• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA DALAM MATERI PEMBELAJARAN SEJARAH KELAS X SMA TRI SUKSES NATAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA DALAM MATERI PEMBELAJARAN SEJARAH KELAS X SMA TRI SUKSES NATAR"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA

DALAM MATERI PEMBELAJARAN SEJARAH KELAS X SMA TRI SUKSES NATAR

Oleh

SYLVIA FARANTIKA

Kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan pokok dalam seluruh proses pendidikan di sekolah. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru diharapkan mengupayakan cara-cara berkomunikasi yang efektif, sehingga dapat dijadikan sebagai alat untuk mencapai tujuan pembelajaran yang mendorong siswa agar belajar dengan baik.Kemampuan guru untuk menentukan dan menerapkan metode atau model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa akan sangat berpengaruh pada siswa dalam pemahaman materi saat proses belajar. Dengan menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 7E diharapkan pembelajaran yang terjadi dapat lebih bermakna dan memberi kesan yang kuat kepada siswa. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh yang signifikan pada penggunaan model pembelajaran Learning Cycle 7E terhadap peningkatan pemahaman siswa dalam materi pembelajaran sejarah yang besifat konsep?. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penggunaan model pembelajaran Learning Cycle 7E berpengaruh terhadap peningkatan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran sejarah siswa kelas X di SMA Tri Sukses Natar yang bersifat konsep. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, dengan design penelitian pretest-posttest control group.

(2)

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA

DALAM MATERI PEMBELAJARAN SEJARAH KELAS X SMA TRI SUKSES NATAR

Oleh

SYLVIA FARANTIKA

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)
(4)
(5)
(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Sukorejo pada tanggal 14 Mei 1992. Penulis adalah anak sulung dari tiga bersaudara dari pasang Bapak Fajar Ampera, S.Pd. dan Ibu Siti Rohmah, S.Pd. Adapun saudara-saudara penulis yaitu Aditya Fernanda dan Desmara Avinda.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri 1 Sukorejo, kemudian penulis melanjutkan ke SMP Negeri 3 Pringsewu (SMP Negeri 1 Ambarawa) lulus tahun 2006 dan pada tahun yang sama penulis masuk SMA Negeri 1 Ambarawa lulus tahun 2009. Pada tahun 2009 penulis diterima menjadi mahasiswa Program Studi Sejarah Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN.

(7)

Motto

Maka Sesungguhnya amalan yang lebih baik adalah amalan

yang dikerjakan secara rutin meskipun amalan tersebut sedikit

(H.R Bukhori)

Sesungguhnya jika kamu bersyukur, Aku pasti akan menambah

nikmat kepadamu, dan jika kamu mengingkari nikmat-Ku, maka

sesungguhnya azab-Ku sangat pedih

(Q.S Ibrahim 7)

(8)
(9)

Persembahan

Dengan rasa syukur dan segala kerendahan hati serta memohon ridho

dari Allah SWT karya kecil ini penulis persembahkan :

Untuk keluarga besar dan kedua orangtuaku tercinta yang selalu

menjadi motivator utamaku yang tidak henti-hentinya memberikan

curahan kasih sayang, nasehat, materi dan dengan iklas selalu berdoa

untuk keberhasilan dan kesuksesanku

Untuk Guru-Guru dan Dosen-Dosen pengajarku yang sangat berjasa

membimbing, mengajarkan dan telah membukakan jendela ilmu

pengetahuan kepadaku

(10)

SANWACANA

Alhamdulillahirobbilalamin puji syukur tak terhingga penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala nikmat, berkah dan kemudahan yang telah Allah berikan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Pengaruh penggunaan model pembelajaran Learning Cycle 7E terhadap peningkatan pemahaman materi siswa dalam pelajaran sejarah kelas X SMA Tri Sukses Natar” sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pendidikan di Universitas Lampung.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, seseorang yang luar biasa yang menjadi panutan dan sangat dinantikan syafaatnya serta dirindukan oleh umatnya. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman M. Si. Dekan FKIP Universitas Lampung. 2. Bapak Dr. Hi. Thoha B.S Jaya, M. Si. Pembantu Dekan I FKIP Universitas

Lampung

3. Bapak Drs. Arwin Ahmad, M. Si. Pembantu Dekan II FKIP Universitas Lampung

(11)

yang telah meluangkan waktu untuk bimbingan dan memberikan arahan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si. Ketua Jurusan Pendidikan IPS FKIP Universitas Lampung.

6. Bapak Drs. Hi. Maskun, M.H. Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Lampung dan sekaligus sebagai Pembimbing ke II yang telah memberikan bimbingan, saran, dan masukan dalam upaya penyelesaian skripsi ini.

7. Bapak Drs. Syaiful. M, M.Si. Pembahas Utama yang telah banyak memberikan masukan, bimbingan, ilmu, saran-saran, dan motivasi kepada penulis.

8. Seluruh Bapak/Ibu dosen Program Studi Pendidikan Sejarah yang telah membimbing penulis selama menjadi mahasiswa di Program Studi Pendidikan Sejarah.

9. Kepala sekolah SMA Tri Sukses Natar Bapak Eko Dedi Gunawan, S.Sos yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.

10. Guru Mitra Ibu Hendry Wianingsih, S.Pd. yang telah bekerjasama dan sangat berjasa bagi penulis dalam menyelesaikan penelitian.

11.Kepada Bapak Ibu Guru serta Staf Tata Usaha SMA Tri Sukses Natar yang telah memberikan arahan serta bantuan selama proses penelitian di SMA Tri Sukses Natar.

(12)

nasehat, dukungan, bimbingan dan kasih sayang yang sangat berharga bagi penulis.

13.Saudara-saudaraku di Asrama Putri Ayu, Jokam, Linsuh dan lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih telah memberikan semangat dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

14.Sahabat-sahabatku, Yuni Purwaningsih, S.Pd., Linda Maylayuni, S.P., Sisca Devita Aprilia, S. Pd., Fitri Nuraini, S.Pd., Anita Rahmawati, S.Pd., Eni Samiasih, Emaculata Niken L dan Karsiwan, S.Pd. yang selalu memberi semangat, motivasi dan membantu penulis melaksanakan penelitian serta dalam proses penyelesaian skripsi.

15.Teman-teman saat bimbingan, Joko, Dwi Indri, Zima, Yuni Istiani, Dwi Ika, Vivi, Indah, Hesti, Rora, Ayudiah, Yudis, Mbak Siti, Karsini, Tini, Mbak Melisa, Irwan, dan adik-adik angkatan 010 yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih atas kebersamaannya dan banyak mengukir cerita saat bimbingan.

16.Teman-teman seperjuangan penulis seluruh mahasiswa Pendidikan Sejarah Angkatan 2009. Terimakasih atas semangat, kebersamaan, suka, duka yang telah kita lalui bersama selama masa perkuliahan.

(13)

18.Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan dan penyelesaian skripsi ini, terima kasih atas bantuanya dan semoga Allah membalas amal kebaikan kalian.

Penulis sangat menyadari sekripsi ini memiliki banyak keterbatasan dan masih belum bisa dikatakan sempurna, tetapi penulis sangat berharap semoga skripsi ini bermanfaat dan menjadi sumber pengetahuan bagi kita semua. Amiin..

Bandar Lampung, Juli 2014 Penulis

(14)

DAFTAR ISI

2.1.2 Konsep model pembelajaran ... 8

2.1.3 Konsep model learning cycle 7E ... 10

2.1.4 Konsep Materi Pembelajaran Sejarah... 11

2.1.5 Karakteristik Materi pembelajaran Sejarah ... 12

2.1.6 Konsep Pemahaman Materi Pembelajaran ... 16

2.1.7 Indikator Pemahaman Materi ... 17

(15)

3.3Desain Penelitian ... 23

3.4Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 24

3.5Variabel Penelitian ... 25

3.6Devinisi Operasional Variabel ... 26

3.7Teknik Pengumpulan Data ... 27

3.8Instrumen Penelitian ... 28

3.9Validitas dan Reliabilitas... 29

3.9.1 Validitas Instrumen ... 29

3.9.2 Reliabilitas Instrumen ... 30

3.10Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis ... 31

3.10.1 Menghitung Nilai preetest dan postest ... 31 4.1.1 Tinjauan Umum Tempat Penelitian ... 36

4.1.1.1 Sarana dan Prasarana ... 37

4.1.1.2 Keadaan siswa ... 38

4.1.1.3 Visi dan Misi ... 39

4.1.1.3.1 Visi ... 39

4.1.1.3.2 Misi ... 39

4.1.2 Deskripsi Data Penelitian ... 40

4.1.2.1 Pelaksanaan Penelitian Pada Kelas Kontrol dan Eksperimen ... 40

(16)

V. SIMPULAN DAN SARAN

(17)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Data populasi siswa kelas X SMA Tri Sukses Natar Tahun Pelajaran

2013/2014 ... 22

2. Data Sampel Kelas X ... 23

3. Desain Penelitian Pretest-Posttest Control Group Design ... 24

4. Kisi-kisi Instrumen test ... 29

5. Korelasi Reliabilitas Tes ... 31

6. Pedoman Untuk Memberikan Intepretasi Terhadap Koefisien Korelasi (r) ... 35

7. Daftar kepala Sekolah ... 36

8. Daftar Sarana dan Prasarana SMA Tri Sukses Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014... 37

9. Keadaan siswa SMA Tri Sukses Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014 ... 38

10.Data pretest-postest siswa kelas eksperimen ... 41

11.Data pretest-postest siswa kelas kontrol ... 42

12.Rekapitulasi Data Nilai Pretest Siswa ... 42

13.Rekapitulasi Data Nilai Postest ... 43

14.Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Eksperimen ... 44

15.Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Kontrol... 45

(18)
(19)

I. PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan pokok dalam seluruh proses pendidikan di sekolah. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru diharapkan mengupayakan cara-cara berkomunikasi yang efektif, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik serta dapat siswa juga dapat belajar dengan baik. Salah satu tolok ukur keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran adalah tercapainya Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditandai dengan meningkatnya kemampuan siswa dalam penguasaan materi yang diajarkan.

(20)

rata-2

rata siswa dalam pembelajaran sejarah hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru sehingga pembelajaran menjadi monoton dan kurang memotivasi siswa untuk belajar. Aktivitas seperti bertanya kepada guru, menjawab pertanyaan dari guru maupun berbagi informasi kepada teman masih kurang terlihat. Selama proses pembelajaran hanya beberapa siswa saja yang mau bertnya, menjawab pertanyaan, menanggapi pertnyaan dari guru maupun temannya, sedangkan siswa yang lain melakukan aktivitas diluar konteks pembelajaran seperti mengantuk, mengobrol, diam saja tanpa melakukan apa-apa, mengganggu teman, dan melihat keluar kelas.

Hal ini memberikan kesan bahwa siswa kurang tertarik dengan pelajaran sehingga aktifitas belajar mengajar kurang baik. Oleh karena itu untuk mendapatkan hasil yang baik, saat pembelajaran berlangsung guru harus mampu mengelola bahan ajar dengan muatan tiga jenis materi ini dengan baik agar siswa dapat menyerap materi dan memahami materi yang diajarkan dengan baik pula. Selain itu guru juga harus kreatif dalam menentukan model pembelajaran dan menerapkan model dengan menyesuaikan dengan karakteristik materi pembelajaran yang akan dipelajari.

(21)

3

kekurangan maupun kelebihan. Karena model pembelajaran tertentu bisa cocok untuk materi, situasi dan kondisi tertentu, tetapi belum tentu cocok untuk situasi dan kondisi yang lain.

Kemampuan guru untuk menentukan dan menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa akan sangat berpengaruh pada hasil belajar siswa dalam pemahaman materi dalam proses belajar. Dengan menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 7E diharapkan pembelajaran yang terjadi dapat lebih bermakna dan memberi kesan yang kuat kepada siswa. Model pembelajaran

Learning Cycle 7E ini merupakan salah satu model pembelajaran yang memusatkan pembelajaran pada siswa melalui rangkaian tahap-tahap yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga siswa dapat menguasai kompetensi-kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan jalan berperanan aktif dalam proses pembelajaran.

Fase-fase dalam model pembelajaran learning cycle 7E yaitu; fase elicit, fase

(22)

4

harus benar-benar cermat dalam menentukan jenis materi yang sesuai dengan model pembelajaran.

Mata pelajaran sejarah terdiri dari materi fakta, konsep dan generalisasi. Materi yang bersifat fakta merupakan materi yang membahas tentang tokoh, tanggal, tempat yang bisa menjadi suatu bukti terjadinya suatu peristiwa. Materi yang besifat konsep merupakan materi yang menerangkan suatu istilah secara abstrak yang digunakan untuk tujuan mengklasifikasikan atau mengkategorikan suatu kelompok dari suatu benda, gagasan atau peristiwa, sedangkan generalisasi merupakan suatu pernyataan yang menjelaskan hubunngan antara fakta dengan konsep. Selain itu pada pelaksanaan pembelajaran sarana dan prasarana yang dibutuhkan seperti media pembelajaran disekolah juga harus mendukung kegiatan belajar mengajar.

(23)

5

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Pengaruh penggunaan model pembelajaran learning cycle 7e terhadap peningkatan pemahaman siswa dalam materi pembelajaran sejarah yang bersifat konsep

2. Pengaruh penggunaan model pembelajaran learning cycle 7e terhadap peningkatan pemahaman siswa dalam materi pembelajaran sejarah yang bersifat fakta

3. Pengaruh penggunaan model pembelajaran learning cycle 7e terhadap peningkatan pemahaman siswa dalam materi pembelajaran sejarah yang bersifat ganeralisasi

1.3Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah “pengaruh penggunaan model

pembelajaran learning cycle 7e terhadap peningkatan pemahaman siswa dalam materi pembelajaran sejarah yang bersifat konsep?”

1.4Rumusan Masalah

(24)

6

1.5Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah “untuk mengetahui apakah penggunaan model pembelajaran Learning Cycle 7E berpengaruh terhadap peningkatan pemahaman siswa dalam materi pembelajaran sejarah yang bersifat konsep kelas X di SMA Tri Sukses Natar.”

1.6Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Mempermudah siswa dalam pemahaman materi pembelajaran sejarah, sehingga pengetahuan yang diperoleh akan lebih lama diingat dan siswa menjadi lebih aktif dalam belajar.

2. Sebagai alternatif model pembelajaran yang dapat digunakan untuk memudahkan guru dalam mencapai tujuan dalam pembelajaran sejarah 3. Menjadi sumbangan pemikiran dalam upaya meningkatkan mutu proses

dan hasil belajar siswa

1.7Ruang Lingkup Penelitian 1 Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah Penggunaan model pembelajaran

learning cycle 7e terhadap peningkatan pemahaman materi pembelajaran sejarah yang bersifat kosep.

2 Subjek Penelitian

(25)

7

3 Tempat Penelitian

Tempat Penelitian adalah SMA Tri Sukses Natar, beralamat di Dusun Serbajadi II Desa Pemanggilan Kec. Natar, Kab. Lampung Selatan.

4 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober sampai November tahun 2013.

5 Konsentrasi Ilmu

(26)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Puastaka 2.1.1 Konsep Pengaruh

Menurut WJS. Poerwadaminto (2005: 849), “Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan

atau perbuatan seseorang.” Sedangkan menurut Badudu-Zain (1996:1031)

pengaruh adalah “(a)Daya yang menyebabkan sesuatu terjadi, (b) Sesuatu yang dapat membentuk dan mengubah sesuatu yang lain, (c) Tunduk atau mengikuti

karena kuasa atau kekuatan orang lain.”

Dari definisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pengaruh adalah suatu daya yang ada atau timbul akibat dari sesuatu yang mengubah atau membentuk sesuatu yang lain. Maka dalam penelitian ini penulis membatasi pada daya yang timbul dari penerapan model Learning Cycle 7E terhadap pembelajaran sejarah dalam pemahaman materi siswa.

2.1.2 Konsep Model Pembelajaran

(27)

9

(Soekamto dalam Endang, 2011). Model pembelajaran dapat diartikan sebagai konsep pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru di kelas. Model pembelajaran juga dapat diartikan juga sebagai suatu perangkat rencana atau pola pembelajaran yang dirancang oleh guru yang bermuara pada terjadinya proses belajar siswa seperti yang dikemukakan Soekamti dalam Trianto :

“…Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar” (Soekamti dalam Trianto, 2009).

Selain memperhatikan, tujuan, dan hasil yang ingin dicapai, model pembelajaran memiliki lima unsur dasar, menurut Joyce dan Weil :

“. . . Syntax, yaitu langkah-langkah operasional pembelajaran,

Social system, adalah suasana dan norma yang berlaku dalam pembelajaran,

Principles of reaction, menggambarkan bagaimana seharusnya guru memandang, memperlakukan, dan merespon siswa,

Support system, segala sarana, bahan, alat, atau lingkungan belajar yang mendukung pembelajaran, dan

Instructional dan nurturant effects—hasil belajar yang diperoleh langsung berdasarkan tujuan”(Joyce dan Weil, 1980).

(28)

10

2.1.3 Konsep Model Learning Cycle 7E

Model pembelajaran learning cycle adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada siswa. Model pembelajaran siklus belajar merupakan rangkaian dari tahap-tahap kegiatan (fase) yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga siswa dapat menguasai kompetensi-kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan jalan berperan aktif (Fajaroh, 2008). Penyempurnaan model pembelajaran

learning cycle terus dilakukan dengan tujuan agar guru tidak mengabaikan proses penting dalam pembelajaran. Sehingga model LC 5E dikembangan menjadi LC 7E (Learning Cycle 7E), dengan fase-fase pembelajaran yaitu; elicit, engage,

explore, explain, elaborate, evaluate, dan extend. Fase elicit dan engage

merupakan perkembangan dari fase engagement, dan fase elaborate dan evaluate

berkembang menjadi tiga yaitu elaborate, evaluate, dan extend. Tahapan siklus

belajar 7E menurut Bentley dan Ebert (2007) adalah sebagai berikut:

a. Fase elicit

Fase elicit dimaksudkan untuk mengidentifikasi pengetahuan awal siswa, memastikan apakah siswa sudah mengetahui pelajaran yang akan dipelajari. Perluasan model 5E ini engage menjadi engage dan

elicit bukanlah untuk mengubah fase engage menjadi elicit melainkan fase elicit bertujuan untuk melanjutkan, merangsang dan membuat siswa tertarik pada pelajaran yang akan dipelajari.

b. Fase engage

Fase engage dimaksudkan untuk menarik perhatian atau membangkitkan minat siswa dengan mengajukan pertanyaan, bercerita, memberikan demonstrasi, atau dengan menunjukkan suatu objek, gambar atau video.

c. Fase explore (menjelajahi)

(29)

11

d. Fase explain

Pada fase explain siswa diharapkan mampu memberikan penjelasan tentang konsep, memperkenalkan konsep-konsep, istilah dan meringkas hasil yang diperoleh pada fase explorasi.

e. Fase elaborate

Pada fase elaborate siswa diberikan kesempatan untuk mernerapkan pengetahuan yang baru mereka temukan. Fase ini dapat membangkitkan pertanyaan baru untuk mengetahui penyelidikan selanjutnya.

f. Fase evaluate

Fase evaluate merupakan siklus lanjutan untuk mengevaluasi pengetahuan siswa. Dengan menggunakan penilaian formatif untuk melihat perkembangan siswa, perkembangan yang diinginkan dalam pemahaman siswa tentang konsep-konsep, prinsip dan kemampuan menerapkan konsep tersebut.

g. Fase extend

Pada fase terakhir ini siswa didorong untuk menghubungkan konsep yang dipelajari dengan kehidupan sehari-hari. (Fitra Mayasari, diakses pada tanggal 24 April 2013)

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa model ini, merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kemandirian siswa, model ini merupakan model pembelajaran yang sebelumnya LC5E kemudian disempurnakan menjadi LC7E. Tujuannya agar setiap proses pembelajaran dapat terealisasi dan terorganisir dengan baik.

2.1.3 Konsep Materi Pembelajaran Sejarah

Sejarah merupakan ilmu yang memperlihatkan bahwa tidak ada satu gagasan atau institusi yang tetap sepanjang masa. Sejarah tidak akan memiliki makna apalagi segala sesuatu dalam keadaan tetap. Menurut S.K Kochhar “Pembelajaran sejarah mengembangkan kemampuan anak untuk memformulasikan penilaian yang objektif, mempertimbangkan setiap bukti yang penuh kehati-hatian dan menganalisis bukti-bukti yang dikumpulkannya secara tepat” (S.K. Kochhar,

2008:32). Sedangkan, Menurut I Gede Widja menyatakan bahwa “pembelajaran

(30)

12

mempelajari tentang peristiwa masa lampau yang erat kaitannya dengan masa

kini” (I Gede Widja, 1989: 23). Sasaran utama pembelajaran sejarah di Sekolah

Menengah Atas (SMA) adalah :

1) Meningkatkan pemahaman terhadap proses perubahan dan perkembangan yang dilalui umat manusia hingga mampu mencapai tahap perkembangan yang sekarang ini.

2) Meningkatkan pemahaman terhadap akar peradaban manusia dan penghargaan terhadap kesatuan dasar manusia.

3) Menghargai berbagai sumbangan yang diberikan oleh semua kebudayaan pada peradaban manusia secara keseluruhan.

4) Memperkokoh pemahaman bahwa intereksi saling menguntungkan antar berbagai kebudayaan merupakan faktor yang penting dalam kemajuan kehidupan manusia.

5) Memberikan kemudahan kepada siswa yang berminat memepelajari sejarah suatu negara dalam kaitannya dengan sejarah umat manuasi secara keseluruhan. (S.K. Kochhar, 2008: 1)

Sasaran diatas memiliki tujuan instruksional pembelajaran sejarah di Sekolah

adalah mengembangkan (1) pengetahuan, (2) pemahaman, (3) pemikiran kritis,

(4) keterampilan praktis, (5) minat, dan (6) perilaku. Dari pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran sejarah merupakan pembelajaran yang mempelajari masa lampau yang beorintasi pada masa kini, dengan tujuan agar pembelajaran sejarah lebih dipahami dan lebih diminati oleh siswa. Oleh karena itu, pembelajaran sejarah berusaha menampilkan fakta sejarah secara obyektif menyesuaikan dengan tujuan pendidikan.

2.1.4 Karakteristik Materi Pembelajaran Sejarah

(31)

13

1. Materi Fakta

Materi Fakta adalah materi yang membahas tentang sesuatu yang benar-benar terjadi, dapat diamati, diraba, dilihat, dirasa dan terjadi pada tempat dan waktu tertentu. Artinya fakta merupakan suatu bukti terjadinya sesuatu. Banks (Ischak : 2004 : 2-7) mengemukakan bahwa “fakta merupakan pernyataan positif dan rumusannya sederhana”. Fakta merupakan salah satu bahan kajian yang amat penting dalam mata pelajaran sejarah. Ciri khas materi fakta adalah “buntu” tidak lebih dari pada apa yang tampak maksudnya materi yang bersifat fakta tidak bisa berubah-ubah atau tetap karena menyangkut sebuah peristiwa yang terjadi dimasa lampau. Cara terbaik memotivasi peserta didik untuk dapat membaca fakta dan menemukan konsep serta menggeneralisasikan yang dibahas secara terpadu.

Namun, perlu disadari bahwa fakta bukan tujuan akhir dari pengajaran materi sejarah. Pengetahuan yang hanya bertumpu pada fakta akan sangat terbatas, karena kemampuan untuk mengingat fakta sangat terbatas, fakta bisa berubah pada suatu waktu misalnya tentang perubahan iklim di suatu kota, perubahan bentuk pemerintahan, dan sebagainya dan fakta hanya berkenaan dengan situasi khusus.

2. Materi Konsep

(32)

14

mempunyai ciri yang sama. Berikut ini dikemukakan beberapa sifat dari konsep :

1. Konsep bersifat abstrak. Ia merupakan gambaran mental tentang benda, peristiwa, atau kegiatan. Misalnya, kita mendengat kata

“kelompok”, kita bisa membayangkan apa kelompok itu.

2. Konsep merupakan “kumpulan” dari benda-benda yang memiliki karakteristik atau kualitas secara umum.

3. Konsep bersifat personal, pemahaman orang tentang konsep

“kelompok” misalnya mungkin berbeda dengan pemahaman orang

lain.

4. Konsep dipelajari melalui pengalaman dengan belajar.

5. Konsep bukan persoalan arti kata, seperti didalam kamus. Kamus memiliki makna lain yang lebih luas. (Sumber : Phierda, diakses tanggal 16 Februari 2014)

(33)

15

3. Materi Generalisasi

Materti Generalisasi adalah suatu pernyataan yang menjelaskan hubungan dari beberapa konsep atau rangkaian atau hubungan antar konsep-konsep. Schuneke (1988:16) mengemukakan “bahwa generalisasi merupakan

abstraksi dan sangat terikat konsep”. Pengertian generalisasi dalam sejarah

berbeda dengan generalisasi dalam disiplin ilmu sosial lainnya. Menurut Rochiati (1986:29):

generalisasi dalam sejarah merupakan “contradiction in terminis karena sifatnya yang unik yang menunjukkan bahwa peristiwa sejarah itu tidak terulang lagi. Namun di dalam sejarah ada juga kemungkinan perulangan, dalam arti bahwa yang berulang itu adalah hal-hal yang berkaitan dengan pola perilaku manusia yang berorientasi nilai, sistem sosial, kebutuhan ekonomi, kecenderungan psikologis”. Generalisasi sejarah dalam konteks pelajaran sejarah bukan untuk dihafalkan melainkan untuk dipahami dan diaplikasikan kepada situasi baru yang dihadapi. Untuk meningkatkan kemampuan itu diperkenalkan kepada siswa mengenai gagasan-gagasan dan pemikiran-pemikiran yang sesuai dengan kemampuan berpikir siswa, sehingga mereka dapat menghadapi permasalahan yang berkaitan dengan sejarah. (Sumber : Rochiati dalam Phierda, diakses 16 Februari 2014) Tugas guru adalah mengembangkan pengertian konsep dan generalisasi, dalam hal ini guru juga dituntut untuk mengembangkan kemampuannya untuk mengenal beberapa macam konsep dan guru juga harus mampu merumuskan generalisasi kemudian menyesuaikannya dengan kemampuan berpikir siswa. Tugas guru di kelas dalam kegiatan belajar mengajar harus menyesuaikan dengan situasi dan kondisi lingkungan serta kemampuan guru. Guru-guru dituntut kreativitasnya dalam mencari dan mengolah sumber belajar agar kegiatan belajar mengajar yang dikelolanya berjalan lancar.

(34)

16

terdapat pada suatu peristiwa yang terjadi menjadi dasar pembelajaran sejarah. Pada saat proses pembelajaran berlangsung guru harus bisa mengelola suatu peristiwa pada bahan ajarnya agar dalam proses pembelajaran materi yang disampaikan mencakup ketiga jenis materi ini.

2.1.5 Konsep Pemahaman Materi Pembelajaran yang besifat konsep

Menurut Anas Sudijono pemahaman adalah “kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi. Pemahaman merupakan jenjang kemampuan berpikir yang setingkat lebih tinggi dari ingatan dan hafalan ( Anas Sudijono, 2008:372).” Sedangkan Staton dalam Sardiman (2005: 42) mengemukakan bahwa pemahaman atau comprehension dapat diartikan menguasai sesuatu dengan pikiran, belajar harus mengerti secara mental makna dan filosofinya, maksud dan implikasi serta aplikasi-aplikasinya, sehingga menyebabkan siswa memahami suatu situasi.

(35)

17

pada materi ajar selanjutnya. Menurut Sudjana, pemahaman siswa dapat dibedakan dalam tiga kategori antara lain :

1) tingkat terendah adalah pemahaman terjemahan, mulai dari menerjemahkan dalam arti yang sebenarnya, mengartikan prinsip-prinsip,

2) tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran, yaitu menghubungkan bagian-bagian terendah dengan yang diketahui berikutnya, atau menghubungkan dengan kejadian, membedakan yang pokok dengan yang bukan pokok, dan

3) tingkat ketiga merupakan tingkat tertinggi yaitu pemahaman ektrapolasi (Sudjana, 2007: 24).

Kemampuan siswa untuk memahami dan menyerap pelajaran sudah pasti berbeda tingkatnya. Ada yang cepat, sedang dan ada pula yang sangat lambat. Setiap siswa menempuh cara berbeda untuk bisa memahami sebuah informasi atau pelajaran yang sama. Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa pemahaman siswa merupakan suatu tindakan penyerapan siswa terhadap materi pembelajaran yang sedang diajarkan oleh diguru, siswa dikatakan paham apabila siswa dalam pembelajran dapat mencapai tolak ukur keberhasilan siswa dalam memahami pembelajaran ketika sedang dilaksanakan proses pembelajaran.

2.1.6 Indikator Pemahaman Materi yang bersifat konsep

Terdapat beberapa indikator dalam kemampuan pemahaman konsep seperti yang diungkapkan oleh Hamalik (2002: 166) bahwa ada 4 indikator siswa telah menge-tahui suatu konsep, yaitu;

a. Ia dapat menyebutkan nama contoh-contoh konsep bila dia melihatnya. b. Ia dapat menyatakan ciri-ciri (properties) konsep tersebut.

c. Ia dapat memilih, membedakan antara contoh-contoh dari yang bukan contoh.

(36)

18

Keberhasilan penelitian ini tercapai apabila siswa memiliki daya serap yang baik terhadap bahan pengajaran yang diajarkan, pencapaian nilai yang baik, siswa dapat menjelaskan, mendefinisikan memberikan contoh, dan mampu memecahkan masalah dari materi yang telah diajarkan dengan kalimat sendiri.

2.2 Penelitian yang Relevan

Judul : Pengaruh Model Learning Cycle 7E-STAD Terhadap Sikap Ilmiah dan Prestasi Belajar Fisika Siswa Kelas X SMA NEGERI 10 MALANG, ditulis oleh Elin Eliani, Universitas Negeri Malang. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu: (1) sikap ilmiah kelompok siswa yang belajar dengan model Learning Cycle 7E -STAD lebih tinggi daripada kelompok siswa yang belajar secara konvensional dan (2) prestasi belajar fisika kelompok siswa yang belajar dengan model Learning Cycle 7E-STAD lebih tinggi daripada kelompok siswa yang belajar secara konvensional.

2.3 Kerangka Pemikiran

Pada proses pembelajaran yang peneliti lakukan, peneliti mengutamakan ke aktifan dan kemandirian siswa pada saat belajar. Sesuai dengan model pembelajaran yang peneliti gunakan yaitu Model Learning cycle 7e, model pembelajaran ini menuntut siswa untuk aktif dan belajar mandiri, sedangkan guru hanya menjadi fasilitator untuk membantu siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

Penenlitian ini akan melihat pengaruh dari penggunaan model pembelajaran

(37)

19

X di SMA TRI SUKSES NATAR. Pada penelitian ini perlakuan menggunakan model pembelajaran Learning Cycle dilakukan pada satu kelas, perlakuan pada kelas ini dilakukan berulang-ulang untuk melihat peningkatan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran sejarah. Pada pembelajaran dengan menggunakan model Learning Cycle 7e guru hanya berperan sebagai fasilitator dan evaluator, sedangkan siswa yang bertindak lebih aktif dalam pembelajaran. Siswa di setiap tahap yang ada pada model ini diharapkan dapat memahami setiap materi yang sedang dikaji.

Peneliti memiliki pikiran bahwa pembelajaran dengan menggunakan model

learning cycle 7E dalam materi pembelajaran tentang “Tradisi masyarakat Indonesia Masa Praaksara dan Masa Aksara” akan menghasilkan pemahaman materi siswa yang lebih baik daripada pembelajaran sejarah dengan tidak menggunakan model Learning Cycle 7e.

(38)

20

2.5 Hipotesis

Hipotesis adalah keputusan yang belum final karena belum diuji atau dibuktikan kebenarannya atau dugaannya. Hadari (1993 : 33) berpendapat bahwa “hipotesis merupakan pemecahan sementara yang setelah diuji mungkin benar dan mungkin salah”. Hipotesis dalam penelitian ini adalah : “Pengaruh Penggunaan model

Learning cycle 7E dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran sejarah”. Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

H0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan penggunaan Model Learning cycle 7e terhadap peningkatan pemahaman materi pembelajaran sejarah yang bersifat konsep.

H1 : Ada pengaruh yang signifikan penggunaan Model Learning cycle 7e

(39)

21

REFERENSI

Poerwadraminto, W. J. S. 2002. Kamus Umun Bahasa Indonesia. Jakarta:Balai Pustaka. Halaman 849

Badadu, Zain.1994. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Bumi Aksara. Halaman 103

Endang N. Cahaya. 2011. “Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Snowball Throwing Terhadap Hasil Belajar Siswa SMPN 3 Bandar Lampung Tahun

Pelajaran 2010/2011”. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung. Halaman 15

Soekamti dalam Trianto. 2009. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta:Prestasi Pustaka. Halaman 56

Bruce Joyce dan Weil Marsha.1980. models of teaching. New jersey : prentice-hall, inc. Halaman 30.

Fajaroh dalam Witri. 2012. Model Pembelajaran Learning Cycle 5E. Diakses pada tanggal 29 Mmei 2013 pukul 18.50 wib. http://wytr33.wordpress.com . halaman 1

Bentley dan Ebert dalam Fitra Mayasari .2012. Model-model Pembelajaran Siklus Belajar. Diakses pada tanggal 24 April 2013 pukul 00.20 wib.

http://blog.unsri.ac.id/blackheart/general/model-pembelajaran-siklus-belajar/mrdetail/24864. halaman 1

S.K. Kochhar,. 2008. Pembelajaran Sejarah Teaching of History.Terjemahan purwanto dan yovita Hardiah. Jakarta PT.Grasindo. hlm 32. Dalam http:// Siswodwimartanto. Blogspot.com. (4 April 2013, 13 : 50 WIB).

I Gede Widja. 1989. Dasar - Dasar Pengembangan Strategi Serta Metode

Pengajaran Sejarah. Jakarta : Debdikbud. Hlm 23. Slameto. 1995. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta. halaman 182 Ischak. 2013. Materi Ukg 2013 Fakta Konsep. Dalam

http://sdnbanyubiru1.blogspot.com

Bahri dalam Phierda. 2012. Keterkaitan antara Fakta Konsep dan Generalisasi dalam Pembeljaaran IPS SD 2. http://phierda.wordpress.com (16 Februari 2014, pukul 00.20 wib)

(40)

22

Sardiman A.M. 2005. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Halaman 42

Oemar Hamalik.2002. Perencanaan Pengajaran Matematika Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara. Halaman 166

S. Nasution. 2005 . Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Bina Aksara. Jakarta. Halaman 78

(41)

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen. Metode eksperimen menurut Sugiyono (2010:107) dapat diartikan

sebagai “metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan

tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali”. Menurut Sumadi Suryabrata (2012:88) metode penelitian eksperimen merupakan “suatu metode penelitian untuk mengetahui atau menyelidiki perbedaan dan pengaruh dua metode mengajar pada mata pelajaran tertentu di dalam kelas”.

Penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan nilai posttest siswa serta untuk mengetahui sejauhmana pengaruh penggunaan model pembelajaran Learning Cycle 7e terhadap pemahaman materi dan sejauhmana pemahaman yang dimiliki siswa terhadap materi pembelajaran sejarah.

3.2Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi

(42)

22

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2010:117). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Tri Sukses Natar tahun ajaran 2013/2014 yang terdiri dari tujuh kelas dengan jumlah total sebanyak 205 siswa yang persebarannya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel.1 Data Populasi siswa kelas X SMA Tri Sukses Natar Tahun Pelajaran 2013/2014

(Sumber : Tata Usaha SMA Tri Sukses Natar TP.2013/2014)

3.2.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan teknik sampling purposive. Menurut Sugiyono (2010:124)

Sampling Purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Sampel pada penelitian ini ditentukan berdasarkan pertimbangan dari guru pengajar pelajaran sejarah yang mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam menerima pelajaran rata-rata sama. Berdasarkan pertimbangan tersebut diperoleh sampel yaitu siswa kelas X1 dan kelas X3 dari populasi. Dengan perlakuan untuk kelas X3 sebagai kelas eksperimen dan kelas X1 sebagai kelas

(43)

23

uji coba soal test. Untuk lebih jelasnya, mengenai paparan siswa yang menjadi sampel dapat dilihat pada tabel berikut ini;

Tabel.2 Data Sampel Siswa Kelas X

No Kelas Siswa Jumlah

L P

1. X1 24 - 24

2. X3 28 - 28

Jumlah 52 - 52

(Sumber : Tata Usaha SMA Tri Sukses Natar TP.2013/2014)

3.3 Desain Penelitian

Metode penelitian eksperimen memiliki bermacam-macam jenis desain. Metode eksperimen dalam penelitian ini menggunakan jenis desain penelitian dengan metode pretest-posttest control group design. Menurut Sugiyono (2010: 112)

“dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih, kemudian diberi pretest

untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol”. Hasil pretest yang baik bila nilai kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol tidak berbeda secara signifikan.

(44)

24

Keterangan:

R = kelompok yang dipilih

X = perlakuan atau sesuatu yang diujikan O1 =hasil pretest kelas eksperimen O3 = hasil pretest kelas kontrol O2 = hasil posttest kelas eksperimen O4 = hasil posttest kelas kontrol (Sumber : Sugiyono, 2010 : 112) Tabel.3 Desain Penelitian Pretest-Posttest Control Group Design

3.4 Prosedur Penelitian

Pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan peneliti melalui dua tahap dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Tahap Pra penelitian

a) Melakukan penelitian pendahuluan/observasi ke sekolah yang akan diteliti untuk mendapatkan informasi tentang data dan keadaan kelas yang akan diteliti.

b) Menentukan sampel yang akan diteliti. Pada penentuan sampel ini digunakan Teknik purposive sampling. Untuk menentukan kedua kelas tersebut berdasarkan pertimbangan tertantu yaitu dari guru mata pelajaran sehingga diperoleh sampel kelas X1 dan X3.

c) Membuat silabus, RPP, dan LKS sesuai dengan model pembelajaran LC7E dengan materi pembelajaran sejarah yaitu hakikat dan ruang lingkup ilmu sejarah.

d) Membuat soal pretest dan posttest

2. Tahap penelitian

Pada tahap ini pelaksanaan penelitian dibagi menjadi dua yaitu melakukan pembelajaran dengan model LC7E pada kelas eksperimen yaitu kelas X3 dan

R O1 X O2

(45)

25

melakukan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol yaitu kelas X1. Langkah-langkah pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut;

a) Melakukan pre-test dengan soal-soal yang sama pada kelas kontrol dan kelas eksperimen

b) Melaksanakan proses belajar mengajar pada masing-masing kelas dengan model pembelajaran sesuai dengan yang sudah ditentukan tiap kelas.

c) Melakukan post-test pada kelas kontrol dan kelas eksperimen dengan soal-soal yang sama.

d) Menganalisis data. e) Kesimpulan.

3.5 Variabel Penelitian

Sugiyono (2010:61) mengungkapkan bahwa “variabel penelitian merupakan segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan”. Menurut Endang Mulyatiningsih (2012 : 88), Variabel dalam penelitian eksperimen memiliki tiga variabel yaitu varibale bebas (independent), variabel terikat (dependent) dan variabel kontrol. Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut;

(46)

26

2. Variabel terikat (dependent) adalah variabel akibat atau variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah peningkatan pemahaman materi siswa terhadap materi pembelajaran sejarah yang bersifat konsep.

3. Variabel Kontrol adalah variabel yang variabel yang tidak diberi perlakuan/eksperimen namun selalu diikutsertakan dalam proses penelitian. Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah siswa kelas kontrol yaitu kelas X1.

3.6 Devinisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah suatu cara untuk menggambarkan dan mendeskripsikan variabel sedemikian rupa sehingga variabel tersebut bersifat spesifik dan terukur. Tujuannya adalah agar peneliti dapat mencapai suatu alat ukur yang sesuai dengan hakikat variabel yang sudah didefinisikan konsepnya, maka peneliti harus memasukkan proses atau operasionalnya alat ukur yang akan digunakan untuk mengidentifikasi gejala atau variabel yang ditelitinya. Definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Learning Cycle 7E yang digunakan pada pembelajaran di kelas eksperimen, pembelajarannya dilakukan dengan cara membagi siswa menjadi beberapa kelompok untuk menyelesaikan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang disesuaikan dengan tahapan dari

(47)

27

Pembelajaran yang dilakukan tidak menggunakan Model Pembelajaran Learning Cycle 7E.

Sebelum dilakukan treatment siswa diberi pretest untuk melihat kemampuan awal siswa. Kemudian diberikan treatment atau perlakuan berupa model pembelajaran Learning Cycle 7E pada siswa kelas Eksperimen, dan untuk melihat hasil pemahaman yang diperoleh siswa dalam penelitian ini, setelah materi pembelajaran selesai siswa diberi soal posttest berbentuk pilihan ganda berdasarkan materi pelajaran sejarah yang telah diajarkan.

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan dua teknik untuk mengumpulkan data, yaitu; 1. Observasi

Sugiyono (2010:203) mengemukakan bahwa pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar. Penggunaan teknik observasi dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh data siswa dalam pembelajaran sejarah.

2. Teknik Tes (Pretest dan Posttest)

(48)

28

siswa setelah silakukan pembelajaran). Sebelum siswa yang diambil sebagai sampel mendapatkan materi pembelajaran, peneliti melakukan tes kemampuan awal pretest menggunakan isntrumen berupa soal pilihan ganda tujuannya untuk mengetahui kemampuan awal siswa, dan untuk posttest

dilakukan setelah siswa mendapatkan materi pembelajaran, postest dilakukan untuk memperoleh data kemampuan akhir siswa, yang kemudian akan diolah dan diuji hipotesisnya.

3.8 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan “alat bantu bagi peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya menjadi lebih mudah dan hasilnya pun menjadi lebih baik, dalam artian menjadi lebih cermat, lengkap, dan sistematis, sehingga data lebih mudah diolah (Suharsimi Arikunto, 2007:134)”. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen untuk mengukur pemahaman siswa yaitu tes hasil belajar siswa (nilai posttest) pada pembelajaran sejarah setelah diberikan perlakuan (treatment) yang proses pembelajrannya menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 7E dengan materi tradisi sejarah masyarakat Indonesia masa praaksara dan masa aksara.

(49)

29

Tabel .4 Kisi-kisi Instrumen Tes Standar

Kompetensi

Kompetensi Dasar Prilaku yang diukur

Berdasarkan kisi-kisi instrumen tes hasil belajar siswa di atas, diketahui bahwa

pokok bahasan dalam penelitian ini adalah tentang “Tradisi Sejarah dalam

Masyarakat Indonesia Masa Praaksara dan Masa Aksara”. Jumlah soal yang digunakan sebanyak 20 soal, dengan tipe pilihan ganda. Kemudian untuk mendapatkan data yang akurat, maka instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini harus memenuhi kriteria tes yang baik dan benar. Oleh sebab itu, sebelum instrumen penelitian digunakan sebaiknya dilakukan uji ke validan atau uji validitas, dan uji reliabilitas butir soal tes pada instrumen penelitian ini.

3.9Validitas dan Reliabilitas Instrumen 3.9.1 Validitas Instrumen

(50)

30

= N XY− X Y

N X2−( X)2 N Y2−( Y)2

(Pearson dalam Sukardi, 2007: 90)

Keterangan:

=

=

=

= ( )

Dengan kriteria pengujian jika rhitung > rtabel dengan taraf signifikansi 0,05, maka alat ukur tersebut valid. Begitu pula sebaliknya, jika rhitung < rtabel maka alat ukur tersebut tidak valid. Setelah instrumen tes dinyatakan valid, soal tes tersebut diujicobakan di luar sampel penelitian yaitu pada kelas X2, setelah butir soal diujicobakan kemudian dilakukan pengukur tingkat reliabilitas tes. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C.I

3.9.2 Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas adalah alat ukur instrumen yang digunakan dalam penelitian dapat dipercaya atau tidak. Suharsimi Arikunto (2005:75) menjelaskan bahwa instrumen yang reliabel adalah isntrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Untuk mencari harga reliabilitas instrumen didasarkan pada rumus Alpha, yaitu:

11 = 1 1− �

12

(51)

31

Keterangan :

r11 = reliabilitas yang dicari

Σσi2 = jumlah varians skor tiap-tiap item

σt2 = varians total

Kemudian setelah mendapatkan nilai koefisien Alpha, bandingkan hasilnya dengan tabel korelasi reliabilitas tes berikut:

Tabel.5 Korelasi Reliabilitas Tes (Sumber : Suharsimi Arikunto, 2005 : 74)

Dengan ketentuan, apabila nilai kriteria soal yang digunakan dalam instrumen antara 0,6 sampai dengan 1,00 maka instrumen tes dapat dikatakan mempunyai reliabilitas yang baik. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C.II

3.10 Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis 3.10.1 Uji Prasyarat

1. Uji Normalitas

(52)

32

a. Hipotesis

Ho : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal H1 : sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal

b. Taraf signifikan : α = 0,05

c. Statistik uji

2 = ( − )

2

=1

Keterangan:

= frekuensi harapan

= frekuensi yang diharapkan = banyaknya pengamatan

d. Keputusan uji

Terima H0 jika χ2hitung≤ χ2tabel, dengan χ2tabel (1-α) (k-3).

2. Uji Homogenitas

Uji kesamaan dua varian atau Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 7E dan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan tidak diberi penerapan memiliki varians yang sama (homogen) atau tidak, sehingga dapat menentukan rumus uji hipotesis yang akan digunakan. Uji homogenitas dilakukan dengan langkah-langkah berikut;

a. Hipotesis

(53)

33

H1: �12 ≠ �22 (varians populasi tidak homogen)

b. Taraf signifikansi: � = 0,05

c. Statistik uji:

Variansterkecil

terbesar Varians

F

d. Kriteria uji: tolak Ho jika ≥ 1 2

� 1, 2 dengan 1 �2 1, 2 didapat

dari daftar distribusi F dengan peluang 1 �2 , derajat kebebasan v1 dan

v2 masing-masing sesuai dengan dk pembilang dan penyebut. (Sudjana, 2005: 250) Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C.VII

3.10.3 Uji Hipotesis

(54)

34

H0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan penggunaan Model Learning cycle

7e terhadap peningkatan pemahaman materi pembelajaran sejarah.

H1 : Ada pengaruh yang signifikan penggunaan Model Learning cycle 7e terhadap peningkatan kemampuan pemahaman materi pembelajaran sejarah.

Rumus regresi linier sederhana yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

= + .

Keterangan:

Y : Variabel Terikat X : Variabel Bebas

a dan b : Konstanta

rumus untuk nilai konstanta = . − .

. 2( )2 dan untuk konstanta =

− .

, untuk melihat ada tidaknya pengaruh dari model pembelajaran

learning cycle 7e terhadap pemahaman materi pembelajaran sejarah siswa digunakan rumus sebagai berikut;

= −2 1−( )2

taraf signifikan pengaruh penggunaan model Learning Cycle 7e terhadap pemahaman materi pembelajaran sejarah siswa, akan dilihat menggunakan teknik korelasi pearson dengan rumus sebagai berikut ;

= ( )−( . )

(55)

35

Keterangan :

n : jumlah responden x : variabel bebas

y : variabel terikat (Sumber : Sofyan Siregar, 2013: 339)

Untuk mencari pengaruh dan membuktikan hipotesis pengaruh dua variabel, dan untuk memberikan tafsiran taraf signifikansi yang diperoleh dari perhitungan menggunakan rumus diatas, peneliti berpedoman pada tabel berikut ini:

Tabel.6 Pedoman Untuk Memberikan Intepretasi Terhadap Koefisien Korelasi (r)

No Nilai Korelasi ( r) Tingkat Hubungan 1 0,00 – 0,199 Sangat Lemah 2 0,20 – 0,399 Lemah

3 0,40 – 0,599 Cukup 4 0,60 – 0,799 Kuat

5 0,80 – 0,100 Sangat Kuat (Sumber : Sofyan Siregar, 2013 : 337)

Dengan nilai korelasi r = -1≤ 0 ≤ 1, untuk kekuatan taraf signifikan nilai korelasi berada antara -1 sampai 1, sedangkan untuk arah dinyatakan dalam bentuk positif (+) dan negatif (-). Misalnya : Apabila r =-1 korelasi negatif sempurna, artinya taraf signifikan bertolak belakang antara variabel x dan variabel y. Jika variabel x naik, maka variabel y turun. Dan Apabila r = 1

(56)

36

REFERENSI

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta: Bandung. Halaman 107 Sumadi Suryabrata. 2012. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali Press.

Halaman 88

Sugiyono. Op Cit. halaman 117

Tata Usaha SMA TRI SUKSES NATAR Sugiyono. Op Cit. halaman 124

. Ibid. halaman 112 . Ibid. halaman 61

Endang Mulyatiningsih. 2012. Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan.

Alfabeta:Yogyakarta. Halaman 88 Sugiyono. Op Cit. halaman 203

Suharsimi Arikunto. 2007. Manajemen Penelitian. Rineka Cipta: Jakarta. Halaman 134

. Ibid. Halaman 75

Anas Sudijono.2008.Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Halaman 345

Sudjana. 2005. Metode Statistika. PT.Tarsito: Bandung. Halaman 273 . Ibid. halaman 250

.Ibid. halaman 239

Siregar, Syofian. 2013. Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta. PT. Bumi Aksara. 339 halaman.

(57)

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 SIMPULAN

Berdasarkan penelitian dan pembahasan mengenai penggunaan model pembelajaran learning cycle 7E terhadap pemahaman materi pelajaran sejarah siswa kelas X SMA Tri Sukses Natar diperoleh kesimpulan sebagai berikut ;

1. Ada pengaruh yang signifikan dari penggunaan model pembelajaran

learning cycle 7e dalam meningkatkan pemahaman materi pelajaran sejarah pada siswa kelas X SMA Tri Sukses Natar dengan diketahui thitung 2,45 > ttabel 0,65 dari hasil tersebut keputusan uji yang diambil yaitu H0 ditolak, hal ini berarti ada pengaruh yang signifikan dari penggunaan model pembelajaran Learning Cycle 7e dalam meningkatkan pemahaman materi pelajaran sejarah pada siswa kelas X SMA Tri Sukses Natar. Dengan taraf signifikan dari pengaruh penggunaan model Learning Cycle 7e yang dicampai kuat dengan hasil r = 0,433 yang apabila ditafsirkan menggunakan tabel pengukuran koefisien korelasi artinya taraf signifikan yang dicapai cukup dari penggunaan model learning cycle 7e.

5.2 SARAN

(58)

60

(59)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi VIII. Jakarta Grafindo.

________________. 2003. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi VI. Jakarta: Bina Aksara.

________________. 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Badadu, Zain.1994. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Bumi Aksara. Bruce Joyce dan Weil Marsha.1980. models of teaching. New jersey :

prentice-hall, inc.

Daryanto, H. 2007. Evaluasi Pendidikan. PT Rineka Cipta: Jakarta

Djamarah dan Zein. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta: Jakarta Endang N. Cahaya. 2011. “Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Snowball

Throwing Terhadap Hasil Belajar Siswa SMPN 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011”. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung. Halaman 15

Hadari .1993. Metode Penelitian Bidang Sosial. Gajah Mada university Press.Yogyakarta.

Hamalik, Oemar. 2002. Perencanaan Pengajaran Matematika Berdasarkan Pendekatan Sistem. Bumi Aksara: Jakarta.

Isjoni. 2007. Pembelajaran Terkini Perpaduan Indonesia-Malaysia. Yogjakarta: Pustaka Pelajar.

Joyce, Bruce dan Weil Marsha.1980. models of teaching. New jersey : prentice-hall, inc.

Mulyatiningsih, Endang. 2012.Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan.

Alfabeta:Yogyakarta.

(60)

Poerwadraminto, W. J. S. 2002. Kamus Umun Bahasa Indonesia. Jakarta:Balai Pustaka.

Slameto. 1995. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung : PT.Tarsito.

Sudijono, Anas. 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung :Alfabeta.

Thoha, M. Chabib. 1994. Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Trianto. 2009. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta : Prestasi Pustaka.

Widja, I Gede. 1989. Dasar - Dasar Pengembangan Strategi Serta Metode Pengajaran Sejarah. Jakarta: Debdikbud.

Sumber Lain

Endang N. Cahaya. 2011. “Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Snowball Throwing Terhadap Hasil Belajar Siswa SMPN 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011”. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung. Awaluddin, A. 2008. Materi Ajar. Diakses pada tanggal 30 Mei 2013 pukul 12.05 WIB http://andhysastera.blogspot.com

Bahri dalam Phierda. 2012. Keterkaitan antara Fakta Konsep dan Generalisasi dalam Pembeljaaran IPS SD 2. http://phierda.wordpress.com

Bentley dan Ebert dalam Fitra Mayasari.2012. Model-model Pembelajaran Siklus Belajar. Diakses pada tanggal 24 April 2013 pukul 00.20 wib.

http://blog.unsri.ac.id

(61)

Kochhar.S.K. 2008. Pembelajaran Sejarah Teaching of History.Terjemahan purwanto dan yovita Hardiah. Jakarta PT.Grasindo. Dalam http:// Siswodwimartanto. Blogspot.com.

Ischak. 2013. Materi Ukg 2013 Fakta Konsep. Dalam

http://sdnbanyubiru1.blogspot.com

Sudjana. 2007. Pengertian Pemahaman. Dalam : http://ian43.wordpress.com

Gambar

Tabel.1 Data Populasi siswa kelas X SMA Tri Sukses Natar Tahun  Pelajaran 2013/2014
Tabel.2 Data Sampel Siswa Kelas X
Tabel .4 Kisi-kisi Instrumen Tes
Tabel.5 Korelasi Reliabilitas Tes
+2

Referensi

Dokumen terkait

Literal translation ( Retention the same vehicle) ... Replacement of the vehicle with a different vehicle ... Translating personification by addition ... Translating

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat, hidayah dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan hukum yang berjudul :

[r]

menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Core Self-Evaluation pada Work Engagement dengan Iklim Psikologis sebagai Variabel Moderasi (Studi pada Karyawan

lembaga keuangan mikro, yang beroperasi dengan prinsip-prinsip syariah. dalam hal ini harus menyiapkan dirinya agar mampu

[r]

Langkah-langkah pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) yang dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika peserta

campuran sulfur untuk pembuatan ebonit (karet yang keras) tersebut.