• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 LANDASAN TEORI PEMBANGUNAN SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT SISTEM PENCERNAAN PADA ANAK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB 3 LANDASAN TEORI PEMBANGUNAN SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT SISTEM PENCERNAAN PADA ANAK."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

20 BAB 3 LANDASAN TEORI

3.1. Sistem Pakar

3.1.1. Pengertian Sistem Pakar

(2)

21

tentang gejala-gejala penyakit dan memberikan kemungkinan pencocokan resep gejala seperti ahli atau spesialis. Tujuan utama dari sistem pakar adalah untuk memberikan saran kepada pengguna jika ada pengguna yang mencari saran dari sistem (Ansari, 2013). Proses membangun sistem pakar sering disebut sebagai rekayasa pengetahuan. Ini pada dasarnya berarti akuisisi pengetahuan dari ahli manusia atau sumber lain (s) dan kemudian coding / mewakili pengetahuan tersebut dalam basis pengetahuan dari sistem pakar (Ogu & A., 2013). Karena sistem pakar merupakan sistem yang berbasis pengetahuan, maka sistem pakar memiliki salah satu komponen bernama basis pengetahuan (knowledge base) yang di dapat dari pengetahuan para ahli untuk memecahkan masalah. Jadi, pada dasarnya sistem pakar terdiri dari 3 komponen utama menurut (Josephine & Jeyabalaraja, 2012), yaitu:

a.Basis Pengetahuan

(3)

22

dan dibentuk secara sistematis. Menurut (Tyas, 2012) Sampai saat ini terdapat berbagai cara representasi pengetahuan yang telah dikenal, misalnya :

- Rule-Based Knowledge

Pengetahuan direpresentasikan dalam suatu bentuk fakta (facts) dan aturan (rules). Bentuk representasi ini terdiri atas premise dan kesimpulan. Pada penalaran berbasis aturan, pengetahuan dipersentasikan dengan menggunakan aturan berbentuk : IF-THEN. Bentuk ini digunakan apabila kita memiliki sejumlah pengetahuan pakar pada suatu permasalahan tertentu, dan pakar dapat menyelesaikan masalah tersebut secara berurutan. Disamping itu, bentuk ini juga digunakan apabila dibutuhkan penjelasan tentang langkah-langkah pencapaian solusi.

- Case-Base Reasoning

Pada penalaran berbasis kasus (cases), basis pengetahuan berisi solusi-solusi yang telah dicapai sebelumnya, kemudian akan diturunkan suatu solusi untuk keadaan yang terjadi sekarang (fakta yang ada). Bentuk ini digunakan apabila user menginginkan untuk mengetahui lebih banyak

lagi pada kasus-kasus yang hampir sama (mirip). Selain itu, bentuk ini juga digunakan apabila kita telah memiliki sejumlah situasi atau kasus tertentu dalam basis pengetahuan atau dapat diartikan pengetahuan direpresentasikan dalam bentuk kesimpulan kasus.

(4)

23

Pengetahuan direpresentasikan dalam suatu bentuk hirarki atau jaringan frame.

- Object-Based Knowledge

Pengetahuan direpresentasikan sebagai jaringan dari objek-objek. Objek adalah elemen data yang terdiri dari data dan metode (proses).

b.Mesin Inferensi

Inferensi merupakan proses yang digunakan sistem pakar untuk menghasilkan informasi baru dari informasi yang telah diketahui. Dalam sistem pakar proses inferensi dilakukan dalam suatu modul yang disebut dengan mesin inferensi (Inference Engine). Fungsi mesin inferensi adalah :

- Memberikan pertanyaan kepada user.

- Menambah jawaban pada working memory (balckboard).

- Menambahkan fakta baru dari suatu rule (hasil inferensi).

- Menambahkan fakta baru tersebut pada working memory. Working Memory merupakan bagian dari

sistem pakar yang digunakan untuk merekam kejadian yang sedang berlangsung termasuk keputusan sementara. Bagian ini berisi fakta-fakta masalah yang ditemukan dalam suatu proses.

- Mencocokkan fakta pada working memory dengan rule.

(5)

24

Bagian ini merupakan suatu mekanisme atau media komunikasi antar pengguna (user) dengan program. Bagian ini juga menyediakan dan memberikan fasilitas informasi dan beberapa keterangan yang mengarah pada penelusuran masalah sampai ditemukan solusi. Menurut (Ogu & A., 2013) Antarmuka pengguna biasanya bukan bagian generik dari teknologi sistem pakar, dan tidak diberi banyak perhatian dalam tahun-tahun awal pengembangan sistem pakar. Namun, sekarang dapat diterima secara luas bahwa antarmuka pengguna dapat membuat perbedaan penting dalam utilitas yang dirasakan dari suatu sistem pakar terlepas dari kinerja sistem.

3.1.2. Karakteristik Sistem Pakar

Menurut (Halim, 2011) sistem pakar memiliki beberapa karakteristik, yaitu:

a.Pengetahuan sistem pakar merupakan suatu konsep, bukan berbentuk numeris. Hal ini dikarenakan komputer melakukan poses pengolahan data secara numerik sedangkan keahlian dari seorang pakar adalah fakta dan aturan-aturan.

(6)

25

c.Kemungkinan solusi sistem pakar terhadap suatu permasalahan adalah bervariasi dan mempunyai banyak pilihan jawaban yang dapat diterima, semua faktor yang ditelusuri memiliki ruang masalah yang luas dan tidak pasti. Oleh karena itu, diperlukan fleksibilitas sistem dalam menangani kemungkinan solusi dari berbagai permasalahan yang ada.

d.Perubahan atau pengembangan pengetehuan dalam sistem pakar dapat terjadi setiap saat bahkan sepanjang waktu sehingga diperlukan kemudahan dalam memodifikasi sistem untuk menampung jumlah pengetahuan yang semakin besar dan semakin bervariasi.

e.Pandangan dan pendapat setiap pakar tidaklah selalu sama, oleh karena itu tidak ada jaminan bahwa solusi sistem pakar merupakan jawaban yang pasti benar. Setiap pakar akan memberikan pertimbangan-pertimbangan berdasarkan faktor subyektif.

3.1.3. Kelebihan Sistem Pakar

Sistem pakar memiliki beberapa kelebihan atau keuntungan menurut (Olanloye, 2014), yaitu:

(7)

26

pakar untuk memecahkan masalah dalam kehidupan nyata dengan cara yang berbeda telah memungkinkan untuk menolong seorang pakar (human expert).

b.Dalam kebanyakan kasus, pengembangan sistem pakar akan mengurangi biaya pengambilan keputusan karena ketersediaan sistem pakar membuat penggunaan yang tepat dan efektif dari data yang tersedia.

c. Sistem pakar memungkinkan pemeriksaan secara objektivitas dengan cara mempertimbangkan keterangan data dari pengguna tanpa memperhatikan kepribadian pengguna atau reaksi emosional pengguna.

d. Sistem pakar memungkinkan seorang pakar untuk memiliki waktu luang dan lebih berkonsentrasi pada beberapa kegiatan yang bermakna lainnya.

3.1.4. Kekurangan Sistem Pakar

Tidak hanya memiliki banyak kelebihan, sistem pakar juga memiliki beberapaka kekurangan, berikut beberapa kekurangan sistem pakar menurut (Sharif, 2012) :

a.sistem pakar tidak banyak digunakan di perusahaan-perusahaan bisnis atau organisasi. Karena penggunaan yang terbatas, perusahaan masih ragu-ragu tentang kemampuan sistem pakar dan yang jelas biaya yang diperlukan cukup tinggi dalam membangun sistem pakar.

(8)

27

Hingga membuat seorang manajer enggan menggunakan sistem pakar. Dalam satu aspek, mengembangkan sistem pakar yang user-friendly adalah tantangan terbesar bagi pengembang sistem pakar.

c.Ruang lingkup yang terbatas. Ini adalah kelemahan paling jelas dalam sistem pakar; ruang lingkup sangat terbatas. Dalam aspek pengembangan, sistem pakar yang dibangun adalah yang terbaik yang dikembangkan karena nilai akurasi yang tinggi. Namun, pengambil keputusan dapat menghadapi masalah yang terus berubah yang melibatkan berbagai bidang yang saling terkait. d.Sumber utama dari pengetahuan yang didapat dalam

sistem pakar adalah seorang ahli/pakar. Manusia pasti bisa membuat kesalaham, jika seorang ahli memasukan informasi yang salah ke dalam sistem pakar, maka sistem pakar tersebut dapat memiliki dampak negatif dari hasil yang di dikeluarkan.

3.1.5. Akuisisi Pengetahuan

Akuisisi pengetahuan adalah metode pembelajaran yang meliputi pengumpulan, validasi, terjemahan, modeling, dan penyimpanan pengetahuan yang diambil dari

(9)

28

tempat yang tepat dalam sistem pakar (Vlaanderen, 1990).

3.2. Metode Forward Chaining

3.2.1. Pengertian Metode Forward Chaining

Metode forward chaining merupakan salah satu dari metode inferensi yang berarti metode ini dapat digunakan dalam proses sistem berbasis pengetahuan untuk menghasilkan informasi baru dari informasi yang sudah di ketahui.

(10)
[image:10.595.88.508.112.667.2]

29

Gambar 3.1. Gambaran kerja forward chaining (Tutik A., Delima, & Proboyekti, 2009).

Gambar 3.2. Model pemrosesan forward chaining

(Warnilah, 2015)

3.2.2. Cara Kerja Forward Chaining

(11)

30

a.Sistem dipresentasikan dengan satu atau lebih dari kondisi.

b.Untuk setiap kondisi sistem akan mencari rule pada knowledge base untuk rule tersebut yang cocok dengan

kondisi pada bagian IF.

c.Setiap rule dapat merubah suatu kondisi baru dari konklusi dari bagian THEN. Kondisi baru ini selanjutnya akan ditambahkan. Ada beberapa kondisi yang telah ditambahkan pada sistem akan diproses. Jika ada suatu kondisi, maka sistem akan kembali pada langkah ke-2 dan akan mencari rule pada knowledge base lagi. Jika tidak ada kondisi baru

lagi, maka sesi ini akan berakhir.

3.2.3. Kelebihan Metode Forward Chaining

Berikut adalah kelebihan metode Forward chaining menurut (Supartha & Sari, 2014), yaitu:

a.Kelebihan utama dari forward chaining yaitu metode ini akan bekerja dengan baik ketika problem bermula dari mengumpulkan/menyatukan informasi lalu kemudian mencari kesimpulan apa yang dapat diambil dari informasi tersebut.

b.Metode ini mampu menyediakan banyak sekali informasi dari hanya sejumlah kecil data.

(12)

31

3.2.4. Kekurangan Metode Forward Chaining

Berikut ini adalah kekurangan atau kelemahan dari metode forward chaining menurut (Mardika, Hamzah , & Suraya, 2015) :

a.Kelemahan utama metode ini yaitu kemungkinan tidak adanya cara untuk mengenali dimana beberapa fakta lebih penting dari fakta lainnya.

b.Sistem bisa saja menanyakan pertanyaan yang tidak berhubungan, walaupun jawaban dari pertanyaan tersebut penting, namun hal ini akan membingungkan user untuk menjawab pada subjek yang tidak berhubungan pada metode forward chaining.

3.3. Sistem Pencernaan Anak

3.3.1. Definisi Sistem Pencernaan Anak

(13)

32

Sistem pencernaan seorang anak terdiri dari bagian tubuh bekerja sama untuk mengubah makanan dan cairan yang kita makan dan minum, menjadi bahan bakar bagi tubuh yang dibutuhkan. Pencernaan, proses memecah makanan, mungkin memakan waktu beberapa jam sampai beberapa hari, tergantung pada apa yang Anda makan. Setiap bagian tubuh dalam sistem pencernaan: mulut, kerongkongan, lambung, usus kecil, pankreas, hati, kandung empedu, usus besar, usus besar, dan rektum, memainkan peran penting dalam pencernaan (Dr. Dave).

Sistem pencernaan bertanggung jawab untuk memecah makanan, menyerap nutrisi dari makanan, dan membersihkan tubuh dari produk limbah dari makanan (Pope & Norlin, 2014).

Sistem pencernaan yang sehat didukung oleh asupan, pengolahan, pemanfaatan, dan fungsi makanan. Bagian pencernaan merupakan bagian yang penting karena disanalah semua makanan di cerna, kemudian nutrisinya di saring dan disebarkan ke seluruh bagian tubuh. Pencernaan dapat bekerja dengan efisien tergantung dari apa yang di makan (Morris, Ph.D.).

3.3.2. Gangguan Sistem Pencernaan Anak

(14)

33

a.Celiac Sprue, merupakan salah satu gangguan autoimun yang menimbulkan kerusakan villi (tonjolan seperti rambut di permukaan dalam usus yang berperan dalam penyerapan nutrisi dari makanan) usus halus sehingga terjadi gangguan penyerapan. Penyakit ini juga dikenal sebagai nontropical sprue, gluten-sensitive enteropathy.

b.Intoleransi Laktosa, kondisi tubuh yang tidak mampu mencerna laktosa karena kekurangan enzim laktase. Laktosa adalah zat yang banyak ditemukan pada beberapa jenis makanan jenis dairy food seperti susu atau keju. Kondisi LI sering disalah artikan dengan kondisi alergi susu sapi karena memiliki gejala yang sama namun berbeda mekanisme penyebabnya.

c.Diare, buang air besar(defekasi) yang encer lebih dari tiga kali dalam sehari, dengan atau tanpa

darah dan dengan atau tanpa lendir dalam tinja.

Jenisnya ada dua pembagian yaitu, Diare akut dan

Diare kronis.

[image:14.595.92.514.110.767.2]

Jenis penyakit atau gangguan sistem pencernaan anak yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1 dibawah ini :

Tabel 3.1. Tabel Penyakit Sistem Pencernaan Anak

Nama Penyakit Gejala

(15)

34

- nafsu makan menurun - anak terlihat lemas

Intususepsi - nyeri perut

- muntah

- bab tidak lancar - pembengkakan perut - diare

- ada darah di dubur - adanya benjolan dalam perut

Abdomen Akut - nyeri perut - muntah

- pembengkakan perut Dispepsia (usus 12 jari) - perut terasa penuh

- kembung - mual - muntah

- nyeri perut

- nafsu makan menurun -sendawa

(16)

35

- penurunan berat badan - tinja berdarah

- lelah - mual - demam

Sembelit - BAB tidak lancar

- Susah mengeluarkan feses - nafsu makan menurun

- nyeri perut

Infeksi usus - nafsu makan menurun - mual

- keram perut - demam

- diare

Appendictus (Usus Buntu) - nafsu makan menurun - Nyeri perut

- demam

- perut kembung - muntah

- diare

(17)

36

- perut kembung

- Pembengkakan perut - sering buang angin

- tinja mengandung lendir - mual

- diare - lemas

- BAB tidak lancar Infeksi parasit (protozoa) - diare

- nyeri perut - demam

- muntah - mual

- penurunan berat badan Imunoprolis feratif usus

halus

- diare

- nyeri perut

- penurunan berat badan - jari tabuh

(18)

37

- keram perut - dubur berdarah - tinja hitam

Atresia Duodenum - pembengkakan perut

- muntah bewarna kehijauan - susah buang air kecil Pyloric stenosis - muntah

- tetap lapar setelah makan

- nyeri perut - dehidrasi

- bab tidak lancar

- penurunan berat badan Refluks Gastroesofagus - rasa panas didada

(19)

38 3.4. I Operating System (iOS)

iOS adalah sistem operasi perangkat genggam dari Apple. Awalnya dibuat hanya untuk iPhone,iOS kemudian

Gambar

Gambar 3.1. Gambaran kerja forward chaining (Tutik A.,
tabel 3.1 dibawah ini  :

Referensi

Dokumen terkait

Hasil implementasi sistem pakar diagnosa penyakit tanaman padi dengan metode inferensi forward chaining dan backward chaining berbasis web mempermudah untuk diakses oleh

SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSA PENYAKIT JANTUNG DENGAN METODE FORWARD CHAINING

Sistem pakar yang dibangun hanya menggunakan inferensi forward chaining sedangkan untuk proses mendapatkan hasil diagnosis tidak menggunakan suatu metode perhitungan

Metode Forward Chaining juga digunakan oleh Riskadewi (2005) untuk membangun aplikasi sistem. pakar Forward Chaining berbasis aturan pada pengawasan

Perhitungan Sistem Pakar yang digunakan menggunakan metode Certainty Factor. Metode inferensi yang digunakan yaitu

Hasil implementasi sistem pakar diagnosa penyakit tanaman padi dengan metode inferensi forward chaining dan backward chaining berbasis web mempermudah untuk diakses siapa

Perancangan sistem pakar ini menggunakan production rule sebagai metode representasi pengetahuan serta metode inferensi forward chaining yang memulai pencarian dari

Hasil implementasi sistem pakar diagnosa penyakit tanaman padi dengan metode inferensi forward chaining dan backward chaining berbasis web mempermudah untuk diakses oleh siapa