ANALISIS KETERAMPILAN SISWA DALAM
MAKE UP KREATIF RIAS WAJAH HOROR KELAS XII
SMK NEGERI 8 MEDAN
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
TERIMA KASIH LUMBAN GAOL
NIM. 5113344031
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA RIAS
PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
FAKULTAS TEKNIK
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa segala rahmat dan
karunianya yang memberi kesehatan kesempatan dan keselamatan sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsiini yang disusun untuk memenuhi salah satu
persyaratan guna memperoleh gelar sarjana pendidikan dengan judul Analisis
Keterampilan Siswa Dalam Make Up Kreatif Rias Wajah Horor kelas XII SMK
Negeri 8 Medan.
Penulis menyadari bahwa banyak sekali hambatan dan kesulitan yang
dialami oleh penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Keberhasilan penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan dan
bantuan dari berbagai pihak, baik dalam dukungan moral, spiritual maupun
materi. Khusus teristimewa penulis ucapkan terimakasih banyak kepada
Ayahanda Sopar Lumban Gaol dan Ibunda Resty Pandiangan yang selalu
memotivasi, mendukung, melimpahkan kasih sayang dan bantuan baik moril
maupun materil sekaligus doa kepada penulis.Oleh karena itu penulis
mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M. Pd. Selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Negeri Medan.
2. Ibu Dr. Dina Ampera, M. Si. Selaku Dosen Pembimbing Skripsi sekaligus
Ketua Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, yang telah banyak
membantu, membimbing, mengarahkan, dan memberi dorongan kepada
iii
3. Ibu Dra. Siti Wahidah, M. Si. Selaku ketua Prodi Pendidikan Tata Rias
sekaligus Dosen Pembimbing Akademik, dan sekaligus Dosen Penguji yang
telah banyak memberikan masukan dan bimbingan kepada penulis.
4. Ibu wakil dekan I,II,III Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan
5. Ibu Dra. Marnala Tobing, M. Pd, Dra. Rasita Purba, M. Kes. Selaku Dosen
Penguji yang telah banyak memberikan masukan dan bimbingan kepada
penulis.
6. Seluruh Staf Pengajar dan Tata Usaha di lingkungan Jurusan Pendidikan
Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan
7. Kepada Bapak Drs. H.Simanjuntak, M. Si. Selaku kepala sekolah SMK Negeri
8 Medan yang mengizinkan penulis melakukan penelitian.
8. Kepada ibu Habibah Hanum, S. Pd. Selaku guru bidang studi di SMK Negeri 8
Medan dan sekaligus dosen di Tata Rias yang telah memberikan izin penulis
untuk melakukan penelitian.
9. Kepadasaudara saudari penulis Bapak Justy dan Mamak Justy , Kak Tasya
lumban gaol, bang Tulus lumban gaol, bang Tyson lumban gaol, adik tersayang
Tria Utami lumban gaol yang telah banyak memberikan motivasi dan
dukungan kepada penulis.
10. Kepada sahabat-sahabat terbaik penulis : Lastrie Dian Agusti Simanjuntak,
Vany Chiby Sinaga, Riwando Sianturi, Firmando Banjar Nahor, Ferdinan
Pandiangan, Chency Nainggolan, Ervina Nababan , Meilani Marpaung, Merry
Sinurat, S.Pd, Rukun Mawaty Manik, S.Pd, Rohana Munthe,S.Pd, Ivo
iv
Voice,Dan Seluruh Rekan-Rekan Mahasiswa PKK Reguler Dan Ekstensi 2011
yang telah memberikan sumbangan pikiran dalam penulisan skripsi ini.
Akhirnya terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu ,
mendukung dengan Doa dalam menyelesaikan Skripsi ini. Kiranya rahmat Tuhan
Yang Maha Kuasa selalu melimpah untuk kita semua.
Medan, Februari 2016
i
ABSTRAK
Terima Kasih Lumban Gaol, NIM. 5113344031. Analisis Keterampilan Siswa Dalam Make Up Kreatif Rias Wajah Horor Kelas XII SMK Negeri 8 Medan. Program Studi Tata Rias. Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Medan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterampilan siswa dalam Make up kreatif rias wajah horor karakter dua dimensi hantu yaitu dalam membersihkan wajah, dalam mengaplikasikan cream body painting ,dalam pembentukan gigi taring, dalam pembuatan efek goresan, dalampengaplikasian darah palsu,ketepatan waktu penyelesaian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2016. Lokasi penelitian di SMK Negeri 8 Medan.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII Tata Kecantikan SMK Negeri 8 Medan sebanyak 29 siswa. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik total sampling, sehingga jumlah sampel penelitian adalah 29 orang. Metode pengumpulan data menggunakan pengamatan keterampilan siswa dalam rias wajah horor karakter dua dimensi. Analisis data menggunakan penelitian deskriptif, uji kesepakatan pengamat dan persentase.
v
BAB IIKAJIAN PUSTAKA,KERANGKA BERFIKIR,PERTANYAAN PENELITIAN ... 9
A. Dskripsi Teori ... 9
1. Pengertian Keterampilan Rias Wajah Horor Dua Dimensi ... 9
2. Make Up/ Rias Wajah ... 10
2.1 Defenisi Make Up Kreatif Dan Jenisnya ... 12
2.2 Rias Wajah Karakter ... 13
3. Rias Wajah Karakter Dua Dimensi ... 15
3.1 Alat Dan Bahan ... 19
3.2 Prosedur Pengerjaan rias wajah horor Karakter Dua Dimensi ... 22
B. Penelitian Relevan ... 25
C. Kerangka Berfikir ... 26
vi
BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN ... 29
A. Desain Penelitian ... 29
B. Defenisi Operasional dan Variabel Penelitian ... 29
1. Defenisi Operasional ... 29
2. Variabel Penelitian ... 30
C. Populasi Dan Sampel ... 31
1. Populasi Penelitian ... 31
2. Sampel Penelitian ... 31
D. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 31
E. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data ... 32
F. Teknik Analisis Data ... 46
BAB IV HASIL PENELITIAN ... 49
A. Penyajian Data ... 49
B. Deskriptif Data Penelitian ... 49
C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 66
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 67
A. Kesimpulan ... 67
B. Saran ... 68
viii
DAFTAR TABEL
Tabel Hal
1. Kisi-kisi pengamatan keterampilan rias wajah horor ... 34
2. Rubrik lembar pengamatan rias wajah horor ... 37
3. Distribusi frekuensi keterampilan rias wajah horor dua dimensi hantu ... 50
4. Membersihkan wajah ... 51
5. Pengaplikasian kosmetik body painting ... 53
6. Pembentukan gigi taring ... 55
7. Pembuatan efek goresan ... 56
8. Pengaplikasian darah palsu ... 58
9. Ketepatan dalam menyelesikan ... 59
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Hal
1. Kuas ... 19
2. Spons ... 19
3. Tissue ... 19
4. Face Tonic ... 19
5. Eye shadow ... 20
6. Bedak Tabur ... 20
7. Pensil Alis ... 20
8. Fake Blood ... 21
9. Hair Bando ... 21
10.Handuk Kecil ... 21
11. Kapas ... 22
12. Cream Body Painting ... 23
13. Desain Gambar Make Up Horor ... 22
14. Histogram Membersihkan Wajah ... 52
15. Histogram Pengaplikasian Kosmetik Body Painting ... 54
16. Histogram Pembentukan Gigi Taring ... 56
17. Histogram Pembuatan Efek Goresan ... 57
18. Histogram Pengaplikasian Darah Palsu ... 57
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Hal
1. Silabus ... 71
2. Tes Soal Pengetahuan Awal ... 74
3. Lembar Validator ... 79
4. Rekapitulasi Data Keterampilan Rias Wajah Horor Karakter Dua Dimenssi Hantu ... 89
5. Data Keterampilan Rias Wajah Horor Karakter Dua Dimensi Hantu ... 90
6. Rata-Rata Hasil Rias Wajah Horor Karakter Dua Dimensi Hantu ... 91
7. Perhitungan Harga Rata-Rata ... 92
8. Rekapitulasi Hasil Penilaian Rias Wajah Horor Dari Tiga Pengamat ... 94
9. Persentase Penilaian Indikator Keterampilan Siswa ... 95
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga
pendidikan yang ada di Indonesia. Sekolah Menengah Kejuruan bertujuan untuk
menciptakan siswa-siswi yang siap pakai terutama di dunia usaha dan dunia
industri. SMK Negeri 8 Medan merupakan salah satu sekolah kejuruan yang
terdapat di Kota Medan. Sekolah ini memiliki beberapa program kejuruan
diantaranya kejuruan Tata kecantikan atau yang sering disebut dengan tata rias.
Program kejuruan tata kecantikan ini merupakan program pendidikan yang
melaksanakan serangkaian kegiatan belajar yang meliputi berbagai standart
kompetensi. Standart kompetensi kecantikan ini yang digolongkan menjadi dua
yaitu tata kecantikan rambut dan tata kecantikan kulit.
Manurut Vallesca, (2011) Tata rias atau make up merupakan suatu seni
menghias yang bertujuan untuk memperindah dan mempercantik penampilan.
Secara umum tata rias diartikan sebagai seni mengubah penampilan dari bentuk
asli sebenarnya dengan bantuan bahan dan alat kosmetik. Istilah tata rias atau
make up lebih sering ditujukan pada pengubahan bentuk wajah, meskipun sebenarnya seluruh tubuh bisa dihias atau di make up. Fungsi make up adalah
untuk menyempurnakan penampilan wajah, menggambarkan karakter tokoh,
2
tersebut dapat terlaksana diperlukan pengenalan, ketelitian, keseriusan, terkadang
kesabaran serta penyediaan waktu yang cukup untuk melakukannya
Pada kurikulum 2013 SMK Program kecantikan kulit untuk kelas XII di
SMK Negeri 8 Medan salah satunya melaksanakan rias wajah horor, dimana
setiap melakukan rias wajah horor ini terlebih dahulu siswa mengenali,
mengetahui teknik dalam riasan, dan mampu memilih kosmetik serta alat-alat
yang akan digunakan, mampu memahami bagaimana desain atau model horor
yang akan dilakukan untuk menunjang terlaksananya proses riasan dengan baik.
Namun pada kenyataannya, hasil praktek rias wajah horor kelas XII SMK Negeri
8 Medan sekarang ini masih jauh dari kesempurnaan atau dari yang diharapkan,
pada tahun 2013 – 2014 siswa tata kecantikan kulit rata- rata menurun. Hal ini
dapat dilihat dari hasil observasi yang dilakukan peneliti. Pada tahun 2013 siswa
yang memperoleh nilai A hanya 4 orang, sementara yang memperoleh nilai B
hanya ada 6 orang dan yang memperoleh nilai C sebanyak 10 orang dan yang
memperoleh nilai D sebanyak 9 orang. Sedangkan ditahun 2014 yang memperoleh
nilai A tidak ada, sementara yang memperoleh nilai B sebanyak 8 orang,
sedangkan yang memperoleh nilai C sebanyak 10 orang , dan yang memperoleh
nilai D sebanyak 14 orang. Hal ini diperkuat dengan hasil tes pengetahuan awal
siswa yang penulis laksanakan, diperoleh data sebagai berikut : yang memperoleh
nilai A tidak ada, sementara memperoleh nilai B sebanyak 5 orang, dan yang
memperoleh nilai C sebanyak 10 orang dan yang memperoleh nilai D sebanyak
3
Paningkiran, (2013) memaparkan bahwa rias wajah horor atau sering
disebut make up hantu yang termasuk juga make up karakter tiga dimensi yang
menggunakan bahan tambahan yang dioleskan pada bagian wajah. Rias wajah
horor ini yang sering muncul adalah kuntilanak atau sundal bolong. Rias wajah
horor mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: garis-garis rias wajah yang tajam,
warna-warna yang digunakan adalah warna yang gelap dan alas bedak
(foundation) yang digunakan lebih tebal dan dengan pengaplikasian warna yang
dibutuhkan sehingga akan menghasilkan rias wajah horor yang menyeramkan dan
menakutkan bagi yang melihat. Kulitnya pucat membuat urat berwarna biru tua
yang menonjol di lehernya makin jelas terlihat. Rias wajah horor atau make up
hantu memiliki tujuan agar wajah kelihatan lebih menarik dengan mengetahui
koreksi wajah, dan dengan tampilan yang menyeramkan untuk mengagetkan atau
mengejutkan para penonton baik dilayar kaca ataupun layar lebar. Untuk membuat
make up hantu terlebih dahulu buat desain wajah, bisa berupa sketsa kemudian
berikan efek pembenaman dengan pensil warna hitam didaerah mata, hidung dan
juga rancangan gigi. Sebelum mulai melakukan make up, perhatikan wajah
pemain terlebih dulu untuk melihat bagian mana yang perlu dibenamkan sesuai
struktur tulang tengkoraknya. Mulailah dengan menekan dan meraba wajah secara
perlahan, mulai dari dahi menuju pelipis, kemudian hidung, rahang atas , bawah
dan dagu. Bagian-bagian tersebut yang perlu pembenaman.
Dalam rias wajah horor karakter dua dimensi hantu ini memiliki enam
langkah untuk menyelesaikannya diantaranya membersihkan wajah,
4
efek goresan, pengaplikasian darah palsu serta ketepatan waktu penyelesaian dan
disinilah yang menjadi tingkat kesulitan siswa yaitu bagaimana cara dan tehnik –
tehnik yang dipaparkan disetiap langkah dalam menyelesaikan rias wajah horor.
Menurut Siagian, dalam kutipan Zahriah, (2008) mengemukakan bahwa
keterampilan atau kemampuan adalah perpaduan antara talenta dalam diri, teori
dan pengalaman yang diperoleh dalam praktek lapangan atau pelatihan yang
termasuk peningkatan kompetensi. Sementara dari paparan tes awal yang telah
dilakukan terlihat masih ada beberapa siswa yang belum mencapai
kompetensinya. Hal ini dikarenakan sebagian siswa masih ada yang kurang
mengetahui prosedur make up kreatif rias wajah horor karakter dua dimensi hantu
ini seperti membersihkan wajah terlebih dahulu, pengaplikasian cream body
painting, pembentukan gigi taring bagian kiri dan kanan, pembuatan efek
goresan, pengaplikasian darah palsu dan yang terakhir ketepatan waktu untu
menyelesaikan.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka penulis
melakukan penelitian :” Analisis Keterampilan Siswa Dalam Make Up Kreatif
Rias Wajah Horor Kelas XII SMK Negeri 8 Medan”.
B
. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas, ada
beberapa permasalahan yang terdapat pada peserta didik. Masalah-masalah yang
5
1. Keterampilan dalam melakukan prosedur rias wajah horor karakter dua
dimensi Hantu SMK Negeri 8 Medan belum maksimal.
2. Pengaplikasian kosmetik body painting pada prosedur make up kreatif
rias wajah horor karakter dua dimensi Hantu SMK Negeri 8 Medan belum
maksimal.
3. Tingkat keterampilan siswa dalam pembentukan gigi taring pada prosedur
make up kreatif rias wajah horor karakter dua dimensi Hantu SMK Negeri
8 Medan belum maksimal.
4. Tingkat keterampilan siswa dalam pembuatan efek goresan pada prosedur
make up kreatif rias wajah horor karakter dua dimensi Hantu SMK Negeri
8 Medan belum maksimal.
5. Tingkat keterampilan siswa dalam pengaplikasian darah palsu pada
prosedur make up kreatif rias wajah horor karakter dua dimensi hantu
SMK Negeri 8 Medan belum maksimal.
6. Ketepatan waktu siswa dalam menyelesaikan make up kreatif rias wajah
horor karakter dua dimensi hantu SMK Negeri 8 Medan.
7. Hasil belajar rias wajah horor masih belum mencapai kompetensi
C.
Pembatasan Masalah
Untuk memberi ruang lingkup yang jelas dan terarah serta untuk
meningkatkan kemampuan penulis yang terbatas, maka perlu dilakukan
pembatasan masalah dalam penelitian ini, sebagai berikut :
1. Peneliti hanya membahas Make up kreatif rias wajah horor karakter dua
6
2. Keterampilan siswa dalam membersihkan wajah pada make up kreatif rias
wajah horor karakter dua dimensi hantu kelas XII SMK Negeri 8 Medan
3. Keterampilan siswa dalam mengaplikasikan kosmetik body painting pada
make up kreatif rias wajah horor karakter dua dimensi hantu kelas XII SMK
Negeri 8 Medan
4. Keterampilan siswa dalam pembentukan gigi taring bagian kanan dan kiri
pada make up kreatif rias wajah horor karakter dua dimensi Hantu SMK
Negeri 8 Medan
5. Keterampilan siswa dalam pengaplikasian darah palsu pada make up kreatif
rias wajah horor karakter dua dimensi hantu SMK Negeri 8 Medan.
6. Ketepatan waktu siswa dalam menyelesaikan make up kreatif rias wajah
horor karakter dua dimensi hantu SMK Negeri 8 Medan
7. Sampel yang dipakai sebanyak 29 orang dalam make up kreatif rias wajah
horor karakter dua dimensi hantu kelas XII SMK Negeri 8 Medan.
D.
Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah : ”Bagaimana keterampilan Siswa Dalam Melakukan
make up kreatif rias wajah horor Kelas XII SMK Negeri 8 Medan.
E.
Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:
7
karakter dua dimensi hantu kelas XII Program Keahlian Tata kecantikan SMK
Negeri 8 Medan.
F. Manfaat Penelitian
Dengan tercapainya tujuan penelitian diatas, maka hasil penelitian
bermanfaat sebagai:
1. Bagi siswa, hasil pnelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk
membantu pelajaran siswa dalam memahami teknik make up kreatif rias
wajah horor
2. Bahan masukan bagi guru dan calon guru tata rias untuk menerapkan tehnik
dalam make up kreatif rias wajah horor
3. Menambah pengetahuan dan memperluas wawasan penulis tentang make up
kreatif rias wajah horor yang dapat digunakan dalam mengajar.
4. Serta sebagai syarat menyelesaikan program sarjana pendidikan di jurusan
66 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian keterampilan siswa dalam rias wajah horor
karakter dua dimensi hantu tergolong cukup dengan 6 indikator yaitu (1)
Membersihkan wajah memperoleh skor 4 dengan keterampilan sangat baik
sebanyak 90%. Dengan skor yang didapatkan siswa sudah banyak yang
melakukan pembersihan wajah dengan tepat, akan tetapi beberapa orang masih
ada yang belum memahami langkah tersebut yaitu pembauran susu pembersih
dengan bantalan jari dengan asal-asalan, peletakan susu pembersih dengan lima
titik tumpu juga masih ada yang tidak melakukan. (2) Pengaplikasian kosmetik
body painting memperoleh skor 3 memiliki keterampilan baik sebanyak 52%.
Dengan skor yang siswa peroleh pada indikator pengaplikasian kosmetik body
painting siswa masih ada yang kurang memahami setiap langkah
pengaplikasiannya yaitu pengaplikasian kosmetik body painting warna hitam
tidak sesuai langkah yang dimulai dari mata, hidung, dan rahang serta
pengaplikasiannya tidak dilakukan dengan teknik pengolesan kuas dengan cara
posisi vertikal/mengarah ke bawah. (3) Pembentukan gigi taring memperoleh skor
2 dengan keterampilan cukup sebanyak 52%. Dengan skor yang diperoleh dengan
keterampilan cukup yaitu tidak mengikuti pola anatomi gigi serta tampilan gigi
tidak terbuka lebar karena pembentukan gigi tidak melebihi sudut bibir. (4)
67
62,1%. Dengan skor yang diperoleh siswa dengan keterampilan cukup yaitu
karenapembuatan efek goresan dengan bentuk garisnya tebal berliku-liku dan
posisi efek goresan tidak pada posisi yang ditentukan. (5) Pengaplikasian darah
palsu memperoleh skor 2 dengan memiliki keterampilan cukup sebanyak 48,28%.
Dengan skor yang diperoleh siswa dengan keterampilan cukup yaitu karena
pengaplikasian darah palsu tidak mengenai gigi taring bagian kiri serta pengolesan
tidak terputus-putus. (6) Ketepatan waktu penyelesaian memperoleh skor 4
dengan keterampilan sangat baik sebanyak 69%. Tetapi masih ada beberapa siswa
yang keterampilannya cukup dan dan rendah karena ketepatan waktu penyelesaian
lewat dari 60 menit.
Berdasarkan hasil nilai rata-rata bahwa nilai per indikator terendah
terdapat pada indikator 4 yaitu pembuatan efek goresan dengan skor rata-rata
2,37 yaitu tampilan efek goresan dengan menggunakan eyeshadow warna biru
menggunakan kuas kecil dengan tehnik menggambar garis-garis tipis berliku-liku
untuk tampilan horor pembuuh darah pecah. Skor yang siswa peroleh paling
rendah karena siswa banyak mendapat skor dua pada indikator ini yaitu teknik
menggambar garisnya tidak tipis dan tidak berliku-liku melainkan tebal dan kaku.
Sedangkan skor tertinggi terdapat pada inikator ke 1 yaitu membersihkan wajah
dengan skor rata-rata 3,89 yaitu membersihkan wajah dengan susu pembersih
dengan teknik peletakan lima titik tumpu pada dahi, pipi kiri kanan, dan dagu
serta dibaurkan pada wajah dengan bantalan jari tangan. Setelah itu diangkat
dengan menggunakan kapas atau tissue dilanjutkan dengan pengaplikasian toner
68
Dengan hasil yang sudah diperoleh siswa dari hasil penelitian penulis
bahwa keterampilan siswa dalam make up kreatif rias wajah horor karakter dua
dimensi hantu cenderung cukup dengan interval >45 – 59 sebanyak 24 orang
(82,8%). Tetapi secara keseluruhan hasil rias wajah horor karakter dua dimensi
hantu yang diperoleh siswa seluruhnya baik.
B.Saran
Berdasarkan uraian kesimpulan diatas maka saran yang dapat diajukan
adalah sebagai berikut :
1. Diharapkan kepada para siswa agar lebih banyak berlatih sehingga dapat
memahami dan menerapkan teknik atau prosedur dalam rias wajah horor
karakter dua dimensi hantu diantaranya membersihkan wajah dengan prosedur
yang sudah ditentukan, pengaplikasian kosmetik body painting dengan teknik
atau langkah yang ditentukan , pembentukan gigi taring dengan patokan yang
ditentukan, pembuatan efek goresan dengan teknik yang sudah ditentukan,
pengaplikasian darah , dan selanjutnya ketepatan waktu penyelesaian.
2. Sebagai masukan bagi pihak pengelola jurusan dan bagi para guru pengajar
diharapkan supaya lebih memperhatikan penguasaan teori terlebih dahulu
tentang teori rias wajah horor sehingga dalam melakukan praktek, siswa
benar-benar memahami prosedur atau tehnik mulai dari langkah yang pertama sampai
69
DAFTAR PUSTAKA
Andiyanto, dkk. 2005. The Make Over Rahasia Rias Wajah Sempurna. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta. Rineka Cipta.
Arta, 2015. Analisis Kemampuan Rias Wajah Karakter Pada Siswa Jurusan Tata Kecantikan Kulit SMK Negeri 3 Siantar. Medan: FT UNIMED. Skripsi. Aryanaarik, 2012. Film Horor Terbaik. Diakses pada tanggal 28 agustus 2015 dari
http://blogspot.com/2012/12/10-21st-century.html
Edu, 2012. Prinsip Dasar Tata Rias Wajah. Diakses pada tanggal 16 November 2015 dari http://www.academia.edu/7356103/_prinsip_dasar_tata_rias_wajah
Garwati, dkk. 2010. Panduan Make Up Sehari-Hari. jakarta: PT. Buku Kita
Gatot. 2001. Merias Karakter Cacat. Modul. Jakarta: SMK Tata Kecantikan Kulit
Ilahi, Hikmah. 2010. Panduan Tata Rias Kecantikan Wajah Terkini. Jakarta: Flashbooks
Kicantik, 2014. Cara Make Up Karakter Zombie. Diakses pada tanggal 16 September 2015 dari
http://kicantik.com/cara-make-up-karakter-zombie/.Diposting oleh kicantik pada 07:35, 18-maret-14
Mulyasa E 2007. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung : Remaja Rosdakarya
Nur, Fauziah. 2012. Hubungan Pengetahuan Tata Rias Wajah Panggung Dengan Kemampuan Penari Dalam Merias Wajah Panggung Ditaman Budaya Sumatera Utara. Medan: FT UNIMED. Skripsi.
70
Reni, 2009. Let’s Make-Up. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Reza ,Prames. 2009. Membuat-Darah-Palsu. Jakarta : Puspa Populer Senin, 07 Desember 2015 / 15:47 WIB dari http://id.wikihow.com/Membuat-Darah-Palsu
Rizqia, Anisa. 2015. Analisis Hasil Praktek Rias Wajah Geriatri Pada Mata Pelajaran Dasar Kecantikan Kulit Siswa Kelas XI SMK 1 Beringin. Medan:FT UNIMED. Skripsi.
Robbins, S.P. (2007) Perilaku Organisasi Konsep Kontroversi Dan Aplikasi. Jakarta: Perlindo
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung: Alfabeta
Sumadi, Suryabrata. 2014. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada diakses pada tanggal 27 agustus 2015 dari www.wikipedia.co.id
Thowok, Didik Nini. 2012. Stage Make Up. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama
Tjoa, Elly. 2012. Instan Beauty: Panduan Make Up Sehari-Hari, Jakarta : Puspa Populer
Usman, Husaini. 2009. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara