Gambar 1. Monumen “Patah Tumbuh Hilang Berganti” (Museum Perjuangan TNI Kodam,2013)
Gedung ini mempunyai sejarah sebagai berikut : Tabel 4.1
Sejarah Museum Perjuangan 1942 – 1945 Dikuasai oleh Jepang
1945 – 1947 Dikuasai oleh Sekutu/ Inggris 1947 – 1949 Dikuasai kembali oleh Belanda
1949 – 1959 Digunakan sebagai kantor Pangdam I sampai III
1959 – 1971 Digunakan sebagai kantor Angkutan Kodam (Angdam) 1971 – Sekarang Menjadi Gedung Museum Perjuangan TNI
Lantai I
Pada lantai satu museum ini banyak menyimpan foto – foto dari sisi kota Medan pada jaman perjuangan kemerdekaan Indonesia. Selain itu, terdapat bendera merah putih pertama yang digunakan di Kota Medan. Ada juga Surat Pudjian Presiden pada tahun 1 Januari 1948 yang di tanda tangani oleh Moh. Hatta. Ada juga pajangan baju seragam lengkap yang digunakan A. Manaf Lubis tahun 1945 – 1949, Djamin Ginting tahun 1945 – 1949, proyektor film Leitz Hektor type VIII S/64361 yang digunakan pada saat agresi militer satu dan dua, mesin ketik royal yang digunakan pada saat menghancurkan pemberontak di Tapanuli dan mesin ketik daito yang digunakan untuk menulis berita, berbagai macam obat – obat dan alat pengobatan, tombak yang digunakan Laskar Rakyat pada tahun 1945 - 1946, meriam dan wirelise sets buatan Amerika yang digunakan sebagai alat komunikasi pada tahun 1946, serta senjata - senjata buatan Jerman, Inggris, Amerika dan Cekoslowakia yang digunakan oleh para pejuang kemerdekaan di Medan perang.
Gambar 3. Proyektor film Leitz Hektor type VIII S/64361 dan Mesin Ketik Royal dan Mesin Ketik Daito
Gambar 4. Seragam lengkap yang digunakan A. Manaf Lubis tahun 1945 – 1949, Djamin Ginting tahun 1945 – 1949
Gambar 6. Peralatan medis serta obat-obat yang digunakan pada masa perang Medan Area
Gambar 7. Senjata-senjata buatan Inggris, America, Cekoslowakia
Gambar 9. Senjata buatan Indonesia yang digunakan oleh para pejuang
Lantai II
Gambar 10. Senjata-senjata dan meriam yang digunakan PASINDO
Gambar 11. Sumbu Ledak Api
Gambar 12. Beberapa koleksi munisi dengan berbagai ukuran yang ada di Museum Perjuangan TNI Kodam Medan
Gambar 13. Pangkat Harian Panen, Pama dan Bati TNI 1972, Pangkat TNI AD Bintara 1945-1993
DAFTAR PUSTAKA
Dinas kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan (2012), Brosur-brosur Pariwisata Kota Medan
Booklet. 1998. Gambaran Umum Kepariwisataan Sumatera Utara. Dinas Pariwisata Dati I Sumatera Utara
Pitana. I. Gde. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung : Mandar Maju Soekadijo,R.G. 1997. Anatomi Pariwisata. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Yoeti. A. Oka. 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung : Angkasa
Karyono, Hari. 1997. Kepariwisataan. Jakarta: Gramedia Widia Sarana Indonesia. Badan Pusat Statistik 2013. Sumut Dalam Angka 2013
Direktorat Museum. (2008). Pedoman Museum Indonesia, Jakarta.
Direktoral Jendral Pariwisata. 1989. Pariwisata Nusantara Indonesia. Jakarta : Keramat Raya.
Pendit, Nyoman S. 1994. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta: PT Pradnya Paramita.
BAB III
GAMBARAN UMUM KOTA MEDAN
3.1 Letak Geografis Kota Medan
Secara geografis, Medan terletak pada 3,30º - 3,43º LU dan 98,35º - 98,44º BT dengan topografi cenderung miring ke utara. Sebelah barat dan timur kota Medan berbatasan dengan Kabupaten Deli dan Serdang. Di sebelah utara berbatasan dengan Selat Malaka. Letak yang strategis ini menyebabkan Medan berkembang menjadi pintu gerbang kegiatan perdagangan barang dan jasa baik itu domestik maupun internasional. Kota Medan beriklim tropis basah dengan curah hujan rata – rata 2000 – 2500 mm per tahun. Suhu udara di kota Medan berada pada maksimum 32,4ºC dan minimum 24ºC.
Kota Medan merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. Kota ini merupakan wilayah yang subur di wilayah dataran rendah timur dari provinsi Sumatera Utara dengan ketinggian berada di 22,5 meter di bawah permukaan laut. Kota ini dilalui oleh dua sungai yaitu Sungai Deli dan Sungai Babura yang bermuara di Selat Malaka.
Kota Medan merupakan pintu gerbang wilayah Indonesia bagian Barat dan juga sebagai pintu gerbang bagi para wisatawan untuk menuju objek wisata Brastagi di daerah dataran tinggi Karo, objek wisata Orangutan di Bukit Lawang, Danau Toba.
kota/kabupaten lainnya, Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan jumlah penduduk yang relatif besar. Berdasarkan data kependudukan tahun 2005, penduduk Medan diperkirakan telah mencapai 2.036.018 jiwa, dengan jumlah wanita lebih besar dari pria, (1.010.174 jiwa > 995.968 jiwa). Sedangkan pada sensus penduduk tahun 2010, penduduk Medan berjumlah 2.109.339 jiwa. Penduduk Medan terdiri atas 1.040.680 laki – laki dan 1.068.659 perempuan (Wikipedia, Medan 2010).
Table 3.1
Perekonomian kota Medan tahun 2000 didominasi oleh kegiatan perdagangan, hotel dan restoran (35,02%), yang disusul oleh sektor industri pengolahan sebesar 19,70%. Dari besaran nilai kedua sektor tersebut maka dapat dikatakan bahwa potensi unggulan yang paling mungkin berkembang di kota Medan adalah sektor perdagangan dan industri. Seperti diketahui, dengan status Medan sebagai salah satu kota terbesar di Indonesia maka wajar bila arahan pembangunan kota lebih menitikberatkan pada kedua sektor tersebut, apalagi dengan didukung oleh sarana dan prasarana yang ada.
Secara administratif, batas wilayah Medan adalah sebagai berikut (Wikipedia, Medan 2010) :
Tabel 3.2 Batas Wilayah Medan
Utara Selat Malaka
Selatan Kabupaten Deli Serdang Barat Kabupaten Deli Serdang Timur Kabupaten Deli Serdang
Mayoritas penduduk kota Medan sekarang adalah Suku Jawa, dan suku – suku dari Tapanuli (Batak, Mandailing, Karo). Di Medan banyak pula orang keturunan India dan Tionghoa. Medan salah satu kota di Indonesia yang memiliki populasi orang Tionghoa cukup banyak. Secara historis, pada tahun 1918 tercatat bahwa Medan dihuni 43.826 jiwa. Dari jumlah tersebut, 409 orang berketurunan Eropa, 35.009 berketurunan Indonesia, 8.269 berketurunan Tionghoa, dan 139 lainnya berasal dari ras Timur lainnya (Wikipedia Medan, 2010).
Namun, seiring dengan hadir dan berkembangnya perkebunan tembakau di Sumatera Timur maka demografi penduduk Medan berubah dengan hadirnya suku-suku pendatang, seperti Jawa, Batak Toba, Cina, dan India.
Suku-suku pendatang itu tinggal menetap dan telah bercampur baur dengan penduduk asli sehingga kota Medan sampai saat ini dihuni oleh berbagai macam etnis, seperti Melayu, Simalungun, Batak Toba, Mandailing, Cina, Angkola, Karo, Tamil, Benggali, Jawa, dan lain-lain. Suku-suku yang ada di kota Medan ini hidup secara harmonis dan toleran antara satu suku dengan yang lain.
Sedikitnya ada sembilan sungai yang melintasi kota ini : • Sungai Belawan
• Sungai Deli
• Sungai Sulang – Saling • Sungai Kera
• Sungai Tuntungan
3.2 Sejarah Kota Medan
Kota Medan dahulu dikenal dengan nama Tanah Deli dengan keadaan tanah yang berawa-rawa ± seluas 4.000 Ha. Sejumlah sungai melintasi kota Medan yang semuanya bermuara ke Selat Malaka. Sungai-sungai tersebut adalah Sei Deli, Sei Babura, Sei Sikambing, Sei Putih, Sei Badra, Sei Belawan dan Sei Sulang Saling/Sei Kera. Pada mulanya yang membuka perkampungan Medan adalah Guru Patimpus yang lokasinya terletak di Tanah Deli, maka sejak zaman penjajahan orang selalu merangkaikan Medan dengan Deli (Medan - Deli).
Setelah zaman kemerdekaan lama kelamaan istilah Medan Deli secara berangsur-angsur lenyap sehingga akhirnya kurang populer. Dahulu orang menamakan Tanah Deli mulai dari Sungai Ular (Deli Serdang) sampai ke Sungai Wampu di Langkat sedangkan Kesultanan Deli yang berkuasa pada waktu itu wilayah kekuasaannya tidak mencakup daerah di antara kedua sungai tersebut.
orang-orang Belanda mulai membuka kebun Tembakau di Deli yang sempat menjadi primadona Tanah Deli. Sejak itu perekonomian terus berkembang sehingga Medan menjadi Kota pusat pemerintahan dan perekonomian di Sumatera Utara.
Pada awal perkembangannya, Medan merupakan sebuah kampung kecil bernama "Medan Putri". Perkembangan Kampung "Medan Putri" tidak terlepas dari posisinya yang strategis karena terletak di pertemuan sungai Deli dan sungai Babura, tidak jauh dari Jalan Putri Hijau sekarang. Kedua sungai tersebut pada zaman dahulu merupakan jalur lalu lintas perdagangan yang cukup ramai, sehingga dengan demikian Kampung Medan Putri yang merupakan cikal bakal Kota Medan, cepat berkembang menjadi pelabuhan transit yang sangat penting.
Kalau kita lihat bahwa letak dari Kampung Medan ini adalah di Wisma Benteng sekarang dan rumah Administrateur tersebut adalah kantor PTP IX Tembakau Deli yang sekarang ini. Gocah Pahlawan wafat pada tahun 1653 dan digantikan oleh puteranya Tuanku Panglima Perunggit, yang kemudian memproklamirkan kemerdekaan Kesultanan Deli dari Kesultanan Aceh pada tahun 1669, dengan ibukotanya di Labuhan, kira-kira 20 km dari Medan.
3.3 Kepariwisataan Kota Medan
Ada beberapa jenis wisata yang terdapat di Medan, antara lain yaitu : 1. Wisata Sejarah
Sejarah bangsa Indonesia terukir abadi pada monumen – monumen kuno, arsitektur bangunan yang tetap kokoh berdiri untuk bercerita tentang perjalanan bangsa. Bahkan, penemuan fosil homo erctus di Trinil telah meletakkan Indonesia dalam lembaran sejarah manusia dunia. Terlebih lagi di Kota Medan terdapat banyak daerah tujuan wisata sejarah, seperti :
• Istana Maimoon
dihiasi dengan potret dari beberapa Sultan dan Keluarga Sultan. Ada juga beberapa foto – foto Sultan dengan anggota pemerintah Hindia – Belanda.
• Rumah Tjong A Fie
Rumah Tjong A Fie adalah sebuah warisan rumah besar yang terletak di Jalan Ahmad Yani. Namun rumah ini berasal dari nama pemilik rumah ini. Tjong A Fie (1860 – 1921) adalah seorang banker yang datang dari Cina dan berhasil membangun bisnis perkebunan besar, pabrik kelapa sawit, pabrik gula, perusahaan kereta api di sekitar Medan. Rumah Tjong A Fie dibangun pada tahun 1895 dan selesai pada tahun 1900. Memiliki ukiran kayu yang cantik dan fitur dengan dua singa batu duduk di pintu masuk. Memiliki 40 kamar, dalam campuran gaya Cina, Melayu, dan Eropa.
• London Sumatera
Terletak di jalan A.Yani, sebelumnya dikenal sebagai Kawasan Road, anda akan melihat Gedung Juliana. Bangunan yang indah ini pertama kali digunakan oleh Harrison’s & Crosfield, sebuah perusahaan perkebunan Inggris. Gedung Lonsum atau London Sumatera Building atau Gedung Juliana memiliki lima lantai dan ini adalah bangunan pertama di Medan yang memiliki lift. Gedung tersebut selesai dibangun pada tahun 1909, sama dengan ulang tahun Ratu Juliana keluarga kerajaan Belanda.
• Menara Tirtanadi
tangki penyimpanan air bersih bagi kebutuhan warga kota sejak jaman kolonialisme Belanda sampai sekarang.
2. Wisata Pilgrim
Wisata ini merupakan jenis wisata yang dikaitkan dengan agama, sejarah, adat istiadat dan kepercayaan umat atau kelompok dalam masyarakat. Wisata pilgrim banyak dilakukan oleh perorangan atau rombongan ke tempat suci, ke makam – makam orang besar atau pemimpin yang diagungkan, ke bukit atau gunung yang dianggap keramat, tempat pemakaman tokoh atau pemimpin sebagai manusia ajaib penuh legenda, seperti :
• Mesjid Raya Medan
Mesjid Raya Al – Mashun adalah salah satu warisan Sultan Deli di Sumatera Utara selain Istana Maimoon. Masjid ini masih dipergunakan oleh masyarakat Muslim untuk berdoa setiap hari. Beberapa bahan bangunan untuk dekorasi mesjid ini dibuat di Italia. Wisatawan asing mengunjungi mesjid dari berbagai Negara di seluruh dunia. Mesjid Agung ini merupakan mesjid paling indah dan terbesar di Sumatera Utara. Sultan Makmun Al Rasyid mesjid ini dibangun pada tahun 1906. Mesjid Agung ini terletak hanya 200 m dari Istana Maimoon.
• Gereja Immanuel
Kristiani untuk kebaktian pada hari minggu dan hari lainnya, seperti : Upacara Pernikahan, Misa Natal dan sebagainya. Gereja ini dapat menampung sekitar 500 umat Kristiani untuk mendengarkan Khotbah Pendeta.
• Kelenteng Gunung Timur
Vihara Gunung Timur dikenal sebagai Vihara Budha tertua di Medan. Didirikan oleh umat Budha pada tahun 1962. Umumnya Umat Budha bershembayang ke Vihara ini setiap hari.
• Kuil Shri Mariamman
Merupakan kuil Hindu tertua di Kota Medan. Kuil ini dibangun pada tahun 1884 untuk memuja dewi Kali. Kuil ini terletak dikawasan yang dikenal sebagai kawasan Kampung Keling.
3. Wisata Alam
Wisata alam merupakan salah satu jenis wisata yang mengunjungi suatu daerah tujuan wisata atau objek wisata yang masih berhubungan dengan alam, seperti :
• Ocean Pasifik
• Taman Rekreasi Mora Indah
Taman ini merupakan objek wisata yang terletak di perbatasan Medan dengan Tanjung Morawa, terletak di Jalan Sisingamangaraja kilometer 11 Medan.
4. Wisata Kuliner
Salah satu jenis wisata dimana mencari satu pengalaman kuliner yang unik dan mudah diingat dari segala jenis makanan, seperti :
• Bika Ambon
Salah satu makanan khas sebagai oleh – oleh dari Medan. • Restoran Garuda
Salah satu restoran minang – melayu yang paling besar dan terkenal di Medan. Restoran ini berdiri sejak 9 Oktober 1976, yang diawali 2 cabang. Salah satu menu andalan restoran ini adalah rendang.
• Martabak Gapa
Merupakan jenis martabak khas India yang memiliki rasa yang khas karena lebih tebal dan padat. Biasanya martabak ini dinikmati dengan kuah kari dan acar.
• Restoran Cahaya Baru
• Merdeka Walk
Salah satu daerah yang memiliki banyak tempat kunjungan bagi para pecinta kuliner, merupakan daerah kuliner yang sangat terkenal dan banyak digemari oleh anak muda di Kota Medan.
5. Wisata Belanja
Jenis wisata dimana dilakukan di satu pusat perbelanjaan dengan tujuan mencari barang-barang sebagai souvenir atau berekreasi bersama keluarga ataupun teman, seperti :
• Sun Plaza
Merupakan tempat perbelanjaan terbesar di Kota Medan. Menyediakan bebagai macam fasilitas perbelanjaan di dalamnya.
• Hermes Palace
Salah satu pusat perbelanjaan baru yang terdapat di Kota Medan, terdapat berbagai fasilitas perbelanjaan, rekreasi dan bioskop.
3.4 Wisata Bangunan Kota Medan
tersebut maupun sejarah – sejarah yang terdapat di dalam bangunan itu. Di Kota Medan terdapat beberapa objek wisata bangunan, seperti :
a. Museum Sumatera Utara
Terletak sekitar 1km dari jalan utama. Diresmikan pada bulan April 1982 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Yang mana merupakan salah satu cara untuk melestarikan seni budaya Sumatera Utara.
b. Museum Perjuangan TNI Bukit Barisan
Museum Militer ini dibuka pada tahun 1971. Museum ini merupakan salah satu tempat yang menarik untuk dikunjungi yang menyimpan benda-benda sejarah perjuangan ABRI dan rakyat di Sumatera Utara seperti senjata, obat-obatan dan pakaian seragam yang digunakan pada perang kemerdekaan Indonesia melawan pemberontakan pada tahun 1958. Museum ini terletak di Jalan Zainul Arifin.
c. Museum Rahmat Wildlife
d. London Sumatera (Lonsum)
Bangunan yang pertama kali digunakan oleh Harrison’s & Crosfield, sebuah perusahaan perkebunan Inggris. Gedung tersebut selesai dibangun pada tahun 1909, sama dengan ulang tahun Ratu Juliana keluarga kerajaan Belanda.
e. Tjong A Fie
Tjong A Fie dibangun pada tahun 1895 dan selesai pada tahun 1900. Memiliki ukiran kayu cantik dan fitur dengan dua singa batu duduk di pintu masuk. Memiliki 40 kamar, dalam campuran gaya Cina, Melayu, Eropa.
f. Kuil Shri Mariamman
Kuil Shri Mariamman merupakan kuil Hindu tertua di Medan. Dibangun pada tahun 1884 oleh umat Hindu dan berada di jalan Zainul Arifin.
g.Menara Tirtanadi
Satu ciri lagi khas Kota Medan adalah bangunan Menara Air yang kini menjadi milik Perusahaan Air Minum Daerah Tirtanadi. Menara Tirtanadi sebagai tangki penyimpanan air bersih kebutuhan warga kota sejak zaman kolonial Belanda sampai sekarang.
h. Mesjid Raya
i. Merdeka Walk
Merupakan satu daerah dimana terdapat berbagai macam kuliner yang ada di kota Medan.
j. Kantor Pos Lama
Bangunan peninggalan Belanda yang masih digunakan sampai saat ini sebagai kantor pos terbesar di kota Medan. Bagian dalam bangunan ini juga masih asli peninggalan Belanda.
k. Kesawan
Kawasan Kesawan merupakan salah satu kawasan di kota Medan dimana terdapat banyak bangunan yang bercirikhaskan Belanda ataupun bangunan tua lainnya.
l. Tip Top
Merupakan salah satu restoran yang berada di kawasan Kesawan. Bangunan ini masih menyimpan ciri dari bangunan peninggalan Belanda.
m. Gereja Immanuel
BAB IV
EKSISTENSI MUSEUM PERJUANGAN TNI KODAM SEBAGAI SALAH SATU OBJEK WISATA DI KOTA MEDAN
4.1 Pengertian Museum
Secara etimologis, museum berasal dari kata Yunani, mousein, yang sebenarnya merujuk kepada nama kuil sembilan Dewi Muses, anak-anak Dewa Zeus yang melambangkan ilmu dan kesenian. Kesembilan gadis angkasa yang merupakan keturunan dari Mnemosyne dengan Zeus, dewa tertinggi Yunani sebagaimna yang terdapat dalam mitologi Yunani itu adalah para penguasa cabang-cabang seni dan ilmu pengetahuan, seperti Calliope, Cleio, Erato, Euterpe, Melpomene, Polyhymnia, Terpsichore, Thaleia, dan Urania. (Wikipedia,2013)
Dalam bahasa Latin museum adalah nama yang digunakan untuk bangunan universitas di jaman Alexandria tahun 1615, kemudian istilah mouseion digunakan sebagai tempat untuk studi dan perpustakaan, sedangkan di Inggris adalah sebagai bangunan untuk menyajikan atau memamerkan objek, tercatat pertama kali tahun 1683.
menunjang upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya bangsa untuk kepentingan generasi yang akan datang.
Defenisi museum dalam dunia internasional telah disepakati dan dirumuskan bersama dalam kongres ICOM (The International Council Of Museum) tahun 1974 di Kopenhagen, adalah sebagai berikut: “Museum adalah sebuah lembaga (badan) yang tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat, perkembangannya terbuka untuk umum, yang memperoleh, merawat, meneliti dan menyajikan, untuk kepentingan studi (pendidikan), kesenangan, barang-barang atau benda pembuktian material manusia dan lingkungannya.”
Berdasarkan defenisi-defenisi diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa museum adalah suatu institusi yang tetap, merawat dan mengelolah koleksi atau peninggalan sejarah seni dan budaya, untuk keperluan pendidikan, keilmuan, budaya yang bersifat publik, dan bukan suatu badan usaha yang mencari keuntungan materi atau bersifat sosial.
4.2 Sejarah Museum Perjuangan TNI Kodam
Museum ini sekarang terbuka untuk umum, waktu kunjungan yang diberikan pada hari Senin – Jumat pukul 07:00 – 15:00 WIB, pada hari Sabtu – Minggu sesuai permintaan. Biaya masuk museum ini tidak menggunakan karcis seperti halnya museum lain, museum ini menerima secara sukarela dari para wisatawan yang berkunjung. Museum ini terletak di Jalan Zainul Arifin No. 8 Kelurahan Petisah, Kecamatan Petisah, Kabupaten/Kota Medan, Sumatera Utara.
Bangunan museum ini pada awalnya didirikan pada tahun 1928 oleh pemerintah Belanda sebagai bangunan Asuransi NV Levensverzekering Mattschappij Arhnehen. Gedung berwarna hijau pucat ini dilengkapi dengan relief yang menceritakan perjuangan masyrakat Sumatera Utara melawan penjajah Belanda. Salah satu peristiwa yang cukup dikenang rakyat adalah perang Medan Area. Perang ini terjadi pada tanggal 10 Desember 1945 yang melibatkan antara tentara Sekutu dan NICA melawan rakyat Medan.
Gambar 1. Monumen “Patah Tumbuh Hilang Berganti” (Museum Perjuangan TNI Kodam,2013)
Gedung ini mempunyai sejarah sebagai berikut : Tabel 4.1
Sejarah Museum Perjuangan 1942 – 1945 Dikuasai oleh Jepang
1945 – 1947 Dikuasai oleh Sekutu/ Inggris 1947 – 1949 Dikuasai kembali oleh Belanda
1949 – 1959 Digunakan sebagai kantor Pangdam I sampai III
1959 – 1971 Digunakan sebagai kantor Angkutan Kodam (Angdam) 1971 – Sekarang Menjadi Gedung Museum Perjuangan TNI
Lantai I
Pada lantai satu museum ini banyak menyimpan foto – foto dari sisi kota Medan pada jaman perjuangan kemerdekaan Indonesia. Selain itu, terdapat bendera merah putih pertama yang digunakan di Kota Medan. Ada juga Surat Pudjian Presiden pada tahun 1 Januari 1948 yang di tanda tangani oleh Moh. Hatta. Ada juga pajangan baju seragam lengkap yang digunakan A. Manaf Lubis tahun 1945 – 1949, Djamin Ginting tahun 1945 – 1949, proyektor film Leitz Hektor type VIII S/64361 yang digunakan pada saat agresi militer satu dan dua, mesin ketik royal yang digunakan pada saat menghancurkan pemberontak di Tapanuli dan mesin ketik daito yang digunakan untuk menulis berita, berbagai macam obat – obat dan alat pengobatan, tombak yang digunakan Laskar Rakyat pada tahun 1945 - 1946, meriam dan wirelise sets buatan Amerika yang digunakan sebagai alat komunikasi pada tahun 1946, serta senjata - senjata buatan Jerman, Inggris, Amerika dan Cekoslowakia yang digunakan oleh para pejuang kemerdekaan di Medan perang.
Gambar 3. Proyektor film Leitz Hektor type VIII S/64361 dan Mesin Ketik Royal dan Mesin Ketik Daito
Gambar 4. Seragam lengkap yang digunakan A. Manaf Lubis tahun 1945 – 1949, Djamin Ginting tahun 1945 – 1949
Gambar 6. Peralatan medis serta obat-obat yang digunakan pada masa perang Medan Area
Gambar 7. Senjata-senjata buatan Inggris, America, Cekoslowakia
Gambar 9. Senjata buatan Indonesia yang digunakan oleh para pejuang
Lantai II
Gambar 10. Senjata-senjata dan meriam yang digunakan PASINDO
Gambar 11. Sumbu Ledak Api
Gambar 12. Beberapa koleksi munisi dengan berbagai ukuran yang ada di Museum Perjuangan TNI Kodam Medan
Gambar 13. Pangkat Harian Panen, Pama dan Bati TNI 1972, Pangkat TNI AD Bintara 1945-1993
4.3 Eksistensi Museum Perjuangan TNI Kodam Sebagai Salah Satu Objek Wisata Kota Medan
Museum Perjuangan TNI Kodam merupakan salah satu museum yang menyimpan banyak cerita sejarah perjuangan para pejuang di medan perang demi kemerdekaan negara ini. Museum ini merupakan salah satu sarana pembelajaran langsung yang sangat menarik bagi para wisatawan asing maupun bagi masyarakat kota Medan sendiri dalam mencari informasi – informasi tentang sejarah kota Medan. Museum ini sendiri merupakan salah satu objek wisata yang ada di kota Medan yang sangat menarik dan mempunyai potensi yang besar bagi perkembang wisata di kota Medan sendiri. Sampai saat ini masih banyak dari masyarakat kota Medan yang tidak mengetahui atau menyadari keberadaan Museum Perjuangan TNI Kodam. Hal ini dapat dilihat dari beberapa faktor yang mempengaruhi eksistensi Museum Perjuangan TNI Kodam sebagai berikut :
1) Kurangnya campur tangan pemerintah khususnya Dinas Kepariwisataan kota Medan dalam memperkenalkan museum ini sebagai salah satu objek wisata.
2) Keperdulian masyarakat yang semakin rendah terhadap sejarah bangsanya sendiri yang menyebabkan kurangnya keingintahuan akan perjuangan para pahlawan demi kemerdekaan bangsa.
3) Fasilitas - fasilitas dalam memperkenalkan museum ini sebagai objek wisata di kota Medan masih sangat kurang.
Keberadaan museum ini sendiri merupakan suatu nilai tinggi bagi kota Medan dimana museum ini menyimpan berbagai macam koleksi – koleksi penting bagi sejarah Kota Medan. Hanya saja masih banyak masyarakat Medan yang kurang peduli dan mengetahui akan keberadaan museum yang sangat berharga ini.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari keseluruhan uraian mengenai Eksistensi Museum Perjuangan TNI Kodam Sebagai Salah Satu Objek Wisata Kota Medan, maka pada akhir kertas karya ini penulis memberikan kesimpulan, bahwa Museum Perjuangan TNI Kodam sangat berpengaruh dan bderperan penting dalam mendukung kepariwisataan kota Medan.
Museum Perjuangan TNI Kodam ini juga merupakan salah satu objek wisata yang menarik serta diminati oleh para wisatawan asing apabila berkunjung ke kota Medan. Apabila pengembangan museum ini berjalan dengan baik serta dalam hal mempromosikan museum tersebut juga didukung langsung oleh pemerintah maka museum ini akan menjadi salah satu objek wisata yang sangat diminati oleh para wisatawan serta menjadi salah satu pemasukan yang besar bagi kota Medan dengan semakin banyaknnya wisatawan yang berkunjung ke kota Medan.
5.2 Saran
BAB II
URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN
2.1 Pengertian Pariwisata
Istilah “ pariwisata” memiliki defenisi yang begitu luas, sehingga sangat sulit untuk dirumuskan atau dibatasi, demikian pula halnya dengan istilah “wisatawan”. Ini disebabkan karena tidak adanya konsep atau batasan yang jelas mengenai bidang, bentuk, atau jenis pariwisata.
Kata “pariwisata” berasal dari dua suku kata, yaitu pari dan wisata. Pari berarti banyak, berkali-kali dan berputar-putar, sedangkan wisata berarti perjalanan atau berpergian. Secara etimologi, pariwisata berasal dari Bahasa Sansekerta yaitu kata “pari” yang berarti halus maksudnya mempunyai tata krama tinggi dan “wisata” yang berarti kunjungan atau perjalanan untuk melihat, mendengar, menikmati dan mempelajari sesuatu. Jadi pariwisata berarti menyungguhkan suatu kunjungan secara bertatakrama dan berbudi. Sehingga pengertian pariwisata adalah kegiatan wisata yaitu sutau aktifitas perjalanan dari daerah asal ke daerah destinasi dengan alasan bersenang-senang, tidak menghasilkan upah atau biaya, waktunya tidak lama, dan selama di daerah destinasi mendapatkan jasa pelayanan dan kembali lagi ke daerah asal.
dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, dan pemerintah daerah.”
Sedangkan menurut Undang-Undang No. 9 Tahun 1990, "Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk pengelola atau penyelenggara serta pengusahaan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang ini sehingga orang/wisatawan datang untuk mengunjunginya".
Pariwisata merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh manusia baik secara perorangan maupun kelompok di dalam wilayah negara lain. Kegiatan tersebut menggunakan kemudahan, jasa dan faktor penunjang lainnya yang diadakan oleh pemerintah dan atau masyarakat, agar dapat mewujudkan keinginan wisatawan. Pariwisata adalah suatu fenomena kebudayaan global yang dapat dipandang sebagai suatu sistem. Dalam model yang dikemukakan oleh Leiper pariwisata terdiri atas tiga komponen yaitu wisatawan, elemen geografi, dan industri pariwisata.
Defenisi pariwisata menurut Yoeti (1996:108) adalah, “suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ketempat lain, dengan maksud bukan berusaha atau mencari nafkah ditempat yang dikunjungi tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan hidup guna bertamasya dan rekreasi atau memenuhi keinginan yang beranekaragam”.
menyebabkan timbulnya tempat tinggal serta usaha-usaha yg bersifat sementara atau permanen sebagai usaha mencari kerja penuh”.
Wahab (dalam Pendit, 1986 : 29) memberikan batasan tentang pengertian pariwisata sebagai berikut, “… Pariwisata adalah salah satu jenis industri baru mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam penyediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktivitas lainnya”.
Menurut defenisi yang luas, pariwisata adalah perjalanan sari suatu tempat ke tempat lain, bersifat sementara dilakukan perorangan atau kelompok sebagai usaha mencari keseimbanngan atau keserasian dan kebahagian dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam, dan ilmu.
Leiper (dalam Pitana, 2009 : 44-45), telah memberikan batasan pariwisata sebagai berikut, “Tourism comprises the ideas and opinions people hold which shape their decisions about going on trips, about where to go (and where not to go) and what to do or not to do, about how to relate to other tourists, locals and service personnel. And it is all the behavioural manifestations of those ideas and opinions”.
Schulalard, seorang ahli ekonomi bangsa Austria, dalam Yoeti (1996 : 114) telah memberikan batasan pariwisata sebagai berikut:
Pendapat tersebut secara bebas dapat diartikan sebagai, kepariwisataan adalah sejumlah kegiatan, terutama yang ada kaitannya dengan kegiatan perekonomian yang secara langsung berhubungan dengan masuknya, adanya pendiaman dan bergeraknya orang-orang asing keluar masuk suatu kota, daerah atau negara.
Mc Intonsh bersama Gupta mencoba merumuskan suatu konsepsi mengenai pariwisata yang dapat dipergunakan sebagai pegangan untuk membangun suatu indrustri yang dinamakan indrustri pariwisata (dalam Pendit,1994:36). Sebagai berikut, “pariwisata adalah gabungan gejala dan hubungan yang timbul dari interaksi wisatawan, bisnis, pemerintah tuan rumah, serta masyarakat tuan rumah dalam proses menarik dan melayani serta pengunjung lainnya”.
Menurut Gulden (dalam Yoeti, 1996 : 117), “... Pariwisata merupakan suatu seni dari lalu lintas dimana manusia berdiam di suatu tempat asing untuk maksud tertentu, tetapi dengan kediamannya itu tidak boleh tinggal atau menetap untuk melakukan pekerjaan selama-lamanya atau meskipun sementara waktu, yang sifatnya masih berhubungan dengan pekerjaan”.
2.2 Pengertian Wisatawan
Wisatawan merupakan pengunjung yang paling sedikit tinggal 24 jam di daerah tujuan wisata yang dikunjunginya dan tujuan perjalanannya dapat digolongkan kedalam klasifikasi sebagai berikut :
• Pesiar (leisure), yaitu seperti untuk keperluan berekreasi, liburan, kesehatan.
• Hubungan dagang (busines ), konperensi dan misi (Yoeti, 1983:123)
Menurut Undang-Undang No. 9 Tahun 1990 tentang Kepariwistaaan, "wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata, sedangkan wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut dilakukan secara sukarela serta bersifat untuk menikmati objek dan daya tarik wisata".
Konferensi PBB tentang perjalanan dan pariwisata Internasional di Roma (1963) menyatakan bahwa wisatawan adalah mereka yang melakukan perjalanan (pengunjung) yang tinggal paling sedikit 24 jam, akan tetapi tidak lebih dari 6 bulan di tempat yang dikunjunginya dengan maksud kunjungan antara lain :
1. Untuk berlibur, rekreasi, olahraga.
2. Bisnis, mengunjungi teman dan keluarga, menghadiri pertemuan, belajar atau kegiatan keagamaan dan kesehatan.
Dirjen Pariwisata (1989 : 10) yang mengatakan, ciri-ciri yang menentukan seseorang sebagai wisatawan adalah:
1. Melakukan perjalanan di luar tempat tinggalnya sehubungan dengan berbagai keperluan rekreasi, kesehatan, pendidikan, bisnis, dan sebagainya.
3. Melakukan perjalanan di luar tempat tinggalnya tidak dengan maksud untuk memperoleh penghasilan tetap atau gaji di tempat yang dikunjunginya.
Sebaliknya, International Union of Official Travel Organization (IUOTO) menetapkan suatu batasan tentang wisatawan internasional sebagai; “setiap orang yang datang ke suatu negara selain tempat tinggalnya dengan maksud apapun kecuali untuk mencari upah atau pekerjaan”.
Ogilive seorang ahli kepariwisataan Inggris (dalam Yoeti, 1996 : 141) melihat pariwisata dari segi bisnis, memberikan batasan sebagai berikut; “Wisatawan adalah semua orang yang memenuhi dua syarat, pertama bahwa mereka meninggalkan rumah kediamannya untuk jangka waktu kurang dari satu tahun dan kedua bahwa sementara mereka pergi, mereka mengeluarkan uang di tempat yang mereka kunjungi tidak dengan mencari nafkah di tempat tersebut”
Holloway (dalam Pendit, 1986 : 30) mendefenisikan wisatawan sebagai; “…seseorang yang mengadakan perjalanan untuk melihat sesuatu yang lain dan kemudian mengeluh bila ia membayar sesuatu yang tidak sesuai”.
1. Orang – orang yang sedang mengadakan perjalanan untuk bersenang– senang, untuk keperluan pribadi, untuk keperluan kesehatan, dan sebagainya.
2. Orang – orang yang sedang mengadakan perjalanan untuk maksud menghadiri pertemuan, konferensi, musyawarah, atau di dalam hubungan sebagai utusan berbagai badan/organisasi (ilmu pengetahuan, administrasi, diplomatik, olah raga, keagamaan, dan sebagainya).
3. Orang – orang yang sedang mengadakan perjalanan dengan maksud bisnis. 4. Pejabat pemerintah dan orang – orang militer beserta keluarganya yang
diposkan di suatu negara lain tidak termasuk dalam kategori ini, tetapi apabila mereka mengadakan perjalanan ke negara lain, maka hal ini dapat digolongkan sebagai wistawan.
Norval (dalam Soekadijo 1997:13), mendefinisikan wisatawan sebagai berikut, “... adalah setiap orang yang datang dari suatu negara asing, yang alasannya bukan untuk menetap atau untuk bekerja di situ secara teratur, dan yang di negara di mana ia tinggal untuk sementara itu membelanjakan uang yang didapatkannya di lain tempat”.
Dalam Instruksi Presiden No. 9/1996 dinyatakan; “wisatawan adalah orang yang berpergian dari tempat tinggalnya untuk berpergian ke tempat lain dengan menikmati perjalanan dari kunjungan tersebut”.
Menurut Komisi Liga Bangsa-Bangsa 1937 (dalam Soekadijo, 2000 : 13-16), “... wisatawan adalah orang yang selama 24 jam atau lebih mengadakan
perjalanan di negara yang bukan tempat kediamannya yang biasa”.
Pada dasarnya wisatawan merupakan salah satu hal terpenting dalam dunia kepariwisataan, dimana tanpa adanya wisatawan maka kegiatn kepariwisataan itu tidak dapat berlangsung dengan baik sebagaimana seharusnya.
2.3 Objek dan Daya Tarik Wisata
Objek dan daya tarik wisata adalah suatu bentukan dan fasilitas yang berhubungan, yang dapat menarik minat wisatawan atau pengunjung untuk datang ke suatu daerah atau tempat tertentu. Objek dan daya tarik wisata merupakan salah satu hal terpenting ataupun merupakan hal yang paling mendasar dalam dunia kepariwisataan.
SK. MENPARPOSTEL NO.KM. 98 / PW.102 / MPPT-87 menjelaskan bahwa objek wisata adalah ; “tempat atau keadaaan alam yang memiliki sumber daya wisata yang dibangun dan dikembangkan sehingga mempunyai daya tarik dan diusahakan sebagai tempat yang dikunjungi wisatawan”.
Pada Peraturan Pemerintah No.24/1979 menjelaskan bahwa objek wisata adalah; “perwujudan dari ciptaan manusia, tata hidup, seni budaya serta sejarah bangsa dan tempat keadaan alam yang mempunyai daya tarik untuk dikunjungi.
1. Objek Wisata Alam
Objek wisata alam adalah sumber daya alam yang berpotensi serta memiliki daya tarik bagi pengunjung baik dalam keadaan alami maupun setelah ada usaha budi daya. Potensi objek wisata alam dapat dibagi menjadi empat kawasan, yaitu : • Flora dan fauna.
• Keunikan dan kekhasan ekosistem, misalnya ekosistem pantai dan ekosistem hutan bakau.
• Gejala alam, misalnya kawah, sumber air panas, air terjun dan danau. • Budidaya sumber daya alam, misalnya sawah, perkebunan, peternakan,
usaha perikanan.
2. Objek Wisata Sosial Budaya
Objek wisata sosial budaya dapat di manfaatkan dan dikembangkan sebagai objek dan daya tarik wisata meliputi museum, peninggalan sejarah, upacara adat, seni pertunjukan, dan kerajinan.
3. Objek Wisata Minat Khusus
Objek wisata minat khusus merupakan jenis wisata yang baru di kembangkan di Indonesia. Wisata ini lebih diutamakan pada wisatawan yang mempunyai motivasi khusus. Dengan demikian, biasanya para wisatawan harus memiliki keahlian. Contohnya : berburu, mendaki gununng – gunung, arung jeram, tujuan pengobatan, agrowisata, dan lain – lain.
1. Objek dan daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang berwujud keadaan alam, flora dan fauna.
2. Objek dan daya tarik wisata hasil karya manusia yang berwujud museum, peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, seni dan budaya, wisata agro, wisata buru, wisata petualangan alam, taman rekreasi, dan komplek hiburan.
Objek wisata merupakan suatu kawasan yang memiliki nilai-nilai sejarah dan bukti-bukti sejarah yanng difungsikan sebagai objek wisata. Objek wisata adalah kawasan terencana yang dilengkapi dengan pelayanan produk wisata, fasilitas rekreasi, restoran, hotel, atraksi hiburan serta jalur transportasi yang memadai, dan berbagai fasilitas lainnya yang di butuhkan oleh pengunjung.
Adapun objek wisata dapat dikelempokkan menjadi dua bagian yaitu:
1. Objek Wisata Alam yakni objek wisata yang 98% merupakan natural/bersifat alamiah.
2. Objek Wisata hasil ciptaan manusia, yaitu objek wisata yang seluruhnya merupakan hasil dari kreatifitas yang diciptakan manusia.
Ngafenan (dalam Karyono, 1997 : 26) telah memberikan defenisi tentang Objek Wisata sebagai berikut; “. . .Objek Wisata sebagai segala objek yang dapat menimbulkan daya tarik bagi para wisatawan untuk dapat mengunjunginya. Misalnya keadaan alam, bangunan bersejarah, kebudayaan dan pusat-pusat rekreasi modern”.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 2009 tetang kepariwisataan disebutkan bahwa daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan dan nilai berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya dan hasil buatan manusia sarana atau tujuan kunjungan wisatawan.
Daya tarik wisata juga disebut objek wisata merupakan potensi yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke suatu daerah tujuan wisata. Menurut Suwantoro dalam bukunya Dasar-dasar Pariwisata (1997:19) mengatakan bahwa objek dan daya tarik wisata dikelompokkan atas :
a. Pengusahaan objek dan daya tarik wisata dikelompokkan ke dalam:
Pengusahaan objek dan daya tarik wisata alam, pengusahaan objek dan daya tarik wisata budaya, pengusahaan objek dan daya tarik wisata minat khusus.
b. Umumnya daya tarik suatu objek wisata berdasar pada:
- Adanya sumberdaya yang dapat menimbulkan rasa senang, indah, nyaman dan bersih.
- Adanya aksesbilitas yang tinggi untuk dapat mengunjunginya. - Adanya ciri khusus/spesifikasi yang bersifat langka.
- Adanya sarana dan prasarana penunjang untuk melayani para wisatawan.
- Objek wisata alam mempunyai daya tarik karena keindahan alam, pegunungan, sun gai, pantai, pasir, hutan dan sebagainya.
- Objek wisata budaya menpunyai daya tarik tinggi karena memiliki nilai khusus dalam bentuk atraksi kesenian, upacara-upacara adat, nilai luhur yang terkandung dalam suatu objek buah karya manusia pada masa lampau.
Berdasarkan uraian defenisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa objek dan daya tarik wisata merupakan salah satu hal yang sangat berperan penting dalam pengembangan suatu daerah wisata dalam menarik dan meningkatkan kunjungan para wisatawan untuk datang ke daerah tersebut.
2.4 Jenis – Jenis Pariwisata
Berdasarkan beranekaragamnya motif – motif yang mendorong seseorang melakukan perjalanan wisata, maka pariwisata dapat digolongkan menjadi beberapa jenis (Pendit, 1994 :41) yaitu :
• Wisata Budaya ( Cultural Tourism )
Wisata ini dilakukan atas dasar keinginan memperluas pandangan hidup seseorang dengan jalan mengadakan kunjungan atau peninjauan ketempat lain, mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan dan adat istiadat, cara hidup, budaya dan seni merreka. Sering perjalanan ini disatukan dengan kesempatan mengambil bagian dalam kegiatan – kegiatan budaya, seperti eksposisi seni ( seni tari, drama, musik, dan seni suara ), atau kegiatan yang bermotif kesejajaran dan sebagainya.
• Wisata Kesehatan
Wisata yang dilakukan dengan tujuan untuk menukar keadaan dan lingkungan tempat sehari – hari dimana ia tinggal demi kepentingan beristirahat dalam arti jasmani dan rohani, yaitu dengan mengunjungi tempat peristirahatan seperti mata air panas mengandung mineral yang dapat menyembuhkan, tempat yang memiliki iklim udara yang menyehatkan, dan lain – lain.
• Wisata Olah Raga
Cup, UberCup, dan lain sebagainya, ataupun dengan berlatih atau mempraktekkan sendiri kegiatan olah raga yang digemari.
• Wisata Komersial
Wisata yang dilakukan untuk mengunjungi pameran – pameran dan pekan raya yang bersifat komersial, seperti pameran indrustri, pameran dagang, dan sebagainya.
• Wisata Industri
Wisata yang umumnya dilakukan oleh rombongan pelajar atau mahasiswa, atau orang – orang awam ke suatu komplek atau daerah perindustrian dimana terdapat pabrik – pabrik atau bengkel – bengkel besar dengan maksud untuk mengadakan peninjauan atau penelitian.
• Wisata Politik
Wisata yang dilakukan untuk mengunjungi atau mengambil bagian aktif dalam peristiwa polotik, misalnya perayaan ulang tahun 17 Agustus di Jakarta, perayaan 10 Oktober di Moskow, Penobatan Ratu Inggris di London, dimana biasanya fasilitas akomodasi, sarana pengangkutan dan atraksi beraneka warna diadakan secara meriah bagi para pengunjung, baik dari dalam maupun luar negeri.
• Wisata Konvensi
hari di kota atau negara penyelenggara. Pelaksanaannya banyak dilaksanakan di berbagai daerah wisata (Tourist Resort ) yang dilengkapi dengan fasilitas bangunan dengan ruang sidang, fasilitas akomodasi dan sarana transportasi yang mutakhir guna menjamin efisiensi operasi konferensi.
• Wisata Sosial
Wisata ini merupakan jenis wisata pengorganisasian suatu perjalanan murah serta mudah memberi kesempatan kepada golongan masyarakat ekonomi lemah untuk mengadakan perjalanan, misalnya bagi kaum buruh, pemuda, pelajar atauy mahasiswa, petani dan sebagainya. Organisasi ini berusaha membantu mereka yang mempunyai kemampuan terbatas dari segi finansialnya untuk mempergunakan kesempatan libur atau cuti mereka dengan mengadakan perjalanan yang dapat menambah pengalaman serta pengetahuan mereka, dan sekaligus juga dapat memperbaiki kesehatan jasmaniah dan mental mereka.
• Wisata Pertanian
• Wisata Maritim atau Bahari
Wisata ini biasanya dikaitkan dengan kegiatan olah raga di air, seperti danau, bengawan, pantai, teluk, atau laut seperti memancing, berlayar, menyelam sambil melakukan pemotretan, kompetisi berselancar, balapan dayung, berkeliling melihat – lihat taman laut dengan pemandangan indah dibawah permukaan air serta berbagai rekreasi perairan yang banyak dilakukan didaerah – daerah atau di negara – negara maritim. Ditanah air kita banyak tempat yang memiliki potensi wisata maritim, seperti pulau – pulau seribu di teluk Jakarta, Danau Toba, Pantai pulau Bali dan pulau–pulau kecil disekitarnya, taman laut di kepulauan Maluku dan sebagainya. Jenis ini disebut pulau wisata Tirta.
• Wisata Cagar Alam
Wisata ini biasanya diselengarakan oleh agen atau biro perjalanan yang mengkhususkan usaha – usaha dengan jalan mengatur wisata ke daerah cagar alam, taman lindung, hutan daerah pegunungan dan sebagainya. Yang kelestariannya di lindungi oleh undang – undang. Wisata cagar alam ini banyak dilakukan olenh penggemar dan pecinta alam dalam kaitannya dengan kegemaran memotret binatang atau marga satwa serta tanaman beraneka warna yang memang mendapat perlindungan dari pemerintah dan masyrakat.
• Wisata Buru
atau biro perjalanan. Wisata Buru ini diatur dalam bentuk safari Buru ke daerah atau hutan yang telah ditetapkan oleh pemerintah negara yang bersangkutan, seperti beberapa negara di Afrika untuk berburu gajah, singa, ziraf dan sebagainya.
• Wisata Pilgrim
Wisata ini merupakan jenis wisata yang dikaitkan dengan agama, sejarah, adat istiadat dan kepercayaan umat atau kelompok dalam masyarakat. Wisata pilgrim banyak dilakukan oleh perorangan atau rombongan ke tempat suci, ke makam – makam orang besar atau pemimpin yang diagungkan, ke bukit atau gunung yang dianggap keramat, tempat pemakaman tokoh atau pemimpin sebagai manusia ajaib penuh legenda. Wisata ini banyak dihubungkan dengan niat atau hasrat sang wisatawan untuk memperoleh restu, kekuatan batin, keteguhan iman dan tidak jarang pula umtuk tujuan memperoleh berkah dan kekayaan melimpah.
• Wisata Bulan Madu
Wisata perjalanan bagi pasangan pengantin baru yang sedang berbulan madu dengan fasilitas – fasilitas khusus demi kenikmatan perjalanan dan kunjungan mereka yang menimbulkan kesan seakan – akan berada di surga lokal. Perjalanan yang disebut wisata bulan madu biasanya dilakukan selama sebulan setelah pernikahan dilangsungkan ke tempat – tempat romantis.
• Wisata Industri
suatu kompleks atau daerah perindustrian dimana terdapat pabrik-pabrik atau bengkel-bengkel besar dengan maksud tujuan untuk mengadakan peninjauan atau termasuk dalam golongan wisata industri ini.
2.5 Wisata Minat Khusus
Menurut Read dalam Hall & Weiler (1992), wisata minat khusus memiliki pengertian: “... is travel for people who are going somewhere because they have a particular interest that can be pursued in a particular region or at a particular destination”.
Pengertian ini memberikan penjelasan bahwa wisata minat khusus didorong oleh keinginan dari wisatawan yang menginginkan sesuatu kegiatan atau tujuan yang spesifik.
Wisata minat khusus (Special Interest Tourism) merupakan bentuk kegiatan dengan wisatawan individu, kelompok atau rombongan kecil yang bertujuan untuk belajar dan berupaya mendapatkan pengalaman tentang suatu hal di daerah yang dikunjungi ( Fandeli,2002:107).
Wisata minat khusus kerap disebut juga sebagai perjalanan aktif dan memberikan pengalaman baru, wisata sosial, wisata pendidikan, dan sebagainya.
Pariwisata minat khusus menurut Fandeli (1992:107) dapat terfokus pada : - Aspek budaya, misalnya tarian/musik/seni tradisional, kerajinan,
- Aspek alam, berupa kekayaan flora fauna, gejala geologi, keeksotikan taman nasional, hutan, sungai, air terjun, pantai, laut dan perilaku ekosistem tertentu.
Ada beberapa kriteria yang dapat dipergunakan sebagi pedoman dalam menerapkan suatu bentuk wisata minat khusus, yaitu adanya unsur :
• Learning, yaitu kegiatan wisata yang mengarah pada unsur pembelajaran. • Rewarding, yaitu kegiatan wisata yang memasukkan unsur pemberian
penghargaan atau mengangumi keindahan/keunikan kekayaan dari suatu atraksi yang kemudian menimbulkan penghargaan.
• Enriching, yaitu pariwisata yang memasukkan peluang terjadinya pengkayaan pengetahuan masyarakat.
• Adventuring, yaitu pariwisata yang dirancang sebagai wisata petualang (Fandeli, 1992:110).
Pada umumnya wisatawan minat khusus memiliki keingintahuan yang tinggi terhadap sesuatu hal. Wisata ini menghasilkan dorongan bagi wisatawan untuk mempelajari sesuatu (learning). Wisata minat khusus juga mengandung pengkayaan pengalaman bagi wisatawan karena kegiatan ini akan menghadirkan pengalaman baru bagi wisatawan.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Medan merupakan ibu kota dari provinsi Sumatera Utara. Pada awalnya kota Medan dikenal dengan nama Tanah Deli dengan keadaan tanah berawa-rawa kurang lebih seluas 4000 Ha. Kota Medan merupakan kota besar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. Kota ini dilalui oleh dua sungai yaitu Sungai Deli dan Sungai Babura yang bermuara di Selat Malaka. Secara geografis, Medan terletak pada 3,30º-3,43º LU dan 98,35º-98,44º BT dengan topografi cenderung miring ke utara. Memiliki luas 26.510 hektar (265,10 km²) atau 3,6% dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Kota Medan juga merupakan pintu gerbang wilayah Indonesia bagian barat (Wikipedia Indonesia, 2013). Kota Medan adalah salah satu tempat tujuan wisata bagi para wisatawan lokal maupun wisatawan asing serta merupakan kota yang sangat berpotensi besar sebagai daerah pariwisata. Medan memiliki posisi strategis sebagai pintu masuk wisatawan mancanegara. Melalui kegiatan pariwisata yang ada di kota Medan menjadi pendorong perkembangan serta kemajuan perekonomian di kota Medan.
perbelanjaan (mall), dan objek wisata lainnya. Jumlah wisatawan yang berkunjung ke kota Medan juga mengalami peningkatan besar seperti halnya pada bulan April 2013 mencapai 17.503 orang, yang mengalami peningkatan persen sebesar 19,48 persen dibanding yang datang pada bulan Maret 2013 yang mencapai 21.738 orang. Akan tetapi jika dibandingkan dengan jumlah wisatawan pada bulan yang sama tahun 2012, jumlah wisatawan pada bulan April 2013 mengalami penurunan sebesar 9,71 persen. Wisatawan mancanegara dari Malaysia merupakan yang terbesar yaitu sebanyak 9.472 orang atau 56,02 persen dari total wisatawan mancanegara yang berkunjung (Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara, 2013).
Para pakar pariwisata di Sumatera Utara mempridiksi terdapat berbagai masalah yang menjadi penyebab menurunnya jumlah wisatawan yang berkunjung ke daerah ini; mulai dari aksesibilities international yang tertutup, jarak tempuh ke objek utama yang relatife lama akibat kondisi jalan raya yang kurang representatatif, sehingga perlu dibangun jalan toll, untuk mempersingkat jarak tempuh dan memberikan kenyaman bagi wisatawan, ada yang mengatakan masyarakat kurang memahami manfaat pariwisata sehingga kurang mendukung pembangunannya, objek dan produk wisata pada posisi ‘fatique’, tidak ada inovasi, macam-macam dan berbagai argumentasi dikemukakan sebagai penyebab menurunnya jumlah wisatawan yang berkunjung ke Sumatera Utara.
karena itu kota Medan memiliki berbagai macam kegiatan pariwisata seperti wisata alam, wisata rohani, wisata kuliner, dan wisata sejarah. Banyak lokasi dan objek-objek wiasata kota Medan, antara lain : Istana Maimun, Mesjid Raya, Museum Sumatera, Museum Perjkuangan TNI Kodam (Militer Bukit Barisan), Taman Buaya Asam Kumbang, Kebun Binatang Medan, Pelabuhan Belawan, Danau Siombak, Menara Air Tirtanadi, Kantor Pos Medan, Merdeka Walk, Tjong A Fie, Kesawan Square, dsb.
Di kota Medan terdapat juga beberapa bangunan yang masih menyisakan arsitektur khas Belanda, antara lain : Gedung Balai Kota lama, Kantor Pos Medan, Menara Air Tirtanadi (yang menjadi ikon Kota Medan), Titi Gantung, dan Gedung London Sumatera. Ada juga daerah Kesawan yang masih menyisakan bangunan-bangunan tua, saat ini daerah Kesawan sudah menjadi sebuah pusat jajanan makanan yang ramai pada malam harinya. Pemerintah kota Medan juga merencanakan Medan sebagai Kota Pusat Perbelanjaan dan Makanan. Dengan adanya program tersebut diharapkan arus kunjungan dan lama tinggal wisatawan ke kota ini akan meningkat.
Arti museum adalah sebagai sebuah lembaga yang bersifat tetap,tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat dan perkembangannya, terbuka untuk umum, yang memperoleh, merawat, menghubungkan dan memamerkan untuk tujuan-tujuan studi, pendidikan, dan kesenangan, barang pembuktian manusia dan lingkungannya (Direktorat Museum, 2008:15).
Berikut beberapa museum yang ada di Kota Medan :
1. Museum Negeri, merupakan museum terbesar di Kota Medan yang berbagai peninggalan Sejarah Budaya, Bangsa, Hasil Seni dari berbagai Suku di Sumatera Utara.
2. Museum Rahmad Syah, merupakan museum yang menyimpan berbagai macam jenis hewan dari berbagai negara.
3. Museum Juang 45, merupakan museum yang menyimpan bderbagai macam barang peninggalan sejarah dari pahlawan serta berbagai arsip negara.
4. Museum Perjuangan TNI Kodam, merupakan museum yang menyimpan berbagai peninggalan arkeologi, senirupa, relief, monumen, dan perlengkapan militer.
menjadi terbengkalai dan pengelolaan museum sendiri tidak dapat menarik para wisatawan.
Naik turunnya jumlah kunjungan wisatawan ke Museum Perjuangan TNI Kodam dapat dilihat dari data kunjungan para wisatawan sebagai berikut :
Tabel 1.1
Jumlah Kunjungan Wisatawan Museum Perjuangan TNI Kodam Medan
2010 – 2013
Tahun Jumlah Kunjungan Pengunjung
2010 ± 50 Orang Sekolah – Guru, Mahasiswa, Wisatawan Asing, Pekerja
2011 ±80 Orang Mahasiswa, Murid SD, PNS (rata-rata mahasiswa yang melakukan pnelitian)
2012 ±300 Orang Diplomat, Pekerja, Wisatawan Asing, Mahasiswa, Pelajar
2013 ±200 Orang / tanggal 08 Juli 2013
Pelajar, Mahasiswa, PNS, Wiraswasta, Ibu Rumah Tangga
Sumber : Dokumen Museum Perjuangan TNI Sumatera Utara,2013
Dari data yang diperlihatkan pada tabel 1.1 di atas, terlihat bahwa sebenarnya ada peningkatan minat wisatawan yang mengunjungi museum tersebut, tetapi pada tahun 2013, penurunan jumlah kunjungan cukup berarti. Hal ini bisa jadi dikarenakan pengelolahan museum yang tidak maksimal, namun tentunya banyak pula hal lain yang menjadi penyebabnya.
Seperti halnya yang terjadi pada Museum Perjuangan TNI Kodam Medan, museum tersebut menyimpan berbagai macam benda bersejarah serta cerita sejarah tentang perjuangan para pahlawan kemerdekaan. Nilai sejarah yanng dimiliki museum ini sangat penting bagi menumbuhkan nilai kepedulian dan kecintaan generasi muda terhadap negara ini. Akan tetapi sampai saat ini pun banyak generasi muda yang tidak mengetahui akan keberadaan museum tersebut.
Dengan alasan di atas maka penulis memilih judul “EKSISTENSI MUSEUM PERJUANGAN TNI KODAM SEBAGAI SALAH SATU OBJEK WISATA DI KOTA MEDAN”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Eksistensi Museum Perjuangan TNI Kodam seabagai salah satu objek wisata di Kota Medan.
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulisan penelitian ini adalah :
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dalam penelitian ini terdiri dari :
1.4.1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan akan menambah khasanah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan kepariwisataan museum sebagai salah satu pusat pelestarian tinggalan sejarah.
1.4.2 Manfaat Praktis
Dapat berguna sebagai refrensi bagi penelitian selanjutnya serta bermanfaat bagi khalayak umum dan masyarakat kota Medan.
1.5 Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kualitatif deskriptif. Data yang diperoleh melalui studi kepustakaan dan penelitian lapangan.
1.5.1 Penelitian Kepustakaan ( Library Research )
1.5.2 Penelitian Lapangan ( Field Research )
ABSTRAK
Indonesia memiliki potensi yang cukup besar dalam kepariwisataan dari segi budaya, keindahan alam, flora dan fauna serta sejarah. Indonesia merupakan negara yang memiliki daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. Selain itu Indonesia memiliki sejarah yang sangat berharga dimana kekayaan sejarah di Indonesia dapat dilihat dari banyaknya peninggalan-peninggalan sejarah baik berupa benda atau cerita masa lampau. Peninggalan sejarah ini menjadi salah satu daya tarik bagi para wisatawan.
Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu daerah tujuan wisata yang kaya akan objek wisata bersejarah. Salah satu objek wisata yang kaya dengan warisan sejarah budaya yaitu Museum Perjuangan TNI Kodam Medan yang terletak di jalan Zainul Arifin No. 8. Museum ini berfungsi sebagai tempat pelestarian sejarah serta menyimpan benda-benda peninggalan para pejuang. Museum merupakan salah satu sarana pembelajaran langsung serta suatu lembaga tetap yang tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat, terbuka untuk umum, merawat, memperoleh, meneliti, menyajikan untuk kepentingan studi, kesenangan, dan pelestarian barang-barang atau benda bersejarah. Dengan adanya museum ini maka sejarah dari perjuangan para pejuang yang membela negara ini dapat lebih dikenal dan diketahui oleh masyarakat. Sehingga perlu sekali pengelolahan, perawatan, pemeliharaan yang khusus bagi suatu museum agar tetap terjaga dan benda bersejarah tersebut tidak rusak.
EKSISTENSI MUSEUM PERJUANGAN TNI KODAM
SEBAGAI SALAH SATU OBJEK WISATA DI
KOTA MEDAN
KERTAS KARYA
OLEH
RISJUNERTA ELIZABETH SIRAIT
102204025
PROGRAM STUDI D3 PARIWISATA
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
LEMBAR PERSETUJUAN
EKSISTENSI MUSEUM PERJUANGAN TNI KODAM SEBAGAI
SALAH SATU OBJEK WISATA DI KOTA MEDAN
OLEH
RISJUNERTA E SIRAIT
102204025
Dosen Pembimbing,
Dosen Pembaca,
Dra. Nur Cahaya Bangun, M. Si.
NIP : 19600711 198903 2 001
NIP. 19751017 200501 1 001
Koko Sujatmoko, S.E. M.Si.
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Kertas Karya : EKSISTENSI MUSEUM PERJUANGAN TNI KODAM SEBAGAI SALAH SATU OBJEK WISATA KOTA MEDAN
Nama : RISJUNERTA E SIRAIT NIM : 102204025
FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Dekan,
NIP. 19511013 197603 1 001 Dr. Syahron Lubis, M.A
PROGRAM STUDI D-III PARIWISATA Ketua,
ABSTRAK
Indonesia memiliki potensi yang cukup besar dalam kepariwisataan dari segi budaya, keindahan alam, flora dan fauna serta sejarah. Indonesia merupakan negara yang memiliki daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. Selain itu Indonesia memiliki sejarah yang sangat berharga dimana kekayaan sejarah di Indonesia dapat dilihat dari banyaknya peninggalan-peninggalan sejarah baik berupa benda atau cerita masa lampau. Peninggalan sejarah ini menjadi salah satu daya tarik bagi para wisatawan.
Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu daerah tujuan wisata yang kaya akan objek wisata bersejarah. Salah satu objek wisata yang kaya dengan warisan sejarah budaya yaitu Museum Perjuangan TNI Kodam Medan yang terletak di jalan Zainul Arifin No. 8. Museum ini berfungsi sebagai tempat pelestarian sejarah serta menyimpan benda-benda peninggalan para pejuang. Museum merupakan salah satu sarana pembelajaran langsung serta suatu lembaga tetap yang tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat, terbuka untuk umum, merawat, memperoleh, meneliti, menyajikan untuk kepentingan studi, kesenangan, dan pelestarian barang-barang atau benda bersejarah. Dengan adanya museum ini maka sejarah dari perjuangan para pejuang yang membela negara ini dapat lebih dikenal dan diketahui oleh masyarakat. Sehingga perlu sekali pengelolahan, perawatan, pemeliharaan yang khusus bagi suatu museum agar tetap terjaga dan benda bersejarah tersebut tidak rusak.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus, yang selalu setia menemani dan memberikan anugerah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini dengan judul “Eksistensi Museum Perjuangan TNI Kodam Sebagai Salah Satu Objek Wisata Kota Medan”.
Dalam menyelesaikan kertas karya ini, banyak dukungan dan bantuan baik dari segi moril, doa dan materi yang penulis peroleh dari berbagai pihak selama menjalankan perkuliahan dan sampai selesainya. Penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih teristimewa kepada kedua orang tua yang tercinta, Ayahanda Ir. Robertman Sirait dan Ibunda Dra. Rispadina Manalu yang selama ini telah membesarkan, menjaga, mendidik dan memberikan segenap kasih sayang yang tulus dan murni kepada penulis.
Dalam kesempatan yang berharga ini, penulis tidak lupa mengucapkan rasa terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Arwina Sufika, S.E., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pariwisata Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Koko Sujatmoko, S.E. M.Si., selaku dosen pembaca yang telah banyak meluangkan waktunya untuk membaca serta mengoreksi kertas karya ini.
5. Bapak Solahuddin Nasution, SE, M.S.P., selaku Koordinator Praktek Jurusan Pariwisata Bidang Keahlian Usaha Wisata yang telah dengan sabar membimbing dan mengarahkan penulis.
6. Seluruh Dosen program studi Diploma III Pariwisata Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik dan membimbing penulis selama masa perkuliahan, dan Para Staff Pegawai dan Pegawai Perpustakaan Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.
7. Seluruh karyawan di SRIWIJAYA AIR khusus di Polonia Internasional Airport dan di bagian pelayanan yang telah membimbing penulis selama pkl.
8. Seluruh karyawan di PT. Graha Tour & Travel yang telah memberi izin selama pkl.
9. Buat saudara-saudara penulis, Adik yang tercinta, Gustrispa Naomi Sirait, Ruth Septrisna Sirait, Samuel Rolando Abednego Sirait yang memberikan hangatnya kasih sayang dan dukungan kepada penulis.
10. Buat teman- teman seperjuangan Usaha Wisata 2010, Kiki, Intan, Atul, Uci dan Zaza. Terima kasih atas perhatian dan pengertian kalian selama ini yang membuat penulis selalu merasa bahagia apabila berada di dekat kalian.
Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam penyusunan kertas karya ini, baik ditinjau dari segi pengalaman, penyusunan, materi maupun teknik penulisan. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat konstruktif demi penyempurnaan kertas karya ini.
Demikianlah harapan penulis dan semoga kertas karya ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Medan, 23 Juli 2013 Penulis
NIM. 102204025
DAFTAR ISI
BAB II : URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN 2.1 Pengertian Pariwisata ... 9
2.2 Pengertian Wisatawan ... 13
2.3 Objek dan Daya Tarik Wisata ... 16
2.4 Jenis-Jenis Pariwisata ... 20
BAB III : GAMBARAN UMUM KOTA MEDAN
3.1 Letak Geografis Kota Medan ... 27
3.2 Sejarah Kota Medan ... 31
3.3 Kepariwisataan Kota Medan ... 33
3.4 Wisata Bangunan Kota Medan... 38
BAB IV : EKSISTENSI MUSEUM PERJUANGAN TNI KODAM SEBAGAI SALAH SATU OBJEK WISATA KOTA MEDAN 4.1 Pengertian Museum ... 42
4.2 Sejarah Museum Perjuangan TNI Kodam ... 43
4.3 Eksistensi Museum Perjuangan TNI Kodam Sebagai Salah Satu Objek Wisata Kota Medan ... 52
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 54
5.2 Saran ... 54
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Patah Tumbuh Hilang Berganti ... 45
Gambar 2. Bendera Merah Putih ... 46
Gambar 3. Mesin Tik Royal Dan Mesin Tik Daito, Proyektor Film ... 47
Gambar 4. Seragam Lengkap ... 47
Gambar 5. Wirelise Sets ... 47
Gambar 6. Obat-obat dan Alat Pengobatan ... 48
Gambar 7. Senjata-senjata ... 48
Gambar 8. Lukisan Rapat Pemuda ... 48
Gambar 9. Senjata Buatan Indonesia ... 49
Gambar 10. Senjata Pasindo ... 50
Gambar 11. Sumbu Ledak Api ... 50
Gambar 12. Munisi ... 51
Gambar 13. Pangkat Harian Panen, Pama, Bati TNI ... 51
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Jumlah Kunjungan Wisatawan Museum Perjuangan TNI
Kodam Medan 2010-2013... 5
Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Kota Medan ... 28
Tabel 3.2 Batas Wilayah Medan ... 29