• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PELATIHAN (TRAINING MODEL) TERHADAP HASIL PRAKTEK RIAS WAJAH MALAM SISWA KELAS X SMK NEGERI 8 MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PELATIHAN (TRAINING MODEL) TERHADAP HASIL PRAKTEK RIAS WAJAH MALAM SISWA KELAS X SMK NEGERI 8 MEDAN."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PELATIHAN

(TRAINING MODEL) TERHADAP HASIL PRAKTEK

RIAS WAJAH MALAM SISWA KELAS X

SMK NEGERI 8 MEDAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Tata Rias

Oleh

ERVINA NOVITA ROSSY NABABAN 5113344008

JURUSAN PENDIDIKAN TATA RIAS

FAKULTAS TEKNIK

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Ervina Novita Rossy Nababan, NIM. 5113344008. Pengaruh Model

Pembelajaran Pelatihan (Training Model) Terhadap Hasil Praktek Rias Wajah Malam Siswa Kelas X SMK Negeri 8 Medan. Program Studi Tata Rias.

Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Medan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model

pembelajaran Pelatihan (Training Model) Terhadap hasil praktek rias wajah malam siswa Kelas X SMK Negeri 8 Medan. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMK Negeri 8 Medan Program Keahlian Tata Kecantikan Tahun Pembelajaran 2016/2017, yang terdiri dari 2 kelas. Sampel penelitian diambil dengan teknik sampel total (Total Sampling) dan untuk kelompok perlakuan dipilih dengan cara mengundi yaitu kelompok perlakuan dengan model pembelajaran Pelatihan (Training Model) sebanyak 31 orang dan kelompok perlakuan dengan model pembelajaran Konvensional sebanyak 31 orang. Data penelitian dikumpul dengan menggunakan lembar pengamatan praktek rias wajah malam yang dilakukan oleh 5 (lima) orang pengamat, dianalisis dengan uji kesamaan dua rata-rata dengan uji t satu pihak kanan pada taraf signifikansi 5%.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh skor rata-rata hasil praktek rias wajah malam siswa yang diajar dengan model pembelajaran Pelatihan (Training Model) adalah 147,55 dengan tingkat kecenderungan tinggi dan rata-rata hasil praktek rias wajah malam siswa yang diajar dengan model pembelajaran Konvensional adalah 132,77 dengan tingkat kecenderungan cukup. Hasil uji persyaratan analisis menunjukkan bahwa sebaran data hasil praktek rias wajah malam siswa yang diajar dengan model pembelajaran Pelatihan (Training Model) adalah berdistribusi normal dimana 8,05 < 11,07dan hasil praktek rias wajah malam siswa yang diajar dengan model pembelajaran Konvensional adalah berdistribusi normal dimana 3,86 < 11,07dan kedua varians data adalah Homogen karena FTab1,84FHit 1,02.

Hasil penelitian diperoleh bahwa: (1) hasil praktek rias wajah malam siswa yang diajar dengan menggunakan Model Pembelajaran Konvensional memiliki rata-rata 132,77 dengan tingkat kecenderungan cukup; (2) hasil praktek rias wajah malam siswa yang diajar dengan menggunakan Model Pembelajaran Pelatihan (Training Model) memiliki skor rata-rata sebesar 147,55 dengan tingkat kecenderungan tinggi; dan (3) hasil praktek rias wajah malam siswa yang diajar dengan model pembelajaran Pelatihan (Training Model) lebih tinggi secara signifikan daripada hasil praktek rias wajah malam siswa yang diajar dengan model pembelajaran Konvensional yang teruji melalui hasil uji statistik dengan nilai tHit6,59 > tTab(0.05;60) 2,00

Kata Kunci : Model Pembelajaran Pelatihan (Training Model), Model

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan YME, berkat

rahmat dan karunia-Nya yang dilimpahkan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan

dengan baik yang disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan guna

memperoleh gelar sarjana pendidikan dengan judul “ Pengaruh Model

Pembelajaran Pelatihan (Training Model) Terhadap Hasil Praktek Rias Wajah

Malam Hari Siswa Kelas XSMK Negeri 8 Medan”.

Penulis menyadari banyak sekali hambatan dan kesulitan yang dialami

oleh penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Keberhasilan dalam menyelesaikan

skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dukungan dari berbagai

pihak, baik dukungan moral, spiritual maupun materi. Oleh karena itu penulis

menyampaikan terimakasih dan penghargaan kepada Dosen Pebimbing Skripsi

Ibu Dr. Dina Ampera, M.Si, dan kepada para Penguji Ibu Dra. Farihah, M.Pd,

Dra. Rohana Aritonang, M.Pd, Dra. Ade Ch Gultom, M.Pd, yang telah

memberikan bimbingan, arahan serta motivasi kepada penulis serta

menyampaikan terimakasih dan penghargaan kepada :

1. Prof. Dr. Harun Sitompul, MPd selaku Dekan Fakultas Teknik

Universitas Negeri Medan

2. Prof. Dr. Sumarno, MPd selaku wakil Dekan Fakultas Teknik

Universitas Negeri Medan

3. Bapak/Ibu Wakil Dekan I, II, III Fakultas Teknik UNIMED

4. Ibu Dr. Dina Ampera, M.Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan

Kesejahteraan Keluarga UNIMED

5. Ibu Dra. Fatma Tresno Ingtyas, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan

Pendidikan Kesejahteraan Keluarga UNIMED

6. Ibu Habibah Hanim Lubis, S.Pd, selaku Validator serta telah

memberikan bimbingan, arahan serta motivasi kepada penulis.

(7)

8. Kepada seluruh Dosen Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (Tata Rias,

Tata Boga dan Tata Busana) yang telah banyak memberikan ilmu,

dorongan dan motivasi kepada penulis selama perkuliahan.

9. Bapak Drs. Hidup Simanjuntak, M.Si, selaku kepala SMK Negeri 8

Medan yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di

sekolah tersebut. Bapak/Ibu guru dan pegawai di SMK Negeri 8

Medan khususnya Ibu Linda, S.Pd, selaku Ketua Jurusan Tata

Kecantikan dan Ibu Yuswinta Hosni, S.Pd, selaku guru bidang studi

Dasar Kecantikan Kulit kelas X Kecantikan Kulit dan X Kecantikan

Rambut dan seluruh siswa/i yang telah memberikan bantuan dan

kerjasamanya selama penulis melakukan peniltian.

10. Teristimewa kedua orangtua tercinta, Bapak R. Nababan dan Ibu R.

Sihotang yang telah dengan sabar dan penuh kasih sayang merawat,

menjaga, membesarkan dan mendidik penulis. Serta tak

henti-hentinya mendoakan anak-anaknya untuk mencapai cita-cita.

11. Untuk Saudara-saudara tersayang, Endang Nababan, Eljon Nababan,

Erna Nababan, dan Efran Nababan, yang telah memberikan semangat,

dukungan serta doa kepada penulis.

12. Untuk seluruh keluarga pomparan Opung Lambok, yang tidak ada

henti-hentinya memberikan motivasi kepada penulis dalam mencapai

gelar Sarjana Pendidikan, khususnya untuk Tulang Marihot yang

selalu mendoakan serta memberikan arahan kepada penulis.

13. Untuk yang terkasih Adilson Simatupang yang telah memberikan

waktu, dukungan serta doa kepada penulis untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan

14. Untuk teman-teman Kost 126 yang telah memberikan motivasi kepada

penulis, khususnya Saut Siregar, Santo Waruwu, Sugeng dkk, yang

selalu ada saat suka maupun duka.

15. Untuk teman-teman seperjuangan di Prodi Pendidikan Tata Rias

(8)

selalu setia dalam suka maupun duka, Chenci Nainggolan, Lastri,

kasih, Gisel, dkk.

16. Untuk teman-teman tersayang,Vera, Nina, Kristina Natalia, Eka,

Chika, Susi, Afriani Pandiangan, Rizky Elisabeth yang telah memberi

bantuan dalam bentuk tenaga maupun motivasi kepada penulis.

17. Untuk Gaol Print, Helman Huta Gaol, Partahi Siagian, Dodi yang

telah memberi bantuan dalam bentuk tenaga maupun motivasi kepada

penulis.

18. Untuk teman-teman PPL SMK Negeri 1 Siantar yang sama-sama

berjuang dalam mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna adanya baik dalam

segi penulisannya maupun dari segi ilmiahnya. Hal ini disebabkan adanya

keterbatasan kemampuan, pengalaman dan pengetahuan penulis. Untuk itu penulis

menerima segala kritikan dan saran dari semua pihak yang sifatnya membangun

guna penyempurnaan penulisan karya ilmiah dikemudian hari.

Medan, September 2016

Penulis

Ervina N.R Nababan

(9)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Batasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian... 7

F. Manfaat Penelitian... 8

BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 9

A. Kerangka Teoritis ... 9

1. Pengertian Hasil Praktek Rias Wajah Malam ... 9

1.1 Rias Wajah Malam ... 9

1.2 Bentuk Wajah Dan Koreksi Bentuk Wajah ... 12

a. Bentuk Wajah Oval ... 14

b. Bentuk Wajah Belah Ketupat... 15

c. Wajah Bentuk Heart (hati) ... 16

d. Wajah Bentuk Pear... 18

e. Wajah Bentuk Bulat ... 18

f. Wajah Bentuk Panjang... 20

g. Wajah bentuk muka persegi ... 20

1.3. Bentuk Alis Dan Koreksinya ... 22

1.4. Bentuk Bibir dan Koreksi Bentuk Bibir ... 24

2. Ciri-ciri Rias Wajah Malam Hari ... 25

3. Perlengkapan Alat, Bahan, Kosmetika serta langkah kerja Rias wajah... 26

3.1. Perlengkapan alat ... 26

3.2. Bahan ... 31

3.3. Kosmetika ... 31

3.4. Langkah Kerja Rias Wajah ... 34

a. Persiapan ... 34

b. Pelaksanaan ... 35

4. Model Pembelajaran Pelatihan (Training Model) ... 43

5. Tahap-Tahap Model pelatihan (Training Model) ... 45

5.1 Sintaks Model Pembelajaran Pelatihan (Training Model)... 48

(10)

5.3 Cara mengatasi kelemahan Model Pelatihan

(Training Model) ... 50

5.4 Langkah-langkah untuk melakukan pelatihan ... 50

B. Kerangka Berpikir ... 51

C. Penelitian Relevan ... 53

D. Hipotesis ... 54

BAB III METODE PENELITIAN ... 55

A. Desain Penelitian ... 55

B. Defenisi Operasional dan Variabel Penelitian ... 55

1. Defenisi Operasional ... 55

2. Variabel Penelitian ... 56

C. Populasi dan Sampel ... 56

1. Populasi Penelitian ... 56

2. Sampel Penelitian ... 57

D. Prosedur Penelitian ... 57

1. Tahap Persiapan ... 57

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian... 58

a) Tahap Model Pembelajaran Pelatihan (Training Model)... 58

b) Prosedur Penelitian : ... 58

3. Tahap Analisa ... 59

E. Instrumen Penelitian / Teknik Pengumpulan Data ... 60

F. Tabel 5. Keterangan... 61

G. Uji Kesepakatan Pengamat ... 65

H. Teknik Analisis Data ... 66

1. Deskripsi Data... 66

2. Uji Persyaratan Analisis Data ... 67

3. Uji Normalitas... 68

4. Uji Homogenitas ... 68

5. Pengujian Hipotesis ... 69

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 70

A. Deskripsi Data ... 70

1. Hasil Praktek Rias Wajah Malam Siswa pada Kelas yang Diajar dengan Model Pembelajaran Pelatihan (Training Model ... 70

2. Hasil Praktek Rias Wajah Malam Siswa pada Kelas yang Diajar dengan Model Pembelajaran Konvensional ... 72

B. Uji Prasyarat Analisis Data Penelitian ... 74

1. Uji Kesepakatan Pengamat……… 74

2. Uji Normalitas……… 75

3. Uji Homogenitas……… 76

C. Pengujian Hipotesis Penelitian……….. 77

(11)

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN ... 81

A. Kesimpulan ... 81

B. Implikasi ... 81

C. Saran ... 82

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Sintaks dari model pelatihan ... 48

2. Kelebihan dan kelemahan training model... 49

3. Populasi Penelitian... 57

4. Kisi - kisi Pengamatan Hasil Praktek Rias Wajah Malam hari... 61

5. Keterangan ... 62

6. Variabel rata - rata (Mi) dan Standart Deviasi (Sdi) ... 67

7. Distribusi frekuensi hasil praktek rias wajah malam siswa ... 70

8. Tingkat Kecenderungan Hasil Praktek Rias Wajah Malam yang Diajar dengan Menggunakan Model Pembelajaran Pelatihan (Training Model)... 72

9. Distribusi Frekuensi Skor Hasil Praktek Rias Wajah Malam yang Diajar dengan Menggunakan Model Pembelajaran Konvensional... 72

10. Tingkat Kecenderungan Hasil Praktek Rias Wajah Malam yang Diajar dengan Menggunakan Model Pembelajaran Konvensional……… .. 74

11. Uji Normalitas Data ... 75

12. Uji Homogenitas Data Hasil Praktek Rias Wajah Malam ... 76

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Koreksi Bentuk Wajah Oval ... 15

2. Koreksi Bentuk Wajah Belah Ketupat ... 16

3. Koreksi Bentuk Wajah Hati ... 17

4. Koreksi Bentuk Wajah Pear ... 18

5. Koreksi bentuk wajah bulat... 19

6. Koreksi Bentuk Wajah Panjang ... 20

7. Koreksi Bentuk Wajah Persegi ... 20

8. Patokan koreksi alis ... 22

9. Pencabutan alis... 23

10. Bentuk bibir dan koreksinya ... 24

11. Perbedaan rias wajah pagi dan rias wajah malam... 25

12. Spons rias (Make Up Sponge) ... 26

13. Spons Bedak Tabur (Make Up Puff)... 26

14. Kuas Perona Pipi (Blush On Brush) ... 26

15. Kuas Bedak Besar (Powder Brush)... 26

16. Kuas Pembaur ( Fluff Brush) ... 27

17. Kuas Mata Tumpul (Blunt Shadow Brush)... 28

18. Kuas Garis Mata ( Eyeliner Brush)... 28

19. Kuas Bibir (Lip Brush) ... 29

20. Kuas Sudut Mata ( StiffAngel Brush)... 29

21. Kuas Pembersih Riasan Mata (Applicator Brush) ... 29

22. Sikat Alis (Eye Brow) ... 30

23. Pembersihan Wajah... 34

24. Penggunaan pelembab... 34

25. Pengaplikasian Stick Foundation ... 35

26. Pengaplikasian foundation ... 35

27. Pengaplikasian bedak tabur... 36

28. Pengaplikasian Bedak Padat ... 36

29. Scoth Tape Berbentuk Gulungan ... 37

30. Membentuk Scoth Tape ... 37

31. Menempelkan Scoth Tape... 37

32. Pengaplikasian base eye shadow... 38

33. Pengaplikasian eye shadow... 38

34. Membentuk Alis... 39

35. Pengaplikasian highlight ... 39

36. Pengaplikasian Eye Liner... 39

(14)

38. Menggunakan Mascara ... 41

39. Pemberian Shading ... 41

40. Pemberian Blush on ... 41

41. Pengaplikasian lipstick... 42

42. Finishing Touch ... 43

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Silabus

2. RPP

3. Transkip Pembelajaran Kelas Kontrol

4. Rubrik Penilaian Hasil Rias Wajah Malam

5. Data Penelitian

6. Perhitungan Distribusi Frekuensi

7. Perhitungan Kecenderungan Masing Masing Pariabel Penelitian

8. Uji Kesepakatan Pengamat

9. Uji Normalitas Data

10. Uji Homogenitas Data

11. Pengujian Hipotesis Penelitian

(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan memiliki arti penting dalam kehidupan, sebab tanpa

pendidikan manusia akan sulit untuk berkembang dan bahkan menjadi

terbelakang. Pendidikan memegang peranan penting dalam penyediaan sumber

daya manusia yang berkualitas bahkan sangat menentukan keberhasilan

pembangunan. Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk

menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing, disamping

memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

Departemen Pendidikan Nasional telah melakukan berbagai upaya dan

kebijakan seperti mengadakan perbaikan kurikulum. Salah satu kebijakan

pemerintah tentang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah untuk

peningkatan jumlah dan kualitas SMK. Secara umum kegiatan belajar-mengajar

di SMK meliputi teori dan praktek. Kegiatan belajar teori perinsipnya sama

dengan sekolah umum, sedangkan kegiatan belajar praktek merupakan kegiatan

belajar yang seharusnya lebih banyak dibanding dengan kegiatan teori, oleh

karena itu sebenarnya untuk SMK ruang teori bukan merupakan suatu hal yang

penting, karena siswanya lebih banyak diruang praktek. SMK merupakan

pendidikan formal sedangkan Kursus merupakan pendidikan non-formal. Menurut

(17)

2

memasuki lapangan pekerjaan, serta mengembangkan sikap profesional. SMK

Negeri 8 medan membina 4 bidang keahlian yaitu, Akomodasi perhotelan, Tata

boga, Tata busana, dan Tata Rias. Tata rias terbagi menjadi dua bidang keahlian

yaitu tata rias rambut dan kulit. SMK jurusan Tata Rias kurikulum SMK (2012)

bertujuan untuk : 1). Menyiapkan tamatan memasuki lapangan kerja serta dapat

mengembangkan sikap profesional dalam lingkup program keahlian tata rias. 2).

Menyiapkan tamatan yang mampu memilih karir, mampu berkompetensi dan

mampu mengembangkan diri dalam lingkup program keahlian tata rias. 3).

Menjadi tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia usaha dan

industri perusahaan maupun masa yang akan datang dalam lingkup program tata

rias. 4). Menjadi warga negara yang produktif dan kreatif (Depdikbud, 2012).

Tujuan diatas mengandung pemahaman bahwa peserta didik disiapkan

menjadi tenaga terampil, kreatif dan produktif sesuai dengan keahlian dibidang

kecantikan. Sebagai ahli dalam bidang kecantikan harus memiliki nilai kreatifitas

yang tinggi. Program Keahlian Tata Kecantikan bertujuan untuk menyiapkan

peserta didik agar mampu menjadi ahli tata kecantikan yang siap memasuki dunia

usaha. Upaya pencapaian tujuan tersebut dilakukan melalui program pembelajaran

dibidang tata kecantikan, salah satunya yaitu program pembelajaran Tata Rias

Wajah. Dalam hal ini, tata rias wajah sangat berperan penting dalam

menampilkan kecantikan fisik. Seni merias wajah merupakan kombinasi dari dua

unsur. Pertama, untuk mempercantik wajah dengan cara menonjolkan

bagian-bagian dari wajah yang sudah indah. Dan yang kedua adalah menyamarkan atau

(18)

3

Permasalahan pendidikan dilihat dari kualitas hasil lulusan dan

perkembangan zaman. Pemerintah telah berupaya untuk meningkatkan kualitas

pendidikan di Indonesia, namun hasilnya belum optimal. Hal ini terbukti dari

mata pelajaran Dasar Kecantikan Kulit pada materi pembelajaran Rias Wajah

yang pada dasarnya cukup menarik, dimana tujuan tata rias wajah adalah untuk

mempercantik tampilan wajah dengan menutupi kekurangan dan menonjolkan

kelebihan pada wajah sehingga menjadikan wajah cantik dan menambah

kepercayaan dalam diri seorang wanita. Namun pada kenyataan banyak siswa

yang tidak menerapkannya dengan baik, melalui hasil angket minat belajar yang

dibagikan kepada siswa SMK Negeri 8 Medan, dari 34 siswa 70% siswa

menyatakan pelajaran Dasar Kecantikan Kulit pada materi rias wajah malam pada

tahap praktek pengkoreksian Rias wajah yang sulit.

Rendahnya hasil praktek rias wajah malam siswa yang menyebabkan

siswa sulit memahami konsep rias wajah malam adalah karena siswa sering

belajar dengan cara menghapal yang ada dicatatannya tanpa membentuk

pengertian terhadap materi yang dipelajari sehingga siswa mengalami

keterlambatan dalam mengembangkan kemampuan berpikir, memecahkan

masalah. Akibatnya terjadi belajar hapalan tanpa bisa memahami konsep rias

wajah malam dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti di SMK Negeri 8

Medan diperoleh data hasil praktek siswa pada mata pelajaran rias wajah pada

(19)

4

nilai tersebut, diakui oleh pengajar, sebenarnya masih banyak yang tidak

mencapai nilai KKM, namun demi mencapai nilai tersebut dilakukan remedial dan

bila belum tercapai juga maka diberi tugas tambahan.

Sehubungan dengan masalah diatas, dalam meningkatkan mutu pendidikan

tersebut diperlukan suatu cara dalam memotivasi siswa untuk mau belajar dan

membuat siswa aktif dalam proses belajar mengajar (praktek), maka diperlukan

satu model pembelajaran pelatihan (training model). Model pelatihan (Training

Model) merupakan salah satu model pembelajaran yang menekankan pada aspek

sosial, karena model pembelajaran ini difokuskan dalam upaya mengubah

perilaku siswa khususnya perilaku yang dapat diamati dan diukur.

Dalam Model pelatihan (Training Model) siswa dituntut aktif melakukan

kegiatan yang mencerminkan keterampilan proses, sehingga siswa tidak lagi

hanya menerima penjelasan-penjelasan yang diberikan oleh guru melainkan lebih

aktif melakukan kegiatan belajar untuk menemukan atau mengelola sendiri

perolehan belajar (pengetahuan dan keterampilan) yang perlu dikuasai. Selain itu,

model ini juga dapat digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan,

kesempatan dan keterampilan.

Diharapkan dengan model pelatihan ini, siswa tidak hanya mendengar

konsep-konsep atau tahap-tahapan Rias Wajah saja, melainkan juga dapat melihat,

mempraktekkan dan mendemonstrasikan secara langsung bagaimana proses

konsep-konsep itu terjadi dengan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Siswa akan

dengan mudah mengerti dan memahami konsep yang sulit apabila fase-fase yang

(20)

5

Bagi seorang tenaga pendidik (khususnya guru) ini merupakan tantangan,

karena guru mutlak diperlukan agar dapat merencanakan kegiatan siswa yang

bervariasi sehingga siswa mampu mengembangkan kemampuan berpikir dan

memecahkan masalah. Berbeda dengan model pembelajaran konvensional yang

biasanya dilakukan oleh seorang guru. Menurut Hosni S.Pd, salah satu guru Dasar

Kecantikan Kulit di SMK Negeri 8 Medan menyatakan bahwa model yang

biasanya digunakan dalam menyampaikan pelajaran Rias Wajah adalah model

konvensional yang memakai metode ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti terdahulu Aini (2012)

bahwa diperoleh rata-rata hasil belajar siswa yang diajar dengan model pelatihan

(Training Model) adalah 75,46 Namun peneliti terdahulu masih mendapat

kesulitan dalam membagi alokasi waktu yang digunakan pada saat penelitian,

sehingga pencapaian hasilnya belum maksimal.

Berdasarkan paparan tersebut maka peneliti tertarik melakukan penelitian

dengan topik yang dipilih menjadi sasaran model pembelajaran ini adalah Dasar

Kecantikan Kulit dengan judul penelitian : “PENGARUH MODEL

PEMBELAJARAN PELATIHAN (TRAINING MODEL) TERHADAP

(21)

6

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, beberapa masalah dapat diidentifikasi

sebagai berikut :

1. Kurangnya minat siswa terhadap mata pelajaran Dasar Kecantikan Kulit

pada materi rias wajah malam siswa SMK Negeri 8 Medan

2. Hasil praktek rias wajah malam siswa SMK Negeri 8 Medan yang

masih tergolong rendah

3. Kurangnya keterlibatan siswa SMK Negeri 8 Medan didalam kegiatan

belajar mengajar

4. Kurangnya kemampuan siswa SMK Negeri 8 Medan dalam merias

wajah malam hari

5. Guru belum memanfaatkan model - model pembelajaran.

6. Model yang digunakan guru masih sangat sederhana.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan uraian diatas dan menimbang kemampuan, dana, serta waktu,

maka pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pelatihan (Training

Model) untuk kelas eksperimen dan untuk kelas kontrol adalah model

pembelajaran konvensional.

2. Materi pokok yang ditetapkan adalah Rias Wajah Malam yakni, koreksi

(22)

7

3. Alokasi waktu yang dilakukan penulis dalam penyampaian materi

sebanyak 2 kali pertemuan

4. Kelas X SMK Negeri 8 Medan

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah diuraikan diatas, maka yang

menjadi rumusan masalah dalam penelitian adalah :

1. Bagaimana hasil praktek rias wajah malam dengan menggunakan model

pembelajaran Konvensional siswa kelas X SMK Negeri 8 Medan ?

2. Bagaimana hasil praktek rias wajah malam dengan menggunakan model

pembelajaran pelatihan (training model) siswa kelas X SMK Negeri 8 Medan ?

3. Apakah hasil praktek rias wajah malam siswa yang diajar dengan model

pembelajaran Pelatihan (Training Model) lebih tinggi secara signifikan

daripada hasil praktek rias wajah malam siswa yang diajar dengan model

pembelajaran Konvensional?

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui hasil praktek rias wajah malam dengan menggunakan model

pembelajaran Konvensional siswa kelas X SMK Negeri 8 Medan

2. Untuk mengetahui hasil praktek Rias Wajah Malam Siswa Kelas X SMK

Negeri 8 Medan dengan menggunakan pembelajaran model pelatihan (Training

(23)

8

3. Untuk mengetahui hasil praktek rias wajah malam siswa yang diajar dengan

model pembelajaran Pelatihan (Training Model) lebih lebih tinggi secara

signifikan daripada hasil praktek rias wajah malam siswa yang diajar dengan

model pembelajaran Konvensional.

F. Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat kepada semua pihak

yang menggunakan informasi hasil penelitian ini, sebagai berikut :

1. Bagi siswa, penelitian ini dapat memberikan motivasi dan semangat

belajar serta semakin aktif dalam proses belajar mengajar yang

mengarah kepada tercapainya tujuan pembelajaran

2. Sebagai bahan masukan dan pertimabangan bagi guru untuk

menerapkan model pembelajaran pelatihan (training model) dalam

upaya meningkatkan hasil belajar siswa

3. Sebagai sumber informasi bagi para peneliti lainnya yang ingin

melakukan penelitian sejenis dan sebagai bahan rujukan pada bidang

(24)

BAB V

KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil praktek rias wajah malam siswa yang diajar dengan menggunakan

Model Pembelajaran Konvensional memiliki rata-rata 132,77 dengan

tingkat kecenderungan cukup.

2. Hasil praktek rias wajah malam siswa yang diajar dengan menggunakan

Model Pembelajaran Pelatihan (Training Model) memiliki skor rata-rata

sebesar 147,55 dengan tingkat kecenderungan tinggi.

3. Hasil praktek rias wajah malam siswa yang diajar dengan model

pembelajaran Pelatihan (Training Model) lebih tinggi secara signifikan

daripada hasil praktek rias wajah malam siswa yang diajar dengan

model pembelajaran Konvensional yang teruji melalui hasil uji statistik

dengan nilai tHit6,59 > tTab(0.05;60) 2,00.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa pembelajaran pelatihan

(training model) berpengaruh terhadap hasil praktek rias wajah malam siswa.

(25)

82

malam siswa masih bias lebih ditingkatkan lagi. Untuk itu guru tata rias juga perlu

memberikan motivasi yang baik kepada siswa dan lebih mengaktifkan siswa

dalam pembelajaran agar siswa lebih aktif dan lebih kreatif.

C. Saran

Penelitian mengenai pengaruh pembelajaran pelatihan (training

model) terhadap hasil praktek rias wajah malam siswa, masih merupakan

langkah awal dari upaya meningkatkan kompetensi dari guru, maupun

kompetensi siswa. Oleh karena itu, berkaitan dengan temuan dan

kesimpulan dari studi ini dipandang perlu agar rekomendasi-rekomendasi

berikutnya dilaksanakan oleh guru, lembaga dan penelitilain yang

berminat.

1. Kepada Guru

Model pembelajaran pelatihan (training model) hendaknya terus

dikembangkan di lapangan yang membuat siswa terlatih dalam

pembelajaran dan menarik perhatian siswa untuk lebih giat

belajar.

2. Kepada Lembaga Terkait

Model pembelajaran pelatihan (training model) masih sangat

asing bagi guru dan siswa terutama pada guru dan siswa, oleh

karena itu perlu disosialisasikan oleh sekolah dengan harapan

dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa, dan

(26)

83

3. Kepada Peneliti yang Berminat

Untuk penelitian lebih lanjut hendaknya penelitian ini dapat

dilengkapi dengan meneliti aspek lain secara terperinci yang

(27)

83

DAFTAR PUSTAKA

Aini, Hepi, (2012). Penerapan Metode Latihan Untuk Meningkatkatn Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Membuat Hiasan Busana Di SMK Negeri 8 Medan, Medan.

Alam, Buchari, (2009). Guru Profesional Menguasai Metode dan Terampil Mengajar.

Andiyanto, (2005). The Make Over Rahasia Rias Wajah Sempurna, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Arikunto, S. (2007). Prosedur Suatu Penelitian : Pendekatan Praktek. Edisi Revisi Kelima.. Jakarta: Rineka Cipta.

Astati, Sutriari. 1996. Rias Wajah Sehari-hari. Jakarta : Departemnen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan

Hamalik, Oemar, 2008. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Sistem. Bumi Aksara: Jakarta

Irianto, Agus.(2010)Statistik :Konsep Dasar, Aplikasi, dan Pengembangannya. Jakarta : Kharisma Putra Utama

Joyce, Bruce and Weil, M. 1980. Model Of Theaching. New jersey: Prentice han international

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Keempat, 2008, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Kusantati, Herni, dkk. (2008). Tata Kecantikan Kulit. Direktorat Pendidikan Sekolah Mengah Kejuruan.

Kusumadewi. 2002. Analisis Desain Sistem Fuzzy Menggunakan Tool Box Matlab . Jogjakarta: Graha Ilmu.

Martha, Puspita. (2009). Make-Up 101: Basic Personal Make-Up. Jakarta : PT.Gramedia Pustaka Utama.

Poerwadarminta. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka

Roestiyah, (2008).Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta

(28)

84

Sadiman, A.S., dkk. (2007). Media Pendidikan. Jakarta: Penerbit Raja Grafindo Persada

Sagala. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : CV. ALFABETA

Santosa. (2008). Seni teater jilid 2 untuk SMK. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional.

Sasmita. (2014). Rias Wajah Malam

Saswita, Wening.(2016). Ciri-ciri Rias Wajah Malam

http://www.makeupmyday.co.id/?cat=2818&paged=6.

http://keziawening.blogspot.com/2015/09/rias-wajah-malam-hari.html

http://www.makeupmyday.co.id/?cat=2818&paged=6

Gambar

TabelHalaman
Gambar                                                                                                      Halaman1.Koreksi Bentuk  Wajah Oval ....................................................................15

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu, aktivitas tertinggi yang ditunjukkan oleh isolat aktinomiset endofit AEP-1 asal daun pegagan sebesar 279,17% juga menunjukkan nilai yang lebih tinggi

Sebuah ditcher yang dilengkapi pengeruk telah dirancang oleh Azmi Asyidda Mushoffa (2006). Dari hasil pengujian, ditcher tersebut masih memiliki kekurangan yaitu;

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDA AAN DIREKTORAT JENDERAL:. GURU DAN

[r]

Haplotipe 2 sebagian besar ditemukan pada sampel yang berasal dari Sumatera yang diwakili oleh Bengkulu, namun juga ditemukan pada sampel yang berasal dari Kalimantan yang

Sters yang dialami, baik stres yang datang dari dirinya sendiri ( internal ) misalnya karena sakit dan pengruh keluarga maupun stress yang datangnya dari luar dirinya

Berdasarkan uraian hasil penelitihan dan analisis data, maka dapat disimpulkan bentuk perlakuan khusus yang diberikan oleh CV Agung Jaya dalam Perlindungan

Berdasarkan data yang diperoleh dari RSUD Kebumen bahwa insiden fraktur klavikula sebanyak 25%, fraktur yang terjadi pada tangan sebanyak 50%, fraktur yang terjadi pada kaki