Ayunda Sari : Monumen Nasional Atau Monas Sebagai Salah Satu Objek Wisata Di Dki Jaya, 2009. USU Repository © 2009
MONUMEN NASIONAL ATAU MONAS SEBAGAI SALAH
SATU OBJEK WISATA DI DKI JAYA
KERTAS KARYA
Dikerjakan
O
L
E
H
AYUNDA SARI
NIM : 062204096
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS SASTRA
PROGRAM STUDI NON GELAR
Ayunda Sari : Monumen Nasional Atau Monas Sebagai Salah Satu Objek Wisata Di Dki Jaya, 2009. USU Repository © 2009
MONUMEN NASIONAL ATAU MONAS SEBAGAI SALAH SATU OBJEK WISATA DI DKI JAYA
Kertas karya ini diajukan kepada penilai
Ayunda Sari : Monumen Nasional Atau Monas Sebagai Salah Satu Objek Wisata Di Dki Jaya, 2009. USU Repository © 2009
Disetujui oleh:
PROGRAM DIPLOMA SASTRA DAN BUDAYA
FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Medan, Juni 2009
Program Studi Pariwisata
Ketua Jurusan
Ayunda Sari : Monumen Nasional Atau Monas Sebagai Salah Satu Objek Wisata Di Dki Jaya, 2009. USU Repository © 2009
PENGESAHAN
Diterima oleh :
PANITIA PENILAI PROGRAM PENDIDIKAN NON GELAR SASTRA DAN BUDAYA FAKULTAS SASTRA USU MEDAN
UNTUK MELENGKAPI SALAH SATU SYARAT UJIAN DIPLOMA III DALAM BIDANG PARIWISATA
Pada :
Tanggal :
Hari :
PROGRAM DIPLOMA SASTRA DAN BUDAYA
FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Dekan,
Drs. Syaifuddin, M.A., Ph.D. NIP . 132 098 531
Panitia Penilai
No. Nama Tanda Tangan
1. Drs. Ridwan Azhar, M.Hum. (Ketua Jurusan) ………
2. Drs. Mukhtar, S.Sos., S.Par. (Sekretaris Jurusan) ……….
3. Arwina Sufikha, SE, M.Si. (Dosen Pembimbing) ………..
Ayunda Sari : Monumen Nasional Atau Monas Sebagai Salah Satu Objek Wisata Di Dki Jaya, 2009. USU Repository © 2009
ABSTRAK
Ibu kota Negara Indonesia, Jakarta menyimpan sejuta kenangan, kenangan yang mengingatkan kita kepada bagaimana perjuangan Bangsa kita dahulu sebelum kemerdekaan salah satu yang menjadi andalan di ibu kota Negara ini adalah Monumen Nasional atau Tugu Monas yang terkenal sebagai Land Mark Kota Jakarta.Suatu objek wisata dalam mendatangkan wisatawan apabila memiliki 3 faktor utama yang menjadi ketertarikan bagi wisatawan untuk datang ke objek dan daya tarik wisata tersebut, factor tersebut adalah : Something to do, something to see, and something to buy di objek dan daya tarik wisata dikunjungi. Selain itu juga dibutuhkannya sebuah pengemasan produk wisata yang professional sehingga laku untuk dijual kepada wisatawan. Kunjungan wisata Monumen Nasional apabila dikaitkan dengan 3 faktor pendukung diatas, berarti ada beberapa point yaitu adanya something to do dan something to see. Oleh sebab itu dalm karya tulis ini di upayakan untuk dapat menjadikan Monumen Nasional sebagai tempat wisata saja tetapi juga dapat menjadi sumber ilmu sejarah bagi siapa saja yang menginginkannya.
Ayunda Sari : Monumen Nasional Atau Monas Sebagai Salah Satu Objek Wisata Di Dki Jaya, 2009. USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmanirrahiim
Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT atas segala
rahmat, taufik dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Kertas Karya yang
berjudul “MONUMEN NASIONAL ATAU MONAS SEBAGAI SALAH SATU OBJEK
WISATA DI DKI JAYA”.
Kertas karya ini diajukan untuk melengkapi tugas – tugas akhir dan sebagai salah
satu syarat untuk mencapai gelar Ahli Madya Pariwisata.
Pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga
kepada orang tua yang telah membesarkan penulis hingga sampai saat ini, dan pada
kesempatan ini pula penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Syaifuddin, M.A., Ph.D selaku Dekan Fakultas Sastra USU
2. Bapak Drs. Ridwan Azhar, M.Hum. selaku Ketua Program Studi Pariwisata
3. Ibu Arwina Sufikha, SE, M.Si. selaku Dosen Pembimbing
4. Bapak Sugeng Parmono, SE, M.Si. selaku Dosen Pembaca
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan kertas karya saya ini masih banyak
terdapat kekurangan, baik informasi dan penggunaan kalimatnya. Oleh sebab itu penulis
menerima dengan senang hati kritikan dan masukan demi peningkatan kertas karya ini.
Akhir kata, semoga kertas karya ini berguna bagi penulis sendiri maupun
masyarakat banyak untuk kemajuan kepariwisataan dan kebudayaan bangsa Indonesia di
masa yang akan datang.
Ayunda Sari : Monumen Nasional Atau Monas Sebagai Salah Satu Objek Wisata Di Dki Jaya, 2009. USU Repository © 2009
i
DAFTAR ISI
ABSTRAK ……….. i
KATA PENGANTAR……… ii
DAFTAR ISI ………. iii
BAB I PENDAHULUAN 1.1Alasan Pemilihan Judul ……… 1
1.2Pembatasan Permasalahan………. 1
1.3Tujuan Penulisan……… 2
1.4Teknik pengumpulan Data………. 2
1.5Sistematika Penulisan………. 2
BAB II URAIAN TEORITIS OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA 2.1Pengertian Pariwisata, wisatawan dan objek Wisata……… 4
2.2 Manfaat Pariwisata………... 9
BAB III GAMBARAN UMUM MONUMEN NASIONAL 3.1 Sejarah singkat Monumen Nasional………. 11
Ayunda Sari : Monumen Nasional Atau Monas Sebagai Salah Satu Objek Wisata Di Dki Jaya, 2009. USU Repository © 2009
3.3 Ukuran dan Isi Monas………. 14
3.3.1 Lokasi……….. 15
3.3.2 Akses……….. 15
3.3.3 Museum Sejarah Perjuangan Nasional……… 15
3.3.4 Taman Monas……….. 16
3.4 Wisata Monas……….. 16
3.5 Harga Tiket……….. 17
BAB IV MONUMEN NASIONAL SEBAGAI OBJEK WISATA DI IBU KOTA JAKARTA 4.1 Gambaran umum DKI JAYA ……….. 18
4.2 Monas atau Monumen Nasional sebagai Landmark DKI JAYA……… 21
4.2.1 ONDEL-ONDEL……… 22
4.2.2 GAMBANG KROMONG……… 23
4.2.3 LENONG BETAWI………. 23
4.2.4 TANJIDOR……….. 24
4.2.5 KERONCONG TUGU……… 25
4.2.6 ORKES GAMBUS……….. 25
Ayunda Sari : Monumen Nasional Atau Monas Sebagai Salah Satu Objek Wisata Di Dki Jaya, 2009. USU Repository © 2009
4.2.8 ORKES SAMRAH………. 26
4.2.9 TARI SILAT………. 27
4.2.10 TARI TOPENG………. 27
4.2.11 TOPENG BETAWI……….. 28
4.2.12 WAYANG BETAWI………. 28
4.3 Bus Wisata Monas 29 4.4 Pesona alam taman Monas ( INDONESIAN NATIONAL MONUMENT PARK NATURAL CHARMS ) 29 4.4.1 Pijat Gratis Ala Monas……….. 30
4.4.2 Rekreasi Rohani………. 31
4.5 Hotspot Gratis di Monas……… 32
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 33 5.1 KESIMPULAN……….. 33
5.2 SARAN………. 34
Ayunda Sari : Monumen Nasional Atau Monas Sebagai Salah Satu Objek Wisata Di Dki Jaya, 2009. USU Repository © 2009
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Alasan Pemilihan Judul
Jakarta sebagai ibu kota Negara Indonesia merupakan tempat yang paling padat
penduduknya namun di kota yang padat itu pula banyak terdapat daerah tujuan wisata
maupun objek – objek wisata. Salah satu yang menjadi kebanggaannya adalah Monumen
Nasional (Monas). Monas yang merupakan salah satu dari monumen yang didirikan
untuk mengenang perlawanan dan perjuangan rakyat pada masa revolusi kemerdekaan
melawan penjajah Belanda. Monas di bangun untuk memberi Inspirasi dan
membangkitkan semangat patriotisme generasi saat ini dan mendatang. Monas adalah
monumen sejarah sekaligus monumen nasionalis bangsa Indonesia. Berkenaan hal diatas
maka, penulis merasa tertarik untuk menulis kertas karya dengan judul “MONUMEN
NASIONAL (MONAS) SEBAGAI SALAH SATU OBJEK WISATA DI IBU KOTA
JAKARTA “
1.2 Pembatasan Masalah
Dari berbagai macam objek wisata yang dapat di jadikan sebagai bahan penulisan
karya tulis ini maka penulis membatasi permasalahan mengenai Monas sebagai salah satu
Ayunda Sari : Monumen Nasional Atau Monas Sebagai Salah Satu Objek Wisata Di Dki Jaya, 2009. USU Repository © 2009
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan kertas karya ini adalah :
1. Untuk memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Program
Pendidikan Diploma III Program Studi Pariwisata Fakultas Sastra Universitas
Sumatera Utara.
2. Membahas mengenai Monas atau Monumen Nasional sebagai salah satu
objek wisata di ibu kota Jakarta.
3. Agar tulisan ini dapat menambah wawasan pembaca tentang masalah Monas
atau Monumen Nasional sebagai salah satu objek wisata di ibu kota Jakarta
yang dapat lebih di perluas di masyarakat dan lingkungan.
1.4 Metode Penelitian
Metode Penelitian dalam penulisan Karya Tulis ini adalah :
1. Library Research, penulis mengumpulkan seluruh data yang berhubungan
dengan objek penulisan baik buku, majalah, dan data – data bahan pustaka
yang berhubungan dengan kertas karya.
2. Field Research, penulis mengadakan penelitian dengn terjun langsung ke
lapangan dan mewawancarai pihak – pihak terkait.
1.5 Sistematika Penulisan
Penyajian kertas karya ini terdiri dari lima bab, yaitu :
BAB I
Ayunda Sari : Monumen Nasional Atau Monas Sebagai Salah Satu Objek Wisata Di Dki Jaya, 2009. USU Repository © 2009
Dalam bab ini akan di uraikan alasan pemilihan judul, pembatasan masalah,
tujuan penulisan, metode serta sistematika penulisan.
BAB II
URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN
Dalam bab ini akan diuraikan tentang pengertian kepariwisataan, wisatawan,
industri pariwisata, objek dan daya tarik wisata, pengertian kesenian dan hubungannya
dengan kepariwisataan.
BAB III
GAMBARAN UMUM MONUMEN NASIOMAL DKI JAYA
Dalam bab ini akan diuraikan tentang sejarah singkat Monas atau Monumen
Nasional, lingkungan Monas pengelolaan Monas dan arkeologis dan arsitekturnya.
BAB IV
MONUMEN NASIONAL SEBAGAI OBJEK WISATA DI DKI JAYA
Dalam bab ini akan diuraikan tentang gambaran umum DKI JAYA serta hal – hal
yag berkembang yang ada di Monumen Nasional.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini adalah menyimpulkan keseluruhan dari isi kertas karya serta saran
– saran untuk perkembangan Objek Wisata Monas sebagai salah satu objek di DKI
JAYA.
DAFTAR PUSTAKA
Ayunda Sari : Monumen Nasional Atau Monas Sebagai Salah Satu Objek Wisata Di Dki Jaya, 2009. USU Repository © 2009
BAB II
URAIAN TEORITIS OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA
2.1 Pengertian Pariwisata, Wisatawan dan Objek Wisata
Di tinjau secara etimologi, pariwisata berasal dari bahasa Sanskerta. Kata pariwisata
terdiri dari dua suku kata yaitu “ Pari dan Wisata”. Pari berarti berkali – kali atau
berulang – ulang, sedangkan wisata berarti perjalanan. Maka Pariwisata adalah sebagai
perjalanan yang di lakukan berulang – ulang dari suatu tempat ke tempat yang lain.
Untuk lebih jelas, penulis telah mengutip beberapa pendapat para ahli tentang Pariwisata.
Menurut Hunziger dan Krapf dari Swiss dalam Pendit (1986: 33)
“… Pariwisata didefenisikan sebagai sejumlah hubungan dan gejala – gejala yang
dihasilkan dari tinggalnya orang – orang asing, asalkan tinggalnya mereka itu tidak
menyebabkan timbulnya tempat tinggal serta usaha – usaha yang bersifat sementara atau
permanen sebagai usaha mencari kerja penuh.
Wahab dalam Pendit (1986 : 29) memberikan batasan tentang pengertian
pariwisata sebagai berikut :
“… Pariwisata adalah salah satu jenis industri baru yang mampu menghasilkan
pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam penyediaan lapangan kerja, peningkatan
penghasilan, standar hidup serta menstimulasi sektor – sektor produktivitas lainnya”.
E. Guyer Freuler dalam Yoeti (1996 : 115) merumuskan pengertian pariwisata
Ayunda Sari : Monumen Nasional Atau Monas Sebagai Salah Satu Objek Wisata Di Dki Jaya, 2009. USU Repository © 2009
“…Pariwisata dalam artian modern adalah merupakan phenomena dari zaman
sekarang yang didasarkan atas kebutuhan akan kesehatan dan pergantian hawa, penilaian
yang sadar dan menumbuhkan (cinta) terhadap keindahan alam dan pada khususnya di
sebabkan oleh bertambahnya pergaulan dari berbagai bangsa dan kelas masyarakat
manusia sebagai hasil daripada perkembangan perniagaan, industri, perdagangan, serta
penyempurnaan dari pada alat – alat pengangkutan”.
Herman V. Schulard, seorang ahli ekonomi bangsa Austria, dalam Yoeti
(1996:114) telah memberikan batasan pariwisata sebagai berikut :
“ Tourism is the sum of operation, mainly of an economic nature, Which directly
related to the entry, stay and movement of foreigner, Inside certain country, city or
region”.
Menurut pendapatnya, yang dimaksudkan dengan kepariwisataan adalah
sejumlah kegiatan, terutama yang ada kaitannya dengan kegiatan perekonomian yang
secara langsung berhubungan dengan masuknya adanya pendiaman dan bergeraknya
orang – orang asing keluar masuk kota, daerah atau Negara.
Dari defenisi diatas, dapat disimpulkan bahwa pariwisata yang sesungguhnya
adalah suatu perjalanan yang di lakukan untuk sementara waktu, yang di selenggarakan
dari suatu tempat ke tempat yang lain, dengan maksud bukan untuk mencari nafkah di
tempat yang di kunjungi. Selain itu pariwisata juga dapat di katakan sebagai sebuah
industri jasa dalam bentuk pelayanan yang diberikan pada wisatawan sehingga pariwisata
di kenal dengan industri tanpa asap.
Ayunda Sari : Monumen Nasional Atau Monas Sebagai Salah Satu Objek Wisata Di Dki Jaya, 2009. USU Repository © 2009
“ Setiap orang yang melakukan perjalanan dan persinggahan sementara di luar
tempat tinggalnya untuk keperluan apapun kecuali mencari nafkah tetap”.
Kalau di tinjau dari segi etimologi wisatawan berasal dari kata “wisata”, bersal dari
bahasa Sanskerta yang artinya “ Perjalanan “ dapat disamakan dengan kata travel dalam
bahasa Inggris. Dalam pengertian ini orang melakukan perjalanan, maka wisatawan sama
artinya dengan traveller, karena dalam bahasa Indonesia sudah merupakan kelaziman
pemakaian akhiran “wan” untuk menyatakan orang dengan profesi yang di lakukannya.
Seseorang dapat di katakan wisatawan apabila melakukan perjalanan dari tempat asalnya
ke tempat lain dengan berbagai tujuan tetapi bukan untuk tinggal menetap sperti
pendapat Dirjen Pariwisata (1989 : 10) yang mengatakan, ciri – ciri yang menentukan
seseorang sebagai wisatawan adalah :
Melakukan perjalanan di luar tempat tinggalnya sehubungan dengan berbagi
keperluan rekreasi, kesehatan, pendidikan, bisnis, dan sebagainya.
Melakukan perjalanan dan persinggahan di tempat lain untuk sementara waktu
tanpa bermaksud menetap di tempat yang dikunjungi.
Melakukan perjalanan di luar tempat tinggalnya tidak dengan maksud untuk
memperoleh penghasilan tetap atau gaji di tempat yang dikunjunginya.
J. Christopher Holloway dalam Pendit (1986 : 30), mendefenisikan wisatawan sebagai
berikut :
“… Seseorang yang mengadakan perjalanan untuk melihat sesuatau yang lain dan
kemudian mengeluh bila ia membayar sesuatu yang tidak sesuai”.
P.W. Ogilive seorang ahli kepariwisataan Inggris (Dalam Yoeti, 1996;141) melihat
Ayunda Sari : Monumen Nasional Atau Monas Sebagai Salah Satu Objek Wisata Di Dki Jaya, 2009. USU Repository © 2009
“… Wisatawan adalah semua orang yang memenuhi dua syarat, pertama bahwa
mereka meninggalkan rumah kediamannya untuk jangka waktu kurang dari satu
tahun dan kedua bahwa sementara mereka pergi, mereka mengeluarkan uang di
tempat yang mereka kunjungi tidak dengan mencari nafkah di tempat tersebut”.
Pendapat Soekadijo (1997;3) mengatakan wisatawan adalah :
“… Orang yang mengadakan perjalanan dari tempat kediamannya tanpa menetap di
tempat yang di datangi”.
Panitia Statistik Liga Bangsa – Bangsa dalam Yoeti (1996:137) pada siding dewan yang
di selenggarakan tanggal 22 Januari 1937, telah pula memberikan batasan tentang
wisatawan sebagai berikut :
“… Istilah wisatawan hendaklah di maksudkan, setiap orang yang mengadakan
perjalanan selama 24 jam atau lebih dalam suatu Negara yang lain dari Negara di
mana ia biasanya tinggal”.
Instruksi Presiden (InPres) No. 9 Tahun 1969 mengatakan wisatawan adalah :
“… setiap orang yang bepergian dari tempat tinggalnya untuk berkunjung ke tempat
lain dengan menikmati perjalanan dan kunjungannya itu”.
Dari berbagai defenisi di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa wisatawan
sebenarnya adalah seseorang atau sekelompok orang yang melakukan perjalanan dari satu
tempat ke tempat lain dengan motif yang berbeda – beda tetapi bukan untuk tinggal
menetap ataupun mencari nafkah.
Wisatawan memiliki hubungan erat dengan pariwisata, karena orang – orang
Ayunda Sari : Monumen Nasional Atau Monas Sebagai Salah Satu Objek Wisata Di Dki Jaya, 2009. USU Repository © 2009
Kegiatan pariwisata tidak akan terlaksana tanpa adanya perpindahan yang di
lakukan oleh wisatawan dari tempat asalnya ke sebuah tempat tujuan wisata.
Ngafenan dalam Karyono (1997:26) telah memberikan defenisi tentang objek wisata
sebagai berikut :
“… Objek wisata sebagai segala objek yang dapat menimbulkan daya tarik bagi
para wisatawan untuk dapat mengunjunginya. Misalnya keadaan alam, bangunan
sejarah, kebudayaan dan pusat – pusat rekreasi modern”.
Ngafenan dalam Karyono (1997:26) juga memberikan defenisi objek wisata :
“ Sebagai tempat tujuan wisata yakni tempat pemberhentian terakhir suatu
perjalanan wisata dan harga paket tersebut”.
Menurut Surjanto dkk, dalam Karyono (1997:26) Daerah Tujuan Wisata adalah :
“… Daerah – daerah yang berdasarkan kesiapan prasarana dan sarana
dinyatakan siap menerima kunjungan wisatawan di Indonesia”.
Dari pendapat di atas dapat di simpulkan pengertian objek wisata atau di sebut juga
daerah tujuan wisata adalah suatu daerah yang memiliki potensi dan daya tarik untuk di
kunjungi oleh wisatawan dengan segala sarana dan prasarana yang lengkap.
Di tinjau dari sudut pemasaran pariwisata, terutama dalam rangka
mengembangkan produk baru, sesungguhnya suatu DTW mempunyai banyak hal yang
dapat di tawarkan sebagai daya tarik wisatawan kepada pasar yang berbeda – beda
dengan selera wisatawan. Adapun hal – hal penting yang harus di perhatikan dalam
Ayunda Sari : Monumen Nasional Atau Monas Sebagai Salah Satu Objek Wisata Di Dki Jaya, 2009. USU Repository © 2009
1. Daerah itu harus memiliki apa yang disebut sebagai “ Something to see “.
Artinya, di tempat tersebut harus ada objek dan atraksi wisata, yang berbeda dan
tidak di miliki oleh daerah lain serta menarik untuk di lihat pengunjung.
2. Di daerah tersebut harus tersedia apa yang di sebut dengan istilah “ Something to
do “. Artinya, di tempat itu harus di sediakan fasilitas rekreasi yang membuat
mereka betah dan ingin tinggal lebih lama. Sehingga pengunjung dapat
melakukan berbagai kegiatan yang menyenangkan.
3. Di daerah itu harus ada yang di sebut dengan “Something to buy“. Artinya, di
sana harus tersedia fasilitas untuk berbelanja, terutama barang cinderamata
sebagai hasil kerajinan tangan.
Objek wisata dan atraksi wisata memiliki perbedaan arti, objek wisata adalah segala
sesuatu yang dapat di lihat langsung tanpa adanya bantuan orang lain. Misalnya saja
pemandangan, gunung, sungai, candi, dan sebagainya. Sedangkan atraksi wisata adalah
merupakan sinonim dengan pengertian “Entertainments”, yaitu sesuatu yang dipersiapkan
lebih dahulu agar dapat di lihat dan di nikmati orang lain. Seperti pertunjukkan tarian
daerah, upacara adat dan lain – lain. Tanpa adanya suatu persiapan yang matang maka hal
tersebut belum menjadi atraksi yang dapat menarik wisatawan.
Objek wisata di sebut juga sebagai produk industri pariwisata yang meliputi
keseluruhan pelayanan yang di peroleh, di rasakan dan di nikmati wisatawan. Untuk itu,
objek wisata merupakan hal yang menentukan dalam kegiatan pariwisata. Karena
wisatawan melakukan perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain adalah untuk tujuan
mencari hal berbeda dari lingkungan tempat tinggalnya, di mana dia akan menemukan
Ayunda Sari : Monumen Nasional Atau Monas Sebagai Salah Satu Objek Wisata Di Dki Jaya, 2009. USU Repository © 2009
2.2 Manfaat Pariwisata
Pariwisata yang paling pokok bermanfaat bagi orang secara pribadi – pribadi
sebagai sarana hiburan. Dalam waktu liburan umpamanya, wisatawan perlu melepaskan
diri dari suasana tegang dan kelelahan akibat pekerjaan sehari – hari.
Walaupun demikian bila di teliti motifasinya berbeda – beda bagi kalangan tertentu
berwisata sering di artikan mencari suasana baru yang sama sekali berlainan dengan
kehidupan sehari – hari.
Selain sebagai sarana hiburan, pariwisata juga merupakan salah satu sumber
devisa Negara. Sebagai contoh, objek – objek wisata lainnya menarik retribusi pada
setiap pengunjung dalam bentuk tiket masuk ke DTW. Ini lebih tampak pada wisatawan
asing yang datang berbelanja dengan mengunakan valuta asing, sehingga menambah
pemasukan devisa Negara. Devisa Negara juga dapat bertambah melalui pajak yang di
terima dari industri perhotelan.
Di samping menggerakkan kehidupan ekonomi, pariwisata juga menjadi salah
satu pendorong dalam pengembangan seni budaya. Banyak wisatawan yang berkunjung
kesuatu daerah untuk menyaksikan atraksi – atraksi budaya.
Pariwisata juga memberikan manfaat pada pemeliharaan lingkungan, karena
dengan berkunjungnya wisatawan kesuatu daerah, maka pemerintah dan masyarakat akan
senantiasa menjaga kelestarian daerah tersebut agar menarik di mata wisatawan.
Bidang pariwisata juga bermanfaat bagi kalangan masyarakat lokal dan
masyarakat umum. Dengan adanya kegiatan pariwisata akan memberi kesempatan
bekerja bagi para pengangguran dan membuka lapangan pekerjaan. Selain itu, juga
Ayunda Sari : Monumen Nasional Atau Monas Sebagai Salah Satu Objek Wisata Di Dki Jaya, 2009. USU Repository © 2009
Karena dengan berkunjungnya wisatawan ke suatu DTW, masyarakat akan dapat
menjalin hubungan baik dengan orang – orang baru yakni wisatawan yang berkunjung ke
daerahnya. Masyarakat juga akan semakin mengerti tentang keberadaan orang lain dan
bagaimana cara menghargainya.
BAB III
GAMBARAN UMUM MONUMEN NASIONAL
3.1 Sejarah Singkat Monumen Nasional
Monumen Nasional atau yang populer disingkat dengan Monas atau Tugu Monas
adalah salah satu dari monumen peringatan yang didirikan untuk mengenang perlawanan
dan perjuangan rakyat
Monumen Nasional yang terletak di Lapangan Monas, Jakarta Pusat, dibangun pada
dekade 1961. Dibangun di areal seluas
diresmikan
umum pada tanggal
melestarikan perjuangan bangsa Indonesia pada masa revolusi kemerdekaan 1945, agar
terbangkitnya inspirasi dan semangat patriotisme generasi saat ini dan mendatang.Tugu
Monas yang menjulang tinggi dan melambangkan lingga (alu atau anatan) yang penuh
dimensi khas budaya bangsa Indonesia. Semua pelataran cawan melambangkan Yoni
(lumbung). Alu dan lumbung merupakan alat rumah tangga yang terdapat hampir di
setiap rumah penduduk pribumi Indonesia. Lapangan Monas mengalami lima kali
Ayunda Sari : Monumen Nasional Atau Monas Sebagai Salah Satu Objek Wisata Di Dki Jaya, 2009. USU Repository © 2009
Lapangan Monas, dan Taman Monas. Di sekeliling tugu terdapat taman, dua buah kolam
dan beberapa lapangan terbuka tempat berolah raga pada hari-hari libur.
3.3 Monumen Nasional dan lingkungannya
Indonesia. Salah satu tujuan wisata bagi pelancong dalam maupun luar negeri, yang
memiliki fenomena menarik. Bagi pelancong dalam negeri, karena didalam Monas, kita
bisa mendengar pidato Soekarno dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia serta
melihat diorama peperangan kemerdekaan. Tugu dengan puncak seperti lidah api berlapis
emas itu dibangun pada th 1959, diresmikan pada 17 Agustus 1961 oleh Presiden
Soekarno untuk mengenang perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah, dan mulai
dibuka untuk umum pada 12 Juli 1975. Monas dirancang oleh Arsitek F Silaban dan
Soedarsono dan Konsultan Rooseno. Nyala api di puncak yang berdiameter 6 meter
dibuat dari perunggu berberat 14,5 ton, dilapisi emas yang didatangkan dari Cikotok
seberat 35 kg. Lidah api itu melambangkan semangat yang tak pernah padam melawan
penjajah. Cawan pelataran di puncak bawah lidah api, berjarak 17 meter, berukuran
11×11 meter, mampu memuat 50 orang. Di bagian bawah terdapat cawan yang tingginya
17 meter diukur dari lantai dasar dan 8 meter dari lantai museum. Ukuran cawan 45×45
meter. Ini dimaksudkan sebagai catatan hari kemerdekaan, 17-8-45. Monas dibangun di
kawasan seluas 80 hektare di Merdeka Square. Di sebelah utara dibatasi oleh Jl Medan
Ayunda Sari : Monumen Nasional Atau Monas Sebagai Salah Satu Objek Wisata Di Dki Jaya, 2009. USU Repository © 2009
Merdeka Selatan, di barat oleh Jl Medan Merdeka Barat. Di sini banyak kantor
pemerintah. Di bagian utara ada Taman Merdeka, di situ ditempatkan patung perunggu
Pangeran Diponegoro menaiki kuda. patung ini karya pematung Italia, Coberlato. Dari
sini, pengunjung bisa menjangkau dasar Monas. Taman di sekitar Monas kini disebut
sebagai Taman Monas. Pernah disebut sebagai Lapangan Gambir, Lapangan Ikada,
Lapangan Merdeka, Lapangan Monas, kemudian Taman Monas. Di Merdeka Square ini,
banyak orang bisa berkumpul, untuk tujuan rekreasi ataupun tujuan politik. Di Jl Medan
Merdeka Utara ada kantor Presiden dan Wakil Presiden, kantor mahkamah Agung.
Lapangan Monas mengalami lima kali penggantian nama yaitu Lapangan Gambir,
Lapangan Ikada, Lapangan Merdeka, Lapangan Monas, dan Taman Monas. Di sekeliling
tugu terdapat taman, dua buah kolam dan beberapa lapangan terbuka tempat berolahraga.
Pada hari-hari libur, Minggu atau libur sekolah banyak masyarakat yang berkunjung ke
sini. Di ruang museum terdapat diorama peradaban bangsa Indonesia. Ada diorama yang
menceritakan zaman megalitikum, zaman kerajaan Sriwijaya, zaman Raja Samaratungga
yang membangun Candi Borobudur, zaman Raja Airlangga yang membangun tanggul
untuk mencegah banjir, zaman Singasari yang menahan serbuan tentara Kubilai Khan.
Ada pula replika naskah proklamasi dari emas. Di sini pula diperdengarkan rekaman
suara Sukarno saat membaca teks proklamasi. Fasilitas di taman ada lapangan futsal, area
berlari, tapak refleksi, lapangan senam. Ada pula atraksi perpaduan laser multiwarna tiga
dimensi yang membuat Tugu Monas bisa berubah warna di malam hari. Ada juga atraksi
Ayunda Sari : Monumen Nasional Atau Monas Sebagai Salah Satu Objek Wisata Di Dki Jaya, 2009. USU Repository © 2009
3.3 Ukuran dan Isi Monas
Monas dibangun setinggi 132 meter dan berbentuk lingga yoni. Seluruh bangunan
ini dilapisi oleh marmer. Ukuran Monas tersebut terdiri dari :
Berikut ini adalah keterangan gambar diatas ini :
a
.
Lidah ApiDi bagian puncak terdapat cawan yang di atasnya terdapat lidah api dari perunggu
yang tingginya 17 meter dan diameter 6 meter dengan berat 14,5 ton. Lidah api ini
dilapisi emas seberat 45 kg. Lidah api Monas terdiri atas 77 bagian yang disatukan.
Ayunda Sari : Monumen Nasional Atau Monas Sebagai Salah Satu Objek Wisata Di Dki Jaya, 2009. USU Repository © 2009
Pelataran puncak luasnya 11 x 11 m. Untuk mencapai pelataran puncak,
pengunjung bisa menggunakan lift dengan lama perjalanan sekitar 3 menit. Di sekeliling
lift terdapat tangga darurat. Dari pelataran puncak Monas, pengunjung bisa melihat
gedung-gedung pencakar langit di kota Jakarta. Bahkan jika udara cerah, pengunjung
dapat melihat Gunung Salak di Jawa Barat maupun Laut Jawa dengan Kepulauan Seribu.
c
.
Pelataran BawahPelataran bawah luasnya 45 x 45 m. Tinggi dari dasar Monas ke pelataran bawah
yaitu 17 meter. Di bagian ini pengunjung dapat melihat Taman Monas yang merupakan
hutan kota yang indah.
3.3.1 Lokasi
Monumen Nasional ini terletak di Jl. Medan Merdeka, Jakarta Pusat
3.3.2 Akses
Monas adalah tempat wisata di pusat kota. Oleh karena itu, akses menuju lokasi
ini sangat mudah. Pengunjung bisa menuju ke lokasi dengan menggunakan bus kota atau
kendaraan sendiri. Monumen dan museum ini dibuka setiap hari, mulai pukul 09.00 –
16.00 WIB.
3.3.3Museum Sejarah Perjuangan Nasional
Di bagian bawah Monas terdapat sebuah ruangan yang luas yaitu Museum
Nasional. Tingginya yaitu 8 meter. Museum ini menampilkan sejarah perjuangan Bangsa
Ayunda Sari : Monumen Nasional Atau Monas Sebagai Salah Satu Objek Wisata Di Dki Jaya, 2009. USU Repository © 2009
12 diorama (jendela peragaan) yang menampilkan sejarah Indonesia dari jaman
kerajaan-kerajaan nenek moyang Bangsa Indonesia hingga G 30 S PKI. Selain itu direncanakan
untuk ditampilkan bendera pusaka dan naskah proklamasi yang asli di dalam bangunan
Monas. Di sini juga ditampilkan rencana pembangunan kota Jakarta.
3.3.4 Taman Monas
Pengunjung juga dapat menghilangkan rasa jenuh, dengan menikmati Taman
Monas, yaitu sebuah hutan kota yang dirancang dengan taman yang indah. Di taman ini
pengunjung dapat bermain bersama kawanan rusa yang sengaja didatangkan dari Istana
Bogor untuk meramaikan taman ini. Selain itu pengunjung juga dapat berolah raga di
taman ini bersama teman maupun keluarga. Taman Monas juga dilengkapi dengan kolam
air mancur menari. Pertunjukan air mancur menari ini sangat menarik untuk ditonton
pada malam hari. Air mancur akan bergerak dengan liukan yang indah sesuai alunan lagu
yang dimainkan. Selain itu ada juga pertunjukkan laser berwarna-warni pada air mancur
ini. Bagi pengunjung yang ingin menjaga kesehatan, selain berolah raga di Taman
Monas, juga dapat melakukan pijat refleksi secara gratis di taman ini dengan disediakan
batu-batuan yang cukup tajam untuk dipijak refleksi. Di taman ini juga disediakan
beberapa lapangan futsal dan basket yang bisa digunakan siapapun. Jika lelah berjalan
kaki di taman seluas 80 hektar ini, pengunjung dapat menggunakan kereta wisata. Taman
ini bebas dikunjungi siapa saja dan terbuka secara gratis untuk umum.
Ayunda Sari : Monumen Nasional Atau Monas Sebagai Salah Satu Objek Wisata Di Dki Jaya, 2009. USU Repository © 2009
Untuk mengunjungi Monas, ada banyak jenis transportasi yang dapat digunakan,
antara lain KRL Jabodetabek jenis express yang berhenti di Stasiun Gambir. Selain itu
pengunjung dapat menggunakan fasilitas transportasi Bus Trans Jakarta. Jika
menggunakan kendaraan pribadi, tersedia lapangan parkir khusus IRTI, atau memarkir
kendaraan di Stasiun Gambir. Untuk dapat masuk ke bangunan Monas, pengunjung dapat
melalui pintu masuk di sekitar patung Pangeran Diponegoro, lalu melalui lorong bawah
tanah untuk masuk ke Monas, atau dapat melalui pintu masuk di pelataran Monas bagian
utara. Jam buka Monas adalah jam 9.00 pagi hingga jam 16.00 sore. Monas dapat
menjadi salah satu pilihan untuk berwisata bersama keluarga dan tempat mendidik
anak-anak untuk lebih mengenal sejarah Indonesia. Pengunjung juga dapat menikmati udara
segar dari rindangnya pepohonan di Monas. Dan jangan lupa untuk menjaga kebersihan
Taman Monas agar tetap indah untuk dinikmati siapapun.
3.6 Harga Tiket
Untuk memasuki Monas, wisatawan diwajibkan membayar tiket masuk pelataran
Monas sebesar Rp. 2.500 per orang (tiket ini juga sudah termasuk biaya masuk ke
museum Monas). Apabila ingin mencapai puncak Monas, pengunjung harus membayar
tiket lagi sebesar Rp. 7.000 per orang. Dan jika ingin menikmati pemandangan Jakarta
dari puncak Monas, para turis dapat membeli koin seharga Rp. 2.000,- untuk
menggunakan teropong yang disediakan di tempat tersebut.
Ayunda Sari : Monumen Nasional Atau Monas Sebagai Salah Satu Objek Wisata Di Dki Jaya, 2009. USU Repository © 2009
BAB IV
MONUMEN NASIONAL SEBAGAI OBJEK WISATA
DI IBU KOTA JAKARTA
4.1 Gambaran umum DKI JAYA
Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) adalah
Kota ini merupakan satu-satunya di Indonesia yang memiliki status setingkat
Jakarta terletak di bagian barat laut
Djakarta (1942-1972).
Pada tahun
8.792.000 jiw
23 juta jiwa merupakan wilayah metropolitan terbesar di Indonesia atau urutan keenam
dunia. Kini wilayah Jabodetabek telah terintegrasi dengan wilayah Bandung Raya, di
mana megapolis Jabodetabek-Bandung Raya mencakup sekitar 30 juta jiwa, yang
menempatkan wilayah megapolis ini di urutan kedua dunia, setelah megapolis
Ayunda Sari : Monumen Nasional Atau Monas Sebagai Salah Satu Objek Wisata Di Dki Jaya, 2009. USU Repository © 2009
Jakarta memiliki moda transportasi terpadu, yang dikenal denga
Istana Negara, di Jakarta juga terdapat kantor pusat
Jakarta dapat dikatakan sebagai surga untuk berbelanja, beberapa pusat
perbelanjaan di Jakarta tidak hanya memajang barang – barang dagangannya, namun
lebih dari itu beberapa plaza dan mall di Jakarta telah dilengkapi dengan berbagai sarana
rekreasi keluarga seperti bioskop, arena permainan elektronik serta pusat jajanan. Bahkan
di Mall Taman Anggrek terdapat arena seluncur es yang sudah barang tentu menjadi
sesuatu yang unik dan menarik. Bila ingin berbelanja sambil rekreasi, silahkan datang ke
Plaza Indonesia, Plaza Senayan, Mall Amba Sador, Mall Taman Anggrek, atau tempat
belanja lainnya seperti Mega Pasar Raya, Toserba Sarina, Plaza Blok M, Atrium segi tiga
senen, Mall Pondok Indah dan masih banyak lagi. Namun ada juga pusat belanja yang
tidak kalah menarik serta menawarkan harga yang relatif lebih murah seperti ITC
Mangga Dua, Pasar Tanah Abang, Pasar Baru, dan Pasar Senen, Bila ingin mendapatkan
barang elektronik datang ke Plaza Glodok atau Mall Mangga Dua. Kalau Ingin berburu
benda antik datang saja ke Jalan Surabaya.
Betawi adalah suku Bangsa asli yang mendiami wilayah DKI JAYA dan
sekitarnya. Nama Betawi berasal dari Batavia (Bahasa Belanda). Letak wilayah Jakarta
dekat dengan laut, sejak 400 tahun yang lalu, wilayah ini menjadi pusat perdagangan di
Indonesia, bahkan bangsa asing seperti Cina, Arab, dan India, berdagang ke Jakarta untuk
berbagai macam keperluan. Latar belakang budaya para pendatang berbeda – beda. Sejak
Ayunda Sari : Monumen Nasional Atau Monas Sebagai Salah Satu Objek Wisata Di Dki Jaya, 2009. USU Repository © 2009
terjadilah pembauran dibidang kebudayaan sehingga melahirkan kebudayaan baru yang
didukung oleh orang Betawi
Para pendatang itu antara lain suku Melayu, Jawa, Bali, Bugis, Sunda, Ambon,
Birma, Portugis, Belanda, Arab, Inggris, Jerman, dan lain – lain. Unsur budaya etnik
bangsa pendatang itu berasimilasi sehingga melahirkan budaya baru yang tampak dalam
bahasa, kepercayaan, cara berpakaian, makanan, dan lain – lain. Pengaruh Bangsa
Portugis tampak dalam musik dan perbendaharaan kata. Pengaruh Arab terlihat padahal
agama, bahasa, kesenian, dan pakaian. Belanda banyak berpengaruh dalam pendidikan,
pakaian, bahasa, dan sebagainya. Bahasa orang Betawi adalah bahasa Melayu dialek
Betawi, keberadaan agama mengikat erat dalam kesatuan etnik Betawi, agama yang
mereka anut adalah agama islam.
Sistem kekerabatan orang betawi mengikuti garis keturunan Bilinial, artinya ada
yang mengikuti garis keturunan ibu dan ada pula yang mengikuti keturunan bapak. Adat
menetap sesudah perkawinan sangat bergantung kepada perjanjian pihak orang tua
sebelum melangsungkan pernikahan. Ada pengantin yang menetap dilingkungan kerabat
suami (patrilokal) dan ada pula yang menetap dilingkungan kerabat istri (matrilokal).
Lapisan sosial orang Betawi lebih didasarkan pada senioritas umur, orang muda
menghormati orang yang lebih tua, bersalaman, misalnya orang yang lebih muda akan
mencium tangan orang yang lebih tua, orang Betawi juga menghormati Haji, orang kaya,
orang berpangkat, asalkan mereka itu nyata sebagai orang baik dan bijaksana, dan selalu
memperhatikan kepentingan masyarakat.
Kesenian masyarakat Betawi dalam bentuk seni sastra yang paling menonjol
Ayunda Sari : Monumen Nasional Atau Monas Sebagai Salah Satu Objek Wisata Di Dki Jaya, 2009. USU Repository © 2009
tari zapin, tari topeng Betawi. Seni musik yang utama adalah keroncong, tanjidor, orkes
gambus,dan samrah. Sedangkan seni drama yang ada dalam masyarakat Betawi dalam
bentuk Lenong dimana seni drama ini ceritanya selalu mengisahkan perjuangan antara
yang baik dan yang buruk, biasanya adegan cerita di selingi oleh lelucon oleh para
pelaku.
4.3 Monas atau Monumen Nasiaonal sebagai Landmark DKI JAYA
Monas selalu dikunjungi banyak wisatawan. Di sini kita bisa menikmati banyak jenis
wisata dan bahan pendidikan. Kita juga bisa menaiki monumen yang menjulang tinggi
hingga ke puncak Monas. Kita juga dapat berolahraga bersama teman dan keluarga.
Selain itu kita juga bisa menikmati taman yang indah dengan berbagai pepohonan yang
rimbun dan asri. Atau bias juga menikmati hiburan air mancur yang menarik.
Pada saat tertentu kawasan Monas biasanya ditutup untuk acara – acara perayaaan
seperti HUT RI atau HUT Jakarta dan biasanya pula Monas digunakan untuk perayaan –
perayaan Event besar maupun Festival musik. Sebagai salah satu tempat rekreasi atau
objek wisata di Monas juga banyak memberikan berbagai atraksi wisata seperti
perpaduan laser multiwarna tiga dimensi yang membuat Tugu Monas bisa berubah warna
di malam hari. Ada juga atraksi air mancur pesona mas. Masih banyak lagi jenis atraksi
wisata yang ditampilkan berbagai diantaranya adalah pada saat peringatan HUT Jakarta
biasanya ditampilkan budaya Betawi yang berbentuk kesenian tradisional adalah sebagai
Ayunda Sari : Monumen Nasional Atau Monas Sebagai Salah Satu Objek Wisata Di Dki Jaya, 2009. USU Repository © 2009
4.2.1 ONDEL-ONDEL
Entah mengapa diberi nama Ondel-ondel, yang pasti, setiap ada gelaran hajatan di
kalangan warga Betawi, arak-arakan ondelondel seperti tak pernah ketinggalan. Baik
hajatan besar maupun sekedar pesta sunat anak. Boneka besar setinggi sekitar 2 meter
tersebut memang dipercaya sebagai simbol nenek moyang yang menjaga anak cucunya
yang masih hidup. Dengan kata lain, ondel-ondel juga dipercaya untuk mengusir roh
jahat setiap ada hajatan. Bagian wajah berupa topeng (disebut kedok), sementara rambut
kepalanya dibuat dari ijuk. Wajah ondel-ondel laki-laki dicat warna merah, sedangkan
yang perempuan dicat dengan warna putih. Keberadaan ondel-ondel yang kerangkanya
dibuat dari bambu itu saat ini sudah mulai bergeser. Kadang hanya digunakan sebagai
pajangan di kantor-kantor, hotel-hotel, atau tempat-tempat umum setiap bulan Juli tiba.
4.2.2 GAMBANG KROMONG
Setiap mendengar gambang kromong, ingatan kita langsung tertuju pada musik khas
Betawi. Tapi sejarah musik ini awalnya dipengaruhi beberapa unsur musik Cina, yaitu
dengan digunakannya alat musik gesek berupa kongahyan, tehyan, dan skong. Sementara
alat musik asli pribumi dalam gambang kromong berupa gambang, kromong, kemor,
kecrek, gendang kempul dan gong. Awal mula terbentuknya orkes gambang kromong
tidak lepas dari seorang pimpinan golongan Cina yang bernama Nie Hu-kong.
Tak heran, sebuah grup gambang kerap memainkan lagu-lagu Cina yang biasanya
dibawakan secara instrumental. Konon, sekitar abad ke-delapan belas warga Batavia
Ayunda Sari : Monumen Nasional Atau Monas Sebagai Salah Satu Objek Wisata Di Dki Jaya, 2009. USU Repository © 2009
Tionghoa yang menggabungkan permainan bermacam-macam alat musik dikolaborasika
dengan tari – tarian cokek
4.2.3 LENONG BETAWI
Lenong adalah teater rakyat khas Betawi yang dikenal sejak tahun 1920-an. Sejak awal
keberadaannya, diiringi dengan musik gambang kromong. Dalam dua Lenong dikenal
dua jenis cerita yaitu Lenong Denes (bercerita tentang kerajaan atau kaum bangsawan)
sementara Lenong Preman berkisah tentang kehidupan rakyat sehari-hari ataupun dunia
jagoan. Lenong Denes sendiri adalah perkembangan dari bermacam bentuk teater rakyat
Betawi yang sudah punah, seperti wayang sumedar, wayang senggol ataupun wayang
dermuluk. Sementara lenong preman disebut-sebut sebagai perkembangan dari wayang
sironda. Yang cukup signifikan dalam perbedaan penampilan kedua lenong tersebut,
Lenong Denes. Umumnya menggunakan bahasa Melayu halus, sedang Lenong Preman
rata-rata menggunakan bahasa Betawi sehari-hari. Beberapa seniman Lenong Betawi
terkenal yang lahir dan terkenal dari kesenian ini cukup banyak. Sebut saja H. Bokir
(alm), Mpok Nori sampai Mandra. Namun tokoh dalam bidang ini siapa lagi kalau bukan
H.M. Nasir T (Bang Nasir).
4.2.4 TANJIDOR
Selain mendapat pengaruh dari budaya Cina, kesenian Betawi dipengaruhi oleh beragam
budaya dari Eropa. Orkes Tanjidor, misalnya, mulai ada sejak abad ke-18. Konon salah
seorang Gubernur Jenderal Belanda, Valckenier menggabungkan rombongan 15 orang
pemain alat musik tiup Belanda dengan pemain gamelan, pesuling Cina, dan penabuh
Ayunda Sari : Monumen Nasional Atau Monas Sebagai Salah Satu Objek Wisata Di Dki Jaya, 2009. USU Repository © 2009
sangat mirip dengan lagu-lagu dalam kelompok marching band, tapi lagu-lagu barat
berirama imarsi maupun wals yang dimainkan oleh para pemain tanjidor sudah sulit
dilacak asal-usulnya, mengingat sejak awal keberaadannya dikembangkan sesuai selera
sekaligus kemampuan ingat para juru panjaknya dari generasi ke generasi. Sampai saat
ini, Tanjidor masih ditampilkan untuk menyambut tamu, memeriahkan arak-arakan atau
mengiringi pengantin. Namun dalam perayaan HUT Jakarta biasanya ditampilkan sebagai
salah satu peserta festival. Menyebut Tanjidor, tampaknya identik dengan tokohnya,
Marta Nya’at
4.2.5 KERONCONG TUGU
Pernah dengar keroncong tugu, ini adalah musik Betawi yang banyak mendapat pengaruh
dari budaya Barat khususnya dari Eropa Selatan. Sejak abad ke-18 musik ini berkembang
di kalangan warga Tugu, mereka adalah masyarakat Jakarta keturunan Mardijkers atau
bekas anggota tentara Portugis yang dilepas dari tawanan Belanda. Setelah memeluk
agama Kristen, mereka ditempatkan di Kampung Tugu, yang saat ini masuk wilayah
Kecamatan Koja Jakarta Utara. Di kampung tersebut, terdapat gereja yang dibangun
tahun 1600-an. Musik keroncong tugu sendiri biasanya dibawakan oleh warga Tugu sejak
tahun 1600-an setiap malam bulan purnama, sambil bergerombol menikmati malam
bulan purnama di pinggir sungai, ataupun dibawakan untuk mengiringi lagu-lagu gereja
dalam acara kebaktian. Alat-alat musik keroncong tugu sejak awal dilahirkan terdiri dari
keroncong, biola, ukulele, banjo, gitar, rebana, kempul dan selo.
Ayunda Sari : Monumen Nasional Atau Monas Sebagai Salah Satu Objek Wisata Di Dki Jaya, 2009. USU Repository © 2009
Budaya Timur Tengah ternyata juga memiliki pengaruh kuat dalam khasanah Betawi, hal
ini terbukti bahkan sampai saat ini di seantero Jakarta terdapat puluhan grup orkes
gambus. Orkes ini biasanya ditampilkan di acara pesta perkawinan untuk mengiringi para
penyanyi gambus, baik laki-laki maupun perempuan. Mereka biasanya membawakan
lagu-lagu gambus dengan lirik religius maupun lagu-lagu cinta berbahasa Arab. Agar
lebih semarak, saat musik gambus sedang dimainkan, biasanya ada beberapa penari zapin
yang terdiri dari beberapa orang laki-laki. Walaupun dalam perkembangannya, terkadang
juga melibatkan beberapa penari perut (belly dancer) perempuan sebagai daya tarik. Oleh
karena grup musik gambus selalu identik dengan pesta pernikahan warga etnis Betawi,
maka grup musik gambus masih tumbuh subur di Jakarta, karena peminatnya masih ada.
Bahkan beberapa artis gambus menjadi populer, karena dengan lantar belakang sering
tampilnya dipesta pernikahan. Salah seorang tokoh musik gambus di Jakarta, Munif
Bahaswan, mengakui, dibanding musik dangdut, musik gambus kurang diminati di luar
etnis Betawi, Arab dan India.
4.2.7 REBANA
Selain musik gambus, masih ada musik Betawi yang dipengaruhi budaya Timur Tengah.
Musik rebana misalnya, adalah musik khas Betawi yang bernafaskan Islam. Macam
musik rebana sendiri demikian banyak, digolongkan sesuai alat musik maupun syair-syair
yang dibawakan oleh para pemain musiknya. Jenis-jenis musik rebana, misalnya rebana
ketimpring, rebana ngarak, rebana dor juga rebana biang. Biasanya, musik rebana
(khususnya rebana biang) digunakan untuk memeriahkan pesta maupun arak-arakan.
Ayunda Sari : Monumen Nasional Atau Monas Sebagai Salah Satu Objek Wisata Di Dki Jaya, 2009. USU Repository © 2009
4.2.8 ORKES SAMRAH
Orkes samrah adalah kesenian Betawi dalam bentuk orkes yang mendapat pengaruh suku
Melayu. Lagu-lagu yang biasa dibawakan dalam ini adalah lagu-lagu jadul (jaman dulu),
seperti lagu Burung Putih, Pulo Angsa Dua, Sirih Kuning, juga lagu Cik Minah. Orkes
samrah juga biasa dipakai mengiringi lagu-lagu khas Betawi semacam Kicir-kicir,
Jali-jali, Lenggang Kangkung dan lain-lain. Sementara tarian yang biasa diiringi orkes samrah
disebut Tari Samrah. Biasanya, para penari samrah menari berpasang-pasangan, dengan
gerakan tari bermacam-macam, yang salah satunya dipengaruhi oleh gerakan silat. Tak
heran, dalam silat Betawi juga dikenal beragam gerak yang lemah gemulai. Tokoh dalam
bidang musik samrah adalah Ali Sabni.
4.2.9 TARI SILAT
Tari silat adalah tarian yang keseluruhan gerakannya diambil dari gerak pencak silat. Tari
ini diiringi oleh tetabuhan khusus yang disebut gendang pencak, gambang kromong,
gamelan topeng dan lain-lainnya. Di kalangan masyarakat Betawi sendiri dikenal
bermacam aliran silat, sebut saja aliran Kwitang, aliran Tanah Abang maupun aliran
Kemayoran. Sementara gaya dalam tari silat yang paling terkenal disebut gaya seray,
gaya pecut, gaya rompas serta gaya bandul. Tari silat Betawi sendiri menunjukkan aliran
atau gaya yang diikuti oleh masing-masing penari. Selain tari silat, Betawi juga memiliki
banyak tari-tarian lain.
Ayunda Sari : Monumen Nasional Atau Monas Sebagai Salah Satu Objek Wisata Di Dki Jaya, 2009. USU Repository © 2009
Tari Topeng adalah visualisasi gerak, yang dibuat nenek moyang tanpa melalui konsep.
Ada pengaruh budaya Sunda, namun memiliki ciri khasnya berupa selancar. Para
penarinya menggunakan topeng yang mirip dengan Topeng Banjet Karawang Jawa Barat,
namun dalam topeng betawi memakai bahasa Betawi. topeng betawi sendiri ada tiga
unsur: musik, tari dan teater. Tarian dalam topeng betawi inilah yang disebut tari topeng.
Salah seorang tokoh seniman Betawi yang telah mengusung aneka tari-tarian Betawi
khususnya tari topeng hingga ke manca negara adalah Entong Kisam. Dirinya sudah
berkeliling ke 5 benua, serta 33 negara. Negara yang paling sering ia kunjungi bersama
grup tari topengnya adalah Perancis, Cina dan Thailand.
4.2.11 TOPENG BETAWI
Budaya Sunda ternyata juga mempengaruhi budaya Betawi. Salah satunya dalam
kesenian Topeng Betawi, yaitu teater rakyat Betawi yang sangat digemari oleh
masyarakat etnis Betawi, sebab dapat digunakan untuk menyampaikan kritik sosial. Salah
satu lakon topeng Betawi yang terkenal berjudul Bapak Jantuk. Lakon ini mengandung
banyak petuah seperti nasehat-nasehat tentang kehidupan berumah tangga. Dalam teater
ini digunakan musik pengiring yang disebut gamelan topeng. Salah seorang tokoh budaya
Betawi dalam bidang Topeng Betawi, adalah Mpok Nori.
4.2.12 WAYANG BETAWI
Salah satu produk budaya Betawi hasil akulturasi dari budaya Jawa dan Sunda adalah
wayang. Namun demikian, pengaruh Sunda lebih tampak dalam kesenian ini. Mungkin
Ayunda Sari : Monumen Nasional Atau Monas Sebagai Salah Satu Objek Wisata Di Dki Jaya, 2009. USU Repository © 2009
wayang digunakan bahasa Betawi campur Sunda. Dalam dunia pewayangan Betawi
dikenal dua jenis wayang: Wayang Kulit (dalang terkenalnya H. Surya Bonang alias Ki
Dalang Bonang), serta Wayang Golek (dalang terkenalnya Tizar Purbaya). Umumnya,
wayang Betawi mengambil lakon tentang kehidupan kerajaan di dunia pewayangan. Ada
pula tokoh komedi Udel (persamaannya Cepot di dalam Sunda). Musik iringan dalam
wayang Betawi sama halnya dengan gamelan topeng, berupa musik gamelan Sunda
campur Betawi, dengan ciri khas alat musik tehyan (sebagai ciri khas Betawi) yang
disebut gamelan ajeng.( www. Wisata melayu . com )
4.3 Bus Wisata Monas
Gubernur DKI JayaFauzi Bowo meresmikan dua unit kereta wisata bergaya etnis
Betawi untuk menambah kenyamanan pengunjung Monas. Dua unit kereta ini,
diperuntukkan bagi seluruh wisatawan tanpa dipungut biaya apapun."Kereta ini
beroperasi dari pukul 08.15-17.30 WIB setiap hari, khususnya Sabtu dan Minggu,
Gratis!". Pengadaan kereta wisata ini, merupakan keinginan para pengunjung yang
mengeluhkan jauhnya jarak dari tempat parkir ke pintu utama Monas. Jarak dari lapangan
parkir IRTI menuju pintu utama Monas kurang lebih mencapai 700 meter. Mereka sering
mengeluhkan panasnya matahari, ketika ingin ke Monas pengunjung berasal dari luar
daerah, usia lanjut, para penyandang cacat, dan masyarakat kelas atas.
Ayunda Sari : Monumen Nasional Atau Monas Sebagai Salah Satu Objek Wisata Di Dki Jaya, 2009. USU Repository © 2009
Monumen Nasional yang dikenal dengan Monas bukan sekedar tugu kebanggaan
biasa. Ternyata taman di sekitar tugu ini menyimpan pesona lain. Warga ibukota dan dari
daerah luar Jakarta dapat berekreasi dan berolah raga di hutan kota ini. Suasana sejuk dan
rindang di bawah pepohonan membuat sekelompok orang betah bersantai di atas hijau .
Beberapa Rusa Tutul mengangkat telinganya untuk waspada pada orang yang
mendekatinya. Tidak hanya itu, burung Dara dan Perkutut terbang bebas sambil sesekali
hinggap di ranting pohon. Suasana di atas bukanlah situasi di tengah hutan melainkan di
pusat metropolitan yang terkenal padat dan ramai yaitu Jakarta. Di tengah menjulangnya
gedung-gedung kantor dan pemerintahan yang memadati Jakarta, terdapat taman yang
menyerupai hutan teduh seperti Central Park di New York Areal Monas yang pertama
kali dibuka untuk umum tahun 1975 ini ternyata berfungsi untuk berbagai hal. Di sini,
warga dapat berolah raga, berekreasi, dan beristirahat bahkan bekerja pula.
4.4.1 Pijat Gratis Ala Monas
Beberapa anak muda nampak tertatih-tatih dan tersenyum geli tatkala melewati
jalan setapak yang sengaja dirancang untuk pijat. Jika didekati, batu-batu lonjong yang
ditata sedemikian rupa ternyata menjadi sarana pijat refleksi. Papan petunjuk di depannya
menggambarkan titik-titik kaki yang perlu diberi tekanan. Batu-batu tersebut ternyata
disusun berdasarkan tingkat kerapatan yang berbeda. Tapi ingat, di jalan setapak ini
dilarang keras memakai sepatu atau alas kaki apapun. Jika punggung dan kaki juga minta
dipijit, tidak perlu bingung mencari pemijat. Di bawah rindangnya pohon, terdapat pula
Ayunda Sari : Monumen Nasional Atau Monas Sebagai Salah Satu Objek Wisata Di Dki Jaya, 2009. USU Repository © 2009
permainan outbound ditemani gurunya. Kegiatan alam bebas ini ternyata dilakukan di
Taman Monas. Di taman sebelah selatan Monas yang terdapat papan itu, mereka diajari
menaiki kuda-kuda dan senam. Di papan-papan ini, pengunjung dapat melakukan
push-up mapush-upun body curl (menekuk badan), tapi pengunjung dihimbau untuk berhati-hati
dalam melakukannya agar tidak keseleo.
4.4.2 Rekreasi Rohani
Rusa Tutul yang berlarian ke sana ke mari tidak dipedulikan Faqih yang asik
dengan pancingnya. Rusa yang didatangkan ke Taman Monas atas prakarsa Presiden
Megawati ini menambah suasana asri di sisi selatan Taman Monas. 76 enam ekor Rusa
Tutul yang dijaga Fagih dan tiga orang rekannya ini dijaganya dengan hati-hati terutama
pola makannya. Ia menuturkan, “Makannya dua kali sehari. Pagi dan sore. Perawatan
kesehatannya dari petugas Ragunan yang datang dua hari sekali.”Saat ini, populasi rusa
itu berkembang pesat. Keberhasilan penangkaran ini menunjukkan bahwa rusa pun dapat
hidup jika mendapat makanan dan hawa sejuk yang bisa membuat mereka berkembang
biak. Dengan menyaksikan Rusa, Merak, dan Merpati yang ditangkarkan di sini,
pengunjung dapat merasakan suasana kesejukan. Di depan kandang Rusa, beberapa
petugas kepolisian melepaskan lelah dari tugasnya menjaga pusat pemerintahan. Bahkan
seorang karyawan kantor, lengkap dengan tas kerja, duduk di bangku taman sibuk dengan
telepon genggam serta catatannya.Taman Monas ternyata juga menjadi latar yang
menarik untuk kegiatan seni. Berbagai aktivitas seni seperti: konser musik, pembuatan
Ayunda Sari : Monumen Nasional Atau Monas Sebagai Salah Satu Objek Wisata Di Dki Jaya, 2009. USU Repository © 2009
tempat pertemuan warga yang ingin menyaksikan pertunjukan laser serta menjelajahi
museumnya
4.5 Hotspot Gratis di Monas
Sekarang di Monas pengunjung bisa menggunakan Hotspot menggunakan Telkom
Speedy dengan Bandwith 1Mbps secara gratis. Proyek ini kerjasama antara PemKot DKI
Jakarta dengan Telkom Speedy pada Sabtu, 7 Juni 2008.
Untuk cover area nya :
1. Ruang Museum
2. Ruang Didak (lokasi antre)
3. Ruang Kemerdekaan
4. Ruang Cawan dan
5. Pengunjung yang berada di luar pagar dgn jangkauan 50 Meter dari dalam Tugu
Ayunda Sari : Monumen Nasional Atau Monas Sebagai Salah Satu Objek Wisata Di Dki Jaya, 2009. USU Repository © 2009
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Monas adalah sebuah Tugu Peringatan yang sengaja dibuat untuk mengenang jasa
para pahlawan yang telah membela Negara Indonesia, namun saya sebagai penulis
mengharapkan, bahwa Monas dapat lebih maju lagi dan dapat digunakan sebagai tempat
belajar sejarah Indonesia, bukan hanya sebagai tempat kunjungan untuk berwisata saja
namun juga nilai pendidikan juga bisa didapat.
DKI JAYA adalah sebuah kota kebanggan bahkan merupakan sebagai ibu kota
Ayunda Sari : Monumen Nasional Atau Monas Sebagai Salah Satu Objek Wisata Di Dki Jaya, 2009. USU Repository © 2009
kebanggaan kita yang melambangkan Yoni (lumbung). Alu dan lumbung merupakan alat
rumah tangga yang terdapat hampir di setiap rumah penduduk pribumi Indonesia. Untuk
itu kita harus melestarikannya sebagai kekayaan budaya ataupun asset bangsa yang
paling berharga bagi seluruh rakyat Indonesia.
5.2 SARAN
Ada beberapa saran untuk kemajuan perkembangan Monumen Nasional yang
akan datang adalah sebagai berikut :
1. Untuk tetap menjaga kelestarian lingkungan di Sekitar Monas, agar selalu
terdapat kenyamanan di dalamnya.
2. Dinas penting terkait seharusnya ikut bekerjasama untuk memajukan
perkembangan Monas.
3. Memberikan himbauan kepada masyarakat bahwa Monas merupakan tempat
Ayunda Sari : Monumen Nasional Atau Monas Sebagai Salah Satu Objek Wisata Di Dki Jaya, 2009. USU Repository © 2009
4. menyediakan fasilitas – fasilitas yang amat sangat dibutuhkan para pengunjung
Monas demi kenyamanan para pengunjung.
DAFTAR PUSTAKA
Yoeti. A. Oka. 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata. Penerbit Angkasa. Bandung
Pendit. S. Nyoman. 1986. Edisi Ketiga. Ilmu Pariwisata. PT. Pradaya Paramitha. Jakarta
Pendit. S . Nyoman. 1994. Edisi Kelima.Ilmu Pariwisata. PT. Pradaya Paramitha. Jakarta
Ayunda Sari : Monumen Nasional Atau Monas Sebagai Salah Satu Objek Wisata Di Dki Jaya, 2009. USU Repository © 2009
29 mei 2009
http://www.google.com/
tanggal 02 juni 2009.
Sum ber : ht t p: / / 203.130.242.190/ / ar t ik el/ 31569.sht m l di