• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Morfologi dan Anatomi Beberapa Markisa Koleksi Balai Penelitian Tanaman Buah Kebun Percobaan Berastagi Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Studi Morfologi dan Anatomi Beberapa Markisa Koleksi Balai Penelitian Tanaman Buah Kebun Percobaan Berastagi Sumatera Utara"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

BEB

TAN

Diajuk

FAKUL

STU

BERAPA M

NAMAN B

kan untuk m

LTAS MA

UN

UDI MOR

MARKIS

BUAH K

SUM

melengkapi

ANNISA

DEPA

TEMATIK

NIVERSIT

RFOLOGI

SA KOLE

KEBUN PE

MATERA

SKRIP

i tugas dan Sarjana S

A WILLY

090805

ARTEMEN

KA DAN I

TAS SUM

MEDA

2014

I DAN AN

EKSI BAL

ERCOBA

A UTARA

PSI

n memenuh Sains

Y HALIM

047

N BIOLOG

ILMU PE

MATERA U

AN

4

NATOMI

LAI PENE

AAN BER

A

hi syarat me

MAS

GI

NGETAH

UTARA

I

ELITIAN

RASTAGI

encapai gel

HUAN ALA

N

I

lar

(2)
(3)

PERSETUJUAN

Judul : Studi Morfologi Dan Anatomi Beberapa

Markisa Koleksi Balai Penelitian Tanaman Buah Kebun Percobaan Berastagi Sumatera Utara

Kategori : Skripsi

Nama : Annisa Willy Halimas

Nomor Induk Mahasiswa : 090805047

Program Studi : Sarjana (S1) Biologi

Departemen : Biologi

Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara

Diluluskan di Medan, Oktober 2014

Komisi Pembimbing

Pembimbing 2, Pembimbing 1,

Dr. Suci Rahayu, M.Si Dr. Saleha Hannum, M.Si NIP.19650629 1992032002 NIP. 19710831 2000122001

Disetujui Oleh

Departemen Biologi FMIPA USU Ketua,

(4)

PERNYATAAN

STUDI MORFOLOGI DAN ANATOMI BEBERAPA MARKISA KOLEKSI BALAI PENELITIAN TANAMAN BUAH KEBUN PERCOBAAN

BERASTAGI SUMATERA UTARA

SKRIPSI

Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri. Kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Oktober 2014

(5)

PENGHARGAAN

Alhamdulillahirabbil alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karuniaNya sehingga penulis diberikan kekuatan dan kemudahan untuk dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi ini dengan judul “Studi Morfologi Dan Anatomi Beberapa Markisa Koleksi Balai Penelitian Tanaman Buah Kebun Percobaan Berastagi Sumatera Utara” sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana sains Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

Penelitian dan penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik karena bantuan, peran serta dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan kepada:

1. Teristimewa kepada Ayahanda Agus Salim dan Ibunda Halimah Rangkuti, adikku tersayang Achmad William Halimas dan Avicenna Wilsan Halimas, Bude dan Nenek, serta Abangda Fauzi Abdullah yang senantiasa setulus hati memberikan do’a, dorongan, kasih sayang serta semangat kepada penulis dalam menyelesaikan studi.

2. Dr. Saleha Hannum, M.Si dan Dr. Suci Rahayu, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya dalam memberikan arahan, bimbingan serta motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.

3. Bapak Bangun, Kak Rasiska Tarigan, S.P dan seluruh staf BPTB Kebun Percobaan Berastagi atas izin dan bantuan yang diberikan kepada penulis dalam melaksanakan penelitian.

4. Dra. Nunuk Priyani, M.Si dan Dra. Elimasni, M.Si selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan kritik, saran, dan masukan untuk kesempurnaan skripsi ini.

5. Dr. Nursahara Pasaribu, M.Sc selaku ketua Departemen Biologi.

6. Dr. Salomo Hutahaean, M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang telah banyak memberikan nasehat dan bimbingan kepada penulis dalam menjalani perkuliahan.

7. Seluruh dosen Departemen Biologi FMIPA USU yang telah banyak menyumbangkan ilmu dan pemikirannya kepada penulis selama perkuliahan. 8. Abangda Hendar Raswin, Ibu Roslina Ginting dan Ibu Nurhasni Muluk

selaku pegawai administrasi dan Laboran di Departemen Biologi FMIPA USU atas segala bantuan dan kebaikan yang diberikan kepada penulis.

9. Himabio dan IPKB sebagai wadah untuk menimba ilmu di luar perkuliahan yang telah banyak memberikan pengalaman-pengalaman berharga kepada penulis.

10. Sahabat tersayang Nitami Sharalita, Rika Widya dan Rissa Prita Yulinda atas persahabatan indah yang selalu menyertai penulis.

(6)

12. Seluruh sahabat Stambuk 2009 (09TOPUS) yang telah banyak memberikan pengalaman kepada penulis selama masa perkuliahan yang namanya tidak dapat disebutkan satu persatu.

13. Kak Khairun Nisa, S.Si, Kak Mai Sarah, S.Si, Kak Destriani, S.Si, Kak Rani Limbong, S.Si, Bang Eka Prasetya, S.Si serta senior Biologi yang telah banyak memberikan doa dan dukungan kepada penulis untuk segera menyelesaikan studi

14. Adik-adik Stambuk 2010 & 2011 khususnya Nurhayati, Nurfadhila, Yantika, Maya, Harnisya, Taufik, Ilham dan Lintar atas dukungan dan bantuan yang diberikan selama ini kepada penulis.

Tak Ada Gading Yang Tak Retak, penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, Oktober 2014

(7)

STUDI MORFOLOGI DAN ANATOMI

BEBERAPA MARKISA KOLEKSI BALAI PENELITIAN

TANAMAN BUAH KEBUN PERCOBAAN BERASTAGI

SUMATERA UTARA

ABSTRAK

Penelitian tentang “Studi Anatomi dan Morfologi Beberapa Markisa Koleksi Balai Penelitian Tanaman Buah Kebun Percobaan Berastagi Sumatera Utara” telah dilakukan pada beberapa tanaman markisa yaitu markisa ungu (Passiflora edulis f. edulis SIMS), markisa merah (Passiflora edulis f. edulis

SIMS), markisa kuning (Passiflora edulis SIMS f. flavicarpa Degener), dan markisa konyal (Passiflora lingularis). Hasil analisis kemiripan morfologi yang dimiliki oleh 4 koleksi markisa antara markisa ungu dan markisa merah memiliki tingkat kemiripan morfologi sebesar 81% sedangkan tingkat kemiripan morfologi yang dimiliki oleh markisa kuning adalah 69% dan dengan markisa konyal memiliki kemiripan morfologi 31%. Namun, hasil analisis anatomi tidak menunjukkan perbedaan yang besar.

(8)

MORPHOLOGY AND ANATOMY OF SOME PASSION FRUIT

COLLECTION BERASTAGI NORTH SUMATERA

ABSTRACT

The study of morphology and anatomy of four passion fruit from KPTB Berastagi Sumatera Utara collection has been conducted. The collections were purple and red passion fruit (Passiflora edulis f. edulis SIMS), yellow passion fruit (Passiflora edulis f SIMS. flavicarpa Degener), and konyal passion fruit (Passiflora lingularis). The morphological analysis showed that the purple and red passion fruit has the highest similarity 81%, followed by yellow passion fruit is 69% and konyal passion fruit 31%. Anatomical analysis showed that collections had no different.

(9)

DAFTAR ISI

Halaman Persetujuaan i Pernyataan ii Penghargaan iii Abstrak v Abstract vi

Daftar Isi vii

Daftar Tabel ix

Daftar Gambar x

Daftar Lampiran xi

Bab 1. Pendahuluan 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Permasalahan 3

1.3 Tujuan Penelitian 3

1.4 Hipotesis Penelitian 3

1.5 Manfaat Penelitian 4

Bab 2. Tinjauan Pustaka 5

2.1 Botani Markisa 5

2.1.1 Markisa Ungu (Passiflora edulis f. edulis SIMS) 5 2.1.2 Markisa Merah (Passiflora edulis f. edulis

SIMS)

6 2.1.3 Markisa Kuning (Passiflora edulis SIMS

f.flavicarpa Degener)

6 2.1.4 Markisa Konyal (Passiflora lingularis) 7

2.2 Manfaat Markisa 7

2.3 Morfologi Tumbuhan 8

2.4 Anatomi Tumbuhan 9

2.5 Metode Freehand Section 9

Bab 3. Bahan Dan Metode 11

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 11

3.2 Alat dan Bahan 11

3.3 Metode Penelitian 11

3.4 Cara Kerja 11

3.4.1 Pengamatan Morfologi 11

3.4.2 Pembuatan Preparat Metode Freehand Section 12

3.4.3 Pembuatan Preparat Stomata 12

(10)

Bab 4. Hasil Dan Pembahasan 14

4.1 Hasil Morfologi 14

4.2 Hasil Anatomi 22

4.2.1 Anatomi Akar 22

4.2.2 Anatomi Batang 23

4.2.3 Anatomi Daun 24

Bab 5. Kesimpulan Dan Saran 29

5.1 Kesimpulan 29

5.2 Saran 29

Daftar Pustaka 30

(11)

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel

Judul Halaman

4.1.1 Tabel Perbandingan Beberapa Markisa 14

4.2.1.1 Rasio Korteks : Stele Pada Akar Beberapa Markisa (mm) 23 4.2.3.1 Data Kuantitatif Daun Beberapa Markisa (mm x 10-3) 25 4.2.3.2 Ukuran Sel Pada Komponen Daun Yang Berbeda (dalam

mm)

26 4.2.3.3 Kerapatan Stomata Pada Beberapa Markisa Koleksi Kebun

Percobaan Berastagi Dalam 10 Bidang Pandang Yang Berbeda

(12)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar

Judul Halaman 4.1.1 Habit: (a) Markisa Ungu; (b) Markisa Merah; (c) Markisa

Kuning; (d) Markisa Konyal

16 4.1.2 Bentuk Daun: (a) Markisa Ungu; (b) Markisa Merah; (c)

Markisa Kuning

17

4.1.3 Bentuk Daun Markisa Konyal 17

4.1.4 Bentuk Bunga: (a) Markisa Ungu; (b) Markisa Merah; (c) Markisa Kuning

18

4.1.5 Bentuk Bunga Markisa Konyal 18

4.1.6 Diagram Bunga: (a). Markisa Ungu (a. Kelopak, b. Mahkota, c. Mahkota Tambahan, d. Benang Sari, e. Putik); (b). Markisa Konyal (a. Kelopak, b. Mahkota, c. Mahkota Tambahan, d. Benang Sari, e. Putik)

19

4.1.7 Kedudukan Dasar Bunga (Androginofor): (a) Putik (Pistillum); (b) Ovarium; (c) Benang Sari (Stamen); (d) Dasar Bunga (Receptaculum)

19

4.1.8 Buah: (a) Markisa Ungu; (b) Markisa Merah; (c) Markisa Kuning; (d) Markisa Konyal

20 4.1.9 Bentuk Biji: (a). Markisa Ungu; (b). Markisa Merah; (c).

Markisa Kuning; (d). Markisa Konyal

20 4.1.10 Dendogram Kemiripan Morfologi Markisa Koleksi

Kebun Percobaan Berastagi Sumatera Utara

21 4.2.1.1 Penampang Melintang Akar Markisa: (a) Akar muda

(perbesaran 400x); (b) Akar dewasa (perbesaran100x)

22 4.2.2.1 Sayatan melintang batang markisa: (a). Bentuk batang

bersegiempat (quadrangularis); (b). Susunan batang markisa (a. Epidermis; b. Endodermis; c. Floem; d. Kambium; e. Xilem; f. Empelur (perbesaran 400x))

24

4.2.3.1 Sayatan melintang daun markisa: a. Kutikula; b. Epidermis atas; c. Jaringan palisade; d. Jaringan bunga karang; e. Epidermis bawah; f. Jaringan pengangkut (perbesaran 400x)

25

4.2.3.2 Stomata Markisa: a. Sel epidermis; b. Celah stomata; c. Sel penjaga (Perbesaran 400x)

27 4.2.3.3 Kerapatan Stomata: (a). Markisa Merah; (b). Markisa

Konyal (Perbesaran 100x)

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Lampiran

Judul Halaman 1 Tabel Data Biner Beberapa Karakter Morfologi

Markisa

34

2 Pembuatan Preparat Freehand Section 35

(14)

STUDI MORFOLOGI DAN ANATOMI

BEBERAPA MARKISA KOLEKSI BALAI PENELITIAN

TANAMAN BUAH KEBUN PERCOBAAN BERASTAGI

SUMATERA UTARA

ABSTRAK

Penelitian tentang “Studi Anatomi dan Morfologi Beberapa Markisa Koleksi Balai Penelitian Tanaman Buah Kebun Percobaan Berastagi Sumatera Utara” telah dilakukan pada beberapa tanaman markisa yaitu markisa ungu (Passiflora edulis f. edulis SIMS), markisa merah (Passiflora edulis f. edulis

SIMS), markisa kuning (Passiflora edulis SIMS f. flavicarpa Degener), dan markisa konyal (Passiflora lingularis). Hasil analisis kemiripan morfologi yang dimiliki oleh 4 koleksi markisa antara markisa ungu dan markisa merah memiliki tingkat kemiripan morfologi sebesar 81% sedangkan tingkat kemiripan morfologi yang dimiliki oleh markisa kuning adalah 69% dan dengan markisa konyal memiliki kemiripan morfologi 31%. Namun, hasil analisis anatomi tidak menunjukkan perbedaan yang besar.

(15)

MORPHOLOGY AND ANATOMY OF SOME PASSION FRUIT

COLLECTION BERASTAGI NORTH SUMATERA

ABSTRACT

The study of morphology and anatomy of four passion fruit from KPTB Berastagi Sumatera Utara collection has been conducted. The collections were purple and red passion fruit (Passiflora edulis f. edulis SIMS), yellow passion fruit (Passiflora edulis f SIMS. flavicarpa Degener), and konyal passion fruit (Passiflora lingularis). The morphological analysis showed that the purple and red passion fruit has the highest similarity 81%, followed by yellow passion fruit is 69% and konyal passion fruit 31%. Anatomical analysis showed that collections had no different.

(16)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Genus Passiflora yang biasanya disebut sebagai buah markisa merupakan genus yang besar dengan persebaran yang luas dan termasuk spesies yang berada pada daerah tropis. Genus Passiflora terdapat sekitar 465 spesies merupakan tanaman merambat, meskipun beberapa ada yang merupakan semak atau pohon. Amerika Selatan merupakan pusat keanekaragaman untuk sebagian besar Passiflora dan 40 jenis tersebar di Asia serta di Kepulauan Pasifik Selatan. Beberapa Passiflora

tumbuh sebagai buah yang dapat dimakan dan beberapa spesies yang lain dibudidayakan sebagai tanaman ornamental (Vanderplank, 1996).

Passiflora merupakan tanaman pemanjat yang panjangnya dapat mencapai 9 meter jika kondisi iklim menguntungkan. Batangnya keras dan berkayu, dengan daun yang letaknya tersebar dan berwarna hijau gelap. Bunga besar dan diameternya dapat mencapai 0,05 meter bila berada di alam liar, Passiflora juga sering dibudidayakan sebagai tanaman hias (Calderón, 2011).

Passiflora adalah genus yang sangat penting dalam keluarga

Passifloraceae. Genus ini memiliki distribusi alami yang sangat luas, dengan tanaman liarnya berada di wilayah Amerika, India bagian barat, kepulauan Galapagos, Australia, Asia bagian selatan, Malaysia, Indonesia, dan beberapa pulau di perairan Pasifik (Vanderplank, 1990).

(17)

buah markisa yang ditanam di Indonesia adalah markisa konyal yang dikonsumsi sebagai buah segar. Sedangkan di Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan yang memiliki markisa ungu, umumnya dimanfaatkan untuk pembuatan sirup. Markisa dianggap sebagai buah eksotis dan memiliki daya tarik yang kuat bagi negara-negara beriklim seperti Uni Eropa, Amerika Serikat dan Australia.

Mengingat tanaman buah saat ini diharapkan menjadi pertumbuhan baru di sektor pertanian, maka upaya menghasilkan buah-buahan unggul menjadi landasan kerja yang utama saat ini. Buah-buahan dengan varietas unggul dapat dirakit jika ketersediaan plasma nutfah dan sumberdaya genetik mempunyai karakter sesuai dengan yang dikehendaki (Karsinah et al., 2007). Silitonga (2004) menambahkan langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam upaya penyediaan materi genetik dalam perbaikan tanaman adalah dengan mengumpulkan sumberdaya genetik dengan cara eksplorasi, konservasi dan mengevaluasi karakter yang dimilikinya serta memanfaatkannya. Ashari (2006) juga menambahkan bahwa proses penciptaan varietas unggul baru senantiasa didahului oleh koleksi, identifikasi, dan evaluasi jenis-jenis yang sudah ada. Keunggulan Indonesia adalah tersedianya jumlah plasma nutfah buah-buahan yang tidak terbilang.

Pengkajian terhadap struktur anatomi juga dibutuhkan dalam membantu identifikasi. Adanya karakter yang mirip, menunjukkan hubungan kekerabatan antar spesies pada suatu famili dalam habitat yang sama (Nabilah et al., 2011). Maideliza et al. (2007) juga menambahkan dengan adanya variasi struktur anatomi diharapkan dapat memperkaya karakter yang dipakai untuk identifikasi. Kajian anatomi juga telah dilakukan pada beberapa tanaman seperti Mucuna pruriens (Supriyono et al., 2004), Averrhoa spp. (Sunarti et al., 2008), Ipomea auqatica Forsk., Ipomea batatas Lamk., dan Ipomea pes-capre Sweet. (Amprasto, 2010), Uncaria gambir (Hunter) Roxb. (Ferita et al., 2011), Rhizophoraceae

(Nabilah et al., 2011), dan Nepenthes spp. (Biati, 2012).

Pengkajian terhadap morfologi dan anatomi memiliki kontribusi terhadap pengetahuan di dalam bidang ilmu taksonomi, evolusi dan ekologi di dalam spesies tanaman-tanaman Angiospermae (Cortéz & Carmello-Guerreiro, 2008).

(18)

menarik secara sitogenetik, melihat banyaknya publikasi yang diterbitkan

mengenai genus ini (Miranda et al., 2008).

Di Indonesia sendiri khususnya Sumatera Utara sebagai salah satu daerah penghasil markisa studi terhadap morfologi dan anatomi beberapa koleksi markisa khususnya di Berastagi, Sumatera Utara belum pernah dilakukan. Studi morfologi dan anatomi pada markisa perlu dilakukan, mengingat saat ini belum banyak data yang diperoleh sebagai usaha awal dalam usaha pemuliaan tanaman ini selanjutnya, berdasarkan hal tersebut penelitian ini dilakukan di Kebun Percobaan Berastagi yang berada di desa Tongkoh Kecamatan Tiga Panah, Kabupaten Karo Sumatera Utara dengan ketinggian tempat 1340 m dpl jenis tanah Andosol dan berjarak sekitar 60 km Barat Daya kota Medan memiliki luas lahan 25,96 Ha memiliki banyak sumber daya genetik salah satu diantaranya adalah markisa.

1.2 Permasalahan

Markisa sebagai tanaman buah yang memiliki banyak manfaat perlu dikaji lebih banyak untuk mendapatkan informasi dalam kegiatan usaha budidaya tanaman markisa, namun hingga saat ini belum ada penelitian yang menginformasikan bagaimana studi morfologi dan struktur anatomi dari beberapa tanaman markisa koleksi kebun percobaan Berastagi Sumatera Utara sebagai kegiatan pemuliaan tanaman ini selanjutnya.

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman morfologi dan struktur anatomi dari beberapa koleksi markisa di Kebun Percobaan Berastagi Sumatera Utara.

1.4 Hipotesis Penelitian

(19)

1.5 Manfaat

(20)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Botani Markisa

Markisa (Passion fruit) tergolong dalam filum Spermatopyhta, kelas

Angiospermae, sub kelas Monocotyledone dan famili Passifloraceae. Ada sekitar 400 jenis markisa yang telah diketahui, dan 50-60 jenis diantaranya dapat dimakan. Beberapa jenis markisa yang terkenal adalah Passiflora quadrangularis, Passiflora ligularis, Passifora edulis, Passiflora laurifolia, Passiflora incarnata

dan Passiflora molissima (Nakasone & Paul, 1999).

Di Indonesia jenis markisa yang telah dibudidayakan petani adalah markisa ungu, markisa konyal, markisa kuning dan markisa merah. Buah markisa yang ditanam di Indonesia berada di ketinggian antara 700-1500 m dpl. dengan curah hujan minimal 1200 mm/tahun, kelembapan antara 80-90%, dan dengan suhu lingkungan antara 20-300C. Tanaman markisa dapat tumbuh diberbagai jenis tanah, terutama pada tanah yang gembur, mempunyai cukup bahan organik, mempunyai Ph antara 6,5-7,5 dan berdrainase baik (Tarigan & Karsinah, 2012).

2.1.1 Markisa Ungu (Passiflora edulis f. edulis SIMS)

(21)

tropis pada ketinggian 700-2.000 m dpl., curah hujan 2.000-3.000 mm/tahun, dan suhu 18-250C (Karsinah et al., 2010). Daerah produksi markisa ungu dapat dijumpai di Kabupaten Karo (Berastagi), Simalungun, Dairi dan Kabupaten Tapanuli Utara (Provinsi Sumatera Utara); Kabupaten Gowo, Sinjai, Tator dan Polmas (Provinsi Sulawesi Selatan).

2.1.2 Markisa Merah (Passiflora edulis f. edulis SIMS)

Markisa asam merah termasuk kedalam varietas Passiflora, memiiki bentuk daun menjari dengan ukuran daun lebih besar dan lebih tebal dari pada markisa ungu. Panjang tangkai 3-5 cm. Panjang daun 10-13 cm dengan lebar daun 11-14 cm. Daun muda dan tangkainya berwarna hijau kecoklatan. Panjang ruas batang 7-10 cm dan warna sulur muda berwarna kecoklatan. Ukuran bunga besar, diameter 7-8 cm dengan mahkota tambahan berbentuk benang dan memancar dengan panjang ± 3,5 cm dengan pangkal yang berwarna ungu. Buah muda berwarna hijau, sedangkan buah tua (masak) berwarna merah bintik putih. Kulit buah agak tebal dan keras. Tanaman mampu bebuah lebat. Bentuk buah bulat sampai lonjong. Diameter buah 6,2-7,5 cm. Bobot buah 75-120 g. Sari buah berwarna kuning oranye rasa asam manis sama seperti jambu biji (Karsinah et al., 2010).

2.1.3 Markisa Kuning (Passiflora edulis SIMS f. flavicarpa Degener)

(22)

rasanya asam manis dengan aroma seperti jambu biji. Markisa kuning dapat dibudidayakan di daerah dataran rendah hingga pada ketinggian 600 m dpl., curah hujan antara 2.000-3.000 mm/tahun, dan suhu 22-320C (Karsinah et al., 2010).

Morey (2007) juga menyebutkan bahwa buah markisa kuning memiliki permukaan yang halus berwarna kuning berbintik putih dengan daging segar berwarna putih, oranye atau hijau dengan tekstur yang lembut. Markisa kuning dapat dijumpai didaerah pelabuhan Ratu, Sukabumi, dan Bogor (Jawa Barat); Simalungun, Langkat, Asahan dan Medan (Sumatera Utara) serta di beberapa daerah lainnya.

2.1.4 Markisa Konyal (Passiflora lingularis)

Markisa konyal (Passiflora lingularis) umumnya dikenal dengan markisa manis spesies tanaman famili Passifloraceae. Markisa konyal berasal dari pegunungan Andes, Venezuela dan Kolombia. Tanaman ini merupakan tanaman herba atau berkayu, dan memiliki sulur. Bentuk batang silinder, daun berbentuk hati dengan ukuran panjang daun 10-15 cm panjang, lebar 7-17 cm. Pangkal daun membulat, permukaan daun licin. Warna mahkota bunga putih, warna mahkota tambahan putih berstrip ungu. Aroma mahkota bunga harum. Buah muda berwarna ungu, sedangkan buah tua berwarna kuning tua. Biji keras, berjumlah banyak, berwarna coklat kuning. Selaput biji mengandung cairan yang manis. Ukuran bunga lebih besar. Buah berbentuk bulat agak lonjong atau oval dengan sari buah berwarna putih, rasanya asam manis dengan aroma seperti jambu biji. Markisa konyal dapat dibudidayakan di daerah dengan ketinggian tempat antara 1000 sampai 2000 m dpl., curah hujan antara 600-1000 mm/tahun, dan suhu 16-200C (Wagner et al., 1999).

2.2 Manfaat Markisa

(23)

tropis yang eksotis, koktail, cordial, minuman (misalnya dicampur dengan

cointreau dan cognac), cokelat, atau untuk topping pada es krim, yoghurt, dan makanan penutup lainnya. Minyak dari biji digunakan dalam industri kosmetik. Penggunaan markisa berbeda untuk setiap negara, di Puerto Rico secara luas markisa diyakini dapat menurunkan tekanan darah, di Indonesia secara umum markisa diproduksi untuk jus dan dimasak dengan gula untuk membuat sirup kental yang dicampur dengan air untuk diminum dan di Hawaii markisa biasanya dimakan mentah (Morey, 2007).

Markisa kuning memiliki aroma yang sangat kuat, serta rasa buah lebih manis daripada markisa ungu yang asam. Penelitian invitro di University of Florida juga mendapati bahwa ekstrak buah markisa kuning banyak mengandung senyawa kimia yang mampu membunuh sel kanker. Kandungan senyawa kimia tersebut antara lain polifenol dan karotenoid. Sedangkan kandungan gizinya antara lain: lemak, protein, serat, mineral, kalsium, fosfor, zat besi, karoten, tiamin, riboflavin, niasin, asam askorbat, dan asam sitrat (Surianta, 2011).

Markisa konyal telah banyak dikonsumsi karena rasanya yang manis, segar, dan karena kandungan vitaminnya yang tinggi. Kandungan serat yang tinggi pada albedo markisa konyal juga dapat digunakan sebagai bahan baku kertas/tisu (Santoso & Rosalina, 2009).

Buah markisa juga merupakan sumber pro-vitamin A, niacin, riboflavin dan vitamin C disamping citarasa dan aromanya yang unik. Markisa juga sering dijadikan komponen untuk minuman sirup, kue, roti dan susu. Kulit buah markisa juga dijadikan sebagai pakan ternak (Ahmad, 1999).

Verheij & Coronel (1997) menyatakan hampir setengah dari hasil komersial buah markisa dimanfaatkan untuk produksi sari buah. Namun, produksi markisa di mancanegara relatif sedikit, yaitu dengan luas lahan komersial dari 12 negara produsen utamanya sekitar 4500 ha.

2.3 Morfologi Tumbuhan

(24)

dapat digolongkan sebagai organ sekunder karena terbentuk dari modifikasi organ dasar. Beberapa organ sekunder dapat disebut sebagai organ aksesori, karena fungsinya tidak vital. Beberapa organ sekunder penting: bunga, buah, biji dan umbi. Bunga, buah dan biji sebagai organ seksual karena mutlak diperlukan dalam reproduksi seksual (Tjitrosoepomo, 2005).

2.4 Anatomi Tumbuhan

Anatomi tumbuhan atau fitotomi merupakan analogi dari anatomi manusia dan hewan. Walaupun secara prinsip kajian yang dilakukan adalah melihat keseluruhan fisik sebagai bagian yang berbeda secara fungsional. Hidayat (1995) menyatakan anatomi tumbuhan adalah kajian tentang letak dan fungsi organ dalam pada tumbuhan. Sedangkan Sutrian (2004) menyatakan bahwa anatomi tumbuhan mengkaji tentang susunan dan bentuk-bentuk bagian dalam organ tumbuhan.

Pengetahuan tentang anatomi tumbuhan sangat mutlak kepentingannya dalam berbagai macam ilmu seperti, perkembangbiakan tumbuhan (okulasi, pertunasan, pemotongan dan kultur jaringan), persilangan, diagnosis penyakit tanaman. Pada seluruh tingkatan tumbuhan, tumbuhan dibagi menjadi empat organ: akar, batang, daun dan organ generatif seperti bunga dan buah (Nabilah et al., 2011).

2.5 Metode Freehand Section

Pengetahuan tentang anatomi tumbuhan memainkan peran penting dalam pehaman tentang biologi tanaman. Kajian terhadap morfologi, fisiologi dan filogeni harus didasarkan pada pengetahuan yang mendalam tentang struktur sel dan jaringan. Metode freehand section memerlukan biaya yang minimal dengan hasil yang lumayan baik, hal ini juga disebabkan oleh organ tanaman seperti batang dan daun mudah diperoleh preparatnya dengan menggunakan freehand section (Yeung, 1998).

(25)
(26)

BAB 3

BAHAN DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2013 sampai dengan Juli 2014 di Laboratorium Pemuliaan Kebun Percobaan Berastagi dan Laboratorium Genetika, Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara, Medan.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah masker, sarung tangan, pinset, botol balsem, botol zat, alumunium foil, kertas label, alat tulis, buku catatan, pipet tetes, gelas ukur, beaker glass, baskom, object glass, cover glass, spidol, botol winkler, serbet, mikroskop, kamera digital, mancis, spatula, bunsen, batang pengaduk, petridish, polybag, hot plate, pisau silet, dan cutter.

Sedangkan bahan yang digunakan adalah buah beberapa tanaman markisa (ungu, merah, kuning, dan konyal), kutek, isolasi, kapas, akuades, HCl 1 N,

gliserin, kloralhidrat, phloroglucinol, tisu gulung, dan canadabalsem.

3.3 Metode Penelitian

Metode yang digunakan untuk pengamatan struktur anatomi dilakukan dengan pembuatan preparat segar freehand section (Prakash, 1986) dengan penambahan phloroglucinol.

3.4 Cara Kerja

3.4.1 Pengamatan Morfologi

(27)

batang, bentuk, permukaan, arah tumbuh, panjang sulur, warna), daun (bentuk, ujung daun, pangkal daun, susunan tulang daun, tepi daun, daging daun, warna daun, permukaan daun), bunga dan buah. Masing-masing karakter diurutkan berdasarkan analisis deskripsi menurut Tjitrosoepomo (2005) dalam buku Morfologi Tumbuhan.

3.4.2 Pembuatan Preparat Metode Freehand Section

Bahan penelitian (batang, daun, dan akar) beberapa tanaman markisa (ungu, kuning, konyal, dan merah) yang didapatkan dari tanaman induk dengan usia masing-masing tanaman induk 6 bulan. Preparat diproses dengan metoda freehand section.

Pembuatan preparat dilakukan dengan menggunakan metode freehand section (Prakash, 1986), dengan urutan sebagai berikut: bahan tanaman dipotong melintang menggunakan silet dengan potongan yang sangat tipis kemudian bahan tanaman difiksasi dengan menggunakan larutan kloralhidrat yang didapatkan dengan mencampurkan akuades dan serbuk kloralhidrat hingga didapatkan larutan jenuh. Fiksasi dilakukan sampai warna hijau pada bahan berkurang. Fiksasi dapat juga dibantu dengan melewatkan preparat di atas api bunsen. Kemudian, sisa larutan kloralhidrat dihisap menggunakan tisu. Setelah itu preparat ditetesi dengan phloroglucinol untuk mendapatkan tampilan sel yang mengandung lignin, sehingga dapat dibedakan. Preparat kemudian ditetesi dengan

gliserin dan ditutup dengan cover glass (Lampiran 2). Preparat yang didapat selanjutnya diamati dibawah mikroskop dan difoto dengan kamera digital.

3.4.3 Pembuatan Preparat Stomata

(28)

adalah tipe stomata dan jumlah stomata tiap bidang pandang dengan menggunakan perbesaran yang sama (40x). Penghitungan dilakukan pada 10 bidang pandang yang berbeda. Berikut rumus penghitungan stomata:

Kerapatan stomata = Jumlah stomata

Satuan luas bidang pandang

3.5 Analisis Data

Hasil morfologi yang diperoleh dari tanaman induk kemudian dicatat dan dianalisis secara deskriptif. Beberapa data morfologi yang dapat dibuat menjadi data biner kemudian dibuat pohon dendogram berdasarkan kemiripan morfologinya dengan menggunakan program NTSYSpc versi 2.02 (Rohfl, 1998) diolah menggunakan prosedur SIMQUAL (Similarity for Qualitative Data) dan dihitung berdasarkan metode Simple Matching Coefficient (SM) dari Sokal and Sneath (1963, dalam Rohlf, 1998) dengan persamaan:

SM = m n dimana: SM = Koefisien similaritas

m = jumlah data dengan pola yang sama

n = jumlah data

(29)

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Morfologi

Hasil pengamatan morfologi pada beberapa tanaman markisa di kebun percobaan Berastagi Sumatera Utara yang diperoleh dari 3 markisa dengan varietas yang sama yaitu varietas edulis, markisa ungu (Passiflora edulis f. edulis SIMS), markisa merah (Passiflora edulis f. edulis SIMS), dan berbeda forma dengan markisa kuning (Passiflora edulis SIMS f. flavicarpa Degener), dan diperoleh juga dari markisa konyal (Passiflora lingularis). Hasil data morfologi dari 4 koleksi markisa kebun percobaan Berastagi Sumatera Utara dapat dilihat pada Tabel 4.1.1.

4.1.1 Tabel Perbandingan Beberapa Markisa

Parameter Markisa Ungu Markisa Merah Markisa Kuning Markisa Konyal

Habit Liana Liana Liana Liana

Habitat Terestrial Terestrial Terestrial Terestrial

Akar Tunggang Tunggang Tunggang Tunggang

Jenis Batang Herbaceous Herbaceous Herbaceous Herbaceous

Bentuk batang

Bersegi empat (quadrangularis)

Bersegi empat (quadrangularis)

Bersegi empat (quadrangularis)

Bersegi empat (quadrangularis) Permukaan

batang Licin (laevis) Licin (laevis) Beralur (Sulcatus) Licin (laevis)

Arah tumbuh batang

Memanjat

(scandens) dengan menggunakan cabang pembelit (sulut dahan)

Memanjat

(scandens) dengan menggunakan cabang pembelit (sulut dahan)

Memanjat

(scandens) dengan menggunakan cabang pembelit (sulut dahan)

Memanjat

(scandens) dengan menggunakan cabang pembelit (sulut dahan)

Panjang

sulur 19-25 cm 24-33 cm 19-24 cm 17-20 cm

Warna sulur Hijau Hijau Cokelat Hijau

Warna

batang Cokelat Hijau kemerahan Cokelat Hijau kecoklatan

Jumlah

Daun Tunggal Tunggal Tunggal Tunggal

Bangun

daun Bulat (orbicularis) Bulat (orbicularis) Bulat (orbicularis) Jatung (cordate)

Ujung daun Runcing (acutus) Runcing (acutus) Runcing (acutus) Meruncing (acuminatus) Pangkal

daun

Membulat (perfoliatus)

Meruncing (acuminatus)

Membulat (perfoliatus)

Berlekuk (emarginatus)

Susunan tulang daun

Menjari (palminervis)

Menjari (palminervis)

Menjari (palminervis)

dengan warna kemerahan

(30)

Tepi daun Bergerigi (serrate) Bergerigi (serrate) Bergerigi (serrate) Rata (entire)

Daging daun Seperti selaput (membranaseus)

Seperti selaput (membranaseus)

Seperti selaput (membranaseus)

Seperti selaput (membranaseus)

Warna daun Hijau tua Hijau tua Hijau tua Hijau kekuningan

Permukaan

daun Kasap (scaber)

Berbingkul-bingkul (bullatus) Kasap (scaber) Licin (laevis) Jumlah

Bunga Tunggal Tunggal Tunggal Tunggal

Asal bunga Dari ketiak daun (flos laterallis)

Dari ketiak daun (flos laterallis)

Dari ketiak daun (flos laterallis)

Dari ketiak daun (flos laterallis)

Bractea Berwarna hijau dengan panjang 1,9-2,5 cm berjumlah 3 Berwarna hijau dengan panjang 2,5-2,8 cm berjumlah 3 Berwarna hijau dengan panjang 2,4-2,6 cm berjumlah 3 Berwarna hijau dengan panjang 3,1-3,6 cm berjumlah 3 Sepal Berwarna hijau dengan panjang 2,2-2,4 cm berjumlah 5 Berwarna hijau dengan panjang 3,5-3,6 cm berjumlah 5 Berwarna hijau dengan panjang 3,1-3,3 cm berjumlah 5 Berwarna putih kemerahan dengan panjang 5,1-5,8 cm berjumlah 5

Petal Berwarna putih berjumlah 6 Berwarna putih berjumlah 6 Berwarna putih berjumlah 5 Berwarna putih dengan bercak kemerahan berjumlah 5

Corolla luar

Panjangnya 4,8-5,9 cm bergelombang dan berwarna putih dengan pangkal ungu muda

Panjangnya 3,5-4,2 cm bergelombang dan berwarna putih dengan pangkal ungu tua/gelap

Panjangnya 3,9-4,1 cm bergelombang dan berwarna putih dengan pangkal ungu muda

Panjangnya 7,1-7,7 cm bergelombang dan berwarna ungu dengan pangkal bercak kecoklatan Cincin ungu

pada corolla Ada sebanyak 2 Ada sebanyak 2 Ada sebanyak 2 - Corolla

dalam

Pendek 0,6-1 cm berwarna putih

Pendek 0,2-0,4 cm berwarna putih

Pendek 0,1-0,3 cm berwarna putih

Pendek 0,1-0,5 cm berwarna putih Jumlah

benang sari 5 5 5 6

Jumlah

putik 3 3 3 3

Kedudukan

dasar bunga Androginophor Androginophor Androginophor Androginophor

Aroma buah Beraroma khas markisa Beraroma jambu biji Beraroma jambu biji Beraroma jambu biji

Berat buah 42,6-60,4 gram 19,8-86,9 gram 105-119,4 gram 73,2-110 gram Warna buah Ungu tua Merah berbintik Kuning cerah Kuning oranye Permukaan

kulit buah Kisut Licin Licin Licin

Bentuk buah Tidak membulat sempurna Bulat lonjong Bulat lonjong Bulat lonjong

Warna bulir Kuning Kuning Kuning Putih

Rasa buah Asam Manis asam Manis asam Manis asam

Biji Bulat hitam Pipih coklat Pipih coklat Lonjong coklat

(31)

sehingga m Guritno (1 juga dipen lingkunga mengeksp Ha dari 4 kol batang he

[image:31.595.113.511.308.435.2]

dengan m pada Gam dapat men

Gambar 4

Da karakter w markisa u berwarna kemerahan ungu, ma markisa ku Ka Pada mar dalam ban tulang da tulang da (a) menampilka 1995) meng ngaruhi ole an tertentu presikan sali asil morfolo leksi markis erbaceous menggunakan mbar 4.1.1.

ncapai 9 me

4.1.1 Habit: (d) Ma ata morfolo

warna pada ungu dan ku

hijau kec n. Warna p arkisa mera uning memi arakter lainn rkisa ungu, ngun daun aunnya men aunnya berw 0,1 m (

an ciri morf gatakan bah h genetik d yaitu kea inan genetik ogi yang m

sa seperti je serta arah n cabang p

Passiflora

ter jika kon

(a) Markisa arkisa Kony

gi menunju a batang m uning adalah cokelatan d pada sulur j h, markisa iliki warna nya yang m markisa m bulat (orb

njari (palm

warna kem (b) fologi yang hwa perbed dan lingkun adaan ling knya. menunjukkan

enis habit l tumbuh y pembelit (su

merupakan ndisi iklim m

a Ungu; (b) yal

ukkan beber maupun wa h cokelat, s dan warna

juga memp konyal m sulur yang memperlihatk

merah, dan

bicularis), u

minervis) di merahan, dan (c) 0,1 m masing-ma daan karakte ngan. Tanam gkungan ya n terdapatny liana, habita yang umum ulut dahan) n tanaman menguntung

) Markisa M

rapa perbed arna pada sedangkan b

pada bata erlihatkan p memiliki wa

cokelat. kan perbeda

markisa k ujung daun

imana pada n tepi dau

) 0

asing berbed er morfolog man membu ang optimu ya beberapa at terestrial mnya mema

) seperti ya pemanjat y gkan (Calde

Merah; (c) M

daan yang d sulur. War batang pada ang markis perbedaan, arna sulur h

aan dapat di uning mem runcing (a

a markisa n yang ber

(d) 0,1 m

da. Sitompu gi antar tan utuhkan kea

um agar

a ciri yang l, akar tung anjat (scan

ang dapat d yang panjan erón, 2011).

Markisa Ku

dapat diliha rna pada b a markisa k sa merah

dimana ma hijau sedan

dilihat pada miliki persa

acutus), sus kuning sus rgerigi (ser

(32)

Gambar 4

Na bangun d pangkal d (penninerv Hidayat ( anatomi d menentuka Ka kebun per warna yan warna ung ungu pada markisa k

4.1.2 Bentuk Kuning amun berbe daun jantun daun berlek

vis) dan tep 1995) meng an morfolog an klasifika Ga arakter lain rcobaan Ber

ng putih da gu yang rel a bagian pa kuning mem

(a)

(b

(c)

k Daun: (a) g

da dengan ng (cordate

kuk (emar

pi daun rata gatakan bah ginya. Perb asi. ambar 4.1.3 yang berbe rastagi mem an ungu. Ba latif mulai angkalnya. miliki kesam

) Markisa U

bentuk dau

e) dengan u

rginatus), s a (entire) se hwa daun A

bedaan bentu

3 Bentuk Da eda adalah miliki mahko agian pangk dari ungu Bunga pad maan warna

Ungu; (b) M

un pada mar ujung daun susunan tul eperti yang Angiosperm uk, struktur aun Markisa pada bunga ota tambaha kal pada m muda samp da markisa a pada coro

Markisa Me

rkisa konya n meruncin lang daun terlihat pad

ae sangat b , dan ukuran

a Konyal a. Bunga Pa

an yang um mahkota tam

pai ungu tu ungu, mark ollanya yan 10 cm 10 10 10

erah; (c) Ma

al yang mem ng (acumin

yang men da Gambar

beragam str an berguna d

assiflora ko mumnya mem

mbahan mem ua dengan c rkisa merah

ng putih de

[image:32.595.173.453.84.292.2]
(33)
[image:33.595.114.511.121.248.2] [image:33.595.246.377.422.539.2]

pangkal u 4.1.4. Gambar 4 Ka tambahan campuran memiliki memiliki yang terlih De untuk mel menjelask datar dari merah, da dengan ju rumus bu memiliki j

(a)

ungu dan me

4.1.4 Bentuk Kuning arsinah et a

mahkota y putih dan diameter l mahkota ta hat pada Ga

eskripsi bun lukiskan ke kan bahwa

bunga yan an markisa k umlah bena

nga ♀ * K jumlah ben

2

emiliki cora

k Bunga: (a g

al. (2010) yang bergel ungu. Nam lebih besar ambahan be ambar 4.1.5. Gambar 4 nga Passiflo

eadaan bun diagram bu ng dipotong kuning mem ng sari 5 d K5 C5 [A5 nang sari 6

(b) 2 cm

ak cincin un

a) Markisa U

mengataka lombang da mun berbed

r dengan w erwarna ung

.

.1.5 Bentuk

ora dapat ju nga dan bag unga adalah g melintang miliki kesam dan putik 3 5 G(3)]. Se

dan putik

ngu seperti

Ungu; (b) M

an bahwa b an memenc a dengan b warna mahk gu dengan

k Bunga Ma uga dilengk gian-bagian h suatu gam g. Bunga pa maan pada 3 (Gambar edangkan b 3 (Gambar 5 cm 2 cm yang terlih Markisa Me

bunga Pass

car, warna bunga mark kota putih pangkal ke arkisa Kony kapi dengan nya. Tjitros mbar proye ada markisa jumlah alat 4.1.6a) seh unga pada 4.1.6b) seh (c)

hat pada Ga

erah; (c) Ma

siflora mem bunga mem kisa konyal

kemerahan ecoklatan s

yal

n diagram b soepomo (2 eksi pada b

a ungu, ma at kelamin b hingga mem

(34)

Gambar 4

[image:34.595.177.447.83.221.2] [image:34.595.255.372.388.538.2]

Cir dasar bun (2009) m meninggi Gambar 4 Ka bentuk da sedangkan yang agak sehingga k markisa u sering dig

4.1.6 Diagra Mahko (a. Ke Putik) ri bunga ya ga (recepta

mengatakan dan menduk 4.1.7 Kedud Ovariu (Recep arakter lainn an warna bu

n markisa m k lonjong (G konsumsi b ungu memil gunakan da (a) a b am Bunga: ota tambaha

lopak, b. M

ang paling

aculum) ber bahwa and kung kedud

dukan Dasar um; (c)

ptaculum) nya yang d uah yang be merah, mark Gambar 4.1 buahnya jug liki aroma alam pembu c d e (a) Marki an, d. Bena Mahkota, c.

khas pada rupa androg droginofor dukan benan

r Bunga (A Benang S

dapat diliha erbeda. Bua kisa kuning 1.8). Aroma ga digunaka khas mark uatan jus a

(a) (b) (c) (d) (b b

sa Ungu (a ang sari, e.

Mahkota ta

tanaman Pa

ginofor (Gam adalah dim ng sari dan p

Androginofor Sari (Stam

at pada pen ah pada ma g, dan mark

a serta rasa an untuk ha kisa dengan ataupun sir ) b) a b c d e a. Kelopak, Putik); (b) ambahan, d

assiflora ad mbar 4.1.7) mana bagia putik di atas

r): (a) Putik

men); (d)

ngamatan m arkisa ungu isa konyal m

buah marki al yang berb n rasa yang

rup. Sedang

d

e

, b. Mahko Markisa K d. Benang sa

dalah kedud ). Tjitrosoep

an dasar b snya.

k (Pistillum

Dasar B

morfologi a berbentuk memiliki b kisa juga be beda. Buah g asam seh

gkan buah ota, c. Konyal ari, e. dukan pomo bunga

(35)
[image:35.595.142.482.189.278.2] [image:35.595.144.457.493.659.2]

dengan ra (2007) da umumnya bahwa ma dan susu. Gambar 4 Be memperlih varietas ba ke-5 mark markisa m Ka pada 4 ko bulat deng markisa k bentuk bij

Gambar 4

Wi (a)

asa yang m alam lapora a diproses u arkisa juga Kulit buah 4.1.8 Buah: (d) Ma eberapa per hatkan kera ahkan spesi kisa. Varia menunjukkan arakter yang oleksi marki gan ukuran kuning bentu

i yang khas

4.1.9 Bentuk Kuning igati (2003)

10 cm

manis agak an studi ma untuk minum sering dija markisa jug (a) Markisa arkisa Kony rbedaan pad gaman yang ies yang tam si yang dit n adanya ke g berbeda ju isa kebun p

yang lebih k uknya pipih s lonjong de

k Biji: (a). g; (d). Mark ) menjelask

(b)

m

(a)

asam sehin arkisa di In man sirup a adikan komp

ga dapat dija

a Ungu; (b) yal

da 4 koleks g berbeda. H mpak mendu

temukan pa eragaman ge uga dapat d percobaan B kecil dan b h dan berwa engan warna

Markisa Un kisa Konyal kan bahwa li (c

10 cm

(b)

ngga sering ndonesia m atau jus. Ah ponen untu adikan seba

) Markisa M

si markisa Hal ini juga ukung hasil ada bentuk enetik yang ditemukan p Berastagi. B

erwarna hit arna cokela a cokelat (G

ngu; (b). M l

ingkungan j

c) 10

(c)

g dimakan mengatakan

hmad (1999 k minuman agai pakan t

Merah; (c) M

kebun perc a disebabkan

l analisis ka , ukuran, d g cukup luas

pada bentuk Biji markisa am. Biji ma at. Markisa Gambar 4.1. Markisa Mer juga merupa (d) cm (d)

mentah. M bahwa, ma 9) menamba n sirup, kue ternak.

Markisa Ku

cobaan Bera n oleh perbe arakter morf

dan warna s.

k dan warn a ungu berb arkisa mera konyal mem 9).

rah; (c). Ma

(36)

tampak pada tiap anggota spesies menyebabkan adanya keragaman dalam spesies. Keragaman dalam spesies menyebabkan tiap anggota spesies dapat dilihat adanya kekerabatannya satu sama lain. Semakin banyak persamaan ciri-ciri yang dimiliki maka semakin dekat kekerabatannya. Sebaliknya, semakin sedikit persamaan dalam ciri-ciri yang dimiliki maka akan semakin jauh kekerabatannya.

[image:36.595.141.484.317.505.2]

Beberapa data hasil analisis morfologi yang dapat diterjemahkan menjadi data biner (Lampiran 1.) digunakan untuk mengetahui pola pengelompokannya berdasarkan kemiripan morfologi. Analisis pengelompokan yang dilakukan berdasarkan beberapa karakter yang diterjemahkan ke dalam data biner menunjukkan kemiripan morfologi pada 4 koleksi markisa kebun percobaan Berastagi Sumatera Utara (Gambar 4.1.10).

Gambar 4.1.10 Dendogram Kemiripan Morfologi Markisa Koleksi Kebun Percobaan Berastagi Sumatera Utara

Hasil analisis kemiripan morfologi berdasarkan beberapa karakter morfologi yang dimiliki oleh 4 markisa koleksi kebun percobaan Berastagi antara markisa ungu dan markisa merah memiliki tingkat kemiripan morfologi sebesar 81% sedangkan tingkat kemiripan morfologi yang dimiliki oleh markisa kuning adalah 69% dan markisa konyal memiliki kemiripan morfologi 31%. Hal ini membuktikan bahwa jenis markisa yang memiliki varietas atau bahkan forma yang sama memisah jauh dengan markisa yang berbeda spesies. Hasil analisis morfologi yang dilakukan terhadap 4 koleksi markisa mendukung hasil analisis pengelompokan beberapa aksesi markisa yang telah dilakukan oleh Arif et al.

(37)

memiliki kuning se (2002) m varietas da (2003), ci hidup, kar secara gen dipengaru genetik (g diturunkan persamaan untuk men 4.2 Hasil 4.2.1 Ana

Analisis s percobaan akar tanam bercabang morfologi ditanam d epidermis pada kamb

Gambar 4

nilai koefi ebesar 68% enjelaskan apat mengg iri morfolog rena ciri mo netik belum uhi oleh lin genotip) ad n. Suskendr n kemuncul ngetahui jau Anatomi atomi Akar struktur ana n Berastagi, man markisa g, seperti y tumbuhan dari biji. H

akar yang bium (Gamb 4.2.1.1 Gam mud (a) isien kemir % sedangkan bahwa jara gambarkan p gi sering k orfologi dap m banyak dil ngkungan d

dalah suatu riyati et al. lan morfolo uh dekatnya

atomi akar menunjukk a sebagai ta yang dijela , susunan a Hasil analis selapis dan bar 4.2.1.1) mbaran Umu da (perbesar ripan genet n dengan m

ak genetik perbedaan g kali digunak pat dilihat d

lakukan. Ci dan biasany

u ciri yang . (2000) ju ogi luar sp a hubungan

telah dilak kan tidak a anaman diko askan oleh akar tungga sis anatom n tersusun ). umPenampa aran 400x); ( (b 20 µm tik antara markisa kon atau hubu genetik anta kan untuk dengan mud iri-ciri morf

a tidak ditu g sifatnya uga menyata pesies suatu kekerabatan kukan pada adanya perb otil termasu h Tjirosoep ang terdapa mi struktur rapat denga ang Melinta (b) Akar de b) markisa un nyal sebesa ungan keker ar varietas. identifikasi ah secara v fologi suatu urunkan, se tetap (tidak akan bahwa u tanaman d

n.

a 4 koleksi bedaan yang uk jenis aka pomo (200 at pada poh

akar menu an perkemb

ang Akar M wasa (perbe

100 µm

ngu, merah ar 48%. Su erabatan dia Menurut W i suatu mak visual, sedan

u makhluk h edangkan s ak berubah) a perbedaan dapat digun

i markisa k g jelas. Sus ar tunggang

[image:37.595.111.499.415.681.2]
(38)
[image:38.595.111.512.383.442.2]

Perkembangan akar pada tanaman markisa koleksi kebun percobaan Berastagi, dapat dilihat pada potongan melintang dimana pita-pita kambium pembuluh yang berada diantara floem dan xilem telah berbentuk silinder dan menghasilkan tambahan jaringan pembuluh sekunder. Perisikel telah mengalami pembelahan periklinal dan sebagian endodermis remuk. Tampak bagian kambium telah membentuk jari-jari empelur yang lebar. Bagian yang berwarna merah saat diberikan larutan phloroglucinol mengindikasikan adanya kandungan lignin yang merupakan komponen utama penyusun xilem. Fahn (1982) menambahkan pembelahan sel-sel kambium pembuluh menghasilkan unsur-unsur xilem ke arah dalam dan unsur-unsur floem ke arah luar. Jaringan pembuluh yang berasal dari kambium disebut sebagai hasil sekunder. Jaringan tersebut dinamakan xilem sekunder dan floem sekunder. Pendeskripsian juga dilakukan terhadap rasio korteks : stele yang menunjukkan keragaman (Tabel 4.2.1.1).

Tabel 4.2.1.1 Tabel Rasio Korteks : Stele dan Diameter Akar Pada Akar Beberapa Markisa (mm)

Markisa Ungu

Markisa Merah

Markisa Kuning

Markisa Konyal

Korteks: Stele 0,05 : 0,02 0,05 : 0,02 0,09 : 0,04 0,04 : 0,01 Diameter Akar 2,08-2,24 1,58-1,63 2,39-2,46 1,69- 1,81

Hasil pengamatan kuantitatif terhadap sayatan melintang akar 4 koleksi markisa menunjukkan bahwa akar markisa merah memiliki diameter paling kecil 1,589 mm – 1,639 mm sedangkan yang memiliki akar dengan diameter paling besar adalah markisa kuning 2,398 mm – 2,466 mm. Perbedaan pada struktur anatomi dapat digunakan sebagai karakter pembeda pada masing-masing tanaman. Stone (1976) mengatakan bahwa karakter anatomi umumnya merupakan hal dasar yang dapat digunakan untuk membedakan jenis.

4.2.2 Anatomi Batang

(39)
[image:39.595.174.451.147.265.2]

(Tjitrosoep (Gambar 4 susunan b Gambar 4 Ha memperlih bagian, ba untuk xile terdapat p Ha batang m perbedaan koleksi ma Variasi uk mengingat

4.2.3 Ana

Analisis s percobaan anatomi d jaringan p bawah (G

pomo, 200 4.2.2.1a). M erkas pemb .2.2.1 Gamb batan mark Xilem asil pengam hatkan stru agian luar un em. Stevens

ada batang asil pengam menunjukkan n yang terlal arkisa kebu kuran diame

t bentuk bat

atomi Daun struktur ana n Berastagi, daun yang palisade, jar ambar 4.2.3 (a) 09) dengan Markisa jug buluh angku baran Umum ng bersegie kisa (a. Epid m; f. Empel matan kual ktur jaringa ntuk floem, (1924) men dikotil terd matan terha n bahwa m

lu jelas. Pen un percobaan eter batang tang markis n atomi daun Sumatera U dipotong ringan bung 3.1). Hidaya

n bentuk b ga merupak ut tipe kolate

m Sayatan M empat (qu

dermis; b. E lur (perbesa litatif pada an vaskular , bagian ten

ngatakan ba diri dari 3 ba

adap struktu masing-masi

ngamatan te n Berastagi g pada masi sa yang bers

n telah dilak Utara. Hasil

melintang ga karang, b

at (1995) m

(b atang bers an tanaman eral. Melintang B adrangular Endodermis aran 400x)) a sayatan m

r batang di ngah untuk k

ahwa jaring agian yaitu f ur anatomi ing tanama erhadap stru menunjukk ing-masing segi empat (

kukan pada l pengamata terdiri dar berkas pemb mengatakan

a b c

b)

egiempat ( n dikotil seh

Batang Mar

ris); (b). S ; c. Floem;

melintang ikotil yang kambium, d gan berkas p

floem, kamb pada poto an markisa uktur anatom kan tidak ad

markisa tid (quadrangu

a 4 koleksi an memperl ri susunan buluh angku bahwa dau 20 µ d e f (quadrangu hingga mem

rkisa: (a). B Susunan b d. Kambiu

batang ma terdiri dar dan bagian d

pengangkut bium dan x ongan meli tidak mem mi batang p danya perbe dak ditamp

ularis).

i markisa k lihatkan sus epidermis ut dan epid un Angiospe

(40)
[image:40.595.219.439.122.284.2]

sangat ber dan ukuran Gambar 4 Ha sempurna banyak kl bentuk rel udara. Sep epidermis Ha markisa k perbedaan dan bagia 4.2.3.1. Tabel 4.2. Epidermis Jaringan P Jaringan B Karang Epidermis Ha markisa m sedangkan

ragam struk n berguna d

4.2.3.1 Gamb b. Ep e. Ep asil pengam tegak luru loroplas. Se latif dan be perti pada ak

, jaringan p asil pengam

ebun percob n ketebalan p an epidermi

3.1 Data Ku s Atas Palisade Bunga s Bawah asil pengam menunjukka n antara ma

ktur anatom dalam mene baran Umu pidermis ata pidermis baw matan kualit

us dengan e edangkan ja entuknya tid

kar dan bata embuluh, d matan kuant baan Berast pada epider is bawah s

uantitatif D M. Ung 5,66-6,0 15,62-17, 22,86 -29 4,98 -5,2 matan kuant an bahwa m arkisa ungu

f

mi dan morf entukan klas

um Sayatan as; c. Jaring wah; f. Jarin tatif menun

epidermis a aringan bun

dak teratur ang, dun ter dan jaringan

titatif terhad tagi, Sumat rmis atas, ja seperti yang

Daun Bebera

gu M. M

03 7,90 ,90 17,88 ,80 30,8 24 7,48 titatif terhad markisa me u dengan ma

b

fologinya. P sifikasi. Melintang gan palisade ngan pembu njukkan bah atas, tersus ga karang t sehingga b rdiri dari si n dasar yang dap sayatan tera Utara m aringan pali

g terlihat p

apa Markisa Merah

0-8,31 8 - 19,58 1

8 - 32,6 2

8 - 8,17

dap sayatan erah memil arkisa mera

a

b

c

d

e

Perbedaan b

Daun Mark e; d. Jaringa uluh (perbes hwa palisad sun rapat d tersusun ata banyak men stem jaringa g disebut me

n melintang menunjukka sade, jaring pada data k

a (mm x 10-3 M. Kuning

6,09-7,05 16,09 - 16,99

21,90 - 25,64

5,90 -6,64

n melintang liki daun y ah memiliki

20 µm

bentuk, stru

kisa: a. Kuti an bunga ka saran 400x) de terdiferen dan mengan

as sel-sel de ngandung ro an dermal, esofil. g daun 4 ko an adanya se gan bunga k

kuantitatif T

3 )

M. Kon

6,99 –7 9 13,04 -

4 29,38 -3

6,24 -7

[image:40.595.107.518.594.681.2]
(41)
[image:41.595.116.513.169.318.2]

yang paling kecil. Data yang diperoleh dari 4 koleksi markisa ukuran sel daun dapat di kelompokkan ke dalam ukuran sel pada komponen daun (Tabel 4.2.3.2) menurut Waldhoff & Furch, 2001 (dalam Waldhoff & Pia, 2010).

Tabel 4.2.3.2 Ukuran Sel Pada Komponen Daun Yang Berbeda (dalam mm)

Spesies

Ukuran Sel

Epidermis Ukuran Sel Palisade

Ukuran Sel Bunga Karang Atas Bawah

Markisa ungu Kecil Kecil Kecil Besar

Markisa Merah Kecil Kecil Kecil Besar

Markisa Kuning Kecil Kecil Kecil Besar Markisa Konyal Kecil Kecil Kecil Besar

Keterangan: Epidermis, panjang x lebar; kecil < 10x5, sedang > 10x5, besar > 15x10, sangat besar > 30x15: Palisade; kecil < 30, sedang > 30, panjang > 40, sangat panjang > 70: Jaringan Bunga karang; kecil < 10, sedang > 10, besar > 15

Hasil pengukuran sel pada komponen daun memperlihatkan perbedaan antar spesies. Terlihat pada tabel, bahwa 4 koleksi markisa memiliki ukuran sel yang kecil baik pada sel epidermis atas dan epidermis bawah, juga pada ukuran sel palisade. Pada markisa ungu, markisa merah, markisa kuning dan juga markisa konyal memiliki ukuran sel bunga karang yang besar. Daun merupakan organ penting pada tanaman, dan merupakan indikator kondisi pada sebuah tanaman. Morfologi dan anatominya memperlihatkan adaptasi dan fungsi yang berhubungan dengan lingkungan tempat mereka tumbuh (Waldhoff & Pia, 2010). Stace (1984) juga menambahkan bahwa pada umumnya sifat anatomi daun dapat dipakai untuk membedakan jenis-jenis yang rumit penciriannya.

(42)
[image:42.595.205.421.83.258.2]

Gambar 4.2.3.2 Stomata Markisa: a. Sel epidermis; b. Celah stomata; c. Sel penjaga (Perbesaran 400x)

Tipe stomata pada daun sangat bervariasi. Stomata merupakan celah yang terdapat pada epidermis yang diapit oleh 2 sel epidermis khusus yang disebut dengan sel penjaga. Tipe stomata yang diamati pada 4 koleksi markisa kebun percobaan Berastagi merupakan tipe stomata Anomositik. Pada tipe anomositik, sel penutup dikelilingi oleh sejumlah sel tertentu yang tidak berbeda dengan epidermis yang lain dalam bentuk maupun ukuran (Willmer, 1983). Pengamatan juga menunjukkan tingkat kerapatan yang berbeda (Tabel 4.2.3.3).

Tabel 4.2.3.3 Kerapatan Stomata Pada Beberapa Markisa Koleksi Kebun Percobaan Berastagi Dalam 10 Bidang Pandang Yang Berbeda

Tanaman Rerata Jumlah Rerata Kerapatan/mm2

Markisa Ungu 16,4 293,03

Markisa Merah 8 142,94

Markisa Kuning 9,7 173,23

Markisa Konyal 18,6 332,35

Penghitungan jumlah stomata pada beberapa bidang pandang terhadap epidermis daun markisa bagian bawah menunjukkan bahwa kerapatan stomata pada 4 koleksi markisa kebun percobaan Berastagi beragam. Kerapatan terendah dimiliki oleh markisa merah (Gambar 4.2.3.2a), sedangkan kerapatan tertinggi dimiliki oleh markisa konyal (Gambar 4.2.3.2b).

a

b

c

[image:42.595.104.513.485.571.2]
(43)

Gambar 4 Ka lingkunga menghind yang berp kerapatan fotosintesi rendah, ha mengataka Fahn (198 menurunn Se koleksi m karakter a tingkat tak

(a)

4.2.3.3 Kera (Per arakter sto an kering da dari defisit

eran serta d stomata da is dan tran al ini sesua an bahwa m 82) juga me nya intensita luruh hasil markisa tida

anatomi jug ksa di bawa

apatan Stom rbesaran 10 omata men

an kerapata air yang be dalam prose

apat mempe nspirasi. M

ai dengan k markisa me engemukaka as cahaya.

analisis da ak menunju ga tidak te h genus (St

1

mata: (a). M 00x)

nentukan t an stomata y

erlebihan. S es transpiras

engaruhi du arkisa mer kemampuan erah dapat an bahwa ju

ata anatomi ukkan perb

erlalu dapa tace, 1989).

100 µm (

Markisa M

tingkat ad yang rendah Stomata me si dan respir ua proses p ah memilik n adaptasin

beradaptas umlah stom

i akar, bata edaan yang at digunaka

(b)

Merah; (b). M

daptasi tan h merupaka erupakan or rasi. Menuru penting pad ki kerapata nya. Karsina

i di dataran mata akan be

ang dan dau g jelas, dis an sebagai

Markisa K

naman terh an potensi u rgan fotosin ut Lestari (2 da tanaman

an stomata ah et al. (2 an rendah tr erkurang de

aun pada se sebabkan k pembeda u

[image:43.595.131.497.84.243.2]
(44)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil studi morfologi dan anatomi pada 4 koleksi markisa kebun percobaan Berastagi, Sumatera Utara dapat disimpulkan bahwa:

a. Tanaman markisa koleksi Kebun Percobaan Berastagi, Sumatera Utara memiliki keanekaragaman yang dapat dilihat secara morfologi berdasarkan pengamatan dan pengukuran terhadap bentuk, ukuran dan jumlah dari karakter-karakter yang diamati. Bagian-bagian yang diamati dari pohon induk pada masing-masing tanaman markisa meliputi: habit, habitat, tipe akar, batang (tipe batang, bentuk, permukaan, arah tumbuh, panjang sulur, warna), daun (bentuk, ujung daun, pangkal daun, susunan tulang daun, tepi daun, daging daun, warna daun, permukaan daun), bunga, buah dan biji.

b. Tanaman markisa koleksi Kebun Percobaan Berastagi, Sumatera Utara secara anatomi tidak memiliki perbedaan yang jelas. Hal ini dikarenakan 4 koleksi markisa berada pada tingkat taksa yang spesifik di bawah genus.

5.2 Saran

(45)

DAFTAR PUSTAKA

Amprasto. 2010. Studi Komparasi Anatomi Organ Vegetatif Ipomea aquatic

Forsk., Ipomea batatas Lamk. Dan Ipomea pes-capreae Sweet. Skripsi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Arif, M., Bakri G. N., dan Zulkifli R. 2011. Keragaman Genetik Beberapa Aksesi Markisa Berdasarkan Penanda Inter Simple Sequence Repeat (ISSR): J. Agrivigor. 10(2): 161

Ashari, S. 2006. Meningkatkan Keunggulan Bebuahan Tropis Indonesia. Yogyakarta: ANDI.

Berlyn, G. P. and Miksche, J. P. 1976. Botanical Microtechnique And Cytochemistry. Iowa: Iowa State University Press

Biati, N. Y. K. 2012. Studi Anatomi Dan Struktur Sekretori Tanaman Kantong Semar (Nepenthes spp.). Skripsi. Bogor: IPB

Calderón, L. A. P. 2011. Inducción de mutaciones mediante radiaciones gamma de (Passiflora edulis Sim var. edulis). Colombia: Bogota, D.C

Cortéz, P. A. and S. A. Carmello-Guerreiro. 2008. Ontogeny And Structure Of The Pericarp And The Seed Coat Of Miconia albicans (Sw.) Triana

(Melastomataceae) From “Cerrado”. Brazil Botanical. 31(1): 3-5

Fahn, A. 1982. Anatomi Tumbuhan. Edisi Ketiga. Terjemahan Sitti Soetarmi Tjirosomo. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Ferita, I., Jamsari, Irfan S., dan Gustian. 2011. Studi Hubungan Karakter Morfologi, Anatomi dan Molekuler Terkait Potensi Kadar Katekin Pada Tanaman Gambir (Uncaria gambir (Hunter) Roxb). Artikel Disertasi.

Padang: Universitas Andalas

Hidayat, E. B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: ITB

Karsinah, Hutabarat R. C. dan Manshur A. 2010. Markisa Asam (Passiflora edulis) Buah Eksotik Kaya Manfaat Balai Penelitian Tanaman Buah

Tropika Sumatera Barat. Iptek Holtikultura. 6: 31-33

(46)

Maideliza, T., Sjahridal D., Lince M., Roziah, dan Eti S. M. 2007. Kajian Struktur Dan Kariotipe Gadung (Dioscorea bulbifora L.). Makara Sains. 11(1): 43

Miranda, P.M., Carlos R.C., Franscisman C.M., and Maria A.C.M. 2008. Morphological Aspects Of Passiflora edulis f. flavicarva Chromosomes Using Acridine Orange Banding And rDNA-FISH Tools. Caryologia.

61(2l): 22

Morey, P. 2007. Report On Passion Fruit Demand Study Indonesia. Morelink Asia Pacific. Australia: Morelink Asia Pacific

Nabilah, M., Nurnida M. K., Noraini T., Ruzi A. R., Amalia, Nurshahidah M. R. and Mohd-Arrabe’ A. B. 2011. Leaf Anatomical Adaptation Of Some Mangrove Species (Rhizophoraceae). Selangor: Universiti Kebangsaan Malaysia

Nakasone, H. Y and Paul, K. E. 1999. Tropical Fruit. London: CAB International Noggle, G. R and Fritz, G. J. 1983. Introductory Plant Physiology. New Jersey: Prentice Hall

Prakash, N. 1986. Methods In Plant Microtechnique. 2nd ed. Armidale, N. S. W: University of New England

Rohfl, F. J. 1998. NTSTSpc Numerical Taxonomy and Multivariate Analysis System Version 2.0. User Guide. Departement of Ecology and Evolution State of New York. USA

Santoso, M. dan Rosalina, W. 2009. Albedo Markisa Konyal Sebagai Bahan Baku Pembuatan Kertas Dengan Metoda Organosolv.Prosiding Seminar Kimia Bersama UKM-ITB VIII. Bandung: ITB.

Silitonga, T. S. 2004. Pengelolaan Dan Pemanfaatan Plasma Nutfah Padi Di Indonesia. Buletin Plasma Nutfah. 10 (2): 57

Sitompul, S. M dan Guritno, B. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Yogyakarta: Gajah Mada University Press

Smith, G. M. 1915. The Development Of Botanical Microtechnique. Transactions of American Microscopical Society. 34(2): 341

Stace, C. A. 1984. “The taxonomic importance of the leaf surface”. in V. H. Heywood & D. M. Moore (eds.). Current Concepts In Plant Taxonomy. Page 67. London: Academic Press

(47)

Stevens, W.C. 1924. Plant Anatomy From The Standpoint Of The Development And Functions Of The Tissues And Handbook Of Micro-Technic. Fourth Edition. London: J. & A. Churchill

Stone, B. C. 1976. The Morphology and Systematics of Pandanus Today (Pandanaceae). Gardens ‘Bulletin29: 137-142

Sunarti, S., Rugayah dan Eka F. T. 2008. Studi Anatomi Daun Jenis-Jenis Averrhoa Di Indonesia Untuk Mempertegas Status Taksonominya. Berita Biologi. 9 (3): 32

Supriyono, Tohari, Abdul S., dan Didik I. 2004. Kajian Anatomi Daun Dan Bintil Akar Dalam Kaitannya Dengan Proses Fisiologis Tanaman Karabenguk (Mucuna pruriens). Agrosains. 6 (1): 18

Suranto. 2002. Cluster Analysis Of Ranunculus Species. Biodiversitas. 3(1): 206.

Surianta. 2011. Sifat Fisik Dan Daya Simpan Buah Markisa Kuning (Passiflora flavicarpa) Yang Dilapisi Kitosan. Skripsi. Bogor: IPB.

Suskendriyati, H., A. Wijayati., N. Hidayah., dan D. Cahyuningdari. 2000. Studi Morfologi dan Hubungan Kekerabatan Varietas Salak Pondoh (Salacca zalacca (Gaert.) Voss.) di Dataran Tinggi Sleman. Surakarta: UNS

Sutrian, Y. 1992. Pengantar Anatomi Tumbuh-Tumbuhan (Tentang Sel dan Jaringan). Jakarta: PT. Rineka Cipta

Tarigan, R. dan Karsinah. 2012. Laporan Akhir Plasma Nutfah Tanaman Markisa Kebun Percobaan Berastagi. Berastagi.

Tjitrosoepomo, G. 2005. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada

Vanderplank, J. 1990. Passion Flower and Passion Fruit. London: Cambridge Press

--- . 1996. Passion Flowers. London: Cambridge Press

Verheij, and Coronel R. E. 1997. Buah-Buahan yang dapat dimakan. PROSEA: Sumber Daya Nabati Asia Tenggara 2. Jakarta: PT Gramedia

(48)

Waldhoff, D and Pia Parolin. 2010. “Morphology and anatomy of leaves”. In W. J. Junk et al. (eds.). Amazonian Floodplain Forest: Ecophysiology: page 179. Germany: Springer Science + Business Media B.V

Wigati, E. 2003. Variasi Genetik Ikan Anggoli (Pristipomoides multidens) Berdasarkan Pola Pita Allozyme. Skripsi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret

Willmer, C. M. 1983. Stomata. New York: Longman, Inc

Yeung, E. C. 1998. “A beginner's guide to the study of plant structure”. in S.J. Karcher (eds.). Tested Studies For Laboratory Teaching. Volume 19.

(49)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Tabel Data Biner Beberapa Karakter Morfologi Markisa

Karakter Markisa Ungu

Markisa Merah

Markisa Kuning

Markisa Konyal

Permukaan Batang 0 0 1 0

Panjang Sulur 1 1 1 0

Warna Sulur 0 0 1 0

Warna Batang 1 0 1 0

Bangun Daun 0 0 0 1

Ujung Daun 0 0 0 1

Susunan Tulang Daun 0 0 0 1

Tepi Daun 0 0 0 1

Warna Daun 0 0 0 1

Jumlah Petal 1 1 0 0

Cincin Ungu Pada

Corolla 0 0 0 1

Jumlah Benang Sari 0 0 0 1

Berat Buah 1 1 0 0

Permukaan Kulit

Buah 1 0 0 0

Rasa Buah 1 0 0 0

Warna Bulir 0 0 0 1

Matriks kesamaan 4 koleksi markisa kebun percobaan Berastagi Sumatera Utara

M. Ungu M. Merah M. Kuning M. Konyal

M. Ungu 1,000

M. Merah 8,125 1,000

M. Kuning 6,250 6,875 1,000

(50)

Lampiran 2. Pembuatan Preparat Freehand Section

Diiris melintang menggunakan silet

Ditetesi kloralhidrat sampai warna hijau berkurang Dihisap sisa larutan menggunakan tisu

Ditetesi phloroglucinol sampai terlihat kemerahan Dihisap sisa larutan menggunakan tisu

Ditetesi gliserin dan ditutup dengan cover glass

Bagian Tanaman yang Masih Muda

(51)

Lampiran 3. Metode Perhitungan Kerapatan Stomata

Perhitungan dilakukan pada 10 bidang pandang yang berbeda dengan menggunakan rumus:

Kerapatan Stomata = Jumlah Stomata Satuan luas bidang pandang Luas bidang pandang = 0,055965 mm2

Contoh: Rerata jumlah stomata pada markisa ungu adalah 16,4 maka: Kerapatan Stomata = 16,4

Gambar

Tabel 4.1.1.
Gambar 4 4.1.1 Habit: (d) Ma(a) Markisaarkisa Konya Ungu; (b)yal ) Markisa MMerah; (c) MMarkisa Kuuning;
Gambar 4 4.1.2 BentukKuningk Daun: (a)g ) Markisa UUngu; (b) MMarkisa Meerah; (c) Maarkisa
Gambar 4 4.1.4 BentukKuningk Bunga: (ag a) Markisa UUngu; (b) MMarkisa Meerah; (c) Maarkisa
+7

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi ini merupakan hasil penelitian penulis yang berjudul “ Karakteristik dan Kekerabatan Morfologi Tanaman Pisang (Musa paradisiaca, Linn) Varietas Lokal

Berdasarkan hasil pengamatan gejala penyakit di lapangan pada tanaman cabai di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian ditemukan adanya penyakit bercak daun yang diduga disebabkan

Uji Adaptasi Varietas Unggul Baru Padi Sawah Berbasis Pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu di Dataran Tinggi Tapanuli Utara Sumatera Utara telah dilaksanakan di

Nasution.Y, 2014.Penentuan Nilai Evapotranspirasi Dan Koefisien Tanaman Padi Varietas IR64(Oryzasatival.) Di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,

Berdasarkan karakter morfologis 36 aksesi tanaman kesemek yang berasal dari empat Kecamatan di Kabupaten Karo Sumatera Utara diperoleh nilai hubungan kekerabatan yang