• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Minum Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Minum Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi Medan"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN AIR MINUM PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTANADI MEDAN

SKRIPSI

YUNI MASDAYANI HARAHAP 110823005

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2013

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN AIR MINUM PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM

(2)

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Sains

YUNI MASDAYANI HARAHAP 110823005

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2013

(3)

Judul : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PERMINTAAN AIR MINUM PADA

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM)

TIRTANADI MEDAN

Kategori : SKRIPSI

Nama : YUNI MASDAYANI HARAHAP

Nomor Induk Mahasiswa : 110823005

Program Studi : SARJANA (S1) MATEMATIKA

Departemen : MATEMATIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA

UTARA

Di Luluskan Di

Medan, 2013

Komisi Pembimbing

Pembimbing 2 Pembimbing 1

Drs. Henry Rani Sitepu, MSi Drs. Faigiziduhu Bu’ulolo, MSi

NIP. 19530303 198303 1 002 NIP. 19531218 198003 1 003

Diketahui/Disetujui oleh

Departemen Matematika FMIPA USU Ketua,

Prof. Drs. Tulus, Vordipl.Math., M.Si., Ph.D. Nip 19620901 198803 1 002

(4)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN AIR MINUM PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM)

TIRTANADI MEDAN

SKRIPSI

Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing–masing disebutkan sumbernya.

Medan, 2013

YUNI MASDAYANI HARAHAP 110823005

(5)

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang yang tiada hentinya memberikan nikmat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi ini dengan judul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Minum Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi Medan.

Terimakasih penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Sutarman, M.Sc selaku Dekan FMIPA USU serta Bapak Drs. Faigiziduhu Bu’ulolo, M.Si dan Bapak Drs Henry Rani Sitepu, M.Si selaku pembimbing 1 dan 2 yang telah bersedia meluangkan waktu kepada penulis dengan memberikan bimbingan sehingga dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan sebaiknya. Ucapan terima kasih juga penulis tujukan kepada Prof. Dr. Tulus, M.Sc dan Ibu Dra. Mardiningsih, M.Si selaku Ketua Departemen dan Sekertaris Departemen Matematika beserta semua Staf Administrasi FMIPA USU. Dan tak lupa Kepada Seluruh Pegawai di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi Medan penulis ucapkan terimakasih. Kepada teman-teman seperjuangan di Ekstensi Matematika Statistik Stambuk 2011 penulis ucapkan terima kasih atas saran, motivasi dan nasehat yang sudah sangat membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Teristimewa penulis ucapkan terima kasih kepada kedua orangtua penulis Bapak Abdul Muis Pardomuan Harahap dan Ibu Maskhairani Siregar atas semua dukungan dalam doa, motivasi serta kasih sayang. Semoga Skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan juga bermanfaat bagi para pembaca dan kemajuan ilmu pengetahuan di masa mendatang. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.

Medan, 2013

Penulis

(6)

(PDAM) TIRTANADI MEDAN

ABSTRAK

Analisis Regresi Linier Berganda adalah salah satu tehnik analisis statistik yang biasa digunakan untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel tergantung dan memprediksi variabel tergantung dengan menggunakan variabel bebas. Analisis regresi linier berganda mempunyai langkah yang sama dengan analisis regresi sederhana. Hanya saja analisisnya agak kompleks karena melibatkan banyak variabel bebas. Selain itu Analisis Regresi Berganda lebih banyak didasarkan pada asumsi. Penggunaan Analisis Regresi Linier Berganda dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variabel-variabel yang mempengaruhi permintaan air minum di PDAM Tirtanadi Medan. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari PDAM Tirtanadi Medan dan Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara. Dengan menggunakan Analisis Regresi Linier Berganda diperoleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa ada 4 (empat) variabel yang berpengaruh terhadap permintaan air minum di PDAM Tirtanadi Medan diantaranya X1 (Jumlah Penduduk), X2

(Pendapatan Perkapita Penduduk), X3 (Tarif Air Minum), X4 (Jumlah Air yang

diproduksi). Dari keempat variabel tersebut yang sangat dominan mempengaruhi adalah X1 (Jumlah Penduduk), X3 (Tarif Air Minum), X4 (Jumlah Air yang

diproduksi). Dan model yang di hasilkan dengan menggunakan Analisis Regresi Linier Berganda adalah Y = -2,076+136,627X1+11609,752X3+0,003X4-0,644X2 yang

mempunyai tingkat hubungan yang relatif kuat sebesar 90,3%.

(7)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN AIR MINUM PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM

(PDAM) TIRTANADI MEDAN

ABSTRACT

Regression Analysis is one of statistical analysis technique that can be used to measure the influence of independent variables on the dependent variable and the dependent variable predicted by using the independent variables. Multiple linear regression analysis has the same steps with a simple regression analysis. It's just that his analysis is rather complex because it involves many independent variables. Additionally Regression Analysis has been based on assumptions. Use of Regression Analysis in this study aims to determine the variables that affect the demand for drinking water in PDAM Tirtanadi Medan. The data used in this study were obtained from PDAM Tirtanadi Medan and the Central Bureau of Statistics North Sumatra. By using Multiple Linear Regression Analysis obtained results which indicate that there are four (4) variables that affect the demand for drinking water in PDAM Tirtanadi Medan including X1 (Population), X2 (Per Capita Income Population), X3 (Water Rates), X4 (The amount of water produced). Of the four variables is a very dominant influence X1 (Population), X3 (Water Rates), X4 (The amount of water produced). And the model is derived by using the Linear Regression Analysis is Y = -2,076+136,627X1+11609,752X3+0,003X4-0,644X2 that has a relative strong

connection rate of 90.3 %.

(8)

DAFTAR ISI

2.3 Pengertian Pendapatan Perkapita 10

2.4 Tarif Air Minum 11

2.5 Pengertian Produksi 11

2.6 Konsep Permintaan 12

2.7 Perusahaan Daerah 12

2.7.1 Pengertian dan Tujuan Perusahaan Daerah 12 2.7.2 Klasifikasi Pelanggan PDAM Tirtanadi Medan 13

2.8 Analisis Data 15

2.8.1. Uji Normalitas 15

2.8.2. Heterokedastisitas 16

2.8.3. Autokorelasi 16

2.8.4. Multikolinieritas 17

2.9 Regresi Linier Berganda 18

2.9.1 Analisis Korelasi 20

2.9.2 Koefisien Determinasi 21

2.9.3 Uji F Pada Regresi Linier Berganda 22

(9)

BAB 3 PEMBAHASAN

3.1 Metode Penelitian 25

3.2 Pengolahan Data 25

3.3 Uji Asumsi Klasik 27

3.3.1. Uji Normalitas 27

3.3.2. Uji Heterokedastisitas 28

3.3.3. Uji Multikolinieritas 28

3.3.4. Autokorelasi 29

3.4. Analisis Regresi Linier Berganda 30

3.4.1. Analisis Korelasi 39

3.4.2. Uji Determinasi (R2) 41

3.4.3. Perhitungan Analisis keragaman Regresi (Uji F) 44 3.4.4. Uji Keberartian Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t) 47

3.5. Menanggulangi Krisis Air Minum 51

3.6. Tingkat Kepuasan Pelanggan PDAM Tirtanadi Medan Secara Umum 52

BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan 53

4.2 Saran 53

(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Tabel 2.1 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r 21

2. Tabel 2.2 Anava 23

3. Tabel 3.1 Data untuk Setiap Variabel yang Mempengaruhi Permintaan Air 26 Minum di PDAM Tirtanadi Medan

4. Tabel 3.2 One Sample Kolmogorov Smirnov 27

5. Tabel 3.3 Uji Multikolinieritas dengan Melihat Nilai Tolerance dan VIF 29 6. Tabel 3.4 Uji Autokorelasi dengan Metode Runs Test 29

7. Tabel 3.5 Persamaan Regresi Linier Berganda 30

8. Tabel 3.6 Pengamatan Data Regresi empat Variabel Bebas X Terhadap 32 Variabel Terikat Y

9. Tabel 3.7 Pengamatan Data Hasil Perkalian untuk Setiap Variabel 33 Bebas X Terhadap Variabel Terikat Y

10. Tabel 3.8 Pengamatan Data untuk Y Penduga 34

11. Tabel 3.9 Nilai Koefisien Korelasi 41

12. Tabel 3.10 Koefisien Determinasi 43

13. Tabel 3.11 Interpretasi Korelasi Nilai r 43

14. Tabel 3.12 Anava 45

15. Tabel 3.13 Uji Serempak Uji F 46

(11)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Gambar 3.1 Normal dengan Pendekatan Grafik 27

(12)

(PDAM) TIRTANADI MEDAN

ABSTRAK

Analisis Regresi Linier Berganda adalah salah satu tehnik analisis statistik yang biasa digunakan untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel tergantung dan memprediksi variabel tergantung dengan menggunakan variabel bebas. Analisis regresi linier berganda mempunyai langkah yang sama dengan analisis regresi sederhana. Hanya saja analisisnya agak kompleks karena melibatkan banyak variabel bebas. Selain itu Analisis Regresi Berganda lebih banyak didasarkan pada asumsi. Penggunaan Analisis Regresi Linier Berganda dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variabel-variabel yang mempengaruhi permintaan air minum di PDAM Tirtanadi Medan. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari PDAM Tirtanadi Medan dan Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara. Dengan menggunakan Analisis Regresi Linier Berganda diperoleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa ada 4 (empat) variabel yang berpengaruh terhadap permintaan air minum di PDAM Tirtanadi Medan diantaranya X1 (Jumlah Penduduk), X2

(Pendapatan Perkapita Penduduk), X3 (Tarif Air Minum), X4 (Jumlah Air yang

diproduksi). Dari keempat variabel tersebut yang sangat dominan mempengaruhi adalah X1 (Jumlah Penduduk), X3 (Tarif Air Minum), X4 (Jumlah Air yang

diproduksi). Dan model yang di hasilkan dengan menggunakan Analisis Regresi Linier Berganda adalah Y = -2,076+136,627X1+11609,752X3+0,003X4-0,644X2 yang

mempunyai tingkat hubungan yang relatif kuat sebesar 90,3%.

(13)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN AIR MINUM PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM

(PDAM) TIRTANADI MEDAN

ABSTRACT

Regression Analysis is one of statistical analysis technique that can be used to measure the influence of independent variables on the dependent variable and the dependent variable predicted by using the independent variables. Multiple linear regression analysis has the same steps with a simple regression analysis. It's just that his analysis is rather complex because it involves many independent variables. Additionally Regression Analysis has been based on assumptions. Use of Regression Analysis in this study aims to determine the variables that affect the demand for drinking water in PDAM Tirtanadi Medan. The data used in this study were obtained from PDAM Tirtanadi Medan and the Central Bureau of Statistics North Sumatra. By using Multiple Linear Regression Analysis obtained results which indicate that there are four (4) variables that affect the demand for drinking water in PDAM Tirtanadi Medan including X1 (Population), X2 (Per Capita Income Population), X3 (Water Rates), X4 (The amount of water produced). Of the four variables is a very dominant influence X1 (Population), X3 (Water Rates), X4 (The amount of water produced). And the model is derived by using the Linear Regression Analysis is Y = -2,076+136,627X1+11609,752X3+0,003X4-0,644X2 that has a relative strong

connection rate of 90.3 %.

(14)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Air adalah materi esensial di dalam setiap kehidupan makhluk hidup, tidak ada

satupun makhluk hidup di bumi ini yang tidak membutuhkan air. Air merupakan salah

satu kebutuhan yang menjamin kelangsungan hidup setiap makhluk hidup. Bagi

manusia, air memiliki multifungsi dalam kehidupan sehari-hari. Di mana air

dipergunakan untuk mencuci, mandi, memasak, sebagai air minum dan lainnya. Air

adalah unsur yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, yakni demi

peradaban manusia. Bahkan dapat dipisahkan tanpa pengembangan sumber daya air

secara konsisten peradaban manusia tidak akan mencapai tingkat yang dinikmati

sampai saat ini. Oleh karena itu pengembangan dan pengelolaan sumber daya air

merupakan dasar peradaban manusia.

Kebutuhan terhadap air untuk keperluan sehari-hari dilingkungan rumah

tangga, ternyata berbeda untuk tiap tempat, tiap tingkatan kehidupan atau untuk tiap

bangsa dan negara. Semakin tinggi taraf kehidupan, semakin meningkat pula

kebutuhan manusia terhadap air. Karena begitu pentingnya peranan air ini dalam

kehidupan masyarakat, maka pemerintah perlu atau harus memberi perhatian khusus.

Mengenai masalah air, melalui Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), pemerintah

telah berusaha menyediakan dan memenuhi kebutuhan air minum yang bersih dan

bebas polusi. Untuk itu Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) memerlukan strategi

(15)

Peningkatan pemakaian air bersih khususnya rumah tangga yang merupakan

pelanggan terbesar Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), erat kaitannya dengan

pendapatan perkapita masyarakat yang semakin tinggi. Artinya, meningkatnya

pemakaian air bersih terutama lebih banyak dipengaruhi oleh pertambahan penduduk

yang terus naik dan disertai dengan meningkatnya standard hidup sehingga

mempengaruhi kemampuan dalam mengkonsumsi kebutuhan pokok untuk kebutuhan

hidupnya. Pemakaian air bersih yang tinggi pada masyarakat sebenarnya tidak ada

unsur pemborosan tetapi merupakan tuntutan yang logis dalam peningkatan standard

hidup masyarakat.

Indonesia patut bersyukur karena sebagai negara kepulauan memiliki

keragaman alam yang kaya disertai potensi air yang luar biasa untuk kawasan Asia –

Oseania. Negeri ini memiliki 17.000 pulau dengan garis pantai 81.000 km dan lima

pulau utama yakni Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Irian. Aspek geografis

itulah yang menyebabkan permukaan daratan Indonesia menjadi bervariasi, antara lain

terdiri atas rangkaian pegunungan, bukit, bantaran aluvial, danau, rawa dan

sebagainya. Pengembangan sumber daya air di Indonesia jelas terlihat sejak zaman

purba hingga kini, sekaligus telah menempatkan sungai sebagai sumber air penting

karena dapat memberi manfaat yang besar (Trie M Sunaryo, 2004).

Untuk itu pengolahan terhadap air yang akan dipergunakan sebagai air minum

mutlak diperlukan. Pengolahan yang dimaksud adalah usaha-usaha teknis yang

dilakukan untuk mengubah sifat-sifat suatu zat, sehingga didapat suatu air minum

yang memenuhi standar air minum yang telah ditentukan. Peningkatan air adalah

merupakan syarat kedua setelah kualitas, karena semakin maju tingkat hidup

seseorang, maka akan semakin tinggi pula tingkat kebutuhan air dari masyarakat

tersebut. Oleh karena itu PDAM sebagai Perusahaan Daerah di tiap-tiap

Kabupaten/Kota memiliki tanggung jawab langsung dalam pelayanan kebutuhan akan

air minum bagi penduduk, yang harus ditingkatkan kualitas dan kuantitas

pelayanannya. Dalam hal ini tidak terkecuali PDAM Tirtanadi Medan. PDAM ini

memiliki tugas yang besar dalam menjamin tersedianya air bersih bagi masyarakat

luas, khususnya masyarakat Medan. PDAM ikut bertanggung jawab dalam

(16)

uraian di atas maka penulis mengangkat judul dalam penelitian ini,”Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Minum Pada Perusahaan Daerah Air Minum ( PDAM) Tirtanadi Medan”.

1.2. Perumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

Bagaimana menentukan faktor yang mempengaruhi permintaan air minum pada

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi Medan dengan menggunakan

metode analisis regresi linier berganda.

1.3. Batasan Masalah

Pembatasan masalah bertujuan untuk memperjelas arah dan tujuan dari suatu masalah

yang akan diteliti, sehingga tidak menimbulkan kekeliruan. Untuk mengarahkan agar

penelitian ini tidak menyimpang dari tujuan yang diinginkan. Maka peneliti

membatasi masalah hanya pada pengaruh faktor jumlah penduduk, pendapatan

perkapita, tarif air dan jumlah air minum yang diproduksi terhadap permintaan air

minum di PDAM Tirtanadi Medan dari tahun 1992 sampai 2011 dengan

menggunakan metode regresi linier berganda.

1.4. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

Adapun Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi permintaan air

minum PDAM Tirtanadi Medan.

2. Untuk melihat sejauh mana pengaruh masing-masing variabel bebas

(17)

Adapun Manfaat dari Penelitian ini adalah :

1. Penulis dapat mengaplikasikan teori tersebut dengan kondisi yang ada di

lapangan.

2. Untuk menambah dan melengkapi sekaligus sebagai bahan pembanding

hasil-hasil penelitian yang sudah ada dengan menyangkut topik yang sama.

3. Sebagai bahan referensi dan informasi yang bermanfaat untuk dijadikan acuan

supaya lebih meningkatkan kualitas pelayanan permintaan air minum di

PDAM Tirtanadi Medan.

1.5. Tinjauan Pustaka

Beberapa buku yang menjadi tinjauan pustaka yang digunakan untuk mewujudkan

tulisan ini dan ada juga yang dikutip dari situs-situs internet yang membantu penulis

menguraikan tentang metode analisis yang penulis gunakan. Beberapa buku

pendukung teori adalah sebagai berikut

Regresi Linier berganda adalah regresi dimana variabel bebasnya lebih dari

satu. Regresi ini lebih sesuai kenyataan di lapangan bahwa suatu variabel terikat tidak

hanya dapat dijelaskan oleh satu variabel bebas saja. Di mana variabel terikatnya (Y)

dihubungkan/dijelaskan lebih dari satu variabel bebas (X1, X2, X3,..., Xk) namun masih

menunjukkan diagram hubungan yang linier (Bambang Suharjo, 2008).

Bentuk umum persamaan regresi linier berganda dapat dituliskan sebagai

berikut :

= + + + + …. + +

= Variabel terikat

= Koefisien intercept regresi , , , …, = Koefisien regresi (slope) , , , …, = Variabel bebas

= Kesalahan pengganggu artinya nilai-nilai dari variabel lain yang tidak dimasukkan dalam persamaan.

(18)

Analisis regresi berganda mempunyai langkah yang sama dengan analisis

regresi sederhana. Hanya di sini analisisnya agak kompleks, karena melibatkan

banyak variabel bebas. Di samping itu, analisis regresi berganda lebih banyak

didasarkan pada asumsi, karena pengujian tentang terpenuhi tidaknya asumsi masih

sukar dilakukan (Agus Irianto, 2004).

Suatu pasangan peubah acak mempunyai suatu sebaran peluang dua peubah.

Bila menaruh perhatian pada ketergantungan suatu peubah acak Y terhadap suatu

besaran atau kuantitas X yang bervariasi namun bukan merupakan peubah acak, maka

suatu persamaan yang menghubungkan Y dan X disebut persamaan regresi. Bila

mengerjakan perhitungan regresi pada data yang tidak dirancang sebelumnya,

beberapa kemungkinan yang secara potensial bisa muncul. Bisa jadi galat dalam

model mungkin tidak bersifat acak, namun merupakan pengaruh hubungan beberapa

peubah yang tidak disertakan dalam persamaan regresi atau bahkan tidak diukur.

Karena kemungkinan terjadinya bias dalam nilai dugaan koefisien regresi. Penentuan

persamaan mana yang terbaik untuk dipilih dilakukan dengan melalui evaluasi

pola-pola yang teramati. (Drapper dan Smith, 1992).

Pengertian air adalah semua air yang terdapat pada di atas maupun di bawah

permukaan tanah. Air dalam pengertian ini termasuk air permukaan, air tanah, air

hujan dan air laut yang di manfaatkan di darat. Sedangkan pengertian sumber daya air

adalah air dan semua potensi yang terdapat pada air, sumber air, termasuk sarana dan

prasarana pengairan yang dapat dimanfaatkan, namun tidak termasuk kekayaan

hewani yang ada di dalamnya (Trie M. Sunaryo, 2004).

Menerangkan bahwa sebenarnya air bersih yang dihasilkan PDAM sehari

mencapai 160.099 m3. Angka itu melebihi kebutuhan warga kota. Namun hingga kini tingkat kebocoran pada jaringan pipa cukup tinggi, selain itu pengurangan juga

disebabkan oleh banyak sambungan ilegal yang dilakukan penduduk. Jumlah air yang

didistribusikan hilang hingga 38% atau sekitar 60.837 m3. Akibatnya di daerah di mana PDAM tidak bisa memenuhi kebutuhan air bersih, pemompaan air tanah

(19)

Teori permintaan menjelaskan sifat para pembeli dalam permintaan suatu

barang. Teori permintaan yang menjelaskan sifat hubungan antara jumlah permintaan

barang dan harganya dikenal dengan hukum permintaan yang berbunyi : ” makin tinggi harga suatu barang, makin sedikit jumlah barang yang diminta, sebaliknya makin rendah harga suatu barang makin banyak jumlah barang yang diminta” (Kaman Nainggolan, 2005).

Produksi adalah segala kegiatan dalam menciptakan dan menambah kegunaan

sesuatu barang atau jasa, untuk kegiatan mana dibutuhkan faktor-faktor produksi

dalam ilmu ekonomi berupa tanah, tenaga kerja dan skill, sehingga dapat meningkatkan atau menambah faedah bentuk, waktu dan tempat suatu barang atau

jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia yang diperoleh melalui pertukaran (Assauri Sofyan, 1980).

1.6. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah salah satu cara yang terdiri dari langkah-langkah atau urutan

kegiatan yang berfungsi sebagai pedoman umum yang digunakan untuk melaksanakan

penelitian sehingga apa yang menjadi tujuan dari penelitian itu terwujud. Dalam

penelitian ini dilakukan beberapa langkah untuk menyelesaikan penelitian antara lain:

1. Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

diperoleh dengan cara mengumpulkan dan mempelajari dokumen-dokumen

yang diperoleh dari kantor Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi

Medan dan Badan Pusat Statistik (BPS). Jumlah data yang diambil adalah

sebanyak 20, selama periode tahun 1992 sampai dengan 2011.

2. Pengolahan Data

(20)

a. Menyusun Data

c. Metode Enter dengan menggunakan metode ini berarti seluruh variabel bebas disertakan dalam pengolahan analisis data untuk mengetahui

variabel mana yang berpengaruh terrhadap variabel dependen.

d. Koefisien determinasi, tabel yang mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independent nya.

e. Anova (Uji F), pengujian yang dilakukan secara serempak atau simultan yang menjelaskan apakah hipotesis yang diajukan di terima

atau di tolak.

f. Uji T, pengujian yang dilakukan secara parsial atau individual. Tabel dari pengujian ini menjelaskan pengaruh dari masing-masing variabel.

Dan diperolehnya persamaan regresinya.

g. Uji Normalitas, plot yang menunjukkan titik-titik yang mengikuti data di sepanjang garis diagonal.

h. Uji Kolmogorov smirnov. Tabel yang menunjukkan dan memastikan apakah data di sepanjang garis diagonal pada uji normalitas berdistribusi normal atau tidak.

i. Menarik kesimpulan, yaitu menyimpulkan hasil dari SPSS 17.

3. Metode Analisis Data

a. Analisis Korelasi

Korelasi sering diartikan sebagai hubungan, berarti korelasi harus

membicarakan sekurang-kurangnya dua variabel atau lebih. Korelasi

juga dapat diartikan sebagai alat ukur, yaitu untuk mengukur tingkatan

kekuatan hubungan antara satu variabel (X) dengan variabel lainnya

(Y). Untuk mengetahui apakah ada atau tidaknya hubungan antara satu

(21)

variabel dapat memiliki korelasi yang tinggi, korelasi yang rendah,

korelasi negatif ataupun tidak memiliki korelasi sama sekali. Jika

antara variabel satu dengan variabel lainnya mempunyai hubungan,

maka variabel yang satu akan berubah akibat perubahan-perubahan dari

variabel lainnya. Dalam memperkirakan tingkat korelasi tidak ada

istilah tentang suatu kebetulan melainkan memang benar-benar

berkorelasi.

b. Analisis Regresi Linier Berganda

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda adalah

hubungan secara linier antara dua atau lebih variabel independen (X1,

X2,….Xn) dengan variabel dependen (Y). Analisis ini untuk

mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel

dependen apakah masing-masing variabel independen berhubungan

positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen

apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan.

Model umum regresi linier berganda seperti yang di bawah ini :

= + + + + …. + + (1.1)

Dengan menggunakan persamaan (1.1) sehingga dapat dilakukan

perhitungan nilai Ŷ untuk setiap X1, X2, X3, X4. Dalam setiap

perubahan nilai Y disebabkan oleh perubahan X1 ketika X2 konstan dan

begitu juga sebaliknya. Dengan memperhitungkan persamaan regresi

linier berganda pada rumus (1.1) dapat dihitung nilai simpangan

masing-masing Y (Y taksiran) dan dapat dihitung besarnya variansi

taksirannya. Variansi taksiran ini akan memberikan gambaran kepada

peneliti tentang akurat tidaknya persamaan regresi linier berganda

(22)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Air Minum

Semua makhluk membutuhkan air, maka tempat yang ada air tentu penuh dengan

makhluk hidup. Kecuali air itu sangat tercemar seperti air laut mati. Manusia juga

hidup dan berdiam berkelompok di tempat-tempat yang berair, sekitar sumber air, di

tepi sungai dan danau, dan tempat yang air tanahnya dangkal, sehingga air mudah di

gali. Dengan teknik lebih maju air dapat diambil dari tempat-tempat jauh dengan

pipa-pipa yang kemudian didistribusikan. Atau dengan menampung air hujan yang

digunakan pada saat-saat lain yang kurang air (Ruslan H Prawiro, 1983).

Air bersih adalah air sehat yang dipergunakan untuk kegiatan manusia dan

harus bebas dari kuman-kuman penyebab penyakit, bebas dari bahan-bahan kimia

yang dapat mencemari air bersih tersebut. Air merupakan zat yang mutlak bagi setiap

mahluk hidup dan kebersihan air adalah syarat utama bagi terjaminnya kesehatan.

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor : 41 6/Menkes/Per/IX/1990 tentang

syarat-syarat pengawasan kualitas air, air bersih adalah air yang digunakan untuk

keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat-syarat kesehatan dan dapat

diminum apabila telah dimasak.

Menurut EG. Wagner dan JN Lanix dalam bukunya Water Suply For Rural and Small Communication (1959) menyatakan bahwa air yang sehat adalah air yang tidak merugikan bagi kesehatan masyarakat. Sedangkan menurut Fair dan Geyer air

(23)

bagi pemakainya, bebas dari bahan-bahan yang beracun yang tidak mengandung

mineral dan bahan-bahan organik berbahaya.

Air minum merupakan sumber kehidupan, tidak hanya bagi manusia, makhluk

hidup yang lain juga sangat membutuhkan air. Air minum adalah air yang digunakan untuk konsumsi manusia. Menurut Departemen Kesehatan, syarat-syarat air minum

adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, tidak mengandung mikroorganisme

yang berbahaya, dan tidak mengandung logam berat. Air minum adalah air yang

melalui proses pengolahan ataupun tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat

kesehatan dan dapat langsung diminum (Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907

Tahun 2002).

2.2. Pengertian Penduduk

Pengetahuan tentang kependudukan adalah sangat penting untuk lembaga-lembaga

swasta maupun pemerintahan baik Nasional maupun Daerah. Pengertian dari

penduduk sendiri adalah sangat banyak, dalam ilmu sosiologi penduduk adalah

kumpulan manusia yang menempati wilayah geografi dan ruang tertentu. Sedangkan

berdasarkan Undang- Undang Dasar 1945 pasal 26 ayat 2, “Penduduk adalah Warga Negara Indonesia dan Orang Asing yang bertempat tinggal di Indonesia”. Dan

secara umum penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah Republik

Indonesia selam 6 bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari 6

bulan tetapi bertujuan untuk menetap di wilayah Republik Indonesia.

2.3. Pengertian Pendapatan Perkapita Penduduk

Pendapatan perkapita merupakan pendapatan yang diterima oleh masing-masing

(24)

2.4. Tarif Air Minum

Tarif merupakan biaya yang dikenakan suatu perusahaan atau instansi kepada

konsumen atau biaya yang dikenakan (dibebankan) kepada pelanggan untuk setiap M3 air yang disalurkan yang dinyatakan dalam satuan rupiah. Berdasarkan Perda No

10/2009 tentang PDAM dan Permendagri No 23/2007 tentang tarif air.

2.5. Pengertian Produksi

Produksi sesungguhnya merupakan satu rangkaian kegiatan ekonomi yang tidak dapat

dipisahkan dari kegiatan lainnya yaitu, konsumsi dan distribusi. Ketiganya memang

saling mempengaruhi, namun harus diakui bahwa produksi merupakan titik pangkal

dari kegiatan ekonomi. Fungsi dari produksi itu sendiri adalah hubungan antara input

yang digunakan dalam suatu proses produksi dengan jumlah output yang dihasilkan.

Proses produksi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh manusia untuk

menghasilkan barang-barang dalam memenuhi kebutuhan hidup dengan berbagai

motif yang berorientasi pada keuntungan, ekonomi dan sosial yang mana kegiatan

produksi tersebut dilakukan karena adanya manfaat positif dan tidak menimbulkan

kerusakan moral (etika) bagi masyarakat.

Setiap hari manusia selalu menggunakan barang untuk memenuhi

kebutuhannya. Barang-barang tersebut tidak akan tersedia apabila tidak ada yang

menghasilkannya. Menurut Ilmu Ekonomi produksi tidak terbatas pada kegiatan

menghasilkan barang atau jasa, tetapi juga kegiatan yang sifatnya menambah nilai

atau kegunaan barang yang sudah ada menjadi lebih tinggi nilainya. Jadi produksi

menurut ilmu ekonomi adalah setiap kegiatan yang dilakukan manusia untuk

menghasilkan/menaikkan nilai kegunaan barang/jasa. Fungsi dari produksi itu sendiri

adalah hubungan antara input yang digunakan dalam suatu proses produksi dengan

(25)

2.6. Konsep Permintaan

Permintaan menjelaskan sifat para pembeli dalam permintaan suatu barang. Teori

permintaan menjelaskan sifat hubungan antara jumlah permintaan barang dan

harganya dikenal dengan hukum permintaan yang berbunyi,”makin tinggi harga suatu barang, makin sedikit jumlah barang yang diminta’ (Kaman Nainggolan, 2005)

Permintaan dapat didefinisikan, “Banyaknya barang yang diminta konsumen

pada harga tertentu”. Menurut Dominic Salvatore dalam buku teori ekonomi (edisi

kedua), bahwa jumlah suatu komoditi yang tersedia dibeli individu selama periode

waktu tertentu merupakan fungsi atau tergantung pada : harga barang itu sendiri,

harga barang lain yang mempunyai kaitan erat dengan barang tersebut, pendapatan

rumah tangga dan pendapatan rata-rata masyarakat, selera seseorang atau masyarakat

dan jumlah penduduk. Menurut Lipsey dan kawan-kawan bahwa jumlah komoditas

yang akan dibeli oleh rumah tangga disebut sebagai jumlah yang diminta untuk

komoditas tersebut. Atau bisa juga termasuk sebagai jumlah permintaan yang

potensial. Lain dengan permintaan yang efektif yaitu merupakan jumlah yang setiap

orang bersedia membelinya pada tingkat harga yang harus dibayar untuk memperoleh

barang dan jasa yang diminta.

2.7. Perusahaan Daerah

2.7.1. Pengertian dan Tujuan Perusahaan Daerah

Perusahaan daerah adalah badan hukum yang kedudukannya sebagai badan hukum

dengan berlakunya Peraturan Daerah. Perusahaan Daerah adalah suatu ketentuan

produksi yang bersifat :

a. memberi jasa

b. menyelenggarakan kemanfaatan umum

(26)

Tujuan dari perusahaan daerah adalah untuk turut serta melaksanakan

pembangunan daerah khususnya dan pembangunan ekonomi nasional umumnya

dalam rangka ekonomi terpimpin untuk memenuhi kebutuhan rakyat dengan

mengutamakan industrialisasi dan ketentraman serta kesenangan kerja dalam

perusahaan menuju masyarakat yang adil dan makmur. Dalam hal ini perusahaan

daerah tersebut adalah Perusahaan Daerah Tirtanadi Medan yang merupakan Badan

Usaha Milik Daerah Propinsi Sumatera Utara yang telah berdiri pada zaman belanda

pada tanggal 23 september 1905 dengan nama NV. Waterleading Maatschappij Ayer Bersih dan berkantor Pusat di Amsterdam, negeri Belanda. Seiring berjalannya waktu status dan nama perusahaan telah berganti dan berdasarkan Peraturan Pemerintah

Propinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara No 11 tahun 1979 telah ditetapkan nama

dan status Perusahaan Daerah Air Minum Tirtanadi adalah milik Pemerintah Propinsi

Sumatera Utara. Visi dari PDAM Tirtanadi adalah menjadi salah satu perusahaan air

minum unggulan di Asia Tenggara, sedangkan misi dari PDAM adalah :

1. Memberikan pelayanan air minum kepada masyarakat Sumatera Utara dengan

kuantitas, kontinuitas dan kualitas yang memenuhi persyaratan.

2. Mengembangkan air siap minum secara berkesinambungan.

3. Meminimalkan keluhan pelanggan dengan mengutamakan pelayanan prima.

4. Menjadikan perusahaan dengan menerapkan prinsip kewajaran transparansi,

akuntabilitas dan responsibilitas sebagai bentuk pelaksaaan good corporate govermance.

2.7.2. Klasifikasi Pelanggan PDAM

Pelanggan PDAM dibagi atas 5 golongan besar yaitu :

1. Golongan Sosial

a. Sosial Umum (SI) yang dimaksud dengan sosial umum dalam hal ini

adalah golongan pelanggan yang setiap memberikan pelayanan

kepentingan umum khususnya bagi masyarakat antara lain :

- Kamar Mandi Umum

(27)

b. Sosial Khusus (S2) yaitu golongan pelanggan yang setiap pelayanan

memberikan kepentingan umum khususnya pada masyarakat yang

mendapat sumber dana sebagian dari kegiatan antara lain :

- Yayasan Sosial Negeri

Tangga yang di dalamnya hanya berfungsi sebagai tempat tinggal

dengan ukuran rumah type RSS 21.

b. RT B (NA 2), yaitu Rumah Tangga yang di dalamnya hanya berfungsi

sebagai tempat tinggal dengan ukuran rumah kayu semi permanen type

RSS 36.

c. RT C (NA 3), yaitu Rumah Tangga selain tempat tinggal di dalamnya

juga ada usaha untuk mendapatkan keuntungan sebagai berikut.

- Kedai Kecil

- Bangunan rumah < 54m2

- Yayasan Sosial Swasta

- Rumah tangga ada usaha luas < 36m2

d. RT D (NA 4) yang dimaksud dengan golongan NA 4 dalam hal ini

adalah rumah tangga selain tempat tinggal di dalamnya ada juga usaha

untuk mendapatkan keuntungan sebagai berikut:

- Rumah tinggal ada usaha < 54m2

- Rumah type RS > 54m2

- Rumah Pondokan/ kost.

3. Golongan Niaga

a. Niaga kecil (N1) adalah golongan niaga antara lain: kios

warung/pedagang eceran, biro jasa, puskesmas, rumah makan, bengkel

(28)

b. Niaga Besar (N2) yang dimaksud dalam hal ini adalah

importir/eksportir, agen/makelar, kolam renang, rumah sakit swasta,

gudang tempat penimbunan barang dll.

4. Golongan industri yang dimaksud dengan golongan industri dalam hal ini

adalah golongan pelanggan yang dalam kegiatan setiap harinya merubah suatu

barang menjadi yang lebih tinggi nilainya untuk mendapatkan suatu

keuntungan antara lain: Kerajinan tangan/kerajinan rumah tangga, pabrik

mobil, perkayuan dll.

5. Golongan khusus yang dimaksud dengan golongan khusus dalam hal ini antara

lain:

- Pelabuhan laut

- Pelabuhan sungai

- Pelabuhan Udara. (Website PDAM Tirtanadi)

2.8. Analisis Data

Analisis data adalah kegiatan mengubah data hasil penelitian menjadi informasi yang

dapat digunakan untuk mengambil kesimpulan dalam suatu penelitian. Adapun cara

mengambil kesimpulan bisa dengan hipotesis maupun dengan estimasi hasil. Di dalam

kamus besar Bahasa Indonesia Kontemporer Karangan Peter Salim dan Yenni Salim

(2002) mengatakan bahwa analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk

mendapatkan fakta yang tepat setelah di telaah secara seksama.

2.8.1. Uji Normalitas

Syarat dari regresi linier adalah adanya kenormalan data. Sering kali dijumpai

keharusan untuk menguji kenormalan. Tujuan dari normalitas adalah ingin

mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti distribusi normal yaitu distribusi

(29)

distribusi normal. Pada SPSS untuk mengetahui apakah sebuah data normal atau tidak

dapat dilakukan beberapa pendekatan yaitu: pendekatan grafik dan pendekatan

Kolmogorov-smirnov. Pendekatan kolmogorov-smirnov adalah suatu alternatif yang

meletakkan dasar-dasar teoritis . Dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai

berikut :

= (2.1)

Dengan :  adalah nilai mean dan deviasi standar.

Dalam uji kolmogorov-smirnov yang diperbandingkan adalah distribusi

frekuensi kumulatif hasil pengamatan (Fa) dengan distribusi frekuensi kumulatif yang

diharapkan (Fe) (Djarwanto, 1995). Dengan angka selisih maksimum dinotasikan

dengan “D” adalah sebagai berikut :

D = Maks | ( ) − ( ) | (2.2)

Dengan kriteria pengambilan keputusannya adalah :

Ho diterima apabila D < Dα

Hoditolak apabila D > Dα

2.8.2. Heteroskedastisitas

Pada prinsipnya ingin menguji apakah sebuah grup mempunyai varians yang sama di

antara anggota grupnya, jika variansnya sama dan ini yang seharusnya terjadi maka

dikatakanlah Homoskedastisitas sedangkan jika varians tidak sama dikatakan heteroskedastisitas. Alat untuk menguji heteroskedastisitas adalah dengan analisis

pendekatan grafik. Dari grafik scatterplot yang disajikan akan terlihat apakah titik-titik

pada grafik menyebar secara acak dan tidak membentuk sebuah pola.

2.8.3. Autokorelasi

Istilah autokorelasi dapat didefinisikan sebagai korelasi antara anggota serangkaian

observasi yang diurutkan menurut waktu. Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji

(30)

sebelumnya. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu

berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan

pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini biasanya

terjadi pada data time series. Karena gangguan pada satu data cenderung mengganggu data lainnya. Pengujian ini dapat dilakukan dengan mendeteksi adanya autokorelasi

pada suatu data adalah dengan The Runs Test.

2.8.4. Multikolinieritas

Istilah kolinieritas ganda (multicolinieritas) diciptakan pertama kali oleh Ragner Frish yang artinya adanya hubungan linier sempurna atau eksak diantara variabel-variabel

bebas dalam model regresi. Istilah kolinieritas sendiri berarti hubungan linier tunggal

sedangkan kolinieritas ganda (multicolinieritas) menunjukkan adanya lebih satu hubungan linier yang sempurna. Interpensi dari persamaan regresi berganda secara

implisit bergantung pada asumsi bahwa variabel-variabel bebas dalam persamaan

tersebut tidak saling berkorelasi, koefisien-koefisien regresi biasanya diinterpretasikan

sebagai ukuran perubahan variabel terikat jika salah satu variabel bebasnya naik

sebesar satu unit dan seluruh variabel bebas lainnya dianggap tetap. Untuk mendeteksi

adanya multikolinieritas adalah dengan menggunakan nilai Variance Inflation Factor (VIF). Jika VIF lebih kecil dari 10, maka dalam model tidak terdapat multikolinieritas.

VIF =

(2.3)

Keterangan :

= Koefisien determinasi (R2) berganda

Batas tolerance value adalah 0,1 dan batas VIF adalah 10. Dengan :

(31)

2.9. Regresi Linier Berganda

Dalam melakukan prediksi, setidaknya dapat menentukan dengan tegas mana yang

sebab dan mana yang akibat. Dengan diketahuinya sebab dan akibat, maka hubungan

yang dicari bersifat kausal (sebab akibat). Selanjutnya ketika mengetahui tentang

variabel bebas, maka akan dapat dilakukan prediksi tentang kondisi variabel

terikatnya.

Sebagaimana layaknya arti kata prediksi, prediksi di sini bukanlah merupakan

hal yang pasti, tetapi merupakan suatu keadaan yang mendekati kebenaran. Jika

membandingkan nilai asli variabel yang diprediksi dengan nilai prediksinya

berkemungkinan besar akan terdapat perbedaan. Perbedaan tersebut bisa terlalu besar

maupun terlalu kecil. Untuk mempermudah dalam pemahaman regresi, dapat dilihat

dari pola penyebaran skor yaitu titik-titik perpotongan antara nilai X dan Y. Jika

antara titik satu dengan titik yang lainnya dihubungkan dengan suatu garis, maka akan

diperoleh garis yang tidak lurus. Tetapi jika diambil suatu garis yang mewakili

rata-rata dari seluruh titik-titik tersebut, maka akan diperoleh garis lurus. Garis lurus itulah

yang merupakan garis regresi linier.

Analisis regresi linier berganda mempunyai langkah yang sama dengan

analisis regresi sederhana. Hanya saja analisisnya agak kompleks karena melibatkan

banyak variabel bebas. Selain itu analisis regresi berganda lebih banyak didasarkan

pada asumsi, karena terpenuhi pengujian tentang terpenuhi atau tidaknya asumsi

masih sukar dilakukan.

Untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat

dan memprediksi variabel terikat dengan menggunakan variabel bebas. Gujarati (2006) mendefinisikan analisis regresi sebagai kajian terhadap hubungan satu variabel yang disebut sebagai variabel yang diterangkan (the explained variabel) dengan satu atau dua variabel yang menerangkan (the explanatory). Variabel pertama disebut juga sebagai variabel terikat dan variabel kedua disebut juga sebagai variabel bebas. Jika

(32)

Disebut berganda karena pengaruh beberapa variabel bebas akan dikenakan kepada

variabel terikat.

Berikut merupakan persamaan umum dari Analisis Regresi Linier Berganda

dengan:

= + + + + …. + + (2.4)

= Variabel terikat

= Koefisien intercept regresi , , , …, = Koefisien regresi (slope) , , , …, = Variabel bebas

= Kesalahan pengganggu artinya nilai-nilai dari variabel lain yang tidak dimasukkan dalam persamaan.

Untuk menghitung koefisien regresi diselesaikan dengan empat persamaan berikut.

(Sudjana, 2005).

∑ = ∑ + ∑ + ∑ + ∑ + ∑

∑ = ∑ + ∑ + ∑ + ∑ + ∑ (2.5)

∑ = ∑ + ∑ + ∑ + ∑ + ∑

∑ = ∑ + ∑ + ∑ + ∑ + ∑

Dengan menggunakan persamaan regresi berganda pada rumus (2.5) maka dapat

dilakukan perhitungan nilai Ŷ untuk setiap X1 dan X2. Dalam hal ini perubahan nilai

Y disebabkan oleh perubahan X1, ketika X2 konstan, atau perubahan nilai Y

disebabkan oleh perubahan X2 ketika X1 konstan. Selanjutnya dengan

memperhitungkan nilai simpangan masing-masing Ŷ (Y taksiran) akan dapat dihitung

besarnya variansi taksiran sebagai berikut :

, , .. =

∑( )

(2.6)

(33)

2.9.1. Analisis Korelasi

Sepanjang sejarah umat manusia, orang melakukan penelitian mengenai ada dan

tidaknya hubungan antara dua hal, fenomena, kejadian atau lainnya. Usaha-usaha

untuk mengukur hubungan ini dikenal sebagai mengukur asosiasi antara dua

fenomena atau kejadian yang menimbulkan rasa ingin tau dari peneliti.

Korelasi sering diartikan sebagai hubungan, Korelasi juga dapat diartikan

sebagai alat ukur, yaitu untuk mengukur tingkatan kekuatan hubungan antara satu

variabel (X) dengan variabel lainnya (Y). Untuk mengetahui apakah ada atau tidaknya

hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya digunakan analisis korelasi.

Korelasi merupakan teknik analisis yang termasuk dalam salah satu teknik

pengukuran asosiasi/hubungan (measure of association). Pengukuran asosiasi merupakan istilah umum yang mengacu pada sekelompok teknik dalam statistik

bivariat yang digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel. Jika

antara variabel yang satu dengan variabel lainnya mempunyai hubungan, maka

variabel yang satu akan berubah akibat perubahan dari variabel lainnya.

Hubungan antara korelasi dan regresi yaitu apabila garis regresi yang terbaik

untuk sekumpulan data berbentuk linier maka derajat hubungan akan dinyatakan

dengan r dan biasanya dinamakan dengan koefisien korelasi. Koefisien korelasi ialah pengukuran statistik kovarian atau asosiasi antara dua variabel.

Besarnya koefisien korelasi berkisar antara +1 sampai dengan -1, dengan

ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (-1 ≤ r ≤ +1). Apabila r = -1 menyatakan

adanya hubungan linier sederhana tak langsung antara X dan Y ini berarti bahwa

titik-titik yang ditentukan (Xi,Yi) seluruhnya terletak pada garis regresi linier dan harga X

yang besar menyebabkan berpasangan dengan harga Y yang kecil sedangkan harga X

yang kecil berpasangan dengan harga Y yang besar. Harga r = +1 menyatakan adanya

hubungan linier sempurna langsung antara X dan Y. Letak titik-titik ada pada garis

regresi linier dengan sifat bahwa harga X yang besar berpasangan dengan harga Y

(34)

pula. Khusus untuk korelasi r = 0 maka ditafsirkan tidak terdapat hubungan linier

antara variabel X dan Y (Sudjana, 2005). Untuk perhitungan koefisien korelasi r berdasarkan sekumpulan data (Xi,Yi) berukuran n dapat digunakan rumus sebagai

berikut:

Koefisien korelasi antara X dan Y

= ( ∑ ) (∑ ) (∑ )

∑ (∑ ) ∑ (∑ )

(2.7)

Untuk memudahkan dalam melihat harga r berikut tabel interpretasi koefisien korelasi.

Tabel 2.1 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r Interval Koefisien Tingkat Hubungan

Koefisien determinasi merupakan ukuran keterwakilan variabel terikat oleh

variabel bebas atau sejauh mana variabel bebas dapat menjelaskan variabel terikat.

Nilai koefisien determinasi antara 0 sampai dengan 1. Dinamakan koefisien

determinasi karena variasi yang terjadi dalam variabel tak bebas Y dapat dijelaskan

oleh variabel bebas X dengan adanya regresi linier Y atas X (Sudjana, 2005). Koefisien determinasi dengan simbol R2 digunakan sebagai informasi mengenai kecocokan suatu model. Pada intinya mengukur proporsi atau persentase sumbangan

(35)

air minum (X3) dan jumlah air minum yang diproduksi (X4) terhadap variasi naik

turunnya variabel terikat atau permintaan air minum (Y) secara bersama-sama.

Besarnya harga koefisien determinasi adalah berkisar 0 < R2 < 1. Artinya jika R2 mendekati 1 maka dapat dikatakan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat adalah besar. Berarti model yang digunakan baik untuk menjelaskan pengaruh

variabel bebas (X1, X2, X3 dan X4) terhadap variabel terikat (Y). Sebaliknya jika R2

semakin kecil (mendekati nol) maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas

(X1, X2, X3 dan X4) terhadap variabel terikat (Y) adalah semakin kecil. Berarti model

yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel terhadap variasi

naik turunnya variabel terikat. Semakin mendekati nol berarti model tidak baik atau

variasi model dalam menjelaskan amat terbatas, sebaliknya mendekati satu model

semakin baik (Syafrizal Helmi Situmorang, 2010)

R2 dapat dihitung dengan perumusan sebagai berikut.

= ∑ ∑ ∑ ∑

= 1

( ) . ..

( ) (2.8)

2.9.3. Uji F Pada Regresi Linier Berganda

Untuk memperoleh kepastian bahwa model yang dihasilkan secara umum dapat

digunakan maka diperlukan suatu pengujian secara bersama-sama. Pengujian

dilakukan dengan uji F melalui prosedur sebagai berikut :

a. Pengujian Hipotesis

H : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara jumlah penduduk, pendapatan

perkapita, tarif air minum dan jumlah air yang diproduksi terhadap

(36)

H : Adanya pengaruh yang signifikan antara jumlah penduduk, pendapatan

perkapita, tarif air minum dan jumlah air yang diproduksi terhadap

permintaan air minum pada PDAM Tirtanadi Medan.

b. Menentukan taraf nyata (α) dan Ftabel

Taraf nyata α = 5% ; dk pembilang = k = banyak variabel ; dk penyebut =

n-k-1. Jadi, Ftabel = Fα;k’n-k-1

c. Kriteria Pengujian

Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak.

Jika Fhitung ≥ Ftabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima (Sudjana, 2005)

d. Menentukan nilai uji statistik

F = SSR/k

SSE/ n-k-1

= + (2.9)

Keterangan :

SST (JK Total) = total sum of squares SSE (JK Residu) = error sum of squares SSR (JK Regresi) = regression sum of squares

e. Nilai Fhitung dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 2.2. ANAVA Sumber

Variasi Jumlah Kuadrat

Derajat

Kebebasan Ragam F hitung

Regresi k

=

F = SSR/k SSE/(n-k-1)

Residual n-k-1 = − −1

(37)

Dengan k menyatakan banyak variabel bebas dan n ukuran sampel. Statistik F berdistribusi F dengan dk pembilang k dan dk penyebut adalah (n-k-1). Hasil perhitungan nilai F tersebut kemudian dilakukan pembandingan dengan nilai Ftabel

pada derajat bebas pembilang k dan derajat bebas penyebut adalah n-k-1 serta pada α yang telah ditentukan misalnya 0,05. Apabila nilai Fhitung lebih besar dari nilai Ftabel

maka dapat disimpulkan bahwa model berarti dan dapat dipergunakan secara

simultan.

2.9.4. Uji Regresi Individual ( Uji-t )

Proses pengujian model bagian demi bagian yang akan dilakukan dengan uji-t. Proses uji-t dilakukan sebagai berikut.

a. Pengujian Hipotesis

H0 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara jumlah penduduk,

pendapatan perkapita penduduk, tarif air minum dan jumlah air minum

yang diproduksi terhadap permintaan air minum di PDAM Tirtanadi

Medan.

H1 : Ada hubungan yang signifikan antara jumlah penduduk, pendapatan

perkapita penduduk, tarif air minum dan jumlah air minum yang

diproduksi terhadap permintaan air minum di PDAM Tirtanadi medan.

b. Dengan taraf nyata α = 5% ; dk = n-2 dan ttabel = t(1-1/2α).

c. Kriteria Pengujian menggunakan angka pembanding t tabel dan dk = (n-2) dengan kriteria sebagai berikut:

Jika - ttabel < thitung < ttabel maka Ho diterima dan H1 ditolak

Jika thitung ≥ ttabel atau thitung ≤ - ttabel, maka Ho ditolak H1 diterima (Sudjana,

2005)

d. Menentukan nilai uji statistik t

(38)

BAB 3

PEMBAHASAN

3.1. Metode Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian penulis harus menetapkan metode apa yang

digunakan dalam penelitiannya. Hal ini diperlukan agar apa yang menjadi tujuan

penulis dalam melakukan penelitian tercapai. Menurut Arikunto (2002) metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data

penelitiannya.

Penelitian dilakukan untuk mencari kebenaran atau kenyataan dengan

mengumpulkan data dan analisis data. Penelitian ini juga bertujuan untuk melihat

sejauh mana pengaruh dan hubungan antara masing-masing variabel.

3.2. Pengolahan Data

Dalam penelitian ini terdapat lima variabel yaitu jumlah penduduk (X1), pendapatan

perkapita penduduk (X2), tarif air minum (X3), jumlah air yang diproduksi (X4)

sebagai variabel bebas dan permintaan air minum (Y) sebagai variabel terikat. Data

akan diolah secara manual dan menggunakan program SPSS 17 seperti tahapan yang

sudah dipaparkan di BAB 1. Untuk lebih jelas mengenai data untuk setiap variabel

(39)

Tabel 3.1. Data Untuk Setiap Varibel Yang Mempengaruhi Permintaan Air

2 1993 43.182.226 1.842.300 2.404.737,87 725,00 78.590.540

3 1994 48.589.842 1.876.100 2.431.198,21 725,00 89.786.872

4 1995 53.464.163 1.909.700 2.660.878,41 725,00 97.798.895

5 1996 58.808.813 1.942.000 2.842.173,48 725,00 101.305.749

13 2004 82.912.601 1.993.602 11.748.852,00 1.335,00 134.438.299

14 2005 87.247.323 2.006.142 12.411.650,00 1.335,00 143.100.487

15 2006 87.137.462 2.036.185 13.174.810,00 1.335,00 147.860.070

16 2007 88.636.000 2.067.288 14.090.603,00 2.355,00 158.585.214

17 2008 89.094.786 2.083.156 14.925.017,00 2.355,00 158.656.389

18 2009 95.242.682 2.102.105 15.761.364,00 2.355,00 1.711.536.494

19 2010 96.773.334 2.121.053 17.081.463,00 2.355,00 167.268.302

20 2011 95.676.274 2.141.062 18.761.063,00 2.355,00 173.580.083

(40)

3.3. Uji Asumsi Klasik

3.3.1. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah data

mengikuti atau mendekati distribusi normal . Pada gambar di bawah ini terlihat bahwa

titik-titik menyebar mengikuti garis diagonal. Hal ini menandakan bahwa data

mendekati distribusi normal.

,

Gambar 3.1 Normal dengan pendekatan grafik

Untuk lebih memastikan apakah data di atas di sepanjang garis diagonal berdistribusi

normal maka dilakukan uji kolmogorov smirnov. Berikut tabelnya.

Tabel 3 2. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

(41)

3.3.2. Uji Heterokedastisitas

Artinya varians variabel independen adalah konstan (sama) untuk setiap nilai tertentu

variabel independen. Berikut adalah gambarnya:

Gambar 3.2 Uji Heterokedastisitas dengan Pendekatan Grafik

Dari gambar diatas terlihat titik-titik yang menyebar secara acak dan tidak membentuk

suatu pola tertentu yang jelas serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol

pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi.

3.3.3. Uji Multikolineritas

Artinya variabel independent yang satu dengan yang lain dalam model regresi

berganda tidak saling berhubungan secara sempurna atau mendekati sempurna. Untuk

mengetahui ada tidaknya gejala multikolineritas dapat dilihat dari besarnya nilai

(42)

Tabel 3.3. Uji Multikolinieritas dengan melihat nilai Tolerance dan VIF

Dari tabel 3.3 di atas dapat dilihat bahwa nilai VIF <10, maka tidak terjadi

multikolineritas dan Tolerance > 0,1 maka tidak terjadi multikolinieritas.

3.3.4. Autokorelasi

Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai korelasi antara anggota serangkaian

observasi yang diurutkan menurut waktu. Autokorelasi bertujuan untuk menguji

apakah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode

sebelumnya. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu

berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (Kesalahan

Pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini biasanya

terjadi pada data time series. Karena gangguan pada satu data cenderung mengganggu

data lainnya. Untuk mendeteksi adanya autokorelasi pada sebuah data adalah dengan

menggunakan metode The Runs Test.

(43)

Hasil output SPSS menunjukkan bahwa Run Test dengan nilai Probabilitas atau P-value adalah 0.818 > 0.05. berdasarkan nilai tersebut, untuk kasus ini hasil Run Test menunjukkan bahwa tidak terjadi autokorelasi.

3.4. Analisis Regresi Linier Berganda

Regresi linier berganda ditujukan untuk menentukan hubungan linier antar beberapa

variabel bebas yaitu jumlah penduduk (X1), Pendapatan perkapita (X2), tarif air

minum (X3) dan Jumlah air yang di produksi (X4) dengan variabel terikatnya Jumlah

permintaan air minum (Y ). Berdasarkan perhitungan SPSS pada tabel 3.5 berikut

diperoleh persamaan regresi linier berganda.

Tabel 3.5 Persamaan Regresi Linier Berganda

= + + + + +

= −2.076 + 136.627 −0.644 + 11609.752 + 0.003

Dari persamaan regresi diatas dapat diketahui bahwa jumlah penduduk (X1), Tarif air

minum (X3) dan Jumlah air yang diproduksi (X4) mempunyai koefisien regresi yang

positif terhadap permintaan air minum (Y). Hal ini menunjukkan bahwa Permintaan

air minum di PDAM Tirtanadi Medan dipengaruhi oleh jumlah penduduk, tarif air

minum dan jumlah air minum yang diproduksi. Dengan melihat tabel 3.5 di atas dan

melihat persamaan regresi tersebut, maka diketahui variabel yang paling

(44)

= −2.076 + 136.627 + 11609.752 + 0.003 −0.644

Dengan keterangan bahwa jumlah penduduk (X1) mempunyai pengaruh positif

terhadap permintaan air minum, dengan bertambahnya jumlah penduduk maka

meningkat pula permintaan air minum tersebut. Tarif air minum (X3) mempunyai

pengaruh positif hal ini menunjukkan bahwa tinggi rendahnya tarif air yang di

bebankan kepada masyarakat mempengaruhi permintaan air minum di PDAM

Tirtanadi Medan. Begitu juga dengan jumlah air yang diproduksi (X4) mempunyai

pengaruh positif terhadap permintaan air minum, dengan bertambahnya jumlah

penduduk maka air yang diproduksi PDAM juga akan meningkat sesuai dengan

kebutuhan masyarakat. Untuk variabel pendapatan perkapita (X2) mempunyai

pengaruh yang negatif dan tidak signifikan terhadap permintaan air minum, hal ini

menunjukkan bahwa tinggi rendahnya pendapatan masyarakat tidak meningkatkan

permintaan air minum di PDAM Tirtanadi Medan.

Berdasarkan perhitungan SPSS pada tabel 3.5 maka dapat ditampilkan

perhitungan secara manual. Berdasarkan tabel 3.1 dapat dihitung kuadrat dari

(45)

Tabel 3.6. Pengamatan Data Regresi Empat Variabel Bebas X dan Satu Variabel Y

NO

Y X1 X2 X3 X4

1 40.133.774 1.809.700 2.610.319,21 725 68.087.646 1,61072E+15 3,27501E+12 6,81377E+12 525.625 4,63593E+15 2 43.182.226 1.842.300 2.404.737,87 725 78.590.540 1,8647E+15 3,39407E+12 5,78276E+12 525.625 6,17647E+15 3 48.589.842 1.876.100 2.431.198,21 725 89.786.872 2,36097E+15 3,51975E+12 5,91072E+12 525.625 8,06168E+15 4 53.464.163 1.909.700 2.660.878,41 725 97.798.895 2,85842E+15 3,64695E+12 7,08027E+12 525.625 9,56462E+15 5 58.808.813 1.942.000 2.842.173,48 725 101.305.749 3,45848E+15 3,77136E+12 8,07795E+12 525.625 1,02629E+16 6 62.973.976 1.974.300 2.999.396,18 725 105.438.891 3,96572E+15 3,89786E+12 8,99638E+12 525.625 1,11174E+16 7 61.876.428 1.899.028 2.587.693,00 1.335 98.950.770 3,82869E+15 3,60631E+12 6,69616E+12 525.625 9,79125E+15 8 66.386.287 1.901.067 2.652.200,00 1.335 104.401.727 4,40714E+15 3,61406E+12 7,03416E+12 1.782.225 1,08997E+16 9 74.628.789 1.902.500 2.767.704,00 1.335 111.382.336 5,56946E+15 3,61951E+12 7,66019E+12 1.782.225 1,2406E+16 10 77.033.978 1.904.273 2.859.063,00 1.335 1.165.950.338 5,93423E+15 3,62626E+12 8,17424E+12 1.782.225 1,35944E+18 11 83.913.487 1.926.520 2.956.245,00 1.335 121.637.030 7,04147E+15 3,71148E+12 8,73938E+12 1.782.225 1,47956E+16 12 80.831.802 1.963.882 3.078.885,00 1.335 127.492.743 6,53378E+15 3,85683E+12 9,47953E+12 1.782.225 1,62544E+16 13 82.912.601 1.993.602 11.748.852,00 1.335 134.438.299 6,8745E+15 3,97445E+12 1,38036E+14 1.782.225 1,80737E+16 14 87.247.323 2.006.142 12.411.650,00 1.335 143.100.487 7,6121E+15 4,02461E+12 1,54049E+14 1.782.225 2,04777E+16 15 87.137.462 2.036.185 13.174.810,00 1.335 147.860.070 7,59294E+15 4,14605E+12 1,73576E+14 1.782.225 2,18626E+16 16 88.636.000 2.067.288 14.090.603,00 2.355 158.585.214 7,85634E+15 4,27368E+12 1,98545E+14 5.546.025 2,51493E+16 17 89.094.786 2.083.156 14.925.017,00 2.355 158.656.389 7,93788E+15 4,33954E+12 2,22756E+14 5.546.025 2,51718E+16 18 95.242.682 2.102.105 15.760.364,00 2.355 1.711.536.494 9,07117E+15 4,41885E+12 2,48421E+14 5.546.025 2,92936E+18 19 96.773.334 2.121.053 17.081.463,00 2.355 167.268.302 9,36508E+15 4,49887E+12 2,91776E+14 5.546.025 2,79787E+16 20 95.676.274 2.141.062 18.761.063,00 2.355 173.580.083 9,15395E+15 4,58415E+12 3,51977E+14 5.546.025 3,013E+16

Jumlah 1.474.544.027 39.401.963 150.805.315,4 28.140 5.065.848.875 1,06203E+17 7,77996E+13 1,86958E+15 46.923.900 4,57161E+18

Rata-rata 73.727.201,35 1.970.098,15 7.540.265,768 1.407 253.292.443,8 5,31015E+15 3,88998E+1 9,34791E+13 2.346.195 2,2858E+17

(46)

No X1Y X2Y X3Y X4Y X1 X2 X1X3 X1 X4 X2 X3 X2 X4 X3 X4 1 7,26301E+13 1,04762E+14 29.096.986.150 2,73261E+15 4,72389E+12 1.312.032.500 1,23218E+14 1.892.481.427 1,7773E+14 49.363.543.350 2 7,95546E+13 1,03842E+14 31.307.113.850 3,39371E+15 4,43025E+12 1.335.667.500 1,44787E+14 1.743.434.956 1,8899E+14 56.978.141.500 3 9,11594E+13 1,18132E+14 35.227.635.450 4,36273E+15 4,56117E+12 1.360.172.500 1,68449E+14 1.762.618.702 2,1829E+14 65.095.482.200 4 1,02101E+14 1,42262E+14 38.761.518.175 5,22874E+15 5,08148E+12 1.384.532.500 1,86767E+14 1.929.136.847 2,60231E+14 70.904.198.875 5 1,14207E+14 1,67145E+14 42.636.389.425 5,95767E+15 5,5195E+12 1.407.950.000 1,96736E+14 2.060.575.773 2,87929E+14 73.446.668.025 6 1,2433E+14 1,88884E+14 45.656.132.600 6,63991E+15 5,92171E+12 1.431.367.500 2,08168E+14 2.174.562.231 3,16253E+14 76.443.195.975 7 1,17505E+14 1,60117E+14 44.860.410.300 6,12272E+15 4,9141E+12 1.376.795.300 1,8791E+14 1.876.077.425 2,56054E+14 71.739.308.250 8 1,26205E+14 1,7607E+14 88.625.693.145 6,93084E+15 5,04201E+12 2.537.924.445 1,98475E+14 3.540.687.000 2,76894E+14 1,39376E+11 9 1,41981E+14 2,0655E+14 99.629.433.315 8,31233E+15 5,26556E+12 2.539.837.500 2,11905E+14 3.694.884.840 3,08273E+14 1,48695E+11 10 1,46694E+14 2,20245E+14 1,0284E+11 8,98178E+16 5,44444E+12 2.542.204.455 2,22029E+15 3.816.849.105 3,33353E+15 1,55654E+12

11 1,61661E+14 2,48069E+14 1,12025E+11 1,0207E+16 5,69527E+12 2.571.904.200 2,34336E+14 3.946.587.075 3,59589E+14 1,62385E+11

12 1,58744E+14 2,48872E+14 1,0791E+11 1,03055E+16 6,04657E+12 2.621.782.470 2,50381E+14 4.110.311.475 3,92535E+14 1,70203E+11

13 1,65295E+14 9,74128E+14 1,10688E+11 1,11466E+16 2,34225E+13 2.661.458.670 2,68016E+14 15.684.717.420 1,5795E+15 1,79475E+11

14 1,75031E+14 1,08288E+15 1,16475E+11 1,24851E+16 2,48995E+13 2.678.199.570 2,8708E+14 16.569.552.750 1,77611E+15 1,91039E+11

15 1,77428E+14 1,14802E+15 1,16329E+11 1,28842E+16 2,68264E+13 2.718.306.975 3,0107E+14 17.588.371.350 1,94803E+15 1,97393E+11

16 1,83236E+14 1,24893E+15 2,08738E+11 1,40564E+16 2,91293E+13 4.868.463.240 3,27841E+14 33.183.370.065 2,23456E+15 3,73468E+11

17 1,85598E+14 1,32974E+15 2,09818E+11 1,41355E+16 3,10911E+13 4.905.832.380 3,30506E+14 35.148.415.035 2,36795E+15 3,73636E+11

18 2,0021E+14 1,50115E+15 2,24297E+11 1,63011E+17 3,3132E+13 4.950.457.275 3,59783E+15 37.118.012.220 2,69761E+16 4,03067E+12

19 2,05261E+14 1,65303E+15 2,27901E+11 1,61871E+16 3,62307E+13 4.995.079.815 3,54785E+14 40.226.845.365 2,85719E+15 3,93917E+11

20 2,04849E+14 1,79499E+15 2,25318E+11 1,66075E+16 4,01686E+13 5.042.201.010 3,71646E+14 44.182.303.365 3,25655E+15 4,08781E+11

Jumlah 2,93368E+15 1,28178E+16 2,25588E+12 4,20525E+17 3,07546E+14 56.400.576.885 1,01702E+16 2,73828E+11 4,93723E+16 8,84991E+12

Rata-rata 1,46684E+14 6,40891E+14 1,12794E+11 2,10263E+16 1,53773E+13 2.820.028.844 5,0851E+14 13.691.414.358 2,46862E+15 4,42496E+11

Gambar

Tabel 2.1 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r
Tabel 2.2. ANAVA
Tabel 3.1. Data Untuk Setiap Varibel Yang Mempengaruhi Permintaan Air Minum di PDAM Tirtanadi Medan
Gambar 3.1 Normal dengan pendekatan grafik
+7

Referensi

Dokumen terkait

Menyusun lembar jawaban anak-anak.. Ketua Jutasan

Pungutan liar (pungli) adalah perbuatan yang dilakukan oleh seseorang atau Pegawai Negeri atau Pejabat Negara dengan meminta pembayaran sejumlah uang yang tidak sesuai atau

Memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas, BBL, neonatus dan KB dengan menggunakan pendekata n manajemen kebidanan pada Ny

DP ( 12. ), yang menunjukkan bahwa laju disolusi dispersi solida dalam berbagai perbandingan lebih. besar bila dibandingkan dengan

Dalam upaya mengoptimalkan kompetensi moral anak usia dini (5-6 tahun) disarankan agar guru menerapkan pembelajaran terpadu berbasis moral. Di samping guru hendaknya

Berdasarkan yang dikemukakannya beberapa definisi diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa beban kerja merupakan sejauh mana kapasitas individu pekerja dibutuhkan dalam

Selanjutnya, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata tingkat Guru BK dengan umur kurang dari 30 tahun memiliki tingkat burnout yang lebih tinggi daripada

bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 184 ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali,