• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG PROFESIONALISME GURU IPS DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL MATA PELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 19 BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2012/2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG PROFESIONALISME GURU IPS DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL MATA PELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 19 BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2012/2013"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

SEMESTER GANJIL MATA PELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 19 BANDAR LAMPUNG

TAHUN AJARAN 2012/2013

Oleh

MASGILANG PRAYUDI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRAK

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG PROFESIONALISME GURU IPS DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VII

SEMESTER GANJIL MATA PELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 19 BANDAR LAMPUNG

TAHUN AJARAN 2012/2013

Oleh

MASGILANG PRAYUDI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Persepsi Siswa Tentang Profesionalisme Guru IPS dengan Prestasi Belajar IPS pada Siswa Kelas VII di SMP Negeri 19 Bandar Lampung. Penelitian ini menggunakan metode korelasi. Sampel berjumlah 45 siswa dari populasi 300 siswa dan diambil menggunakan teknik proporsional random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik kuesioner dan dokumentasi. Analisis data menggunakan rumus product moment.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Ada hubungan yang positif, erat dan signifikan antara persepsi siswa tentang profesionalisme guru IPS dalam menguasai bahan pelajaran dengan prestasi belajar siswa kelas VII, (2) Ada hubungan yang positif, erat dan signifikan antara persepsi siswa tentang profesionalisme guru IPS dalam mengelola program pembelajaran dengan prestasi belajar siswa kelas VII, (3) Ada hubungan yang positif, erat dan signifikan antara persepsi siswa tentang profesionalisme guru IPS dalam mengelola kelas dengan prestasi belajar siswa kelas VII, (4) Ada hubungan yang positif, erat dan signifikan antara persepsi siswa tentang profesionalisme guru IPS dalam menggunakan media belajar dengan prestasi belajar siswa kelas VII, berarti bahwa semakin baik persepsi siswa tentang profesionalisme guru IPS, maka semakin baik prestasi siswa.

(3)
(4)
(5)
(6)

iv DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL... vi

DAFTAR GAMBAR... vii

DAFTAR LAMPIRAN... ix

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1

B. Identifikasi Masalah... 6

C. Batasan Masalah... 7

D. Rumusan Masalah... 8

E. Tujuan Penelitian... 8

F. Manfaat Penelitian... 9

G. Ruang Lingkup Penelitian... 10

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka... 11

1. Pengertian Guru... 11

2. Profesionalisme Guru... 12

3. Persepsi Siswa Tentang Profesionalisme Guru IPS... 13

4. Kriteria Profesionalisme Guru... 15

5. Pembelajaran IPS Terpadu... 24

6. Prestasi Belajar... 25

B. Kerangka Pikir... 27

C. Hipotesis... 28

III. METODE PENELITIAN A. Metodologi Penelitian... 30

B. Populasi dan Sampel... 30

C. Definisi Operasional Variabel... 32

D. Teknik Pengumpulan Data... 35

E. Uji Validitas dan Reliabilitas Intrumen.;... 36

F. Teknik Analisis Data... 38

1. Uji Normalitas... 38

2. Uji Homogenitas... 39

G. Pengujian Hipotesis……….….. 39

(7)

v IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Tinjauan Umum SMP Negeri 19 Bandar Lampung... 42

1. Lokasi Penelitian... 42

2. Kondisi SMP Negeri 19 Bandar Lampung... 45

B. Deskripsi Data... 51

1. Persepsi Siswa Tentang Profesionalisme Guru IPS dalam Menguasai Bahan Pelajaran... 51

2. Persepsi Siswa Tentang Profesionalisme Guru IPS dalam Mengelola Program Belajar Mengajar... 53

3. Persepsi Siswa Tentang Profesionalisme Guru IPS dalam Mengelola Kelas ... 54

4. Persepsi Siswa Tentang Profesionalisme Guru IPS dalam Menggunakan Media Sumber ………... 56

5. Prestasi Belajar IPS... 57

C. Pengujian Prasyaratan Analisis Data... 58

1. Hasil Uji Instrumen Penelitian... 58

2. Uji Prasyarat Analisis... 60

D. Pengujian Hipotesis... 63

E. Pembahasan... 69

1. Hubungan Persepsi Siswa Tentang Profesionalisme Guru IPS dalam Menguasai Bahan Pelajaran dengan Prestasi Belajar IPS Siswa Kelas VII Semester Ganjil SMP Negeri 19 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2012/2013... 69

2. Hubungan Persepsi Siswa Tentang Profesionalisme Guru IPS dalam Mengelola Program Belajar Mengajar dengan Prestasi Belajar IPS Siswa Kelas VII Semester Ganjil SMP Negeri 19 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2012/2013... 72

3. Hubungan Persepsi Siswa Tentang Profesionalisme Guru IPS dalam Mengelola Kelas dengan Prestasi Belajar IPS Siswa Kelas VII Semester Ganjil SMP Negeri 19 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2012/2013... 75

4. Hubungan Persepsi Siswa Tentang Profesionalisme Guru IPS dalam Menggunakan Media Sumber Belajar dengan Prestasi Belajar IPS Siswa Kelas VII Semester Ganjil SMP Negeri 19 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2012/2013... 78

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 83

B. Saran... 84 DAFTAR PUSTAKA

(8)

I. PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Saat ini pendidikan sangatlah penting bagi kehidupan manusia. Banyak yang mengatakan bahwa pendidikan sudah menjadi salah satu kebutuhan pokok yang harus terpenuhi. Secara tidak langsung pendidikan sudah menjadi tolak ukur untuk kedudukan seseorang di masyarakat. Dari pendidikan dapat diperoleh ilmu pengetahuan, pengalaman dan etika di dalam kehidupan. Terdapat definisi yang menjelaskan bahwa pendidikan adalah proses di mana seseorang mengembangkan kemampuan sikap dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya di dalam masyarakat. Proses sosial di mana orang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol (khususnya yang datang dari sekolah), sehingga dia dapat memperoleh atau mengalami perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu yang optimum (Fuad Ihsan, 2005:4).

Menurut Fuad Ihsan (2005:5), pendidikan dapat diartikan sebagai:

1. Suatu proses pertumbuhan yang menyesuaikan dengan lingkungan; 2. Suatu pengarahan dan bimbingan yang diberikan kepada anak dalam

pertumbuhannya;

3. Suatu usaha sadar untuk menciptakan suatu keadaaan atau situasi tertentu yang dikehendaki oleh masyarakat;

(9)

Pengertian di atas memberikan pengetahuan akan sangat penting adanya pendidikan di Indonesia, karena pendidikan dapat mempersiapkan peserta didik melalui bimbingan dalam pengembangan potensi yang dimilikinya serta melatih peserta didik untuk dapat memiliki keterampilan guna meningkatkan kemampuan sumber daya manusia (SDM) pada masing-masing daerah yang ada di Indonesia.

Pendidikan memiliki kaitan yang erat dengan pendidik sebagai orang yang memberikan pendidikan dan anak didik/siswa yang mendapatkan pendidikan. Keterkaitan ini akan menghasilkan salah satu syarat dari pendidikan itu sendiri yaitu terdapat pendidik atau guru dan anak didik/siswa. Guru memiliki peran penting dalam proses pendidikan baik pendidikan formal maupun non formal. Guru dapat ditemui di manapun karena guru adalah orang yang harus digugu dan ditiru, dalam arti orang yang memilki karisma atau wibawa hingga perlu untuk ditiru dan diteladani. Seorang guru memiliki beberapa peranan yang sangat penting karena memiliki tanggungjawab yang tidak bisa digantikan oleh peralatan canggih apapun, dalam arti luas guru dapat ditemui sebagai orang yang dapat mengajarkan berbagai ilmu dalam kehidupan sehari-hari, namun dalam arti sempit guru biasa ditemui dalam bidang formal seperti sekolah.

Dalam lembaga yang formal seperti sekolah guru biasanya mengajar pada suatu kelas. Guru yang dimaksud ialah guru pada lembaga pendidikan formal atau sekolah. Seperti dikutip dari buku Hamzah B. Uno (2011:15) yakni:

(10)

dapat mencapai tingkat kedewasaan sebagai tujuan akhir dari proses pendidikan.

Dari kutipan diatas dijelaskan bahwa guru mempunyai tanggung jawab penuh terhadap perkembangan peserta didiknya untuk mencapai kedewasaannya. Jadi seorang pendidik atau guru dituntut memiliki profesionalisme dalam mengerjakan tugasnya, hal ini dimaksudkan agar tujuan dari pendidikan yang diberikan dapat tercapai dengan maksimal.

Menjadi seorang guru dalam sebuah lembaga pendidikan formal memiliki tanggung jawab yang besar, karena guru dituntut untuk mendidik para peserta didik dengan berbagai karakter untuk mencapai prestasi belajar yang memuaskan. Guru merupakan suatu profesi, yang berarti suatu jabatan yang memerlukan keahlian khusus dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang pendidikan. Hal ini sekaligus merupakan pengakuan terhadap profesi guru sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 39 ayat 2 yang berbunyi, “Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik perguruan tinggi”.

(11)

sebagai pekerjaan pokok sebagai profesi dan bukan sebagai pengisi waktu luang atau sebagai hobi”.

Profesi guru bukanlah pekerjaan yang sangat mudah, di mana guru harus memahami posisinya sebagai pendidik yang memberikan pendidikan untuk mencerdaskan anak bangsa. Seharusnya guru sangat memahami pentingnya profesionalisme dibidangnya yang sangat mempengaruhi tujuan pendidikan, karena guru dapat dikatakan sebagai ujung tombak dari pendidikan nasional. Guru yang profesional diharapkan mampu berpartisipasi dalam pembangunan nasional untuk mewujudkan generasi anak bangsa yang bertaqwa, unggul dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki, etos, berbudi pekerti luhur dan berkepribadian sebagai guru yang profesional. Menurut Zainal Aqib dalam Kunandar (2011:63-65) dijelaskan bahwa terdapat kriteria kemampuan dasar profesionalisme guru:

1. Menguasai bahan

2. Mengelola program belajar mengajar 3. Mengelola kelas

4. Menggunakan media sumber 5. Menguasai landasan kependidikan 6. Mengelola interaksi belajar mengajar

7. Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran 8. Mengenal fungsi dan program pelayanan BP

9. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah

10. Memahami prinsip-prinsip dan mentafsirkan hasil-hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran

(12)

Hubungan guru dengan siswa/anak didik di dalam proses belajar-mengajar merupakan faktor yang sangat menentukan. Bagaimanapun baiknya bahan pelajaran yang diberikan, bagaimanapun sempurnanya metode yang dipergunakan, namun jika hubungan guru-siswa merupakan hubungan yang tidak harmonis, maka dapat menciptakan suatu keluaran yang tidak diinginkan (Sardiman, 2005:145).

Seorang guru menjadi faktor penghubung yang mempengaruhi siswa dalam proses belajar dan akan mempengaruhi prestasi belajar siswa yang akan dicapai siswa itu sendiri. Prestasi belajar merupakan hasil belajar yang dicapai setelah melalui proses kegiatan belajar mengajar. Prestasi belajar dapat ditunjukkan melalui nilai yang diberikan oleh seorang guru dari sejumlah mata pelajaran yang telah dipelajari oleh peserta didik. Adapun yang dimaksud prestasi belajar di dalam penelitian ini adalah prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPS yang telah dicapai siswa setelah selesai mengikuti kegiatan pembelajaran. Prestasi belajar siswa ini dalam bentuk nilai UAS (Ujian Akhir Semester). Nilai UAS (Ujian Akhir Semester) pada mata pelajaran IPS yang diberikan oleh guru dalam bentuk angka dengan rentangan nilai dari 0-100, dan mengacu pada kebijakan sekolah mengenai kriteria ketuntasan minimal (KKM) untuk mata pelajaran IPS dengan nilai 70. Ketercapaian prestasi belajar siswa dibagi 2 kategori nilai: 70 : tuntas

< 70 : tidak tuntas

Sumber : Arsip Kebijakan Kurikulum SMP Negeri 19 Bandar Lampung (2012:15).

(13)

Tabel 1. Nilai UAS siswa kelas VII SMP Negeri 19 Bandar Lampung No Kriteria Ketuntasan

Mengajar

Kelas VII Jumlah % A B C D E F G H

1 Tuntas 70 - - - - 2 Tidak tuntas <70 38 39 38 37 39 34 38 37 300 100

38 39 38 37 39 34 38 37 300 100

Sumber : Data Statistik SMP Negeri 19 Bandar Lampung Tahun 2013

Dalam tabel dapat dilihat bahwa nilai semua siswa tidak ada yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM). Hal ini menunjukan bahwa dalam proses belajar mengajar pada mata perlajaran IPS di ujian akhir semester tahun pelajaran 2012/2013, seluruh siswa belum mencapai standar ketuntasan belajar yang telah ditetapkan.

Berdasarkan penjabaran di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan persepsi siswa tentang profesionalisme guru

IPS dengan prestasi belajar siswa kelas VII pada mata pelajaran IPS di SMP Negeri 19 Bandar Lampung”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka kemampuan dasar profesionalisme guru yang akan diteliti terdiri dari:

1. Menguasai bahan

2. Mengelola program belajar mengajar 3. Mengelola kelas

(14)

6. Mengelola interaksi belajar mengajar

7. Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajran 8. Mengenal fungsi dan program pelayanan BP

9. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah

10.Memahami prinsip-prinsip dan mentafsirkan hasil-hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dalam penelitian ini peneliti membatasi masalah pada kajian:

1. Persepsi siswa tentang profesionalisme guru IPS terpadu:

a. Persepsi siswa tentang profesionalisme guru IPS terpadu dalam menguasai bahan pelajaran (X1)

b. Persepsi siswa tentang profesionalisme guru IPS terpadu dalam mengelola program belajar mengajar (X2)

c. Persepsi siswa tentang profesionalisme guru IPS terpadu dalam mengelola kelas (X3)

d. Persepsi siswa tentang profesionalisme guru IPS terpadu dalam menggunakan media sumber (X4)

(15)

D.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang akan diteliti adalah:

1. Apakah ada hubungan persepsi siswa tentang profesionalisme guru IPS dalam menguasai bahan pelajaran dengan prestasi belajar siswa kelas VII pada mata pelajaran IPS di SMP Negeri 19 Bandar Lampung

2. Apakah ada hubungan persepsi siswa tentang profesionalisme guru IPS dalam mengelola program belajar mengajar dengan prestasi belajar siswa kelas VII pada mata pelajaran IPS di SMP Negeri 19 Bandar Lampung 3. Apakah ada hubungan persepsi siswa tentang profesionalisme guru IPS

dalam mengelola kelas dengan prestasi belajar siswa kelas VII pada mata pelajaran IPS di SMP Negeri 19 Bandar Lampung

4. Apakah ada hubungan persepsi siswa tentang profesionalisme guru IPS dalam menggunakan media sumber dengan prestasi belajar siswa kelas VII pada mata pelajaran IPS di SMP Negeri 19 Bandar Lampung

E.Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai adalah:

1. Untuk mengetahui hubungan persepsi siswa tentang profesionalisme guru IPS dalam menguasai bahan pelajaran dengan prestasi belajar siswa kelas VII pada mata pelajaran IPS di SMP Negeri 19 Bandar Lampung

(16)

3. Untuk mengetahui hubungan persepsi siswa tentang profesionalisme guru IPS dalam mengelola kelas dengan prestasi belajar siswa kelas VII pada mata pelajaran IPS di SMP Negeri 19 Bandar Lampung

4. Untuk mengetahui hubungan persepsi siswa tentang profesionalisme guru IPS dalam menggunakan media sumber dengan prestasi belajar siswa kelas VII pada mata pelajaran IPS di SMP Negeri 19 Bandar Lampung

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang hendak dicapai dari hasil penelitian ini:

1. Penelitian ini berguna bagi kepala sekolah untuk meningkatkan profesionalisme dan kinerja guru.

2. Penelitian ini juga bermanfaat dalam rangka memperbaiki kegiatan pembelajaran sekolah yang bersangkutan.

3. Melalui penelitian ini diharapkan guru mampu meningkatkan kemampuan personal dan kualitas profesionalisme sebagai pendidik.

4. Bagi lembaga (instansi) yang terkait, diharapkan dapat menjadi bahan acuan dalam meningkatkan kaderisasi pendidik baik untuk saat ini maupun untuk yang akan datang.

(17)

G.Ruang Lingkup Penelitian

1. Ruang Lingkup Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah profesionalisme guru IPS hubungannya dengan prestasi belajar siswa kelas VII pada mata pelajaran IPS di SMP Negeri 19 Bandar Lampung.

2. Ruang Lingkup Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah guru-guru yang mengajar IPS dan seluruh siswa kelas VII di SMP Negeri 19 Bandar Lampung.

3. Ruang Lingkup Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung. 4. Ruang Lingkup Waktu

Waktu penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2013. 5. Ruang Lingkup Ilmu

Ilmu yang digunakan adalah Pendidikan IPS.

(18)

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Guru

Guru merupakan seorang yang penting dalam proses belajar mengajar. Guru mempunyai peran aktif dalam perkembangan anak didiknya. Dalam pengertian sederhana yang dikemukakan oleh Syaiful Bahri Djamarah (2000:31), “Guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Guru dalam pandangan masyarakat adalah orang yang melakasanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu, tidak mesti di lembaga pendidikan formal, tetapi bisa juga di masjid, di surau/musala, di rumah, dan sebagainya”.

Sedangkan menurut Hadari Nawawi dalam Nurfuadi (2012:54) menjelaskan bahwa,

Pengertian guru dapat dilihat dari dua sisi. Pertama secara sempit, guru adalah ia yang berkewajiban mewujudkan program kelas, yakni orang yang kerjanya mengajar dan memberikan pelajaran di kelas. Sedangkan secara luas diartikan guru adalah orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang ikut bertanggung jawab dalam membantu anak-anak dalam mencapai kedewasaan masing-masing.

(19)

2. Profesionalisme Guru

Dalam Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pada BAB I pasal 1 (2005:2) menyebutkan bahwa “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada anak usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah”.

Menurut Webstar dalam Kunandar (2011:45) “Profesionalisme berasal dari kata profesi yang artinya suatu bidang pekerjaan yang ingin atau akan ditekuni oleh seseorang. Profesi juga diartikan sebagai suatu jabatan atau pekerjaan tertentu yang mensyaratkan pengetahuan dan keterampilan khusus yang diperoleh dari pendidikan akademis yang intensif”.

Pengertian profesi ini bermakna bahwa di dalam suatu pekerjaan profesional diperlukan teknik serta prosedur yang bertumpu pada landasan intelektual yang mengacu pada pelayanan yang ahli. Berdasarkan definisi di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa profesi adalah suatu pekerjaan atau keahlian yang mensyaratkan kompetensi intelektualitas, sikap dan keterampilan tertentu yang diperoleh melalui proses pendidikan secara akademis.

Menurut, Kunandar (2011:48)

(20)

Sementara itu, guru yang profesional adalah guru yang memiliki kompetensi yang dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan pengajaran. Jadi dapat disimpulkan pengertian guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan yang maksimal.

Guru yang profesional ini nantinya diharapkan dapat meningkatkan mutu dan kualitas dari setiap pembelajaran yang dilakukan. Dengan demikian secara langsung kualitas siswa akan meningkat yang dapat dilihat dari prestasi belajar yang diperoleh dari pembelajaran yang telah dilakukan, yang dalam penelitian ini prestasi belajar yang dimaksud adalah nilai akhir yang berupa angka pada mata pelajaran IPS dari raport siswa kelas VII di SMP Negeri 19 Bandar Lampung.

3. Persepsi Siswa tentang Profesionalisme Guru IPS

Persepsi siswa dapat dikatakan sebagai pandangan seseorang terhadap sesuatu yang dialaminya dalam kehidupan sehari hari. Menurut Slameto (2003:102), “Persepsi merupakan proses yang menyangkut masuknya pesan/informasi ke

(21)

Proses persepsi merupakan proses pengamatan seseorang yang berasal dari komponen kognisi. Persepsi dipengaruhi oleh faktor pengalaman, proses belajar, cakrawala dan pengetahuannya. Manusia mengamati suatu obyek psikologi dengan kacamatanya sendiri yang diwarnai oleh nilai dari pribadinya. Sedangkan obyek psikologi ini dapat berupa kejadian, ide, atau situasi tertentu. Faktor pengalaman, proses belajar atau sosialisasi memberikan bentuk dan struktur terhadap apa yang dilihat. Sedangkan pengetahuannya dan cakrawalanya memberikan arti tehadap obyek psikologik tersebut. Melalui komponen kognisi ini akan timbul ide, kemudian konsep mengenai apa yang dilihat. Berdasarkan nilai dan norma yang dimiliki pribadi seseorang akan terjadi keyakinan terhadap obyek tersebut. Selanjutnya komponen afeksi memberikan evaluasi emosional (senang atau tidak) terhadap obyek.

(Mar’at dalam http://repository.upi.edu/operator/upload. yang di akses pada hari minggu 14 april 2013)

Dari beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan suatu proses penginderaan, sesuatu yang diterima oleh individu melalui alat indera yang kemudian diinterpretasikan sehingga individu dapat memahami dan mengerti tentang pengalaman yang diterimanya tersebut.

Persepsi siswa tentang profesionalisme guru IPS berarti pandangan atau tanggapan siswa pada guru IPS yang terjadi ketika proses belajar mengajar berlangsung. Penilaian tersebut bisa positif (baik) atau negatif (buruk) sesuai dengan informasi yang diterima oleh panca indera melalui pengamatan.

Oleh karena itu, seorang guru haruslah memberikan pandangan yang terbaik terhadap dirinya dalam mengajar di kelas karena secara tidak langsung akan menimbulkan persepsi yang baik (positif) pada diri siswa yang nantinya akan memberikan dorongan kepada siswa agar menyukai pelajaran IPS.

(22)

pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial”. Skala likert ini akan menggunakan ukuran dengan kriteria untuk

mengukur intensitas suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru IPS tersebut yang akan diungkapkan dengan kata-kata sebagai berikut:

Selalu atau Sangat Tinggi : 5 Sering atau Tinggi : 4 Kadang-kadang atau Cukup tinggi : 3 Jarang atau Rendah : 2 Tidak Pernah atau Rendah Sekali : 1 (Riduwan, 2005:58)

Kriteria di atas sebagai dasar dalam menilai intensitas kegiatan guru di kelas dengan indikator yang telah ditentukan. Kriteria diatas digunakan dalam kuesioner yang akan diberikan kepada siswa.

4. Kriteria Profesionalisme Guru

Menurut Zainal Aqib dalam buku Kunandar (2011:63-67), terdapat beberapa kemampuan dasar profesionalisme guru yang dijabarkan dalam Tabel 2.

Tabel 2. Kriteria Kemampuan Dasar Profesionalisme Guru No Kemampuan Dasar Pengalaman Belajar 1 Menguasai Bahan

1.1 menguasai bahan mata pelajaran dan kurikulum

1.1.1 mengkaji bahan kurikulum mapel 1.1.2 mengkaji isi buku-buku teks

mapel yang bersangkutan 1.1.3 melaksanakan kegiatan-kegiatan

yang bersangkutan 1.2 menguasai bahan

pendalaman/aplikasi pelajaran

1.2.1 mempelajari ilmu yang relevan 1.2.2 mempelajari aplikasi bidang ilmu

ke dalam bidang ilmu lain (untuk program-program studi tertentu) 1.2.3 mempelajari cara menilai

(23)

Tabel 2. (Lanjutan) Kriteria kemampuan dasar profesionalisme guru 2 Mengelola Program Belajar

Mengajar

2.1 merumuskan tujuan intruksional

2.1.1 mengkaji kurikulum mata pelajaran

2.1.2 mempelajari tujuan intruksional 2.1.3 mempelajari tujuan intruksional

mata pelajaran yang bersangkutan

2.1.4 merumuskan tujuan intruksional mata pelajaran yang

bersangkutan 2.2 mengenal dan dapat

menggunakan metode mengajar

2.2.1 mempelajari macam-macam metode mengajar

2.2.2 menggunakan macam-macam metode mengajar

2.3 memilih dan menyusun prosedur intruksional yang tepat

2.3.1 mempelajari kriteria pemilihan materi dan prosedur mengajar 2.3.2 menggunakan kriteria pemilihan

materi dan prosedur mengajar 2.3.3 merencanakan program

pembelajaran

2.3.4 menyusun satuan pelajaran 2.4 melaksanakan program

belajar mengajar

2.4.1 mempelajari fungsi dan peran guru dalam intruksi belajar mengajar

2.4.2 menggunakan alat bantu kriteria pemilihan materi dan prosedur mengajar

2.4.3 menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar

2.4.4 memonitor proses belajar siswa 2.4.5 menyesuaikan rencana program pengajaran dengan situasi kelas 2.5 mengenal kemampuan

anak didik

2.5.1 mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian prestasi belajar

2.5.2 mempelajari prosedur dan teknik mengidentifikasi kemampuan siswa

(24)

Tabel 2. (Lanjutan) Kriteria kemampuan dasar profesionalisme guru 2.6 merencanakan dan

melaksanakan pengajaran remedial

2.6.1 mempelajari faktor-faktor penyebab kesulitan belajar 2.6.2 mendiagnosis kesulitan belajar 2.6.3 menyusun pengajaran remedial 2.6.4 melaksanakan pengajaran

remedial 3 Mengelola Kelas

3.1 mengatur tata ruang kelas untuk pengajaran

3.1.1 mempelajari macam-macam pengaturan tempat duduk dan seting ruangan yang hendak dicapai

3.1.2 mempelajari kriteria penggunaan mecam-macam pengaturan tempat duduk dan setting ruangan 3.2 menciptakan iklim

belajar mengajar yang serasi

3.2.2 mempelajari faktor-faktor yang mengganggu iklim belajar mengajar serasi

3.2.3 mempelajari strategi dan

prosedur pengelolaan kelas yang bersifat preventif

3.2.4 menggunakan strategi dan prosedur pengelolaan kelas bersifat preventif

3.2.5 menggunakan prosedur

pengelolaan kelas yang bersifat kuratif

4 Menggunakan Media Sumber 4.1 mengenal, memilih dan

menggunakan media

4.1.1 mempelajari macam-macam media pendidikan

4.1.2 mempelajari kriteria pemilihan media pendidikan

4.1.3 menggunakan media pendidikan 4.1.4 merawat alat-alat bantu belajar

mengajar 4.2 membuat alat bantu

pelajaran sederhana

4.2.1 mengenal bahan-bahan yang tersedia di lingkungan sekolah untuk membuat alat-alat bantu 4.2.2 mempelajari perkakas untuk

membuat alat-alat bantu mengajar

(25)

Tabel 2. (Lanjutan) Kriteria kemampuan dasar profesionalisme guru 4.3 menggunakan dan

mengelola laboratorium dalam rangka proses belajar mengajar

4.3.1 mempelajari cara-cara menggunakan laboratorium 4.3.2 mempelajari cara-cara dan aturan

pengalaman kerja di laboratorium

4.3.3 berlatih mengatur tata ruang laboratorium

4.3.4 mempelajari cara merawat dan menyimpan alat-alat

4.4 mengembangkan laboratorium

4.4.1 mempelajari fungsi laboratorium dalam proses belajar mengajar 4.4.2 mempelajari kriteria pemilihan

alat

4.4.3 mempelajari berbagi desain laboratorium

4.4.4 menilai keefektifan kegiatan laboratorium

4.4.5 mengembangkan ekperimen baru 4.5 menggunakan

perpustakaan dalam proses belajar mengajar

4.5.1 mempelajari fungsi-fungsi perpustakaan dalam proses belajar

4.5.2 mempelajari macam-macam sumber perpustakaan

4.5.3 menggunakan macam-macam sumber perpustakaan

4.5.4 mempelajari kriteria pemilihan sumber macam-macam sumber perpustakaan

4.5.5 menilai sumber-sumber perpustakaan

4.6 menggunakan micro teaching unit dalam proses belajar mengajar

4.6.1 mempelajari fungsi micro teaching dalam proses belajar mengajar

4.6.2 menggunakan micro teaching unit dalam prose belajar mengajar

4.6.3 menyusun program micro teaching dengan atau tanpa hardware

4.6.4 melaksanakan micro teaching dengan atau tanpa hardware 4.6.5 menilai program dan pelaksanaan

micro teaching

(26)

Tabel 2. (Lanjutan) Kriteria kemampuan dasar profesionalisme guru 5 Menguasai Landasan

Kependidikan

5.5.1 mempelajari konsep dan masalah pendidikan dan pengajaran dengan sudut tinjauan sosiologis, filosfis, historis, dan psikologis 5.5.2 mengenali fungsi sekolah sebagai

lembaga sosial yang secara potensial dapat memajukan masyarakat dalam arti luas serta pengaruh timbal balik antara sekolah dan masyarakat 6 Mengelola Interaksi Belajar

Mengajar

6.6.1 mempelajari cara-cara

memotivasi siswa untuk belajar 6.6.2 menggunakan cara-cara

memotivasi siswa untuk belajar 6.6.3 mempelajari macam-macam

bentuk pertanyaan

6.6.4 menggunakan macam-macam bentuk pertanyaan secara tepat 6.6.5 mempelajarai beberapa

mekanisme psikologis belajar mengajar di sekolah

6.6.6 mengkaji faktor-faktor positif dan negatif dalam proses belajar 6.6.7 mempelajari cara-cara

berkomunikasi antar pribadi 6.6.8 menggunakan cara-cara

berkomunikasi antar pribadi 7 Menilai prestasi siswa untuk

kepentingan pengajaran mengenal fungsi dan program layanan BP

7.7.1 mempelajari fungsi penilaian 7.7.2 mempelajari bermacam-macam

teknik dan prosedur penilaian 7.7.3 menyusun teknik dan prosedur

penilaian

7.7.4 mempelajari kriteria penilaian teknik dan prosedur penilaian 7.7.5 menggunakan teknik dan

prosedur penilaian 7.7.6 mengolah dan

menginterpretasikan hasil penilaian

7.7.7 menggunakan hasil penilaian untuk perbaikan proses belajar mengajar

7.7.8 menilai teknik dan prosedur penilaian

(27)

Tabel 2. (Lanjutan) Kriteria kemampuan dasar profesionalisme guru 8 Mengenal Fungsi dan Program

Pelayanan BP

8.1 mengenal fungsi dan program layanan BP di sekolah

8.1.1 mempelajari fungsi BP

8.1.2 mempelajari program layanan BP 8.1.3 mengkaji persamaan dan

perbedaan fungsi, kewenangan, serta tanggung jawab antara guru dan pembimbing di sekolah 8.2 menyelenggarakan

program layanan BP di sekolah

8.2.1 mengidentifikasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa 8.2.2 menyelenggarakan program

layanan BP di sekolah, terutama bimbingan belajar

9 Mengenal dan

menyelenggarakan administrasi sekolah

9.1 mengenal

penyelenggaraan administrasi sekolah

9.1.1 mempelajari struktur organisasi dan administrasi persekolahaan 9.1.2 mempelajarai fungsi dan

tanggung jawab administrasi guru, kepala sekolah, dan kantor wilayah Depdiknas

9.1.3 mempelajari peraturan-peraturan kepegawaian pada umumnya dan peraturan kepegawaian pada khususnya

9.2 menyelenggarakan administrasi sekolah

9.2.1 menyelenggarakan adminitrasi sekolah

9.2.2 mempelajari prinsip-prinsip dan prosedur pengelolaan program akademik

10 Memahami prinsip prinsip dan mentafsirkan hasil-hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran

10.1 mempelajari dasar-dasar

penggunaan metode ilmiah dalam penelitian pendidikan

10.2 mempelajari teknik dan prosedur penelitian pendidikan, terutama sebagai konsumen hasil-hasil penelitian pendidikan

10.3 menafsirkan hasil-hasil penelitian untuk perbaikan

(28)

Dari tabel kemampuan dasar profesionalisme guru di atas wajib dimiliki oleh setiap guru dalam rangka meningkatkan kualitas guru tersebut agar tujuan pendidikan dapat tercapai dengan efektif dan efisien

Dalam penelitian ini tidak semua kemampuan sebagai guru profesional yang diteliti, hanya yang berhubungan dengan usaha untuk meningkatkan prestasi belajar siswa yaitu dengan menggunakan indikator sebagai berikut:

a. Menguasai bahan pelajaran

Seorang guru dituntut untuk dapat menguasai bahan pelajaran yang akan di ajarkan kepada muridnya. Hal ini dikarenakan dalam proses belajar mengajar terdapat interaksi antara guru dan murid untuk dapat mentransfer ilmu-ilmu dari guru kepada muridnya. “Sukses tidaknya proses interaksi dengan baik akan terpengaruh juga oleh menguasai tidaknya seorang guru menguasai bahan (isi) pelajaran yang diberikan (Syaiful Bahri Djamarah, 2002:163)

Jadi, guru harus dapat menguasai bahan materi yang akan diajarkannya agar mendapatkan hasil yang maksimal dari proses pembelajaran. Menurut Sardiman (2005:162) terdapat 2 lingkup penguasaan materi bagi seorang guru dalam menguasai bahan yaitu:

1) Menguasai bahan bidang studi dalam kurikulum sekolah 2) Menguasai bahan pengayaan penunjang bidang studi.

(29)

b. Mengelola program belajar mengajar

Pengelolaan program belajar mengajar merupakan suatu proses yang harus dijalankan seorang guru untuk dapat mencapai tujuan belajar yang diinginkan.

Kemampuan mengelola proses belajar mengajar adalah kesanggupan atau kecakapan para guru dalam menciptakan suasana komunikasi yang edukatif antara guru dan peserta didik yang mencakup segi kognitif, afektif, dan psikomotor, sebagai upaya mempelajari sesuatu berdasarkan perencanaan sampai dengan tahap evaluasi dan tindak lanjut agar tercapai tujuan pengajaran (Suryosubroto, 2002:19).

Menurut Sardiman (2005:163-164) pengelolaan program belajar mengajar meliputi:

1. Merumuskan tujuan intruksional/pembelajaran

2. Mengenal dan dapat menggunakan prosedur intruksional yang tepat 3. Melaksanakan program belajar mengajar

4. Mengenal kemampuan anak didik

5. Merencanakan dan melaksanakan pengajaran remedial

Guru dapat dikatakan mampu dalam mengelola program belajar mengajar apabila dapat memenuhi kriteria-kriteria yang telah disampaikan. Jika guru telah mampu mengelola program belajar mengajar maka guru dapat mencapai tujuan pengajaran yaitu meningkatkan prestasi belajar siswanya.

c. Mengelola kelas

(30)

Kemudian Suharsimi Arikunto (1992:68), merinci indikator dari sebuah kelas yang tertib adalah sebagai berikut:

1) Setiap anak terus bekerja, tidak macet, artinya tidak ada anak yang terhenti karena tidak tahu akan tugas yang harus dilakukan/tidak dapat melakukan tugas yang diberikan kepadanya.

2) Setiap anak terus melakukan pekerjaan tanpa membuang waktu, artinya setiap anak akan bekerja secepatnya agar lekas menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya.

Guru yang dapat mengelola kelas dengan baik akan menciptakan kondisi belajar yang optimal sehingga dapat membantu dalam penerimaan materi yang disampaikan guru. Jika materi dapat disampaikan secara optimal dengan kondisi kelas yang nyaman maka akan terjadi peningkatan pengetahuan siswa dan menikatkan prestasi belajar siswa pada akhirnya.

d. Menggunakan media sumber

Penggunaan media belajar adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran yang diinginkan, dan gurulah yang mempergunakannya untuk pembelajaran anak didik .

Menurut Azhar Arsyad (2008:9) yang menyatakan “belajar dengan menggunakan indera ganda pandang dan dengar memberikan keuntungan pada siswa. Siswa akan belajar lebih banyak dari pada jika materi pelajaran disajikan hanya dengan stimulus pandang atau dengar”.

Adapun langkah-langkah yang perlu diperhatikan dan diketahui oleh guru dalam menggunakan media, yaitu:

1) Mengenal, memilih, dan menggunakan sesuatu media 2) Membuat alat-alat bantu pelajaran yang sederhana

3) Menggunakan dan mengelola laboratorium dalam program belajar mengajar

4) Menggunakan buku pegangan atau buku sumber

5) Menggunakan perpustakaan dalam program belajar mengajar

(31)

Kreatifitas guru dalam pembelajaran di kelas harus terus ditingkatkan agar dapat menarik minat belajar siswa pada materi yang diberikan oleh guru. Guru dituntut untuk dapat menggunakan berbagai sumber dan media belajar guna meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, jika guru memilki kemampuan untuk menggunakan media belajar maka maka akan menarik minat siswa untuk belajar dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

5. Pembelajaran IPS Terpadu

Menurut Nu’man Somantri dalam Supriya (2009:11), “Pendidikan IPS adalah penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis/psikologis untuk tujuan pendidikan”.

Disebutkan pasal 37 UU Sisdiknas dalam Supriya (2009:45) bahwa “mata pelajaran IPS merupakan muatan wajib yang harus ada dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah”. Lebih lanjut, dikemukakan pada bagian penjelasan UU Sisdiknas Pasal 37 bahwa kajian ilmu pengetahuan sosial antara lain, ilmu bumi, sejarah, ekonomi, kesehatan dan sebagainya dimaksudkan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis peserta didik terhadap kondisi sisoal masyarakat.

(32)

6. Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan sebuah pencapaian peserta didik dari proses belajar. Belajar itu sendiri menurut Winkel (2004:59), ”Belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, ketermapilan dan nilai sikap. Perubahan bersifat secara relatif konstan dan berbekas”.

Menurut M. Nur Ghufron dan Rini Risnawita, S (2012:9) “Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh siswa atau mahasiswa setelah melakukan aktivitas belajarnya yang dinyatakan dalam bentuk angka atau huruf”.

Seperti yang dikatakan Zainal Arifin (2012:12) bahwa “Prestasi belajar pada umumnya berkenaan aspek pengetahuan, sedangkan hasil belajar meliputi aspek pembentukan watak peserta didik”.

Jadi dari definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan sekitar dengan mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang telah ada menjadi sebuah tindakan nyata untuk mencapainya.

Menurut Roestiyah (1994:39), adapun komponen-komponen proses belajar mengajar ialah:

1) Tujuan belajar 2) Materi pelajaran 3) Metode mengajar 4) Sumber belajar 5) Media untuk belajar

(33)

8) Guru yang mengajar, yang kompeten

9) Pengembangan dalam proses belajar mengajar

Dari penjabaran komponen di atas dapat kita ketahui bahwa guru yang kompeten menjadi salah satu komponen yang terdapat dalam proses belajar mengajar. Guru yang kompeten ini juga dapat mempengaruhi siswa dalam belajar yang akan berhubungan dengan prestasi belajar siswa. Sesuai dengan Djaali (2011:99), “Sekolah; Tempat, gedung sekolah, kualitas guru, perangkat instrumen pendidikan, lingkungan sekolah, dan rasio guru dan murid perkelas (40-50 peserta didik), mempengaruhi kegiatan belajar siswa”.

[image:33.595.114.518.528.725.2]

Penjelasan di atas dapat diketahui bahwa kualitas guru menjadi salah satu faktor dalam pancapaian siswa dalam prestasi belajar. Prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini ialah prestasi yang telah dicapai siswa dalam bentuk nilai UAS (Ujian Akhir Sekolah). Mengacu pada kebijakan kurikulum sekolah tentang KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) mata pelajaran IPS:

Tabel 3. Kebijakan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) SMP Negeri 19 Bandar .Lampung

No

Mata Pelajaran KKM

Kelas VII Kelas VIII Kelas IX

1 Agama 70 70 70

2 Pendidikan Kewarganegaraan 70 70 70

3 Bahasa Indonesia 70 70 70

4 Bahasa Inggris 70 70 70

5 Matematika 67 70 70

6 IPA 70 70 70

7 IPS 70 70 70

8 Seni Budaya 70 70 70

9 Pendidikan Jasmani 70 70 70

10 Teknologi Informatika Komunikasi 70 70 70

11 Bahasa Lampung 70 70 70

(34)

B. Kerangka Pikir

Guru adalah termasuk suatu profesi yang memerlukan keahlian tertentu dan memiliki tanggung jawab yang harus dikerjakan secara profesional. Karena guru adalah individu yang memiliki tanggung jawab terhadap kesuksesan anak didik yang berada di dalam pengawasannya, maka keberhasilan siswa akan sangat dipengaruhi oleh kinerja yang dimiliki seorang guru. Oleh karena itu, guru profesional diharapkan akan memberikan sesuatu yang positif dengan keberhasilan prestasi belajar siswa.

Dalam pembelajaran, seorang guru profesional harus terlebih dahulu mampu merencanakan program pengajaran. Kemudian melaksanakan program pengajaran dengan baik dan mengevaluasi hasil pembelajaran sehingga mampu mencapai tujuan pembelajaran. Selain itu, seorang guru profesional akan menghasilkan anak didik yang mampu menguasai pengetahuan baik dalam aspek kognitif, afektif serta psikomotorik.

Seorang guru dikatakan profesional apabila mampu menciptakan proses belajar mengajar yang berkualitas dan mendatangkan prestasi belajar yang baik. Demikian pula dengan siswa, mereka baru dikatakan memiliki prestasi belajar yang maksimal apabila telah menguasai materi pelajaran dengan baik dan mampu mengaktualisasikannya. Prestasi itu akan terlihat berupa pengetahuan, sikap dan perbuatan.

(35)

siswa akan antusias dengan apa yang disampaikan oleh guru yang bertindak sebagai fasilitator dalam proses kegiatan belajar mengajar. Bila hal itu terlaksana dengan baik, maka apa yang disampaikan oleh guru akan berpengaruh terhadap kemampuan atau prestasi belajar anak. Untuk itu, kualitas guru akan memberikan pengaruh yang sangat berarti terhadap proses pembentukan prestasi anak didik. Oleh karena itu, dengan keberadaan seorang guru profesional diharapkan akan mampu memberikan pengaruh positif terhadap kelancaran dan keberhasilan proses belajar mengajar serta mampu memaksimalkan hasil prestasi belajar siswa dengan sebaik-baiknya. Agar lebih jelas kerangka pikir dapat dilihat pada diagram alir di bawah ini (Gambar.1).

C. Hipotesis

D.

Gambar 1. Hubungan Persepsi Siswa Tentang Profesionalisme Guru IPS dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 19 Bandar Lampung.

C. Hipotesis

Menurut Sudjana dalam Riduwan (2010:35) “hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai suatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu sering dituntut untuk melakukan pengecekan”.

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: Persepsi siswa tetang profesionalisme

guru IPS

a. Menguasai bahan pelajaran (X1)

b. Mengelola program belajar mengajar (X2)

c. Mengelola kelas (X3)

d. Menggunakan media sumber belajar (X4)

[image:35.595.130.511.377.515.2]
(36)

1. Ada hubungan positif yang erat dan signifikan antara persepsi siswa tentang profesionalisme guru IPS dalam menguasai bahan pelajaran dengan prestasi belajar siswa kelas VII pada mata pelajaran IPS di SMP Negeri 19 Bandar Lampung.

2. Ada hubungan positif yang erat dan signifikan antara persepsi siswa tentang profesionalisme guru IPS dalam mengelola program belajar mengajar dengan prestasi belajar siswa kelas VII pada mata pelajaran IPS di SMP Negeri 19 Bandar Lampung.

3. Ada hubungan positif yang erat dan signifikan antara persepsi siswa tentang profesionalisme guru IPS dalam mengelola kelas dengan prestasi belajar siswa kelas VII pada mata pelajaran IPS di SMP Negeri 19 Bandar Lampung 4. Ada hubungan positif yang erat dan signifikan antara persepsi siswa tentang

(37)

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode dalam penelitian ini ialah metode penelitian korelasi. Seperti yang dijelaskan Sukardi (2008:166)

Penelitian korelasi adalah suatu penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan data guna menetukan, apakah ada hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih. Adanya hubungan dan tingkat variabel ini penting karena dengan mengetahui tingkat hubungan yang ada, peneliti akan dapat mengembangkanya sesuai dengan tujuan penelitian. Penelitian ini akan mengkorelasikan 2 variabel yaitu persepsi siswa tentang profesionalisme guru IPS (X) dengan prestasi belajar siswa kelas VII pada mata pelajaran IPS (Y).

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

(38)

Populasi dalam penelitian yang akan dilaksanakan ini adalah seluruh siswa/siswi kelas VII SMP Negeri 19 Bandar Lampung yang mengikuti mata pelajaran IPS tahun pelajaran 2012/2013 pada semester ganjil yang berjumlah 300 siswa.

2. Sampel

“Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan

tertentu yang akan diteliti” (Riduwan,2010:56).

[image:38.595.115.518.464.611.2]

Adapun sampel yang diambil menggunakan teknik acak atau Proporsional Random Sampling. Menurut Suharsimi Arikunto (2010:177) “peneliti memberi hak yang sama kepada setiap subjek untuk memperoleh kesempatan (chance) dipilih menjadi sampel”. Sampel yang akan diambil yaitu sebesar 15% yang berjumlah 45 siswa .

Tabel 4. Sebaran Sampel Setiap Kelas.

No Kelas Jumlah Siswa Sampel 15%

1 VII A 38 6

2 VII B 39 6

3 VII C 37 5

4 VII D 37 5

5 VII E 39 6

6 VII F 34 5

7 VII G 38 6

8 VII H 38 6

Jumlah 300 45

(39)

C. Definisi Opersional Variabel

1. Persepsi Siswa Tentang Profesionalisme Guru

Persepsi siswa tentang profesionalisme guru dalam penelitian ini akan diketahui melalui siswa yang telah mengikuti proses pembelajaran di kelas. Indikator yang akan diteliti dari profesionalisme guru IPS ialah sebagai berikut:

a. Menguasai bahan (X1)

1) Menggunakan bahan ajar

2) Menggunakan bahan ajar atau referensi belajar yang bervariasi 3) Memberikan contoh materi yang dekat dengan lingkungan 4) Turun langsung ke lingkungan sekitar

5) Mengajar sesuai dengan materi

6) Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti

7) Dapat menjawab dengan jelas dan benar setiap pertanyaan yang diajukan 8) Memberikan penilaian yang objektif

9) Membuat ringkasan materi untuk membantu siswa dalam memahami pelajaran

Persepsi siswa tentang profesionalisme guru IPS dalam menguasai bahan pelajaran terdapat 9 pernyataan. Skor tertinggi yaitu 45 dan skor terendah adalah 9.

b. Mengelola program belajar mengajar (X2)

(40)

4) Menggunakan metode mengajar yang sesuai dengan setiap materi yang diajarkan

5) Memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai media pembelajaran 6) Guru anda mengontrol proses pembelajaran di kelas

7) Memperhatikan seluruh siswa pada saat pembelajaran di kelas

8) Memberi pendekatan atau penjelasan secara perlahan kepada siswa yang kurang mengerti dengan materi yang dijelaskan

9) Menutup pelajaran dengan memberikan ringkasan materi atau kesimpulan yang telah diajarkan

10)Mengadakan remedial

Persepsi siswa tentang profesionalisme guru IPS dalam mengelola program belajar mengajar terdapat 10 pernyataan. Skor tertinggi yaitu 50 dan skor terendah adalah 10.

c. Mengelola kelas (X3)

1) Mengatur tata ruang kelas dalam menciptakan pembelajaran yang efektif 2) Mengatur tempat duduk siswa sesuai dengan tingkat kemampuan siswa

agar siswa dapat lebih mudah menyerap materi pelajaran

3) Menciptakan suasana belajar yang serasi dan nyaman untuk siswa 4) Membagi pandangan kepada seluruh siswa

5) Memberi peringatan kepada siswa yang mengganggu proses belajar 6) Memberikan hukunan kepada siswa yang tidak dapat diberi peringatan

karena mengganggu pembelajaran 7) Menyediakan waktu tanya jawab

(41)

Persepsi siswa tentang profesionalisme guru IPS dalam Mengelola program belajar mengajar terdapat8 pernyataan. Skor tertinggi yaitu 40 dan skor terendah adalah 8.

d. Menggunakan media sumber (X4)

1) Menggunakan media sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran 2) Membuat sendiri alat bantu sederhana yang dapat memperjelas materi 3) Menggunakan bahan-bahan yang tersedia di lingkungan sekolah untuk

membuat alat bantu dalam mengajar

4) Menggunakan media yang sesuai dengan materi yang diajarkan 5) Menggunakan media internet untuk langsung memberikan contoh

penjelasan materi

6) Setiap media yang digunakan dapat memperjelas materi

7) Menggunakan buku-buku di perpustakaan sebagai sarana pembantu dalam pembelajaran

8) Memilih buku yang sesuai dengan materi yang dipelajari yang ada di perpustakaaan

Persepsi siswa tentang profesionalisme guru IPS dalam menggunakan media sumber belajar terdapat 8 pernyataan. Skor tertinggi yaitu 40 dan skor terendah adalah 8.

(42)

memiliki pandangan yang buruk terhadap profesionalisme guru IPS. Kuesioner tersebut mengunakan skala likert untuk mengukur tingkat profesionalisme guru IPS dengan nilai sebagai berikut:

Selalu atau Sangat Tinggi : 5 Sering atau Tinggi : 4 Kadang-kadang atau Cukup tinggi : 3 Jarang atau Rendah : 2 Tidak Pernah atau Rendah Sekali : 1 (Riduwan, 2005:58)

Kriteria di atas sebagai dasar dalam menilai intensitas kegiatan guru di kelas dengan indikator yang telah ditentukan. Kriteria diatas digunakan dalam kuesioner yang akan diberikan kepada siswa.

2. Prestasi Belajar (Y)

Prestasi belajar dalam penelitian ini adalah nilai UAS (Ujian Akhir Sekolah) yang telah dicapai siswa kelas VII semester ganjil Tahun 2012-2013 pada mata pelajaran IPS. Hasil yang dicapai siswa ini berupa nilai angka dengan rentangan dari 0-100.

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data yang diperoleh dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu:

1. Kuesioner

“Kuesioner adalah sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk

(43)

Kuesioner digunakan untuk memperoleh datamengenai kemampuan profesional yang dimilki oleh guru mata pelajaran IPS dalam menguasai bahan, mengelola program belajar mengajar, mengelola kelas, dan menggunakan media sumber belajar. Dalam penelitian ini kuesioner akan diberikan kepada siswa kelas VII yang mengikuti mata pelajaran IPS.

2. Dokumentasi

Dokumentasi dari asal kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, perturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya (Suharsimi Arikunto,2010:201).

Pada penelitian ini teknik dokumentasi digunakan untuk memperoleh data tentang prestasi belajar siswa, yaitu nilai UAS (Ujian Akhir Sekolah) pada mata pelajaran IPS semester ganjil tahun 2012/2013 dan data-data tentang profil sekolah yang berkenaan dengan penelitian.

E. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

1. Uji Validitas Instrumen

(44)

√{ }{ }

Keterangan:

rxy : Koefisien Korelasi XY

X : Variabel Bebas Y : Variabel Terikat

N : Jumlah sampel yang diteliti (Suharsimi Arikunto, 1992:213).

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Menurut Suharsimi Arikunto (2010:221), “reliabilitas menunjukkan pengertian bahwa suatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik”.

Untuk membuktikan ketepatan alat pengumpulan data maka akan diadakan uji coba kuesioner, reliabilitas menunjukkan bahwa suatu instrumen dapat dipercaya untuk dipergunakan sebagai alat pengumpulan data.

Untuk mengetahui koefisien reliabilitas dengan menggunakan metode belah dua spearman brown, sebagai berikut:

r11 = 2.rb

1 + rb

Keterangan:

r11 : koefisien reliabilitas instrumen

rb : rxy yang disebutkan sebagai indeks korelasi antara dua

belahan instrumen Dengan kaidah keputusan :

jika r11> rtabel maka instrumen tersebut Reliabel,

jika rhitung< rtabel maka intrumen tersebut tidak Reliabel.

(45)

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan cara yang digunakan untuk menguraikan keterangan-keterangan atau data yang diperoleh agar data tersebut dapat dipahami bukan hanya orang yang melakukan pengumpulan data, namun dapat dipahami oleh orang lain. Adapun langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut:

Setelah melalui tahapan editing, maka selanjutnya akan diberikan skor terhadap pernyataan yang ada pada kuesioner. Data yang akan diperoleh kemudian dikelompokan kedalam suatu tabel distribusi dengan langkah sebagai berikut:

a.Mencari skor terbesar dan terkecil b.Mencari nilai rentangan (R)

R=Skor Tebesar – Skor Terkecil c.Mencari Banyaknya Kelas (BK)

BK= 1 + 3,3 Log n (Rumus Sturgess) d.Mencari Panjang kelas (i)

(Riduwan, 2010:188-189)

1. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk melihat apakah jumlah sampel yang diambil tersebut sudah representatif atau belum sehingga kesimpulan penelitian yang diambil dari sejumlah sampel bisa dipertanggungjawabkan

Adapun pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS versi 17.

Rumusan Hipotesis

H0 : data berasal dsri populasi berdistribusi normal

(46)

Kriteria pengambilan keputusan:

a. Tolak Ho apabila nilai signifikansi (Sig.) < 0,05 berarti distribusi sampel

tidak normal

b. Terima Ho apabila nilai signifikansi (Sig.) > 0,05 berarti distribusi sampel

adalah normal

(Tedi Rusman, 2011:62)

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah data sampel yang diambil dari populasi itu bervariasi homogen atau tidak.

Uji Homogenitas dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS versi 17.

Rumusan Hipotesis

H0 : Varians populasi adalah homogen

Ha : Varians populasi adalah tidak homogen

Kriteria pengambilan keputusan:

a. Jika probabilitas (Sig.) > 0,05 maka Ho diterima

b. Jika Probabilitas (Sig.) < 0,05 maka Ho tolak

(Tedi Rusman, 2011:65)

G. Pengujian Hipotesis

(47)

mata pelajaran IPS. Adapun langkah-langkah dalam pengujian hipotesis sebagai berikut:

a. Mencari rhitung dengan cara memasukan angka statistik ke dalam rumus Product

Moment :

Keterangan:

rxy : Koefisien Korelasi XY

X : Variabel Bebas Y : Variabel Terikat

N : Jumlah sampel yang diteliti (Suharsimi Arikunto, 2010:313).

b. Setelah diperoleh besarnya r, maka untuk menguji signifikan korelasi dihitung dengan uji statistik t dengan rumus:

Keterangan : thitung = Nilai t

r = nilai Koefisien Korelasi n = Jumlah Sampel

Dengan kaidah pengujian:

Jika thitung > ttabel , maka artinya signifikan dan

Thitung< ttabel , maka artinya tidak signifikan.

(Riduwan, 2010:138-139)

H. Kriteria Pengujian Hipotesis

(48)
[image:48.595.110.514.182.279.2]

diketahui setelah nilai r yang diperoleh dan dikonsultasikan dengan interpretasi nilai r.

Tabel 5. Interpretasi Keofisien Korelasi Nilai r.

No Besar Nilai r Interpretasi keeratan hubungan

1 0,80-1,000 Sangat Kuat

2 0,60-0,799 Kuat

3 0,40-0,599 Cukup Kuat

4 0,20-0,399 Rendah

5 0,00-0,199 Sangat Rendah

(49)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari uraian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka peneliti dapat membuat kesimpulan sebagai berikut:

Berdasarkan hasil analisa data, ada hubungan positif yang erat dan signifikan antara persepsi siswa tentang profesionalisme guru IPS dengan prestasi belajar IPS siswa kelas VII semester ganjil di SMP Negeri 19 Bandar Lampung tahun ajaran 2012/2013, dengan indikator:

1. Ada hubungan positif yang erat dan signifikan antara persepsi siswa tentang profesionalisme guru IPS dalam menguasai bahan pelajaran dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS di SMP N 19 Bandar Lampung.

2. Ada hubungan positif yang erat dan signifikan antara persepsi siswa tentang profesionalisme guru IPS dalam mengelola program belajar mengajar dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS di SMP N 19 Bandar Lampung.

(50)

4. Ada hubungan positif yang erat dan signifikan antara persepsi siswa tentang profesionalisme guru IPS dalam menggunakan media belajar dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS di SMP N 19 Bandar Lampung. Berarti jika persepsi siswa tentang profesionalisme guru IPS baik atau tinggi maka semakin baik atau tinggi prestasi yang didapat siswa, sebaliknya semakin buruk atau rendah persepsi siswa tentang profesionalisme guru IPS, maka semakin buruk atau rendah pula prestasi belajar IPS siswa.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut maka ada beberapa saran yang dapat disampaikan penulis yaitu sebagai berikut:

1. Untuk guru diharapkan dapat meningkatkan kualitas dirinya terutama profesionalisme dalam kegiatan pembelajaran yang nantinya akan dapat berdampak kepada siswa yang ingin mencapai prestasi.

2. Untuk siswa diharapkan agar selalu rajin dan giat belajar agar prestasi yang dicapai dapat sesuai dengan harapan.

(51)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2005. Undang-Undang Guru dan Dosen UU RI Nomor 14 Tahun 2005. Jakarta.

Anonim. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta.

Anonim. 2011. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. UNILA. Bandar Lampung.

Anonim. 2012. Kurikulum Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 19 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013. Bandar Lampung.

Azhar Arsyad. 2008. Media Pembelajaran. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Chandra Praba Dwi Saputra. 2012. Hubungan Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Profesional Guru dan Kompetensi Guru dengan Prestasi Belajar IPS pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 17 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi. FKIP. Universitas Lampung.

Dian Maya Sofiana. 2008. Profesionalisme Guru dan Hubungannya dengan Prestasi Belajar Siswa di MTs Al-Jamii’ah Tegalega Cidolog Sukabumi. Skripsi. FTIK Syarif Hidayatullah. Jakarta.

Djaali. 2011. Psikologi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.

Fuad Ihsan. 2005. Dasar-dasar Kependidikan (Komponen MKDK). Rineka Cipta. Jakarta.

Hamzah Ahmad. 1996. Kamus Bahasa Indonesia. Fajar Mulya. Surabaya.

Hamzah B. Uno. 2011. Profesi Kependidikan (Problema, Solusi, dan Reformasi Pendidikan di Indonesia). Bumi Aksara. Jakarta.

(52)

Kunandar. 2011. Guru Profesional (Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru). Rajawali Pers. Jakarta.

Martinis Yamin dan Bansu I Ansari. 2012. Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual Siswa. Referensi. Ciputat.

Nasution, S. Buku Penuntun Membuat Tesis, Skripsi, Disertasi Makalah. Bumi Aksara. Jakarta.

Nurfuadi. 2012. Profesionalisme Guru. Stain Press. Purwokerto.

Nana Sudjana. 2009. Dasar-Dasar Proses Belajar mengajar. Sinar Baru Algensindo. Bandung.

Nur Ghufron & Rini Risnawita. 2012. Gaya Belajar Kajian Teoritik. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Oemar Hamalik. 2001. Kurikulum dan Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta. Riduwan. 2010. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Alfabeta. Jakarta.

---. 2005. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Alfabeta. Jakarta.

Roestiyah. 1994. Masalah Pengajaran (Sebagai Suatu Sistem). Rineka Cipta. Jakarta.

Sapriya. 2009. Pendidikan IPS (Konsep dan Pembelajaran). Rosda. Bandung.

Sardiman. 2005. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta. Jakarta.

Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta. Jakarta.

(53)

Syaiful Bahri Djamarah. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Rineka Cipta. Jakarta.

---. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta. Tedi Rusman. 2011. Aplikasi Statistik Penelitian Dengan SPSS. Bahan Ajar.

Wina Sanjaya. 2008. Pembelajaran dalam Implementasi KurikulumBerbasis Kompetensi. Kencana. Jakarta.

Winkel, W.S. 2004. Psikologi Pengajaran. Media Abadi. Yogyakarta.

Gambar

Tabel 1. Nilai UAS siswa kelas VII SMP Negeri 19 Bandar Lampung
Tabel 2. Kriteria Kemampuan Dasar Profesionalisme Guru
Tabel 2. (Lanjutan) Kriteria kemampuan dasar profesionalisme guru
Tabel 2. (Lanjutan) Kriteria kemampuan dasar profesionalisme guru
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Anggota Direksi telah mengungkapkan pada Laporan Pelaksanaan GCG ini tentang tidak dimilikinya saham yang mencapai 5% (lima persen) atau lebih baik pada Bank Mega Syariah maupun

Jika seseorang yang mengendarai sebuah mobil yang lintasan geraknya berupa garis lurus dan bergerak dengan perubahan kecepatannya setiap saat tetap, maka gerak mobil tersebut disebut

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) model pembelajaran TGT dengan pendekatan RME memberikan prestasi belajar yang lebih baik daripada model

marketing mix , yaitu Citra Perusahaan, Kualitas Jasa, Kompensasi atas Transaksi, Kenyamanan Transaksi, Produk Bank, serta Promosi. Analisis Fishbein menunjukkan bahwa

1. Berkewajiban memberi bimbingan dan pendidikan, keterampilan dan kegiatan bimbingan sosial, mental spiritual. Berkewajiban memberikan pelayanan dan membina anak asuh

STANDAR KOMPETENSI : Mengidentifikasi proses reproduksi pada tumbuhan dan hewan KODE KOMPETENSI : 6. ALOKASI WAKTU : 8 x

Pada tahun 2010, produksi susu di Jawa Timur mencapai 531.797 ton lebih tinggi dibandingkan dengan Jawa Barat yaitu 270.616 ton dan Jawa Tengah sebesar 106.040 ton