ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA GAJAH
MADA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2013/2014
Oleh
RIZKY ARMALIA DISTIYANI FARA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kompetensi pedagogik guru dengan prestasi belajar geografi kelas XI IPS SMA Gajah Mada Bandar Lampung Tahun Ajaran 2013/2014. Metode yang digunakan adalah korelasional, populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS SMA Gajah Mada Bandar Lampung, sedangkan sampelnya berjumlah 57 siswa yang diambil secara random sampling. Pengumpulan data menggunakan teknik Observasi, Angket dan Studi Dokumentasi, selanjutnya untuk menguji hipotesis digunakan teknik korelasi product moment.
Hasil dari penelitian ini adalah:
1. Ada hubungan positif dan signifikan antara kompetensi pedagogik dalam menyusun rencana pembelajaran dengan prestasi belajar Geografi siswa kelas XI IPS SMA Gajah Mada Bandar Lampung TP 2013/2014. Semakin baik, maka akan semakin baik prestasi belajarnya.
2. Ada hubungan positif dan signifikan antara kompetensi pedagogik dalam melaksanakan proses pembelajaran dengan prestasi belajar Geografi siswa kelas XI IPS SMA Gajah Mada Bandar Lampung TP 2013/2014. Semakin baik, maka akan semakin baik prestasi belajarnya.
3. Ada hubungan positif dan signifikan antara kompetensi pedagogik dalam dalam melaksanakan penilaian proses pembelajaran Geografi dengan prestasi belajar Geografi siswa kelas XI IPS SMA Gajah Mada Bandar Lampung TP 2013/2014. Semakin baik, maka akan semakin baik prestasi belajarnya.
HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA GAJAH
MADA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2013/2014
(Skripsi)
Oleh
Rizky Armalia Distiyani Fara
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
Halaman
ABSTRAK ... i
HALAMAN JUDUL ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
LEMBAR PENGESAHAN ... iv
HALAMAN RIWAYAT HIDUP ... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 7
C. Batasan Masalah... 8
D. Rumusan Masalah ... 8
E. Tujuan Penelitian ... 9
F. Kegunaan Penelitian ... 10
G. Ruang Lingkup Penelitian ... 10
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran ... 12
1. Belajar ... 12
2. Pembelajaran ... 14
3. Pembelajaran Geografi ... 15
B. Kompetensi Guru ... 16
C. Pedagogik ... 23
D. Kompetensi Pedagogik Guru ... 25
E. Penyusunan Rencana, Pelaksanaan, dan Penilaian Pembelajaran dalam Kegiatan Belajar Mengajar ... 30
F. Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Pedagogik Guru ... 34
G. Prestasi Belajar ... 34
H. Penelitian Sejenis ... 37
I. Kerangka Pikir ... 39
B. Metode Penelitian ... 42
C. Populasi dan Sampel ... 43
D. Variabel Penelitian ... 45
E. Definisi Operasional Variabel ... 46
F. Tekhnik Pengumpulan Data ... 49
a. Tekhnik Observasi ... 49
b. Angket ... 49
c. Studi Dokumentasi ... 50
G. Analisis Instrumen ... 50
H. Teknik Analisis Data ... 55
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Tinjauan Umum latar Penelitian ... 58
B. Penyajian data dan Uji Hipotesis ... 62
C. Pengujian Hipotesis ... 66
D. Pembahasan ... 70
V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 78
B. Saran ... 79
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Tabel 1. Nilai UAS siswa kelas XI IPS di SMA Gajah Mada Bandar ... 5
2. Tabel 2. Populasi Penelitian. ... 43
3. Tabel 3. Alternatif Jawaban Angket Kompetensi Pedagogik Guru. ... 47
4. Tabel 4. Kisi – kisi Angket Kompetensi Pedagogik Guru. ... 47
5. Tabel 5. Uji Validitas Kuesioner Variabel X. ... 52
6. Tabel 6. Uji Validitas Kuesioner Variabel X setelah Butir Tidak Valid Dihilangkan. ... 53
7. Tabel 7. Uji Reliabilitas Kuesioner Variabel X ... 55
8. Tabel 8. Tabel Interprestasi Koefisien r ... 55
9. Tabel 9. Tabel Interprestasi Koefisien Nilai r ... 57
10. Tabel 10. Identifikasi Objek Penelitian... 63
11. Tabel 11. Nilai UAS Objek Penelitian ... 63
12. Tabel 12. Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Tingkat Kompetensi Pedagogik Guru (X) Pada Siswa Kelas XI IPS SMA Gajah Mada Bandar Lampung ... 64
13. Tabel 13. Kategori Tingkat Kompetensi Pedagogik Guru ... 64
14. Tabel 14. Distribusi Jumlah Siswa ... 65
15. Tabel 15. Kategori Prestasi Belajar Geografi Siswa (Y) ... 65
16. Tabel 16. Korelasi Antar Variabel X1 dengan Variabel Y ... 66
17. Tabel 17. Korelasi Antar Variabel X2 dengan Variabel Y ... 68
18. Tabel 18. Korelasi Antar Variabel X3 dengan Variabel Y ... 69
MOTO
Terus bekerja meskipiun orang lain telah berhenti
...kesadaran adalah matahari, kesabaran adalah bumi, keberanian menjadi cakrawala dan perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata...
(WS Rendra)
Semua hal di dunia ini dapat membuat kita tersenyum dan menagis, tapi hanya dengan mengingat kebesaran Tuhan kita dapat terseyum disaat kita menangis
PERSEMBAHAN
Dengan menyebut namaMu ya ALLAH, telah engkau limpahkan rahmat dan
karunia yang tiada pernah terputus sehingga telah terselesaikan studiku ini.
Shalawat dan salam kepada Rasululloh SAW.
Karya kecilku ini kupersembahkan kepada:
Dua sosok yang luar biasa Papa dan Mamaku tersayang, yang telah
memberikan kasih sayang, semangat, dorongan dan harapan, sehingga anak mu
ini dapat menggapairidho ALLAH. Peluh Keringat yang keluar dari tubuh
kalian,
Semoga ALLAH membalasnya dengan Surga-Nya.
Amin Allahumma Amiin
Para pendidik yang aku hormati
RIWAYAT HIDUP
Rizky Armalia, Penulis dilahirkan di Bandar Lampung,
pada tanggal 15 Desember 1992. Penulis merupakan putri
pertama dari lima bersaudara, buah hati pasangan Bapak
Amrizal dan Ibu Rahma Yulis.
Penulis memulai jenjang pendidikannya di SD Negeri 1
Penengahan Bandar Lampung pada tahun 1998 dan selesai pada tahun 2004.
Kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 22 Bandar
Lampung dan selesai pada tahun 2007. Selanjutnya, pada tahun yang sama penulis
melanjutkan sekolah di Sekolah Menengah Atas (SMA) Gajah Mada Bandar
Lampung dan selesai pada tahun 2010.
Pada tahun 2010, penulis diterima sebagai mahasiswa Pendidikan Geografi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur
PKAB. Pada bulan Juli sampai September 2013, penulis melaksanakan Program
Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 1 Batu Brak dan Kuliah Kerja Nyata
SANWACANA
Segala puji syukur kehadirat ALLAH SWT, karena rahmat dan hidayah-Nya telah
memudahkan dan menerangi jalan pikiran penulis dalam menyusun skripsi yang
berjudul “Hubungan Kompetensi Pedagogik Guru Dengan Prestasi Belajar
Geografi Siswa Kelas XI SMA Gajah Mada Bandar Lampung Tahun Ajaran
2013/2014”.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan
pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa
adanya bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis menghanturkan
banyak terima kasih terutama kepada bapak Dr. Sumadi, M.S. selaku Dosen
Pembimbing Akademik (PA) dan sebagai Dosen Pembimbing Utama, Bapak
Drs.Hi. Sudarmi, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Pembantu, dan Bapak
Drs.Hi.Buchori Asyik, M.Si. selaku Dosen Pembahas yang telah sabar dan penuh
perhatian memberikan bimbingan serta petunjuk demi terlaksananya penelitian
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada: FKIP Universitas Lampung dan sebagai pembahas terimakasih atas saran dan masukannya.
6. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan IPS FKIP Universitas Lampung.
7. Bapak Dr. Sumadi, M.S. selaku pembimbing I dan Pembimbing Akademik yang telah membimbing dan memberikan perhatian, saran, waktu dan ilmu yang berharga.
8. Bapak Drs. Hi. Sudarmi, M.Si. selaku pembimbing I yang telah membimbing dan memberikan perhatian, saran, waktu dan ilmu yang berharga.
9. Bapak dan Ibu Dosen di Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan IPS FKIP Universitas Lampung.
10. Bapak Maryadi Saputra, S.E.,M.M Selaku Kepala Sekolah SMA Gajah Mada Bandar Lampung.
11. Seluruh staf pengajar dan para siswa siswi SMA Gajah Mada Bandar Lampung yang selalu terbuka menerima penulis selama penulis melaksanakan penelitian.
12. Papa dan Mama terkasih dan seluruh keluarga besarku. Terimakasih atas setiap iringan doa, pengorbanan serta kasih sayang kalian. Aku akan meneruskan perjalanan selanjutnya, memasuki kehidupan yang sebenarnya, terimakasih atas kepercayaan yang telah diberikan.
14. Sahabat – sahabat ku tercinta Dedew, Noppe, Echha, kita adalah wanita yang luar biasa, percayalah, di mana tempat setiap orang kalah, kita harus tetap bertahan, terimakasih untuk semua keceriaan dan semangat di hari-hari indah kita. Terimakasih untuk persahabatan yang indah ini.
15. Teman – teman seperjuangan Geografi Angkatan 2010 genap, terimakasih atas kekompakan yang kita lalui bersama, tanpa kalian perjuangan ini bukan apa-apa.
16. UKMBS Unila, terimakasih atas kebersamaan yang telah mempertemukan aku pada banyak hal. Tempatku belajar untuk selalu bangkit dan tegak berdiri. Mba Kinda, mba Ena, mba nice, teteh ayya, uni kiki (terimakasih untuk bimbingan dan ilmu-ilmunya), mustika, bella, ica, dona, caca, yulica, bg danil, bg depin, bg yandot, dan seluruh pecinta seni UKMBS, terus berkarya, kalian adalah orang-orang yang luar biasa.
17. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.
Bandar Lampung, Maret 2014 Penulis
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan memiliki kaitan yang erat dengan pendidik sebagai orang yang
memberikan pendidikan dan anak didik yang mendapatkan pendidikan.
Keterkaitan ini akan menghasilkan salah satu syarat dari pendidikan itu
sendiri yaitu terdapat pendidik yaitu guru dan anak didik yaitu siswa.
Pendidik atau yang lebih banyak dipanggil guru, dapat kita temui dimanapun
karena guru adalah orang yang harus ditiru, dalam arti orang yang memilki
karisma atau wibawa hingga perlu untuk ditiru dan diteladani. Seorang guru
memiliki beberapa peranan yang sangat penting karena memiliki
tanggung-jawab yang tidak bisa digantikan oleh peralatan canggih apapun. Dalam arti
luas guru dapat kita temui sebagai orang yang dapat mengajarkan kita
berbagai ilmu dalam kehidupan sehari-hari, namun dalam arti sempit guru
biasa kita temui dalam bidang formal seperti sekolah.
Sistem pendidikan guru sebagai suatu sub sistem pendidikan nasional
merupakan faktor kunci dan memiliki peran yang sangat strategis. Pada
hakikatnya, penyelenggaraan dan keberhasilan proses pendidikan pada
seluruh jenjang dan seluruh satuan pendidikan ditentukan oleh faktor guru, di
yang rendah akan berdampak pada rendahnya mutu pendidikan, sedangkan
derajat kemampuan guru sejak awal disiapkan pada suatu lembaga pendidikan
guru, baik secara berjenjang maupun secara keseluruhan.
Tidaklah mudah menjadi seorang guru dalam sebuah lembaga pendidikan
formal, karena guru dituntut untuk mendidik para peserta didik dengan
berbagai karakter untuk mencapai prestasi belajar yang memuaskan. Guru
merupakan suatu profesi, yang berarti suatu jabatan yang memerlukan
keahlian khusus dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar
bidang pendidikan. Hal ini sekaligus merupakan pengakuan terhadap profesi
guru sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 39 ayat 2 yang berbunyi, Pendidik
merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan
pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat, terutama bagi pendidik perguruan tinggi.
Jadi, guru ialah profesi yang sangat khusus, oleh karena itu guru dituntut
untuk memilki empat standar kompetensi yang wajib dimiliki oleh seorang
guru. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005
Tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa kompetensi adalah seperangkat
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan
dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor
Guru, adapun macam-macam kompetensi yang harus dimiliki oleh tenaga
guru antara lain: kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional dan sosial
yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
Pemahaman guru terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya, merupakan beberapa
subkompetensi yang harus dimiliki dan dipahami oleh seorang guru.
Beberapa subkompetensi ini terdapat dalam kompetensi pedagogik yang
harus dimiliki oleh seorang guru. Dalam kompetensi pedagogik seorang guru
dituntut untuk menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral,
sosial, kultural, emosional dan intelektual. Kompetensi pedagogik guru
dalam penelitian ini dibatasi ke dalam beberapa hal yang dapat
mempengaruhi proses belajar siswa.
Seorang guru, selain harus memahami kompetensi-kompetensi yang wajib
dipahami juga harus dapat memahami tentang proses pembelajaran. Proses
pembelajaran adalah suatu proses intraksi antara guru dan murid dimana akan
dikhiri dengan proses evaluasi hasil belajar dalam upaya mencapai tujuan
pembelajaran yang berlangsung dalam suatu lokasi dan jangka waktu tertentu.
Definisi proses belajar seperti dikutip dari Dimyati dan Mudjiono (2006 : 3 )
proses belajar adalah suatu kegiatan intraksi antara guru dan murid dimana
akan diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Berdasarkan pendapat ini,
proses belajar erat kaitannya dengan hasil belajar siswa karena keberhasilan
sebab itu hasil belajar sangat penting peranannya untuk mengetahui peserta
didik sudah mampu atau belum dalam menempuh pendidikan suatu mata
pelajaran. Hasil belajar atau yang bisa juga disebut prestasi belajar
merupakan hasil belajar yang dicapai setelah melalui proses kegiatan belajar
mengajar. Prestasi belajar dapat ditunjukkan melalui nilai yang diberikan
oleh seorang guru dari sejumlah mata pelajaran yang telah dipelajari oleh
peserta didik. Setiap kegiatan pembelajaran tentunya selalu mengharapkan
akan mengahasilkan pembelajaran yang maksimal. Dalam proses
pencapaiannya, prestasi belajar sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Salah satu faktor utama yang sangat berpengaruh dalam keberhasilan
pembelajaran adalah keberadaan guru dan cara guru memberikan pemahaman
kepada siswa tentang materi yang disampaikan. Namun keberadaan guru
yang seperti apa yang dapat mempengaruhi siswa dalam mencapai prestasi
belajar yang baik.
SMA Gajah Mada Bandar Lampung sebagai salah satu lembaga pendidikan
yang menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar demi tercapainya suatu
tujuan pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan
kemampuan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Prestasi belajar siswa kelas XI IPS di SMA Gajah Mada Bandar Lampung
Tabel 1. Nilai UAS siswa kelas XI IPS di SMA Gajah Mada Bandar Lampung Tahun Ajaran 2013/2014.
No
Sumber : Data Statistik XI IPS di SMA Gajah Mada Bandar Lampung Tahun 2013.
Dari Tabel 1 dapat dijelaskan bahwa siswa yang tidak memenuhi KKM
sebanyak 47 siswa atau 54,03% siswa. Selain itu, pada saat penelitian
pendahuluan, peneliti melakukan wawancara terhadap 10 orang siswa yang
terdiri dari 5 siswa kelas XI IPS 1 dan 5 siswa kelas XI IPS 2 yang hasil tes
geografinya belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), peneliti
mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan kompetensi guru
geografi kelas XI IPS SMA Gajah Mada Bandar Lampung yaitu:
1. Apakah guru geografi menggunakan media pembelajaran yang bervariasi
saat proses pembelajaran berlangsung?
2. Apakah guru geografi memberikan apersepsi pada setiap kegiatan belajar?
3. Apakah guru geografi rutin memberikan uji blok setiap satu kompetensi
dasar (KD)?
4. Apakah siswa senang belajar geografi?
5. Apakah siswa senang mendapat pujian jika memiliki nilai tinggi?
Rata-rata siswa memiliki jawaban yang negatif terhadap kompetensi
geografi yang rendah rata-rata memiliki persepsi yang masih negatif terhadap
kompetensi pedagogik guru geografi. Berdasarkan hasil wawancara pada
peneliltian pendahuluan, diketahui bahwa rata-rata siswa yang nilainya
rendah cenderung miliki penilaian yang negatif terhadap kompetensi
pedagogik guru geografi kelas XI IPS SMA Gajah Mada Bandar Lampung.
Dengan adanya penilaian siswa kelas XI IPS SMA Gajah Mada Bandar
Lampung tentang kompetensi pedagogik guru geografi yang masih negatif,
diduga menyababkan prestasi belajar geografi masih rendah. Dari hasil
wawancara, peneliti menduga bahwa rendahnya prestasi belajar siswa kelas
XI IPS SMA Gajah Mada Bandar Lampung semester ganjil TP 2013/2014
disebabkan dalam proses pembelajaran geografi, guru geografi belum
sepenuhnya menguasai kompetensi pedagogik sehingga pembelajaran hanya
berfokus pada guru sebagai pentransfer ilmu.
Dalam proses pembelajaran yang baik, seorang guru seharusnya dapat
mempersiapkan proses belajar mengajar dengan baik, agar terjadi proses
belajar mengajar yang menyenangkankan. Sebagaimana dikemukakan oleh
Djamarah (2013:5) Strategi dapat dihubungkan dalam belajar mengajar,
strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan anak didik
dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang
telah di gariskan.
Sebagaimana pendapat yang dikemukakan oleh Fajar (2002:92) yang
menyatakan bahwa pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) geografi
ceramah dan model penugasan menjadi pilihan utama strategi belajar di
samping bidang pembelajaran yang terdiri atas materi yang banyak dan
berupa hafalan belaka, sehingga prestasi belajar geografi siswa sulit
mengalami peningkatan. Padahal kedudukan dan fungsi Geografi saat ini
tidak lagi hanya sebatas kepala ilmu yang menggembangkan prinsip konsep
dan teorinya saja, melainkan telah terjun ke bidang-bidang praktis dalam
memanfaatkan sumber daya dan lingkungan untuk kesejahteraan umat
manusia secara seimbang. Sudah selayaknya guru geografi harus dapat
pandai menggunakan media.
Berdasarkan keadaan prestasi belajar siswa-siswi kelas XI IPS SMA Gajah
Mada Bandar Lampung di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti dan
mengkaji Apakah ada hubungan antara kompetensi pedagogik guru pada
prestasi belajar geografi siswa kelas XI IPS SMA Gajah Mada Bandar
Lampung semester ganjil TP 2013/2014?
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah penelitian dapat diidentifikasi
sebagai berikut:
1. Pembelajaran Geografi masih berfokus pada guru sebagai sumber utama
pengetahuan.
2. Metode ceramah dan model penugasan masih menjadi pilihan utama
3. Kompetensi pedagogik guru geografi di SMA Gajah Mada Bandar
Lampung TP 2013/2014 masih negatif.
4. Rendahnya prestasi belajar geografi siswa XI IPS SMA Gajah Mada
Bandar Lampung semester ganjil TP 2013/2014.
C. BATASAN MASALAH
Mengingat keterbatasan peneliti, baik waktu, biaya, fikiran, tenaga dan
lain-lain, maka penelitian ini dibatasi pada kajian tentang:
a. Kompetensi pedagogik guru geografi (X), meliputi; kompetensi
menyusun rencana pembelajaran (X1), kompetensi melaksanakan proses
belajar mengajar (X2), kompetensi melaksanakan penilaian proses belajar
mengajar (X3).
b. Prestasi Belajar Geografi (Y)
D. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan batasan masalah di atas,
maka rumusan masalah yang akan diteliti adalah:
1. Apakah ada hubungan antara kompetensi pedagogik guru geografi dalam
menyusun rencana pembelajaran dengan prestasi belajar siswa pada mata
pelajaran geografi di SMA Gajah Mada Bandar Lampung TP 2013/2014.
2. Apakah ada hubungan antara kompetensi pedagogik guru geografi dalam
melaksanakan proses pembelajaran dengan prestasi belajar siswa pada
2013/2014.
3. Apakah ada hubungan antara kompetensi pedagogik guru geografi dalam
melaksanakan penilaian proses pembelajaran dengan prestasi belajar
siswa pada mata pelajaran geografi di SMA Gajah Mada Bandar
Lampung TP 2013/2014.
E. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis:
1. Hubungan antara kompetensi pedagogik guru geografi dalam menyusun
rencana pembelajaran dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran
geografi di SMA Gajah Mada Bandar Lampung TP 2013/2014.
2. Hubungan antara kompetensi pedagogik guru geografi dalam
melaksanakan proses pembelajaran dengan prestasi belajar siswa pada
mata pelajaran geografi di SMA Gajah Mada Bandar Lampung TP
2013/2014.
3. Hubungan antara kompetensi pedagogik guru geografi dalam
melaksanakan penilaian proses pembelajaran dengan prestasi belajar
siswa pada mata pelajaran geografi di SMA Gajah Mada Bandar
Lampung TP 2013/2014.
F. KEGUNAAN PENELITIAN
Kegunaan dari penelitian ini adalah:
1. Sebagai salah satu syarat untuk menempuh ujian sarjana pada Program
Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu pengetahuan Sosial
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai sumbangan
pemikiran bagi guru kelas XI SMA Gajah Mada Bandar Lampung, dalam
proses pembelajaran.
3. Sebagai penambah wawasan bagi peneliti mengenai bidang pendidikan,
khususnya arti penting akan kompetensi pedagogik guru dalam proses
pembelajaran.
4. Sebagai bahan referensi bagi penelitian sejenis.
G. RUANG LINGKUP PENELITIAN
1. Ruang lingkup obyek
Obyek penelitian adalah hubungan antara kompetensi pedagogik guru
meliputi; kompetensi menyusun rencana pembelajaran, kompetensi
melaksanakan pembelajaran, kompetensi melaksanakan penilaian proses
pembelajaran dengan prestasi belajar siswa.
2. Ruang lingkup subyek
Subyek penelitian adalah siswa kelas XI IPS SMA Gajah Mada Bandar
Lampung.
Tempat penelitian adalah di SMA Gajah Mada Bandar Lampung.
4. Ruang lingkup waktu
Waktu penelitian adalah tahun pelajaran 2013/2014.
5. Ruang lingkup ilmu
Ilmu yang digunakan adalah Pembelajaran Geografi yakni pengetahuan
tentang aspek-aspek keruangan permukaan bumi yang merupakan
keseluruhan gejala alam dan kehidupan umat manusia dengan variasi
kewilayahannya, yang diajarkan di sekolah dengan tingkat
perkembangan mental anak pada jenjang pendidikan masing-masing.
Dengan kata lain, pembelajaran geografi merupakan pembelajaran
tentang perkembangan mental anak pada jenjang pendidikan
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
A. BELAJAR DAN PEMBELAJARAN a. Belajar
Proses belajar dapat dikatakan sebagai suatu proses perubahan atau usaha
yang dilakukan seseorang sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya. Proses belajar ini akan terus berlangsung
seumur hidup, dan akan te,rjadi penambahan pengalaman yang membawa
perubahan dalam diri individu.
Menurut Uno (2007:21) belajar adalah proses perubahan tingkah laku
seseorang yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan, dan
penilaian atau mengenai sikap dan nilai-nilai pengetahuan serta kecakapan
dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan. Uno merumuskan
beberapa pengertian belajar : (1) memodifikasi atau memperteguh kelakuan
melalui pengalaman, (2) suatu proses perubahan tingkah laku individu dengan
lingkungannya, (3) perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk
penguasaan, penggunaan dan penilaian, atau mengenai sikap dan nilai-nilai
atau lebih lagi dalam berbagai aspek kehidupan atau pengalaman yang
terorganisasi, (4) belajar selalu menunjukkan suatu proses perubahan perilaku
atau pribadi seseorang berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu.
Sedangkan menurut Oemar Hamalik (2002: 28) belajar adalah modifikasi atau
memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Selanjutnya menurut Suryabrata
dalam Nurfuadi (2012: 21) belajar adalah suatu proses yang menghasilkan
perubahan perilaku yang dilakukan dengan sengaja untuk memperoleh
pengetahuan, kecakapan, dan pengalaman baru ke arah yang lebih baik.
Proses belajar bagi seorang individu dapat terjadi denan sengaja maupun tidak
sengaja. Belajar yang disengaja merupakan suatu kegiatan yang disadari dan
dirancang serta bertujuan untuk memperoleh pengalaman baru. Sedangkan
proses belajar yang tidak sengaja merupakan suatu interaksi yang terjadi
antara manusia dan lingkungannya secara kebetulan, dimana dalam interaksi
tersebut individu memperoleh pengalaman baru.
Perubahan yang timbul karena proses belajar merupakan perubahan yang
dapat dipertahankan dalam jangka waktu tertentu dan bukan perubahan atau
faktor lainnya. Jadi dapat dikatakan, belajar sebagai proses perubahan tingkah
laku akibat adanya pengalaman baru. Terkandung pengertian bahwa
perubahan tingkah laku yang dimaksud, erat kaitannya dengan aspek
Dari beberapa pendapat diatas tentang belajar, pada dasarnya mengacu pada
suatu tujuan yaitu belajar merupakan proses perubahan bagi individu yang
belajar, proses perubahan tersebut dalam bentuk tingkah laku yang diperoleh
dari latihan, pengalaman yang mengarah pada perubahan tingkah laku yang
lebih baik atau ada juga yang mengarah pada perubahan tingkah laku yang
lebih buruk.
Selanjutnya faktor-faktor yang mempengaruhi belajar menurut Nurfuadi
(2012: 54) adalah sebagai berikut:
1. Faktor intern
a. Faktor Jasmaniah (kesehatan, cacat tubuh).
b. Faktor Psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan).
c. Faktor Kelelahan 2. Faktor ekstern
a. Faktor Keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan).
b. Faktor Sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekular alat pelajaran, waktu sekolah, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah).
c. Faktor Masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan, masyarakat).
b. Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu usaha yang sengaja melibatkan dan menggunakan
pengetahuan profesional yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan
kurikulum. Jadi, pembelajaran adalah suatu aktifitas yang dengan sengaja
untuk memodifikasi berbagai kondisi yang diarahkan untuk tercapainya suatu
Rogers dalam Dimiyati dan Mudjiono (2006: 17) mengemukakan saran
tentang langkah-langkah pembelajaran yang perlu dilakukan oleh guru. Saran
pembelajaran itu meliput hal berikut:
a. Guru memberi kepercayaan kepada kelas agar memilih belajar secara terstruktur.
b. Guru dan siswa membuat kontrak belajar.
c. Guru menggunakan metode inkuiri, atau belajar menemukan (discovery learning).
d. Guru menggunakan metode simulasi.
e. Guru mengadakan latihan kepekaan agar siswa mampu berpartisipasi dengan kelompok lain.
f. Guru bertindak sebagai fasilitator belajar.
g. Sebaiknya guru menggunakan pengajaran terprogram, agar tercipta peluang bagi siswa untuk timbulnya kreativitas.
Berdasarkan pendapat diatas, pembelajaran adalah upaya seseorang yang
tujuannya ialah membantu orang belajar, artinya pembelajaran bukan hanya
mengajar akan tetapi seseorang dalam melakukan kegiatan agar mengerti
suatu hal dan dapat menerapkan apa yang telah ia pelajari. Untuk
pembelajaran yang efektif ditandai dengan terjadinya proses belajar dalam diri
siswa.
c. Pembelajaran Geografi
Menurut IGI dalam seminar lokakarya geografi tahun 1988 dalam Sumadi
(2003:4) bahwa geografi adalah ilmu yang mempejari persamaan dan
perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan dan
kewilayahan dalam konteks keruangan. Berdasarkan pendapat tersebut, yang
menjadi objek kajian geografi adalah permukaan bumi yang terdiri dari
air, perairan), dan biosfer (lapisan kehidupan) yang ditinjau dari susut
pandang kewilayahan atau kelingkungan yang menunjukkan adanya
persamaan dan perbedaan akibat dari adanya relasi keruangan unsure-unsur
geografi yang membentuknya.
Pembelajaran mengacu pada segala kegiatan yang dirancang untuk
mendukung proses belajar mengajar yang ditandai dengan adanya perubahan
prilaku individu sesuai dengan tujuan pembelajaran. Dengan demikian
pembelajaran geografi adalah pembelajaran tentang aspek-aspek keruangan
permukaan bumi yang merupakan keseluruhan gejala alam dan kehidupan
umat manusia.
B. KOMPETENSI GURU
Kompetensi dalam bahasa indonesia merupakan serapan dari bahasa inggris,
competence yang berarti kecakapan dan kemampuan. Echols dan Shadily dalam Jamal Ma’mur (2009:37) kompetensi adalah kumpulan pengetahuan, perilaku,
dan keterampilan yang harus dimiliki guru untuk mencapai tujuan pembelajaran
dan keterampilan yang harus dimiliki guru untuk mencapai tujuan pembelajaran
dan pendidikan. Kompetensi diperoleh melalui pendidikan, pelatihan, dan
belajar mandiri dengan memanfaatkan sumber belajar.
Menurut Mulyasa dalam Jamal Ma’mur, (2009: 37), kompetensi guru merupakan
yang secara kafah membentuk kompetensi standar profesi guru, yang mencakup
penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang
mendidik, pengembangan pribadi dan profesionalitas.
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16
Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru,
adapun macam-macam kompetensi yang harus dimiliki oleh tenaga guru antara
lain: kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional dan sosial yang diperoleh
melalui pendidikan profesi. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam
kinerja guru.
1) Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik meliputi pemahaman guru terhadap peserta didik,
perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya. Secara rinci setiap subkompetensi dijabarkan menjadi indikator
esensial sebagai berikut;
a. Memahami peserta didik secara mendalam memiliki indikator esensial:
memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip perkembangan
kognitif; memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip
kepribadian; dan mengidentifikasi bekal ajar awal peserta didik.
b. Merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidikan untuk
kepentingan pembelajaran memiliki indikator esensial: memahami landasan
strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik, kompetensi
yang ingin dicapai, dan materi ajar; serta menyusun rancangan pembelajaran
berdasarkan strategi yang dipilih.
c. Melaksanakan pembelajaran memiliki indikator esensial: menata latar
(setting) pembelajaran; dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif.
d. Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran memiliki indikator
esensial: merancang dan melaksanakan evaluasi (assessment) proses dan hasil
belajar secara berkesinambungan dengan berbagai metode; menganalisis hasil
evaluasi proses dan hasil belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar
(mastery learning); dan memanfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk
perbaikan kualitas program pembelajaran secara umum.
e. Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensinya, memiliki indikator esensial: memfasilitasi peserta didik untuk
pengembangan berbagai potensi akademik; dan memfasilitasi peserta didik
untuk mengembangkan berbagai potensi nonakademik.
2) Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang
mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa,
menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Secara rinci
a. Kepribadian yang mantap dan stabil memiliki indikator esensial: bertindak
sesuai dengan norma hukum; bertindak sesuai dengan norma sosial; bangga
sebagai guru; dan memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma.
b. Kepribadian yang dewasa memiliki indikator esensial: menampilkan
kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja
sebagai guru.
c. Kepribadian yang arif memiliki indikator esensial: menampilkan tindakan
yang didasarkan pada kemanfaatan peserta didik, sekolah, dan masyarakat
serta menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak.
d. Kepribadian yang berwibawa memiliki indikator esensial: memiliki perilaku
yang berpengaruh positif terhadap peserta didik dan memiliki perilaku yang
disegani.
e. Akhlak mulia dan dapat menjadi teladan memiliki indikator esensial:
bertindak sesuai dengan norma religius (iman dan taqwa, jujur, ikhlas, suka
menolong), dan memiliki perilaku yang diteladani peserta didik.
3) Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan
bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
Kompetensi ini memiliki subkompetensi dengan indikator esensial sebagai
a. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik
memiliki indikator esensial: berkomunikasi secara efektif dengan peserta
didik.
b. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama pendidik
dan tenaga kependidikan.
c. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua/wali
peserta didik dan masyarakat sekitar.
4) Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara
luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata
pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta
penguasaan terhadap stuktur dan metodologi keilmuannya. Setiap
subkompetensi tersebut memiliki indikator esensial sebagai berikut:
a. Menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi memiliki
indikator esensial: memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah;
memahami struktur, konsep dan metode keilmuan yang menaungi atau
koheren dengan materi ajar; memahami hubungan konsep antar mata
pelajaran terkait; dan menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan
sehari-hari.
b. Menguasai struktur dan metode keilmuan memiliki indikator esensial
menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk memperdalam
Keempat kompetensi tersebut di atas bersifat holistik dan integratif dalam kinerja
guru. Oleh karena itu, secara utuh sosok kompetensi guru meliputi (a)
pengenalan peserta didik secara mendalam; (b) penguasaan bidang studi baik
disiplin ilmu (disciplinary content) maupun bahan ajar dalam kurikulum sekolah
(c) penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik yang meliputi perencanaan
dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi proses dan hasil belajar, serta tindak
lanjut untuk perbaikan dan pengayaan; dan (d) pengembangan kepribadian dan
profesionalitas secara berkelanjutan. Guru yang memiliki kompetensi akan dapat
melaksanakan tugasnya secara profesional Ngainun Naim (2009:60).
Jadi, pengertian dasar kompetensi adalah kemampuan dan kecakapan. Seseorang
yang dinyatakan kompeten di bidang tertentu adalah seseorang yang menguasai
kecakapan kerja yang bersangkutan. Darai pendapat tersebut dpaat dipahami
bahwa kompetensi adalah merujuk pada kinerja seseorang dalam suatu pekerjaan
yang bisa dilihat dari pikiran, sikap, dan perilakunya.
Nana Sudjana dalam Uno Hamzah B. (2007: 67) telah membagi kompetensi guru
dalam tiga bagian, yaitu sebagai berikut :
1. Kompetensi bidang kognitif, artinya kemampuan bidang intelektual, seperti penguasaan mata pelajaran, pengetahuan mengenai cara mengajar, pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku individu, pengetahuan tentang bimbingan penyuluhan, pengetahuan tentang administrasi kelas, pengetahuan tentang tata cara menilai hasil belajar siswa, pengetahuan tentang kemasyarakatan, serta pengetahuan umum lainnya.
profesinya, memiliki kemauan yang keras untuk meningkatkan hasil pekerjaannya.
3. Kompetensi perilaku, artinya kemampuan guru dalam berbagai keterampilan/perilaku, seperti keterampilan mengajar, membimbing, menilai, mengguanakan alat bantu pengajaran, bergaul atau berkomunikasi dengan siswa, keterampilan menumbuhkan semangat belajar para siswa, keterampilan menyusun persiapan/perencanaan mengajar, keterampilan melaksanakan administrasi kelas, dan lain-lain.
Ketiga bidang kompetensi di atas tidak berdiri sendiri, tetapi saling berhubungan
dan saling mempengaruhi satu sama lain. Sehingga, kompetensi guru adalah
salah satu faktor yang mempengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran dan
pendidikan di sekolah, kerena kompetensi guru tidak berdiri sendiri, tetapi
dipengaruhi oleh faktor latar belakang pendidikan, pengalaman mengajar, dan
lamanya mengajar.
Kompetensi guru dapat dinilai penting sebagai alat seleksi dalam penerimaan
calon guru, juga dapat dijadikan sebagai pedoman dalam rangka pembinaan dan
pengembangan tenaga guru. Selain itu ,juga penting dalam hubungannya dengan
kegiatan belajar mengajar dan hasil belajar siswa.
Direktorat Tenaga Kependidikan Depdiknas, dalam Dina Yusrina (2013: 65)
membagi standar kompetensi guru menjadi empat komponen, yaitu:
(1) pengelolaan pembelajaran, (2) pengembangan potensi, (3) penguasaan akademik, (4) sikap kepribadian. Secara keseluruhan standar kompetensi guru terdiri dari tujuh kompetensi, yaitu: (1) penyusunan rencana belajar, (2) pelaksanaan interaksi, (3) penilaian prestasi belajar peserta didik, (4) pelaksanaan tindak lanjut hasil penilaian peserta didik, (5) pengembangan profesi, (6) pemahaman wawasan pendidikan, (7) penguasaan bahan kajian akademik.
Dengan demikian, kompetensi guru merupakan seperangkat penguasaan
seacara tepat dan efektif. Sehingga, apabila seluruh komponen-komponen seperti
standar kompetensi yang harus dimiliki seorang guru itu dapat terwujud maka
kompetensi seorang guru tersebut akan menunjukkan kualitasnya dalam
mengajar, hal tersebut akan memudahkan para guru untuk terus meningkatkan
kualitas mengajarnya. Dengan demikian, berarti bahwa setiap guru itu
memungkinkan untuk dapat memiliki kompoetensi dalam mengajar secara lebih
baik dan menjadi seorang guru yang bermutu dalam menjadikan peserta didik
menjadi siswa yang berkualitas.
Undang-undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa
guru profesional harus memiliki kualifikasi akademik minimal S1 atau D-IV dan
memiliki standar empat kompetensi yakni kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional (pasal 10). Keempat
kompetensi tesebut kemudian dijabarkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional No. 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Guru.
C. PEDAGOGIK
Istilah Pedagogia berarti pergaulan dengan anak. Pedagogig merupakan praktek
pendidikan anak, maka kemudian munculah istilah “pedagogik” yang berarti
ilmu mendidik anak. Pedagogik secara jelas memiliki keguanaan diantaranya
bagi pendidik untuk memahami fenomena pendidikan secara sistematis,
menghindari kesalahan-kesalahan dalam praktek mendidik anak juga untuk ajang
mengenal diri sendiri dan melakukan koreksi demi perbaikan bagi diri sendiri
(Liza Az-zahra, 2013:
http://769lan.wordpress.com/2013/06/15/pengertian-dan-perlunya-pedagogik/).
Pedagogik juga merupakan suatu ilmu, sehingga orang menyebutnya ilmu
pedagogik. Ilmu pedagogik adalah ilmu yang membicarakan masalah atau
persoalan-persoalan dalam pendidkan dan kegiatan-kegiatan mendidik, antara
lain seperti tujuan pendidikan, alat pendidkan, cara melaksanakan pendidikan,
anak didik, pendidik dan sebagainya. Pedagogik termasuk ilmu yang sifatnya
teoritis dan praktis. Oleh karena itu, pedagogik banyak berhubungan dengan
ilmu-ilmu lain seperti: ilmu sosial, ilmu psikologi, psikologi belajar, metodologi
pengajaran, sosiologi, filsafat dan lainnya (Liza Az-zahra, 2013:
http://769lan.wordpress.com/2013/06/15/pengertian-dan-perlunya-pedagogik/).
Hal ini sangat berkaitan dengan dengan kompetensi pedagogik karena dengan
pedagogik yang membicarakan masalah-masalah dalam pendidikan khususnya
tentang kompetensi guru dalam kegiatan-kegiatan mendidik seperti yujuan
pendidikan, cara melaksanakan pendidikan sangat erat sekali hubungannya dalam
kompetensi guru yang merupakan seperangkat penguasaan kemampuan yang
harus ada dalam diri guru agar dapat mewujudkan kinerjanya seacra tepat dan
efektktif sehingga kegiatan-kegiatan pendidikan seperti tujuan pendidikan
tersebut dapat berjalan melalui kompetensi pedagogik yang saling melengkapi
D. KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU
Salah satu kompetensi utama yang harus dimiliki guru agar pembelajaran yang
dilakukan efektif dan dinamis adalah kompetensi pedagogik. Guru harus belajar
secara maksimal untuk menguasai kompetensi pedagogik ini secara teori dan
praktik. Kompetensi pedagogik dalam standar nasional pendidikan, penjelasan
pasal 28 ayat 3 butir (a) adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta
didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan, dan
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta
didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Kompetensi
pedagogik menurut UU No. 14/2005 tentang guru dan dosen, diartikan sebagai
kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik. Menurut undang-undang ini,
kompetensi pedagogik identik dengan kompetensi pengelolaan pembelajaran
(Depdiknas, 2004: 9).
Sedangkan menurut Permendiknas nomor 27 tahun 2007, kompetensi pedagogik
guru mata pelajaran terdiri atas 37 buah kompetensi yang dirangkum dalam 10
kompetensi inti seperti yang disajikan berikut ini:
Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial,
kultural, emosional, dan intelektual
Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik
Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu
Memanfaatkan teknolgi informasi dan komunikasi untuk kepentingan
pembelajaran
Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimiliki
Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik
Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar
Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran
Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran
Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan dalam buku Jamal Ma’mur (2009:
30), yang diamksud dengan kompetensi pedagogik adalah
Kemampuan dalam pengolahan peserta didik yang meliputi: (a) pemahaman wawasan atau landasan kependidikan, (b) pemahaman tentang peserta didik, (c) pengembangan kurikulum atau silabus, (d) perancangan pembelajaran, (e) pemanfaatan teknologi dan media pembelajaran, (f) pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, (g) evaluasi hasil belajar, dan (h) pengembangan potensi siswa.
Kompetensi pedagogik adalah kemampuan pendidik menciptakan suasana dan
pengalaman belajar bervariasi dalam pengelolaan peserta didik yang memenuhi
kurikulum yang disuapkan (Nurfuadi, 2012: 76).
Dimensi Kompetensi Pedagogik menurut Rasto (2009: 3) antara lain:
1. Kompetensi Menyusun Rencana Pembelajaran
Kompetensi Menyusun Rencana Pembelajaran menurut Joni (1984: 12)
dalam Rasto (2009: 3) antara lain:
c. Merencanakan Pengelolaan Kelas
d. Merencanakan penggunaan media dan sumber pengajaran
e. Merencanakan penilaian prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran
Berdasarkan uraian di atas, merencanakan program pembelajaran merupakan
proyeksi guru mengenai kegiatan yang harus dilakukan siswa selama
pembelajaran berlangsung, yang mencakup: merumuskan tujuan, menguraikan
deskripsi suatu bahasan, merancang kegiatan belajar mengajar, memilih
berbagai media dan sumber belajar, dan merencanakan penilaian penguasaan
tujuan.
2. Kompetensi Melaksanakan Proses Pembelajaran
Melaksanakan proses pembelajaran merupakan tahap pelaksanaan program
yang telah disusun. Dalam Kegiatan ini kemampuan yang dituntut adalah
keaktifan guru menciptakan dan menumbuhkan kegiatan siswa belajar sesuai
dengan rencana yang telah disusun. Guru harus dapat mengambil keputusan
atas dasar penilaian yang tepat, apakah kegiatan pembelajaran dicukupkan,
apakah metodenya diubah, apakah kegiatan yang lalu perlu diulang,
manakala siswa belum dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran. Pada
tahap ini disamping mengetahui teori belajar mengajar, pengetahuan tentang
siswa, diperlukan pula kemahiran dan keterampilan teknik belajar, misalnya:
prinsip-prinsip mengajar, penggunaan alat bantu pengajaran, penggunaan
metode mengajar, dan keterampilan menilai hasil belajar siswa.
Persyaratan kemampuan yang harus dimiliki guru dalam melaksanakan
proses pembelajaran, meliputi kemampuan:
a. Menggunakan metode belajar, media pembelajaran, dan bahan latihan yang sesuai dengan tahun pelajaran
b. Mendemonstrasikan penguasaan mata pelajaran dan perlengkapan pengajaran
c. Berkomunikasi dengan siswa
d. Mendemonstrasikan berbagai metode mengajar e. Melaksanakan evaluasi proses belajar mengajar
Pada pelaksanaan proses pembelajaran, dalam menyampaikan materi
pelajaran harus dilakukan secara terencana dan sistematis, sehingga tujuan
pembelajaran dapat dikuasai oleh siswa secara efektif dan efisien.
Kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki guru dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran terlihat dalam mengidentifikasi karakteristik dan
kemampuan awal siswa, kemudian mendiagnosis, menilai dan merespon
setiap perubahan perilaku siswa.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa melaksanakan proses pembelajaran
merupakan suatu kegiatan dimana berlangsung hubungan antara manusia,
dengan tujuan membantu perkembangan dan menolong keterlibatan siswa
dalam pembelajaran adalah menciptakan lingkungan dan suasana yang dapat
menimbulkan perubahan struktur kognitif pada siswa.
3. Kompetensi Melaksanakan Penelitian Proses Pembelajaran
Sutisna (1993: 212) mengemukakan bahwa:
dan dilaksanakan. Penilaian diartikan sebagai proses yang menentukan betapa baik organisasi program atau kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai maksud-maksud yang telah ditetapkan.
Tujuan utama melaksanakan evaluasi dalam proses belajar mengajar adalah
untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian
tujuan instruksional oleh siswa, sehingga tindak lanjut hasil belajar akan dapat
diupayaakan dan dilaksanakan. Dengan demikian, melaksanakan penilaian
proses belajar mengajar merupakan bagian tugas guru yang harus
dilaksanakan setelah kegiatan pembelajaran berlangsung dengan tujuan untuk
mengetahui tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran,
sehingga dapat diupayakan tindak lanjut hasil belajar siswa.
Menurut Jamal Ma’mur (2009: 61), kompetensi pedagogik guru memiliki indikator sebagai berikut:
1. Kompetensi menyusun rencana pembelajaran, yang meliputi: a. Merencanakan pengorganisasian bahan-bahan pengajaran b. Merencanakan pengelolaan kegiatan belajar mengajar c. Merencanakan pengelolaan kelas
d. Merencanakan penggunaan media dan sumber pengajaran
e. Merencanakan penilaian prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran
2. Kompetensi melaksanakan proses belajar mengajar, yang meliputi: a. Berkomunikasi dengan siswa
b. Menggunakan alat bantu / media c. Sistematis dalam menjalankan materi d. Memberikan umpan balik pada siswa e. Mendorong siswa untuk aktif dalam kelas f. Memotivasi semangat belajar
g. Menarik kesimpulan
3. Kompetensi melaksanakan penilaian proses belajar mengajar, yang meliputi:
a. Memberikan uji blok untuk setiap kompetensi dasar b. Memberi soal / tes formatif
c. Memberikan soal pre / posttest d. Memberikan remidial
E. PENYUSUNAN RENCANA, PELAKSANAAN, DAN PENILAIAN PEMBELAJAR DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
Kegiatan belajar mengajar yang melahirkan interaksi unsur-unsur manusiawi
adalah sebagai suatu proses dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Guru
dengan sadar berusaha mengatur lingkungan belajar agar bergairah bagi anak
didik. Dengan seperangkat teori dan pengalaman yang dimiliki, guru gunakan
untuk bagaimana mempersiapkan program pengajaran dengan baik dan
sistematis.
Menurut Djamara (2013:77) : titik sentral yang harus dimiliki dalam penyusunan rencana pembelajaran adalah mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terprogram. Guru tidak dibenarkan mengajar dengan kemalasan. Anak didik pun diwajibkan mempunyai kreativitas yang tinggi dalam belajar, bukan selalu mentaati perintah guru. Kedua unsur manusiawi ini juga beraktivitas tidak lain karena ingin mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
Pelaksanaan pembelajaran erat kaitannya dengan pengelolaan kelas, pengelolaan
kelas merupakan masalah tingkah laku yang kompleks, dan guru
menggunakannya untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas
sedemikian rupa sehingga anak didik dapat mencapai tujuan pengajaran secara
efisien dan memungkinkan mereka dapat belajar. Dengan demikian pengelolaan
kelas yang efektif adalah syarat bagi pengajaran yang efektif. Suharsimi Arikunto
(1988:68) berpendapat bahwa tujuan dari pelaksanaan pembelajaran adalah agar
setiap anak dikelas dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan
pengajaran secara efektif dan efisien.
Penilaian hasil belajar merupakan tahapan selajutnya yang juga penting dalam
kegiatan pebelajaran. Penilaian sangat diperlukan untuk menilai berhasil atau
dalam proses pembelajaran adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat
mengenai pencapaian tujuan intruksional siswa, sehingga tindak lanjut hasil
belajar dapat dilakukan, hal ini sesuai dengan pendapat Sutisna dalam Djamara
(2013:109), yang berpendapat:
Penilaian proses belajar mengajar dilaksanakan untuk mengetahui keberhasilan perencanaan kegiatan belajar mengajar yang telah disusun dan dilaksanakan. Penilaian diartikan sebagai proses yang menentukan betapa baik organisasi program atau kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai maksud-maksud yang telah ditetapkan.
Dengan demikian, melaksanakan penilaian hasil pembelajaran merupakan salah
satu bentuk tugas yang dilaksanakan setelah kegiatan pembelajaran berlangsung
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa didalam mencapai
tujuan pembelajaran, sehingga dapat diupayakan tindak lanjut dari hasil tersebut.
Freire dalam E. Mulyasa (76:2013) mengkritisi pendidikan sebagai penjajahan dan penindasan, yang harus diubah menjadi pemberdayaan dan pembebasan. Freire juga mengungkapkan bahwa proses pembelajaran yakni hubungan guru dengan peserta didik di semua tingkatan identik dengan watak bercerita. Peserta didik dipandang sebagai bejana yang akan diisi air (ilmu) oleh gurunya. Oleh karena itu pembelajaran nampak seperti sebuah kegiatan menabung, peserta didik sebagai “celengan” dan guru sebagai “penabung”.
Selanjutnya E. Mulyasa mengungkapkan guru merupakan seorang manajer dalam
pembelajaran, yang bertanggung jawab terhadap perencanaan, pelaksanaan dan
penilaian perubahan atau perbaikan program pembelajaran. Untuk kepentingan
tersebut, guru harus memiliki kompetensi dasar yang baik. Kompetensi yang
dimaksud dalam hal ini adalah kompetensi pedagogik, kompetensi profesional,
E. Mulyasa juga mengungkapkan Dengan terciptanya proses pembelajaran yang
efektif dan menyenangkan hasil dari kompetensi guru yang baik, akan
menghasilkan hasil belajar yang baik pula, dengan demikian untuk mendapatkan
hasil belajar yang maksimal, tidak hanya memperhatikan instrumen-instrumen
pembelajaran yang baik tetapi juga kompetensi guru yang baik menjadi dasar
utama dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas kompetensi pedagogik guru tercermin dari indikator
yaitu kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik,
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya. Kompetensi pedagogik guru dapat diartikan sebagai kemampuan
seorang guru dalam melaksanakan kewajibannya sebagai pentransfer ilmu,
dengan kompetensi yang baik maka akan berpengaruh terhadap proses belajar
mengajar dan tidak menutup kemungkinan akan berpengaruh positif terhadap
siswa yang nampak dalam prestasi belajar siswa. Demikian pentingnya
kompetensi pedagogik harus dimiliki seorang guru. Jadi dapat disimpulkan,
kompetensi pedagogik erat hubungannya dengan prestasi belajar yang dicapai
siswa, karena guru yang berkompeten akan lebih mampu menciptakan
lingkungan belajar yang efektif, menyenangkan, dan akan mampu mengelola
kelas dengan baik, sehingga siswa akan termotivasi untuk belajar dan
Menurut Usman (1990:6)
dalam vivi,
http://tulisanachie.blogspot.com/2013/10/15/pengaruh-kompetensi-pedogogik-dan.html?m1/. Pembelajaran dan hasil belajar siswa sebagian besar
ditentukan oleh peranan dan kompetensi guru. Guru yang kompeten akan lebih
mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih mampu
mengelolah kelas sehingga siswa mampu mencapai hasil belajar yang
maksimal”. Tujuan pembelajaran yang dicapai siswa merupakan salah satu tolok
ukur dari kompetensi guru. Pendapat ini didukung juga oleh pendapat Mariono
(2010:8) dalam vivi,
http://tulisanachie.blogspot.com/2013/10/15/pengaruh-kompetensi-pedogogik-dan.html?m1/, bahwa ” kompetensi guru yang terdiri dari
kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional berpengaruh secara
signifikan terhadap hasil belajar siswa”. Oleh karena itu, keberhasilan
pembelajaran dipengaruhi oleh kompetensi guru, terutama kompetensi
pedagogik.
Kompetensi pedagogik guru sangat berpengaruhi terhadap hasil belajar siswa.
Wulandari 2013 dalam vivi
http://tulisanachie.blogspot.com/2013/10/15/pengaruh-kompetensi-pedogogik-dan.html?m1/), menyatakan bahwa ”kompetensi pedagogik guru berpengaruh
positif terhadap hasil belajar siswa”. Hal ini dapat dijelaskan bahwa semakin
tinggi kompetensi pedagogik guru maka semakin tinggi pula hasil yang dicapai
oleh siswa. Hal ini dikarenakan bahwa keberhasilan pembelajaran di dalam kelas
F. PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU
Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan,
teknologi, sosial dan spiritual yang secara kaffah membentuk kompetensi standar
profesi guru, yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta
didik, pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan profesionalisme.
Menurut pasal 10 UU No.14 tahun 2005 dijelaskan ada 4 kompetensi dasar yang
harus dimiliki oleh seorang guru yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi sosial,
kompetensi pribadi dan kompetensi profesional yang bisa didapat melalui
pendidikan profesi. Kompetensi-kompetensi tersebut merupakan hasil dari
sebuah proses pendidikan. Selanjutnya UU No.14 tahun 2005 tentang guru dan
dosen, dikemukakan kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola
peserta didik.
Ada beberapa kompetensi pedagogik yang harus dimiliki oleh seorang guru
yaitu:
1. Telah menguasai konsep dan landasan pendidikan 2. Telah menguasai peserta didik secara baik
3. Telah menguasai bidang studi dan mampu mengemas bidang studi untuk pembelajaran
4. Telah memiliki kompetensi melaksanakan proses pembelajaran
G. PRESTASI BELAJAR
Prestasi belajar berasal dari kata ”prestasi” dan ”belajar”. Prestasi itu sendiri bila
seseorang telah berhasil mencapai sesuatu usaha yang diinginkan maka itu adalah
sebuah prestasi.
Kata belajar bila di dalam kamus bahasa indonesia berarti menuntut ilmu, namun
belajar mempunyai arti yang lebih luas dan telah banyak orang ternama telah
mengemuakan arti belajar yang dapat dipakai sampai saat ini. Menurut Winkel
(2004:59) belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam
interaksi aktif dengan lingkungan, menghasilkan sejumlah perubahan dalam
pengetahuan-pemahaman, ketermapilan dan nilai sikap. Perubahan bersifat
secara relatif konstan dan berbekas. Jadi dari definisi di atas dapat diambil
kesimpulan bahwa prestasi belajar adalah suatau aktivitas mental/psikis yang
berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan sekitar dengan
mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang telah ada menjadi sebuat
tindakan nyata untuk mencapainya.
Dalam buku yang ditulis Winkel (2004:272) Taksonomi Bloom, dikemukakan
mengenai teori Bloom yang menyatakan bahwa, tujuan belajar siswa diarahkan
untuk mencapai ketiga ranah Ketiga ranah tersebut adalah ranah kognitif,
afektif dan psikomotorik. Dalam proses kegiatan belajar mengajar, maka melalui
ketiga ranah ini pula akan terlihat tingkat keberhasilan siswa dalam menerima hasil
pembelajaran atau ketercapaian siswa dalam penerimaan pembelajaran. Dengan
kata lain, prestasi belajar akan terukur melalui ketercapaian siswa dalam
penguasaan ketiga ranah tersebut. Prestasi belajar siswa yang diperoleh siswa
1. Faktor Internal (dari dalam diri siswa)
Yaitu keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa, meliputi dua aspek
yakni :
a. Aspek Fisiologis
Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi
semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ
tubuh yang lemah dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif)
sehingga materi yang dipelajarinya pun kurang atau tidak membekas.
b. Aspek Psikologis
Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi
kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa. Namun, diantara
faktor-faktor rohaniah siswa yang pada umumnya dipandang lebih
esensial itu adalah sebagai berikut:
a) Tingkat kecerdasan atau intelegensi siswa
b) Sikap siswa
c) Bakat Siswa
d) Minat Siswa
2. Faktor ekternal (dari luar diri siswa)
Faktor eksternal adalah faktor yang terdapat diluar diri individu, faktor
eksternal meliputi lingkungan keluarga yang harmonis, dukungan orang tua
terhadap proses belajar serta kondisi ekonomi keluarga. Faktor eksternal
a. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan siswa ini dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu,
faktor lingkungan alam/nonsosial dan faktor lingkungan sosial
b. Faktor instrumental
Faktor instrumental ini terdiri dari gedung/sarana fisik kelas, sarana/alat
pengajaran, guru dan kurikulum/materi pelajaran serta strategi belajar
mengajaryang digunakan akan mempengaruhi proses dan hasil belajar
siswa (Alisuf Sabri,1996:59)
Prestasi belajar yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah prestasi belajar
siswa dalam mata pelajaran Geografi yang telah dicapai siswa setelah selesai
mengikuti kegiatan pembelajaran. Prestasi belajar siswa ini dalam bentuk nilai
raport. Nilai raport pada mata pelajaran Geografi yang diberikan oleh guru
dalam bentuk angka dengan rentangan nilai dari 0-100, dan mengacu pada
kebijakan sekolah mengenai kriteria ketuntasn minimal (KKM) untuk mata
pelajaran Geografi dengan nilai 70.
H. PENELITIAN SEJENIS
1. Tesis ( Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik)
Tesis ini mengangkat permasalahan tentang pendidikan di madrasah apakah
bisa menjadi bentuk pendidikan alternatif bagi masyarakat Islam, karena
memadukan pengetahuan umum dan pengetahuan agama secara seimbang.
Hasil penelitian bahwa (1) analisis deskriptif menunjukkan bahwa secara
umum: (a) Kompetensi Guru di kategorikan baik; (b) hasil belajar siswa
tergolong cukup baik; (2) Kompetensi Guruberpengaruh positif dan
signifikan terhadap hasil belajar siswa Madrasah Aliyah se-KKM 01 Cililin
Kabupaten Bandung Barat.
Untuk mencapai prestasi yang baik bukan hanya didasari pada usaha siswa
itu sendiri akan tetapi harus ditunjang oleh berbagai faktor, adapun faktor
yang paling dominan mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah faktor yang
bersumber dari dalam diri dan faktor yang bersumber dari luar diri siswa.
Prestasi belajar yang dicapai oleh individu merupakan hasil interaksi antara
berbagai faktor yang mempengaruhinya, baik dalam diri (faktor internal)
maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu”.
Kesimpulan dari hasil tesis ini adalah:
a. Kompetensi guru Madrasah Aliyah se-KKM 01 Cililin Kabupaten
Bandung Barat dikategorikan baik.Sedangkan hasil belajar siswa
Madrasah Aliyah se-KKM 01 Cililin Kab.BandungBarat digolongkan
cukup baik.
b. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan kompetensi guru terhadap
hasil belajar siswa Madrasah Aliyah se-KKM 01 Cililin Kab.Bandung
Barat. Semakin tinggi kompetensi guru, maka akan semakin baik hasil
belajar siswa. Sebaliknya semakin rendah kompetensi guru ,maka akan
semakin buruk pula hasil belajar siswa. Kontribusinya mencapai 43,1%,
(Sumber: Damanhuri 2009: 91)
2. Skripsi (Guru Hubungannya Dengan Prestasi Belajar Siswa)
Skripsi ini mengangkat masalah tentang dugaan penulis tentang kondisi
sekolah yang ada masih terdapat guru yang belum profesional. (Sumber: Dian
2008: 19)
3. Skripsi (Hubungan Antara Kompetensi Profesional Guru Dengan Prestasi
Belajar Siswa Kelas IX MTS N Ngemplak Yogyakarta)
Skripsi ini mengangkat permasalahan tentang dugaan penulis tentang kondisi
guru disekolah tempat penelitian yang belum memiliki kompetensi yang baik.
(Sumber: Nur 2013: 30)
I. KERANGKA PIKIR
Guru adalah termasuk suatu profesi yang memerlukan keahlian tertentu dan
memiliki tanggung jawab yang harus dikerjakan secara profesional. Karena guru
adalah individu yang memiliki tanggung jawab terhadap kesuksesan anak didik
yang berada di dalam pengawasannya, maka keberhasilan siswa akan sangat
dipengaruhi oleh kinerja yang dimiliki seorang guru. Oleh karena itu, guru
profesional diharapkan akan memberikan sesuatu yang positif dengan
keberhasilan prestasi belajar siswa.
Dalam pembelajaran, seorang guru harus terlebih dahulu mampu merencanakan
program pengajaran. Kemudian melaksanakan program pengajaran dengan