• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONTRIBUSI MINAT DAN MOTIVASI TERHADAP PEMBINAAN PRESTASI SEPAK BOLA PADA MAHASISWA PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN UNIVERSITAS LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KONTRIBUSI MINAT DAN MOTIVASI TERHADAP PEMBINAAN PRESTASI SEPAK BOLA PADA MAHASISWA PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN UNIVERSITAS LAMPUNG"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

KONTRIBUSI MINAT DAN MOTIVASI TERHADAP PEMBINAAN PRESTASI SEPAK BOLA PADA MAHASISWA

PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN UNIVERSITAS LAMPUNG

Oleh

I Wayan Swastika

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi antara minat dan motivasi terhadap pembinaan prestasi sepakbola pada mahasiswa Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Universitas Lampung.

Metode penelitian yang digunakan adalah survey method dengan analisis data menggunakan korelasional. Pengumpulan data berupa minat, motivasi dan pembinaan prestasi sepakbola menggunakan angket. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah total sampling yaitu mahasiswa Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Universitas Lampung yang berjumlah 45 mahasiswa.

Hasil analisis menunjukkan bahwa koefesien korelasi minat dengan pembinaan prestasi sepakbola 0,559. Koefesien korelasi motivasi dengan pembinaan prestasi sepakbola 0,639. Sedangkan Koefesien korelasi minat dan motivasi dengan pembinaan prestasi sepakbola 0,826. Artinya minat memberikan kontribusi sebesar 31,2%. Motivasi memberikan kontribusi sebesar 40,8%. Sedangkan minat dan motivasi memberikan kontribusi terhadap pembinaan prestasi sepakbola sebesar 68,2%.

Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa minat dan motivasi mahasiswa memiliki kontribusi yang sangat “kuat” terhadap pembinaan prestasi sepakbola Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Universitas Lampung.

(2)

KONTRIBUSI MINAT DAN MOTIVASI TERHADAP PEMBINAAN PRESTASI SEPAK BOLA PADA MAHASISWA

PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN UNIVERSITAS LAMPUNG

Oleh

I WAYAN SWASTIKA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan

Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)
(4)
(5)
(6)

vii

RIWAYAT HIDUP

Kemudian masuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Bandar Mataram pada tahun 2003 dan lulus pada tahun 2007. Kemudian masuk Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri Pancasila pada tahun 2007 dan selesai pada tahun 2010. Pada tahun 2010, penulis diterima sebagai mahasiswa pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung pada Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Selama menjadi mahasiswa penulis masuk ke dalam tim sepakbola Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Universitas Lampung dan Gamanila. Penulis juga mengikuti kejuaraan resmi, yaitu :

1. Liga Pelajar Indonesia (LPI), 2. Kejuaran Futsal tingkat Universitas,

3. Selain itu penulis juga mengikuti beberapa organisasi di antaranya, UKM Sepakbola Unila, UKM Hindu Unila, dan KMHDI Lampung

Penulis pada tahun 2013 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN KT) di desa Kegeringan, kecamatan Batu Brak Kabupaten Lampung Barat dan melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 1 Batu Brak. Demikianlah riwayat hidup penulis, supaya bermanfaat bagi pembaca.

(7)

ix

PERSEMBAHAN

Puji syukur penulis ucapkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas semua anugerah yang telah diberikan kepadaku,

karya tulis ini kupersembahkan kepada :

Bapak Wayan Kuniran dan Ibu Ketut Sukrawati tercinta yang telah

memberikan dukungan dan motivasi dalam keadaan apapun serta do a

yang tiada henti untuk keberhasilanku.

Adik adikku

Ni Nengah Yunianti dan Kadek Suardika yang kusayangi

Keluarga besar Penjaskes angkatan 2010 dan teman-teman KKN Azmy,

Burhan, Clara, Ria, Sofie, Ranis, Siska, Endang, Nita, Mei, Ceti dan Liza

terimakasih atas kebersamaan selama ini sehingga membuatku

mempelajari banyak hal dari kalian.

Para dosen Pendidikan Jasmani dan Kesehatan yang telah

membimbingku dan mengajariku akan arti kehidupan

Almamater Tercinta

Yang telah mendewasakan penulis

(8)

viii

OTO

✁✂ ✄✂ ☎✆ ✝✞ ✟✠✆ ✡✆ ☛ ☞✆ ✝ ✌✍ ✆✠✟☎ ✎✆ ✝ ✂ ✏ ✟✆✝ ✆✝✌✟☎✍ ✟✝ ✡✂ ✑ ✄✆✞ ✆ ☎ ✒✂☎✏✌✑✌✓✝ ✂✏ ✟✆ ✍ ✆☎ ✔✆ ☎ ✟☎✍ ✟✝ ✕✂ ✞ ✆ ✝✟✝ ✆☎ ✒✂✒✟✆ ✍✟ ✒✂ ☎✏✌✑ ✌✖ ✗✆ ✏✌ ✄✆ ☎ ✔✆ ☎✍ ✂✑✞ ✆ ✞✟ ✡✆☎ ✎✆✝

✡✂ ✑☛✆ ✑✆ ✠ ✝✂ ✠✆ ✏✆ ✘✑✆ ☎ ✔✞ ✆ ✌☎ (Penulis)

Don t compare yourself with anyone in this world. If you do so, you are insulting yourself

Jangan membandingkan dirimu dengan orang lain didunia ini. Jika kamu melakukannya, kamu menghina dirimu.

(Alen Strike)

If you can t fly, then run, if you can t run, then walk, if you can t walk, then crawl, but whatever you do.

You have to keep moving forward. Artinya :

jika kamu tidak mampu terbang, maka berlarilah. Jika kamu tidak mampu berjalan, merangkaklah, tetapi apapun yang kamu lakukan,

Kamu harus tetap bergerak ke depan . (Martin Luther King Jr)

Masa depan anda tidak tergantung pada nilai sekolah anda, masa depan anda berada ditangan anda sendiri.

(Dedy Corbuzer)

Untuk menjadi juara harus selalu disiplin dan konsentrasi, meraih prestasi butuh perjuangan dan pengorbanan

(9)

x

SANWACANA

Om Swastyastu,

Puji Syukur penulis haturkan ke pada Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang telah melimpahkan anugrah dan karunia-Nya sehingga penulisan skripsi yang berjudul

“Kontribusi Minat dan Motivasi terhadap Pembinaan Prestasi Sepakbola pada Mahasiswa Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Universitas Lampungdapat diselesaikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung. Dalam proses penulisan skripsi ini terjadi banyak hambatan baik yang datang dari luar dan dari dalam diri penulis. Penulisan skripsi ini pun tidak lepas dari bimbingan dan bantuan serta petunjuk dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Drs. Surisman, S.Pd., M.Pd selaku pembimbing I dalam penulisan skripsi ini yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis

2. Drs.Wiyono, M.Pd selaku pembimbing II dalam penulisan skripsi ini yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis.

3. Dr. Rahmat Hermawan, M.Kes selaku pembahas yang telah memberikan pengarahan, saran dan keritik kepada penulis.

(10)

xi

5. Dr. Riswanti Rini, M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan dan segenap dosen dan karyawan FKIP Universitas Lampung.

6. Drs. Ade Jubaedi, M. Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan serta mahasiswa yang telah membantu dalam menyelesaikan penelitian ini.

7. Bapak dosen Pendidikan Jasmani dan Kesehatan yang telah membantu dalam proses perkuliahan,pembimbingan, pembinaan dan atas segala ilmu yang telah diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. kepada keluargaku tersayang Bapak Wayan Kuniran, Ibu Ketut Sukrawati, Adik- adikku Ni Nengah Yunianti dan Kadek Suardika yang telah menjadi motivator dalam setiap hal baik yang penulis kerjakan, serta menjadi penasehat terbaikku.

9. kepada keluarga besar Penjaskesangkatan 2010 Universitas Lampung yang tidak bisa disebutkan satu persatu serta teman- teman KKN/PPL Azmi, Burhan, Clara, Endang, Liza, Mei Ariyanti, Nita, Ranis, Resti Febtrina Rianita, Siska, dan Sofie yang selalu memberikan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.

Akhir kata penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan akan tetapi penulisberharap semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua,Svaha.

Om Santih, Santih, Santih Om.

Bandar Lampung,06 Februari 2015 Penulis

(11)

xii DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1

B. Identifikasi Masalah... 4

C. Rumusan Masalah... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sepakbola... 7

B. Prestasi ... 8

C. Pembinaan... 9

D. Minat... 10

E. Bentuk-Bentuk Minat ... 12

F. Macam-Macam Minat ... 13

G. Kondisi Yang Mempengaruhi Minat ... 13

H. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat ... 14

I. Motivasi ... 14

J. Motivasi Berprestasi(Need Achievment)... 15

K. Teori Motivasi ... 17

L. Karakteristik Umum Motivasi ... 19

M. Manajemen ... 20

N. Fungsi Manajemen... 21

O. Organisasi ... 22

P. Sarana dan Prasarana ... 23

Q. Pelatih(Coach)... 24

(12)

xiii

S. Prinsip–Prinsip Latihan ... 25

T. Penelitian Relevan ... 30

U. Kerangka Pemikiran ... 32

V. Hipotesis ... 32

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 34

B. Populasi Dan Sampel ... 35

C. Variabel Penelitian dan Data Penelitian ... 36

D. Desain Penelitian ... 37

E. Definisi Operasional Variabel ... 38

F. Instrumen Penelitian ... 38

G. Teknik Pengumpulan Data ... 41

H. Analisis Data... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 43

1. Deskripsi Data... 43

2. Analisis Data ... 45

3. Uji Hipotesis ... 45

B. Pembahasan ... 47

1. Deskripsi Data... 47

2. Uji Analisis Data ... 50

3. Uji Hipotesis ... 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 54

B. Saran ... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 56

(13)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Pengujian Hipotesis ... ... 45

2. Kisi–Kisi Instrumen Minat dan Motivasi ... 60

3. Kisi–Kisi Instrumen Pembinaan Prestasi... 65

4. Uji Reliabelitas Angket Minat Motivasi dan Pembinaan Prestasi ... 68

5. Data Angket Minat... 69

6. Data Angket Motivasi... ... 71

7. Data angket Pembinaan Prestasi ... 73

8. Data Tskor Angket Minat... 75

9. Data Tskor Tabel Motivasi ... 76

10. Data Tskor angket Pembinaan Prestasi ... 77

11. Korelasi Minat dan Motivasi... ... 78

12. Korelasi Pembinaan Prestasi... 79

13. Tabel Nilai uji T... 80

14. Derajat Pembilang... 81

(14)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Kisi-kisi Angket Minat dan Motivasi ... 60

2. Angket Minat ... 61

3. Angket Motivasi... 63

4. Kisi-kisi Angket Pembinaan Prestasi ... 65

5. Angket Pembinaan Prestasi... 66

6. Uji Reliabelitas... 68

7. Data Angket Minat... 69

8. Data Angket Motivasi ... 71

9. Data angket Pembinaan Prestasi ... 73

10. Data Tskor Angket Minat ... 75

11. Data Tskor Tabel Motivasi ... 76

12. Data Tskor angket Pembinaan Prestasi ... 77

13. Korelasi Minat, Motivasi dan Pembinaan Prestasi ... 78

14. Tabel Nilai uji T... 80

15. Derajat Pembilang... 81

16. Data Mahasiswa ... 82

17. Dokumentasi ... 83

(15)

xvii

19. Surat Validitas Konstruk Pembinaan Prestasi... 88

20. Surat Pengajuan Judul... 89

21. Surat Penelitian Pendahuluan... 90

22. Surat Izin Penelitian ... 91

23. Surat Telah Melakukan Penelitian dari Program Studi... 92

24. Daftar Hadir Seminar Proposal ... 93

25. Daftar Hadir Seminar Hasil... 94

(16)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

(17)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Olahraga prestasi adalah olahraga yang membina dan mengembangkan olahragawan secara terencana, berjenjang, dan berkelanjutan melalui kompetisi untuk mencapai prestasi dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan, bahkan Harsono (1988 : 98) mengemukakkan bahwa, “prestasi olahraga yang dibayangkan orang sukar atau mustahil akan dapat dicapai, kini menjadi hal yang lumrah, dan jumlah atlet yang mampu untuk mencapai prestasi demikian kini semakin banyak”. Pada prinsipnya

pengembangan olahraga berpijak pada tiga orientasi, yaitu olahraga sebagai rekreasi, olahraga sebagai kesehatan, dan olahraga untuk prestasi.

(18)

2

pembinaan olahraga prestasi tidak bisa diabaikan bahwa untuk mencapai hasil yang maksimal dari suatu perfoma diperlukan adanya Sistem Pembinaan Olahraga Nasional yang meliputi : sepuluh pilar kebijakakan, antara lain : 1) dukungan dana (finansial), 2) lembaga olahraga terdiri dari struktur dan isi kebijakan olahraga terpadu, 3) pemasalan (partisipasi), 4) pembinaan prestasi, (promosi dan identifikasi bakat), 5) elit atau prestasi top (sistem penghargaan dan rasa aman), 6) fasilitas latihan, 7) pengadaan dan pengembangan pelatih, 8) kompetisi nasional, 9) riset, dan 10) lingkungan, media dan sponsor.

Dana atau finansial merupakan faktor yang tidak terbantahkan untuk mencapai tujuan, lebih-lebih dalam olahraga prestasi yang syarat dengan berbagai kepentingan dan motivasi. Seperti pendapat Mock (dalam Hermawan 2012 : 6) mengatakan bahwa manajemen keuangan adalah

“application of skills in the manipulation, use, and control of funds”. Dengan

(19)

3

tetapi sudah merupakan profesi (Lutan, 1997 : 90). Selain itu ketersediaan sarana-prasarana merupakan salah satu faktor penting dalam meningkatkan prestasi olahraga. tanpa adanya fasilitas yang memadai, meraih prestasi mungkin hanya sekedar mimpi (Hermawan, 2012 : 8). Pada zaman yang serba canggih dan modern seperti sekarang ini, peralatan latihan (fasilitas) bukan lagi menjadi penghalang bagi pelaksanaan latihan di klub atau lembaga olahraga. Apalagi lembaga olahraga yang memiliki reputasi cukup baik, karena atlet binaannya sudah mencapai prestasi, bukannya hanya tingkat daerah bahkan tingkat provinsi. Karena itu, segala macam keperluan latihan yang dibutuhkan harus diberikan Universitas.

Salah satu usaha-usaha yang dilakukan secara sadar, berencana, teratur dan terarah untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan subyek didik dengan pengarahan, bimbingan, pengawasan (aktivitas) stimulasi dan pengawasan untuk mencapai tujuan yang diharapkan adalah pembinaan sepakbola (Hidayat, 1978 : 26). Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang sangat digemari oleh setiap kalangan masyarakat (Scheunemann, 2008 : 8). Sampai saat ini sepakbola dianggap sebagai olahraga yang populer, ini terbukti dengan banyaknya kejuaraan yang di gelar di berbagai daerah baik tingkat sekolah, tingkat daerah, nasional maupun internasional. Pembinaan prestasi sepakbola mahasiswa Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Universitas Lampung telah

(20)

4

Kejuaraan Daerah (Kejurda) dan Liga Bandar Lampung (2014 - 2015). Untuk mencapai pembinaan prestasi sepakbola yang baik di samping usaha

mengajar dan melatih yang teratur, terarah dan kontinu hendaknya pembinaan prestasi tersebut diarahkan kepada minat dan motivasi sebagai faktor yang dominan terhadap keberhasilan dalam meraih prestasi puncak.

Bertitik tolak dari uraian di atas, maka penulis bermaksud mengadakan penelitian tentang “Kontribusi Minat dan Motivasi terhadap Pembinaan Prestasi Sepakbola pada Mahasiswa Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Universitas Lampung”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

1. Masih kurangnya kesadaran mahasiswa Pendidikan Jasmani dan

Kesehatan untuk mengikuti kegiatan pembinaan prestasi khususnya pada cabang olahraga sepakbola. Hal ini terlihat pada jumlah mahasiswa yang hadir maupun antusias hanya bagi mereka yang mengikuti pembinaan prestasi sepakbola.

(21)

5

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan idintifikasi masalah yang telah dikemukakkan, maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Seberapa besar kontribusi minat mahasiswa Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Universitas Lampung terhadap pembinaan prestasi sepakbola? 2. Seberapa besar kontribusi motivasi mahasiswa Pendidikan Jasmani dan

Kesehatan Universitas Lampung terhadap pembinaan prestasi sepakbola? 3. Seberapa besar minat dan motivasi mahasiswa Pendidikan Jasmani dan

Kesehatan Universitas Lampung terhadap pembinaan prestasi sepakbola?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini sesuai dengan masalah yang diangkat adalah :

1. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi minat terhadap pembinaan prestasi sepakbola pada mahasiswa Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Universitas Lampung

2. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi motivasi terhadap

pembinaan prestasi sepakbola pada mahasiswa Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Universitas Lampung

(22)

6

E. Manfaat Penelitian

Manfaat ini berguna untuk memberikan informasi tentang kontribusi minat dan motivasi terhadap pembinaan prestasi sepakbola. Penulis berharap penelitian ini bermanfaat bagi :

1. Penulis

Untuk mengetahui seberapa besar minat dan motivasi mahasiswa Pendidikan Jasmani dan Kesehatan terhadap olahraga sepakbola 2. Mahasiswa

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan minat dan motivasi mahasiswa untuk mengikuti pembinaan prestasi sepakbola

3. Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

(23)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Sepakbola

Sepakbola adalah salah satu olahraga yang sangat populer di Indonesia bahkan dunia. Dalam pertandingan olahraga ini dimainkan dilapangan oleh dua kelompok berlawanan, yang masing-masing berjuang untuk memasukkan bola ke gawang kelompok lawan. Masing-masing kelompok beranggotakan sebelas pemain, kelompok tersebut dinamakan kesebelasan.

Menurut Scheuneman (2008 : 10), dalam permainan yang sesungguhnya, sepakbola dilakukan oleh dua kesebelasan, masing-masing regu terdiri atas sebelas pemain termasuk penjaga gawang. Pemain cadangan untuk setiap regunya adalah tujuh orang pemain. Lama permainan adalah 2 x 45 menit, dengan lama istirahat 15 menit. Keterampilan bermain sepakbola adalah kemampuan pemain melakukan teknik dalam permainan dengan baik dan benar, baik teknik tanpa bola maupun dengan menggunakan bola.

Keterampilan bermain sepakbola merupakan keahlian seseorang yang mencerminkan kemampuannya dalam mengolah dan memainkan bola dalam suatu permainan sepakbola. Ada banyak keterampilan dalam bermain sepak bola yang harus dikuasai oleh seorang pemain sepakbola, namun ada

(24)

8

terutama sejak usia dini. Keterampilan teknik ini antara lain ketrampilan menggiring bola (Dribbling), mengoper bola (Passing), menghentikan bola (Controlling), menyundul bola (Heading), dan menembak bola (Shooting).

B. Prestasi

Menurut Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional Nomor 3 Tahun 2003, bahwa “prestasi adalah hasil upaya maksimal yang dicapai

olahragawan atau kelompok olahragawan (tim) dalam kegiatan olahraga”. Karena itu olahraga prestasi adalah olahraga yang membina dan

mengembangkan olahragawan secara terencana, berjenjang, dan

berkelanjutan melalui kompetisi untuk mencapai prestasi dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan, bahkan Harsono (1988 : 98) mengemukakkan bahwa, “prestasi olahraga yang dibayangkan orang sukar atau mustahil akan dapat dicapai, kini menjadi hal yang lumrah, dann jumlah atlet yang mampu untuk mencapai prestasi demikian kini semakin banyak”.

Usaha mencapai prestasi merupakan usaha yang multikomplek yang melibatkan banyak faktor baik internal maupun eksternal, kualitas latihan merupakan penopang utama tercapainya prestasi olahraga, sedangkan kualitas latihan itu sendiri ditopang oleh faktor internal yakni kemampuan atlet (bakat dan motivasi) serta faktor eksternal (Irianto, 2002 : 8). Dalam upaya

meningkatkan prestasi yang telah ditargetkan diperlukan usaha untuk

(25)

9

membanggakan. Dalam upaya peningkatan prestasi olahraga diperlukan adanya upaya penggalangan dan peningkatan berbagai potensi yang ada seperti : SDM, sarana prasarana dan seluruh potensi yang ada lainya.

Prestasi yang tinggi tidak tergantung pada penguasaan teknik dan taktik saja, tetapi peranan kemantapan jiwa dalam latihan dan pertandingan ternyata ikut menentukan. Harsono (1988 : 22) mengatakanbahwa, “…..olahraga bukan hanya merupakan masalah fisik saja, yaitu berhubungan dengan gerakan-gerakan anggota tubuh, otot, tulang dan sebagainya”. Prestasi maksimal dapat dicapai oleh seorang atlet yang benar-benar telah siap untuk berkompetisi dengan segala kemampuannya, kesiapan yang dimaksud adalah kesiapan fisik dan psikologis atlet yang bersangkutan.

Jadi keberhasilan prestasi akan tercapai bila didukung dengan program latihan yang terencana, berjenjang dan berkelanjutan serta didikung pula dengan penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai dengan bidang dan cabang olahraganya.

C. Pembinaan

Pembinaan adalah usaha-usaha yang dilakukan secara sadar, berencana, teratur dan terarah untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan

(26)

10

individu (Hermawan, 2012 : 1). Berdasarkan penjelasan-penjelasan yang dikemukakan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan pembinaan prestasi adalah kegiatan atau program untuk

mengembangkan kepribadian mahasiswa dan menambah kegiatan mahasiswa. kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pembinaan dan

kegemaran mahasiswa dalam bidang olahraga ini diharapkan dapat

mengembangkan kemampuan berorganisasi, kepemimpinan, meningkatkan kesehatan jiwa dan kesegaran jasmani, menanamkan jiwa sportif, kedisiplinan dan pencapaian prestasi diperhatikan. Pembinaan prestasi (promosi dan identifikasi bakat), secara berlanjut dan berkesinambunagan dengan memperhatikan prinsip-prinsip latihan yaitu, beban latihan, individual,

reversibility, variasi, dan beban bertambah (Harsono, 1988). Dalam hubungan olahraga, kebijakan dan politik, sebuah analisis, Lutan (2003 : 179)

mengatakan bahwa “pembinaan usia dini dan yunior melalui penjenjangan usia perlu digiatkan berdasarkan kaidah pelatihan ilmiah dan dukungan iptek olahraga tepat guna, disesuaikan dengan kondisi ekonomi di Indonesia. Club dan lembaga olahraga didirikan bukan untuk waktu yang terbatas, tetapi diharapkan tetap eksis sebagai bagian yang tidak terpisahkan pada visi dan misinya club atau lembaga olahraga itu terbentuk.

D. Minat

(27)

11

menaruh minat terhadap bidang olahraga, maka mahasiswa tersebut akan berusaha untuk mengetahui lebih banyak tentang olahraga. Dengan digunakannya sebagai pedoman, maka pandangan dan pengembangan program akan sesuai dengan ketepatan masa belajar, urutan, kecepatan dan ragam kegiatan yang akhirnya akan mendapatkan hasil yang diinginkannya. Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian. Minat terhadap sesuatu dipelajari dan mempengaruhi belajar selanjutnya serta mempengaruhi penerimaan minat-minat baru. Jadi minat terhadap sesuatu merupakan hasil belajar dan menyokong belajar selanjutnya. Walaupun minat terhadap sesuatu hal tidak merupakan hal yang hakiki untuk dapat

mempelajari hal tersebut.

Asumsi umum menyatakan bahwa minat akan membantu seseorang mempelajarinya. Dorongan-dorongan yang ada pada diri anak,

(28)

12

menyuruh “.Minat mengarahkan individu terhadap suatu obyek atas dasar rasa senang atau rasa tidak senang. Perasaan senang atau tidak senang merupakan dasar suatu minat. Minat seseorang dapat diketahui dari

pernyataan senang atau tidak senang terhadap suatu obyek tertentu (Sukardi, 1989 : 83). Minat terbentuk berdasarkan adanya unsur-unsur rasa tertarik, perhatian, harapan, bakat, kesadaran individu, pengalaman, kepribadian, lingkungan, aktivitas, alat/fasilitas dan perasaan senang yang membuat individu ada kecenderungan untuk berhubungan lebih aktif lagi terhadap objek yang menjadi pusat perhatiannya.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa minat adalah suatu keadaan psikis dimana seseorang menaruh perhatian pada sesuatu dan disertai keinginan untuk mengetahui, memiliki, mempelajari, dan membuktikannya. Minat dibentuk setelah diperoleh

informasi tentang objek dengan didasari atas kemauan, melibatkan perasaan, dan diiringi rasa senang yang terarah pada suatu objek atau kegiatan tertentu.

E. Bentuk- Bentuk Minat

Bentuk-bentuk minat dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu : 1. Minat Premitif

Minat primitif disebut juga minat yang bersifat biologis, seperti

(29)

13

2. Minat Kultural

Minat kultural disebut juga minat sosial yaitu berasal atau diperoleh dari proses belajar. Jadi kultural lebih tinggi nilainya dari pada minat primitif.

F. Macam-Macam Minat

Menurut Sukardi (1989) mengemukakan bahwa ada 3 cara yang dapat digunakan untuk menentukan minat antara lain :

1). Minat yang diekspresikan(Expressed Interest): Seseorang dapat

mengungkapkan minat atau pilihannya dengan kata-kata tertentu. Misalnya seseorang mungkin mengatakan bahwa dirinya tertarik dalam mengumpulkan barang unik, 2) minat yang diwujudkan(Manifest Interest): Seseoarang dapat mengungkapkan minat bukan melalui kata-kata malainkan dengan tindakan atau perbuatan yaitu ikut serta berperan aktif dalam suatu kegiatan. Misalnya kegiatan pramuka, tari, dan sebagainya yang menarik minatnya, 3) minat yang diinvestarisasikan(Inventord Interest): Seseorang menilai minatnya agar dapat diukur dengan menjawab terhadap sejumlah pertanyaan tertentu atau urutan pilihannya untuk kelompok aktivitas tertentu. Pertanyaan-pertanyaan untuk mengukur minat disusun dengan menggunakan angket.

G. Kondisi yang Mempengaruhi Minat

Ada tiga kondisi yang mempengaruhi minat seseorang, yaitu : 1. Status Ekonomi

(30)

14

laksanakan. Sebaliknya kalau status ekonomi mengalami kemunduran karena tanggung jawab keluarga atau usaha yang kurang maju, maka orang cenderung untuk mempersempit minat mereka.

2. Pendidikan

Semakin tinggi tingkat pendidikan yang dimiliki seseorang maka semakin besar pula kegiatan yang bersifat intelek yang dilakukan

3. Tempat Tinggal

Dimana orang tinggal banyak dipengaruhi oleh keinginan yang biasa mereka penuhi pada kehidupan sebelumnya masih dapat dilakukan.

H. FaktorFaktor Yang Mempengaruhi Minat

Menurut Crow (1973 : 46)minat terhadap suatu obyek atau aktivitas ditimbulkan oleh beberapa faktor yaitu :

1. The Factor Of Inner Urges(Faktor Dorongan Dari Dalam) Minat timbul karena pengaruh dari dalam untuk memenuhi semua kebutuhan, baik kebutuhan jasmani maupun rohani.

2. The Factor Of Social Motives(Faktor Motif Dalam Lingkungan Sosial) Minat timbul karena pengaruh kebutuhan dalam masyarakat sekitar dilingkungan hidupnya bersama-sama orang lain.

3. The Factor Of Emotional(Faktor Emosi)

Minat timbul karena pengaruh emosi dari orang yang bersangkutan, artinya seseorang yang melaksanakan dengan perasaanyang senang, maka akan membuahkan hasil yang memuaskan dan sekaligus memperbesar minatnya terhadap suatu kegiatan tersebut.

I. Motivasi

(31)

15

mengemukakan bahwa, “…olahraga bukan hanya merupakan masalah fisik saja, yaitu yang berhubungan dengan gerakan-gerakan anggota tubuh, otot, tulang dan sebagainya”. Sedangkan menurutSoehardi (2003 : 53) bahwa motivasi adalah dorongan dari dalam diri yang tercermin dalam perilaku. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, motivasi adalah dorongan dari dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya efektif dan reaksi untuk melakukan perbuatan sehingga tercapai suatu tujuan.

J. Motivasi Berprestasi(Need Achievment)

Robbins (2001: 155) mendefinisikan motivasi sebagai“The process that acount for an individual’s intensity direction and presistence of effort toward

attaining a goal”. Hal ini dipertegas oleh Suryana (dalam Hermawan, 2001 :

53) yang mengungkapkan bahwa motivasi adalah proses sangat penting untuk mengerti mengenai mengapa dan bagaimana perilaku seseorang dalam

(32)

16

berprestasi harus menjadi perhatian yang serius dalam rangka

mengembangkan peran mahasiswa sebagai modal dasar kemajuan bangsa. Fernald dan Fernald (dalam Hermawan, 2012 : 21) mengatakan bahwa tumbuh kembangnya motivasi berprestasi salah satunya dipengaruhi oleh konsep diri. Harter (dalam Hermawan, 2012 : 57) menyebutkan bahwa mahasiswa yang percaya akan kemampuan diri sendiri memiliki motivasi berprestasi tinggi yang akan mempengaruhi penampilan belajar mereka.

Muchlas dalam Hermawan, (2012 : 23) mengemukakan pendapatnya tentang kesiapan fisik dan psikologis atlet dalam mencapai prestasi maksimal, sebagai berikut, “Prestasi olahraga itu tidak hanya bergantung kepada keterampilan teknik olahraga dan kesehatan fisik yang dimiliki atlet tetapi juga bergantung pada keadaan psikologis dan kesehatan mentalnya”.Sejalan dengan pendapat diatas maka Maslow (1984) membagi kebutuhan manusia pada lima tingkatan ; (1) Kebutuhan mempertahankan hidup(psycholocical need),menyangkut kebutuhan primer seperti makan, minum, seks, dan istirahat ; (2) Kebutuhan rasa aman(safety need),manifestasi kebutuhan ini nampak pada kebutuhan keamanan, kestabilan hidup, perlindungan atau pembelaan, keteraturan dan bebas dari rasa takut ; (3) Kebutuhan sosial(social need),manifestasi kebutuhan ini nampak pada perasaan diterima oleh orang lain(sense of belonging),kebutuhan untuk mencapai sesuatu(sense of achievement)serta berpartisipasi(sense of participation); (4) Kebutuhan akan

(33)

17

keinginan mengembangkan kapasitas fisik, kapasitas mental melalui latihan dan pendidikan. Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa aspek psikologis memiliki peran besar bagi atlet, dalam olahraga kompetitif seperti sepak bola, pengaruh psikologis terlihat ketika atlet tersebut sedang

bertanding, hal ini dapat dilihat dari kuat lemahnya motivasi untuk meraih prestasi dan memenangkan pertandingan.

K. Teori Motivasi

Menurut Maslow (1984 : 45) mengemukakan bahwa pada dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan pokok. Ia menunjukkannya dalam lima tingkatan yang berbentuk piramid, orang memulai dorongan dari tingkatan terbawah. Lima tingkat kebutuhan itu dikenal dengan sebutan Hirarki Kebutuhan Maslow, dimulai dari kebutuhan biologis dasar sampai motif psikologis yang lebih kompleks yang hanya penting setelah kebutuhan dasar terpenuhi. Kebutuhan suatu peringkat paling tidak harus terpenuhi sebelum kebutuhan peringkat berikutnya menjadi penentu tindakan yang penting.

(34)

18

kemajuan tingkat kehidupan (faktor intrinsik). Menurut Siagan (2006 : 290) bahwa yang dimaksud dua faktor itu, yaitu faktor motivasional dan faktor hygiene atau“pemeliharaan”. Menurut teori ini, yang dimaksud dengan faktor motivasional adalah hal-hal pendorong berprestasi yang sifatnya intrinsik, yang berarti bersumber dari dalam diri seseorang, sedangkan yang dimaksud dengan faktor hegiene atau pemeliharaan adalah faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik yang berarti bersumber dari luar diri seseorang, misalnya dari organisasi, tetapi turut menentukan perilaku seseorang dalam kehidupan kekaryaannya. Menurut Herzberg (dalam Hermawan, 2012 : 40) yang tergolong sebagai faktor motivasional antara lain ialah pekerjaan seseorang, keberhasilan yang diraih, kesempatan bertumbuh, kemajuan dalam karir dan pengakuan dari orang lain. Sedangkan faktor-fakor hegiene atau pemeliharaan mencakup antara lain status seseorang dalam organisasi, hubungan seorang karyawan dengan atasannya (bisa dipersepsikan antara atlet dengan pelatih), hubungan seseorang dengan rekan-rekannya, kebijakan organisasi, sistem administrasi dalam organisasi, kondisi kerja dan sistem imbalan yang berlaku.

Dari keseluruhan teori motivasi, dapat diajukan tiga pendekatan untuk menentukan jenis-jenis motivasi, yakni:

1. Pendekatan kebutuhan, melihat motivasi dari segi kebutuhan manusia. Kebutuhan manusia sifatnya bertingkat-tingkat. Pemuasan terhadap tingkat kebutuhan tertentu dapat dilakukan jika tingkat kebutuhan sebelumnya telah mendapat pemuasan (Maslow 1984 : 39).

(35)

19

memberi tenaga tetapi tidak membimbing. Harapan adalah keyakinan sementara bahwa suatu hasil akan diperoleh setelah dilakukannya suatu tindakan tertentu. Insentif, objek tujuan yang aktual. Ganjaran (reward) dapat diberikan dalam bentuk konkrit atau dalam bentuk simbolik. 3. Pendekatan deskriptif, Masalah motivasi ditinjau berdasarkan

kegunaannya dalam rangka mengendalikan tingkah laku manusia.

L. Karakteristik Umum Motivasi

Menurut Sardiman (2007 : 81), motivasi yang ada pada diri setiap orang itu memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1) tekun menghadapi tugas (dapat Bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sampai dengan selesai), 2) ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak cepat puas dengan prestasi yang dicapainya, 3) menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah, untuk orang dewasa (misalnya masalah ekonomi, politik, pemberantasan korupsi dan sebagainya), 4) lebih senang bekerja mandiri, 5) cepat bosan pada tugas–tugas rutin (hal-hal yang bersifat berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif), 6) dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu), 7) tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu, dan 8) senang mencari dan memecahklan masalah soal-soal.

Sedangkan menurut Nurseto dan Singkawati (2011 : 44) seseorang yang memiliki motivasi cenderung yaitu :

(36)

20

memperhatikan orang lain terhadap dirinya, melainkan lebih memprehatikan usaha untuk mengatasi rintangan.

Jadi berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa seseorang yang mempunyai ciri-ciri seperti tekun, ulet, tidak cepat bosan, dan lain-lain adalah orang yang mempunyai motivasi, hal ini sangat penting kaitannya dengan kegiatan pembinaan prestasi sepakbola, karena motivasi dapat mempengaruhi seseorang dalam mengikuti latihan sepakbola.

M. Manajemen

Robbin (1999 : 8) bahwa, istilah manajemen mengacu pada proses mengkoordinasikan dan mengintegrasikan kegiatan-kegiatan kerja agar terselesaikan secara efesien dan efektif dengan dan melalui orang lain. Menurut Daft dan Marcic (dalam Hermawan, 2012) bahwa, manajemen sebagai sebagai pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan efesien melalui perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian sumber daya organisasi. Selanjutnya menurut Robbin (1999 : 8) pula, efesien mengacu pada hubungan antara maukan dengan keluaran. Dari sudut pandang ini, efesien sering dirujuk sebagai “melakukan segala sesuatu secara tepat”, artinya tidak memboroskan sumber-sumber. Sedangkan efektif seringkali dilukiskan sebagai “melakukan hal-hal yang tepat”, artinya kekiatan kerja yang akan membantu organisasi tersebut mencapai sasarannya. Dengan kata lain, efesien itu lebih memperhatikan “sarana-sarana” melaksanakan

(37)

21

Dari pengertian diatas dapat dijelaskan bahwa untuk mencapai tujuan yang diharapakan dari suatu organisasi, maka peran sumber daya manusia yang terlibat dalam pengelolaan sangat penting. Unsur–unsur tersebut adalah pengunaan sumber daya minimal (efesien tinggi) dan pencapaian sasaran yang tinggi (efektifitas tinggi).

N. Fungsi Manajemen

Bucher dan Krotte (2003 : 3) mengemukakkan, bahwa fungsi manajemen meliputi :Planning.Perencanaan adalah proses yang logis dan disengaja untuk menguraikan pekerjaan yang dilakukan secara bersama dengan menggunakan metode dan waktu untuk melaksanakan pekerjaannya.

Organizing.Mengacu pada pengembangan struktur formal organisasi dimana manajemen berbagai koordinasi pusat dan subdivisi kerja disusun secara terpadu dengan garis yang jelas dari otoritas.Leading.Pemimpin adalah tanggung jawab yang jatuh pada manajer sebagai kepala organisasi. Manajer harus memimpin secara positif memotivasi, dan mempengaruhi individu yang membentuk organisasi dan karena itu akan mempengaruhi operasional dan melakukan program.Controlling. Mengendalikan memastikan pelaksaan yang tepat dari rencana dan terdiri dari beberapa faktor, pekerjaan standar atau harapan harus ditetapkan, metode dan prosedur untuk memantau dan mengukur apakah standar tersebut memenuhi harus ditetapkan pula.Staffing.

(38)

22

Pendekatan proses, menggunakan serangkaian kegiatan interaktif yang sedang berlangsung, umunya dikenal sebagai proses yang mendasari manajemen untuk mencapai tujuan dan sasaran dari suatu organisasi,

departemen, atau unit kerja. Robbin, (1999 : 41) mengatakan bahwa, para ahli teori manajemen olahraga mutakhir menggunakan pendekatan proses untuk menggambarkan manajemen pada organisasi olahraga.

O. Organisasi

Manusia adalah makluk sosial yang cenderung untuk hidup bermasyarakat serta mengatur dan mengorganisasi kegiatannya dalam mencapai suatu tujuan tetapi karena keterbatasan kemampuan menyebabkan mereka tidak mampu mewujudkan tujuan tanpa adanya kerjasama. Hal tersebut yang mendasari manusia untuk hidup dalam berorganisasi, terutama dalam kegiatan olahraga.

Handoko (2003: 167) bahwa, kata “organisasi” memiliki dua pengertian. Pertama, menandakan suatulembagaatau kelompok fungsional, seperti organisasi perusahaan, rumah sakit, perwakilan pemerintah, atau

perkumpulan olahraga. Kedua, berkenaan denganproses pengorganisasian, sebagai suatu cara dalam mana kegiatan organisasi dialokasikan dan

(39)

23

yang mempunyai struktur kerja yang sistematis. Berdasarkan pengertian di atas pendapat, maka dapat kesimpulan bahwa organisasi adalah suatu kesatuan yang mempunyai struktur kerja yang sistematis untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan.

P. Sarana dan Prasarana

Sarana olahraga adalah sumber daya pendukung yang terdiri dari segala bentuk dan jenis peralatan serta perlengkapan yang digunakan dalam kegiatan olahraga serta mudah dibawa kemana-mana. Sarana olahraga adalah

terjemahan dari “Facilities” yaitu sesuatu yang dapat digunakan dan dimanfaatkan dalam pelaksaan kegiatan olahraga atau pendidikan jasmani. Menurut Tarigan, (2010 : 34) fasilitas olahraga adalah semua prasarana olahraga beserta perlengkapannya untuk melaksanakan kegiatan olahraga. Prasarana merupakan segala sesuatu yang merupakan penunjang

terselenggaranya suatu proses (usaha atau pembangunan). Sarana dan prasarana olahraga adalah suatu bentuk permanen, baik itu ruangan di luar maupun di dalam (Tarigan, 2010 : 23). Dalam olahraga prasarana

(40)

24

Q. Pelatih(Coach)

Kemampuan baik yang berupa pengetahuan, ketrampilan cabang olahraga maupun cara melitih yang efektif mutlak untuk dikuasai setiap pelatih. Pelatih merupakan model yang menjadi contoh dan panutan bagi anak didiknya terutama atlet-atlet pemula, sehingga segala sesuatu yang dilakukan selalu menjadi sorotan atlet dan masyarakat pada umunya. Oleh sebab itu seorang pelatih ditutut untuk dapat bersikap dan perilaku yang baik sesuai dengan norma-norma yang ada di masyarakat (Rubianto Hadi, 2007 : 12).

Keberhasilan pembinaan atlet akan sangat ditentukan hasil interaksi antara pelatih dan atlet yang dibina, sehubungan itu seorang pelatih harus

memahami sifat-sifat kepribadian atletnya, disamping itu tiap pelatih juga harus memahami sifat-sifat pribadinya sendiri, agar dapat menyesuaikan pada waktu berinteraksi dengan atlet yang memiliki sifat“intravert“,sifat tertutup dan pemalu. Memerlukan perlakuan yang berbeda daripada atlet yang

memiliki sifat“ekstravert“,sifat terbuka dan senang bergaul dengan orang lain. Pelatih harus memahami cara-cara yang tepat untuk menimbulkan motivasi atlet, sehingga dengan kemauan sendiri atlet berusaha mencapai target yaitu untuk mencapai prestasi lebih tinggi, memenangkan pertandingan atau memecahkan rekor sendiri (Sudibyo Setyobroto, 1992 : 19).

R. Latihan(Training)

(41)

25

bahwa orang tersebut sedang melakukan latihan. Hal ini didasarkan pada pengertian training yang dijelaskan oleh Harsono (1988 : 101) bahwa “Training adalah proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja, yang dilakukan secara berulang-ulang dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan.”Kemudian Giriwijoyo (dalam Harsono, 1988 : 78)

menjelaskan sebagai berikut : Latihan ialah upaya sadar yang dilakukan secara berkelanjutan dan sistematis untuk meningkatkan kemampuan

fungsional raga yang sesuai dengan tuntutan penampilan cabang olahraga itu, untuk dapat menampilkan mutu tinggi cabang olahraga itu baik pada aspek kemampuan dasar maupun pada aspek kemampuan keterampilannya (latihan-teknik). Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa latihan adalah suatu proses pemberdayaan diri melalui suatu aktivitas yang sistematis, berulang-ulang, dan kian hari kian menambah beban tugasnya.

S. Prinsip-Prinsip Latihan

Salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam rangka meningkatkan

(42)

26

sistematis-metodis sehingga peningkatan prestasi sukar dicapai. Prinsip-prinsip latihan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Prinsip Beban Lebih (Overload Principle)

Prinsip beban lebih atau dengan kata lain overload principle dapat

diterapkan pada semua aspek latihan. Atlet berlatih dari hari ke hari harus disertai dengan penambahan beban latihannya. Harsono (1988 : 103) menjelaskan bahwa dalam olahraga agar prestasi dapat meningkat, atlet harus selalu berusaha untuk berlatih dengan beban kerja yang lebih berat daripada yang mampu dilakukannya saat itu atau dengan perkataan lain, dia harus senantiasa berusaha untuk berlatih dengan beban kerja yang ada di atas ambang rangsang kepekaannya (threshold of sensitivity).

(43)

27

kepada atlet haruslah cukup berat namun realistis yaitu sesuai dengan kemampuan atlet, serta harus dilakukan berulang kali dengan intensitas yang tinggi.

2. Prinsip Individualisasi

Harsono (1988 :9) menyatakan, “Agar latihan bisa menghasilkan yang terbaik, prinsip individualisasi harus senantiasa diterapkan dalam latihan”. Artinya beban latihan harus disesuaikan dengan kemampuan adaptasi, potensi, serta karakteristik spesifik dari atlet.

3. Intensitas Latihan

Perubahan-perubahan fungsi fisiologis yang positif hanyalah mungkin apabila atlet dilatih melalui suatu program latihan yang intensif yang dilandaskan pada prinsip overload dimana secara progresif menambah beban kerja, jumlah pengulangan serta kadar intensitas dari pengulangan tersebut. Harsono (1988 :11) menyatakan, “Intensitas yang kurang dari 60% - 70% dari kemampuan maksimal atlet tidak akan terasatraining effect-nya (dampak atau manfaat latihannya). Cara menghitung intensitas latihan menurut teori Katch dan Mc Ardle (dalam Harsono, 1983) DNM = 220–Umur (dalam tahun) dan takaran intensitas latihan untuk olahraga prestasi adalah 80%–95%.

4. Belajar Melalui Praktik

Menurut Harsono (1988 : 43) mengatakan bahwa seorang pelatih sebaiknya memberikan gambaran secara menyeluruh dengan

(44)

28

dilakukan. Cara ini lebih baik dan efektif dibandingkan dengan hanya melalui pidato panjang lebar.

5. Beban Latihan yang Realistik

Norma-norma pembebanan latihan meliputivolume, intensitas, interval dandensitas. a) Volume ; Dalam suatu latihan biasanya berisidrill-drill atau bentuk bentuk latihan. Isi latihan atau banyaknya tugas yang harus diselesaikan ini disebut volume latihan. Bompa (dalam Harsono, 1988 : 57) dikatakan, “As an athlete approaches the stage of high performance, the overall volume training becomes more important”. Hal ini

mengisyaratkan bahwa setiap latihan harus memperhatikan volume latihan selain dari intensitas latihannya. (b) Intensitas ; Intensitas latihan oleh Moeloek (dalam Harsono, 1988 : 20) dijelaskan, “Intensitas latihan menyatakan beratnya latihan”.Untuk mengetahui suatu intensitas latihan adalah dengan mengukur denyut jantungnya. Intensitas latihan dapat diukur dengan berbagai cara, diantaranya mengukur denyut jantung (Harsono, 1988 : 115).

6. Memperbaiki Kesalahan

Pada waktu menerangkan mengenai kesalahan- kesalahan, sebaiknya menekankan pada sebab terjadinya kesalahan tersebut. Bill Miller mengatakan“coach couses, not symtoms”.Maksdnya “latihlah sebab-sebabnya, jangan gejala–gejalanya kesalahan”. Oleh karena itu,

(45)

29

7. Penataan Rencana Latihan

Latihan-latihan haruslah direncanakan dengan baik (well- organized). Mulailah dengan membuat rencana yang makro, yang besar. Kemudian susunlah yang makin lama makin mendetail, makin terinci (mikro) agar semua yang akan kita lakukan dapat terlaksana dan terkontrol. Misalnya, mulailah menyusun rencana tahunan, kemudian rencana setiap musim latihan dan akhirnya rencana mingguan dan harian.

8. Urutan Latihan

Pelatih harus memperhatikan urutan dan tempo dari latihannya.

Umumnya latihan dimulai denganwarm-up, disusul dengan latihan yang makin lama makin intensif dan kemudian pada akhir latihan ada suatu masawarm-downataucooling-off.

9. Pujian dan Hukuman

Pujian dan hukuman berpengaruh terhadap sikap dan perilaku atlet, pujian dan hukuman haruslah diberikan secara bijaksana dan pada tempatnya. Pelatih haruslah sadar bahwa segala tindak tanduknya, sikap dan

eksprsinya akan selalu menjadi perhatian atlet. Atlet yang terlalu banyak member hukuman atau sebaliknya, terlalu sering memberikan pujian, akan bisa mengakibatkan atletnya kehilangan pegangan sehingga pengaruhnya bisa destruktif, Harsono (1988 : 147).

10.Perhatian Pelatihan

(46)

30

kepadanya. Menurut Harsono (1988 : 148), berpendapat bahwa pelatih-pelatih terbaik sebaiknya yang menangani atlet- atlet pemula contohnya seperti mahasiswa baru.

11.Merancang Latihan Untuk Olahraga Beregu

a. Makin besar kumpulan orang yang dilatih, makin besar pula toleransi pelatih dalam memberikan latihan-latihannya.

b. Pelatih cabang olahraga beregu harus lebih fleksibel dalam cara mengajar ketrampilan-ketrampilan atletnya.

c. Besarnya kumpulan orang tidak boleh mengurangi kewaspadaan pelatih terhadap perbedaan-perbedaan individu atlet dalam cara mereka bergerak.

12.Evaluasi Pada Akhir Latihan

Latihan akan produktif apabila diakhiri dengan suatu evaluasi verbal-intelektual antara pelatih dan atlet. Setidaknya sekali dalam seminggu pelatih harus mengadakan pertemuan evaluative dan diskusi dengan atlet-atletnya. Maksudnya adalah untuk mengevaluasi efesiensi latihan yang telah dilakukan selama seminggu, termasuk menilai kondisi fisik atlet, sikap mental dan untuk menyusun rencana latihan berikutnya.

T. Penelitian Relevan

Beberapa penelitian yang telah dilakukan dan relevan dengan penelitian yang penulis lakukan yaitu :

(47)

31

Aliyah Negeri Kota Pekalongan Tahun 2005” Menyimpulkan bahwaada pengaruh pengaruh minat belajar siswa Madrasah Aliyah Negeri Kota Pekalongan tahun pelajaran 2005/2006.

2. Putra Yuda Purnama (2013) dengan judul :”Hubungan tingkat

kepercayaan diri dan Motivasi dengan Keterampilan Gerak Dasar Sepak bola pada Siswa Ekstrakulikuler Sepakbola SMP Negeri 8 Bandar Lampung”. Menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan

antara tingkat kepercayaan diri dengan keterampilan gerak dasar sepak bola, terdapat hubungan yang cukup signifikan antara motivasi dengan keterampilan gerak dasar sepakbola dan terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kepercayaan diri dan motivasi dengan

keterampilan gerak dasar sepakbola siswa SMP N 8 Bandar Lampung. 3. Susanti Novi (2014) yang berjudul :”Hubungan Minat dan Motivasi

Belajar dengan Hasil Keterampilan Sepak bola Siswa kelas X SMA Negeri 1 Purbolinggo Lampung Timur” Menyimpulkan bahwa bahwa tingkat minat memiliki hubungan yang signifikan dengan hasil

(48)

32

U. Kerangka Pemikiran

Dengan melihat uraian dari kajian teori di atas dapat disusun kerangka pemikiran sebagai berikut:

Peta konsep :

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

Atas dasar tinjauan pustaka yang telah dikemukakan sebelumnya, maka kerangka berpikir yang dapat dikemukakan oleh peneliti adalah Jika seseorang memiliki minat yang tinggi maka akan memberikan sumbangan yang lebih besar terhadap pembinaan prestasi. Jika seseorang memiliki motivasi yang tinggi maka akan memberikan sumbangan yang lebih besar terhadap pembinaan prestasi, Jika seseorang memiliki minat dan motivasi yang tinggi maka akan memberikan sumbangan yang lebih besar terhadap pembinaan prestasi sepakbola.

V. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara yang harus diuji lagi kebenerannya melalui penelitian ilmiah. Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu yang sering dituntut untuk melakukan pengecekannya (Sudjana, 2005 : 219). Sedangkan menurut

Minat

Motivasi

(49)

33

Sugiyono (2011 : 96) hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

pengertian dari hipotesis adalah asumsi atau dugaan sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya harus diuji.

Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai beikut :

Ho1 : Tidak ada kontribusi yang signifikan antara minat dengan pembinaan

prestasi sepakbola.

Ha1 : Ada kontribusi yang signifikan antara minat dengan pembinaan prestasi

sepakbola.

Ho2: Tidak ada kontribusi yang signifikan antara motivasi dengan pembinaan

prestasi sepakbola.

Ha2 : Ada kontribusi yang signifikan antara motivasi dengan pembinaan

prestasi sepakbola.

Ho3 : Tidak ada kontribusi yang signifikan antara minat dan motivasi dengan

pembinaan prestasi sepakbola.

Ha3 : Ada kontribusi yang signifikan antara minat dan motivasi dengan

(50)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metodologi penelitian adalah strategi umum yang dianut dalam pengumpulan dan analisis data yang diperlukan guna menjawab persoalan yang dihadapi (Margono, 2004 : 39). Sedangkan menurut Arikunto, (2010 : 160) metodelogi penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa metodologi penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data dan analisis data penelitian untuk memecahkan masalah.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalahsurvey method. Menurut Riduwan (2007 : 49) penelitian survei biasanya dilakukan untuk mengambil suatu generalisasi dari pengamatan yang tidak mendalam, tetapi generalisasi yang dilakukan bisa lebih akurat bila digunakan sampel

representatif. Analisis data yang digunakan adalah analisis korelasi. Analisis ini digunakan dalam menguji besarnya kontribusi yang ditunjukkan oleh koefesiensi korelasi pada setiap hubungan kausal antar variabel minat (X1),

(51)

35

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah seluruh subjek yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan (Margono, 2004 : 118). Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian. (Arikunto, 2010 : 173). Jadi dapat disimpulkan populasi adalah seluruh subjek yang dimasukan dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan. Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Universitas Lampung yang mengikuti pembinaan prestasi sepakbola sebanyak 45 mahasiswa.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi, sebagai contoh yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu (Margono, 2004 : 121). Menurut

(52)

36

C. Variabel dan Data Penelitian

1. Variabel Penelitian

Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2010 : 96). Sedangkan Variabel dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi dua yaitu variabel bebas (independent)dan variabel terikat(dependent), yaitu :

a. Variabel bebas merupakan faktor yang menjadi pokok permasalahan yang ingin diteliti, yaitu minat (X1) dan motivasi (X2).

b. Variabel terikat merupakan pengamatan sebagai hasil atau akibat variabel bebas dan merupakan pokok persoalan, yaitu pembinaan prestasi (Y).

2. Data Penelitian

Menurut sumber pengambilannya, data dibedakan atas dua, yaitu :

a. Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang

memerlukannya, data primer disebut juga data asli atau data baru. Didalam penelitian ini adalah data primer, karena peneliti menganbil data secara langsung dan tidak melalui prantara siapapun.

(53)

37

Sehubung data dalam penelitian ini adalah data primer maka data sekunder tidak dipakai.

Apabila di dalam merencanakan suatu penelitian, problema, tujuan penelitian dan hipotesis-hipotesis sudah diformulasikan dengan jelas, langkah berikutnya adalah menentukan apakah data yang akan

dipergunakan untuk menguji hipotesis itu akan dikumpulkan dari sumber-sumber pustaka yang sudah ada, ataukah akan diusahakan data langsung dari individu-individu yang diselidiki. Data yang ada dalam pustaka-pustaka dinamakan data sekunder, sedangkan data yang dikumpulkan langsung dari individu yang diselidiki dinamakan data primer.

Pengumpulan data primer dapat dilakukan dengan mengadakansuveyatau pencacahan lengkap. Berdasarkan teori di atas maka dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini adalah data primer, karena data

dikumpulkan langsung dari individu-individu yang diselidiki.

D. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut:

Keterangan : X1 = Minat

X2 = Motivasi

Y = Pembinaan Prestasi

Gambar 2. Desain Penelitian Sumber Sugiyono (2011 : 10)

X1

Y

(54)

38

E. Definisi Operasional Variabel

Untuk menyamakan persepsi mengenai variabel-variabel yang diukur dalam penelitian ini, maka perlu dipaparkan definisi operasional variabel sebagai berikut :

1. Minat adalah penerimaan mahasiswa akan sesuatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu dari luar. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut smakin besar minat mahasiswa (X1).

2. Motivasi adalah suatu kebutuhan atau keinginan seseorang untuk mendapatkan sesuatu dan mengarahkan seluruh kegiatan untuk mendapatkan suatu tujuan (X2).

3. Pembinaan prestasi adalah kegiatan atau program untuk mengembangkan kepribadian dan menambah kegiatan mahasiswa. Kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan mutu dan kegemaranmahasiswa dalam bidang olahraga ini diharapkan dapat mengembangkan kemampuan

berorganisasi, kepemimpinan, meningkatkan kesehatan jiwa dan kesegaran jasmani, menanamkan jiwa sportif, kedisiplinan dan pencapaian prestasi diperhatikan (Y).

F. Instrumen Penelitian

(55)

mudah-39

diolah (Arikunto, 2010 : 128). Instrumen yang digunakan sebagai alat dalam penelitian ini adalah :

1. Angket (Kuesioner)

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya (Margono, 2004 : 113). Metode pengumpulan data juga merupakan faktor yang penting dalam sebuah penelitian, karena berhubungan langsung dengan data yang diperoleh. Untuk skala skor penilaian alternatif jawaban menggunakan skalalikert.Untuk pertanyaan positif(favorable)maka perhitungan skornya : SS = 4, S = 3, TS = 2, dan STS = 1, sedangkan pertanyaan yang negatif(unfavorable)perhitungan skornya : SS = 1, S = 2, TS = 3, dan STS = 4. Indikator-indikator yang merupakan penjabaran dari variabel bebas adalah minat (X1) dan motivasi

(X2) serta variabel terikatnya adalah pembinaan prestasi (Y). Selanjutnya

pengembangan instrumen ditempuh melalui beberapa cara, yaitu (1) menyusun variabel penelitian ; (2) menyusun kisi-kisi instrumen ; (3) melakukan uji coba instrumen ; dan melakukan pengujian validitas dan reliabelitas instrumen, (contoh angket tersaji dalam lampiran).

2. Uji instrumen

(56)

40

validitas bangun pengertian suatu alat penilaian adalah menghubungkan (korelasi) alat penilaian yang dibuat dengan alat penilaian yang sudah baku(standardized)seandainya sudah ada yang baku. Bila menunjukkan koefisiensi korelasi yang tinggi, maka alat penilaian tersebut memenuhi validitasnya. Sedangkan menurut Verducci (1980 : 70) mengemukakan bahwa suatu konstruk adalah suatu gagasan teoritis yang menerangkan beberapa aspek keberadaan pengetahuan. Dibidang lain, konstruk meliputi gagasan seperti inteligensi, sikap, kesiapan, dan kecemasan dalam

pendidikan jasmani istilah kesegaran jasmani diklasifikasi sebagai suatu konstruk. Validitas konstruk dapat ditentukan dengan pertimbangan secara luas berdasarkan logika. Berdasarkan pengertian diatas maka ahli tersebut yaitu : untuk validitas konstruk angket minat dan motivasi (psikologis) adalah Dr. Rahmat Hermawan, M. Kes sedangkan untuk validitas angket pembinaan prestasi yaitu Drs. Usman Adam, M.Pd.

3. Reliabelitas instrumen

Reliabelitas adalah ketepatan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilai (Arikunto, 2010 : 142). Hasil uji reliabelitas instrumen skala minat diperoleh nilaiCronbach's Alpha 0.714 > rtable(0,301),

motivasi 0.731 > rtable(0,301), dan pembinaan prestasi 0.715 > rtable

(0,301). Dengan demikian menunjukkan bahwa skala minat, motivasi, dan pembinaan prestasi tersebut reliabel dan layak digunakan untuk

(57)

41

G. Teknik Pengumpulan Data

Nazir (2011 : 328) mengatakan bahwa teknik pengumpulan data merupakan alat-alat ukur yang diperlukan dalam melaksanakan suatu penelitian. Data yang akan dikumpulkan dapat berupa angka-angka, keterangan tertulis, informasi lisan dan beragam fakta yang berhubungan dengan fokus penelitian yang akan diteliti. Data adalah fakta tentang situasi. Jadi dapat disimpulkan teknik pengumpulan data adalah alat-alat ukur yang digunakan dalam penelitian untuk memperoleh data. Dalam penelitian ini yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah angket (kuisioner).

1. Teknik angket

Angket disebarkan pada responden dalam hal ini sebanyak 45 responden. Pemilihan model angket ini, didasarkan atas alasan bahwa : (1) responden memiliki waktu untuk menjawab pertanyaan atau pernyataan, (2) setiap responden menghadapi susunan dan cara pengisisan yang sama atas pertanyaan yang diajukan, (3) responden mempunyai kebebasan untuk memberikan jawaban, dan (4) dapat digunakan untuk mengumpulkan data atau keterangan dari banyak responden atas sejumlah pertanyaan yang diajukan didalam angket tersebut.

2. Pelaksanaan penelitian

(58)

42

dengan menggunakan kuisioner atau angket. Pengambilan data dengan memberikan angket (kuisioner) kepada mahasiswa pada hari kamis tanggal 25 September 2014 pada pukul 10.00 WIB. Penelitian dilaksanakan digedung H1 Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Universitas Lampung.

H. Analisis Data

Pada dasarnya statistik mempunyai dua pengertian yang luas dan yang sempit. Dalam pengertian yang luas statistik merupakan cara-cara ilmiah yang dipersiapkan untuk mengumpulkan, mengajukan dan menganalisis data yang berwujud angka. Sedangkan dalam pengertian sempit statistik

merupakan cara yang digunakan untuk menunjukkan semua kenyataan yang berwujud angka. Data yang di nilai adalah data variabel bebas : minat (X1),

dan motivasi (X2) serta variabel terikat yaitu pembinaan prestasi (Y). Analisis

(59)

54

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan bahwa :

1. Terdapat kontibusi yang signifikan antara minat dengan pembinaan prestasi sepakbola pada mahasiswa Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Universitas Lampung.

2. Terdapat kontibusi yang signifikan antara motivasi dengan pembinaan prestasi sepakbola pada mahasiswa Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Universitas Lampung.

3. Terdapat kontibusi yang signifikan antara minat dan motivasi dengan pembinaan prestasi sepakbola pada mahasiswa Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Universitas Lampung.

(60)

55

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, terdapat beberapa saran yang ingin peneliti sampaikan, adapun saran yang diberikan peneliti adalah sebagai berikut:

1. Bagi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan sebaiknya kegiatan pembinaan prestasi sepakbola dijadikan kegiatan ekstrakulikuler bagi mahasiswi maupun mahasiswa agar kegiatan tersebut lebih terkelola dengan baik.

2. Bagi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan diharapkan penelitian ini dijadikan acuan untuk memperbaiki kinerja serta memberikan fasilitas yang lengkap untuk kemajuan pembinaan prestasi sepakbola Pendidikan Jasmani dan Kesehatan mengingat pentingnya kegiatan tersebut untuk meningkatkan kualitas skil mahasiswa agar kedepannya menjadi lebih baik lagi.

3. Bagi Wakil Rektor III bidang kemahasiswaan diharapakan penelitian ini menjadi dasar untuk memperbaiki prestasi olahraga khususnya sepakbola agar kedepannya dapat membanggakan nama Universitas Lampung.

(61)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010.Metodologi Penelitian.Jakarta : Rineka Cipta Azwar, Saifuddin. 2004.Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka

Belajar

Bucher, Charles A. dan Krotee, Marcrh L. 2002.Management Of Physical Education and Sport.New York : McGraw-Hill Higter Education. Crow, Crow. 1973.An Out Line of General Psychology. Lithfe Field Adam and

Co: New York

Depdiknas. 2003.Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta : Balai pustaka

Irianto, Pekik. Djoko. 2002.Dasar Kepelatihan. Yogyakarta: Andi

Fox, Edward L. 1983.Sport Physiology, Second Edition. Saunders College Publishing, New York.

Hamalik, Oemar. 2011.Psikologi Belajar Mengajar.Bandung : Sinar Baru. Handoko, T. Hani. 2003.Manajemen, Edisi Kedua.BPTE, Gajah Mada.

Yogyakarta.

Harsono. 1988.Coaching Dan Aspek-Aspek Psikologis Dalam Coaching. Jakarta: Depdikbud.

Hermawan, Rahmat. 2012.Efektivitas Kepeminpinan Lembaga Swadaya

Masyarakat Dalam Pembinaan Olahraga Prestasi (Desertasi). Bandung : UPI

Hidayat,S. 1978.Pembinaan Prestasi Atlet.Jakarta : Balai pustaka

Kementrian Negara Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia, 2008. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Sistem

(62)

57

Lutan, Rusli 2003.Olahraga, Kebijakan dan Politik: Sebuah Analisis. Proyek Pengembangan dan Keserasian Kebijakan Olahraga, Dirjen Olahraga, Depdiknas, Jakarta.

Lutan, Rusli. dkk 1997.Manusia dan Olahraga, Seri Bahan Kuliah Olahraga di ITB : Penerbit ITB.

Margono. 2004.Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta Maslow, Abraham H. Terjemahan Kasiyo Dwijowinoto. 1984.Motivasi dan

Kepribadian, Seri Manajemen No. 104.Jakarta : PT. Pustaka Binaman Pressindo.

McClelland, David 1987. Terjemahan Kasiyo Dwijowinoto.Memacu Masyarakat Berprestasi : Mempercepat Laju Pertumbuhan Ekonomi Melalui

Peningkatan Motif Berprestasi.Jakarta : Intermedia.

Muhajir. 2006.Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Bandung : Erlangga

Nazir, Moh. 2011.Metode Penelitian. Bogor : Penerbit Ghalia Indinesia

Nurseto Frans, Oktina Diah. 2011.Psikologi Olahraga Kunci Sukses Mencapai Prestasi

Putra, Yuda Purnama. 2013.Hubungan tingkat kepercayaan diri dan Motivasi dengan Keterampilan Gerak Dasar Sepak bola (Jurnal).Unila

Riduwan. 2007.Pengantar Statistika.Bandung: Alfabeta.

Robbin, Stephen 1999.Manajemen.Edisi Indonesia. Jakarta : Prenhallindo

Rubianto. Hadi. 2007. Ilmu Kepelatihan Dasar. Semarang PKLO FIK UNNES : Cipta Prima Nusantara

Sardiman. 2007.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.Jakarta : PT Raja Grafindo.

Scheuneman, Timo. 2008.Dasar Sepak Bola Modern. Malang : DIOMA

Siagian, Sondang P. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Penerbit Jakarta : PT Bumi Aksara

(63)

58

Slameto. 2003.Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya.Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Sudibyo, Setyobroto. 1992.Psikologi Kepelatihan.Jakarta : CV. Jaya Sakti

Soehardi, Sigit 2003. Esensi Perilaku Organisasi. Bagian Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Sajananwiyata Tamansiswa. Yogyakarta.

Sudjana. 2005.Metoda Statistik.Bandung : Tarsito.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.

Sukardi, Ketut Dewa. 1989.Perkembangan Minat. Jakarta : Aksara Baru. Surisman. 2010.Evaluasi Penjas II. Bandar Lampung : Universitas Lampung. Surisman. 2010.Statistika Dasar. Bandar Lampung : Universitas Lampung. Susanti, Novi. 2014. Hubungan Minat dan Motivasi Belajar dengan Hasil

Keterampilan Sepakbola Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Purbolinggo Lampung Timur (Skripsi). Bandar Lampung : Universitas Lampung.

Tarigan, Herman. 2010.Sarana dan Prasarana Olahraga.Bandar Lampung : Universitas Lampung.

Universitas Lampung. 2013.Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandar Lampung. Verducci, Frank M. 1980.Mearsurement Concepts in Physical Education. CV.

Gambar

Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Gambar 2. Desain PenelitianSumber Sugiyono (2011 : 10)

Referensi

Dokumen terkait

Adanya perbedaan penafsiran tentang tindak pidana penodaan agama seperti yang telah dilakukan oleh Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sehingga menjadikannya

Kebutuhan akan air bersih semakin hari semakin meningkat, sedangkan ketersediaannya semakin sedikit. Menurut Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional krisis air

Karena itu, untuk mengubah citra negatif birokrasi perijinan usaha dan investasi, Propinsi Jawa Timur menggagas dan melakukan penyederhanaan pelayanan perijinan

Fitri Hartanto,Hen driani Selina 3 Tahun: 2009 ( Paediatrica Indonesiana, vol.51,no.4 (suppl),Juli 2011) Siswa SMP di Kota Semarang Prevalensi Masalah Mental Emosional

Belkaoui (1989) menemukan hasil (1) pengungkapan sosial mempunyai hubungan yang positif dengan kinerja sosial perusahaan yang berarti bahwa perusahaan yang melakukan aktivitas

Alasan-alasan penolakan Hadhrat Khalifah ‘Utsman (ra) kepada berbagai Sahabat yang mendesak memerangi para pemberontak: [1] jika mengobarkan perlawanan dan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, secara umum dapat dikatakan bahwa switch OpenFlow memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan switch

Upaya mengatasi permasalahan diatas dapat dilakukan dengan suatu penciptaan sistem teknologi baru yang lebih mempermudah pihak penyelenggara pertandingan untuk