaan media dalam pembelajaran

dimaksudkan untuk dapat membantu mengatasi berbagai hambatan dalam proses

pembelajaran serta mampu membantu keefektifan proses pembelajaran dan

penyampaian pesan dan isi pelajaran, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai

dengan maksimal. Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat

digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga

merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta kemauan peserta didik

sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi dalam rangka mencapai tujuan

pembelajaran secara efektif.

Berdasarkan hasil angket analisis kebutuhan siswa menyatakan bahwa proses

pembelajaran di SMAN 1 Buay Madang hanya menggunakan LKS saja, padahal

saat ini masih banyak media yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran,

baik media cetak maupun non cetak. Salah satu media pembelajaran berbasis

(18)

2

Salah satu tujuan/ sasaran pembelajaran fisika di sekolah yaitu peserta didik

diharapkan dapat mengerti konsep fisika dengan tepat melalui proses

pembelajaran yang tepat pula. Fakta yang terjadi di lapangan menunjukkan

bahwa pada proses pembelajaran fisika di sekolah, masih banyak guru yang

kurang memperhatikan karakteristik fisika sebagai proses yang memungkinkan

siswa menjadi aktif dalam pembelajaran. Pembelajaran yang berlangsung di

sekolah lebih berpusat pada guru sehingga siswa kurang mendapatkan kesempatan

secara aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini disebabkan karena guru

menggunakan pendekatan yang hanya berorientasi kepada guru saja,sehingga

diperlukan suatu pendekatan yang dapat membuat siswa berperan aktif di kelas.

Selain itu kurangnya media belajar juga menyebabkan siswa cenderung menerima

apa yang telah disampaikan oleh guru. Salah satu pendekatan yang berorientasi

kepada siswa dalam sebuah pembelajaran adalah pendekatan scientific.

Materi dinamika gerak akan lebih mudah disampaikan dengan pendekatan

scientific. Kegiatan pembelajaran scientific dilakukan melalui proses mengamati,

menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan. Kurikulum 2013

menuntut siswa membangun pengetahuan melalui metode ilmiah. Proses

pembelajaran ini meliputi tiga ranah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Berdasarkan permasalahan yang dipaparkan di atas, maka penulis mencoba

memberikan solusi dengan membuat buku siswa menggunakan pendekatan

scientific pada materi dinamika gerak. Buku ini menyajikan materi dengan

(19)

3

Oleh karena itu penulis melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan Buku

Siswa Materi Dinamika Gerak dengan Pendekatan scientific”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah:

1. Bagaimana bentuk produk buku siswa dengan pendekatan scientific sebagai

media pembelajaran fisika SMA pada pokok bahasan Dinamika Gerak?

2. Bagaimana keefektifan produk buku siswa dengan pendekatan scientific

sebagai media pembelajaran fisika SMA pada pokok bahasan Dinamika

Gerak?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti, tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Menghasilkan produk buku siswa dengan pendekatan scientific sebagai media

pembelajaran fisika SMA pada pokok bahasan Dinamika Gerak.

2. Mengetahui keefektifan produk buku siswa dengan pendekatan scientific

sebagai media pembelajaran fisika SMA pada pokok bahasan Dinamika

Gerak.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh melalui penelitian pengembangan ini adalah:

1. Memberikan alternatif pemecahan masalah kekurangan media belajar di SMA

(20)

4

2. Menyediakan media pembelajaran yang menarik bagi siswa sehingga

meningkatkan motivasi dan minat siswa untuk fokus mengikuti materi

dinamika gerak.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian pengembangan ini dibatasi dalam ruang lingkup berikut:

1. Penelitian pengembangan yang dimaksud adalah pembuatan buku siswa

fisika SMA pada materi pokok dinamika gerak sebagai salah satu media

pembelajaran.

2. Buku siswa dalam penelitian ini merupakan sarana pembelajaran yang berisi

materi pembelajaran yang dikemas secara kreatif dengan memasukkan

pendekatan scientific.

3. Pendekatan scientific mengandung aktivitas siswa berupa mengamati,

menanya, menalar, mencoba, dan membuat jejaring.

4. Materi yang disajikan dalam buku siswa ini adalah materi Dinamika Gerak

SMA/MA yang disesuaikan dengan standar isi dari Badan Standar Nasional

Pendidikan.

5. Uji coba produk penelitian pengembangan dilakukan pada satu kelas sampel

siswa kelas X IPA SMAN 1 Buay Madang, Kabupaten Oku Timur, Sumatera

(21)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Belajar

Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan

yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya

dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata

dalam seluruh aspek tingkah laku.

Slameto (2013: 2) menyatakan,

Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yaitu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Riyanto (2009: 6) menyatakan,

Belajar adalah suatu proses untuk mengubah performansi yang tidak terbatas pada keterampilan, tetapi juga meliputi fungsi-fungsi, seperti skill, persepsi, emosi, proses berpikir, sehingga dapat menghasilkan perbaikan performansi.

Ula (2013: 13) menyatakan,

(22)

6

Sedangkan menurut Hamalik (2012: 27), belajar adalah modifikasi atau

memperteguh kelakuan melalui pengalaman ( learning is defined as the

modification or strengthening of behavior throught experiencing).

Berdasarkan penjelasan para ahli tersebut dapat dikatakan bahwa belajar

merupakan suatu proses perubahan perilaku sebagai akibat dari pengalaman, yang

sebelumnya tidak tahu menjadi tahu atau juga dapat diartikan sebagai suatu proses

mengumpulkan pengetahuan. Proses perubahan yang terjadi dalam diri seseorang

yang belajar tidak dapat kita saksikan, kita hanya mungkin dapat menyaksikan

dari adanya gejala-gejala perubahan perilaku yang tampak.

Prinsip-prinsip belajar menurut Hanafiah dan Suhana (2012: 18), yaitu:

(1) Belajar berlangsung seumur hidup; (2) Proses belajar adalah kompleks, tetapi terorganisir; (3) Belajar berlangsung dari yang sederhana menuju yang kompleks; (4) Belajar dari mulai yang faktual menuju konseptual; (5) Belajar mulai dari yang konkret menuju abstrak; (6) Belajar merupakan bagian dari perkembangan; (7) Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor bawaan, lingkungan, kematangan, serta usaha keras peserta didik sendiri; (8) Belajar mencakup semua aspek kehidupan yang penuh makna; (9) Kegiatan belajar berlangsung pada setiap tempat dan waktu; (10) Belajar berlangsung dengan guru ataupun tanpa guru; (11) Belajar yang berencana dan disengaja menuntut motivasi yang tinggi; (12) Dalam belajar dapat terjadi hambatan-hambatan lingkungan internal; dan (13) Kegiatan belajar tentu diperlukan adanay bimbingan dari orang lain.

Rusman (2013: 357) menyatakan bahwa,

(23)

7

Sedangkan menurut Yamin (2012: 102), belajar mandiri adalah cara belajar aktif

dan partisipatif untuk mengembangkan diri masing-masing individu yang tidak

terikat dengan kehadiran pembelajar, pertemuan tatap muka di kelas, kehadiran

teman sekolah.

Belajar mandiri menurut Yamin (2012: 105) memiliki manfaat yang banyak

terhadap kemampuan kognisi, afeksi, dan psikomotorik peserta didik, manfaat

tersebut antara lain:

(1) Mengasah multiple intelligences; (2) Mempertajam analisis; (3) Memupuk tanggung jawab; (4) Mengembangkan daya tahan mental; (5) Meningkatkan keterampilan; (6) Memecahkan masalah; (7) Mengambil keputusan; (8) Berpikir kreatif; (9) Berpikir kritis; (10) Percaya diri yang kuat; dan (11) Menjadi pembelajar bagi dirinya sendiri.

Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses

yang dilakukan oleh seseorang untuk mendapatka sesuatu yang baru sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

B. Media

Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata

medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar.

Munadi (2013: 7) menyatakan,

(24)

8

Menurut Hanafiah dan Suhana (2012: 60), media pembelajaran merupakan alat

bantu pendengaran dan penglihatan bagi peserta didik dalam rangka memperoleh

pengalaman belajar secara signifikan.

Menurut Sukiman (2012: 29):

Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta kemauan peserta didik sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran secara efektif.

Susilana dan Riyana (2007: 6) mengemukakan bahwa:

Media pembelajaran selalu terdiri atas dua unsur penting, yaitu unsur peralatan atau perangkat keras (hardware) dan unsur pesan yang dibawanya (message/software). Dengan begitu, media pembelajaran memerlukan peralatan untuk menyajikan, namun yangterpenting bukanlah peralatan itu, tetapi pesan atau informasi belajar yang dibawakan oleh media tersebut.

Sedangkan menurut Arsyad (2007: 5), media adalah komponen sumber belajar

atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa

yang dapat merangsang siswa untuk belajar.

Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar, dan dibaca.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa media adalah perantara yang di gunakan oleh

guru untuk merangsang motivasi siswa untuk belajar yang berbentuk tercetak

maupun audiovisual

Tujuan penggunaan media pembelajaran di sekolah menurut Rohman dan Amri

(2013: 156), yaitu:

(25)

9

yang paling tepat menurut sifat bahan ajar; (2) Memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan bervariasi sehingga lebih merangsang minat dan motivasi peserta didik untuk belajar; (3) Menumbuhkan sikap dan keterampilan tertentu dalam teknologi karena peserta didik tertarik untuk menggunakan atau mengoperasikan media tertentu; (4) Menciptakan situasi belajar yang tidak dapat dilupakan peserta didik; (5) Memperjelas informasi atau pesan pembelajaran; dan (6) Meningkatkan kualitas belajar-mengajar.

Susilana dan Riyana (2007: 179) mengklasifikasikan penggunaan media

berdasarkan tempat penggunaannya, yaitu:

1. Penggunaan media di kelas

Pada teknik ini media dimanfaatkan untuk menunjang tercapainya tujuan tertentu dan penggunaannya dipadukan dengan proses belajar mengajar dalam situasi kelas. Dalam merencanakan pemanfaatan media tersebut guru harus melihat tujuan yang akan dicapai, materi pembelajaran yang mendukung tercapainya tujuan tersebut, serta strategi belajar mengajar yang sesuai untuk mencapai tujuan tersebut.

2. Penggunaan media di luar kelas

Media tidak secara langsung dikendalikan oleh guru, namun digunakan oleh siswa sendiri tanpa instruksi guru atau melalui pengontrolan oleh orang tua siswa. Penggunaan media di luar kelas dapat dibedakan menjadi dua kelompok utama, yaitu penggunaan media tidak terprogram dan penggunaan media secara terprogram. a. Penggunaan media tidak terprogram

Penggunaan media dapat terjadi di masyarakat luas. Hal ini ada kaitannya

dengan keberadaan media massa yang ada di masyarakat. Penggunaan media ini bersifat bebas yaitu bahwa media itu digunakan tanpa dikontrol atau diawasi dan tidak terprogram sesuai tuntutan kurikulum yang digunakan oleh guru atau sekolah.

b. Penggunaan media secara terprogram

(26)

10

C. Buku Siswa

Menurut Trianto (2012: 112),

Buku siswa merupakan buku panduan bagi siswa dalam kegiatan pembelajaran yang memuat materi pelajaran, kegiatan penyelidikan berdasarkan konsep, kegiatan sains, informasi, dan contoh-contoh penerapan sains dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Arsyad (2001: 78),

Buku siswa adalah suatu buku yang berisi materi pelajaran berupa konsep-konsep atau pengertian-pengertian yang akan dikonstruksi siswa melalui masalah-masalah yang ada didalamnya yang disusun berdasarkan pendekatan. Buku siswa dapat digunakan siswa sebagai sarana penunjang untuk kelancaran kegiatan belajarnya dikelas maupun dirumah. Oleh karena itu, dalam menggembangkan buku siswa konsep dan gagasan-gagasan harus berupa konsep dasar.

Buku siswa adalah buku panduan yang berisi materi pelajaran berupa

konsep-konsep atau pengertian-pengertian yang dapat di gunakan siswa untuk menunjang

pelajaran.

Untuk membuat buku siswa yang sesuai dengan aturan yang berlaku maka

diperlukan indikator validasi buku siswa. Indikator validasi buku siswa menurut

Nahel (2012: 1) meliputi:

1. Komponen kelayakan isi, yaitu: (1) cangkupan materi, meliputi: keluasan

materi dan kedalaman materi; (2) Akurasi materi, meliputi: akurasi fakta,

akurasi konsep, akurasi prosedur/metode, akurasi teori; (3) Kemutakhiran,

meliputi: kesesuaian dengan perkembangan ilmu, keterkinian fitur

(contoh-contoh), kutipan termassa (up to date), satuan yang digunakan adalah satuan

Sistem Internasional; (4) Merangsang keingintahuan, meliputi: menumbuhkan

(27)

11

(5) Mengembangkan kecakapan hidup, meliputi: mengembangkan kecakapan

hidup, sosial dan akademik.

2. Komponen bahasa, yaitu: (1) Sesuai dengan perkembangan siswa, meliputi:

kesesuaian dengan tingkat perkembangan berpikir dan sosial emosional siswa;

(2) Komunikatif, meliputi: keterpahaman siswa terhadap pesan, kesesuaian

ilustrasi dengan substansi pesan, dialogis dan interaktif, kemampuan

memotivasi siswa untuk merespon pesan, dorongan berpikir kritis pada siswa;

(3) Koherensi dan keruntutan alur pikir, meliputi: (a) ketertautan antar bab,

antara bab dan sub-sub, antara sub-sub dalam bab dan antara alinea dalam sub

bab; (b) keutuhan makna dalam bab, dalam sub-bab dan makan dalam satu

alinea; (4) Kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia yang benar, meliputi:

ketepatan tata bahasa, ketepatan ejaan; (5) Penggunaan istilah dan

simbol/lambang, meliputi: konsistensi penggunaan istilah, konsistensi

penggunaan simbol.

3. Komponen penyajian, yaitu: (1) Teknik penyajian, meliputi: konsistensi

sistematika sajian dalam bab, kelogisan penyajian, keruntutan konsep,

hubungan antara fakta antara konsep dan antara prinsip serta antara teori,

keseimbangan antar bab dan keseimbangan substansi antar sub-sub dalam bab,

kesesuaian/ketepatan ilustrasi dengan materi dalam bab, identifikasi tabel,

gambar dan lampiran; (2) Penyajian pembelajaran, meliputi: berpusat pada

siswa, keterlibatan siswa, keterjalinan komunikasi interaktif, kesesuaian dan

karakteristik mata pelajaran, kemampuan merangsang kedalaman berpikir

(28)

12

Buku siswa yang telah ada hanya berisikan materi-materi pembelajaran, namun

buku siswa tersebut masih belum secara memadai mengintegrasi pendidikan

karakter di dalamnya. Apabila guru hanya sekedar mengikuti pembelajaran yang

berpatokan pada kegiatan pembelajaran pada buku-buku tersebut, pendidikan

karakter secara memadai belum berjalan.

Kurikulum 2013 dirancang untuk memperkuat kompetensi siswa dari sisi

pengetahuan, keterampilan dan sikap secara utuh. Proses pencapaiannya melalui

pembelajaran sejumlah mata pelajaran yang dirangkai sebagai suatu kesatuan

yang saling mendukung pencapaian kompetensi tersebut. Buku siswa IPA

berdasarkan kurikulum 2013, disusun mengacu pada pembelajaran IPA secara

terpadu dan utuh, sehingga setiap pengetahuan yang diajarkan, pembelajarannya

harus dilanjutkan sampai membuat siswa terampil dalam menyajikan pengetahuan

yang dikuasainya secara konkret dan abstrak, dan bersikap sebagai makhluk yang

mensyukuri anugerah alam semesta yang dikaruniakan kepadanya melalui

pemanfaatan yang bertanggung jawab.

D. Pendekatan scientific

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan saintifik dalam

pengembangan buku siswa. Suyatna (2013: 1) mengungkapkan bahwa:

“Pendekatan ilmiah berarti konsep dasar yang menginspirasi atau melatar belakangi perumusan metode mengajar dengan menerapkan karakteristik ilmiah. Penerapan pendekatan ilmiah dalam pembelajaran tidak hanya fokus pada bagaimana mengembangan kompetensi siswa dalam melakukan observasi atau eksperimen, namun bagaimana

mengembangkan pengetahuan dan keterampilan berpikir sehingga dapat mendukung aktivitas kreatif dalam berinovasi dan berkarya.”

“Pembelajaran yang menerapkan scientific approach mengandung

(29)

13

menyaji, menalar, dan mencipta. Tujuh aktivitas tersebut merupakan aktivitas dalam mengembangkan keterampilan berpikir untuk

mengembangkan rasa ingin tahu siswa.”

Selain itu, di dalam Mendikbud (2013: 192) juga dijelaskan bahwa: “Proses

pembelajaran scientific approach harus terhindar dari sifat-sifat atau nilai-nilai

non-ilmiah yang meliputi intuisi, akal sehat, prasangka, penemuan melalui

coba-coba, dan asal berpikir kritis”.

Menurut pengertian di atas dapat dikatakan bahwa pendekatan scientific

mengandung aktivitas siswa berupa mengamati, menanya, mencoba, mengolah,

menyaji, menalar, dan mencipta serta harus terhindar dari sifat-sifat atau

nilai-nilai non-ilmiah. Penerapan pendekatan ilmiah dalam pembelajaran tidak hanya

fokus pada bagaimana mengembangan kompetensi siswa dalam melakukan

observasi atau eksperimen, namun bagaimana mengembangkan pengetahuan dan

keterampilan berpikir sehingga dapat mendukung aktivitas kreatif dalam

berinovasi dan berkarya

Sedangkan menurut McCollum dalam Mendikbud (2013: 213-214)

mengungkapkan bahwa komponen-komponen penting dalam mengajar

menggunakan pendekatan ilmiah yaitu:

(1) Menyajikan pembelajaran yang dapat meningkatkan rasa

keingintahuan (foster a sense of wonder); (2) Meningkatkan keterampilan mengamati (encourage observation); (3) Melakukan analisis (Push of analysis); dan (4) Berkomunikasi (require communication)

a. Kriteria Scientific Approach

Proses pembelajaran disebut ilmiah jika memenuhi beberapa kriteria yang dalam

(30)

14

(1) Substansi atau materi pembelajaran berbasis pada fakta atau

fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata; (2) Penjelasan guru, respon peserta didik, dan interaksi edukatif guru-peserta didik terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis; (3) Mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis, analitis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan

mengaplikasikan substansi atau materi pembelajaran; (4) Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu dengan yang lain dari substansi atau materi pembelajaran; (5) Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola

berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon substansi atau materi pembelajaran; (6) Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggung–jawabkan; dan (7) Tujuan pembelajaran

dirumuskan secara sederhana, jelas, dan menarik sistem penyajiannya.

b. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Scientific Approach

Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan Scientific Approach dalam

Mendikbud (2013: 194), dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Ilmiah

Berdasarkan Gambar 2.1, dapat dibaca bahwa dalam proses pembelajaran harus

menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Dalam ranah

sikap, siswa akan tahu tentang “mengapa” suatu materi itu diajarkan; dalam ranah

(31)

15

dipecahkan; dan pada ranah pengetahuan maka siswa akan tahu tentang “apa”

maksud dari materi atau masalah pembelajaran yang disajikan oleh guru. Hasil

akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi

manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan

pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang

meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

Dalam Mendikbud (2013: 194) juga dipaparkan langkah-langkah pembelajaran

dengan menggunakan scientific approach seperti pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2. Pendekatan Ilmiah dalam Pembelajaran

Gambar 2.2, mencantumkan langkah-langkah dalam melakukan pembelajaran

semua mata pelajaran meliputi menggali informasi melalui pengamatan, bertanya,

menalar, percobaan, kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan data

atau informasi, dilanjutkan dengan membentuk jejaring.

Observing

(Mengamati)

Questioning

(Menanya)

Associating

(Menalar)

Experimenting

(Mencoba)

Networking

(32)

16

Untuk materi, situasi dan keadaan tertentu, sangat tidak mungkin pendekatan

ilmiah tepat untuk dilakukan sesuai dengan prosedur-prosedur di atas. Oleh

karena itu, di dalam Mendikbud (2013: 194-207) disebutkan bahwa:

Dalam kondisi yang seperti itu harus tetap menerapkan nilai-nilai ilmiah dan menghindari nilai non-ilmiah, dan pembelajaran yang tepat itu disajikan dalam bentuk: (1) Mengamati; (2) Menanya; (3) Menalar; (4) Analogi dalam pembelajaran; (5) Hubungan antar fenomena; dan (6) Mencoba”.

Tidak semua materi pembelajaran bisa dieksperimenkan, misalnya tentang tata dieksperimenkan. Oleh karena itu, siswa cukup dengan melakukan pengamatan dengan membaca dari beberapa referensi, kemudian menanyakan sesuatu yang belum diketahui, yang diikuti dengan kegiatan menalar masalah tersebut, menganalogikan, kemudian menghubung-hubungkan antara peristiwa yang satu dan peristiwa yang lainnya.

c. Implementasi Scientific Approach pada Pembelajaran IPA

Menurut Helmenstine dalam Mendikbud (2013: 215), disebutkan bahwa

langkah-langkah metode ilmiah meliputi: Melakukan pengamatan, menentukan hipotesis,

merancang eksperimen untuk menguji hipotesis, menguji hipotesis, menerima

atau menolak hipotesis dan merevisi hipotesis atau membuat kesimpulan.

Terlihat dari pendapat tersebut, maka dapat dijelaskan bahwa aspek-aspek dalam

pendekatan ilmiah terintegrasi pada metode ilmiah dan pendekatan keterampilan

proses yang dapat diterapkan dalam pembelajaran IPA. Keterampilan yang

dilatihkan ini dikenal dengan keterampilan proses IPA. American Association for

the Advancement of Science (1970: 1) dalam Mendikbud (2013: 215),

mengklasifikasikan menjadi keterampilan proses dasar dan keterampilan proses

(33)

17

Tabel 2.1. Keterampilan Proses Dasar dan Terpadu

Keterampilan Proses Dasar Keterampilan Proses Terpadu

- Pengamatan - Pengontrolan variable

- Pengukuran - Interpretasi data

- Menyimpulkan - Perumusan hipotesa

- Meramalkan - Pendefinisian variable secara operasional

- Menggolongkan

- Mengkomunikasikan - Merancang eksperimen

Pada pembelajaran IPA, scientific approach dapat diterapkan melalui

keterampilan proses sains. Keterampilan proses sains merupakan seperangkat

keterampilan yang digunakan para ilmuwan dalam melakukan penyelidikan

ilmiah. Menurut Rustaman (2005:1) dalam Mendikbud (2013: 215-216),

keterampilan proses perlu dikembangkan melalui pengalaman-pengalaman

langsung sebagai pengalaman pembelajaran. Melalui pengalaman langsung

seseorang dapat lebih menghayati proses atau kegiatan yang sedang dilakukan.

Jenis-jenis indikator keterampilan proses beserta sub indikatornya dapat dilihat

Pada Tabel 2.2

Tabel 2.2 Jenis-jenis Indikator Keterampilan Proses beserta Sub Indikatornya

No Indikator Sub Indikator Keterampilan Proses Sains

1 Mengamati - Menggunakan sebanyak mungkin alat indera

- Mengumpulkan/ menggunakan fakta yang relevan

2 Mengelompokkan/

Klasifikasi

- Mencatat setiap pengamatan secara terpisah; - Mencari perbedaan, persamaan;

- Mengontraskan ciri-ciri; - Membandingkan ;

- Mencari dasar pengelompokkan atau penggolongan

3 Menafsirkan - Menghubungkan hasil-hasil pengamatan ;

- Menemukan pola dalam suatu seri pengamatan; - Menyimpulkan

4 Meramalkan - Menggunakan pola-pola hasil pengamatan;

(34)

18

No Indikator Sub Indikator Keterampilan Proses Sains

5 Mengajukan

pertanyaan

- Bertanya apa, mengapa, dan bagaimana; - Bertanya untuk meminta penjelasan;

- Mengajukan pertanyaan yang berlatar belakang hipotesis.

6 Merumuskan

hipotesis

- Mengetahui bahwa ada lebih dari satu kemungkinan penjelasan dari suatu kejadian. - Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu diuji

kebenarannya dengan memperoleh bukti lebih banyak atau melakukan cara pemecahan masalah.

7 Merencanakan

percobaan

- Menentukan alat/ bahan/ sumber yang akan digunakan

- Mentukan variabel/ faktor penentu; - Menetukan apa yang akan diukur, diamati,

dicatat;

- Menentukan apa yang akan dilaksanakan berupa langkah kerja

8 Menggunakan

alat/bahan

- Memakai alat/ bahan

- Mengetahui alasan mengapa menggunakan alat/ bahan ;

- Mengetahui bagaimana menggunakan alat/ bahan.

9 Menerapkan

konsep -

Menggunakan konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru

- Menggunakan konsep pada pengalaman baru untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi

10 Berkomunikasi - Mengubah bentuk penyajian

- Menggambarkan data empiris hasil percobaan atau pengamatan dengan grafik atau tabel atau diagram;

- Menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis;

- Menjelaskan hasil percobaan atau penelitian; - Membaca grafik atau tabel atau diagram; - Mendiskusikan hasil kegiatan mengenai suatu

masalah atau suatu peristiwa.

Berdasarkan Tabel 2.2, maka dapat dijelaskan bahwa pendekatan ilmiah lebih

menekankan pada keterampilan proses sains, dengan hal itu siswa lebih aktif

dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan Scientific

approach atau pendekatan ilmiah adalah sebuah pendekatan yang berorientasi

(35)

19

suatu konsep fisika dengan cara yang sama ketika sang ilmuan menemukan

(36)

III. METODE PENELITIAN

A. Desain Pengembangan

Metode penelitian yang digunakan, yaitu research and development atau

penelitian pengembangan. Penelitian pengembangan ini berupa pembuatan media

pembelajaran dengan pendekatan scientific pada materi dinamika gerak (fisika

kelas X).

Pada tahap pengembangan buku siswa ini dilakukan validasi ahli terlebih dahulu

sebelum buku siswa diujicobakan kepada siswa kelas X. Validasi ahli terdiri dari

validasi desain dan validasi materi yang dilakukan oleh satu dosen tehnik elektro

untuk uji desain dan satu guru bidang study fisika untuk uji materi. Uji coba

lapangan terdiri dari uji coba satu lawan satu dan uji kelompok kecil dilakukan

oleh siswa kelas X IPA SMA 1 Buay Madang yang bertujuan untuk mengetahui

tingkat kemenarikan, kemudahan penggunaan, dan kemanfaatan buku siswa yang

telah dibuat.

B. Prosedur Pengembangan

Metode yang digunakan pada penelitian pengembangan ini diadaptasi dari

prosedur pengembangan menurut Sugiyono (2008: 409) yang meliputi: (1)

(37)

21

desain, (5) perbaikan desain, (6) uji coba produk, (7) revisi produk, (8) uji coba

pemakaian, (9) revisi produk, dan (10) pembuatan produk masal.

Namun saya hanya mengadaptasi beberapa prosedur, sehingga perancangan buku

siswa ini meliputi: (1) mengumpulkan informasi, (2) desain produk, (3) validasi

desain, (4) perbaikan desain, (5) uji coba produk, (6) revisi produk, dan (7)

pembuatan produk.

1. Mengumpulkan Informasi

Melakukan analisis kebutuhan untuk mengumpulkan informasi tentang apa

yang dibutuhkan siswa dan guru pada khususnya dan sekolah pada umumnya.

Ketersediaan sumber dan media pembelajaran yang diobservasi meliputi

ketersediaan buku fisika SMA di perpustakaan. Sedangkan pemberian angket

dilakukan untuk mengetahui apakah guru dan siswa membutuhkan media

pembelajaran yaitu buku siswa dalam pembelajaran materi dinamika gerak.

Hasil observasi dan angket ini kemudian dijadikan sebagai landasan dalam

penyusunan latar belakang masalah dari analisis kebutuhan sekolah.

2. Desain Produk

Setelah mendapatkan informasi melalui angket analisis kebutuhan, maka

langkah selanjutnya adalah membuat desain produk berupa buku siswa dengan

(38)

22

3. Validasi Desain

Validasi dilakukan sebelum melakukan uji coba produk di lapangan. Validasi

ini dilakukan oleh para ahli yang terdiri dari validasi mengenai uji spesifikasi

dan uji kualitas produk. Validasi ini dilakukan oleh satu dosen tehnik elektro

untuk uji desain dan satu guru bidang study fisika untuk uji materi.

4. Perbaikan Desain

Setelah desain produk di validasi oleh ahli maka akan diketahui kelemahan dari

produk yang dibuat, maka dilakukanlah perbaikan terhadap

kelemahan-kelemahan tersebut.

5. Uji Coba Produk

Media yang sudah selesai dibuat selanjutnya diuji cobakan dalam kegiatan

pembelajaran. Uji coba ini dimaksudkan untuk melihat kesesuaian dan

efektivitas media yang telah dibuat dalam proses pembelajaran. Hal ini

diperlukan karena kadang-kadang apa yang telah dikonsepkan belum tentu

sesuai dengan kenyataan dilapangan. Pada uji ini, produk yang telah dihasilkan

diberikan kepada siswa sebagai media pembelajaran dan siswa diberikan

postest berupa soal-soal mengenai materi dinamika gerak. Kemudian siswa

diberikan berupa lembar observasi pengamatan yang berisi tentang : (1)

(39)

23

6. Revisi Produk

Setelah melakukan uji coba produk, hasil angket siswa mengenai kemenarikan,

kemudahan, dan kemanfaatan tersebut akan dijadikan bahan perbaikan dan

penyempurnaan media pembelajaran yang dibuat.

7. Pembuatan Produk

Langkah selanjutnya setelah revisi produk yaitu menghasilkan produk akhir.

Produk akhir ini dihasilkan setelah adanya perbaikan dari hasil uji coba

lapangan. Tahapan Penelitian dan Pengembangan menurut Sugiyono dapat

dilihat pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Tahapan Penelitian dan Pengembangan menurut Sugiyono (2008: 409)

Mengumpulkan

Informasi Desain Produk

Validasi Desain Perbaikan

Desain Uji Coba Produk

Revisi Produk Pembuatan

(40)

24

C. Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian pengembangan ini diperoleh melalui instrumen angket dan

tes tertulis. Angket analisis kebutuhan dilakukan untuk mendapatkan informasi

mengenai kebutuhan sekolah, guru, dan siswa dalam proses pembelajaran.

Instrumen angket digunakan pada uji validasi ahli untuk mengumpulkan data

tentang kelayakan produk berdasarkan isi materi dan kesesuaian desain. Terakhir

yaitu berupa tes tertulis kepada siswa untuk mengumpulkan data tingkat

keefektifan produk dalam pembelajaran.

D. Teknik Analisis Data

Setelah memperoleh data hasil analisis kebutuhan dari guru dan siswa, data

tersebut digunakan untuk menyusun latar belakang dan mengetahui tingkat

kebutuhan produk yang dikembangkan. Data kesesuaian materi pembelajaran dan

desain pada produk diperoleh dari ahli materi dan ahli desain melalui uji validasi

ahli. Data kesesuaian tersebut digunakan untuk mengetahui tingkat kelayakan

produk yang dihasilkan. Data kemenarikan, kemudahan, dan kemanfaatan produk

diperoleh dari uji coba lapangan yang dilakukan secara langsung kepada siswa.

Terakhir yaitu data hasil belajar diperoleh melalui tes setelah produk digunakan

untuk menentukan tingkat efektivitas produk sebagai media pembelajaran.

Analisis data yang dilakukan berdasarkan instrumen uji validasi ahli dan uji coba

lapangan bertujuan untuk menilai sesuai atau tidak produk yang dihasilkan

sebagai salah satu media pembelajaran. Pada instrumen angket penilaian uji

(41)

25

Instrumen penilaian uji satu lawan satu memiliki 2 pilihan jawaban sesuai konten

pertanyaan, yaitu: “Ya” dan “Tidak”. Revisi dilakukan pada konten pertanyaan

yang diberi pilihan jawaban “Tidak”.

Data kemenarikan produk diperoleh dari siswa pada tahap uji coba lapangan.

Instrumen angket terhadap penggunaan produk memiliki 4 pilihan jawaban yang

sesuai dengan konten pertanyaan, yaitu: “tidak menarik”,”cukup

menarik”,”menarik”, dan “sangat menarik”. Untuk memperoleh data kemudahan

produk juga memiliki 4 pilihan jawaban, yaitu : “tidak mempermudah”,”cukup

mempermudah”,”mempermudah”, dan “sangat mempermudah”. Dan untuk

memperoleh data kemanfaatan produk juga memiliki 4 pilihan jawaban, yaitu :

“tidak bermanfaat”, ”cukup bermanfaat”,”bermanfaat”, dan “sangat bermanfaat”.

Masing-masing pilihan jawaban memiliki skor yang berbeda. Penilaian instrumen

total dilakukan dari jumlah skor yang diperoleh kemudian dibagi dengan jumlah

total skor dan hasilnya dikali dengan banyaknya pilihan jawaban. Skor penilaian

tiap pilihan jawaban ini dapat dilihat dalam Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Skor Penilaian Uji Coba Lapangan

Pilihan Jawaban Skor

Uji Kemenarikan Uji Kemudahan Uji Kemanfaatan

Sangat Menarik Sangat Mudah Sangat Bermanfaat 4

Menarik Mudah Bermanfaat 3

Cukup Menarik Cukup Mudah Cukup Bermanfaat 2

Tidak Menarik Sangat Mudah Tidak Bermanfaat 1

Sumber: Suyanto dan Sartinem (2009: 20)

Instrumen yang digunakan memiliki 4 pilihan jawaban, sehingga penilaian total

dapat dicari dengan menggunakan rumus :

(42)

26

Hasil dari penilaian tersebut kemudian dicari rata-ratanya dari sejumlah subjek

sampel uji coba dan dikonversikan ke pernyataan penilaian untuk menentukan

kemenarikan, kemudahan, dan kemanfaatan produk yang dihasilkan.

Hasil konversi ini diperoleh dengan melakukan analisis secara deskriptif terhadap

skor penilaian yang diperoleh. Pengkonversian skor menjadi pernyataan penilaian

ini dapat dilihat dalam Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Konversi Skor Penilaian

Skor Penilaian Rerata Skor Klasifikasi

4 3,26 – 4,00 Sangat baik

3 2,51 – 3,25 Baik

2 1,76 – 2,50 Kurang baik

1 1,01 – 1,75 Tidak baik

Sumber: Suyanto dan Sartinem (2009: 20)

Untuk data hasil post test digunakan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

mata pelajaran fisika di SMA Negeri 1 Buay Madang. Produk dikatakan layak dan

(43)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Simpulan dari penelitian pengembangan ini adalah:

1. Dihasilkan suplemen buku siswa berbasis scientific approach pada SMA

kelas X IPA yang disusun dengan menerapkan pendekatan pembelajaran

berbasis scientific approach dengan kualitas: sangat menarik, mudah

digunakan, dan sangat bermanfaat menurut pengguna.

2. Keefektifan buku siswa hasil pengembangan dinyatakan efektif digunakan

sebagai alternatif media pembelajaran bagi kelompok uji siswa kelas X IPA1

di SMA Negeri 1 Buay Madang.

B. Saran

Saran dari penelitian pengembangan ini adalah:

1. Melakukan kegiatan penelitian lanjutan berupa pengembangan buku siswa

menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis scientific approach untuk

pokok bahasan yang lain atau pengembangan buku siswa menggunakan

pendekatan pembelajaran yang lain.

2. Melakukan kegiatan pengujian penggunaan buku hasil pengembangan dalam

skala besar untuk mengetahui kelebihan buku sebagai sumber belajar bagi

(44)

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

. 2001. Media Pengajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

BSNP. 2006. Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah: Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SMA/ MA. Jakarta Destiawaty, Dhea. 2012. Analisis Pola Scraffolding pada Tes Mata Pelajaran Fisika dengan Soal Isomorfik untuk Mendeskripsikan Kemampuan Analogi Siswa. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Cahyo, Agus N. 2013. Teori-teori Belajar Mengajar. Jogjakarta: Diva Press.

Hamalik, Oemar. 2012. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hanafiah, Nanang dan Cucu Suhana. 2012. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama.

Mendikbud. 2013. Modul Pelatihan Guru Materi Implementasi Kurikulum 2013 SMP/ MTs Ilmu Pengetahuan Alam. BPSDMPMP. Jakarta: Kemendikbud.

Munadi, Yudhi. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: Referensi.

Nahel, Bintu. 2012. Pengertian Buku Siswa. (online), tersedia di:

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2251813-pengertian-buku-siswa/. Diunduh pada 30 april 2013 pukul 14:34 WIB.

Riyanto, Yatim. 2009. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Rohman, Muhammad dan Sofan Amri. 2013. Strategi dan Desain Pengembangan Sistem Pembelajaran. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.

Rusman. 2013. Model-model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyono. 2008. Metodepenelitian Pendidikan, Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

(45)

Susilana, Rudi dan Cepi Riyana. 2007. Media Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.

Suyanto, Eko dan Sartinem. 2009. Pengembangan Contoh Lembar Kerja Fisika Siswa dengan Latar Penuntasan Bekal Awal Ajar Tugas Studi Pustaka dan Keterampilan Proses untuk SMA Negeri 3 Bandar Lampung. Prosiding

Seminar Nasional Pendidikan 2009. Bandar Lampung: Unila

Suyatna, Agus. 2013. Desain Pembelajaran Fisika dengan Scientific Approach Menggunakan Kurikulum 2013. (Materi Seminar). Bandar Lampung: Universitas Lampung

Trianto. 2012. Character Building, Optimalisasi Peran Pendidikan dalam Pengembangan Ilmu dan Pembentukan Karakter Bangsa. Jogjakarta: Ar-ruzz Media.

Ula, S. Shoimatul. 2013. Revolusi Belajar. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Gambar

Gambar 2.2. Pendekatan Ilmiah dalam Pembelajaran
Tabel 2.2 Jenis-jenis Indikator Keterampilan Proses beserta Sub Indikatornya
Gambar 3.1 Tahapan Penelitian dan Pengembangan menurut Sugiyono (2008:  409)
Tabel 3.1. Skor Penilaian Uji Coba Lapangan
+2

Referensi

Dokumen terkait

Benar – benar malas belajar dan tidak mau sekolah, sehingga kami selaku orang tua anak tersebut menyatakan mengundurkan diri dari SD Negeri Kupu 02. Demikian surat pernyataan ini

The results of the analysis show that linguistic modeling of variation in Islam applied through several ways, there are: (1) dialects and local religious practice (2) the

Berdasarkan data ranking sepeda motor untuk suatu atribut tertentu, dilakukan pengolahan data skala multidimensional, untuk selanjutnya digambarkan ke dalam peta

Berdasarkan hal tersebut penting bagi perusahaan untuk mampu meningkatkan motivasi kerja karyawan misalnya, dengan cara memberikan bonus bagi karyawan yang tertib dan

Mahasiswa dapat (1) memahami konsep-konsep dasar, prinsip, prosedur/algoritma tentang dasar-dasar kaidah pencacahan, permutasi, kombinasi, relasi rekurensi, fungsi pembangkit,

Selanjutnya, bahasa-bahasa yang masih berada dalam status yang sama tetapi dipertalikan oleh persentase persamaan kata kognat pada kisaran 6% adalah hubungan

Perbandingan pendapatan askes 2005 dan 2006 menunjukkan bahwa peningkatan pendapatan askes sebesar 34,07%, dimana kontribusi pendapatan askeskin menunjukkan peningkatan

Sehubungan dengan hasil evaluasi penawaran saudara, perihal penawaran Pekerjaan Pembangunan Jalan Jembatan Pa' Baw an ( DAK I PD) , dimana perusahaan saudara