Ujian Tengah Semester
Mata Kuliah : Hukum Lembaga Jaminan
Reivaldy Rachmat Firmansyah / 13040704086 – 2013 A Mengkritisi Jurnal dengan Judul:
“HAK TANGGUNGAN SEBAGAI LEMBAGA JAMINAN YANG
MEMBERIKAN KEPASTIAN HUKUM BAGI BANK DALAM MELAKUKAN USAHA PERBANKAN”
Analisa:
“Bagaimana Pembebanan hak tanggungan atas tanah yang sedang dalam pengurusan pendaftaran haknya? Dan apakah semua subjek hukum hak pakai dapat menjadi subjek hukum pada hak tanggungan?”
Merupakan rumusan permasalahan dari Jurnal yang ditulis oleh Purbandari dengan judul “Hak Tanggungan Sebagai Lembaga Jaminan Yang Memberikan Kepastian Hukum Bagi Bank Dalam Melakukan Usaha Perbankan”. Dalam penjelasannya, beliau menjelaskan secara terperinci dan jelas. Saya menilai bahwa jurnal ini sudah lengkap dan memberikan penjelasan yang mendalam.\
Penjelasannya adalah:
Fungsi utama lembaga jaminan adalah untuk melancarkan dan mengamankan pemberian kredit. Namun di dalam Pasal 8 ayat (1) UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang- undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan menyatakan bahwa tidak mensyaratkan agar pemberian kredit harus disertai dengan jaminan. Hal itu tidaklah berarti bahwa pemberian kredit tidak mempunyai jaminan sama sekali. Walaupun undang-undang tidak mensyaratkan adanya jaminan di dalam pemberian kredit, namun di dalam praktik perbankan ditetapkan prinsip pemberian kredit (pinjaman) yang melarang bank menanggung resiko akibat pemberian kredit.
Lembaga jaminan berdasarkan obyeknya dibedakan menjadi dua, yaitu:
o Hukum Jaminan dengan Objek Benda berupa penyendirian suatu bagian dari kekayaan seseorang, sipemberi jaminan dan menyediakannya guna pembayaran kewajiban (utang) seseorang debitur.
Hak Tanggungan adalah jaminan yang dibebankan pada hak atas tanah
sebagaimana dimaksud dalam Undang- undang No. 5 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria, berikut atau tidak berikut benda-benda lain yang merupakan satu kesatuan dengan tanah itu, untuk pelunasan utang tertentu yang memberikan kedudukan yang diutamakan kepada kreditor tertentu terhadap kreditor-kreditor lain
Dengan diberlakukan UU No. 4 Tahun 1996, lembaga Credietverband telah dihapuskan dan hak atas tanah beserta benda-benda yang berkaitan dengan tanah dibebani dengan hak tangqungan yang diatur dengan UU No. 4 Tahun 1996.
Di dalam Pasal 15 ayat (2), Pasal 34 ayat (2) dan Pasal 53 ayat (2) PP No. 40 Tahun 1996 dinyatakan secara tegas bahwa Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, dan Hak Pakai dapat dijadikan jaminan utang dengan dibebani Hak T anggungan selama hak itu masih ada. Jika hak-hak tersebut hapus, maka hak tanggungan akan hapus dengan sendirinya.
SK Direksi Bank Indonesia No. 27/162/KEP/DIR dan SEBI No. 27/7/UPPB tanggal 31 Maret tahun 1995 ditegaskan bahwa "Setiap kredit yang telah disetujui dan disepakati permohonan kredit wajib dituangkan dalam perjanjian kredit (akad kredit) secara tertulis". Perjanjian kredit dalam usaha perbankan sudah barang tentu didasari oleh persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain.
Administrasi jaminan di sini dipilah sesuai dengan obyek jaminan. Masing-masing obyek jaminan mempunyai cara proses administrasi sendiri.
Berhubungan dengan judul jurnal, Jaminan dalam dunia usaha perbankan merupakan salah satu upaya agar pinjaman yang diberikan kepada debitur dibayarkan kembali sesuai dengan jangka waktu yang telah diperjanjikan dengan mendapatkan hasil berupa laba dari usaha tersebut. Kenyataan yang terjadi akhir-akhir ini adalah berbagai hambatan dihadapi dalam "mengambil" barang jaminan untuk melunasi utang sesuai dengan perjanjian utang-piutang dengan debitur.
yang dapat menjadi subjek dalam pembatasan perjanjian utang dengan hak tanggungan. Administrasi jaminan benda tetap yang telah diatur secara rinci adalah bahwa bentuk hak tanggungan, sedangkan dalam bentuk hipotik kapal laut dan pesawat terbang masih belum diatur secara rinci.
