• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Karakteristik Biodiesel Berbahan Baku Minyak Kelapa Sawit

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisa Karakteristik Biodiesel Berbahan Baku Minyak Kelapa Sawit"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

KARYA AKHIR

ANALISA KARAKTERISTIK BIODIESEL

BERBAHAN BAKU MINYAK KELAPA SAWIT

MARIO JUNIUS NADAPDAP 035202008

KARYA AKHIR YANG DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI

SALAH SATU SYARAT MEMPEROLEH

IJAZAH SARJANA SAINS TERAPAN

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI MEKANIK INDUSTRI

PROGRAM DIPLOMA-IV FAKULTAS TEKNIK

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan

penyertaanNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Akhir ini.

Penyusunan laporan Karya Akhir ini dilakukan guna untuk menyelesaikan

Studi di Prog. Studi Teknologi Mekanik Industri Universitas Sumatera Utara,

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Ir. Tekad Sitepu sebagai dosen pembimbing selaku dosen pembimbing

yang telah meluangkan waktu, pemikiran dan memberikan nasehat

kepada penulis dalam menyelesaikan tugas sarjana ini.

2. Ir. Farida Ariani, MT selaku dosen wali dari penulis.

3. Dr. Ing. Ir. Ikhwansyah Isranuri, Ir. Mulfi Hazwi, M.Sc,

Ir. Alfian Hamsi, M.Sc, Tulus Burhanuddin S, ST.MT.

4. Bapak/ ibu staff dan pegawai jurusan Teknik Mesin USU.

Penulis menyadari bahwa tugas sarjana ini masih jauh dari sempurna, untuk

itu penulis mengharapkan saran yang membangun untuk kesempurnaan tugas

sarjana ini, akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih.

Penulis,

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Tujuan mum ... 5

1.3 Tujuan Khusus ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Metode Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bahan Bakar Diesel ... 7

2.2. Sistem Injeksi Bahan Bakar Diesel ... 12

2.3. Sistem Pembuangan Motor Diesel ... 20

BAB III BIODIESEL 3.1 Pembuatan Biodiesel. ... 22

3.2 Peralatan Dan Bahan ... 30

3.3 Langlah-Langkah Pembuatan Biodiesel ... 30

BAB IV PENGUJIAN BAHAN BAKAR DENGAN PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA 4.1 Unjuk Kerja Motor.... ... 35

(4)

4.3 Prosedur Pengujian ... 41

4.4 Bahan Bakar Uji ... 42

4.5 Data Percobaan ... 43

4.6 Perhitungan Dan Analisa Data ... 43

4.7 Data Pengujian ... 46

4.8 Grafik Pengujian ... 46

4.9 Analisa Data ... 46

BAB V KESIMPULAN

Kesimpulan ... 50

DAFTAR PUSTAKA

(5)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Motor diesel banyak digunakan oleh masyarakat baik untuk transportasi

maupun untuk industri. Sehingga dibutuhkan bahan bakar sebagai sumber

energinya. Minyak bumi sebagai sumber bahan bakar utama memang sangat

penting. Bahan bakar minyak seperti bensin dan solar adalah bahan bakar yang

tidak dapat diperbarui, artinya bahan bakar minyak tersebut bisa habis pada suatu

waktu.

Tidak lama lagi penambangan minyak akan mencapai puncaknya, karena

hampir semua daerah yang mengandung minyak telah ditemukan. Sedangkan

permintaan akan bahan bakar cair terus naik. Akibatnya harga minyak akan terus

naik dengan tajam menyusul menipisnya cadangan minyak dunia. Bahan bakar

akan menjadi sangat mahal bagi kebanyakan orang untuk membelinya. Semua

bahan bakar yang tidak dapat diperbaharui akan habis pada waktunya, maka dari

itu diperlukan suatu bahan bakar yang dapat diperbarui, sehingga bahan bakar

tersebut dapat diusahakan agar tidak akan pernah habis sepanjang masa serta

(6)

Persediaan bahan bakar minyak dunia semakin lama semakin menipis dan

pada saatnya nanti akan habis. Harga bahan bakar juga semakin lama semakin

melambung tinggi dan semakin tidak terjangkau bagi kebanyakan orang. Salah

satu alternatif penyelesaian masalah tersebut adalah menggunakan bahan bakar

biodiesel yang ramah pada lingkungan serta dapat diperbaharui sehingga tidak

(7)

TURUNAN BIODIESEL DARI SUMBER ENERGI

TERBARUKAN DAN SIKLUS CO

2

Gambar 1.1. Turunan Biodiesel Dari Sumber Energi Terbarukan

(8)

Biodiesel dibuat melalui proses transesterification, yaitu dengan

menambahkan methanol dan KOH pada minyak nabati. Minyak nabati kemudian

akan mengalami perubahan sifat menjadi lebih mendekati karakteristik solar. Jika

biodiesel digunakan pada mesin-mesin pemakai bahan bakar maka biodiesel

memiliki daya, torsi, konsumsi bahan bakar spesifik dan efisiensi thermal yang

hampir sama dengan solar. Setelah melalui pengujian demi pengujian ternyata

biodiesel dapat digunakan sebagai bahan bakar campuran dengan solar, juga dapat

(9)

1.2Tujuan umum dari Analisa Karakteristik Biodiesel Berbahan Baku Minyak Kelapa Sawit:

1. Sebagai syarat untuk menyelesaikan mata kuliah karya akhir semester VIII

dan untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan (SST).

2. Mengaplikasikan disiplin ilmu yang diperoleh selama duduk dibangku

kuliah.

3. Ikut berpartisipasi dalam menyumbangkan ide yang berbasis teknologi

tepat guna.

4. Untuk memperluas wawasan masyarakat yang ingin mengetahui

bagaimana proses pembuatan biodiesel dan kegunaannya.

1.3Tujuan khusus dari Analisa Karakteristik Biodiesel Berbahan Baku

Minyak Kelapa Sawit:

Untuk menganalisa dan membandingkan bahan bakar solar dengan

biodiesel berdasarkan unjuk kerja motor yang meliputi daya motor, torsi, tekanan

efektif rata-rata, konsumsi bahan bakar spesifik dan efisiensi thermisnya serta

(10)

1.4Manfaat dari Analisa Karakteristik Biodiesel Berbahan Baku Minyak Kelapa Sawit:

1. Masyarakat dapat terbantu untuk mengetahui bagaimana pengaruh

biodiesel pada mesin-mesin produksi dan kendaraan sebagai alternatif

bahan bakar minyak bumi.

2. Bagi penulis sendiri, dengan Analisa ini tentu dapat menambah wawasan

dan pengalaman dalam menerapkan ilmu yang telah dipelajari selama

dalam bangku perkuliahan.

3. Agar rekan-rekan mahasiswa yang ingin membahas dan meningkatkan

penelitian biodiesel ini telah memiliki sebahagian ilmu tentang analisa

biodiesel.

1.5Metode Penelitian

Untuk memperoleh data guna penyusunan laporan ini, metode yang

penulis lakukan antara lain adalah :

1. Melakukan studi lapangan di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS)

Medan dan PT. Superintending Company Of Indonesia.

2. Melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing.

3. Mengadakan studi literatur diperpustakaan Universitas Sumatera Utara.

4. Mengadakan studi literatur diperpustakaan Pusat Penelitian Kelapa Sawit

(PPKS) Medan.

(11)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bahan bakar diesel

Kebanyakan orang mengira bahwa semua motor diesel menggunakan

bahan bakar diesel (diesel fuel oil) karena beberapa jenis motor diesel

menggunakan bahan bakar campuran (dual fuel). Motor ini menggunakan gas

natural dan minyak diesel dan ada yang menggunakan gas saja.

(12)

A. Produksi bahan bakar diesel

Minyak diesel atau solar diproduksi dari minyak mentah (crude oil).

Minyak mentah adalah senyawa hidrokarbon (senyawa kimia yang memiliki

unsur hidrogen dan karbon) seperti: benzin, pentan, heksan, heptan, toluene,

propan dan butan. Untuk memisahkan hidro karbon, minyak mentah

dipanaskan dan hidrokarbon yang berbeda akan diambil berupa uap yang

memiliki titik didih terendah akan diambil uapnya dahulu.

Setelah memisahkan gas natural dari minyak mentah, temperatur minyak

mentah dinaikkan suhunya sampai ketemperatur didih tertinggi dari

hidrokarbon berikutnya. Ini adalah gasoline dengan kadar oktan tinggi. Setelah

memisahkan bensin kadar oktan tinggi selesai, selanjutnya temperatur

dinaikkan lagi untuk memperoleh hidrokarbon yang memiliki titik didih

berikutnya, dan seterusnya sehingga diperoleh semua gasoline komersial,

kerosin, solar, minyak pemanas domestik, minyak bakar industri, paraffin,dan

seterusnya, sampai sisa akhir yaitu coke dan aspal.

B. Karakteristik bahan bakar diesel

1. Nilai Pembakaran Atau Nilai Panas.(Heat Value).

Nilai panas merupakan indikasi beberapa panas yang dihasikan apabila

bahan bakar tersebut dibakar habis. Nilai panas suatu bahan bakar dapat

dihitung dengan alat yang disebut kalorimeter. Satuan nilai panas atau nilai

(13)

2. Berat jenis.

Berat jenis dari suatu cairan seperti minyak diesel, adalah perbandingan

berat minyak diesel terhadap berat air pada volume yang sama. Diukur

menggunakan alat yang disebut higrometer. Berat jenis dari minyak bahan

bakar diesel mempengaruhi penetrasi semprotan ketika bahan bakar

diinjeksikan kedalam ruang bakar atau ruang silinder motor. Hal ini

berpengaruh pula kepada nilai kandungan panas dari minyak bahan bakar.

Minyak dengan berat jenis yang besar mempunyai nilai panas yang lebih

tinggi.

3. Titik Sambar ( Flash Point).

Titik sambar suatu minyak bakar adalah temperatur minyak dimana

minyak itu harus dipanaskan, hingga ia mengeluarkan uap minyak yang cukup

untuk menyalakannya jika berhubungan dengan api.

Titik nyala lebih tinggi dari titik sambar, temperatur minyak dimana uap

minyak akan terus terbakar setelah dinyalakan. Titik sambar menjadi indikasi

dari bahan bakar terhadap bahaya kebakaran. Titik sambar minyak diesel type

1-D adalah 37,7°C atau 100°F. untuk minyak diesel type 2-D titik sambarnya

51,6°C atau 125°F dan untuk minyak diesel type 4-D titik sambarnya 54,4°C

(14)

4. Titik Kabut Dan Titik Lumer (Cloud Point Dan Pour Point).

Titik kabut minyak diesel adalah temperatur minyak diesel, dimana pada

temperatur itu komponen hidrokarbon dari minyak diesel tidak dapat larut

lagi.

Titik lumer adalah temperatur minyak disel dimana minyak diesel

tersebut menjadi tidak dapat larut yang mencegahnya dari mengalir pada

keadaan itu.

5. Kekentalan (Viskosity).

Kekentalan atau viskositas adalah sifat dari cairan yang menghambat

gaya yang menyebabkan cairan dapat mengalir. Aliran diukur dengan alat

yang disebut viscometer. Viscositas dari minyak diesel mempengaruhi bentuk

pengabutan. Minyak diesel dengan viscositas rendah akan menghasilkan

pengabutan yang halus sedangkan minyak diesel dengan viskositas yang besar

akan menghasilkan pengabutan yang kasar.

6. Volatility.

Volatility dari suatu cairan bahan bakar adalah kemampuan berubah

menjadi uap. Volatility dari suatu cairan dinyatakan dengan perbandingan uap

udara yang dapat dibentuk pada temperatur tertentu. Pada minyak diesel

volantility dinyatakan dalam 90 % temperatur distilasi, yaitu temperatur

(15)

Jika volatility turun, kotoran karbon dalam beberapa motor, keausan

meningkat. Beberapa motor akan mengeluarkan asap lebih banyak jika

volatility turun.

7. Kualitas penyalaan.

Kualitas penyalaan minyak diesel, yaitu kemudahan minyak diesel

menyala atau terbakar, dan sifat sari pembakarannya, dinyatakan dengan

angka setan diperoleh dengan membandingkan bahan bakar dengan setan

(cetane) . Semakin tinggi angka setan semakin pendek saat antara waktu

pengabutan dengan saat mulai penyalaan.

8. Sisa karbon (carbon residu).

Sisa karbon menunjukkan jumlah karbon atau kotoran karbon yang

tertinggal didalam ruang bakar setelah proses pembakaran campuran udara

dengan bahan bakar. Sisa karbon dapat diukur dengan alat kontainer tertutup.

9. Kandungan belerang.

Kandungan belerang didalam minyak diesel akan mengakibatkan

peningkatan keausan pada ring piston dan dinding silinder. Kandungan

belerang pada minyak diesel juga mengakibatkan terjadinya zat yang

mengakibatkan korosi pada permukaan logam dan juga menimbulkan zat-zat

kimia yang tidak diinginkan pada knalpot.

Minyak diesel yang mempunyai kandungan belerang yang tinggi juga

sering mengandung campuran nitrogen, yang menimbulkan keausan yang

(16)

10.Oksidasi dan kandungan air.

Problem yang sering dihadapi oleh saringan bahan bakar adalah ia

sering tersumbat oleh partikel-partikel mekanis, debu dan kontaminasi air

yang terdapat atau larut dalam minyak diesel.

Kandungan air, partikel mekanis, debu dan oksidasi dalam minyak

dikarenakan system penyimpanan yang kurang memadai.

Minyak diesel harus dilindungi dari kotoran-kotoran mekanis dan debu

agar bisa dikurangi pembentukan oksid partikel besi dalam tanki

penyimpanan, dalam pipa-pipa yang kotor berdebu dan dalam pompa injeksi

ketika motor dalam kecepatan ideal.

2.2 Sistem injeksi bahan bakar diesel

Sistem injeksi bahan bakar diesel adalah cara bagaimana bahan bakar

diesel diinjeksikan atau dimasukkan kedalam ruang bakar atau dalam silinder

motor.

A. Sistem Injeksi Bahan Bakar.

Alat untuk memasukkan bahan bakar kedalam silinder disebut pompa

injeksi. Fungsi lain dari pompa injeksi adalah mengatur jumlah bahan bakar

yang diinjeksikan dalam silinder sesuai kebutuhan motor. Pompa injeksi yang

(17)

Bosch pompa injeksi Robert Bosch ukurannya sangat mini karena itu tidak

memakan banyak tempat selain itu konstruksinya juga sangat sederhana.

Pompa injeksi Bosch terdiri atas komponen utama : rumah pompa yang

didalamnya terdapat susunan element pemompaan. Plunyer, memiliki alur

miring berfungsi sebagai penekan minyak, diluarnya adalah sleev. Diluarnya

lagi adalah kontrol sleev yang bergerigi dan berhubungan dengan rack

pengontrol. Pada bagian bawahnya terdapat komponen pemegang plunyer,

antara lain dudukan pegas dan pegas pengembali yang keduanya berfungsi

memegang dan mengembalikan plunyer ke posisi bawah suplai bahan bakar

melalui lubang masuk (inlet port). Pada bagian atas terdapat klep deliveri,

pada saat pemompaan terbuka sedangkan pada saat tidak memompa ia duduk

rapat pada dudukannya, menahan minyak berada pada tekanan tinggi.

Pompa ini dioperasikan oleh nok yang terdapat pada poros nok pompa,

digerakkan oleh poros engkol dengan pemindahan roda gigi. Posisi plunyer

terhadap sleev diubah dengan pengaturan rack kontrol.

 Dibawah ini adalah urutan pompa injeksi pompa Bosch :

Ketika lubang masuk terbuka bahan bakar masuk kedalam ruang injeksi

diatas plunyer. Penginjeksian, dimana karena tekanan pemompaan maka katup

deliveri terangkat dan minyak diinjeksikan kedalam silinder. Ketika sisi tekan

dan sisi masuk berhubungan karena alur dan pada plunyer telah

menghubungkannya sehingga tidak adalagi penekanan minyak oleh plunyer .

(18)

Pada pompa injeksi jenis sebaris, tiap silinder motor mempunyai pompa

silinder sendiri. Hasil penginjeksian tiap silinder harus sama agar di peroleh

tenaga motor yang sama. Untuk itu, perlu kalibrasi dari pompa injeksi yang

harus dikerjakan dengan mesin untuk menyamakan hasil penginjeksian tiap

silinder pompa.

Jenis pompa injeksi yang lain adalah jenis distributor. Pada jenis ini, satu

pompa dipergunakan untuk semua silinder motor, sehingga jenis ini tidak

mengalami gangguan kalibrasi. Contoh pompa injeksi jenis distributor adalah

pompa injeksi rosamaster. Poros penggerak pada pompa ini berhubungan

dengan rotor distributor dalam kepala hidrolik. Ujung penggerak rotor

mempunyai lubang geometric yang berisi 2 plunyer. Kedua plunyer bekerja

satu dengan lainnya bersama-sama karena adanya nok ring internal melalui

roler dan sepatu yang dibawa dalam lubang slot dalam ujung sayap dalam

rotor.

Pompa trasfer yang terletak pada ujung yang berlawanan dari rotor dari

silinder pemompaan, adalah jenis pemindahan positif,jenis pompa kipas.

Pompa ini ditutup dengan plat tutup.

Bahan bakar pada proses kerja dari pompa injeksi distributor dialirkan

dari tangki ke pompa melalui saluran masuk menggunakan pompa transfer

jenis pompa kipas. Oleh karena kemampuan pompa transfer melebihi yang

dibutuhkan oleh pompa injeksi maka sejumlah bahan bakar dengan prosentase

(19)

Posisi pemutaran dari klep pengatur yang diatur oleh governor mengatur

aliran minyak ke ring pengisian yang berhubungan dengan lubang pemasukan.

Ketika rotor berputar, lubang pengisian tunggal berhubungan dengan salah

satu dari lubang pemasukan dari kepala hidrolik dan bahan bakar minyak

dengan tekanan dari pompa transfer mengalir melalui saluran bersudut ke

ruang pemompaan. Minyak tersebut mendesak plunyer menjauh yang nantinya

akan di injeksikan pada langkah berikutnya. Langkah plunyer dibatasi oleh

penyetelan pegas daun. Pada saat pengisian diantara dua plunyer dengan

minyak, roler berada pada bagian lembah dari ring penekan roler.

Putaran berikutnya dari rotor membawa lubang keluar pada rotor

berhubungan pada lubang keluar pada kepala yang saat itu roler pada posisi

ditekan oleh nok dari ring penekan sehingga plunyer pompa dalam keadaan

saling mendekat yang berarti menekan bahan bakar minyak dipompakan

kesalah satu saluran pompa injeksi.

B. Pengabut dan Pengabutan

Fungsi dari pengabut adalah untuk memasukkan bahan bakar dalam

bentuk yang halus dalam ruang pembakaran. Pengabutan atau atomisasi

adalah cara bagaimana bahan bakar cair dipecahkan kedalam bentuk

sekecil-kecilnya sehingga mudah bercampur dengan udara untuk proses pembakaran.

Adapun jenis tipe pengabut yaitu tipe pintle, tipe ini menggunakan

lubang tunggal dan digunakan pada motor diesel dengan pengabutan tidak

(20)

pembakaran diatas permukaan piston motor. Dipergunakannya jenis pengabut

lubang tunggal karena didalam ruang pembakaran terdapat pusaran ataupun

turbulensi udara pada langkah kompresi sehingga bahan bakar diinjeksikan

kedalam ruang pembakaran akan bercampur dengan udara dan terbakar

dengan sempurna. Jenis lain dari injector adalah jenis berlubang ganda.

2.3 Sistem pemasukan pada motor diesel

Sistem pemasukkan motor diesel haruslah dapat menyuplai kebutuhan

udara yang bersih dengan volume dan temperatur yang sesuai untuk

pembakaran. Pembakaran bahan bakar dalam silinder harus sempurna agar

tenaga panas maksimal untuk proses kerja motor.

Pada motor diesel 4 tak tanpa penambahan udara menggunakan blower.

Sistem pemasukkan terdiri atas : saringan udara, saringan awal, saluran masuk

dan pipa penghubung. Pada motor 2 tak system termasuk blower untuk udara

pembilasan dan pembakaran.

Pada motor diesel dengan turbo charger sitem pemasukkan biasanya

digerakkan menggunakan gas buang. Pada motor dengan super charger

pemasukkan udara menggunakan blower dan digerakkan secara mekanis dari

putaran yang diambil dari putaran poros engkol. Sistem pemasukkan udara

dilengkapi klep penutup yang sewaktu-waktu diperlukan untuk menutup udara

(21)

Sebuah intercooler dan aftercooler digunakan sebagai kelengkapan dari

system pemasukkan pada motor diesel. Intercooler dipasang untuk

mendinginkan udara masuk setelah melewati sisi keluar dari blower masuk ke

saluran masuk sebelum memasuki silinder. Aftercooler dipasang pada blok

motor dari motor diesel 2 tak sehingga ia akan mendinginkan udara masuk

setelah keluar dari blower sebelum memasuki lubang masuk silinder.

A. Udara masuk dari saringan udara.

Udara yang masuk kedalam silinder harus udara murni yang bersih dari

debu dan kotoran lainnya. Selain itu juga berpengaruh terhadap proses

pembakaran yang berakibat kotoran karbonnya bertambah dan akan melekat

pada piston, katup, dinding silinder bagian atas dan pada klep dari manifol

buang.

Juga akan berpengaruh terhadap konsumsi oli pelumas. Jenis penyaring

udara yang termasuk prasaringan adalah tipe saringan kering dan tipe saringan

basah. Pra saringan ini dipasangkan pada sisi masuk dari saringan udara.

Bentuk sederhana dari saringan ini kap saringan yang dipasangkan pada

puncak sisi masuk saringan udara.

Pra saringan yang lain adalah drum spiral dari ruang yang memaksa dan

mendorong debu lebih berat akan keluar. Debu akan jatuh melalui saluran

pembilasan yang berhubungan dengan saluran pembuangan yang selanjutnya

(22)

Saringan kering mempunyai satu atau beberapa elemen saringan yang

dapat diganti yang terdiri atas saringan primer dan sekunder atau saringan

pengaman. Baling-baling dapat menjadi bagian dari saringan awal atau

menjadi bagian dari elemen saringan.

Jenis saringan kering yang berupa rel dipakai dalam industri. Elemen

saringan pada rel dipasangkan pada bagian atas dan mengakumulasi

debu-debu yang bergerak sepanjang permukaan saringan. Elemen saringan digulung

dan terletak pada bagian bawah dari unit saringan. Pada saringan basah udara

dialirkan melalui oli sehingga debu akan tertangkap oleh oli yang selanjutnya

mengalir melalui elemen penyaring sehingga udara yang masuk benar-benar

bersih.

B. Saluran masuk.

Saluran masuk terbuat dari besi tuang yang fungsinya untuk

menngarahkan masuknya udara kedalam silinder. Saluran masuk dilengkapi

katup penutup darurat.

Katup ini digunakan apabila dalam keadaan darurat perlu mematikan

motor yaitu dengan menutup katup tersebut sehingga udara tidak dapat masuk

(23)

C. Saluran masuk dengan turbo carger.

Untuk mendapatkan udara yang cukup sebagian motor diesel

menggunakan turbo carger yang digerakkan oleh gas buang. Gas buang

dialirkan untuk menggerakkan turbin pada sisi lain. Dari porosnya

dipasangkan kipas yang mengalirkan udara masuk kedalam silinder dengan

tekanan diatas atmosfir sehingga diperoleh jumlah udara yang cukup untuk

(24)

2.4 Sistem pembuangan motor diesel

Sistem pembuangan moderen didesain untuk meredam suara tanpa

dampak tekanan balik terhadap motor tanpa terjadi penyalaan yang mungkin

timbulL.Sistem pembuangan motor diesel dirancang untuk memanfaatkan

energi gas buang untuk menggerakkan turbo carger. Sedangkan untuk

keperluan industir dan keperluan kapal laut sering digunakan untuk penguapan

air untuk memperoleh air segar dan untuk keperluan pemanasan.

Pada penggunaan industri transport tersebut sistem pembuangan sangat

sederhana terdiri atas salurang buang, pipa buang, kenalpot, dan ujung pipa

buang. Sistem pembuangan yang menggunakan pipa fleksibel antara kenalpot

dan sisi masuk gas buang berguna untuk mengurangi pemindahan getaran dan

pengembangan karena suhu. Beberapa sistem pembuangan menggunakan

resonator yang berfungsi mengurangi suara dengan pembelokan. Jika

diperlukan pembengkokan pipa maka radius bengkokan 4 kali diameter pipa.

Pada sistem pembuangan motor diesel dikapal laut, diperlukan sistem

pendinginan air pada sistem buang yang berguna untuk mencegah kebakaran.

Pemanfaatan gas buang disamping untuk menggerakkan turbo carger

juga digunakan untuk menghalau kotoran dan debu dari saringan udara.

Pada beberapa jenis truk gas buang juga dimanfaatkan untuk

menggerakakn mekanik pembongkara beban / material / bak truk. Sementara

(25)

buang juga dimanfaatkan untuk mengoprasikan klep pengontrol system

pengereman gas buang.

Pada sistem pembuangan vertical sebuah tutup mungkin dipakai untuk

mencegah masuknya air hujan, kalau tidak pada ujung pipa buang dibuat

horizontal. Tutup kenalpot itu dibuat otomatis menutup bila motor dimatikan.

Sistem pembuangan juga harus memiliki kapasitas yang cukup untuk

membuang gas bekas / gas buang yang dihasilkan oleh motor pada semua

jenis kecepatan dan pembebanan motor. Hambatan-hambatan karena

kerusakan internal dan eksternal akan mempengaruhi kemampuan /

performenc motor.

Secara keseluruhan sistem pembuangan memiliki saluran buang,

pipa-pipa buang, sambungan turbocarjer dan knalpot harus diperiksa terhadap

kerusakan eksternal yang memliputi kebocoran, keretakan, keropos dan

lain-lainnya.

Sistem pembuangan juga harus diperiksa tekanan baliknya menggunakan

manometer air atau manometer air raksa. Tes ini untuk melihat seberapajauh

hambatan internal dari sistem pembuangan. Jika tekanan balik sistem

pembuangan telah melebihi batas-batas yang diperbolehkan maka dilakukan

(26)

BAB III BIODIESEL

Minyak nabati mengandung energi yang dipancarkan langsung dari

matahari. Tanaman-tanaman penghasil minyak nabati seperti kelapa sawit dan

kelapa mengumpulkan tenaga matahari tersebut. Lain halnya dengan minyak bumi

yang terbentuk dalam waktu berjuta-juta tahun, tanaman-tanaman ini hanya

membutuhkan waktu beberapa bulan saja untuk menghasilkan minyak nabati.

Biodiesel adalah salah satu bahan bakar cair. Biodiesel tersebut dari 80-90 %

minyak nabati. 10-20 % alcohol, dan 0,35-1,5 % katalis.

Konsep penggunaan minyak nabati sebagai bahan bakar bukan konsep

baru Dr. Rudolf Diesel pertama kali membuat motor diesel pada tahun 1895

dengan maksud menggunakannya pada berbagai macam bahan bakar termasuk

minyak nabati. Diesel memperagakan motornya pada world exhibition di Paris

pada tahun 1900 dengan menggunakan minyak kacang (peanut oil) sebagai bahan

bakar. Pada tahun 1911 Diesel mengatakan “the diesel engine can befed with

vegetable oils and would help considerably in the development of agriculture of

the countries which use if”.

Pada 1912 Diesel juga mengatakan “the use of vegetable oils for engine

fuels may seem insignificant today. But such oil may become in course of time as

importantas petroleum and the coal tar products of the present time”. Sejak saat

(27)

Penggunaan biodiesel semakin banyak beberapa tahun terakhir . Sekarang

ini di Amerika Serikat biodiesel digunakan oleh jasa pos, departemen energy dan

pertanian, bis sekolah dan truk sampah. Biaya pembuatan biodiesel berkisar antara

$ 1 sampai $ 2 per gallon dan dapat bersaing dengan solar. Biodiesel disetujui

oleh Environmental Protection Agency (EPA) di Amerika Serikat untuk dijual

bebas. Biodiesel juga disetujui oleh departemen energy Amerika sebagai bahan

bakar alternative. Biodiesel mempunyai sifat pelumasan yang baik dan angka

(28)

3.1 Pembuatan biodiesel

Proses pembuatan dari minyak nabati disebut transesterification.

Transesterification adalah perubahan dari suatu tipe ester ke tipe ester yang lain.

Ester adalah rantai hidrokarbon yang akan terikat dengan molekul yang lain.

Molekul minyak nabati terdiri dari tiga ester yang menempel pada suatu molekul

yang lain. Molekul minyak nabati terdiri dari tiga ester yang menempel pada suatu

molekul gliserin. Gliserin pada minyak nabati yang menyebabkan minyak nabati

mempunyai viskositas yang tinggi dan berubah-ubah terhadap temperatur.

Pada proses transesterification, gliserin dipisahkan dari minyak nabati

untuk menurunkan viskositas dari minyak nabati. Ester merupakan komponen

utama dari biodiesel pada proses transesterification gliserin digantikan

kedudukannya oleh alcohol. Alcohol yang dapat digunakan adalah methanol dan

ethanol. Untuk membuat biodiesel diperlukan tiga komponen utama:

1. Minyak nabati.

2. Alkohol.

(29)

Gambar 3.1. Alat pencampur / mixer yang dapat digunakan

pada pembuatan biodiesel.

(30)
(31)

3.1.1. Minyak Nabati.

Minyak nabati biasa disebut iriglyceride, glycerol esters atau asam lemak

(Fatty acids) karena bersifat asam. Minyak nabati berwarna kuning. Tidak

mempunyai bau dan tidak mempunyai rasa. Minyak nabati tidak dapat bercampur

dengan air. Minyak nabati yang telah digunakan untuk menggoreng akan menjadi

lebih asam dan akan menghasilkan asam lemak bebas (free fatty acids). Asam

lemak bebas dapat menempel pada apapun yang bersifat basa. Ketika membuat

biodiesel, asam lemak bebas harus dihilangkan. Untuk menghilangkan asam

lemak bebas digunakan lebih banyak katalis pada reaksi pembuatan biodiesel.

Banyak katalis yang digunakan tergantung seberapa asam minyak nabati tersebut.

Minyak nabati memiliki berat jenis 0,94 pada 20°C.

3.1.2. Alkohol.

Alkohol yang biasa digunakan adalah methanol dan ethanol. Methanol

mempunyai keuntungan lebih mudah bereaksi atau lebih stabil dibandingkan

ethanol. Kerugian dari methanol adalah methanol merupakan zat yang beracun

dan berbahaya. Methanol sangat mudah terbakar bahkan lebih mudah terbakar

dibandingkan bensin. Methanol juga biasa disebut methyl alcohol. Sedangkan

ethanol biasa juga disebut ethyl alcohol. Methanol berwarna bening seperti air

mudah menguap, mudah terbakar dan mudah rercampur dengan air. Methanol dan

ethanol yang dapat digunakan hanya yang murni 100 %. Methanol merupakan

alcohol yang paling banyak digunakan untuk pembuatan biodiesel. Ethanol lebih

(32)

Pemisahan gliserin dengan menggunakan ethanol lebih sulit dari methanol, jika

tidak berhati-hati akan berakhir dengan emulsi. Memiliki berat jenis 0,7915.

Sedangkan ethanol memiliki berat jenis 0,79.

3.1.3. Katalis.

Unutk memecahkan minyak nabati diperlukan penambahan katalis. Katalis

adalah zat yang akan mempercepat reaksi antar zat-zat lain. Katalis yang mungkin

dipakai adalah Sodium Hydroxide (NaOH) dan Potassium Hydroxide (KOH).

NaOH biasa juga disebut dengan caustic soda atau natrium hidroksida. KOH biasa

juga disebut dengan caustic potash atau kalium hidroksida. Baik NaOH maupun

KOH berupa flake atau granule. NaOH dan KOH juga sangat berbahaya dan dapat

melukai kulit, mata dan paru-paru juga berbahaya jika tertelan. KOH merupakan

alkali kuat yang korosif. KOH menyerap air dan CO dari udara dan berubah

menjadi potassium carbonate (K2CO3). KOH larut dalam air dengan

perbandingan 1:1, alcohol dengan perbandingan 1:3, dan gliserin dengan

perbandingan 1:2,5. NaOH juga menyerap air dari udara. NaOH hampir larut

dalam air dengan perbandingan 1:1, sangat larut dalam alcohol dan gliserin.

Katalis akan memecahkan minyak nabati dan melepaskan ester. Begitu ester bebas

mereka akan menempel pada alcohol. Sedangkan katalis dan gliserin akan

(33)

Jumlah katalis yang digunakan harus tepat. Pemakaian katalis yang terlalu

banyak akan menyebabkan campuran mengemulsi, sedangkan pemakaian katalis

yang terlalu sedikit akan menyebabkan minyak nabati dan alcohol tidak bereaksi.

NaOH dan KOH yang digunakan hanya yang murni 100 %. NaOH dan KOH

mudah bereaksi dengan udara. NaOH dan KOH yang telah bereaksi dengan udara

akan menjadi tidak berguna.

3.1.4. Gliserin.

Gliserin adalah larutan yang berwarna jernih, tidak memiliki bau, kental

dan menyerap air. Gliserin memiliki rasa manis, hamper 0,6 kali manis sukrosa.

Gliserin mudah bercampur dengan air dan alokohol. Gliserin memiliki titik nyala

176°C dan titik didih 290°C. Gliserin memiliki berat molekul 92,09 gr/mol.

Gliserin yang dihasilkan pada reraksi pembuatan biodiesel dapat digunakan

sebagai bahan dasar sabun. Gliserin dapat langsung dibuang ke tanah dan akan

diserap oleh bakteri dan mikroba. Gliserin tidak beracun dan mudah terurai juga

tidak membahayakan binatang dan tanaman. Gliserin murni 100% dapat dibuat

untuk berbagai macam produk dan harganya sangat mahal. Tetapi gliserin hasil

pembuatan biodiesel mengandung berbagai kotoran seperti katalis, alcohol, air,

dan sisa-sisa makanan. Untuk menghilangkan alcohol dari gliserin dilakukan

dengan cara pemanasan agar alcohol dapat menguap. Jika memakai methanol,

gliserin harus dipanaskan sampai 148°F (65°C). Jika memakai ethanol gliserin

harus dipanaskan sampai 175°F (79°C). untuk menghilangkan air dari gliserin,

(34)

3.2 Peralatan dan bahan

Peralatan-peralatan serta bahan-bahan yang dipergunakan untuk proses

pembuatan biodiesel adalah:

• Timbangan digital dengan ketelitian minimal 0,1 gram.

• Kertas lakmus atau PH meter.

• Hydrometer.

• NaOH atau KOH.

• Methanol atau ethanol.

• Minyak nabati.

• Pompa kecil. • Gelas ukur 100 ml.

• Gelas ukur 500 ml.

• Gelas ukur 1500 ml. • Filter atau saringan.

3.3 Langkah-langkah pembuatan biodiesel

Langkah-langkah pembuatan biodiesel adalah sebagai berikut:

1. Menentukan jumlah katalis yang diperlukan.

2. Mengukur jumlah KOH, Minyak nabati dan methanol.

3. Mencampur KOH kedalam methanol.

4. Mencampur potassium methoxide dengan minyak nabati.

5. Membiarkan gliserin untuk mengendap.

(35)

3.3.1 Menentukan jumlah katalis yang diperlukan.

Dalam menentukan jumlah katalis dilakukan dengan cara trial and error.

Langkah ini dilakukan hanya jika minyak nabati yang digunakan adalah minyak

nabati bekas. Apabila minyak nabati yang digunakan adalah minyak nabati yang

belum digunakan, katalis yang digunakan sebanyak 9 gram KOH untuk 1 liter

minyak nabati.

Trial and error dilakukan dengan cara sebagai berikut:

• Mencampur 0,9 gram KOH kedalam 20 ml methanol.

• Mengaduk campuran selama kurang lebih 1 menit. • Menambahkan 100 ml minyak nabati kedalam campuran.

• Mengaduk campuran selama kurang lebih 5-15 menit.

• Membiarkan selama 30 menit samapai 2 jam, apakah terjadi pemisahan

yang jelas? Jika terjadi, gunakan 9 gram KOH pada 1 liter minyak nabati.

Tetapi jika tidak, ulangi langkah di atas dengan menambah jumlah KOH

menjadi 1 gram, 1,1 gram dan seterusnya sampai terjadi pemisahan.

3.3.2 Mengukur jumlah KOH, Minyak nabati dan methanol.

Untuk minyak nabati baru digunakan:

• 1 liter minyak nabati.

• 200 ml methanol.

(36)

Untuk minyak nabati bekas digunakan:

• 1 liter minyak nabati. • 200 ml methanol.

• X gram KOH.

3.3.3 Mencampur KOH kedalam methanol.

Memasukkan 9 gram KOH kedalam 200 ml methanol dan mengaduk

selama kurang lebih 5 menit. KOH dan methanol akan membentuk potassium

methoxide yang mempunyai sifat basa sangat tinggi. Setelah potassium methoxide

terbentuk harus segera dicampur dengan minyak nabati.

3.3.4 Mencampur potassium methoxide dengan minyak nabati.

Memasukkan minyak nabati kedalam potassium methoxide dan mengaduk

selama kurang lebih 15 menit.

3.3.5 Membiarkan gliserin untuk mengendap.

Pengendapan gliserin membutuhkan waktu sekitar 8 jam. Tetapi karena

sekitar 75% pemisahan terjadi pada satu jam pertama. Maka hasilnya akan dapat

dilihat dengan segera. Setelah 8 jam akan terbentuk pemisahan, bagian atas adalah

biodiesel dan bagian bawah adalah gliserin. Bagian atas berwarna lebih terang

(37)

3.3.6 Memisahkan gliserin dan biodiesel.

Dalam memisahkan gliserin dan biodiesel harus dilakukan dengan sangat

berhati-hati. Biodiesel yang berada pada bagian atas tidak boleh langsung

dituangkan keluar karena gliserin yang berada pada bagian bawah juga dapat ikut

keluar bersama dengan biodiesel. Untuk memisahkan biodiesel dan gliserin

sebaiknya menggunakan pompa untuk memompa biodiesel keluar. Tidak apa-apa

untuk membiarkan sedikit biodiesel tinggal dengan gliserin.

Gambar 3.4. Pemisahan Gliserol

(38)

3.3.7 Membersihkan ruang kerja.

Bahan-bahan yang masih tersisa dapat disimpan untuk digunakan lagi

pada tempat yang sejuk dan kering. Semua peralatan harus dibersihkan.

Pada langkah-langkah pembuatan biodiesel diatas menggunakan KOH dan

methanol. Apabila akan menggunakan NaOH, jumlah NaOH yang digunakan

sebanyak 3,5 gram untuk 1 liter minyak nabati. Pada trial and error, jumlah NaOH

yang digunakan sebanyak 0,35 gram dan naik menjadi 0,45 gram, 0,55 gram dan

seterusnya. Apabila akan menggunakan ethanol, jumlah ethanol yang digunakan

sebanyak 300 ml untuk 1 liter minyak nabati. Untuk meningkatkan dan

mempercepat reaksi, biasanya pembuatan biodiesel dilakukan pada temperature

(39)

BAB IV

PENGUJIAN BAHAN BAKAR

DENGAN

PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA

4.1 Unjuk kerja motor.

Ada beberapa faktor unjuk kerja yang umum untuk semua motor

penggerak mula, diantaranya adalah daya, torsi, konsumsi bahan bakar spesifik

dan efisiensi termis dari motor. Untuk mengukur torsi dan daya dari motor

digunakan peralatan yang disebut dengan dinamometer.

Gambar 5. Prinsip kerja Dinamometer.

Terdapat beberapa macam dinamometer seperti dinamometer listrik,

dinamometer rem air, dan dinamometer rem gesek. Walaupun terdapat berbagai

(40)

Poros dari rotor dihubungkan dengan poros dari motor yang akan diuji. Rotor

tersebut dikopel dengan stator secara elektris, hidraulis maupun mekanis.

Dalam satu siklus dari poros motor, titik tertentu yang berada pada

diameter terluar dari rotor akan bergerak sepanjang 2 x

π

x r melawan gaya

kopel,f,

sehingga kerja per siklus dapat dinyatakan dengan:

Kerja = 2 x

π

x r xƒ (1)

Kerja ini diimbang oleh kerja yang diakibatkan oleh momen luar

{2 x

π

x R x P }, sehingga dihasilkan kesetimbangan momen:

r xƒ = P x R (2)

Jadi, dalam satu siklus poros motor. Kerja = 2 x

π

x R x P, dan jika mesin

berputar dengan n rpm, maka kerja per menit = 2 x

π

x R x P x

n.

Pengujian bahan bakar solar dengan biodiesel pada motor diesel

berdasarkan unjuk kerja motor yang meliputi daya motor, torsi, tekanan efektif

rata-rata, konsumsi bahan bakar spesifik dan efisiensi thermisnya serta

berdasarkan sifat-sifat lainnya dari bahan bakar tersebut. Pengujian unjuk kerja

(41)

Daya motor merupakan daya yang diberikan ke porospenggerak oleh

motor dan biasanya dinyatakan dalam satuan daya kuda (HP). Besar dari daya

motor dapat dinyatakan dengan menggunakan persamaan:

4.1.1.Brake Horse Power.

BHP =

Dimana: BHP = Brake Horse Power (BHP)

P = Gaya aksial pada dinamometer (N)

R = Panjang lengan dinamometer (m) = 0,9738 m

Ντ = Putaran motor (rpm)

Atau dapat juga dinyatakan dengan hasil kalibrasi dinamometer:

BHP =

Torsi yang dihasilkan oleh motor dihitung dengan persamaan:

4.1.2.Torsi.

T = P x R (Nm) (6)

Dimana: P = Gaya aksi dinamometer (N)

T = Torsi (Nm)

(42)

Proses pembakaran campuran udara-bahan bakar menghasilkan tekanan

yang bekerja pada torak sehingga melakukan langkah kerja. Besar tekanan

tersebut berubah-ubah sepanjang langkah torak tersebut. Jika diambil suatu

tekanan yang berharga konstan yang bekerja pada torak dan menghasilkan kerja

yang sama, maka tekanan tersebut disebut dengan tekanan efektif rata-rata, yang

didefinisikan sebagai kerja per siklus per volume langkah torak. Besar Brake

Mean Effective Pressure (BMEP) dinyatakan dengan persamaan:

4.1.3.Brake Mean Effective Pressure.

BMEP =

Dimana: BMEP = Brake Mean Effective Pressure (kg/m²)

(43)

Konsumsi bahan bakar spesifik menyatakan ukuran pemakaian bahan

bakar oleh suatu motor pada umumnya dinyatakan dalam satuan massa bahan

bakar per satuan keluaran daya, atau juga dapat didefinisikan dengan jumlah

bahan bakar yang dikonsumsi oleh motor untuk menghasilkan tenaga 1 HP selama

satu jam. Besarnya konsumsi bahan bakar spesifik dapat ditentukan berdasarkan

persamaan: SFC =

4.1.4.Specific Fuel Consumption.



Dimana: SFC = Specific Fuel Consumption (kg / HP jam)

m = Massa bahan bakar yang dikonsumsi (kg)

m =

ρ

.v

(dimana

ρ

= rapat massa bahan bakar)

BHP = Daya yang dihasilkan motor (HP)

t = Waktu yang dibutuhkan oleh motor untuk mengkonsumsi

bahan bakar sebanyak m kg (detik)

Effisiensi Thermis didefinisikan sebagai effisiensi pemanfaatan kalor dan

bahan bakar untuk diubah menjadi energi mekanis. Effisiensi thermis dapat

dinyatakan dengan persamaan:

(44)

Jika 1 kalori = 4,186 Joule, dan 1 HP = 746 Watt = 746 Joule/detik

Jika untuk menghasilkan daya (BHP) sebesar N (HP) jumlah bahan bakar

yang dikonsumsi adalah G (kg/jam) dan nilai kalor pembakaran bawah, LHV

bahan bakar adalah H(kkal/kg), maka efisiensi thermis motor tersebut adalah:

η

th =

Nilai kalor pembakaran bawah dihitung berdasarkan persamaan:

LHV = 16610+40.°API(Btu/lb) (13)

Karena 1 Btu = 1054Joule, 1 Kalori = 4,186Joule dan 1 lb = 0,4536kg, maka:

(45)

Sehingga: LHV = {16610+40×°API}×555,361552 kkal/kg (14)

Dengan: SG = Spesific Gravity

SG = 0,8596 (60°F) untuk biodiesel, atau

ρ

biodiesel = 0,8596 gr/cm³

SG = 0,815 (60°F) untuk solar, atau

ρ

solar = 0,815 gr/cm³

4.2. Peralatan pengujian

Peralatan yang digunakan dalam pengujian meliputi motor diesel dan

dinamometer. Data spesifikasi dari motor diesel dan dinamometer yang digunakan

untuk pengujian dapat dilihat pada lampiran 2 dan 3.

4.3 Prosedur pengujian

Beberapa hal yang perlu dilakukan sebelum melakukan pengujian:

• Memeriksa minyak pelumas, air radiator, baut penghubung, bahan bakar

dan semua perlengkapan pengujian lainnya.

• Menghidupkan motor pada putaran idlenya sekitar 900 rpm selama 5

menit agar motor mencapai kondisi kerjanya.

• Menghidupkan semua pompa air dan mengatur ketinggian permukaan air

pada bak penampung.

• Membuka katup pemasukan air ke dinamometer dengan tekanan air

(46)

• Mencatat beban yang ditunjukkan pada dinamometer, waktu yang

digunakan untuk mengkonsumsi 50 ml bahan bakar pada gelas ukur satu

dan return flow bahan bakar pada gelas ukur dua.

• Menaikkan putaran motor sampai 3000 rpm.

• Menaikkan beban pengereman secara bertahap sampai putaran motor

mencapai 2800 rpm.

• Mengulangi langkah diatas yaitu: menaikkan beban pengereman secara

bertahap sampai putaran motor mencapai 2600 rpm, 2400 rpm, dan

seterusnya sampai putaran 1800 rpm.

• Mencatat beban pada dinamometer, putaran motor, waktu untuk

mengkonsumsi bahan bakar, return flow bahan bakar, dan suhu air

radiator.

• Mematikan motor dan pompa air.

4.4 Bahan bakar uji

Dalam percobaan kali ini akan dilakukan pengujian pada campuran bahan

bakar biodiesel-solar 20%, 30%, 40% karena campuran biodiesel solar tersebut

yang paling banyak digunakan, sebagai pembanding digunakan bahan bakar solar.

Selain itu, pengujian juga dilakukan pada kondisi injeksi bahan bakar yang

berbeda, yaitu pada kondisi normal (12° sebelum TMA untuk solar dan campuran

biodiesel-solar) serta kondisi optimum untuk campuran biodiesel-solar 20%, 30%,

(47)

4.5 Data Percobaan

Data hasil percobaan pada motor diesel dan dinamometer dapat dilihat

pada lampiran.

4.6 PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA

4.6.1 Contoh perhitungan

Contoh perhitungan motor diesel dengan bahan bakar solar pada putaran

3000 rpm adalah sebagai berikut:

1. Brake Horse Power (BHP).

Daya motor dapat diketahui dari persamaan (5)

BHP =

Torsi dapat diketahui dari persamaan (6)

T = P x R (Nm)

T = 40 x 0,9738 (Nm)

(48)

3. Brake Mean Effective Pressure (BMEP).

Untuk mengetahui BMEP, perlu dicari terlebih dahulu luasan penampang

torak (A).

BMEP dapat diketahui dari persamaan (8)

BMEP =

4. Specific Fuel Consumption (SFC).

Sebelum mencari SFC, harus diketahui massa bahan bakar yang

dikonsumsi terlebih dahulu.

m =

ρ

.v

m = 0,815 x (50-31)

(49)

melalui persamaan (9) dapat diketahui sfc adalah:

LHV dari bahan bakar dapat diketahui melalui dua persamaan berikut ini:

°API = 131,5

(50)

Effisiensi Thermis dapat diketahui dari persamaan (12)

4.7 Data pengujian

Data pengujian dapat dilihat dari lampiran

4.8 Grafik pengujian

Grafik pengujian dapat dilihat dari lampiran

4.9 Analisa data

Dari data dan grafik hasil pengujian dapat dilakukan analisa pada bahan bakar

yang meliputi grafik daya fungsi putaran, grafik torsi fungsi putaran, grafik

konsumsi bahan bakar spesifik fungsi putaran dan grafik effisiensi thermal fungsi

putaran, baik pada kondisi injeksi bahan bakar 12° sebelum TMA maupun kondisi

optimum untuk campuran biodiesel-solar. Pada percobaan dapat diketahui bahwa

kondisi optimum untuk campuran biodiesel-solar 20%, 30%, 40% adalah 10°

(51)

4.9.1 Daya fungsi putaran

Dari grafik daya fungsi putaran hasil pengujian pada kondisi injeksi 10°

sebelum TMA dapat dilihat bahwa bahan bakar solar memiliki daya sedikit lebih

tinggi dari pada campuran biodiesel-solar pada perbandingan 20%, 30%, 40%.

Pada campuran biodiesel-solar 20%, 30% terjadi penurunan daya antara 2-5%.

Daya solar yang lebih tinggi disebabkan karena nilai kalor solar yang lebih tinggi

dari biodiesel. Biodiesel memiliki keunggulan pada komposisi kimianya, karena

dalam biodiesel terdapat atom-atom oksigen. Hal ini tidak terdapat pada solar

yang terdiri dari C16H34. biodiesel juga memiliki angka setana yang lebih tinggi

dari solar menyebabkan meningkatnya effisiensi pembakaran. Sedangkan pada

kondisi injeksi 12° sebelum TMA, terjadi penurunan daya pada semua campuran

biodiesel-solarpada semua putaran motor. Hal ini disebabkan karena biodiesel

memiliki angka setana yang lebih tinggi dari solar sehingga memperpendek waktu

penyalaan, maka waktu injeksi bahan bakar harus dimajukan untuk mendapatkan

daya yang optimum. Secara umum semakin tinggi biodiesel dalam campuran,

maka daya yang diperoleh akan semakin turun.

4.9.2 Torsi fungsi putaran

Grafik Torsi fungsi putaran memiliki karakter yang sama dengan grafik

daya fungsi putaran. Dari grafik torsi fungsi putaran hasil pengujian pada kondisi

injeksi 10° sebelum TMA dapat dilihat bahwa bahan bakar solar memiliki torsi

yang lebih tinggi dari biodiesel. Pada campuran biodiesel-solar 20% terjadi

(52)

dan 40% terjadi penurunan torsi masing-masing antara1-4% dan 2-5%. Hal ini

disebabkan karena solar memiliki nilai kalor yang lebih tinggi dari biodiesel.

Sedangkan pada kondisi injeksi 12° sebelum TMA, campuran biodiesel-solar

mengalami penurunan torsi pada semua campuran bahan bakar pada semua

putaran motor. Hal ini disebabkan karena biodiesel memiliki angka setana yang

lebih tinggi dari solar, sehingga waktu injeksi harus dimajukan.semakin tinggi

biodiesel dalam campuran, maka torsi yang dihasilkan semakin turun.

4.9.3 Konsumsi bahan bakar spesifik fungsi putaran

Dari grafik Konsumsi bahan bakar spesifik fungsi putaran hasil pengujian

pada kondisi injeksi 10° sebelum TMA dapat dilihat bahwa bahan bakar solar

mengkonsumsi lebih sedikit bahan bakar dibandingkan biodiesel.pada campuran

biodiesel-solar 20%, konsumsi bahan bakar spesifik dapat dikatakan sama dengan

bahan bakar solar. Sedangkan pada campuran biodiesel-solar 30% dan 40 %

terjadi peningkatan konsumsi bahan bakar spesifik sekitar 5%. Sedangkan pada

kondisi injeksi 12° sebelum TMA, campuran biodiesel-solar mengkonsumsi

bahan bakar lebih banyak dari kondisi injeksi 10° sebelum TMA. Hal ini terjadi

karena pembakaran terjadi sebelum piston sampai ke TMA, sehingga konsumsi

bahan bakar spesifiknya akan menjadi lebih tinggi. Semakin rendah campuran

(53)

4.9.4 Effisiensi Thermal Fungsi Putaran

Dari grafik Effisiensi Thermal Fungsi Putaran hasil pengujian pada

kondisi injeksi 10° sebelum TMA dapat dilihat bahwa bahan bakar solar memiliki

effisiensi sedikit lebih tinggi dari biodiesel. Pada campuran bidiesel-solar 20%

terjadi penurunan effisiensi thermal antara 1-3%. Sedangkan pada campuran

biodiesel-solar 30% dan 40% terjadi penurunan effisiensi thermal masing-masing

antara 2-4% dan 5%. Sedangkan pada kondisi injeksi 12° sebelum TMA,

effisiensi yang dihasilkan lebih rendah dari kondisi injeksi 10° sebelum TMA.

Semakin banyak campuran biodiesel, maka effisiensi thermal akan semakin turun.

Meskipun konsumsi bahan bakar spesifik biodiesel sedikit lebih tinggi dari solar

karena energi yang dikandungnya, tetapi effisiensi thermal kedua bahan bakar

(54)

BAB V KESIMPULAN

Dari hasil penelitian dan analisa yang telah dilakukan dapat diambil

beberapa kesimpulan, yaitu:

• Penambahan methanol dan KOH pada minyak nabati telah mengubah

karakteristik minyak nabati menjadi lebih mendekati karakteristik solar.

Penambahan methanol dan KOH telah menurunkan viskositas dan berat

jenis minyak nabati dan menaikkan nilai kalor dan angka setana dari

minyak nabati sehingga dapat digunakan pada motor diesel direct

injection.

• Anatara solar dan biodiesel memiliki karakteristik yang hampir sama. Sifat

yang membedakan antara solar dan biodiesel terletak pada angka setana

yang lebih tinggi pada biodiesel. Viskositas yang lebih baik pada biodiesel

dan nilai kalor yang lebih tinggi pada solar.

• Dari pengujian bahan bakar campuran biodiesel-solar 20%, 30%, 40%

pada kondisi injeksi 12° sebelum TMA, menghasilkan unjuk kerja motor

yang lebih rendah dan kondisi injeksi 10° sebelum TMA. Biodiesel

memiliki angka setana yang lebih tinggi dari solar, sehingga waktu

penyalaan bahan bakar akan lebih cepat. Agar didapatkan unjuk kerja yang

(55)

• Dari pengujian bahan bakar solar dan campuran biodiesel-solar pada

perbandingan 20%, 30%, 40%, pada kondisi injeksi 10° sebelum TMA,

menghasilkan unjuk kerja motor sedikit lebih rendah dibandingkan solar.

Solar memiliki daya, torsi, konsumsi bahan bakar spesifik dan effisiensi

sedikit lebih baik dari biodiesel. Secara umum semakin banyak biodiesel

dalam campuran biodiesel-solar, maka unjuk kerja motor akan semakin

(56)

DAFTAR PUSTAKA

1. Alfuso S.et.al

The Effect Methyl Ester of Rapeseed oil on Combustion

and Emissions of Diesel Engine

2.

. SAEpaper 932801,1983.

Alternatif Fuels Data Center

3. Arismunandar, W. Penggerak mula: Motor Bakar Torak. Edisi 3.

Bandung: Penerbit ITB, 1980.

4. Arismunandar, W. and Tsuda K. Motor Diesel Putaran Tinggi

Pradnya Paramita, 1983.

. Jakarta:

5. Biodiesel

6.

. <http://www.biodiesel.org>

Diesel Technical Guidance

7. Isuzu. Buku Pedoman Perbaikan Mesin Diesel Isuzu Model 4JA1. . Toyota-Astra Motor

Edisi Pertama. Jakarta: Pantja Motor, 1996.

8. Enhancing Oil Palm Industry development through environmentally

(57)

Gambar

Gambar 1.1. Turunan Biodiesel Dari Sumber Energi Terbarukan
Gambar 2.1. Penyulingan minyak mentah
Gambar 3.1. Alat pencampur / mixer yang dapat digunakan
Gambar 3.3. Biodiesel Process Block Diagram
+2

Referensi

Dokumen terkait

Adapun biaya manufkatur yang dikeluarkan dalam proses pembuatan kendaraan bermotor roda tiga sebagai alat transportasi jarak jauh bagi penyandang disabilitas adalah seperti

“ TASIFETO BARAT DALAM ANGKA 2014 “ merupakan publikasi lanjutan dari publikasi sebelumnya yang diterbitkan secara berkala oleh Koordinator Statistik

Dalam menghitung struktur bangunan bertingkat ada 2 cara, yakni dengan Open Frame dan kombinasi Open Frame dengan shear wall.Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

Jika dilihat dari konsep pemupukan (5T) yaitu: tepat dosis, tepat waktu, tepat jenis, tepat cara, dan tepat kualitas dapat dilihat dari hasil penelitian bahwa petani belum

Pernyataan lain menyatakan bahwa penurunan nyeri oleh teknik relaksasi nafas dalam disebabkan ketika seseorang melakukan relaksasi nafas dalam untuk mengendalikan nyeri

Pengenalan adanya Risiko Tinggi Ibu Hamil dilakukan melalui skrining atau deteksi dini adanya faktor risiko secara proaktif pada semua ibu hamil, sedini mungkin

Pada praktikum ini, perlu dilakukan pengaturan suhu supaya tidak terjadi tekanan ke atas yang berlebih, yang dapat menyebabkan molases tertarik ke tabung untuk uap alkohol.Pada bagian

Dari pengujian statistika tersebut bahwa terdapat hubungan antara kemampuan berpikir kritis matematis dan kemandirian belajar siswa diperoleh hasil yang signifikan, dimana