• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA GAJAH MADA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2013/2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA GAJAH MADA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2013/2014"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA GAJAH

MADA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2013/2014

Oleh

RIZKY ARMALIA DISTIYANI FARA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kompetensi pedagogik guru dengan prestasi belajar geografi kelas XI IPS SMA Gajah Mada Bandar Lampung Tahun Ajaran 2013/2014. Metode yang digunakan adalah korelasional, populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS SMA Gajah Mada Bandar Lampung, sedangkan sampelnya berjumlah 57 siswa yang diambil secara random sampling. Pengumpulan data menggunakan teknik Observasi, Angket dan Studi Dokumentasi, selanjutnya untuk menguji hipotesis digunakan teknik korelasi product moment.

Hasil dari penelitian ini adalah:

1. Ada hubungan positif dan signifikan antara kompetensi pedagogik dalam menyusun rencana pembelajaran dengan prestasi belajar Geografi siswa kelas XI IPS SMA Gajah Mada Bandar Lampung TP 2013/2014. Semakin baik, maka akan semakin baik prestasi belajarnya.

2. Ada hubungan positif dan signifikan antara kompetensi pedagogik dalam melaksanakan proses pembelajaran dengan prestasi belajar Geografi siswa kelas XI IPS SMA Gajah Mada Bandar Lampung TP 2013/2014. Semakin baik, maka akan semakin baik prestasi belajarnya.

3. Ada hubungan positif dan signifikan antara kompetensi pedagogik dalam dalam melaksanakan penilaian proses pembelajaran Geografi dengan prestasi belajar Geografi siswa kelas XI IPS SMA Gajah Mada Bandar Lampung TP 2013/2014. Semakin baik, maka akan semakin baik prestasi belajarnya.

(2)
(3)

HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA GAJAH

MADA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2013/2014

(Skripsi)

Oleh

Rizky Armalia Distiyani Fara

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

Halaman

ABSTRAK ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

LEMBAR PENGESAHAN ... iv

HALAMAN RIWAYAT HIDUP ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Batasan Masalah... 8

D. Rumusan Masalah ... 8

E. Tujuan Penelitian ... 9

F. Kegunaan Penelitian ... 10

G. Ruang Lingkup Penelitian ... 10

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran ... 12

1. Belajar ... 12

2. Pembelajaran ... 14

3. Pembelajaran Geografi ... 15

B. Kompetensi Guru ... 16

C. Pedagogik ... 23

D. Kompetensi Pedagogik Guru ... 25

E. Penyusunan Rencana, Pelaksanaan, dan Penilaian Pembelajaran dalam Kegiatan Belajar Mengajar ... 30

F. Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Pedagogik Guru ... 34

G. Prestasi Belajar ... 34

H. Penelitian Sejenis ... 37

I. Kerangka Pikir ... 39

(5)

B. Metode Penelitian ... 42

C. Populasi dan Sampel ... 43

D. Variabel Penelitian ... 45

E. Definisi Operasional Variabel ... 46

F. Tekhnik Pengumpulan Data ... 49

a. Tekhnik Observasi ... 49

b. Angket ... 49

c. Studi Dokumentasi ... 50

G. Analisis Instrumen ... 50

H. Teknik Analisis Data ... 55

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Tinjauan Umum latar Penelitian ... 58

B. Penyajian data dan Uji Hipotesis ... 62

C. Pengujian Hipotesis ... 66

D. Pembahasan ... 70

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 78

B. Saran ... 79

(6)

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Tabel 1. Nilai UAS siswa kelas XI IPS di SMA Gajah Mada Bandar ... 5

2. Tabel 2. Populasi Penelitian. ... 43

3. Tabel 3. Alternatif Jawaban Angket Kompetensi Pedagogik Guru. ... 47

4. Tabel 4. Kisi – kisi Angket Kompetensi Pedagogik Guru. ... 47

5. Tabel 5. Uji Validitas Kuesioner Variabel X. ... 52

6. Tabel 6. Uji Validitas Kuesioner Variabel X setelah Butir Tidak Valid Dihilangkan. ... 53

7. Tabel 7. Uji Reliabilitas Kuesioner Variabel X ... 55

8. Tabel 8. Tabel Interprestasi Koefisien r ... 55

9. Tabel 9. Tabel Interprestasi Koefisien Nilai r ... 57

10. Tabel 10. Identifikasi Objek Penelitian... 63

11. Tabel 11. Nilai UAS Objek Penelitian ... 63

12. Tabel 12. Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Tingkat Kompetensi Pedagogik Guru (X) Pada Siswa Kelas XI IPS SMA Gajah Mada Bandar Lampung ... 64

13. Tabel 13. Kategori Tingkat Kompetensi Pedagogik Guru ... 64

14. Tabel 14. Distribusi Jumlah Siswa ... 65

15. Tabel 15. Kategori Prestasi Belajar Geografi Siswa (Y) ... 65

16. Tabel 16. Korelasi Antar Variabel X1 dengan Variabel Y ... 66

17. Tabel 17. Korelasi Antar Variabel X2 dengan Variabel Y ... 68

18. Tabel 18. Korelasi Antar Variabel X3 dengan Variabel Y ... 69

(7)
(8)
(9)

MOTO

Terus bekerja meskipiun orang lain telah berhenti

...kesadaran adalah matahari, kesabaran adalah bumi, keberanian menjadi cakrawala dan perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata...

(WS Rendra)

Semua hal di dunia ini dapat membuat kita tersenyum dan menagis, tapi hanya dengan mengingat kebesaran Tuhan kita dapat terseyum disaat kita menangis

(10)
(11)

PERSEMBAHAN

Dengan menyebut namaMu ya ALLAH, telah engkau limpahkan rahmat dan

karunia yang tiada pernah terputus sehingga telah terselesaikan studiku ini.

Shalawat dan salam kepada Rasululloh SAW.

Karya kecilku ini kupersembahkan kepada:

Dua sosok yang luar biasa Papa dan Mamaku tersayang, yang telah

memberikan kasih sayang, semangat, dorongan dan harapan, sehingga anak mu

ini dapat menggapairidho ALLAH. Peluh Keringat yang keluar dari tubuh

kalian,

Semoga ALLAH membalasnya dengan Surga-Nya.

Amin Allahumma Amiin

Para pendidik yang aku hormati

(12)

RIWAYAT HIDUP

Rizky Armalia, Penulis dilahirkan di Bandar Lampung,

pada tanggal 15 Desember 1992. Penulis merupakan putri

pertama dari lima bersaudara, buah hati pasangan Bapak

Amrizal dan Ibu Rahma Yulis.

Penulis memulai jenjang pendidikannya di SD Negeri 1

Penengahan Bandar Lampung pada tahun 1998 dan selesai pada tahun 2004.

Kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 22 Bandar

Lampung dan selesai pada tahun 2007. Selanjutnya, pada tahun yang sama penulis

melanjutkan sekolah di Sekolah Menengah Atas (SMA) Gajah Mada Bandar

Lampung dan selesai pada tahun 2010.

Pada tahun 2010, penulis diterima sebagai mahasiswa Pendidikan Geografi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur

PKAB. Pada bulan Juli sampai September 2013, penulis melaksanakan Program

Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 1 Batu Brak dan Kuliah Kerja Nyata

(13)

SANWACANA

Segala puji syukur kehadirat ALLAH SWT, karena rahmat dan hidayah-Nya telah

memudahkan dan menerangi jalan pikiran penulis dalam menyusun skripsi yang

berjudul “Hubungan Kompetensi Pedagogik Guru Dengan Prestasi Belajar

Geografi Siswa Kelas XI SMA Gajah Mada Bandar Lampung Tahun Ajaran

2013/2014”.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan

pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa

adanya bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis menghanturkan

banyak terima kasih terutama kepada bapak Dr. Sumadi, M.S. selaku Dosen

Pembimbing Akademik (PA) dan sebagai Dosen Pembimbing Utama, Bapak

Drs.Hi. Sudarmi, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Pembantu, dan Bapak

Drs.Hi.Buchori Asyik, M.Si. selaku Dosen Pembahas yang telah sabar dan penuh

perhatian memberikan bimbingan serta petunjuk demi terlaksananya penelitian

(14)

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada: FKIP Universitas Lampung dan sebagai pembahas terimakasih atas saran dan masukannya.

6. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan IPS FKIP Universitas Lampung.

7. Bapak Dr. Sumadi, M.S. selaku pembimbing I dan Pembimbing Akademik yang telah membimbing dan memberikan perhatian, saran, waktu dan ilmu yang berharga.

8. Bapak Drs. Hi. Sudarmi, M.Si. selaku pembimbing I yang telah membimbing dan memberikan perhatian, saran, waktu dan ilmu yang berharga.

9. Bapak dan Ibu Dosen di Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan IPS FKIP Universitas Lampung.

10. Bapak Maryadi Saputra, S.E.,M.M Selaku Kepala Sekolah SMA Gajah Mada Bandar Lampung.

11. Seluruh staf pengajar dan para siswa siswi SMA Gajah Mada Bandar Lampung yang selalu terbuka menerima penulis selama penulis melaksanakan penelitian.

12. Papa dan Mama terkasih dan seluruh keluarga besarku. Terimakasih atas setiap iringan doa, pengorbanan serta kasih sayang kalian. Aku akan meneruskan perjalanan selanjutnya, memasuki kehidupan yang sebenarnya, terimakasih atas kepercayaan yang telah diberikan.

(15)

14. Sahabat – sahabat ku tercinta Dedew, Noppe, Echha, kita adalah wanita yang luar biasa, percayalah, di mana tempat setiap orang kalah, kita harus tetap bertahan, terimakasih untuk semua keceriaan dan semangat di hari-hari indah kita. Terimakasih untuk persahabatan yang indah ini.

15. Teman – teman seperjuangan Geografi Angkatan 2010 genap, terimakasih atas kekompakan yang kita lalui bersama, tanpa kalian perjuangan ini bukan apa-apa.

16. UKMBS Unila, terimakasih atas kebersamaan yang telah mempertemukan aku pada banyak hal. Tempatku belajar untuk selalu bangkit dan tegak berdiri. Mba Kinda, mba Ena, mba nice, teteh ayya, uni kiki (terimakasih untuk bimbingan dan ilmu-ilmunya), mustika, bella, ica, dona, caca, yulica, bg danil, bg depin, bg yandot, dan seluruh pecinta seni UKMBS, terus berkarya, kalian adalah orang-orang yang luar biasa.

17. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

Bandar Lampung, Maret 2014 Penulis

(16)

I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pendidikan memiliki kaitan yang erat dengan pendidik sebagai orang yang

memberikan pendidikan dan anak didik yang mendapatkan pendidikan.

Keterkaitan ini akan menghasilkan salah satu syarat dari pendidikan itu

sendiri yaitu terdapat pendidik yaitu guru dan anak didik yaitu siswa.

Pendidik atau yang lebih banyak dipanggil guru, dapat kita temui dimanapun

karena guru adalah orang yang harus ditiru, dalam arti orang yang memilki

karisma atau wibawa hingga perlu untuk ditiru dan diteladani. Seorang guru

memiliki beberapa peranan yang sangat penting karena memiliki

tanggung-jawab yang tidak bisa digantikan oleh peralatan canggih apapun. Dalam arti

luas guru dapat kita temui sebagai orang yang dapat mengajarkan kita

berbagai ilmu dalam kehidupan sehari-hari, namun dalam arti sempit guru

biasa kita temui dalam bidang formal seperti sekolah.

Sistem pendidikan guru sebagai suatu sub sistem pendidikan nasional

merupakan faktor kunci dan memiliki peran yang sangat strategis. Pada

hakikatnya, penyelenggaraan dan keberhasilan proses pendidikan pada

seluruh jenjang dan seluruh satuan pendidikan ditentukan oleh faktor guru, di

(17)

yang rendah akan berdampak pada rendahnya mutu pendidikan, sedangkan

derajat kemampuan guru sejak awal disiapkan pada suatu lembaga pendidikan

guru, baik secara berjenjang maupun secara keseluruhan.

Tidaklah mudah menjadi seorang guru dalam sebuah lembaga pendidikan

formal, karena guru dituntut untuk mendidik para peserta didik dengan

berbagai karakter untuk mencapai prestasi belajar yang memuaskan. Guru

merupakan suatu profesi, yang berarti suatu jabatan yang memerlukan

keahlian khusus dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar

bidang pendidikan. Hal ini sekaligus merupakan pengakuan terhadap profesi

guru sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 39 ayat 2 yang berbunyi, Pendidik

merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan

melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan

pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian

kepada masyarakat, terutama bagi pendidik perguruan tinggi.

Jadi, guru ialah profesi yang sangat khusus, oleh karena itu guru dituntut

untuk memilki empat standar kompetensi yang wajib dimiliki oleh seorang

guru. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005

Tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa kompetensi adalah seperangkat

pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan

dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor

(18)

Guru, adapun macam-macam kompetensi yang harus dimiliki oleh tenaga

guru antara lain: kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional dan sosial

yang diperoleh melalui pendidikan profesi.

Pemahaman guru terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan

pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk

mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya, merupakan beberapa

subkompetensi yang harus dimiliki dan dipahami oleh seorang guru.

Beberapa subkompetensi ini terdapat dalam kompetensi pedagogik yang

harus dimiliki oleh seorang guru. Dalam kompetensi pedagogik seorang guru

dituntut untuk menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral,

sosial, kultural, emosional dan intelektual. Kompetensi pedagogik guru

dalam penelitian ini dibatasi ke dalam beberapa hal yang dapat

mempengaruhi proses belajar siswa.

Seorang guru, selain harus memahami kompetensi-kompetensi yang wajib

dipahami juga harus dapat memahami tentang proses pembelajaran. Proses

pembelajaran adalah suatu proses intraksi antara guru dan murid dimana akan

dikhiri dengan proses evaluasi hasil belajar dalam upaya mencapai tujuan

pembelajaran yang berlangsung dalam suatu lokasi dan jangka waktu tertentu.

Definisi proses belajar seperti dikutip dari Dimyati dan Mudjiono (2006 : 3 )

proses belajar adalah suatu kegiatan intraksi antara guru dan murid dimana

akan diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Berdasarkan pendapat ini,

proses belajar erat kaitannya dengan hasil belajar siswa karena keberhasilan

(19)

sebab itu hasil belajar sangat penting peranannya untuk mengetahui peserta

didik sudah mampu atau belum dalam menempuh pendidikan suatu mata

pelajaran. Hasil belajar atau yang bisa juga disebut prestasi belajar

merupakan hasil belajar yang dicapai setelah melalui proses kegiatan belajar

mengajar. Prestasi belajar dapat ditunjukkan melalui nilai yang diberikan

oleh seorang guru dari sejumlah mata pelajaran yang telah dipelajari oleh

peserta didik. Setiap kegiatan pembelajaran tentunya selalu mengharapkan

akan mengahasilkan pembelajaran yang maksimal. Dalam proses

pencapaiannya, prestasi belajar sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor.

Salah satu faktor utama yang sangat berpengaruh dalam keberhasilan

pembelajaran adalah keberadaan guru dan cara guru memberikan pemahaman

kepada siswa tentang materi yang disampaikan. Namun keberadaan guru

yang seperti apa yang dapat mempengaruhi siswa dalam mencapai prestasi

belajar yang baik.

SMA Gajah Mada Bandar Lampung sebagai salah satu lembaga pendidikan

yang menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar demi tercapainya suatu

tujuan pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

kemampuan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman

dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Prestasi belajar siswa kelas XI IPS di SMA Gajah Mada Bandar Lampung

(20)

Tabel 1. Nilai UAS siswa kelas XI IPS di SMA Gajah Mada Bandar Lampung Tahun Ajaran 2013/2014.

No

Sumber : Data Statistik XI IPS di SMA Gajah Mada Bandar Lampung Tahun 2013.

Dari Tabel 1 dapat dijelaskan bahwa siswa yang tidak memenuhi KKM

sebanyak 47 siswa atau 54,03% siswa. Selain itu, pada saat penelitian

pendahuluan, peneliti melakukan wawancara terhadap 10 orang siswa yang

terdiri dari 5 siswa kelas XI IPS 1 dan 5 siswa kelas XI IPS 2 yang hasil tes

geografinya belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), peneliti

mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan kompetensi guru

geografi kelas XI IPS SMA Gajah Mada Bandar Lampung yaitu:

1. Apakah guru geografi menggunakan media pembelajaran yang bervariasi

saat proses pembelajaran berlangsung?

2. Apakah guru geografi memberikan apersepsi pada setiap kegiatan belajar?

3. Apakah guru geografi rutin memberikan uji blok setiap satu kompetensi

dasar (KD)?

4. Apakah siswa senang belajar geografi?

5. Apakah siswa senang mendapat pujian jika memiliki nilai tinggi?

Rata-rata siswa memiliki jawaban yang negatif terhadap kompetensi

(21)

geografi yang rendah rata-rata memiliki persepsi yang masih negatif terhadap

kompetensi pedagogik guru geografi. Berdasarkan hasil wawancara pada

peneliltian pendahuluan, diketahui bahwa rata-rata siswa yang nilainya

rendah cenderung miliki penilaian yang negatif terhadap kompetensi

pedagogik guru geografi kelas XI IPS SMA Gajah Mada Bandar Lampung.

Dengan adanya penilaian siswa kelas XI IPS SMA Gajah Mada Bandar

Lampung tentang kompetensi pedagogik guru geografi yang masih negatif,

diduga menyababkan prestasi belajar geografi masih rendah. Dari hasil

wawancara, peneliti menduga bahwa rendahnya prestasi belajar siswa kelas

XI IPS SMA Gajah Mada Bandar Lampung semester ganjil TP 2013/2014

disebabkan dalam proses pembelajaran geografi, guru geografi belum

sepenuhnya menguasai kompetensi pedagogik sehingga pembelajaran hanya

berfokus pada guru sebagai pentransfer ilmu.

Dalam proses pembelajaran yang baik, seorang guru seharusnya dapat

mempersiapkan proses belajar mengajar dengan baik, agar terjadi proses

belajar mengajar yang menyenangkankan. Sebagaimana dikemukakan oleh

Djamarah (2013:5) Strategi dapat dihubungkan dalam belajar mengajar,

strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan anak didik

dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang

telah di gariskan.

Sebagaimana pendapat yang dikemukakan oleh Fajar (2002:92) yang

menyatakan bahwa pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) geografi

(22)

ceramah dan model penugasan menjadi pilihan utama strategi belajar di

samping bidang pembelajaran yang terdiri atas materi yang banyak dan

berupa hafalan belaka, sehingga prestasi belajar geografi siswa sulit

mengalami peningkatan. Padahal kedudukan dan fungsi Geografi saat ini

tidak lagi hanya sebatas kepala ilmu yang menggembangkan prinsip konsep

dan teorinya saja, melainkan telah terjun ke bidang-bidang praktis dalam

memanfaatkan sumber daya dan lingkungan untuk kesejahteraan umat

manusia secara seimbang. Sudah selayaknya guru geografi harus dapat

pandai menggunakan media.

Berdasarkan keadaan prestasi belajar siswa-siswi kelas XI IPS SMA Gajah

Mada Bandar Lampung di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti dan

mengkaji Apakah ada hubungan antara kompetensi pedagogik guru pada

prestasi belajar geografi siswa kelas XI IPS SMA Gajah Mada Bandar

Lampung semester ganjil TP 2013/2014?

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, masalah penelitian dapat diidentifikasi

sebagai berikut:

1. Pembelajaran Geografi masih berfokus pada guru sebagai sumber utama

pengetahuan.

2. Metode ceramah dan model penugasan masih menjadi pilihan utama

(23)

3. Kompetensi pedagogik guru geografi di SMA Gajah Mada Bandar

Lampung TP 2013/2014 masih negatif.

4. Rendahnya prestasi belajar geografi siswa XI IPS SMA Gajah Mada

Bandar Lampung semester ganjil TP 2013/2014.

C. BATASAN MASALAH

Mengingat keterbatasan peneliti, baik waktu, biaya, fikiran, tenaga dan

lain-lain, maka penelitian ini dibatasi pada kajian tentang:

a. Kompetensi pedagogik guru geografi (X), meliputi; kompetensi

menyusun rencana pembelajaran (X1), kompetensi melaksanakan proses

belajar mengajar (X2), kompetensi melaksanakan penilaian proses belajar

mengajar (X3).

b. Prestasi Belajar Geografi (Y)

D. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan batasan masalah di atas,

maka rumusan masalah yang akan diteliti adalah:

1. Apakah ada hubungan antara kompetensi pedagogik guru geografi dalam

menyusun rencana pembelajaran dengan prestasi belajar siswa pada mata

pelajaran geografi di SMA Gajah Mada Bandar Lampung TP 2013/2014.

2. Apakah ada hubungan antara kompetensi pedagogik guru geografi dalam

melaksanakan proses pembelajaran dengan prestasi belajar siswa pada

(24)

2013/2014.

3. Apakah ada hubungan antara kompetensi pedagogik guru geografi dalam

melaksanakan penilaian proses pembelajaran dengan prestasi belajar

siswa pada mata pelajaran geografi di SMA Gajah Mada Bandar

Lampung TP 2013/2014.

E. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis:

1. Hubungan antara kompetensi pedagogik guru geografi dalam menyusun

rencana pembelajaran dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran

geografi di SMA Gajah Mada Bandar Lampung TP 2013/2014.

2. Hubungan antara kompetensi pedagogik guru geografi dalam

melaksanakan proses pembelajaran dengan prestasi belajar siswa pada

mata pelajaran geografi di SMA Gajah Mada Bandar Lampung TP

2013/2014.

3. Hubungan antara kompetensi pedagogik guru geografi dalam

melaksanakan penilaian proses pembelajaran dengan prestasi belajar

siswa pada mata pelajaran geografi di SMA Gajah Mada Bandar

Lampung TP 2013/2014.

(25)

F. KEGUNAAN PENELITIAN

Kegunaan dari penelitian ini adalah:

1. Sebagai salah satu syarat untuk menempuh ujian sarjana pada Program

Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai sumbangan

pemikiran bagi guru kelas XI SMA Gajah Mada Bandar Lampung, dalam

proses pembelajaran.

3. Sebagai penambah wawasan bagi peneliti mengenai bidang pendidikan,

khususnya arti penting akan kompetensi pedagogik guru dalam proses

pembelajaran.

4. Sebagai bahan referensi bagi penelitian sejenis.

G. RUANG LINGKUP PENELITIAN

1. Ruang lingkup obyek

Obyek penelitian adalah hubungan antara kompetensi pedagogik guru

meliputi; kompetensi menyusun rencana pembelajaran, kompetensi

melaksanakan pembelajaran, kompetensi melaksanakan penilaian proses

pembelajaran dengan prestasi belajar siswa.

2. Ruang lingkup subyek

Subyek penelitian adalah siswa kelas XI IPS SMA Gajah Mada Bandar

Lampung.

(26)

Tempat penelitian adalah di SMA Gajah Mada Bandar Lampung.

4. Ruang lingkup waktu

Waktu penelitian adalah tahun pelajaran 2013/2014.

5. Ruang lingkup ilmu

Ilmu yang digunakan adalah Pembelajaran Geografi yakni pengetahuan

tentang aspek-aspek keruangan permukaan bumi yang merupakan

keseluruhan gejala alam dan kehidupan umat manusia dengan variasi

kewilayahannya, yang diajarkan di sekolah dengan tingkat

perkembangan mental anak pada jenjang pendidikan masing-masing.

Dengan kata lain, pembelajaran geografi merupakan pembelajaran

tentang perkembangan mental anak pada jenjang pendidikan

(27)

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A. BELAJAR DAN PEMBELAJARAN a. Belajar

Proses belajar dapat dikatakan sebagai suatu proses perubahan atau usaha

yang dilakukan seseorang sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam

memenuhi kebutuhan hidupnya. Proses belajar ini akan terus berlangsung

seumur hidup, dan akan te,rjadi penambahan pengalaman yang membawa

perubahan dalam diri individu.

Menurut Uno (2007:21) belajar adalah proses perubahan tingkah laku

seseorang yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan, dan

penilaian atau mengenai sikap dan nilai-nilai pengetahuan serta kecakapan

dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan. Uno merumuskan

beberapa pengertian belajar : (1) memodifikasi atau memperteguh kelakuan

melalui pengalaman, (2) suatu proses perubahan tingkah laku individu dengan

lingkungannya, (3) perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk

penguasaan, penggunaan dan penilaian, atau mengenai sikap dan nilai-nilai

(28)

atau lebih lagi dalam berbagai aspek kehidupan atau pengalaman yang

terorganisasi, (4) belajar selalu menunjukkan suatu proses perubahan perilaku

atau pribadi seseorang berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu.

Sedangkan menurut Oemar Hamalik (2002: 28) belajar adalah modifikasi atau

memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Selanjutnya menurut Suryabrata

dalam Nurfuadi (2012: 21) belajar adalah suatu proses yang menghasilkan

perubahan perilaku yang dilakukan dengan sengaja untuk memperoleh

pengetahuan, kecakapan, dan pengalaman baru ke arah yang lebih baik.

Proses belajar bagi seorang individu dapat terjadi denan sengaja maupun tidak

sengaja. Belajar yang disengaja merupakan suatu kegiatan yang disadari dan

dirancang serta bertujuan untuk memperoleh pengalaman baru. Sedangkan

proses belajar yang tidak sengaja merupakan suatu interaksi yang terjadi

antara manusia dan lingkungannya secara kebetulan, dimana dalam interaksi

tersebut individu memperoleh pengalaman baru.

Perubahan yang timbul karena proses belajar merupakan perubahan yang

dapat dipertahankan dalam jangka waktu tertentu dan bukan perubahan atau

faktor lainnya. Jadi dapat dikatakan, belajar sebagai proses perubahan tingkah

laku akibat adanya pengalaman baru. Terkandung pengertian bahwa

perubahan tingkah laku yang dimaksud, erat kaitannya dengan aspek

(29)

Dari beberapa pendapat diatas tentang belajar, pada dasarnya mengacu pada

suatu tujuan yaitu belajar merupakan proses perubahan bagi individu yang

belajar, proses perubahan tersebut dalam bentuk tingkah laku yang diperoleh

dari latihan, pengalaman yang mengarah pada perubahan tingkah laku yang

lebih baik atau ada juga yang mengarah pada perubahan tingkah laku yang

lebih buruk.

Selanjutnya faktor-faktor yang mempengaruhi belajar menurut Nurfuadi

(2012: 54) adalah sebagai berikut:

1. Faktor intern

a. Faktor Jasmaniah (kesehatan, cacat tubuh).

b. Faktor Psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan).

c. Faktor Kelelahan 2. Faktor ekstern

a. Faktor Keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan).

b. Faktor Sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekular alat pelajaran, waktu sekolah, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah).

c. Faktor Masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan, masyarakat).

b. Pembelajaran

Pembelajaran adalah suatu usaha yang sengaja melibatkan dan menggunakan

pengetahuan profesional yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan

kurikulum. Jadi, pembelajaran adalah suatu aktifitas yang dengan sengaja

untuk memodifikasi berbagai kondisi yang diarahkan untuk tercapainya suatu

(30)

Rogers dalam Dimiyati dan Mudjiono (2006: 17) mengemukakan saran

tentang langkah-langkah pembelajaran yang perlu dilakukan oleh guru. Saran

pembelajaran itu meliput hal berikut:

a. Guru memberi kepercayaan kepada kelas agar memilih belajar secara terstruktur.

b. Guru dan siswa membuat kontrak belajar.

c. Guru menggunakan metode inkuiri, atau belajar menemukan (discovery learning).

d. Guru menggunakan metode simulasi.

e. Guru mengadakan latihan kepekaan agar siswa mampu berpartisipasi dengan kelompok lain.

f. Guru bertindak sebagai fasilitator belajar.

g. Sebaiknya guru menggunakan pengajaran terprogram, agar tercipta peluang bagi siswa untuk timbulnya kreativitas.

Berdasarkan pendapat diatas, pembelajaran adalah upaya seseorang yang

tujuannya ialah membantu orang belajar, artinya pembelajaran bukan hanya

mengajar akan tetapi seseorang dalam melakukan kegiatan agar mengerti

suatu hal dan dapat menerapkan apa yang telah ia pelajari. Untuk

pembelajaran yang efektif ditandai dengan terjadinya proses belajar dalam diri

siswa.

c. Pembelajaran Geografi

Menurut IGI dalam seminar lokakarya geografi tahun 1988 dalam Sumadi

(2003:4) bahwa geografi adalah ilmu yang mempejari persamaan dan

perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan dan

kewilayahan dalam konteks keruangan. Berdasarkan pendapat tersebut, yang

menjadi objek kajian geografi adalah permukaan bumi yang terdiri dari

(31)

air, perairan), dan biosfer (lapisan kehidupan) yang ditinjau dari susut

pandang kewilayahan atau kelingkungan yang menunjukkan adanya

persamaan dan perbedaan akibat dari adanya relasi keruangan unsure-unsur

geografi yang membentuknya.

Pembelajaran mengacu pada segala kegiatan yang dirancang untuk

mendukung proses belajar mengajar yang ditandai dengan adanya perubahan

prilaku individu sesuai dengan tujuan pembelajaran. Dengan demikian

pembelajaran geografi adalah pembelajaran tentang aspek-aspek keruangan

permukaan bumi yang merupakan keseluruhan gejala alam dan kehidupan

umat manusia.

B. KOMPETENSI GURU

Kompetensi dalam bahasa indonesia merupakan serapan dari bahasa inggris,

competence yang berarti kecakapan dan kemampuan. Echols dan Shadily dalam Jamal Ma’mur (2009:37) kompetensi adalah kumpulan pengetahuan, perilaku,

dan keterampilan yang harus dimiliki guru untuk mencapai tujuan pembelajaran

dan keterampilan yang harus dimiliki guru untuk mencapai tujuan pembelajaran

dan pendidikan. Kompetensi diperoleh melalui pendidikan, pelatihan, dan

belajar mandiri dengan memanfaatkan sumber belajar.

Menurut Mulyasa dalam Jamal Ma’mur, (2009: 37), kompetensi guru merupakan

(32)

yang secara kafah membentuk kompetensi standar profesi guru, yang mencakup

penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang

mendidik, pengembangan pribadi dan profesionalitas.

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16

Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru,

adapun macam-macam kompetensi yang harus dimiliki oleh tenaga guru antara

lain: kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional dan sosial yang diperoleh

melalui pendidikan profesi. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam

kinerja guru.

1) Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik meliputi pemahaman guru terhadap peserta didik,

perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan

pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang

dimilikinya. Secara rinci setiap subkompetensi dijabarkan menjadi indikator

esensial sebagai berikut;

a. Memahami peserta didik secara mendalam memiliki indikator esensial:

memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip perkembangan

kognitif; memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip

kepribadian; dan mengidentifikasi bekal ajar awal peserta didik.

b. Merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidikan untuk

kepentingan pembelajaran memiliki indikator esensial: memahami landasan

(33)

strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik, kompetensi

yang ingin dicapai, dan materi ajar; serta menyusun rancangan pembelajaran

berdasarkan strategi yang dipilih.

c. Melaksanakan pembelajaran memiliki indikator esensial: menata latar

(setting) pembelajaran; dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif.

d. Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran memiliki indikator

esensial: merancang dan melaksanakan evaluasi (assessment) proses dan hasil

belajar secara berkesinambungan dengan berbagai metode; menganalisis hasil

evaluasi proses dan hasil belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar

(mastery learning); dan memanfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk

perbaikan kualitas program pembelajaran secara umum.

e. Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai

potensinya, memiliki indikator esensial: memfasilitasi peserta didik untuk

pengembangan berbagai potensi akademik; dan memfasilitasi peserta didik

untuk mengembangkan berbagai potensi nonakademik.

2) Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang

mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa,

menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Secara rinci

(34)

a. Kepribadian yang mantap dan stabil memiliki indikator esensial: bertindak

sesuai dengan norma hukum; bertindak sesuai dengan norma sosial; bangga

sebagai guru; dan memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma.

b. Kepribadian yang dewasa memiliki indikator esensial: menampilkan

kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja

sebagai guru.

c. Kepribadian yang arif memiliki indikator esensial: menampilkan tindakan

yang didasarkan pada kemanfaatan peserta didik, sekolah, dan masyarakat

serta menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak.

d. Kepribadian yang berwibawa memiliki indikator esensial: memiliki perilaku

yang berpengaruh positif terhadap peserta didik dan memiliki perilaku yang

disegani.

e. Akhlak mulia dan dapat menjadi teladan memiliki indikator esensial:

bertindak sesuai dengan norma religius (iman dan taqwa, jujur, ikhlas, suka

menolong), dan memiliki perilaku yang diteladani peserta didik.

3) Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan

bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga

kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.

Kompetensi ini memiliki subkompetensi dengan indikator esensial sebagai

(35)

a. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik

memiliki indikator esensial: berkomunikasi secara efektif dengan peserta

didik.

b. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama pendidik

dan tenaga kependidikan.

c. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua/wali

peserta didik dan masyarakat sekitar.

4) Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara

luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata

pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta

penguasaan terhadap stuktur dan metodologi keilmuannya. Setiap

subkompetensi tersebut memiliki indikator esensial sebagai berikut:

a. Menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi memiliki

indikator esensial: memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah;

memahami struktur, konsep dan metode keilmuan yang menaungi atau

koheren dengan materi ajar; memahami hubungan konsep antar mata

pelajaran terkait; dan menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan

sehari-hari.

b. Menguasai struktur dan metode keilmuan memiliki indikator esensial

menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk memperdalam

(36)

Keempat kompetensi tersebut di atas bersifat holistik dan integratif dalam kinerja

guru. Oleh karena itu, secara utuh sosok kompetensi guru meliputi (a)

pengenalan peserta didik secara mendalam; (b) penguasaan bidang studi baik

disiplin ilmu (disciplinary content) maupun bahan ajar dalam kurikulum sekolah

(c) penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik yang meliputi perencanaan

dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi proses dan hasil belajar, serta tindak

lanjut untuk perbaikan dan pengayaan; dan (d) pengembangan kepribadian dan

profesionalitas secara berkelanjutan. Guru yang memiliki kompetensi akan dapat

melaksanakan tugasnya secara profesional Ngainun Naim (2009:60).

Jadi, pengertian dasar kompetensi adalah kemampuan dan kecakapan. Seseorang

yang dinyatakan kompeten di bidang tertentu adalah seseorang yang menguasai

kecakapan kerja yang bersangkutan. Darai pendapat tersebut dpaat dipahami

bahwa kompetensi adalah merujuk pada kinerja seseorang dalam suatu pekerjaan

yang bisa dilihat dari pikiran, sikap, dan perilakunya.

Nana Sudjana dalam Uno Hamzah B. (2007: 67) telah membagi kompetensi guru

dalam tiga bagian, yaitu sebagai berikut :

1. Kompetensi bidang kognitif, artinya kemampuan bidang intelektual, seperti penguasaan mata pelajaran, pengetahuan mengenai cara mengajar, pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku individu, pengetahuan tentang bimbingan penyuluhan, pengetahuan tentang administrasi kelas, pengetahuan tentang tata cara menilai hasil belajar siswa, pengetahuan tentang kemasyarakatan, serta pengetahuan umum lainnya.

(37)

profesinya, memiliki kemauan yang keras untuk meningkatkan hasil pekerjaannya.

3. Kompetensi perilaku, artinya kemampuan guru dalam berbagai keterampilan/perilaku, seperti keterampilan mengajar, membimbing, menilai, mengguanakan alat bantu pengajaran, bergaul atau berkomunikasi dengan siswa, keterampilan menumbuhkan semangat belajar para siswa, keterampilan menyusun persiapan/perencanaan mengajar, keterampilan melaksanakan administrasi kelas, dan lain-lain.

Ketiga bidang kompetensi di atas tidak berdiri sendiri, tetapi saling berhubungan

dan saling mempengaruhi satu sama lain. Sehingga, kompetensi guru adalah

salah satu faktor yang mempengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran dan

pendidikan di sekolah, kerena kompetensi guru tidak berdiri sendiri, tetapi

dipengaruhi oleh faktor latar belakang pendidikan, pengalaman mengajar, dan

lamanya mengajar.

Kompetensi guru dapat dinilai penting sebagai alat seleksi dalam penerimaan

calon guru, juga dapat dijadikan sebagai pedoman dalam rangka pembinaan dan

pengembangan tenaga guru. Selain itu ,juga penting dalam hubungannya dengan

kegiatan belajar mengajar dan hasil belajar siswa.

Direktorat Tenaga Kependidikan Depdiknas, dalam Dina Yusrina (2013: 65)

membagi standar kompetensi guru menjadi empat komponen, yaitu:

(1) pengelolaan pembelajaran, (2) pengembangan potensi, (3) penguasaan akademik, (4) sikap kepribadian. Secara keseluruhan standar kompetensi guru terdiri dari tujuh kompetensi, yaitu: (1) penyusunan rencana belajar, (2) pelaksanaan interaksi, (3) penilaian prestasi belajar peserta didik, (4) pelaksanaan tindak lanjut hasil penilaian peserta didik, (5) pengembangan profesi, (6) pemahaman wawasan pendidikan, (7) penguasaan bahan kajian akademik.

Dengan demikian, kompetensi guru merupakan seperangkat penguasaan

(38)

seacara tepat dan efektif. Sehingga, apabila seluruh komponen-komponen seperti

standar kompetensi yang harus dimiliki seorang guru itu dapat terwujud maka

kompetensi seorang guru tersebut akan menunjukkan kualitasnya dalam

mengajar, hal tersebut akan memudahkan para guru untuk terus meningkatkan

kualitas mengajarnya. Dengan demikian, berarti bahwa setiap guru itu

memungkinkan untuk dapat memiliki kompoetensi dalam mengajar secara lebih

baik dan menjadi seorang guru yang bermutu dalam menjadikan peserta didik

menjadi siswa yang berkualitas.

Undang-undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa

guru profesional harus memiliki kualifikasi akademik minimal S1 atau D-IV dan

memiliki standar empat kompetensi yakni kompetensi pedagogik, kompetensi

kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional (pasal 10). Keempat

kompetensi tesebut kemudian dijabarkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional No. 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan

Kompetensi Guru.

C. PEDAGOGIK

Istilah Pedagogia berarti pergaulan dengan anak. Pedagogig merupakan praktek

pendidikan anak, maka kemudian munculah istilah “pedagogik” yang berarti

ilmu mendidik anak. Pedagogik secara jelas memiliki keguanaan diantaranya

bagi pendidik untuk memahami fenomena pendidikan secara sistematis,

(39)

menghindari kesalahan-kesalahan dalam praktek mendidik anak juga untuk ajang

mengenal diri sendiri dan melakukan koreksi demi perbaikan bagi diri sendiri

(Liza Az-zahra, 2013:

http://769lan.wordpress.com/2013/06/15/pengertian-dan-perlunya-pedagogik/).

Pedagogik juga merupakan suatu ilmu, sehingga orang menyebutnya ilmu

pedagogik. Ilmu pedagogik adalah ilmu yang membicarakan masalah atau

persoalan-persoalan dalam pendidkan dan kegiatan-kegiatan mendidik, antara

lain seperti tujuan pendidikan, alat pendidkan, cara melaksanakan pendidikan,

anak didik, pendidik dan sebagainya. Pedagogik termasuk ilmu yang sifatnya

teoritis dan praktis. Oleh karena itu, pedagogik banyak berhubungan dengan

ilmu-ilmu lain seperti: ilmu sosial, ilmu psikologi, psikologi belajar, metodologi

pengajaran, sosiologi, filsafat dan lainnya (Liza Az-zahra, 2013:

http://769lan.wordpress.com/2013/06/15/pengertian-dan-perlunya-pedagogik/).

Hal ini sangat berkaitan dengan dengan kompetensi pedagogik karena dengan

pedagogik yang membicarakan masalah-masalah dalam pendidikan khususnya

tentang kompetensi guru dalam kegiatan-kegiatan mendidik seperti yujuan

pendidikan, cara melaksanakan pendidikan sangat erat sekali hubungannya dalam

kompetensi guru yang merupakan seperangkat penguasaan kemampuan yang

harus ada dalam diri guru agar dapat mewujudkan kinerjanya seacra tepat dan

efektktif sehingga kegiatan-kegiatan pendidikan seperti tujuan pendidikan

tersebut dapat berjalan melalui kompetensi pedagogik yang saling melengkapi

(40)

D. KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU

Salah satu kompetensi utama yang harus dimiliki guru agar pembelajaran yang

dilakukan efektif dan dinamis adalah kompetensi pedagogik. Guru harus belajar

secara maksimal untuk menguasai kompetensi pedagogik ini secara teori dan

praktik. Kompetensi pedagogik dalam standar nasional pendidikan, penjelasan

pasal 28 ayat 3 butir (a) adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta

didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan, dan

pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta

didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Kompetensi

pedagogik menurut UU No. 14/2005 tentang guru dan dosen, diartikan sebagai

kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik. Menurut undang-undang ini,

kompetensi pedagogik identik dengan kompetensi pengelolaan pembelajaran

(Depdiknas, 2004: 9).

Sedangkan menurut Permendiknas nomor 27 tahun 2007, kompetensi pedagogik

guru mata pelajaran terdiri atas 37 buah kompetensi yang dirangkum dalam 10

kompetensi inti seperti yang disajikan berikut ini:

 Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial,

kultural, emosional, dan intelektual

 Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik

 Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu

(41)

 Memanfaatkan teknolgi informasi dan komunikasi untuk kepentingan

pembelajaran

 Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan

berbagai potensi yang dimiliki

 Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik

 Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar

 Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran

 Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran

Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan dalam buku Jamal Ma’mur (2009:

30), yang diamksud dengan kompetensi pedagogik adalah

Kemampuan dalam pengolahan peserta didik yang meliputi: (a) pemahaman wawasan atau landasan kependidikan, (b) pemahaman tentang peserta didik, (c) pengembangan kurikulum atau silabus, (d) perancangan pembelajaran, (e) pemanfaatan teknologi dan media pembelajaran, (f) pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, (g) evaluasi hasil belajar, dan (h) pengembangan potensi siswa.

Kompetensi pedagogik adalah kemampuan pendidik menciptakan suasana dan

pengalaman belajar bervariasi dalam pengelolaan peserta didik yang memenuhi

kurikulum yang disuapkan (Nurfuadi, 2012: 76).

Dimensi Kompetensi Pedagogik menurut Rasto (2009: 3) antara lain:

1. Kompetensi Menyusun Rencana Pembelajaran

Kompetensi Menyusun Rencana Pembelajaran menurut Joni (1984: 12)

dalam Rasto (2009: 3) antara lain:

(42)

c. Merencanakan Pengelolaan Kelas

d. Merencanakan penggunaan media dan sumber pengajaran

e. Merencanakan penilaian prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran

Berdasarkan uraian di atas, merencanakan program pembelajaran merupakan

proyeksi guru mengenai kegiatan yang harus dilakukan siswa selama

pembelajaran berlangsung, yang mencakup: merumuskan tujuan, menguraikan

deskripsi suatu bahasan, merancang kegiatan belajar mengajar, memilih

berbagai media dan sumber belajar, dan merencanakan penilaian penguasaan

tujuan.

2. Kompetensi Melaksanakan Proses Pembelajaran

Melaksanakan proses pembelajaran merupakan tahap pelaksanaan program

yang telah disusun. Dalam Kegiatan ini kemampuan yang dituntut adalah

keaktifan guru menciptakan dan menumbuhkan kegiatan siswa belajar sesuai

dengan rencana yang telah disusun. Guru harus dapat mengambil keputusan

atas dasar penilaian yang tepat, apakah kegiatan pembelajaran dicukupkan,

apakah metodenya diubah, apakah kegiatan yang lalu perlu diulang,

manakala siswa belum dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran. Pada

tahap ini disamping mengetahui teori belajar mengajar, pengetahuan tentang

siswa, diperlukan pula kemahiran dan keterampilan teknik belajar, misalnya:

prinsip-prinsip mengajar, penggunaan alat bantu pengajaran, penggunaan

metode mengajar, dan keterampilan menilai hasil belajar siswa.

(43)

Persyaratan kemampuan yang harus dimiliki guru dalam melaksanakan

proses pembelajaran, meliputi kemampuan:

a. Menggunakan metode belajar, media pembelajaran, dan bahan latihan yang sesuai dengan tahun pelajaran

b. Mendemonstrasikan penguasaan mata pelajaran dan perlengkapan pengajaran

c. Berkomunikasi dengan siswa

d. Mendemonstrasikan berbagai metode mengajar e. Melaksanakan evaluasi proses belajar mengajar

Pada pelaksanaan proses pembelajaran, dalam menyampaikan materi

pelajaran harus dilakukan secara terencana dan sistematis, sehingga tujuan

pembelajaran dapat dikuasai oleh siswa secara efektif dan efisien.

Kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki guru dalam melaksanakan

kegiatan pembelajaran terlihat dalam mengidentifikasi karakteristik dan

kemampuan awal siswa, kemudian mendiagnosis, menilai dan merespon

setiap perubahan perilaku siswa.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa melaksanakan proses pembelajaran

merupakan suatu kegiatan dimana berlangsung hubungan antara manusia,

dengan tujuan membantu perkembangan dan menolong keterlibatan siswa

dalam pembelajaran adalah menciptakan lingkungan dan suasana yang dapat

menimbulkan perubahan struktur kognitif pada siswa.

3. Kompetensi Melaksanakan Penelitian Proses Pembelajaran

Sutisna (1993: 212) mengemukakan bahwa:

(44)

dan dilaksanakan. Penilaian diartikan sebagai proses yang menentukan betapa baik organisasi program atau kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai maksud-maksud yang telah ditetapkan.

Tujuan utama melaksanakan evaluasi dalam proses belajar mengajar adalah

untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian

tujuan instruksional oleh siswa, sehingga tindak lanjut hasil belajar akan dapat

diupayaakan dan dilaksanakan. Dengan demikian, melaksanakan penilaian

proses belajar mengajar merupakan bagian tugas guru yang harus

dilaksanakan setelah kegiatan pembelajaran berlangsung dengan tujuan untuk

mengetahui tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran,

sehingga dapat diupayakan tindak lanjut hasil belajar siswa.

Menurut Jamal Ma’mur (2009: 61), kompetensi pedagogik guru memiliki indikator sebagai berikut:

1. Kompetensi menyusun rencana pembelajaran, yang meliputi: a. Merencanakan pengorganisasian bahan-bahan pengajaran b. Merencanakan pengelolaan kegiatan belajar mengajar c. Merencanakan pengelolaan kelas

d. Merencanakan penggunaan media dan sumber pengajaran

e. Merencanakan penilaian prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran

2. Kompetensi melaksanakan proses belajar mengajar, yang meliputi: a. Berkomunikasi dengan siswa

b. Menggunakan alat bantu / media c. Sistematis dalam menjalankan materi d. Memberikan umpan balik pada siswa e. Mendorong siswa untuk aktif dalam kelas f. Memotivasi semangat belajar

g. Menarik kesimpulan

3. Kompetensi melaksanakan penilaian proses belajar mengajar, yang meliputi:

a. Memberikan uji blok untuk setiap kompetensi dasar b. Memberi soal / tes formatif

c. Memberikan soal pre / posttest d. Memberikan remidial

(45)

E. PENYUSUNAN RENCANA, PELAKSANAAN, DAN PENILAIAN PEMBELAJAR DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

Kegiatan belajar mengajar yang melahirkan interaksi unsur-unsur manusiawi

adalah sebagai suatu proses dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Guru

dengan sadar berusaha mengatur lingkungan belajar agar bergairah bagi anak

didik. Dengan seperangkat teori dan pengalaman yang dimiliki, guru gunakan

untuk bagaimana mempersiapkan program pengajaran dengan baik dan

sistematis.

Menurut Djamara (2013:77) : titik sentral yang harus dimiliki dalam penyusunan rencana pembelajaran adalah mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terprogram. Guru tidak dibenarkan mengajar dengan kemalasan. Anak didik pun diwajibkan mempunyai kreativitas yang tinggi dalam belajar, bukan selalu mentaati perintah guru. Kedua unsur manusiawi ini juga beraktivitas tidak lain karena ingin mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

Pelaksanaan pembelajaran erat kaitannya dengan pengelolaan kelas, pengelolaan

kelas merupakan masalah tingkah laku yang kompleks, dan guru

menggunakannya untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas

sedemikian rupa sehingga anak didik dapat mencapai tujuan pengajaran secara

efisien dan memungkinkan mereka dapat belajar. Dengan demikian pengelolaan

kelas yang efektif adalah syarat bagi pengajaran yang efektif. Suharsimi Arikunto

(1988:68) berpendapat bahwa tujuan dari pelaksanaan pembelajaran adalah agar

setiap anak dikelas dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan

pengajaran secara efektif dan efisien.

Penilaian hasil belajar merupakan tahapan selajutnya yang juga penting dalam

kegiatan pebelajaran. Penilaian sangat diperlukan untuk menilai berhasil atau

(46)

dalam proses pembelajaran adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat

mengenai pencapaian tujuan intruksional siswa, sehingga tindak lanjut hasil

belajar dapat dilakukan, hal ini sesuai dengan pendapat Sutisna dalam Djamara

(2013:109), yang berpendapat:

Penilaian proses belajar mengajar dilaksanakan untuk mengetahui keberhasilan perencanaan kegiatan belajar mengajar yang telah disusun dan dilaksanakan. Penilaian diartikan sebagai proses yang menentukan betapa baik organisasi program atau kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai maksud-maksud yang telah ditetapkan.

Dengan demikian, melaksanakan penilaian hasil pembelajaran merupakan salah

satu bentuk tugas yang dilaksanakan setelah kegiatan pembelajaran berlangsung

dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa didalam mencapai

tujuan pembelajaran, sehingga dapat diupayakan tindak lanjut dari hasil tersebut.

Freire dalam E. Mulyasa (76:2013) mengkritisi pendidikan sebagai penjajahan dan penindasan, yang harus diubah menjadi pemberdayaan dan pembebasan. Freire juga mengungkapkan bahwa proses pembelajaran yakni hubungan guru dengan peserta didik di semua tingkatan identik dengan watak bercerita. Peserta didik dipandang sebagai bejana yang akan diisi air (ilmu) oleh gurunya. Oleh karena itu pembelajaran nampak seperti sebuah kegiatan menabung, peserta didik sebagai “celengan” dan guru sebagai “penabung”.

Selanjutnya E. Mulyasa mengungkapkan guru merupakan seorang manajer dalam

pembelajaran, yang bertanggung jawab terhadap perencanaan, pelaksanaan dan

penilaian perubahan atau perbaikan program pembelajaran. Untuk kepentingan

tersebut, guru harus memiliki kompetensi dasar yang baik. Kompetensi yang

dimaksud dalam hal ini adalah kompetensi pedagogik, kompetensi profesional,

(47)

E. Mulyasa juga mengungkapkan Dengan terciptanya proses pembelajaran yang

efektif dan menyenangkan hasil dari kompetensi guru yang baik, akan

menghasilkan hasil belajar yang baik pula, dengan demikian untuk mendapatkan

hasil belajar yang maksimal, tidak hanya memperhatikan instrumen-instrumen

pembelajaran yang baik tetapi juga kompetensi guru yang baik menjadi dasar

utama dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan uraian di atas kompetensi pedagogik guru tercermin dari indikator

yaitu kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik,

perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan

pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang

dimilikinya. Kompetensi pedagogik guru dapat diartikan sebagai kemampuan

seorang guru dalam melaksanakan kewajibannya sebagai pentransfer ilmu,

dengan kompetensi yang baik maka akan berpengaruh terhadap proses belajar

mengajar dan tidak menutup kemungkinan akan berpengaruh positif terhadap

siswa yang nampak dalam prestasi belajar siswa. Demikian pentingnya

kompetensi pedagogik harus dimiliki seorang guru. Jadi dapat disimpulkan,

kompetensi pedagogik erat hubungannya dengan prestasi belajar yang dicapai

siswa, karena guru yang berkompeten akan lebih mampu menciptakan

lingkungan belajar yang efektif, menyenangkan, dan akan mampu mengelola

kelas dengan baik, sehingga siswa akan termotivasi untuk belajar dan

(48)

Menurut Usman (1990:6)

dalam vivi,

http://tulisanachie.blogspot.com/2013/10/15/pengaruh-kompetensi-pedogogik-dan.html?m1/. Pembelajaran dan hasil belajar siswa sebagian besar

ditentukan oleh peranan dan kompetensi guru. Guru yang kompeten akan lebih

mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih mampu

mengelolah kelas sehingga siswa mampu mencapai hasil belajar yang

maksimal”. Tujuan pembelajaran yang dicapai siswa merupakan salah satu tolok

ukur dari kompetensi guru. Pendapat ini didukung juga oleh pendapat Mariono

(2010:8) dalam vivi,

http://tulisanachie.blogspot.com/2013/10/15/pengaruh-kompetensi-pedogogik-dan.html?m1/, bahwa ” kompetensi guru yang terdiri dari

kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional berpengaruh secara

signifikan terhadap hasil belajar siswa”. Oleh karena itu, keberhasilan

pembelajaran dipengaruhi oleh kompetensi guru, terutama kompetensi

pedagogik.

Kompetensi pedagogik guru sangat berpengaruhi terhadap hasil belajar siswa.

Wulandari 2013 dalam vivi

http://tulisanachie.blogspot.com/2013/10/15/pengaruh-kompetensi-pedogogik-dan.html?m1/), menyatakan bahwa ”kompetensi pedagogik guru berpengaruh

positif terhadap hasil belajar siswa”. Hal ini dapat dijelaskan bahwa semakin

tinggi kompetensi pedagogik guru maka semakin tinggi pula hasil yang dicapai

oleh siswa. Hal ini dikarenakan bahwa keberhasilan pembelajaran di dalam kelas

(49)

F. PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU

Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan,

teknologi, sosial dan spiritual yang secara kaffah membentuk kompetensi standar

profesi guru, yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta

didik, pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan profesionalisme.

Menurut pasal 10 UU No.14 tahun 2005 dijelaskan ada 4 kompetensi dasar yang

harus dimiliki oleh seorang guru yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi sosial,

kompetensi pribadi dan kompetensi profesional yang bisa didapat melalui

pendidikan profesi. Kompetensi-kompetensi tersebut merupakan hasil dari

sebuah proses pendidikan. Selanjutnya UU No.14 tahun 2005 tentang guru dan

dosen, dikemukakan kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola

peserta didik.

Ada beberapa kompetensi pedagogik yang harus dimiliki oleh seorang guru

yaitu:

1. Telah menguasai konsep dan landasan pendidikan 2. Telah menguasai peserta didik secara baik

3. Telah menguasai bidang studi dan mampu mengemas bidang studi untuk pembelajaran

4. Telah memiliki kompetensi melaksanakan proses pembelajaran

G. PRESTASI BELAJAR

Prestasi belajar berasal dari kata ”prestasi” dan ”belajar”. Prestasi itu sendiri bila

(50)

seseorang telah berhasil mencapai sesuatu usaha yang diinginkan maka itu adalah

sebuah prestasi.

Kata belajar bila di dalam kamus bahasa indonesia berarti menuntut ilmu, namun

belajar mempunyai arti yang lebih luas dan telah banyak orang ternama telah

mengemuakan arti belajar yang dapat dipakai sampai saat ini. Menurut Winkel

(2004:59) belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam

interaksi aktif dengan lingkungan, menghasilkan sejumlah perubahan dalam

pengetahuan-pemahaman, ketermapilan dan nilai sikap. Perubahan bersifat

secara relatif konstan dan berbekas. Jadi dari definisi di atas dapat diambil

kesimpulan bahwa prestasi belajar adalah suatau aktivitas mental/psikis yang

berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan sekitar dengan

mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang telah ada menjadi sebuat

tindakan nyata untuk mencapainya.

Dalam buku yang ditulis Winkel (2004:272) Taksonomi Bloom, dikemukakan

mengenai teori Bloom yang menyatakan bahwa, tujuan belajar siswa diarahkan

untuk mencapai ketiga ranah Ketiga ranah tersebut adalah ranah kognitif,

afektif dan psikomotorik. Dalam proses kegiatan belajar mengajar, maka melalui

ketiga ranah ini pula akan terlihat tingkat keberhasilan siswa dalam menerima hasil

pembelajaran atau ketercapaian siswa dalam penerimaan pembelajaran. Dengan

kata lain, prestasi belajar akan terukur melalui ketercapaian siswa dalam

penguasaan ketiga ranah tersebut. Prestasi belajar siswa yang diperoleh siswa

(51)

1. Faktor Internal (dari dalam diri siswa)

Yaitu keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa, meliputi dua aspek

yakni :

a. Aspek Fisiologis

Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi

semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ

tubuh yang lemah dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif)

sehingga materi yang dipelajarinya pun kurang atau tidak membekas.

b. Aspek Psikologis

Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi

kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa. Namun, diantara

faktor-faktor rohaniah siswa yang pada umumnya dipandang lebih

esensial itu adalah sebagai berikut:

a) Tingkat kecerdasan atau intelegensi siswa

b) Sikap siswa

c) Bakat Siswa

d) Minat Siswa

2. Faktor ekternal (dari luar diri siswa)

Faktor eksternal adalah faktor yang terdapat diluar diri individu, faktor

eksternal meliputi lingkungan keluarga yang harmonis, dukungan orang tua

terhadap proses belajar serta kondisi ekonomi keluarga. Faktor eksternal

(52)

a. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan siswa ini dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu,

faktor lingkungan alam/nonsosial dan faktor lingkungan sosial

b. Faktor instrumental

Faktor instrumental ini terdiri dari gedung/sarana fisik kelas, sarana/alat

pengajaran, guru dan kurikulum/materi pelajaran serta strategi belajar

mengajaryang digunakan akan mempengaruhi proses dan hasil belajar

siswa (Alisuf Sabri,1996:59)

Prestasi belajar yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah prestasi belajar

siswa dalam mata pelajaran Geografi yang telah dicapai siswa setelah selesai

mengikuti kegiatan pembelajaran. Prestasi belajar siswa ini dalam bentuk nilai

raport. Nilai raport pada mata pelajaran Geografi yang diberikan oleh guru

dalam bentuk angka dengan rentangan nilai dari 0-100, dan mengacu pada

kebijakan sekolah mengenai kriteria ketuntasn minimal (KKM) untuk mata

pelajaran Geografi dengan nilai 70.

H. PENELITIAN SEJENIS

1. Tesis ( Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik)

Tesis ini mengangkat permasalahan tentang pendidikan di madrasah apakah

bisa menjadi bentuk pendidikan alternatif bagi masyarakat Islam, karena

memadukan pengetahuan umum dan pengetahuan agama secara seimbang.

(53)

Hasil penelitian bahwa (1) analisis deskriptif menunjukkan bahwa secara

umum: (a) Kompetensi Guru di kategorikan baik; (b) hasil belajar siswa

tergolong cukup baik; (2) Kompetensi Guruberpengaruh positif dan

signifikan terhadap hasil belajar siswa Madrasah Aliyah se-KKM 01 Cililin

Kabupaten Bandung Barat.

Untuk mencapai prestasi yang baik bukan hanya didasari pada usaha siswa

itu sendiri akan tetapi harus ditunjang oleh berbagai faktor, adapun faktor

yang paling dominan mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah faktor yang

bersumber dari dalam diri dan faktor yang bersumber dari luar diri siswa.

Prestasi belajar yang dicapai oleh individu merupakan hasil interaksi antara

berbagai faktor yang mempengaruhinya, baik dalam diri (faktor internal)

maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu”.

Kesimpulan dari hasil tesis ini adalah:

a. Kompetensi guru Madrasah Aliyah se-KKM 01 Cililin Kabupaten

Bandung Barat dikategorikan baik.Sedangkan hasil belajar siswa

Madrasah Aliyah se-KKM 01 Cililin Kab.BandungBarat digolongkan

cukup baik.

b. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan kompetensi guru terhadap

hasil belajar siswa Madrasah Aliyah se-KKM 01 Cililin Kab.Bandung

Barat. Semakin tinggi kompetensi guru, maka akan semakin baik hasil

belajar siswa. Sebaliknya semakin rendah kompetensi guru ,maka akan

semakin buruk pula hasil belajar siswa. Kontribusinya mencapai 43,1%,

(54)

(Sumber: Damanhuri 2009: 91)

2. Skripsi (Guru Hubungannya Dengan Prestasi Belajar Siswa)

Skripsi ini mengangkat masalah tentang dugaan penulis tentang kondisi

sekolah yang ada masih terdapat guru yang belum profesional. (Sumber: Dian

2008: 19)

3. Skripsi (Hubungan Antara Kompetensi Profesional Guru Dengan Prestasi

Belajar Siswa Kelas IX MTS N Ngemplak Yogyakarta)

Skripsi ini mengangkat permasalahan tentang dugaan penulis tentang kondisi

guru disekolah tempat penelitian yang belum memiliki kompetensi yang baik.

(Sumber: Nur 2013: 30)

I. KERANGKA PIKIR

Guru adalah termasuk suatu profesi yang memerlukan keahlian tertentu dan

memiliki tanggung jawab yang harus dikerjakan secara profesional. Karena guru

adalah individu yang memiliki tanggung jawab terhadap kesuksesan anak didik

yang berada di dalam pengawasannya, maka keberhasilan siswa akan sangat

dipengaruhi oleh kinerja yang dimiliki seorang guru. Oleh karena itu, guru

profesional diharapkan akan memberikan sesuatu yang positif dengan

keberhasilan prestasi belajar siswa.

Dalam pembelajaran, seorang guru harus terlebih dahulu mampu merencanakan

program pengajaran. Kemudian melaksanakan program pengajaran dengan

Gambar

Tabel 1. Nilai UAS siswa kelas XI IPS di SMA Gajah Mada Bandar     Lampung Tahun Ajaran 2013/2014
Gambar 1. Kerangka Pikir Peneitian.
Tabel 2. Populasi Penelitian.
Tabel 3. Alternatif Jawaban Angket Kompetensi Pedagogik Guru
+5

Referensi

Dokumen terkait

The purpose of this final project is to describe the use of pictures in teaching vocabulary to the fifth grade of SD Negeri 3 Karangasem Surakarta, and to find

Tujuan penelitian adalah: (1) menentukan luasan dan lokasi grid domain GCM yang optimum untuk penyusunan pemodelan SD, (2) menentukan peubah penjelas GCM yang berpengaruh terhadap

Mengenal benda -benda disekitarnya (nama, warna, bentuk, ukuran, pola, sifat, suara, tekstur, fungsi, dan ciri- ciri

Sedangkan obyek penelitian ini adalah peningkatan kemampuan menulis karangan narasi melalui metode Journalist’s Questions (5W 1H) pada siswa kelas IV SD Negeri Geneng

Tanda tersebut dimungkinkan terjadi karena ketika harga dunia teh hitam naik maka volume penawaran akan bertambah, namun jika permintaan tetap maka produk sisa yang tidak

Waasi’ Miftahqul Hidayah, 2016 “Evaluasi Kapasitas Saluran Sistem Drainase Desa Pulorejo Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan “ Tugas Akhir Program DIII

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru sekolah Dasar Negeri se – Kecamatan Ngamprah baik

Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mendapatkan model penduga biomassa dan karbon dari pohon-pohon dominan penyusun tegakan seperti Elmerrillia Sp; (2) membangun model hubungan