• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Tingkat Kepuasan Konsumen Restoran Sea Food 'Bintang Laguna' di Pesisir Pantai Anyer Propinsi Banten

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Tingkat Kepuasan Konsumen Restoran Sea Food 'Bintang Laguna' di Pesisir Pantai Anyer Propinsi Banten"

Copied!
152
0
0

Teks penuh

(1)

DI PESISIR PANTAI ANYER PROPINSI BANTEN

OLEH : VITA FIRDITA

A. 14104628

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

(2)

Sesungguhnya dia mengetahui yang terang dan yang tersembunyi

Dan kami akan memberi kamu Taufik kepada jalan yang mudah.

Oleh sebab itu berikanlah peringatan karena peringatan itu

bermanfaat” (Al-A’laa 6 - 9)

Dengan K et ulusan Hat i, K upersembahkan K arya K ecil ini

t uk’ Papa, M ama dan Adikku Sandra’At as CI NTA, Dukungan dan

Rangkaian Doa di set iap langkah K u, dan unt uk Seseorang

’Tenri Wali BS’Terima K asih At as Perhat ian, Semangat , dan K asih

(3)

VITA FIRDITA. Analisis Tingkat Kepuasan Konsumen Restoran Sea Food

′Bintang Laguna′ Di Pesisir Pantai Anyer Propinsi Banten di bawah bimbingan EKA INTAN KUMALA PUTRI.

Komoditas ikan kini telah menjadi salah satu komoditi pangan yang penting. Konsumsi ikan diperkirakan akan semakin meningkat, disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya untuk meningkatnya jumlah penduduk serta meningkatnya pendapatan masyarakat dunia, meningkatnya kesadaran terhadap makanan sehat (seperti rendahnya kandungan kolesterol, tinggi asam lemak tak jenuh ganda dan komposisi asam amino yang lebih lengkap), sehingga mendorong konsumen untuk mengkonsumsi daging merah ke daging putih. Untuk masyarakat diluar pesisir pantai kebutuhan akan ikan tinggi tetapi ketersediaan ikan masih kurang lain halnya pada masyarakat yang tinggal dikawasan pesisir pantai. Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat mendorong para pelaku bisnis untuk membuka restoran atau industri jasa boga yang bisa dijangkau oleh konsumen, dengan menu utamanya adalah produk perikanan laut atau istilah yang lebih dikenal yaitu makanan sea food. Munculnya restoran sea food ini tidak hanya didasarkan kebutuhan akan mengkonsumsi ikan, tapi juga adanya perubahan pola konsumsi pangan dan cara makan masyarakat. Banyak masyarakat perkotaan pada umumnya lebih memilih dan mengkonsumsi makanan diluar rumah, mulai dari warung makan, restoran hingga cafe.

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :1) Bagaimana karakteristik konsumen restoran sea food Bintang Laguna. 2)Bagaimana proses pengambilan keputusan yang dilakukan konsumen di restoran sea food Bintang Laguna. 3) Bagaimana tingkat kepuasan konsumen terhadap bauran pemasaran restoran sea food Bintang Laguna. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Mengidentifikasi karakteristik konsumen restoran sea food Bintang Laguna. 2) Menganalisis proses pengambilan keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen restoran sea food Bintang Laguna. 3) Menganalisis tingkat kepuasan konsumen terhadap bauran pemasaran restoran sea food Bintang Laguna.

Penelitian ini dilaksanakan di restoran sea food Bintang Laguna yang merupakan salah satu restoran yang menjual produk makanann dari hasil laut dan merupakan salah satu restoran sea food yang ada di Kota Cilegon. Data primer diperoleh mela lui pengamatan secara langsung, wawancara dengan pihak manajemen Bintang Laguna dan responden berupa jawaban terhadap pertanyaan dalam kuisioner. Data sekunder diperoleh dari Buku-buku literatur, Dinas Pariwisata,Seni dan Budaya Kota Cilegon, Perpustakaan Fakultas Pertanian IPB, dan Perpustakaan Lembaga Sumberdaya Informasi IPB.

(4)

atribut antara lain: Kemampuan pramusaji berkomunikasi dengan konsumen, keamanan dan kenyamanan restoran, penataan ruangan restoran, kecepatan penyajian, kebersihan dan kerapihan restoran, kesesuaian menu dengan pesanan, penerangan restoran, diskon harga makanan, aroma ruangan, kemudahan dalam menjangkau lokasi, alunan musik, sarana parkir yang memadai, penampilan pramusaji, kesigapan pramusaji, kecepatan transaksi penanganan keluhan pengunjung, kesejukan restoran, keramahan, perhatian dan kesopanan.

Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa karakteristik konsumen pada restoran sea food Bintang Laguna dilihat dari jenis kelamin didominasi oleh laki-laki berusia 33-40 tahun, pendidikan terakhir SMU. Sedangkan status pernikahan responden yang datang berkunjung kebanyakan sudah menikah. Jenis pekerjaan paling banyak sebagai pegawai negri/BUMN. Pendapatan per bulan responden paling dominan antara Rp 1.000.000 – Rp 3.000.000,-. Suku yang paling banyak datang berkunjung ke restoran sea food Bintang Laguna adalah suku Sunda dan suku Jawa.

Hasil yang diperoleh dari alat Importance Performance Analysis (IPA). Kepuasan konsumen terhadap atribut produk restoran sea food Bintang Laguna berdasarkan hasil analisis importance performance analysis. Atribut produk yang perlu dipertahankan adalah Rasa, aroma, halal, dan harga. Kepuasan konsumen terhadap atribut restoran diketahui bahwa konsumen merasa puas terhadap kemampuan pramusaji berkomunikasi dengan konsumen, diskon harga dan kecepatan penyajian. Prioritas dari atribut restoran yang perlu ditingkatkan adalah kesesuaian menu denga n pesanan, kesigapan pramusaji, keramahan, perhatian, dan kesopanan pramusaji, keamanan dan kenyamanan restoran serta kebersihan restoran. Indeks kepuasan konsumen atau Customer Satisfaction Index (CSI) dari hasil analisis didapatkan bahwa nilai indeks kepuasan konsumen terhadap atribut produk restoran sea food Bintang Laguna memiliki nilai yang sangat tinggi yaitu sebesar 76,80 persen. Sedangkan nilai indeks kepuasan konsumen terhadap atribut restoran sea food Bintang Laguna memiliki nilai yang sangat tinggi yaitu sebesar 78,40 persen.

(5)

DI PESISIR PANTAI ANYER PROPINSI BANTEN

OLEH : VITA FIRDITA

A. 14104628

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada

Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

(6)

JUDUL : ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN SEA FOOD ′BINTANG LAGUNA′ DIPESISIR PANTAI ANYER PROPINSI BANTEN

NAMA : VITA FIRDITA

NRP : A. 14104628

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Eka Intan Kumala Putri, MS NIP. 131 918 659

Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M. Agr NIP. 131 124 019

(7)

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL“ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN SEA FOODBINTANG LAGUNA DI PESISIR PANTAI ANYER PROPINSI BANTEN” BELUM PERNAH DIAJUKAN PADA PERGURUAN TINGGI LAIN ATAU LEMBAGA LAIN MANAPUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLAH GELAR AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH.SEBAGAI KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Bogor, Juli 2007

(8)

Penulis lahir di Serang pada tanggal 15 Desember 1983 dengan nama lengkap Vita Firdita. Penulis adalah anak pertama dari dua bersaudara, dari pasangan bapak H. Evie Sutisna dan ibu Dahlia. Penulis beragama Islam.

Penulis memulai pendidikan non formal di TK Indriya Mandala. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan dasar di SD Negeri 2 Serang yang lulus pada tahun 1995. selanjutnya penulis belajar di SLTP Negeri 1 Kramat Watu Kota Serang dan lulus pada tahun 1998. penulis kemudian melanjutkan pendidikannya di SMU Negeri 4 Kota Serang dan lulus pada tahun 2001.

(9)

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. Penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Program Ekstensi Manajemen Agribisnis, Departemen Ilmu- ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini berjudul “Analisis Tingkat Kepuasan Konsumen Restoran Sea Food ′Bintang Laguna′ Di Pesisir

Pantai Anyer, Propinsi Banten”. Penelitian ini bertujuan untuk Mengidentifikasi karakteristik konsumen restoran sea food Bintang Laguna, Menganalisis proses pengambilan keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen restoran sea food Bintang Laguna, dan Menganalisis tingkat kepuasan konsumen terhadap bauran pemasaran restoran sea food Bintang Laguna.

Bogor, Juli 2007

(10)

Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, yaitu :

1. Papah dan Mamah serta Sandra adikku tercinta yang selalu memberikan kasih sayang serta duk ungan do’a nya yang tiada henti.

2. Dr. Ir. Eka Intan Kumala Putri, MS selaku dosen pembimbing yang telah dengan sabar mengarahkan, menuntun serta membimbing penulis sehingga skripsi ini dapat selesai.

3. Ir. Popong Nurhayati, MM selaku dosen evaluator, yang telah memberikan banyak saran serta koreksi bagi penulis.

4. Ir. Rita Nurmalina Suryana, MS selaku dosen penguji utama atas kesediaan dalam menguji dan masukan untuk perbaikan skripsi.

5. Ir. Joko Purnomo, MS selaku dosen penguji komisi pendidikan atas saran dan masukan dalam format penulisan skripsi.

6. Pihak manajemen Restoran Sea Food Bintang Laguna, khususnya bapak Dwi yang telah membantu dalam memberikan izin tempat dan sumber informasi yang dibutuhkan dalam penyusunan skripsi ini.

7. Ayi Rohmiati, selaku pembahas seminar yang telah memberikan masukan dan pertanyaan.

(11)

DI PESISIR PANTAI ANYER PROPINSI BANTEN

OLEH : VITA FIRDITA

A. 14104628

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

(12)

Sesungguhnya dia mengetahui yang terang dan yang tersembunyi

Dan kami akan memberi kamu Taufik kepada jalan yang mudah.

Oleh sebab itu berikanlah peringatan karena peringatan itu

bermanfaat” (Al-A’laa 6 - 9)

Dengan K et ulusan Hat i, K upersembahkan K arya K ecil ini

t uk’ Papa, M ama dan Adikku Sandra’At as CI NTA, Dukungan dan

Rangkaian Doa di set iap langkah K u, dan unt uk Seseorang

’Tenri Wali BS’Terima K asih At as Perhat ian, Semangat , dan K asih

(13)

VITA FIRDITA. Analisis Tingkat Kepuasan Konsumen Restoran Sea Food

′Bintang Laguna′ Di Pesisir Pantai Anyer Propinsi Banten di bawah bimbingan EKA INTAN KUMALA PUTRI.

Komoditas ikan kini telah menjadi salah satu komoditi pangan yang penting. Konsumsi ikan diperkirakan akan semakin meningkat, disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya untuk meningkatnya jumlah penduduk serta meningkatnya pendapatan masyarakat dunia, meningkatnya kesadaran terhadap makanan sehat (seperti rendahnya kandungan kolesterol, tinggi asam lemak tak jenuh ganda dan komposisi asam amino yang lebih lengkap), sehingga mendorong konsumen untuk mengkonsumsi daging merah ke daging putih. Untuk masyarakat diluar pesisir pantai kebutuhan akan ikan tinggi tetapi ketersediaan ikan masih kurang lain halnya pada masyarakat yang tinggal dikawasan pesisir pantai. Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat mendorong para pelaku bisnis untuk membuka restoran atau industri jasa boga yang bisa dijangkau oleh konsumen, dengan menu utamanya adalah produk perikanan laut atau istilah yang lebih dikenal yaitu makanan sea food. Munculnya restoran sea food ini tidak hanya didasarkan kebutuhan akan mengkonsumsi ikan, tapi juga adanya perubahan pola konsumsi pangan dan cara makan masyarakat. Banyak masyarakat perkotaan pada umumnya lebih memilih dan mengkonsumsi makanan diluar rumah, mulai dari warung makan, restoran hingga cafe.

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :1) Bagaimana karakteristik konsumen restoran sea food Bintang Laguna. 2)Bagaimana proses pengambilan keputusan yang dilakukan konsumen di restoran sea food Bintang Laguna. 3) Bagaimana tingkat kepuasan konsumen terhadap bauran pemasaran restoran sea food Bintang Laguna. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Mengidentifikasi karakteristik konsumen restoran sea food Bintang Laguna. 2) Menganalisis proses pengambilan keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen restoran sea food Bintang Laguna. 3) Menganalisis tingkat kepuasan konsumen terhadap bauran pemasaran restoran sea food Bintang Laguna.

Penelitian ini dilaksanakan di restoran sea food Bintang Laguna yang merupakan salah satu restoran yang menjual produk makanann dari hasil laut dan merupakan salah satu restoran sea food yang ada di Kota Cilegon. Data primer diperoleh mela lui pengamatan secara langsung, wawancara dengan pihak manajemen Bintang Laguna dan responden berupa jawaban terhadap pertanyaan dalam kuisioner. Data sekunder diperoleh dari Buku-buku literatur, Dinas Pariwisata,Seni dan Budaya Kota Cilegon, Perpustakaan Fakultas Pertanian IPB, dan Perpustakaan Lembaga Sumberdaya Informasi IPB.

(14)

atribut antara lain: Kemampuan pramusaji berkomunikasi dengan konsumen, keamanan dan kenyamanan restoran, penataan ruangan restoran, kecepatan penyajian, kebersihan dan kerapihan restoran, kesesuaian menu dengan pesanan, penerangan restoran, diskon harga makanan, aroma ruangan, kemudahan dalam menjangkau lokasi, alunan musik, sarana parkir yang memadai, penampilan pramusaji, kesigapan pramusaji, kecepatan transaksi penanganan keluhan pengunjung, kesejukan restoran, keramahan, perhatian dan kesopanan.

Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa karakteristik konsumen pada restoran sea food Bintang Laguna dilihat dari jenis kelamin didominasi oleh laki-laki berusia 33-40 tahun, pendidikan terakhir SMU. Sedangkan status pernikahan responden yang datang berkunjung kebanyakan sudah menikah. Jenis pekerjaan paling banyak sebagai pegawai negri/BUMN. Pendapatan per bulan responden paling dominan antara Rp 1.000.000 – Rp 3.000.000,-. Suku yang paling banyak datang berkunjung ke restoran sea food Bintang Laguna adalah suku Sunda dan suku Jawa.

Hasil yang diperoleh dari alat Importance Performance Analysis (IPA). Kepuasan konsumen terhadap atribut produk restoran sea food Bintang Laguna berdasarkan hasil analisis importance performance analysis. Atribut produk yang perlu dipertahankan adalah Rasa, aroma, halal, dan harga. Kepuasan konsumen terhadap atribut restoran diketahui bahwa konsumen merasa puas terhadap kemampuan pramusaji berkomunikasi dengan konsumen, diskon harga dan kecepatan penyajian. Prioritas dari atribut restoran yang perlu ditingkatkan adalah kesesuaian menu denga n pesanan, kesigapan pramusaji, keramahan, perhatian, dan kesopanan pramusaji, keamanan dan kenyamanan restoran serta kebersihan restoran. Indeks kepuasan konsumen atau Customer Satisfaction Index (CSI) dari hasil analisis didapatkan bahwa nilai indeks kepuasan konsumen terhadap atribut produk restoran sea food Bintang Laguna memiliki nilai yang sangat tinggi yaitu sebesar 76,80 persen. Sedangkan nilai indeks kepuasan konsumen terhadap atribut restoran sea food Bintang Laguna memiliki nilai yang sangat tinggi yaitu sebesar 78,40 persen.

(15)

DI PESISIR PANTAI ANYER PROPINSI BANTEN

OLEH : VITA FIRDITA

A. 14104628

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada

Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

(16)

JUDUL : ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN SEA FOOD ′BINTANG LAGUNA′ DIPESISIR PANTAI ANYER PROPINSI BANTEN

NAMA : VITA FIRDITA

NRP : A. 14104628

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Eka Intan Kumala Putri, MS NIP. 131 918 659

Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M. Agr NIP. 131 124 019

(17)

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL“ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN SEA FOODBINTANG LAGUNA DI PESISIR PANTAI ANYER PROPINSI BANTEN” BELUM PERNAH DIAJUKAN PADA PERGURUAN TINGGI LAIN ATAU LEMBAGA LAIN MANAPUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLAH GELAR AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH.SEBAGAI KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Bogor, Juli 2007

(18)

Penulis lahir di Serang pada tanggal 15 Desember 1983 dengan nama lengkap Vita Firdita. Penulis adalah anak pertama dari dua bersaudara, dari pasangan bapak H. Evie Sutisna dan ibu Dahlia. Penulis beragama Islam.

Penulis memulai pendidikan non formal di TK Indriya Mandala. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan dasar di SD Negeri 2 Serang yang lulus pada tahun 1995. selanjutnya penulis belajar di SLTP Negeri 1 Kramat Watu Kota Serang dan lulus pada tahun 1998. penulis kemudian melanjutkan pendidikannya di SMU Negeri 4 Kota Serang dan lulus pada tahun 2001.

(19)

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. Penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Program Ekstensi Manajemen Agribisnis, Departemen Ilmu- ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini berjudul “Analisis Tingkat Kepuasan Konsumen Restoran Sea Food ′Bintang Laguna′ Di Pesisir

Pantai Anyer, Propinsi Banten”. Penelitian ini bertujuan untuk Mengidentifikasi karakteristik konsumen restoran sea food Bintang Laguna, Menganalisis proses pengambilan keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen restoran sea food Bintang Laguna, dan Menganalisis tingkat kepuasan konsumen terhadap bauran pemasaran restoran sea food Bintang Laguna.

Bogor, Juli 2007

(20)

Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, yaitu :

1. Papah dan Mamah serta Sandra adikku tercinta yang selalu memberikan kasih sayang serta duk ungan do’a nya yang tiada henti.

2. Dr. Ir. Eka Intan Kumala Putri, MS selaku dosen pembimbing yang telah dengan sabar mengarahkan, menuntun serta membimbing penulis sehingga skripsi ini dapat selesai.

3. Ir. Popong Nurhayati, MM selaku dosen evaluator, yang telah memberikan banyak saran serta koreksi bagi penulis.

4. Ir. Rita Nurmalina Suryana, MS selaku dosen penguji utama atas kesediaan dalam menguji dan masukan untuk perbaikan skripsi.

5. Ir. Joko Purnomo, MS selaku dosen penguji komisi pendidikan atas saran dan masukan dalam format penulisan skripsi.

6. Pihak manajemen Restoran Sea Food Bintang Laguna, khususnya bapak Dwi yang telah membantu dalam memberikan izin tempat dan sumber informasi yang dibutuhkan dalam penyusunan skripsi ini.

7. Ayi Rohmiati, selaku pembahas seminar yang telah memberikan masukan dan pertanyaan.

(21)

dan tetap kompak selalu) atas dukungan, kritik, saran, semangat serta perhatiannya dalam penyusunan skripsi ini.

10.Likha, Ayi dan Tika, makasih atas semangat, dan perhatiannya sekaligus yang sudah nungguin sidang.

11.Teman-teman seperjuangan MAMP Igor, Eko, Alam, Kholid dan Capunk (yang slalu kompak) atas segala bantuan teknis, semangat, keceriaan dan dukungan serta peminjaman bukunya untuk penyusunan skripsi ini.

12.Restu, Rika dan wira teman seperjuangan selama penyusunan skripsi. Terima kasih atas bantuan teknis dan dukungan selama ini kepada penulis. 13.Teman-teman Ekstensi yang telah hadir pada kolokium, seminar dan

sidang.

14.Teman-teman Bafak 5 atas nasihat, doa, bantuan dan selalu ada saat penulis butuhkan.

15.Semua pihak yang telah memberikan pendapat serta dorongan dan saran-saran yang berguna bagi penulis.

(22)

DAFTAR ISI 2.4 Karakteristik Konsumen... 12 2.5 Penelitian Terdahulu Mengenai Kepuasan Konsumen ... 13 III. KERANGKA PEMIKIRAN ... 20 3.1.5 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Proses Pengambilan

(23)
(24)

IX. KESIMPULAN DAN SARAN ... 102 9.1 Kesimpulan... 102 9.2 Saran ... 103 DAFTAR PUSTAKA

(25)

DAFTAR TABEL

Nomor Teks Halaman

1 Perkembangan Jumlah Restoran di Kota Cilegon Tahun 2000-2006 ... 2 2 Jumlah Pengunjung Restoran Sea Food Bintang Laguna Per Bulan

Tahun 2006... 4 3 Klasifikasi Makanan Sea Food Berdasarkan Proses Pengolahannya ... 12 4 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 18 5 Daftar Atribut Yang di Uji Validitas... 48 6 Daftar Atribut Hasil Uji Validitas ... 50 7 Nilai Bobot Dari Jawaban Responden ... 52 8 Kriteria Indeks Kepuasan Konsumen ... 56 9 Keragaman Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 71 10 Keragaman Responden Berdasarkan Usia ... 71 11 Keragaman Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 72 12 Keragaman Responden Berdasarkan Status Pernikahan ... 72 13 Keragaman Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan ... 73 14 Keragaman Responden Berdasarkan Pendapatan ... 73 15 Keragaman Responden Berdasarkan Suku ... 74 16 Sebaran Responden Menurut Motivasi Pembelian Produk ... 76 17 Sebaran Responden Menurut Sumber Informasi ... .77 18 Sebaran Responden Menurut Pertimbangan Membeli Dilihat Dari

Restoran Sea Food Bintang Laguna ... 77 19 Sebaran Responden Menurut Pertimbangan Membeli Produk ... 78 20 Sebaran Responden Menurut Cara Kunjungan di Restoran Sea Food

Bintang Laguna ... 79 21 Sebaran Responden Menurut Waktu yang Mempengaruhi Pembelian

di Restoran sea food Bintang Laguna ... 79 22 Sebaran Responden Menurut Frekuensi Pembelian Empat

Bulan Terakhir ... 80 23 Sebaran Responden Menurut Pembelian di Restoran Lain Selain

(26)

24 Sebaran Responden Menurut Tingkat Kepuasan Kunjungan di

Restoran Sea Food Bintang Laguna... 81 25 Sebaran Responden Terhadap Kenaikan Harga Restoran Sea Food

Bintang Laguna ... 82 26 Perhitungan Rata-Rata Penilaian Kinerja Dan Kepentingan Terhadap

Atribut Restoran Sea Food Bintang Laguna ... 84 27 Perhitungan Indeks Kepuasan Konsumen Terhadap Atribut Restoran

Sea Food Bintang Laguna ... 101

(27)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Teks Halaman

1 Proses Evaluasi Alternatif ... 39 2 Diagram Alur Operasional ... 44 3 Diagram Kartesius Importance Performance Analysis (IPA)... 54 4 Diagram Importance Performance Matrix Atribut Restoran

(28)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

(29)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai potensi sumberdaya alam yang melimpah baik dari sumberdaya perairannya maupun sumberdaya daratnya. Salah satu andalan sumberdaya perairannya yaitu sumberdaya hayati perikanan. Potensi sumberdaya hayati perikanan sebagian besar berasal dari sumberdaya kelautannya yang memiliki keanekaragaman jenis hewan laut seperti ikan, udang, kepiting, dan cumi-cumi yang mampu diolah menjadi produk jadi atau bahan pangan guna memenuhi kebutuhan hidup manusia.

(30)

tapi juga adanya perubahan pola kons umsi pangan dan cara makan masyarakat. Banyak masyarakat perkotaan pada umumnya lebih memilih dan mengkonsumsi makanan diluar rumah, mulai dari warung makan, restoran hingga cafe.

Pertumbuhan restoran di Kota Cilegon setiap tahunnya cenderung mengalami peningkatan. Dari tahun 2000 hingga tahun 2006, pertumbuha n paling besar adalah tahun 2005 yaitu 30 persen dengan jumlah restoran sebanyak 260 restoran. Sedangkan pada tahun 2006 jumlah restoran di Kota Cilegon mencapai 300 restoran dengan tingkat pertumbuhan 15,38 persen. Perkembangan restoran di Cilegon dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2006 dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Perkembangan Jumlah Restoran di Kota Cilegon Tahun 2000-2006

Tahun Jumlah Restoran Pertumbuhan (%)

2000 139 -

2001 144 3,59

2002 160 11,11

2003 185 15,60

2004 200 8,10

2005 260 30,00

2006 300 15,38

Sumber : Dinas Pariwisata, Seni, dan Budaya Kota Cilegon, 2007

(31)

Pariwisata, Seni dan Budaya Kota Cilegon termasuk kedalam restoran indonesia karena menyajikan berbagai jenis masakan yang biasa menjadi menu makanan orang Indonesia.

Salah satu restoran yang menyajikan makanan sea food di Kota Cilegon adalah restoran sea food Bintang Laguna yang terletak di jalan Raya Cilegon Km 8 Propinsi Banten. Restoran ini tidak hanya sebagai tempat makan saja, namun sudah menjadi tempat berkumpul dan menikmati suasana keakraban sambil menikmati makanan khas ikan laut. Restoran ini menyediakan makanan utama yaitu ikan kakap bakar dan udang bakar. Selama ini restoran sea food Bintang Laguna telah melakukan strategi-strategi pemasaran berupa promosi dengan memasang iklan dimedia massa lokal Cilegon misalnya harian Radar Banten, Radio, spanduk, serta papan nama yang dipasang di restoran sea food tersebut.

(32)

1.2Perumusan Masalah

Kepuasan konsumen ditunjukkan dengan meningkatnya permintaan produk dan berkunjung kembali konsumen. Ketidakpuasan konsumen ditunjukan dengan pindahnya konsumen ke restoran lain.

Menurut hasil wawancara dengan pihak manajemen restoran sea food Bintang Laguna terdapat penurunan angka penjualan beberapa menu makanan dan ketidakstabilan jumlah pengunjung yang datang. Adapun jumlah pengunjung restoran sea food Bintang Laguna di Kota Cilegon setiap bulannya cenderung tidak stabil. Pada bulan Januari sampai dengan bulan Desember tahun 2006, jumlah pengunjung paling besar adalah bulan Desember yaitu 10,11 persen dengan jumlah pengunjung sebanyak 4000 pengunjung. Ini disebabkan karena adanya tingkat persaingan antara restoran sea food Bintang Laguna dengan restoran sea food lainnya yang ada dikawasan pesisir pantai Anyer. Jumlah pengunjung restoran sea food Bintang Laguna dari bulan Januari sampai dengan bulan Desember tahun 2006 dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Jumlah Pengunjung Restoran Sea Food Bintang Laguna di Kota Cilegon Per Bulan Tahun 2006

Bulan Jumlah Pengunjung

(Orang)

(33)

Hal ini merupakan permasalahan yang dihadapi oleh manajemen restoran sea food Bintang Laguna. Penurunan permintaan akan menu makanan sea food diharapkan dapat diatasi melalui peningkatan kinerja restoran terhadap atribut produk dan pelayanan restoran itu sendiri. Peningkatan kinerja akan menimbulkan peningkatan kepuasan konsumen, sehingga diharapkan permintaan akan menu makanan sea food juga meningkat. Hal ini yang membuat peneliti ingin menganalisis tingkat kepuasan konsumen restoran sea food Bintang Laguna berdasarkan tingkat kepentingan dan kepuasan mereka.

Berdasarkan uraian diatas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana karakteristik konsumen restoran sea food Bintang Laguna? 2. Bagaimana proses pengambilan keputusan yang dilakukan konsumen di

restoran sea food Bintang Laguna?

3. Bagaimana tingkat kepuasan konsumen terhadap bauran pemasaran restoran sea food Bintang Laguna ?

1.3Tujuan Penelitian

Dari latar belakang dan perumusan masalah yang dikemukakan diatas, maka tujuan dari penelitian adalah :

1. Mengidentifikasi karakteristik kons umen restoran sea food Bintang Laguna.

2. Menganalisis proses pengambilan keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen restoran sea food Bintang Laguna.

(34)

1.4Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. Restoran sea food khususnya restoran sea food Bintang Laguna sebagai bahan masukan dan bahan pertimbangan dalam menjalankan usahanya. 2. Mahasiswa dan kalangan akademik sebagai informasi mengenai perilaku

konsumen restoran sea food Bintang Laguna yang dapat digunakan sebagai studi perbandingan untuk penelitian selanjutnya.

3. Khalayak umum, penelitian ini diharapkan dapat disajikan sebagai salah satu alternatif wawasan dan masukan serta bahan pertimbangan dalam melakukan proses pembelian.

1.5Ruang Lingkup

(35)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Restoran

Restoran adalah setiap bangunan yang menetap dengan segala peralatan yang digunakan untuk proses pembuatan (pengolahan) dan penjualan (penyajian) makanan dan minuman bagi umum dimana proses penyajian berlangsung. Proses pengolahan dapat berada pada suatu bangunan atau bangunan lain yang terpisah dengan tempat penjualan. Menurut Departemen Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi (1993/1994) dalam Dewi (2005), setiap restoran harus memiliki izin operasional yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah setempat. Selanjutnya oleh Departemen Kesehatan restoran tersebut akan diawasi mutu dan kualitasnya, baik berupa penetapan tingkat mutu (grading) maupun hygiene sanitasi. Penetapan tingkat mutu ini diharapkan menjadi strategi dalam upaya promosi, kompetisi dan administrasi.

(36)

1. Golongan kelas restoran tinggi

Restoran ini dinyatakan dengan piagam bertanda sendok garpu berwarna emas.

2. Golongan kelas restoran menengah

Restoran ini dinyatakan dengan pia gam bertanda sendok garpu berwarna perak.

3. Golongan kelas restoran rendah

Restoran ini dinyatakan dengan piagam bertanda sendok garpu berwarna perunggu.

Piagam yang diberikan Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya kepada restoran harus melalui syarat-syarat tertentu yang telah ditetapkan. Tiap restoran harus dapat memenuhi syarat yang diajukan oleh Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya yang kemudian akan dinilai dan dilakukan penggolongan kelas terhadap restoran tersebut.

Setelah dilakukan penilaian terhadap restoran yang telah memenuhi syarat, maka tim penilai dari Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya menggolongkan restoran tersebut sesuai dengan kelasnya, yaitu tinggi, menengah, atau rendah. Berdasarkan wawancara dengan salah satu staf Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kota Cilegon. Dikatakan bahwa Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kota Cilegon tidak menggolongkan menurut kelas-kelasnya untuk restoran yang berada di Kota Cilegon, sehingga untuk menggolongkan restoran secara umum dapat dilihat dari jumlah kursinya, ya itu :

(37)

2. Antara 50 sampai dengan 21 buah kursi, digolongkan kedalam restoran kelas menengah.

3. Kurang atau sama dengan 20 buah kursi, digolongkan kedalam restoran kelas rendah.

Berdasarkan penjelasan diatas maka restoran sea food Bintang Laguna termasuk kedalam jenis restoran kelas tinggi karena mempunyai jumlah kursi lebih dari 50 buah kursi yang ada di restoran tersebut.

2.2 Jenis Restoran

Menurut Eva (2006), menyatakan bahwa terdapat sepuluh jenis restoran orisinil yang berkembang saat ini, yaitu :

1. Family Conventional

Restoran tradisi keluarga yang mementingkan masakan yang enak, suasana, dan harga yang bersahabat. Jenis restoran ini biasanya menawarkan pelayanan dan dekorasi yang sederha na.

2. Fast Food

Menu yang disajikan telah siap atau segera tersedia, agak terbatas dalam jenis ruang dengan dekorasi warna-warna utama dan tenang. Harga yang ditawarkan relatif tidak mahal dan mengutamakan banyak pelanggan.

3. Speciality Restaurants

(38)

4. Cafetaria

Restoran ini terletak didalam perkantoran, pusat pembelanjaan, sekolah, atau pabrik-pabrik. Kafetaria menyajikan menu terbatas seperti yang disajikan rumah, berganti- ganti tiap hari dan harga yang ekonomis.

5. Coffe Shop

Ditandai dengan pelayanan makanan secara tepat dan pergantian tempat duduk yang cepat. terdapat banyak sitting yang menempati Counter Service untuk menekankan suasana informal. Lokasi utamanya berada digedung perkantoran atau dipusat pembelanjaan dengan traffic pejalan yang tinggi. Hal ini berguna untuk menarik perhatian pengunjung untuk makan siang atau Coffe break.

6. Gourmet

Merupakan restoran yang berkelas, dengan suasana yang sangat nyaman dengan dekorasi yang bersifat artistik. Ditujukan bagi mereka yang menuntut standar penyajian yang tinggi dan bergengsi.

7. Etnik

Menyajikan masakan daerah tertentu yang spesifik. Dekorasi disesuaikan dengan etnik yang bersangkutan, bahkan pakaian seragam pekerjaannya kadang bernuansa etnik.

8. Snack Bar

(39)

9. Buffet

Biasanya berupa swalayan, namun untuk produk minuman wine, liquor, dan bir dapat dilayanni dengan khusus. Ciri utama buffet adalah berlakunya satu harga untuk makan sepuasnya apa yang disajikan pada buffet.

10. Drive in/ Drive thru or Parking

Para pembeli disini yang menggunakan mobil tidak perlu keluar dari kendaraanya. Pesanan diantar hingga kemobil untuk eat-in (sementara parkir) atau “take-away” dan jenis yang disajikan pun dikemas secara praktis.

Dari sepuluh jenis restoran maka dapat dilihat bahwa restoran sea food Bintang Laguna termasuk kedalam jenis restoran Family Conventional. Ada dua unsur penting yang mempengaruhi kesuksesan bisnis restoran yaitu pelayanan yang efisien dimana staf pengelola restoran mengorganisasikan operasional pelayanan makanan yang dijual dan menyajikan produksi makanan secara efektif serta adanya pelayanan yang ramah dan baik dalam melayani konsumen.

2.3 Makanan Sea Food

(40)

Tabel 3. Klasifikasi Makanan Sea Food Berdasarkan Proses Pengolahannya

Proses Pengolahannya Jenis Makanan

Digoreng Ayam, ikan, kepiting, udang

Dipepes ikan, ayam

Direbus Kepiting, udang, kerang

Ditumis Udang

Dibakar Ayam, ikan, udang, cumi-cumi

Sumber : Drajad, 2006

2.4 Karakteristik Konsumen

Karakteristik konsumen meliputi pengetahuan dan pengalaman konsumen, kepribadian konsumen, dan karakteristik demografi konsumen. Konsumen yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang banyak mengenai produk mungkin tidak termotivasi untuk mencari informasi, karena ia sudah merasa cukup dengan pengetahuannya untuk mengambil keputusan. Konsumen yang memiliki kepribadian sebagai senang mencari informasi akan meluangkan waktu untuk mencari informasi yang lebih banyak. Pendidikan adalah salah satu karakteristik demografi yang penting. Konsumen yang berpendidikan tinggi akan lebih senang untuk mencari informasi yang banyak mengenai suatu produk sebelum ia memutuskan untuk membeli (Sutisna, 2001).

(41)

pemasar perlu mengetahui dengan pasti apakah usia di jadikan dasar untuk segmentasi pasar produknya.

Pendidikan dan pekerjaan adalah dua karakteristik konsumen yang saling berhubungan. Pendidikan akan menentukan jenis pekerjaan yang dilakukan oleh seorang konsumen. Selanjutnya pekerjaan dapat mempengaruhi pendapatan yang diterimanya. Pendapatan dan pendidikan tersebut kemudian akan mempengaruhi proses keputusan dan pola konsumsi seseorang. Lokasi tempat tinggal berpengaruh pada kemudahan mendapatkan produk. Konsumen yang tinggal di perkotaan akan lebih mudah mendapatkan kebutuhannya jika dibandingkan dengan konsumen yang tinggal di pedesaan. Para pemasar juga harus memahami dimana konsumen tinggal agar ia bisa fokus kemana akan memasarkannya. Pendapatan konsumen akan menggambarkan daya beli seorang konsumen. Daya beli akan menggambarkan banyaknya produk dan jasa yang bisa dibeli dan dikonsumsi oleh seseorang konsumen dan seluruh anggota keluarganya (Lestari, 2004).

2.5 Penelitian Terdahulu

(42)

Endang (2006) melakukan penelitian tentang Kepuasan Pelanggan Terhadap Mutu Pelayanan Antar di KFC Cabang Pajajaran Bogor. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi atribut-atribut mutu pelayanan antar di KFC Pajajaran Bogor, menganalisis kinerja KFC dan kepuasan pelanggan atas kinerja tersebut serta menganalisis atribut-atribut mutu yang kurang memuaskan konsumen yang diduga menjadi penyebab ketidaktertarikan mereka terhadap fasilitas layanan antar. Berdasarkan alat analisis Importance Performance Analysis, terdapat lima atribut ang dianggap penting oleh konsumen namun kinerja perusahaan masih belum memuaskan. Atribut-atribut tersebut adalah kecepatan pelayanan dalam mengantarkan pesanan, kesesuaian harga makanan dan minuman, respon keluhan pelanggan.

(43)

Pratiko (2005) menganalisis Tingkat Kepuasan konsumen terhadap Pelayanan Restoran Famili Resto Cibubur, menghasilkan 20 atribut mutu yang merupakan penjabaran dari lima dimensi mutu, yaitu : reability (4 atribut), assurance (4 atribut), tangible (4 atribut), empathy (4 atribut) serta responsives (4 atribut). Pengukuran tingkat kepuasan pelayanan menggunakan Importance Performance Analsis. Atribut yang dinilai resposden penting pada setiap dimensi yaitu ketersediaan menu yang dipesan, kondisi peralatan makanan dan tempat penyajian, kesediaan penyaji untuk menghargai dan melayani pelanggan atau tamu, kemampuan penyaji menata ulang tata letak menu dimeja makan.

(44)

Andari (2005) menganalisis Perilaku Konsumen dan implikasinya Pada Strategi Bauran Pemasaran Restoran Tradisional (studi kasus di Restoran Galuga 3, Kota Bogor), tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi karakteristik umum konsumen dan menganalisis tahapan proses pembelian dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dengan menggunakan alat analisis Tabulasi Deskriptif, Importance Performance Analysis (IPA), dan analisis bauran pemasaran. Atribut restoran yang dianggap penting adalah rasa. Dan atribut tertinggi kedua yaitu higienis, sementara kebersihan restoran menjadi atribut dengan nilai kepentingan ketiga.

(45)
(46)

Tabel 4. Tinjauan Penelitian Terdahulu

No Nama Judul Alat Analisis Hasil Penelitian

1. Sadaru Restoran Pasar Ikan dan Restoran Depok Kuring)

analisis

Pelayanan Antar di KFC

(47)

5. San Bono

Family Resto Cibubur

(48)

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

3.1.1 Definisi Jasa

Jasa merupakan pemberian suatu kinerja atau tindakan kasat mata dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya jasa diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan, dimana interaksi antara pemberi jasa dan penerima jasa mempengaruhi hasil jasa tersebut. Sedangkan jasanya berupa pelayanan kepada konsumen atau pelanggan. Keunggulan dari usaha adalah bergantung dari keunikan serta kualitas yang diperhatikan oleh produk dan jasa tersebut, apakah sudah sesuai dengan harapan dan keinginan konsumen.

3.1.2 karakteristik Jasa

Jasa adalah setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak ke pihak lain, yang pada dasaranya bersifat intangible. Produk jasa bisa berhubungan dengan produk fisik maupun tidak.

Menurut Kotler (2005), karakteristik jasa dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Intangible (tidak berwujud) adalah suatu jasa mempunyai sifat tidak

berwujud, tidak dapat dirasakan an dinikmati sebelum dibeli oleh konsumen.

(49)

3. Variability (bervariasi) adalah jasa senantiasa mengalami perubahan, tergantung dari siapa penyedia jasa, penerima jasa, dan kondisi dimana jasa tersebut diberikan.

4. Perishable (tidak tahan lama) daya tahan suatu jasa tergantung suatu situasi yang diciptakan oleh berbagai faktor.

Menurut Sutisna (2001), kualitas jasa dapat dilihat dari lima dimensi, dimana perusahaan dapat memilih kombinasi dari kelimanya. Dimensi itu antara lain :

1. Keandalan (reliability), adalah kemampuan untuk melaksanakan jasa yang dijanjikan dengan tepat dan terpercaya.

2. Keresponsifan (responsiviness), adalah kemampuan untuk membantu pelanggan dan memberikan jasa dengan cepat atau ketanggapan.

3. Keyakinan (confidence), adalah pengetahuan dan kesopanan karyawan serta kemampuan untuk menimbulkan kepercayaan dan keyakinan atau ”assurance”.

4. Empati (emphaty), adalah perhatian secara individual yang diberikan perusahaan kepada pelanggan.

5. Berwujud (Tangible), adalah penampilan fasilitas fisik, peralatan, personal dan media komunikasi.

3.1.3 Kepuasan Konsumen

(50)

yaitu mutu desain dan mutu kecocokan. Mutu desain mencerminkan apakah suatu produk atau jasa memiliki penampilan yang dimaksud. Sedangkan mutu kecocokan mencerminkan seberapa jauh produk/jasa benar-benar cocok atau sesuai dengan maksud desain. kegiatan penjualan terdiri atas variabel- variabel pesan, sikap, dan perantara. Pelayanan setelah penjualan terdiri atas variabel-variabel pelayanan pendukung tertentu seperti garansi, serta berkaitan dengan umpan balik seperti penanganan keluhan, dan pengembalian uang. Sedangkan variabel nilai perusahaan dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu nilai resmi yang dinyatakan oleh perusahaan sendiri dan nilai tidak resmi yang tersirat dalam segala tindakannya sehari- hari (Drajad, 2006).

(51)

3.1.4 Strategi Bauran Pemasaran

Dalam pemasaran, bauran pemasaran (marketing mix) mempunyai peranan yang sangat penting. Kotler (2005) mendefinisikan bauran pemasaran sebagai perangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasaran. Menurut Supranto (2003) terdapat tiga tingkat interaksi antara unsur-unsur bauran pemasaran yaitu :

1. Konsistensi, dimana ada kesesuaian yang logis dan bermanfaat antara dua atau lebih unsur bauran pemasaran.

2. Integrasi, yang menyangkut interaksi harmonis aktif antara unsur- unsur bauran.

3. Leverage, yang mencakup pendekatan yang lebih canggih dan berkaitan dengan setiap unsur sebaik mungkin untuk mendukung semua unsur bauran pemasaran.

3.1.4.1 Produk (Product)

Kotler (2005) mendefinisikan bauran produk adalah rangkaian semua produk dan unit produk yang ditawarkan suatu penjual tertentu pada pembeli. Pengertian produk itu sendiri adalah segala sesuatu ang dapat ditawarkan kesuatu pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan. Bauran produk suatu perusahaan memiliki lebar, panjang, kedalaman, dan konsistensi tertentu. Keempat dimensi bauran produk ini memberikan pegangan untuk mendefinisikan strategi perusahaan.

(52)

memperdalam bauran produknya. Sedangkan untuk bauran pelayanan merupakan salah satu alat utama untuk mendiferensiasikan satu restoran dengan restoran lainnya. Suasana restoran merupakan unsur lainnya, suatu restoran mempunyai tata letak fisik yang memudahkan atau menyulitkan untuk berputar-putar didalamnya. Setiap restoran mempunyai penampilan, ada yang kotor, yang lainnya menarik, megah dan suram. Level paling dasar adalah manfaat inti (core benefit) yaitu jasa atau manfaat dasar yang sesungguhnya dibeli oleh pelanggan. Pada level kedua pemasar harus berubah manfaat inti tersebut menjadi produk dasar (basic product). Pada level ketiga, pemasar menyiapkan produk yang diharapkan (expected product), yaitu serangkaian atribut dan kondisi yang biasanya diharapkan oleh para pembeli ketika mereka membeli produk tersebut. Pada level keempat, pemasar menyiapkan produk yang ditingkatkan yang melampaui harapan pelanggan. Pada level terakhir terdapat produk potensial yang mencakup semua peningkatan dan transformasi yang pada akhirnya akan dialami produk tersebut dimasa yang akan datang.

3.1.4.2 Harga (Price)

(53)

Harga juga merupakan salah satu element bauran pemasaran yang paling fleksibel dimana harga dapat berubah dengan cepat tidak seperti ciri khas (feature) produk dan perjanjian distribusi. Pada saat yang sama, penetapan dan persaingan harga juga merupakan masalah nomor satu yang dihadapi perusahaan. Terdapat enam langkah penetapan harga menurut Kotler (2005), yang sebaiknya dijalankan oleh perusahaan, yaitu : 1) Memilih tujuan penetapan harga, 2) Menentukan permintaan, 3) Memperkirakan biaya, 4) Menganalisis biaya, harga, dan tawaran, 5) Memilih metode penetapan harga, dan 6) Memilih harga terakhir.

3.1.4.3 Saluran Distribusi (place)

Saluran pemasaran adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung yang terlibat dalam proses untuk menjadikan produk atau jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi (Kotler, 2005). Saluran distribusi suatu barang adalah saluran yang digunakan oleh produsen sampai kekonsumen atau pemakai industri. Agar produk tersedia bagi konsumen maka persahaan membuat suatu keputusan mengenai saluran pemasaran yang akan digunakan. Keputusan saluran pemasaran merupakan salah satu keputusan yang paling kritis yang dihadapi manajemen. Saluran yang dipilih perusahaan sangat mempengaruhi semua keputusan pemasaran lain, hal ini disebabkan oleh saluran distribusi yang akan menjamin ketersedian produk dipasaran.

3.1.4.4 Promosi (promotion)

(54)

Promosi juga dapat diartikan sebagai komunikasi, karena melalui komunikasi yang efektif akan terjadi suatu interaksi yang saling menguntungkan. Komunikasi pemasaran sangat diperlukan karena pemasaran modern konsumen memerlukan lebih dari pengembangan produk yang baik, penawaran dengan harga yang menarik dan kemudahan untuk dijangkau. Perusahaan juga harus berkomunikasi dengan para pemercaya (stakeholder) yang ada sekarang dan yang potensial karena dengan komunikasi dapat menginformasikan keberadaan produk.

Bauran promosi disebut juga bauran komunikasi pemasaran yang terdiri atas lima cara komunikasi utama. Kotler (2005) membagi bauran promosi kedalam lima elemen penting, yaitu :

1. Personal selling

Personal selling adalah langsung antara penjual dan calon konsumen untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon konsumen dan membentuk pemahaman konsumen terhadap produk sehingga mereka kemudian akan mencoba dan membelinya.

2. Mass selling

(55)

3. Promosi penjualan

Promosi penjualan adalah bent uk persuasi langs ung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan segera dan meningkatkan jumlah barang yang dibeli konsumen. Melalui promosi penjualan, perusahaan dapat menarik konsumen baru, mempengaruhi konsumennya untuk mencoba produk baru, mendorong konsumen membeli lebih banyak, menyerang aktifitas promosi bersaing, meningkatkan impulse buying (pembelian tanpa perencanaan sebelumnya), atau mengupayakan kerjasama yang lebih erat dengan restoran. Promosi penjualan yang dilakukan oleh penjualan dapat dibagi menjadi empat yaitu : Customer promotion, Trade promotion, Sales force promotion, dan Business promotion.

4. Public relation

Public relation merupakan upaya komunikasi menyeluruh dari suatu perusahaan untuk mempengaruhi persepsi, opini, keyakinan, dan sikap berbagai kelompok terhadap perusahaan tersebut. Yang dimaksud dengan kelompok-kelompok itu adalah mereka yang terlibat, mempunyai kepentingan dan dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam mencapai tujuannya.

5. Direct marketing

Direct marketing adalah pemasaran yang bersifat interaktif yang memanfaatkan suatu atau beberapa media iklan untuk menimbulkan respon terukur dan transaksi disembarang lokasi.

3.1.4.5 Proses (Process)

(56)

dimana suatu produk disampaikan kepada konsumen yang diatur dalam manajemen proses. Hal ini melibatkan keputusan tentang keterlibatan konsumen dan keleluasaan karyawan.

Manajemen proses ini melibatkan unsur orang yang merupakan salah satu unsur bauran pemasaran, sehingga kedua bauran pemasaran ini saling berinteraksi terutama dalam layanan konsumen. Bila proses dalam penyampaian produk tidak diperhatikan maka akan mengakibatkan tidak puasnya konsumen. Hal ini menegaskan bahwa kerja sama yang akrab diperlukan antara staf pemasaran dan operasi yang terlibat dalam manajemen proses. misalnya staf pemasaran membuat program ”pelatihan senyum” bagi staf operasi untuk layanan konsumen dan cepat tanggap atau keluhan konsumen, sehingga kepuasan konsumen dapat diciptakan melalui manajemen proses tersebut.

3.1.4.6 Orang (People)

(57)

Pentingnya orang dalam pemasaran mengarah pada minatnya yang lebih besar dalam menarik, memotivasi, melatih, dan mempertahankan kualitas karyawan dengan mengembangkan pekerjaan-pekerjaan yang memuaskan kebuthan individu. Dengan menyadari kontribusi setiap orang dalam menarik dan mempertahankan konsumen, didalam bauran pemasaran secara keseluruhan, kinerja kompetitif perusahaan akan secara substansi meningkat.

3.1.4.7 Bukti Fisik (Physical Evidence)

Menurut Kotler (2005), bukti fisik merupakan lingkungan fisik dimana layanan diciptakan penyedia dan konsumen berinteraksi. Bukti fisik mewakili keputusan kunci mengenai desain dan layout bangunan, suasana restoran, kenyamanan restoran, serta fasilitas pendukung lainnya yang dibutuhkan oleh konsumen. Bukti fisik sangat membantu positioning suatu perusahaan dan memberi dukungan nyata terhadap pengalaman yang diharapkan. Bila fasilitas yang dibutuhkan oleh konsumen di restoran telah tersedia maka tingkat kepuasan konsumen akan meningkat.

3.1.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Pengambilan Keputusan

(58)

3.1.5.1 Faktor-faktor Lingkungan

Pengaruh lingkungan memiliki peranan yang cukup besar terhadap perilaku konsumen. Informasi yang lengkap mengenai faktor- faktor lingkungan yang mempengaruhi perilaku konsumen memberikan masukan yang sangat berarti terhadap strategi pemasaran sebuah perusahaan. Faktor- faktor lingkungan ini terdiri atas (Engel et al., 1995) :

1. Budaya

Budaya adalah kumpulan nilai, persepsi, preferensi, serta perilaku keluarga dan lembaga- lembaga penting lainnya. Budaya adalah penentu keinginan dan perilaku ya ng paling mendasar (Kotler, 2005). Menurut Engel et al. (1995) budaya mengacu pada seperangkat nilai, gagasan, artefak, dan simbol bermakna lainnya yang membantu individu berkomunikasi, membuat tafsiran dan melakukan evaluasi sebagai anggota masyarakat.

Beberapa dari sikap dan perilaku yang lebih penting yang dipengaruhi oleh budaya yaitu : rasa diri dan ruang, komunikasi dan bahasa, pakaian dan penampilan, makanan dan kebiasaan makanan, waktu dan kesadaran akan waktu, hubungan, nilai dan norma, kepercayaan dan sikap, proses mental dan pembelajaran dan kebiasaan kerja dan praktek. Budaya menentukan konsumsi dari kegiatan penting seperti apa, kapan, dimana, dan dengan siapa. Oleh karena itu, budaya apa yang cocok dan efektif untuk dikerjakan oleh pemasar dalam memberikan barang dan jasa.

2. Kelas Sosial

(59)

relatif homogen dalam suatu masyarakat lama yang tersusun secara hierarki (Kotler, 2002). Kelas sosial yang berbeda cenderung memunculkan perilaku konsumsi yang berbeda.

Kelas sosial mengacu pada pengelompokan orang yang sama dalam perilaku mereka berdasarkan posisi ekonomi didalam pasar. Kelompok status mencerminkan suatu harapan komunitas akan gaya hidup dikalangan masing-masing kelas dan juga estimasi sosial yang positif atau negatif mengenai kehormatan yang diberikan kepada masing- masing kelas.

Dalam pemasaran sistem status merupakan faktor yang sangat menarik untuk diketahui karena mereka dapat mengusahakan pengaruh yang besar pada apa yang di beli dan dikonsumsi oleh orang. Pengaruh pribadi adalah tekanan ang dirasakan untuk menyesuaikan diri dengan norma dan harapan yang diberikan oleh orang lain. Sebagai konsumen, perilaku kita sering dipengaruhi oleh mereka yang berhubungan erat dengan kita.

3. Pengaruh Pribadi

(60)

dibeli. Kelima, kelompok kerja yang dapat mempengaruhi konsumen akibat banyaknya waktu yang dihabiskan dengan teman-teman sekerja, sehingga mereka akan sangat berpengaruh.

4. Keluarga

Keluarga sangat penting didalam studi perilaku konsumen karena kedua alasan. Alasan yang pertama bahwa keluarga adalah unit pemakaian dan pembelian untuk banyak produk konsumen. Kedua, keluarga adalah pengaruh utama pada sikap dan perilaku individu. Keluarga adalah kelompok yang terdiri atas dua orang atau lebih yang dihubungkan melalui darah, perkawinan atau adopsi, dan yang tinggal bersama.

5. Situasi

Menurut Engel et al. (1995), situasi yang mempengaruhi konsumen dapat dibagi menjadi tiga jenis utama. Tiga jenis utama tersebut adalah situasi konsumsi, situasi pembelian, dan situasi komunikasi. Situasi konsumsi adalah situasi dimana pemasar harus dapat menetukan dalam situasi seperti apa produk atau jasa itu dapat dikonsumsi, sehingga dapat memberikan kesenangan bagi konsumen.

(61)

3.1.5.2 Faktor-faktor Perbedaan Individu

Engel et al. (1995) menyatakan ada lima cara dimana konsumen berbeda dalam mengambil keputusan belanja sehingga berpengaruh terhadap perilaku

konsumen, yaitu 1) Sumberdaya konsumen, 2) Motivasi dan keterlibatan, 3) Pengetahuan, 4) Sikap dan 5) Kepribadian, gaya hidup, dan demografi.

1. Sumberdaya konsumen

Sumberdaya yang dimiliki oleh konsumen atau apa yang tersedia dimasa yang akan datang berperan penting dalam keputusan pembelanjaan. Sumberdaya konsumen terdiri atas waktu, uang, dan perhatian (penerimaan informasi dan kemampuan pengolahan). Perilaku yang termotivasi diprakarsai oleh pengaktifan kebutuhan atau pengenalan kebutuhan. Kebutuhan atau motif diaktifkan ketika ada ketidakcocokan antara kondisi yang diinginkan dengan kondisi aktual (Engel et al.,1995).

2. Pengetahuan Konsumen

Pengetahuan dapat diartikan secara sederhana sebagai informasi yang disimpan didalam ingatan. Pengetahuan konsumen mencakup informasi, seperti ketersediaan dan karakteristik produk, dimana dan kapan untuk membeli serta bagaimana menggunakan produk. Pengetahuan adalah faktor penentu utama perilaku konsumen.

(62)

terdiri atas serangkaian modus (menggambarkan konsep) dan penghubung (menggambarkan asosiasi atau hubungan diantara modus). Merek berfungsi sebagai modus sentral bagi struktur yang melibatkan pengetahuan produk.

3. Sikap Konsumen

Sikap konsumen didefinisikan sebagai evaluasi menyeluruh yang memungkinkan orang merespon dengan cara menguntungkan secara konsisten berkenan dengan objek atau alternatif yang diberikan. Sikap diekspresikan apabila seseorang suka atau tidak suka terhadap suatu objek. Sikap sangat penting dalam membentuk pangsa pasar dan pangsa target. Sikap merupakan keseluruhan evaluasi yang dilakukan konsumen (Engel et al.,1995). Sedangkan Kotler (2005) menyatakan bahwa sikap adalah evaluasi perasaan emosional dan kecenderungan tindakan menguntungkan atau tidak menguntungkan dan bertahan lama dari seseorang terhadap beberapa objek atau gagasan.

Pengukuran sikap konsumen bagi pemasar merupakan hal yang sangat penting. Dengan mengetahui sikap, pemasar dapat mengidentifikasikan segmen manfaat mengembangkan produk baru, dan memformulasikan serta evaluasi strategi promosional (Sutisna, 2001).

4. Motivasi Konsumen

(63)

5. Gaya Hidup

Menurut Kotler (2005) gaya hidup adalah pola seseorang didunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan ”keseluruhan diri seseorang” yang berinteraksi dengan lingkungannya. Sebagai konsepsi yang mencerminkan nilai konsumen maka gaya hidup merupakan fungsi motivasi konsumen dan pembelajaran sebelumnya, kelas sosial, demografi, dan variabel lainnya.

Gaya hidup suatu masyarakat akan berbeda dengan gaya hidup masyarakat lainnya. Bahkan dari masa ke masa gaya hidup individu dan kelompok masyarakat tertentu bergerak dinamis, namun demikian gaya hidup tidak cepat berubah sehingga pada kurun waktu tertentu gaya hidup relatif permanen. Gaya hidup setiap kelompok memiliki ciri-ciri unik tersendiri, walaupun demikian gaya hidup akan relevan dengan usaha- usaha pemasar untuk menjual produknya.

3.1.6 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

(64)

Keputusan konsumen yang dilaksanakan dalam bentuk tindakan membeli tidak muncul begitu saja tetapi melalui tahapan tertentu, berdasarkan model Engel et al. (1995) terdapat lima tahap proses keputusan pembelian konsumen beserta faktor- faktor yang mempengaruhi keputusan tersebut. Proses pengambilan keputusan konsumen terdiri atas lima tahap proses yaitu : 1) Pengenalan kebutuhan, 2) Pencarian informasi, 3) Evaluasi alternatif, 4) Pembelian, dan 5) Evaluasi pembelian.

3.1.6.1 Pengenalan Kebutuhan

Proses pembelian suatu produk oleh konsumen dimulai ketika suatu kebutuhan dirasakan dan dikenali. Pengenalan kebut uhan didefinisikan sebagai suatu persepsi atas perbedaan antara keadaan yang diinginkan dan situasi aktual yang memadai untuk mengaktifkan proses keputusan. Menurut Engel et al. (1995) pengenalan kebutuhan didefinisikan atas perbedaan antara keadaan yang diinginkan dengan situasi aktual yang memadai untuk menggugah dan mengaktifkan proses keputusan. Bila ketidaksesuaian yang ada melebihi tingkat ambang tertentu, maka kebutuhan dikenali Namur seandainya ketidaksesuaian itu ada dibawah tingkat ambang, maka pengenalan kebutuhan tidak terjadi.

3.1.6.2 Pencarian Informasi

(65)

diberikan pada informasi tambahan, dan kepuasan yang diperoleh dari pencarian tersebut.

Menurut Engel et al, (1995) dapat didefinisikan sebagai sua tu kegiatan termotivasi dari pengetahuan yang tersimpan didalam ingatan dan pengumpulan informasi dari pasar. Bila informasi yang didapat dari pencarian internal tidak memadai untuk memberikan arah tindakan yang memuaskan, maka pencarian eksternal akan dilakukan.

Sumber-sumber informasi terdiri dari empat kelompok (Kotler, 2000), yaitu : 1. Sumber Pribadi : Keluarga, teman, tetangga dan kenalan.

2. Sumber Komersil : Iklan, tenaga penjual, dan pedagang perantara. 3. Sumber Umum : Media massa dan organisasi rating konsumen. 4. Sumber Pengalaman : Penanganan, Pemeriksaan dan penggunaan produk.

Faktor lain yang mempengaruhi tahap pencarian adalah situasi, ciri-ciri produk, lingkungan eceran, dan konsumen itu sendiri (Engel et al.,1995). Lingkungan eceran akan mempengaruhi pencarian oleh konsumen karena jarak antar pesaing eceran dapat menentukan banyaknya toko yang menjadi tempat belanja konsumen selama pengambilan keputusan.

3.1.6.3 Evaluasi Alternatif

Tahap ini konsumen mengevaluasi berbagai alternatif dan membuat pertimbangan nilai yang terbaik untuk memenuhi kebutuhan. Pada tahap ini konsumen harus :

(66)

2. Memutuskan alternatif mana yang akan dipertimbangkan.

3. Memilih dan menerapkan kaidah keputusan untuk membuat pilihan terakhir.

Dalam menentukan evaluasi konsumen menentukan kriteria. kriteria evaluasi merupakan dimensi atau atribut yang dipergunakan dalam menilai alternatif-alternatif pilihan akhir. Kriteria evaluasi merupakan dimensi atau atribut yang digunakan dalam menilai alternatif-alternatif pilihan akhir. Konsep dasar yang dapat membantu untuk memahami proses evaluasi alternatif, yaitu konsumen berusaha memuaskan suatu kebutuhan, konsumen mencari manfaat, konsumen memandang setiap produk sebagai rangkaian atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang dicari dan memuaskan kebutuhan tersebut (Kotler,2005).

Menurut Sutisna (2001), setidaknya ada dua kriteria yang berhubungan secara hierarki dengan evaluasi berbagai alternatif merek. Pertama adalah manfaat yang bisa diperoleh dengan membeli suatu produk (benefit association), dan kedua setelah dievaluasi berdasarkan tingkat kepuasan yang diharapkan (expected satisfaction).

(67)

menentukan alternatif mana yang akan dipertimbangkan. Proses evaluasi alternatif terdapat pada Gambar 1.

Gambar 1. Proses Evaluasi Alternatif

Sumber : Engel et al. (1995)

3.1.6.4 Keputusan Pembelian

Pada tahap ini konsumen harus mengambil keputusan mengenai kapan membeli, dimana membeli, dan bagaimana membayar. Engel et al. (1995) mengilustrasikan bahwa pembelian merupakan fungsi dari dua determinan yaitu niat pembelian atau pengaruh lingkungan dan perbedaan individu. Niat pembelian konsumen biasanya dapat digolongkan menjadi dua kategori, yaitu Produk/merek dan kelas produk.

Niat pembelian kategori pertama umumnya disebut sebagai pembelian yang terencana penuh dimana pembelian yang terjadi merupakan hasil dari keterlibatan tinggi dan pemecahan masalah yang diperluas. Kategori kedua dapat juga disebut sebagai pembelian yang terencana jika pilihan merek dibuat ditempat pembelian. Selain niat pembelian, pengaruh lingkungan dan atau perbedaan individu juga mempengaruhi proses keputusan pembelian seseorang. Menurut

Menentukan alternatif pilihan Menentukan kriteria evaluasi

Menilai kine rja alternatif

(68)

Kotler, (2005) mengatakan terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi maksud pembelian dan keputusan pembelian.

3.1.6.5 Evaluasi Pembelian

Setelah pembelian terjadi, konsumen akan mengevaluasi pembelian yang dilakukannya. Jika konsumen merasa puas maka keyakinan dan sikap yang terbentuk akan berpengaruh positif terhadap pembelian selanjutnya. Konsumen tidak selalu terlibat dalam suatu keputusan, terutama dalam melakukan pembelian terhadap barang-barang dengan keterlibatan rendah (Kotler, 2005). Konsumen dapat melewatkan satu tahap atau lebih yang urutannya tidak sesuai. Untuk produk-produk yang relatif baru dipasarkan, konsumen umumnya melewati proses keputusan pembelian.

(69)

Memahami berbagai faktor dalam proses pembelian dan pengaruh utama mereka terhadap perilaku pembelian, para pemasar dapat merancang program pemasaran yang efektif untuk pasar sasarannya.

Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Uji validitas adalah kuisioner yang disebarkan diuji dengan uji validitas. Pengujian validitas dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu alat pengukur, mengukur apa yang akan diukur. Kuisioner yang dikatakan valid memiliki butir-butir pertanyaan kuisioner yang saling berhub ungan dengan konsep-konsep yang diinginkan. Apabila ada pertanyaan yang tidak berhubungan berarti pertanyaan tersebut tidak valid, akan diganti dengan konsep pertanyaan lain yang lebih valid.

Uji reliabilitas adalah suatu indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan apabila suatu alat ukur dipakai dua kali untuk mengukur suatu yang sama dan menghasilkan hasil pengukuran relatif konsisten maka alat pengukur tersebut dapat dikatakan handal. Suatu kuisioner dianggap handal jika jawaban responden terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.

Importance Performance Analysis (IPA)

(70)

menggunakan metode Importance Performance Analysis (IPA). Metode Importance Performance Analysis (IPA) merupakan salah satu teknik penerapan untuk mengukur dari tingkat kepent ingan dan tingkat pelaksanaan kinerja. Kelebihan menggunakan metode ini adalah dapat memisahkan pertanyaan yang digunakan untuk perhitungan untuk mencari prioritas perbaikan. Kombinasi antara dua hal ini akan menetralisir berbagai kelemahan dan tetap mempertahankan kesederhanaan dalam mengkomunikasikan hasil perhitungan. Sedangkan untuk kelemahan dalam menggunakan metode Importance Performance Analysis (IPA) yaitu kesulitan dalam mengemukakan hasil terhadap karyawan perusahaan (Supranto, 2003).

3.1.9 Metode Customer Satisfaction Index (CSI)

Metode Indeks Kepuasan Konsumen Customer Satisfaction Index (CSI) merupakan indek yang mengukur tingkat kepuasan konsumen berdasarkan atrib ut-atribut tertentu. Atribut yang diukur dapat berbeda untuk masing- masing industri, bahkan untuk masing- masing perusahaan. Hal ini tergantung pada kebutuhan yang ingin didapatkan perusahaan terhadap konsumen (Massnick dalam Yaslinur, 2005).

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

(71)

Restoran sea food Bintang Laguna sebagai salah satu restoran yang menyajikan makanan khas dari hasil produk laut. Restoran tesebut ingin mengetahui karakteristik konsumennya. Karakteristik konsumen dianalisis dengan analisis deskriptif yaitu mengelompokan jawaban berdasarkan jawaban yang sama kemudian dipersentasekan. Hasil persentase yang terbesar merupakan jawaban yang dominan. Alat analisis yang digunakan unt uk mengetahui faktor- faktor dan proses keputusan pembelian serta tingkat kepuasan konsumen restoran sea food Bintang Laguna secara umum adalah Importance Performance Analysis (IPA). Hasil dari Importance Performance Analysis (IPA) dan Customer Satisfaction Index (CSI) akan menentukan atribut produk dan atribut restoran yang dianggap konsumen paling penting dan atribut tersebut telah memuaskan konsumen atau belum. Sehingga dapat mengetahui atribut apa saja yang menjadi kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh restoran sea food Bintang Laguna.

(72)

Gambar 2. Diagram Alir Operasional Analisis

Deskriptif

Usaha Produsen Untuk Meningkatkan Pangsa Pasar Restoran Sea Food

Peningkatan Persaingan Antar Restoran Sea Food, Ketidakstabilan Jumlah Pengunjung, dan Penurunan Jumlah Penjualan

Karakteristik

Konsumen Kepuasan

Konsumen Importance

Performance Analysis

Peningkatan Kinerja Restoran Sea Food Bintang Laguna Proses

Keputusan Pembelian

Customer Satisfaction

(73)

IV. METODE PENELITIAN

4.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian mengenai Analisis Tingkat Kepuasan Konsumen Restoran Sea Food Bintang Laguna di Pesisir Pantai Anyer Propinsi Banten. dilaksanakan di Restoran Bintang Laguna yang terletak di Jalan Raya Cilegon Km 8, Kota Cilegon, Propinsi Banten. Pemilihan objek penelitian dilakukan secara sengaja (Purposive) dengan pertimbangan bahwa restoran sea food Bintang Laguna adalah Restoran yang mempunyai potensi yang besar sebagai salah satu restoran sea food penghasil makanan khas laut, selain itu restoran tersebut sedang mengalami penurunan dalam jumlah pengunjungnya. Restoran sea food Bintang Laguna menawarkan masakan ikan kakap bakar dan udang bakar. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Mei 2007.

4.2 Jenis dan Sumber Data

(74)

Data sekunder (secondary data) adalah informasi yang telah dikumpulkan untuk tujuan penelitian mencakup informasi yang ada dalam perusahaan dan informasi yang didapat melalui Buku-buku literatur, Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Cilegon, Dinas Pariwisata,Seni dan Budaya Kota Cilegon, Perpustakaan Fakultas Pertanian IPB, dan Perpustakaan Lembaga Sumberdaya Informasi IPB.

4.3 Metode Pengambilan Sampel dan Pengambilan Data

Penelitian ini menggunakan metode pengambilan sampel non probability sampling yaitu dengan metode Judgement sampling, dimana pada metode ini sampel diambil berdasarkan kriteria-kriteria konsumen yang telah mengkonsumsi produk di restoran sea food Bintang Laguna, dan responden tersebut bersedia untuk diwawancarai dan mengisi kuisioner yang penulis berikan. Kriteria konsumen yang dijadikan responden yaitu yang pernah dua kali/lebih dalam empat bulan terakhir untuk mengkonsumsi makanan sea food di restoran sea food Bintang Laguna.

Penelitian melibatkan 100 orang responden yaitu pria dan wanita, usia diatas 17 tahun baik yang sudah berumah tangga maupun yang belum berumah tangga. Jumlah responden berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan formulasi Slovin (Sevilla, 1993). Formulasi ini mengambil responden yang dapat mewakili jumlah keseluruhan pengunjung yang ada di restoran sea food Bintang Laguna. Berdasarkan nota pembayaran yang terdapat dikasir, diketahui bahwa jumlah konsumen restoran sea food Bintang Laguna selama empat bulan terakhir, yaitu bulan Februari 2007 adalah sebanyak 3500 (N). Dengan nilai kritis sebesar 10 persen. Adapun formulasi Slovin sebagai berikut :

2

1 Ne N n

Gambar

Tabel 1. Perkembangan Jumlah Restoran di Kota Cilegon  Tahun 2000-2006
Tabel 2. Jumlah Pengunjung Restoran Sea Food Bintang Laguna di Kota Cilegon Per Bulan Tahun 2006
Tabel 3. Klasifikasi Makanan Sea Food Berdasarkan Proses Pengolahannya
Tabel 4. Tinjauan Penelitian Terdahulu
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil uji laboratorium menggunakan metode Semi-Mikro Kjeldhal didapatkan hasil jumlah rata-rata kadar protein pada sampel teripang ( Holothuria argus ) berdasarkan

Sejak 2010 sampai saat ini, di Pulau Lombok program ini baru dikembangkan di Kabupaten Lombok Timur dan di Kabupaten Lombok Utara di 20 Desa ‘rawan bencana.’ Beberapa capaian

Warna rambu operasional, menggunakan warna dasar kuning dengan simbol atau teks atau petunjuk arah berwarna hitam tanpa garis tepi hitam, kecuali yang sudah dibakukan pada

mensucikan jiwanya, seperti dari sikap cinta dunia, harta benda, memperturutkan hawa nafsu, gila kekuasaan dan sebagainya. Dengan demikian, klien selalu ikhlas dan

Setelah diberikan tindakan diperoleh hasil sebagai berikut: pada siklus I di peroleh tingkat ketuntasan 56,6% dan daya serap klasikal 69,6%, sedangkan pada siklus II di

Telah dirawat pasien perempuan usia 33 tahun dengan diagnosis akhir Mixed Connective Tissue Disease (MCTD) yang ditegakkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan

Jika dalam perundingan itu oleh pihak-pihak yang berselisih sendiri tidak dapat diperoleh penyelesaian,serta mereka tidak bermaksud untuk menyerahkan perselisihan mereka

dikembangkan oleh dosen secara lisan dan tulisan dalam proses perkuliahan baik secara langsung maupun melalui media komunikasi guna meningkatkan interaksi sosial mahasiswa di