• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kerangka Acuan Deteksi Dini Bumil Resti

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kerangka Acuan Deteksi Dini Bumil Resti"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

KERANGKA ACUAN SKRINING ANTENATAL UNTUK DETEKSI DINI FAKTOR RESIKO IBU HAMIL BERBASIS MASYARAKAT

A. Pendahuluan

Mortalitas dan Morbiditas pada wanita hamil dan bersalin masih merupakan masalah besar di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Di negara miskin, sekitar 25-50 % kematian wanita usia subur disebabkan hal yang berkaitan dengan kehamilan. Tahun 1996 WHO memperkirakan tiap tahun lebih dari 585.000 ibu meninggal saat hamil atau bersalin. Menjadi perhatian utama karena lebih dari 50 % kematian ibu di negara berkembang sebenarnya dapat dicegah dengan teknologi yang ada dan biaya yang relatif murah. Tahun 1999 WHO meluncurkan strategi Making Pregnancy Safer ( MPS ). Pada dasarnya MPS meminta perhatian dari pemerintah dan masyarakat di setiap Negara untuk :

1. Menempatkan Safe Motherhood sebagai prioritas utama dalam rencana pembangunan nasional dan internasional

2. Menyusun acuan nasional dan standar pelayanan kesehatan maternal

dan neonatal

3. Mengembangkan sistem yang menjamin pelaksanaan standar yang telah disusun

4. Memperbaiki akses pelayanan kesehatan maternal dan neonatal, keluarga berencana, aborsi legal baik publik dan swasta

5. Meningkatkan upaya kesehatan promotif dalam kesehatan maternal dan neonatal serta pengendalian fertilitas pada tingkat keluarga dan lingkungannya

6. Memperbaiki sistem monitoring pelayanan kesehatan maternal dan neonatal.

Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional) tahun 2000 mendapatkan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia 347/100.000 Kelahiran Hidup dan di Jawa Timur 168,2/100.000 Kelahiran Hidup.

(2)

AKI di Jawa Timur dari tahun 1998-2004 cenderung menurun bermakna berturut-turut: 106,5; 92,8; 98,3; 72,0; 75,0 dan 69,0/100.000 Kelahiran Hidup. Survei Demografi Kesehatan Indonesia mendapatkan AKI 307/100.000 Kelahiran Hidup pada tahun 2003. Setiap ibu hamil mempunyai Potensi Risiko mengalami komplikasi persalinan dengan dampak kematian, kesakitan, kecacatan, ketidaknyamanan dan ketidakpuasan pada ibu dan atau bayi baru lahir. (Rochjati, Pudji ).

B. Latar Belakang

Pendekatan pemeliharaan pada ibu hamil merupakan upaya kesehatan yang pari purna dan berkesinambungan melalui upaya peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), dimulai sejak awal kehamilan sampai dekat persalinan, diteruskan oleh upaya penyembuhan (kuratif) sebagai pertolongan persalinan yang memadai sesuia dengan tingkat risikonya, dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dengan masa nifas, laktasi atau pemberian ASI dan Keluarga Berencana. Upaya pemeliharaan kesehatan ibu hamil dilakukan berbasis keluarga, sejak awal kepada suami dan keluarga perlu diberikan informasi mengenai kondisi ibu hamil.

Menurut George Adriaanz dari USAID Rasio kematian maternal di Indonesia mengalami penurunan dari 450 kematian per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1995 menjadi 307 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2005 tetapi perubahan fundamental dari sistem pelayanan kesehatan dan perbaikan status kesehatan ibu, bayi baru lahir dan anak ternyata tidak sebanding dengan pencapaian tersebut. Hal ini lebih disebabkan oleh kurangnya dukungan data atau informasi yang akurat dalam mendeskripsikan konsistensi hasil pencapaian dengan kondisi nyata di lapangan. Sebagai contoh, terjadi kesenjangan antara laporan hasil pelayanan K1, K4, deteksi Risiko Tinggi, jumlah persalinan oleh tenaga kesehatan dan kualitas pelayanan yang

(3)

diberikan. Adanya kerancuan tentang batasan dari tenaga kesehatan (health provider) dan penolong terampil (skilled birth attendant) untuk menatalaksana, pendamping atau merujuk persalinan. Banyaknya proporsi persalinan di rumah daripada di Pondok Bersalin Desa atau institusi kesehatan tidak mencerminkan perubahan perilaku petugas dan masyarakat terhadap persalinan dan risikonya serta jaminan kualitas pelayanan.

Dalam obstetric modern terdapat pengertian Potensi Risiko, dimana suatu kehamilan dan persalinan selalu dapat menyebabkan kemungkinan adanya risiko rendah maupun risiko tinggi akan terjadinya kematian. Pendekatan risiko dimulai dengan gagasan bahwa ukuran risiko adalah gambaran adanya kebutuhan pelayanan yang lebih intensif, dimana kebutuhan ini sebetulnya sudah ada sebelum kejadian yang diramalkan itu terjadi. Pada tahun 1978 oleh WHO dikembangkan konsep ‘Risk Approach Strategy For Maternal Child Health Care, dengan slogan : “something for all but more for those in need in proportion to that need.” Artinya “ sesuatu untuk semuanya, tetapi lebih untuk yang membutuhkan sesuai dengan kebutuhannya.”

Pendekatan Risiko pada ibu Hamil merupakan strategi operasional dalam upaya pencegahan terhadap kemungkinan kesakitan atau kematian melalui peningkatan efektifitas dan efisiensi dengan memberikan pelayanan yang lebih intensif kepada Risiko Ibu Hamil dengan cepat serta tepat, agar keadaan gawat ibu maupun bayi dapat dicegah. Risiko adalah suatu ukuran statistik dari peluang atau kemungkinan untuk terjadinya suatu keadaan gawat yang tidak diinginkan dikemudian hari, misalnya terjadinya kematian, kesakitan atau kecacatan pada ibu dan bayinya. Faktor risiko adalah karasteristik atau kondisi pada seseorang atau sekelompok ibu hamil yang dapat menyebabkan peluang atau kemungkinan terjadinya kesakitan atau kematian pada ibu dan atau bayinya. Untuk itu dibutuhkan sekali

(4)

kegiatan skrining adanya faktor risiko pada semua ibu hamil sebagai komponen penting dalam perawatan kehamilan.

Kehamilan Risiko Tinggi adalah kehamilan dimana ibu hamil maupun janin yang dikandungnya berada dalam risiko kematian ataupun kesakitan selama kehamilannya, persalinannya maupun setelah kelahirannya ( post partum ) Angka kejadian kehamilan risiko tinggi kurang lebih 20 % dari semua kehamilan. Ibu Hamil Risiko Tinggi Yaitu ibu hamil dengan satu atau lebih faktor risiko baik dari pihak ibu maupun janinnya yang dapat memberikan dampak kurang menguntungkan bagi ibu maupun janinnya. Faktor risiko dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :

1. Faktor Risiko dari Ibu, meliputi :

a. Usia Ibu : Usia ibu kurang dari 16 tahun. Usia ibu 35 tahun atau lebih.

b. Fertilitas : Ibu baru hamil setelah 4 tahun menikah Ibu hami lagi dimana anak terkecil dilahirkan 10 tahun yang lalu.

c. Grande Multipara : Jumlah anak lebih dari 4 ( mempunyai 5 anak atau lebih.

d. Tinggi badan ibu kurang dari 145 cm.

e. Kebiasaan ( Habits ) : Perokok berat, pecandu narkoba, peminum alcohol

f. Riwayat Persalinan / Obstetrik yang jelek :Abortus, Riwayat persalinan prematur, Riwayat persalinan lama, Riwayat Operasi Cesar, Riwayat persalinan dengan bantuan Forceps atau Vakum g. Riwayat Penyakit yang diderita : Hipertensi, Diabetes, Penyakit

jantung, Penyakit ginjal, Penyakit Paru-paru, Gangguan Koagulasi, Anemia, Infeksi berat seperi AIDS.

h. Riwayat Operasi dan Trauma sebelumya : Trauma Pelvis, Miomektomi.

(5)

2. Faktor Risiko dari Janin, meliputi : a. Malpresentasi dan malposisi b. Bayi Kembar

c. Perdarahan antepartum d. Kelainan congenital

e. Hamil lebih bulan ( post date ) f. Poli dan atau Oligohidramnion g. Makrosomia

h. Intrauterine Growth Restriction i. Janin mati dalam kandungan

Bahaya yang dapat timbul sebagai akibat ibu hamil dengan risiko tinggi antara lain :

1. Keguguran ( Abortus )

2. Bayi lahir prematur ( belum cukup bulan )

3. Berat badan bayi lahir rendah ( kurang dari 2500 g ) 4. Bayi mati dalam kandungan

5. Bayi dengan cacat bawaan

6. Ibu mengalami perdarahan yang dapat berakibat ibu meninggal dunia 7. Ibu mengalami keracunan kehamilan ( Toksemia Gravidarum )

8. Penyakit ibu menjadi lebih berat ( Payah jantung s.d Gagal Jantung, Asma Berat, Diabetes mellitus dll )

9. Persalinan lama dan atau macet

10. Kegawatan sehingga bayi harus dilahirkan dengan operasi Caesar. Pengenalan adanya Risiko Tinggi Ibu Hamil dilakukan melalui skrining atau deteksi dini adanya faktor risiko secara proaktif pada semua ibu hamil, sedini mungkin pada awal kehamilan oleh petugas kesehatan atau non kesehatan yang terlatih di masyarakat, misalnya ibu-ibu PKK, Kader Karang Taruna, ibu hamil sendiri, suami atau keluarga. Kegiatan skrining antenatal, melalui kunjungan rumah merupakan langkah awal dari pemeliharaan kesehatan ibu hamil dan termasuk salah satu upaya antisipasi untuk mencegah terjadinya

(6)

kematian ibu. Skrining pertama dilakukan untuk memisahkan kelompok ibu hamil tanpa risiko dari kelompok dengan faktor risiko. Risiko Tinggi Ibu hamil dengan faktor risikonya dapat diamati dan ditemukan sedini mungkin pada awal kehamilan pada ibu hamil yang masih sehat dan merasa sehat. Kemudian pada setiap kontak dilakukan skrining berulang, secara periodik berulang 6 kali selama kehamilan sampai hamil genap enam bulan.

C. TUJUAN KEGIATAN 1. Tujuan Umum :

Melakukan deteksi dini Risiko Tinggi ibu hamil dengan macam faktor risikonya..

2. Tujuan khusus :

1. Melakukan pengenalan dini Resiko Tinggi ibu hamil dengan macam faktor resikonya.

2. Melakukan pengendalian / pencegahan pro-aktif terjadinya komplikasi persalinan.

3. Melakukan persiapan / perencanaan tempat / penolong persalinan sesuai kondisi ibu / janin.

4. Menemukan Ibu Resiko Tinggi dengan pengertian kemungkinan terjadinya resiko kematian / kesakitan pada ibu dan atau bayinya.

5. Memberi penyuluhan dalam bentuk Komunikasi Informasi Edukasi (KIE), mengenai kondisi ibu dan janin kepada ibu hamil, suami dan keluarga, agar tahu, peduli dan patuh untuk persiapan mental, biaya dan transportasi dalam pengambilan

(7)

keputusan untuk perencanaan tempat dan penolong munuju persalinan aman

6. Membantu untuk memecahkan permasalahan yang ada dengan cara memberi informasi, adanya faktor resiko dan kelompok resiko pada ibu hamil,sehingga dapat menentukan pengambilan keputusan oleh ibu hamil dan keluarganya.

7. Menentukan pengambilan keputusan oleh ibu hamil dan keluarganya.

D. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan

Kegiatan pokok kegiatan ini adalah sebagai berikut : 1. Meningkatkan sweeping Ibu Hamil oleh bidan desa 2. Meningkatkan kegiatan kelas ibu hamil

3. Bersama lintas sector untuk menggalakkan ANC di wilayah kerja ( Dengan Promosi kesehatan)

4. Memberdayakan Kader, ibu PKK, Dukun bayi untuk ikut melakukan skrining factor resiko pada ibu hamil

5. Melibatkan ibu hamil, suami dan keluarga untuk melakukan skrining faktor resiko pada ibu hamil dan perencanaan persalinan

Batasan pengisian skrining antenatal deteksi dini ibu hamil risiko tinggi dengan menggunakan kartu skor Poedji Rochjati berupa kartu skor yang digunakan sebagai alat skrining antenatal berbasis keluarga guna menemukan faktor risiko ibu hamil, untuk selanjutnya dilakukan perencanaan persalinan guna menghindari dan mencegah kemungkinan terjadinya komplikasi obstetrik pada saat persalinan dengan program P4K.

(8)

Rincian Kegiatan adalah sebagai berikut :

1. Sweeping Ibu hamil oelh bidan desa bersama kader setiap minggu pertama.

2. Rapat triwulan untuk koordinasi kegiatan deteksi dini factor resiko dan P4K oleh Bidan Desa, Kader Posyandu dan Ibu PKK.

3. Melakukan kegiatan Kelas Ibu Hamil satu kali dalam sebulan 4. Pemantauan Ibu hamil resti yang di temukan oleh kader. 5. Melakukan rujukan dini pada ibu hamil resti yang ditemui.

6. Menganjurkan ibu hamil resti untuk menikuti program jaminan kesehatan pada trimester I.

7. Membuat jadwal Ambulance Desa yang akan digunakan oleh ibu hamil

8. Membuat kelompok Donor sebagai persediaan untuk ibu hamil resti. E. Cara Melaksanakan Kegiatan

F. Sasaran  Ibu hamil  Bidan Desa  Kader  Ibu PKK  Dukun Bayi

G. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

(9)

I. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Deteksi Dini Faktor Resiko Ibu Hamil

Referensi

Dokumen terkait

Ada hubungan umur dengan Keikutsertaan ibu melakukan Inspeksi Visual Asam Asetat, nilai Odd Ratio sebesar 25,72 berarti bahwa ibu dengan ≥ 39 tahun mempunyai kemungkinan

Pengetahuan Ibu akan seputar masalah perkembangan janin minim sehingga mempengaruhi angka kematian bayi, pengetahuan ibu seputar fasilitas kesehatan yang ada juga sangat

Dan setelah memahami secara komprehensif teks-teks Hadis yang secara sepintas memberikan label negatif terhadap perempuan dan hadis tersebut dijadikan dalil bahwa perempuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sisitem Akuntansi penilaian aset tetap berwujud pada STKIP Muhammadiyah Bone, Metode analisis yang digunakan adalah

Sikap konsumen terhadap promosi Fruitea ditinjau dari usia konsumen diperoleh nilai Hatau Kai-Kuadrat 1,372 (lebih kecil dan X2 tabel o,«)5(2) =5,991) dengan probabilitas p

Koefisien pada model regresi sebenarnya adalah nilai duga parameter di dalam model regresi untuk kondisi yang sebenarnya (true condition), sama halnya dengan statistik mean

Tunjangan alat kelengkapan adalah tunjangan yang diberikan setiap bulan kepada Pimpinan dan Anggota DPRD sesuai kedudukannya sebagai Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris