ABSTRACT
Telemetry derived from the word “Tele” meaning far and “metry” means the measurements, there by telemetry is a communication system for data transfer distance measurements using the transmission medium as the carrier data. Telemetry function to measure an object from a distance and measurement result are transmitted to the operator. But the telemetry system which is currently still be monitoring it. It may be more useful if used as a detector of natural disaster. In design this tool SHT11 sensor will measure temperature and humidity in the environment and enter data into ATMEGA8535 measurement result to be processed. After the temperature and humidity values obtained then the data will be transmitted via Radio Frequency Modem YS 1020UB to be accepted, processed, and displayed on a computer based on the setpoint value. After that data is sent back to the circuit indicator using Radio Frequency Modem YS 1020UB. Testing is done by comparing the sensor output comparator SHT11 with tools and perform data transmission within and outside the room has a range of 100 – 800 meter. The result of testing the sensor output is different SHT11 1 – 2 ºC by means of comparison, the transmission and reception using Radio Frequency Modem YS 1020UB data inside and outside the room is sent has a range of 100 – 500 meters.
ABSTRAK
Telemetri berasal dari kata “Tele” yang berarti jauh dan “Metri” yang berarti pengukuran, dengan demikian telemetri adalah suatu sistem komunikasi untuk transfer data pengukuran jarak jauh yang menggunakan media transmisi sebagai Carrier data tersebut. Telemetri berfungsi untuk mengukur suatu objek dari jarak jauh dan hasil pengukuran tersebut dikirimkan kepada operator. Namun sistem telemetri yang ada saat ini masih bersifat monitoring saja. Hal tersebut dapat lebih bermanfaat jika dijadikan sebagai pendeteksi bencana alam. Pada perancangan alat ini Sensor SHT11 akan mengukur suhu dan kelembaban di lingkungan sekitar dan memasukan data hasil pengukuran ke ATMEGA8535 untuk diproses. Setelah nilai suhu dan kelembaban didapat maka data tersebut akan dikirim melalui Modem Radio Frekuensi YS 1020UB untuk diterima, diproses, serta ditampilkan di komputer berdasarkan nilai setpoint. Setelah itu data dikirim kembali ke rangkaian indikator menggunakan Modem Radio Frekuensi YS 1020UB. Pengujian dilakukan dengan cara membandingkan output sensor SHT11 dengan alat pembanding dan melakukan pengiriman data di dalam dan di luar ruangan dengan rentang jarak 100 – 800 meter. Adapun hasil dari pengujian adalah output sensor SHT11 berbeda 1 - 2ºC dengan alat pembanding, pengiriman dan penerimaan menggunakan Modem Radio Frekuensi YS 1020UB data di dalam dan di luar ruangan berhasil terkirim dengan rentang jarak 100 – 500 meter.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Teknologi masa kini berkembang kian pesatnya, termasuk dalam hal komunikasi data. Telah banyaknya alat-alat canggih dan praktis serta teknik monitoring jarak jauh. Salah satunya adalah telemetri. Telemetri berasal dari kata “Tele” yang berarti jauh dan “Metri” yang berarti pengukuran, dengan demikian telemetri adalah suatu sistem komunikasi untuk transfer data pengukuran jarak jauh yang menggunakan media transmisi sebagai Carrier data tersebut. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam telemetri adalah teknik modulasi dan saluran transmisi. Modulasi merupakan proses konversi sinyal informasi menjadi suatu gelombang sinus, atau penumpangan suatu sinyal (sinyal informasi) ke sinyal pembawa (carrier). Ada beberapa macam teknik modulasi yang biasa digunakan, tergantung pada parameter yang dimodulasi.
Saluran transmisi adalah alat (device) yang dipakai untuk menghubungkan antara sumber data dan penerima data. Komponen yang dipakai adalah modem (modulator-demodulator) dan pemancar penerima radio (radio tranceiver), untuk media transmisi gelombang radio. Telemetri berfungsi untuk mengukur suatu objek dari jarak jauh dan hasil pengukuran tersebut dikirimkan kepada operator. Namun sistem telemetri yang ada saat ini masih bersifat monitoring saja.
1.2. Rumusan Masalah
Masalah utama yang akan dibahas di sini adalah ;
1. Bagaimana merancang Telemetri Suhu dan Kelembaban Sebagai Pendeteksi Peringatan Dini Bencana Alam, baik secara hardware maupun software. 2. Bagaimana menerapkan sensor SHT11 dalam mengukur suhu dan
kelembaban pada suatu tempat.
3. Bagaimana mengaplikasikan Modem Radio Frekuensi YS 1020UB dalam mengirim dan menerima data secara jarak jauh.
1.3. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari penulisan tugas akhir ini ialah agar bisa memberi informasi status bencana alam serta memantau suhu dan kelembaban pada suatu tempat lalu mengirim informasi yang akan dikirim dari sumber ke operator dan informasi dari operator akan dikirim kembali kepada masyarakat sekitar.
1.4. Batasan Masalah
Pada perancangan yang akan dibuat ini terdapat beberapa batasan masalah karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, yaitu :
1. Media untuk mengirim dan menerima data menggunakan modul RF dengan modulasi GFSK.
2. Alat yang dibuat hanya dapat mengukur dan memantau suhu serta kelembaban di suatu tempat.
3. Sensor yang digunakan dalam pembuatan alat yaitu SHT11. 4. Parameter yang diukur hanya suhu di sekitar.
1.5. Metodologi Penelitian
Cara untuk memecahkan permasalahan dalam Laporan Akhir ini, dibuatlah dalam bentuk kerangka pemecahan masalah dengan menggunakan beberapa tahapan penelitian, antara lain sebagai berikut :
1. Pengumpulan Bahan dan Komponen
2. Perancangan Sistem
Perancangan Sistem merupakan suatu tahapan yang merencanakan pembuatan blok diagram sistem PCB, layout komponen, dan seberapa besar harga komponen yang digunakan.
3. Percobaan Perblok
Tahapan ini merupakan suatu tahapan di mana dilakukannya percobaan per blok diagram sistem, agar diketahui kondisi alat yang telah dibuat, apakah alat itu dalam keadaan baik atau tidak.
4. Pengujian Keseluruhan
Pengujian alat keseluruhan ini biasanya dilakukan di laboratorium agar mendapatkan data-data yang berkaiatan dengan rangkaian, data sheet komponen, serta dasar teori yang didapat dibangku kuliah.
5. Analisa
Tahapan ini merupakan membandingkan hasil pengujian keseluruhan dengan dasar teori dan data sheet komponen, maka didapat analisa secara keseluruhan serta cara kerja rangkaian pada saat digunakan.
6. Simpulan
Setelah dilakukannya tahap ke-1 sampai dengan tahap ke-5, maka didapat suatu kesimpulan dari seluruh tahapan yang telah dilakukan.
7. Laporan
Tahapan inin merupakan tahapan pembuatan tulisan berdasarkan data, hasil percoban, analisa, serta simpulan yang dituangkan ke dalam laporan.
1.6. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah dalam penyusunan Laporan Akhir yang lebih jelas dan sistematis, maka penulis membaginya dalam sistematika penulisan yang terdiri dari beberapa bab pembahasan dengan urutan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
BAB II DASAR TEORI
Bab ini akan menjelaskan tentang semua landasan teori yang berhubungan dengan alat yang akan dibuat.
BAB III PERANCANGAN SISTEM
Bab ini dipaparkan tahap-tahap perancangan alat, mulai dari tujuan, komponen yang digunakan, perancangan, perakitan alat, dan juga cara menjalankan program yang digunakan.
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA
Bab ini meliputi hasil dan bahasan yang ditekankan pada perumusan masalah, yaitu tentang flowchart, listing program, serta prinsip kerja dari rangkaian pendeteksi bencana kebakaran.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB II
DASAR TEORI
2.1.Komunikasi Data
Komunikasi data adalah merupakan bagian dari telekomunikasi yang
secara khusus berkenaan dengan transmisi atau pemindahan data dan
informasi diantara komputer-komputer dan piranti-piranti yang lain dalam
bentuk digital yang dikirimkan melalui media komunikasi data. Data berarti
informasi yang disajikan oleh isyarat digital. Komunikasi data merupakan
bagian vital dari suatu masyarakat informasi karena sistem ini menyediakan
infrastruktur yang memungkinkan komputer-komputer dapat berkomunikasi
satu sama lain.
2.1.1. Komponen Komunikasi Data
Komunikasi data bertujuan untuk menukar informasi diantara dua
perantara sehingga kedua perantara tersebut dapat berkomunikasi, seperti
yang ditunjukkan gambar dibawah ini
Gambar 2.1. Komunikasi Data
Komunikasi data akan terjadi bila komponen-komponen komunikasi
data tersedia. Adapun komponen-komponen komukasi data tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Sumber, komponen yang bertugas mengirimkan informasi dan sebagai
pembangkit data.
2. Penghantar, adalah piranti yang mengirimkan data.
3. Penerima, adalah piranti yang menerima data.
5. Media penghantaran, adalah media atau saluran yang digunakan
untukmengirimkan data.
6. Protokol, adalah aturan-aturan yang berfungsi untuk
menyelaraskanhubungan.
Dalam sebuah transmisi data dapat berupa simplex yaitu sinyal
ditransmisikan hanya pada satu arah, half duplex yaitu kedua stasiun dapat
mentransmisikan, namun hanya satu pada saat yang sama, full duplex yaitu
kedua stasiun bisa mentransmisikan secara bersamaan.
Transmisi data terjadi antara transmitter dan receiver melalui
beberapa media transmisi. Media transmisi dapat digolongkan sebagai
transmisi dengan panduan (guided media) atau transmisi tanpa panduan
(unguided media). Pada kedua hal tersebut komunikasi berada dalam bentuk
gelombang elektromagnetik. Dengan guided media, gelombang dikendalikan
melalui jalur fisik, sedangkan pada unguided media menyediakan alat untuk
mentransmisikan gelombang elektromagnetik namun tidak
mengendalikannya.
2.1.2. Tipe Sinyal Pada Transmisi Data
Sinyal adalah gelombang elektromagnetik yang disebar melalui
suatu media. Sinyal dibagi menjadi dua, yaitu sinyal analog dan sinyal digital.
1. Sinyal Analog
Sinyal analog adalah sinyal data dalam bentuk gelombang sinus yang
kontinyu, yang membawa informasi dengan mengubah karakteristik
gelombang. Dua parameter atau karakteristik terpenting yang dimiliki
Gambar 2.2. Sinyal Analog
2. Sinyal Digital
Sinyal digital merupakan sinyal data dalam bentuk pulsa yang dapat
mengalami perubahan yang tiba-tiba dan mempunyai besaran 0 dan 1.
Sinyal digital hanya memiliki dua keadaan, yaitu 0 dan 1.
Gambar 2.3. Sinyal Digital
2.1.3. Gangguan transmisi
Dalam sistem komunikasi, sinyal yang diterima kemungkinan
berbeda dengan sinyal yang ditransmisikan karena adanya gangguan
transmisi. Untuk pengiriman sinyal analog terdapat gangguan yang dapat
menurunkan kualitas sinyal, namun bagi pengiriman sinyal digital akan
terdapat gangguan seperti bit error. Gangguan yang ada pada transmisi data
yaitu :
1. Atenuasi dan distorsi oleh atenuasi.
Kekuatan sinyal akan melemah karena jarak yang melalui medium
2. Distorsi oleh penundaan.
Distorsi penundaan (Delay distortion)terjadi akibat kecepatan sinyal yang
melalui medium berbeda-beda sehingga sampai pada penerima dengan
waktu yang berbeda-beda.
3. Noise
Adalah tambahan sinyal yang tidak dinginkan masuk dimanapun di
antara pengirim dan penerima. Noise dibagi 4 kategori, diantaranya
sebagai berikut:
a. Thermal Noise
b. Intermodulation Noise
c. Crosstalk
d. Impulse noise
Adapun permasalahan umum yang sering terjadi pada transmisi adalah:
1. Atenuasi (Attenuation): peningkatan atenuasi seiring dengan fungsi
frekuensi.
2. Penurunan kekuatan sinyal seiring dengan fungsi jarak.
3. Pengembalian kualitas sinyal dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
dengan amplifier untuk sinyal analog dan repeater untuk sinyal digital.
4. Delay distortion terjadi ketika komponen frekuensi yang berbeda
berjalan pada kecepatan yang berbeda.
2.1.4. Modulasi
Modulasi adalah proses perubahan (varying) suatu gelombang
periodik sehingga menjadikan suatu sinyal mampu membawa suatu
informasi. Dengan proses modulasi, suatu informasi (biasanya frekuensi
rendah) bisa dimasukkan ke dalam suatu gelombang pembawa, biasanya
berupa gelombang sinus frekuensi tinggi. Adapun tujuan modulasi yaitu:
1. Transmisi menjadi efisien atau memudahkan pemancaran.
2. Masalah perangkat keras menjadi lebih mudah.
3. Menekan derau atau interferensi.
5. Untuk multiplexing, proses penggabungan beberapa sinyal informasi
untuk disalurkan secara bersama-sama melalui satu kanal transmisi.
Terdapat tiga parameter kunci pada suatu gelombang sinusoidal
yaitu:amplitudo, fasa, dan frekuensi. Ketiga parameter tersebut dapat
dimodifikasi sesuai dengan sinyal informasi (frekuensi rendah) untuk
membentuk sinyal yang termodulasi. Ada dua jenis sinyal modulasi yaitu
modulasi analog dan modulasi digital.
Jenis-jenis modulasi analog:
1. Amplitude Modulation (AM)
Modulasi jenis ini adalah modulasi yang paling sederhana, frekuensi
pembawa atau carrier diubah amplitudonya sesuai dengan signal
informasi atau messagesignal yang akan dikirimkan. Dengan kata lain
AM adalah modulasi dimana amplitudo dari sinyal pembawa (carrier)
berubah karakteristiknya sesuai dengan amplitudo sinyal informasi.
Modulasi ini disebut juga linear modulation, artinya bahwa pergeseran
frekuensinya bersifat linier mengikuti sinyal informasi yang akan
ditransmisikan.
Gambar 2.4. Amplitude Modulation
2. Frequency Modulation (FM)
Modulasi Frekuensi adalah salah satu cara merubah sinyal sehingga
memungkinkan untuk membawa dan mentransmisikan informasi
ketempat tujuan. Frekuensi dari sinyal pembawa (carrier signal)
berubah-ubah menurut besarnya amplitudo dari sinyal informasi. FM ini
Gambar 2.5. Frequency Modulation
3. Pulse Amplitude Modulation (PAM)
Dasar konsep PAM adalah merubah amplitudo sinyal pembawa (carrier
signal) yang berupa deretan pulsa (diskrit) yang perubahannya
mengikuti bentuk amplitudo dari sinyal informasi yang akan dikirimkan
ketempat tujuan. Sehingga sinyal informasi yang dikirim tidak
seluruhnya tapi hanya contohnya saja (sampling signal).
Gambar 2.6. Pulse Amplitude Modulation
Jenis-jenis modulasi digital:
1. Amplitude shift keying (ASK).
Amplitude shift keying (ASK) adalah modulasi amplitudo dengan
pemodulasi sinyal data biner (bit “0” atau bit “1”) seperti halnya pada
modulasi AM. Jadi sinyal ASK merepresentasikan sinyal data biner “0”
Gambar 2.7. Amplitude Shift Keying
2. Frequency shift keying (FSK).
Frequency shift keying (FSK) adalah suatu proses modulasi sinyal analog
menjadi sinyal digital. Menurut fungsinya perangkat FSK dibagi menjadi
dua jenis yaitu:
a. FSK modulator yaitu mengubah sinyal digital menjadi sinyal sinus
b. FSK demodulator yaitu mengubah sinyal sinus menjadi sinyal digital.
FSK demodulator berfungsi untuk mengubah sinyal sinusoidal sebesar
1200 Hz menjadi sinyal digital dengan nilai logika “1” dan mengubah
sinyal sinusoidal sebesar 2200 Hz menjadi sinyal digital dengan nilai
logika “0”. Frequency shift keying (FSK) demodulator diaplikasikan
untuk pengiriman data serial atau pulsa kotak melalui pemancar radio
atau melalui jalur telepon.
Gambar 2.8. Frequency Shift Keying
3. Phase shift keying (PSK).
Phase shift keying (PSK) adalah modulasi yang menyatakan sinyal digital
1 sebagai suatu nilai tegangan tertentu dengan beda fasa tertentu pula
misalnya tegangan 1 Volt dengan beda fasa 0 derajat, dan sinyal digital 0
sinyal PSK bernilai 1, misalnya 1 Volt dengan beda fasa yang berbeda
misalnya beda fasa 180 derajat.
Gambar 2.9. Phase Shift Keying
4. Gaussian Frequency Shift Keying (GFSK)
GFSK adalah jenismodulasi Frequency Shift Keying (FSK) yang
menggunakanGaussian Filteruntuk melancarkan penyimpangan
frekuensipositif/negatif, yang diwakili dengan biner 1 atau 0.Digunakan
pada DECT, Bluetooth, Cypress WirelessUSB,Nordic Semiconductor,
Texas Instruments LPRF dan perangkat z-gelombang. Bluetooth untuk
deviasi minimumadalah 115 kHz.Dalam perangkat modulasi GFSK,
semuanya samaseperti yang ada pada perangkat modulasi FSK
kecualiproses sinyal pulsa baseband (-1, 1) sebelum masuk kedalam
perangkat modulasi FSK. Sinyal pulsa baseband harusmelalui Gaussian
Filter untuk membuat sinyal pulsamenjadi lebih baik sehingga lebar
sinyal spectral dapat terbatasi.
Gaussian Filteringmerupakan salah satu cara yangsangat standar untuk
mengurangi lebar spectral yang disebutdengan " pulse shaping ".
Jikamenggunakan -1 untuknilai fc-fd dan 1 untuk nilai fc + fd, ketika
melompatdari -1 ke 1 atau 1 ke -1 bentuk gelombang termodulasi
akanmengalami perubahan secara pesat dimana besar
out-of-bandspectrum akan dapat terlihat. Jika mengubah sinyalpulsa yang
sedang berlangsung dari -1 ke 1 sebagai -1, -. 98,-. 93 ... ,96, ,99, 1 dan
sinyal pulsa ini digunakan sebagaisinyal pulsa halus yang memodulasi
carrier, maka sinyalspektrum out-of-band akan berkurang. GFSK juga
merupakan sistem modulasi FSK(Frequency Shift Keying) secara
umum dari perangkat modulasi pada FSK adalah sama, tetapi sinyal bit
yang melewati Gaussian Filter hanya sedikit. Berikut adalah gambar
sikuit modulasi GFSK :
Gambar 2.10. Sirkuit Modulasi GFSK
Hal tersebut untuk menghindari adanya pembatasan shift minimum dari
teknik modulasi FSK yang paling sederhana. Parameter Gaussian
Filter memiliki pengaruh pada jumlah lateral spectrum dasar akan
dipersempit, dan berapa banyak kemungkinan manipulasi shift frekuensi.
Dalam prakteknya (sebenarnya dalam teori juga) ukuran nilai X selalu
lebih dariBr / 2, karena pengurangan lateral yang dicapai oleh kuat
landaian / miring pada bagian depan dari manipulasi tegangan / kekuatan,
yang mengarah ke salah satu serangan lain pada sinyal impuls, dan
sebagai akibat dari ke ketidakmungkinan demodulasi. Jarak pengurangan
yang digunakan untuk modulasi GFSK sekitar 30-40% dari klasik Shift =
Br, yaitu Shift = (0.7-0.6) * Br. Sangat sulit, dalam kasus umum,
modulasi GFSK dapat digunakan sebagai bahan analisa, karena adanya
pengaruh yang sama atau mirip dengan filter yang lainnya.Berikut adalah
gambar sinyal modulasi GFSK :
2.1.5. Teknik Komunikasi Digital
1. Transmisi Paralel
Bit-bit yang berbentuk karakter dikirim secara bersamaan melewati
sejumlah penghantar yang terpisah.
2. Transmisi Serial
Pengiriman data jarak jauh menjadi lebih efektif dibandingkan dengan
transmisi parallel. Transmisi serial mengirimkan setiap karakter
perelemen sehingga hanya diperlukan satu atau dua penghantar, yaitu
kirim data (TDX) dan terima data (RDX).Dalam transmisi serial dibagi
menjadi dua yaitu Asinkron dan Sinkron. Berikut adalah penjelasannya :
a. Transmisi Asinkron
Mencegah permasalahan pewaktuan dengan tidak mengirim aliran bit
panjang yang tidak putus-putusnya melainkan data ditransmisikan per
karakter adalah 5 sampai 8 bit panjangnya. Timing atau sinkronisasi
harus dipertahankan diantara tiap karakter.
b. Transmisi Sinkron
Pada transmisi sinkron ada level lain dari sinkronisasi yang diperlukan
agar pesawat penerima dapat menentukan awal dan akhir suatu blok
data.
2.2 Mikrokontroller AVR ATMEGA8535
2.2.1. DefinisiMikrokontroller AVR ATMEGA8535
Mikrokontroller (Alf and Vegard’s Risc processor) AVR
ATMEGA8535 merupakan IC CMOS 8-bit yang memiliki daya rendah dalam
pengoperasiannya dan berbasis pada arsitektur RISC AVR ATMEGA8535
dapat mengeksekusi satu instruksi dalam sebuah siklus clock, dan dapat
mencapai hingga16Mhz, sehingga para perancang dapat megoptimalkan
2.2.2. Konstruksi Mikrokontroler AVR ATMEGA8535
Salah satu keluarga mikrokontroler AVR yaitu AVR ATMEGA
8535. Mikrokontroler ini cukup populer karena dapat mengoptimalkan
penggunaan daya rendah dengan kecepatan tinggi.
Mikrokontroler ini memiliki beberapa fitur yaitu 8 Kbyte In-System
Programmable flash dengan kemampuan membaca ketika menulis. Adapaun
fitur-fitur yang terdapat pada ATMEGA8535 adalah sebagai berikut :
1. 512 byte EEPROM.
2. 512 byte SRAM.
3. 32 general purpose I/O.
4. 32 general purpose register.
5. 3 buah Timer / Counter dengan mode compore.
6. Interrupt internal dan eksternal.
7. USART dapat diprogram.
8. 8-channel ADC 10 bit.
9. Internal Oscilator.
AVR ATMEGA8535 mempunyai 40 kaki, 32 kaki yang digunakan
untuk keperluan port paralel setiap port terdiri dari 8 pin, sehingga terdapat 4
port, yaitu port A, port B, portC, port D. seperti gambar dibawah ini :
Penjelas Nama VCC GND RESET XTAL1 XTAL2 AVCC AREF
lasan Pin :
Tabe
a
Teganga Ground ET Input res
pulsa mi berjalan
L1 Input pe
clock int
L2 Output d
C Pin tega dihubung ini harus F Pin refer
Gam
bel 2.1. Penjel
gan Supply (5
reset level ren minimum akan
penguat osilato internal
dari penguat gangan supp
ngkan ke VC us dihubungka ferensi teganga
mbar 2.13. Ko
jelasan Pin AV
Kete
(5 volt)
endah pada pi kan menghasil
atorinverting
at osilator inve ply untuk po CC walaupun kan ke VCC m gan analaog u
Konstruksi AV
AVR ATMEG
terangan
pin ini selama silkan reset, w
dan input pa
verting. port A dan un ADC tidak
melalui low p untuk ADC.
AVR ATMEG
GA8535
ma lebih dari , walaupun clo
pada rangkaia
n ADC. Pin ak digunakan, w pass filter
GA8535
ri panjang clock sedang
aian operasi
2.2.3. PortMikrokontroler AVR ATMEGA8535
Dilihat dari gambar diatas Mikrokontroler AVR ATMEGA8535 ini
memiliki 4 buah port paralel dan masing-masing memiliki karakteristik yang
berbeda-beda :
1. Port A (PA0-PA7)
Port A berfungsi sebagai input analog ke ADC. Port A juga dapat
berfungsi sebagai port I/O 8 bit bidirectional, jika ADC tidak digunakan
maka pin port dapat menyediakan resistor pull-up internal (dipilih untuk
setiap bit).
2. Port B (PB0-PB7)
Port B merupakan I/O 8 bit biderectional dengan resistor pull-up internal
(dipilih untuk setiap bit).
3. Port C (PC0-PC7)
Port C merupakan I/O 8 bit biderectional dengan resistor pull-up internal
(dipilih untuk setiap bit)
4. Port D (PD0-PD7).
Port D merupakan I/O 8 bit biderectional dengan resistor pull-up internal
(dipilih untuk setiap bit).
2.2.4. Komunikasi Serial Dengan UART AVR ATMEGA8535
AVR ATMEGA8535 memiliki 4 buah register I/Oyang berkaitan
dengan komunikasi UART, yaitu UART I/O Data Register (UDR), UART
Baud Rate Register (UBRR), UART Status Register (USR), dan UART
Control Register (UCR). Berikut dibawah ini adalah penjelasan tentang
UDR, UBRR, USR, dan UCR :
1. Register Data I/OUART (UDR)
Proses pengiriman data secara serial dapat dimulai setelah UDR diberi
karakter data. Pada sisi penerima, UART memiliki buffer sehingga UR
2. Register Baud Rate UART (UBRR)
UBRR digunkn untuk menentukan clock yang dibangkitkan oleh baud
rate generator. Nilai baud rate ditentukan dengan mengisi register
UBRR sesuai persamaan berikut :
...(2.1)
Keterangan :
a. ƒclock = nilai frekuensi pada kristal.
b. baud = nilai baud rate.
3. Register Status UART (USR)
Register USR menyimpan berbgai flagstatus seperti interupsi, overflow,
dan framing error.
4. Register Kontrol UART (UCR)
Register UCR mengendalikan berbagai fungsi penerima dan pegirim,
serta interupsinya.
2.3. Sensor SHT11
SHT11merupakan multi sensor untuk kelembaban dan temperatur
secara digital. Produk ini mulai dipasar February 2002 yang diproduksi oleh
SENSIRION company di Zurich (Switzerland).
Gambar 2.14. DT-Sesnse SHT11
SHT11menggunakan teknologi CMOS yang telah dipatenkan
sehingga menjamin kestabilan dan reliability yang tinggi.
Dalam chip ini terdiri dari capacitive polymer sensing element untuk
relative humidity sensor dan bandgap temperatur sensor. Keduanya
dihubungkan pada 14 bit ADC (Analog to Digital Convertion) dan interface
serial, di dalam chip itu sendiri. Output yang dihasilkannya berupa kualitas
sinyal yang superior, waktu respon yang cepat, tidak sensitif terhadap
external disturbace, dan dengan harga yang kompetitif.
2-wireserial interface dan internal voltage regulation membuat sistem
integrasi yang mudah dan cepat. Juga karena bentuknya yang kecil dan
konsumsi powernya yang hemat, sensor ini merupakan pilihan yang terbaik.
Sensor ini tersedia dalam tipe bentuk yaitu surface-mountable LCC (Lealess
Chip Carrier) dan pluggable 4-pin single-in-line.
SHT11 dapat diaplikasikan dalam bermacam-macam bidang seperti :
automotif, medis, weather stations, penyimpanan barang, HVAC (Ventilation
and air conditioning system), data logging, danalat ukur.
Spesifikasi perangkat keras dari SHT11 adalah :
1. Range suhu : -40ºC (-40ºF) hingga +123,8ºC (+254,9ºF). 2. Akurasi suhu : ± 0,5ºC pada 25ºC.
3. Range kelembaban : 0 – 100% RH (Relative Humidity).
4. Akurasi RH absolute : ± 3,5% RH. 5. Faktor bentuk : 8 pin DIP.
6. Konsumsi daya rendah (tipikal 30µW).
7. Tegangan supply +5 VDC.
Cara penggunaan SHT11 yaitu dengan memberi tegangan +5 VDC
pada pin VCC dan Ground pada pin GND SHT11. Agar SHT11 bisa
digunakan untuk membaca suhu dan kelembaban pada suatu tempat, maka
harus menggunakan program, dan dibutuhkan mikrokontroller untuk
memasukan program tersebut ke chip mikrokontroller. Pengaplikasian SHT11
port mikrokontroller ke pin DATA dan SCK SHT11. Program untuk
membaca suhu dan kelembaban dapat dilihat di lampiran listing program.
2.4. Port Serial/RS-232
Port serial lebih sulit ditangani daripada port paralel karena peralatan
yang dihubungkan ke port serial harus berkomunikasi dengan menggunakan
transmisi serial, sedangkan data di komputer diolah secara paralel. Sehingga,
data dari / dan ke port serial harus dikonversikan ke (dan dari) bentuk paralel
untuk bisa digunakan secara hardware hal ini bisa digunakan oleh UART
(Universal Asynchronus Receiver Transmitter).
Adapun keunggulan menggunakan port serial dari pada port paralel
sebagai transfer data yaitu :
1. Kabel port serial bisa lebih panjang dibandingkan kabel port paralel. Hal
ini karena port serial mengirimkan logika 1 sebagai –3 Volt hingga –25
Volt dan logika 0 sebagai +3 Volt hingga +25 Volt, sedangkan port
paralel menggunakan TTL, yakni hanya 0 Volt untuk logika 0 dan +5
Volt untuk logika 1. ini berarti port serial memiliki rentang kerja 50 Volt
sehingga kehilangan daya karena panjang kabel bukan merupakan
masalah serius jika dibandingkan dengan port paralel.
2. Transmisi serial memerlukan lebih sedikit kabel dibandingkan dengan
transmisi paralel.
3. Port serial memungkinkan untuk berkomunikasi dengan menggunakan
Infra Red.
Gamabar 2.16. Konektor Serial DB9
EIA (electronic Industry association) mengeluarkan spesifikasi listrik
1. Space (logika 0) antara +3 sampai +15 Volt.
2. Mark (logika 1) antara –3 sampai –15 Volt.
3. Daerah antara +3 Volt dan –3 Volt tidak ditetapkan.
4. Tegangan rangkaian terbuka tidak boleh melebihi 25 Volt (terhadap
Ground).
5. Arus pada rangkaian tertutup (Short Circuit) atau hubung singkat tidak
boleh melebihi 500mA.
Tabel 2.2. Konfigurasi Pin dan Nama Sinyal Konektor Serial DB9
Keterangan mengenai saluran RS-232 pada konektor DB9 adalah
sebagai berikut :
1. Received Line Signal Detect, dengan saluran ini DCE memberitahukan
ke DTE bahwa terminal masukan ada data masukan.
2. Received Data, digunakan DTE menerima data dari DCE.
3. Transmite Data, digunakan DTE mengirimkan data ke DCE.
4. Data Terminal Ready, pada saluran ini DTE memberitahukan kesiapan
sinyalnya.
5. Signal Ground, saluran Ground.
6. Ring Indicator, pada saluran ini DCE memberitahukan ke DTE bahwa
stasiun menghendaki hubungan dengannya.
7. Clear to Send, dengan saluran ini DCE memberitahukan ke DTE boleh
mengirimkan data.
No Pin
Nama Pin
Direction Keterangan
1 DCD In Data Carrier Detect/Received Line Signal
Detect
2 RXD In Received Data
3 TXD Out Transmite Data
4 DTR Out Data Teminal Ready
5 GND - Ground
6 DSR In Data Set Ready
7 RTS Out Request to Send
8 CTS In Clear to Send
8. Request to Send, dengan saluran ini DCE diminta mengirimkan data oleh
DTE.
9. DCE Ready, sinyal aktif pada saluran ini menunjukkan bahwa DCE
sudah siap.
2.5. Modem Radio Frekuensi YS 1020UB
Modem radio frekuensi YS1020UB adalah suatu alat transmitter
sekaligus receiver untuk komunikasi data serial wireless multichannel yang
mendukungTTL, RS232, dan RS485. Modem radio ini berfungsi untuk
mengirim dan menerima (komunikasi data) data digital secara wirelessdengan
jarak jauh, yaitu rentang jarak antara 100-800 m.
Gambar 2.17. Modem Radio Frekuensi YS1020UB
Berikut dibawah ini adalah tabel konfigurasi pin dan keterangan dari
Modem Radio Frekuensi YS1020UB :
Tabel 2.3. Konfiguasi Pin Modem Radio Frekuensi YS 1020UB
Nomor Pin Nama Pin Keterangan
1 GND Grounding of power supply
2 Vcc Power supply DC
3 RXD/TTL Serial data receiving end 4 TXD/TTL Serial data transmitting end
5 DGND Digital grounding
Gambar 2.18.Skema Modem Radio Radio YS 1020UB
Modem YS 1020UB ini memiliki beberapa keistimewaan dan yang
membedakan dengan modem radio wireless yang lain. Diantaranya adalah
sebagai berikut :
1. Frekuensi pembawa: 433/450/868MHz.
2. Antarmuka : RS232/RS485/TTL.
3. Banyaknya kanal : 8 kanal.
4. Baud rate : 1200/2400/4800/9600/19200/38400bps.
5. Proses pengiriman data tak terlihat.
6. Modulasi : GFSK (Gausian Frequency Shift Keying).
7. Half duplex : waktu pergantian antara mengirim dan menerima yaitu
10ms.
8. Konsimsi daya rendah.
9. Rendah BER (Bit error Rate).
Cara penggunaan Modem Radio Frekuensi YS 1020UB yaitu dengan
menghubungkan pin RXD/TTL dan TXD/TTL pada YS 1020UB ke pin TX
dan RX pada mikrokontroller. Sebelum Modem radio Frekuensi YS 1020 UB
digunakan, harus diatur terlebih dahulu. Hal tersebut dilakukan untuk
memilih channel berapa yang ingingunakan untuk prosesmengirim dan
menerima data, serta memilih baudrate yang akan digunakan dengan
menggunakan software YSPRG.exe. Software tersebut bisa diunduh di
2.6. IC MAX232
Max 232 adalah sebuah alat dual driver/receiver yang digunakan
untuk mengubah tegangan RS 232 dari port serial menjadi tegangan standar
untuk IC. Tegangan RS232 yaitu dimana logika ‘1’ mempunyai tegangan -3
Volt sampai -25 Volt, sedangkan untuk logika ‘0’ mempunyai tegangan +3
Volt sampai +25 Volt.
BAB III
PERANCANGAN SISTEM
3.1. Perancangan Sistem
Perancangan merupakan tahap yang terpenting dari keseluruhan proses
pembuatan suatu alat. Dalam proses telemetri data suhu dan kelembaban sebagai
pendeteksi peringatan dini bencana alam, sama dengan prinsip kerja komunikasi
data pada umumnya. Sinyal yang dihasilkan dari sumber ingin dikirimkan ke
tujuan memlalui media komunikasi. Gambar berikut merupakan diagram blok
sistem Perancangan Sistem Telemetri Suhu dan Kelembaban Sebagai Pendeteksi
Peringatan Dini Bencana Alam :
Gambar 3.1. Diagram Blok Sistem
Pada diagram blok perancangan sistem diatas dapat dijelaskan yaitu
Sensor SHT 11 suatu alat yang berfungsi membaca data suhu dan kelembaban.
Data dari SHT 11 masuk ke mikrokontroler ATMEGA8535, lalu data dikirim
secara wireless oleh pengirim (transmitter) melalui Modem Tx1 YS 1020UB.
Lalu data yang telah dikirim akan diterima oleh penerima (receiver) secara
wireless melalui Modem Radio Rx1 YS 1020UB. Data yang telah diterima oleh
penerima lalu masuk ke RS-232 sebagai interface agar data suhu dan kelembban
akan dikirim kembali melaui RS-232 dan pengirim yaitu Modem Radio Tx2 YS
1020UB. Setelah data dikirim oleh pengirim, data akan diterima oleh penerima
yaitu Modem Radio Rx2 YS 1020UB. Data yang sudah diterima oleh penerima
akan masuk ke mikrokontroler ATMEGA8535 untuk mengaktifkan indikator
berupa Lampu dan Buzzer.
Gambar 3.2. Rancangan Sistem Secara Keseluruhan
Pada gambar 3.2. menggambarkan rancangan sistem secara keseluruhan
yang prinsip kerjanya pada diagram blok adalah sebagai berikut :
1. Sensor SHT11 berfungsi sebagai pengukur suhu dan kelembaban.
2. Tx 1, Rx 1, Tx 2, Rx 2 merupakan media transmisi berfungsi sebagai pegirim
dan penerima data.
3. POS merupakan suatu tempat dimana terdapat RS-232 dan PC berfungsi
dimana operator memonitoring data yang dikirim.
4. Mikrokontroler ATMEGA8535 berfungsi sebagai memproses data yang
masuk dari SHT 11 dan PC. Serta sebagai display indikator ke warga
disekitar objek yang dimonitoring.
! " #
3 3 m m k r m 3 m d k s p 3.2. Paran 3.2.1. Blok Blo memproses m mikrokontro
keluaran inf
ruangan ata
mikrokontro
Gambar
3.2.2. Blok
SHT
mempunyai
digital. Pada
kelembaban
sehingga un
pengkondisi
ncangan Per
k Mikrokont
lok Mikroko
s masukan yan
roler tersebut
nformasi dari
atau tempat.
roler ATMEG
ar 3.3. Rangka
k Sensor SH
HT11 adalah
ai banyak sen
da pengukura
n data yang
untuk mengak
isi sinyal atau
erangkat Ker
ntroler ATM
kontroler AT
yang berasal d
ut juga mengk
ari perubahan
. Berikut in
GA8535.
kaian Sistem M
HT11
h single chip
sensor modul
uran suhu da
g dihasilkan
aksesnya dip
u ADC.
eras
MEGA8535
TMEGA8535
l dari Sensor S
gkontrol blok
n suhu dan k
ini rangkaia
Minimum M
hip sensor su
ule yang terd
data yang dih
n 12 bit. Kel
iperlukan pem
35 berfungsi
r SHT11. Sela
ok display ya
kelembaban
aian dari blo
Mikrokontrol
suhu dan kel
erdiri sebuah
dihasilkan 14
eluaran dari
emrograman
si sebagai a
lain sebagai a
yang digunaka
n yang ada p
blok sistem
oler ATMEGA
elembaban re
ah pengkalibr
4 bit sedang
i SHT11 ada
n dan tidak
alat untuk
i alat proses,
akan sebagai
pada suatu
minimum
GA8535
relatif yang
brasi output
ngkan untuk
dalah digital
d d d d k m p 5 h Car
dari sensor
diberi tegang
3.2.3. Blok
Mo
digunakan se
dikirim dan
kirim dan ter
modulator da
Ca
pin pertama
5 volt. Seda
hubungkan k
ara penggunaa
r yang akan
ngan DC 5 vo
Ga
k Modem Ra
odem Radio
sebagai pengi
n diterima ole
terima data an
dan demodula
ara pengguna
a yaitu GND
dangkn pin ke
n ke port D0 d
Gam
aan SHT11 a
n menjadi inp
[image:30.612.230.413.140.253.2] [image:30.612.213.437.539.630.2]volt dan DGN
Gambar 3.4. R
Radio Frekue
io Frekuensi
girim (transm
oleh dan dari
antara 0 samp
ulator.
naan Modem
D diberi groun
keempat dan
dan D1 pada
mbar 3.5 . Mo
adalah pin da
inputan untuk
ND diberi gro
. Rangkaian Se
uensi YS 1020
si YS 1020U
smitter) dan p
ri mikrokontro
pai 800m. Da
m Rado Freku
und. Pin kedu
an kelima ada
a mikrokontro
odem Radio F
data dan pin c
uk mikrokont
round.
Sensor SHT11
20UB
0UB adalah s
penerima (rec
troler secara
Dan berfungsi
kuensi YS 10
dua yaitu Vcc
dalah pin Rx
troler.
o Frekuensi Y
clock merup
ntroler. Untuk
11
suatu alat y
receiver) data
a wireless, de
si juga sebagi
1020UB ini ad
cc diberi tega
x dan Tx yan
YS 1020UB
upkan output
tuk pin Vcc
yang dapat
ta yang akan
dengan jarak
gi rangkaian
adalah pada
gangan +DC
2.3.1. Blok TTL Converter IC MAX232
Konektor DB-9 pada komputer akan mengeluarkan data dalam level
tegangan RS-232, agar PC pengirim dan PC penerima bisa berkomunikasi
dibutuhkan suatu interface untuk menyesuaikan masing-masing level tersebut.
Rangkaian tersebut direalisasikan dengan sebuah IC MAX232. Kegunaan IC
MAX232 atau lebih dikenal dengan RS-232 adalah sebagai driver, yang akan
mengkonversi tegangan atau kondisi logika TTL dari hardware agar sesuai
dengan tegangan pada komputer ataupun sebaliknya sehingga data dapat dibaca.
Setiap keluaran pengirim dan masuk penerima dijaga untuk menghindari adanya
gangguan elektrostatik. IC yang dipakai pada sistem ini memiliki 16 pin
Agar dapat dihubungkan dengan port serial PC dan pada terminal TTL,
maka IC ini memerlukan komponen tambahan berupa kapasitor eksternal yang
dipasangkan pada pin-pin tertentu. Kapasitor ini merupakan rangkaian baku yang
berfungsi sebagai charge pump untuk menyuplai muatan ke bagian pengubah
tegangan, dimana kapasitor eksternal yang dipakai dengan nilai 1uF. Ini
[image:31.612.182.461.399.542.2]dioperasikan dengan catu daya 5 Volt.
Gambar 3.6. Rangkaian IC MAX232
3.2.5. Blok Pengkondisi Relay
Pengkondisian hidup matinya relay ditentukan dengan masuknya data
serial yang dikirim oleh PC. Bila nilai data serial yang diterima adalah “1”, maka
relay 1 akan aktif dan relay 2 dan 3 tidak aktif. Bila data serial yang diterima
adalah “2”, maka relay 2 akan aktif dan relay 1 dan 3 tidak aktif. Bila data serial
Kerja relay indikator adalah untuk menyalakan dan mematikan lampu
AC kecil dengan menggunakan sebuah saklar elektronik berupa relay. Rangkaian
driver relay digunakan sebagai element kendali akhir. Relay yang digunakan
bekerja pada tegangan 5 Volt. Transistor BD139 digunakan sebagai switch
[image:32.612.216.424.209.397.2]elektronik yang dikendalikan oleh sinyal kendali dari I/O 8 bit.
Gambar 3.7. Rangkaian Pengkondisi Relay
3.3. Perancangan Perangkat Lunak
Pembuatan program dan flowchart merupakan tahap yang penting dalam
perancangan software. Berikut ini merupakan penjelasan tentang software yang
digunakan dalam perancangan sistem.
3.3.1. BASCOM-AVR
BASCOM-AVR adalah program basic compiler berbasis windows untuk
mikrokontroler keluarga AVR, merupakan pemrograman dengan bahasa tingkat
tinggi ”BASIC” yang dikembangkan dan dikeluarkan oleh MCS elektronika
sehingga dapat dengan mudah dimengerti atau diterjemahkan.
Dalam program BASCOM-AVR terdapat beberapa kemudahan, untuk
sangat berguna untuk melihat simulasi hasil program yang telah dibuat sebelum
program tersebut diunduh ke dalam IC atau ke dalam mikrokontroler.
Ketika program BASCOM-AVR dijalankan dengan mengklik icon
[image:33.612.167.485.171.374.2]BASCOM-AVR, maka jendela berikut akan tampil :
Gambar 3.8. Tampilan Jendela Program BASCOM-AVR
BASCOM-AVR menyediakan pilihan yang dapat mensimulasikan
program. Program simulasi ini bertujuan untuk menguji suatu aplikasi yang dibuat
dengan pergerakan LED yang ada pada layar simulasi dan dapat juga langsung
Gambar 3.9. Tampilan Simulasi BASCOM-AVR
Instruksi yang dapat digunakan pada editor BASCOM-AVR relatif cukup
banyak dan tergantung dari tipe dan jenis AVR yang digunakan. Berikut ini
beberapa instruksi-instruksi dasar yang dapat digunakan pada mikrokontroler
ATMEGA 8535.
Tabel 3.1. Instruksi Dasar BASCOM-AVR
Instuksi Keterangan
DO ... LOOP Perulangan
GOSUB Memanggil Prosedur
IF ... THEN Percabangan
FOR ... NEXT Perulangan
WAIT Waktu Tunda Detik
WAITMS Waktu Tunda MiliDetik
WAITUS Waktu Tunda MicroDetik
GOTO Loncat Kealamat Memori
[image:34.612.196.447.443.645.2]3.3.2. Visual Basic 6.0
Visual Basic adalah salah satu developement tools untuk membangun
aplikasi dalam Windows. Dalam pengembangan aplikasi, Visual Basic
menggunakan pendekatan visual untuk merancang user interface dalam bentuk
form, sedangkan untuk kodenya menggunakan bahasa basic yang cenderung
mudah dipelajari. Visual Basic telah menjadi tools yang terkenal bagi para pemula
maupun para developer.
Dalam lingkungan Windows, user interface sangat memegang peranan
penting, karena dalam pemakaian aplikasi yang kita buat, pemakai senantiasa
berinteraksi tanpa menyadari bahwa dibelakangnya berjalan instruksi-instruksi
program yang mendukung tampilan dan proses yang dieksekusi.
Pada pemrograman visual, pengembangan aplikasi dimulai dengan
pembentukan user interface, kemudian mengatur properti dari objek-objek yang
digunakan dalam user interface, dan baru dilakukan penulisan kode program
untuk menangani kejadian-kejadian (event). Tahap pengembangan aplikasi
demikian dikenal dengan istilah pengembangan aplikasi dengan pendekatan
Bottom Up.
Adapun langkah-langkah untuk membuka pemrograman VB (Visual
Basic) :
1. IDE Visual Basic
Langkah awal dari belajar Visual Basic adalah mengenal IDE (Integrated
Developement Environment) Visual Basic yang merupakan Lingkungan
Pengembangan Terpadu bagi programmer dalam mengembangkan
aplikasinya. Dengan menggunakan IDE programmer dapat membuat user
interface, melakukan pengkodean, melakukan testing dan debuging serta
mengkompilasi program menjadi executable. Penguasaan yang baik akan
IDE sangat membantu programmer dalam mengefektifkan tugas-tugasnya
sehingga dapat bekerja dengan efisien.
2. Mengaktifkan IDE
Salah satu cara untuk mengaktifkan IDE Visual Basic adalah
menjalankannya dari Menu Start, pilih menu Command, dan pilih Microsoft
Gambar 3.10. Mengaktifkan IDE Visual Basic 6.0
3. Memilih Jenis Project
Setelah IDE Visual Basic aktif , maka akan muncul pilihan jenis project
yang ingin dibuat sebagaimana yang ditunjukan oleh Gambar 3.11 untuk
memilih project yang dipakai.
Gambar 3.11. Dialog Box New
4. Jendela IDE
IDE Visual Basic 6 menggunakan model MDI (Multiple Document
Interface). Sebagaimana dengan proses belajar, memfokuskan pada
beberapa jendela yang penting terlebih dahulu sehingga konsentrasi tidak
terpecah, dan menjadi bingung. Adapun jendela-jendela yang perlu
diperhatikan adalah sebagai berikut :
a) Menu Bar, digunakan untuk memilih tugas-tugas tertentu seperti
menyimpan project, membuka project, dan lain-lain.
b) Main Toolbar, digunakan untuk melakukan tugas-tugas tertentu dengan
cepat.
c) Jendela Project, jendela ini berisi gambaran dari semua modul yang
terdapat dalam aplikasi. Pada ikon toggle folders dapat menampilkan
[image:36.612.236.401.296.404.2]berdasarkan nama. Untuk menampilkan jendela project dapat
menggunakan Ctrl+R, ataupun menggunakan ikon project explorer.
d) Jendela Form Designer, jendela ini merupakan tempat anda untuk
merancang user interface dari aplikasi yang dibuat. Jendela form
designer menyerupai kanvas bagi seorang pelukis.
e) Jendela Toolbox, jendela ini berisi komponen-komponen yang dapat
digunakan untuk mengembangkan user interface.
f) Jendela Code, merupakan tempat untuk menulis pengkodean dan dapat
menampilkannya dengan menggunakan kombinasi Shift-F7.
g) Jendela Properties, merupakan daftar properti-properti object yang
sedang terpilih. Sebagai contohnya mengubah warna tulisan
(foreground) dan warna latarbelakang (background).
h) Jendela Color Palette, adalah fasilitas cepat untuk mengubah warna
suatu object.
i) Jendela Form Layout, akan menunjukan bagaimana form bersangkutan
ditampilkan ketika runtime.
Jika jendela-jendela tersebut tidak ada, dapat dimunculkan dengan menu
view dan pilih :
a) Project Explorer (Ctrl+R)
b) Properties Windows (F4)
c) Form Layout Windows
d) Property Pages (Shift+F4)
e) Toolbox
f) Color Pallete
g) Toolbars
Berikut adalah gambar tampilan monotoring menggunakan Visual Basic
Gambar 3.12. Tampilan Monitoring Suhu dan Kelembaban
3.4. Flowchart Rangkaian
[image:38.612.273.367.405.521.2]3.4.1. Flowchart Rangkaian Pengirim
Gambar 3.13. Flowchart Rangkaian Pengirim
Keterangan flowchart :
Tabel 3.2. Keterangan Flowchart Rangkaian Pengirim
No Keterangan
1 Awal program
3.4.2. Flowchart Rangkaian Pengirim dan Penerima
!"" !"" # !""
#
$
%
&
'
( )
# *
*
$
%
[image:39.612.237.409.95.401.2]&
Gambar 3.14. Flowchart Rangkaian Pengirim dan Penerima
Keterangan flowchart :
Tabel 3.3. Keterangan Flowchart Rangkaian Pengirim dan Penerima
No Keterangan
1 Awal program
2 Terima data suhu dan kelembaban 3 Mengisi nilai setpoint
4 Menampilkan nilai suhu dan kelembaban di PC 5 Cek, apakah keadaan berstatus normal ?
Jika ya, kirim data status normal lalu ke mulai 2 Jika tidak, cek apakah keadaan berstatus waspada 6 Cek, apakah keadaan berstatus waspada ?
Jika ya, kirim data status waspada lalu ke mulai 2 Jika tidak, cek apakah keadaan berstatus bahaya 7 Cek, apakah keadaan berstatus bahaya ?
[image:39.612.155.490.508.713.2]Jika ya, kirim data status F lalu ke mulai 2 Jika tidak, ke Indikator 1,2, dan 3 = Off 9 Indikator 1,2, dan 3 mati
10 Kirim data status normal 11 Kirim data status waspada 12 Kirim data status bahaya 13 Kirim data status F 14 Kembali ke mulai 2 15 Kembali ke mulai 2 16 Kembali ke mulai 2 17 Kembali ke mulai 2
[image:40.612.150.491.79.229.2]3.4.3. Flowchart Rangkaian Penerima
Gambar 3.15. Flowchart Rangkaian Penerima
Keterangan flowchart :
Tabel 3.4. Keterangan Flowchart Rangkaian Penerima
No Keterangan
1 Awal program
2 Terima data status normal, waspada, bahaya, dan F 3 Cek, apakah data berstatus normal ?
[image:40.612.217.428.263.500.2]Jika ya, lampu 2 = kuning ,beep panjang, lalu ke mulai Jika tidak, cek apakah data berstatus bahaya
5 Cek, apakah data berstatus bahaya ?
Jika ya, lampu 3 = merah dan beep putus-putus lalu ke mulai Jika tidak, cek apakah data berstatus F
6 Cek, apakah tidak ada pengiriman data ?
Jika ya, lampu 1 = hijau dan lampu 3 = merah lalu ke mulai Jika tidak, lampu 1,2, dan 3 = Off
7 Lampu 1,2, dan 3 mati
8 Lampu hijau menyala, buzzer mati
9 Lampu kuning menyala, buzzer berbunyi beep panjang 10 Lampu merah menyala, buzzer berbunyi beep putus-putus 11 Lampu hijau dan lampu merah menyala
12 Kembali ke label mulai 13 Kembali ke label mulai 14 Kembali ke label mulai 15 Kembali ke label mulai
3.5. Flowchart Program
[image:41.612.143.497.78.305.2]3.5.1. Flowchart Program Pengirim
Keterangan flowchart :
Tabel 3.5. Keterangan Flowchart Program Pengirim
No Keteranagan
1 Awal program
2 Pendeklarasian variabel 3 Deklarasi sub getit 4 Reset serial SHT 11 5 Ambil data suhu 6 Ke label Getit
7 Masuk ke rumus perhitungan data suhu 8 Ambil data kelembaban
9 Ke label Getit
10 Masuk ke rumus perhitungan data kelembaban 11 Debug dan kirim data suhu dan kelembaban
3.5.2. Flowchart Program Getit
[image:42.612.171.269.382.639.2]
Keterangan flowchart :
Tabel 3.6. Keterangan Flowchart Program Getit
No Keterangan
1 Label Getit
2 Inisialisasi data lokal
3 Baca dan kirim data suhu dan kelembaban 4 Pergeseran data suhu dan kelembaban 5 Input data suhu dan kelembaban 6 Tunggu selama 10 µs
7 Mengambil data MSB suhu dan kelembaban 8 Output data suhu dan kelembaban
9 Kirim sinyal suhu dan kelembaban 10 Ke label A
11 Label A
12 Input data suhu dan kelembaban
13 Mengambil data LSB suhu dan kelembaban 14 Output data suhu dan kelembaban
3.5.3. Flowchart Program Penerima
Gambar 3.18. Flowchart Program Penerima
Keterangan flowchart :
Tabel 3.7. Keterangan Flowchart Program Penerima
No Keterangan
1 Awal program 2 Portc bernilai 0
3 Input data serial dari VB
4 Cek, apakah data R bernilai karakter “!” ?
Jika ya, lampu 2 dan 3 = off, lampu 1 = on, kembali ke input data serial dari VB
Jika tidak, cek apakah data R bernilai karakter ”#” 5 Cek, apakah data R bernilai karakter “#” ?
Jika ya, lampu 1 dan 3 = off, lampu 2 = on, buzzer beep panjang, kembali ke input data serial dari VB
[image:44.612.154.489.530.705.2]Jika ya, lampu 1 dan 2 = off, lampu 3 = on, buzzer beep putus-putus, kembali ke input data serial dari VB
Jika tidak,cek apakah data R benilai karakter “%” 7 Cek, apakah data R bernilai karakter “%” ?
Jika ya, lampu 1 dan 3 = on, lampu 2 = off, kembali ke input data serial dari VB
Jika tidak, cek apakah data R bernilai karakter “&” 8 Cek, apakah data R benilai karakter “&” ?
Jika ya, lampu 1,2, dan 3 = off, buzzer off, kembali ke input data serial dari VB
Jika tidak, lompat ke B 9 Lompat ke B
10 Lampu 1 menyala, lampu 2 dan 3 mati
11 Lampu 2 menyala, lampu 1 dan 3 mati, buzzer berbunyi beep panjang
12 Lampu 3 menyala, lampu 1 dan 2 mati, buzzer berbunyi beep putus-putus
3.5.4. Flowchart Program Tampilan Pada Visual Basic
Keterangan flowchart :
Tabel 3.8. Keterangan Flowchart Program Tampilan Visual Basic
No Keterangan
1 Awal program
2 Memasukan nilai set point 3 Data dari mikro masuk ke VB
4 Pergerakan tampilan seven segmen, termometer, dan grafik 5 Cek, apakah nilai suhu lebih besar sama dengan batas bawah
dan lebih kecil sama dengan bata atas status normal?
Jika ya, lampu 2 dan 3 off, lampu 1 on, kirim data “B”, ke C Jika tidak, cek apakah nilai suhu lebih besar sama dengan batas bawah dan lebih kecil sama dengan bata atas status waspada
6 Cek, apakah nilai suhu lebih besar sama dengan batas bawah dan lebih kecil sama dengan bata atas status waspada?
Jika ya, lampu 1 dan 3 off, lampu 2 on, kirim data “D”, ke C Jika tidak, cek apakah nilai suhu lebih besar sama dengan batas bawah dan lebih kecil sama dengan bata atas status bahaya
7 Cek, apakah nilai suhu lebih besar sama dengan batas bawah dan lebih kecil sama dengan bata atas status bahaya?
Jika ya, lampu 1 dan 2 off, lampu 3 on, kirim data “E”, ke C Jika tidak, cek apakah tidak ada pengiriman data
8 Cek, apakah tidak ada pengiriman data dari mokro? Jika ya, lampu 1 dan 3 on, kirim data “F”, ke C
Jika tidak, cek apakah nilai suhu kurang dari batas bawah normal?
9 Cek, apakah nilai suhu kurang dari batas bawah status normal? Jika ya, lampu 1,2, dan 3 off, kirim data “G”, ke C
Jika tidak, ke C 10 Lompat ke label C
11 Lampu 1 menyala, lampu 2 dan 3 mati 12 Lampu 2 menyala, lampu 1 dan 3 mati 13 Lampu 3 menyala, lampu 1 dan 2 mati 14 Lampu 2 mati, lampu 1 dan 3 menyala 15 Lampu 1,2, dan 3 mati
16 Kirim data nilai karakter “B” 17 Kirim data nilai karakter “D” 18 Kirim data nilai karakter “E” 19 Kirim data nilai karakter “F” 20 Kirim data nilai karakter “G” 21 Lompat ke label C
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Setelah melakukan pengujian dan analisis terhadap data-data perangkat
lunak dan perangkat keras pada perancangan tugas akhir Perancangan Telemetri
Suhu dan Kelembaban Sebagai Pendeteksi Bencana Alam, terdapat beberapa hal
yang dapat disimpulkan, diantaranya :
1. Berdasarkan pada Tabel 4.1, Sensor SHT11 dapat membaca suhu dan
kelembaban di lingkungan sekitar dengan baik.
2. Berdasarkan Tabel 4.2. dan Tabel 4.3, Pengiriman data secara jarak jauh
menggunakan Modem Radio Frekuensi YS 1020UB di dalam dan di luar
ruangan dapat dilakukan. Tetapi dengan jarak yang kurang maksimal yaitu
jarak lebih dari 600 meter data tidak terkirim. Hal ini dikarenakan oleh
pelemahan sinya dan noise.
3. Sistem pendeteksi bencana berjalan dengan baik dan sesuai dengan nilai
setpoint yang dimasukkan dan keluaran berupa status keadaan normal,
waspada, atau bahaya dengan berdasarkan Gambar 4.2, 4.3, dan 4.4.
5.2. Saran
Hasil percobaan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu perlu
dilakukan studi lebih lanjut lagi dalam proses perancangannya. Bagi rekan yang
ingin mengembangkan tugas akhir ini supaya kinerjanya lebih maksimal,
diantaranya :
1. Menggunakan beberapa sensor tambahan, seperti sensor tekanan udara,
kecepatan angin, dan curah hujan.
2. Menggunakan sistem transmisi data full duplex dan Modem Radio Frekuensi
yang jarak pengiriman datanya lebih jauh.
PERANC
SEBAG
Disusun untF
NCANGAN
GAI PEND
ntuk memenu DiplJUR
FAKULTA
UNIVER
N TELEM
DETEKSI
TUG
uhi syarat kel ploma Tiga di
Agu
1
P HRUSAN TE
AS TEKNI
RSITAS K
BA
METRI SUH
SI PERING
ALAM
GAS AKH
elulusan pada di Jurusan TekOleh
gung Nugro
10806008
Pembimbing Hidayat, M.TTEKNIK K
IK DAN IL
KOMPUTE
BANDUNG
2011
UHU DAN K
GATAN DI
HIR
DAFTAR PUSTAKA
[1]. ST. Iswanto. Design dan Implementasi Sistem Embedded Mikrokontroller
ATMega8535 dengan Bahasa Basic. Yogyakarta, Gava Media, 2008.
[2]. P. Retna, E. W. Catur, Teori dan Praktek Interfacing Port Paralel dan Port
Serial Komputer dengan Visual Basic 6.0, Andi, Yogyakarta, 2004.
[3]. M. Lamsani, Komunikasi Data Jilid 1 – 9 (Online), Januari 2009
(http://blog.rimbaraya.net/2011/03/materi-komunikasi-data-dan-komputer.html, diakses tanggal 10 Agustus 2011).
[4]. CMOSENS® Technonlogy SHT11 Module, (Online),
(http://www.sensirion.com/en/01_humidity_sensors/02_humidity_sensor_sht
11.htm, diakses tanggal 1 Juli 2011).
[5]. ShenZhen YiShi Electronic Technonogy Development Co., Ltd YS-1020UB
Manual, (Online), (http://www.yishi.net.cn/rf/ProductShow.asp?ID99,
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmaanirrohim.
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Rasa puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat,
karunia serta bimbingan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang
berjudul : “Perancangan Telemetri Suhu dan Kelembaban Sebagai Pendeteksi
Peringatan Dini Bencana Alam
”. Adapun tujuan dari penyusunan tugas akhir ini
adalah dalam rangka untuk memenuhi dan melengkapi syarat dalam pencapaian gelar
Diploma Tiga Jurusan Teknik Komputer Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer
Universitas Komputer Indonesia.
Penulis juga menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna yang
dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para
pembaca terhadap tugas akhir ini apabila terdapat kekurangan dalam tugas akhir ini.
Penulis mengharapkan supaya tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis juga tidak lupa untuk mengucapkan terimakasih yang
sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang telah memberi petunjuk, bimbingan, dukungan,
serta dorongan semangat dalam proses penyusunan tugas akhir ini sehingga penulis
mampu menyelesaikannya.
Ucapan terima kasih yang ingin penulis sampaikan kepada :
1.
Ibu Sri Nurhayati, M.Si. selaku ketua Jurusan Teknik Komputer.
2.
Bapak Agus Mulyana, M.T, selaku Dosen Wali kelas 06 TK 03
3.
Bapak Hidayat, M.T selaku dosen pembimbing yang telah banyak membantu
menyediakan waktu, tenaga serta pikiran untuk memberikan bimbingan dan
pengarahan sejak awal hingga akhir dari penyusunan tugas akhir ini.
4.
Seluruh dosen beserta staf Jurusan Teknik Komputer.
5.
Kedua orang tua tercinta yang selalu mendoakan serta memberi motivasi
6.
Teman-teman mahasiswa D3 khususnya 06 TK 03 dan 07 TK 04 yang telah
memberikan motivasi dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas
Akhir ini.
7.
Rekan-rekan asisten Lab.Elektronika.
8.
Rekan-rekan penulis yang telah banyak memberikan bantuan terbesar dalam
doa, perhatian dan dorongan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan
studi dan penulisan Tugas Akhir ini.
Dengan sebesar-besarnya, penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah mendukung dan membantu
penulis. Semoga Allah SWT membalas amal budi dan kebaikan semua pihak lebih
dari apa yang telah diberikan kepada penulis. Amin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Bandung, Agustus 2011