i
POLA KOMUNIKASI KOMUNITAS SEPEDA ONTHEL
DALAM MEMPERTAHANKAN SOLIDARITAS ANGGOTA
(Studi padaOnthel’e Aranet / Onar)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Malang
Sebagai Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1)
Oleh : Dian Rachmawati
07220265
KONSENTRASI PUBLIC RELATIONS JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
ii LEMBAR PENGESAHAN
Nama : Dian Rachmawati
NIM : 07220265
Kosentrasi : Public Relation
Judul Skripsi :Pola Komunikasi Sepeda Onthel Dalam Mempertahankan Solidaritas Anggota(Studi pada Onthel’e Aranet)
Telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Skripsi
Jurusan Imu Komunikasi, Fakultas Ilmu Komunikasi Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Muhammadiyah Malang
Dan dinyatakan
Pada Hari : Senin
Tanggal : 14 November 2011
Tempat : Ruang 605 GKB I
Mengesahkan,
Dekan FISIP UMM
Dr. Wahyudi, M.Si Dewan Penguji:
1. Sugeng Winarno, MA Penguji I ( )
2. Roziana Febrianita, S.Sos Penguji II ( )
3. Dra. Frida Kusumastuti, M.Si Penguji III ( )
iii KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Ilahi Rabbi, Allah SWT. Atas segala limpahan
rahmat dan hidayahnya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan perkuliahan tepat
pada waktunya, 4 tahun. Sholawat dan nsalam senantiasa peneliti lafalkan untuk
manusia paripurna Nabi Muhammad SAW. Atas segala risalah untuk penceraha
umat manusia, terutama bagi peneliti.
Ada rasa bahagia tak terhingga peneliti rasakan, tatkala peneliti mampu
menyelesaikan tugas akhir ini. Peneliti bisa membuktikan kepada kedua orangtua
peneliti, janji peneliti untuk mengakhiri kuliah sesuai dengan waktunya.
Tema komunitas sepeda onthel sebagai tema utama dalam tugas akhir ini
sengaja peneliti pilih yang berdasarkan atas kesukaan peneliti menikmati dan
mencermati nilai-nilai yang ada dalam komunitas sepeda onthel. Tidak hanya
sekarang, namun sepeda onthel kuno juga menjadi sesuatu yang sangat menarik.
Komunitas merupakan sebuah wadah sekelompok orang atau individu
yang mempunyai visi dan misi yang sama. Dalam suatu komunitas setiap individu
mempunyai karakteristik yang berbeda. Setiapaktivitas manusia dalam komunitas
disebut interaksi dan komunikasi. Berbicara tentang interaksi dalam suatu
iv anggota. Hal tersebutlah yang mendasari pemikiran peneliti untuk ingin melihat
interaksi anggota dalam komunitas masyarakat.
Karena interaksi anggota dalam komunitas merupakan segala sesuatu yang
berkaitan dengan solidaritas anggota, maka komunikasi dalam interaksi anggota
akan membentuk suatu pola yang disebut pola komunikasi.
Onthel’e Aranet ( Onar ) di kota Malang, Jawa Timur adalah salah satu
komunitas yang memiliki karakteristik anggota yang berbeda dengan komunitas
sepeda onthel yang lain. Di dalam sebuah komunitas pasti memiliki ketua yang
bertanggung jawab terhadap solidaritas anggota.
Didasari dari pemikiran yang telah diuraikan di atas, maka penulis
mendeskripsikan pola komunikasi anggota Onar dalam mempertahankan
solidaritas. Dalam tugas akhir skripsi ini, pasti masih jauh dari sempurna dan
banyak kekurangan. Karena itu, kritik dan saran sangat diharapkan oleh peneliti.
Dengan ketulusan hati, peneliti ucapkan terima kasih kepada:
1. Drs. Muhadjir Effendy, M.AP, selaku rector Universitas
Muhammadiyah Malang, yang telah menyediakan layanan pendidikan
tinggi.
2. Dr. Wahyudi, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Muhammadiyah Malang.
3. Dra. Frida Kusumastuti, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi
v bimbingan, arahan, koreksi, diskusi dan dukungan moril serta ilmu dan
kesabaran sehingga skripsi ini selesai.
4. Nurudin, M.Si, selaku Dosen Pembimbing II atas bimbingan, arahan,
koreksi, diskusi dan dukungan moril serta ilmu dan kesabaran sehingga
skripsi ini selesai.
5. Dewan penguji, Sugeng Winarno, MA dan Roziana Febrianita
S.Sos.,atas kritik dan sarannya untuk penyempurnaan laporan hasil
penelitian ini.
6. Segenap dosen Ilmu Komunikasi dan pihak administrasi yang telah
memberikan ilmu pengetahuan, keterampilan serta kemudahan dan
bantuannya
7. Buat Pak Arief Hidayatullah dan Bu winda yang telah bersedia sharing
dan membantuku dari kebuntuan dan keputus asaan
8. Untuk Alm. Bapak & Ibu tercinta dengan kasih sayang dan iringan
Do’a yang tak pernah hentinya dihaturkan setiap saat untuk ananda. I
Love U so much
9. Untuk yang The Best I Ever Had “Cypenk”, terimakasih untuk setiap
perhatian dan cinta yang telah diberikan kepada saya selama ini,
semoga ini akan menjadi amal ibadah dan keberkahan untuk
impian-impian kita akan hari esok dan seterusnya, Amiien.
10. Untuk D’Brothers (Sarif, Safan, Sado, Sadi) yang dengan telaten
“mengingatkan”aku.
11. Untuk teman-teman Mbha_Mbon9 Crew yang selalu memberi
semangat dalam kelangsungan penyelesaian skripsi ini, terutama
sahabatku Afrestia Anggraeni dan juga buat teman dekatku di kampus,
Diana Siska, Nadia Krisanti, dan lain-lain yang mau menemaniku,
vi 12. Buat teman-teman Ilmu Komunikasi angkatan 2007, dan teman-teman
jurusan Public Relation, dan teman-teman baruku saat bimbingan
bersama kesan yang indah melewati masa-masa kuliah bersama kalian.
13. Teman-teman SPG, semoga canda gurau dan persaudaraan kita tak
akan pudar sampai kapan pun.
14. Untuk semua ahli, pakar dan ilmuwan yang telah aku kutip pendapat
ataupun ilmunya. Terimaksih atas ilmu dan pengetahuan yang telah
kalian torehkan. Kalian adalah pahlawan bagi kaum akademis seperti
kami.
15.Dan untuk semua pihak yang telah membantu pengerjaan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari skripsi ini
adalah sebuah pembelajaran untuk menjadi sempurna di masa depan. Saran
ataupun kritik yang membangun senantiasa diharapkan demi memperbaiki
kekurangan yang ada. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan
pembacanya.
Malang, 28 Oktober 2011
Peneliti
Dian Rachmawati
DAFTAR ISI
vii
LEMBAR PERSETUJUAN………. iii
LEMBAR PENGESAHAN………... iv
PERNYATAAN ORISINALITAS………... v
BERITA ACARA BIMBINGAN………... vi
LEMBAR PERSEMBAHAN……… vii
KATA PENGANTAR………... viii
DAFTAR ISI……….. xii
ABSTRAK……….. xv
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG……… 1
B. RUMUSAN MASALAH……… 4
C. TUJUAN PENELITIAN………. 4
D. MANFAAT PENELITIAN………. 5
E. TINJAUN PUSTAKA………. 5
F. METODE PENELITIAN……….18
BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN A. Sejarah Sepeda Onthel………23
B. Sejarah Komunitas Onthel’e Aranet (Onar)………26
viii
B.2 Hak dan Kewajiban Anggota……….30
B.2.1 Kewajiban Anggota………30
B.2.2 Hak-hak Anggota………30
B.3 Visi dan Misi………..30
B.3.1 Visi……….30
B.3.2 Misi……….31
C. Agenda Kegiatan………31
C.1 Program Kegiatan Utama………31
C.2 Program Kegiatan Tahun 2011………31
C.3 Pertemuan Rutin………..32
C.4 Kegiatan Sosial………32
D. Struktur Keanggotaan………..33
D.1 Tugas-Tugasdalam Komunitas………..34
E. Lambang………..36
E.1 Makna Lambang………..37
E.1.1 Arti Gambar……….37
E.1.2 Arti Warna………37
BAB IIIPENYAJIAN DAN ANALISIS DATA A. Penyajian Data……….39
1. ProfilInforman………40
2. Pola Komunikasi……….44
ix b. Pola Komunikasi
Kelompok……….53
B. Analisis Data………62
BAB VI PENUTUP 1. Kesimpulan………67
2. Saran……….69
2.1 Saran Akademis………69
2.2 Saran Praktis……….69
DAFTAR PUSTAKA………...71
x DAFTAR PUSTAKA
Effendy, Onong Uchjana. 2002.Hubungan Masyarakat. Bandung: Remaja Rosdakary.
………... 2007.Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Hamidi. 2008.Metode Penelitian Kualitatif. Malang: Umm Press.
Joseph A. DeVito. 1997.Komunikasi Antarmanusia. Jakarta: Professional Books.
Liliweri, Alo. 1997.Komunikasi Antarpribadi. Bandung: Citra Aditya Bakti.
Moekijat. 1993.Teori Komunikasi. Bandung: Mandar Maju.
Moleong, Lexy. 2009.Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mulyana, Deddy. 2001.Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nurudin. 2005.Sistem Komunikasi Indonesia. Bandung: Rajawali Pers.
……….. 2007.Sistem Komunikasi Indonesia. Bandung: RajaGrafindo Persada.
Patton, Michael Quinn. 1987.Qualitative Evaluation Methods. Beverly Hills: Sage Pulications.
Rakhmat, Jalaludin. 1991.Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. 2009.Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Susanto, Astrid S. 1985.Komunikasi Dalam Teori dan Praktek. Bandung: Binacipta.
Soekanto, Soerjono. 1990.Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Radja Grafindo.
xi Referensi non buku :
http://www.bloggerngalam.com/2010/05/14/malang-tempo-doeloe/
http://definisidanpengertian.blogspot.com/2011/02/pengertian-solidaritas.html
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/1931282-pengertian-organisasi/3
http://www.google.com/pemgertian_komunitas
http://pendidikan.infogue.com/pengertian_komunitas
http://sepedaonthel.com/
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sosial manusia, komunikasi merupakan hal yang paling
utama, baik secara verbal maupun non verbal. Karena setiap individu mempunyai
cara penyampaian informasi dalam suatu interaksi sosial. Dengan berkomunikasi,
manusia dapat memahami dan menjalin hubungan dengan individu lainnya.
Komunikasi sangat penting dalam suatu komunitas, karena komunikasi
dalam komunitas menjadi sistem yang menghubungkan dan membangkitkan
kinerja antar bagian dalam komunitas sehingga dapat mempunyai hasil yang
sinergi. Di dalam konteks komunikasi kelompok terjadi komunikasi antar pribadi
atau antar personal yang menghubungkan antara satu orang dengan yang lain,
sehingga terbentuklah sebuah komunitas.
Dalam sebuah komunitas terdapat pola yang mengatur jalannya
komunikasi. Sedangkan jaringan adalah suatu bentuk hubungan atau koneksi
orang-orang dalam komunitas.
Komunitas sepeda onthel adalah sekelompok orang yang berkumpul dan
membentuk suatu komunitas sebagai bentuk rasa kecintaannya terhadap sepeda
onthel. Mereka juga menjadikan komunitas ini sebagai wadah untukmemfasilitasi
2
Keberadaan sepeda onthel di Indonesia sendiri sudah sangat langka,
karena seiring perkembangan zaman dan teknologi memunculkan berbagai
macam jenis sepeda lainnya yang lebih modern. Penelitian sepeda onthel ini
dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kecintaan mereka terhadap sepeda
onthel dan bagaimana pola komunikasi dari tiap anggota dalam komunitas
tersebut. Manusia atau masyarakat membentuk sebuah komunitas karena
mempunyai keinginan dan tujuan yang sama dalam berkomunitas. Salah satunya
adalah komunitas Onthel’e Aranet (Onar).
Onthel’e Aranet merupakan klub sepeda kuno di Kota Malang yang sejak
didirikan dua tahun silam sampai sekarang tetap eksis dan awal terbentuknya
komunitas ini adalah sebagai wadah para anggota tentara,yaitu kecintaan mereka
terhadap sepeda onthel. Namun, dengan berjalannya waktu komunitas Onar ini
semakin berkembang karena tidak hanya para tentara saja yang tergabung dalam
anggota organisasi ini, tetapi juga meluas ke masyarakat di daerah Posko Kompi
Ang Mor ini. Komunitas Onar ini tidak menutup atau membatasi anggotanya yang
tergabung di komunitas ini dalam satu profesi saja (tentara), namun seluruh
lapisan masyarakat. Jadi masyarakat yang memiliki sepeda antik, tidak perlu malu
untuk bergabung dengan Onthel’e Aranet (Onar) untuk melestarikan keberadaan
sepeda onthel. Dan dengan berjalannya waktu pula tujuan terbentuknya komunitas
ini adalah ingin memfasilitasi terbentuknya suatu wadah dalam menjalin
kebersamaan satu sama lain yang tercipta karena para anggotanya mempunyai
3
sesama pencinta sepeda onthel di Kota Malang maupun luar Malang dengan
harapan pecinta sepeda onthel tetap utuh dan terjaga.
Onar mempunyai kesan sejarah yang tergambar dari performa dalam
berbagai kegiatan atau event-event agar lebih terkesan kuno tapi unik atau tempo
doeloe. Komunitas Onar ini mempunyai agenda rutin, yaitu setiap kamis dan
jum’at pagi berolahraga sambil bersepada santai berkeliling Kota Malang,
‘nongkrong’ di bangunan-bangunan kuno, Korvei atau kerja bakti bersama, dan
rapat forum. Onar juga mempunyai bermacam-macam kegiatan yang lain, seperti
lomba sepeda antik, berbagai macam festival sepeda onthel, dan kegiatan-kegiatan
lainnya. Melalui kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan dapat dijadikan sebagai
alat publikasi kepada masyarakat Malang. Begitu pula dengan komunitas Onar itu
sendiri juga mempunyai tujuan lain, yaitu ingin tetap mempertahankan solidaritas
anggotanya dan melestarikan peninggalan sejarah bersama dengan komunitas
pencinta sepada onthel yang lainnya.
Komunitas Onar ini sudah cukup sering mengikuti event-event yang
diadakan baik di Kota Malang maupun Luar Malang. Onar tidak hanya
memperlihatkan performa saja yang berkesan tempo doeloe, tetapi juga
memperhatikan aksesoris apa yang akan mereka gunakan untuk sepada onthel
yang mereka miliki secara detail untuk menunjukkan keunikan-keunikan
tersendiri dari komunitas Onar ini. Dan dalam kegiatan rutin, seperti jalan-jalan
bersama mengelilingi Kota Malang mereka juga mempunyai kostum yang mereka
buat sendiri untuk digunakan. Ini juga salah satu cara agar Onar tetap berjalan dan
4
Bagoes Rachmanoe selaku pendiri dan ketua Onar, komunitas ini sudah memiliki
82 anggota. Ini membuktikan bahwa pencinta sepeda onthel kian berkembang.
Untuk mempertahankan solidaritas anggotanya, setiap anggota komunitas
Onar harus menjalin suatu hubungan yang baik dan solid agar muncul komunikasi
yang efektif. Secara etimologi arti solidaritas adalah kesetiakawanan atau
kekompakkan. Sehingga solidaritas dapat disimpulkan bahwa suatu kelompok
atau komunitas tertentu yang mempunyai visi dan misi yang sama. Solidaritas
dalam komunitas sangat dibutuhkan, agar dapat menjalin kerjasama yang baik dan
komunitas akan selalu bertahan. Karena, jika salah satu anggota atau kelompok
tidak solid maka komunitas tersebut tidak akan dapat dipertahankan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan fenomena yang telah dijabarkan di atas, maka rumusan
masalah dari penelitian ini yaitu “Bagaimana pola komunikasi yang terjadi pada
komunitas sepeda onthel dalam mempertahankan solidaritas anggota?”
C.Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pola
komunikasi yang terjadi pada komunitas sepeda onthel dalam mempertahankan
5
D. Manfaat Penelitian
D1. Manfaat Akademik
1. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi
mahasiswa program Studi Ilmu Komunikasi tentang bagaimana pola
komunikasi komunitas sepeda onthel dalam mempertahankan solidaritas
anggota.
2. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai rujukan bagi mahasiswa
yang ingin melakukan penelitian tentang pola komunikasi komunitas sepeda
onthel dalam mempertahankan solidaritas anggota.
D2. Manfaat Praktis
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai rujukan untuk
komunitas sepeda onthel dalam mempertahankan solidaritas anggota.
2. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan masyarakat tentang
komunitas sepeda onthel dan membangkitkan kembali kecintaan mereka
terhadap sepeda onthel.
E. Tinjauan Pustaka
E1. Pengertian Komunikasi
Istilah komunikasi atau communication berasal dari kata latin
6
di sini maksudnya adalah sama makna. Komunikasi itu minimal harus
mengandung kesamaan makna antara dua pihak yang terlibat. Dikatakan
minimal karena kegiatan komunikasi tidak hanya informatif , yakni agar
orang lain mengerti dan tahu, tetapi juga persuasif, yaitu agar orang lain
bersedia menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan suatu perbuatan
atau kegiatan dan lain-lain (Effendy, Onong Uchjana, 2007:9).
Komunikasi adalah percakapan 2 orang / lebih dimana mereka memliki
kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan. Dikatakan minimal
karena kegiatan komunikasi tidak hanya informatif, yakni orang lain mengerti
dan tahu, tetapi juga persuasif, yakni agar orang lain bersedia mnerima suatu
paham atau keyakinan, melakukan perbuatan / kegiatan dll (Effendy, Onang
Uchjana,2002:9).
Komunikasi bukan saja penyampaian informasi akan tetapi juga
pembentukan pendapat umum (public opinion) dan sikap public (public
attitude) yang dalam kehidupan social dan kehidupan politik memainkan
peranan penting. Hovland mengatakan bahwa komunikasi adalah proses
mengubah perilaku orang lain (communication is process to modify the
behaviour of other individuals)(Effendy, Onang Uchjana,2002:10).
Komunikasi merupakan sebuah proses sosial yang sangat mendasar dan
vital dalam kehidupan manusia, karena setiap orang dalam kehidupanya
selalu berkeinginan untuk mempertahankan suatu persetujuan mengenai
7
menjalin hubungan antar individu, individu dengan kelompok, dan kelompok
dengan kelompok. Komunikasi menurut Everett M. Rogers yang dikutip oleh
Deddy Mulyana yaitu proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada
suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku
mereka (Mulyana, Dedy 2001:62).
Tujuan komunikasi secara singkat dapat dikatakan bahwa komunikasi
mempunyai tujuan untuk mengharapkan pengertian, dukungan, gagasan, dan
tindakan, setiap kita bermaksud mengadakan komunikasi maka kita perlu
meneliti apa yang menjadi tujuan kita. Tujuan komunikasi menurut (Widjaja
2000:67) adalah:
a. Apakah kita ingin menjelaskan sesuatu kepada orang lain? Ini
dimaksudkan apakah kita menginginkan supaya orang lain mengerti dan
dapat memahami apa yang kita maksudkan.
b. Apakah kita ingin supaya orang lain menerima dan mendukung gagasan
kita? Dalam hal ini tentunya cara penyampaian akan berbeda dengan cara
yang dilakukan di atas.
c. Apakah kita ingin supaya orang lain mengerjakan sesuatu atau supaya
mereka mau bertindak.
Proses komunikasi menurut D Lawrence Kincaid dan Wilbur Schramm,
proses merupakan perubahan serangkaian tindakan serta peristiwa selama
8
Suatu komunikasi dapat dikatakan efektif bilamana diantara penyebar
pesan dan penerima pesan terdapat suatu pengertian yang sama mengenai isi
pesan. Isi pesan ini dapat disampaikan melalui lambang yang berati.
Lambang-lambang itu dapat dikatakan sebagai “titian” untuk membawa pesan
kepada penerima. Lambang-lambang atau simbol yang dipergunakan antara
mereka dapat terdiri atas :
a. Bahasa, baik lisan maupun tertulis
b. Isyarat-isyarat
c. Gambar-gambar
d. Tanda-tanda
Dalam rumusan tersebut dikatakan tentang lambang-lambang yang
dimengerti artinya lambang-lambang yang dipahami oleh mereka yang
berkomunikasi. Di dunia manusia terdapat ribuan bahasa, dan bahasa yang
efektif adalah bahasa yang dimengerti oleh mereka yang berkomunikasi.
E2. Pengertian Pola Komunikasi
Sehubungan dengan kenyataan bahwa komunikasi adalah sesuatu yang
tidak bisa dipisahkan dari aktifitas seorang manusia, tentu masing-masing
orang mempunyai cara sendiri, tujuan apa yang didapatkan, melalui apa atau
kepada siapa. Dalam formulasinya Harold D. Laswel itu biasa disebut who
9
to whom (kepada siapa), with what effect (efek apa yang diharapkan)
(Nurudin, 2005:27).
Dapat disimpulkan dari Laswell bahwa komunikasi sebagai suatu
proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui
suatu media tertentu yang dapat menimbulkan effect / dampak yang
diinginkan. Dan setiap manusia mempunyai perbedaan dalam berkomunikasi.
Oleh karena itu, dalam komunikasi dikenal pola tertentu manifestasi manusia
dalam komunikasi (Nurudin, 2005:27).
Arun Monappa dan Mirza S. Saiyadain dalam Moekijat:1993:90,
Apabila kita mengamati pola-pola komunikasi dalam sejumlah organisasi,
atau dalam organisasi yang sama pada waktu-waktu yang berlainan, maka
kita akan menemukan bahwa pola-pola komunikasi tersebut disusun sekitar
hubungan kerja. Pola-pola ini disebut jaringan-jaringan. Jaringan-jaringan
komunikasi merupakan aspek-aspek struktural dari kelompok pekerjaan.
Jaringan ini menunjukkan kepada kita bagaimana kelompok-kelompok itu
saling tergantung dan bagaimana hubungan kerja diantara
anggota-anggotanya. Tiga jenis jaringan ini sangat umum terdapat dalam semua
organisasi, yaitu jaringan rantai, roda, dan lingkaran.
Joseph A. Devito membagi pola komunikasi menjadi empat, yakni
komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok kecil, komunikasi publik, dan
10
Guna membedakan pola komunikasi yang berkembang di Indonesia dan
lebih ditinjau dari aspek sosialnya terdapat beberapa pola komunikasi, antara
lain komunikasi dengan diri sendiri, komunikasi antarpribadi, komunikasi
kelompok dan komunikasi massa.
Beberapa bentuk pola komunikasi tersebut, nyata telah mampu
mambentuk sebuah arus komunikasi tersendiri. Dan dengan kelebihannya
masing-masing jelas akan mempengaruhi system komunikasi Indonesia.
Bagaimana system komunikasi Indonesia berjalan, bias ditunjau dari
pola-pola tersebut (Nurudin, 2007:28).
E2.1. Komunikasi dengan Diri Sendiri
Menurut Hafied Cangara dalam Nurudin 2005, terjadinya proses
komunikasi ini karena adanya seseorang yang mengintepretasikan
sebuah obyek dan dipikirannya. Obyek tersebut bias berwujud benda,
informasi, alam, peristiwa, pengalaman, atau fakta yang dianggap
berarti bagi manusia. Kemudian objek itu diberi arti, diintepretasikan
berdasarkan pengalaman yang berpengaruh pada sikap dan perilaku
dirinya. Oleh karena masing-masing orang berbeda dalam intepretasi,
dan kepekaan diri, maka masing-masing orang berbeda pula dalam
proses penentuan tindakan apa yang akan dilakukan.
E.2.2. Komunikasi Antarpribadi
Suatu proses komunikasi secara tatap muka yang dilakukan
11
dibedakan menjadi dua, yakni komunikasi diadik (dyadic
communication) dan komunikasi kelompok kecil (small group
communication). Komunikasi diadik adalah proses komunikasi yang
berlangsung antara dua orang dalam situasi tatap muka yang dilakukan
melalui tiga bentuk percakapan, wawancara dan dialog. Dialognya
terjadi secara intens, komunikator konsentrasi pada komunikan.
Komunikasi diadik merupakan komunikasi yang mencakup hubungan
antar manusia yang sangat erat. Komunikasi diadik biasanya bersifat
spontan dan informal.
Adapun komunikasi kelompok kecil ialah proses komunikasi
yang berlangsung antara tiga orang atau lebih secara tatap muka hal
mana anggota-anggotanya berinteraksi satu sama lain. Mengenai batas
jumlah anggota yang tidak secara tegas disebutkan. Ada yang
mengatakan biasanya antara 2-3 orang.
Tujuan komunikasi antarpribadi adalah sebagai berikut:
1. Mengenal diri sendiri dan orang lain.
2. Mengetahui dunia luar.
3. Menciptakan dan memelihara hubungan menjadi bermakna.
4. Mengubah sikap dan perilaku.
5. Bermain dan mencari hiburan.
12
E.2.3. Komunikasi Kelompok
Sesuatu dikatakan komunikasi kelompok karena, pertama,
proses komunikasi hal mana pesan-pesan yang disampaikan oleh
seorang pembicara kepada khalayak dalam julah yang lebih besar pada
tatap muka. Kedua, komunikasi berlangsung kontinyu dan bias
dibedakan mana sumber dan mana penerima. Hal ini menyebabkan
komunikasi sangat terbatas sehingga umpan baliknya juga tak leluasa
karena waktu terbatas dan khalayak relatif besar. Ketiga, pesan yang
disampaikan terencana (dipersiapkan) dan bukan spontanitas untuk
segmen khalayak tertentu. Dalam komunikasi kelompok dengan
sendirinya akan melibatkan komunikasi antarpribadi. Karena
komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara
seorang komunikator dengan sekelompok orang yang jumlahnya lebih
dari dua orang. Jadi, jika komunikannya satu atau dua orang itu
termasuk dalam komunikasi antarpribadi.
Salah satu contoh pola komunikasi adalah seorang mahasiswa
yang sedang mengikuti sebuah seminar atau diskusi panel yang
membahas tentang “ Dampak Telenovela terhadap Perilaku Ibu Rumah
Tangga”. Diskusi menghadirkan empat orang nara sumber / panelis dari
13
E.2.4. Komunikasi Massa
Secara ringkas komunikasi massa bias diartikan sabagai
komunikasi dengan menggunakan media massa. Melihat pola
komunikasi yang dikemukakan maka ia melibatkan sejumlah khalayak
terbesar, heterogen dan anonim dengan pesan secara serentak dan
sesaat.
Sesuatu bisa dikatakan komunikasi massa jika mencakup:
1. Komunikator dalam komunikasi massa mengandalkan peralatan
modern untuk menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat
kepada khalayak yang luas dan tersebar dengan melalui media
modern.
2. Komunikator dalam komunikasi massa menyebarkan
pesan-pesannya bermaksud mencoba berbagi pengertian dengan jutaan
orang yang tidak saling kenal atau mengenai satu ama lain.
Ananomitas audience dalam komunikasi massa inilah yang
membedakan jenis komunikasi ini dengan yang lain. Ini berarti,
antara pengirim dan penerima pesan tidak saling mengenal satu
sama lain.
3. Pesan adalah publik. Artinya bahwa pesan ini bisa didapatkan dan
diterima oleh banyak orang dan bukan untuk sekelompok orang
14
4. Sebagai sumber, komunikator massa biasanya organisasi formal
seperti jaringan, ikatan atau perkumpulan. Dengan kata lain,
komunikatornya tidak berasal dari seseorang, tetapi lembaga.
Lembaga ini pun biasanya berorientasi pada keuntungan ekonomis
dan bukan organisasi sukarela atau nirlaba.
5. Komunikasi massa di control olehgate keeper(pentapis informasi).
Artinya, pesan-pesanyang disebarkan atau dipancarkan dikontrol
oleh sejumlah individu dalam lembaga tersebut sebelum disiarkan
lewat media massa.
6. Informasi dalam komunikasi massa sifatnya tertunda .
Sehingga yang membedakan komunikasi massa dengan
komunikasi yang lain adalah:
1. Bersifat tidak langsung, artinya harus melewati media teknis.
2. Bersifat satu arah, artinya tidak ada interaksi antara peserta
komunikasi (para komunikan).
3. Bersifat terbuka, artinya ditujukan kepada publik yang tidak
terbatas dan anonim.
4. Mempunyai publik yang secara geografis besar (Rakhmat, 1991).
E4. Pengertian Komunitas
Istilah kata Komunitas berasal dari bahasa latin communitas yang
berasal dari kata dasar communis yang artinya masyarakat, publik atau
banyak orang. Dalam literature, George Hillery Jr (dikutip oleh Fredian
15
menemukan bahwa kebanyakan definisi tersebut memfokuskan makna
komunitas sebagai:
1) The common elements of area; orang yang hidup dalam area
tertentu.
2) Common ties; orang yang memiliki ikatan yang sama.
3) Social interaction; berinteraksi sosial.
Kemudian, George merumuskan pengertian komunitas sebagai“people living
within a specivic area, sharing common ties, and interacting with one
another” (orang-orang yang hidup di suatu wilayah tertentu dengan ikatan
bersama dan satu dengan yang lain saling berinteraksi).
Pendapat Soekanto (1990) yang menyatakan bahwa komunitas
menunjuk pada bagian masyarakat yang bertempat tinggal di suatu wilayah
geografis dengan batas-batas tertentu dan faktor utama yang menjadi dasar
adalah interaksi yang lebih besar di antara anggotanya, dibanding dengan
penduduk di luar batas wilayahnya. Konsep komunitas digunakan juga untuk
menunjuk kepada suatu unit atau kesatuan sosial yang terorganisasikan dalam
kelompok-kelompok dengan kepentingan bersama (communities of common
interest). Pada kajian ini maksud dari komunitas adalah komunitas dalam
pengertian teritorial.
Unsur spesifik dari komunitas di sini adalah adanya ikatan bersama
16
Dengan adanya ikatan bersama antara warga yang tinggi dalam suatu
komunitas sehingga dapat menimbulkan satu perasaan yang disebut dengan
community sentiment . Dan di sini community sentiment memiliki tiga ciri
yang penting dalam suatu komunitas, yaitu:
1. Seperasaan,seperti mereka menyebutnya dengan “kelompok kami”
2. Sepenanggungan, setiap individu sadar akan peranannya.
3. Saling memerlukan, setiap individu membetuhkan satu sama lain.
E5. Definisi Konseptual
1. Pola Komunikasi
Pola komunikasi adalah alur atau arah berjalannya suatu komunikasi
yang mempunyai peran dan fungsi untuk dijalankan seiring perkembangan
waktu dalam sebuah organisasi dan terjadi karena perilaku anggotanya.
2. Solidaritas
Secara etimologi arti solidaritas adalah kesetiakawanan atau
kekompakkan. Dalam bahasa Arab berarti tadhamun (ketetapan dalam
hubungan) atau takaful (saling menyempurnakan atau melindungi).
Pendapat lain mengemukakan bahwa solidaritas adalah kombinasi atau
persetujuan dari seluruh 6 elemen atau individu sebagai sebuah kelompok.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dijelaskan bahwa
17
memperlihatkan perasaan bersatu. Dengan demikian, bila dikaitkan dengan
kelompok sosial dapat disimpulkan bahwa solidaritas adalah: rasa
kebersamaan dalam suatu kelompok tertentu yang menyangkut tentang
kesetiakawanan dalam mencapai tujuan dan keinginan yang sama
(
http://definisidanpengertian.blogspot.com/2011/02/pengertian-solidaritas.html).
E.6. Teori yang Digunakan
Dalam penelitian ini, teori yang digunakan adalah teori penetrasi sosial
dan teori perspektif pertukaran. Teori penetrasi sosial, Altman dan Taylor
mengemukakan inti teori ini dalam hubungan antar pribadi selalu ada
penyusupan sosial. Ketika kita baru berkenalan dengan seseorang kita mulai
dengan suatu suasana yang tidak akrab, namun setelah proses hubungan terus
berlanjut maka situasi hubungan mulai berubah menjadi lebih akrab.
Akibatnya setiap orang menghitung keuntungan dan kerugiaan yang bisa
diterima akibat hubungan tersebut. Kesimpulan, hubungan antarpribadi selalu
melalui suatu proses yang berubah terus menerus (Liliweri,Alo:1997:53).
Teori perspektif pertukaran, yang dikembangkan oleh Thiltbaut dan
Kelley. Inti teori ini mengatakan bahwa hubungan antarpribadi bisa
diteruskan dan dihentikan. Hal ini disebabkan karena dalam perkembangan
hubungan antar pribadi, setiap orang mempunyai pengalaman tertentu
sehingga dia dapat membandingkan faktor-faktor motivasi dan sasaran
18
keuntungan yang diperolah dari hubungan antarpribadi maka makin besar
pula peluang hubungan tersebut diteruskan. Sebaliknya makin kecil
keuntungan yang diperoleh dari hubungan antarpribadi maka makin kecil pula
hubungan tersebut diteruskan (Liliweri,Alo:1997:53-54).
F. Metode Penelitian
F1. Tipe dan Jenis Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengklasifikasikan
mengenai suatu fenomena atau kegiatan sosial dengan jalan
mendiskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan
unit yang diteliti secara sistematis dan faktual dengan menggunakan
pendekatan kualitatif.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, data
– data yang dikumpulkan berupa kata – kata, gambar, dan bukan angka –
angka.
F2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Posko Kompi Ang Mor atau
ditempat-tempat dimana biasanya mereka berkumpul. Penelitian dilaksanakan pada
19
F3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk
memperoleh data yang sesuai dengan pokok permasalahan adalah sebagai
berikut:
1. Observasi
Teknik ini digunakan pada saat di lapangan peneliti akan lebih
mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi, jadi akan dapat
diperoleh pandangan yang holistik atau menyeluruh dan dapat menemukan
hal-hal yang sedianya tidak akan diungkapkan oleh responden dalam
wawancara yang bersifat sensitif.
2. Wawancara
Menurut Esterberg dalam Sugiyono:2009:72, Wawancara adalah
merupakan pertemuan antara dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui Tanya-jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu
topic tertentu. Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data – data
antara peneliti dengan responden yang dianggap memiliki pengetahuan
yang memadai tentang fenomena sosial yang sedang diamati.
20
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Data dokumentasi berupa data foto-foto, agenda kegiatan, dll.
F4. Kriteria Responden
Komunitas Onar mempunyai 82 orang anggota yang tergabung
hingga saat ini dan mempunyai karakter yang bermacam-macam.
Penelitian menggunakan teknik purposive sampling sebagai criteria
responden, karena pemilihan sekelompok subjek didasarkan atas ciri-ciri
atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Kriteria
responden sebagai berikut:
1. Dari 82 orang anggota, yang mengetahui seluk beluk komunitas
tersebut.
2. Berusia 22 tahun ke atas.
3. Sudah tergabung lebih dari satu tahun.
4. Berdomisili di Malang.
Kemudian menggunakan tekniksnow ball.
F5. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan adalah teknik
analisis data deskriptif, yaitu memberikan gambaran, dengan tidak
berupaya untuk menguji teori atau menarik kesimpulan tertentu berkaitan
21
Sebuah konsep yang ingin diungkap peneliti kepada pembaca, hal
ini dilakukan oleh peneliti sesuai dengan data yang telah dikumpulkan, dan
secara nyata dilihat oleh peneliti dan kemudian diinterpretasikan kepada
pembaca (Hamidi, 2008:63).
F6. Teknik Keabsahan Data
Teknik keabsahan data digunakan untuk mengetahui ketepatan data
dengan menggunakan triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan
data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk
keperluan pembanding atau pengecekan data itu (Moleong, 2009:330).
Triangulasi yang digunakan adalah triangulasi sumber dan triangulasi
situasi.
1. Triangulasi Sumber, berarti membandingkan dan mengecek balik
derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan
alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif (Patton 1987:331).
a. Membandingkan data hasil penelitian dengan data hasil
wawancara.
b. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen
yang berkaitan.
2. Triangulasi Situasi : membandingkan bagaimana penuturan seorang
22
responden di interview bersama kelompoknya. Hasil dari triangulasi
situasi dapat diperoleh dengan cara:
a. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum
dengan apa yang dikatakannya secara pribadi.
b. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang
situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang
waktu.
c. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan
berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa,
orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada,
orang pemerintahan.
Jika jawaban dari responden terdapat perbedaan data atau informasi
yang ditemukan, maka keabsahan data dapat diragukan. Dalam penelitian
kualitatif informasi atau data tentang satu masalah yang bertentangan bisa
saja dimasukkan dalam laporan penelitian jika terkait dengan informasi
yang memang mempunyai penjelasan(reasoning)dari informan tersebut