• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN CARA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA PERINTIS I BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2010/2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN CARA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA PERINTIS I BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2010/2011"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

HUBUNGAN CARA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA PERINTIS I BANDAR LAMPUNG

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Oleh

YENI YUSMALIA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan cara belajar dengan prestasi belajar geografi siswa kelas XI IPS SMA Perintis Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS yang terdiri 5 kelas yang berjumlah 174 siswa. Jumlah sampel yang diambil kurang lebih 35 % dari jumlah populasi yaitu sebanyak 60 siswa dengan teknik proportional random sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik kuesioner, tes, dan dokumentasi, sedangkan teknik analisa data menggunakan korelasi product moment dan untuk menguji hipotesis menggunakan bantuan program SPSS.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa (1) Terdapat hubungan positif yang kuat dan signifikan antara membuat jadwal dan pelaksanaannya dengan prestasi belajar geografi siswa kelas XI IPS SMA Perintis I Bandar Lampung, dengan koefisien korelasi sebesar 0,849. 2) Terdapat hubungan positif yang kuat dan signifikan antara membaca buku pelajaran di rumah dengan prestasi belajar geografi sehingga koefisien korelasi sebesar 0,612. 3) Terdapat hubungan positif yang kuat dan signifikan antara membuat catatan dengan prestasi belajar geografi sehingga memperoleh koefisien korelasi sebesar 0,675.

4) Terdapat hubungan positif yang kuat dan signifikan antara mengulangi bahan mata pelajaran di rumah denganprestasi belajar geografisehingga memperoleh koefisien korelasi sebesar 0,588. 5) Terdapat hubungan positif yang kuat dan signifikan antara mengerjakan tugas serta latihan soal mandiri di rumah dengan prestasi belajar geografi sehingga memperoleh koefisien korelasi sebesar 0,521.

Kata Kunci : Cara belajar dan Prestasi Belajar.

(2)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kegiatan pembelajaran adalah suatu proses yang sadar dan bertujuan. Kegiatan pembelajaran

merupakan suatu peristiwa yang terikat, terarah pada tujuan dan dilaksanakan untuk

mencapai tujuan. Dalam dunia pendidikan dan pembelajaran tujuan dapat diartikan sebagai

hasil akhir yang dicapai atau diperoleh siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.

Taraf pencapaian tujuan pada tingkat tertentu sering dikenal dengan istilah prestasi. Tingkat

kualitas pendidikan dapat dilihat dari prestasi belajar yang dicapai siswa, prestasi yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah prestasi belajar siswa Kelas XI SMA Perintis 1 Bandar

Lampung Tahun Pelajaran 2010-2011. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi prestasi

belajar siswa, diantaranya cara belajar siswa seperti membuat jadwal dan pelaksanaannya,

membaca buku, membuat catatan, mengulangi materi atau bahan pelajaran dirumah dan

mengerjakan tugas serta latihan soal mandiri terhadap prestasi belajar geografi.

Dari observasi yang dilakukan peneliti dalam penelitian pendahuluan dapat diketahui bahwa

prestasi prestasi belajar geografi siswa kelas XI IPS SMA Perintis I Bandar Lampung belum

memuaskan hal ini terkait dengan adanya faktor dari dalam dan luar siswa.

Banyak faktor yang dapat yang dapat mempengaruhi belajar siswa, faktor-faktor itu

digolongkan menjadi 2 macam yaitu faktor yang berasal dari dalam siswa (intern) dan faktor

yang berasal dari luar (ekstern).

Faktor intern meliputi minat, bakat, motivasi, intelegensi, kesehatan dan cara belajar.

(3)

kelengkapan sarana belajar (Slameto, 2003:54). Berdasarkan pendapat tersebut, dapat

diketahui bahwa ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa,

diantaranya cara belajar yang mencakup pembuatan jadwal dirumah, membaca buku

pelajaran, membuat catatan, mengulangi materi pelajaran dan mengerjakan tugas.

Cara belajar merupakan suatu cara bagaimana siswa melaksanakan kegiatan belajar misalnya

bagaimana cara mereka mempersiapkan belajar, mengikuti pelajaran, aktivitas belajar

mandiri yang dilakukan, pola belajar mereka, cara mengikuti ujian. Kualitas cara belajar

akan menentukan kualitas hasil belajar yang diperoleh.

Cara belajar yang baik akan menyebabkan berhasilnya belajar, sebaliknya cara belajar yang

buruk akan menyebabkan kurang berhasilnya atau gagalnya belajar ( The Liang Gie : 1984).

Cara belajar yang digunakan setiap siswa di kelas XI SMA Perintis I Bandar Lampung

berbeda-beda, berdasarkan hasil wawancara penulis dengan responden yang dilakukan pada

tanggal 11 Mei 2010 ternyata masih banyak siswa yang belum memiliki jadwal belajar

sebagai pedoman untuk setiap kegiatan dalam belajarnya, dan masih banyak siswa yang

belajar secara tidak teratur dan terus menerus belajar karena keesokan harinya akan ujian atau

ulangan. Karena cara belajar yang tidak teratur tersebut menyebabkan siswa yang memiliki

kemampuan menjadi gagal dalam belajar sehingga menyebabkan rendahnya prestasi belajar

siswa.

Berdasarkan hasil tersebut, maka peneliti menduga bahwa rendahnya prestasi belajar geografi

siswa kelas XI IPS SMA Perintis Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011 mungkin ada

hubungannya dengan cara belajar siswa kelas XI SMA Perintis I belum menerapkan

kebiasaan belajar yang kurang baik, seperti : kebiasaan dalam pembuatan jadwal dan

menepatinya dirumah, membaca buku pelajaran khususnya buku pelajaran geografi, lalu

(4)

geografi dirumah dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, baik itu tugas rumah

maupun latihan soal mandiri di sekolah.

Rendahnya prestasi belajar siswa kelas XI IPS SMA Peerintis I Bandar Lampung dapat

diketahui dari masih banyaknya siswa yang mendapat nilai yang tidak sesuai dengan Kriteria

Ketuntasan Minimum (KKM) dari SMA Perintis I Bandar Lampung yaitu 65. Berdasarkan

observasi yang dilakukan penulis pada tanggal 11 Mei 2010 di SMA Perintis I Bandar

Lampung, ditemukan dilapangan banyak siswa tidak membuat jadwal belajar dirumah dan

menepatinya, membaca buku pelajaran geografi, memiliki catatan geografi yang lengkap,

mengulangi materi pelajaran geografi di rumah, selain itu siswa juga jarang mengerjakan

tugas yang diberikan pada saat jam pelajaran mata pelajaran geografi maupun tugas yang

diberikan oleh guru.

Berikut ini merupakan keadaan prestasi belajar siswa kelas XI SMA Perintis I Bandar

Lampung pada mata pelajaran geografi seperti yang tercantum pada Tabel 1 berikut :

Tabel 1. Keadaan Prestasi Belajar Geografi siswa kelas XI SMA Perintis I Bandar Lampung,Tahun Pembelajaran2010/2011

No Kriteria

Ketuntasan Minimun

Kelas Total %

XI1 XI2 XI3 XI4 XI5

1 Tuntas ≥ 65 7 11 14 9 13 54 31,04

2 Tidak Tuntas < 6,5 30 26 21 24 19 120 68,96

Jumlah 37 37 35 33 32 174 100,00

Sumber : Dokumen guru geografi SMA Perintis Bandar Lampung Tahun 2010/2011.

Berdasarkan pada tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa Prestasi belajar geografi pada siswa

(5)

masih tergolong rendah. Hal ini terlihat dari 174 siswa sebanyak 120 siswa atau 68,96%

memiliki prestasi rendah atau kurang dari 65 (Kriteria Ketuntasan Minimum). Sedangkan

sebanyak 54 siswa atau 31,04% dapat dikatakan tuntas belajar.

Rendahnya prestasi belajar yang didapat oleh siswa, penulis menduga salah satu faktor

penyebabnya adalah penerapan cara belajar siswa yang meliputi pembuatan jadwal belajar,

membaca buku pelajaran geografi, membuat catatan penting, mengulangi pelajaran geografi

dan mengerjakan tugas serta latihan soal mandiri dirumah. Untuk itu penulis merasa tertarik

untuk meneliti Hubungan Cara Belajar dengan Prestasi Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS

SMA Perintis1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka terdapat beberapa inti permasalahan yang

menjadi faktor yang berhubungan dengan prestasi belajar antaranya :

a. Faktor dari dalam siswa (intern) meliputi: motivasi belajar, sikap siswa terhadap

mata pelajaran, minat siswa, motif, kebiasaan belajar dan cara belajar yang meliput

pelaksanaan jadwal belajar, membaca buku pelajaran, membuat catatan,mengulangi

materi pelajaran, dan mengerjakan tugas.

b. Faktor dari luar siswa (ekstern) meliputi: faktor keluarga mencakup cara orang

tua mendidik anaknya (lingkungan keluarga), lingkungan sekolah mencakup metode

mengajar guru,disiplin sekolah dan hubungan yang baik antar warga sekolah. tingkat

perekonomian dan kengkapan sarana belajar.

Berdasarkan pengertian di atas maka penulis menduga bahwa rendahnya prestasi belajar

siswa disebabkan oleh faktor intern yaitu cara belajar yang terdiri atas lima indikator,

(6)

1. Cara belajar siswa dalam pembuatan jadwal pelajaran geografi dalam upaya

meningkatkan prestasi belajar siswa kelas XI IPS SMA Perintis 1 Tahun Pelajaran

2010/2011.

2. Cara belajar siswa dalam membaca buku pelajaran geografi dalam upaya

meningkatkan prestasi belajar siswa kelas XI IPS SMA Perintis 1 Tahun Pelajaran

2010/2011.

3. Cara belajar siswa dalam membuat catatan pelajaran geografi dalam upaya

meningkatkan prestasi belajar siswa kelas XI IPS SMA Perintis 1 Tahun Pelajaran

2010/2011.

4. Cara belajar siswa dalam mengulangi materi pelajaran geografi dalam upaya

meningkatkan prestasi belajar siswa kelas XI IPS SMA Perintis 1 Tahun

Pelajaran 2010/2011.

5. Cara belajar siswa dalam mengerjakan tugas serta latihan dalam upaya

meningkatkan prestasi belajar geografi siswa kelas XI IPS SMA Perintis 1

Tahun Pelajaran 2010/2011.

C. Rumusan Masalah

Dari pembatasan masalah diatas, didapat rumusan masalahnya adalah :

1. Apakah ada hubungan antara pembuatan jadwal dan pelaksanaanya dengan prestasi

belajar geografi siswa kelas XI IPS SMA Perintis I Bandar Lampung tahun pelajaran

(7)

2. Apakah ada hubungan antara membaca buku pelajaran dengan prestasi belajar

geografi siswa kelas XI IPS SMA Perintis I Bandar Lampung tahun pelajaran

2010/2011?

3. Apakah ada hubungan antara membuat catatan dengan prestasi belajar geografi siswa

kelas XI IPS SMA Perintis I Bandar Lampung tahun pelajaran 2010/2011?

4. Apakah ada hubungan antara mengulangi bahan/materi pelajaran dirumah dengan

prestasi belajar geografi siswa kelas XI SMA Perintis I Bandar Lampung tahun

pelajaran 2010/2011?

5. Apakah ada hubungan antara mengerjakan tugas serta latihan soal mandiri yang

diberikan oleh guru dengan prestasi belajar geografi siswa kelas XI IPS SMA Perintis

I Bandar Lampung tahun pelajaran 2010/2011?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Untuk mengetahui hubungan antara pembuatan jadwal pelajaran dan pelaksanannya

dengan prestasi belajar geografi siswa kelas XI IPS SMA Perintis I Bandar Lampung

tahun pelajaran 2010/2011.

2. Untuk mengetahui hubungan antara membaca buku pelajaran dengan prestasi belajar

geografi siswa kelas XI IPS SMA Perintis I Bandar Lampung Tahun Pelajaran

2010/2011.

3. Untuk mengetahui hubungan antara membuat catatan dengan prestasi belajar

geografi siswa kelas XI IPS SMA Perintis I Bandar Lampung Tahun Pelajaran

2010/2011.

(8)

dirumah dengan prestasi belajar geografi siswa kelas XI IPS SMA Perintis I

Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011.

5. Untuk mengetahui hubungan antara mengerjakan tugas serta latihan soal mandiri yang

diberikan oleh guru dengan prestasi belajar geografi siswa kelas

XI IPS SMA Perintis I Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011.

E. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk :

1. Dapat dijadikan informasi bagi guru bidang studi geografi tentang cara belajar

siswa terhadap prestasi belajar geografi

2. Dapat dijadikan informasi dan sumbangan pemikiran dalam upaya meningkatkan

prestasi belajar geografi di sekolah

3. Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana pada Program Studi

Pendidikan Geografi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP Universitas

Lampung.

G. Ruang Lingkup Penelitian

1. Ruang lingkup obyek penelitian : Hubungan antara cara belajar dengan prestasi

belajar geografi

2. Ruang lingkup subyek penelitian : Siswa Kelas XI SMA I Perintis

Bandar Lampung

3. Ruang lingkup tempat dan waktu : SMA Perintis I Bandar Lampung Tahun

Pelajaran 2010/2011

4. Ruang lingkup ilmu : Pembelajaran Geografi; yaitu pengajaran tentang hakekat

(9)

mental anak pada jenjang pendidikan masing-masing.

(10)

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka

1. Pembelajaran Geografi di SMA

Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan

sudut pandang kelingkungan dan kewilayahan dalam kontek keruangan

Nursid Sumaatmadja, (1997 : 11). Konsep geografi ini jelas bahwa yang menjadi obyek studi

geografi tidak lain adalah geosfer, yaitu permukaan bumi yang hakekatnya merupakan bagian

dari bumi yang terdiri atas atmosfer (lapisan udara), litosfer (lapisan batuan, kulit bumi),

hidrosfer (lapisan air. Perairan), dan biosfer (lapisan kehidupan).

Dengan demikian pelajaran geografi adalah pembelajaran tentang aspek-aspek keruangan

permukaan bumi yang merupakan keseluruhan gejala alam dan kehidupan umat manusia

dengan variasi kewilayahan. Dengan perkataan lain, pengajaran geografi merupakan

pengajaran tentang hakekat geografi yang diajarkan di sekolah dan disesuaikan dengan

tingkat perkembangan mental anak pada jenjang pendidikan masing-masing.

Sedangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) geografi adalah salah satu

perangkat dari kurikulum yang merupakan pedoman bagi guru dalam melaksanakan tugas

mengajar di sekolah. Pemahaman terhadap isi KTSP merupakan syarat mutlak belajar

mengajar diharapkan guru memilih dan menggunakan cara pembelajaran yang mengaktifkan

siswa dalam belajar baik secara fisik, mental maupun sosial. Dengan adanya KTSP ini

diharapkan guru dapat menyusun program pelajaran pelajaran tahunan, semester atau catur

(11)

Pembelajaran dirancangkan secara teratur dan bukan sekedar mengajar atau transfer ilmu

pengetahuan saja. Proses pembelajaran mesti dirancang dengan menggunakan rancangan

sistem. Begitu juga, pembelajaran harus dikembangkan berdasarkan pengetahuan tentang

bagaimana orang itu belajar. Hal ini sesuai dengan teori-teori pembelajaran yang banyak

dikembangkan oleh para ahli saat ini yang lebih menekankan pada proses pembelajaran yang

berpusat pada siswa dan memberi penekanan lebih besar pada kreativitas, aktivitas, prestasi

belajar, dan pengalaman belajar siswa.

2. Pengertian Belajar

Belajar merupakan komponen yang paling penting dalam pembelajaran dimana dari proses

belajar dapat diketahui hal-hal yang belum diketahui, belajar atau pembelajaran merupakan

proses dimana seseorang mengetahui hal-hal yang tidak diketahui sebelumnya. Menurut Abu

Ahmadi (1991:121) belajar adalah : ”Suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil

pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.

Secara psikologi belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku

sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Perubahan-perubahan tersebut akan dinyatakan dalam seluruh aspek tingkah laku, Slameto

(2003:2) menyatakan :

“Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri

dalam interaksi dengan lingkungannya”.

Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (Oemar Hamalik,

(12)

hanya mengingat, akan tetapi lebih luias dari pada itu, yakni mengalami. Belajar juga

merupakan perubahan tingkah laku yang didapat melalui pengalaman yang sifatnyan relatif

permanen.

Menurut Witherington dalam Nana Syaodih Sukmadinata (2007:155) ” Belajar merupakan

perubahan dalam kepribadian, yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respon yang baru

yang berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan, dan kecakapan.” pendapat

yang hampir sama juga dikemukakan oleh Crow (dalam Nana Syaodih Sukmadinata, 2007:

156). ”Belajar adalah diperolehnya kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap baru.”

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan dua makna : pertama, bahwa belajar merupakan suatu usaha untuk mencapai tujuan tertentu, yaitu untuk mendapatkan perubahan

tingkah laku; kedua perubahan tingkah laku yang terjadi harus secara sadar. Dengan demikian, seseorang dikatakan belajar apabila setelah melakukan kegiatan pembelajaran ia

menyadarai bahwa dalam dirinya telah terjadi suatu perubahan, bahwa pengetahuannya

bertambah, keterampilannya meningkat, dan sikapnya semakin positif.

Belajar bukanlah sekedar mengumpulkan pengetahuan. Belajar adalah proses mental yang

terjadi dalam diri seseorang, sehingga menyebabkan munculnya perubahan prilaku. Aktivitas

mental itu terjadi karena adanya interaksi individu dengan lingkungan yang disadari. Proses

belajar berlangsung dalam beberapa tahapan atau proses : Adanya rangsangan-rangsangan,

pemilihan rangsangan yang sesuai oleh organ indera, pemikiran makna sesuatu rangsangan di

dalam otak, membentuk pengalaman atau ilmu pengetahuan, mengamalkan dalam situasi

yang sepadan, perubahan tingkah laku.

Hampir semua kecakapan, keterampilan, pengetahuan, kebiasaan, dan kegemaran dan sikap

manusia terbentuk, dimodifikasi dan berkembang karena belajar. Hal ini sesuai dengan apa

(13)

mengembangkan semua potensi yang ada semaksimal mungkin, dan karena kesulitan belajar

anak tidak dapat mengembangkan potensinya”.

Kesulitan yang dihadapai siswa disebabkan oleh banyak faktor, secara garis besar faktor ini

dikelompokkan menjadi 2 bagian yaitu ekstern dan faktor intern, seperti yang dikemukakan

oleh Sumadi Suryabrata (1984:249) bahwa:

“Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat diklasifikasikan menjadi: 1)

faktor yang berasal dari luar diri pelajaran dan faktor ini dapat digolongkan

menjadi 2 yaitu: a. Faktor non sosial dan, b. faktor sosial. 2) Faktor-faktor

yang datang dari dalam diri pelajar dan ini pun dibagi menjadi 2 yaitu: a.

Faktor fisiologis; b. Faktor psikologis”.

Dari uraian diatas diketahui bahwa kesulitan belajar siswa disebabkan oleh 2 faktor yaitu:

faktor dari luar dan dari dalam diri siswa, yang paling berperan dan sekaligus sebagai modal

dasar siswa dalam belajar adalah faktor dari dalam siswa yang bersifat psikologis.

Menurut Roestiyah Nk. (1986:157) hambatan psikologis adalah hambatan yang bersifat

psikis seperti minat, bakat, perhatian, IQ (kemampuan), konstelasi, yang berwujud emosi dan

gangguan psikis”. Dengan demikian latar belakang siswa yang berupa kemampuan dasar

sangat berpengaruh pada proses belajar mengajar sebagai indikator atas kemajuan yang telah

dicapai siswa, dan dapat dilihat dari hasil prestasi belajar siswa itu sendiri.

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Belajar.

Menurut Slameto (1995:54-72) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan

faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar,

(14)

a. Faktor dari Dalam Individu

Banyak faktor yang ada dalam diri siswa yang mempengaruhi usaha dan keberhasilan

belajarnya. Faktor tersebut menyangkut aspek rohani dan aspek jasmaniah. Aspek jasmaniah

meliputi kesehatan fisik, sedangkan aspek rohaniah meliputi kesehatan psikis,

kemampuan-kemampuan intelektual, sosial, psikomotor serta kondisi afektif dan psikomotor.

b. Faktor dari Luar Individu

keberhasilan belajar juga sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar diri siswa, seperti :

1. Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama dalam pendidikan, memberikan

landasan dasar bagi proses belajar pada lingkungan sekolah dan masyarakat termasuk

faktor dalam lingkungan keluarga adalah : keadaan rumah dan ruangan tempat belajar,

sarana dan prasarana belajar yang ada, suasana dalam rumah apakah tenang atau

banyak kegaduhan, juga suasana lingkungan disekitar rumah.

2. Sekolah lingkungan sekolah juga memegang peranan penting bagi perkembangan

belajar para siswanya. Lingkungan sekolah meliputi : sarana dan prasarana belajar,

sumber-sumber belajar, media belajar, staf pebngajar, teman sekolah, dan lain

sebagainya.

3. Masyarakat lingkungan masyarakat sangat berpengaruh terhadap semngat dan

aktivitas belajar siswa, lingkungan masyarakat dimana warganya memilki latar

belakang pendidikan dan sumber-sumber belajar didalamnya akan memberikan

pengaruh positif terhadap semangat dan perkembangan belajar siswa.

4. Cara Belajar

(15)

Artinya kegiatan yang dilakukan pada saat belajar dan umumnya setiap siswa mempunyai

cara belajar yang berbeda-beda. Banyak siswa telah belajar dengan giat tetapi usaha itu tidak

memberikan hasil yang maksimal. Memang dengan bekerja keras saja belum menjamin

seseorang akan mendapatkan prestasi belajar yang baik. Di samping kesanggupan untuk

berusaha giat dan tekun diperlukan cara belajar yang efisien dan efektif.

Menurut Hakim (2003 : 7) cara belajar efisien adalah cara belajar yang memungkinkan siswa

menguasai ilmu dengan lebih mudah dan lebih cepat sesuai dengan kapasitas tenaga dan

pikiran yang dikeluarkan. Maka berdasarkan pendapat di atas bahwa cara belajar yang

efisien adalah cara atau metode belajar yang ditempuh siswa secara lebih terarah dengan

usaha-usaha tertentu untuk mendapatkan hasil belajar yang diharapkan. Thabrany, (1994 : 37)

menegaskan cara seseorang belajar jelas akan mempengaruhi hasilnya jika cara belajar atau

metode yang digunakan baik dan tepat maka akan dapat meningkatkan prestasi belajar.

Adapun cara belajar yang efektif dan efisien menurut Slameto (2003:82) berupa pembuatan

jadwal, membaca buku pelajaran, membuat catatan, mengulangi bahan pelajaran, dan

mengerjakan tugas. Cara belajar ini akan diuraikan satu persatu, sebagai berikut :

a. Pembuatan Jadwal dan Pelaksanaannya

Pembuatan jadwal merupakan pembagian waktu untuk sejumlah kegiatan yang dilaksanakan

oleh seseorang setiap harinya. Jadwal juga berpengaruh terhadap belajar, agar belajar dapat

berjalan dengan baik dan berhasil perlulah seseorang siswa mempunyai jadwal yang baik dan

melaksanakannya dengan teratur atau disiplin. Penyusunan jadwal belajar sangat penting

agar dapat diketahui manfaat setiap waktu untuk kepentingan belajar. Apabila siswa

memiliki disiplin untuk menaati rencana yang telah diatur maka segala ganguan yang dapat

menggangu belajar dapat dihindari. Supaya berhasil dalam belajar, jadwal yang sudah dibuat

(16)

sangat penting bagi siswa karena dengan adanya pembuatan jadwal belajar maka siswa akan

terlatih untuk disiplin diri belajar dirumah.

Adapun cara untuk membuat jadwal yang baik menurut Slameto (2003:82) sebagai berikut

a. Memperhitungkan waktu setiap hari untuk keperluan-keperluan tidur, belajar, makan,

mandi, olahraga dan lain-lain.

b. Menyediakan dan menentukan waktu-waktu yang tersedia setiap hari.

c. Merencanakan penggunaan belajar itu dengan cara menerapkan jenis-jenis mata

pelajaran dan urutan-urutan yang harus dipelajari.

d. Menyediakan waktu-waktu mana yang dapat dipergunakan untuk belajar dengan hasil

terbaik. Sesudah waktu diketahui kemudian dipergunakan untuk mempelajari

pelajaran yang dianggap sulit, pelajaran yang dianggap mudah dipelajari pada jam

belajar yang lain.

e. Berhematlah dengan waktu, setiap siswa janganlah ragu-ragu untuk memulai

pekerjaan termasuk juga belajar.

Suatu perhitungan dan pembagian waktu menurut Slameto (2003: 83) lebih sederhana dapat

memakai dasar harian. Setiap siswa harinya mempunyai waktu 24 jam. Jumlah itu dapat

dibeda-bedakan dan digolongkan untuk keperluan berikut :

a. Tidur : ± 8 jam

b. Makan, mandi, olahraga : ± 3 jam

c. Urusan pribadi : ± 2 jam

d. Sisanya (a, b, c) untuk belajar : ± 11 jam

waktu belajar yang 11 jam digunakan untuk belajar disekolah selama kurang lebih 7 jam,

sedangkan sisanya 4 jam digunakan untuk belajar di rumah, kemudian macam-macam mata

pelajaran dipelajari untuk setiap harinya diatur dan dijalankan secara sungguh-sungguh

(17)

b. Membaca Buku Pelajaran

Membaca besar pengaruhnya terhadap belajar. Hampir sebagian besar kegiatan belajar

adalah membaca, agar dapat belajar dengan baik maka perlulah membaca dengan baik pula,

karena membaca adalah alat belajar. Menurut Slameto, (2003: 83). Membaca buku besar

pengaruhnya terhadap belajar. Hampir semua kegiatan relajar adalah membaca, agar dapat

relajar dengan baik maka perlulah membaca dengan baik pula, karena membaca adalah alat

belajar. Upaya untuk meningkatkan hasil belajar yang baik tiap siswa harus teratur membaca

buku pelajaran setiap hari.

Agar siswa dapat membaca dengan efisien perlu memiliki cara-cara yang baik.

Menurut The Liang Gie (1983:85) cirri-ciri pembaca yang baik adalah :

a. Mempunyai kebiasaan-kebiasaan yang baik pula dalam membaca, artinya

memperhatikan kesehatan membaca dan memberi tanda-tanda dalam buku pelajaran.

b. Mengerti betul isi buku yang dibacanya.

c. Sehabis membaca dapat mengigat sebagian besar atau pokok-pokok dari apa yang

dibacanya.

d. Dapat membaca dengan cepat.

Lebih lanjut The Liang Gie (1983:86) mengungkapkan bahwa ada hubungan yang pasti dan

penting antara kesanggupan membaca dengan angka hasil ujian para siswa di sekolah. Siswa

yang sanggup secara efisien dan teratur membaca buku-buku yang diwajibkan biasanya

memperoleh angka yang baik dan akhirnya sukses dalam studinya.

Berdasarkan pendapat diatas, upaya untuk meningkatkan hasil belajar yang baik tiap siswa

harus teratur membaca buku pelajaran setiap hari, dan sebaliknya bila siswa tidak teratur

(18)

c. Membuat Catatan

Membuat catatan, menurut Slameto, (2003: 83). Membuat catatan sangat penting dalam

kegiatan belajar karena dengan membuat catatan dapat membabtu siswa dalam mengingat

hal-hal penting pada setiap materi pelajaran geografi, untuuk itu catatan harus dibuat dengan

rapih agar mudah dibaca. Dengan mencatat maka ingatan siswa mengenai materi pelajaran

yang telah dipelajari akan semakin baik, karena dengan mencatat siswa lebihn mudah

mengingat.

Lebih lanjut The Liang Gie (1983:79) mengemukakan bahwa :

”Catatan yang baik merupakan catatan yang telah di mengerti oleh otak, diorganisir dalam kepala dan kemudian dituliskan dalam buku catatannya, sedangkan catatan yang berupa semua perkataan guru diambil dengan tulisan tidaklah dianjurkan. Catatan yang demikian tidak terlampau banyak manfaatnya. Bahkan catatan tersebut akan menimbulkan kebiasaan buruk pada seorang siswa yaitu mencatat semua perkataan dengan tidak dipikir lagi.”

Berdasarkan pendapat tersebut, jelas bahwa dengan membuat catatan yang baik, teratur, dan

tulisan yang jelas dapat membantu siswa dalam meningkatkan prestasi belajar.

d. Mengulangi Bahan Pelajaran

Mengulangi besar pengaruhnya dalam belajar, karena dengan adanya pengulangan akan tetap

tertanam dalam otak seseorang, mengulang dapat secara langsung sesudah membaca tetapi

juga bahkan lebih penting adalah mempelajari kembali bahan pelajaran yang sudah dipelajari

agar dapat mengulang dengan baik maka perlulah kiranya disediakan waktu untuk mengulang

dan menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya, untuk menghapal dengan bermakna dan

memahami bahan yang diulang secara sungguh-sungguh.

(19)

Menurut Slameto, (2003: 85). Untuk mengasah kemampuan siswa maka harus dilatih dengan

mengerjakan tugas serta latihan meskipun guru tidak menugaskannya. Pemberian tugas dan

latihan soal mandiri sangat penting bagi siswa karena dengan mengerjakan tugas dan latihan

soal mandiri, siswa dilatih untuk menguji ingatan dan pemahaman mereka mengenai materi

yang telah dipelajari.

salah satu prinsip dalam belajar adalah ulangan dan latihan-latihan. Mengerjakan tugas dapat

berupa pengerjaan tes/ulangan atau ujian yang diberikan guru, tetapi juga termasuk membuat

atau mengerjakan latihan-latihan yang ada dalam buku ataupun soal-soal buatan sendiri.

Agar siswa berhasil dalam belajarnya, perlulah mengerjakan tugas secara teratur dan dengan

sebaik-baiknya. Tugas itu mencakup mengerjakan PR, menjawab soal latihan dalam buku

pegangan, tes atau ulangan harian, ulangan umum dan ujian.

5. Prestasi Belajar

Setelah terjadinya pembelajaran, selama jangka waktu tertentu (tiap semester) sekolah

mengadakan suatu pengukuran atau penilaian untuk mengetahui tingkat penyerapan siswa

terhadap materi yang telah diberikan. Berdasarkan hasil pengukuran setempat atau di

sekolah. elanjutnya guru memberikan suatu penilaian terhadap prestasi belajar yang ingin

dicapai siswa dalam pembelajaran.

Menurut S. Nasution (1996:17) prestasi belajar adalah ”Kesempurnaan yang dicapai

seseorang dalam berpikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila

memenuhi tiga aspek yakni : kognitif, afektif dan psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi

kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria

(20)

Prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan atau dikerjakan, dan

sebagainya) (Depdikbud, 1996:787). Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau

keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, yang lazimnya ditunjukan dengan

nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru (Depdikbud, 1996:787).

Penguasaan atau keterampilan dalam prestasi adalah hasil belajar. Jadi hasil belajar adalah

segala sesuatu yang menjadi milik siswa sebagai akibat dari kegiatan belajar yang dilakukan.

Indikator yang dijadikan sebagai tolak ukur dalam mrnyatakan bahwa proses pembelajaran

dapat dikatakan berhasil, berdasarkan ketentuan kurikulum yang disempurnakan yang saat ini

digunakan adalah :

a. Daya serap terhadap bahan pelajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi baik

secara individu maupun kelompok.

b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pembelajaran telah dicapai siswa baik

individu maupun klasikal. Akan tetapi yang banyak dijadikan sebagai tolak ukur

keberhasilan dari keduanya adalah daya serap siswa terhadap pelajaran.

Moch. Uzer usman dan lilis Setiawati (1993) menjelaskan bahwa acuan yang dapat

digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran adalah

sebagai berikut :

a. Istimewa/maksimal : apabila seluruh bahan pelajaran yang disajikan itu dapat dikuasai siswa.

b. Baik sekali/optimal : apabila sebagian besar (85%-94%) bahan pelajaran yang disajikan dapat dikuasai siswa.

c. Baik sekali/minimal : apabila sebagian besar (75%-84%) bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai siswa.

d. Kurang : apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 75% dikuasai siswa.

Prestasi belajar siswa merupakan tolak ukur keberhasilan siswa dalam menempuh pendidikan

di sekolah. Prestasi belajar merupakan hasil belajar siswa. Menurut

(21)

” Prestasi belajar adalah bukti keberhasilan dari suatu usaha yang dicapai dan

diukur, sedangkan kegiatan belajar merupakan suatu proses pada mental

yang mengarah pada penguasaan materi dan kecakapan (skill). Membentuk

tingkah laku progresif dan adaptif”.

Dengan demikian maka prestasi belajar adalah nilai yang diperoleh siswa sebagai hasil dari

belajar. Untuk menentukan berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar.

6. Hubungan antara Cara Belajar dengan Prestasi Belajar

Ahmadi (1995 : 161) mengemukakan bahwa ” kebiasaan belajar yang baik dari segi cara

belajar, waktu belajar, ketentuan belajar, suasana belajar dan lain-lain, merupakan faktor

penunjang keberhasilan belajar peserta didik ”.

Banyak faktor yang menyebabkan tercapainya suatu prestasi belajar yang baik dalam proses

belajar mengajar. Faktor yang terkait tersebut baik yang berasal dari siswa, guru, maupun

sekolah itu sendiri. Hal ini sesuai dengan pendapat Kartono (1985 : 63-64) yang

mengemukakan bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan kegiatan belajar adalah :

1. Faktor yang berasal dari dalam siswa, seperti kecerdasan, bakat, minat,

kebiasaan, kesehatan dan aktivitas.

2. Faktor yang berasal dari luar diri siswa, seperti lingkungan, sekolah, dan

peralatan belajar.

Cara belajar adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam mempelajari sesuatu, artinya

kegiatan yang dilakukan pada saat belajar dan umumnya setiap siswa mempunyai cara belajar

(22)

Dalam hal ini hubungan antara cara belajar dengan prestasi belajar yang diperoleh siswa

setelah proses pembelajaran dimana faktor-faktor tersebut saling berinteraksi secala langsung

maupun tidak langsung dalam mencapai prestasi dengan menggunakan cara belajar yang

baik. Dengan cara belajar yang baik dan teratur yang telah direncanakan akan memperoleh

prestasi yang baik pula.

B. Kerangka Pikir

Setiap siswa ingin mendapatkan prestasi yang baik. Untuk mencapai prestasi belajar yang

baik, dibutuhkan sarana belajar yang lengkap dan kemauan serta keteraturan dalam

melaksanakan belajar tertentu di rumah. Tetapi pada dasarnya, kemauan dan keteraturan

dalam cara belajar ini, menjadi suatu motivasi yang sangat mendukung terhadap pencapaian

prestasi belajar pada setiap siswa. Dari kerangka pikir dibawah dapat dilihat cara belajar

seperti pembuatan jadwal belajar dan pelaksaannya dapat membantu siswa dalam

meningkatkan prestasi belajarnya karna dengan demikian siswa memiliki keteraturan dalam

belajar sehingga prestasi yang didapat akan lebih baik.siswa yang rajin membaca buku

biasanya prestasi belajarnya akan lebih baik dibandingkan siswa yang jarang membaca buku

pelajaran sehingga prestasi yang didapat kurang memuaskan. Membuat catatan juga

diperlukan siswa untuk menunjang cara belajar yang baik dengan membuat catatan siswa

lebih mudah dalam mengingat kembali pelajaran yang telah diajarkan disekolah. Mengulangi

bahan pelajaran dirumah dan mengerjakan tugas serta latihan soal mandiri dirumah juga

dapat membantu siswa dalam meningkatkan prestasi belajarnya sehingga hasil yang didapat

akan lebih baik Atas hal tersebut, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang

berjudul “Hubungan Cara Belajar Siswa Dengan Prestasi Belajar Geografi Kelas XI IPS

(23)

Dalam penelitian ini akan terlihat pengaruh dari variabel bebas, yaitu cara belajar siswa pada

pelajaran geografi (X) terhadap variabel terikat, yaitu prestasi belajar siswa pada pelajaran

geografi (Y).

Lebih jelasnya kerangka pikir tersebut dapat dilihat pada gambar berikut :

● Pembuatan jadwal

Menurut Suharsimi Arikunto (2002:64) yang dimaksud dengan hipotesis adalah suatu

jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang

terkumpul. Menurut Sutrisno Hadi (1980:63) menyatakan bahwa hipotesis adalah dugaan

yang mungkin benar, atau mungkin juga salah. Hipotesis akan ditolak jika salah, dan akan

diterima jika fakta-fakta membenarkannya.

Bertitik tolak dari kerangka pikir di atas maka dalam penelitian ini di gunakan hipotesis

bahwa terdapat hubungan positif, erat dan signifikan antara cara belajar dengan prestasi

(24)

belajar siswa kelas XI IPS SMA Perintis 1 Tahun Pelajaran 2010/2011, indikator dari cara

baelajar ada 5 sehingga hipotesisnya sebagai berikut :

1. Terdapat hubungan positif yang erat dan signifikan antara pembuatan jadwal dan

pelaksanannya dengan prestasi belajar geografi siswa kelas XI IPS SMA Perintis 1

Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011.

2. Terdapat hubungan positif yang erat dan signifikan antara intensitas membaca buku

pelajaran dengan prestasi belajar geografi siswa kelas IPS XI SMA Perintis 1 Bandar

Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011.

3. Terdapat hubungan positif yang erat dan signifikan antara membuat catatan dengan

prestasi belajar geografi siswa kelas XI IPS SMA Perintis 1 Bandar Lampung Tahun

Pelajaran 2010/2011.

4. Terdapat hubungan positif yang erat dan signifikan antara mengulangi bahan

pelajaran di rumah dengan prestasi belajar geografi siswa kelas XI IPS SMA Perintis

1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011.

5. Terdapat hubungan positif yang erat dan signifikan antara mengerjakan tugas serta

latihan soal mandiri yang diberikan oleh guru dengan prestasi belajar geografi siswa

(25)

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Sesuai dengan

pendapat Sumadi Suryabrata (2006:82) bahwa : ”Metode penelitian korelasional adalah

penelitian menghubungkan satu variabel dengan variabel lain. Metode korelasional ini

bertujuan untuk menentukan ada tidaknya hubungan antar satu variabel dengan variabel lain

dan apabila ada hubungan berapa eratnya hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan itu.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan adanya hubungan yang signifikan antara

cara belajar dengan prestasi belajar geografi siswa kelas XI IPS Tahun Pembelajaran

2010/2011.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:230) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.

Berdasarkan pendapat tersebut, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh siswa kelas XI IPS SMA Perintis I Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011

yang terdiri dari 5 kelas yang berjumlah 174 siswa.

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sedangkan menurut Sugiyono

(26)

tersebut. Mengenai besarnya sample penulis mengacu pada pendapat Suharsini Arikunto

(2006: 134) yaitu :

“Untuk sekedar mengantisipasi apabila subyeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua

sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, selanjutnya jika jumlah subyeknya

besar dapat diambil antara 10 – 15%, atau 20 –25%, atau lebih”.

Berdasarkan pendapat tersebut di atas, serta keterbatasan kemampuan penulis dalam

penelitian ini, maka penulis mengambil sample lebih kurang 35%, dengan teknik

proporsional random sampling dari seluruh populasi yang ada (174 siswa = 5 kelas). Adapun

sebaran sampelnya adalah sebagaui berikut :

Berdasarkan pada hasil perhitungan di atas, dapat dilihat secara sederhana pada tabel berikut

ini :

Tabel 2. Jumlah Populasi dan Sampel Siswa Kelas XI IPS SMA Perintis I Bandar Lampung Tahun Pembelajaran 2010/2011

No Kelas Populasi Sampel

1 XI1 37 13

2 XI2 37 13

(27)

4 XI4 33 11

5 XI5 32 11

Jumlah 174 60

Sumber : Data primer hasil perhitungan populasi dan sampel

Pengambilan sampel pada penelitian ini dengan cara Proporsional Random Sampling, yaitu

diacak untuk setiap kelas agar semua populasi tiap kelas mendapatkan kesempatan yang sama

dalam pengambilan sample, populasi tersebut diacak dengan cara diundi untuk penarikan

calon responden sesuai dengan jumlah yang diperlukan. Adapun cara pengundiannya yaitu

semua nama-nama calon responden diambil dari daftar absensi yang ada pada populasi di

masukan dalam gelas pengundian untuk diundi dengan cara diambil satu-satu hingga

nantinya berjumlah sepuluh setiap orang.

C.Variabel Penelitian

1. Variabel bebas atau Indevenden Variabel (X)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah cara belajar siswa pada mata pelajaran geografi

siswa kelas XI SMA Perintis I Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011. variabel bebas

dalam penelitian ini adalah : Cara Belajar (X) yang terdiri atas Pembuatan jadwal pelajaran

dan pelaksanannya, Membaca buku pelajaran (X2), Membuat catatan (X3), Mengulangi

materi/bahan pelajaran di rumah (X4), dan mengerjakan tugas dan latihan soal mandiri (X5).

2. Variabel terikat atau Devenden Variabel (Y)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar geografi (Y) siswa Kelas XI di

SMA Perintis I Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011.

D.Definisi Operasional Variabel

(28)

Cara belajar merupakan metode yang digunakan siswa secara teratur pada saat belajar,

artinya kegiatan-kegiatan yang dilakukan siswa dalam situasi belajar, dan dilaksanakannya

secara teratur. Cara belajar siswa menyangkut hal-hal sebagai berikut :

1.1. Pelaksanaan Jadwal

Merupakan pembagian waktu untuk sejumlah kegiatan yang dilaksanakan oleh seseorang

setiap harinya secara teratur. Jadwal adalah pembagian waktu untuk sejumlah kegiatan yang

dilaksanakan oleh seseorang setiap harinya dalam hal ini adalah penggunaan waktu belajar

geografi yang dilaksanakan di rumah atau di perpustakaan.

1. Teratur, apabila siswa selalu membuat jadwal dan melaksanakannya setiap hari, maka

diberi skor 3.

2. Kurang teratur, apabila jadwal yang telah dibuat kadang-kadang ditepati, diberi

skor 2.

3. Tidak teratur, apabila jadwal yang telah dibuat tidak pernah ditepati, dan dalam

dalam melakukan kegiatan belajar asal ada keinginan saja, maka diberi skor 1.

Di peroleh data dengan menggunakan kuesioner, terdiri atas 13 pertanyaan. Setiap pertanyaan

terdiri dari 3 pilihan jawaban dengan skor tertinggi 39 dan terendah 13 yang diperoleh dari :

skor tertinggi x jumlah soal. Setelah angket disebar kepada responden langkah selanjutnya

adalah menggolongkan tingkatan pembuatan jadwal pelajaran dan pelaksanaanya menurut

kategori teratur, kurang teratur, dan tidak teratur dengan menggunakan rumus interval.

I = NT – NR ( Soegyarto Mangkuatmodjo, 1997 : 37 K

(29)

NR = Skor yang paling rendah K = Jumlah alternatif jawaban

Skor tertinggi 39 dan skor terendah 13 maka :

� = − = 9

Berdasarkan rumus interval diatas, maka pembuatan jadwal belajar dan pelaksanannya dapat

dikelompokkan sebagai berikut:

Skor 31 - 39 : Pembuatan jadwal belajar teratur

Skor 22 – 30 : Pembuatan jadwal belajar kurang teratur

Skor 13 – 21 : Pembuatan jadwal belajar tidak teratur

B. Membaca Buku Pelajaran

Merupakan suatu kegiatan memahami isi (makna) dari apa yang tertulis pada buku tersebut.

Di peroleh data dengan menggunakan kuesioner, terdiri atas 11 pertanyaan. Setiap

pertanyaan terdiri dari 3 pilihan jawaban dengan skor tertinggi 33 dan terendah 11 yang

diperoleh dari : skor tertinggi x jumlah soal.

1 Teratur, apabila siswa selalu meluangkan waktu untuk membaca buku pelajaran

setiap hari, maka diberi skor 3.

2. Kurang teratur, apabila siswa tidak setiap hari membaca buku pelajaran, diberi

skor 2.

1. Tidak teratur, apabila siswa tidak pernah membaca buku pelajaran saja, maka

diberi skor 1.

(30)

� = −

= 7

Berdasarkan rumus interval diatas, membaca buku pelajaran geografi dapat dikelompokan

sebagai berikut:

Skor 26 - 33 : Membaca buku pelajaran secara teratur

Skor 18 – 25 : Membaca buku pelajaran kurang teratur

Skor 11 – 17 : Membaca buku pelajaran tidak teratur

C. Membuat Catatan

Merupakan kegiatan merangkum atau mengambil intisari dari apa yang telah didapatinya,

baik dari hasil membaca atau mendengarkan penjelasan yang telah disampaikan oleh guru

dalam buku catatannya. Di peroleh data dengan menggunakan kuesioner, terdiri atas 10

pertanyaan. Setiap pertanyaan terdiri dari 3 pilihan jawaban dengan skor tertinggi 30 dan

terendah 10 yang diperoleh dari : skor tertinggi x jumlah soal.

1. Teratur, apabila siswa selalu meluangkan waktu untuk membaca buku pelajaran setiap

hari, maka diberi skor 3.

2. Kurang teratur, apabila siswa tidak setiap hari membaca buku pelajaran, diberi

skor 2.

3. Tidak teratur, apabila siswa tidak pernah membaca buku pelajaran saja, maka diberi

skor 1.

(31)

� = −

= 6

Berdasarkan rumus interval diatas, membaca buku pelajaran geografi dapat dikelompokan

sebagai berikut:

Skor 24 - 30 : Membuat catatan tidak teratur

Skor 17 – 23 : Membuat catatan kurang teratur

Skor 10 – 16 : Membuat catatan tidak teratur

D. Mengulangi Bahan Pelajaran Di Rumah

Merupakan kegiatan mempelajari kembali materi pelajaran yang telah didapatnya, baik dari

hasil membaca buku atau materi yang telah disampaikan oleh guru. Di peroleh data dengan

menggunakan kuesioner, terdiri atas 11 pertanyaan. Setiap pertanyaan terdiri dari 3 pilihan

jawaban dengan skor tertinggi 33 dan terendah 11 yang diperoleh dari : skor tertinggi x

jumlah soal.

1. Teratur, apabila siswa selalu meluangkan waktu untuk membaca buku pelajaran setiap

hari, maka diberi skor 3.

2. Kurang teratur, apabila siswa tidak setiap hari membaca buku pelajaran, diberi

skor 2.

3. Tidak teratur, apabila siswa tidak pernah membaca buku pelajaran saja, maka diberi

skor 1.

Dengan demikian skor tertinggi yang diperoleh adalah 33 dan skor terendah adalah 11, maka:

(32)

= 7

Berdasarkan rumus interval diatas, membaca buku pelajaran geografi dapat dikelompokan

sebagai berikut:

Skor 26 - 33 : Mengulangi materi/bahan pelajaran secara teratur

Skor 18 – 25 : Mengulangi materi/bahan pelajaran kurang teratur

Skor 11 – 17 : Mengulangi materi/bahan pelajaran tidak teratur

E. Mengerjakan Tugas Serta Latihan Soal Mandiri Yang Diberikan Oleh Guru

Adalah melakukan kegiatan yang telah diperintahkan oleh guru dan wajib untuk dikerjakan

oleh siswa. Di peroleh data dengan menggunakan kuesioner, terdiri atas 15 pertanyaan.

Setiap pertanyaan terdiri dari 3 pilihan jawaban dengan skor tertinggi 45 dan terendah 15

yang diperoleh dari : skor tertinggi x jumlah soal. Teratur, apabila siswa selalu meluangkan

waktu untuk membaca buku pelajaran setiap hari, maka diberi skor 3.

1. Kurang teratur, apabila siswa tidak setiap hari membaca buku pelajaran, diberi

skor 2.

2. Tidak teratur, apabila siswa tidak pernah membaca buku pelajaran saja, maka diberi skor

1.

Dengan demikian skor tertinggi yang diperoleh adalah 33 dan skor terendah adalah 11, maka:

� = −

= 10

Berdasarkan rumus interval diatas, membaca buku pelajaran geografi dapat dikelompokan

sebagai berikut:

(33)

Skor 25 – 34 : Mengerjakan tugas kurang teratur

Skor 15 – 24 : Mengerjakan tugas tidak teratur

Jadi seluruh skor penilaian cara belajar siswa adalah sebagai berikut :

Cara Belajar Tertinggi Terendah

a. Pelaksanaan jadwal belajar 39 13

b. Membaca buku pelajaran 33 11

c. Membuat catatan 30 10

d. Mengulangi bahan pelajaran 33 11

e. Mengerjakan Tugas 45 15

Jumlah seluruh skor 180 60

2. Prestasi Belajar Geografi Siswa

Prestasi belajar dalam penelitian ini adalah hasil yang dicapai siswa dalam mengikuti atau

mengusai mata pelajaran geografi yang berupa nilai atau angka sebagai hasil dari suatu

uasaha, yang diambil dari test butir soal yang diberikan oleh peneliti kepada responden jenis

soal pilihan ganda yang berjumlah 20 pertanyaan. Dalam penelitian ini prestasi belajar yang

dimaksud adalah hasil yang dicapai siswa yang berupa data kuantitatif berupa nilai tes mata

pelajaran geografi yang diperoleh siswa kelas XI IPS SMA Perintis Bandar Lampung Tahun

Pelajaran 2010/2011.

Data tersebut kemudian ditransformasikan kedalam interval sesuai Kriteria Ketuntasan

Minimum (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah, yaitu:

≥65 : Tuntas

(34)

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Teknik Kuesioner

Teknik ini digunakan untuk memperoleh data langsung dari responden dengan menggunakan

daftar pertanyaan yang dinyatakan kepada responden untuk mendapat data primer. Dalam

melaksanakan teknik ini peneliti mendatangi responden satu persatu untuk mengisi daftar

pertanyaan yang telah ditentukan. Data yang diambil adalah data yang berkaitan dengan cara

belajar siswa pada bidang geografi yang meliputi : pembuatan jadwal dan pelaksanaanya,

membuat catatan, membaca buku pelajaran geografi, mengulangi materi/bahan pelajaran, dan

mengerjakan tugas dan latihan soal mandiri yang diberikan oleh guru.

2. Teknik Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta akat lain yang digunakan untuk mengukur

keterampilan, pengetahuan intelegasi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau

kelompok (Suharsini Arikunto, 2006:127). Tes digunakan untuk mengukur kemampuan dasar

dan pencapaian atau prestasi. Di dalam penelitian ini digunakan jenis tes prestasi atau

achievement test, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah

belajar. Tes prestasi diberikan sesudah orang dimaksud mempelajari hal-hal sesuai dengan

yang diteskan. Dalam penelitian ini, tes digunakan untuk mengukur prestasi belajar geografi

(35)

Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes obyektif yang berjenis pilihan

ganda. Untuk mengetahui validitas dan reabilitas instrument yang akan diteskan maka

dilakukan uji coba instrument tes terlebih dahulu setelah diketahui kevaliditan dan

kereliabelian tes baru dilakukan tes. Dalam penelitian tes digunakan untuk mengetahui

prestasi belajar mata pelajaran geografi siswa kelas XI di SMA Perintis Bandar Lampung

Tahun Pelajaran 2010/2011.

3. Teknik dokumentasi

Teknik dokumentasi adalah sesuatu yang memberikan bukti yang dapat menggunakan alat

pembuktian atau bahan-bahan untuk membandingkan suatu keterangan atau informasi,

penjelasan atau dokumentasi dalam naskah atau informasi yang tertulis Riduwan (2004 :

105). Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data tentang jumlah siswa dan prestasi

belajar siswa pada mata pelajaran geografi. Dalam penelitian ini penulis menggunakan

teknik dokumentasi untuk mengambil data berupa nilai siswa, nama-nama siswa, sejarah

tingkat sekolah, keadaan gedung sekolah, guru dan staf, denah sekolah dan peta.

F. Teknik Analisis Data

1. Uji Persyaratan Instrumen

Untuk mendapatkan data yang akurat, maka alat pengumpulan data harus memenuhi syarat

yang baik yakni, memenuhi dua persyaratan yaitu validitas dab reliabilitas.

1.1 Uji Validitas Kuesioner

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu

(36)

instrument yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah (Suharsimi Arikunto,

2006:136).

Untuk mengukur validitas instrument digunakan rumus korelasi Product Moment, dimana

dalam perhitungannya penulis menggunakan bantuan program SPSS dengan rumus sebagai

berukut:

xy

Keterangan :

rxy = Koefisien Korelasi

X = Jumlah Skor item

XY = Jumlah skor total

N = Jumlah responden

Dengan kriteria uji sebagai berikut:

Apabila rxy > r tabel maka pengukuran/angket dinyatakan valid dan sebaliknya apabila

rxy < r tabel maka angket tersebut tidak valid. (Suharsimi Arikunto, 2006 : 170)

1.2 Reliabilitas Tes

Reliabilitas digunakan untuk menunjukan sejauh mana alat ukur dapat dipercaya atau

diandalkan. Pengertian reliabilitas berkaitan dengan tingkat kestabilan kekonstanan keajegan

alat pengukur. Alat pengukur dikatakan reliabel apabila hasil pengukuran yang diperoleh

dari subjek yang sama menunjukan kestabilan, kapan saja dan oleh siapa alat ukur itu

digunakan. Reliabilitas menunjukan pada instrumen bahwa instrumen cukup dapat dipercaya

(37)

sehingga mampu mengungkap data yang bisa dipercaya (Suharsimi Arikunto.

2006:178-179).

Pengujian realibilitas alat ukur kuesioner dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

rumus Alpha.

Langkah-langkah mencari nilai relibilitas dengan metode Alpha sebagai berikut: Langkah 1: Menghitung varians skor tiap-tiap item dengan rumus:

Si

=

Langkah 2: Kemudian menjumlahkan varians semua item dengan rumus:

∑Si = S1 + S2 + S3... + Sn

Dimana : ∑Si = Jumlah varians semua item

S1 + S2 + S3... + Sn = Varians item ke- 1,2,3...n

(38)

St =

Langkah 4: Memasukkan nilai Alpha dengan rumus: k ∑ Si

r11 = k – 1 1- St

Keputusan dengan membandingkan r11dengan rtabel dengan kaidah keputusan:

Jika r11 > rtabel berarti Reliabel dan r11 < rtabel berarti Tidak Reliabel (Riduwan, 2006:128).

Pengujian reliabelitas alat ukur tes prestasi belajar gografi siswa menggunakan rumus

Spearmen Brown sebagai berikut:

keputusan dengan membandingkan r11 dengan rtabel dengan kaidah keputusan : Jika r11 > rtabel

berarti Reliabel dan r11 < rtabel berarti Tidak Reliabel.

(39)

Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran

(dificulty index). Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,0. indeks

kesukaran ini menunjukkan taraf kesukaran soal. Soal dengan indeks kesukaran 0,0

menunjukkan bahwa soal itu terlalu sukar, sebaliknya inbdeks 1,0 menunjukkan bahwa

soalnya terlalu mudah. Dalam penelitian ini untuk mengukur tingkat kesukaran suatu soal

menggunakan rumus sebagai berikut :

TK = U + L T Keterangan :

TK = Tingkat Kesukuran

U = Jumlah kelas atas yang bisa jawab

L = Jumlah kelas bawah yang bisa jawab

T = Jumlah peserta tes (Fachri Thaib, 2003:58)

Dengan kriteria sebagai berikut :

Jika soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar

Jika soal dengan P 0,31 sampai 0,70 adalah soal sedang

Jika soal dengan P 0,71 sampai 1,00 adalah mudah

1.4 Daya Pembela

Daya pembela soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang

pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah).

Klasifikasi daya pembeda adalah sebagai berikut :

a. 0,00-0,20 adalah soal jelek

b. 0,21-0,40 adalah soal cukup

(40)

d. 0,71-1,00 adalah soal baik sekali

e. – (negatif) adalah soal tidak baik (dibuang saja)

sedangkan untuk mengukur daya pembeda suatu soal menggunakan rumus sebagai

berikut : DP = U - L ½ T Keterangan :

DP : Daya pembela

U : Jumlah kelas atas yang bisa jawab

L : Jumlah kelas bawah yang bisa jawab

T : Jumlah peserta tes (Fachri Thaib, 2003:59)

dikatakan berfungsi dengan baik, jika paling sedikit dipilih oleh 5% peserta tes.

2. Uji Persyaratan Analisis

2.1 Uji Linieritas

Uji linieritas digunakan untuk menguji linier tidaknya suatu data yang dianalisis yaitu

variabel bebas terhadap variabel terikat. Untuk melakukan iji linieritas diperlukan adanya

rumusan hipotesis sebagai berikut:

Ho : Model regresi berbentuk linier

Ha : Model regresi berbentuk non linier

Kriteria Pengambilan Keputusan:

Menggunakan koefisien signifukasi (Sig.) dengan cara membandingkan nilai Sig.

Dari Deviation From Linearity pada table anova.

 Apabila nilai Sig. Pada deviation from linearity > 0,05 maka Ho diterima  Apabila nilai Sig. Pada deviation from linearity > 0,05 maka Ho ditolak

(41)

3.1 Uji Coba Kuesioner

Sebelum instrumen penelitian digunakan untuk mengumpulkan data dari responden,

instrumen yang berupa kuesioner terlebih dahulundiuji cobakan kepada 20 siswa yang

merupakan populasi dari kelas XI IPS SMA Perintis 1 Bandar Lampung dan selanjutnya 20

siswa tidak boleh digunakan sebagai sampel. Uji coba digunakan sebayak 2 kali.

Pengujian kuesioner yang pertama untuk menguji validitas menggunakan rumus Product

Moment, sedangkan untuk menguji reliabilitas seluruh item kuesioner menggunakan rumus

Alpha. Hasilnya ada 54 item yang valid dan 6 item yang tidak valid. Tem yang tidak valid tidak dimasukan dalam perhitungan reliabilitas instrumen dan tidak digunakan sebagai

kuesioner penelitian, akan tetapi item tersebut direvisi. Item tersebut direvisi kalimat

pertanyaan tanpa merubah substansi dari pertanyaan tersebut, kemudian dilakukan pengujian

yang kedua dengan cara yang sama namun soal no 22,23,30, 31, 33 dan 35 telah diganti.

Pada pengujian instrumen kuesioner yang kedua, diperoleh validitas butir soal dan reliabilitas

yang mencukupi sehingga instrumen tersebut dapat digunakan untuk reliabilitas yang

mencakupi sehingga instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengumpulkan data

mengenai cara belajar siswa dengan prestasi belajar. Hasil uji coba validitas butir soal yang

kedua dapat dilihat pada Tabel 3 sebagai berikut:

Tabel 3. Hasil Uji Coba Validitas Kuesioner Cara Belajar dan Prestasi Belajar.

(42)
(43)

59 0,567 0,444 Valid

60 0,491 0,444 Valid

Sumber : Hasil Pengelolahan Data, 2011

Dari hasil uji coba validitas instrumen kuesioner pada Tabel diatas, diketahui bahwa hasil

koefisien korelasi validitasnya rhitung > rtabel dengan jumlah siswa 20. Sedangkan untuk

reliabilitas instrumen dengan rumus Alpha diperoleh tingkat reliabilitas instrumen yaitu sebesar 0,967. Dengan demikian hasil perhitungan menunjukkan r11 > rtabel untuk taraf

signifikan α = 0,5 yaitu 0,967 > 0,444 dengan N = 20. Sedangkan untuk jumlah soal yang

tidak valid terdapat pada soal no 22, 23, 30, 31, 33 untuk itu penulis akan melakukan uji tes

soal kuesioner kembali agar hasil yang diperoleh dapat menjadi valid

3.2 Uji Coba Soal Tes Prestasi Belajar Geografi

Untuk mengukur prestasi belajar geografi siswa menggunakan tes yang soalnya dibuat sendiri

oleh peneliti tetapi disesuaikan dengan materi geografi yang sudah disampaikan oleh guru

geografi SMA Perintis 1 Bandar Lampung. Sebelum diteskan soal tersebut diuji cobakan

kepada 20 siswa yang merupakan populasi dari kelas XI IPS SMA Perintis 1 Bandar

Lampung dan selanjutnya 20 siswa ini tidak boleh digunakan sampel. Uji coba dilakukan

sebanyak satu kali.

Dalam uji tes prestasi belajar geografi siswa dihitung tingkat kevalidan, reliabilitas, tingkat

kesukaran, daya beda, dan dilihat pola jawabannya. Tingkat kevalidan dihitung dengan

rumus Product Moment, sedangkan reliabilitas butir soalnya dihitung dengan rumus

Spearman Brown. Butir soal yang valid dan reliabel digunakan sebagai soal tes dan yang

tidak valid atau reliabel butir soalnya direvisi.

(44)

Data dalam penelitian ini berasal dari data ordinal yaitu berupa data hubungan cara belajar

dengan prestasi belajar siswa, maka analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis 1

dan 2 adalah dengan menggunakan Korelasi Poduct Moment, dengan rumus sebagai berikut:

� = � ∑ − ∑ ∑

√{� ∑ − ∑ } {� ∑ − ∑ }

Keterangan :

rxy : Koefisien korelasi antara butir x dan y

X : Jumlah skor total X

Y : Jumlah skor total Y

: Jumlah skor total kuadrat X

: Jumlah skor total kuadrat Y

XY : Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y

N : Jumlah sampel yang diteliti

(Riduwan, 2 004:136)

Kriteria Uji Hipotesis

1. Ada hubungan antara X dan Y jika koefisien korelasi ≠ 0, atau r rx ≠ 0, dan tidak ada

hubungan jika r xy = 0.

2. Jika nilai r xy positif maka hubungan antara X dan Y berisfat positif, jika r xy negatif

maka hubungan antara X dan Y bersifat negatif.

3. Untuk tingkat keeratan hubugan X dan Y dapat diketahui setelah nilai r xy yang

diperoleh dikonsultasikan pada tabel interprestasi nilai r.

4. Terdapat hubungan yang signifikan pada taraf 5% bila r xy hitung sama atau lebih

besar daripada r xy tabel (r xy hitung ≥ r xy tabel).

Tabel 6. Interprestasi nilai r

(45)

1 Antara 0,80-1,000 Sangat kuat

2 Antara 0,60-0,799 Kuat

3 Antara 0,40-0,599 Cukup kuat

4 Antara 0,20-0,399 Rendah

5 Antara 0,00-0,199 Sangat rendah

(46)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian mengenai hubungan cara belajar dengan prestasi belajar mata pelajaran

geografi siswa kelas XI IPS SMA Perintis 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011

dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan positif yang erat dan signifikan antara pembuatan jadwal dan

pelaksanaanya dengan prestasi belajar geografi siswa kelas XI IPS SMA Perintis 1

Bandar, dengan koefisien korelasi sebesar 0,849. Hal ini berarti ada kecendrungan apabila

siswa membuat jadwal dan melaksanakannya di rumah dan melaksanakannya secara

teratur maka prestasi belajar geografi siswa akan semakin tinggi, dan sebaliknya apabila

siswa tidak membuat jadwal belajar dirumah dan melaksanakanya dengan teratur maka

prestasi belajar geografi siswa akan rendah.

1. Terdapat hubungan positif yang erat dan signifikan antara membaca buku dengan prestasi

belajar geografi siswa kelas XI IPS SMA Perintis 1 Bandar Lampung, dengan koefisien

korelasi sebesar 0,612. Hal ini berarti ada kecendrungan semakin tinggi intensitas

membaca buku pelajaran geografi maka akan semakin tinggi prestasi belajar yang akan

dicapai siswa, dan sebaliknya semakin rendah intensitas dalam membaca buku pelajaran

geografi maka akan semakin rendah prestasi belajar yang dicapai siswa.

3. Terdapat hubungan positif yang erat dan signifikan antara membuat catatan dengan

prestasi belajar geografi siswa kelas XI IPS SMA Perintis 1 Bandar Lampung Tahun

Pelajaran 2010/2011, dengan koefisien korelasi sebesar 0,675. Hal ini berarti ada

kecendrungan semakin sering siswa memcatat hal-hal penting pada mata pelajaran

(47)

siswa yang tidak pernah membuat catatan penting pada mata pelajaran geografi semakin

rendah prestasi belajar yang dicapai siswa.

4. Terdapat hubungan positif yang kuat dan signifikan antara mengulangi

materi/bahan pelajaran geografi dengan prestasi belajar geografi siswa kelas XI

IPS SMA Perintis 1 Bandar Lampung, dengan koefisien korelasi sebesar 0,588.

Hal ini berarti ada kecendrungan semakin sering siswa mengualangi materi

pelajaran geografi dirumah maka akan semakin tinggi prestasi belajar yang akan

dicapai siswa, dan sebaliknya siswa yang tidak pernah mengulangi materi

pelajaran geografi dirumah akan semakin rendah prestasi belajar yang dicapai

siswa.

5. Terdapat hubungan positif yang kuat dan signifikan antara mengerjakan tugas serta

latihan soal mandiri pada mata pelajaran geografi dengan prestasi belajar geografi

siswa kelas XI IPS SMA Perintis 1 Bandar Lampung, dengan koefisien korelasi

0,521. Hal ini berarti ada kecendrungan semakin sering siswa mengerjakan tugas

dan latihan soal pada mata pelajaran geografi maka akan semakin tinggi prestasi

belajar siswa, dan sebaliknya siswa yang tidak pernah mengerjakan tugas dan

latihan soal mandiri pada mata pelajaran geografi semakin rendah prestasi belajar

yang dicapai.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka ada beberapa saran yang dapat diajukan penulis

sebagai berikut:

1. Siswa hendaknya dapat menerapkan cara belajar yang baik seperti:

● Cara belajar seperti pembuatan jadwal dan pelaksanaannya dalam upaya

meningkatkan prestasi belajar geografi siswa kelas XI IPS SMA Perintis 1

(48)

● Cara belajar seperti membaca buku pada mata pelajaran geografi dalam

upaya meningkatkan prestasi belajar geografi siswa kelas XI IPS SMA

Perintis 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011.

● Cara belajar seperti membuat catatan dalam upaya meningkatkan prestasi

belajar geografi siswa kelas XI IPS SMA Perintis 1 Bandar Lampung

Tahu Pelajaran 2010/2011.

● Cara belajar seperti mengulangi materi/bahan pelajaran dalam upaya

meningkatkan prestasi belajar geografi siswa kelas XI IPS SMA Perintis 1

Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011.

● Cara belajar seperti mengerjakan tugas dan latihan soal mandiri dalam

upaya meningkatkan prestasi belajar geografi siswa kelas XI IPS SMA

Perintis 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011.

2. Orangtua hendaknya ikut mendorong siswa untuk mematuhi jadwal belajar yang

sudah dibuat.

3. Hendaknya guru memberikan arahan kepada siswa agar siswa dapat

menerapkan cara belajar yang baik, baik itu dirumah maupun disekolah.

4. Hendaknya sekolah menciptakan suasana belajar yang kondusif yang dapat

membantu siswa dalam menerapkan cara belajar yang baik sehingga siswa

(49)

HUBUNGAN CARA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA PERINTIS I BANDAR LAMPUNG

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Oleh

YENI YUSMALIA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN UNIVERSITAS LAMPUNG

Gambar

Tabel 1. Keadaan Prestasi Belajar Geografi siswa kelas XI SMA Perintis I
Tabel 2.  Jumlah Populasi dan Sampel Siswa Kelas XI IPS SMA Perintis I                  Bandar Lampung Tahun Pembelajaran 2010/2011
Tabel 3. Hasil Uji Coba Validitas Kuesioner Cara Belajar dan Prestasi Belajar.

Referensi

Dokumen terkait

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara sarana belajar, motivasi belajar dan disiplin belajar di sekolah dengan prestasi belajar ekonomi siswa kelas

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang hubungan cara belajar dan kelengkapan sarana belajar di rumah dengan prestasi belajar geografi siswa kelas XI IPS SMA

(3) Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa mengenai fasilitas belajar dan minat belajar dengan prestasi belajar Sosiologi siswa kelas

Ada hubungan positif yang erat dan signifikan antara persepsi siswa tentang profesionalisme guru IPS dalam mengelola program belajar mengajar dengan prestasi belajar siswa kelas

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan yang positif dan signifikan antara kesulitan belajar dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi kelas XI IPS

Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar Geografi kelas XI IPS antara siswa yang tinggal di dalam pondok pesantren dan di luar pondok pesantren

Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Kompetensi Profesional Guru dengan Prestasi Belajar Geografi Siswa

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan cara belajar dengan prestasi belajar geografi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Kejobong Kabupaten Purbalingga