DAFTAR PUSTAKA
Syahyunan. (2013). ManajemenKeuangan 1:Perencanaan, AnalisisdanPegendalian
Keuangan,EdisiKedua,Medan Sumatera Utara: USU Press. www.idx.com, LaporanKeuangan Bakrie Telecom (2015)
BAB III PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan
Tidak terlepas dari fungsinya, manajemen keuangan bisa diartikan sebagai
manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan. Fungsi bisa diartikan sebagai kegiatan
utama yang harus dilakukan.oleh mereka yang bertanggung jawab dalam
bidang-bidang tertentu. Oleh karena itu, dalam suatu perusahaan manajer keuangan adalah
pihak yang paling bertanggung jawab dalam mengelola keuangan organisasi atas
perusahaan.
B. Laporan Keuangan
1. Pengertian Laporan Keuangan
Menurut Syahyunan dalam buku Perencanaan, Analisis dan Pengendalian
Manajemen Keuangan 1 (2013:25), Laporan Keuangan adalah produk dari
manajemen dalam rangka mempertanggung-jawabkan penggunaan sumber daya dan
sumber dana yang dipercayakan kepadanya. Secara umum laporan ini menyediakan
informasi tentang posisi keuangan pada saat tertentu, kinerja dan arus kas dalam suatu
periode yang ditunjukkan bagi pengguna laporan keuangan diluar perusahaan untuk
Bagi para analisis, laporan keuangan merupakan media yang paling penting
untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan. Pada tahap pertama
seorang analisis tidak akan mampu melakukan pengamatan langsung ke suatu
perusahaan. Dan seandainya dilakukan, ia pun tidak akan banyak mengetahui tentang
situasi perusahaan. Oleh karena itu yang paling penting adalah media laporan
keuangan. Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan sarana informasi (screen)
bagi para analisis dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan dapat
menggambarkan posisi perusahaan, hasil usaha perusahaan dalam satu periode, dan
arus dana (cash) perusahaan dalam periode tertentu.
2. Jenis-Jenis Laporan Keuangan
Syahyunan dalam buku Perncanaan, Analisis dan Pengendalian Keuangan
(2013:26) Jenis laporan keuangan perusahaan yang utama menurut standar akuntansi
(SAK) hanya 3, yaitu:
a. Laporan Neraca (Posisi Keuangan)
Laporan ini menggambarkan posisi keuangan yang berupa aset, kewajiban,
b. Laporan Laba/Rugi
Syahyunan, (2013:30) Laporan laba/rugi adalah ringkasan mengenai
pendapatan dan beban (biaya) serta laba atau rugi yang diperoleh perusahaan selama
periode tertentu.
c. Laporan Arus Kas
Syahyunan (2013:33) Laporan arus kas merupakan penggambaran
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan kebutuhan
perusahaan dalam memanfaatkan dana tersebut, yang diklasifikasikan sebagai
aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
C. Rasio-Rasio Keuangan
1. Pengertian Rasio Keuangan
Syahyunan, (2013:91) Rasio keuangan merupakan analisis yang paling
popular untuk mengidentifikasi kondisi keuangan dan kinerja keuangan perusahaan.
Pada dasarnya untuk melakukan penhitungan rasio keuangan suatu perusahaan
diperlukan angka-angka yang ada dalam neraca saja, dalam laporan laba rugi saja
atau kombinasi diantara keduanya.
Disebut rasio karna pada dasarnya adalah membandingkan (membagi) antara
lebih dapat menjelaskan makna suatu angka yang ada di laporan keuangan
dibandingkan dengan hanya melihat angka tersebut dengan begitu saja.
3. Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan
Syahyunan, (2013:92) Analisis rasio memiliki beberapa kelemahan atau
keterbatasan yang harus disadari sewaktu penggunaannya. Adapun keterbatasan
analisis rasio adalah:
43.Kesulitan dalam mengidentifikasi kategori industri dari perusahaan yang
dianalisis apabila perusahaan tersebut bergerak dibeberapa bidang usaha.
44.Perbedaan metode akuntansi akan menghasilkan perhitungan yang berbeda.
45.Rasio keuangan disusun dari data akuntansi dan data tersebut dipengaruhi
oleh cara penafsiran yang berbeda bahkan bias merupakan hasil manipulasi.
46.Informasi rata-rata industri adalah data umum dan hanya merupakan
perkiraan.
4. Jenis-Jenis Rasio Keuangan
Syahyunan (2013:92) penggolongan rasio dalam buku ini sebaiknya dilihat
sebagai cara pembahasan saja, sebab memang terdapat variasi dalam penggolongan
a. Rasio Liquiditas
Rasio liquiditas merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat
waktu.
1. Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio lancar menunjukkan kemampuan suatu perusahaan memenuhi
kewajiban keuangannya yang segera harus dibayar dengan memakai hutang lancar.
Rasio lancar yang ideal adalah 100%
2. Rasio Cepat (Quick Ratio)
Dengan rasio cepat berarti liquiditas perusahaan diukur dengan menggunakan
unsur-unsur aktiva lancar yang liquid, dengan cara tidak mempertimbangkan yang
kurang liquid seperti persediaan. Rasio cepat yang ideal adalah 100%.
3. Rasio Kas (Cash Ratio)
Rasio ini menunjukkan porsi jumlah kas dibandingkan dengan total aktiva
rasio lancar. Rasio kas yang ideal adalah 100%.
b. Rasio Aktivitas
Rasio Ini digunakan untuk mengetahui seberapa efektif manajemen
perusahaan menggunakan aktiva yang dimilikinya dalam melaksanakan kegiatan
perusahaan.
1. Total Assets Turnover
Merupakan perbandingan antara pendapatan dengan jumlah aktiva.
Kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam satu
periode tertentu atau kemampuan modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan
Revenue. Total Assets Turnover yang ideal yaitu 200%.
2. Receivable Turnover
Merupakan perbandingan antara pendapatan dengan piutang rata-rata.
Kemampuan piutang berputar dalam satu periode tertentu. Receivable turnover yang
ideal yaitu 200%.
c. Rasio Profatibilitas
Rasio profitabilitas digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba atau seberapa efektif pengelolaan perusahaan oleh
manajemen.
Pengembalian/Imbalan atas Investasi (Return On Investment - ROI)
Yaitu perbandingan antara laba dan biaya setelah bunga dan pajak (Laba
Bersih/EAT) dengan total aktiva perusahaan. Return on investment yang baik adalah
200%.
Rasio leverage digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam
melunasi seluruh utang-utangnya atau dengan kata lain rasio ini dapat pula digunakan
untuk mengetahui bagaimana perusahaan dalam mendanai kegiatan usahanya apakah
lebih banyak menggunakan utang atau ekuitas.
1. Rasio Hutang (Debt Ratio)
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menjamin hutangnya
dengan jumlah aktiva yang dimiliki.
2. Rasio Hutang Terhadap Ekuitas (Totall Debt To Equity Ratio)
Rasio ini menunjukkan hubungan antara jumlah utang jangka panjang dengan
jumlah modal sendiri yang diberikan oleh pemilik perusahaan, guna mengetahui
financial leverage perusahaan.
D. Penyajian Laporan Keuangan
Laporan keuangan disajikan dengan maksud untuk melihat kondisi keuangan
Adapun kondisi kegiatan, perkembangan dan kemorosotan pada PT Bakrie
Telecom Tbk dilihat dari laporan keuangan selama dua tahun berturut-turut yang
meliputi Laporan Neraca, Laporan Penerima Dana dan Laporan Pengeluaran Dana
2011-2012 dan 2013-2014.
Adapun Laporan Neraca, Laporan Penerimaan dan Laporan Pengeluaran Dana
E. Analisis Rasio Keuangan
Berdasarkan pengertian dan penggolongan rasio keuangan, dapat dianalisis
beberapa rasio keuangan untuk melihat tingkat perkembangan seluruh aktivitas
perusahaan.
1. Rasio Liquiditas.
Rasio ini dianalisis untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu.
a. Rasio Lancar (Current Ratio)
═ 33,30%
═ 26,75%
Berdasarkan perhitungan rasio lancar pada tahun 2011, perusahaan mampu
2012, perusahaan mampu menjamin setiap hutang lancar dengan 26,75% aktiva
lancar. Hal ini berarti, kemampuan perusahaan dalam mengembalikan hutang lancar
dengan jaminan aktiva lancar mengalami penurunan pada tahun 2012.
═ 8,94%
═ 2,51%
Berdasarkan perhitungan rasio lancer pada tahun 2013, perusahaan mampu
menjamin setiap hutang lancar dengan 8,94% aktiva lancar. Sedangkan pada tahun
2014, perusahaan mampu menjamin setiap hutang lancar dengan 2,51% aktiva lancar.
Hal ini berarti, kemampuan perusahaan dalam mengembalikan hutang lancar dengan
jaminan aktiva lancar mengalami penurunan pada tahun 2014.
b. Rasio Cepat (Quick Ratio)
═ 31,50%
═ 26,43%
Berdasarkan perhitungan rasio cepat pada tahun 2011, perusahaan mampu
menjamin setiap hutang lancar dengan 31,50% aktiva lancar. Sedangkan pada tahun
2012, perusahaan mampu menjamin hutang lancar perusahaan dengan 26,43% aktiva
lancar. Hal ini berarti, kemampuan perusahaan dalam mengangsur setiap rupiah
hutang dengan jaminan aktiva lancar tanpa persediaan menurun pada tahun 2012.
=8,37%
═ 2,34%
Berdasarkan perhitungan rasio cepat pada tahun 2013, perusahaan mampu
menjamin setiap hutang lancar dengan 8,37% aktiva lancar. Sedangkan pada tahun
lancar. Hal ini berarti, kemampuan perusahaan dalam mengangsur setiap rupiah
hutang dengan jaminan aktiva lancar tanpa persediaan menurun pada tahun 2014.
c. Rasio Kas (Cash Ratio)
═ 17,11%
═ 33,86%
Berdasarakan hitungan rasio kas pada tahun 2012 terjadi peningkatan rasio.
Rasio kas pada tahun yang dianalisis belum memenuhi syarat untuk perusahaan,
karena rasio kas yang baik yaitu 100%, sebaiknya perusahaan menghindari hutang
lancar berlebihan agar perusahaan menjadi liquid.
═ 10,62%
Berdasarakan hitungan rasio kas pada tahun 2014 terjadi peningkatan rasio.
Rasio kas pada tahun yang dianalisis belum memenuhi syarat untuk perusahaan,
karena rasio kas yang baik yaitu 100%, sebaiknya perusahaan menghindari hutang
lancar berlebihan agar perusahaan menjadi liquid.
Tabel 3.9 Rasio Liquiditas Akhir Tahun 2011 dan 2012 No
Rasio-Rasio Liquiditas 2011 2012 Perbandingan
Dari ketiga komponen rasio liquiditas tersebut, maka secara umum dapat
dikatakan bahwa kondisi perusahaan tersebut dalam keadaan tidak liquid, hanya rasio
kas yang mengalami keanikan sebesar 16,75%. artinya perusahaan tidak mampu
memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva
lancar yang dimiliki perusahaan. Disamping itu, juga ada penurunan rasio liquiditas
pada tahun 2012 jika dibandingkan dengan tahun 2011 terkecuali rasio kas yng
mengalami kenaikan sebesar 16,75% dari tahun 2011.
Tabel 3.10 Rasio Liquiditas Akhir Tahun 2013 dan 2014 No
Rasio-Rasio Liquiditas 2013 2014 Perbandingan
1 Rasio Lancar (Current Ratio) 8,94% 2,51% 6,43% (-) 2 Rasio Cepat (Quick Ratio) 8,37% 2,34% 6,03% (-) 3 Rasio Kas (Cash Ratio) 9,72% 10,62% 0,9 (-) Sumber: Data diolah oleh penulis (2015)
Dari ketiga komponen rasio liquiditas tersebut, maka secara umum dapat
perusahaan tidak mampu memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya dengan
menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. Disamping itu, ada perbaikan
rasio kas di tahun 2014 dibandingkan pada tahun 2013.
2. Rasio Aktivitas
Rasio ini digunakan untuk mengukur efektif tidaknya perusahaan dalam
menggunakan dan mengendalikan sumber-sumber yang dimiliki oleh perusahaan.
a. Total Asset Turnover
═ 0,26 kali
═ 0,32 kali
Berdasarkan perhitungan total asset turnover, pada tahun 2011 menghasilkan
total asset turnover 0,26 kali dan tahun 2012 menghasilkan total asset turnover 0,32 kali. Pada tahun 2011 total asset turnover lebih rendah dibandingkan pada tahun
═ 0,26 kali
═ 0,19 kali
Berdasarkan perhitungan total asset turnover, pada tahun 2013 menghasilkan
total asset turnover 0,26 kali dan tahun 2014 menghasilkan total asset turnover 0,19 kali. Pada tahun 2013 total asset turnover lebih tinggi dibandingkan pada tahun 2014
dari total aktiva yang dimiliki perusahaan.
b. Receivable Turnonver
═ 30,08 kali
Berdasarkan perhitungan receivable turnover pada tahun 2011 perusahaan
mampu menghasilkan pendapatan sebesar 30,08 kali dari piutang rata-rata dan pada
tahun 2012 perusahaan mampu menghasilkan 28 kali dari piutang rata-rata. Artinya,
terjadi penurunan pada tahun 2012 sebesar 2,08 kali daripada tahun 2011 dan
perusahaan tidak cukup efektif dalam menggunakan sumber-sumber perusahaan.
═ 31,67 kali
═ 27,20 kali
Berdasarkan perhitungan receivable turnover pada tahun 2013 perusahaan
mampu menghasilkan pendapatan sebesar 31,67 kali dari piutang rata-rata dan pada
tahun 2014 perusahaan mampu menghasilkan 27,20 kali dari piutang rata-rata.
Artinya, terjadi penurunan pada tahun 2014 sebesar 4,47 kali daripada tahun 2013
dan perusahaan tidak cukup efektif dalam menggunakan sumber-sumber perusahaan.
Tabel 3.11 Rasio Aktivitas Akhir Tahun 2011 dan 2012 No
1 Total Asset Turnover 0,26 kali 0,32 kali 0,09 (-) 2 Receivable Turnover 30,08 kali 28 kali 2,08 (-) Sumber: Data diolah oleh penulis (2015)
Dari kedua komponen rasio aktivitas tersebut, maka dapat dikatakan bahwa
kondisi perusahaan tidak efektif dalam dalam menggunakan dan mengendalikan
sumber-sumber yang dimiliki perusahaan. Terlihat pada rasio total asset turnover dan
receivable turnover yang mengalami penurunan pada tahun 2012.
Tabel 3.12 Rasio Aktivitas Akhir Tahun 2013 dan 2014 No
Rasio-Rasio Aktivitas 2013 2014 Perbandingan
1 Total Asset Turnover 0,26 kali 0,19 kali 0,07 (-) 2 Receivable Turnover 31,67 kali 27,20 kali 4,47 (-) Sumber: Data diolah oleh penulis (2015)
Dari kedua komponen rasio aktivitas tersebut, maka dapat dikatakan bahwa
kondisi perusahaan tidak efektif dalam dalam menggunakan dan mengendalikan
sumber-sumber yang dimiliki perusahaan. Terlihat pada rasio total asset turnover dan
3. Rasio Profitabilitas
Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba atau seberapa efektif pengelolaan perusahaan oleh manajemen.
Pengembalian/imbalan atas investasi (return on investment- ROI)
═ -6,41%
═ -36,66%
Berdasarkan perhitungan return on investment pada tahun 2011 sebesar
-6,41%. Dalam hal ini setiap Rp 100,- investasi yang ditanamkan dalam perusahaan
menghasilkan rugi sebelum pajak sebesar Rp -6,41-. Dan pada tahun 2012 return on
═ ‒29%
═ ‒37,83%
Berdasarkan perhitungan return on investment pada tahun 2013 sebesar -29%.
Dalam hal ini setiap Rp 100,- investasi yang ditanamkan dalam perusahaan
menghasilkan rugi sebelum pajak sebesar Rp -29-. Dan pada tahun 2014 return on
investment sebesar -37,83% atau terjadi peningkatan sebesar Rp -37,83 dari tahun 2013, penyebabnya adalah penurunan laba operasi bersih perusahaan.
Tabel 3.13 Rasio Profitabilitas Akhir Tahun 2011 dan 2012 No
Rasio Profitabilitas 2011 2012 Perbandingan
1 pengembalian/imbalan atas investasi (return on investment-ROI)
-6,41% -36,66% 30,25 (-)
Dari komponen rasio profitabilitas tersebut maka dapat dikatakan bahwa
perusahaan tidak mampu melakukan efisiensi terhadap biaya-biaya sehingga rasio ini
meningkat (buruk). Hal ini dapat dilihat dari perbandingan rasio tahun 2011 dengan
tahun 2012 terjadi peningkatan rasio sebesar -30,25%
Tabel 3.14 Rasio Profitabilitas Akhir Tahun 2013 dan 2014 No
Rasio Profitabilitas 2013 2014 Perbandingan
1 Pengembalian/Imbalan atas Investasi (Return On Investment-ROI)
-29% -37,38% 8,38 (-)
Sumber: Data diolah oleh penulis (2015)
Dari komponen rasio profitabilitas tersebut maka dapat dikatakan bahwa
perusahaan tidak mampu melakukan efisiensi terhadap biaya-biaya sehingga rasio ini
meningkat (kondisi perusahaan semakin memburuk). Hal ini dapat diihat dari
perbandingan rasio tahun 2013 dengan tahun 2014 terjadi peningkatan rasio sebesar
-8,38%.
Rasio leverage digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam
melunasi seluruh utang-utangnya atau dengan kata lain rasio ini dapat pula digunakan
untuk mengetahui bagaimana perusahaan mendanai kegiatan usahanya apakah lebih
banyak menggunakan utang atau ekuitas.
a. Rasio Hutang (Debt Ratio)
═ 64,22%
═ 81,90%
Berdasarkan perhitungan rasio hutang pada tahun 2011, 64,22% dari total
aktiva perusahaan dibiayai dengan pinjaman modal pinjaman (hutang). Sedangkan
pada tahun 2012, 81,90% dari total aktiva perusahaan dibiayai dengan modal
pinjaman (hutang). Hal ini menunjukkan bahwa beban hutang perusahaan sangat
besar dan meningkat pada tahun 2012.
═ 111%
═ 151,11%
Berdasarkan perhitungan rasio hutang pada tahun 2013, 111% dari total aktiva
perusahaan dibiayai dengan pinjaman modal pinjaman (hutang). Sedangkan pada
tahun 2012, 151,11% dari total aktiva perusahaan dibiayai dengan modal pinjaman
(hutang). Hal ini menunjukkan bahwa beban hutang perusahaan sangat besar dan
meningkat pada tahun 2014.
b. Rasio Hutang Terhadap Ekuitas (Total Debt To Euitqy Ratio)
═ 169,10%
Berdasarkan perhitungan rasio hutang terhadap ekuitas, pada tahun 2011,
169,10% hutang jangka panjang dijamin dengan Rp1,- modal sendiri. Sedangkan
pada tahun 2012, 452,65% hutang jangka panjang dijamin dengan Rp1,- modal
sendiri.
═ ‒1.006,04%
═ ‒295,64%
Berdasarkan perhitungan rasio hutang terhadap ekuitas, pada tahun 2013,
-1.006,04% hutang jangka panjang dijamin dengan Rp1,- modal sendiri. Sedangkan
pada tahun 2014, -295,64% hutang jangka panjang dijamin dengan Rp1,- modal
sendiri.
Tabel 3.15 Rasio Leverage Akhir Tahun 2011 dan 2012
No Rasio-Rasio Aktivitas 2011 2012 Perbandingan
2 Rasio Hutang Terhadap Ekuitas (Total Debt To Equity Ratio)
169,10% 425,65% 256,55 (+)
Sumber: Data diolah oleh penulis (2015)
Dilihat dari persentase Debt Ratio dan Total Debt To Equity Ratio bahwa
komposisi hutang baik terhadap total aktiva maupun modal sendiri (ekuitas) sangat
buruk dan menunjukkan angka yang semakin meningkat (semakin buruk) pada tahun
2012
Tabel 3.16 Rasio Leverage Akhir Tahun 2013 dan 2014
No Rasio-Rasio Aktivitas 2013 2014 Perbandingan
1 Rasio Hutang (Debt Ratio) 111% 151,11% 17,68% (+) 2 Rasio Hutang Terhadap
Ekuitas (Total Debt To Equity Ratio)
-1.006,04% -295,64% ‒710,4(‒)
Dilihat dari persentase Debt Ratio dan Total Debt To Equity Ratio bahwa
komposisi hutang baik terhadap total aktiva maupun modal sendiri (ekuitas) sangat
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Setelah dilakukan analisis dan evaluasi terhadap laporan keuangan PT Bakrie
Telecom di Bursa Efek Indonesia, maka diambil beberapa kesimpulan dan saran-saran yang dianggap sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam
penyempurnaan dan pencapaian dimasa yang akan datang.
A. Kesimpulan
1. Jika dilihat dari rasio liquiditas, maka dapat disimpulkan bahwa kondisi
perusahaan dalam keadaan cukup liquid, artinya perusahaan mampu memenuhi
kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar. Namun terjadi
penurunan rasio liquiditas setiap tahunnya terhitung tahun 2011 sampai 2014, jika
kondisi ini terus berlangsung untuk tahun-tahun berikutnya, kemungkinan
perusahaan akan tidak mampu lagi membayar hutang jangka pendeknya dengan
menggunakan aktiva lancar dan perusahaan dapat dikatakan tidak liquid.
2. Jika dilihat dari rasio aktivitas aktivitas 2011 sampai tahun 2014 yang terus
mengalami penurunan, maka dapat disimpulkan perusahaan tidak efektif
dalam menggunakan dan mengendalikan sumber-sumber yang dimiiki oleh
3. Jika dilihat dari rasio profitabilitas, maka disimpukan perusahaan tidak
mampu melakukan efisiensi terhadap biaya-biaya sehingga rasio ini
mengalami penurunan setiap tahunnya. Hal ini dapat dilihat pada tahun 2011
dan 2012, perusahaanmengalami penurunan 8,39% yang mengindikasikan
pengelolaan perusahaan oleh manajemen buruk dan tidak menghasilkan laba
bagi perusahaan.
4. Jika dilihat dari rasio leverage, dapat disimpulkan bahwa kemampuan
perusahaan dalam melunasi hutang-hutangnya atau dengan kata lain
komposisi perusahaan dalam melunasi hutang baik terhadap total aktiva
ataupun modal sendiri (ekuitas) tidak aman. Hal ini dapat dilihat dari rasio
hutang yang meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2013 rasio hutang
terhadap ekuitas menunjukkan angka -1.006,04% yang
mengindikasikanpeurunan yang sangat drastis dari tahun 2011 pada angka
169,10% dan 2012 pada angka 425,65%. Dengan ini dapat disimpulkan
bahwa perusahaan tidak mampu melunasi hutang-hutangnya, dan dalam
pendanaan kegiatan usahanya perusahaan lebih banyak menggunakan ekuitas.
B. Saran
1. Kondisi perusahaan yang memburuk dapat dianalisa dari tahun 2011 sampai 2014
dimana rasio liquiditas perusahaan menunjukkan penurunan. Jika kondisi ini tidak
kemungkinanakan tidak mampu melunasi kewajiban jangka pendeknya dan
perusahaan dinyatakan dalam keadaan tidak liquid. Penulis menyarankan
perlunya mempertahankan atau meningkatkan kondisi keuangan perusahaan agar
tetap liquid guna dapat melunasi kewajiban jangka pendeknya.
2. Rasio aktivitas perusahaan tahun 2012 sampai 2014 terus mengalami
penurunan yang mengindikasikan tidak efektifnya perusahaan dalam
menggunakan sumber-sumber dana yang dimiliki. Oleh karena itu, penulis
menyarankan agar perusahaan melakukan penekanan terhadap biaya-biaya
yang tidak penting.
3. Dari rasioprofitabilitas yang telah dianalisis oleh penulis pada tahun
2011-2012 dan 2013-2014 menunjukkan perusahaan terus mengalamai rugi. Hal ini
diakibatkan produk perusahaan yang dirasa mulai kalah bersaing oleh
perusahaan jasa telekomunikasi lainnya. Oleh karena itu, penulis
menyarankan perlunya melakukan inovasi terhadap produk perusahaan dan
mengikuti permintaan pasar yang berubah setiap waktu.
4. Hasil analisis rasio leverage menunjukkan perusahaan memiliki hutang yang
terus meningkat setiap tahunnya dan dalam kondisi yang tidak aman.
Perusahaan tidak mampu melunasi seluruh hutang-hutangnya. Penulis
menyarankan agar perusahaan melakukan penekanan terhadap biaya-biaya
yang tidak penting dan meningkatkan laba guna menutupi seluruh
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
A. Gambaran Umum PT Bakrie Telecom Tbk
1. Sejarah Perkembangan PT Bakrie Telecom Tbk
PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan
jaringan tetap lokal tanpa kabel dengan mobilitas terbatas (Fixed Wireless Access
-FWA) berteknologi CDMA 2000 1x. Perseroan didirikan pada tahun 1993 dengan
nama PT Radio Telepon Indonesia (Ratelindo).Di tahun 2003, Perseroan berganti
nama menjadi PT Bakrie Telecom dan tercatat di Bursa Efek Indonesia sejak
Februari 2006 dengan kode BTEL. Pada tahun 2007, Departemen Komunikasi dan
Informatika mengeluarkan lisensi bagi BTEL untuk bisa beroperasi secara nasional
diikuti oleh lisensi untuk menyelenggarakan layanan Sambungan Langsung
Internasional (SLI).
Pada tahun 2010, BTEL memulai transformasinya darri hanya focus kepada
layanan percakapan dan SMS menjadi penyedia jasa Wireless dengan menggunakan
jaringan kulitas tinggi dan terbatas. Layanan data tersebut diharapkan dapat menjadi
pendorong pertumbuhan perseroan dimasa depan. Pada tahun yang sama, BTEL juga
keuntungan usaha menjadi suatu perusahaan yang sangat sadar dan peduli akan
pelestarian lingkungan hidup.
Pada tahun 2012, BTEL mengintegrasikan merek dagang Aha yang berada
dibawah naungan perusahaan Bakrie Conectivity dan Esia yang berada dibawah
naungan BTEL guna mendukung optimalisasi layanan data. Bersatunya dua merek
dagang besar ini ditandai dengan pluncuran modem Esia Max-D pada I Juni 2012.
2. Tanggung Jawab Social dan Lingkungan Hidup
1. Belajar Peduli Lingkungan Bersama Kelas Hijau Esia
Pada Tahun 2012 PT Bakrie Telecom PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL)
Melakukan Kegiatan Corporate Sosial Responsibility (CSR) Di Yayasan Albadriyah,
Kelas Hijau Esia Melakukan Aksi Memanfaatkan Sampah Sebagai Aksi Mencintai
Lingkungan Dengan Cara Yang Menyenangkan. Dalam kegiatan Kelas Hijau Esia
ini, BTEL mendapat dukungan bantuan dari Sanken dan rekan-rekan World Bank
dalam memberikan bantuan alat-alat elektronik berupa TV, DVD , Notebook beserta
Modem untuk menikmati layanan gratis Internet dari BTEL.
Yayasan yang memiliki 800 siswa baik dari tingkatan Sekolah Dasar hingga
Sekolah Menengah Atas. Dimulai dari program Baca Bercerita bagi para guru untuk
kelas 1-3 SD di ajak mendengarkan dongeng Monyet dan Kelinci yang sarat dengan
ajakan untuk menjaga lingkungan.
Keberhasilan Kelas Hijau Esia pada hari ini merupakan bentuk kerja team dan
dukungan fasilitator CSR Esia. Komunitas Reading Bugs, Komunitas Kamera
Lubang Jarum Indonesia serta Komunitas Science dan Lingkungan telah membantu
kami dalam menyiapkan materi dan proses pengajaran lingkungan dengan cara
menyenangkan.
2. Bersama Esia Akan Daur Ulang 50.000 Ponsel
Sebagai operator jaringan bergerak, Esia menyampaikan komitmennya untuk
menjadi perusahaan yang lebih ramah lingkungan. Disampaikan oleh presiden
direktur Anindya N. Bakrie menyatakan bahwa sebagai perusahaan yang telah
berkembang bersama masyarakat,maka PT. Bakrie Telecom.Tbk, menyadari dampak
teknologi komunikasi bagi lingkungan hidup. Oleh karena itu, perlu langkah cepat
untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat, khususnya Indonesia.
Sebuah inisiatif telah dilakukan dengan mencanangkan program jangka
panjang yang bernama “Hijau Untuk Negeri” atau “Green for The Nation”.Diselenggarakan di Jakarta dengan disaksikan oleh Menteri Komunikasi dan
Tujuan program ini adalah untuk menghemat energi, mengurangi sampah,
menghijaukan supply chain, meningkatkan efesiensi pemakaian kertas dan air, serta
mendukung kesadaran lingkungan.Menurutnya, hal ini bukan semata-mata masalah
tanggung jawab sosial belaka, namun lebih kepada bisnis yang lebih baik, lebih
menguntungkan dan ramah lingkungan. Pengurangan pemakaian kertas, termasuk
mengurangi pemakaian di kantor dan efesiensi kemasan kartu perdana maupun isi
ulang, menurutnya sama dengam menyelamatkan timbunan kertas seluas 52 kali
pulau Jawa. Untuk menjalankan strategi perusahaan tersebut, Bakrie Telecom.Tbk.,
mengeluarkan kebijakan yang komprehensif dimana tujuan target-target tersebut akan
terus di perbaharui setiap tahunnya. Ada 4 sasaran pokok untuk melakukan “Hijau Untuk Negeri”, Pertama dengan menggunakan ulang atau mendaur ulang 75 %
limbah elektronik yang dihasilkan network dan IT selama tahun 2011. Kedua,
memastikan bahwa pada tahun 2011, 50 % belanja modal perusahaan digunakan
untuk menciptakan rantai suplai yang ramah lingkungan, baik dengan para partner
maupun dengan berbagai pihak yang melakukan kerja sama dengan Bakrie
Telecom.Tbk. Ketiga, mengumpulkan 50 ribu handset bekas untuk digunakan
kembali atau di daur ulang hingga tahun 2012.dan Kelima, dengan mengurangi 50
persen emisi gas rumah kaca pada setiap pelanggan, sejak tahun 2009 hingga 2014.
Kegiatan ini melalui PT Bakrie Telecom diharapkan dapat terus berjalan untuk
3. Visi dan Misi Perusahaan
Visi : “To Create Better Life For Indonesian By Providing
ThemIndonesian Information Connectivity”
(“Untuk Menciptakan Kehidupan Yang Lebih Baik Bagi Masyarakat Indonesia Dengan Menyediakan Sambungan Informasi”)
Misi : “To Provide Affordable And High Quality Information
Connectivity To 1 Of Every 5 Indonesians (By 2015)”
(“Menyediakan Sambungan Informasi Dengan Kualitas Tinggi dan Terjangkau Kepada 1 Dari 5 Orang Masyarakat Indonesia”)
B. Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi adalah suatu bagan yang menunjukkan hubungan pada
suatu organisasi atau perusahaan antara bagian yang satu dan bagian yang lain dalam
melaksanakan fungsi dan tugas-tugas yang dibebankan terhadap suatu jabatan tertentu
untuk menjami kelancaran pekerjaan. Oleh karena itu, struktur organisasi dilandasi
dengan adanya pembagian tugas dari tiap satuan kerja pada organisasi tersebut dan
setiap pemimpin perusahaan dituntut untuk dapat mengelola organisasi dengan baik,
semakin tajam.Dalam keadaan seperti inni suatu organisasi membutuhkan seorang
pemimpin yang berkualitas.
Sumber :www.bakrietelecom.com (2015)
C. Uraian Pekerjaan
masing-masing bagian memiliki tugas atau perintah dan wewenang yang
berbeda, berikut penjelasan mengenai tugas dan wewenang tip bagian :
1. Dewan Komisaris
Tugas :
2. Melakukan pengawasan atas jalannya pengurusan Perseroan oleh Direksi serta
memberikan persetujuan dan pengesahan atas rencana kerja dan anggaran
tahunan Perseroan.
3. Mengadakan rapat atau pertemuan secara berkala untuk membahas
pengelolaan operasional Perseroan.
4. Mengawasi pengelolaan Perseroan atas kebijakan yang telah ditetapkan oleh
Direksi dan memberikan masukan jika diperlukan.
5. Menominasikan dan menunjuk calon anggota Dewan Komisaris dan Direksi
untuk diajukan dan disetujui dalam RUPS Tahunan.
Wewenang :
7. Memberhentikan sementara anggota direksi sesuai dengan ketentuan anggaran
dasar.
8. Membentuk komite audit perusahaan, komite pemantau resiko dan komite
lainnya jika dianggap perlu oleh perusahaan.
2. Komite Audit
Tugas dan wewenang :
1. Melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan
Perusahaaan.
2. Memastikan ketaatan Perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan
yang relevan.
3. Melakukan penelaahan atas pemeriksaan oleh Audit Internal.
4. Memantau kinerja auditor eksternal dan memastikan kemandiriannya dalam
3. Presiden Direktur
Tugas :
1. Bertanggung jawab terhadap kemajuan perusahaan dan mengkoordinasikan
selutuh kegiatan perusahaan
2. Memimpin perusahaan dan mengawasi kelancaran perusahaan sesuai dengan
tujuan dan kebijakan yang telah ditetapkan
3. Melakukan hubungan dengan pihak luar baik swasta maupun pemerintah yang
bertujuan untuk kelancaran perusahaan.
4. Menetapkan kebijakan-kebijakan perusahaan.
Wewenang :
1. Menentukan kebijakan tertinggi perusahaan.
2. Mengangkat dan memberhentikan karyawan perusahaan.
3. Menyusun dan melaksanakan kebijakan umum pabrik sesuai dengan
kebijakan RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham).
4. Audit Internal
Tugas :
9. Mencari informasi awal terkait bagian yang akan diaudit (auditee).
10.Melakukan tinjauan dokumen dan persyaratan lain yang berkaitan dengan
auditee.
11.Mempersiapkan program audit tahunan dan jadwal pelaksanaan audit secara
terperinci.
12.Melaksanakan pemeriksaan sistem secara menyeluruh.
13.Mengumpulkan dan menganalisis bukti audit yang cukup dan relevan.
14.Melaporkan temuan audit atau masalah-masalah yang ditemukan selama audit
internal.
Wewenang :
15.setiap saat dapat memasuki untuk memeriksa seluruh bagian di lingkungan
perusahaan, memeriksa seluruh dokumen atau catatan yang dipandang perlu.
16.Apabila dipandang perlu, audit internal dapat memperoleh bantuan tenaga ahli
dalam melaksanakan pemeriksaan baik dalam maupun dari luar perusahaan
setelah mendapat persetujuan Persiden Direktur.
17.Melakukan pemeriksaan khusus yang dilaksanakan oleh kepala audit internal
18.Dengan tanggung jawab tersebut sangat memungkinkan bagi satuan
penegendalian untuk melakukan audit dengan jangkauan yang cukup luas
meliputi kegiatan di setiap tingkat manajemen, termasik seluruh karyawan
perusahaan sekalipun seorang Manajer Divisi.
5. Corporate
Tugas :
19.Memberikan masukan dalam pengambilan keputusan yang strategic.
20.Memberikan masukan dalam management.
21.Memberikan masukan mengenai regulasi bisnis.
22.Memberikan masukan mengenai etika dalam berbisnis.
Wewenang :
1. Mengurangi agency cost, yaitu suatu biaya yang harus ditanggung pemegang
saham sebagai akibat pendelegasian wewenang kepada pihak manajemen.
yang timbul untuk mencegah terjadinya hal tersebut.
2. Mengurangi biaya modal (cost of capital), yaitu sebagai dampak dari
pengelolaan perusahaan yang baik tadi menyebabkan tingkat bunga atas dana
atau sumber daya yang dipinjam oleh perusahaan semakin kecil seiring
3. Meningkatkan nilai saham perusahaan sekaligus dapat meningkatkan citra
perusahaan tersebut kepada publik luas dalam jangka panjang.
6. Human Resources And General Service ( HR& GA)
Tugas :
23.Menyusun, merencanakan, mengawasi dan mengevaluasi anggaran biaya
24.kegiatan secara efektif dan efisien serta bertanggung jawab terhadap setiap
25.pengeluaran hasil kegiatan
26.Bertanggung jawab terhadap perencanaan, pengawasan dan melaksanakan
27.evaluasi terhadap jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan.
28.Melaksanakan seleksi, promosi, transfering, demosi terhadap karyawan yang
29.dianggap perlu.
30.Melaksanakan kegiatan-kegiatan pembinaan, pelatihan dan kegiatan lain yang
31.berhubungan dengan pengembangan mental, keterampilan dan pengetahuan
32.karyawan sesuain dengan standard perusahaan.
7. Marketing
Tugas :
34.penjualan kepada konsumen.
2. Membuat analisa terhadap pangsa pasar dan menentukan strategi penjualan
terhadap konsumen atau pelanggan.
4. Menganalisis laporan yang dibuat oleh bawahannya.
5. Mengoptimalkan kerja staf dan administrasi dibawah wewenangnya untuk
mencapai tujuan perusahaan.
6. Memberikan pelayanan yang prima kepada setiap konsumen atau pelanggan.
8. Strategic
Perencanaan strategik merupakan suatu proses manajemen yang sistematis
yang dapat diartikan sebagai suatu proses pengambilan keputusan atas
program-program yang akan dilaksanakan oleh organisasi dan perkiraan jumlah sumber daya
yang akan dialokasikan dalam setiap program selama beberapa tahun ke depan
(Govindarajan et.al., 2001;300).
35.Perencanaan strategis memberikan kerangka dasar bagi perencanaan -
perencanaan lainnya.
36.Pemahaman terhadap perencanaan strategis akan mempermudah pemahaman
bentuk perencanaan lainnya.
37.Perencanaan strategis merupakan titik permulaan bagi penilaian kegiatan
9. Supply Chan
Drajit dan Djokopranoto (2005) mengemukakan bahwa Supply chain atau
“rantai pasokan” merupakan rangkaian hubungan antara perusahaan atau aktivitas
yang melaksanakan penyaluran pasokan barang atau jasa yang menyangkut hubungan
yang terus menerus mengenai barang, uang dan informasi dari tempat asal sampai ke
pembeli atau pelanggan, baik itu dari hulu ke hilir ataupun sebaliknya.
Tujuan dasar Supply Chain Management adalah untuk mengendalikan
persediaan dengan manajemen arus material.
10. Financial Manager
Manajemen Keuangan merupakan manajemen terhadap fungsi- fungsi
keuangan. Manajer keuangan berkepentingan dengan penentuan jumlah aktiva yang
layak dari investasi pada berbagai aktiva dan pemilihan sumber-sumber dana untuk
membelanjai aktiva tersebut. Tugas manajer keuangan mencakup memperoleh dana
dengan biaya murah, penggunanaan dana dengan efektif dan efisien, analisis laporan
keuangan dan menganalisis lingkungan internal serta eksternal dengan keputusan
rutin dan khusus
10. Retail Sales
konsumen yang merupakan komponen penting penggerak aktivitas perekonomian
suatu negara.
Fungsi Retail Sales:
1. Membeli dan menyimpan barang.
2. Memindahkan hak milik barang tersebut kepada konsumen akhir.
3. Memberikan informasi mengenai sifat dasar dan pemakaian barang tersebut.
4. Memberikan kredit kepada konsumen (dalam kasus tertentu).
11. Investor Relations
Menurut National Investor Relations Institute, Investor Relations adalah
kegiatan pemasaran korporat yang menggabungkan disiplin ilmu komunikasi dan
pemasaran untuk memberikan gambaran yang tepat mengenai kinerja dan prospek
perusahaan kepada para investor dan calon investor untuk memberikan pengaruh
positif terhadap nilai perusahaan.
Fungsi :
38.Dapat digunakan untuk mengenali faktor finansial perusahaan.
40.Mendefinisikan tujuan-tujuan dan program-program kerja serta
mengidentifikasi target public sasaran.
41.Menyebarkan berita dan mengatur jenis media apa saja yang ingin digunakan.
42.Membuat anggaran yang sesuai untuk fungsi yang terakhir yaitu untuk
mengkoordinasi,memonitoring dan mengevaluasi program yang sudah
dijalankan.
D. Kinerja Terkini Perusahaan
Setiap perusahaan mempunyai visi dan misi yang harus dijalankan sesuai dengan
tujuan perusahaan, butuh waktu untuk mencapai itu semua.Begitu juga pada PT
Bakrie Telecom Tbk mempunyai visi menjadi salah satu perusahaan yang
memberikan pelayanan jasa dengan menyediakan sambungan telekomunikasi yang
baik.Perusahaan terus berupaya agar tujuan yang telah digariskan oleh perusahaan
dapat terwujud dan berkesinambungan.Pastinya untuk mendorong mencapai hasil
yang maksimal diperlukan kinerja yang bermutu dan cepat.
Adapun kinerja terkini yang dijalankan perusahaan sesuai dengan visi misinya
dan disesuaikan dengan sasaran perusahaan yaitu :
1. Menghasilkan laba sebagai pemasukan Negara.
2. Memenuhi fungsi sosial dengan penyediaan lapangan kerja bagi masyarakat.
4. Terus berinovasi dalam penyediaan jasa telekomunikasi untuk memberikan
didapat selama masa studi D III Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisinis
Universitas Sumatera Utara.
b. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
mengambil langkah-langkah untuk dimasa mendatang, sehingga diharapkan
perusahaa akan terus mengalami perkembangan.
c. Bagi Peniliti Lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambha referensi dan bahan pustaka
yang diharapkan dapat memberikan informasi mengenai penyusunan anggaran biaya
suatu perusahaan, serta sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian selanjutnya
UNIVESITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT BAKRIE TELECOM TBK DI BURSA EFEK INDONESIA
TUGAS AKHIR
MUHAMMAD HANIF ILMI HARAHAP 122101145
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
limpahan berkat dan rahmat Allah SWT kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Tugas Akhir ini berjudul “Analisis Laporan Keuangan PT Bakrie
Telecom Tbk di Bursa Efek Indonesi”, ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian
persyaratan akademik guna menyelesaikan program studi pendidikan Diploma III
Manajemen Keuangan pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera
Utara.
Dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis menyadari tanpa adanya
do’a, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Prof. Dr. Azhar Maksum, SE, M.Ec, Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi Diploma III
Manajemen Keuangan yang telah memberikan bimbingan dan nasihat.
3. Ibu Dr. Beby Karina Fawzeea Sembiring, SE, MM selaku Dosen
Pembimbing yang selalu membimbing sehingga penulis dapat menyelesaikan
4. Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh staf pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara yang telah banyak memberikan bimbingan
selama penulis menjadi mahasiswa hingga selesainya Tugas Akhir ini.
5. Teristimewa kepada kedua Orang Tua tercinta Ayahanda M. Harahap dan
Ibunda Ifiarni S. yang senantiasa sabar dan bijaksana untuk memberikan
motivasi serta dorongan terlebih materi agar penulis dapat menyelesaikan
pendidikan di Perguruan Tinggi.
6. Buat sahabat-sahabat penulis Aman Zul, Aldi, Nugroho, Koba, Ipul, dan
Sagul yang telah banyak membantu dan memberikan dorongan, semangat,
dan motivasi yang memacu penulis untuk meyelesaikan Tugas Akhir ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih banyak, semoga Tugas
Akhir ini bermanfaat bagi perkembangan pendidikan khususnya Program Studi
Diploma III Manajemen Keuangan.
Medan, 19 Juni 2015
DAFTAR ISI
1. Sejarah Perkembangan PT Bakrie Telecom ………...…………... 5
2. Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan ………...…………... 7
3. Visi Misi Perusahaan ………..………. 10
B. Struktur Organisasi Perusahaan ……… 11
C. Uraian Pekerjaan ………... 13
D. Kegiatan Terkini Perusahaan ………... 21
BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan ……….. 23
B. Laporan Keuangan ……… 23
1. Pengertian Laporan Keuangan ………..………... 23
2. Jenis-Jenis Laporan Keuangan .………...………..……….. 24
1. Pengertian Rasio Keuangan ………..………... 25
2. Keterbatasan Analisis Keuangan ………..………... 26
3. Jenis-Jenis Laporan Keuangan ………..……….. 26
D. Penyajian Laporan Keuangan ………... 30
E Anaisis Rasio Keuangan ………...… 40
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ………...… 58
B. Saran ………. 59
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Pt. Bakrie Telecom Neraca Per 31 Desember 2011 ………. 32 Tabel 3.2. Pt. Bakrie Telecom Neraca Per 31 Desember 2012 ………. 33
Tabel 3.3. Pt. Bakrie Telecom Laporan Laba Rugi Per 31 Desember 2011 ………. 34
Tabel 3.4. Pt. Bakrie Telecom Laporan Laba Rugi Per 31 Desember 2012 ………. 35
Tabel 3.5. Pt. Bakrie Telecom Neraca Per 31 Desember 2013 ………. 36
Tabel 3.6. Pt. Bakrie Telecom Neraca Per 31 Desember 2014 ………. 37
Tabel 3.7. Pt. Bakrie Telecom Laporan Laba Rugi Per 31 Desember 2013 ………. 38
Tabel 3.8. Pt. Bakrie Telecom Laporan Laba Rugi Per 31 Desember 2014 ………. 39
Tabel 3.9. Pt. Bakrie Telecom Rasio Liquiditas Akhir Tahun 2011-2012 ………... 45
Tabel 3.10. Pt. Bakrie Telecom Rasio Liquiditas Akhir Tahun 2013-2014 ………. 46
Tabel 3.11. Pt. Bakrie Telecom Rasio Aktivitas Akhir Tahun 2011-2012 ………... 49
Tabel 3.12. Pt. Bakrie Telecom Rasio Aktivitas Akhir Tahun 2013-2014 ………... 50
Tabel 3.13. Pt. Bakrie Telecom Rasio Profitabilitas Akhir Tahun 2011-2012 ……. 52
Tabel 3.14. Pt. Bakrie Telecom Rasio Profitabilitas Akhir Tahun 2013-2014 ……. 53
Tabel 3.15. Pt. Bakrie Telecom Rasio Leverage Akhir Tahun 2011-2012 ……..…. 57
DAFTAR GAMBAR
Halaman