.
ABSTRAK
PENGARUH CITRA MEREK TERHADAP NIAT BELI ULANG KONSUMEN GITAR ELEKTRIK EPIPHONE
DI BANDAR LAMPUNG
Oleh
Anggarawan Fiandinata
Gitar epiphone adalah sebuah produk gitar elektrik yang termasuk kedalam jajaran merek gitar yang memiliki karakteristik gitar yang dikenal, data menunjukkan rating pemakaian gitar ini pada tahun 2012 menduduki peringkat pertama. Merek gitar lain yang dalam hal ini termasuk pesaingnya belum bisa mendahului pangsa pasar dari merek gitar epiphone ini yaitu sebanyak 30% di Bandar Lampung. Jika dilihat dari rating dan sekaligus pangsa pasar yang baik tersebut tentu merek ini dikenal di kalangan musisi ataupun konsumen umum lainnya.
Anggarawan Fiandinata
untuk mengetahui pengaruh citra merek terhadap niat beli ulang konsumen di Bandar lampung.Berdasarkan permasalahan maka hipotesis dalam skripsi ini adalah terdapat pengaruh citra merek terhadap niat beli ulang gitar elektrik Epiphonedi Bandar lampung
Metode pengumpulan data yang dilakukan melalui kuesioner dengan sampel sebanyak 100 orang yang dipilih secara acak dalam sebuah komunitas musik yaitu Komunitas Guitaris lampung yang berjumlah 536 orang. Validitas dan reliabilitas akan dianalisis lebih lanjut dari hasil kuesioner 100 responden menggunakan analisis faktor sehingga menghasilkan kelayakan untuk pengujian selanjutnya. Pengolahan data untuk mengetahui pengaruh variabel yaitu menggunakan analisis regresi linier sederhana dan uji kausalitas hipotesis (uji t).
Pada analisis regresi linier sederhana didapati persamaan regresi Y=8,865+0,350X, sedangkan hasil uji t didapatkan nilai yang signifikan dimana perbandingan thitung dengan ttabel adalah 3,698 > 1,984 atau thitung lebih besar dari ttabel pada taraf signifikan 95%. Dengan demikian maka citra merek berpengaruh secara signifikan terhadap niat beli ulang konsumen gitar elektrik epiphone. Sehingga hasil analisis ini mendukung teori yang mengungkapkan bahwa semakin tinggi citra merek suatu produk maka semakin baik niat konsumen untuk membelinya.
PENGARUH CITRA MEREK TERHADAP NIAT BELI ULANG KONSUMEN GITAR ELEKTRIK EPIPHONE DI BANDAR LAMPUNG
Oleh
Anggarawan Fiandinata
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA EKONOMI
pada
Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG
PENGARUH CITRA MEREK TERHADAP NIAT
BELI ULANG KONSUMEN GITAR ELEKTRIK
EPIPHONE DI BANDAR LAMPUNG
(Skripsi)
Oleh:
ANGGARAWAN FIANDINATA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS LAMPUNG
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR ISI
Halaman DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...1
1.2 Rumusan Masalah...7
1.3 Tujuan dan kegunaan Penelitian...8
1.4 Kerangka Pemikiran Teoritis...11
1.5 Hipotesis...11
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran...12
2.2 Pengertian Bauran Pemasaran...13
2.3 Citra Merek...16
2.4 Niat Beli Ulang...19
III. METODE PENELITIAN 3.1 Objek penelitian...21
3.2 Lokasi Penelitian...21
3.3 Populasi dan Sampel...21
3.5 Jenis Data...23
3.6 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel...24
3.7 Uji Validitas dan Rehabilitas...28
3.8 Tekhnik Analisi Data...29
3.9 Uji Hipotesis...30
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Responden...31
4.2 Deskriptif Responden...32
4.3 Uji Validitas dan Realibilitas Kuesioner...41
4.4 Analisis Kuantitatif...44
V. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan dan Saran...46
5.2 Saran...46
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Rating Produk Gitar Elektrik Pondok Daud Musik 2009-2013 ...2
Tabel 1.2 Data Persaingan Produk Gitar di Bandar Lampung...4
Tabel 1.3 Presentase Ketersediaan Anggota KGL membeli gitar merk Epiphone...5
Tabel 1.4 Volume Penjualan gitar Epiphone di Bandar Lampung Tahun 2011 ...6
Tabel 3.1 Operasional Variabel 2...6
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan jenis Kelamin ...31
Tabel 4.2 Karakteristik Responden berdasarkan Umur ...31
Tabel 4.3 Pernyataan 1 Kuesioner ...32
Tabel 4.4 Pernyataan 2 Kuesioner ...33
Tabel 4.5 Pernyataan 3 Kuesioner ...33
Tabel 4.6 Pernyataan 4 Kuesioner ...34
Tabel 4.7 Pernyataan 5 Kuesioner...34
Tabel 4.8 Pernyataan 6 Kuesioner ...35
Tabel 4.9 Pernyataan 7 Kuesioner...35
Tabel 4.10 Pernyataan 8 Kuesioner...36
Tabel 4.11 Pernyataan 9 Kuesioner ...36
Tabel 4.12 Pernyataan 10 Kuesioner...37
Tabel 4.13 Pernyataan 11 Kuesioner...37
Tabel 4.14 Pernyataan 12 Kuesioner...38
Tabel 4.16 Pernyataan 14 Kuesioner...39
Tabel 4.17 Pernyataan 15 Kuesioner...39
Tabel 4.18 Pernyataan 1 Kuesioner...40
Tabel 4.19 Pernyataan 2 Kuesioner...40
Tabel 4.20 Pernyataan 3 Kuesioner...41
Tabel 4.21 Analisis Validitas Citra Merek...42
Tabel 4.22 Analisis Validitas Citra merek...42
Tabel 4.23 Data Uji Realibilitas Variabel...43
Tabel 4.24 Analisis Regresi Linear Sederhana...45
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner
Lampiran 2 Pernyataan Kuesioner bagian 1
Lampiran 3 Tabel Frekuensi Citra Merk (X)
Lampiran 4 Tabel Frekuensi Niat Beli Ulang (Y)
Lampiran 5 Regresi sederhana
Lampiran 6 Uji Realibilitas dan Uji Validitas
Lampiran 7 Tabel Karakteristik konsumen dan Pernyataan kuesioner
Lampiran 8 Tabel Analisis validitas Citra Merek dan Niat Beli Ulang Konsumen
MOTO
“Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang
lain, karena hidup hanyalah sekali. Ingat hanya pada Allah apapun dan di manapun kita berada kepada Dia-lah tempat
meminta dan memohon”.
“Seberat apapun beban masalah yang kamu hadapi saat ini, percayalah bahwa semua itu tak pernah melebihi batas
kemampuan kamu”.
“Orang besar menempuh jalan kearah tujuan melalui rintangan dan kesukaran yang hebat”.
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 8 Februari 1991, merupakan anak pertama dari tiga bersaudara, dari pasangan Bapak Hartoyo, S.Kep dan Ibu Suminah, S.Pd
PERSEMBAHAN
Dengan segala kerendahan hati, ucapan penuh rasa syukur Alhamdulillah kepada
Allah SWT, dan terimakasih yang sebesar-besarnya. Ku persembahkan skripsi ini
sebagai tanda hormat dan cintaku kepada :
1. Yang tersayang Ibuku, yang telah melahirkanku, membesarkanku,
mendidikku, dan mengajarkanku untuk mencapai kesuksesan hidup
dengan segala kesabaran dan cinta kasihnya.
2. Bapak ku yang telah memberikan support nya kepadaku. Skripsi ini
kupersembahkan sebagai hadiah kecilku dengan harapan bapak bangga
dan bahagia.
3. Adik dan seluruh keluarga besarku, yang telah memotivasi, memberikan
dukungan dan doanya kepadaku.
4. Seluruh sahabat dan teman-temanku, yang telah menyayangiku setulus
hati, dan hadir dalam hidupku dalam suka maupun duka.
SANWACANA
Puji dan syukur kepada Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nyalah
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi dengan judul “Pengaruh Citra
merek terhadap niat beli ulang konsumen gitar elektrik Epiphonedi Bandar Lampung” disusun sebagai salah satu syarat meraih gelar Sarjana Ekonomi
Universitas Lampung.
Penulis banyak mendapat bantuan, dukungan, dan motivasi dari berbagai pihak
dalam proses penyusunan skipsi ini. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan rasa
terimakasih dan hormatnya kepada:
1. Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
2. Ibu Hj. Aida Sari, S.E., M.Si., selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung, dan juga selaku penguji utama
pada ujian skripsi. Terimakasih atas saran dan masukannya yang sangat
membantu dalam proses penyusunan skripsi ini.
3. Bapak Mustafid, S.E., M.M., selaku pembimbing I. Terimakasih atas
masukan, ilmu, pengalaman yang sangat berharga, serta waktu yang
diberikan dalam proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.
4. Bapak Ribhan, S.E., M.Si., selaku pembimbing II. Terimakasih atas segala
memberikan bimbingan dan bantuan dalam proses penyusunan dan
penyelesaian skripsi ini.
5. Bapak Ernie Hendrawati, S.E., M.Si., selaku Dosen Pembimbing
Akademik.
6. Seluruh Dosen Pengajar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Lampung. Terimakasih atas segala ilmu yang diberikan.
7. Kedua Orang Tuaku Hartoyo, S.Kep., dan Suminah, S.Pd., yang telah
mencurahkan segala kasih dan sayang, mendoakan dan memberikan
dukungan, serta yang telah menjadi motivasi terbesar dalam penyusunan
skripsi ini.
8. Adikku Novran Cahyawinata, Adikku Seprima Imro’aningrum serta
seluruh keluarga besarku yang memberikan semangat, bantuan dan doa.
9. Sahabat-sahabatku Kroco mumet Kudus, Harry, Kafi, Gika, Adi, dan Eko
yang telah setia menemaniku disaat suka maupun duka walaupun mungkin
lebih banyak duka nya.
10. Sahabat-sahabat Idiot yang gokil (Wenny, Gita, Andre, Arham, Denmas,
Fenny, Windy, Catra, Denny, ). Terimakasih karena telah menemaniku
dari awal perkuliahan hingga saat ini, memberikan semangat, memberikan
bantuan tenaga dan terutama dana, serta doa dengan setulus hati.
11. Sahabat-sahabat terbaikku (Nanda Vianida, Herfina Mutia, Windy Silvia,
Sayang Hatika, Sarah Aviva, Wulan Indria, Selvia Putri, Agung trisetia,
Baga, Avin Cristhy ) yang selama ini telah berbagai tawa, suka, dan duka.
12. Adik dan kakak tingkat yang telah banyak membantu dalam perkuliahan (
Satrio, Farhan, Rio, Wenika, Selvi Eliandita, Puput, Novi)
13. Spesial untuk Yuke Heliza Roise yang telah memberikan support nya
untukku dari awal masa perkuliahan hingga akhir.
14. Para staf yang bertugas di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, khusunya seluruh
petugas di Sekretariat Jurusan Manajemen. Terimakasih atas bantuan yang
diberikan selama saya menempuh studi.
15. Semua teman, baik semasa sekolah, maupun semasa KKN. Terimakasih
atas semangat dan doa kalian semua.
16. Semua pihak yang turut membantu dalam kelancaran penyusunan skripsi
ini.
Penulis berharap skripsi ini dapat berguna bagi para pembaca dan dapat menjadi
referensi bagi penulis-penulis skripsi lainnya.
Bandar Lampung, Agustus 2014
Penulis
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Persaingan antar pasar industri musik semakin hari semakin kompetitif. Hal ini
terbukti dengan banyaknya model dan jenis part-part yang diperuntukan untuk
para musisi beredar baik produksi dalam negeri maupun produksi luar negeri.
Membanjirnya produk di pasaran mempengaruhi sikap seseorang terhadap
pembelian dan pemakaian barang. Pembelian suatu produk bukan lagi untuk
memenuhi kebutuhan (need), melainkan karena keinginan (want). Ditambah
dengan ditemukannya konsumen yang memutuskan memilih menggunakan
produk tertentu dalam hal ini adalah gitar dalam rangka memperjelas identitas
diri agar dipandang baik dalam komunitas tertentu terutama untuk golongan
musisi dan sesama pemusik.
Para musisi yang memang sudah berpengalaman juga tidak mau sembarangan saja
memilih merek gitar. Mereka membutuhkan gitar yang benar-benar memiliki
merek dan kualitas yang bagus karena bagaimanapun juga kualitas bagus dan
merek yang memiliki citra yang bagus juga akan sangat mempengaruhi gengsi
mereka sendiri dimata musisi yang lainya. Merek-merek yang tergolong sebagai
merek yang memiliki citra merek yang baik pada tahun 2009-2012 seperti dalam
2
Tabel 1.1 Rating Produk Gitar Elektrik Pondok Daud Musik 2009 - 2013
No 2009 2010 2011 2012
1 Ibanez Fender Ibanez EPIPHONE
2 Fender EPIPHONE Fender Fender
3 Jackson Washburn Samick Tanglewood
4 Line 6 Tanglewood Line 6 S. Fender
5 S. Fender Godin PRS LTD
6 EPIPHONE ESP EPIPHONE Godin
7 Edward Samick Tanglewood ESP
8 ESP Jackson ESP Yamaha
9 Yamaha Yamaha LTD Washburn
Sumber : Pondok Daud Musik 2014
Saat ini kebutuhan konsumen khusus nya para musisi terhadap produk alat musik
yang berkualitas juga semakin tinggi mengingat diri pribadi konsumen
memutuskan memilih menggunakan produk tertentu (gitar) dalam rangka
memperjelas identitas diri agar dipandang baik dalam komunitas tertentu seperti
yang dijelaskan pada Tabel 1.1. Oleh karena itu adapun salah satu produk gitar
yang penjualannya melalui Butik oleh Distributor nya yaitu PT Agung Jaya
Perkasa atau PT yang khusus memproduksi gitar Pabrikan Gibson atau di
Indonesia kita kenal anak perusahaan Gibson yaitu Epiphonedi indonesia.
Gibson.Ltd merupakan salah satu perusahaan Alat musik yang bergerak
dibidang gitar dan alat musik. Gibson.Ltd menyediakan semua alat penunjang
para musisi untuk menjalankan hobi nya, gitar, pengeras suara dan lain-lain
3
hari semakin banyak dan juga produksi gitar yang semakin banyak pesaing.
Epiphone merupakan anak perusahaan Gibson yang memproduksi gitar Gibson
dalam versi menengah kebawah yang bertujuan untuk lebih melengkapi pasar
yang ada sehingga di segala golongan orang dapat memiliki gitar dengan
kualitas mirip Gibson tetapi dengan harga yang lebih terjangkau. namun tentu
saja antara gitar Gibson memiliki keunggulan yang tidak dimiliki oleh Gitar
Epiphonekarena dilihat dari segi harga kedua nya memang memiliki jarak harga
yang lumayan jauh berbeda.
Pada Tabel 1.1 terlihat bahwaEpiphonepada tahun 2011 menduduki ranking 6
besar dalam jajaran penjualan produk Gitar, dan di tahun 2012 produk Gitar
Epiphone malah dapat menduduki peringkat pertama. Hal ini dapat diartikan
bahwa mutu produk dan kualitas Gitar Epiphone dalam kategori gitar kelas
menengah tidak dapat diragukan lagi. Menurut Alex (agen Epiphoneyang bekerja
di toko alat musik pondok daud Bandar Lampung) Perusahaan Epiphone
Indonesia menggunakan consultant dengan melakukan komunikasi word of
mouth yang akan menawarkan produk d engan memberikan informasi tentang
produk yang mereka tawarkan. Informasi tersebut meliputi apa saja yang
berhubungan dengan produknya, seperti jenis warna, bahan produk, kualitas
produk, dan termasuk harga. Hal ini dilakukan dengan maksud agar konsumen
dapat memperoleh gambaran produk tersebut. Dengan begitu, konsumen akan
menciptakan persepsi yang berbeda-beda terhadap produk yaitu GitarEpiphone
4
harga produk sehingga menimbulkan ketertarikan konsumen untuk membeli
produknya.
Pada Tabel dibawah ini diperlihatkan seberapa besar persaingan yang terjadi
antar produk gitar yang beredar di Bandar Lampung pada tahun 2012, data
tersebut diperoleh dari toko alat musik Pondok daud yang memang cukup
mempunyai nama dan telah memiliki banyak pelanggan yang benar-benar loyal.
Tabel 1. 2 Data persaingan Produk gitar di Bandar Lampung 2012
No Nama Merek Gitar Pangsa pasar
1. Epiphone 30%
2. Fender 27%
3. Tanglewood 15%
4. Squier Fender 13%
5. LTD 9%
6. dll 6%
∑ 100%
Sumber : Pondok Daud 2014
pada Tabel 1.2 dapat disimpulkan bahwa gitar Epiphone unggul sedikit diatas
gitar Fender yang juga merupakan musuh pasar dari Epiphone sendiri karena
kedua merek tersebut selalu berebut menjadi yang nomor satu. Alasan dipilihnya
Perusahaan gitarEpiphoneKhusus nya di daerah Bandar Lampung adalah karena
Perusahaan Epiphone adalah salah satu perusahaan gitar yang sedang mengalami
persaingan yang ketat dengan perusahaan gitar lainya baik itu produk gitar lokal
maupun produk gitarcustom.
Dalam kasus yang sedang terjadi yang sedang terjad ini, Masalah pemasaran
sudah seharusnya tidak hanya diarahkan untuk memuaskan pelanggan melainkan
5
berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen untuk yang kesekian kali
nya, karena keputusan pembelian konsumen mempunyai suatu momen yang
penting dalam aktivitas perusahaan. Oleh karena itulah niat beli ulang serta
keputusan pembelian konsumen merupakan titik pokok dalam proses pencarian
dan evaluasi atas beberapa alternatif yang ada guna dapat menentukan pembelian
yang nyata atas suatu produk.
Disini yang akan menjadi Objek penelitian yang membahas tentang Pengaruh
Citra merk, Niat beli ulang konsumen gitar elektrik Epiphone adalah para musisi
dan gitaris yang telah tergabung dalam sebuah Komunitas yang disebut
Komunitas Gitaris Lampung atau disingkat KGL yang sebagian besar anggotanya
berdomisili di kota Bandar Lampung. Usia objek penelitian yang akan di gunakan
dalam penelitian ini adalah antar umur 17 – 24 tahun dengan alasan para anggota
KGL adalah mengenal produk Epiphonebahkan pengguna produk ini.
Tabel 1. 3 Presentase Kesediaan Anggota KGL membeli gitar merk
Epiphone2012
Rock 40 orang 20 orang (20/40)*100%=50%
Pop 15 orang 1 orang (1/15)*100%=6,7%(pembulatan)
Jazz/ Blues 5 orang 0 0
Sumber : Pondok daud Music 2014
Pada Tabel 1.3 terlihat bahwa rata-rata konsumen yang memakai produk
6
memang memiliki karakter rock yang kental dan memiliki citra tersebut karena
sering di pakai oleh rocker dunia.
Aaker (Simamora, 2003 : 696) menyatakan : Citra merek adalah seperangkat
asosiasi unik yang ingin diciptakan atau dipelihara para pemasaran dimana
Asosiasi-asosiasi itu menyatakan apa sesungguhnya merek dan apa yang di
janjikan ya kepada konsumen”. Dengan citra merk yang positif, konsumen akan
tertarik mempertahankan barang konsumsinya. Selama hampir 40 tahun produkan
gitar Gibson atau dengan kata lain Epiphone sebagai produk low end Gibson
dinilai memiliki citra yang bagus dimata konsumen terutama para rocker yang
memang menemukan kebutuhan sound yang mereka dapat dari gitarEpiphoneini.
Tabel 1. 4 Volume Penjualan gitarEpiphonedi Bandar Lampung Tahun
2011
Bulan Tingkat penjualan Prosentase Kenaikan/
Penurunan
Januari Rp. 329. 699. 550,-
-Februari Rp. 299. 828. 100,- - 0,72 %
Agustus Rp. 351. 540. 030,- -0,63 %
September Rp. 370. 950. 310,- + 0,47 %
Oktober Rp. 366. 883. 350,- -0,10 %
November Rp. 348. 951. 200,- -0,43 %
Desember Rp. 347. 579. 500,- -0,03 %
Sumber : Pondok daud Music 2014
Berdasarkan Tabel 1.4 dapat di ketahui bahwa pada tahun 2011 penjualan gitar
Epiphone cenderung fluktuatif. Banyak faktor yang mempengaruhi tingkat
7
pembelian gitar merek Epiphone semakin menurun. Para musisi yang tadi nya
tertarik membeli gitar Epiphone pada bulan tertentu kemudian menjadi tidak
tertarik. Hal tersebut tidak lepas dari kualitas produk atau ada mungkin dari
beberapa konsumen yang merasa karakter gitar nya kurang cocok dengan
Epiphone. Untuk menjadi merek yang favorit, ukuran yang paling umum dalam
sebuah produk adalah kualitas produk itu sendiri. Demi memenuhi kebutuhan
konsumen nya, Epiphone Terus mengadakan inovasi dan memperbaiki kualitas
produk nya sehingga semakin hari akan semakin baik
Berdasarkan pemaparan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
empiris tentang“Pengaruh Citra Merek Terhadap Niat Beli Ulang Konsumen
Gitar ElektrikEpiphonedi Bandar Lampung”
1. 2 Rumusan masalah
Berdasarkan data pada Tabel 1.1 dan Tabel 1.4 diatas maka dapat diketahui
masalah nya bahwa penjualan gitar Epiphone pada tahun 2011 mengalami
penurunan, padahal seperti yang di cantumkan diatas gitar Epiphone merupakan
salah satu gitar dengan produk yang memiliki citra merek yang bagus, kualitas
nya juga setara dengan merek berkelas lain nya.
citra yang bagus tentu mencerminkan kualitas yang bisa diperhitungkan, apakah
pada tahun 2011 terdapat masalah tertentu yang membuat penjualan gitar
8
peringkat ke 2 pada tahun sebelumnya di rating penjualan gitar paling laris. maka
dari itulah dapat di rumuskan pertanyaan sebagai berikut :
Apakah Citra merek berpengaruh terhadap niat beli ulang ulang konsumen gitar
elektrik Epiphonedi Bandar Lampung ?
1. 3 Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian
1. 3. 1 Tujuan dari penelitian ini adalah :
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh Citra merek
terhadap niat beli ulang konsumen gitar elektrik Epiphonedi Bandar Lampung.
1.3. 2 Kegunaan dari penelitian ini adalah :
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan hasil yang bermanfaat seiring dengan
tujuan penelitian. Kegunaan penelitiannya adalah:
1.Kegunaan Praktis
Khususnya bagi perusahaan industri Musik khusus nya gitar, sebagai referensi
untuk mengembangkan usahanya dan meningkatkan pembangunan citra merek
melalui pengembangan produk yang dilakukannya.
2.Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran dan dapat
memperluas kajian ilmu terutama tentang konsep kewirausahaan pada khususnya
9
1. 4 Kerangka Pemikiran
Citra merek memiliki beberapa elemen atau subvariabel yang ikut membantu
dalam menentukan pengaruhnya terhadap niat beli ulang konsumen gitar elektrik
epiphone di Bandar Lampung yang diantara nya terdiri dari :
1) Atribut
Suatu merek p e r l u memberikan atribut tertentu y a n g d i ke m a s k e d a la m
se b ua h p r od u k ya n g ak a n di t a wa r ka n kepada konsumen. Hal ini
dilakukan agar konsumen dapat mengingat produk tersebut sebagai bagian dari
produk yang akan menjadikan ciri khas tersendiri bagi produk tersebut
2) Manfaat
Masih berhubungan dengan atribut, atribut produk yang ditawarkan juga akan
lebih baik jika memiliki manfaat fungsional juga emosional.
3) Nilai
Merek adalah nilai terhadap sebuah produk, merek menyatakan suatu tentang
nilai sang pembuat atau produsen
4) Budaya
Sebuah merek dapat mempresentasikan budaya lewat produk tertentu yang akan
membuat konsumen tertarik karena merasa memiliki produk yang sesuai dengan
budaya konsumen.
5) Kepribadian
Merek dapat menjadi proyeksi dan kepribadian tertentu seseorang, karena
10
6) Pengguna
Seorang publik figure yang memakai merek tertentu akan memberikan kesan
terhadap khalayak ramai atau konsumen yang mengidolakanya.
Sedangkan niat beli ulang konsumen adalah suatu tindakan atau perilaku yang
paling dekat akan dilakukan selanjutnya oleh konsumen untuk membeli produk
tertentu setelah merasakan kesan pemakaian pertama yang menurut konsumen
memiliki nilai dan manfaat yang dibutuhkan.
Dari penjelasan diatas maka Pengaruh Citra merek terhadap niat beli ulang
konsumen gitar elektrik Epiphonedapat dituangkan kedalam sebuah bagan atau
gambar yang dapat mewakili kerangka pemikiran saya pada penelitian ini, dan
kerangka pikir tersebut dapat tergambar melalui gambar di bawah ini :
Kerangka Pemikiran teoritis
Sumber : Kapfefer, 1992
dalam Kotler (2003)
NIAT BELI ULANG (Y)
Sumber : Taylor dan
11
1.5 Hipotesis
Sugiyono (2008:93) mengemukakan pengertian hipotesis sebagai berikut :
“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,
dikarenakan sementara karena jawaban yang diberikan baru di dasarkan pada
fakta-fakta yang empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data”.
Berdasarkan pengertian yang di uraikan, maka hipotesis penelitian ini adalah :
“Terdapat pengaruh citra merek terhadap niat beli ulang konsumen gitar
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 Pengertian Pemasaran
Pemasaran adalah salah satu dari ilmu ekonomi dimana seiring dengan perubahan
waktu ilmu pemasaran terus mengalami perkembangan. Dimana pemasaran lebih
berurusan dengan pelanggan dibandingkan fungsi bisnis lainnya, yang tidak hanya
mencakup kebutuhan dan keinginan saja tetapi juga mencakup pengharapan dan
hal ini berkaitan dengan semakin banyaknya informasi yang diterima oleh
konsumen sehingga menimbulkan tuntutan yang lebih tinggi akan pemenuhan
kebutuhan, keinginan dan harapan itu.
Para ahli dan praktisi pemasaran mengemukakan pendapat yang berbeda
mengenai pengertian pemasaran, namun pada dasarnya pengertian pemasaran
mempunyai maksud dan tujuan yang sama yaitu bagaimana barang dan jasa dalam
waktu yang tepat dengan pengeluaran biaya yang seefisien mungkin dapat
diproduksi dan nantinya dapat diminati oleh konsumen.
Menurut Kotler dan Keller (2009:5) menyebutkan bahwa :
“Pemasaran adalah sebuah proses kemasyarakatan dimana individu dan kelompok
13
menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai
dengan orang lain”.
Dapat disimpulkan bahwa adanya kepuasan yang dirasakan oleh konsumen,
menimbulkan respon positif berupa terjadinya pembelian ulang, dan
menganjurkan kosumen lain agar membeli produk yang sama. Keuntungan
berlipat ganda akan diperoleh produsen melalui penyebaran informasi positif ke
konsumen yang satu ke konsumen lain. Ditemukan juga adanya suatu kesamaan
yang mendasar, yaitu aktivitas pemasaran yang bertujuan untuk menyampaikan
barang dan jasa yang dihasilkan oleh produsen ke konsumen agar kebutuhan dan
keinginan konsumen terpenuhi.
2. 2 Pengertian Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran merupakan salah satu konsep dalam pemasaran. Pemasaran
merupakan kegiatan yang diarahkan pada usaha manusia untuk memuaskan dan
memenuhi kebutuhannya melalui proses pertukaran. Perusahaan harus
menyesuaikan kegiatan pemasaran yang dilaksanakan dengan faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi penjualan. Faktor-faktor tersebut antara lain :
1. Faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan, seperti peraturan
pemerintah, tekhnologi, pesaing, dan situasi ekonomi. Faktor-faktor tersebut harus
14
2. Faktor-faktor yang dapat dikendalikan perusahaan, seperti harga produk,
saluran distribusi dan promosi. Faktor-faktor ini memegang peranan penting
dalam menentukan program pemasaran atau perusahaan untuk mencapai tujuan.
Faktor-faktor yang dapat dikendalikan oleh perusahaan ini disebut bauran
pemasaran (marketing mix). Pengertian bauran pemasaran menurut Kotler dan
Keller (2009:18) “Bauran pemasaran adalah perangkat yang digunakan oleh
pemasar untuk mendapatkan tanggapan yang diinginkan dari pasar sasaran
mereka”.
Dalam bauran pemasaran terdapat empat unsur yang dapat dikendalikan oleh
perusahaan yaitu :
1. Produk
Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan kesuatu pasar untuk memenuhi
keinginan atau kebutuhan, sedangkan dalam makna sempit produk adalah
sekumpulan atribut fisik yang terkait dalam sebuah bentuk yang dapat
diidentifikasi.
2. Harga
Harga adalah sejumlah uang yang akan dibayarkan oleh konsumen atau pelanggan
untuk mendapatkan suatu produk dari perusahaan.
3. Promosi
Promosi adalah aktivitas untuk mengkomunikasikan berbagai keunggulan yang
dimiliki suatu produk, dan mempengaruhi target market untuk membeli produk
15
4. Distribusi
Distribusi merupakan tempat termasuk berbagai kegiatan yang dilakukan oleh
perusahaan agar produk dapat diperoleh dan tersedia bagi kosumen.
2.2.1. Pengertian Produk
Produk adalah salah satu dari bauran pemasaran (marketing mix), yang sangatlah
penting bagi keberhasilan perusahaan. Produk juga merupakan salah satu faktor
penentu laba perusahaan. Produk bukan hanya berbentuk sesuatu yang berwujud
saja seperti makanan, pakaian, dan sebagainya. Akan tetapi, produk dapat berupa
sesuatu yang tidak berwujud seperti pelayanan jasa.
Menurut Kotler dan Amstrong (2008:266) “Produk adalah semua yang dapat
ditawarkan pada suatu pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau
dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan”.
W. J. Stanton, (1981:192) dalam Alma (2009:206) menyatakan bahwa :
“Produk ialah seperangkat atribut baik berwujud maupun tidak terwujud,
termasuk didalamnya masalah warna, harga, nama baik pabrik, nama baik toko
yang menjual (pengecer), dan pelayanan pabrik serta pelayanan pengecer, yang
diterima oleh pembeli guna memuaskan keinginannya”.
Jadi pada dasarnya produk adalah segala sesuatu yang dapat memenuhi atau
memuaskan kebutuhan manusia, baik yang berwujud maupun tidak berwujud.
16
tercakup warna, harga, kemasan, prestise pabrik, prestise pengecer yang mungkin
diterima oleh pembeli sebagai sesuatu yang bisa memuaskan keinginannya.
Menurut Kotler dan Keller (2009:4) terdapat lima tingkatan produk dalam
merencanakan tawaran pasar, yaitu :
1. Manfaat Inti (core benefit)
Yaitu jasa atau manfaat dasar yang sesungguhnya dibeli pelanggan.
2. Produk Dasar (basic product)
Pemasar harus mengubah manfaat inti itu menjadi produk dasar.
3. Produk yang Diharapkan (expected product)
Adalah beberapa atribut dan kondisi yang biasanya diharapkan pembeli ketika
mereka membeli produk ini.
4. Produk yang Ditingkatkan (augmented product)
Pemasar menyiapkan produk yang ditingkatkan yang memenuhi keinginan
pelanggan itu melampaui harapan mereka.
5. Produk Potensial (potential product)
Yang mencakup semua peningkatan dan transfromasi yang akhirnya akan dialami
produk tersebut dimasa depan.
2. 3 Citra Merek
Menurut American Marketing Association (AMA) dalam Kotler (2003) merek
(brand) yaitu nama, istilah, tanda, simbol, atau desain atau panduan dari
hal-hal tersebut yang dimaksudkan untuk memberikan identitas bagi barang atau
17
membedakannya dari barang atau jasa yang disediakan pesaing. Merek
merupakan suatu simbol yang kompleks yang dapat menyampaikan enam
tingkat pengertian, antara lain:
1. Atribut (Attributes), suatu merek mendatangkan atribut tertentu ke dalam
pikiran konsumen
2. Manfaat (Benefits), atribut yang ada harus diterjemahkan menjadi manfaat
fungsional dan emosional
3. Nilai (values), merek juga menyatakan suatu tentang nilai pembuat atau
produsen
4. Budaya (Culture), merek dapat mempresentasikan budaya
5. Kepribadian (Personality), merek dapat menjadi proyeksi dan pribadi tertentu
6. Pengguna (User), merek dapat mengesankan tipe konsumen tertentu
(Kapfefer, 1992 dalam Kotler, 2003).
Pengertian Citra Merek menurut Fandy Tjiptono (2005:49) adalah deskripsi
tentang asosiasi dan keyakinan konsumen terhadap merek tertentu. Citra Merek
itu sendiri memiliki arti kepada suatu pencitraan sebuah produk dibenak
konsumen secara massal. Setiap orang akan memiliki pencitraan yang sama
terhadap sebuah merek. Menurut Kotler (2005) Citra Merek yang efektif dapat
mencerminkan tiga hal, yaitu :
1. Membangun karakter produk dan memberikan value proposition.
2. Menyampaikan karakter produk secara unik sehingga berbeda dengan para
pesaingnya.
18
Dewasa ini persaingan perusahaan untuk memperebutkan konsumen tidak lagi
terbatas pada atribut fungsional produk seperti kegunaan produk, melainkan
sudah dikaitkan dengan merek yang mampu memberikan citra khusus bagi
pemakainya, dan dengan kata lain merek mengalami pergeseran (Aaker, 1991).
Kotler (2000) menyebutkan bahwa para pembeli mungkin mempunyai tanggapan
berbeda terhadap citra perusahaan atau merek. Menurut Setyaningsih &
Darmawan ( 2004 ) citra merek dipengaruhi beberapa komponen, antara lain:
citra produk, Scitra pemakai, citra korporat. Namun, menurut Kertajaya (2005:
6) citra merek adalah gebyar dari seluruh asosiasi yang terkait pada suatu merek
yang sudah ada dibenak konsumen.
Ukuran yang menjadi pertimbangan konsumen dalam memilih atau menilai
citra merek adalah merek harus memiliki kesan positif dibidangnya, reputasi
tinggi, dan keunggulan mudah dikenali. Citra dipengaruhi oleh banyak faktor
yang di luar kontrol perusahaan. Citra yang efektif akan berpengaruh terhadap
tiga hal yaitu : pertama, memantapkan karakter produk dan usulan nilai. Kedua,
menyampaikan karakter itu dengan cara yang berbeda sehingga tidak dikacaukan
dengan karakter pesaing. Ketiga, memberikan kekuatan emosiona yang lebih dari
sekadar citra mental. Supaya bisa berfungsi citra harus disampaikan melalui
setiap sarana komunikasi yang tersedia dan kontak merek.
Indikator-indikator yang membentuk citra merek Menurut Biel dalam jurnal
penelitian Setyaningsih & Didit Darmawan (2004) indikator-indikator yang
19
a. Citra Korporat
Citra yang ada dalam perusahaan itu sendiri. Perusahaan sebagai organisasi
berusaha membangun imagenya dengan tujuan tak lain ingin agar nama
perusahaan ini bagus, sehingga akan mempengaruhi segala hal mengenai apa
yang dilakukan oleh perusahaan tersebut.
b. Citra Produk / konsumen
Citra konsumen terhadap suatu produk yang dapat berdampak positif
maupun negatif yang berkaitan dengan kebutuhan, keinginan, dan harapan
konsumen. Image dari produk dapat mendukung terciptanya sebuah Citra Merek
atau citra dari merek tersebut.
c. Citra Pemakai
Dapat dibentuk langsung dari pengalaman dan kontak dengan pengguna merek
tersebut. Manfaat adalah nilai pribadi konsumen yang diletakkan terhadap
atribut dari produk atau layanan yaitu apa yang konsumen pikir akan mereka
dapatkan dari produk atau layanan tersebut.
2. 4 Niat beli ulang
Niat (intention) dapat digambarkan sebagai situasi seseorang sebelum melakukan
suatu tindakan (over action), yang dapat dijadikan dasar untuk memprediksi
perilaku atau tindakan tersebut.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada variabel niat ini adalah :
1. Niat dianggap sebagai penangkap atau perantara faktor-faktor motivasional
20
2. Niat menunjukkan seberapa kuat seseorang berani mencoba
3. Niat juga menunjukkan seberapa banyak upaya yang direncanakan seseorang
untuk dilakukan
4. Niat adalah paling dekat berhubungan dengan perilaku selanjutnya
Taylor dan Baker (1994) mengatakan bahwa pembelian ulang adalah membeli
kembali produk atau jasa yang sama pada waktu yang akan datang ketika
konsumen merasakan kepuasan saat mengkonsumsi produk maupun jasa tersebut.
Menurut Schiffman-Kanuk (2007), pembelian yang dilakukan oleh konsumen
terdiri dari dua tipe, yaitu pembelian percobaan dan pembelian ulang. Jika
konsumen membeli suatu produk dengan merek tertentu untuk pertama kalinya,
maka disebut pembelian percobaan. Jadi, pembelian percobaan merupakan tahap
penyelidikan dari perilaku pembelian dimana konsumen berusaha mengevaluasi
produk dengan langsung mencoba. Jika suatu produk dibeli dengan percobaan
ternyata memuaskan atau lebih memuaskan dari merek sebelumnya, maka
konsumen berkeinginan untuk membeli ulang, tipe pembelian semacam ini
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang dilakukan,
maka kesimpulan yang didapat dalam penelitian ini adalah terdapat
pengaruh Citra merek terhadap niat beli ulang konsumen gitar elektrik di
Bandar lampung. Artinya, hipotesis dalam penelitian ini di terima. Hal ini
didasarkan pada penjelasan sebagai berikut:
1. Pembuktian dengan menggunakan uji t perbandingan thitung dengan tTabel
pada tingkat signifikan 95% adalah 1,984 yang artinya perbandingan thitung
dengan tTabel adalah 3,968 > 1,984,dengan demikian maka citra merek
berpengaruh secara signifikan terhadap niat beli ulang konsumen gitar
elektrik epiphone di bandar lampung.
2. Pembuktian kedua yang dilihat dari nilai signifikansi, yaitu hasil
signifikansi taraf 95% adalah 0,05. Kritrianya nilai sig. < 0,05 dan hasil
pengujian bernilai sig. 0,000 (<0,05). pernyataan ini mendukung
pembuktian pertama bahwa citra merek berpengaruh secara signifikan
49
5.2 Saran
Dari hasil penelitian ini, penulis menyampaikan saran sebagai berikut:
1. Hasil analisis data yang diperoleh dari penelitian menyebutkan bahwa
responden menanggapi netral pada pernyataan Citra Merek mengenai
bentuk gitar epiphone tergolong garang. Dengan tanggapan netral tersebut
menunjukkan bahwa konsumen merasa tidak yakin dengan hal tersebut.
Maka dari itu disarankan untuk konsumen agar mampu menyeleksi dalam
pembelian gitar sehingga untuk kategori bentuk garang tidak disarankan
untuk memilih gitar epiphone.
2. Hasil analisis pernyataan citra merek pada poin pernyataan 3, 8, dan 9
responden menjawab satuju dengan persentase merata yaitu 66%.
Pernytaan itu mencangkup pendapat bahwa gitar ephipone merupakan
gitar yang memiliki sound yang tebal, bentuk yang elegan dan dinilai tidak
mudah rusak. Dengan begitu jika konsumen memilih gitar epiphone untuk
digunakan maka sangat dianjurkan bagi yang menginginkan gitar yang
awet terutama untuk para pemula.
3. Pada kesimpulan penelitian ini memang dihasilkan hasil yang baik yaitu
terdapat pengaruh citra merek terhadap niat beli ulang konsumen.
Bagaimanapun variabel penelitian ini hanya bersifat mewakili dan tidak
menilai secara keseluruhan. Maka dari itu disarankan untuk konsumen
tetap meninjau serta mengevaluasi kemungkinan variabel lain yang dinilai
BAB III
METODE PENELITIAN
3. 1 Objek Penelitian
Objek dari penelitian ini menggunakan pendekatan manajemen pemasaran
khususnya mengenai citra merek sebagai variabel (X) sebagai variabel
independent (bebas) dan niat beli ulang sebagai variabel (Y) sebagai variabel
dependent atau sebagai variabel yang dipengaruhi (terikat). Objek yang dijadikan
responden dalam penelitian ini tentunya adalah konsumen dari Gitar Elektrik
Epiphone di Bandar Lampung.
3. 2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Studio Musik Bian pahoman karena di tempat
tersebut biasa untuk berkumpul anggota dari Komunitas Gitaris Lampung. Untuk
lokasi pengambilan data dilakukan di toko alat musik Pondok Daud yang terletak
di lantai 4 mall kartini.
3. 3 Populasi dan sampel
Selanjutnya untuk melaksanakan penelitian ditentukan populasi untuk kemudian
22
1. Populasi
Populasi menurut Suharsimi Arikunto (2002:108) merupakan keseluruhan subjek
penelitian. Dalam penelitian kuantitatif, masalah yang sering dihadapi peneliti
umumnya berkaitan dengan populasi yang diteliti. Populasi dalam penelitian ini
adalah Musisi di Bandar Lampung yang akan dan telah membeli gitar merek
Epiphone yang telah tergabung keladalam Komunitas Guitarist Lampung yang
berjumlah 536 orang.
2. Sampel
Sampel adalah sebagaian untuk diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti dan
dianggap mewakili seluruh populasi. Oleh karena itu peneliti hanya mengambil
sampel dengan menyebarkan kuesioner pada konsumen Pemakai dan calon
konsumen produk gitar Epiphone yang tergabung ke dalam Komunitas Gitaris
Lampung.
Pada penelitian ini peneliti menggunakan simple random sampling untuk
mendapatkan sampel yang langsung dilakukan pada unit sampling, Menurut
Widiyanto (2008) ukuran populasi dalam penelitian ini sangat banyak dan tidak
dapat diketahui dengan pasti, oleh karena itu besar sampel yang digunakan
dihitung dengan rumus sebagai berikut :
n = Z2
4 (Moe)2
Keterangan :
23
Z = score pada tingkat signifikansi tertentu (derajat keyakinan ditentukan
95%) maka Z = 1,96
Moe = margin of error, tingkat kesalahan maksimum adalah 10% Dengan
menggunakan rumus diatas, maka diperoleh perhitungan sebagai berikut:
n = (1,96)2
4 (10%)2
n = 96,04 ≈ 97 atau dibulatkan 100.
Dari hasil perhitungan rumus di atas dapat diperoleh jumlah sampel yang akan
diteliti adalah sebesar 100 responden.
3.4 Tekhnik pengumpulan data
Metode pengumpulan data di dalam suatu penelitian ilmiah dimaksudkan
memperoleh bahan-bahan yang relevan akurat dan terpercaya teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Penelitian Pustaka (Library research), yaitu pengumpulan data teoritis dengan
cara menelaah berbagai literatur dan bahan pustaka lainnya yang berkaitan dengan
masalah yang di teliti.
2. Penelitian lapang (Field research), yaitu dengan cara :
Wawancara dan Observasi
Penelitian yang dilakukan melalui literature serta wawancara langsung dengan
konsumen sehingga data yang di dapat akan lebih akurat.
Kuisioner
Pengumpulan data dengan cara memberikan daftar isian kepada perespon secara
24
3. 5 Jenis Data
Data yang dikumpulkan harus dapat dibuktikan kebenarannya, tepat waktu, sesuai
dan dapat memberikan gambaran yang menyeluruh. Maka jenis data yang
digunakan adalah:
1 . Data primer
adalah data yang diperoleh langsung dari sumber data yang disimpulkan secara
khusus dan berhubungan langsung dengan masalah yang diteliti (Couper dan
Emory, 1995). Dalam penelitian ini data primer berupa hasil jawaban responden
atas kuesioner yang diajukan. Data primer ini selanjutnya akan diajukan
sebagai data input untuk penelitian hipotesis. Dalam penelitian ini data primer
bersumber dari penyebaran kuesioner secara langsung kepada konsumen dari
Gitar Elektrik Epiphone di Bandar Lampung, dimana hasil dari data tersebut
dikumpulkan dan diolah sendiri oleh peneliti.
2. Data sekunder
Adalah data yang bukan diusahakan sendiri pengumpulanya oleh peneliti (
Suprapto, 1997) data ini didapat dari jurnal-jurnal ilmiah dan literatur yang
berhubungan dengan penelitian yang telah tersedia sebelumnya sehingga
dapat menjadi acuan untuk melengkapi kepustakaan dan telaah dalam
penelitian ini
3. 6 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
3. 6. 1 Variabel Penelitian
Variabel adalah konsep yang dapat diukur dan memiliki variasi hasil pengukuran
25
sehingga dapat dinilai dan diukur (kumar, 1999) Sedangkan variabel penelitian
adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang di tetapkan oleh peneliti untuk di
pelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut dan kemudian ditarik
kesimpulanya (sugiyono, 2008) Variabel yang di gunakan dalam penelitian ini
adalah variabel dependen yaitu variabel yang nilai nya bergantung pada nilai
variabel lain yang merupakan konsekuensi dari perubahan yang terjadi pada
variabel bebas dan variabel independen, yaitu variabel yang nilainya berpengaruh
terhadap variabel lain (Marzuki, 2005).
3. 6. 1. 1 Variabel Dependen
Variabel dependen (dependent variable) atau variable terikat,adalah variabel
yang menjadi pusat perhatian peneliti karena variabel ini yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat dari adanya variabel independen atau variabel bebas (
Ferdinand, 2006 ). Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah niat beli ulang yang dilambangkan dengan Y.
3. 6. 1. 2 Variabel Independen
Variabel independen (independen variable) atau variabel bebas adalah variabel
bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen, baik yang
pengaruhnya positif maupun yang pengaruhnya negatif (Ferdinand, 2006).
Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah citra merek yang
26
3. 6. 2 Definisi Operasional
Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat yang dapat
diamati (Marzuki, 2005). Definisi operasional variabel menurut Sugiyono
(2001) merupakan suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan
menspesifikkan kegiatan atau membenarkan suatu operasional yang diperlukan
untuk mengukur variabel tersebut. berikut Tabel Variabel yang diteliti
sehubungan dengan Citra merek terhadap Niat beli ulang produk gitar
27
Merek mengingatkan pada
29
3. 7 Uji vaiditas dan Realibilitas
3. 7. 1 Uji validitas
Uji validitas merupakan uji untuk mengetahui keakuratan alat ukur (kuisioner)
yang digunakan, dan untuk mengetahui seberapa cermat suatu kuisioner
melakukan fungsi ukurnya. Pada penelitian ini uji validitas dilakukan
menggunakan Analisis Faktor dengan bantuan program SPSS. Analisis ini
digunakan dengan cara mengorelasikan masing-masing skor item dengan skor
total. Skor total adalah penjumlahan dari keseluruhan item. Item-item pertanyaan
yang berkorelasi signifikan dengan skor total menunjukkan item-item tersebut
mampu memberikan dukungan dalam mengungkap nilai yang ingin diungkap.
Pernyataan dikatakan valid apabila faktor loadingnya di atas 0. 05 (Hair:2006).
3. 7. 2 Uji reabilitas
Uji Reliabilitas digunakan untuk menunjukkan sejauh mana alat pengukur
(instrumen) yang digunakan dapat dipercaya atau dilakukan untuk mengetahui
konsistensi dan ketepatan pengukuran. Uji reliabilitas menggunakan koefisien
Croanbach’s Alpa dengan bantuan SPSS. Pengujian reliabilitas dilakukan dalam
tahapan yaitu dengan membandingkan nilai pada Croanbach’s Alpa dengan nilai
pada Croanbach’s Alpa if item deleted. Apabila ada pernyataan yang memiliki
nilai Croanbach’s Alpa if item deleted lebih besar dari pada Croanbach’s Alpa
maka pernyataan tersebut tidak reliabel dan harus dilakukan pengujian selanjutnya
sehingga tidak ada pernyataan yang memiliki nilai Croanbach’s Alpa if item
30
terhadap 100 responden konsumen Gitar Epiphone di Bandar Lampung. Hasil uji
realibilitas dengan nilai Croanbach’s Alpa > 0. 5 = Reliabel.
3. 8 Teknik Analisis Data
Agar data yang dikumpulkan dapat dimanfaatkan, maka data tersebut diolah dan
dianalisis terlebih dahulu sehingga nantinya dapat dijadikan dasar dalam
pengambilan keputusan.
Alat analisis yang digunakan antara lain :
a. Alat Analisis Deskriptif
Alat analisis Deskriptif yang digunakan untuk pemecahan masalah adalah dengan
menguraikan hasil kuesioner oleh para perespon.
b. Alat Analisis Kuantitatif
Analisis kuantiatif adalah analisis data yang menggunakan data berbentuk
angka-angka yang diperoleh sebagai hasil pengukuran atau penjumlahan.
Analisis regresi linier sederhana
Analisis regresi linier sederhana adalah hubungan secara linear antara satu
variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y). Analisis ini untuk
mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen
apakah positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen
apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan.. Data yang
digunakan biasanya berskala interval atau rasio.
31
Y = a + bX + et
Keterangan :
Y = nilai taksiran niat beli ulang
X = variablecitra merek
a = Konstanta
b = Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan)
et = standar eror
3. 9 Uji Hipotesis
3. 9. 1 Uji Pengaruh Kualitas ( Uji t )
Uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh suatu variabel
independen secara individual dalam menerangkan variasi variable dependen
(Ghozali, 2006). Dalam hal ini, apakah variabel citra merek benar-benar
berpengaruh terhadap variabel niat beli ulang konsumen.
Penelitian ini dilakukan dengan melihat pada Coefficients yang membandingkan
Unstandardized Coefficients B dan Standard error of estimate sehingga didapat
hasil yang dinamakan t hitung. Apabila t hitung > t Tabel dan tingkat signifikansi
< α (0,05), maka variabel independen secara individual berpengaruh terhadap
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang dilakukan,
maka kesimpulan yang didapat dalam penelitian ini adalah terdapat
pengaruh Citra merek terhadap niat beli ulang konsumen gitar elektrik di
Bandar lampung. Artinya, hipotesis dalam penelitian ini di terima. Hal ini
didasarkan pada penjelasan sebagai berikut:
1. Pembuktian dengan menggunakan uji t perbandingan thitung dengan tTabel
pada tingkat signifikan 95% adalah 1,984 yang artinya perbandingan thitung
dengan tTabel adalah 3,968 > 1,984,dengan demikian maka citra merek
berpengaruh secara signifikan terhadap niat beli ulang konsumen gitar
elektrik epiphone di bandar lampung.
2. Pembuktian kedua yang dilihat dari nilai signifikansi, yaitu hasil
signifikansi taraf 95% adalah 0,05. Kritrianya nilai sig. < 0,05 dan hasil
pengujian bernilai sig. 0,000 (<0,05). pernyataan ini mendukung
pembuktian pertama bahwa citra merek berpengaruh secara signifikan
49
5.2 Saran
Dari hasil penelitian ini, penulis menyampaikan saran sebagai berikut:
1. Hasil analisis data yang diperoleh dari penelitian menyebutkan bahwa
responden menanggapi netral pada pernyataan Citra Merek mengenai
bentuk gitar epiphone tergolong garang. Dengan tanggapan netral tersebut
menunjukkan bahwa konsumen merasa tidak yakin dengan hal tersebut.
Maka dari itu disarankan untuk konsumen agar mampu menyeleksi dalam
pembelian gitar sehingga untuk kategori bentuk garang tidak disarankan
untuk memilih gitar epiphone.
2. Hasil analisis pernyataan citra merek pada poin pernyataan 3, 8, dan 9
responden menjawab satuju dengan persentase merata yaitu 66%.
Pernytaan itu mencangkup pendapat bahwa gitar ephipone merupakan
gitar yang memiliki sound yang tebal, bentuk yang elegan dan dinilai tidak
mudah rusak. Dengan begitu jika konsumen memilih gitar epiphone untuk
digunakan maka sangat dianjurkan bagi yang menginginkan gitar yang
awet terutama untuk para pemula.
3. Pada kesimpulan penelitian ini memang dihasilkan hasil yang baik yaitu
terdapat pengaruh citra merek terhadap niat beli ulang konsumen.
Bagaimanapun variabel penelitian ini hanya bersifat mewakili dan tidak
menilai secara keseluruhan. Maka dari itu disarankan untuk konsumen
tetap meninjau serta mengevaluasi kemungkinan variabel lain yang dinilai
DAFTAR PUSTAKA
Aaker dan Day, (1998). Metode Statiska Untuk Menarik Kesimpulan, Edisi lima, Jakarta
Albert J Della Bitta, & David L Loudon, 1991. Consumer behaviour(4 th ed). New Jersey
American Marketing Association, 2003. Perilaku Konsumen dan Implikasi Dalam. Strategi Pemasaran. Terjemahan Nugroho Setiadi J. Jakarta
Dodds, William B, Kent B. Monroe, and Dhruv Grewal, 1991. Effects of price, Brand, and Store Information on Buyer’s Product Evaluations, Journal
of Marketing Research, P: 307-309.
Fandy Tjiptono, 2008. Strategi Pemasaran. Yogyakarta
Ferdinand, A. T. 2006. Metode Penelitian Manajemen, Semarang
Henry Simamora. 2003. Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis. Jakarta : Salemba empat.
Keller, Kevin L. 1998. Strategic Brand management: Building, Measuring, and Managing Brand Equity. New Jersey: Prentice Hall.
Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran, Jilid 1 dan 2 (Terjemahan Benjamin)
Kotler, Philip, 2003. Marketing management. 11 th edition/international edition pretice hall. New jersey
Kartajaya,Hermawan. 2005. Marketing in Venus. Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran, Edisi Kesebelas. Jakarta : PT Indek Kelompok Gramedia.
Kotler, Philip dan Gary Amstrong, 2008. Dasar-Dasar Pemasaran, Edisi Keduabelas, Jakarta : PT Indek Kelompok Gramedia.
51
Kinnear, Thomas C, dan Taylor, james R. 1995. Riset Pemasaran, Pendekatan terpadu. Terjemahan. (Edisi Ketiga). Jakarta : Erlangga
Kinnear, Thomas C, dan Taylor, James R. 1998. Riset Pemasaran, Edisi tiga. Jakarta : Erlangga.
Oliver,R. L 1999. Whence Consumer Loyalty. Journal Marketing
Stanton, William J. 2001. Prinsip-Prinsip Pemasaran, Jilid 1, Cetakan Ketujuh. Jakarta : Erlangga