• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI PADA PT. SMARTFREN TELECOM, Tbk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI PADA PT. SMARTFREN TELECOM, Tbk"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI PADA PT. SMARTFREN TELECOM, Tbk

Suciati Eka Candrasari Chichi_sucy@yahoo.com

Bambang Suryono

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya

ABSTRACT

The purpose of this research is to know the different of financial ratio at PT. Smartfren Telecom, Tbk before and after the acquisition. The observation data is financial report at PT. Smartfren Telecom, Tbk from the year of 2009 to 2012. The financial ratio analysis is using several financial ratio which are liquidity ratio, activity ratio, solvability ratio and profitability ratio. The test result shows that out of 10 ratios which are being observed at PT. Smartfren, Tbk which has been done the acquisition, as a matter of fact all those ratios do not have significant differences between before and after the acquisition.

Keywords: liquidity ratio, activity ratio, solvability ratio, profitability ratio, Acquisition.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan rasio keuangan PT. Smartfren Telecom, Tbk antara sebelum dan sesudah akuisisi. Data yang diteliti adalah berupa laporan keuangan PT.

Smartfren Telecom, Tbk dari tahun 2009 sampai 2012. Analisis rasio keuangan dilakukan dengan mengunakan beberapa rasio keuangan yaitu rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas dan rasio profitabilitas. Dari hasil pengujian dapat diketahui bahwa dari 10 rasio yang diteliti dari PT.

Smartfren, Tbk yang melakukan akuisisi, ternyata kesemua rasio tersebut tidak mempunyai perbedaan secara signifikan antara sebelum dan sesudah akuisisi.

Kata kunci: rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, akuisisi

PENDAHULUAN

Memasuki era globalisasi pasar bebas, persaingan usaha di antara perusahaan- perusahaan yang ada semakin ketat. Kondisi demikian menuntut perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi perusahaan agar dapat bertahan atau bahkan lebih berkembang.

Untuk itu perusahaan perlu mengembangkan suatu strategi agar perusahaan bisa mengembangkan eksistensinya dan memperbaiki kinerjanya. Strategi pertumbuhan merupakan strategi bersaing yang berusaha mengembangkan/ membesarkan perusahaan sesuai dengan ukuran besar yang di sepakati untuk mencapai tujuan jangka panjang.

Strategi yang tepat dalam rangka meningkatkan pertumbuhan perusahaan di tempuh adalah dengan melakukan ekspansi baik itu internal maupun eksternal. Ekspansi internal dapat dilakukan dengan menambah kapasitas produksi atau membangun divisi bisnis yang baru, sedangkan ekspansi eksternal dapat dilakukan dengan penggabungan usaha.

Dalam penggabungan usaha, akuisisi merupakan salah satu strategi yang tepat untuk melakukan efisiensi, yaitu dengan membeli perusahaan yang sudah ada tetapi mengalami kesulitan-kesulitan baik di bidang manajemen maupun keuangan. Ada beberapa faktor yang menjadi pendukung terjadinya akuisisi, yaitu: untuk mengurangi persaingan, meningkatkan skala ekonomis, dan memperoleh sinergi. Dengan adanya akuisisi perusahaan dapat memperoleh sinergi dan efisiensi, diversifikasi resiko serta dapat memperluas pasar. Dengan harapan perusahaan akan memperoleh nilai tambahan atau sinergi yang bersifat jangka panjang, yang dapat meningkatkan efisiensi terhadap profitabilitas yang meningkat. Sinergi

(2)

merupakan nilai keseluruhan perusahaan untuk menciptakan nilai yang lebih besar melalui kerjasama dari pada yang bisa di capai dengan kerja sendiri-sendiri.

Perubahan-perubahan yang terjadi setelah di lakukan akuisisi biasanya akan tampak pada kinerja dan keungan perusahaan. Dalam pasca akuisisi kondisi dan posisi keuangan perusahaan mengalami perubahan dalam laporan keuangan perusahaan, untuk menilai bagaimana keberhasilan akuisisi yang di lakukan dapat dilihat dari kinerja perusahaan setelah melakukan akuisisi terutama bagi perusahaan pengakuisisi maupun diakuisisi. Alat untuk mengukur kinerja keuangan pada penelitian ini adalah menggunakan analisis rasio.

Analisis rasio keuangan merupakan salah satu teknik atau metode dalam mengevaluasi laporan keuangan dalam mengukur kinerja keuangan. Berdasarkan melihat latar belakang penulis tertarik untuk meneliti bagaimana kinerja keuangan PT. Smartfren Telecom, Tbk sebelum dan sesudah akuisisi. Dalam hal ini, penulis menggunakan empat rasio dari delapan rasio yang ada, yaitu: rasio likuiditas, rasio aktivitas,rasio solvabilitas,dan rasio profitabilitas.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut: “Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah akuisisi pada PT. Smartfren Telecom, Tbk yang terdaftar di bursa efek indonesia?”

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah di uraikan sebelumnya, maka tujun penelitian dalam pembahasan ini adalah sebagai berikut: Untuk mengetahui kinerja keuangan PT. Smartfren Telecom, Tbk sebelum dan sesudah akuisisi; Untuk memberikan bukti empiris pengaruh akuisisi terhadap kinerja PT. Smartfren Telecom, Tbk pada tahun sebelum pelaksanaan akuisisi dengan setelah akuisisi; Untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya kenaikan dan penurunan kinerja keuangan PT. Smartfren Telecom, Tbk pasca akuisisi.

TINJAUAN TEORETIS DAN HIPOTESIS Pengertian Akuisisi

Akuisisi berasal dari kata acquisitio (Latin) dan acquisition (Inggris), sedangkan makna harfiah akuisisi adalah membeli atau mendapatkan sesuatu atau obyek untuk di tambahkan pada sesuatu atau obyek yang telah di miliki sebelumnya. Dengan akuisisi perusahaan dapat memperoleh sinergi dan efisiensi, diversifikasi resiko serta dapat memperluas pasar.

Pengertian akuisisi menurut peraturan pemerintah Republik Indonesia No.27 Tahun 1998 tentang penggabungan, peleburan, dan pengambilalihan perseroan terbatas yang mendefinisikan akuisisi adalah pembuatan hukum yang dilakukan oleh badan atau orang perseorangan baik seluruh atau sebagian besar saham perseroan yang dapat mengakibatkan beralihnya pengendalian terhadap perseroan tersebut. Menurut Moin (2007:8) penggabungn usaha yang disebut akuisisi dapat diartikan sebagai pengambilalihan kepemilikan atau pengendalian atas saham atau asset suatu perusahaan oleh perusahaan lain, dan dalam peristiwa ini perusahaan, pengambilalihan atau yang diambil alih tetap eksis sebagai badan hukum yang terpisah. PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) No.22 tahun 2004 mendefinisikan akuisisi adalah suatu penggabungan usaha dimana suatu perusahaan yaitu mengakuisisi (acquirer) memperoleh kendali atas aktiva neto dan operasi perusahaan yang diakuisisi (acquire) dengan memberikan aktiva tertentu, mengakui suatu kewajiban atau mengeluarkan saham.

Tujuan Akuisisi

Menurut Moin (2007:13) ada beberapa alasan perusahaan melakukan akuisisi yaitu:

a. Mendapatkan cash flow dengan cepat karena produk dan pasar sudah jelas.

(3)

b. Memperoleh kemudahan dana atau pembiayaan karena kreditor lebih percaya dengan perusahaan lebih berdiri dan mapan.

c. Memperoleh karyawan yang telah berpengalaman.

d. Mendapatkan pelanggan yang telah mapan tanpa harus merintis dari awal.

e. Memperoleh system operasional dan administratif yang mapan.

f. Mengurangi resiko kegagalan bisnis karena tidak harus mencari konsumen baru.

g. Memperoleh infrastruktur untuk mencapai pertumbuhan yang lebih cepat.

h. Menghemat waktu untuk memasuki bisnis baru.

Jenis Akuisisi

Menurut Junaedi (2004), jenis akuisisi terbagi atas : a. Akuisisi vertikal

Akuisisi vertikal merupakan gabungan dua atau lebih perusahaan yang memiliki tahapan-tahapan produksi yang berbeda dengan keterkaitan input atau output dalam proses produksi suatu industri.

b. Akuisisi horisontal

Akuisisi horisontal merupakan penggabungan dua perusahaan atau lebih yang memiliki kegiatan usaha yang sejenis untuk meningkatkan skala ekonomi.

Menurut Suta (2000:300) akuisisi dibedakan menjadi dua, yaitu :

a. Akuisisi saham (stock acquisition) merupakan salah satu alternatif akuisisi yang tersedia dimana acquiring company akan mengakuisisi sebagian besar atau seluruh saham target company.

b. Akuisisi aset (asset acquisition), melibatkan aset dari target company dengan saham dari acquiring company atau perusahaan induk dari acquiring company.

Tahap-tahap Proses Akuisisi

Adapun proses akuisisi menurut Moin (2007:112) pada dasarnya melalui tahapan- tahapan sebagai berikut:

a. Identifikasi Awal b. Screening

c. Penawaran Formal d. Due diligence e. Negosiasi atau deal f. Closing

g. Integrasi

Tata Cara Pelaksanaan Akuisisi

Moin (2007:124) menunjukkan bahwa peraturan pemerintah No.27 tahun 1998 mengatur tata cara akuisisi sebagai berikut:

a. Direksi kedua belah pihak menyusun usulan rencana akuisisi dan wajib mendapat persetujuan dari komisaris masing-masing pihak. Usulan tersebut memuat antara lain:

1. Identitas perseroan, badan hukum lain atau individu yang melakukan akuisisi.

2. Motif atau alasan akuisisi oleh pihak-pihak tersebut.

3. Laporan tahunan atau laporan keuangan tahun buku terakhir pengakuisisi.

4. Tata cara konversi saham jika akuisisi dilakukan sebagian atau seluruhnya melalui pertukaran saham (share swap).

5. Rancangan perubahan anggaran dasar perusahaan hasil akuisisi . 6. Jumlah saham yang diakuisisi.

(4)

7. Pendanaan.

8. Neraca konsolidasi.

9. Cara penyelesaian terhadap pemegang saham yang menolak akuisisi.

10. Cara penyelesaian status karyawan perseroan yang diakuisisi.

11. Estimasi waktu pelaksanaan akuisisi.

b. Direksi kedua belah pihak menyusun rancangan akuisisi berdasarkan usulan rencana akuisisi tersebut dan rancangan ini harus mendapat persetujuan RUPS masing-masing pihak.

c. Masing-masing perseroan wajib mengumumkan rancangan akuisisi tersebut dalam dua surat kabar haian dan memberitahukan kepada karywan paling lambat 14 hari sebelum pemanggilan RUPS.

d.

Rancangan akuisisi yang telah disetujui oleh RUPS dituangkan dalam akta akuisisi yang dibuat dihadapan notaris. Tanggal efektif akuisisi adalah sama dengan tanggal afektif merger sebagaimana disebutkan dimuka.

Keuntungan dan Kelemahan Akuisisi

Moin (2007:13) keuntungan melakukan akuisisi untuk pertumbuhan perusahaan adalah:

a. Dari segi operasi (operation advantage) merupakan tindakan untuk melakukan take over maupun akuisisi karena alasan skala ekonomis yang kemungkinan dapat tercapai.

b. Dari segi finansial (financial advantage) menjadi keuntungan yang kedua setelah operatian advantage. Perusahaan hasil akuisisi memperoleh manfaat dipasar uang maupun pasar modal karena meningkatkan ukuran efisiensi.

c. Melalui akuisisi perusahaan dapat mengakselerasi tingkat pertumbuhan, jika di bandingkan dengan ekspansi eksternal.

d. Difersifikasi kegiatan usaha perusahaan dapat dilakukan melalui akuisisi, dengan demikian dapat dijaga perolehan tingkat keuntungan agar tidak mengalami fluktuasi karena berbagai faktor.

Kelemahan dari akuisisi adalah sebagai berikut:

a. Proses integrasi yang tidak mudah.

b. Kesulitan menentukan nilai perusahaan target secara akurat.

c. Biaya konsultan yang mahal.

d. Meningkatnya kompleksitas birokrasi.

e. Biaya koordinasi yang mahal.

f. Tidak menjamin peningkatan kemakmuran pemegang saham.

g. Seringkali menurunkan moral organisasi.

h. Tidak menjamin peningkatan nilai perusahaan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan melakukan akuisisi

Berdasarkan PSAK No. 2 paragraf 08 tahun 1999, faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan melakukan akuisisi adalah:

a. Sinergi.

b. Tambahan Modal Kerja.

c. Perubahan Biaya Finansial.

d. Meningkatkan Penjualan.

e. Memungkinkan Perluasan Pinjaman.

f. Memperoleh keunggulan manajemen Profesional.

g. Mendapatkan Kompetisi yang lebih efektif.

h. Meningkatkan Efisiensi (Skala Ekonomi).

(5)

i. Mengurangi Kompetisi.

j. Memperbaiki Posisi Pemegang Saham Berkenaan Dengan Undang-undang Pemilikan Tanah.

k. Mengurangi Risiko Memasuki Industri Baru.

l. Pemanfaatan Kapasitas Hutang.

m. Memecah-mecah Resiko.

Analisis Kinerja Keuangan

kinerja keuangan merupakan suatu gambarann mengenai kondisi keuangan perusahaan yang meliputi posisi keuangan serta hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan, yang tercermin dalam laporan keuangan. Kinerja keuangan perusahaan adalah prestasi atau kemampuan yang dimiliki perusahaan, terutama kemampuannya menghasilkan laba. Dalam standar akuntansi keuangan menyebutkan bahwa penghasilan bersih atau laba sering kali digunakan sebagai ukuran kinerja perusahaan yang dianalisis dengan mengukur efektifitas manajemen berdasarkan hasil pengembalian yang dihasilkan dari penjualan dan investasi.

Pengukuran kinerja perusahaan yang dilakukan oleh pihak manajemen mempunyai tujuan-tujuan tertentu sehingga yang perlu diperhatikan disini bahwa pengukuran kinerja perusahaan berhubungan dengan data kondisi masa lampau, dimana kemungkinan sulit untuk meramalkan kejadian-kejadian dimasa yang akan datang. Adapun tujuan pengukuran kinerja menurut Munawir (200:31) yaitu:

a. Untuk mengetahui tingkat likuiditas; yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya pada saat ditagih.

b. Untuk mengetahui tingkat aktivitas; yaitu mengukur tingkat efektivitas perusahaan dalam mempergunakan sumber-sumber dana yang ada.

c. Untuk mengetahui tingkat solvabilitas; yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi baik kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang.

d. Untuk mengetahui tingkat profitabilitas; yaitu kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba selama periode tertentu.

Laporan Keuangan

Laporan keuangan menggambarkan keadaan dan posisi keuangan perusahaan, hasil usaha perusahaan dalam suatu periode, dan arus dana (kas) perusahaan dalam periode tertentu. Laporan keuangan juga sebagai media informasi yang merangkum semua aktivitas dan prestasi perusahaan dimasa lampau dan dapat memberikan petunjuk untuk penetapan kebijakan dimasa yang akan datang. Jika informasi tersebut disajikan dalam laporan keuangan dengan benar, maka akan memberi manfaat bagi pengguna laporan keuangan, diantaranya investor, kreditor, dan pemakai potensial lainnya dalam melakukan investasi, kredit dan keputusan lainnya.

Setiap perusahaan selalu membuat laporan keuangan sebagai suatu laporan pertanggungjawabannya terhadap semua pemakai laporan keuangan. Menurut PSAK (2004:4) tujuan laporan keuangan adalah:

1. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

2. Laporan keuangan yang di susun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi

(6)

karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian dimasa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan.

3. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.

Pemakai yang ingin menilai apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi, keputusan ini mungkin mencakup, misalnya keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen.

Metode Analisis Kinerja Keuangan dengan Rasio Keuangan

Menurut Harahap (2004:297) rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari suatu posisi laporan keuangan dengan posisi lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan. Rasio keuangan merupakan hasil perhitungan dari informasi yang ada pada laporan keuangan yang nantinya harus mencerminkan tujuan analisis seperti yang hendak dicapai. Analisis rasio keuangan merupakan metode umum yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan di bidang keuangan, sehingga untuk menghasilkan informasi yang akurat seorang analisis harus dapat menginterpretasikan dengan tepat.

Jenis-jenis pengukuran rasio keuangan yang sering digunakan, yaitu:

1. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Untuk menilai posisi keuangan jangka pendek (likuiditas) terdapat beberapa rasio yang dapat digunakan sebagai alat untuk menganalisis dan menginterpretasikan data dalam laporan keuangan. Diantaranya adalah:

a. Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Untuk menentukan besarnya current ratio digunakan rumus sebagai berikut:

KewajibanLancar

Lancar Aktiva Ratio

Current

b. Rasio Cepat (Quick Ratio)

Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi hutang lancar. Rumus yang digunakan untuk menentukan besarnya quick ratio adalah sebagai berikut:

KewajibanLancar

Persediaan Lancar

Aktiva Ratio

Quick

2. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas digunakan untuk mengukur sampai seberapa besar efektivitas perusahaan dalam menggunakan sumber-sumber dananya. Sehingga dapat mendorong perusahaan untuk lebih efisien dalam melakukan kegiatan operasionalnya. Semakin tinggi rasio aktivitas perusahaan, maka semakin baik kemampuan perusahaan dalam menggunakan sumber daya yang secara efisien dan optimal. Rasio aktivitas yang digunakan dalam menilai efektivitas perusahaan meliputi:

a. Fixed Asset Turn over

Rasio ini mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan penjualan berdasarkan aktiva tetap yang dimiliki perusahaan, dengan memperlihatkan sejauh mana efektivitas perusahaan menggunakan aktiva tetapnya. Semakin tinggi rasio ini

(7)

berarti semakin efektif penggunaan aktiva tetap tersebut. Rasio perputaran aktiva tetap dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut:

Fixed Asset Turn over

Tetap Aktiva

Penjualan

b. Total Asset Turn over

Rasio ini menunjukkan perputaran total aktiva diukur dari volume penjualan dengan kata lain seberapa jauh kemampuan semua aktiva menciptakan penjualan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik. Rasio perputaran ini dihitung dengan cara sebagai berikut:

TotalAktiva

Penjualan over

Turn Asset

Total 

3. Rasio Solvabilitas

Rasio Solvabilitas menggambarkan kemampuan suatu perusahaan untuk membayar semua utang-utangnya (baik jangka pendek maupun angka panjang)/kewajiban finansialnya apabila sekiranya perusahaan tersebut pada saat itu dilikuidasi. Rasio ini dapat dihitung dari pos-pos yang sifatnya jangka panjang seperti aktiva tetap dan utang jangka panjang. Beberapa rasio Solvabilitas yang dapat digunakan dalam menganalisis laporan keuangan adalah sebagai berikut:

a. Total Debt To Asset Ratio

Total Debt To Asset Ratio adalah beberapa bagian dari keseluruhan aktiva yang digunakan untuk menjamin hutang. Semakin besar nilai rasio ini, maka jaminan aktiva yang dimiliki perusahaan untuk menutupi hutang semakin kecil, sehingga dapat dikatakan perusahaan tidak mempunyai aktiva yang cukup untuk menutupi pinjaman yang dimiliki oleh perusahaan. Untuk mencari Total Debt To Asset Ratio dipergunakan rumus sebagai berikut:

Aktiva Total

Hutang Total

Ratio Asset To Debt

Total 

b. Total Debt To Equity Ratio

Rasio ini menyatakan bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutang. Rasio ini mengukur seberapa jauh perusahaan dibelanjai oleh pihak kreditur. Makin tinggi rasio ini berarti semakin besar dana yang diambil dari luar. Ditinjau dari sudut Solvabilitas, rasio yang tinggi relatif kurang baik, karena bila terjadi likuidasi, perusahaan akan mengalami kesulitan. Rumus yang digunakan untuk menghitung Total Debt To Equity Ratio adalah sebagai berikut:

Total Debt To Equity Ratio

Modal Total

Hutang Total

4. Rasio Profitabilitas

Rasio Profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Rasio ini membantu perusahaan dalam mengontrol penerimaan. Rasio-rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Operating Profit Margin

Operating Profit Margin mengukur berapa laba usaha yang dihasilkan dari penjualan atau pendapatan. Semakin rendah rasio ini, semakin kurang baik karena biaya-biaya operasi naik. Kemungkinan hal ini terjadi karena ada pemborosan. Perhitungan Operating Profit Margin dapat dirumuskan sebagai berikut:

(8)

Penjualan Usaha Margin Laba

Profit

Operating 

b. Net Profit Margin

Net Profit Margin mengukur seberapa banyak laba bersih setelah pajak dan bunga yang dapat dihasilkan dari penjualan atau pendapatan. Rasio yang rendah bisa disebabkan karena penjualan turun lebih besar daripada penurunan ongkos, dan sebaliknya. Setiap perusahaan berkepentingan terhadap Net Profit Margin yang tinggi. Untuk menghitung Net Profit Margin digunakan rumus sebagai berikut:

Penjualan Bersih Margin Laba

Profit

Net 

c. Return On Investment

Return On Investment mengukur keuntungan yang dihasilkan dari seluruh aktiva yang dimiliki perusahaan. Rasio yang rendah menunjukkan kinerja atas penggunaan aktiva yang baik. Untuk menghitung Return On Investment digunakan rumus sebagai berikut:

Aktiva Total

Bersih Investment Laba

On

Return 

d. Return On Equity

Return On Equity mengukur seberapa banyak laba bersih yang dapat dihasilkan dari investasi dari para pemegang saham dalam perusahaan. Rasio yang rendah dapat diartikan bahwa manajemen kurang efisien dalam penggunaan modal, sedangkan rasio yang tinggi dapat menunjukkan bahwa sebagian besar modal diperoleh dari pinjaman atau manajemen sangat efisien. Untuk menghitung Return On Equity digunakan rumus sebagai berikut:

Sendiri Modal

Bersih Equity Laba

On

Return 

Perumusan Hipotesis

Berdasarkan telaah literatur mengenai perbandingan kinerja perusahaan, yang ditunjukkan oleh rasio keuangan, yang melakukan akuisisi maka selanjutnya dapat diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut:

Ha : Tingkat kinerja keuangan pada masa sesudah akuisisi berbeda dengan pada masa sebelum akuisisi.

Ha1 : Tingkat current ratio perusahaan pada masa sesudah akuisisi berbeda dengan pada masa sebelum akuisisi.

Ha2 : Tingkat quick ratio perusahaan pada masa sesudah akuisisi berbeda dengan pada masa sebelum akuisisi.

Ha3 : Tingkat fixed asset turn over perusahaan pada masa sesudah akuisisi berbeda dengan pada masa sebelum akuisisi.

Ha4 : Tingkat total asset turn over perusahaan pada masa sesudah akuisisi berbeda dengan pada masa sebelum akuisisi.

Ha5 : Tingkat Total Debt To Asset Ratio perusahaan pada masa sesudah akuisisi berbeda dengan pada masa sebelum akuisisi.

Ha6 : Tingkat Total Debt To Equity Ratio perusahaan pada masa sesudah akuisisi berbeda dengan pada masa sebelum akuisisi.

Ha7 : Tingkat OPM perusahaan pada masa sesudah akuisisi berbeda dengan pada masa sebelum akuisisi.

(9)

Ha8 : Tingkat NPM perusahaan pada masa sesudah akuisisi berbeda dengan pada masa sebelum akuisisi.

Ha9 : Tingkat ROI perusahaan pada masa sesudah akuisisi berbeda dengan pada masa sebelum akuisisi.

Ha10 : Tingkat ROE perusahaan pada masa sesudah akuisisi berbeda dengan pada masa sebelum akuisisi.

METODE PENELITIAN

Populasi dan Sampel Penelitian

Gambaran dari populasi (obyek) penelitian adalah PT. Smartfren Telecom, Tbk yang bergerak di bidang jasa telekomunikasi yang bertempat di Jl. H. Agus Salim No. 45 Jakarta 10340, Indonesia. Penelitian ini menggunakan sumber data sekunder. Data tersebut diperoleh dari laporan keuangan pokok yang dipublikasikan, meliputi: neraca, laporan laba- rugi PT. Smartfren Telecom, Tbk tahun 2009, 2010, 2011, 2012 dan harga saham sekitar kejadian.

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Kinerja keuangan didefinisikan sebagai prestasi manajemen dalam hal ini manajemen keuangan dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu menghasilkan keuntungan dan meningkatkan nilai perusahaan. Rasio keuangan dan return saham merupakan variabel yang diteliti dalam penelitian ini sebagai cerminan kinerja perusahaan.

Rasio keuangan merupakan alat yang menunjukkan hubungan atau korelasi dari suatu laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba-rugi. Dalam penelitian ini, rasio keuangan yang digunakan meliputi rasio berikut ini:

a. Rasio likuiditas, meliputi: current ratio dan quick ratio.

b. Rasio aktivitas, meliputi: Fixed Asset Turn over dan Total Asset Turn over.

c. Rasio solvabilitas, meliputi: Total Debt To Asset Ratio dan Total Debt To Equity Ratio.

d. Rasio profitabilitas, meliputi: Operating Profit Margin, Net Profit Margin, Return on Investment dan Return on Equity.

Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Analisis deskriptif kuantitatif.

Analisis deskriptif kuantitatif merupakan analisis dengan merinci dan menjelaskan secara panjang lebar keterkaitan data penelitian yang biasanya tercantum dalam bentuk tabel dan analisis didasarkan pada data di tabel tersebut. Data penelitian tersebut adalah olahan data perhitungan rasio keuangan dan return saham.

2. Analisis Statistika.

Analisis statistika merupakan analisis yang dilakukan dengan menggunakan teknik statistik. Teknik ini dipergunakan untuk membuktikan hipotesis penelitian yang diajukan sebelumnya.

Setelah menghitung rasio-rasio keuangan, dilanjutkan analisis uji signifikansi untuk mengetahui apakah ada perbedaan secara signifikan antara rasio-rasio keuangan pada masa sebelum dengan sesudah akuisisi. Berdasarkan perhitungan masing-masing rasio, berikutnya disajikan data statistik yang memuat nilai minimum, nilai maksimum, rata-rata, standar deviasi, standar error mean dan pengujian statistik paired t-test untuk uji signifikansi.

(10)

Langkah-langkah Uji t adalah:

a. Merumuskan uji hipotesis dengan langkah:

Ho : μ1=μ2, tidak ada perbedaan terhadap kinerja perusahaan sebelum dan sesudah akuisisi.

Ho : μ1≠μ2, ada perbedaan terhadap kinerja perusahaan sebelum dan sesudah akuisisi.

b. Menggunakan level of significant (α) 5%, karena pengujian menggunakan dua sisi (Two Tailed) maka probability pembatas antara daerah penerimaan Ho dan penolakan Ho masing-masing 2,5% dengan:

Df=n-1

c. Menentukan nilai kritis dengan rumus:

df=n-1

d. Menghitung uji hipotesis dengan rumusan nilai t menurut Djarwanto PS:

d d

t hitung = ; d =

sd / √n n

sd = (d−d)² n−1 Keterangan:

d = Selisih data sebelum dan sesudah akuisisi

d = rata-rata selisih data sebelum dan sesudah akuisisi sd = standart deviasi

n = Jumlah Perusahaan

e. Membandingkan antara thitung dengan ttabel

f. Mengambil kesimpulan.

1) Jika –tα / 2 ; n-1 ≤ t hitung ≤ tα / 2 ; n-1, maka Ho diterima atau Hi ditolak.

2) Jika < -tα / 2 ; n-1 ≤ t hitung > tα / 2 ; n-1, maka Ho ditolak atau Hi diterima.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan 1. Analisis Perbedaan Current Ratio

Adapun langkah-langkah analisis data untuk menguji signifikansi Current Ratio dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Rumusan hipotesis Ho : 𝜇1 = 𝜇2

Ha : Tidak semua rata-rata populasi sama b. Menentukan nilai kritis

Tingkat signifikansi (α) adalah 5% dengan 2 sisi (α = 2,5%) dan derajat kebebasan atau degree of freedom (df) = (n-1) = 1, maka nilai kritis (t tabel) dalam pengujian ini adalah = 25,452.

c. Menentukan nilai t hitung:

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS 20.0 didapatkan output sebagai berikut:

(11)

Tabel 1 t hitung Current Ratio Paired Samples Test Paired Differences

T Df Sig. (2

tailed) Mean Std.

Deviation Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pair

1

CR sblm –

CR ssdh ,01500 ,10607 ,07500 -,93797 ,96797 ,200 1 ,874

Sumber: Bursa Efek Indonesia Surabaya(Data Diolah Penulis)

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa t hitung sebesar 0,200.

d. Kriteria keputusan

Bila –t tabel < t hitung < t tabel, maka H0 tidak berhasil ditolak Bila t hitung ≥ t tabel atau t hitung ≤ –t tabel, maka H0 ditolak e. Keputusan

Nilai distribusi t hitung berada di daerah penerimaan hipotesis nol (Ho), karena –t tabel <

t hitung < t tabel, maka H0 tidak berhasil ditolak, yang berarti bahwa secara statistik Current Ratio sebelum dan sesudah akuisisi tidak berbeda secara signifikan. Tidak adanya perbedaan yang signifikan juga ditunjukkan dari adanya nilai signifikansi > 0,025 yaitu 0,874.

2. Analisis Perbedaan Quick Ratio

Adapun langkah-langkah analisis data untuk menguji signifikansi Quick Ratio dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Rumusan hipotesis Ho : 𝜇1 = 𝜇2

Ha : Tidak semua rata-rata populasi sama b. Menentukan nilai kritis

Tingkat signifikansi (α) adalah 5% dengan 2 sisi (α = 2,5%) dan derajat kebebasan atau degree of freedom (df) = (n-1) = 1, maka nilai kritis (t tabel) dalam pengujian ini adalah = 25,452.

c. Menentukan nilai t hitung:

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS 20.0 didapatkan output sebagai berikut:

Tabel 2 t hitung Quick Ratio Paired Samples Test Paired Differences

T Df

Sig. (2- tailed) Mean

Std.

Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the

Difference Lower Upper Pair

1

QR sblm –

QR ssdh ,00500 ,00707 ,00500 -,05853 ,06853 1,000 1 ,500

Sumber: Bursa Efek Indonesia Surabaya(Data Diolah Penulis)

(12)

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa t hitung sebesar 1,000.

d. Kriteria keputusan

Bila –t tabel < t hitung < t tabel, maka H0 tidak berhasil ditolak Bila t hitung ≥ t tabel atau t hitung ≤ –t tabel, maka H0 ditolak e. Keputusan

Nilai distribusi t hitung berada di daerah penerimaan hipotesis nol (Ho), karena –t tabel <

t hitung < t tabel, maka H0 tidak berhasil ditolak, yang berarti bahwa secara statistik Quick Ratio sebelum dan sesudah akuisisi tidak berbeda secara signifikan. Tidak adanya perbedaan yang signifikan juga ditunjukkan dari adanya nilai signifikansi > 0,025 yaitu 0,500.

3. Analisis Perbedaan Fixed Asset Turn Over

Adapun langkah-langkah analisis data untuk menguji signifikansi Fixed Asset Turn Over dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Rumusan hipotesis Ho : 𝜇1 = 𝜇2

Ha : Tidak semua rata-rata populasi sama b. Menentukan nilai kritis

Tingkat signifikansi (α) adalah 5% dengan 2 sisi (α = 2,5%) dan derajat kebebasan atau degree of freedom (df) = (n-1) = 1, maka nilai kritis (t tabel) dalam pengujian ini adalah = 25,452.

c. Menentukan nilai t hitung:

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS 20.0 didapatkan output sebagai berikut:

Tabel 3

t hitung Fixed Asset Turn Over Paired Samples Test Paired Differences

t Df

Sig. (2- tailed) Mean

Std.

Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the

Difference Lower Upper Pair

1

FATO sblm –

FATO ssdh ,00500 ,04950 ,03500 -,43972 ,44972 ,143 1 ,910 Sumber: Bursa Efek Indonesia Surabaya(Data Diolah Penulis)

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa t hitung sebesar 0,143.

d. Kriteria keputusan

Bila –t tabel < t hitung < t tabel, maka H0 tidak berhasil ditolak Bila t hitung ≥ t tabel atau t hitung ≤ –t tabel, maka H0 ditolak e. Keputusan

Nilai distribusi t hitung berada di daerah penerimaan hipotesis nol (Ho), karena –t tabel <

t hitung < t tabel, maka H0 tidak berhasil ditolak, yang berarti bahwa secara statistik Fixed Asset Turn Over sebelum dan sesudah akuisisi tidak berbeda secara signifikan. Tidak adanya perbedaan yang signifikan juga ditunjukkan dari adanya nilai signifikansi > 0,025 yaitu 0,910.

(13)

4. Analisis Perbedaan Total Asset Turn Over

Adapun langkah-langkah analisis data untuk menguji signifikansi Total Asset Turn Over dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Rumusan hipotesis Ho : 𝜇1 = 𝜇2

Ha : Tidak semua rata-rata populasi sama b. Menentukan nilai kritis

Tingkat signifikansi (α) adalah 5% dengan 2 sisi (α = 2,5%) dan derajat kebebasan atau degree of freedom (df) = (n-1) = 1, maka nilai kritis (t tabel) dalam pengujian ini adalah = 25,452.

c. Menentukan nilai t hitung:

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS 20.0 didapatkan output sebagai berikut:

Tabel 4

t hitung Total Asset Turn Over Paired Samples Test Paired Differences

t Df

Sig. (2- tailed) Mean

Std.

Deviatio n

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the

Difference Lower Upper Pair

1 TATO sblm -

TATO ssdh -,00500 ,04950 ,03500 -,44972 ,43972 -,143 1 ,910 Sumber: Bursa Efek Indonesia Surabaya(Data Diolah Penulis)

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa t hitung sebesar 0,143.

d. Kriteria keputusan

Bila –t tabel < t hitung < t tabel, maka H0 tidak berhasil ditolak Bila t hitung ≥ t tabel atau t hitung ≤ –t tabel, maka H0 ditolak e. Keputusan

Nilai distribusi t hitung berada di daerah penerimaan hipotesis nol (Ho), karena –t tabel <

t hitung < t tabel, maka H0 tidak berhasil ditolak, yang berarti bahwa secara statistik Total Asset Turn Over sebelum dan sesudah akuisisi tidak berbeda secara signifikan. Tidak adanya perbedaan yang signifikan juga ditunjukkan dari adanya nilai signifikansi > 0,025 yaitu 0,910.

5. Analisis Perbedaan Total Debt to Asset Ratio

Adapun langkah-langkah analisis data untuk menguji signifikansi Total Debt to Asset Ratio dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Rumusan hipotesis Ho : 𝜇1 = 𝜇2

Ha : Tidak semua rata-rata populasi sama b. Menentukan nilai kritis

Tingkat signifikansi (α) adalah 5% dengan 2 sisi (α = 2,5%) dan derajat kebebasan atau degree of freedom (df) = (n-1) = 1, maka nilai kritis (t tabel) dalam pengujian ini adalah = 25,452.

(14)

c. Menentukan nilai t hitung:

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS 20.0 didapatkan output sebagai berikut:

Tabel 5

t hitung Total Debt to Asset Ratio Paired Samples Test

Paired Differences

t Df

Sig. (2- tailed) Mean

Std.

Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pair

1

DAR sblm –

DAR ssdh ,24000 ,19799 ,14000 -1,53887 2,01887 1,714 1 ,336 Sumber: Bursa Efek Indonesia Surabaya(Data Diolah Penulis)

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa t hitung sebesar 1,714.

d. Kriteria keputusan

Bila –t tabel < t hitung < t tabel, maka H0 tidak berhasil ditolak Bila t hitung ≥ t tabel atau t hitung ≤ –t tabel, maka H0 ditolak e. Keputusan

Nilai distribusi t hitung berada di daerah penerimaan hipotesis nol (Ho), karena –t tabel <

t hitung < t tabel, maka H0 tidak berhasil ditolak, yang berarti bahwa secara statistik Total Debt to Asset Ratio sebelum dan sesudah akuisisi tidak berbeda secara signifikan. Tidak adanya perbedaan yang signifikan juga ditunjukkan dari adanya nilai signifikansi > 0,025 yaitu 0,336.

6. Analisis Perbedaan Total Debt to Equity Ratio

Adapun langkah-langkah analisis data untuk menguji signifikansi Total Debt to Equity Ratio dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Rumusan hipotesis Ho : 𝜇1 = 𝜇2

Ha : Tidak semua rata-rata populasi sama b. Menentukan nilai kritis

Tingkat signifikansi (α) adalah 5% dengan 2 sisi (α = 2,5%) dan derajat kebebasan atau degree of freedom (df) = (n-1) = 1, maka nilai kritis (t tabel) dalam pengujian ini adalah = 25,452.

c. Menentukan nilai t hitung:

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS 20.0 didapatkan output sebagai berikut:

(15)

Tabel 6

t hitung Total Debt to Equity Ratio Paired Samples Test

Paired Differences

T df

Sig. (2- tailed) Mean

Std.

Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pair

1 DER sblm –

DER ssdh -19,08500 30,15810 21,32500 -290,04482 251,87482 -,895 1 ,535 Sumber: Bursa Efek Indonesia Surabaya(Data Diolah Penulis)

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa t hitung sebesar -0,895.

d. Kriteria keputusan

Bila –t tabel < t hitung < t tabel, maka H0 tidak berhasil ditolak Bila t hitung ≥ t tabel atau t hitung ≤ –t tabel, maka H0 ditolak e. Keputusan

Nilai distribusi t hitung berada di daerah penerimaan hipotesis nol (Ho), karena –t tabel <

t hitung < t tabel, maka H0 tidak berhasil ditolak, yang berarti bahwa secara statistik Total Debt to Equity Ratio sebelum dan sesudah akuisisi tidak berbeda secara signifikan. Tidak adanya perbedaan yang signifikan juga ditunjukkan dari adanya nilai signifikansi > 0,025 yaitu 0,535.

7. Analisis Perbedaan Operating Profit Margin

Adapun langkah-langkah analisis data untuk menguji signifikansi Operating Profit Margin dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Rumusan hipotesis Ho : 𝜇1 = 𝜇2

Ha : Tidak semua rata-rata populasi sama b. Menentukan nilai kritis

Tingkat signifikansi (α) adalah 5% dengan 2 sisi (α = 2,5%) dan derajat kebebasan atau degree of freedom (df) = (n-1) = 1, maka nilai kritis (t tabel) dalam pengujian ini adalah = 25,452.

c. Menentukan nilai t hitung:

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS 20.0 didapatkan output sebagai berikut:

Tabel 7

t hitung Operating Profit Margin Paired Samples Test Paired Differences

t df

Sig. (2- tailed) Mean

Std.

Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pair

1

OPM sblm –

OPM ssdh -,17000 1,64049 1,16000 -14,90920 14,56920 -,147 1 ,907 Sumber: Bursa Efek Indonesia Surabaya(Data Diolah Penulis)

(16)

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa t hitung sebesar -0,147.

d. Kriteria keputusan

Bila –t tabel < t hitung < t tabel, maka H0 tidak berhasil ditolak Bila t hitung ≥ t tabel atau t hitung ≤ –t tabel, maka H0 ditolak e. Keputusan

Nilai distribusi t hitung berada di daerah penerimaan hipotesis nol (Ho), karena –t tabel <

t hitung < t tabel, maka H0 tidak berhasil ditolak, yang berarti bahwa secara statistik Operating Profit Margin sebelum dan sesudah akuisisi tidak berbeda secara signifikan.

Tidak adanya perbedaan yang signifikan juga ditunjukkan dari adanya nilai signifikansi >

0,025 yaitu 0,907.

8. Analisis Perbedaan Net Profit Margin

Adapun langkah-langkah analisis data untuk menguji signifikansi Net Profit Margin dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Rumusan hipotesis Ho : 𝜇1 = 𝜇2

Ha : Tidak semua rata-rata populasi sama b. Menentukan nilai kritis

Tingkat signifikansi (α) adalah 5% dengan 2 sisi (α = 2,5%) dan derajat kebebasan atau degree of freedom (df) = (n-1) = 1, maka nilai kritis (t tabel) dalam pengujian ini adalah = 25,452.

c. Menentukan nilai t hitung:

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS 20.0 didapatkan output sebagai berikut:

Tabel 8

t hitung Net Profit Margin Paired Samples Test Paired Differences

t df

Sig. (2- tailed) Mean

Std.

Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pair

1

NPM sblm –

NPM ssdh -,84500 2,72236 1,92500 -25,30444 23,61444 -,439 1 ,737 Sumber: Bursa Efek Indonesia Surabaya(Data Diolah Penulis)

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa t hitung sebesar -0,439.

d. Kriteria keputusan

Bila –t tabel < t hitung < t tabel, maka H0 tidak berhasil ditolak Bila t hitung ≥ t tabel atau t hitung ≤ –t tabel, maka H0 ditolak e. Keputusan

Nilai distribusi t hitung berada di daerah penerimaan hipotesis nol (Ho), karena –t tabel <

t hitung < t tabel, maka H0 tidak berhasil ditolak, yang berarti bahwa secara statistik Net Profit Margin sebelum dan sesudah akuisisi tidak berbeda secara signifikan. Tidak adanya perbedaan yang signifikan juga ditunjukkan dari adanya nilai signifikansi > 0,025 yaitu 0,737.

(17)

9. Analisis Perbedaan Return on Investments

Adapun langkah-langkah analisis data untuk menguji signifikansi Return on Investments dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Rumusan hipotesis Ho : 𝜇1 = 𝜇2

Ha : Tidak semua rata-rata populasi sama b. Menentukan nilai kritis

Tingkat signifikansi (α) adalah 5% dengan 2 sisi (α = 2,5%) dan derajat kebebasan atau degree of freedom (df) = (n-1) = 1, maka nilai kritis (t tabel) dalam pengujian ini adalah = 25,452.

c. Menentukan nilai t hitung:

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS 20.0 didapatkan output sebagai berikut:

Tabel 9

t hitung Return on Investments Paired Samples Test Paired Differences

t df

Sig. (2- tailed) Mean

Std.

Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pair

1

ROI sblm –

ROI ssdh -,07500 ,17678 ,12500 -1,66328 1,51328 -,600 1 ,656 Sumber: Bursa Efek Indonesia Surabaya(Data Diolah Penulis)

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa t hitung sebesar -0,600.

d. Kriteria keputusan

Bila –t tabel < t hitung < t tabel, maka H0 tidak berhasil ditolak Bila t hitung ≥ t tabel atau t hitung ≤ –t tabel, maka H0 ditolak e. Keputusan

Nilai distribusi t hitung berada di daerah penerimaan hipotesis nol (Ho), karena –t tabel <

t hitung < t tabel, maka H0 tidak berhasil ditolak, yang berarti bahwa secara statistik Return on Investments sebelum dan sesudah akuisisi tidak berbeda secara signifikan. Tidak adanya perbedaan yang signifikan juga ditunjukkan dari adanya nilai signifikansi > 0,025 yaitu 0,656.

10. Analisis Perbedaan Return on Equity

Adapun langkah-langkah analisis data untuk menguji signifikansi Return on Equity dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Rumusan hipotesis Ho : 𝜇1 = 𝜇2

Ha : Tidak semua rata-rata populasi sama b. Menentukan nilai kritis

Tingkat signifikansi (α) adalah 5% dengan 2 sisi (α = 2,5%) dan derajat kebebasan atau degree of freedom (df) = (n-1) = 1, maka nilai kritis (t tabel) dalam pengujian ini adalah = 25,452.

c. Menentukan nilai t hitung:

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS 20.0 didapatkan output sebagai berikut:

(18)

Tabel 10

t hitung Return on Equity Paired Samples Test Paired Differences

t df Sig. (2-

tailed)

Mean Std.

Deviation Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pair

1

ROE sblm –

ROE ssdh 5,93000 8,64084 6,11000 -71,70491 83,56491 ,971 1 ,510 Sumber: Bursa Efek Indonesia Surabaya(Data Diolah Penulis)

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa t hitung sebesar 0,971.

d. Kriteria keputusan

Bila –t tabel < t hitung < t tabel, maka H0 tidak berhasil ditolak Bila t hitung ≥ t tabel atau t hitung ≤ –t tabel, maka H0 ditolak e. Keputusan

Nilai distribusi t hitung berada di daerah penerimaan hipotesis nol (Ho), karena –t tabel <

t hitung < t tabel, maka H0 tidak berhasil ditolak, yang berarti bahwa secara statistik Return on Equity sebelum dan sesudah akuisisi tidak berbeda secara signifikan. Tidak adanya perbedaan yang signifikan juga ditunjukkan dari adanya nilai signifikansi > 0,025 yaitu 0,510.

Dari analisis diatas dapat dilihat pada table sebagai berikut:

Tabel 11

Rekapitulasi Hasil Analisis Uji t Sampel Berpasangan

No Rasio Keuangan t

hitung t table Nilai

Sig. Penolakan /

Penerimaan Ho Keterangan

1 Current Ratio 0,200 ±25,452 0,874

Tidak berhasil

ditolak Tidak Berbeda

2 Quick Ratio 1,000 ±25,452 0,500

Tidak berhasil

ditolak Tidak Berbeda 3 Fixed Asset Turn over 0,143 ±25,452 0,910

Tidak berhasil

ditolak Tidak Berbeda 4 Total Asset Turn over 0,143 ±25,452 0,910 Tidak berhasil

ditolak Tidak Berbeda 5 Total Debt To Asset Ratio 1,714 ±25,452 0,336

Tidak berhasil

ditolak Tidak Berbeda 6 Total Debt To Equity Ratio -0,895 ±25,452 0,535 Tidak berhasil

ditolak Tidak Berbeda 7 Operating Profit Margin -0,147 ±25,452 0,907

Tidak berhasil

ditolak Tidak Berbeda 8 Net Profit Margin -0,439 ±25,452 0,737 Tidak berhasil

ditolak Tidak Berbeda 9 Return on Investment -0,600 ±25,452 0,656

Tidak berhasil

ditolak Tidak Berbeda 10 Return on Equity 0,971 ±25,452 0,510

Tidak berhasil

ditolak Tidak Berbeda Sumber: Bursa Efek Indonesia Surabaya(Data Diolah Penulis)

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 10 rasio yang diteliti dari PT. Smartfreen Telecom, Tbk yang melakukan akuisisi, ternyata semua rasio tersebut tidak mempunyai

(19)

perbedaan secara signifikan antara sebelum dan sesudah akuisisi. Sehingga hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini tidak terbukti.

Tidak adanya perbedaan yang signifikan ini salah satu penyebabnya adalah komposisi kepemilikan yang banyak berubah pada PT. Mobile-8 Telecom, Tbk yang di akuisisi oleh PT.

Smartfreen Telecom, Tbk pada kenyataannya hanya menjual sahamnya pada publik sebesar 0,03% sehingga PT. Smartfreen Telecom, Tbk sekarang mempunyai saham 99,97%.

Perubahan komposisi kepemilikan ini tentunya juga mempengaruhi kebijakan manajemen perusahaan, termasuk bidang keuangan.

SIMPULAN DAN KETERBATASAN Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai perbedaan rasio keuangan PT. Smartfreen Telecom, Tbk antara sebelum dan sesudah akuisisi, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: (1) Berdasarkan hasil perhitungan rasio likuiditas yaitu current ratio tidak mengalami perubahan setelah dilakukan akuisisi, sedangkan quick ratio mengalami penurunan setelah dilakukan akuisisi. Ini berarti bahwa setelah akuisisi kinerja keuangan berupa rasio likuiditas menunjukkan penurunan kinerja; (2) Berdasarkan hasil perhitungan rasio aktivitass yang terdiri dari Fixed Asset Turn Over mengalami penurunan setelah dilakukan akuisisi, sedangkan Total Asset Turn Over tidak mengalami peningkatan setelah dilakukan akuisisi. Ini berarti bahwa setelah akuisisi kinerja keuangan berupa rasio aktivitas menunjukkan penurunan kinerja; (3) Berdasarkan hasil perhitungan rasio solvabilitas yang terdiri dari Total Debt to Asset Ratio mengalami penurunan setelah dilakukan akuisisi, sedangkan Total Debt to Equity Ratio mengalami penurunan setelah dilakukan akuisisi. Ini berarti bahwa setelah akuisisi kinerja keuangan berupa rasio solvabilitas menunjukkan penurunan kinerja; (4) Berdasarkan hasil perhitungan rasio profitabilitas yang terdiri dari operating profit margin, net profit margin, return on investments, dan return on equity diketahui bahwa keempat rasio tersebut mengalami peningkatan setelah dilakukan akuisisi. Ini berarti bahwa setelah akuisisi kinerja keuangan berupa rasio profitabilitas menunjukkan perbaikan kinerja; (5) Dari hasil pengujian dapat diketahui bahwa dari 10 rasio yang diteliti dai PT. Smartfren Telecom, Tbk yang melakukan akuisisi, ternyata kesemua rasio tersebut tidak mempunyai perbedaan secara signifikan antara sebelum dan sesudah akuisisi. Sehingga hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini tidak terbukti.

Keterbatasan

Keterbatasan utama yang terdapat dalam penelitian ini adalah dari tidak adanya perbedaan yang signifikan beberapa rasio keuangan PT. Smartfren Telecom, Tbk antara sebelum dan sesudah akuisisi dapat menjadi pertimbangan bagi investor yang akan menginvestasikan dananya sesuai dengan kecenderungannya dalam melihat kinerja keuangan (rasio keuangan).

Perlu dilakukan penelitian serupa dengan mengambil jumlah sampel perusahaaan yang lebih banyak dan periode peneitian yang lebih lama, agar menghasilkan informasi yang lengkap kepada investor maupun calon investor.

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Harahap, S. S. 2004. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Edisi Pertama. Cetakan Keempat. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Indriyani, S. dan A. Maksum. Analisis Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (kasus 30

perusahaan di Indonesia). Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Universitas Sumatera Utara.

Mahrus. 2007. Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Akuisisi pada Perusahaan Manufaktur yang Go Public. Skripsi STIE Perbanas.

Moin, A. 2007. Merger, Akuisisi dan Divestasi. Edisi Kedua. Ekonisia. Yogyakarta.

Munawir, S. 2002. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Cetak. Penerbit Liberty.

Yogyakarta.

Payamta, dan D. Setiawan, 2004. “Analisis Pengaruh Merger dan Akuisisi, Terhadap Kinerja Peusahaan Publik Di Indonesia.” Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 7 No. 3 (september) 265-282.

Pujiati, L. 2010. Analisis Kinerja Keuangan PT. HM Sampoerna, Tbk Sebelum dan Sesudah Akuisisi. Skripsi STIESIA.

Soelistyowati, E. 2011. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Akuisisi pada Perusahaan Non Keuangan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia.

Skripsi STIESIA.

●●●

Gambar

Tabel 1  t hitung Current Ratio       Paired Samples Test  Paired Differences  T  Df  Sig

Referensi

Dokumen terkait

Studi dokumen adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengumpulkan, mempelajari, dan mengolah file-file atau dokumen-dokumen yang relevan dengan masalah penelitian,

Gambar 4.14 menunjukkan grafik efisiensi pembangkit dari kondisi sebelum dan sesudah dilakukan variasi. Kondisi existing nilai efisiensi pembangkit adalah 30.04 %, yang

kg.mm 500. Dari pengujian balok profil dengan cor beton sebanyak 8 buah benda uji, diperoleh hasil seperti yang diberikan pada tabel 4 atau gambar 11. Dari hasil

Dibutuhkan perangkat lunak Sistem Informasi Manajemen Pustaka yang dilengkapi dengan fasilitas untuk melakukan pengelolaan sumber pustaka berupa fisik dan digital,

Dengan telah dilakukannya penelitian tentang pengaruh non performing financing dan financing to deposit ratio terhadap profitabilitas dengan Capital Adequacy Ratio

Hasil : Implementasi pada dilakukan selama 1x20 menit, melakukan pendidikan kesehatan tentang pengertian demam tifoid, tujuan diberikan pendidikan kesehatan,

Ketika saya sedang berbicara, orang tua tidak memberikan jawaban atau tanggapan. SS S

Untuk memperoleh data mengenai penataan lokasi wisata adalah dengan cara pengamatan secara langsung obyek lokasi wisata sejenis untuk mengetahui permasalahan dan