• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Spirit Of Entrepreneur Terhadap Kinerja Usaha Para Pelaku UKM Tenant Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Spirit Of Entrepreneur Terhadap Kinerja Usaha Para Pelaku UKM Tenant Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU"

Copied!
120
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH SPIRIT OF ENTREPRENEUR TERHADAP KINERJA USAHA PARA PELAKU UKM TENANT

PUSAT INKUBATOR BISNIS CIKAL USU

OLEH:

AFRINAL LADFIAN 100502026

PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ABSTRAK

PENGARUH SPIRIT OF ENTREPRENEUR TERHADAP KINERJA USAHA PARA PELAKU UKM TENANT

PUSAT INKUBATOR BISNIS CIKAL USU

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh

Spirit Of Entrepreneur Terhadap Kinerja Usaha Para Pelaku UKM Tenant Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU yang beralamat di Jalan Dr. Mansur No. 9B Kampus Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini termasuk penelitian asosiatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh UKM Tenant yang dimiliki oleh Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU, dengan jumlah responden sebanyak 70 reponden. Pengujiann hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linear berganda dengan variabel bebas, yaitu Self-Directed, Self-Nurturing, Action-Orientd, Highly-Energic,Tolerant of Uncertainty, Perubahan Teknologi, Perubahan Struktur Pemerintah dan Politik, Intrapreneurship dan variabel terikat yaitu Kinerja Usaha.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara serempak variabel bebas berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat. Berdasarkan hasil pengujian koefisien determinasi (R2), nilai R Square sebesar 0,633 berarti sebesar 63,3% variabel Kinerja Usaha dapat dijelaskan oleh variabel Directed, Self-Nurturing, Action-Oriented, Highly-Energic, Tolerant of Uncertainty, Perubahan Teknologi, Perubahaan Struktur Pemerintahan dan Politik, dan Intrapreneurship,

sedangkan sisanya sebesar 36,7% dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Pengaruh Spirit Of Entrepreneur yang penulis teliti menunjukkan hubungan yang erat yaitu sebesar 79,6%.

(3)

ABSTRACT

EFFECT SPIRIT OF ENTREPRENEUR ON PERFORMANCE BUSINESS THE ACTORS SMEs TENANT

PUSAT INKUBATOR BINIS CIKAL USU

This study aims to identify and analyze the effect of Spirit Of Entrepreneur On Performance Business The Actors SME Tenant Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU is located at Jl. Dr. Mansur No. 9B Campus University of North Sumatra.

This research includes the study associative. The data used in this study is primary data and secondary data. The population in this study are all ownwd by Tenant SME Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU, with respondent total as much as 70 respondents. Hypothesis testing at do by using doubled linear regression analysis with free variable, that is Self-Directed, Self-Nurturing, Action-Orientd, Highly-Energic,Tolerant of Uncertainty, Technological Change, Structure change of Government and Politics, Intrapreneurship and bound variable that is Business Performance.

The results showed that the independent variables simultaneously positive and significant effect on the dependent variable. Based on the test results the coefficient of determination (R2), the value of R Square of 0.633 means 63.3% Business Performance variables can be explained by the variable Self-Directed, Self-Nurturing, Action-Oriented, Highly-Energic, Tolerant of Uncertainty, Technological Change, Structure change of Government and Politics, and Intrapreneurship, while the remaining 36.7% is explained by other variables not examined in this study. Effect of Spirit Of Entrepreneur which author researched showed a tight relationship that is equal to 79.6%.

(4)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya serta shalawat dan salam penulis haturkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Skripsi ini penulis persembahkan untuk orang tua tercinta Bapak Yasri dan Ibu Syuhada serta Nenek Deliana yang tidak pernah berhenti mendo’akan, mendukung dan mencukupi segala kebutuhan materi maupun non materi dalam proses pembuatan skripsi ini, dan nasehat-nasehat yang selalu mengkompetensi penulis.

Skripsi ini ber judul dari penulisan skripsi ini adalah “Pengaruh Spirit Of Entrepreneur Terhadap Kinerja Usaha Para Pelaku UKM Tenant Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU”. Penyusunan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanda adanya bimbingan, saran, bantuan, kompetensi dan doa dari berbagai pihak. Maka dalam kesempatan ini penulis sampaikan rasa hormat dan terima kasih yang tulus kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, SE, M.Ec, Ak,. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

(5)

3. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si,. dan Ibu Drs. Friska Sipayung, M.Si,. selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Prof. Dr. Ritha F Dalimunthe, selaku Dosen Pembimbing penulis dan juga selaku Ketua Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing, mengarahkan, memberikan saran dan pengalaman kepada penulis dalam pengerjaan skripsi ini sampai dengan terselesaikan.

5. Ibu Dra. Marhaini, MS, selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah banyak memberikan saran dalam penulisan dan perbaikan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen dan Pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara untuk segala jasa-jasanya selama masa perkuliahan.

7. Bisik misi Universitas Sumaterta Utara. Terima kasih atas dukungan moril dan materilnya.

8. Kepada abang saya Muhammad Abrar dan Adik saya Liza Andani, Sifa Fauzia dan Reskia Adinda untuk doa, semangat dan perhatian yang telah diberkikan kepada penulis.

9. Kepada kakak dan abang yang ada di Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU (Bang Lagut, Putra, Roni dan Iyan Serta Kak Amel) terima kasih atas bantuan dan dukungannya selama pengerjaan skripsi ini.

(6)

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bermanfaat bagi penulis pada khususnya.

Medan, Juli 2014 Penulis

(7)

DAFTAR ISI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS 2.1 Uraian Teoritis ... 9

2.1.1 Perkembangan Entrepreneur ... 9

2.1.2 Defenisi Entrepreneurship ... 10

2.1.3 Karakteristik Kewirausahaan ... 13

2.1.4 Spirit Of Entrepreneur ... 15

2.1.5 Kinerja Usaha ... 19

2.1.6 Ruang Lingkup Usaha Kecil dan Menengah... 23

2.1.6.1 Defenisi Usaha Kecil dan Menengah ... 23

2.1.6.2 Ciri-ciri Usaha Kecil Berhasil ... 24

2.1.6.3 Ciri-ciri UsahaMenengah ... 24

2.1.6.4 Kekuatan dan Kelemahan Usaha Kecil dan Menengah ... 25

2.2 Penelitian Terdahulu ... 26

2.3 Kerangka Konseptual ... 28

2.4 Hipotesis ... 31

(8)

3.9 Uji Validitas dan Realibilitas ... 40

3.9.1 Uji Validitas ... 40

3.9.4 Uji Realibilitas ... 43

3.10 Uji Asmusi Klasik ... 44

3.11 Metode Analisis Data ... 45

3.11.1 Metode Analisis Deskriptif ... 45

3.11.2 Uji Analisis Regresi Linear Berganda ... 46

3.11.3 Pengujian Hipotesis ... 46

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan ... 49

4.1.1 Sejarah Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU ... 49

4.1.2 Visi dan Misi Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU ... 54

4.1.2.1 Visi Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU ... 54

4.1.2.2 Misi Pusat Inkubator Binis Cikal USU ... 54

4.1.3 Struktur Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU ... 55

4.2 Hasil Penelitian ... 55

4.2.1 Analisis Deskriptip ... 55

4.2.2 Analisis Statistik ... 72

4.2.2.1 Uji Asumsi Klasik ... 72

4.2.2.2 Analsisi Regresi Linear Berganda ... 78

4.2.2.3 Uji Hipotesis ... 81

4.3 Pembahasan ... 88

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 91

5.2 Saran ... 92

DAFTAR PUSTAKA ... 94

(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Jumlah Usaha Kecil Binaan Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU ... 4

2.1 Ciri dan Watak Kewirausahaan ... 13

3.1 Operasionalisasi Variabel ... 36

3.2 Instrumen Skala Likert ... 37

3.3 Uji Validitas ... 40

3.4 Uji Reslibilitas ... 44

4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 56

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 57

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Status ... 57

4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakkhir ... 58

4.5 Distribusi Jawaban Responden Variabel Self Directed ... 59

4.6 Distribusi Jawaban Responden Variabel Self-Nurturing ... 61

4.7 Distribusi Jawaban Responden Variable Action-Oriented ... 62

4.8 Distribusi Jawaban Responden Variabel Highly-Energic ... 63

4.9 Distribusi Jawaban Responden Variabel Toleran of Uncertainty ... 65

4.10 Distribusi Jawaban Responden Variabel Perubahan Teknologi ... 66

4.11 Distribusi Jawaban Responden Variabel Perubahan Struktur Pemerintah dan Politik ... 67

4.12 Distribusi Jawaban Responden Variabel Intrapreneurship ... 68

4.13 Distribusi Jawaban Responden Variabel Kinerja Usaha ... 69

4.14 One-Sample Kolomogorv-Smirnov Test ... 74

4.15 Hasil Uji Glejser Heterokedastisitas ... 77

4.16 Hasil Uji Multikolinieritas ... 78

4.17 Analisi Regresi Linear Berganda ... 79

4.18 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji-F) ... 82

4.19 Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji-t) ... 83

(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 28

4.1 Struktur Pusat Inkubator Binis Cikal USU ... 55

4.2 Grafik Histogram Uji Normalitas ... 73

4.2 Scatterplot Uji Normalitas ... 73

(11)

ABSTRAK

PENGARUH SPIRIT OF ENTREPRENEUR TERHADAP KINERJA USAHA PARA PELAKU UKM TENANT

PUSAT INKUBATOR BISNIS CIKAL USU

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh

Spirit Of Entrepreneur Terhadap Kinerja Usaha Para Pelaku UKM Tenant Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU yang beralamat di Jalan Dr. Mansur No. 9B Kampus Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini termasuk penelitian asosiatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh UKM Tenant yang dimiliki oleh Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU, dengan jumlah responden sebanyak 70 reponden. Pengujiann hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linear berganda dengan variabel bebas, yaitu Self-Directed, Self-Nurturing, Action-Orientd, Highly-Energic,Tolerant of Uncertainty, Perubahan Teknologi, Perubahan Struktur Pemerintah dan Politik, Intrapreneurship dan variabel terikat yaitu Kinerja Usaha.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara serempak variabel bebas berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat. Berdasarkan hasil pengujian koefisien determinasi (R2), nilai R Square sebesar 0,633 berarti sebesar 63,3% variabel Kinerja Usaha dapat dijelaskan oleh variabel Directed, Self-Nurturing, Action-Oriented, Highly-Energic, Tolerant of Uncertainty, Perubahan Teknologi, Perubahaan Struktur Pemerintahan dan Politik, dan Intrapreneurship,

sedangkan sisanya sebesar 36,7% dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Pengaruh Spirit Of Entrepreneur yang penulis teliti menunjukkan hubungan yang erat yaitu sebesar 79,6%.

(12)

ABSTRACT

EFFECT SPIRIT OF ENTREPRENEUR ON PERFORMANCE BUSINESS THE ACTORS SMEs TENANT

PUSAT INKUBATOR BINIS CIKAL USU

This study aims to identify and analyze the effect of Spirit Of Entrepreneur On Performance Business The Actors SME Tenant Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU is located at Jl. Dr. Mansur No. 9B Campus University of North Sumatra.

This research includes the study associative. The data used in this study is primary data and secondary data. The population in this study are all ownwd by Tenant SME Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU, with respondent total as much as 70 respondents. Hypothesis testing at do by using doubled linear regression analysis with free variable, that is Self-Directed, Self-Nurturing, Action-Orientd, Highly-Energic,Tolerant of Uncertainty, Technological Change, Structure change of Government and Politics, Intrapreneurship and bound variable that is Business Performance.

The results showed that the independent variables simultaneously positive and significant effect on the dependent variable. Based on the test results the coefficient of determination (R2), the value of R Square of 0.633 means 63.3% Business Performance variables can be explained by the variable Self-Directed, Self-Nurturing, Action-Oriented, Highly-Energic, Tolerant of Uncertainty, Technological Change, Structure change of Government and Politics, and Intrapreneurship, while the remaining 36.7% is explained by other variables not examined in this study. Effect of Spirit Of Entrepreneur which author researched showed a tight relationship that is equal to 79.6%.

(13)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Tumbuh dan berkembangnya perekonomian di suatu negara tidak terlepas dari peran para pengusaha (entrepreneur) baik besar, menengah maupun kecil. Wirausaha berperan penting dalam penyerapan tenaga kerja. Hal ini menunjukkan bahwa peran wirausahawan atau masyarakat pengusaha sangat penting dan strategis dalam memicu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi suatu negara. Di samping itu untuk meningkatkan penjualan usaha, harus diikuti peningkatan pembangunan infrastruktur yang baik.

Usaha Kecil dan Menengah (UKM) adalah salah satu usaha yang menjadi motor penggerak bagi pertumbuhan ekonomi pada suatu negara. Dan, memberikan kontribusi dalam mengurangi pengangguran, memerangi kemiskinan dan pemerataan pendapatan.

Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Indonesia menjadi suatu fenomena perekonomian tersendiri. Ketika terjadi kenaikan harga pangan dan bahan baku sehingga banyak usaha besar mengalami kesulitan dalam usahanya, usaha kecil menengah mampu mempertahankan usahanya di tengah krisis ekonomi.

(14)

perkembangan sektor UKM yang kini mendapat perhatian dari pemerintah dan mendorong minat masyarakat untuk berwirausaha. Pesat tidaknya perkembangan sektor ini bergantung penuh pada kemampuan dan kinerja para wirausahawan. Kemampuan untuk mengembangkan usaha tersebut bergantung kepada upaya para pengusaha itu sendiri memanfaatkan keterampilan bisnisnya untuk memuaskan pelanggan.

UKM dalam tatanan pembangunan nasional adalah bagian integral dunia usaha yang merupakan kegiatan ekonomi rakyat yang kedudukan, potensi dan perannya yang strategis untuk mewujudkan struktur perekonomian yang semakin seimbang berdasarkan demokrasi ekonomi, sehingga hal ini perlu mendapatkan perhatian dari pemerintah untuk tetap memberdayakan UKM.

Pusat Inkubator Bisnis Cikal Universitas Sumatera Utara merupakan perpanjangan tangan dari Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat (LP2M). Pusat Inkubator Binis Cikal USU ingin mewujudkan pelayanan yang mudah, cepat, mandiri dan propesional. Membantu untuk dapat mempercepat dan pengembangan UKM Tenant. Meningkatkan peran serta UKM dalam pengembangan ekonomi masyarakat. Dan, pada akhirnya mewujudkan UKM yang kreatif dan handal.

(15)

mendorong UKM Tenant untuk dapat menggunakan teknologi tepat guna dalam menjalankan usaha yang dilakukan oleh UKM.

Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU mempunyai komitmen yang kuat untuk membantu UKM tenant untuk dapat berkembang dan bersaing di pasar konsumen. Untuk mencapai semua ini, Cikal membuat program-program yang diterapkan oleh UKM tenant dalam menigkatkan kinerja usaha yang dimiliki oleh pengusaha. Menurut Menteri Negara Koperasi dan UKM Inkubator Bisnis adalah lembaga yang bergerak dalam bidang penyediaan fasilitas dan pengembangan usaha, baik manajemen maupun teknologi bagi Usaha Kecil dan Menengah untuk meningkatkan dan mengembangkan kegiatan usahanya dan atau pengembangan produk baru agar dapat berkembang menjadi wirausaha yang tangguh dan atau produk yang baru yang berdaya saing dalam jangka waktu tertentu.

(16)

mengetahui teknik menjual yang strategis mulai dari pengetahuan tentang produk, ciri khas produk dan daya saing produk terhadap produk sejenis.

Peneliti memilih tempat di Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU karena Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU merupakan lembaga Inkubasi Bisnis yang sukses dalam membina UKM Tenant yang dimiliki dan telah memperoleh banyak penghargaan. Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU juga telah memiliki banyak UKM Tenant yang telah bergabung. Hal ini, telah peneliti lihat langsung saat terlibat di beberapa kegiatan yang diadakan oleh Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU. Peneliti melihat semangat dari para pelaku UKM yang ingin bergabung ataupun sudah bergabung sebagai UKM Tenant Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU.

Jumlah pelaku UKM yang setiap tahunnya bertambah maka akan dapat meningkatkan tingkat persaiangan antara pelaku usaha. Seiring dengan bertambahnya jumlah pelaku UKM setiap tahunnya, maka jumlah UKM yang terdaftar sebagai tenant Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU juga mengalami peningkatan. Terlihat dari tabel 1.1 yang menunjukkan tingkat pertumbuhan usaha kecil yang bergabung dengan Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU.

Tabel 1.1

Jumlah Usaha Kecil Tenant Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU

Tahun Jumlah Usaha Pertumbuhan Usaha

(%)

2011 30 -

2012 45 50

2013 140 211,1

(17)

Berdasarkan Tabel 1.1 terlihat peningkatan jumlah usaha kecil yang terdaftar sebagai usaha tenant Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU yang besar setiap tahunnya. Hal ini, dapat terjadi karena semakin tingginya semangat wirausaha

(spirit of entrepreneur) yang dimiliki oleh pengusaha pelaku UKM. Akan tetapi, para pelaku UKM masih memiliki kendala dalam menjalankan usaha yang dimiliki, seperti : Keterbatasan Finansial, Kesulitan Pemasaran, Keterbatasan Teknologi, dan Keterbatasan Sumber Daya Manusia. Oleh karena itulah, mereka ingin bergabung sebagai UKM Tenant Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU.

Dalam hal ini. Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU hanya menjadi fasilitator dalam membantu perkembangan UKM yang menjadi anggota. Sedangkan, peningkatan kinerja dari UKM tetap berada pada seberapa besar semangat wirausaha (spirit of entrepreneur) yang dimiliki oleh setiap pemilik usaha. Karena ada beberapa UKM yang telah terdaftar sebagai Tenant Pusat inkubator Bisnis Cikal USU tidak lagi beroperasi yang disebabkan oleh beberapa hal, seperti : usaha yang bankrut ataupun mendapat larangan dari anggota keluarga untuk terus melanjutkan usaha yang dimiliki. Dan, mereka yang mampu tetap pada usahanya dan mampu membuat usaha yang dimiliki jadi lebih berkembang adalah mereka yang memiliki semangat wirausaha (spirit of entrepeneur) yang tinggi sehingga mereka tidak akan pernah menyerah dalam mengembangkan usahanya meski banyak menemukan masalah dalam perjalanan perkembangan usaha.

(18)

dengan pengusaha lainnya. Diversifikasi dapat dilakukan pada produk, sistem palayanan dan promosi usaha. Diversifikasi produk dapat dilakukan dengan menjual produk sesuai dengan target market yang dituju, kebutuhan konsumen akan produk apakah produk merupakan kerperluan harian atau hobi. Diversifikasi dalam pelayanan dapat dilakukan dengan memberikan pelayanan yang ramah sehingga dapat memberikan rasa nyaman bagi konsumen dan dapat mendorong kosumen untuk datang kembali. Promosi dapat dilakukan dengan pemberian potongan harga kepada konsumen di saat-saat tertentu, seperti di saat akhir tahun.

Diversifikasi yang dilakukan oleh para pengusaha dapat menjadi pendorong bagi kesuksesan usaha yaitu pencapaian kinerja usaha yang maksimal. Kinerja usaha yang maksimal bukanlah hal yang mudah. Semangat kerja, produk unggulan dan keberhasilan merupakan capaian hasil kerja seorang pengusaha dalam melakukan kegiatan usaha, baik dalam pengembangan produktifitas maupun kesuksesan dalam hal pemasaran, sesuai dengan tanggung jawab dan wewenangnya. (Ranto, 2007:19).

(19)

kesuksesan dalam hal pemasaran, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya.

Kondisi kenerja usaha ini sangat dipengaruhi oleh Spirit Entrepreneur dari para pengusaha. Spirit adalah semangat atau jiwa seseorang wirausaha yang merupakan kekuatan dalam menjalankan wirausaha agar sukses sesuai visi yang diharapkan (Echols, 2000:546). Semangat merupakan energi untuk mengerjakan suatu pekerjaan karena ada keinginan dan hasrat untuk mencapainya, yaitu adanya unsur manfaat dan tujuan. Spirit Of Entrepreneur membentuk seseorang untuk selalu berusah kreatif dan menciptakan suatu inovasi dalam kegiatan usahanya.

Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Spirit Of Entrepreneur Terhadap Kinerja Usaha Para Pelaku UKM Tenant Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka peneliti merumuskan perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

“Apakah Spirit Of Entrepreneur Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Kinerja Usaha Para Pelaku UKM Tenant Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU?”

1.3 Tujuan Penelitian

(20)

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU

Sebagai bahan masukan dan informasi bagi pengelola untuk mengetahui kinerja usaha dari pelaku UKM yang dibina langsung oleh Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU.

2. Bagi Peneliti

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan peneliti di samping memberikan kontribusi pemikiran di bidang wirausaha, khususnya yang berkaitan dengan pengaruh dari spirit of entrepreneur.

3. Bagi Pihak Lain

(21)

BAB II

TINJUAN PUSATAKA, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

2.1 URAIAN TEORITIS

2.1.1 Perkembangan Entrepreneurship

Istilah entrepreneurship baru mulai terkenal dalam kosakata bisnis pada tahun 1980-an, walaupun istilah entrepreneurship telah muncul pada abad ke-18 ketika ekonom Prancis Richard Cantillon mengiatkan entrepreneur dengan aktivitas menanggung resiko dalam perekoomian. Pada tahun 1800-an, J.B Say memperkenalkan istilah entrepreneurship dalam diskusi entrepreneur sebagai orang yang memindahkan sumber daya ekonomi dari area yang produktiitasnya rendah ke area yang produktiitasnya tinggi. (Zimmer, Scarborough, & Wilson, 2008).

Menurut Hendro, (2011:23) entrepreneurship berkembang berdasarkan naluri, personality, dan alamiah, karena zaman dahulu belum ada suatu konsep yang jelas mengenai entrepreneurship. Terjemahan bebas dari entrepreneur

adalah orang yang berani memutuskan dan mengambil resiko dari suatu pekerjaan, proyek, ide, atau lebih pilihan di mana semua pilihannya memiliki manfaat dan resiko yang berbeda.

(22)

mencari sesuatu yang berbeda dan baru. Entrepreneurship berubah makna dari sekedar mengambil resiko menjadi menjual menfaat untuk menukar resiko yang akan terjadi. Bila manfaat sebuah pekerjaan itu lebih besar dari resiko yang ditawarkan kepada orang lain yang akan mendanainya, maka itulah suatu makna menjadi Entrepreneur.

Kata entrepreneur berasal dari bahasa Prancis, entre berarti “antara” dan

prendre berarti “mengambil”. Kata ini pada dasarnya digunakan untuk menggambarkan orang-orang yang berani mengambil resiko dan memulai sesuatu yang beru. Selanjutnya, pengertian entrepreneurship diperluas hingga mencakup inovasi. Melalui inovasi menuculah kebaharuan yang dapat berbentuk produk baru hingga sistem distribusi baru. Produk baru misalnya, tidak mesti terkait dengan teknologi canggih karena produk yang sederhana juga dapat meyajikan kebaharuan, contohnya rasa baru pada produk makanan. (Wijatno, 2009:1)

2.1.2 Defenisi Entreprenurship

(23)

sebagai proses seorang individu mengejar peluang tanpa memperhatikan sumber daya yang dimiliki saat ini. Hisrich, Peters, dan Shepherd (2008) memberikan defenisi entrepreneurship sebagai “proses penciptaan kekayaan incremental. Karena entrepreneurship ditemui di semua profesi, defenisi di atas dipandang terbatas (Wijatno, 2009:2).

Menurut Suryana (2013:2) Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan (ability), dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup dan cara memperoleh peluang dan berbagai risiko yang mungkin dihadapinya. Sedangkan menurut Zimmerer (1996), “”Entrepreneurship is the result of disciplined, systematic procces of applying creativity and innovations to needs and opportunities in the

marketplace”.

Defenisi lain mengenai kewirausahaan menurut Soeharto Prawirokusumo (Suryana, 2013:2), kewirausahaan merupakan displin ilmu tersendiri yang independen dan telah diajarkan sebagai suatu disiplin ilmu tersendiri yang independen karena meliputi hal-hal sebagai berikut.

1. Kewirausahaan berisi bidang pengetahuan (body of knowledge) yang utuh dan nyata, yaitu terdapat teori, konsep, dan metode ilmiah yang lengkap.

2. Kewirausahaan memiliki dua konsep, yaitu posisi permulaan usaha/ventura

(24)

3. Kewirausahaan merupakan disiplin ilmu yang memiliki objek tersendiri, yaitu kemampuan untuk menciptakan suatu yang baru dan berbeda (ability to created new and different things).

4. Kewirausahaan merupakan alat untuk menciptakan pemerataan usaha dan pendapatan atau kesejahteraan rakyat yang adil dan makmur.

Menurut Hendro (2011:29) kewirausahaan adalah padanan kata dari

entrepreneurship dalam bahasa Inggris, unternehmer dalam bahasa Jerman,

ondernemen dalam bahasa Belanda. Sedangkan di Indonesia diberi nama Kewirausahaan. Menurut Peggy Kewirausahaan adalah suatu usaha yang kreatif yang membangun value dari yang belum ada menjadi ada dan bisa dinikmati oleh banyak orang.

Dapat kita simpulkan bahwa Entrepreneurship adalah suatu kemampuan untuk mengelola suatu yang ada dalam diri Anda untuk dimanfaatkan dan ditingkatkan agar lebih optimal (baik) sehingga bisa meningkatkan taraf hidup Anda di masa mendatang. (Hendro, 2011:30)

Menurut (Zimmer, Scarborough, & Wilson, 2008:4) Seorang wirausaha

(25)

Kewirausahaan adalah kemampuan seseorang dalam berfikir kreatif, berani mengambil resiko dan berperilaku inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, dan proses dalam menghadapi tantangan dan peluang yang ada.

2.1.3 Karakteristik Kewirausahaan

Ciri dan watak kewirausahaan menurut Meredith (Suryana, 2013:22) mengemukakan enam ciri dan watak kewirausahaan yang dijelaskan pada Tabel 2.1:

Tabel 2.1

Ciri dan Watak Kewirausahaan

Karakteristik Watak

1. Percaya diri dan optimis

Memiliki kepercayaan diri yang kuat, ketidakbergantungan terhadap orang lain dan individualitas.

2. Berorientasi pada tugas dan hasil

Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba, mempunyai dorongan kuat, tekun dan tabah, bertekad kerja keras serta inisiatif, dan memiliki bisnis plan atau perencanaan.

3. Berani mengambil resiko

dan menyukai tantangan Mampu mengambil resiko yang wajar. 4. Kepemimpinan

Berjiwa kepemimpinan, mudah beradaptasi dengan orang lain, dan terbuka terhadap saran dan kritik.

5. Keorisinalitasan Inovatif, kreatif, dan fleksibel.

6. Berorientasi masa depan Memiliki visi dan perspektif terhadap masa depan.

Sumber : Suryana (2013:22)

(26)

1. Rasa tanggung jawab (desire for responsibility), yaitu memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha yang dilakukannya. Seseorang yang memiliki rasa tanggung jawab akan selalu berkomitmen dan wawas diri.

2. Memilih resiko yang moderat (preference for moderate risk), yaitu lebih memilih resiko yang moderat, artinya selalu menghindari resiko, baik yang terlalu rendah maupun terlalu tinggi.

3. Percaya diri terhadap kemampuan diri sendiri (confidance in their ability to succses), yaitu memiliki kepercayaan diri atas kemampuan yang dimilikinya untuk memperoleh kesuksesan.

4. Menghendaki umpan balik segera (desire for immediate feedback), yaitu selalu menghendaki adanya umpan balik dengan segera, ingin cepat berhasil. 5. Semangat dan kerja keras (high level of energy), yaitu memiliki semangat dan

kerja keras untuk mewujudkan keinginannya demi masa depan yang lebih baik.

6. Berorientasi ke dapan (future orientation), yaitu berorientasi masa depan dan memiliki perspektif dan wawasan jauh ke depan.

7. Memiliki keterampilan berorganisasi (skill at organizing), yaitu memiliki keterampilan dalam mengorganisasikan sumber daya untuk menciptak nilai tambah.

(27)

2.1.4 Spirit Of Entrepreneur

Menurut Hendro (2011:174) Semangat (Spirit) dan gairah merupakan hal yang menarik untuk dijelaskan secara lebih detail. Tampaknya sama namun intinya berbeda. Mari kita uraikan apa itu semangat dan apa itu gairah.

Semangat : energi untuk mengerjakan suatu pekerjaan karena ada keinginan dan hasrat untuk mencapainya, yaitu adanya unsur manfaat dan tujuan. Gairah : energi yang diperlukan dalam mengerjakan suatu pekerjaan karena ada unsur kecintaan, kesukaan dan hobi didalamnya (love). Jadi, bukan semata-mata karena ada manfaat dan tujuannya saja.

Sumber energi yang dibutuhkan dalam kegiatan kewirausahaan atau kegiataan apapun adalah mempunyai semangat (ada harapan) dan gairah untuk mengerjakannya. Kedua-duanya adalah satu dan menjadi sumber energi (motivasi) dalam berwirausaha. Kunci penting dalam menciptakan semangat kewirausahaan itu bisa disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:

1. Figur bagi seseorang guna membangkitkan semangat; karena melihat orang itu sukses dan kaya, maka ia ingin menjadi seperti orang itu.

2. Suka mencari tantangan baru untuk menciptakan gairah, yaitu cinta akan kewirausahaan.

3. Kepepet atau keterpaksaan karena harus tetap bertahan (survive) dan hidup. Semangat bisa muncul karena keinginan untuk tetap bertahan hidup.

(28)

5. Mengalami kegagalan dalam meniti karir perkerjaan dan mengambil jalan pintas untuk semangat menjadi wirausahawan.

6. Memang cita-cita sejak kecil untuk menjadi wirausahawan. 7. Kenyamanan dan financial freedom-nya.

Menurut Suryana (2008:3) Proses kreatif dan inovatif hanya dilakukan oleh orang-orang yang memiliki kepribadian kreatif dan inovatif, yaitu orang yang memiliki jiwa, sikap, dan perilaku kewirausahaan, dengan ciri-ciri : (1) penuh percaya diri; (2) memiliki inisiatif; (3) memiliki motif berprestasi; (4) memiliki jiwa kepemimpinan; dan (5) berani mengambil resiko dengan penuh perhitungan (oleh karena itu menyukai tantangan).

Jiwa kewirausahaan atau entrepreneurship dapat mendorong suksesnya seseorang terutama pada era globalisasi dan informasi karena kriteria yang dibutuhkan oleh pasar adalah para lulusan perguruan tinggi yang memiliki jiwa kewirausahaan. Krisis ekonomi yang menyebabkan jumlah lapangan kerja tidak tumbuh bahkan berkurang karena bangkrut. Hal ini menuntut para lulusan perguruan tinggi tidak hanya mampu berperan sebagai pencari kerja tetapi juga harus mampu berperan sebagai pencipta kerja.

Entrepreneur memiliki banyak kesamaan dengan sifat kerakter pemimpin dan seringkali dikotraskan dengan manajer dan administrator yang lebih

methodical dan kurang mengambil resiko. Kemampuan seorang entrepreneur

(29)

Nickels (2005:176) menyebutkan untuk mendapatkan kemampuan-kemampuan tersebut seorang entrepreneur harus memiliki Spirit Of Entrepreneur,

yaitu :

1. Self – Directed (Mengarahkan Diri)

Entrepreneur hendaknya bersikap menyenangkan dan memiliki disiplin diri yang tinggi walaupun meruapakan pemilik usaha dan penanggung jawab akan keberhasilan maupun kegagalan usaha.

2. Self – Nurturing (Percaya Diri)

Entrepreneur harus percaya akan ide yang didapatnya walaupun tidak ada orang yang memikirkannya, dan harus melengkapi antusiasme

entrepreneur.

3. Action-Oriented (Berorientasi Pada Tindakan)

Gagasan bisnis yang luar biasa belumlah cukup tanpa adanya semangat untuk mewujudkan, mengaktualisasikan, dan mewujudkan impian menjadi kenyataan.

4. Highly-Energitic (Energik)

Ini bisnis anda, dan anda harus emosional, mental, dan fisik mampu bekerja lama dan keras.

5. Tolerant of Uncertainty (Toleran Terhadap Ketidakpastian)

Entrepreneur sukses dengan menempuh resiko-resiko yang telah diperhitungkan sebelumnya. Kewirausahaan tidak ditujukan bagi orang-orang yang suka memilih keadaan atau takut untuk menerima kegagalan. Tips bagi

(30)

a. Bekerja dengan orang lain, dan pelajari bagaimana mereka mendapatkan uang

b. Research your market, tetapi jangan dilakukan dalam jangka waktu lama c. Mulailah usaha anda ketika anda telah memiliki pelanggan. Sebagai

permulaan, jadikan usaha anda sebagai usaha sampingan dahulu.

d. Susun suatu tujuan spesifik tetapi jangan terlalu tinggi karena dalam memulai usaha, aspek yang paling tersita adalah aspek keuangan anda. e. Rencanakan beberapa tujuan anda dalam time schedule

f. Biasakan diri anda bergaul dengan orang yang lebih pintar, misalnya seorang akuntan atau direktur yang tertarik dengan usaha anda dan bisa memberi jawaban pertanyaan anda seputar usaha yang dilakukan.

g. Jangan takut gagal. New entrepreneur must be ready to run out of time a few time before they succeed (Nickels, 2005:177)

Menurut Hendro (2011:28) faktor-faktor yang menstimulus “Spirit Of Entrepreneurship”, yaitu:

1. Perubahan Teknologi

Berkembangnya teknologi dan semakin canggihnya teknologi akan meciptakan produk, suasana, dan gaya hidup yang berbeda.

2. Perubahan Struktur Pemerintah dan Politik

(31)

3. Intrepreneurship

Kemampuan intrepreneurship (entrepreneur di dalam sebuah perusahaan intrenal) yang semakin baik dan kuat akan memunculkan gairah entrepreneur.

Hal ini disebebkan karena kreativitas, inovasi, ketatnya persaingan, perubahan organisasi, dan lain-lain. Jadi, organisasi secara tidak langsung mengembangkan jiwa entrepreneurship seseorang.

2.1.5 Kinerja Usaha

Kinerja merupakan serangkaian kegiatan manajemen yang memberikan gambaran sejauhmana hasil yang sudah dicapai dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam akuntabilitas publik baik berupa keberhasilan maupun kekurangan yang terjadi . Ivancevich (Ranto, 2007:19)

Jenis kinerja dapat diklasifikasikan sebagai kinerja manusia, kinerja mesin dan kinerja organisasi dimana hasil kegiatan dilaksanakan secara efisien dan efektif.. Dalam menilai kinerja yang efektif dapat mempengaruhi dua hal yaitu produktivitas dan kualitas kerja yang dapat dinilai dengan melakukan langkah – langkah (1) mendefinisikan pekerjaan; (2) menilai kinerja dan (3) memberikan umpan balik, dan adanya akuntabilitas yang jelas. Dessler (Ranto, 2007:19) Menurut Kotter dan Hesket (Ranto, 2007:19) jenis kinerja terdiri dari dua yaitu (1) kinerja ekonomis, menghasilkan etos kerja yang kuat dan berkualitas, dan (2) kinerja unggul, menghasilkan produk unggulan.

(32)

jawabnya. Kinerja usaha yaitu semangat kerja, kualitas kerja, produk unggulan, dan keberhasilan usaha yang mempunyai hubungan signifikan terhadap kinerja pengusaha.

1. Semangat kerja

Semangat kerja adalah dorongan yang muncul dalam diri seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan sehingga kinerja yang dihasilkan adalah maksimal dan terdapat nilai – nilai keberhasilan bagi usaha.

2. Kualitas Kerja

Kegiatan usaha yang dijalankan dapat berjalan secara efektif dan efisisen dan menghasilkan etos kerja yang berkualitas serta mengahsilkan produk unggulan.

3. Produk unggulan

Produk unggulan merupakan hasil kegiatan usaha yang merupakan hasil dari rangsangan yang disajikan kepada konsumen melalui interaksi antara pengusaha dan konsumen. Hasil kegiatan usaha merupakan produk yang memiliki peringkat penjualan paling tinggi dibandingkan dengan produk lainnya.

4. Keberhasilan

(33)

Cara memasuki dunia usaha :

Menurut Suryana (2013:126) ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk memulai atau memasuki usaha baru atau bisnis baru, yaitu mancakup hal-hal berikut.

1. Merintis usaha baru

Merintis usaha baru dilakukan dengan membentuk dan mendirikan usaha baru dengan menggunakan modal, ide, organisasi, dan manajemen yang dirancang sendiri. Ada tiga bentuk usaha baru yang dapat dirintis, yaitu mencakup perusahaan berikut:

a. Perusahaan milik sendiri/perorangan (sole proprietorship), yaitu bentuk usaha yang dimiliki dan dikelola sendiri oleh seseorang.

b. Persekutuan (partnership), yaitu kerja sama (asosiasi) antara dua orang atau lebih.

c. Perusahaan berbadan hukum (corporation), yaitu perusahaan yang didirikan atas dasar badan hukum dengan modal berupa saham.

2. Membeli perusahaan orang lain (buying).

Membeli perusahaan orang lain, yaitu dengan membeli perusahaan yang telah didirikan atau dirintis dan diorganisasikan oleh orang lain dengan nama (goodwill) dan organisasi usaha yang sudah ada. Membeli perusahaan orang lain pasti ada keuntungan dan kerugian, baik secara

(34)

3. Kerja sama manajemen (franchising).

Waralaba (franchising) ialah kerja sama antara terwaralaba (franchisee)

dengan pewaralaba (franchisor/parent company) dalam mengadakan persetujuan jual-beli hak monopoli untuk menyelenggarakn usaha (waralaba). Kerja sama ini biasanya dengan dukungan awal, seperti pemilihan tempat, rencana bangunan, pembelian peralatan, pola arus kerja, pemilihan karyawan, pembukuan, pencatatan dan akuntansi, konsultasi, penetapan standar, promosi, pengendalian kualitas, riset, nasihat hukum, dan sumber-sumber permodalan.

Entrepreneur dalam memasuki arena bisnis atau memulai usaha baru, dituntut tidak hanya memiliki kemampuan tetapi juga harus memiliki ide dan kemauan yang terwujud dalam bentuk produk yang laku di pasar. Seorang pengusaha dalam merintis usaha baru, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu mencakup hal-hal berikut:

1. Bidang dan jenis usaha yang dimasuki.

2. Bentuk usaha dan kepemilikan yang akan dipilih. 3. Tempat usaha yang akan dipilih.

(35)

2.1.6 Ruang Lingkup Usaha Kecil dan Menengah 2.1.6.1 Definisi Usaha Kecil dan Menengah

Banyak orang yang kurang jelas tentang batasan dan jenis usaha. Dalam penentuan batasan ini orang cenderung melihatnya kepada modal awal, asset, dan pendapatan pertahun. Definisi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dalam perjalanan sejarahnya telah berkembang dan berubah-ubah sesuai situasi perekonomian dan kebijakan pemerintah. Usaha Kecil pertama kali diatur dalam Undang Undang No. 9 Tahun 1995, Usaha Menengah sesuai Instruksi Presiden No. 10 Tahun 1999 dan terakhir dirubah dengan Undang Undang No.20 Tahun 2008 tentang UKM, sebagai berikut :

a. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam undang-undang ini. Usaha Kecil memiliki nilai aset lebih dari Rp50 juta sampai dengan paling banyak Rp 500 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300 juta hingga maksimum Rp 2,5 milyar

(36)

besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagai diatur dalam undang-undang. Usaha Menengah memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500 juta hingga paling banyak Rp 10 miliar tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan di atas Rp 2,5 miliar sampai paling tinggi Rp 50 miliar.

2.1.6.2 Ciri-ciri Usaha Kecil

Ciri-ciri yang dimiliki oleh usaha kecil adalah sebagai berikut :

1. Jenis barang/komoditi yang diusahakan umumnya sudah tetap dan tidak gampang berubah.

2. Lokasi/tempat usaha umumya sudah menetap tidak berpindah-pindah.

3. Pada umumnya sudah melakukan administrasi keuangan walau masih sederhana, keuangan perusahaan sudah mulai dipisahkan dengan keuangan keluarga.

4. Sudah memiliki izin usaha dan persayaratan legalitas lainnya temasuk NPWP. 5. Sebagaian besar belum dapat membuat manajemen usaha dengan baik seperti

business plan.

2.1.6.3 Ciri-Ciri Usaha Menengah

Ciri-ciri yang dimiliki oleh menengah adalah sebagai berikut :

(37)

2. Telah melakukan manajemen keuangan dengan menerapkan sistem akutansi dengan teratur, sehingga memudahkan untuk auiditing dan penilain atau pemeriksaaan termasuk oleh perbankan.

3. Telah melakukan aturan atau pengelolaan dan organisasi perburuhan, telah ada Jamsostek, pemeliharan kesehatan dan lain-lain.

4. Sudah memiliki segala persyaratan legalitas antara lain izin tetangga, izin usaha, izin tempat, NPWP, upaya pengelolaan lingkungan dan lain-lain.

5. Sudah akses kepada sumber-sumber pendanaan perbankan.

6. Pada umumnya telah memiliki sumber daya manusia yang terlatih dan terdidik.

2.1.6.4 Kekuatan Dan Kelemahan Usaha Kecil Dan Menengah

Menurut Alma (2005) dapat dikatakan ada empat (4) faktor umum yang mempengaruhi kegagalan usaha kecil, yaitu :

a. Manajerial yang tidak kompeten. b. Kurang memberi perhatian. c. Sistem kontrol yang lemah. d. Kurangnya modal.

Sedangkan yang mempengaruhi keberhasilan usaha kecil ada empat (4) faktor dasar yaitu :

a. Kerja keras, motivasi, dan dedikasi.

b. Permintaan pasar akan produk atau jasa yang disediakan. c. Kompetensi manajerial.

(38)

Kombinasi antara kekuatan dan kelemahan tersebut sangat menentukan kemampuan UKM dalam menghadapi tantangan-tantangan yang aktual saat ini yaitu perkembangan produk dan teknologi informasi yang pesat, akses ke pasar dan persaingan semakin bebas.

2.2 Penelitian Terdahulu

Menurut Anggereani (2009), dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh

Spirit Of Entrepreneur dan Motivation Terhadap Kinerja Usaha Para Pengusaha Butik Di Sun Plaza Medan”. Dengan menggunatakan Metode Analisis Regresi Linear Berganda. Menyimpulkan bahwa :

1. Terdapat pengaruh yang signifikan antara Spirit Of Entrepreneur dan

Motivation terhadap kinerja usaha para pengusaha butik di Sun Plaza.

2. Berdasarkan Uji F disimpulkan bahwa variabel Spirit Of Entrepreneur (X1),

dan Motivation (X2) secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja usaha para pengusaha butik di Sun Plaza Medan dengan nilai Fhitung diperoleh lebih besar dari nilai Ftabel (2,68) dan tingkat signifikan 0,0001

atau dibawah 0,05.

(39)

Menurut Ikramuddin (2010), dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh

Spirit Of Entrepreneur dan Motivation Terhadap Kinerja Usaha Para Pengusaha Kerajianan Rotan Di Kota Lhokseumawe”. Dengan menggunakan Metode Analisis Regresi Linear Berganda. Menyimpulkan bahwa:

Temuan dari hasil penelitian ini menunjukkan faktor-faktor spirit of entrepreneur (X1) dan motivation (X2) mempengaruhi kinerja usaha pengusaha industri kerajinan rotan di Kota Lhokseumawe. Oleh karena itu kedua variabel tersebut harus menjadi prioritas yang harus diperhitungkan dalam meningkatkan kinerja usaha para pengusaha dalam berwirausaha. Dan motivation (X2) merupakan faktor yang paling memberi pengaruh terhadap kinerja usaha pengusaha industri kerajinan di kota Lhokseumawe. Ini memberikan informasi kepada pengambil kebijakan serta pihak terkait lainnya untuk terus memberikan motivasi melalui pemberian pelatihan-pelatihan kepada pelaku usaha, penyediaan bahan baku, penyediaan modal usaha, menampung dan mempromosikan produk-produk kerajinan rotan kepasar yang lebih luas (domestik dan global market).

Menurut Hafidiah (2010), dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Jiwa Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha pada Usaha Produk Tekstil di Kabupaten Bandung”. Dengan menggunakan metode Analaisis Jalur (Path Analysis). Menyimpulkan bahwa :

(40)

2. Keberhasilan Usaha dalam hal ini adalah tingkat kepuasan akan keberhasilan usaha yang terdiri daripada usaha kecil produk tekstil di Kabupaten Bandung cukup tinggi, hal ini didukung oleh jiwa kewirausahaan yang cukup tinggi. 3. Jiwa kewirausahaan secara simultan berpengaruh terhadap keberhasilan usaha

pada usaha kecil produk tekstil di Kabupaten Bandug. Selain itu keberhasilan usaha dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak ikut diteliti. Secara parsial jiwa kewirausahaan berpengaruh terhadap keberhasilan usaha pada usaha kecil produk tekstil di Kabupaten Bandung.

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual atau kerangka pikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasikan. Suatu kerangka pemikiran akan menghubungkan secara teoretis antar variabel penelitian, yaitu antara variabel bebas dan terikat. (Sekaran dalam Sumarni dan Wahyuni, 2006:27).

Setiap pengusaha bertujuan untuk berhasil dalam usahanya yang memungkinkan keberhasilan mendorong pengusaha untuk memperbarui semangat dalam berusaha dan mencapai kinerja usaha yang maksimal. Kinerja usaha adalah ukuran bagi pengusaha dalam menentukan prestasi dan dilihat dari semangat kerja, kualitas kerja, produk unggulan dan keberhasilan. Dalam mencapai kinerja usaha yang maksimal diperlukan faktor pendorong dalam diri pengusaha, yaitu suatu semangat yang dikenal dengan Spirit Of Entrepreneur.

(41)

wirausahawan. Artinya pengusaha yang memiliki Spirit Of Entrepreneur yang baik, maka akan memiliki kinerja usaha yang tinggi.

Pada dasarnya Spirit Of Entrepreneur dalam penelitian ini dirumuskan sebagai semangat dan watak yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin atau pemilik usaha yang berkaitan dengan pengelolaan usaha. Menurut Nickels (2005)

Spirit Of Entrepreneur terdiri dari Self-Directed, Self-Nurturing, Action-Oriented, Highly-Energic, Tolerant of Uncertainty. Dan menurut Hendro (2011)Perubahan Teknologi, Perubahan Struktur Pemerintah dan Politik, dan Intrepreneurship.

Self-Directed, menurut Nickels (2005:176), adalah Entrepreneur

hendaknya bersikap menyenangkan dan memiliki displin diri yang tinggi walaupun merupakan pemilik usaha dan penanggung jawab akan keberhasilan maupun kegagalan usaha. Menurut Anggereani (2009) secara parsial variabel Self-Directed memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja usaha para pelaku usaha.

Self-Nurturing, menurut Nickels (2005:176), adalah Entrepreneur harus percaya akan ide yang didapatnya walaupun tidak ada orang yang memikirkannya, dan harus antusias. Menurut Anggereani (2009) secara parsial variabel Self-Nurturing memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja usaha para pelaku usaha.

(42)

Anggereani (2009) secara parsial variabel Action-Oriented memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja usaha para pelaku usaha.

Highly-Energitic, menurut Nickels (2005:176), Ini bisnis anda, dan anda harus emosionel, mental, dan fisik mampu bekerja lama dan keras. Menurut Anggereani (2009) secara parsial variabel Highly-Energitic memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja usaha para pelaku usaha.

Tolerant of Uncertainty, menurut Nickels (2005:176), Entrepreneur

sukses dengan menempuh resiko-resiko yang telah diperhitungkan sebelumnya. Kewirausahaan tidak ditujukan bagi orang-orang yang suka memilih keadaan atau takut untuk menerima kegagalan. Menurut Anggereani (2009) secara parsial variabel Tolerant of Uncertainty memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja usaha para pelaku usaha.

Perubahan Teknologi, menurut Hendro (2011:28), Berkembangnya teknologi dan semakin canggihnya teknologi akan meciptakan produk, suasana, dan gaya hidup yang berbeda. Perubahan Struktur Pemerintah dan Politik, menurut Hendro (2011:28), Perubahan politik akan mempengaruhi perubahan struktur pemerintahaan, yang berujung pada perubahan peraturan, kebijakan, dan arah perekonomian, sehingga muncullah sebuah gap kebutuhan akan produk.

Intrepreneurship, menurut Hendro (2011:28), Kemampuan

(43)

dan lain-lain. Jadi, organisasi secara tidak langsung mengembangkan jiwa

entrepreneurship seseorang.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti menyusun 8 (delapan) variabel yang menurut peneliti paling mempengaruhi Kinerja usaha dan dapat digambarkan sebaga berikut:

Gambar : 2.1 Kerangka Konseptual

2.4 Hipotesis

Hipotesis menurut Erlina (2011 : 41), adalah proposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris. Proposisi merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal, atau diuji kebenarannya mengenai konsep atau konstruk yang menjelaskan atau memprediksi fenomena-fenomena.

Self-Directed (X1)

Self-Nurturing (X2)

Action-Oriented (X3)

Highly – Energitic (X4)

Tolerant of Uncertainty (X5)

Perubahan Teknologi

(X6)

Perubahan Struktur Pemerintah dan Politik

(X7)

Intrepreneurship (X8)

(44)

Dengan demikian hipotesis merupakan jawaban sementara tentang perilaku, fenomena atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi.

(45)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian pada skripsi ini adalah penelitian eksplanasi assosiatif, yaitu penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih (Ginting & Situmorang, 2008:57). Adapun variabel yang dihubungkan dalam penelitian ini adalah variabel Spirit Of Entrepreneur (X) terhadap Kinerja Usaha (Y).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Pusat Inkubator Bisnis Cikal Universitas Sumatera Utara. Yang beralamat di Jl. Dr. Mansyur No. 9B di Universitas Sematera Utara. Penelitian ini akan dilakukan dari bulan Maret 2014 sampai dengan bulan Juni 2014.

3.3 Batasan Operasional

Untuk menghindari pembahasan yang tidak terarah dan mengakibatkan tidak tepatnya sasaran yang diharapkan, maka langkah berikutnya penulis perlu membatasi masalah yang dibahas yaitu hanya pada “Pengaruh Spirit Of Entrepreneur Terhadap Kinerja Usaha Para Pelaku UMKM Tenant Pusat Inkubator Cikal USU”. Dimana variabel yang dianalisis adalah sebagai berikut : 1. Variabel Spirit Of Entrepreneur (X), terdiri dari 8 faktor yang mempengaruhi

(46)

b. X2 = Self – Nurturing

c. X3 = Action-Oriented

d. X4 = Highly-Energitic

e. X5 = Tolerant of Uncertainty

f. X6 = Perubahan Teknologi

g. X7 = Perubahan Struktur Pemerintah dan Politik

h. X8 = Intrepreneurship

2. Variabel Kinerja Usaha (Y).

3.4 Defenisi Operasional

Tujuan utama pemberian defenisi operasional adalah suatu defenisi yang diberikan pada suatu variabel dengan cara memberikan arti atau memspesifikasikan kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variable tersebut. Defenisi variabel akan memberikan atau menuntun arah peneliti untuk memenuhi unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang diteliti, yaitu :

1. Spirit Of Entrepreneur sebagai variabel X adalah semangat yang dimiliki oleh seorang entrepreneur untuk mencapai kinerja usaha yang berkualitas. Sikap mental ini merupakan pendorong bagi entrepreneur untuk mewujudkan tujuan akhirnya yaitu kesuksesan. (Nickels, 2005:177)

(47)

a. Self – Directed (X1)

Pengusaha hendaknya bersikap menyenangkan dan memiliki disiplin yang tinggi dalam menjalankan usaha.

b. Self – Nurturing (X2)

Pengusaha harus percaya akan ide, dan harus melengkapi antusiasme. c. Action-Oriented (X3)

Adanya semangat untuk mewujudkan, mengaktualisasikan, dan mewujudkan impian.

d. Highly-Energic (X4)

Pengusaha harus emosional, mental, dan fisik mampu bekerja lama dan keras.

e. Tolerant of Uncertainty (X5)

Pengusaha sukses dengan menempuh resiko-resiko yang telah diperhitungkan sebelumnya.

f. Perubahan Teknologi (X6)

Semakin canggihnya teknologi akan menciptakan produk, suasana, dan gaya hidup yang berbeda.

g. Perubahan Struktur Pemerintah dan Politik (X7)

Perubahan struktur pemerintah berujung pada perubahan peraturan, kebijakan, dan arah perekonomian.

h. Intrepreneurship (X8)

(48)

2. Kinerja usaha sebagai variabel Y yaitu semangat kerja, kualitas kerja, produk unggulan, dan keberhasilan usaha mempunyai hubungan signifikan terhadap kinerja pengusaha. (Ranto, 2007).

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Pengertian Indikator Variabel Skala Ukur

(49)

Tabel 3.1

Operasionalisasai Variabel

Variabel Pengertian Indikator Variabel Skala Ukur

Kinerja Usaha (Y)

Semangat kerja, kualitas kerja, produk unggulan, dan

Sumber : Nickels (2005:176), Hendro (2011:28) dan Ranto 2007

3.5 Skala dan Pengukuran Variabel

Sistem pengolahan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan Skala Likert, yaitu skala yang digunakan untuk mengukur spirit of entrepreneur dan kinerja usaha (Situmorang & Lutfi, 2012:6).

Pada penelitian ini responden memilih salah satu dari jawaban yang tersedia, kemudian masing-masing jawaban diberi skor tertentu. Total skor inilah yang ditafsir sebagai posisi responden dalam skala Likert. Kriteria pengukuran untuk variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

(50)

3.6 Populasi dan Sampel 3.6.1 Populasi

Populasi adalah suatu kelompok dari elemen penelitian, di mana elemen unit terkecil yang merupakan sumber dari data yang diperlukan (Ginting dan Situmorang, 2008:128). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pelaku UMKM tenant Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU yang sampai saat ini berjumlah 215 pelaku usaha.

3.6.2 Sampel

Sampel adalah suatu bagian dari sampel yang akan diteliti dan dianggap yang dapat menggambarkan populasinya (Ginting dan Situmorang, 2008:151). Dalam penelitian ini, sampel diambil dengan rancangan sampel non probabalitas dengan teknik pengambilan accidental sampling, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel (Ginting dan Situmorang, 2008:141).

Ukuran sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin (Umar, 2004:78) yaitu teknik pengambilan sampel di mana peneliti menggunakan sampel dari populasi dengan rumus:

n

=

Dimana:

(51)

n =

( , )

n = 68,25 dibulatkan 70

Maka berdasarkan perhitugan di atas maka jumlah responden yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 70 orang responden.

3.7 Jenis Data Penelitian 1. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh langusung dari responden terpilih pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan memberika kueisioner kepada responden terpilih yang berisikan pertanyaan mengenai variebel penelitian. Dalam hal ini penulis memperoleh langusng dari pelaku UMKM Binaa Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU.

2. Data Sekunder

(52)

3.8 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpula data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Wawancara

Yaitu mengadakan tanya jawab langsung dengan pihak yang mempunyai wewenang dalam memberikan keterengan yang penulis butuhkan. Wawancara menggunakan alat bantu berupa seperangkat daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu atau sering disebut dengan interview guide.

2. Kueisioner

Kueisioner merupakan metode pengumupulan data yang dilakukan dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.

3. Studi pustaka

Studi pustaka merupakan pengumpulan data yang menggunakan buku literatur yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti.

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas 3.9.1 Uji Validitas

(53)

data yang terkumpulkan adalah data yang valid. Banyak hal-hal lain yang akan mengurangi validitas data; misalnya apakah si pewawancara mengumpulkan data betul-betul mengikuti petunjuk yang telah ditetapkan dalam kueisioner.

Kriteria dalam menentukan validitas suatu kueisioner adalah sebagai berikut:

Jika rhitung > rtabel maka pertanyaan tersebut valid

Jika rhitung < rtabel maka pertanyaan tersebut tidak valid

Uji Validitas kuesioner dalam penelitian ini menggunakan bantuan aplikasi Software SPSS versi19.

Penyebaran kuesioner khusus dalam uji validitas dan realiabilitas diberikan kepada 30 responden di luar dari responden penelitian, tetapi memiliki karakteristik yang sama dengan responden penelitian yaitu pelaku UKM Tenant Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU. Nilai rtabel dengan ketentuan df= jumlah kasus

(54)
(55)

Tabel 3.3

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (Mei 2014)

3.9.2 Reliabilitas

Situmorang dan Lutfi (2012:79) Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur di pakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut realiabel. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,80. Uji reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini menggunakan bantuan aplikasi Software SPSS versi19.

Jika rhitung > rtabel maka pernyataan tersebut reliabel

Jika rhitung < rtabel maka pernyataan tersebut tidak reliabel

(56)

Tabel 3.4 Uji Realibilitas Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

0,942 44

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (Mei 2014)

Pada 44 pernyataan dengan tingkat signifikansi 5% diketahui bahwa koefisien alpha (Cronbach’a Alpha) adalah sebesar 0,942. Ini berarti 0,942 > 0,80 sehingga dapat dinyatakan bahwa kuesioner terebut telah realiebel dan dapat disebarkan kepada responden untuk dijadikan sebagai instrumern penelitian.

3.10 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan sebelum melakukan analisis regresi, agar dapat diperkirakan yang tidak bias dan efesiensi maka dilakukan pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu :

1. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan klomogrov smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikansi 5% maka nilai Asymp.Sig (2-tailed) di atas nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal (Situmorang & Lutfi, 2011:107). 2. Uji Heterokedastisitas

(57)

dan jika varians berbeda disebut heteroskedastisitas. Model yang paling baik adalah apabila tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara menganalisis asumsi heteroskedasstisitas dengan melihat grafik scatter plot di mana jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur maka mengindikasikan adanya heteroskedastisitas. Sedangkan jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titiknya menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3. Uji Multikolinearitas

Adanya hubungan linier yang sempurna diantara variabel-variabel bebas dalam model regresi. Untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya Tolerance Value dan Variance Inflation Faktor (VIF). Batas Tolerance Value adalah 0,1 dan batas VIF adalah 5 (Situmorang & Lufti, 2011 : 137), di mana :

a. Tolerance value < 0,1 atau VIF > 5 = terjadi multikolinearitas b. Tolerance value > 0,1 atau VIF < 5 = tidak terjadi multikolinearitas

3.11 Metode Analisis Data 3.11.1 Metode Analisis Deskriptif

(58)

3.11.2 Uji Analisis Regresi Linear Berganda

Metode analisis regresi berganda berfungsi untuk mengetahui pengaruh variabel bebas, yaitu Spirit Of Entrepreneur (X) terhadap variabel terikat Kenerja Usaha(Y) Pelaku UKM Tenant Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU. Rumus perhitungan persamaan regresi berganda :

Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + b7X7 + b8X8 +e

Dimana :

Y = Kinerja Usaha a = Konstanta

b1,b2 = Koefesien Regresi

X1 = Skor dimensi Self – Directed

X2 = Skor dimensi Self – Nurturing

X3 = Skor dimensi Action-Oriented

X4 = Skor dimensi Highly-Energitic

X5 = Skor dimensi Tolerant of Uncertainty

X6 = Skor dimensi Perubahan Teknologi

X7 = Skor dimensi Perubahan Struktur Pemerintah dan Politik

X8 = Skor dimensi Intrepreneurship

E = Standar eror 3.11.3 Pengujian Hipotesis

1. Uji F (Uji Simultan)

(59)

dependen (Y) secara serentak. Kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:

Ho : b1, b2 = 0 (tidak terdapat pengaruh yang positif dan siginifikan secara bersama-sama dari seluruh variabel independen terhadap variabel dependen)

H1 : b1, b2 ≠ 0 (terdapat pengaruh yang positif dan siginifikan secara bersama-sama dari seluruh variabel independen terhadap variabel dependen)

Nilai Fhitung dapat diperoleh dengan menggunakan bantuan software SPSS 19 for Windows. Selanjutnya nilai Fhitung akan dibandingkan

dengan Ftabel dengan tingkat kesalahan (α=5%) dan derajat kebebasan

(df) = (n-k), (k-1).

Kaidah pengambilan keputusan:

Ho diterima jika F hitung < F tabel pada α = 5%

Ho ditolak jika F hitung > F tabel pada α = 5%

2. Uji t (Uji Parsial)

Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak digunakan statistik t (uji t). Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima atau Ha

ditolak, sedangkan jika thitung > ttabel , maka H0 ditolak dan Ha diterima.

Jika tingkat signifikansi dibawah 0,05 maka H0 ditolak dan Ha

diterima.

(60)

menguji hipotesis digunakan uji-t, dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:

Ho : β = 0 (tidak terdapat pengaruh Spirit of entrepreneur terhadap

kinerja usaha)

H1 : β ≠ 0 (terdapat pengaruh Spirit of entrepreneur kinerja usaha)

Kaidah pengambilan keputusan:

Ho diterima jika t hitung < t tabel pada α = 5% Ho ditolak jika t hitung > t tabel pada α = 5%

3. Identifikasi Determinan (R²)

Identifikasi Determinan (R²) berfungsi untuk mengetahui signifikansi variabel. Koefisisen Determinan menunjukkan seberapa besar kontribusi variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y). Semakin besar nilai koefisien determinasi maka semakin baik variabel X menerangkan variabel Y. Jika R² semakin besar (mendekati satu) maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel spirit of entrepreneur

(61)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil Perusahaan

4.1.1 Sejarah Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU

Kehadiran Inkubator Bisnis di Sumatera Utara di mulai pada Februari 1997. Lembaga ini disepakati bernama CIKAL yang merupakan akronim dari “CIPTAKAN INDUSTRI KECIL ANDALAN”. Sedangkan untuk penulisan L

yang miring dianggap industri kecil yang membutuhkan pendampingaan agar menjadi andal. Kehadirannya merupakan wujud kerjasama Universitas Sumatera Utara dengan Kantor Wilayah Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil (Kanwil Depkop & PPK) Sumatera Utara. Inkubator Bisnis CIKAL

berlokasi di kampus USU tepatnya di Jalan Dr. Masyur No. 9 B Kampus USU Medan yang diresmikan tanggal 24 Maret 1997. Peran “CIKAL” sebagai Inkubator Bisnis tidak lain adalah melengkapi dan menyempurnakan usaha-usaha pembinaan industri kecil yang telah pernah dilakukan oleh berbagai pihak lain.

Gambar

Tabel 1.1 Jumlah Usaha Kecil Tenant Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU
Tabel 2.1 Ciri dan Watak Kewirausahaan
Gambar : 2.1
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan metode regresi linear dengan software SPSS, diketahui pengaruh variabel self directed, self nurtirng, action oriented,

Keberadaan Pusat Inkubator Bisnis CIKAL USU yang merupakan perpanjangan tangan LPPM USU, berfungsi untuk memberikan daya dorong kepada usaha kecil menengah (UKM)

Menurut (Dhewanto Wawan, dkk., 2015:105) inovasi produk bukan hanya merupakan bentuk dari penciptaan produk baru yang dihasilkan perusahaan, namun dapat diartikan

Peran Kapabilitas Inovasi Terhadap Perbaikan Produk dan Tekanan Lingkungan Sebagai Variabel Inovasi , Vol 16 No.