• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR VISUAL, AUDITORIAL DAN KINESTETIK DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XII IPS SMA MUTIARA NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2010/2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR VISUAL, AUDITORIAL DAN KINESTETIK DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XII IPS SMA MUTIARA NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2010/2011"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

52

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR VISUAL, AUDITORIAL DAN KINESTETIK DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI

SISWA KELAS XII IPS SMA MUTIARA NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Oleh SUJARWATI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara gaya belajar visual, auditorial dan kinestetik dengan prestasi belajar geografi siswa kelas XII IPS SMA Mutiara Natar Tahun Pelajaran 2010/2011. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII IPS SMA Mutiara Natar yang berjumlah 75 siswa, sedangkan sampel yang diambil sebanyak 63 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik angket, tes, dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah korelasi Pearson Product Moment.

(2)

53

HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR VISUAL, AUDITORIAL DAN KINESTETIK DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA

KELAS XII IPS SMA MUTIARA NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Oleh SUJARWATI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)

51

HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR VISUAL, AUDITORIAL DAN KINESTETIK DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI

SISWA KELAS XII IPS SMA MUTIARA NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

( Skripsi )

Oleh SUJARWATI

Pembimbing I : Drs. Fachri Thaib, M.Pd Pembimbing II : Drs. Yarmaidi, M.Si Pembahas : Dr. Sumadi, M.S

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

68

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Bagan Kerangka Pikir ... 21

2. Peta Lokasi SMA Mutiara Natar Tahun 2010/2011 ... 52

3. Denah Ruang SMA Mutiara Natar Tahun Pelajaran 2010/2011 ... 54

4. Bagan Struktur Organisasi SMA Mutiara Natar 2010/2011 ... 55

5. Diagram Gaya Belajar Siswa Kelas XII IPS SMA Mutiara Natar Tahun Pelajaran 2010/2011 ... 64

6. Grafik Linieritas Prestasi Belajar terhadap Gaya Belajar Visual ... 71

7. Grafik Linieritas antara Prestasi Belajar terhadap Gaya Belajar Auditorial ... 72

8. Grafik Linieritas antara Prestasi Belajar terhadap Gaya Belajar Kinestetik ... 72

9. Grafik Normalitas Data Prestasi Belajar ... 74

10. Grafik Normalitas Data Gaya Belajar Visual ... 74

11. Grafik Normalitas Data Gaya Belajar Auditorial ... 75

(5)

DAFTAR ISI

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka ... 10

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ... 26

1. Variabel Penelitian ... 26

2. Definisi Operasional Variabel ... 27

(6)

2. Teknik Tes ... 34 A. Tinjauan Umum SMA Mutiara Natar Lampung Selatan ... 51

1. Lokasi Penelitian ... 51

2. Sejarah Berdirinya SMA Mutiara Natar ... 53

3. Keadaan Gedung SMA Mutiara Natar ... 53

4. Struktur Organisasi SMA Mutiara Natar ... 55

(7)

E. Pembahasan ... 82 1. Hubungan antara Gaya Belajar Visual dengan Prestasi

Belajar Geografi Siswa kelas XII IPS SMA Mutiara Natar

Tahun Pelajaran 2010/2011... 82 2. Hubungan antara Gaya Belajar Auditorial dengan Prestasi

Belajar Geografi Siswa kelas XII IPS SMA Mutiara Natar

Tahun Pelajaran 2010/2011... 86 3. Hubungan antara Gaya Belajar Kinestetik dengan Prestasi

Belajar Geografi Siswa Kelas XII IPS SMA Mutiara Natar

Tahun Pelajaran 2011 ... 88 4. Hubungan antara Gaya Belajar (Visual, Auditorial, dan

Kinestetik) dengan Prestasi Belajar Geografi Siswa Kelas XII IPS SMA Mutiara Natar Tahun Pelajaran 2010/2011... 91 V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 95 B. Saran ... 96 DAFTAR PUSTAKA

(8)

69

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Kisi-Kisi Angket ... 99

2. Angket ... 101

3. Hasil Perhitungan Validitas Angket... 105

4. Hasil Uji Reliabilitas Angket... 108

5. Tes Prestasi Belajar ... 111

6. Hasil Perhitungan Validitas Tes ... 120

7. Hasil Perhitungan Reliabilitas Tes... 121

8. Hasil Perhitungan Tingkat Kesulitan, Daya Pembeda dan Pola Jawaban... 123

9. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Tes ... 127

10. Prestasi Belajar Siswa Kelas XII IPS SMA Mutiara Natar Tahun Pelajaran 2010/2011 ... 129

11. Distribusi Skor Jawaban Responden Berdasarkan Angket Penelitian Untuk Butir Soal Gaya Belajar Visual, Auditorial dan Kinestetik... 130

12. Hasil Uji Linieritas dan Normalitas Data Penelitian ... 136

13. Hasil Perhitungan Korelasi Parsial dan Korelasi Ganda antara Gaya Belajar Visual, Auditorial dan Kinestetik dengan Prestasi Belajar Menggunakan SPSS ... 138

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Prestasi Belajar Geografi Siswa Kelas XII IPS SMA Mutiara Natar

Tahun Pelajaran 2010/2011 ... 2

2. Jumlah Populasi Penelitian Siswa Kelas XII IPS SMA Mutiara Natar Tahun Pelajaran 2010/2011 ... 24

3. Perhitungan Proporsional Sampel Penelitian Setiap Kelas... 25

4. Hasil Uji Validitas Angket ... 37

5. Hasil Uji Reliabilitas Angket ... 40

6. Hasil Uji Validitas Tes ... 42

7. Hasil Uji Reliabilitas Tes ... 43

8. Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r ... 50

9. Guru di SMA Mutiara Natar Tahun Pelajaran 2010/2011 ... 55

10. Jumlah Siswa SMA Mutiara Natar Tahun Pelajaran 2010/2011 ... 56

11. Distribusi Jumlah Siswa Berdasarkan Prestasi Belajar Geografi SMA Mutiara Natar Tahun Pelajaran 2010/2011 ... 57

12. Distribusi Jumlah Siswa Berdasarkan Kategori Prestasi Belajar Geografi SMA Mutiara Natar Tahun Pelajaran 2010/2011... 58

13. Pengelompokan Gaya Belajar Siswa Kelas XII IPS SMA Mutiara Natar Tahun Pelajaran 2010/2011 ... 60

14. Distribusi Prestasi Belajar Siswa Berdasarkan Gaya Belajar Dominan ... 64

(10)

16. Distribusi Jumlah Siswa Berdasarkan Gaya Belajar Auditorial Dan Prestasi Belajar Siswa Kelas XII IPS SMA Mutiara Natar

Tahun Pelajaran 2010/2011 ... 67

17. Distribusi Jumlah Siswa Berdasarkan Gaya Belajar Kinestetik dan Prestasi Belajar Siswa Kelas XII IPS SMA Mutiara Natar

Tahun Pelajaran 2010/2011 ... 69

18. Hasil Uji Linieritas Data Variabel Penelitian Tahun 2011 ... 72

(11)

59

MOTTO

Ketahuilah bahwa bersama kesabaran ada kemenangan

bersama kesusahan ada jalan keluar dan

bersama kesulitan ada kemudahan

(H.R Tarmidzi)

Kebanyakan dari kita tidak mensyukuri apa yang sudah kita miliki,

tetapi kita selalu menyesali apa yang belum kita capai

(12)

55

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Fachri Thaib, M.Pd ………..

Sekretaris : Drs. Yarmaidi, M.Si ………..

Penguji

Bukan Pembimbing : Dr. Sumadi, M.S ………..

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman, M.Si NIP 196003151985031003

(13)

56

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

1. Nama : Sujarwati

2. NPM : 0513034011

3. Program Studi : Pendidikan Geografi

4. Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial 5. Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

6. Alamat : Griya Gedong Meneng Indah Blok B4 No. 23 Kelurahan Gedong Meneng Kecamatan Rajabasa Kota Bandar Lampung

7. Telp/Hp : 085669799722

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, 2012 Yang Menyatakan,

Sujarwati

(14)

58

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur kepada Allah SWT dan segenap rasa cinta dan kasih

sayang serta kerendahan hati, kupersembahkan karya sederhana ini kepada:

Bapak dan Mamakku tercinta yang telah tulus ikhlas membesarkanku,

mendidikku, memberikan kasih sayangnya dan selalu mendoakan serta

menanti keberhasilanku. Terima kasih tak terhingga atas doa dan cintanya

yang takkan terbalas kecuali dengan syurganya Allah SWT.

Keluarga kecilku (suamiku “Eko Wibowo” dan putriku tercinta “Riva”)

yang senantiasa memberikan doa dan motivasi demi keberhasilanku.

Kakak-kakakku tersayang yang senantiasa memberikan semangat dan

doa demi kesuksesanku.

(15)

54

Judul Skripsi : HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR

VISUAL, AUDITORIAL DAN KINESTETIK DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XII IPS SMA MUTIARA NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Nama Mahasiswa : Sujarwati

Nomor Pokok Mahasiswa : 0513034011

Program Studi : Pendidikan Geografi

Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Pembimbing Utama Pembimbing Pembantu

Drs. Fachri Thaib M.Pd Drs. Yarmaidi, M.Si

NIP 19471107 197503 1 001 NIP 19590926 198503 1 002

2. Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Ketua Program Studi

Ilmu Pengetahuan Sosial Pendidikan Geografi

Drs. Iskandar Syah, M.H Drs. Rosana, M.Si

(16)

57

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Margomulyo Kecamatan Belitang II Kabupaten OKU

Timur Sumatera Selatan, pada tanggal 3 April 1987 yang merupakan anak ke dua

dari dua bersaudara, buah hati dari pasangan Bapak Kayubi dan Ibu Sumirah.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah Sekolah Dasar Negeri 2

Margomulyo Kecamatan Belitang diselesaikan pada tahun 1999, kemudian

melanjutkan di SLTPN 3 Purwodadi Kecamatan Belitang diselesaikan pada tahun

2002 dan kemudian melanjutkan pendidikan di SMAN 1 Belitang diselesaikan

pada tahun 2005.

Pada tahun 2005, penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan

Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur Penelusuran Kemampuan

(17)

SANWACANA

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji senantiasa penulis panjatkan kehadirat

Allah SWT, atas berkat rahmat dan karunia-Nya, skripsi yang berjudul

“Hubungan antara Gaya Belajar Visual, Auditorial dan Kinestetik dengan Prestasi

Belajar Geografi Kelas XII IPS SMA Mutiara Natar Kabupaten Lampung Selatan

Tahun Pelajaran 2010/2011” ini dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat dan

salam semoga terlimpahkan kepada Rosulullah Muhammad SAW, manusia yang

akan selalu menjadi tauladan terbaik bagi kehidupan manusia sepanjang zaman.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lampung. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang

setulus-tulusnya kepada yang terhormat Bapak Drs. Yarmaidi, M.Si selaku Pembimbing

Akademik (PA) sekaligus Pembimbing II, dan Bapak Drs. Fachri Thaib, M.Pd

selaku pembimbing I serta kepada Bapak Dr. Sumadi, M.S selaku

pembahas/penguji utama. Terimakasih atas bimbingan, arahan-arahan ilmiah yang

sangat bermanfaat bagi substansi skripsi ini. Tidak ada yang dapat penulis

ucapkan kecuali doa yang tulus dan ikhlas semoga ilmu dan amal baik yang beliau

berikan kepada penulis selama proses bimbingan menjadi amal ibadah dan Allah

SWT menganugerahkan limpahan rahmat, hidayah dan kesehatan lahir dan batin.

(18)

Pada kesempatan ini, tanpa mengurangi rasa hormat penulis menghaturkan ucapan

terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

2. Bapak Dr. M. Thoha B. S. Jaya, M.S selaku Pembantu Dekan I Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

3. Bapak Drs. Darwin Achmad, M.Si selaku Pembantu Dekan II Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

4. Bapak Drs. Iskandar Syah, M.H selaku Pembantu Dekan III Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

5. Bapak Drs. Iskandar Syah, M.H selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lampung

6. Bapak Drs. Rosana, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

7. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung,

terimakasih atas bekal ilmu pengetahuan yang telah diberikan selama ini

kepada penulis.

8. Ibu Ely Kusnawati, S.Pd selaku guru Geografi Kelas XII Jurusan IPS

SMA Mutiara Natar Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran

(19)

9. Keluarga kecilku, suami dan anakku tercinta terima kasih atas semua doa,

semangat, perhatian dan kasih sayangnya.

10.Seluruh keluarga besarku terimakasih atas motivasi dan nasehatnya

sehingga penulis terpacu untuk menyelesaikan skripsi ini. Semoga doa dan

kasih sayang yang tulus itu akan selalu mengiringi langkah penulis.

11.Teman-temanku geografi angkatan 2005 serta kakak tingkatku dan adik

tingkatku terimakasih atas bantuan dan kebersamaannya selama dikampus.

12.Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah

memberikan bantuan moril maupun materil dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Hal ini

disebabkan karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis, namun ada

harapan tumbuh dalam hati penulis semoga skripsi yang sederhana ini bermanfaat

bagi lembaga pendidikan dan bagi para pembaca pada umumnya.

Bandar Lampung, Januari 2012 Penulis

(20)

I. PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia dinamis

dan sarat perkembangan. Perubahan atau perkembangan pendidikan merupakan hal

yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan.

Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus-menerus

dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan. Pendidikan mampu

mendukung pembangunan di masa yang akan datang, karena pendidikan merupakan

bagian integral dalam pembangunan. Sebagai bangsa yang sedang berkembang,

pendidikan di Indonesia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dikembangkan

sabagai tuntutan pembangunan. Pembangunan di bidang pendidikan bertujuan untuk

menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas baik secara akademis maupun

moralitas. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan yang dirumuskan dalam

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 pasal 3 (2003:3) sebagai

berikut :

(21)

Dalam lingkup pendidikan formal mutu pendidikan tidak terlepas dari prestasi belajar

siswa, sehingga faktor siswa adalah salah satu faktor yang diperlukan untuk

memajukan pembelajaran dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan, oleh sebab itu

dalam keseluruhan pendidikan di sekolah salah satunya dapat dilihat dari prestasi

belajar. Namun pada kenyataannya tidak semua siswa mencapai prestasi belajar

yang memuaskan seperti yang diharapkan. Hal ini dapat dilihat dari hasil

penelitian pendahuluan yang penulis lakukan di SMA Mutiara Natar, bahwa

masih banyak siswa yang prestasi belajarnya rendah. Hal ini dapat dilihat pada

Tabel 1 berikut ini:

Tabel 1. Prestasi Belajar Geografi Siswa Kelas XII IPS SMA Mutiara Natar Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2010/2011

No Prestasi Belajar Siswa Jumlah % Kelas XI

IPS 1 Kelas XI IPS 2

1 <62 23 27 50 66,67% 2 ≥62 16 9 25 33,33% Jumlah 39 36 75 100% Sumber: Dokumentasi Guru Mata Pelajaran Geografi Kelas XII Jurusan IPS SMA

Mutiara Natar Tahun Pelajaran 2010/2011

Tabel di atas menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran

geografi secara umum termasuk dalam kategori rendah. Hal ini terlihat dari 75

siswa hanya 25 (33,33%) siswa saja yang mendapatkan nilai ≥62 sedangkan siswa

yang mendapat nilai <62 sebanyak 50 (66,67%) siswa. Artinya secara persentase

siswa kelas XII IPS lebih banyak yang mendapatkan nilai <62.

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan di SMA Mutiara Natar

untuk mata pelajaran geografi adalah 62. Berdasarkan standar tersebut maka siswa

(22)

sesuai standar KKM dibandingkan dengan siswa yang telah memenuhi standar

KKM. Jadi jelas bahwa ada hambatan-hambatan yang membuat prestasi belajar

siswa terhadap mata pelajaran geografi rendah.

Prestasi belajar seseorang pada dasarnya dipengaruhi oleh berbagai faktor yang

saling berkait, baik internal maupun eksternal. Dengan demikian,tidak ada faktor

tunggal yang berdiri sendiri dan secara otomatis menentukan prestasi belajar

seseorang. Sukowati (dalam Anggun Fitriana, 2009:1) mengemukakan bahwa

“pencapaian prestasi belajar secara optimal memerlukan dukungan sarana dan

prasarana, ketepatan cara dan gaya belajar seseorang, minat dan motivasi belajar

yang kuat, dan lingkungan yang mendukung”.

Berdasarkan uraian tersebut dapat diketahui bahwa salah satu faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah gaya belajar. Hal ini sesuai dengan

pendapat Gordon Dryden dan Dr. Jeanette Vos (2002:59) bahwa “faktor dominan

yang menentukan keberhasilan proses belajar adalah dengan mengenal dan

memahami bahwa setiap individu unik dengan gaya belajar (visual, auditorial dan

kinestetik) yang berbeda satu dengan yang lain”.

Gaya belajar (learning styles) yang dimaksud dalam penelitian ini adalah cara

yang cenderung dipilih oleh seseorang untuk menerima informasi dari lingkungan

dan memproses informasi tersebut. Gaya belajar memiliki peranan yang penting

dalam proses pembelajaran. Siswa yang kerap dipaksa belajar dengan cara-cara

yang kurang cocok dan berkenan bagi mereka tidak menutup kemungkinan akan

menghambat proses belajarnya terutama dalam hal berkonsentrasi pada saat

(23)

menyerap informasi berbeda tingkatannya, ada yang cepat, sedang dan ada pula

yang lambat. Oleh karena itu, mereka seringkali harus menempuh cara berbeda

untuk bisa memahami informasi atau pelajaran yang sama.

Berdasarkan cara menerima informasi dengan mudah, gaya belajar dibagi menjadi

3 tipe yaitu tipe visual, auditorial dan kinestetik. Pengkategorian ini tidak berarti

bahwa individu hanya memiliki salah satu karakteristik gaya belajar tertentu

sehingga tidak memiliki karakteristik gaya belajar yang lain. Pengkategorian ini

hanya merupakan pedoman bahwa individu memiliki salah satu karakteristik gaya

belajar yang menonjol sehingga jika ia mendapatkan rangsangan yang sesuai

dalam belajar maka akan memudahkannya dalam menyerap pelajaran.

Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan, bahwa siswa di kelas XII IPS SMA

Mutiara Natar Tahun Pelajaran 2010/2011 memiliki gaya belajar yang

berbeda-beda. Ada yang cenderung memiliki gaya belajar visual, auditorial dan kinestetik.

Hal itu tercermin dari cara mereka dalam mengikuti proses pembelajaran. Ada

beberapa siswa yang lebih suka guru mereka mengajar dengan cara menuliskan

materi di papan tulis. Dengan begitu mereka bisa membaca untuk kemudian

mencoba memahaminya. Hal ini berarti siswa tersebut cenderung memiliki gaya

belajar visual. Sebagian siswa lain lebih suka guru mereka mengajar dengan cara

menyampaikannya secara lisan dan mereka mendengarkan untuk bisa

memahaminya. Hal ini berarti siswa tersebut cenderung memiliki gaya belajar

auditorial. Sementara itu, untuk siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik

biasanya mereka lebih suka membentuk kelompok kecil untuk mendiskusikan

(24)

duduk diam berjam-jam karena keinginan mereka untuk beraktivitas dan

bereksplorasi sangat kuat.

Berdasarkan uraian tersebut, maka bisa dikatakan bahwa setiap individu adalah

unik, artinya memiliki perbedaan antara yang satu dengan yang lain. Dalam hal

belajar masing-masing individu memiliki karakteristik gaya belajar. Dalam proses

pembelajaran guru dihadapkan pada keanekaragaman gaya belajar tersebut. Oleh

sebab itu, guru hendaknya memperhatikan strategi atau metode mengajar yang

sesuai dengan gaya belajar siswa sehingga siswa tidak dipaksa belajar dengan

cara-cara yang kurang sesuai dengan gaya belajar yang dimilikinya.

Gaya belajar berkaitan erat dengan cara individu menyerap dan memproses

informasi/pelajaran. Apabila seorang siswa memiliki gaya belajar yang tinggi

maka siswa tersebut akan mampu menyerap dan memproses materi pelajaran

dengan mudah. Sehingga tidak menutup kemungkinan prestasi belajarnya juga

akan baik.

Berdasarkan uraian tersebut, terdapat dugaan bahwa rendahnya prestasi belajar

siswa ada hubungannya dengan gaya belajar siswa, sehingga peneliti tertarik

untuk mengkaji apakah ada hubungan antara gaya belajar visual, auditorial dan

kinestetik dengan prestasi belajar geografi siswa kelas XII IPS SMA Mutiara

(25)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka dapat

diidentifikasi beberapa permasalahan yaitu sebagai berikut:

1. Rendahnya prestasi belajar siswa

2. Sarana belajar

3. Cara belajar

4. Gaya belajar visual, auditorial dan kinestetik

5. Minat

6. Motivasi

7. Lingkungan belajar

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah tersebut di atas,

maka penelitian ini hanya dibatasi pada prestasi belajar, gaya belajar visual,

auditorial dan kinestetik siswa Kelas XII IPS SMA Mutiara Natar.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka

(26)

1. Apakah ada hubungan antara gaya belajar visual dengan prestasi belajar

geografi siswa kelas XII IPS SMA Mutiara Natar Tahun Pelajaran 2010/2011?

2. Apakah ada hubungan antara gaya belajar auditorial dengan prestasi belajar

geografi siswa kelas XII IPS SMA Mutiara Natar Tahun Pelajaran 2010/2011?

3. Apakah ada hubungan antara gaya belajar kinestetik dengan prestasi belajar

geografi siswa kelas XII IPS SMA Mutiara Natar Tahun Pelajaran 2010/2011?

4. Apakah ada hubungan antara gaya belajar visual, auditorial dan kinestetik

dengan prestasi belajar geografi siswa kelas XII IPS SMA Mutiara Natar

Tahun Pelajaran 2010/2011?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian yang akan dilaksanakan mempunyai tujuan:

1. Untuk mengetahui hubungan antara gaya belajar visual dengan prestasi belajar

geografi siswa kelas XII IPS SMA Mutiara Natar Tahun Pelajaran 2010/2011.

2. Untuk mengetahui hubungan antara gaya belajar auditorial dengan prestasi

belajar geografi siswa kelas XII IPS SMA Mutiara Natar Tahun Pelajaran

2010/2011.

3. Untuk mengetahui hubungan antara gaya belajar kinestetik dengan prestasi

belajar geografi siswa kelas XII IPS SMA Mutiara Natar Tahun Pelajaran

2010/2011.

4. Untuk mengetahui hubungan antara gaya belajar visual, auditorial dan

kinestetik dengan prestasi belajar geografi siswa kelas XII IPS SMA Mutiara

(27)

F. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan IPS Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan penjelasan

yang lebih lengkap tentang hubungan antara gaya belajar (visual, auditorial

dan kinestetik) dengan prestasi belajar, khususnya untuk mata pelajaran

geografi.

3. Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan

bagi guru geografi dalam menentukan strategi atau metode mengajar yang

sesuai dengan gaya belajar siswa, sehingga dapat meningkatkan prestasi

belajar siswa. Selain itu juga sebagai informasi bagi siswa tentang berbagai

tipe gaya belajar, sehingga dengan mengenali dan mengelola potensi sesuai

dengan gaya belajar maka dapat diperoleh prestasi yang optimal.

G. Ruang Lingkup

1. Ruang lingkup objek dalam penelitian ini adalah prestasi belajar siswa,

gaya belajar visual, gaya belajar auditorial dan gaya belajar kinestetik

dalam mata pelajaran geografi.

2. Ruang lingkup subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII IPS

SMA Mutiara Natar.

3. Ruang lingkup tempat penelitian ini adalah SMA Mutiara Natar

(28)

4. Ruang lingkup waktu penelitian ini adalah Tahun 2011.

5. Ruang lingkup ilmu penelitian ini adalah ilmu pendidikan khususnya pada

mata pelajaran Geografi. Menurut Seminar dan lokakarya 1988 geografi

adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan geosfer serta

interaksi manusia dengan lingkungan dalam konteks keruangan dan

kewilayahan (Nursid Sumaatmadja, 2005:11). Jadi pendidikan geografi

adalah usaha yang disengaja dilakukan baik secara langsung maupun tidak

langsung untuk membantu anak dalam usaha mencapai pengetahuan

mengenai persamaan dan perbedaan geosfer serta interaksi manusia

(29)

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Belajar

Secara psikologis belajar adalah suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah

laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi

kebutuhan hidupnya. Perubahan tersebut dinyatakan dalam seluruh aspek tingkah

laku. Belajar juga merupakan suatu proses dari yang tidak mengerti menjadi

mengerti, dari yang tidak paham menjadi paham dan dari yang tidak tahu menjadi

tahu.

Slameto (2003:2) menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya. Hal tersebut menghilangkan anggapan bahwa belajar hanya

semata-mata mengumpulkan atau menghafal fakta yang tersaji dalam tingkah

lakunya melalui pengalaman-pengalaman hidupnya. Ini berarti belajar merupakan

proses suatu kegiatan dan bukan semata-mata hanya mengingat, akan tetapi lebih

luas daripada itu yaitu mengalami. Belajar juga merupakan perubahan tingkah

laku yang didapat melalui pengalaman yang sifatnya relatif permanen.

Menurut Nana Sudjana (dalam Arin Sutarti, 2009:5)

(30)

pengetahuan, pemahaman, motivasi atau gabungan dari aspek-aspek tersebut”

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar

merupakan aktivitas jiwa seseorang dalam rangka proses perubahan tingkah laku

yang berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap. Perubahan tersebut didasari

dan timbul akibat praktik, pengalaman dan latihan, bukan secara kebetulan.

2. Pembelajaran Geografi di SMA

Menurut Gagne, Briggs, dan Wagner dalam Nursid Sumaatmadja (2001:70)

pengertian pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk

memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa. Sedangkan menurut

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, pembelajaran adalah proses

interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan

belajar. Ciri pembelajaran adalah inisiasi, fasilitasi dan peningkatan proses belajar

siswa. Sedangkan komponen-komponen dalam pembelajaran adalah tujuan,

materi, kegiatan, dan evaluasi pembelajaran.

Menurut Nursid Sumaatmadja (2001:11) geografi adalah ilmu yang mempelajari

tentang persamaan dan perbedaan geosfer dengan sudut kelingkungan dan

kewilayahan dalam konteks keruangan. Selanjutnya dijelaskan bahwa pada

hakikatnya pembelajaran geografi adalah aspek-aspek keruangan di permukaan

bumi yang merupakan keseluruhan gelaja alam kehidupan manusia dengan

(31)

Pada hakikatnya pembelajaran geografi terbagi menjadi dua yaitu indoor study

dan outdoor study. Indoor study adalah pembelajaran yang dilaksanakan dalam

ruang kelas, sedangkan outdorr study merupakan pembelajaran yang dilaksanakan

di luar ruang kelas. Berdasarkan penjelasan tersebut maka ruang lingkup

pembelajaran geografi adalah:

1. Alam lingkungan yang menjadi sumber daya kehidupan

2. Penyebaran manusia dengan ventilasi kehidupannya

3. Interaksi antara manusia dan lingkungan yang memberikan variasi

terhadap ciri khas tempat-tempat di permukaan bumi

4. Kesatuan regional yang merupakan perpaduan antara daratan, perairan dan

udara

3. Faktor-Faktor Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

1) Faktor internal

Faktor internal meliputi faktor keadaan fisik, faktor intelegensi, faktor

bakat, faktor minat, faktor keadaan emosi dan faktor gaya belajar

2) Faktor eksternal

Faktor eksternal meliputi guru, faktor teman, faktor orang tua dan faktor

lingkungan belajar.

4. Gaya Belajar

(32)

Dalam proses pembelajaran, seorang siswa biasanya menempuh cara yang

berbeda-beda dalam berusaha memahami suatu informasi/pelajaran. Hal ini terjadi

karena pada dasarnya setiap siswa itu adalah unik, yang artinya setiap siswa

memiliki perbedaan karakteristik dalam belajar. Salah satunya adalah perbedaan

dalam cara menyerap dan mengolah informasi/pelajaran yang biasa disebut

dengan gaya belajar.

Menurut Adi W. Gunawan (2003:139) gaya belajar adalah cara yang lebih disukai

seseorang dalam melakukan kegiatan berpikir, memproses dan memahami suatu

informasi. Sedangkan menurut M. Joko Susilo (2009:94) gaya belajar merupakan

cara yang cenderung dipilih seseorang untuk menerima informasi dari lingkungan

dan memproses informasi dari lingkungan tersebut. Selanjutnya Adrian (2004:3)

gaya belajar siswa adalah suatu sikap atau lagak yang dilakukan oleh seseorang

sebagai pencari, penerima pelajaran, dengan mempergunakan alat indranya.

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud gaya

belajar adalah cara yang konsisten yang lebih disukai seseorang dalam melakukan

kegiatan berpikir, menyerap informasi, memproses dan memahami serta

mengingat suatu informasi/pelajaran dengan menggunakan alat indranya.

(33)

Bobbi Deporter dan Mike Hernacki (1999:113) membagi gaya belajar berdasarkan

cara menerima informasi dengan mudah (modalitas) ke dalam 3 tipe, yaitu gaya

belajar tipe visual, tipe auditorial, dan tipe kinestetik.

Selanjutnya Rose dan Nicholl dalam Bobbi Deporter, dkk (2000:165) menyatakan

bahwa “semua orang memiliki ketiga tipe gaya belajar yang berdasarkan

modalitas tersebut, tetapi umumnya hanya ada satu gaya yang dominan”.

Pengkategorian ini tidak berarti bahwa individu hanya memiliki salah satu

karakteristik gaya belajar tertentu sehingga tidak memiliki karakteristik gaya

belajar yang lain. Pengkategorian ini hanya merupakan pedoman bahwa individu

memiliki salah satu karakteristik gaya belajar yang menonjol sehingga jika ia

mendapatkan rangsangan yang sesuai dalam belajar maka akan memudahkannya

dalam menyerap pelajaran.

Menurut Bobbi Deporter dan Mike Hernacki (1999:116), ciri-ciri perilaku belajar

orang yang bertipe gaya belajar visual, auditorial dan kinestetik adalah sebagai

berikut:

1. Gaya belajar tipe visual

Visual memiliki arti dapat dilihat dengan indra penglihatan; berdasarkan

penglihatan (Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1990:1004). Orang

yang memiliki gaya belajar visual, belajar dengan menitikberatkan ketajaman

penglihatan. Sehingga bagi siswa yang memiliki tipe gaya belajar visual, yang

memegang peranan penting adalah mata/indera penglihatan, hal ini disebabkan

karena kebutuhan yang tinggi untuk melihat dan menangkap informasi secara

(34)

diperlihatkan terlebih dahulu agar mereka paham. Gaya belajar visual banyak

mengakses citra visual (warna, diagram, video atau gambar).

Seseorang yang tipe gaya belajarnya visual, memiliki ciri-ciri perilaku belajar

sebagai berikut :

1. Rapi dan teratur 2. Teliti

3. Biasanya tidak mudah terganggu dengan keributan

4. Mudah mengingat apa yang dilihat daripada yang didengar 5. Lebih suka membaca daripada dibacakan

6. Mementingkan penampilan, baik dalam hal pakaian maupun presentasi 7. Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal, dan seringkali

meminta bantuan orang lain untuk mengulanginya 8. Pembaca cepat dan tekun

9. Lebih suka demonstrasi daripada berpidato 10. Mengingat dengan asosiasi visual

11. Sering menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat

12. Seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan, tetapi tidak pandai memilih kata-kata

(Bobbi Deporter dan Mike Hernacki, 1999:117)

Sejalan dengan ciri-ciri perilaku siswa dengan gaya belajar visual tersebut,

Suparlan (2004:31) menyatakan bahwa “untuk dapat memahami isi dari materi

pembelajaran, siswa yang memiliki gaya belajar visual biasanya mampu berpikir

dengan menggunakan gambar dan dapat belajar dengan baik melalui penglihatan,

yaitu seperti diagram, peta, ilustrasi teks dari buku, transparasi, dan video”.

Gaya belajar visual ini memiliki pengaruh terhadap prestasi belajar seseorang, hal

ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Bobbi Deporter & Mike Hernacki

(2008:142) bahwa”tidak ada satu cara berpikir atau modalitas manapun yang lebih

baik atau lebih buruk daripada yang lainnya. Mereka hanya berbeda saja. Setiap

cara dapat berhasil meningkatkan prestasi. Kuncinya menyadari gaya belajar yang

(35)

Berdasarkan pendapat Bobbi Deporter tersebut maka dapat diambil kesimpulan

bahwa gaya belajar visual dapat meningkatkan prestasi belajar.

2. Gaya belajar tipe auditorial

Orang yang memiliki gaya belajar auditorial lebih mudah menyerap informasi

melalui apa yang ia dengarkan. Karakteristik model belajar ini benar-benar

menempatkan pendengaran/telinga untuk menyerap informasi atau

pengetahuan. Artinya, untuk bisa mengingat dan memahami informasi dengan

mudah, yang bersangkutan haruslah mendengar informasi/pelajaran tersebut

lebih dulu. Gaya belajar auditorial mengakses segala bunyi dan kata (suara,

dialog, musik atau nada).

Seseorang yang tipe gaya belajarnya auditorial, memiliki ciri-ciri perilaku

belajar sebagai berikut:

1. Mudah terganggu oleh keributan

2. Menggerakkan bibir dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca 3. Senang membaca dengan keras dan mendengarkan

4. Berbicara dengan irama terpola

5. Merasa kesulitan dalam menulis, tetapi hebat dalam bercerita 6. Biasanya pembicara yang fasih

7. Belajar dengan cara mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan daripada apa yang dilihat

8. Suka berbicara, suka berdiskusi, dan menjelaskan sesuatu panjang lebar 9. Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan

visualisasi

(Bobbi Deporter dan Mike Hernacki, 1999:118)

Karakteristik gaya belajar auditorial ini sesuai dengan yang di ungkapkan Barbe

dalam M. Joko Susilo (2009:120)

(36)

bertanya dan tidak mudah puas dengan jawaban “tidak tahu” karena ia akan terus bertanya; emosinya mudah dikenali dengan suara yang makin keras atau cara ia memecahkan masalahnya dengan mencari teman berbicara; suka berbicara tapi sering tak sabar jika harus mendengar orang lain bicara”.

Gaya belajar auditorial ini memiliki pengaruh terhadap prestasi belajar seseorang,

hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Bobbi Deporter & Mike Hernacki

(2008:142) bahwa”tidak ada satu cara berpikir atau modalitas manapun yang lebih

baik atau lebih buruk daripada yang lainnya. Mereka hanya berbeda saja. Setiap

cara dapat meningkatkan prestasi. Kuncinya menyadari gaya belajar yang mana

yang paling berhasil dan juga mengembangkan yang lain-lainnya”. Berdasarkan

pendapat Bobbi Deporter tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa gaya

belajar auditorial dapat meningkatkan prestasi belajar.

3. Gaya belajar tipe kinestetik

Siswa yang bertipe gaya belajar kinestetik ini akan mudah menyerap informasi

yang cenderung untuk terlibat secara fisik dalam kegiatan pembelajaran yaitu

dengan bergerak, bekerja atau menyentuh. Karakter pertama adalah

menempatkan tangan sebagai alat penerima informasi utama agar bisa terus

mengingatnya. Karakter berikutnya gaya belajar ini merasa bisa belajar lebih

baik kalau prosesnya disertai kegiatan fisik.

Seseorang yang tipe gaya belajarnya kinestetik, memiliki ciri-ciri perilaku

belajar sebagai berikut:

1. Berbicara dengan perlahan

(37)

3. Selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak 4. Belajar melalui manipulasi dan praktik

5. Lebih memilih untuk menunjukkan daripada menjelaskan sesuatu 6. Menghapal dengan cara berjalan dan melihat

7. Menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca 8. Tidak dapat duduk diam dalam waktu lama

9. Tidak mudah terganggu dengan situasi keributan 10. Kemungkinan tulisannya jelek

11. Ingin melakukan segala sesuatu dalam satu waktu

12. Menyukai buku-buku yang berorientasi pada plot, mereka mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca

(Bobbi Deporter dan Mike Hernacki, 1999:119-120)

Sejalan dengan ciri-ciri perilaku siswa dengan gaya belajar kinestetik yang

diungkapkan Bobbi Deporter tersebut, Suparlan (2004:31) yang menyatakan

bahwa:

”Gaya belajar kinestetik memiliki karakteristik yaitu siswa dapat belajar dengan baik melalui penggunaan pendekatan tangan (tubuh) atau melakukan aktifitas fisik. Golongan ini lebih banyak belajar dengan melakukan (learning by doing) dengan menggunakan alat peraga dan praktik langsung ke lapangan karena lebih mudah bagi mereka mencerna dan memahami suatu konsep”.

Gaya belajar kinestetik ini memiliki pengaruh terhadap prestasi belajar seseorang,

hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Bobbi Deporter & Mike Hernacki

(2008:142) bahwa”tidak ada satu cara berpikir atau modalitas manapun yang lebih

baik atau lebih buruk daripada yang lainnya. Mereka hanya berbeda saja. Setiap

cara dapat meningkatkan prestasi. Kuncinya menyadari gaya belajar yang mana

yang paling berhasil dan juga mengembangkan yang lain-lainnya”. Berdasarkan

pendapat Bobbi Deporter tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa gaya

belajar kinestetik dapat meningkatkan prestasi belajar.

Selain ketiga tipe belajar tersebut, Bobbi Deporter juga mengatakan bahwa ada

(38)

visual-kinestetik, atau auditorial kinestetik dan juga bisa ketiga-tiganya tapi biasanya

terdapat satu gaya belajar yang mendominasi.

5. Prestasi Belajar

Kata prestasi berasal dari bahasa Belanda “prestatie” kemudian dalam bahasa

Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti hasil usaha.

Sehubungan dengan pengertian prestasi belajar menurut Oemar Hamalik

(2001:43), prestasi belajar adalah hasil usaha kegiatan yang dinyatakan dalam

bentuk simbol, angka, huruf atau kalimat yang mencerminkan hasil yang sudah

dicapai oleh setiap anak dalam satu periode tertentu. Kemudian pendapat lain

memberikan definisi prestasi belajar adalah hasil belajar yang telah dicapai dalam

suatu usaha kegiatan belajar dan perwujudannya dapat dilihat dari nilai yang

diperoleh setiap mengikuti tes (Abu Ahmadi, 2001:21).

Sedangkan menurut W.S Winkel (1996:102), prestasi belajar adalah hasil suatu

penilaian di bidang pengetahuan keterampilan dan sikap sebagai hasil belajar yang

dinyatakan dalam bentuk nilai. Selanjutnya Zainal Arifin (2003:3) menulis bahwa

prestasi belajar semakin terasa penting untuk dipermasalahkan, karena

mempunyai beberapa fungsi utama antara lain:

a. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang dikuasai anak didik

b. Prestasi belajar sebagai lambang kebanggan atas pencapaian belajar

c. Prestasi belajar dapat dijadikan pandangan bagi siswa untuk meningkatkan IPTEK guna meningkatkan mutu pendidikan

d. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator suatu institusi pendidikan

(39)

Dari beberapa pendapat mengenai prestasi belajar tersebut, dapat disimpulkan

bahwa prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai siswa berupa perubahan

tingkah laku setelah mengikuti pembelajaran yang diberikan dalam bentuk nilai

angka atau huruf dari guru kepada muridnya dalam suatu periode tertentu.

B. Kerangka Pikir

Setiap lembaga pendidikan pada setiap jenjang memiliki tujuan yang sama dalam

proses pembelajaran yaitu meningkatkan prestasi belajar siswa, begitu juga

dengan di SMA Mutiara Natar Lampung Selatan. Namun pada kenyataannya

prestasi belajar siswa di SMA Mutiara Natar khususnya Kelas XII IPS Tahun

Pelajaran 2010/2011 masih tergolong rendah.

Pada dasarnya prestasi belajar seorang siswa dipengaruhi oleh faktor internal dan

eksternal. Salah satu faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa

adalah gaya belajar. Gaya belajar merupakan cara yang cenderung dipilih

seseorang untuk menerima informasi dari lingkungan dan memproses informasi

dari lingkungan tersebut. Setiap individu menggunakan semua indera dalam

menyerap informasi. Tetapi secara umum individu mempunyai kecenderungan

lebih kuat atau dominan pada salah satu gaya belajar. Sebagian individu mudah

menangkap informasi dalam bentuk visual, sebagian yang lain menyukai belajar

dengan cara mendengarkan/gaya belajar auditorial dan sebagian yang lain lebih

nyaman dengan cara aktif dan interaktif/gaya belajar kinestetik.

Rendahnya prestasi belajar dan adanya perbedaan gaya belajar tersebut menarik

(40)

untuk mengetahui bagaimana hubungan antara gaya belajar visual, auditorial dan

kinestetik dengan prestasi belajar geografi siswa kelas XII IPS SMA Mutiara

Natar Tahun Pelajaran 2010/2011.

Berdasarkan uraian di atas, maka gambaran tentang kerangka pikir dapat dilihat

pada bagan kerangka pikir berikut ini.

Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir Penelitian

C. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan

penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Suharsimi Arikunto,

2006:64).

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : Gaya Belajar

Visual (X1) (X )

Prestasi Belajar Siswa (Y) Gaya Belajar

Auditorial (X2)

(41)

1. Ada hubungan antara gaya belajar visual dengan prestasi belajar geografi

siswa kelas XII IPS SMA Mutiara Natar Tahun Pelajaran 2010/2011.

2. Ada hubungan antara gaya belajar auditorial dengan prestasi belajar

geografi siswa kelas XII IPS SMA Mutiara Natar Tahun Pelajaran

2010/2011.

3. Ada hubungan antara gaya belajar kinestetik dengan prestasi belajar

geografi siswa kelas XII Jurusan IPS SMA Mutiara Natar Tahun Pelajaran

2010/2011.

4. Ada hubungan antara gaya belajar visual, auditorial dan kinestetik dengan

prestasi belajar geografi siswa kelas XII IPS SMA Mutiara Natar Tahun

(42)

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

korelasional. Menurut Sumadi Suryabrata (2003:82) metode penelitian

korelasional adalah penelitian yang menghubungkan satu variabel dengan variabel

lainnya. Metode ini bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara

satu variabel dengan variabel lain dan apabila ada hubungan, berapa eratnya

hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan tersebut.

Dengan menggunakan metode korelasional, penelitian ini bertujuan untuk

menjelaskan adanya hubungan antara gaya belajar visual, auditorial dan kinestetik

dengan prestasi belajar geografi siswa kelas XII IPS SMA Mutiara Natar

Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2010/2011.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2005:55) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri

dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

(43)

Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2006:130), pengertian populasi adalah

keseluruhan subjek penelitian.

Berdasarkan pengertian di atas, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh siswa kelas XII Jurusan IPS di SMA Mutiara Natar Tahun

Pelajaran 2010/2011 yang terdiri dari 2 kelas dan keseluruhannya berjumlah 75

siswa.

Tabel 2. Jumlah Populasi Penelitian Siswa Kelas XII IPS SMA Mutiara Natar Tahun Pelajaran2010/2011

No. Kelas Jumlah

1 XII IPS 1 39

2 XII IPS 2 36

Jumlah 75

Sumber: Dokumentasi Guru Mata Pelajaran Geografi Kelas XII IPS SMA Mutiara Natar Tahun Pelajaran 2010/2011

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2005:56) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik

yang dimiliki oleh populasi tersebut.Untuk menentukan jumlah sampel yang akan

diambil dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rumus T.Yamane sebagai

berikut:

= ( ) + 1 Dimana: n = Jumlah sampel

(44)

Dengan populasi 75 siswa dan presisi yang ditetapkan atau tingkat signifikansi

0,05 maka besarnya sampel pada penelitian ini adalah:

= 75 (0,05) + 175

= 1,187575

= 63,15

= 63 (dibulatkan)

Jadi banyaknya sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 63

siswa. Penentuan sampel dilakukan secara Proporsional Random Sampling.

Teknik proporsional digunakan untuk menentukan sampel pada tiap-tiap kelas.

Hal ini dilakukan dengan cara berikut:

Jumlah siswa tiap kelas

Jumlah sampel setiap kelas = x Jumlah Sampel Jumlah populasi

Tabel 3. Perhitungan Proporsional Sampel Penelitian Setiap Kelas

No. Kelas Jumlah Sampel

1. XII IPS 1 n = 39/75 x 63 33

2. XII IPS 2 n = 36/75 x 63 30

Jumlah 63

Sumber: Hasil Perhitungan Sampel Penelitian Tahun 2011

Berdasarkan tabel tersebut maka jumlah sampel yang akan digunakan dalam

penelitian ini sebanyak 63 siswa. Sedangkan cara memilih responden dilakukan

(45)

kertas kecil dan digulung. Kemudian dimasukkan ke dalam sebuah kaleng guna

dilakukan pengundian. Kaleng dikocok dan kertas undian dikeluarkan satu per

satu seperti dalam arisan. Nama yang tertera pada kertas yang terambil akan

dicatat dan dijadikan sampel penelitian. Nama yang sudah keluar tersebut tidak

dimasukkan kembali ke dalam kaleng melainkan diganti dengan kertas lain yang

kosong. Dengan cara yang sama dilakukan pengundian lagi untuk mendapatkan

nama lain sampai sampelnya terpenuhi dengan jumlah 63 siswa.

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

1. Variabel Penelitian

Variabel penelitian merupakan segala sesuatu yang menjadi objek pengamatan

penelitian, sering pula dinyatakan variabel penelitian ini sebagai faktor-faktor

yang berperanan dalam peristiwa atau gejala-gejala yang akan diteliti (Sumadi

Suryabrata, 2003:72).

Adapun variabel dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel bebas (X)

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain. Dalam

penelitian ini variabel bebasnya adalah gaya belajar visual (X1), gaya

belajar auditorial (X2) dan gaya belajar kinestetik (X3).

2. Variabel terikat (Y)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain.

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar mata pelajaran

(46)

2. Definisi Operasional Variabel

Menurut Masri Singarimbun (2006:46) definisi operasional dapat diartikan

sebagai unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana cara mengukur suatu

variabel, dengan kata lain definisi operasional adalah semacam petunjuk

pelaksana bagaimana cara mengukur suatu variabel penelitian. Adapun definisi

operasional variabel dalam penelitian ini adalah :

2.1 Gaya Belajar Visual

Gaya belajar visual yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sikap atau cara

seseorang dalam berusaha menerima informasi/pelajaran dengan cara visualitas

yaitu kebutuhan melihat segala sesuatu informasi secara visual.

Variabel gaya belajar visual diukur melalui beberapa indikator, yaitu sebagai

berikut:

13.Rapi dan teratur 14.Teliti

15.Biasanya tidak mudah terganggu dengan keributan

16.Mudah mengingat apa yang dilihat daripada yang didengar 17.Lebih suka membaca daripada dibacakan

18.Mementingkan penampilan, baik dalam hal pakaian maupun presentasi 19.Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal, dan seringkali

meminta bantuan orang lain untuk mengulanginya 20.Pembaca cepat dan tekun

21.Lebih suka demonstrasi daripada berpidato 22.Mengingat dengan asosiasi visual

23.Sering menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat

24.Seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan, tetapi tidak pandai memilih kata-kata

(47)

Jumlah pernyataan mengenai gaya belajar visual ini sebanyak 13 soal. Skala

pengukuran yang digunakan adalah skala likert. Setiap jawaban dihubungkan

dengan bentuk pernyataan yang diungkapkan dengan kata-kata sangat sering,

sering, jarang, sangat jarang dan tidak pernah. Adapun pemberian skor untuk

masing-masing jenis pernyataan adalah sebagai berikut: Sangat sering (5), Sering

(4), Jarang (3), Sangat jarang (2), dan Tidak pernah (1).

Karena gaya belajar merupakan suatu sikap, maka gaya belajar visual ini dapat

dikategorikan sebagai berikut:

- Skor gaya belajar visual sangat tinggi

- Skor gaya belajar visual tinggi

- Skor gaya belajar visual sedang

- Skor gaya belajar visual rendah

- Skor gaya belajar visual sangat rendah

2.2. Gaya Belajar Auditorial

Gaya belajar auditorial yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sikap atau cara

seseorang dalam berusaha menerima informasi/pelajaran yang berhubungan

dengan pendengaran. Karakteristik gaya belajar ini menempatkan pendengaran

sebagai alat utama dalam menyerap informasi.

Variabel gaya belajar auditorial diukur melalui beberapa indikator, yaitu sebagai

(48)

10.Mudah terganggu oleh keributan

11.Menggerakkan bibir dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca 12.Senang membaca dengan keras dan mendengarkan

13.Berbicara dengan irama terpola

14.Merasa kesulitan dalam menulis, tetapi hebat dalam bercerita 15.Biasanya pembicara yang fasih

16.Belajar dengan cara mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan daripada apa yang dilihat

17.Suka berbicara, suka berdiskusi, dan menjelaskan sesuatu panjang lebar 18.Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan

visualisasi

(Bobbi Deporter dan Mike Hernacki, 1999:118)

Jumlah pernyataan mengenai gaya belajar auditorial ini sebanyak 13 soal. Skala

pengukuran yang digunakan adalah skala likert. Setiap jawaban dihubungkan

dengan bentuk pernyataan yang diungkapkan dengan kata-kata sangat sering,

sering, jarang, sangat jarang dan tidak pernah. Adapun pemberian skor untuk

masing-masing jenis pernyataan adalah sebagai berikut: Sangat sering (5), Sering

(4), Jarang (3), Sangat jarang (2), dan Tidak pernah (1).

Karena gaya belajar merupakan suatu sikap, maka gaya belajar auditorial ini dapat

dikategorikan sebagai berikut:

- Skor gaya belajar auditorial sangat tinggi

- Skor gaya belajar auditorial tinggi

- Skor gaya belajar auditorial sedang

- Skor gaya belajar auditorial rendah

(49)

2.3 Gaya Belajar Kinestetik

Gaya belajar kinestetik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sikap atau cara

seseorang dalam berusaha menerima informasi/pelajaran yang memiliki

kecenderungan untuk terlibat secara fisik dalam kegiatan pembelajaran yaitu

bergerak, bekerja atau menyentuh.

Variabel gaya belajar kinestetik diukur melalui beberapa indikator, yaitu sebagai

berikut:

13.Berbicara dengan perlahan

14.Mengerjakan segala sesuatu yang memungkinkan tangannya aktif 15.Selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak

16.Belajar melalui manipulasi dan praktik

17.Lebih memilih untuk menunjukkan daripada menjelaskan sesuatu 18.Menghapal dengan cara berjalan dan melihat

19.Menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca 20.Tidak dapat duduk diam dalam waktu lama

21.Tidak mudah terganggu dengan situasi keributan 22.Kemungkinan tulisannya jelek

23.Ingin melakukan segala sesuatu dalam satu waktu

24.Menyukai buku-buku yang berorientasi pada plot, mereka mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca

(Bobbi Deporter dan Mike Hernacki, 1999:119-120)

Jumlah pernyataan mengenai gaya belajar kinestetik ini sebanyak 13 soal. Skala

pengukuran yang digunakan adalah skala likert. Setiap jawaban dihubungkan

dengan bentuk pernyataan yang diungkapkan dengan kata-kata sangat sering,

sering, jarang, sangat jarang dan tidak pernah. Adapun pemberian skor untuk

masing-masing jenis pernyataan adalah sebagai berikut: Sangat sering (5), Sering

(4), Jarang (3), Sangat jarang (2), dan Tidak pernah (1).

Karena gaya belajar merupakan suatu sikap, maka gaya belajar kinestetik ini dapat

(50)

- Skor gaya belajar kinestetik sangat tinggi

- Skor gaya belajar kinestetik tinggi

- Skor gaya belajar kinestetik sedang

- Skor gaya belajar kinestetik rendah

- Skor gaya belajar kinestetik sangat rendah

Sedangkan untuk mengetahui tipe gaya belajar mana yang dominan, digunakan

angket yang dapat mengukur ketiga gaya belajar tersebut. Dengan demikian dari

setiap jawaban responden dapat diperoleh jumlah skor untuk setiap kelompok

butir tipe gaya belajar. Gaya belajar siswa akan diketahui dari jumlah skor total

tertinggi yang diperoleh, dengan kategori sebagai berikut:

1. Dikategorikan sebagai gaya belajar visual, jika jumlah skor total pernyataan

gaya belajar visual lebih tinggi jika dibandingkan dengan jumlah skor total

pernyataan gaya belajar auditorial dan kinestetik.

2. Dikategorikan sebagai gaya belajar auditorial, jika jumlah skor total

pernyataan gaya belajar auditorial lebih tinggi jika dibandingkan dengan

jumlah skor total pernyataan gaya belajar visual dan kinestetik.

3. Dikategorikan sebagai gaya belajar kinestetik, jika jumlah skor total

pernyataan gaya belajar kinestetik lebih tinggi jika dibandingkan dengan

(51)

d. Prestasi Belajar

Prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai yang diperoleh

responden setelah mengisi soal tes yang diberikan oleh peneliti. Soal yang

diberikan oleh peneliti merupakan bentuk soal pilihan ganda dengan jumlah 40

soal. Soal tersebut sudah di uji coba terlebih dahulu kepada 10 siswa di luar

sampel. Adapun langkah-langkah untuk mengolah prestasi belajar adalah sebagai

berikut:

1. Menghitung jumlah skor benar yang diperoleh siswa dari 40 soal yang

diteskan. Sehingga diketahui nilai tertinggi dan nilai terendah yang

diperoleh siswa.

2. Menentukan angka terendah yang menyatakan keberhasilan belajar atau

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu:

< 62 = Tidak tuntas

≥ 62 = Tuntas

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan teknik angket, teknik tes dan teknik dokumentasi.

1. Teknik Angket

Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh

informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang

(52)

Dalam penelitian ini teknik angket digunakan untuk memperoleh data langsung

dari responden/data primer yang berupa data gaya belajar yang dimiliki siswa

antara lain gaya belajar tipe visual, auditorial dan kinestetik.

Angket ini dibuat oleh peneliti dengan jumlah 45 soal mengenai gaya belajar

visual, gaya belajar auditorial dan gaya belajar kinestetik. Masing-masing gaya

belajar terdiri dari 15 pertanyaan, sehingga jumlah total soal adalah 45 soal.

Setelah peneliti ujicobakan pada tanggal 10 Februari 2011 pada 10 siswa yang

bukan termasuk sampel. Secara teknisnya pelaksanaan ujicoba angket ini

dilakukan selama 1 hari dan pelaksanaannya berada di Kelas XII IPS SMA

Mutiara Natar Lampung Selatan. Angket diberikan secara perorangan oleh

peneliti agar dapat diamati langsung dan diisi oleh responden, angket tersebut

tidak dibawa pulang oleh responden dan responden langsung dapat mengisi

angket di kelas tersebut, dan juga dalam menjawab angket tersebut langsung dapat

diisi dengan memberi tanda checklist (√) pada jawaban yang dipilih responden.

Pada awalnya kuesioner terdiri dari 45 soal yang terdiri dari 15 soal untuk variabel

gaya belajar visual, 15 soal gaya belajar auditorial dan 15 soal gaya belajar

kinestetik. Namun setelah dilakukan ujicoba dan dilakukan perhitungan uji

validitas dan reliabilitas dengan menggunakan SPSS (Statistical Product and

Service Solution) Versi 16.0 ternyata ada beberapa soal yang tidak valid dengan

perincian sebagai berikut:

1. Untuk gaya belajar visual, dari 15 soal yang diujicobakan semuanya valid

dan reliabel. Tetapi agar jumlah soal setiap variabel sama/seimbang, maka

(53)

dibuang dengan pertimbangan bahwa secara perhitungan memang valid

tetapi

r

hitungnya hampir mendekati tidak valid. Sehingga jumlah soal

yang valid dan akan digunakan sebagai penelitian adalah 13 soal.

2. Untuk gaya belajar auditorial, dari 15 soal yang diujicobakan terdapat 1

soal yang tidak valid yaitu soal nomor 4. Tetapi agar jumlah soal setiap

variabel sama/seimbang maka untuk soal nomor 6 dibuang. Dipilihnya

soal nomor 6 tersebut untuk dibuang dengan pertimbangan bahwa secara

perhitungan memang valid tetapi

r

hitungnya hampir mendekati tidak

valid. Sehingga jumlah soal yang valid dan akan digunakan sebagai

penelitian adalah 13 soal.

3. Untuk gaya belajar kinestetik, dari 15 soal yang diujicobakan terdapat 2

soal yang tidak valid yaitu soal nomor 1 dan 13. Kedua soal yang tidak

valid tersebut di buang, artinya tidak diguanakan sebagai penelitian. Jadi

jumlah soal yang valid dan akan digunakan sebagai penelitian adalah 13

soal.

2. Teknik Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk

menukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang

dimiliki individu atau kelompok (Suharsimi Arikunto, 2006:150). Ditinjau dari

sasaran atau objek yang akan dievaluasi, tes yang digunakan dalam penelitian ini

adalah tes prestasi (achievement test) yaitu tes yang digunakan untuk mengukur

(54)

Tes prestasi ini dibuat oleh peneliti dengan jumlah 50 soal dengan pokok materi

tentang Prinsip-Prinsip Dasar Pembuatan Peta dan Industri dan terdiri dari 5

alternatif jawaban. Soal-soal tersebut juga diujicobakan pada 10 siswa yang sama

pada waktu melakukan ujicoba angket. Tes diberikan secara perorangan oleh

peneliti dan dijawab oleh responden, tes tersebut tidak dibawa pulang oleh

responden dan responden langsung dapat menjawab di kelas tersebut. Dalam

menjawab tes tersebut, responden diminta untuk memberi tanda silang (X) pada

jawaban yang dipilih responden.

Pada awalnya tes prestasi terdiri dari 50 soal. Namun setelah dilakukan ujicoba

dan dilakukan perhitungan uji validitas dan reliabilitas dengan menggunakan

SPSS (Statistical Product and Service Solution) Versi 16.0, ternyata ada 10 soal

yang tidak valid. Soal yang tidak valid tersebut adalah nomor 5, 12, 19, 20, 22, 23,

27, 36, 37, dan 43. Soal-soal yang tidak valid tersebut dibuang, artinya tidak akan

digunakan dalam penelitian. Sehingga jumlah soal yang valid dan akan digunakan

sebagai penelitian adalah sebanyak 40 soal.

3. Teknik Dokumentasi

Teknik dokumentasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan mengutip

sumber catatan yang telah ada. Di dalam melaksanakan teknik dokumentasi,

peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen,

peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya (Suharsimi

(55)

Teknik dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data

tentang sejarah berdirinya dan keadaan SMA Mutiara Natar, jumlah guru, jumlah

siswa serta data lain yang mendukung penelitian ini.

E. Uji Persyaratan Instrumen

1. Angket

1.1 Uji Validitas Angket

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau

kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sah mempunyai

validitas yang tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki

validitas rendah (Suharsimi Arikunto, 2006:168).

Uji validitas angket dilakukan pada 10 responden yang termasuk dalam populasi

tetapi di luar sampel. Untuk mengukur tingkat validitas angket dalam penelitian

ini digunakan rumus korelasi Pearson Product Moment yang menyatakan

hubungan skor masing-masing pertanyaan dengan skor total. Adapun rumus

korelasi Pearson Product Moment sebagai berikut:

Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y X = Skor tiap item soal

Y = Skor total

(56)

Dalam penelitian ini penghitungan uji validitas angket dibantu dengan

menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) Versi

16.0, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

- Masuk program SPSS

- Klik variabel view pada SPSS data editor

- Pada kolom name ketik item 1 sampai item 15 (jumlah soal dalam angket), kemudian terakhir ketikkan skortot (skor total didapat dari penjumlahan item 1 sampai 15)

- Pada kolom Desimals angka ganti menjadi 0 untuk seluruh item - Untuk kolom-kolom lainnya boleh dihiraukan (isian default) - Buka data view pada SPSS editor

- Ketikkan data sesuai dengan variabelnya, untuk skortot ketikkan skor totalnya

- Klik Analyze – Correlate – Bivariate

- Klik semua variabel dan masukkan ke kotak variabels - Klik OK.

(Duwi Priyatno, 2008:19)

Dari hasil perhitungan validitas instrumen bahwa dari 45 soal secara keseluruhan

terdapat 6 soal yang tidak valid dengan perincian pada tabel berikut ini.

Tabel 4. Hasil Uji Validitas Angket Penelitian Tahun 2011

No Soal Untuk

Variabel Jumlah Soal Sebelum

Tidak Valid Soal valid Jumlah

1. Gaya Belajar

(57)

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa dari 45 soal yang diuji cobakan,

hasilnya masing-masing variabel memiliki 2 soal yang tidak valid. Sehingga total

soal yang tidak valid sebanyak 6 soal. Untuk mengetahui apakah angket yang

digunakan valid atau tidak, maka rhitung yang telah diperoleh dikonsultasikan

dengan rtabel Product Moment dengan taraf signifikan 5%. Apabila rhitung ≥ rtabel

maka instrumen dikatakan valid dan apabila rhitung < rtabel maka instrumen tersebut

dikatakan tidak valid. Dengan demikian item angket yang dinyatakan valid secara

keseluruhan ada 39 item. Item-item yang valid tersebut akan digunakan sebagai

instrumen dalam penelitian, sedangkan item yang tidak valid akan dibuang dan

tidak akan digunakan sebagai instrumen dalam penelitian. Untuk mengetahui

lebih lengkap mengenai hasil dari uji validitas angket dapat dilihat pada Lampiran

3.

1.2 Uji Reliabilitas Angket

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat

dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut

sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan

responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen yang sudah dapat

dipercaya yaitu yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga.

Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berulang kali

pun diambil, tetap akan sama. Reliabilitas menunjuk pada tingkat ketrandalan

sesuatu. Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan (Suharsimi

Gambar

Tabel 1. Prestasi Belajar Geografi Siswa Kelas XII IPS SMA Mutiara Natar Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2010/2011
Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir Penelitian
Tabel 2. Jumlah Populasi Penelitian Siswa Kelas XII IPS SMA Mutiara Natar              Tahun Pelajaran2010/2011
Tabel 3. Perhitungan Proporsional Sampel Penelitian Setiap Kelas
+5

Referensi

Dokumen terkait

[r]

“Introductory Workshop on Economic Education for Senior High School Economics Teachers in Yogyakarta, Indonesia”. Pengenalan Metode Pembelajaran Materi Ekonomi untuk Guru SMA

Dalam pendidikan agribisnis, awalnya hanya ada pendidikan pertanian yang merefleksikan kata pertanian itu sendiri.. Di situ hanya ada

Musi Banyuasin Tahun Anggaran 2012, dengan kami ini minta kepada Saudara Direktur untuk hadir dalam melakukan Pembuktian Kualifikasi dengan membawa berkas asli data perusahaan pada

Therefore, in this thesis the writer will study about the character’s psychological problems, which are insanity and a decision to commit suicide, and how those

The SPSS syntax file (igrowup.sps) calculates z-scores for the nine anthropometric indicators, weight-for-age, length/height-for-age, weight-for- length, weight-for-height, body

Panjang maksimum tiap segitiga sama sisi yang dapat masuk ke dalam lingkaran dengan diameter 2 8 cm adalah.. Luas daerah yang diarsir pada gambar

Diantara contoh prinsip kebebasan yang diatur dalam syari’at Islam antara lain penghapusan perbudakan sesama manusia, penghormatan atas tiap muslim, pemeliharaan atas hak-hak