• Tidak ada hasil yang ditemukan

EKSPERIMEN PEMBERIAN KUIS SETIAP AKHIR TATAP MUKA DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EKSPERIMEN PEMBERIAN KUIS SETIAP AKHIR TATAP MUKA DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

Dien Aplianty Salam, 2013

E K S P E R I M E N P E M B E R I A N K U I S S E T I A P A K H I R T A T A P M U K A

D A L A M M E N I N G K A T K A N H A S I L B E L A J A R S I S W A

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

EKSPERIMEN PEMBERIAN KUIS

SETIAP AKHIR TATAP MUKA

DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

SKRIPSI

Diajukan unt uk Mem enuhi S ebagi an dari S yarat Memperol eh Gel ar S arj ana Pendidikan Teknik Arsit ekt ur

J urus an P endidikan Teknik Arsit ekt ur FP TK UP I

Oleh

Dien Aplianty Salam

0905819

JURUS AN PENDI DIKAN TE KNI K ARSITEKT UR FAKULTAS PE NDI DI KAN TE KNOLO GI DAN KEJURUAN

(2)

Dien Aplianty Salam, 2013

E K S P E R I M E N P E M B E R I A N K U I S S E T I A P A K H I R T A T A P M U K A

D A L A M M E N I N G K A T K A N H A S I L B E L A J A R S I S W A

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

EKSPERIMEN PEMBERIAN KUIS

SETIAP AKHIR TATAP MUKA

DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Oleh

Dien Aplianty Salam

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

© Dien Aplianty Salam 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

Dien Aplianty Salam, 2013

E K S P E R I M E N P E M B E R I A N K U I S S E T I A P A K H I R T A T A P M U K A

D A L A M M E N I N G K A T K A N H A S I L B E L A J A R S I S W A

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PERSETUJUAN

Bandung, Agustus 2013

Diajukan Kepada Dewan Penguji

Sidang Sarjana Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur FPTK Universitas Pendidikan Indonesia

Pembimbing I,

Lilis Widaningsih, S.Pd., M.T

NIP. 19711022 199802 2 001

dan Pembimbing II,

Nuryanto, S.Pd., M.T

NIP. 19760513 200604 1 010

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur FPTK UPI

Dra. RR. Tjahyani Busono, M.T

(4)

Dien Aplianty Salam, 2013

E K S P E R I M E N P E M B E R I A N K U I S S E T I A P A K H I R T A T A P M U K A

D A L A M M E N I N G K A T K A N H A S I L B E L A J A R S I S W A

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Penelitian ini dilatar belakangi oleh kebiasaan dalam interaksi kegiatan belajar mengajar siswa yang kurang ditunjang dengan konsentrasi siswa secara penuh dalam mengikuti proses pembelajaran. Hal ini akan semakin berdampak buruk apabila siswa mempunyai kebiasaan menunda pengerjaan tugas yang akhirnya kurang baik pada pencapaian nilai (hasil belajar) seperti tidak tercapainya nilai KKM. Bagi siswa SMK, pencapaian nilai merupakan suatu gambaran kemampuan yang dimiliki oleh siswa dan itu akan berpengaruh pada kesiapan siswa lulusan SMK untuk memasuki dunia kerja serta memiliki daya saing yang sesuai dengan bidang yang ditekuni.

Pemberian kuis setiap akhir tatap muka bisa menjadi dorongan bagi siswa agar lebih fokus dan giat dalam belajar sehingga pelaksanaan proses pembelajaran berlangsung lebih kondusif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pemberian kuis setiap akhir tatap muka bisa meningkatkan hasil belajar siswa.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian eksperimen dengan bentuk Pretest Posttest Control Group Design sehingga pengambilan data pada penelitian ini menggunakan tes pretest dan posttest. Selanjutnya pengolahan data dilakukan dengan menggunakan perhitungan statistik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kuis setiap akhir tatap muka lebih unggul dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa berdasarkan hasil perhitungan statistik yang membuktikan adanya peningkatan hasil belajar yang lebih baik dan dinilai lebih efektif karena menciptakan iklim belajar yang mendukung tercapainya tujuan pembelajaran.

(5)

Dien Aplianty Salam, 2013

E K S P E R I M E N P E M B E R I A N K U I S S E T I A P A K H I R T A T A P M U K A

D A L A M M E N I N G K A T K A N H A S I L B E L A J A R S I S W A

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT students in full in following the process of learning. This will increasing be bad if the students had the habit of delaying work on task that end up less well on achieving value (learning outcomes) as it does not reach the value of KKM. For students of SMK, the achievement of value is a description of the capabilities possessed by students and it will affect the readiness of the students of SMK graduates to enter the workforce and competitiveness in accordance with the intense fields. Administering quizzes every end of meeting encouragement of students to be more focused and proactive in learning so that the implementation of learning process takes place more conducive. This research aims to find out wheather administering quizzes each end of meeting can improve student learning outcomes. The results show that administering quizzes each end of meeting is superior in an attamp to improve student learning outcomes that prove the existence of an increase in a better learning results and assessed more effectively because it creates a climate of learning that supports the achievement of learning objectives.

(6)

Dien Aplianty Salam, 2013

E K S P E R I M E N P E M B E R I A N K U I S S E T I A P A K H I R T A T A P M U K A

D A L A M M E N I N G K A T K A N H A S I L B E L A J A R S I S W A

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

B. Identifikasi Masalah 4

C. Pembatasan Masalah 4

D. Rumusan Masalah 5

E. Penjelasan Istilah dalam Judul 5

F. Tujuan Penelitian 6

G. Manfaat Penelitian 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 8

A. Tinjauan Pustaka 8

1. Pendekatan Pembelajaran 8

2. Kuis 9

3. Hasil Belajar 15

4. Mata Diklat RAB dan RKS 18

B. Anggapan Dasar 18

C. Hipotesis Penelitian 19

BAB III PROSEDUR PENELITIAN 20

A. Metode Penelitian 20

(7)

Dien Aplianty Salam, 2013

E K S P E R I M E N P E M B E R I A N K U I S S E T I A P A K H I R T A T A P M U K A

D A L A M M E N I N G K A T K A N H A S I L B E L A J A R S I S W A

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Variabel dan Paradigma Penelitian 22

D. Data dan Sumber 24

E. Populasi dan Sampel 24

F. Instrumen Penelitian 25

G. Teknik Analisis data 33

BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 38

A. Hasil Penelitian 38

B. Pembahasan 48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 54

A. Kesimpulan 54

B. Saran 54

(8)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan kejuruan yang lebih dikenal dengan Sekolah Menengah Kejuruan

(SMK), lebih diposisikan sebagai komponen penting dalam dunia pendidikan

Indonesia yang dipersiapkan untuk memenuhi kebutuhan Sumber Daya Manusia

(SDM) menengah yang siap pakai. Dalam kegiatan belajar mengajar, peserta

didik dibina dan dibekali pengetahuan serta kemampuan praktis dengan sasaran

mencetak lulusan yang siap terjun ke dunia kerja dan memiliki daya saing sesuai

dengan bidang keahlian yang ditekuni. Pada gilirannya nanti, SMK akan

memiliki andil dalam perkembangan pembangunan dan kemajuan industri di

Indonesia.

Sebagai langkah antisipatif akan peningkatan kebutuhan Sumber Daya

Manusia (SDM) dengan berbagai tuntutan keahlian, sistem pendidikan dalam

pelaksanaannya senantiasa bergerak dinamis disesuaikan dengan tuntutan

kebutuhan lapangan kerja agar mampu menghasilkan sumber daya manusia

yang benar-benar memiliki kompetensi dibidangnya. Hal ini diupayakan melalui

berbagai cara, salah satunya adalah penyempurnaan kurikulum yang bertujuan

untuk menghasilkan tamatan sekolah menengah kejuruan yang mampu terjun

langsung ke dunia kerja secara professional baik sebagai tenaga mandiri maupun

(9)

Dien Aplianty Salam, 2013

E K S P E R I M E N P E M B E R I A N K U I S S E T I A P A K H I R T A T A P M U K A

D A L A M M E N I N G K A T K A N H A S I L B E L A J A R S I S W A

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Salah satu indikator yang menggambarkan kemampuan siswa sebagai modal

untuk terjun ke dunia kerja adalah hasil belajar yang mencapai ketuntasan dalam

setiap mata pelajaran yang ditetapkan. Ketuntasan belajar dapat diartikan sebagai

bentuk kemampuan siswa dalam menguasai bahan ajar yang dipelajari secara

penuh. Sementara itu, Sadirman A. M (1985:167) mengemukakan bahwa “belajar

tuntas adalah suatu sistem belajar yang mengharapkan sebagian besar siswa dapat

menguasai tujuan instruksional umum (basic learning objectives) dari suatu

satuan atau unit pelajaran secara tuntas. Ketuntasan peserta didik ini diukur

dengan tercapainya Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang harus diraih oleh

siswa.

Dalam pelaksanaannya, pencapaian KKM tidak dapat diraih oleh seluruh

siswa dengan baik. Hal ini dikarenakan adanya kebiasaan dalam interaksi

kegiatan belajar mengajar siswa yang kurang ditunjang dengan konsentrasi siswa

secara penuh dalam mengikuti proses pembelajaran. Disamping itu, situasi

seperti ini akan semakin berdampak buruk apabila siswa mempunyai kebiasaan

menunda pengerjaan tugas yang akhirnya kurang baik pada pencapaian nilai

(hasil belajar) banyak siswa sering menunda pekerjaan sampai akhirnya

penyerahan tugas melampaui batas waktu yang telah ditentukan sebelumnya.

Kebiasaan siswa menunda pekerjaan seperti ini pada akhirnya membuat siswa

tidak bisa menyelesaikan tugas tepat waktu karena harus memahami dan

menyelesaikan tugas satu semester dengan waktu singkat sebelum pengumpulan

(10)

Dien Aplianty Salam, 2013

E K S P E R I M E N P E M B E R I A N K U I S S E T I A P A K H I R T A T A P M U K A

D A L A M M E N I N G K A T K A N H A S I L B E L A J A R S I S W A

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pencapaian nilai yang kurang memuaskan bahkan tidak mencapai KKM

sebagaimana semestinya. Kejadian ini seringkali terjadi hampir disetiap mata

pelajaran. Untuk mengubah kebiasaan siswa yang kurang baik ini, perlu

dilakukannya suatu pendekatan dalam pembelajaran sebagai upaya untuk

membuat siswa terpacu agar lebih giat dalam melaksanakan kegiatan belajar

mengajar sehingga siswa bisa memahami dan menyelesaikan tugasnya dari setiap

materi yang dipelajari dengan baik.

Dalam suatu proses edukatif, dibutuhkan suatu situasi yang memungkinkan

proses belajar-mengajar berjalan dengan baik. Salah satu proses belajar mengajar

tersebut adalah adanya penilaian yang sering dinamakan dengan tes. Tes selain

sebagai alat penilaian, juga dapat berperan sebagai alat untuk meningkatkan

motivasi belajar siswa. Artinya, siswa akan belajar lebih giat apabila ia

mengetahui akan dilakukannya sebuah tes. Tes ini umumnya dilakukan secara

berkesinambungan setiap kompetensi dasar selesai terlaksana. Dalam penelitian

ini, akan diterapkan sebuah perlakuan dimana frekuensi tes ini dilakukan lebih

sering, yaitu setiap akhir tatap muka guna menyikapi kebiasaan siswa yang sering

menunda pekerjaan. Tes yang dilakukan dalam penelitian ini dinamakan kuis.

Menurut kamus bahasa Indonesia, kuis adalah ujian lisan atau tertulis yang

singkat.

Bertitik tolak dari uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan

(11)

Dien Aplianty Salam, 2013

E K S P E R I M E N P E M B E R I A N K U I S S E T I A P A K H I R T A T A P M U K A

D A L A M M E N I N G K A T K A N H A S I L B E L A J A R S I S W A

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

belajar siswa. Maka penelitian ini diberi judul “Eksperimen Pemberian Kuis

Setiap Akhir Tatap Muka Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka dapat

diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

1. Kebiasaan siswa menunda pekerjaan yang berdampak pada pengerjaan

tugas yang kurang maksimal

2. Dalam pencapaian nilai masih kurang memuaskan karena banyak siswa

yang tidak memenuhi KKM.

C. Pembatasan Masalah

Banyak faktor yang dapat dikaji dan ditindaklanjuti dalam penelitian ini.

Namun karena luasnya bidang cakupan serta adanya berbagai keterbatasan yang

ada baik waktu, dana, maupun jangkauan penulis sehingga dalam penelitian ini

dilakukan pembatasan masalah sebagai berikut:

1. Penelitian dilakukan pada siswa Program Studi Keahlian Teknik Bangunan

SMK Negeri 6 Bandung

2. Siswa kelas XI Kompetensi Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMKN 6

Bandung.

3. Mata diklat yang diuji pada penelitian ini adalah Rencana Anggaran Biaya

(12)

Dien Aplianty Salam, 2013

E K S P E R I M E N P E M B E R I A N K U I S S E T I A P A K H I R T A T A P M U K A

D A L A M M E N I N G K A T K A N H A S I L B E L A J A R S I S W A

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Hasil belajar merupakan nilai kognitif.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah serta pembatasan

masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat dirumuskan masalah

penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana hasil belajar siswa dengan menerapkan pemberian kuis setiap

akhir tatap muka?

2. Bagaimana hasil belajar siswa yang tidak menerapkan pemberian kuis

setiap akhir tatap muka?

3. Adakah perbedaan peningkatan hasil belajar antara siswa yang belajar

dengan pemberian kuis setiap akhir tatap muka dengan siswa yang tidak

diberikan kuis setiap akhir tatap muka?

E. Penjelasan Istilah dalam Judul

1. Eksperimen

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, eksperimen adalah percobaan

yang bersistem dan berencana (untuk membuktikan kebenaran suatu teori

dsb). Dalam penelitian ini eksperimen yang dimaksud adalah perlakuan

pada dua kelas sampel dimana salah satu kelas diberikan perlakuan

khusus berupa pemberian kuis setiap akhir tatap muka.

(13)

Dien Aplianty Salam, 2013

E K S P E R I M E N P E M B E R I A N K U I S S E T I A P A K H I R T A T A P M U K A

D A L A M M E N I N G K A T K A N H A S I L B E L A J A R S I S W A

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kuis adalah ujian lisan atau

tertulis yang singkat.

3. Mata diklat RAB

Mata diklat Rencana Anggaran Biaya (RAB) merupakan mata diklat yang

mempelajari mengenai perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan

untuk bahan, upah serta biaya-biaya lain yang diperlukan dalam

pelaksanaan pembangunan. Mata diklat ini merupakan mata diklat

kelompok produktif yang ada pada jurusan Teknik Gambar Bangunan di

SMK Negeri 6 Bandung.

4. Hasil belajar

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah

menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2004:22).

F. TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan penelitian penulis adalah:

1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diberikan kuis setiap akhir

tatap muka.

2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang tidak diberikan kuis setiap

(14)

Dien Aplianty Salam, 2013

E K S P E R I M E N P E M B E R I A N K U I S S E T I A P A K H I R T A T A P M U K A

D A L A M M E N I N G K A T K A N H A S I L B E L A J A R S I S W A

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Untuk mengetahui perbedaan peningkatan hasil belajar antara siswa yang

diberikan kuis setiap akhir tatap muka dengan siswa yang tidak diberikan

kuis setiap akhir tatap muka

G.MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi dunia pendidikan dari segi:

1. Teoritis

 Mengetahui tingkat pemahaman murid terhadap mata pelajaran yang

diberikan melalui pemberian kuis setiap akhir tatap muka

 Hasil penelitian ini diharapkan bisa digunakan sebagai literatur dalam

penelitian yang relevan di masa yang akan datang.

2. Praktis

 Bagi penulis, penelitian ini merupakan tambahan pengalaman untuk

lebih mengembangkan diri dan mendalami pengetahuan dalam bidang

pendidikan juga untuk mengembangkan cakrawala wawasan berpikir

khususnya dalam memecahkan masalah-masalah yang ada

hubungannya dengan hasil belajar siswa.

 Bagi pembaca, penelitian ini dapat memberikan informasi secara

tertulis mengenai pemberian kuis setiap akhir tatap muka

(15)

20

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode Penelitian Pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk

mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan

dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan

untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang

pendidikan. (Sugiyono, 2011:6)

Penelitian yang berjudul “Eksperimen Pemberian Kuis setiap Akhir Tatap

Muka Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa” ini menggunakan metode

penelitian eksperimen dengan bentuk Pretest-Posttest Control Group Design yaitu

penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh dari suatu perlakuan tertentu

dimana sampel yang digunakan pada penelitian ini dibagi kedalam dua kelompok

(kelompok eksperimen dan kelompok kontrol) yang diambil secara random dari

populasi tertentu. Kelompok eksperimen akan diberikan perlakuan berupa

pemberian kuis setiap akhir tatap muka sementara kelompok kontrol tidak akan

diberikan perlakuan. Untuk mengetahui keadaan awal sampel, sebelum dilakukan

ekperimen kedua kelompok sampel akan diberikan pretest terlebih dahulu. Setelah

itu perlakuan akan diberikan kepada kelompok ekperimen yang selanjutnya untuk

mengetahui adanya perbedaan setelah diberikan perlakuan, maka kedua kelompok

sampel akan diberikan posttest. Metode penelitian tersebut dapat dilihat pada tabel

(16)

21

Tabel 3.1

Pretest-Posttest Kontrol Group Design

Kelompok Pretest Perlakuan Posttest

Eksperimen O1 X O2

Kontrol O3 - O4

Sugiyono (2011:112)

Keterangan:

O1 = Keadaan awal kelompok eksperimen

O2 = Hasil belajar kelompok eksperimen

O3 = Keadaan awal kelompok kontrol

O4 = Hasil belajar kelompok kontrol

X = Pemberian kuis setiap akhir tatap muka.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 6 Bandung

yang berlokasi di Jalan Soekarno Hatta (Riung Bandung) dan memiliki Jurusan

(17)

22

C. Variabel dan Paradigma Penelitian

1. Variabel penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek

atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Dalam penelitian “Eksperimen Pemberian Kuis setiap Akhir Tatap Muka

Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa” terdapat dua variabel, yaitu variabel

pemberian kuis sebagai variabel independen dan hasil belajar siswa sebagai

variabel dependen.

2. Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian adalah pola pikir yang menunjukkan hubungan antara

variabel yang akan diteliti, sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan

(18)
(19)

24

D. Data dan Sumber Penelitian

Data merupakan bahan yang dibutuhkan untuk membuktikan suatu

penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data berupa angka

atau nilai yang bersumber dari penilaian pretest dan posttest yang diberikan pada

kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Untuk memperoleh data, penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan

data dengan metode tes. Tujuannya adalah untuk mengetahui dampak dari

penerapan pemberian kuis setiap akhir tatap muka. Metode tes ini dilakukan

untuk mendapatkan skor kemampuan siswa setelah diadakan pembelajaran.

Sumber data berupa nilai hasil pemberian pretest dan posttest ketika eksperimen

dan hasil pengamatan observer saat dikelas.

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2010:173).

Maka, populasi untuk penelitian ini adalah siswa program keahlian Teknik

Gambar Bangunan SMK Negeri 6 Bandung yang sedang mengikuti mata

diklat RAB & RKS, yaitu kelas XI TGB 1, XI TGB 2 dan XI TGB 3 yang

berjumlah 91 siswa.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto,

(20)

25

akan diteliti dan kesimpulan dari apa yang digunakan untuk sampel tersebut

dapat diberlakukan untuk populasi.

Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel menggunakan teknik

sampel random atau sampel acak yaitu pemilihan sampel secara acak tanpa

memerhatikan strata dan memberikan peluang kepada setiap subjek untuk

terpilih menjadi sampel. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah

sampel kelompok dimana terdapat 2 kelompok sampel, yaitu kelompok

eksperimen (27 siswa) dan kelompok kontrol (33 siswa).

F. Instrumen Penelitian

Meneliti sama halnya dengan melakukan pengukuran, maka harus ada alat

ukur yang baik. Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode tes

dimana alat ukur atau instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini

berupa tes. Tes merupakan serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang

digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan

atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2010:193).

Tes merupakan suatu teknik pengukuran dengan menggunakan instrumen

standar yang menghasilkan data hasil pengukuran berupa angka-angka. Pada

penelitian ini perangkat tes tersebut adalah preteset yang diberikan pada awal

pembelajaran dan posttest yang diberikan pada akhir pembelajaran siswa, baik

kelas eksperimen maupun kelas kontrol.

Penyusunan instrumen tes ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai

(21)

26

a. Membuat kisi-kisi soal tes tulis siswa

b. Menyusun soal tes berdasarkan kisi-kisi dan membuat kunci jawaban serta

penskoran

1. Analisis Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan

atau kesahihan suatu instrumen. Dengan demikian, suatu instrument yang

sahih atau valid memiliki validitas tinggi (Arikunto 2010:211)

Pengujian validitas instrument pada penelitian ini menggunakan validitas

setiap butir tes yang dapat dihitung menggunakan teknis analisis Point

Biserial yang dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut:

(Arikunto, 2012:93)

Dimana:

rpbis = Indeks point biserial

Mp = Mean (rata-rata) skor yang dijawab betul oleh peserta tes

pada butir soal yang sedang dicari korelasinya dengan tes

secara keseluruhan

Mt = mean (rata-rata) skor yang dijawab salah oleh peserta tes

pada butir soal yang sedang dicari korelasinya dengan tes

secara keseluruhan

(22)

27

p = proporsi peserta tes yang menjawab betul terhadap butir soal

yang sedang diuji validitasnya

q = proporsi peserta tes yang menjawab salah terhadap butir soal

yang sedang diuji validitasnya

Setelah validitas diketahui, maka r hitung dapat diinterpretasikan kedalam

beberapa kategori yang mengacu pada pengklasifikasian validitas sebagai

berikut:

Tabel 3.3 Interpretasi Nilai r

Besarnya Nilai r Interpretasi

Antara 0.800 sampai dengan 1.000 Tinggi

Antara 0.600 sampai dengan 0.800 Cukup

Antara 0.400 sampai dengan 0.600 Agak Rendah

Antara 0.200 sampai dengan 0.400 Rendah

Antara 0.000 sampai dengan 0.200 Sangat Rendah

(Arikunto, 2010:75)

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan Microsoft Excel,

validitas interpretasi untuk masing-masing butir soal sebagai berikut:

Tabel 3.4

Hasil Perhitungan Validitas dan Interpretasi Butir Soal

Butir Soal Interpretasi

1 0.216 Rendah

2 0.426 Sedang

3 0.517 Sedang

4 0.348 Rendah

(23)

Dien Aplianty Salam, 2013

E K S P E R I M E N P E M B E R I A N K U I S S E T I A P A K H I R T A T A P M U K A

D A L A M M E N I N G K A T K A N H A S I L B E L A J A R S I S W A

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6 0.360 Rendah

7 0.176 Sangat Rendah

8 0.270 Rendah

9 0.371 Rendah

10 0.216 Rendah

11 0.465 Sedang

12 0.481 Sedang

13 0.426 Sedang

14 0.176 Sangat Rendah

15 0.046 Sangat Rendah

16 0.848 Sangat Tinggi

17 0.721 Tinggi

18 0.607 Tinggi

19 0.485 Sedang

20 0.550 Sedang

2. Analisis Reliabilitas

Suatu alat evaluasi dikatakan reliabel apabila hasil evaluasi tersebut tidak

berubah ketika digunakan untuk subjek yang berbeda. Setelah dilakukan uji

validitas, maka butir-butir soal yang valid dihitung koefisien reliabilitasnya.

Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menunjukkan reliabilitas suatu

instrument tes adalah rumus KR-20 yang ditunjukkan dengan rumus berikut

(24)

Dien Aplianty Salam, 2013

E K S P E R I M E N P E M B E R I A N K U I S S E T I A P A K H I R T A T A P M U K A

D A L A M M E N I N G K A T K A N H A S I L B E L A J A R S I S W A

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Sugiyono, 2012:359)

Dimana:

k = jumlah item dalam instrumen

= proporsi banyaknya subyek yang menjawab pada item 1 =

= varians total

Selanjutnya koefisien reliabilitas yang diperoleh akan diinterpretasikan

dengan menggunakan klasifikasi koefisien reliabilitas sebagai berikut:

Tabel 3.5 Kriteria Reliabilitas

Koefisien Korelasi Derajat Reliabilitas Sangat rendah

Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

(Arikunto, 2007:93)

Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh nilai reliabilitas instrument tes

ini adalah 0.705. Nilai ini termasuk kategori tinggi ( ) atau dengan

kata lain bahwa instrumen ini reliable. Oleh karena itu dapat disimpulkan

(25)

Dien Aplianty Salam, 2013

E K S P E R I M E N P E M B E R I A N K U I S S E T I A P A K H I R T A T A P M U K A

D A L A M M E N I N G K A T K A N H A S I L B E L A J A R S I S W A

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Analisis Daya Pembeda (DP)

Analisis daya pembeda adalah kemampuan soal untuk membedakan antara

siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang berkemampuan

rendah. (Arikunto, 2009:2011). Daya pembeda ini dapat dicari menggunakan

persamaan:

Keterangan:

Dp = Daya pembeda

Ja = Banyaknya peserta kelompok atas

Jb = Banyaknya peserta kelompok bawah

Ba = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan

benar

Bb = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan

benar

Pa = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar

Pb = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan

(26)

Dien Aplianty Salam, 2013

E K S P E R I M E N P E M B E R I A N K U I S S E T I A P A K H I R T A T A P M U K A

D A L A M M E N I N G K A T K A N H A S I L B E L A J A R S I S W A

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun klasifikasi daya pembeda adalah sebagai berikut:

Tabel 3.6 Klasifikasi Daya Pembeda

Berdasarkan persamaan tersebut, dengan analisa menggunakan Microsoft

Excel didapatkan hasil perhitungan sebagai berikut:

Tabel 3.7 Daya Pembeda Butir Soal

(27)

Dien Aplianty Salam, 2013

E K S P E R I M E N P E M B E R I A N K U I S S E T I A P A K H I R T A T A P M U K A

D A L A M M E N I N G K A T K A N H A S I L B E L A J A R S I S W A

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Analisis Indeks Kesukaran

Tes yang baik adalah tes yang memiliki taraf kesukaran tertentu. Taraf

kesukaran ini dapat dicari menggunakan persamaan berikut:

(Arikunto, 2012:223)

Dimana:

P = Derajat kesukaran

B = Banyak siswa yang menjawab soal itu dengan benar

Js = Jumlah seluruh siswa yang mengikuti tes

Adapun klasifikasi untuk tingkat kesukaran tersebut adalah sebagai

berikut:

Tabel 3.8 Indeks Kesukaran

Rentang Tingkat Kesukaran Kategori 0.01 < P 0.30 Sukar 0.30 < P 0.70 Sedang 0.70 < P 1.00 Mudah

(Arikunto, 2012:225)

Hasil uji coba menunjukkan bahwa dari 20 soal terdapat 13 soal yang

termasuk kategori mudah, 5 soal termasuk kategori sedang dan 2 soal

termasuk kedalam kategori sukar.

Berdasarkan keseluruhan analisis data skor siswa hasil uji coba instrument,

rangkuman dari hasil pengolahan data uji coba instrument yang diperoleh

(28)

Dien Aplianty Salam, 2013

E K S P E R I M E N P E M B E R I A N K U I S S E T I A P A K H I R T A T A P M U K A

D A L A M M E N I N G K A T K A N H A S I L B E L A J A R S I S W A

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.9 Hasil Pengolahan Data Uji Coba Instrumen

No Soal Validitas DP Tingkat Kesukaran

1 Rendah Buruk Mudah

16 Sangat Tinggi Sangat Baik Sedang

17 Tinggi Baik Sedang

diperoleh kemudian diinterpretasikan secara kuantitatif. Setelah memperoleh data,

penulis melakukan penganalisisan data dengan mengolah data hasil penelitian

(29)

Dien Aplianty Salam, 2013

E K S P E R I M E N P E M B E R I A N K U I S S E T I A P A K H I R T A T A P M U K A

D A L A M M E N I N G K A T K A N H A S I L B E L A J A R S I S W A

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Analisis data pada hasil tes ini dimaksud untuk mengetahui perbedaan

hasil belajar kelas eksperimen dengan kelas kontrol serta peningkatan hasil belajar

siswa dalam eksperimen pemberian kuiss setiap akhir tatap muka.

Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan

menggunakan perhitungan statistik diantaranya adalah:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh

berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas ini digunakan pada hasil

nilai kelompok eksperimen maupun kontrol baik hasil pretest maupun

posttest. Pada penelitian ini peneliti menggunakan perhitungan Chi

Kuadrat dengan rumus sebagai berikut:

Dengan dk = (K-3)

(Suprian, 2007:76)

Simbol Oi pada persamaan tersebut menunjukkan frekuensi hasil observasi

sedangkan symbol Ei pada persamaan tersebut menunjukkan frekuensi

yang diharapkan. Kriteria pengujian nilai chi kuadrar adalah sebagai

berikut:

a. Jika X2hitung X2tabel, maka data berdistribusi normal

(30)

Dien Aplianty Salam, 2013

E K S P E R I M E N P E M B E R I A N K U I S S E T I A P A K H I R T A T A P M U K A

D A L A M M E N I N G K A T K A N H A S I L B E L A J A R S I S W A

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui variansi antara data

kelompok kelas sampel dan kelas eksperimen. Rumus yang digunakan

adalah

Keterangan:

Vb = Varians (Sd) yang lebih besar

Vk = Varians (Sd) yang lebih kecil

Kriteria pengujian nilai homogenitas adalah sebagai berikut:

a. Jika Fhitung Ftabel, maka data homogen

b. Jika Fhitung > Ftabel, maka data tidak homogen

3. Uji Hipotesis

Uji hipotesis ini didapatkan dengan menggunakan rumus uji t (polled

varian) dengan persamaan:

(Sugiyono, 2011:273)

Dimana:

= mean sampel kelompok eksperimen

(31)

Dien Aplianty Salam, 2013

E K S P E R I M E N P E M B E R I A N K U I S S E T I A P A K H I R T A T A P M U K A

D A L A M M E N I N G K A T K A N H A S I L B E L A J A R S I S W A

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu n1 = jumlah anggota sampel kelompok eksperimen

n2 = jumlah anggota sampel kelompok kontrol

Kriteria penentuan keputusan uji t adalah:

a. Jika thitung < ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak

b. Jika thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima

4. Data Peningkatan Skor (Gain)

Gain yang dimaksud adalah gain yang ternormalisasi atau Normalized

Gain. Gain yang ternormalisasi ini adalah rasio antara aktual gain dengan

gain maksimal yang dicapai Untuk mengetahui besar peningkatan

digunakan rumus:

Keterangan:

g = gain skor ternormalisasi

Sf = skor post-test

Si = skor pre-test

Tingkat perolehan gain skor ternormalisasi diklasifikasikan kedalam tiga

(32)

Dien Aplianty Salam, 2013

E K S P E R I M E N P E M B E R I A N K U I S S E T I A P A K H I R T A T A P M U K A

D A L A M M E N I N G K A T K A N H A S I L B E L A J A R S I S W A

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.10

Kategori Normalized Gain

Gain Kriteria

Tinggi (g) > 0.7

Sedang 0.7 (g) 0.3

Rendah (g) < 0.3

Gain ini dipakai jika rata-rata hasil pretest kelas eksperimen dan kelas

kontrol berbeda. Jika rata-rata hasil pretest kelas eksperimen dan kelas

kontrol sama, maka gain hanya dipakai untuk menghitung kualitas

peningkatan rata-rata nilai kelas ekperimen jika diperoleh hasil posttest

(33)

54

Dien Aplianty Salam, 2013

E K S P E R I M E N P E M B E R I A N K U I S S E T I A P A K H I R T A T A P M U K A

D A L A M M E N I N G K A T K A N H A S I L B E L A J A R S I S W A

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data maka kesimpulan yang dapat

diambil dari penelitian ini adalah:

1. Hasil belajar siswa yang menggunakan pemberian tes setiap akhir tatap

muka tergolong kategori sedang.

2. Hasil belajar siswa yang tidak menggunakan pemberian tes setiap akhir

tatap muka tergolong kategori rendah.

3. Hasil belajar pada pemahaman kognitif kelas eksperimen dengan

memberian kuis setiap akhir tatap muka lebih baik daripada siswa kelas

kontrol yang tidak diberikan kuis setiap akhir tatap muka.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka penulis mengajukan

beberapa saran sebagai perbaikan dimasa mendatang yaitu:

1. Pemberian kuis setiap akhir tatap muka dapat dijadikan sebagai solusi atau

alternatif bagi guru dalam upaya peningkatan hasil belajar siswa.

2. Pemberian kuis setiap akhir tatap muka dapat digunakan sebagai cara

(34)

Dien Aplianty Salam, 2013

E K S P E R I M E N P E M B E R I A N K U I S S E T I A P A K H I R T A T A P M U K A

D A L A M M E N I N G K A T K A N H A S I L B E L A J A R S I S W A

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk mengembangkan penelitian ini

lebih luas dengan melakukan eksperimen pemberian kuis setiap akhir tatap

(35)

Dien Aplianty Salam, 2013

E K S P E R I M E N P E M B E R I A N K U I S S E T I A P A K H I R T A T A P M U K A

D A L A M M E N I N G K A T K A N H A S I L B E L A J A R S I S W A

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zaenal. (2009). Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung: Rosda.

Arikunto, Suharsimi. (2003). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2012). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Gulo, W. (2008). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo

Ibrahim, R. dan Syaodih, Nana. (2003). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Juwita, Ratna. (2012). Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-Based

Learning) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Standar Kompetensi

Mengolah Hasil Ternak Unggas di SMKN 2 Cilaku Cianjur. Skripsi S1 Prodi

Teknologi Agroindustri UPI Bandung: Tidak diterbitkan

Rohani, Ahmad. (2004). Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Saputra, Suprian A. (2007). Statistika. Bandung: tidak diterbitkan

Sardiman, A. M. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Sudjiono, Anas. (2007). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sugiyono. (2012). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI

Universitas Pendidikan Indonesia. (2010). Suplemen Pedoman Penulisan Skripsi. Bandung: UPI

Yusnanto, Dwi. (2010). Eksperimen Metode pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match

Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada mata Diklat Ilmu Statika Dan Tegangan

SMK Negeri 1 Sumedang. Skripsi S1 Prodi Pendidikan Teknik Arsitektur UPI

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.2 Paradigma penelitian
Gambar Bangunan SMK Negeri 6 Bandung yang sedang mengikuti mata
Tabel 3.4 Hasil Perhitungan Validitas dan Interpretasi Butir Soal
+6

Referensi

Dokumen terkait

Adapun tampilan menu biodata pelanggan pada aplikasi Microsoft visual studio tentang Sistem Keamanan Internet Speedy Pada Plsa Telkom Tanjungbalai yaitu sebagai berikut

Untuk memastikan bahwa yang diases tersebut benar-benar adalah kompetensi riil individu (peserta didik) tersebut, maka asesmen harus dilakukan secara (4) otentik

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan menulis pantun melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write (TTW) pada siswa

Hasil penelitian menyatakan bahwa ikan jelawat pada umur panen 6-10 bulan merupakan ikan dengan kadar asam amino dan protein yang optimal.. Kata kunci: Ikan Jelawat,

Pembelajaran mikro dilaksanakan pada waktu semester VI untuk memberikan bekal awal tentang pengetahuan dasar yang diperlukan pada praktik pengajaran mikro dan praktik

Pertanyaanya, pada saat kita berperilaku apakah perilaku kita lakukan karena dorongan dari dalam diri kita baik itu karena kebutuhan, kesadaran, maupun posisi

Strategi pemerintah Kota Yogyakarta dilakukan dengan upaya merevitalisasi kawasan di sekitar titik Nol Kilometer dengan tujuan untuk menjadikan kawasan titik Nol

Berdasarkan perhitungan kontribusi Pajak Daerah Kota Padang Panjang Pajak Daerah yang memberikan kontribusi rata-rata mulai dari yang terbesar terhadap PAD selama