3.1. Program Ruang
Tabel 3.1. Program dan Besaran Ruang 3.1.1. Bangunan GOR
Nama Ruangan Luas (m2)
Lapangan Basket Utama 420
Area Tepi Lapangan (Bench & Official) 240
Tribun Penonton (Kapasitas 5000 orang) 3000
Hall Pengunjung Lt. 1 1184
Hall Pengunjung Lt. 2 1344
Hall Pemain + Official 256
Loket (2 buah) 32
Ruang P3K 32
Ruang Ganti Pemain + Loker 64
Stan Penjual (Permanen; 8 stan) 384
Stan Makanan/Minuman (Permanen; 4 stan) 128
Stan Makanan/Minuman (Temporer; 6 stan) 192
Gallery 64
Ruang Media Center 52 Toilet 179.2 Gudang 64
Jumlah 7635.2
+ Sirkulasi 30% 2290.56 Total Luas 9925.76
Tabel 3.1. Program dan Besaran Ruang (Lanjutan) 3.1.2. Bangunan Asrama Pemain
Nama Ruangan Luas (m2)
Kamar Tidur Pemain (16 kamar) 576
Toilet (umum) 14.4
Ruang Bersama 288
Ruang Komputer & Internet 48
Perpustakaan Mini 48
Ruang Binatu (pria & wanita) 96
Jumlah 1070.4
+ Sirkulasi 30% 321.12 Total Luas 1391.52
3.1.3. Bangunan Penunjang (Multifungsi)
Nama Ruangan Luas (m2)
2 Lapangan Indoor 1920
Fitness Center 576
Kafetaria 1292 Toilet 169.6 Gudang 21.6
Jumlah 3979.2
+ Sirkulasi 30% 1193.76 Total Luas 5172.96
Tabel 3.1. Program dan Besaran Ruang (Lanjutan) 3.9.4. Fasilitas Administrasi & Pengelolaan
Nama Ruangan Luas (m2)
Area Resepsionis + Ruang Tunggu 90
Ruang Arsip 42
Ruang Administrasi 64
Ruang Kantor (Bersama) 90
Toilet 30
Jumlah 316
+ Sirkulasi 30% 94.8
Total Luas 410.8
3.1.5. Fasilitas Maintenance & Service
Nama Ruangan Luas (m2)
Ruang Trafo 24
Gardu PLN 42
Ruang Genset 50
Ruang Panel Listrik 12
Ruang Tandon + Pompa 64
Ruang Mesin AC (Chiller) 64
Ruang Karyawan 120
Jumlah 376
+ Sirkulasi 30% 112.8
Total Luas 488.8
Tabel 3.1. Program dan Besaran Ruang (Lanjutan) 3.1.6. Fasilitas Parkir
Fasilitas Luas (m2)
360 mobil 5400
3 bus 135
200 sepeda motor 480
Jumlah 6015
+ Sirkulasi 30% 1804.5
Total Luas 7819.5
Total : Bangunan GOR : 9925.76 m2
Bangunan Asrama Pemain : 1391.52 m2 Bangunan Penunjang (Multifungsi) : 5172.96 m2 Fasilitas Administrsi & Pengelolaan : 410.8 m2 Fasilitas Maintenance & Service : 488.8 m2
Luas Total Bangunan : 17389.84 m2 Fasilitas Parkir / R.Terbuka : 7819.5 m2 Luas Total Lahan yang dibutuhkan : 25209.34 m2
Didapatkan perkiraan luasan ruang keseluruhan sebesar 17389.84 m2 dan luas total lahan yang dibutuhkan 25209.34 m2, tidak termasuk lahan yang dibutuhkan untuk landscaping.
3.2. Konsep Desain
y Konsep Dasar Perancangan
Ide dasar dari perancangan Fasilitas Pelatihan Klub Basket Cahaya Lestari Surabaya ini didapat dari kata “solid” yang mencerminkan kekuatan sebagai sebuah tim basket untuk bisa bekerja sama meraih kemenangan demi kemenangan sehingga bisa mencapai prestasi yang diinginkan.
y Pemikiran Arsitektur
Penerapan konsep dasar tersebut ke dalam arsitektur lebih kepada penekanan ekspresi bangunan dan sistem sirkulasi yang hendak dicapai. Penggambaran
kata “solid” ke dalam desain berupa bentuk denah yang mengambil bentuk dasar persegi / kotak yang statis dan kokoh. Selain dari bentuk denah, penggambaran karakter ke dalam desain juga bisa berasal dari tampilan bangunan yang berkesan kuat / kokoh dengan minimnya bukaan pada facade dan juga penggunaan space truss yang diekspos di dalam bangunan.
Gambar 3.1. Perspektif Ekterior
3.3. Pola Penataan Massa Bangunan
Proyek ini merupakan proyek yang memiliki 3 massa bangunan yang terdiri dari bangunan gedung olahraga (GOR) sebagai massa utama yang berfungsi untuk mengadakan pertandingan / turnamen, asrama atlet sebagai massa penunjang GOR tersebut yang berfungsi sebagai tempat tinggal para atlet khususnya atlet yang berasal dari luar daerah Surabaya, dan bangunan multifungsi sebagai fasilitas penunjang yang terdiri dari kafetaria, fitness center, kantor pengelola, kantor administrasi dan 2 buah lapangan indoor. Bangunan GOR merupakan jenis bangunan bentang lebar dan mendominasi tapak dengan luasan yang besar diletakkan di tengah di antara kedua bangunan penunjang. Bangunan GOR diletakkan agak mundur dari batas pagar dengan alasan agar bangunan ini dapat terlihat dengan baik oleh mata manusia dari jalan maupun bagi pejalan kaki di trotoar. Bangunan asrama atlet yang bersifat privat diletakkan di bagian belakang tapak.
Keterangan :
A : Bangunan Utama (GOR)
B : Bangunan Penunjang (Multifungsi) C : Bangunan Penunjang (Asrama Atlet)
Gambar 3.2. Pola Penataan Massa
3.4. Bentuk dan Penampilan Bangunan
Bangunan GOR yang akan didesain ingin menampilkan kesan kuat dan kokoh dengan material yang tahan lama (long-term) karena pemakaian GOR ini tidak setiap saat sehingga dapat menghemat biaya perawatan (maintenance).
Bangunan GOR mewakili karakter “solid” yang mempunyai karakter kokoh, kuat, statis, simetris dan sederhana. Di mana pada bentuk diwujudkan dengan bentukan dasar kotak dimana bentuk kotak / persegi menunjukan bentuk yang statis dan kokoh.
A
B
C
Gambar 3.3. Denah Lantai Dasar Bangunan GOR
Gambar 3.4. Denah Lantai 2 (Kompleks)
Gambar 3.5. Denah Tribun
Gambar 3.6. Penampilan Eksterior Bangunan
Gambar 3.7. Sirkulasi Masuk Penonton
Gambar 3.8. Sirkulasi Keluar Penonton
Sirkulasi dalam bangunan diatur sedemikian rupa agar pengunjung merasa nyaman, tidak berdesakan, dan cepat sampai ke bangunan utama tanpa berputar- putar terlebih dahulu. Bangunan GOR memiliki 3 pintu masuk-keluar. Pada saat jam kedatangan penonton, pintu masuk yang dibuka hanya pintu masuk sisi timur saja karena para penonton datang secara bertahap dan harus membeli tiket terlebih dahulu. Sedangkan pada saat berakhirnya pertandingan semua pintu dibuka agar para penonton yang keluar dapat menyebar dan tidak berdesakan.
3.5. Penataan Ruang Dalam Bangunan
Penataan ruang dalam pada bangunan GOR ini sederhana / tidak rumit.
Penataan ruangnya terpusat pada lapangan permainan yang berada di tengah- tengah bangunan utama. Ruang terbesar dipakai untuk tribun penonton dan lapangan permainan. Lapangan permainan menggunakan kayu parket berwarna coklat. Cara pemasangannya yaitu dengan cara direkatkan di atas konstruksi beton. Lapangan permainan harus diberi finishing agar tidak licin sehingga meminimalkan resiko kecelakaan pada saat bertanding. Dinding di belakang pemain (dinding tribun) menggunakan cat dengan warna yang netral yaitu warna putih. Lampu pada lapangan harus diletakkan pada sisi samping kanan dan kiri dari lapangan permainan supaya tidak menyilaukan mata para pemain / atlet.
Ruang – ruang penunjang / pendukung yang lain diletakkan mengelilingi GOR, kebanyakan mengisi ruang kosong di bawah tribun penonton.
Penataan ruang dalam pada bangunan asrama hampir sama dengan bangunan GOR. Warna dinding memakai warna yang kalem dan natural seperti krem / coklat muda yang tidak menyebabkan mata lelah karena yang tinggal di asrama itu sebagian besar para atlet yang terus berlatih. Ruang tidur atlet terletak pada lantai 1 dan lantai 2 di bagian belakang ruangan - ruangan yang bersifat publik dan semi-publik. Ruang tidur / kamar untuk atlet pria dan wanita mempunyai akses yang berbeda dan letaknya dipisahkan oleh taman.
3.6. Sistem Struktur
Sistem struktur yang digunakan pada bangunan GOR adalah sistem struktur rangka, kolom dan balok beton untuk keseluruhan bangunan kecuali pada atap. Sistem struktur yang dipakai pada atap bangunan GOR adalah space truss yang membentuk atap lengkung dengan bahan penutup atap panel copper dan diberi lapisan insulasi untuk meredam suara. Space truss ini terdiri dari rangka - rangka batang dari bahan pipa baja yang dilapisi agar tidak mudah berkarat yang bertumpu pada kolom beton dibawahnya. Sistem ini dipilih karena terkait dengan konsep bangunan dan ekspresi bangunan.
Aplikasi pada desain :
y Struktur rangka – kolom dan balok beton yang dipakai untuk menopang tribun dengan beberapa kolom besar merupakan cara untuk menciptakan kesan kokoh, kuat dan tahan lama.
y Space truss, karena bentangnya yang cukup besar yaitu ± 80 M sehingga tidak melendut/patah.
Gambar 3.9. Aksonometri Struktur
Rangka atap baja
Balok Tribun
Balok Induk Beton
Kolom Beton
Facade bangunan banyak menggunakan panel copper dan cladding kaca sehingga dibutuhkan rangka – rangka penopang tambahan untuk menyokong panel dan kaca yang dipakai sebagai cladding.
Gambar 3.10. Detail Pertemuan Penutup Atap dan Dinding Eksterior
Gambar 3.11. Detail A : Ujung Pertemuan Penutup Atap dan Dinding Eksterior
Gambar 3.12. Detail B : Potongan Memanjang Panel Copper
Gambar 3.13. Detail Facade Kaca
Gambar 3.14. Detail A : Pemegang Kaca
3.7. Sistem Pencahayaan
Digunakan 2 macam sistem pencahayaan, yaitu pencahayaan alami dan buatan.
y Pencahayaan alami
Digunakan untuk semua ruangan pada siang hari, yaitu dengan adanya pembukaan. Tetapi khusus pembukaan untuk lapangan permainan tidak boleh terlalu besar karena akan menyebabkan silau akibat sinar matahari yang masuk.
y Pencahayaan buatan
Karena keterbatasan pencahayaan alami yang hanya sampai sore hari, maka diperlukan adanya tambahan pencahayaan, terutama lapangan permainan, tribun penonton, lobby / hall, dan ruang yang lain. Penerangan pada lapangan berupa lampu-lampu harus diletakkan pada sisi samping kanan dan kiri dari lapangan permainan, supaya tidak menyilaukan mata para pemain / atlet. Pada bangunan penunjang (asrama atlet) penerangan dari dalam cukup berpengaruh terhadap tampilan eksteriornya. Penerangan disini dibuat untuk memberikan kesan menyebar yaitu dengan memberikan sumber penerangan di dalam bangunan.
3.8. Sistem Penghawaan y Penghawaan alami / pasif
Bangunan GOR membutuhkan kecepatan angin yang rendah / kecil dan stabil.
Maka dari itu, pembukaan pada bangunan GOR ini sedikit (pembukaan kecil).
Angin dari luar dapat masuk ke dalam bangunan GOR melalui pintu yang terbuka. Angin yang masuk menghembuskan udara dingin. Udara panas dari dalam GOR dapat keluar melalui pembukaan-pembukaan kecil di bagian atas dari bangunan di bawah atap. Pembukaan-pembukaan itu diletakkan di sekeliling bangunan GOR.
y Penghawaan buatan / aktif
Sistem penghawaan pada bangunan GOR didominasi oleh penghawaan buatan yaitu dengan menggunakan AC sentral. Dengan menempatkan ruang AHU di bawah tribun penonton dan mesin AC (Chiller) pada lantai basement. Besar yang dibutuhkan untuk ruang AHU adalah 2-3 % dari luas ruang yang dilayani
yaitu 120 m2. Ruang AHU dibagi menjadi 4 bagian, dengan alasan yaitu untuk menghemat listrik apabila ruang yang menggunakan AC hanya sebagian saja.
Alasan yang kedua adalah untuk menghemat panjang ducting dan menghemat ruang yang terpakai agar penataan ruangnya dapat lebih rapi.
Sistem penghawaan pada bangunan asrama atlet dan bangunan multifungsi hampir seluruhnya menggunakan penghawaan buatan yaitu dengan menggunakan AC split duct, khususnya pada kamar-kamar atlet dan fasilitas umum seperti perpustakaan, ruang komputer, kafetaria dan fitness center.
System AC split duct ini dipilih dengan alasan untuk mempercantik fasade karena tidak terlalu banyak mesin outdoor yang terlihat dari luar. AC split duct bisa melayani luasan yang lebih besar daripada AC split biasa. Untuk bagian service digunakan kipas angin.
3.9. Sistem Utilitas Bangunan
3.9.1. Sistem Mekanikal / Elektrikal
Sumber listrik selain dari PLN juga disediakan cadangan untuk keadaan darurat berupa generator / genset yang dikoordinasi melalui panel utama. Genset selain mempunyai mesin utama, biasanya juga disediakan mesin cadangan.
Kegiatan olahraga bola basket dilakukan pada pagi, siang sampai malam hari, tetapi untuk pertandingan / kompetisi (misal: IBL atau Kobatama) kebanyakan dilakukan pada sore hingga malam hari. Pada malam hari menggunakan pencahayaan buatan untuk menerangi dalam gedung pertandingan terutama pada area pertandingan.
Diagram 1. Sistem Mekanikal / Elektrikal
3.9.2. Sistem Distribusi Air Bersih
Pengadaan air bersih langsung dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) untuk persediaan air minum dan untuk keperluan sehari-hari dengan sumur bor.
Sistem distribusi air bersih yang digunakan adalah sistem upfeed dengan pertimbangan karena terbatasnya ruang di lantai atas bangunan sehingga tidak memungkinkan adanya tandon atas. Pada bangunan GOR tandon air diletakkan di lantai basement. Air dari tandon didistribusikan dengan pompa. Selanjutnya pompa akan mendistribusikan air menuju toilet, ruang P3K, kafetaria, ruang shower (ruang ganti), dan hidrant kebakaran.
Diagram 2. Sistem Distribusi Air Bersih
Pada bangunan asrama atlet dan bangunan multifungsi juga menggunakan sistem upfeed karena bangunan ini sama - sama hanya memiliki ketinggian dua lantai sehingga dengan memakai sistem ini akan lebih efisien daripada sistem downfeed.
PLN Gardu Meteran
Trafo
Genset Automatic Transfer
Switch
Panel Utama
Panel per Bangunan
Panel per Lantai
PDAM
Meteran
Pompa Tandon
Pompa Area yang dilayani
Air dari tandon didistribusikan ke toilet, ruang tidur atlet, ruang makan, dapur, pantry, kafetaria, fitness center dan hidrant kebakaran.
Untuk perawatan lapangan, tanaman / taman, halaman, bangunan dan tandon kebakaran digunakan air dari sumur bor, bukan dari PDAM dengan alasan lebih hemat.
3.9.3. Sistem Pembuangan Air Kotor dan Kotoran
Bahan buangan berupa air kotor yang berasal dari toilet, wastafel, dapur, ruang shower, ruang keamanan, ruang laundry, ruang P3K, kafetaria, halaman dan taman dapat langsung dialirkan ke sumur resapan sedangkan bahan buangan berupa kotoran padat yang berasal dari toilet dialirkan ke septic tank terlebih dahulu kemudian dialirkan ke sumur resapan yang jaraknya minimal 10 meter dari septic tank.
Diagram 3. Sistem Pembuangan Air Kotor & Kotoran
3.9.4. Sistem Pembuangan Air Hujan
Diagram 4. Sistem Pembuangan Air Hujan
Air hujan pada atap dibiarkan jatuh melalui talang-talang horisontal di sekeliling bangunan kemudian turun melalui talang-talang vertikal yang
Kotoran Septic tank
Air Kotor
Sumur Resapan
Saluran Kota
Air Hujan Bak Kontrol Menyiram tanaman
Saluran Kota Talang
dikumpulkan menjadi satu ke dalam bak kontrol kemudian dibuang ke saluran kota.
3.9.5. Sistem Proteksi Kebakaran
Untuk bangunan GOR terdapat 3 kemungkinan penyebab terjadinya kebakaran, yaitu:
y Kebakaran yang disebabkan oleh bahan-bahan yang mudah terbakar, seperti kayu, kain, dan lain-lain. Kebakaran jenis ini diklasifikasikan sebagai kebakaran kelas A.
y Kebakaran yang disebabkan oleh hubungan singkat aliran listrik, diklasifikasikan sebagai kebakaran kelas C.
y Kebakaran yang sengaja dilakukan oleh pengunjung / manusia.
Alat pemadam kebakaran yang dipergunakan untuk ketiga jenis kebakaran tersebut adalah air sebagai alat pemadam pokok dan juga bahan kimia sebagai alat pemadam pelengkap. Dengan demikian dipakailah pipa hydrant dan tabung – tabung gas (alat pemadam portable). Persyaratan penempatan masing- masing alat pemadam tersebut adalah sebagai berikut:
y Penempatan alat pemadam portable dengan jarak maksimum 20 m dari setiap tempat.
y Setiap luasan 200 m2 harus terdapat sebuah alat pemadam portable.
y Setiap luasan 800 m2 harus terdapat sebuah pipa hydrant.
y Penempatan pintu darurat dengan jarak maksimum 20 m.
Untuk mengeluarkan asap dari dalam bangunan GOR tersebut, di bagian atas dekat atap disediakan beberapa blower (alat penghisap asap) supaya udara di dalam gedung menjadi bersih dengan cepat apabila manusia yang berada di dalamnya masih ada yang belum bisa keluar dari GOR.
3.9.6. Sistem Penangkal Petir
Tujuan pengadaan sistem penangkal petir adalah untuk melindungi bangunan dari kebakaran dan ledakan akibat sambaran petir. Sasarannya adalah untuk menyalurkan arus petir ke dalam tanah.
Kriteria pemilihan sistem penangkal petir ada tiga yaitu efektivitas sistem terhadap bangunan, luas radius jangkauan perlindungan, serta praktis dan aman terhadap lingkungan. Sistem yang digunakan sistem penangkal petir Tongkat Franklin dengan jarak batang penangkal.
Gambar 3.15. Sistem Penangkal Petir Tongkat Franklin