• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru Sejarah Terhadap Minat Belajar Sejarah Siswa Kelas X SMA Se Kecamatan Weleri Tahun 2010 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru Sejarah Terhadap Minat Belajar Sejarah Siswa Kelas X SMA Se Kecamatan Weleri Tahun 2010 2011"

Copied!
183
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG

KOMPETENSI GURU SEJARAH TERHADAP

MINAT BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS X

SMA SE

KECAMATAN WELERI KABUPATEN KENDAL

TAHUN 2010/2011

SKRIPSI

Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Sejarah

Oleh Adibatul Khusna NIM 3101407058 „

Jurusan Sejarah

Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Semarang

(2)

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian skripsi Fakultas Ilmu Sosial Unnes pada:

Hari :

Tanggal :

Pembimbing I Pembimbing II

Arif Purnomo, S.S, S.Pd, M.Pd Dra.Ufi Saraswati, M.Hum NIP. 19730131 199903 1 002 NIP. 19660806 199002 2 001

Mengetahui, Ketua Jurusan Sejarah

Arif Purnomo, S.S, S.Pd, M.Pd NIP. 19730131 199903 1 002

(3)

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang, pada:

Hari :

Tanggal :

Penguji Utama,

Drs. Subagyo, M.Pd NIP. 19510808 198003 1 003

Anggota I Anggota II

Arif Purnomo, S.S, S.Pd, M.Pd Dra.Ufi Saraswati,M.Hum NIP. 19730131 199903 1 002 NIP. 19660806 199002 2 001

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Sosial

Drs. Subagyo, M.Pd NIP. 19510808 198003 1 003

(4)

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, Juli 2011

Adibatul Khusna NIM. 3101407058

(5)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Perjalanan seribu mil dimulai dengan satu langkah (Pepatah Cina Kuno)

Jika kamu mensyukuri nikmatKu (Allah) maka akan Aku tambah, dah jika kamu mengkufuri nikmatKu niscaya itu akan jadi azab bagimu (Al-Qur‟an) Ketika kesabaran sedang diuji, maka kemenanganpun akan datang

menghampiri.

Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

♥ Kedua orang tuaku yang senantiasa memberikan do‟a, semangat dan materi.

♥ Kakek dan Nenek yang telah memberikan kasih sayangnya.

♥ Adikku tersayang Abi, semoga kita menjadi anak yang selalu berbakti kepada orang tua.

♥ Seseorang yang jauh disana, terima kasih do‟a dan dukungannya.

♥ Teman-teman Pendidikan Sejarah angkatan 2007. ♥ Almamater tercinta UNNES

(6)

PRAKATA

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan berkah, rahmat serta hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Dalam meyusun skripsi ini, penulis mendapat bimbingan, bantuan petunjuk dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si, Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas dalam menyelesaikan studi strata satu di Universitas Negeri Semarang.

2. Drs.Subagyo, M.Pd, Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin penelitian.

3. Arif Purnomo, S.S, S.Pd, M.Pd, Ketua Jurusan Sejarah Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan motivasi kepada para mahasiswanya . 4. Arif Purnomo, S.S, S.Pd, M.Pd, Dosen Pembimbing I yang telah memberikan

segala arahan, bantuan dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Dra. Ufi Saraswati, M.Hum, Dosen Pembimbing II yang telah memberikan segala arahan, bantuan dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Drs. Subagyo, M.Pd, selaku Dosen Penguji yang telah memberikan masukan dalam skripsi ini.

7. Kepala Sekolah SMA se Kecamatan Weleri, Bapak Asari, S.Pd, Bapak Sinwan S.Pd ekop, Ibu Dra.Hj. Nila Dwi Harini, dan Bapak Drs. FX. Suhardi yang telah mengijinkan dan membantu peneliti dalam menyusun skripsi ini.

(7)

8. Guru Sejarah Kelas X SMA se Kecamatan Weleri, Ibu Sri Sunarni, S.Pd, Ibu Dra. Sumartini, Ibu Rita Accasia B.A, dan Bapak Edi Mulyoto, S.Pd yang telah membantu selama proses penelitian.

9. Staf Tata Usaha SMA se Kecamatan Weleri dan siswa-siswi SMA kelas X SMA se Kecamatan Weleri yang telah membantu selama proses penelitian. 10.Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan memberikan kontribusi nyata demi kemajuan dunia pendidikan.

Semarang, Juli 2011 Penyusun

Adibatul Khusna

(8)

SARI

Khusna, Adibatul. 2011. Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru Sejarah Terhadap Minat Belajar Sejarah Siswa Kelas X SMA Se-Kecamatan Weleri Tahun 2010/2011. Skripsi, Jurusan Sejarah. Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang, Dosen Pembimbing I, Arif Purnomo, S.S, S.Pd, M,Pd. Dosen Pembimbing II, Dra.Ufi Saraswati, M.Hum.

Kata Kunci : persepsi siswa, kompetensi guru sejarah, minat belajar sejarah

Minat belajar sejarah siswa sangat menentukan dalam pembelajaran sejarah, namun masalah klasik pelajaran sejarah menyebabkan minat belajar siswa menurun. Untuk mengatasi masalah tersebut, salah satunya dengan memaksimalkan kompetensi yang dimiliki oleh guru sejarah. Rumusan masalah dalam penelitian ini : (1) bagaimanakah persepsi siswa tentang kompetensi guru sejarah siswa kelas X SMA se-Kecamatan Weleri Tahun 2010/2011, (2) bagaimanakah minat belajar siswa kelas X SMA se-Kecamatan Weleri Tahun 2010/2011, (3) bagaimanakah pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi guru sejarah terhadap minat belajar sejarah siswa kelas X SMA se-Kecamatan Weleri Tahun 2010/2011. Tujuan penelitian ini: (1) untuk mengetahui persepsi siswa tentang kompetensi guru sejarah kelas X SMA se-Kecamatan Weleri, (2) untuk mengetahui minat belajar sejarah siswa kelas X SMA se-Kecamatan Weleri, (3) untuk mengetahui pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi guru sejarah terhadap minat belajar sejarah siswa kelas X SMA se-Kecamatan Weleri.

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA se-Kecamatan Weleri yang berjumlah 449 siswa yang terdiri dari empat SMA. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik proportional random sampling. Data dikumpulkan dengan melalui kuesioner. Data penelitian dianalisis dengan teknik deskriptif persentase dan regresi linier sederhana.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi siswa tentang kompetensi guru sejarah kelas X SMA se-Kecamatan Weleri dalam kategori tinggi sebanyak 73,58% dari responden. Minat belajar sejarah yang dipengaruhi kompetensi guru sejarah kelas X SMA se-Kecamatan Weleri dalam kategori tinggi sebanyak 68,40% dari rseponden, dan hasil analisis regresi linier sederhana menunjukkan persamaan = 57.266 + 0.589 X, artinya setiap kenaikan variabel X satu satuan akan diikuti oleh kenaikan variabel 0.589 satuan.

Simpulan penelitian ini adalah persepsi siswa tentang kompetensi guru sejarah mempunyai pengaruh yang positif terhadap minat belajar sejarah. Semakin tinggi kompetensi guru sejarah, maka semakin tinggi pula minat belajar siswa. Saran yang diajukan dalam penelitian sebagai berikut: 1) bagi guru, kompetensi yang dimilikinya lebih ditingkatkan lagi dengan mengikuti MGMP, workshop, maupun seminar, 2) bagi siswa, perlu peningkatan belajar sejarah dari berbagai sumber belajar sejarah dan tidak hanya mengandalkan guru di sekolah.

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN KELULUSAN ... iii

PERNYATAAN... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

PRAKATA ... vi

SARI ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ………. xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Manfaat Penelitian ...9

E. Batasan Istilah ...11

BAB II LANDASAN TEORI...14

A. Landasan Teori ...14

1. Persepsi Siswa ……….14

2. Kompetensi ………..25

3. Minat Belajar ………...………33

(10)

B. Kerangka Berfikir ...40

C. Hipotesis………...41

BAB III METODE PENELITIAN...42

A. Pendekatan Penelitian … ... ...42

B. Lokasi Penelitian ... ...42

C. Populasi dan Sampel ... ...43

D. Variabel Penelitian ... ...45

E. Teknik Pengumpulan Data ………..………46

F. Instrumen dan Penyusunan Angket ...47

G. Validitas dan Reliabilittas ...48

H. Teknik Analisis Data ...50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...56

A. Hasil Penelitian... ... 56

1. Gambaran Umum Sekolah ………..56

2. Analisis Deskriptif Persentase ……….59

3. Metode Analisis Statistik ………69

B. Pembahasan... ... 76

BAB V PENUTUP ... ………..81

A. Simpulan ... ………...81

B. Saran ... ……….82

DAFTAR PUSTAKA………84 LAMPIRAN

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Distribusi Sampel ………..45

3.2 Analisis Varian ……….53

4.3 Pengujian Hipotesis Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru

Sejarah ………..70

4.4 Pengujian Hipotesis Minat Belajar Sejarah ………..71 4.5 Uji Kelinieran Regresi ………..73

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Daerah Perhatian Objek ……….20

2.2 Proses Terjadinya Persepsi ……….22

2.3 Skema Kerangka Berfikir ………...41

4.4 Grafik Persepsi Siswa Tentang Keseluruhan Kompetensi Guru Sejarah ………...60

4.5 Grafik Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Pedagogik Guru Sejarah ………...61

4.6 Grafik Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Profesional Guru Sejarah ………63

4.7 Grafik Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Sosial Guru Sejarah ………64

4.8 Grafik Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Kepribadian Guru Sejarah ………66

4.9 Grafik Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru Sejarah Terhadap Minat Belajar Sejarah Siswa ………..67

4.10 Uji Normalitas Persepsi Siswa ……… ……..69

4.11 Pengujian Hipotesis Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru Sejarah ………..70

4.12 Uji Normalitas Minat Belajar ………71

4.13 Pengujian Hipotesis Minat Belajar Sejarah Siswa ………. ……..72

4. 14 Uji Keberartian Koefisien Korelasi ………...75

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Ijin Observasi Lampiran 2. Pedoman Observasi Awal Lampiran 3. Kuesioner Uji Coba

Lampiran 4. Daftar Nama Siswa Uji Coba Lampiran 5. Analisis Validitas dan Reliabilitas Lampiran 6. Surat Ijin Penelitian

Lampiran 7. Kuesioner Penelitian

Lampiran 8. Daftar Nama Responden Siswa Lampiran 9. Tabulasi Data Penelitian Lampiran 10. Analisis Deskriptif Prosentase Lampiran 11. Uji Normalitas

Lampiran 12. Analisis Regresi Lampiran 13. Profil Sekolah

Lampiran 14. Dokumentasi Penelitian

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat. Berdasarkan Undang – Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan di Indonesia dilaksanakan atas dasar pendidikan nasional. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Dunia pendidikan berkembang secara dinamis dan menciptakan berbagai metode pendidikan, media pembelajaran dan sumber belajar yang semakin interaktif dan komprehensif. Namun, seiring dengan perkembangan

(15)

pendidikan muncul berbagai masalah. Salah satu dari masalah tersebut yaitu bagaimana usaha untuk meningkatkan proses belajar mengajar sehingga memperoleh hasil yang efektif dan efisien.

Seorang guru memegang peranan penting dalam bidang pendidikan. Guru merupakan komponen paling menentukan dalam sistem pendidikan secara keseluruhan yang harus mendapat perhatian sentral, pertama, dan utama. Guru memegang peran utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang diselenggarakan secara formal di sekolah. Guru juga sangat menentukan keberhasilan peserta didik, terutama berkaitan dengan proses belajar mengajar. Guru merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkualitas.

Menurut Mulyasa (2008:8), keberhasilan pembaharuan sekolah sangat ditentukan oleh gurunya, karena guru adalah pemimpin pembelajaran, fasilitator, dan sekaligus merupakan pusat inisiatif pembelajaran. Karena itu, guru harus senantiasa mengembangkan diri secara mandiri serta tidak bergantung pada inisiatif kepala sekolah dan supervisor, sedangkan Brand menyatakan hampir semua usaha reformasi pendidikan seperti pembaharuan kurikulum dan penerapan metode pembelajaran, semuanya tergantung pada guru. Tanpa penguasaan materi dan strategi pembelajaran, serta tanpa dapat mendorong siswanya untuk belajar bersungguh-sungguh, segala upaya peningkatan mutu pendidikan tidak akan mencapai hasil yang maksimal.

(16)

profesional sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang. Guru harus bertanggung jawab untuk membawa para siswa pada suatu kedewasaan atau taraf kematangan tertentu. Guru tidak hanya mengajar tetapi juga sebagai pendidik dan pembimbing dalam menuntun siswa belajar.

Guru mempunyai peran yang sangat strategis dalam upaya mewujudkan tujuan pembangunan nasional, khususnya dalam bidang pendidikan. Guru merupakan titik sentral dari peningkatan kualitas pendidikan yang bertumpu pada kualitas proses belajar mengajar. Oleh karena itu, upaya perbaikan apapun harus dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan memberikan sumbangan yang signifikan tanpa didukung oleh guru yang profesional dan berkualitas. Hal ini berarti, perbaikan kualitas pendidikan harus berpangkal dari guru dan berujung pula pada guru.

(17)

dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah kompetensi yang dimiliki oleh guru.

Peranan guru sangat menentukan dalam usaha peningkatan mutu pendidikan formal. Untuk itu guru sebagai agen pembelajaran dituntut untuk mampu menyelenggarakan proses pembelajaran dengan sebaik-baiknya, dalam kerangka pembangunan pendidikan. Guru mempunyai fungsi dan peran yang sangat strategis dalam pembangunan bidang pendidikan, dan oleh karena itu perlu dikembangkan sebagai profesi yang bermartabat. Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 4 menegaskan bahwa guru sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Untuk dapat melaksanakan fungsinya dengan baik, guru wajib untuk memiliki syarat tertentu, salah satu diantaranya adalah kompetensi.

Undang – Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Kompetensi dapat digunakan untuk memprediksi kinerja dengan lebih baik. Hal ini didasarkan pada teori perilaku klasik yang menjelaskan sebab-akibat (kausalitas) antara intention, action, dan outcome dinyatakan sebagai niat, tindakan, dan hasil untuk memodelkan kompetensi sebagai hubungan sebab akibat (www.ittelkom.ac.id).

(18)

melakukan evaluasi pembelajaran, kemampuan membantu pengembangan peserta didik dan kemampuan mengaktualisasi berbagai potensi yang dimilikinya.

Kompetensi kepribadian merupakan kepribadian yang harus melekat pada pendidik yang merupakan pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, berwibawa, berakhlak mulia serta dapat dijadikan teladan bagi peserta didik. Kompetensi ini mencakup penampilan atau sikap yang positif terhadap tugas sebagai guru dan situasi pendidikan. Selain itu, pemahaman dan penghayatan nilai-nilai yang seyogyanya dianut oleh seorang guru sebagai panutan anak didiknya.

Kompetensi sosial merupakan kemampuan berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua atau wali serta masyarakat sekitar. Kompetensi yang terakhir yaitu kompetensi professional yang merupakan kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik untuk memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam standar nasional.

(19)

sejarah pada saat guru tersebut melaksanakan pembelajaran didalam kelas yang meliputi cara pengelolaan kelas dan model pembelajaran yang digunakan dalam mengajar. Sedangkan untuk kompetensi sosial, siswa menilainya dari komunikasi dan hubungan sosialnya disekolah. Persepsi siswa terhadap keempat kompetensi tersebut berdasarkan observasi ternyata kompetensi profesional yang dimiliki kurang dimanfaatkan secara maksimal. Hal ini disebabkan oleh guru sejarah belum menggunakan model-model pembelajaran yang bervariasi karena minimnya jam pelajaran dan keterbatasan alat dan media pembelajaran yang dimiliki oleh sekolah tersebut.

Setiap guru diharapkan mempunyai kompetensi yang telah dicanangkan oleh pemerintah, tidak terkecuali guru sejarah. Sejarah merupakan salah satu mata pelajaran yang penting dalam pendidikan. Sejarah mempunyai peranan yang sangat penting dalam rangka menumbuhkan rasa nasionalisme, karena sejarah merupakan kajian ilmu yang menjelaskan tentang peristiwa masa lampau yang disertai fakta-fakta yang jelas. Kesadaran tentang sejarah merupakan modal utama dalam menumbuhkembangkan rasa cinta tanah air dan bangsa.

(20)

se-Kecamatan Weleri salah satunya dengan menggunakan berbagai model pembelajaran yang berganti-ganti. Selain itu guru sejarah juga dituntut untuk memanfaatkan kompetensi yang dimilikinya.

Undang – Undang No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa seorang guru harus mempunyai kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional, diharapkan agar guru dapat menjalankan tugasnya dengan maksimal, sehingga siswa menjadi antusias dalam mengikuti pelajaran khususnya sejarah yang nanti akhirnya berdampak pada hasil belajar siswa yang memuaskan. Hal ini pula yang diharapkan di Kecamatan Weleri Kabupaten Kendal.

Pendidikan di Kecamatan Weleri berkembang dengan pesat. Hal ini terbukti dengan banyaknya lembaga pendidikan yang berkembang di Kecamatan Weleri. Lembaga pendidikan itu antara lain lembaga pendidikan Muhammadiyah, lembaga pendidikan Ma‟arif NU, lembaga pendidikan

Kristen Theresiana, dan lembaga pendidikan milik dinas pendidikan terkait. Di Kecamatan Weleri terdapat 4 Sekolah Menengah Atas, yaitu SMA Negeri 1 Weleri, SMA NU 03 Muallimin Weleri, dan SMA Theresiana Weleri.

(21)

diberikan oleh guru sejarah didalam kelas. Kompetensi yang dimiliki guru akan teraplikasi dalam kelas yang secara langsung mempengaruhi minat belajar sejarah siswa.

Minat belajar sejarah siswa sendiri berdasarkan wawancara dengan siswa menunjukkan bahwa siswa kurang tertarik dengan pelajaran sejarah. Hal ini dipengaruhi oleh banyaknya materi pelajaran sejarah dan waktunya hanya 1 jam tiap minggu. Keadaan seperti ini membuat guru kurang berkreasi dalam memberikan materi.

Berangkat dari permasalahan diatas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan mengangkat judul: “Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru Sejarah Terhadap Minat Belajar Sejarah Siswa Kelas X SMA Se –Kecamatan Weleri Tahun 2010/2011”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka permasalahan yang diteliti adalah:

1. Bagaimanakah persepsi siswa tentang kompetensi guru sejarah SMA kelas X di Kecamatan Weleri?

(22)

3. Bagaimanakah pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi guru sejarah terhadap minat belajar sejarah siswa kelas X SMA di Kecamatan Weleri?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang diajukan oleh peneliti diatas, maka dapat diperoleh tujuan penelitian yaitu:

1. Untuk mengetahui persepsi siswa tentang kompetensi guru sejarah SMA kelas X di Kecamatan Weleri

2. Untuk mengetahui minat belajar sejarah siswa kelas X SMA di Kecamatan Weleri

3. Untuk mengetahui pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi guru sejarah terhadap minat belajar sejarah siswa kelas X SMA di Kecamatan Weleri

D. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat praktis maupun teoritis, yaitu:

1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan:

a. Dapat memberikan masukan dalam pengembangan ilmu pengetahuan. b. Dapat dijadikan acuan untuk kegiatan-kegiatan penelitian selanjutnya

(23)

dan minat belajar sejarah dan mendorong penelitian sejenis ditempat lain.

c. Dapat dijadikan sumber informasi bagi semua pihak yang ingin mengetahui kompetensi yang dimiliki guru sejarah SMA dan minat belajar sejarah di Kecamatan Weleri.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Sekolah

Hasil dari penelitian ini dapat menjadi masukan yang berharga bagi pihak sekolah untuk mengetahui persepsi siswa tentang kompetensi guru sejarah yang dimilikinya serta pengaruhnya terhadap minat belajar siswanya khususnya mata pelajaran sejarah.

b. Bagi Guru

Penelitian ini dapat memberikan informasi tentang persepsi siswa tentang kompetensi yang dimilikinya. Selain itu juga dapat menjadikan motivasi bagi guru untuk meningkatkan kompetensinya.

c. Bagi Siswa

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi yang dimiliki gurunya terhadap minatnya dalam belajar sejarah.

d. Bagi peneliti

(24)

E. Batasan Istilah

Agar tidak terjadi salah pengertian terhadap judul skripsi dan agar tidak meluas sehingga skripsi ini tetap pada pengertian yang dimaksudkan dalam judul, maka perlu penegasan istilah. Skripsi ini berjudul : “Pengaruh

Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru Sejarah Terhadap Minat Belajar Sejarah Siswa Kelas X SMA Se – Kecamatan Weleri Tahun 2010/2011”. Hal yang perlu ditegaskan adalah:

1. Persepsi

Persepsi adalah suatu proses penilaian seseorang atau kelompok orang terhadap objek, peristiwa, atau melibatkan pengalaman yang berkaitan dengan objek tertentu. Dalam penelitian ini adalah proses penilaian kompetensi guru sejarah terhadap minat belajar sejarah siswa kelas X SMA se-Kecamatan Weleri.

Menurut Maskowits dan Orgel dalam Walgito (2003:88), persepsi merupakan proses yang integrated dalam diri individu terhadap stimulus yang diterimanya. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa persepsi merupakan pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang inderanya sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan merupakan respon yang mengkaitkan stimulus, sedangkan dalam persepsi orang akan mengkaitkan dengan objek.

2. Kompetensi

(25)

berarti suatu hal yang menggambarkan kualifikasi guru ataupun kemampuan seseorang, baik kualitatif maupun kuantitatif (Mulyasa, 2005:4).

Menurut Charles dalam Mulyasa (2008:25), kompetensi merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Dalam Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menjelaskan bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Dalam penelitian ini kompetensi guru dapat dimaknai sebagai gambaran tentang apa yang seyogyanya dapat dilakukan seseorang guru dalam melaksanakan pekerjaannya, baik berupa kegiatan, berperilaku maupun hasil yang dapat ditunjukkan.

3. Minat Belajar Sejarah

(26)
(27)

BAB II

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori

1. Persepsi Siswa

a. Pengertian Persepsi

Persepsi adalah proses internal yang dilakukan untuk memilih, mengevaluasi dan mengorganisasikan rangsangan dari lingkungan eksternal. Dengan kata lain persepsi adalah cara mengubah energi-energi fisik lingkungan menjadi pengalaman yang bermakna. Persepsi adalah inti komunikasi, karena jika persepsi tidak akurat, tidak mungkin bisa berkomunikasi dengan efektif. Persepsilah yang menentukan memilih pesan dan mengabaikan pesan yang lain. Semakin tinggi derajat kesamaan persepsi individu, semakin mudah dan sering berkomunikasi, dan sebagai konsekuensinya semakin cenderung membentuk kelompok budaya atau kelompok identitas.

Menurut Maskowits dan Orgel dalam Walgito (2003:88), persepsi merupakan proses yang integrated dalam diri individu terhadap stimulus yang diterimanya. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa persepsi merupakan pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang inderanya sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan merupakan respon yang

(28)

mengkaitkan stimulus, sedangkan dalam persepsi orang akan mengkaitkan dengan objek.

Persepsi adalah suatu proses yang didahului penginderaan yaitu proses yang berwujud diterimanya stimulus oleh indera melalui alat reseptornya. Stimulus ini akan diteruskan ke otak dan terjadi proses psikologi sehingga individu menyadari apa yang dilihat, didengar, dan sebagainya (Walgito, 2003:50).

Menurut Rahmat ( 2005:51), Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli inderawi (sensory stimuli).

(29)

Persepsi dapat diartikan sebagai tanggapan (penerimaan) langsung dari suatu serapan, proses mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya. Beberapa ahli mengemukakan persepsi tentang proses diterimanya rangsang itu didasari dan dimengerti (objek, kualitas, hubungan antar gejala maupun peristiwa) sampai rangsang itu didasari dan dimengerti (Walgito, 2003:17).

Perbedaan hasil persepsi antara individu yang satu dan yang lain disebabkan oleh hal-hal berikut. Pertama, perhatian biasanya individu tidak menangkap seluruh rangsangan yang ada disekitarnya sekaligus, tetapi memfokuskan perhatian pada satu atau dua objek saja. Perbedaan fokus antara satu dengan yang lain menyebabkan perbedaan persepsi di antara mereka. Kedua, set adalah harapan seseorang akan rangsangan yang akan timbul. Ketiga, kebutuhan yaitu merupakan kebutuhan-kebutuhan sesaat yang menetapkan pada diri seseorang akan mempengaruhi persepsi orang tersebut. Dengan demikian, kebutuhan yang berbeda akan menyebabkan pula perbedaan persepsi. Keempat, ciri kepribadian seseorang berpengaruh terhadap persepsi (Walgito,2003:19). Keempat faktor tersebut diatas merupakan ukuran di dalam persepsi masing-masing individu terhadap objek yang diamatinya.

(30)

antara satu orang dan orang lain. Persepsi penting dalam kehidupan, karena dengan persepsi seseorang memulai hubungan dengan orang lain.

b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi

Proses terbentuknya persepsi sangat kompleks dan ditentukan oleh stimulus yang terjadi dalam diri seseorang dengan melibatkan aspek psikologis dan panca inderanya. Terbentukya persepsi pada individu dipengaruhi oleh banyak hal, seperti yang dikemukakan oleh Rahmat (2005:52) membagi faktor-faktor yang menentukan persepsi menjadi dua, yaitu faktor fungsional dan faktor struktural.

1) Faktor Fungsional

Faktor fungsional adalah faktor yang berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal lain yang termasuk apa yang disebut sebagai faktor-faktor personal yaitu karakteristik orang yang memberikan respon pada stimulus tersebut. Oleh karena itu menunjukkan bahwa berat ringannya penilaian terhadap objek tergantung pada rangkaian objek yang dinilainya, yang dipengaruhi oleh kebutuhan, kesiapan mental, suasana emosional, dan latar belakang budaya.

2) Faktor Struktural

(31)

Gestalt yaitu bila kita ingin mempersepsikan sesuatu, kita mempersepsikannya sebagai suatu keseluruhan. Dalam arti apabila ingin memahami suatu peristiwa kita tidak dapat meneliti faktor-faktor yang terpisah, kita harus memandangnya dalam hubungan keseluruhan.

c. Syarat Terjadinya Persepsi

Walgito (2003:70) mengemukakan beberapa syarat sebelum individu mengadakan persepsi, diantaranya yaitu: adanya objek (sasaran yang diamati), objek atau sasaran yang diamati akan menimbulkan stimulus atau rangsangan apabila mengenai alat indera atau reseptor, dan adanya indera yang cukup baik.

Agar lebih jelas lagi uraian dari persyaratan tersebut adalah sebagai berikut:

1) Adanya Objek Yang Dipersepsi

Objek atau sasaran yang diamati akan menimbulkan stimulus atau rangsangan yang mengenai alat indera. Objek dalam hal ini adalah persepsi siswa tentang kompetensi guru sejarah kelas X SMA se Kecamatan Weleri.

2) Alat Indera atau Persepsi

(32)

siswa diharapkan mempunyai panca indera yang cukup baik sehingga stimulus yang diterima akan diteruskan ke susunan syaraf otak.

3) Adanya Perhatian

Perhatian adalah langkah awal dan atau yang disebut sebagai persiapan untuk mengadakan persepsi, sehingga perhatian siswa tentang kompetensi guru sejarah bisa lebih fokus pada saat peneliti mengambil data, agar diperoleh hasil penelitian yang diharapkan.

(33)

Gambar 1

Daerah Perhatian Objek

(Sumber: Walgito,2003:78)

Keterangan gambar:

Daerah pertama merupakan bagian yang sepenuhnya disadari dan yang benar-benar diperhatikan. Daerah kedua merupakan daerah peralihan (intermediate field), daerah ini yang kurang diperhatikan sepenuhnya oleh individu yang bersangkutan. Dan daerah yang terakhir, yaitu daerah ketiga merupakan daerah yang sama sekali tidak diperhatikan individu, oleh karena itu tidak disadari (Walgito,200378).

d. Proses Terjadinya Persepsi

Penginderaan terhadap suatu objek atau benda akan menimbulkan kesan dari stimulus-stimulus, stimulus tersebut akan mengenai alat indera atau reseptor. Proses terjadinya persepsi meliputi, pertama yaitu proses fisik (kealaman) stimulus mengenai reseptor. Dan proses yang kedua yaitu proses fisiologi stimulus yang diterima oleh reseptor akan ditera oleh syaraf sensorik menuju ke otak. Setelah

III I

(34)

stimulus-stimulus diproses di otak sebagai pusat kesadaran, maka seseorang akan menyadari apa yang mengenai alat indera. Kesadaran individu tentang objek, berupa apa yang dilihat, apa yang didengar, apa yang diraba, dan apa yang dirasa. Proses inilah yang disebut dengan proses persepsi dan persepsi yang sebenarnya (Walgito, 2003:71).

Menurut Walgito (2003:72), faktor yang mempengaruhi perhatian yaitu: (1) Faktor yang berasal dari luar individu (faktor eksternal) yang meliputi intensitas (ukuran), kontras, kuat lemahnya rangsangan, pengulangan, dan gerakan. (2) faktor yang berasal dari dalam individu (faktor internal) yang meliputi motif, kesediaan, dan harapan.

Secara skematis hal tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut:

St St St St

SP Respon

Fi

Fi Fi Fi

Gambar 2

Proses Terjadinya Persepsi

(35)

Keterangan:

St : Stimulus (faktor luar)

Fi : Faktor Intern (Faktor dalam) SP : Struktur Pribadi Individu

Skema diatas mmemberikan gambaran bagaimana individu menerima bermacam-macam stimulus. Stimulus ini datang dari lingkungan (faktor luar). Individu tidak merespon dan memperhatikan semua stimulus. Perhatian mempunyai peranan yang penting disini, dengan memperhatikan objek, individu akan menyadari tentang apa yang dipersepsi, sehingga memungkinkan memberikan respon sebagai reaksi terhadap stimulus yang diterimanya. Jadi, proses terjadinya persepsi terjadi karena penginderaan individu terhadap objek suatu benda yang akan memberikan stimulus. Stimulus kemudian mengenai alat indera yang diteruskan ke otak sebagai pusat kesadaran. Maka seseorang akan menyadari tentang apa yang diminati dan memberikan tafsiran dan makna. Dalam penelitian ini siswa akan mempersepsikan tentang kompetensi yang dimiliki oleh guru sejarah, sehingga siswa dapat menafsirkan dari stimulus-stimulus yang didapatkan dari luar maupun dalam individu itu sendiri.

(36)

kemudian terjadilah proses yang diraba. Proses yang terjadi didalam otak atau didalam pusat kesadaran disebut sebagai proses psikologi.

e. Prinsip-Prinsip Persepsi

Prinsip-prinsip dasar persepsi seperti dikemukakan oleh Slameto (2003:103) adalah:

1) Persepsi itu relatif

Individu bukanlah instrumen ilmiah yang mampu menyerap segala sesuatu persis seperti keadaan sebenarnya. Dalam hubungannya dengan relatifitas persepsi ini dampak pertama dari suatu perubahan rangsangan yang dirasakan lebih lebih besar daripada ragsangan yang datang kemudian.

2) Persepsi itu selektif

Individu hanya memperhatikan beberapa rangsangan saja dari banyak rangsangan yang ada disekitarnya pada saat-saat tertentu. Ini berarti rangsangan yang diterima akan bergantung pada apa yang pernah ia pelajari, apa yang ada pada suatu saat menarik perhatiannya, dan kearah mana persepsi itu mempunyai kecenderungan, hal ini berarti juga bahwa ada keterbatasan dalam kemampuan seseorang untuk menerima rangsangan.

3) Persepsi itu mempunyai tatanan

(37)

tidak lengkap, maka ia akan melengkapinya sendiri sehingga hubungan itu menjadi jelas.

4) Persepsi dipengaruhi oleh harapan dan kesiapan

Harapan dan kesiapan penerima rangsangan akan menemukan rangsangan mana yang akan dipilih untuk diterima, selanjutnya bagaimana rangsangan yang dipilih itu akan ditata dan demikian pula bagaimana rangsangan tersebut akan diinterpretasikan.

5) Persepsi seseorang atau kelompok dapat jauh berbeda dengan persepsi orang atau kelompok lain sekalipun dalam situasi yang sama.

Perbedaan persepsi dapat ditelusuri pada adanya perbedaan-perbedaan individual, perbedaan-perbedaan kepribadian, perbedaan-perbedaan dalam sikap atau motivasi.

2. Kompetensi

(38)

itu berkaitan dengan kompetensi guru, seseorang sebelum menjadi guru haruslah dipersiapkan proses dan materi yang diberikan kepada calon guru tidak terlepas dari tujuan belajar secara umum. Secara keseluruhan kompetensi guru meliputi tiga komponen, yaitu:

a. Pengelolaan pembelajaran, meliputi kemampuan menyusun rencana pembelajaran, kemampuan melaksanakan interaksi belajar mengajar, kemampuan menilai hasil belajar peserta didik dan kemampuan melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian prestasi peserta didik. b. Pengembangan potensi diri, meliputi kemampuan mengembangkan diri

dan kemampuan mengembangkan keprofesionalan.

c. Penguasaan akademik meliputi wawasan kependidikan dan penguasaan bahan kajian akademik (Anonim,2010:80).

(39)

a. Kompetensi Pedagogik

Dalam Standar Nasional Pendidikan, kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembanagn peserta didik untuk mengaktualisasi berbagai potensi yang dimiliki.

(40)

b. Kompetensi Kepribadian

Dalam Standar Nasional Pendidikan, kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Pribadi guru memiliki andil besar terhadap keberhasilan pendidikan, khususnya kegiatan pembelajaran. Pribadi guru sangat berperan dalam membentuk pribadi peserta didik.

Kompetensi kepribadian sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan pribadi para peserta didik. Kompetensi kepribadian memiliki fungsi dan peran yang sangat penting dalam membentuk kepribadian anak, guna menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia (SDM), serta mensejahterakan masyarakat, kemajuan negara, dan bangsa pada umumnya.

(41)

kinerja sendiri, dan (13) mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan(Anonim,2010:82).

c. Kompetensi Sosial

Dalam Standar Pendidikan Nasional, kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua atau wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat yang sekurang-kurangnya memiliki kompetensi untuk: (1) Berkomunikasi secara lisan, tulisan, dan isyarat secara santun, (2) Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional, (3) Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua wali peserta didik, (4) Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dengan mengindahkan norma serta system nilai yang berlaku, (5) Menerapkan prinsip persaudaraan sejati dan semangat kebersamaan.

(42)

Secara rinci kompetensi sosial meliputi: (1) Berkomunikasi secara efektif dan empatik dengan peserta didik, orang tua peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, dan masyarakat, (2) Berkontribusi terhadap pengembangan pendidikan di sekolah dan masyarakat, (3) Berkontribusi terhadap pengembangan di tingkat lokal, regional, nasional dan global, (4) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) untuk berkomunikasi dan pengembangan diri (Anonim,2010:81).

d. Kompetensi Profesional

Dalam Standar Pendidikan Nasional, kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam standar nasional pendidikan.

(43)

penguasaan: (1) materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan standar isi program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu, dan (2) konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi, atau seni yang relevan, yang secara konseptual menaungi atau koheren dengan program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu (Anonim,2010:81).

Menurut Mulyasa (2008:135), ruang lingkup kompetensi profesional guru dapat disarikan sebagai berikut: (1) Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan baik filosofi, psikologis, sosiologis, dan sebagainya, (2) Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai taraf perkembangan peserta didik, (3) Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi tanggung jawabnya, (4) Mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi, (5) Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat, media dan sumber belajar yang relevan, (6) Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pembelajaran, (7) Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik, dan (8) Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik.

(44)

1) Guru sejarah sebagai pembimbing

Guru sejarah merupakan pembimbing dalam alam belajar peserta didik. Guru harus benar-benar memahami apa yang harus dilakukan agar pembelajaran sejarah dapat menarik minat siswa.

2) Guru sejarah sebagai guru

Dalam hal ini mengandung makna bahwa mengajar peserta didik memiliki fungsi yakni menjadikan mereka mampu memahami bahan pembelajaran dengan pengalaman belajar yang mereka miliki.

3) Guru sejarah sebagai jembatan antar generasi

Guru sejarah harus mampu mengalihkan pemikiran tokoh sejarah atau peristiwa sejarah dari masa lampau kepada peserta didik sehingga mampu mempelajari kegunaannya bagi kelangsungan hidup manusia. Guru sejarah dapat dikatakan sebagai orang yang berperan menjembatani antara generasi masa lampau dan generasi masa kini bahkan persiapan kepada generasi yang akan datang.

4) Guru sejarah sebagai pencari

(45)

5) Guru sejarah sebagai konselor

Semua pengajar, termasuk guru sejarah berperan sebagai konselor. Kehangatan pengajaran akan berjalan jika guru selalu menganggap siswa didiknya sebagai teman, sahabat atau siswa dari orang tua kandung (dalam hal ini guru berperan sebagai orang tua mereka). Peranan konselor bagi guru sejarah akan sangat tepat jika mereka sedang mengadakan studi lapangan, diskusi, atau seminar.

6) Guru sejarah sebagai stimulasi kreatifitas

Guru sejarah dituntut kreatif dalam mengemmbangkan proses belajar mengajar. Kreatifitas guru sejarah ini dikuatkan dengan dimilikinya kemampuan dan kecakapan dalam mengembangkan konsep – konsep sejarah.

7) Guru sejarah sebagai otoritas

Otoritas diartikan bahwa guru sejarah sebagai orang yang lebih dahulu, guru harus mampu mengupayakan dirinya untuk tahu apa yang belum dipahami dan harus berwawasan yang luas dengan perkembangan dan perubahan zaman.

3. Minat Belajar Sejarah

a. Pengertian Minat Belajar Sejarah

(46)

minat adalah suatu disposisi yang terorganisir melalui pengalaman yang mendorong seseorang untuk memperoleh objek khusus, aktivitas, pemahaman dan ketrampilan untuk tujuan perhatian atau pencapaian (www.Zanikhan.Multiply.com)

Belajar adalah suatu proses usaha dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku, yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto,2009:76).

Kata sejarah berasal dari bahasa Arab yaitu “Syajarotun” yang berarti pohon keturunan atau asal usul. Dalam perkembangannya memiliki pengertian tentang segala sesuatu yang telah dialami manusia di masa lampau yang buktinya masih diketahui pada mengajar sejarah.

Minat belajar adalah aspek psikologi seseorang yang menampakkan diri dalam beberapa gejala, seperti: gairah, keinginan, perasaan suka untuk melakukan proses perubahan tingkah laku melalui berbagai kegiatan yang meliputi mencari pengetahuan dan pengalaman (www.Zanikhan.Multiply.com)

(47)

b. Peranan Minat Belajar

Menurut Arianto (2008) terdapat beberapa peranan minat

dalam belajar antara lain :

1) Menciptakan, menimbulkan kosentrasi atau perhatian dalam belajar

2) Menimbulkan kegembiraan atau perasaan senang dalam belajar

3) Memperkuat ingat siswa tentang pelajaran yang telah diberikan guru

4) Melahirkan sikap belajar yang positif dan kontruktif

5)Memperkecil kebosanan siswa terhadap studi atau pelajaran

(www.sobatbaru.blogspot.com)

c. Indikator Minat Belajar

Menurut Zanikhan (2009) terdapat beberapa indikator-indikator minat belajar siswa sebagai berikut:

1) Pengalaman belajar

Pengalaman yang dimiliki oleh siswa dalam mata pelajaran tersebut baik seperti prestasi belajar.

2) Mempunyai sikap emosional yang tinggi

Seorang anak yang berminat dalam belajar mempunyai sikap emosional yang tinggi misalnya siswa tersebut aktif mengikuti pelajaran, selalu mengerjakan pekerjaan rumah dengan baik.

3) Pokok pembicaraan.

(48)

dan seberapa kuatnya minat tersebut. Jadi, artinya dalam berdiskusi anak tersebut akan antusias semangat dan berprestasi.

4) Buku bacaan (buku yang dibaca).

Biasanya siswa atau anak jika diberi kebebasan untuk memilih buku bacaan tertentu siswa itu akan memilih buku bacaan yang menarik dan sesuai dengan bakat dan minatnya.

5) Pertanyaan

Bila pada saat proses belajar mengajar berlangsung siswa selalu aktif dalam bertanya dan pertanyaan tersebut sesuai dengan materi yang diajarkan itu pertanda bahwa siswa tersebut memiliki minat yang besar terhadap pelajaran tersebut (www.Zanikhan.multiply.com).

d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar

Menurut Arianto (2008) Berhasil atau tidak seseorang dalam belajar disebabkan beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar diantaranya adalah:

1) Faktor Intern

(a) Faktor Kesehatan

(49)

(b) Faktor Cacat Tubuh

Cacat tubuh seperti buta, tuli, patah kaki, lumpuh dan sebagainya dapat mempengaruhi belajar, siswa yang cacat belajarnya juga terganggu.

(c) Faktor Psikologis (1) Perhatian

Untuk mencapai hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan atau materi pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka minat belajarpun rendah.

(2) Kesiapan

Merupakan kesediaan untuk memberikan respons atau bereaksi kesediaan itu timbul dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan.

(3) Bakat dan Intelegensi

Bakat dapat mempengaruhi belajar, jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakat, maka siswa akan berminat terhadap pelajaran tersebut, begitu juga intelegensi, orang yang memiliki intelegensi (IQ) tinggi, umumnya mudah belajar dan hasilnya cenderung baik, sebaliknya jika seseorang yang “IQ” nya rendah akan mengalami kesukaran

(50)

2) Faktor Ekstern (a) Faktor Keluarga

(1) Cara orang tua mendidik

Jika orang tua tidak memperhatikan pendidikan anaknya

seperti tidak mengatur waktu belajar, tidak melengkapi alat

belajarnya dan tidak memperhatikan apakah anaknya

belajar atau tidak, maka akan berpengaruh pada semangat

belajar anaknya. Hasil yang didapatkan tidak memuaskan

bahkan mungkin gagal dalam studinya.

(2) Suasana rumah

Untuk memberikan motivasi yang mendalam pada

anak-anak perlu diciptakan suasana rumah yang tenang, tentram

dan penuh kasih sayang supaya anak tersebut betah

dirumah dan bisa berkonsentrasi dalam belajarnya.

(3) Keadaan ekonomi keluarga

Dalam kegiatan belajar seorang anak kadang-kadang

memerlukan sarana prasarana atau fasilitas-fasilitas belajar

seperti buku, alat-alat tulis dan sebagainya.

(b) Faktor Sekolah (1) Metode mengajar

Untuk meningkatkan minat belajar siswa guru hendaknya

(51)

efektif yakni dengan dilakukannya keterampilan variasi

dalam menyampaikan materi.

(2) Kurikulum

Adanya kesesuaian kurikulum dengan kebutuhankebutuhan

siswa, akan meningkatkan semangat, dan minat belajar

siswa, sehingga siswa mendapatkan hasil belajar yang

memuaskan.

(3) Pekerjaan rumah

Pekerjaan rumah yang terlalu banyak dibebankan oleh guru kepada murid untuk dikerjakan di rumah merupakan penghambat dalam kegiatan belajar, karena membuat siswa cepat bosan.

(c) Faktor Masyarakat

(1) Kegiatan dalam masyarakat, disamping belajar, anak juga mempunyai kegiatan-kegiatan lain diluar sekolah, misalnya

karang taruna, menari, olah raga dan lain sebagainya. Bila

kegiatankegiatan tersebut dilakukan dengan

berlebih-lebihan, bisa menurunkan semangat belajar siswa.

(2) Teman bergaul, pengaruh-pengaruh dari teman bergaul siswa lebih cepat masuk dalam jiwa anak jika teman bergaulnya

baik akan berpengaruh baik terhadap diri siswa, begitu juga

(52)

B. Kerangka Berfikir

Minat sangat menentukan dalam proses belajar mengajar. Siswa akan merasa jenuh dan bosan tanpa minat dalam diri siswa. Sedangkan guru adalah motivator untuk mempengaruhi siswa melakukan kegiatan belajar untuk memberikan pengaruh dan bimbingan dalam konteks mengajar. Dalam hal mengajar inilah guru dituntut mempunyai empat kompetensi, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.

Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui seberapa besar pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi guru terhadap minat belajar siswa dalam mata pelajaran sejarah. Sejarah merupakan salah satu mata pelajaran yang kurang diminati oleh para siswa. Hal ini dikarenakan materi dalam mata pelajaran sejarah sangat banyak sedangkan waktu yang disediakan sangat terbatas. Sehingga guru dengan kompetensi yang dimilikinya dituntut untuk mengolah mata pelajaran sejarah menjadi mata pelajaran yang menarik baik dari segi cara mengajar maupun metode yang digunakan agar siswa menjadi antusias dalam mengikuti palajaran sejarah.

(53)

Gambar 3

Skema Kerangka Berfikir

C. Hipotesis

Berdasarkan masalah dan kerangka berfikir diatas, maka dalam rencana penelitian skripsi ini dirumuskan hipotesis sementara sebagai berikut : ”Persepsi siswa tentang kompetensi guru sejarah berpengaruh terhadap minat belajar sejarah siswa kelas X SMA se Kecamatan Weleri 2010/2011”

Kompetensi

Guru Persepsi

Siswa

(54)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kuantitatif dengan desain penelitian melalui pendekatan ex post facto yang berarti “setelah kejadian”. Menurut Sudjana (1989:56) ex post facto adalah sebagai metode

penelitian yang menunjuk pada perlakuan dimana variabel X telah terjadi sebelumnya sehingga peneliti tidak perlu memberikan perlakuan lagi, tinggal melihat efeknya pada variabel terikat. Dengan kata lain, peneliti tidak melakukan suatu perlakuan apapun pada subjek. Peneliti hanya mengungkap respon yang dimiliki subjek penelitian yang berhubungan dengan pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi guru sejarah terhadap minat belajar sejarah siswa kelas X SMA se Kecamatan weleri.

B. Lokasi Penelitian

Berdasarkan judul yang diangkat, maka lokasi penelitian ini adalah daerah Kecamatan Weleri Kabupaten Kendal. Sasaran penelitian adalah para siswa kelas X SMA se Kecamatan Weleri. Adapun SMA yang akan menjadi lokasi penelitian yaitu (1) SMA Negeri 1 Weleri, (2) SMA Muhammadiyah Weleri, (3) SMA NU 03 Mualimin Weleri, dan (4) SMA Theresiana Weleri.

Alasan peneliti memilih Kecamatan Weleri karena Kecamatan Weleri merupakan satu-satunya kecamatan di Kabupaten Kendal yang pendidikannya berkembang sangat pesat dibanding kecamatan-kecamatan lain. Hal ini

(55)

terbukti dengan banyaknya sekolah-sekolah yang berdiri di Kecamatan Weleri yang berbeda Lembaga Pendidikan. Keanekaragaman lembaga pendidikan ini berdampak salah satunya pada kompetensi yang dimiliki gurunya serta kemampuan siswanya.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto,2006:108). Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas X SMA di Kecamatan Weleri yang terdiri atas SMA N 1 Weleri ada 7 kelas dengan jumlah 268 siswa, SMA Muhammadiyah ada 2 kelas dengan jumlah 54 siswa, SMA NU 03 Muallimin Weleri ada 2 kelas dengan jumlah 77 siswa, dan SMA Theresiana ada 2 kelas dengan jumlah 50 siswa. Jadi jumlah keseluruhan populasi dalam penelitian ini sebanyak 449 siswa.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Arikunto, 2006: 117). Cara penentuan besarnya sampel pada penelitian ini

adalah dengan menggunakan rumus Slovin (Umar, 2005:108), yaitu:

n = 2

1 Ne N

(56)

e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir, e di dalam rumus di atas = 5%

Sehingga dari populasi di atas dapat dihitung besarnya sampel yaitu:

n=

n=

n= 211,54 dibulatkan 212

Jadi sampel dalam penelitian ini adalah 212 siswa yang tersebar dalam 4 SMA di Kecamatan Weleri.

(57)

Tabel 1. Distribusi sampel

Sumber: Data Hasil Observasi diolah

D. Variabel Penelitian

Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2006:118). Dari konsep ini dapat disimpulkan bahwa variabel penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek penelitian atau merupakan fakta-fakta yang berperan dalam peristiwa yang akan diteliti.

Adapun variabel dalam penelitian ini ada dua jenis yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

1. Variabel Bebas

(58)

2. Variabel Terikat

Variabel terikat atau dependen variabel adalah variabel yang timbul dalam hubungan yang fungsional atau sebagai pengaruh dari variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah minat belajar siswa terhadap mata pelajaran sejarah.

E. Teknik Pengumpulan Data

Metode yang digunakan untuk proses pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:

1. Observasi dan wawancara

Observasi merupakan penelitian yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan terhadap obyek, baik secara langsung maupun tidak langsung. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi dari guru sejarah pada saat observasi. Pelaksanaan observasi dan wawancara dilaksanakan sebelum peneliti terjun melakukan penelitian. Observasi dan wawancara ini digunakan untuk mendukung data penelitian.

2. Angket (Questionnaires)

(59)

Dalam penelitian ini digunakan jenis angket tertutup yaitu kuesioner yang disusun dengan menggunakan pilihan jawaban. Dalam angket ini diharapkan responden mudah memberikan jawaban karena alternatif jawaban sudah disediakan berupa pilihan jawaban dengan memberikan tanda chek list dalam tabel yang telah disediakan, sehingga membutuhkan waktu singkat dalam menjawabnya. Angket ini digunakan untuk mengungkap data tentang pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi guru sejarah terhadap minat belajar sejarah siswa kelas X.

3. Dokumentasi

Dokumentasi dalah pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen. Hasil penelitian akan semakin kredibel apabila didukung dengan foto-foto. Data-data yang dikumpulkan dengan teknik dokumentasi cenderung merupakan data sekunder.

F. Instrumen dan Penyusunan Angket

Instrumen adalah alat pengumpul data. Keberhasilan penelitian banyak ditentukan oleh instrumen yang digunakan, sebab data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian (masalah) dan menguji hipotesis diperoleh melalui instrumen. Instrumen penelitian dibedakan menjadi beberapa jenis, yang salah satunya digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner atau angket (Sudjana,2005:97).

(60)

menyusun angket yang berisi sejumlah pertanyaan dalam bentuk pilihan dan membagikan angket tersebut kepada siswa kelas X dengan ijin kepala sekolah. Dari hasil angket tersebut diharapkan dapat mengungkap pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi guru sejarah terhadap minat belajar sejarah siswa kelas X.

G. Validitas dan Reliabilitas

1. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dengan kata lain dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto,2006:160).

Untuk menguji kuesioner penelitian, menggunakan uji validitas butir instrumen, dikatakan memiliki validitas apabila mempunyai dukungan besar terhadap skor total. Untuk mengukur validitas butir kuesioner dengan menggunakan rumus korelasi product moment dikemukakan oleh Pearson:

rxy =

Dimana:

rxy = koefisien korelasi x dan y N = Jumlah responden

(61)

Y = Jumlah skor total yang benar (Arikunto, 2006: 162)

Untuk mengetahui apakah kuesioner yang digunakan valid atau tidak, maka r yang diperoleh ( ) dibandingkan dengan dengan taraf signifikan 5%. Apabila maka instrument dikatakan valid. Apabila maka instrument dikatakan tidak valid.

Berdasarkan hasil uji coba instrumen kepada 20 responden dengan taraf signifikansi 5% didapat r tabel = 0,444. Jadi, item soal dikatakan valid jika r hitung > 0,444. Hasil uji coba dari 40 soal, diperoleh 34 soal yang valid yaitu soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 30, 31, 32, 33, 35, 36, 37, dan 38 sedangkan soal yang tidak valid adalah nomor 12, 19, 29, 34, 39, dan 40. Sehingga soal nomor 12, 19, 29, 34, 39, dan 40 dibuang dan tidak dipakai untuk soal dalam angket penelitian.

2. Reliabilitas

(62)

= reliabititas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan atau soal = jumlah varian butir

= varian total

Sebelum masuk kerumus alpha, maka perlu di cari varian tiap butir angket dengan rumus:

=

Varian total dapat dicari dengan rumus:

Harga dari perhitungan tersebut kemudian dibandingkan dengan harga dengan taraf signifikan 5%. Instrumen dikatakan reliabel jika .

(63)

H. Teknik Analisis Data

1. Analisis Hasil Penelitian

a. Analisis Deskriptif Persentase

Analisa dalam penelitian digunakan untuk mengetahui dan menggambarkan mengenai keadaan variabel. Baik itu variabel kompetensi guru maupun minat belajar siswa kelas X SMA di Kecamatan Weleri. Penggambaran dua variabel ini dinyatakan dalam bentuk prosentase. Adapun langkah analisa diskriptif persentase adalah: a) Memberikan skor terhadap jawaban responden dengan ketentuan :

1. Skor 5 untuk jawaban sangat setuju 2. Skor 4 untuk jawaban setuju

3. Skor 3 untuk jawaban kurang setuju 4. Skor 2 untuk jawaban tidak setuju 5. Skor 1 untuk jawaban sangat tidak setuju b) Memasukkan hasil kedalam rumus:

DP = N

n

X 100%

Dimana :

(64)

Kriteria yang digunakan:

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kenormalan data. Adapun rumus yang digunakan yaitu rumus chi- kuadrat:

2

Oi = frekuensi hasil pengamatan Ei = frekuensi yang diharapkan

Jika

x

hitung2 <

x

21 k 3 dengan taraf kesalahan 5% maka data berdistribusi normal ( Sudjana, 2005: 273). Dalam penelitian ini diperoleh = 10,825, jadi < sehingga data penelitian ini berdistribusi normal.

b. Analisis Regresi Linier Sederhana

(65)

guru sejarah terhadap minat belajar sejarah siswa kelas X SMA se Kecamatan Weleri.

Bentuk persamaan regresi linear sederhana adalah: = a + b X

c. Uji keberartian dan Uji kelinieran regresi

(66)
(67)

JK (E) =

1) Uji keberartian regresi sederhana digunakan untuk menguji hipotesis penelitian dengan menggunakan rumus analisis varian. Langkah yang pertama adalah penentuan hipotesis.

Hipotesis:

H0 = Minat belajar sejarah siswa tidak bergantung pada kompetensi guru sejarah telah diambil itu betul-betul cocok dengan keadaannya atau tidak. Hipotesis

H0 = Model regresi linier

(68)

Rumus yang digunakan adalah:

Uji determinasi digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh kompetensi guru sejarah (X) terhadap minat belajar sejarah siswa kelas X SMA se Kecamatan Weleri tahun 2010/2011 (Y).

Rumus untuk mencari besarnya koefisien determinasi ( 2

(69)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Sekolah

a. SMA Negeri 1 Weleri

SMA Negeri 1 Weleri berdiri pada tahun 1982. SMA Negeri 1 Weleri terletak di Jalan Bahari No 17 Desa Karanganom Kecamatan Weleri. SMA Negeri 1 Weleri merupakan sekolah dengan nilai Akreditasi A dan termasuk Rintisan Sekolah Kategori Mandiri (RSKM). Sekolah ini merupakan salah satu sekolah terluas di Kabupaten Kendal karena luasnya mencapai 5 hektar. Lokasi SMA Negeri 1 Weleri dengan letak yang tak jauh dari jalan pantura menyebabkan SMA ini sangat mudah dijangkau dengan angkutan kota.

SMA Negeri 1 Weleri saat ini dipimpin oleh seorang kepala sekolah yang bernama Asari, dengan didukung oleh 39 orang guru dan 15 tenaga pendukung. SMA Negeri 1 Weleri memiliki 20 ruang kelas yaitu 7 ruang untuk kelas X yang terdiri dari 1 kelas imersi dan 6 kelas reguler, 7 ruang untuk kelas XI yang terdiri dari 3 kelas program Ilmu Pengetahuan Alam, 3 kelas program Ilmu Pengetahuan Sosial, dan 1 kelas program Bahasa, dan 6 ruang untuk kelas XII yang terdiri dari 2 kelas program Ilmu Pengetahuan Alam, 3 kelas program Ilmu Pengetahuan Sosial dan 1 kelas untuk program Bahasa.

(70)

SMA Negeri 1 Weleri juga mempunyai beberapa ruang penunjang belajar seperti laboratorium (biologi, kimia, fisika dan bahasa), perpustakaan, keterampilan, multimedia, kesenian, dan ruang-ruang kantor yang lain seperti ruang-ruang tata usaha, ruang-ruang guru, ruang-ruang BK, ruang OSIS, ruang pramuka serta ruang UKS. Sekolah ini juga memiliki beberapa lapangan olah raga dan musholla.

b. SMA Muhammadiyah 1 Weleri

SMA Muhammadiyah 1 Weleri berdiri pada tahun 1970 dengan No statistik sekolah 304032412002. SMA Muhammadiyah 1 Weleri terletak di Jalan Raya No. 238 Penyangkringan Weleri. SMA Muhammadiyah 1 Weleri merupakan sekolah dengan nilai Akreditasi B. SMA Muhammadiyah 1 Weleri saat ini dipimpin oleh seorang kepala sekolah yang bernama Sinwan. Visi dari sekolah ini adalah “terwujudnya Sekolah Unggul, Mandiri dan berwawasan tehnologi informatika serta berdasarkan iman dan taqwa”.

(71)

kesenian, dan ruang-ruang kantor yang lain. Selain itu dilengkapi dengan musholla dan berbagai lapangan olahraga.

c. SMA NU 03 Muallimin Weleri

SMA NU 03 Muallimin Weleri terletak di Jl. Balai Desa Penaruban Weleri. SMA NU 03 Muallimin Weleri merupakan sekolah dengan Nilai Akreditasi A. Sekolah ini merupakan salah satu sekolah SMA swasta yang banyak diminati. Lokasi SMA NU 03 Muallimin Weleri yang terletak disebelah jalan pantura menyebabkan sekolah ini mudah dijangkau.

SMA NU 03 Muallimin Weleri saat ini dipimpin oleh seorang kepala sekolah yang bernama Nila Dwi Harini, dengan didukung oleh 25 orang guru yang terdiri dari 17 guru tetap dan 8 guru tidak tetap. SMA NU 03 Muallimin Weleri memiliki 9 ruang kelas yaitu 2 ruang untuk kelas X, 4 ruang untuk kelas XI, dan 3 ruang untuk kelas XII. Sekolah ini mempunyai beberapa ruang penunjang belajar lainnya seperti laboratorium, perpustakaan, keterampilan, multimedia, kesenian, ruang OSIS, ruang pramuka. Selain itu ditunjang dengan lapangan olah raga dan musholla.

d. SMA Theresiana Weleri

(72)

mudah dijangkau. SMA Theresiana Weleri merupakan sekolah dengan Nilai Akreditasi B.

SMA Theresiana Weleri saat ini dipimpin oleh seorang kepala sekolah yang bernama Suhardi dengan didukung oleh 16 orang guru yang terdiri dari 13 guru tetap dan 3 masih merupakan guru tidak tetap. SMA Theresiana Weleri memiliki 6 ruang kelas yaitu 2 ruang untuk kelas X, 2 ruang untuk kelas XI yang terdiri dari 1 kelas program Ilmu Pengetahuan Alam dan 1 kelas untuk program Ilmu Pengetahuan Sosial, dan 2 ruang untuk kelas XII yang terdiri dari 1 kelas untuk program Ilmu Pengetahuan Alam dan 1 kelas untuk program Ilmu Pengetahuan Sosial. Sekolah ini ditunjang dengan ruang kepala sekolah, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, dan ruang multimedia. Di SMA Theresiana ini juga dilengkapi dengan asrama siswa yang diperuntukkan untuk siswa yang berasal dari luar kota.

2. Analisis Deskriptif Persentase Data Hasil Penelitian

a. Analisis Deskriptif Persentase Variabel Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru Sejarah

(73)

sosial, dan kompetensi kepribadian diperoleh hasil seperti yang disajikan dalam grafik berikut ini:

Gambar 4

Grafik Persepsi Siswa Tentang Keseluruhan Kompetensi Guru Sejarah

(sumber: data hasil penelitian diolah)

Grafik tersebut menunjukkan bahwa mayoritas guru sejarah kelas X SMA di Kecamatan Weleri menurut persepsi siswa telah memiliki keempat kompetensi dengan kriteria yang tinggi yaitu 73.58%. Sedangkan menurut persepsi siswa, guru yang memiliki kriteria kompetensi sangat tinggi sebanyak 15.05%, untuk kriteria sedang sebanyak 11.32% dan untuk kriteria rendah dan sangat rendah yaitu 0%.

Pada tabel dan gambar 4.1 diketahui bahwa persepsi siswa terhadap keempat kompetensi guru sejarah, secara keseluruhan guru sejarah kelas X SMA di Kecamatan Weleri memiliki keempat kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, professional, sosial, dan kepribadian yang

(74)

tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas guru sejarah kelas X SMA di Kecamatan Weleri sudah memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan.

Sesuai dengan Undang – Undang Guru dan Dosen Nomor 14 tahun 2005, kompetensi guru terdiri dari 4 kompetensi, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi sosial, dan kompetensi kepribadian.

1. Analisis Deskriptif Persentase Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Pedagogik Guru Sejarah

Peneliti melibatkan persepsi siswa untuk mengungkap kompetensi pedagogik yang dimiliki oleh guru sejarah. Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan oleh peneliti diperoleh data yang disajikan dalam bentuk grafik berikut ini:

Gambar 5

Grafik Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Pedagogik Guru Sejarah

(sumber: data hasil penelitian diolah)

Gambar

Tabel
Gambar
Gambar 1 Daerah Perhatian Objek
Gambar 2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Analisis Model Matematika Proses Pembkaran Batu Bata Dengan Me- tode Volume Hingga; Fery Hendra Mukti, 080210191054; 2012: 128 halaman; Program Studi Pendidikan Matematika,

Apel Pagi Apel pagi dilaksanakan pada pukul 07.30, dihadiri oleh dihadiri oleh Kabid Kota Yogyakarta, karena Kepala Dinas tidak dapat hadir karena sedang persiapan pelaksanaan

bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 10 Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2016 tentang Pemberian Tunjangan Hari Raya Dalam Tahun Anggaran 2016 Kepada

[r]

Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi terhadap kompensasi dengan motivasi kerja pada guru SLB

Mahasiswa mampu memahami konsep arsitektur, implikasinya, penentuan arsitektur serta delayed differentiation, platform planning, related system level design issues. -

Dengan hak bebas royalti non-eksklusif ini Universitas Sebelas Maret berhak menyimpan, mengalihmediakan, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data (database),

Berdasarkan ketentuan yang berlaku kepada BUMN dan BUMD dapat diberikan Hak Guna Bangunan selama maksimum 30 tahun atau bagi BUMN/BUMD tertentu dimungkinkan