SURAT
KETERANGAN
PENYERAHAN
HAK EKSKLUSIF
Bahwa yang bertanda tangan dibawah ini, penulis dan pihak perusahaan tempat penelitian, bersedia :
"Bahwa hasil penelitian dapat dionlinekan sesuai dengan peraturan yang berlaku, untuk kepentingan riset dan pendidikan".
Bandung, 12 September 2013
S v a i k h A l i A h m a d N I M :1 . 0 4 . 0 8 . 0 1 5
Curriculum Vitae
Personalia
Full Name : Syaikh Ali Achmad Date of Birth : 06/03/1990 Nationality : Indonesian
Current Address : Flores street No.1, Bandung Phone : +62 22 4241041
E-Mail : ali11achmad@gmail.com
Education
1996-2002 : SDN 35 Parepare
2002-2005 : MTs Alzaytun International School 2005-2008 : MA Alzaytun International School 2008-2013 : Indonesian Computer University
Seminar & Workshop
Organizational Experience 2007-2012
2007 : Organisasi Pelajar Al-Zaytun (OPAZ) divisi Kesejahtraan 2008 : LK 1 Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)
2009 : Anggota Himpunan Mahasiswa Arsitektur Unikom
2010 : Pengurus Asrama Sulawesi Selatan Lontara, divisi Hubungan Masyarakat 2011 : Ketua Himpunan Mahasiswa Arsitektur Unikom
2011 : Delegasi Forum Ikatan Mahasiswa Arsitektur (FIMA) Jawa Barat 2011 : Peserta Forum (FK TKI MAI) Mahasiswa Arsitektur Indonesia 2012 : Ketua Asrama Mahasiswa Sulawesi Selatan Lontara
Riset Experience
Penelitian Pengaruh Arsitektur Pada Tingkah Laku Anak, di Desa Karang Antu, Banten, 2011
Work Experience 2010-2013
Designer Interior of PT. Dheza Art, Bandung 2010 Senior Designer Interior of PT. Dheza Art, Bandung 2011 Designer Art of PT. Amura Pratama, Bandung & Makassar 2012 Designer Architecture and Interior of PT. BITA, Bandung 2013
Manager Art & Design Photoghaphy of MagnusNesia Production, Bandung 2013
Knowledge
General: • Design
o6years of experience with Photoshop on Weapon and Prop Texturing o4years of Vector Design with Illustrator and Corel Draw
o4years of 3D Modelling Experience with SketchUp, Autocad, 3DsMax o4 years of 3D Rendering with V-Ray, Twilight
• Photography & Videofraphy
o3 years of experience journey on Indonesia
o1 years photografer on MagnusNesia Production House
Software:
oPhotoshop oIllustrator oDreamweaver oInDesign oLight Room
• AutoDesk
o3DsMax2009-2012 oAutocad2000-2013
oSketchUp6-13
• Microsoft oWord oExel
oPower Point oPublisher
Language Knowledge
R
R
E
E
-
-
D
D
E
E
S
S
A
A
I
I
N
N
S
S
A ARR
S SEE
S
Seebbaagg
J
JUURRUU
F
FAAKKUULL
U
UNNIIVV
N
N
G
G
.
.
O
O
.
.
R
R
S
S
A
A
P
P
A
A
R
R
U
U
A
A
B
B
A
A
N
N
D
D
U
U
N
N
S
S
TR
T
RU
UC
CT
TU
UR
RE
E
E
EX
XP
PO
OS
S
E
E
L
LAAPPOORRAANNPPEERRAANNCCAANNGGAANN R
R3388331133SS––SSTTUUDDIIOOTTUUGGAASSAAKKHHIIRR E
EMMEESSTTEERRVVIIIIIITTAAHHUUNN22001122//22001133
g
gaaiiPPeerrssyyaarraattaannuunnttuukkMMeemmppeerroolleehhGGeellaarr S
SaarrjjaannaaTTeekknniikkAArrssiitteekkttuurr
O
Olleehh::
S
Sy
y
a
a
ik
i
kh
h
A
Al
li
i
A
Ac
ch
h
ma
m
ad
d
1
1
0
0
4
4
0
0
8
8
0
01
19
9
U
USSAANNTTEEKKNNIIKKAARRSSIITTEEKKTTUURR
L
LTTAASSTTEEKKNNIIKKDDAANNIILLMMUUKKOOMMPPUUTTEERR
V
VEERRSSIITTAASSKKOOMMPPUUTTEERRIINNDDOONNEESSIIAA T
TAAHHUUNN22001133
R
R
E
E
-
-
D
D
E
E
S
S
A
A
I
I
N
N
S
S
Ketua Jurusan,
Dr. Salmon P. Martana NIK. 4127 70 12
Ketua Jurusan,
Dr. Salmon P. Martana NIK. 4127 70 12
L
LEEMMBBAARRPPEERRSSEETTUUJJUUAANN L
LAAPPOORRAANNTTUUGGAASSAAKKHHIIRR
N
N
G
G
.
.
O
O
.
.
R
R
S
S
A
A
P
P
A
A
R
R
U
U
A
A
B
B
A
A
N
N
D
D
U
U
N
N
S
S
TR
T
RU
UC
CT
TU
UR
RE
E
E
EX
XP
PO
OS
S
E
E
O
Olleehh::
S
Sy
y
a
a
ik
i
kh
h
A
Al
li
i
A
Ac
ch
h
ma
m
ad
d
1
1
0
0
4
4
0
0
8
8
0
01
19
9
D
DiisseettuujjuuiiddiiBBaanndduunngg,,MMaarreett22001133 O
Olleehh::
Dosen Pembimbing,
na., ST., MT. 12 011
Dr. Andi Harapan., NIK. 4127 70 1
M
Meennggeettaahhuuii::
n, Peminpin Sidang,
na., ST., MT. 12 011
Dhini Dewiyanti Tant NIK. 4127 70 1
N
N
G
G
., ST., MT. 12 015
Structure Expose
v
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur penulis panjatkan atas karunia Allah SWT, atas rahmat dan
hidayah-Nya yang selalu diberikan kepada hamba-hidayah-Nya sehingga laporan tugas akhir ini dapat
terselesaikan dengan sebaik-baiknya. Dengan segala segala hambatan yang ada, menjadikan
penulis lebih dewasa dan lebih bersyukur lagi.
Laporan tugas akhir ini diberi judul Re-desain GOR Saprua Bandung ini merupakan
penjabaran desain dari segala permasalahan yang ditemui di lapangan dan dikombinasikan
dengan arahan dosen pembimbing penulis, yang merupakan persyaratan utama untuk
menyelesaikan studi program S1 Teknik Arsitektur di Kampus Universitas Komputer Indonesia,
bandung.
Dari semua pengalaman dan hambatan yang dialami setelah menyelesaikan Studio
Tugas Akhir, penulis berusaha merangkum semua arahan dan masukan. Laporan ini diharapkan
berguna bagi teman-teman mahasiswa yang menempuh program studi S1 Arsitektur. Serta
dapat digunakan sebaik-baiknya guna kepentingan pendidikan.
Dalam kesempatan tertulis ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
sebesar- esar ya atas segala duku ga , i i ga , da do’a sela a Tugas Akhir erla gsu g,
terutama kepada Bapak Dr. Andi Harapan., ST., MT selaku dosen pembimbing Studio Tugas
Akhir yang telah banyak sekali meluangkan waktu serta pikiran selama proses Studio Tugas
Akhir ini berlangsung, hingga proses akhir penulisan laporan ini. Serta kepada beberapa pihak,
diantaranya :
Bapak Dr. Salmon P. Martana., ST., MT , selaku ketua jurusan Teknik Arsitektur Unikom,
yang telah banyak mendukung dalam Studio Tugas Akhir.
Ibu Dhini D. Tantarto., Ir., MT , selaku koordinator tugas akhir serta dosen penguji yang
Structure Expose
vi
Ibu Wanita Subadra Abioso., Ir., MT , Bapak Rahi Sukardi, Ir., MT , selaku dosen penguji
selama proses siding Studio Tugas Akhir yang telah memberikan kritikan dan saran yang
membangun,
Ayahanda Mardin, SE , terimakasih telah memberikan semua kepercayaan, dukungan
serta do’a ya da juga kepada I u da ter i ta Mardawiah ya g telah e erika kasih
sayang ya sela a hidupku, serta do’a ya g ter aik sepa ja g hari.
Teman-teman MAI, FIMA Jabar yang memberikan motivasi serta candaan segarnya.
Sodara-sodaraku tersayang di Asrama Mahasiswa Sulawesi Selatan Lontara, 23 orang
terasa keluarga super besar tanpa ada sunyi sedetikpun di Asrama.
Sodara-sodaraku Alumni Alzaytun 2008, Fortuned Bandung, yang rajin mengunjungi
dengan tidak terencana ke Asrama. [Stay together]
Rekan-rekan Arsitektur 2008 yang semakin kompak dan dewasa, semoga cepat
menyelesaikan pendidikannya di Program Studi Arsitektur Unikom.
Kakak-kakak dan adik-adik di Jurusan Arsitektur Unikom, pertahankan Etika sebagai
sarjana yang baik dan benar.
Segala pihak yang membantu baik secara langsung dan tidak langsung selama proses
Studio Tugas Akhir berlangsung.
Penulis menyadari, dalam proses penulisan ini masih banyak kekurangan dan masih jauh
dari sempurna. Untuk penyempurnaan penulisan dan penunjang pendidikan, maka kritik dan
saran akan sangat membantu dikemudian hari. Akhir kata penulis mengharapkan, semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi segala pihak yang membutuhkan referensi untuk
kepentingan pendidikan dalam bidang Arsitektur di Kampus UNIKOM.
Bandung, Juni 2013
Structure Expose
vii
DAFTAR ISI
Kop Judul ………. i
Lembar Pengesahan ………... ii
Abstrak ………. iii
Kata Pengantar ……… iv
Daftar Isi ………. v
Daftar Gambar ………... vi
Daftar Tabel ………. vii
BAB 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang ……….. 1
1.2 Maksud dan Tujuan ……….. 2
1.3 Masalah dan Potensi Perancangan Tapak ……….. 3
1.4 Pendekatan ………. 5
1.5 Ruang Lingkup Pembahasan ……….. 7
1.6 Kerangka Berfikir ……….. 9
1.7 Sistematika Pembahasan ……….. 10
BAB 2. Deskripsi Proyek 2.1 Data Umum Proyek ………. 11
2.2 Fasilitas ………. 12
2.3 Program Kegiatan ……….. 14
2.4 Kebutuhan Ruang ……….. 17
Structure Expose
viii
BAB. 3 Elaborasi Tema
3.1 Pengertian Tema ……….. 25
3.2 Interpretasi Tema ……… 27
3.3 Studi Literatur Proyek Sejenis ……….. 29
BAB. 4 Analisis 4.1 Analisis Fungsional Bangunan ……… 34
4.1.1 Organisasi Ruang ……… 34
4.1.2 Ruang Yang Perlu Ditambahkan ………. 35
4.1.3 Peraturan Standar Perancangan ………... 36
4.2 Analisis Kondisi Lingkungan ……….. 41
4.2.1 Kondisi EksistingSekitar ………. 43
4.2.2 Tata Guna Lahan ……….. 44
4.2.3 Aksessibilitas ……… 44
4.2.4 Fasilitas Umum ……….. 46
BAB. 5 Konsep Perancangan 5.1 Konsep Dasar Desain ……… 47
5.2 Konsep Rencana Tapak ……….. 51
5.3 Konsep Massa Bangunan ……….. 52
5.4 Konsep Sirkulasi dalam Tapak ……… 53
5.5 Konsep Ruang Terbuka dan Tata Hijau ……… 55
BAB. 6 Desain Perancangan 6.1 Identitas Proyek ……… 56
6.1.1 Peta Situasi ……… 57
Structure Expose
ix
6.2.1 Desain Perancangan Tapak ………. 58
6.2.2 Desain Perancangan Bangunan ……… 59
6.2.3 Desain Ruang Terbuka dan Tata Hijau ……….. 62
6.2.4 Desain Fasilitas Umum ………. 65
6.2.5 Perspektif Eksterior Tapak ………. 67
6.2.6 Perspektif Interior Bangunan ………. 68
Daftar Pustaka ………... 69
DAFTAR PUSTAKA
Frick H, FX Bambang Suskiyanto, (1998), Dasar-dasar Eko-arsitektur,
Penerbit Kanisius,Yogyakarta.
Neufert, Ernst, (202), Data Arsitek¸jilid II Edisi 33
www.wikipedia.org/Basket-Arena-London
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Perkembangan dan prestasi Indonesia dalam bidang olahraga sangat
memprihatinkan, tidak ada lagi generasi penerus dari atlet-atlet legendaris Indonesia
yang dulu pernah mengharumkan nama bangsa di kancah internasional. Hal ini
sejalan dengan sarana dan prasarana olahraga, yang diperuntukkan untuk para atlet
kebanggaan negeri. Telah banyak fasilitas olahraga yang sudah tidak layak lagi
digunakan, fasilitas yang tidak terawatt, kondisi fisik yang sudah termkan usia,
kapasitas yang kurang memadahi hingga tingkat kwalitas ruang yang tidak sesuai
dengan standar internasional.
Saat ini ada sekitar ribuan gelanggang olahraga yang terdaftar oleh
kementrian olahraga Republik Indonesia, dan ada sekitar 45% gelanggang olahraga
yang perlu mendapat perhatian khusus. Untuk wilayah Jawa Barat sendiri, sudah
terdapat beberapa gelanggang olahraga yang telah memenuhi standar Indonesia.
Pada pembahasan mengenai gelanggang olahraga kali ini, pembahasan dikhususkan
untuk Kotamadya Bandung. Masih kurangnya gelanggang yang memenuhi standar
yang ada, apalagi kota Bandung merupakan kota terpadat di Jawa Barat. Karena
semakin berkurangnya lahan yang strategis dan luas d kodya bandung, maka sangat
susah untuk lahan dengan peruntukan sebagai sebuah gelanggang olahraga. Karena
alasan tersebut, dan diperkuat dengan telah adanya gelanggang olahraga yang
berada di pusat kota serta lahan yang strategis, maka alangkah baiknya jika
gelanggang diarahkan kearah desain ulang saja. Untuk mengoptimalkan space yang
sudah ada itu, maka gelanggang olahraga tidak lagi dibangun gedung baru,
melainkan memilah yang telah ada dan dirubah menuju ke fasilitas yang lebih baik
dan memenuhi standar internasional.
Dari pembahasan di atas ditarik sebuah kesimpulan, alangkah lebih baiknya
namun perlu dilakukan beberapa perbaikan. Dengan memperhatikan segala aspek
perancangan, dari fisik dan non-fisik rancangan.
Gelanggang olahraga Saparua Bandung, merupakan GOR untuk cabang
olahraga Basket. Dan digunakan sebagai tempat pelatihan bagi atlet Jawa Barat.
dengan pertimbangan-pertimbangan diatas, maka yang menjadi objek perbaikan
re-desain adalah GOR Saparua Bandung.
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN
MAKSUD
Merancang sebuah gelangang olahraga yang baik, perancangan ini
merupakan pekerjaan yang cukup berat mengingat, telah terdapat standar-standar
perancangan yang diatur oleh undang-undang Standar Nasional Indonesia (SNI),
mengenai segala yang diperuntukkan,mulai dari fisik hingga non-fisik rancangan.
TUJUAN
Tujuan Umum
Merancang sebuah fasilitas olahraga berupa gelanggang olahraga yang
memenuhi standar, dengan tetap memperhatikan segala aspek perancangan, baro
meter rancangan yang disesuaikan dengan konsisi eksisting tapak
Tujuan Perancangan
A. Memberikan fasilitas olahraga yang memenuhi standar perancangan, meliputi
segala aspek rancangan.
B. Merancang sebuah fasilitas yang menjadi tempat berinteraksinya sesame atlet,
tetapi tidak menutupkemungkinan juga bagi masyarakat umum.
C. Merancang kembali gedung yang telah ada, dan diharapkan dapat
mengembalikan kejayaan gedung dimasa lalu.
1.3 MASALAH DAN POTENSI PERANCANGAN
Dari hasil pengamatan secara berkala, gelanggang olahraga Saparua
Bandung, telah mulai ditinggalkan oleh masyarakat, dikarenakan kondisinya yang
sudah kurang nyaman lagi untuk berolahraga, diantara beberapa permasalahan :
o Paling utama adalah dana dari pemerintah sebagai pihak penyedia,
sangat terbatas bahkan untuk pemeliharaan saja sangat minim.
o Kurangnya kepedulian dari pemerintah dan pengguna fasilitas untuk
menggunakan fasilitas dengan baik dan sewajarnya.
o Karena berada ditengah Kota Bandung, maka perlu adanya pengolahan
khusu untuk mengurangi dampak atau beban lingkungan yang mungkin
terjadi, seperti kemacetan, kebisingan, dll.
o Pada malam hari fasilitas publik yang sangat potensial ini, hamper tidak
ada kegiatan yang berlangsung karena alasan penerangan.
Masalah Khusus Bangunan
o Kapasitas penonton yang kurang memenuhi, standar untuk Kotamadya
o Penerangan yang kurang baik, mengakibatkan kwalitas penerangan yang
buruk bagi pengguna gedung.
o Jeleknya penghawaan yang keluar dan masukbangunan, menurunkan
kwalitas kenyamanan karena meningkatkan suhu termal. Saat
berolahraga, suhu tubuh meningkat, juga diikutikebutuhan oksigen yang
juga meningkat. Jika kurang terpenuhi,mengakibatkan ketidak nyamanan
saat menggunakan gedung.
o Fasilitas pendukung yang sudah tidak layak pakai juga menjadi faktor yang
diperhatikan, tidak adanya locker khusu untuk atlet, tidak adanya
pemisahan jalur sirkulasi bagi pengunjung, atlet dan pengelola gedung.
o Masih banyak sekali kebutuhan ruang yang belum terpenuhi, seperti
ruang tiket, kantor pengelola, ruang ganti pemain, dll.
o Kurangya penerangan dimalam hari, mengakibatkan enggannya
masyarakat untuk datang ke fasilitas outdoor dari gelanggang olahraga
Saparua Bandung.
o Tidak terdapat fasilitas penunjang yang menghidupi kebutuhan
keseharian gedung, seperti kantin, kafe, took olahraga, dll.
o Tidak terdapat parkir khusus Bus pengunjung, mengakibatkan sering
terjadinya kemacetan di luar area dan crossing antara kendaraan dan
pengunjung .
o Fasilitas servis untuk pengunjung di luar gedung, juga tidak didapati
diarea Saparua.
POTENSI
Bandung merupakan kota kreatif, telah banyak perubahan generasi muda
kearah yang lebih baik.
Lokasi dari GOR Saparua yang strategis, karena berada di tengah Kota
Bandung serta akses menuju lokasi sangat mudah dan terdapat banyak
angkutan umum yang melewati lokasi GOR.
Terdapat beberapa komunitas yang sudah mendapatkan ijin
menggunakan dan mengembangkan sebidang area di lokasi GOR Saparua,
diantaranya : Komunitas Sepeda BMX, Komunitas Skateboard, Komunitas
Remote Kontrol, dan lainnya, sehingga dapat diprediksi beberapa konitas
ini yang akan memakai dan menempati area ini.
Belum ada sarana penunjang yang menaungi banyak komunitas
didalamnya, sehingga dapat menjadi sarana percontohan.
1.4 PENDEKATAN
Beberapa pendekatan guna mempermudah proses perancangan re-desain
GOR Saparua Bandung telah dilakukan, diantaranya sebagai berikut :
Pendekatan masalah dengan mempelajari program-perogram ruang dari
beberapa GOR yang sudah baik, dengan mempelaji standar-standar yang telah
ditetapkan di undang-undang dan Standar Nasional Indonesia (SNI), mempelajari
standar dimensi peruntukan gedung untuk fungsi gelanggang olahraga di beberapa
buku panduan Teknik Arsitektur. Dari itu semua diharapkan meminimalisasi
kekurangan dari kebutuhan akan kwalitas ruang Arsitektur.
WAWANCARA
Telah dilakukan beberapa wawancara, guna memperoleh informasi mengenai
segala kekurangan dan potensi yang dirasakan langsung oleh pengguna gedung dan
area olahraga lainnya. Ada yang datang ke area olahraga dalam sepekan sekali, ada
yang hampir tiap hari, dan juga beberapa atlet yang telah berlatih dan menggunakan
GOR Saparua sepanjang hari, sampai pihak pengelola gedung juga telah
diwawancara dan dimintai harapan mereka kedepannya. Ini menjadi data yang
penting dalam proses perancangan, karena beberapa pihak tersebutlah yang
nantinya menjadi pengguna bangunan dalamjangka panjang. Dan juga agar
meminimalisir kekurangan dalam rancangan re-desain GOR Saparua bandung,
informasi dari pengguna gedung juga diperkuat dari hasil wawancara penduduk yang
bertempat tinggal disekitar GOR Saparua Bandung.
PENGAMATAN LAPANGAN
Pengamatan langsung suasana GOR Saparua yang dilakukan selama hampir 2
minggu berikutnya. Dan dalam beberapa kesempatan juga diamati setiap kondisi
eksisting dari pagi, siang dan malam hari. Juga beberapa hari kerja dan beberapa hari
libur kerja juga. Hal itu dilakukanuntuk mempelajari karakter pengguna gedung dan
area olahraga Saparua.
STUDI BANDING
Studi banding dilakukan dengan memilih beberapa gedung olahraga yang
dalam negri dan juga dari luar negri. Namun juga memiliki kesaan dalam
kondisi lingkungan, dan tentunya fungsinya sebagai gedung olahraga untuk
olahraga bola basket.
Memperlajari beberapa kajian pustaka yang berhasil memberikan solusi bagi
rancangannya yang memiliki permasalahan lapangan hampir serupa dengan
permasalahan yang ditemukan di GOR Saparua Bandung.
Mempelajari dan membandingkan program ruang dari masing-masing
referensi Gedung olahraga, dan mengambil beberapa program ruang yang
dapat diterapkan dalam perncangan re-desain GOR Saparua Bandung dan
mengadakan program ruang yang penting namun belum ada pada setiap
gedung olahraga yang lain, untuk diterapkan di Gedung Saparua.
Memahasi sistemtem sirkulasi untuk akses sibilitas bangunan lain dari fungsi
yang lain juga, tetapi mereka mampu menerapkan sistem sirkulasi yang baik
di luar gedung maupun sirkulasi di dalam gedung.
1.5 RUANG LINGKUP PEMBAHASAN
Lingkup pekerjaan yang dikaji adalah merancang gedung olahraga yang nyaman, aman,
hemat energi pemakaiaan, sesuai dengan standar internasional serta teratur secara
penggunaa dan tercapainya semua kebutuhan pengguna gedung. Oleh karena itu
perancangan akan membutuhkan banyak sekali input data yang sesuai dengan
peruntukannya. Untuk kedepannya sarana olahraga ini diharapkan bisa menjadi
percontohan bagi gedung-gedung dan fasilitas-fasilitas lain di Indonesia. Dan untuk
meningkatkan standar fasilitas yang akan sejalan dengan peningkatan kinerja atlet negeri.
Untuk penjabaran lebih jelasnya adalah sebagai berikut :
a) Fasilitas publik meliputi parkir, lahan terbuka hijau, corner recreation, area
b) Fasilitas untuk atlet meliputi 3 lapangan basket indoor dan 1 lapangan pertandingan
indoor, locker dan ruang ganti pemain yang telah disesuaikan dengan jumlah
maksimal penggunadiambil dari jumlah lapangan yang direncanakan.
c) Fasilitas yang memenuhi standar SNI kafasitas penggunaan untuk Kotamadya
Bandung yaitu sekitar tiga ribu kursi penonton.
d) Alur sirkulasi bagi pengguna gedung akan di bagi dalam 3 jalur untuk akses ke dalam
gedung, yaitu :
Sirkulasi untuk penonton
Sirkulasi untuk pengelola gedung, dan
Sirkulasi untuk atlet yang akan bertanding maupun akan berlatih.
e) Secara pengamatan yang akan ditambahkan dari perancangan re-desain GOR
Saparua Bandung berupa fasilitas :
Gedung penyambut dapat diakses langsung dari are parkir khusu pengunjung yang menggukan BUS.
Kantin dan kafetaria yang berguna sebagai tempat melepas lelah dan mengembalikan stamina, juga berguna sebagai pemasukan perhari untuk
perawatan dan pengembangan fasilitas lain dari area olahraga Saparua.
Kafasitas parkir diperbanyak dengan pemanfaatan semi basement parkir, dengan kafasitas sekitar 300 mobil dan 600 sepeda motor. Dantetapakan ada
area parkir outdoor dengan kafasitas 60 buah mobil.
Akan ditempatkan beberapa titik toilet umum bagi pengguna area olahraga luar gedung.
Dan untuk menambah daya tarik dan sebagai eye catcher berupa wall
climbing yang diharapkan menjadi salah satu landmark bagi lingkungan
1.6 KERANGKA BERFIKIR
1.7 SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Bab 1 PENDAHULUAN
Konsep Perancangan Struktur ekspos bentang lebar
Konsep gubahan massa dengan parameter rancangan fungsi dan tapak
Konsep background dari gedung militer disekitarnya
Konsep pencahayaan dan penghawaan alami
Desain Akhir
Skematik Rancangan Re-desain GOR Saparua
Latar Belakang
Maksud dan Tujuan
Kasus Perancangan Permasalahan Kriteria Persyaratan teknis Program Ruang Analisis Analisis Tapak
Potensi dan kendala dalam dan luar tapak Saparua
Area hijau yang telah baik namun masih butuh penambahan
Tingkat kwalitas ruang
Inter koneksi dengan lingkungan sekitar
Analisis Fungsi
Peraturan Standar Nasional Indonesia
Analisis kebutuhan ruang dan penunjang
Analisis hubungan antar ruang
Pendahuluan merupakan uraian tentang latar belakang, maksud dan
tujuan perancangan, asumsi-asumsi, permasalahan perancangan,
potensi tapak, pendekatan perancangan, lingkup pekerjaan dan
sistematika pembahasan
Bab 2 DESKRIPSI PROYEK
Terdiri atas uraian umum mengenai proyek, hubungan fungsional,
persyaratan teknis , studi banding, program ruang dan alur sirkulasi
Bab 3 ELABORASI TEMA
Berisi latar belakang pemilihan tema, iterpretasi tema dan inplikasi
tema kedalam rancangan dan harapan kesesuaian tema dengan
fungsi ruang dalam maupun ruang luar fasilitas olahraga Saparua
Bandung
Bab 4 ANALISIS
Berisi analisa, pemitakatan dan diagram hubungan antar ruang,
analiss ini dijabarkan dan dijadikan dasar dalam perancangan.
Analisis fungsi dan kesesuaian dengan lingkungan.
Bab 5 KONSEP PERANCANGAN
Berisi tentang konsep dasar, konsep perancangan tapak dan konsep
perancanan bangunan. Didalam konsep perancangan terdapat
tentang konsep sirkulasi, konsep struktur, konsep pemitakatan,
konsep tata ruang dan konsep pencapaian dari luar ke dalam gedung
olahraga. Konsep fasade dan pembungkus bangunan, hingga konsep
material.
Bab 6 DESAIN RANCANGAN
Berisi tentang data/identitas proyek rancangan re-desain GOR
Saparua, desain perancangan tapak dan bangunan, gambar DED,
BAB 2
DESKRIPSI PROYEK
2.1 DATA UMUM PROYEK
Kasus : Re-desain GOR Saparua Bandung
Tema : Structure Expose
Sifat Proyek : Fiktif
Pemilik Proyek : Swasta
Pemilik Dana : Pemerintah
Lokasi : Jl. Ambom No.9, Kelurahan itarum, Kabupaten Bandun
Wetan, Kotamadya Bandung
Luas Lahan : ± 2,3 hektar
KDB : 60 %
KLB : 1
GSB : 8 meter
Lebar Jalan : 8 meter
Batas Site
Utara : Jl. Ambon (Hotel, café dan Rumah Sakir Halmahera
Selatan : Jl. Aceh (Kodiklat TNI AD)
PENGERTIAN RE-DESAIN G.O.R SAPARUA BANDUNG
Kasus yang dipilih adalah salah satu gelanggang olahraga yang pernah Berjaya
dimasa emasnya, dahulunya merupakan pusat banyak aktifitas diantaranya olahraga, konser
musik hingga latihan militer. Re-desain merupakan proses rancangan dengan
mengoptimalkan beberapa unsur dari bangunan lama ataupun betul-betul mengadakan
kembali arsitektur yang lebih baik bahkan sangat berbeda dari bangunan awalnya.
Aspek-aspek yang dirubah ataupun ditambahkan yaitu kafasitas penonton gedung olahraga,
kebutuhan raung-ruang pendukung, beberapa gedung pendukung, dll. Dan yang
dipertahankan antara lain peletakan massa utama dan massa pendukung, dll. Perancangan
ulang gelanggang olahraga yang terletak di posat kota Bandung diharapkan meningkatkan
kinerja atlet Jawa Barat dan Indonesia, serta dijadikan percontohan bagi gedung-gedung
olahraga yang lainnya.
2.2 FASILITAS
Secara keseluruhan, fasilitas utama dan pendukung dari Gelanggang Olahraga
Saparua Bandung ini terdiri dari :
1 Lapangan pertandingan Indoor
3 Lapangan latihan Indoor
Ruang ganti dan locker pemain
Ruang pengelola
Toko olahraga
Ruang karcis penonton
Ruang gymnasium
Jogging trek
Wall climbing
Gedung penyambut
Timur : Jl. Banda (Pemukiman dan kantor)
Cafeteria dan Kantin
Area parkir outdoor dan area parkir outdoor
Pos Keamanan
Toilet umum
Gelanggang olahraga saparua merupakan fasilitas publik yang diperuntukkan untuk atlet
dan masyarakat, dan bagi masyarakat yang ingin berolahraga di area indoor maupun
outdoor akan dikenakan biaya perawatan sesuai dengan fasilitas yang akan dipakainya.
Untuk atlet cabang olahraga basket yang telah diseleksi dari daerah hingga lolos di tim
seleksi Pekan Olahraga Daerah (PORDA) dan akan terus dibawah kepertandingan lain hingga
kancah internasional. Adapun tahapan seleksi untuk atlet antara lain :
Diagram 2.1 Tahap Seleksi Atlet
Setiap atlet yang telah dinyatakan lolos seleksi akan menjalani proses pelatihan di
Gelanggang Olahraga Saparua secara gratis, dengan fasilitas yang full service. Mulai dari
locker pemain pribadi, pembagian alat-alat olahraga hingga mes atlet yang terpisah dari
2.3. PROGRAM KEGIATAN
Karena fasilitas gedung olahraga Saparua Bandung tidak memiliki event rutin yang
diadakan, maka kegiatan-kegiatan yang akan berlangsung di area fasilitas olahrga Saparua
Bandung diantanya :
Kegitan pada Gelanggang Saparua Bandung, terbagi menjadi 2, yaitu : kegiatan atlet
dan kegiatan pengelola.
Kegiatan Atlet
Kegiatan harian pada hari kerja dan harilibur dibedakan, agar tidak terjadi
kejenuhan. Seperti terlihat pada tabel 2.1 dan tabel 2.2, telah dibuat program rutin untuk
atlet agar semua pengguna gedung dapat menggunakan gedung secara teratur dan
terjadwal.
Hari Kerja
Pukul Jenis Kegiatan Lokasi
07.00 – 17.00 Latihan fisik atlet basket Jogging trek
Pelatihan teori dan etika atlet Gedung penyambut
Latihan teknik Lapangan indoor
Latihan tanding Lapangan indoor
Isitirahat dan breafing Ruang ganti
Latihan fisik atlet Ruang Gymnasium
Istirahat dan makan Ruang breefing
Persiapan kembali ke mes atlet Ruang locker
Tabel.2.1 Kegiatan Harian Atlet
Hari Kerja
Pukul Jenis Kegiatan Lokasi
09.00 – 12.00 Breafing atlet Gedung Penyambut
Latihan fisik Jogging trek
Istirahat dan persiapan pulang Ruang ganti dan locker
Kegiatan Pengelola
Pengelola gedung juga dibuatkan program kegiatannya, karena perlu adanya
ketegasan dan keteraturan dalam mengelola gedung. Seperti terlihat pada tabel 2.3 dan
tabel 2.3, saya telah membagi kedalam program kegiatan dihari kerja dan program kegiatan
dihari libur.
Hari Kerja
Pukul Jenis Kegiatan Penaggung Jawab
06.30 – 18.00 Persiapan semua area olahraga Divisi Kebersihan
Breafing Staf kantor pengelola
Pengecekan Logistik Divisi logistik
Persiapan penyewaan area Divisi Marketing
Persiapan toko olahraga Divisi Marketing
Mendata akhir pemakaian Divisi Kebersihan
Tabel.2.3 Kegiatan Harian Pengelola
Hari Libur
Pukul Jenis Kegiatan Penaggung Jawab
06.30 – 22.00 Persiapan semua area olahraga Divisi Kebersihan
Breafing Staf kantor pengelola
Persiapan penyewaan area Divisi Marketing
Persiapan toko olahraga Divisi Marketing
Mendata akhir pemakaian Divisi Kebersihan
Tabel.2.4 Kegiatan Harian Pengelola
Untuk lebih jelasnya akan dijabarkan job description dari pengelola area fasilitas
olahraga dan gedung olahraga Saparua, sebagai berikut :
Memantau secara umum setiap divisi,dan bertanggung jawab sepenuhnya atas area
olahraga dan gedung Saparua. Memimpin breafing karyawan, dan menentukan
kebijakan.
Divisi Logistik
Mendata logistik area olahraga dan gedung olahraga setiap hari, menjaga dan
mengadakan logistic baru untuk meningkatkan pelayanan.
Divisi Hubungan Masyarakat
Mengadakan dan menjadwalkan event penggunaan area olahraga dan gedung
olahraga Saparua.
Divisi Marketing
Bertanggung jawab untuk toko olahraga, penyewaan fasilitas olahraga, mengelolah
kafetaria dan kantin yang berada di area olahraga Saparua.
Divisi Kebersihan
Mempersiapkan seluruh area olahraga sebelum digunakan atlet dan pengunjung
umum. Menjaga kebersihan dan bekerjasama dengan divisi logistik dalam memantau
fasilitas Gelanggang Saparua.
Untuk pemakaian secara umum, sedikit berbeda dengan atlet dan pengelola,
diantaranya pada tabel 2.5 dan tabel 2.6 juga telah dibagi dalam kegiatan hari libur
dan kegiatan dihari kerja :
Hari Kerja
Pukul Jenis Kegiatan Lokasi
07.00 – 11.00 Kuliner Cafeteria dan Kantin
Jogging Jogging trek
Panjat dinding Wall climbing
14.00 – 20.00 Kuliner Cafeteria dan Kantin
Jogging Jogging trek
Basket Basket Indoor
Panjat dinding Wall climbing
Hari Libur
Pukul Jenis Kegiatan Lokasi
07.00 – 22.00 Kuliner Cafeteria dan Kantin
Jogging Jogging trek
Panjat dinding Wall climbing
Kuliner Cafeteria dan Kantin
Jogging Jogging trek
Basket Basket Indoor
Panjat dinding Wall climbing
Tabel.2.6 Kegiatan Dihari Libur Pengunjung Umum
Dari penjabaran kegiatan tersebut diatas diharapkan adanya keteraturan dalam
penggunaan fasilitas dan gedung olahraga Saparua Bandung, dengan menyusun jadwal
kegiatan dan memisahkan antara jadwal kegiatan atlet dengan jadwal kegiatan untuk
pengguna umum.
2.4 KEBUTUHAN RUANG
Program ruang dibuat agar menjadi patokan dalam menentukan standar luasan
ruang yang dibutuhkan dalam Gedung Olahraga Saparua, terlihat pada tabel 2.7
Pengelola dan Atlet
Ruang Jumlah Dimensi (m) Luas (m2)
Kantor 1 12 X 9 X 1 108
Toko Olahraga 1 12 x 9 x 1 108
Gymnasium 1 12 x 9 x 1 108
Tiket Indoor 8 2 x 3 x 8 48
Tiket Outdoor 2 2 x 3 x 2 12
Locker dan ruang ganti 8 15 x 8 x 8 960
Service Indoor 4 6 x 6 x 4 144
Service Outdoor 2 6 x 6 x 2 72
Toilet Indoor 16 5 x 4 x16 320
Toilet outdoor 3 5 x 4 x 3 60
Parkir pengelola 15 2,5 x 4,5 x 15 168,75
Informasi 2 3 x 3 x 2 18
Tabel.2.7 Kebutuhan Ruang Pengelola dan Atlet
Pengunjung
Ruang Jumlah Dimensi (m) Luas (m2)
Kafetaria 2 15 x 7 x 2 210
Kantin 1 20 x 8 x 1 160
Jogging trek 1 40 x 20 x 1 800
Wall climbing 1 20 x 8 x 1 160
Gedung penyambut 1 20 x 8 x 1 160
Area terbuka hijau 40 %
Parkir indoor 350 2,5 x 4,5 x 350 37937,5
Parkir outdoor 60 2,5 x 4,5 x 60 675
[image:31.595.66.530.139.393.2]Parkir Bus 4 15 x 3,5 x 4 210
Tabel.2.8 Kebutuhan Ruang Pengunjung
Dari semua kebutuhan ruang diatas berdasarkan pengamatan, wawancara, literatur
dan standar dari setiap area olahraga dan gedung olahraga yang baik.
2.5 STUDI BANDING
1. BASKETBALL ARENA, LONDON
LOCATION : OLYMPIC PARK STRATFORD
LONDON, UNITED KINGDOM
COORDINATES : 51.5486°N 0.0139°
WCOORDINATES : 51.5486°N 0.0139°W
BROKE GROUND : OCTOBER 2009
BUILT : JUNE 2011
OPERATOR : LOCOG
ARCHITECT : WILKINSON EYRE ARCHITECTS & KSS
DESIGN GROUP
PROJECT MANAGER : SKM
STRUCTURAL ENGINEER : SKM
Gambar 2.2 Site Plan Basket Arena London
Dengan struktur tegak dan bentang lebar sederhana, tetapi juga tempat
olahraga kelas dunia. arena terbuat dari komponen-komponen tersendiri tapi kokoh
yang dapat dengan mudah dibongkar dan sub-dibagi untuk digunakan kembali di
tempat lain, dengan lebih dari dua-pertiga dari bahan dan komponen untuk didaur
Gambar 2.3 Sistem Struktur Gambar 2.4 Interior Basket Arena London
Sumber Gambar : www.wikipedia.org/Bbasket-arena-london
Arena, volume 30m tinggi persegi (setara dengan gedung tujuh lantai)
terbuat dari kerangka baja dan portal dibungkus 20.000 meter persegi dari plastik
pvc ringan phthalate-free dan dapat didaur ulang. para tim arsitek juga bekerja sama
dengan united artist visual untuk menciptakan visul, pencahayaan serta warna untuk
[image:34.595.111.534.68.299.2]2. HELLINIKON OLYMPIC ARENA
Gambar 2.4 Layout Hellinikon Arena
LOCATION : ELLINIKON, ATHENS, GREECE
COORDINATES : 37°53'37?N 23°43'24?E
BROKE GROUND : 2003
OPENED : JUNE 4, 2004
OWNER : OLYMPIC PROPERTIES S.A.
OPERATOR : OLYMPIC PROPERTIES S.A.
SURFACE : PARQUET
ARCHITECT : SANTIAGO CALATRAVA
MAIN CONTRACTOR : SMICHANIKI AND ELLISDON
CONSTRUCTION CORPORATION
CAPACITY : BASKETBALL: 15,000[1]
Gambar 2.5 Site Plan Hellinikon Arena
Gambar 2.6 Suasana Hellinkon Arena Gambar 2.7 Proses Konstruksi
Terletak sekitar 10 km dari desa olimpiade athena, dibangun di situs internasional
ellinikon mantan airport, ditutup di 2001. Bangunan sebelumnya adalah hanggar dari
maskapai airways olimpiade dan diubah menjadi arena basket. satu-satunya yang tersisa
Gambar 2.8 Tribune Hellinkon Arena Gambar 2.9 Fasade GOR Hellinkon Arena
BAB 3
ELABORASI TEMA
3.1 PENGERTIAN TEMA
Tema yang akan diangkat dalam Gelanggang Olahraga Saparua bandung,
mengusung Tema Struktur, lebih jelasnya adalah Structure Expose yang dalam
pengertian arsitektur adalah menonjolkan elemen struktur dan dari struktur itu
sendiri akan terbentuk elemen venustas atau keindahan dalam kaidah arsitektur.
Jadi akan sangat jarang sekali ditemukan ornament ataupun dekorasi yang tidak
fungsional secara struktur.
Tema ini cukup luas cakupannya, bisa juga berarti mengutamakan fungsi dari
pada sekedar pajangan. Semua elemen struktur akan saling berkesinambungan satu
dengan lainnya, begitulah prinsif dasar Structure Expose. Unsur keindahan akan
muncul sendirinya jika struktur utama bangunan berfungsi secara benar, benar
secara dimensi dan benar secara pembebanan.
Mengingat kembali kepada fungsi Gedung, dengan fungsi yang dimilik
sebagai gelanggang olah raga, tentunya akan sangat membutuhkan ruang yang
lebar, luar tanpa adanya kolom di tengah yang dapat menghalani pandangan. Maka
dari pertimbangan itu tentunya struktur yang dipakai adalah struktur bentang lebar,
menggunakan sistem struktur space frame dan space truss.
Penjabaran Tema
a. Kejujuran Struktur
Strutur terdiri atas strutur atap dan dinding,dandipisahkan dengan
struktur tribun penonton, hal ini bertujuan untuk membuat struktur lebih
kokoh jika sewaktu-waktu terjadi bencana. Lebih aman untuk pengguna dan
pengunjung, karena memudahkan dalam pembebanan dan daya dukung
Dari struktur yang terbentuk juga memudahkan untuk pembagian
jalursirkulasi, sirkulasi pengguna gedung terbagi menjadi 3 jalur yaitu : jalur
untuk atlet, jalur untuk pengelola dan ofisial, serta jalur untuk penonton.
b. Inter-koneksi Dengan Lingkungan Sekitar
Dari penjabaran sebelumnya yaitu tentang kejujuran struktur, juga
sejalan dengan kejujuran bentuk gedung. Dari bentang lebar dan dikaitkan
dengan fungsinya secara tidak langsung bangunan akan berbentuk oval dan
memiliki volume ruang yang luas, dari haal ini juga termaksud bersikap
terhadap fungsi sejenisnya yaitu Stadion Siliwangi yang terletak dua blok dari
Gelanggang Olahraga Saparua Bandung. Gedung akan hadir dengan sangat
berbeda dari sebelumnya, tapi tidak mengesampingkan dampak lingkungan
yang terjadi. Terdapat bangunan colonial yang berfungsi sebagai kantor
Kodiklat TNI AD, dari situ secara hirarki fungsi bangunan akan lebih mengalah
dari kantor tersebut. Untuk sikap yang dibentuk antara lain :
Bangunan menjadi background dari Kodiklat TNI AD, dengan
pengolahan warna-warna yang netral atau tidak terang (soft).
Membuka akses baru di jalan Aceh, menghadap langsung ke gedung
yang dulunya gedung Kolonial Belanda itu.
Bersikap dengan stadion Siliwangi dengan,mengambil beberapa unsur
aga tercipta kesatuan yang tidak terpisah. Karena menjadi sama-sama
gedung berlatihnya atlet nasional.
c. Penempatan Fungsi Massa bangunan mengoptimalkan keadaan Eksisting
Dari pengamatan pada proses pengumpulan data,ditemukan
beberapa fungsi bangunan telah sesuai secara peletakannya, seperti
peletakan bangunan utama dan jogging trek. Dan ada juga beberapa
penempatan yang masih kurang seperti gedung pengelola, lapangan basket
outdoor, dan letak entrance juga kurang baik. Sedangkan untuk penambahan
dari yang belum ada dari fasilitas Saparua yaitu : kafetaria, kantin dan gedung
Diharapkan dengan peletakan massa yang baik pola sirkulasi dalam
tapak juga mengikuti baik, tidak ada lagi pengguna area olahraga ini yang
hilang orientasi saati berolahraga maupun kegiatan lainnya.
d. Hemat Energi Pemakaian
Hampir semua ruangan mengoptimalkan pencahayaan dan
penghawaan alami dari luar gedung, kecuali ketika kondisi kurang cahaya
saat mendung dan malam hari. Jadi pemanfaatan energy bisa lebih ditekan,
digunakan secara baik sesuai dengan kebutuhan dan kondisi.
Untuk air bekas floor drine akan digunakan kembali untuk menyiran
tanaman, tetapi sebelumnya ditampung dulu dan diberi zat penetral agar
aman untuk tumbuhan.
3.2 INTERPRETASI TEMA
Secara perancangannya proses revitalisasi dan redesain hampir serupa.,
sama-sama mengoptimalkan kembali gedung dengan mempelajari unsure
unsure-unsur terkait, seperti bagian mana yang membutuhkan perbaikan dan bagian mana
yang membutuhkan pembaruan. Gelanggang Olahraga Saparua Bandung, tetah
sangat dikenal semua kalangan masyarakat. Jadi tidak perlu khawatir lagi siapa yang
akan menjadi tearget pengguna gedung dan siapa yang akan menjagadan merawat
area fasilitas olahraga Saparua ini.
Dari beberapa keterangan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa yang akan
diperhatikan adalah :
Menghadirkan gedung olahraga yang memenuhi kebutuhan olahraga basket, dengan pemenfaatan sistem struktur bentang lebar.
Memvisualkan setiap strutur bangunan dengan kejujuran, dan diharapkan menjadi elemen estetikanya sendiri.
Menyediakan fasilitas berolahraga yang ramah lingkungan dan berguna untuk semua kalangan masyarakat.
Menghadirkan beberapa fungsi baru untuk meningkatkan fungsi area olahraga, dan menjadi area komersil yang mendukung pemeliharaan harian
dari semua area olahraga Saparua.
Dari penjabaran diatas dituangkan kedalam perancangan dengan bentuk realistis
berupa :
Struktur bentang lebar dengan pemanfaatan sistem strutur space frame pada strutur atap dan pemanfaatan struktur space truss pada struktur dinding.
Setiap gedung, baik yang utama maupun gedung pendukung memanfaatkan struktur bentang lebar, karena berkaitan juga dengan fungsinya antara lain :
gedung penyambut, kafetaria dan kantin.
Memberi bukaan pada atap dan dinding bangunan berupa kaca dan jalusi-jalusi, yang berguna memaksimalkan pencahayaan dan penghawaan alami
ketika bangunan digunakan.
Mengalah secara visual disini, diterjemahkan kedalam desain berupa pemanfaatan warna bangunan yang netral, tidak terlalu terang, seperti warna
putih, warna abu-abu, warna hitam, dll. Tetapi agar tidak berkesan monoton,
diberi beberapa aksen warna terang untuk eye catcher.
Karena disekitar area Saparua telah banyak pedagang liar yang tidak tertata rapih, maka perlu adanya penanganan secara baik. Dengan menyediakan
ruang untuk berjualan yang nyaman bagi penjual dan pembelinya. Dengan
adanya ketersediaan ruang khusus berjualan ini, menjadi sumber penghasilan
perhari dari hasil sewa lahan berupa kantin dan kafetaria.
Untuk beberapa fungsi baru juga berupa toko olahraga dan fasilitas
gymnasium yang diperuntukkan untuk atlet dan masyarakat umum.
Untuk penerapan diatas, lebih dikhususkan pada pengguna tetap bangunan
yaitu atlet. Diharapkan menjadi pemicu untuk meningkatkan semangat berlatih dan
terus meningkatkan prestasinya di dalam dan di luar negri. Sedangkan secara
arsitektur, nantinya diharapkan menjadi daya tarik bagi pengunjung sehingga akan
3.3 STUDI LITERATUR PROYEK SEJENIS
Berdasarkan buku standar arsitektur :
Telah ada dimensi dan bentuk lapangan yang telah ditentukan oleh untuk standar
internasional, untuk memudahkan pemanfaatannya di seluruh dunia seperti pada
gambar 3.1. dan juga literatur untuk kemiringan sudut pandang tribun penonton
telah dibuat agar memperluas sudut pandang penonton, seperti pada gambar 3.2.
Gambar 3.2 Sudut tangkap mata penonton di tribun
Sedangkan untuk bentuk gedung juga sudah ada standar bentuk (gambar 3.3)
terlihat bentuk denah gedung juga disesuaikan dengan fungsi olahraga gedung.
Tabel 3.1 Klasifikasi Gedung Olahraga Berdasarkan Jumlah Penonton
Sumber : Standar SNI-T 26 1991-03, Tahun 2010
Tabel 3.2 Klasifikasi Lapangan berdasarkan cabang olahraga, ukuran dan kapasitas
BAB 4
ANALISIS
4.1 ANALISIS FUNGSI BANGUNAN
4.1.1 ORGANISASI RUANG
Pembagian zooning bedasarkan :
Pola aktifitas
Pencapaian
Hirarki ruang
Batas luar site yang ada
Pengelompkokkan berdasarkan hubungan kegiatan
Kesimpulan :
Massa dan fungsi untuk pengelola, terdiri dari :
Kantor pengelola
Toko olahraga
Ruang tiket
Service
Pos keamanan
Parkir pengelola
Massa dan fungsi untuk atlit dan pengunjung umum, terdiri dari :
Ruang ganti pemain
Ruang locker atlet
Ruang gymnasium
Service
Gedung penyambut
Kafetaria
Jogging trek
Wall climbing
Parkir indoor dan parkir outdoor
Program Ruang :
Kegiatan yang terdapat dalam Area Olahraga Saparua Bandung secara umum,
antara lain :
Kegiatan latihan fisik atlet
Kegiatan latihan keteknikan atlet
Kegiatan olahraga pengunjung
Kegiatan non-olahraga pengunjung
Kegiatan staf pengelola
dll
4.1.2 RUANG YANG PERLU DITAMBAHKAN
Dari pengamatan ditemukan beberapa kekurangan dari fasilitas awal
GOR Saparua Bandung, untuk meningkatkan standar fasilitas maka
penambahan ruang dilakukan, diantranya :
Ruang locker dan ganti pemain
Ruang gymnasium
Toko olahraga
Pos Jaga
Gedung penyambut
Kantin
Kafetaria
Toilet umum outdoor
Parkir indoor dan parkir outdoor
Ruang loket/karcis
Banyak sekali ruang yang akan ditambahkan dalam proses
fasilitas agar terpadu dan menjadi percontohan fasilitas olahraga di
Indonesia.
4.1.3 PERATURAN STANDAR PERANCANGAN
1. Umum
Fasilitas olahraga baik fisik maupun non-fisik gedung, harus kokoh, aman terhadap pengguna, mudah diperbaiki dandibersihkan,
perawatan yang tidak memerlukan pekerjaan khusus, agar fasilitas
berguna dalam jangka panjang.
Tata ruang dan fungsi harus sesuai dengan fungsinya dan memenuhi standar untuk berolahraga.
Konstruksi antara lain, sebagai berikut :
o Lantai
Terbuat dari bahan yang tidak mudah licin, tidak terlalu memantulkan cahaya, dan mudah dibersihkan.
Lantai untuk akses dan berolahraga harus dibedakan secara warna, tekstur, ketinggian dan fungsinya.
Untuk fungsi-fungsi service yang berkaitan langsung dengan air, harus memiliki perbedaan ketinggian dari
lantai standar hingga 5 cm.
o Dinding
Untuk permukaan dinding eksterior harus cukup tahan terhadap air, kelembapan dan panas matahari.
Untuk dinding interior, harus rata, berwarna yang lembut, dengan finishing tertentu sehingga tidak
membahayakan pengguna,
Untuk bangunan utama, dinding merupakan struktur yang menyatu dengan struktur atap dan terpisah dari
o Atap
Terbuat dari material yang tahan dari segala kondisi cuaca, memiliki umur pemakaian yang panjang, tahan
terhadap kebocoran akibat benda-benda tertentu, dan
tidak terlalu membebani strukur utama.
Terdapat beberapa bukaan pada atap yang berguna untuk memasukkan cahaya, namun bukan berarti
rawan kebocoran.
Struktur atap harus bisa berdiri tanpa kolom penguat struktur di tengahnya, yang dapat menggangu
pandangan dan membahayakan pengguna.
o Tribun
Struktur tribun, merupakan struktur tersendiri, untuk mengutamakan faktor keamanan.
Terbuat dari bahan yang tidak mudah rusak, tidak mudah basah, dan mudah dibersihkan.
Terdpat dinding pengaman penonton yang terbuat dari bahan yang kokoh namun transparan.
Jarak maksimum antara tangga tribun sekitar 15 meter, dengan diberikan hand ralling yang terbuat dari bahan
yang kuat, tidak bersudut, dan difinishing dengan cat
agar tidak mudah rusak dan berkarat.
Ketinggian tempat duduk harus nyaman, sesuai dengan standar yang berlaku.
Terdapat tribun khusus untuk pengunjung/penonton yang menggunakan kursi roda, dengan lebar haluan
sekitar 2,5 meter dan kemiringan 10% dan terdapat
barring untuk pegangan pengguna kursi roda (difabel).
Terbuat dari bahan anti karat, berbentuk jalusi-jalusi udara yang disusun sedemikian rupa agar memasukkan
sebanyak-banyaknya udara, tetapi tidak menggu privasi
pengguna.
Jika ventilasi pada ruang-ruang tertentu yang kurang baik ventilasinya, kamar ataupun ruangan harus
dilengkapi dengan penghawaan mekanis (exhauster).
o Pintu dan jendela
Terbuat dari bahan yang kokoh, memiliki bukaan (tidak
full silod) dan tahan terhadap segala cuaca.
Menggunakan finshing cat yang baik,dan dibedakan dari yang lain, agar mudah untuk ditemukan.
Terdapat sign tertentu yang dapat memberi informasi letalk pintu keluar.
o Jaringan instalasi
Pemasangan intalasi harus aman, tidak mengakibatkan bahaya dikemudian hari, namun tetap mudah untuk
dijangkau jika terjadi kerusakan tertentu.
Pemasangan instalasi khusus seperti air panas, harus sesuai dengan peraturan standar keselamatan dan
keamanan.
Tidak diletakkan di titik-titik rawan terhadap serangan hama, jauh dari kemungkinan terkena air hujan, dll.
2. Pencahayaan
Kebutuhan pencahayaan setiap ruangan hampir sama, tetapi yang
cukup sulit untuk pencahayaan lapangan, harus disesuaikan dengan
pencahyaan alami juga jangan sampai mengganggu pengguna lapangan,
titik-titik lampu juga diharuskan tidak menimbulkan bayangan yang menggangu.
3. Warna
Untuk penggunaan warna utama bangunan, dengan memanfaatkan
warna asli material.warna material disesuaikan dengan tema antara warna
abu-abu dan warna putih.
Untuk utilitas sendiri, warna harus digunakan, untuk membedakan
jalur dan fungsinya, antara lain warna merah untuk sprinkler, warna biru
untuk air bersih, warna kuning untuk air kotor dan seterusnya. Untuk
memudahkan perawatan dan perbaikan instalasi jika terdapat kerusakan.
Untuk penanda dan memudahkan mencari akses, pintu keluar
maupun masuk menggunakan warna-warna yang lebih kontras. Agar
pengguna tidak kehilangan orientasi ketika akan masuk maupun akan
meninggalkan gedung olahraga.
4. Penandaan (signing)
Untuk memudahkan mengarahkan setiap pengguna bangunan, maka
dimanfaatkan pengarahan dengan membedakan material. Seperti untuk jalur
kedaraan dengan memanfaatkan material aspal atau beton, sedangkan untuk
pejalan kaki dengan material paping blok.
Juga untuk memudahkan akses terdapat pengolahan vegetasi yang
bersifat mengarahkan, seperti ketika masuk area menggunakan kendaraan,
akan diarahkan menuju parkir menggunakan pohon palm. Itu semua
diharapkan agar tidak terjadi crossing antara kendaraan dan manusia.
Untuk perancangan vegetasi, baik dari dalam dan luar area, menggunkan
beberapa jenis pohon yang berbeda. Untuk mengarahkan, menggunakan pohon
palm atau pohon kelapa, sedangkan untuk perindangan menggunakan jenispohon
perdu. Vegetasi eksisting, telah sangat baik, tetapiuntuk di dalam tapak masih sangat
kurang, jadi butuh penanganan lebih baik.
Perawatan pohon yang baik dengan teratur mengadakan penyiraman, dan
pemangkasan akan meningkatkan kenyamanan dalam berolahraga. Karena dengan
vegetasi yang baik menurunkan suhu termal dan menyegarkan udara.
6. Sirkulasi
Dalam menghadirkan sirkulasi yang baik, pola sirkulasi bagi pengunjung
dengan kendaraan akan dipisahkan dengan pengguna tanpa kendaraan. Hal ini
bertujuan meningkatkan faktor keselamatan, dan juga agar tidak terjadi
kesemberawutan di dalam tapak.
Untuk sirkulasi dalam bangunan sendiri sebaiknya terbagi dalam beberapa
jalur sirkulasi, diantaranya : jalur untuk penonton, jalur untuk atlet dan jalur untuk
4.2 ANALISIS KONDISI LINGKUNGAN
Peraturan dan persyaratan kebutuhan lahan :
Luas Lahan = 2,3 hektar
KDB = 60 %
KLB = 1
GSB = 8 meter
Berdasarkan ketentuan diatas, dapat diperhitungkan luas lahan yang boleh
terbangun adalah sebagai berikut :
KLB = Luas Lantai Dasar x 100 % Luas Lahan
60 % = Luas Lantai Dasar x 100 %
2.300
4.2.1 KONDISI EKSISTING SEKITAR
Kondisi eksisting GOR Saparua Bandung memang telah butuh perbaikan, walaupun
belum rusak fisik secara keseluruhan, namun ada beberapa kerusakan fisik yang sudah
sangat buruk. Seperti terlihat pada gambar dokumentasi pribadi dibawah :
Gambar 4.1 Ruang publik Gambar 4.2 Fasade Gambar 4.3 Vegetasi
Gambar 4.4 Tampak Utara Gambar 4.5 Interior Gambar 4.6 Kursi Tribun
[image:55.595.104.491.178.602.2]
4.2.2 TATA GUNA LAHAN
a. Berada pada pusat kota yang sangat strategis baik dari letak dan kemudahan
untuk akses menggunakan kendaraan pribadi juga kendaraan umum.
b. Lingkungan sekitar sebagian besar merupakan area komersil.
c. Memiliki infrastruktur lengkap seperti : listrik, air, telpone dan saluran
drainase yang baik.
d. Menjadi penyambung dari area olaahraga stadion siliwangi dan lapangan
tenis taman maluku.
4.2.3 AKSESSIBILITAS
Pada gambar 4.10 terlihat bahwa lokasi Saparua Bandung sangat baik, karena
menempati bidang tanah yang cukup luas dan terletak pada daerah yang sangat
strategis. Serta pada gambar 4.11, juga terlihat jalur akses menuju Gelanggang
Olahraga dapat diakses dari 4 arah, yaitu : Utara, Timur, Selatan dan Barat.
Jawa
Barat
GOR SAPARUA
[image:56.595.77.525.395.657.2]Bandung
Gambar 4.11 Foto udara akses menuju GOR Saparua
Lokasi sangat strategis karena dapat diakses dari 4 penjuru, diatananya :
Utara : Dari Jl. Ambon, Jl. Riau, Jl. Citarum, dll
Timur : Dari Jl. Lombok, Jl. Aceh, Taman Pramuka, dll
Selatan : Dari Jl. Sunda, Jl. Sumbawa, Jl. Aceh, dll
Barat : Dari Jl. Merdeka, Jl. Aceh, Jl. Sulawesi, dll
Beberapa fasilitas umum juga ditambahkan di area GOR Saparua Bandung,
bertujuan untuk menjadi daya tarik tersendiri untuk dikunjungi pengunjung
yang ingin melakukan kegiatan non-olahraga, dan juga sebagai penunjang
dari pengeluaran harian dari GOR Saparua, berikut diantaranya :
Fasilitas Toko Olahraga
Fasilitas kafetaria
Fasilitas kantinBAB 5
KONSEP PERANCANGAN
5.1 KONSEP DASAR DESAIN
Konsep dasar dari Area Olahraga Saparua Bandung ini adalah gedung dengan
memanfaantkan bentang lebar untuk memperoleh ruang yang luas. Sesuai dengan
fungsinya berupa lapangan olahraga basket indoor, dengan daya tampung 4
lapangan basket dan 3000 kursi penonton. Dengan mengutamakan keamanan dan
kenyamanan pengguna gedung, diharapkan dapat meningkatkan mutu fasilitas
olahraga yang berada di pusat kota Bandung ini.
Ide dan konsep muncul dari pengamatan langsung aktifitas gedung secara
berkala, hingga ditemukan beberapa kekurangan yang akan ditambahkan. Dari
beberapa konsep, diharapkan mampu menjadi pemecah masalah perancangan
dengan fungsi tersebut. beberapa diantaranya adalah :
Memperjelas alur sirkulasi dengan membedakan jalur untuk kendaraan dan jalur khusus untuk pejalan kaki.
Agar setiap harinya ada kegiatan yang berlangsung, gelenggang ini berkorelasi dengan lingkungn sekitar. Dengan pemanfaatan fungsi berupa fasilitas kafetaria
dan kantin.
Pemanfaatan energi yang optimal untuk mengurangi dampak lingkungan.
Memberi kepuasan pada pengguna gedung yang akan berolahraga ataupun tidak berolahraga.
Konsep struktur bentang lebar dengan sistem struktur space frame dan space truss.
Untuk menerapkan tema kedalam konsep perancangan, maka garis besar
Kejujuran Struktur, dengan menampilkan secara jelas kepada pengguna sistem struktur yang bekerja. Dengan kebenaran struktur dari dimensi, hingga
dari ketepatan penggunaan materialnya. Pada gambar 5.1 terlihat secara
[image:61.595.144.540.146.423.2]material dan dimensi sudah sesuai dengan kebutuhan fungsi gedung.
Inter-koneksi Dengan Lingkungan Sekitar
Secara lingkungan, gelanggang olahraga Saparua telah memenuhi fungsi dari
lingkungan sekitar yang berupa kawasan militer, olahraga serta daerah komersial
[image:62.595.88.512.179.443.2](gambar 5.2).
Gambar 5.2 Koneksi terhadap lingkungan Sta dio n Sili Daerah
Militer Lap
. Ten is
Komer- Penempatan Fungsi Massa bangunan mengoptimalkan keadaan Eksisting
KETERANGAN :
Keterangan :
: Massa utama
: Fasilitas pendukung
: Vegetasi
: Fasilitas umum
[image:63.595.146.524.114.451.2]: Gedung penyambut
Gambar 5.3 Kondisin Peletakan massa Eksisting dan Baru
Terdapat beberapa tenggaran untuk memperjelas orientasi dalam tapak
Menggunakan 3 pintu akses, dua berada di jalan Saparuadan satu lagi berda di jalan Ambon. Sedangkan akses khusu pejalan kaki terdapat 2 buah, satu di jalan
Saparua dan satu lagi di jalan Aceh.
Untuk fungsi umum ditempatkan di tempat yang mudah diakses dari luar tanpa mengganggu kagiatan olahraga di area olahraga Saparua Bandung.
Untuk kendaraan yang masuk tidak dapat dengan bebas mengakses semua daerah, karena ruang gerak kendaraan dibatasi.
Terlihat pada gambar 5.4, tapak re-desain GOR Saparua telah sesuai dengan
[image:64.595.93.517.309.595.2]kebutuhan akan kebutuhan rung dan fungsi utama maupun fungsi pelengkap.
Gambar 5.4 Ground Plan GOR Saparua
5.3 KONSEP MASSA BANGUNAN
GARIS ASH JALAN DAN BATAS TAPAK
Area istirahat
Wall Climbing
Kantin
Akses pejalan kaki
Parkir Outdoor
Exit
IN
Akses Pejalan Kaki Gedung Penyambut
Site-Entrance Kafetaria Taman Kafetaria
Gambar 5.5 Pemetaan Tapak
Gambar 5.6 Ilustrasi proyeksi Tapak
Gambar 5.7 Konsep Modeling
Gambar 5.8 Sikap Terhadap
Bentuk dasar gedung utama berdasarkan penekanan-pekekanan pada sikap tapak
terhadap lingkungan (gambar 5.5), sejalan dengan itu juga berdasarkan barometer
rancangan yaitu bentuk tapak dan fungsi bangunan (gambar5.6). Gedung utama memiliki 4
orientasi, 2 orientasi dari dalam-ke-luar menghadap Jl. Saparua dan Jl. Ambon dan dua
5.4 KONSEP SIRKULASI DALAM BANGUNAN
Seperti pada gambar 5.9 re-desain GOR Saparua juga telah sangat mempermudah
sirkulasi pengguna gedung. Dengan mengharuskannya sirkulasi dalam ruang yag baik dan
jelas, maka pada proses perancangan ini, dibagi kedalam beberapa sirkulasi, dibagi dari
pengguna gedung, diantaranya : Jalur Pengelolah, jalur atlet, jalur penonton umum dan jalur
pengguna kursi roda (difable).
KETERANGAN :
: Jalur Khusus Pengelola
: Jalur Khusus Atlet
: Jalur Khusus Pengunjung/penonton
[image:66.595.80.425.228.581.2]: Jalur Khusus Pengguna Kursi Roda
Gambar 5.9 Ilustrasi Perbedaan Akses Masuk Gedung Dengan Warna
Perbedaan Masing-masing Jalur Sirkulasi :
Terdapat dua akses masuk gedung khusus untuk pengelola, jalur ini melewati
fungsi kantor pengelola, toko olahraga, gymnasium, dan ruang breefing. Dibuat
masuk sebebas-bebasnya kedalam gedung tanpa adanya keterbatasan akses.
Jalur Khusus Atlet
Terdapat 4 jalur khusus atlet, langsung menuju ruang locker dan ruang ganti
pemain.
Jalur Khusus Pengunjung/penonton
Terdapat 8 hall untuk masuk dan keluarnya penonton, jalur ini sangat
terbatas dengan akses. Tidak bisa masuk menuju lapangan, karena langsung
diarahkan untuk menuju tangga kea rah tribun penonton.
Ini bertujuan agar penonton lebih tertib, tidak memadati lapangan ketika
pertandingan berlangsung. Dan juga agar memudahkan evakuasi, karena aksesnya
langsung diarahkan keluar bangunan tidak masuk kedalam lapangan.
Jalur Khusus Pengguna Kursi Roda
Terdapat 2 buah akses yang dikhususkan untuk pengguna kursi roda, tidak
ada tangga hanya ramp dengan kemiringan 10% gambar5.10). Dari situ pengguna
kursi roda diarahkan menuju tribun khusus untuk pengguna kursi roda. Letaknya di
dekat lapangan sedikit dibawah tribune penonton lantai 1.
5.5 KONSEP RUANG TERBUKA DAN TATA HIJAU
Salah satu area terbuka hijau yang ditambahkan adalah dibelakang kafetaria,
ini bisa diakses dari kafetaria maupun darijogging trek. Menjadi tempat beristihat
dan mengamati suasana asri Area Olahraga Saparua, karena cukup terpisah dari
kebisingan dari luar tapak. Terlihat pada desain taman belakang (gambar 5.11),
[image:68.595.125.472.223.455.2]sudah sangat baik untuk pengunjung.
BAB 6
DESAIN PERANCANGAN
6.1 IDENTITAS PROYEK
Nama Proyek : Re-desain GOR Saparua Bandung
Tema : Structure Expose
Pemilik Proyek : Pemerintah
Sumber Dana : Swasta
Jenis Bangunan : Gedung Olahraga Basket
Dimens/Luas : Luas = 7121 m2
Keliling = 311 m
Daya tampung : 3.000 penonton
Ekonomi : 2000 kursi
VIV : 1000 kursi
Konstruksi : Baja Profil Bentang Lebar dan Beton
Bertulang
Toilet : Pria : 12 Ruangan (48 Toilet)
6.1.1 PETA SITUASI
Hasil dari rancangan ulang Gelanggang Olahraga Saparua Bandung, dengan sangat
mempertimbangkan kebutuhan ruang utama maupun ruang penunjang, seperti tampak
[image:70.595.80.531.180.526.2]pada gambar 6.1 .
Gambar 6.1 Block Plan
6.2 DESAIN PERANCANGAN
Adapun kesimpulan dari proses perancangan re-desain GOR Saparua Bandung ini,
penulis memaparkan dalam bentuk desain rancangan, sebagai berikut :
6.2.1 DESAIN PERANCANGAN TAPAK
Tapak merupakan perwujudan dari semua informasi yang didapatkan pada saat
[image:71.595.91.524.256.515.2]proses perancangan, seperti terlihat pada gambar 6.2.
6.2.2 DESAIN PERANCANGAN BANGUNAN
Gambar 6.3 terlihat bahwa denah GOR Saparua mengoptimalkan
segala aspek dari rancangan, mulai dari sudut tangkap mata penonton, posisi
lapangan tidak mengganggu pengguna karena tidak menghadap Timur dan
Barat , jadi tidak ada pengaruh buruk dari cahaya matahari berlebih.
Fasade gedung, menggunakan material solid dan transparan, material solid
menggunakan material plat alumunium karena tahan terhadap panas dan air hujan.
Sedangkan untuk material transparan selain untuk mengotimalkan dalam memasukkan
cahaya kedalam gedung juga ditata untuk memberikan efek radial atau bergerak memutar,
hal ini sesuai dengan fungsi gedung yaitu gelanggang olahraga basket yang memberikan
[image:72.595.122.514.268.559.2]Untuk menarik perhatian langsung posisi dari pintu masuk kedalam gedung, maka
perlu adanya pengolahan khusus. Pada perancangan ini memanfaatkan kanopi kaca yang
dibuat moderen, agar sesuai dengan konsep per