• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSES KOMUNIKASI KELIAN ADAT BANJAR KAJA DALAM MELESTARIKAN BUDAYA MED-MEDAN DI SESETAN DENPASAR-BALI Studi Pada Kelian Adat Banjar Kaja Kelurahan Sesetan Denpasar Selatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROSES KOMUNIKASI KELIAN ADAT BANJAR KAJA DALAM MELESTARIKAN BUDAYA MED-MEDAN DI SESETAN DENPASAR-BALI Studi Pada Kelian Adat Banjar Kaja Kelurahan Sesetan Denpasar Selatan"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

PROSES KOMUNIKASI KELIAN ADAT BANJAR KAJA

DALAM MELESTARIKAN BUDAYA MED-MEDAN DI

SESETAN DENPASAR-BALI

Studi Pada Kelian Adat Banjar Kaja Kelurahan Sesetan Denpasar Selatan

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah MalangCCCCCCCCCC Sebagai persyaratan untuk Mendapatkan Gelar Sarjana (S-I)

NAFILAH NIM: 07220048

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

Nama : NAFILAH

NIM : 07220048

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi : Proses Komunikasi Kelian Adat Banjar Kaja Dalam Melestarikan Budaya Med-Medan di Sesetan Denpasar-Bali (Studi pada Kelian Adat Banjar Kaja Kelurahan Sesetan Denpasar Selatan)

Disetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Frida Kusumastuti M.Si Dr. Tri Sulistiyaningsih M.Si

Mengetahui,

Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Nafilah

NIM : 07220048

Konsentrasi : Audio Visual

Judul Skripsi : Proses Komunikasi Kelian Adat Banjar Kaja Dalam Melestarikan Budaya Med-Medan di Sesetan Denpasar-Bali (Studi pada Kelian Adat Banjar Kaja Kelurahan Sesetan Denpasar Selatan)

Telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

Dan dinyatakan LULUS Pada hari : Selasa

Tanggal : 09 Agustus 2011 Tempat : GKB I Ruang 607

Mengesahkan, Dekan FISIP UMM

Dr. Wahyudi, M.Si

Dewan Penguji :

Dr. Muslimin Machmud M.Si Penguji I ( )

Nasrullah, S.sos, M.Si Penguji II ( )

Dra. Frida Kusumastuti M.Si Penguji III ( )

(4)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Nafilah

Tempat, tanggal lahir : Batu, 21 April 1989 Nomor Induk Mahasiswa : 07220048

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Menyatakan bahwa karya ilmiah (skripsi) dengan judul :

Proses Komunikasi Kelian Adat Banjar Kaja Dalam Melestarikan Budaya Med-Medan di Sesetan Denpasar-Bali (Studi pada Kelian Adat Banjar Kaja

Kelurahan Sesetan Denpasar Selatan)

adalah bukan karya tulis ilmiah (skripsi) orang lain, baik sebagian ataupun seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya dengan benar.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Malang, 18 juli 2011

Yang Menyatakan,

(5)

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI

Nama : Nafilah

NIM : 07220048

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Konsentrasi : Audio Visual

Judul Skripsi : Proses Komunikasi Kelian Adat Banjar Kaja Dalam Melestarikan Budaya Med-Medan di Sesetan Denpasar-Bali (Studi pada Kelian Adat Banjar Kaja Kelurahan Sesetan Denpasar Selatan).

Pembimbing : 1. Dra. Frida Kusumastuti, M.Si 2. Dr. Tri Sulistiyaningsih, M.Si Kronologi Bimbingan

Tanggal Pembimbing I Pembimbing II Keterangan

24 Mei 2011 ACC Judul

3 Juni 2011 Seminar Proposal

10 Juni 2011 ACC Proposal

12 Juni 2011 ACC Bab I

20 Juni 2011 ACC Bab II

14 Juli 2011 ACC Bab III

14 Juli 2011 ACC Bab VI

18 Juli 2011 ACC Seluruh Naskah

Malang, 18 Juli 2011 Disetujui

Pembimbing I Pembimbing II

(6)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena dengan izinnya penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini. Skripsi ini juga terselesaikan berkat bantuan orang-orang disekeliling penulis yang sangat penulis sayangi, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Rasa terima kasih yang besar ingin penulis sampaikan kepada keluarga. Kedua orang tua, yang telah mendidik, membesarkan, membantu dan mendukung penulis, senantiasa mengingatkan penulis untuk segera menyelesaikan pendidikan, terima kasih atas nasihat-nasihatnya mengenai dunia kerja. Tiada hal seindah selain menjadi anak kalian.

Kepada keluarga besar penulis, saudara-saudara penulis di Malang, terima kasih atas dukungan dan bantuannya. Buat kak Ema, Kak Ija, Kak Han, Kak Suzan, Wildan n Nadim.

Kepada guru yang telah mengajar dan mendidik penulis mulai dari guru SD sampai SMU. Kepada Dosen pengajar di fakultas Ilmu Sosial dan politik semua, khususnya Bapak/Ibu Dosen pengajar Juruan Ilmu Komunikasi ; ibu Frida, Bu Tri , dan Pak Nurdin atas bimbingannya, dan semua dosen pengajar yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Buat teman-teman komunikasi 2007, Nandya, Nilam, Novy, Nafilah, Lifa, Dira.

Tak ada kata yang lebih baik dari terima kasih untuk semua teman-teman penulis di Fakultas Komunikasi angkatan 2007, baik yang sudah disebutkan maupun yang luput untuk disebutkan. Tiada maksud untuk melupakan. Kalian semua yang pernah berarti bagi jalan hidup penulis, penulis ucapkan terima kasih banyak.

The Last is Big Thank You For my Mother…

Malang, 18 Juli 2011

(7)

ABSTRAKSI

Nafilah, 07220048

PROSES KOMUNIKASI KELIAN ADAT BANJAR KAJA DALAM MELESTARIKAN BUDAYA MED-MEDAN DI SESETAN DENPASAR – BALI Studi Pada Kelian Adat Banjar Kaja Kelurahan Sesetan Denpasar Selatan

(69 Halaman + 5 Lampiran) Bibilografi : 16 Buku + 4 Website Dosen Pembimbing :

1. Dra. Frida Kusumastuti M.Si 2. Dr. Tri Sulistiyaningsih M.Si

Kata Kunci : Proses Komunikasi, Budaya Med-Medan

Penelitian ini didasarkan budaya Med-medan yang tidak banyak dikenal oleh masyarakat luar Bali dikarenakan budaya tersebut telah ditinggalkan. Satu-satunya daerah dipulau Bali yang masih melestarikan budaya tersebut adalah Banjar Kaja Sesetan. Walaupun dalam budaya ini ada kegiatan berciuman yang dianggap kurang baik dan tidak sesuai dengan moral bangsa Indonesia yang sopan dan santun dan beberapa orang menyatakan bahwa kegiatan ini dapat dikatakan sebagai pornografi, masyarakat Banjar kaja menolak tudingan image yang menuduh bahwa budaya Med-medan ini sebagai arena untuk bercium-ciuman didepan masyarakat umum. Hal ini perlu dipahami bahwa masyarakat asli Bali, tidak mungkin berciuman di depan umum, kegiatan ini hanya luapan- luapan kebahagiaan para truna-truni pada saat mereka melaksanakan Med-Medan di hari Ngembak geni. Maka Peneliti tertarik untuk meneliti Analisis komunikasi yang diterapkan oleh kelian sebagai ketua adat di Banjar Kaja Sesetan dalam rangka melestarikan budaya Med-Medan.

Komunikasi merupakan suatu proses dimana komponen-komponennya saling terkait, dan komunikatornya beraksi dan bereaksi sebagai satu kesatuan dan keseluruhan. Unsur-unsur dalam proses komunikasi yang dikembangkan oleh Philip Kotler meliputi Sender, Encoding, Message/Media, Decoding, Receiver, Respon, Noise, Feedback.

Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan tipe deskriptif. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan wawancara terstruktur. Penelitian ini dilakukan di Banjar Kaja Sesetan Denpasar-Bali pada tanggal 25 Mei sampai dengan 5 Juni 2011. Sedangkan teknik penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan Purposive Sampling.

(8)

pihak yang terlibat maupun warga Banjar Kaja Sesetan menerima dan mendukung budaya ini. Sehingga seluruh warga Banjar Kaja Sesetan justru ikut terlibat dan berpartisipasi dalam perayaan budaya Med-medan

Peneliti,

Nafilah

Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Frida Kusumastuti M.Si Dr. Tri Sulistiyaningsih M.Si

Mengetahui

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

(9)

ABSTRACT Nafilah,07220048

COMMUNICATION PROCESS Kelian ADAT BANJAR Kaja Sustaining

CULTURE IN MED-FIELD IN DENPASAR-BALI Sesetan Study On Kelian Adat Banjar Kaja Denpasar Sesetan Village South (69 + 4 page appendix)

Bibilografi: 16 Books + 5 Website Supervisor:

1. Dra. Frida Kusumastuti M. Si 2. Dr. Tri Sulistiyaningsih M. Si

Keywords: Process Communication, Culture Med-Medan

The study was based Med-field culture that is not widely known by people outside of Bali because the culture has been abandoned. The only area of this island of Bali that still preserve that culture is the Banjar Kaja Sesetan. Although in this culture there are activities that are considered unfavorable kissing and not in accordance with the nation's moral Indonesia polite and courteous and some people claim that this activity can be regarded as pornography, Banjar kaja society image reject accusations alleging that Med-culture of this field as an arena for the kissing-kissing in front of the general public. This needs to be understood that the indigenous people of Bali, it may not kissing in public, these activities are only surge-the surge of happiness-truni truna when they perform on the day Med-Medan Ngembak geni. So researchers interested in studying communication analysis applied by kelian as chairman of the peoples in Banjar Kaja Sesetan in order to preserve the culture of Med-Medan.

Communication is a process by which the components are interrelated, and komunikatornya act and react as one and whole. Elements in the communication process developed by Philip Kotler include Sender, Encoding, Message / Media, Decoding, Receiver, Response, Noise, Feedback.

(10)

Approved by,

Advisor I Advisor II

Dra. Frida Kusumastuti M.Si Dr. Tri Sulistiyaningsih M.Si

Assigned by

Dean of Faculty of Social and Political Science University of Muhammadiyah Malang

(11)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir (skripsi) dengan PROSES KOMUNIKASI KELIAN ADAT BANJAR KAJA DALAM MELESTARIKAN BUDAYA MED-MEDAN DI SESETAN DENPASAR-BALI (Studi Pada Kelian Adat Banjar Kaja Kelurahan Sesetan Denpasar Selatan). Penelitian ini di susun sebagai salah satu syarat menyelesaikan program Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada banyak pihak yang turut membantu dan mendukung untuk menyelesaikan skripsi ini, diantaranya :

1. Bapak Dr. Muhadjir Effendy, MAP selaku rektor UMM

2. Bapak Dr. Wahyudi, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

3. Bapak Drs. Abdullah Masmuh, M.Si, selaku Pembantu Dekan III.

4. Ibu Frida Kusumastuti,M.Si,selaku dosen pembimbing I yang telah membantu memberikan pedoman yang baik dan benar dalam menyusun naskah skripsi, dan Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi

5. Ibu Tri Sulistiyaningsih, M.Si, selaku dosen pembimbing II yang banyak memberikan arahan secara mendalam dan teliti dalam menyusun naskah skripsi.

6. Bapak Nurudin, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Komunikasi.

7. Bapak dan Ibu dosen serta karyawan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, khususnya jurusan Ilmu Komunikasi.

8. Bapak Manyun sebagai Kelian Adat di Banjar Sesetan Denpasar Bali yang membantu melengkapi data yang peneliti tentang budaya Med-medan,serta pembimbing lapangan selama proses penelitian berlangsung

9. Mas Bayu, selaku ketua Sekaa Truna-Truni yang membantu kelancaran penelitian dan serta memberikan informasi yang dibutuhkan peneliti. 10. Bapak Wahyu, selaku Pemuka agama Hindu yang telah memberi nasehat

yang telah memberikan pengarahan yang dibutuhkan peneliti.

(12)

12. Orang tua, yang setia mendukung dan mendoakan penulis untuk meraih cita-cita sebagai seorang sarjana yang berakhlak mulia.

13. Orang yang saya sayangi, kakak ku senantiasa menjadi sumber motivasi, mendukung, saya dalam penyusunan skripsi.

14. Wulan, Nandya, Nilam, Novy, Lifa, Dira Serta sahabat dan kerabat di Jurusan Ilmu Komunikasi, khususnya angkatan 2007 yang banyak memberikan saran dan bantuan kepada penulis untuk menyusun skripsi. 15. Dan kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-satu yang

telah berperan sangat besar dalam penulisan skripsi ini.

Semoga apa yang penulis tuangkan dalam hasil penelitian skripsi ini banyak memberikan manfaat di bidang Ilmu Komunikasi. Saran dan kritik yang membangun penulis harapkan kepada pembaca guna menyempurnakan hasil penelitian yang telah disusun.

Malang, 18 Juli 2011

(13)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ORISINALITAS ... iv

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

E.3 Pemahaman Tentang Komunikasi AntarBudaya ... 12

E.4 Pemahaman Tentang Med-Medan ... 13

F. Batasan Konseptual ... 14

F1. Komunikasi ... 14

(14)

F3. Komunikasi AntarBudaya... 15

BAB II DESKRIPSI TRADISI MED-MEDAN A. Sejarah Tradisi Med-Medan ... 19

C1. Perubahan Pelaksanaan hari Med-medan ... 32

C2. Proses Terjadinya Acara Med-Medan ... 33

C3. Alternatif Spiritual ... 34

C4. Penataan dan Pelaksanaan Med-Medan ... 36

D. Pelaksanaan Med-Medan ... 38

E. Makna Med-Medan ... 47

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Identitas Informan ... 49

(15)

di Sesetan Bali ... 52 D. Message Komunikasi dalam Melestarikan tradisi Med-medan

di Sesetan Bali ... 55 E. Decoding Komunikasi dalam Melestarikan tradisi Med-medan

di Sesetan Bali ... 60 F. Noise Komunikasi dalam Melestarikan tradisi Med-medan

di Sesetan Bali ... 62 G. Receiver Komunikasi dalam Melestarikan tradisi Med-medan

di Sesetan Bali ... 63 H. Respon Komunikasi dalam Melestarikan tradisi Med-medan

di Sesetan Bali ... 64 I. Feed Back Komunikasi dalam Melestarikan tradisi Med-medan

di Sesetan Bali ... 66

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ... 67 B. Saran ... 68

(16)

DAFTAR BAGAN

(17)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Sistem Pemerintahan di Kelurahan/ Desa Sesetan ... 26 Gambar 1.2 Struktur Prejuru Adat Banjar Kaja, Desa Sesetan Denpasar Selatan,

(18)

DAFTAR TABEL

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Basrowi.2005. Pengantar Sosiologi. Bogor: Ghalia Indonesia.

Devito, Joseph A.1997. Komunikasi Antarmanusia. Jakarta: Professional Books.

Effendy, Onong Uchajana.2007. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

Hamidi. 2010. Metode Penelitian dan Teori Komunikasi. Malang : UMM Press. Koentjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.

Moleong, Lexy. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Munggah, I Made. 2008. Med-Medan Tradisi Unik dari Sesetan. Denpasar : PT Offset BP

Putra, Ny. I G.A. Mas Mt.1998.Panca Yajna. Surabaya: Paramita

Sudarsana, I.B. Putu. 2001. Ajaran Agama Hindu. Denpasar: Yayasan Dharma

(20)

Non Buku

http://liputanku.com. 2011. indonesia-peringkat-ke-5-tujuan-wisata-halal. 7 April 2011 20:32 WIB.

http://antarnews.com.2011.Histeria-ciuman-tradisi-omedmedan.22 Mei2011 20:32 WIB

http://www.balimusicanddance.com. 2011. Tradisi med-medan. 10 juni 2011 08:09 PM

http://www.sungaikuantan.com. 2011. omed-omedan-tradisi-cium-ciuman-di-bali.

(21)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia adalah negara yang memiliki potensi dan keindahan alam. Banyak objek wisata Indonesia yang sangat menarik untuk dikunjungi, baik oleh wisatawan domestic maupun wisatasan mancanegara. Baberapa lokasi wisata Indonesia yang telah banyak dikenal, khususnya di kancah Internasional diantaranya Jogyakarta, Bali, dan Lombok.

(22)

tahun 2010 dan 7.002.944 wisatawan mancanegara yang datang ke seluruh wilayah di Indonesia.

Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara selain dari sektor migas yang sangat potensial dan mempunyai andil besar dalam membangun perekonomian yang saat ini pertumbuhannya masih sangat lambat. Seperti halnya di Negara Indonesia, sektor pariwisata merupakan sumber devisa. Dapat dikatakan juga bahwa pariwisata Indonesia turut menopang kegiatan ekonomi dan sebagai sumber dana pembangunan.

(23)

(Koentjaraningrat, 1981:5) Beberapa budaya Bali yang juga dijadikan sebagai komoditi untuk meningkatkan pariwisata adalah Ngaben, yaitu prosesi pembakaran mayat dan Med-medan yang berlangsung satu hari setelah Nyepi atau disebut hari Ngembak Geni menyambut tahun baru Saka.

(24)

Budaya Med-Medan tidak banyak dikenal oleh masyarakat luar pulau Bali dikarenakan budaya tersebut telah ditinggalkan. Satu-satunya daerah dipulau Bali yang masih melestarikan budaya tersebut adalah Banjar Kaja Sesetan. Walaupun dalam budaya ini ada kegiatan berciuman yang dianggap kurang baik dan tidak sesuai dengan moral bangsa Indonesia yang sopan dan santun dan beberapa orang menyatakan bahwa kegiatan ini dapat dikatakan sebagai pornografi, masyarakat Banjar kaja menolak tudingan image yang menuduh bahwa budaya Med-medan ini sebagai arena untuk bercium-ciuman didepan masyarakat umum. Hal ini perlu dipahami bahwa masyarakat asli Bali, tidak mungkin berciuman di depan umum, kegiatan ini hanya luapan- luapan kebahagiaan para truna-truni pada saat mereka melaksanakan Med-Medan di hari Ngembak geni.

Peneliti sebagai akademisi Ilmu Komunikasi tertarik untuk meneliti Analisis komunikasi yang diterapkan oleh kelian sebagai ketua adat di Banjar Kaja Sesetan dalam rangka melestarikan budaya Med-Medan.

Maka peneliti mengambil judul penelitian “Analisis Komunikasi Kelian Adat dalam Melestarikan Budaya Med-Medan di Sesetan Denpasar- Bali (Studi pada Kelian Adat Banjar Kaja Kelurahan Sesetan Denpasar Selatan)”.

B. Fokus Penelitian

(25)

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian yang akan dilaksanakan ini adalah untuk mengetahui bagaimana komunikasi kelian adat banjar kaja dalam melestarikan budaya Med-Medan.

D. Manfaat Penelitian D1. Manfaat Akademik

1. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan pada program Studi Ilmu Komunikasi tentang analisis komunikasi kelian adat banjar kaja dalam melestarikan budaya med-medan

2. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai rujukan bagi mahasiswa yang ingin melakukan penelitian tentang analisis komunikasi kelian adat banjar kaja dalam melestarikan budaya med-medan.

D2. Manfaat Praktis

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai saran kepada kelian atau masyarakat Banjar Kaja Sesetan dalam mengembangkan komunikasi untuk melestarikan budaya Med-Medan

2. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan masyarakat tentang budaya Med-Medan

E. Tinjauan Pustaka

E1. Pemahaman Tentang Komunikasi

Istilah komunikasi atau communication berasal dari kata latin

(26)

sini maksudnya adalah sama makna. Komunikasi itu minimal harus mengandung kesamaan makna antara dua pihak yang terlibat. Dikatakan minimal karena kegiatan komunikasi tidak hanya informatif , yakni agar orang lain mengerti dan tahu, tetapi juga persuasif, yaitu agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan suatu perbuatan atau kegiatan dan lain-lain (Onong, 2007:9)

Harold Laswell menyatakan bahwa cara yang terbaik untuk menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan Who Says What In Which To Whom With What Effect. Paradigma Laswell menunjukan bahwa komunikasi meliputi lima unsur : Komunikator, Pesan (message), Media (channel, media), Komunikan, Efek (effect). Jadi menurut Laswell, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu (Dani, 2004: 5)

Joseph A. Devito (1996), mengemukakan komunikasi adalah transaksi. Dengan transaksi dimaksudkan bahwa komunikasi merupakan suatu proses dimana komponen-komponennya saling terkait, dan bahwa para komunikatornya beraksi dan beraksi dan bereaksi sebagai suatu kesatuan dan keseluruhan

Dalam buku (Ashadi,1987),Wilbur Schramm seorang ahli komunikasi, menyatakan komunikasi sebagai suatu proses berbagi (sharing process), Schramm menguraikan :

”Komunikasi berasal dari kata-kata (bahasa) Latin communis yang berarti umum (common) atau bersama. Apabila kita berkomunikasi sebenarnya kita sedang berusaha menumbuhkan suatu kebersamaan (commonness)

(27)

komunikasi sebenarnya adalah usaha membuat penerima atau pemberi komunikasi memiliki pengertian (pemahaman) yang sama terhadapat pesan tertentu” (Tommy,2006: 4)

Dari uraian Schramm dapat disimpulkan bahwa sebuah komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang berhasil melahirkan kebersamaan (commonness); kesepahaman antara sumber (source) dengan penerimaan (audiens-receiver)-nya. Sebuah komunikasi akan benar-benar efektif apabila audiens menerima pesan, pengertian dan lain-lain persis sama seperti apa yang dikehendaki oleh penyampai pesan.

Terdapat tiga kerangka pemahaman mengenai komunikasi yang dikemukakan John R. Wenburg dan William W Wilmot

1. Komunikasi sebagai tindakan satu arah

(28)

2. Komunikasi interaksi

Komunikasi dalam hal ini merupakan proses sebab-akibat atau aksi-reaksi yang arahnya bergantian. Proses tersebut terjadi saat seseorang menyampaikan pesan, baik verbal maupun non verbal, penerima bereaksi dengan memberi jawaban verbal atau menganggukan kepala, kemudian penyampai pesan bereaksi lagi menerima respon atau umpan balik dari orang penerima pesan dan begiru seterusnya. Salah satu hal yang dapat ditambahkan dalam konseptualisasi ini adalah uman balik (feed back)

3. Komunikasi sebagai transaksi

Dalam konteks ini komunikasi merupakan proses personal karena makna atau pemahaman yang diperoleh bersifat pribadi. Dalam komunikasi transaksional, komunikasi dianggap berlangsung saat seseorang telah menafsirkan perilaku orang lain baik verbal maupun nonverbal. Kelebihan komunikasi sebagai transaksi adalah bahwa komunikasi tidak membatasi kita pada komunikasi yang disengaja atau respon yang diamati seperti, berdiam diri, mengabaikan orang lain, meninggalkan ruangan semua adalah bentuk-bentuk komunikasi yang mengirimkan pesan. Gaya pakaian,rambut, ekspresi wajah,nada suara, kata-kata yang digunakan, semua itu mengkomunikasikan sikap, kebutuhan, perasaan, yang dapat dinilai seseorang.

(29)

komunikator yang secara aktif mengirimkan dan menafsirkan pesan, setiap pihak dianggap sumber sekaligus penerima pesan, karena setiap saat mereka bertukar pesan verbal dan pesan nonverbal

Proses komunikasi terbagi atas dua tahap yakni ; 1. Proses komunikasi secara primer

Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampain pikiran atau perasaan kepada orang lain menggunakan lambang (symbol) sebagai media.

2. Proses komunikasi secara sekunder

Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang debagai media pertama.

Adapun model komunikasi yang ditampilkan oleh Philip Kotler dalam bukunya, Marketing Management, berdasarkan paradigma Harold Laswell

Bagan 1.1 : Unsur-unsur dalam proses Komunikasi

Sender Encoding Decoding

M essage Receiver

Noise

(30)

Dalam proses komunikasi terdapat beberapa unsur yaitu :

1. Sender : komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah orang

2. Encoding : penyandian, yakni proses pengalihan pikiran ke dalam bentuk lambang

3. Message : pesan yang merupakan seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator

4. Media : saluran komunikasi tempat berlakunya pesan dari komunikator kepada komunikan

5. Decoding : pengawasandian yaitu, proses dimana komunikan menetapkan makna pada lambang yang disampaikan oleh komunikator kepadanya 6. Receiver : komunikan yang menerima pesan dari komunikator

7. Response :tanggapan, seperangkat reaksi pada komunikan setelah diterima pesan

8. Feedback : umpan balik yakni, tanggapan komunikan apabila tersampaikan atau disampaikan komunikator

9. Noise : gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda dengan pesan yang disampaikan oleh komunikator kepadanya. (Onong, 2007:18-19)

E.2 Pemahaman Tentang Budaya

(31)

akal. Kebudayaan dapat diartikan hal-hal yang bersangkutan dengan akal. Seringkali kebudayaan diartikan secara sempit, seperti kebudayaan adalah hasil seni, keindahan, tari-tarian (Koentjaraningrat,1990:181)

Kebudayaan menurut Taylor, kebudayaan sebagai keseluruhan yang kompleks yang di dalamnya terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat (Basrowi,2005: 71)

Koentjaraningrat (1990:193) dalam buku pengantar ilmu antropologi menggunakan perspektif antropologi, mengartikan kebudayaan sebagai ”keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar”.

Roucek dan Warren mengatakan, bahwa kebudayaan itu bukan saja merupakan seni dalam hidup, tetapi juga benda-benda yang terdapat di sekeliling manusia yang dibuat oleh manusia. Itulha sebabnya kemudian ia mendefinisikan kebudayaan sebagai cara hidup yang dikembangakan oleh sebuah masyarakat guna memenuhi keperluan dasarnya untuk dapat bertahan hidup, meneruskan keturunan dan mengatur pengalaman sosialnya. Roucek dan Warren menganggap bahwa kebudayaan adalah sebagai sumbangan manusia kepada alam lingkungannya (Basrowi,2005:72)

(32)

Koentjaraningrat, dalam buku pengantar sosiologi Basrowi (2005:75) kemudian mengemukakan ketujuh aspek kebudayaan tersebut dengan susunan sebagai berikut:

1. Sistem religi dan upacara keagamaan 2. Sistem dan organisasi kemasyarakatan 3. Sistem pengetahuan

4. Bahasa 5. Kesenian

6. Sistem mata pencaharian hidup 7. Sistem teknologi dan peralatan

Adapun fungsi kebudayaan bagi masyarakat adalah mengatur agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak,berbuat, menentukan sikapnya kalau mereka berhubungan dengan orang lain. Khususnya dalam mengatur hubungan antarmanusia, kebudayaan dinamakan pula struktur normatif atau menurut istilah Ralp Linton sebagai desigs for living ( garis-garis atau petunjuk dalam hidup). Artinya, kebudayaan adalah suatu garis-garis pokok tentang perilaku atau blueprint for behavior yang menetapkan peraturan-peraturan mengenai apa yang harus dilakukan, apa yang dilarang, dan lain sebagainya.

Unsur-unsur normatif yang merupakan bagian dari kebudayaan:

(33)

2. Unsur-unsur yang berhubungan dengan apa yang seharusnya, tentang bagaimana orang harus berlaku

3. Unsur-unsur yang menyangkut kepercayaan, menyangkut pengadaan acara adat pada saat kelahiran, pertunangan, perkawinan, dan lain-lain (Basrowi,2005:77)

E.3 Pemahaman Tentang Med-Medan

(34)

F. Batasan Konseptual F1. Komunikasi

Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu (Dani, 2004: 5)

Harold Laswell menyatakan bahwa cara yang terbaik untuk menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan Who Says What In Which To Whom With What Effect.

Komunikasi itu terikat oleh budaya, cara berkomunikasi, bahasa dan gaya bahasa yang digunakan dan perilaku nonverbal itu semua dipengaruhi oleh budaya.

F2. Budaya

Budaya adalah cara hidup yang berkembang yang dan dimiliki oleh sebuah kelompok yang kemudian diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari beberapa unsur yaitu, sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, pakaian, bangunan, dan karya seni. Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. Budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya yang turut menetukan perilaku komunikatif.

(35)

Budaya merupakan keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar (Basrowi, 2005:71)

Kebudayaan menurut R. Linton, Kebudayaan dapat dipandang sebagai konfigurasi tingkah laku yang dipelajari dan hasil tingkah laku yang dipelajari, dimana unsur pembentukannya didukung dan diteruskan oleh anggota masyarakat lainnya (Elly,2009:28)

F3. Med-Medan

Med-Medan dalam bahasa daerah Bali disebut ”omed” artinya tarik dan Omedan” artinya saling tarik-menarik. Tetapi dalam tradisi ”Omed-Omedan” adalah para truna-truni yang saling berpelukan dan berciuman. Tradisi ini dilaksanakan pada hari Ngembak Geni yang jatuh sehari setalah hari Nyepi.

G. Metode Penelitian

G1. Tipe dan Jenis Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengklasifikasikan mengenai suatu fenomena atau kegiatan sosial dengan jalan mendiskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti secara sistematis dan faktual dengan menggunakan pendekatan kualitatif.

(36)

G2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Banjar Kaja Kelurahan Sesetan Denpasar Bali Penelitian dilaksanakan pada tanggal 25 Mei s/d 05 Juni 2011.

G3. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini instrument penelitian adalah peneliti itu sendiri. Kedudukan peneliti sekaligus bertindak sebagai perencana, pelaksana, pengumpul data, analisis, penafsir data, dan akhirnya menjadi pelopor hasil penelitianya.

Ciri – ciri umum manusia sebagai instrument yang mencakup segi responsif, dapat menyesuaikan diri, menekankan kebutuhan, mendasarkan diri atas pengetahuan, memproses dan megihtisarkan, dan memanfaatkan kesimpulan untuk mencari respons yang tidak lazim atau indiosntronik.(Moleong. 2007 : 168).

G4. Teknik Penentuan Informan

Teknik penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik Snowball yaitu mengikuti alur penelitian dilapangan dengan berpedoman pada data yang diambil dari key infroman yaitu klien adat. Selanjutnya data tersebut akan dikembangkan sesuai dengan data yang diperoleh peneliti melalui wawancara dengan key informan yaitu klien adat.

G5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk memperoleh data yang sesuai dengan pokok permasalahan adalah sebagai berikut:

(37)

suatu topik tertentu. ( Esterberg : 2002 ). Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data – data tentang komunikasi yang dilakukan Kelian Banjar dalam melestarikan budaya Med-Medan.

2. Dokumentasi, merupakan teknik pengumpulan data berdasarkan pada catatan peristiwa yang sudah berlalu, berbentuk catatan, tulisan, gambar atau karya – karya monumental dari seseorang. ( Sugiyono, 2009: 82 ). Teknik ini digunakan sebagai pelengkap dari metode wawancara untuk mengumpulkan data tentang budaya tersebut.

G6. Teknik Analisa Data

Dalam hal ini peneliti menganalisa data dengan metode kualitatif yaitu data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekan pada angka (Sugiyono, 2009:9). Serta menggunakan tipe diskriptif. Tujuan dari analisa data ini adalah menyerhanakan data agar mudah dipahami. Penyajian data penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif pada prinsipnya berproses dalam bentuk induksi, yakni kumpulan data, pemberian interpretasi terhadap kumpulan data dan akhirnya menciptakan konsep (konseptualisasi). Induksi yang dimaksudkan dalam hal ini adalah ketika peneliti mengumpulkan dan menyajikan “tumpukan data”, sebagai tahap awal (Hamidi, 2010:65-66).

G7. Teknik Keabsahan Data

(38)

Referensi

Dokumen terkait

“Menurut Muzafer Sherif, ciri –ciri dari kelompok sosial adalah mempunyai dorongan/motive yang sama dari setiap individu dalam hal ini adalah embrio komunitas punk

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui fungsi seksual dengan menggunakan kuesioner Female Sexual Function Index (FSFI) pada wanita setelah persalinan

Dengan perkembangan teknologi saat ini maka dapat dibuat sistem aplikasi untuk mempermudah dalam perencanaan produksi yang bertujuan untuk memudahkan penghitungan dan

Aspek kala bentuk lampau imparfait dalam bahasa Prancis biasanya digunakan untuk menyatakan sebuah situasi lampau yang terjadi berulang- ulang atau kebiasaan,

Kepribadian Konselor Dengan Keberhasilan Layanan Informasi Pada siswa. Kelas XI di UPT SMA Negeri 1 Kalianget Tahun Ajaran

Instrumen yang digunakan untuk mengukur kecemasan menggunakan kuisioner Competitive State Anxiety Inventory-2 (CSAI-2), dan instrument untuk mengukur performa atlet pada

Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan strategi koping pada perempuan Hindu Bali yang bekerja dan yang