PKN
HAKIKAT PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA
BAB I
Pada awalnya, pancasila bersumber dari nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa Indonesia yaitu dalam adat istiadat, serta dalam agama-agama sebagai pandangan hidup bangsa.
1. Asal Mula Istilah Pancasila
Secara etimologis istilah pancasila berasal dari bahasa sanksekerta . Menurut Mr. Moh. Yamin, dalam bahasa sanksekerta perkataan pancasila memiliki dua macam arti, yaitu :
a. Panca artinya lima, syila dengan vocal i pendek artinya
“batu sendi’ atau “dasar”;
b. Panca artinya lima, syiila dengan vical i panjang
artinya “peraturan tingkah laku yang baik, yang penting atau yang senonoh.
Pancasila yang berlaku sekarang adalah panca Syila
Pancasyiila berisi lima larangan dan pantangan yang terdiri dari :
a. Panatipada veramani sikhapadam samadiyani, artinya janga mencabut nyawa makhluk hidup, atau dilarang membunuh.
b. Dinna dana veramani skhapadam samadiyani, artinya
jangan mengambil barang yang tidak diberikan, atau dilarang mencuri.
c. Komeshu micchacara veramani skhapadam samadiyani,
artinya janganlah berhubungan kelamin, atau dilarang berzina. d. Musawada veramani skhapadam samadiyani, artinya
janganlah berkata palsu, atau dilarang berdusta.
Dalam buku Nagarakartagama terdapat ketentuan bagi raja
yang berbunyi yatnaggegwani pancasyiila kertasangkarbhisekakakrama, yang artinya raja menjalankan dengan setia kelima pantangan (pancasila), begitu pula upacara-upacara ibadat dan pengobatan-pengobatan.
Dalam buku Sutasoma dikenal istilah Pancasila Krama.
Pancasila Krama itu merupakan lima dasar tingkah laku atau perintah kesusilaan yang lima atau sering disingkat Ma Limo, yakni :
a. Dilarang Mateni (Membunuh)
b. Dilarang Maling (Mencuri)
c. Dilarang Madon (Berzina)
d. Dilarang Mabok (Minum-minuman keras)
2. Sejarah Perumusan Pancasila
Proses perumusan pancasila sebagai dasar negara berawal pada sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
a. Mr. Muhammad Yamin (29 Mei 1945)
Pada tanggal 29 mei 1945 BPUPKI mengadakan sidangnya yang pertama. Pidato Mr. Muhammad Yamin berisikan lima asas dasar negara Indonesia merdeka yang diidam-idamkan. Kelima asas tersebut adalah :
1. Peri Kebangsaan 2. Peri Kemanusiaan 3. Peri Ketuhanan 4. Peri Kerakyatan
Setelah berpidato, Mr. Muhammad Yamin menyampaikan usulan secara tertulis mengenai rancangan Undang-undang Dasar (UUD) Republik Indonesia. Dalam rancangan UUD itu tercantum pula rumusan lima asas dasar negara sebagai berikut :
1) Ketuhanan Yang Maha Esa
2) Kebangsaan persatuan Indonesia
3) Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
b. Prof. Dr. Mr. Soepomo
Pada tanggal 31 Mei 1945 Prof Dr. Mr. Soepomo tampil berpidato di hadapan sidang BPUPKI. Dalam pidatonya itu beliau menyampaikan tiga teori tentang pengertian negara (staats idee) yang penting dalam mempertimbangkan dan menetapkan dasar negara. Ketiga teori tersebut adalah :
1) Teori perseorangan (individualistis). Menurut teori ini, negara
adalah masyarakat hukum (legal society) yang disusun atas kontrak sosial antara seluruh perseorangan dalam masyarakatnya.
2) Teori negara kelas. Teori menganggap bahwa negara alat dari suatu
golongan (kelas) untuk menindas kelas lain
3) Teori negara integralistik. Menurut teori ini, negara bukanlah untuk
Prof. Soepomo dalam pidatonya menolak tegas teori individualistis maupun teori negara kelas. Beliau menyarankan, Indonesia memilih teori integralistik, yang dinilai lebih sesuai dengan semangat kekeluargaan yang berkembang di daerah pedesaan.
Dalam kaitannya dengan dasar filsafat negara Indonesia,
Prof. Soepomo mengusulkan hal-hal sebagai berikut :
1. Pendirian negara nasional yang bersatu dalam arti totaliter, yaitu negara yang tidak mempersatukan diri dengan golongan terbesar, akan tetapi yang mempersatukan semua golongan, baik golongan besar atau kecil.
3. Untuk menjamin supaya pemimpin negara, terutama
kepala negara terus menerus bersatu dengan rakyat, dalam susunan pemerintahan negara Indonesia harus dibentuk sistem badan permusyawarata.
4. Dalam lapangan ekonomi negara akan bersifat
kekeluargaan.
5. Dalam hubungan antar bangsa, dianjurkan supaya
c. Ir. Soekarno
Pada tanggal 1 juni 1945, Ir. Soekarno
manyampaikan pidatonya dihadapan sidang BPUPKI. Dalam pidatonya Ir. Soekarno mengajukian secara lisan usulan lima asas sebagai dasar negara Indonesia yang akan dibentuk. Rumusan tersebuat yaitu :
1) Nasionalisme atau Kebangsaan Indonesia 2) Internasionalisme atau Perikemanusiaan 3) Mufakat atau Demokrasi
4) Kesejahteraan sosial
Lima asas tersebut diusulkan oleh Ir.
Soekarno agar diberi nama “Pancasila”.
Kemudian beliau mengusulkan bahwa kelima sila tersebut dapat diperas menjadi Tri Sila
yang dirumusannya :
1) Sosio Nasionalisme, yaitu Nasionalisme dan
Internasionalisme
2) Sosio Demokrasi, yaitu Demokrasi dengan
Kesejahteraan Rakyat
3) Ketuhanan Yang Maha Esa
Ir. Soekarno mengusulkan bahwa Tri Sila
tersebut masih dapat diperas lagi menjadi
Setelah Ir. Soekarno menyampaikan pidatonya, kemudian dr. Radjiman Wedyodiningrat selaku ketua BPUPKI menganjurkan anggotanya untuk mengajukan usul secara tertulis, usul tersebut harus sudah masuk paling lambat tanggal 20 Juni 1945. dibentuklah Panitia Kecil untuk menampung dan memeriksa usulan lain mengenai rumusan dasar.
Anggota terdiri atas delapan orang (Panitia Delapan), yakni sebagai berikut :
1) Ir. Soekarno (Ketua)
2) Mr. A.A. Maramis (anggota)
3) Ki Bagoes Hadikeoseomo (anggota) 4) K.H. Wahid Hasjim (anggota)
5) M. Soetardjo Kartohadikoesoemo (anggota) 6) Rd. Otto Iskandardinata (anggota)
Pada tanggal 22 Juni 1945 diadakan rapat gabungan antara BPUPKI, Panitia Delapan, dan Tyuo Sangi In (Badan Penasihat Pemerintah Pusat Bala Tentara jepang). Rapat dipimpin oleh ir soekarno dirumah kediaman beliau Jl. Pegangsaan Timur No. 56 jakarta. Rapat menyetujui Indonesia merdeka selekasnya, sebagai negara hukum yang meliki hukum dasar dan memuat dasar/falsafat negara dalam mukahdimahnya. Untuk menuntaskan hukum dasar maka dibentuklah Panitia Sembilan antara lain :
1) Ir. Soekarno (Ketua)
2) Drs. Mohammad Hatta (anggota) 3) Mr. A.A. Maramis (anggota)
4) K.H. Wahid Hasjim (anggota)
5) Abdoel Kahar Meoxakir (anggota) 6) H. Agoes Salim (anggota)
Pada tanggal 22 Juni 1945 panitia sembilan mengadakan rapat dan disepakati rumusan dasar negara yang tercantum dalam Mukadimah (Pembukaan) Hukum Dasar, yaitu :
“Ke-Tuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluk-pemeluknya menurut dasar Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan serta dengan mewujudkan suatu Keadilan osial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Makadimah tersebut ditandatangani oleh Panitia Sembilan yang dikenal dengan nama “Jakarta Carter” atau “Piagam Jakarta”.
Pemerintah Jepang membentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau Dokuritsu Zyunby Inkai karena Jepang kalah melawan sekutu.
pada tanggal 8 Agustus 1945, Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta dan dr.Radjiman Wedyodiningrat berangkat ke saigon untuk memenuhi panggilan Jenderal Besar Terauchi yang memberikan keputusan sebagai berikut :
1) Ir. Soekarno diangkat sebagai Ketua PPKI, Drs. Mohammad
Hatta sebagai Wakil Ketua dan dr. Radjiman Wedyodiningrat sebagai anggota.
2) Panitia persiapan boleh mulai bekerja pada tanggal 9 Agustus
1945
3) Cepat atau tidaknya pekerjaan panitia diserahkan sepenuhnya
kepada panitia
Pada tanggal 18 Agustus 1945, PPKI
bersidang untuk mengesahkan naskah Hukum
Dasar. Hasil nya ialah beberapa perubahan dari
Naskah Hukum Dasar, terutama Dasar Negara
pada sila pertama dalam Mukadimah menjadi :
“Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan
yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia
dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam
3. Fungsi Pancasila
a. Jiwa bangsa Indonesiab. Kepribadian bangsa Indonesia
c. Pandangan hidup bangsa Indonesia d. Dasar negara Republik Indonesia
e. Perjanjian luhur bangsa Indonesia pada waktu mendirikan negara
f. Sumber dari segala sumber hukum atau sumber tertib hukum bagi bangsa Indonesia
g. Cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia
h. Falsafah hidup yang mempersatukan bangsa Indonesia
a. Pancasila sebagai Ideologi Nasional
1) Hakikat Ideologi
Istilah ideologi dibangun dari dua kata, yaitu
idea yang berarti gagasan, konsep, pengertian dasar, dan cita-cita, serta kata logos yang berarti ilmu. Kata
idea berasal dari kosakata bahasa Yunani yaitu eidos,
yang berarti bentuk. Ada pula kata idein, yang artinya melihat. Dengan demikian secara harfiah, ideologi berarti ilmu tentang pengertian-pengertian dasar.
Kandungan Sebuah Ideologi
a)
Seperangkat gagasan yang disusun secara
sistematis
b)
Pedoman tentang cara hidup
c)
Tatanan yang hendak dituju oleh suatu kelompok
(kelas, negara)
d)
Dipegang
teguh
oleh
kelompok
yang
Fungsi dan Peranan Ideologi
1. Bekal dan jalan bagi seseorang untuk menemukan identitasnya
2. Landasan untuk memahami dan menafsirkan dunia dan kejadian-kejadian dalam alam sekitarnya
3. Kekuatan yang mampu menyemangati dan
mendorong seseorang untuk menjalankan kegiatan dan mencapai tujuan
5.
Memberikan arahan kepada manusia dalam
mencapai tujuan hidupnya
6.
Menjembatani para pendiri negara (founding
fathers) dan para generasi penerusnya
7.
Menanamkan keyakinan akan kebenaran
2) Pancasila sebagai Ideologi Negara Republik Indonesia
a) Sebagai sumber motivasi, dengan karakteristik sebagai
berikut :
1. Ideologi Pancasila mencerminkan cara berpikir masyarakat, bangsa, maupun negara
2. Ideologi Pancasila memandu masyarakat menuju cita-citanya
3. Ideologi pancasila membimbing bangsa dan negara untuk mencapai tujuannya melalui berbagai realisasi pembangunan
b) Sebagai sumber semangat dalam berbagai kehidupan negara, dengan karakteristik sebagai berikut :
1. Ideologi Pancasila akan menjadi realistis manakala terjadi orientasi yang bersifat dinamis antara masyarakat dan ideologi Pancasila
2. Ideologi Pancasila akan bersifat dinamis, terbuka dan antisipatif
b.Pancasila sebagai Dasar
Negara
Pancasila dalam kedudukannya sebagai dasar
negara sering disebut sebagai
filsafat negara
.
Pancasila sebagai dasar negara merupakan suatu
dasar untuk mengatur penyelenggaraan negara.
Kedudukan Pancasila sebagai Dasar Negara
1. Pancasila sebagai dasar negara
2. Meliputi suasana kebatinan (geistlichenhintergrund) dari UUD RI Tahun 1945
3. Mewujudkan cita-cita hukum dasar negara(baik hukum dasar tertulis maupun tidak tertulis)
4. Mengandung norma yang mengharukan UUD RI Tahun 1945 dan Peraturan Perundang-undangan lainnya mengandung isi yang mewajibkan pemerintah dan lain-lain penyelenggara negara memegang penuh nilai-nilai Pancasila
4. GAGASAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA
A. Perbedaan Ideologi Terbuka dan ideologi tertutup
Ciri-ciri Ideologi Terbuka Sistem pemikirannya terbuka
Nilai-nilai dan cita-citanya tidak dipaksakan dari luar melainkan diganti, diambil dari harta kekayaan rohani, moral, dan budaya masyarakat itu sendiri
Nilai-nilai ideologi bersikap garis besarnya saja dan tidak langsung operasional
Ciri-ciri Ideologi Tertutup
System pemikirannya tertutup
Adanya sifat pemaksaan terhadap ideologi merupakan cita-cita sekolompok orang, bukan berasal dari masyarakat atau bangsa
B. Perbedaan pancasila sebagai
Ideologi terbuka
Keterbukaan ideologi Pancasila
mengandung nilai-nilai sebagai berikut :
1) Nilai dasar, yaitu hakikat kelima sila
Pancasila, yangbbersifat universaal.
2) Nilai Instrumental, yaitu penjabaran lebih
lanjut dari nilai-nilai dasar ideologi Pancasila.
3) Nilai praksis, yaitu realisasi nilai-nilai
instrumental dalam suatu pengalaman
Pancasila sebagai ideologi trebuka secara
struktural memiliki 3 dimensi, yaitu :
a) Dimensi Idealisme, yang menekankan bahwa nilai-nilai dasar yang terkandung dalam pancasila yang bersifat sistematis, rasional dan menyeluruh, pada hakikatnya bersumber pada filsafat Pancasila.
b) Dimensi Normatif, bahwa nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila perlu dijabarkan dalam suatu sistem norma, sebagaimana terkaqndung
dalam norma keagamaan.
Berdasarkan dimensi yang dimiliki oleh Pancasila sebagai ideologi terbuka, maka ideologi Pancasila :
a) Tidak bersifat utopis, yaitu merupakan sistem
ide-ide belaka yang jauh dari kehidupan sehari-hari secara nyata.
b) Bukan merupakan suatu doktrin belaka yang bersifat
tertutup, melainkan suatu norma yang bersifat ideaqlis, nyata dan reformatif yang mampu
melakukan perubahan.
c) Bukan merupakan suatu ideologi yang pragmatis,
1. Hakikat Nilai
a. Pengertian Nilai
Ada dua pandangan tentang keberadaan nilai, yaitu:
1) Pandangan Objektif (Max Weber & Nocolia hartman), nilai merupakan suatu hal yang
objektif dan membentuk semacam dunia nilai yang menjadi ukuran tertinggi dari perilaku manusia. 2) Pandangan Subjektif (Nietzsche), nilai adalah tingkat atau derajat yang diinginkan oleh
Pengertian nilai menurut beberapa ahli:
1) C. Kluckhon, nilai bukanlah keinginan, tetapi apa yang diinginkan.
2) Nursal Luth & Daniel Fernandez, nilai adalah perasaan-perasaan tentang apa yang diinginkan atau tidakvdiing8inkan yang
mempengaruhi perilaku sosial dari orang yang memiliki nilai itu.
3) Laboratorium Pancasila IKIP malang, nilai sebagai sesuatu yang berharga, yang berguna, indah, memperkaya batin, menyadarkan manusia akan harkat dan martabatnya.
4) Dictionary of Sosciology & Related Sciences, nilai adalah
kemampuan yang dipercayai ada dan melekat pada suatu benda untuk memuaskan manusia.
2. Klasifikasi nilai
Max Scheler mengklasifikasikan nilai berdasarkan tingkatannya, yaitu:
a) Nilai-nilai kenikmatan b) Nilai-nilai kehidupan c) Nilai-nilai kejiwaan d) Nilai-nilai kerohanian
Notonagoro membagi nilai menjadi 3 macam, yaitu: a) Nilai Material
b) Nilai Vital
c) Nilai Kerohnian, dibedakan menjadi 4 macam:
Nilai kebenaran
Nilai keindahan (estetis) Nilai religius
Walter G. Everet mengklasifikasikan nilai menjadi 8 kelompok, yaitu:
a) Nilai-nilai ekonomis b) Nilai-nilai hiburan c) Nilai-nilai sosial d) Nilai-nilai watak e) Nilai-nilai estetis
2. PANCASILA SEBAGAI SUMBER NILAI
A. Hakikat nilai-nilai pancasila
Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila tersusun secara hierarkis piradimal, rumusannya adalah sbb; 1) Sila 1, Ketuhanan YME
2) Sila 2, Kemanusiaan yang adil dan beradab 3) Sila 3, Persatuan Indonesia
4) Sila 4, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
Pancasila mengandung nilai
sbb:
1) Nilai yang bersifat Subjektif, sbb:
Nilai-nilai pancasila timbul dari bangsa Indonesia sebagai hasil penilaian dan hasil pemikiran bangsa Indonesia.
Nilai-nilai pancasila merupakan pandangan hidup,
pegangan hidup, pedoman hidup, petunjuk hidup bangsa Indonesia.
Nilai-nilai pancasila mengandung tuhuh nilai kerohanian, yaitu kebenaran, keadilan, kebaikan, kebujaksanaan, etis, estetis, dan religius sesuai dengan kepribadian bangsa
2. Nilai yang bersifat Objektif, sbb:
Rumusan sila-sila pancasila menunjukkan adanya sifat universal
Nilai-nilai pancasila terkait dengan hidup kemanusiaan yang mutlak
Sebagai pokok kaidah negara yang fundamental, tidak dapat diabaikan oleh setiap orang atau badan, nilai-nilai pancasila akan tetap ada sepanjang masa. Tidak dapat diubah oleh siapapun termasuk MPR Tidak dapat diubah karena kemerdekaan yang
b. Perwujudan Pancasila sebagai
sumber nilai
Nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila adalah sbb:
1) Sila ke1 mengandung nilai religius yang
mengandung makna bahwa;
a)Tuhan adalah sebab pertama dari segala sesuatu, YME.
b)Tuhan ada secara mutlak
c)Ketakwaan terhadap Tuhan YME diwujudkan dengan bertakwa
d)Negara menjamin kebebasan beribadat menurut agama dan kep[ercayaan masing-masing
e)Warga Negara Indonesia dilarang melakukan perbuatan yang menunjukkan sikap atheis.
2) Sila ke2, mengandung nilai-nilai kemanusiaan bahwa: a) Manusia memiliki hakekat pribadi yang satu
kemajemukan
b) Manusia terdiri dari susunan kodrat jiwa dan raga
c) Manusia berkedudukan sebagai makhluk individi dan sosial
d) Meyakini prinsip persamaan harkat, derajat dan martabat sbg hamba Tuhan
3) Sila ke3 yang menunjukkan bahwa:
a) Persatuan Indonesia adalah persatuan bangsa yang
mendiami wilayah indonesia
b) Bangsa Indonesia adalah persatuan suku-suku
bangsa yang mendiami wilayah Indonesia
c) Adanya pengakuan ke”Bhineka Tunggal Ika-an” d) Nilai-nilai patriotik serta penghargaan rasa
4) Sila ke4, mengandung nilai-nilai kerakyatan yang menunjukkan bahwa:
a) Kedaulatan negara ada ditangan rakyat
b) Kerakyatan dikendalikan oleh hikmat kebijaksanaan
yang dilandasi akal sehat
c) masyarkat Indonesia mempunyai kedudukan, hak
dan kewajiban yang sama
d) Musyawarah untuk mufakat
5) Sila ke5 mengandung nilai-nilai keadilan yang
menunjukkan bahwa;
a) Perwujudan keadilan sosila dalam kehidupan sosial b) Keadilan dalam kehiduoan sosial terutama dibidang
politik, ekonomi, sosial, kebudayaan, dan pertahanan keamanan sosial.
c) Cita-cita masyarakat adil makmur
d) Adanya keseimbangan antara hak dan kewajiban
e) Bangsa Indonesia cinta akan kemajuan dan pembangunan f) Tidak adanya tirani mayoritas dan minoritas
g) Harkan dan derajat serta martabat masnuia dijunjungb
tingggi
h) Adanhya penghargaan terhadap hasil karya orang lain i) Adanya penilakan terhadap tindakan
3.
Pancasila sebagai pradigma pembangunan
a.
Pengertian pradigma pembangunan
Pradigma pembangunan adalah suatu model,
pola yang merupakan sitem berfikir sebagai
upaya untuk melaksanakan perubahan yang
direncanakan guna mewujudkan cita-cita
PERWUJUDAN KEDUDUKAN PANCASILA SEBAGAI PRADIGMA PEMBANGUNAN
MEBCAKUP DALAM HAL:
1) Iptek, yaitu dengan ;
• Tidak hanya memikirkan yg ditemukann dan
diciptakan, tetapi juga harus mempertimbangkan maksud & akibatnya
• Harus bersifat beradab
• Dapat mengembangkan nasionalisme • Berlandaskan nilai-nilai demokrasi
• Menjaga keseimbangan keadilan dalam kehidupan
2) Bidang politik, dapat dilakukan dengan cara, sbb:
•Mewujudkan tujuan negara
•Memposisikan rakyat Indonesia sebagai subjek
dalam kehidupan politik, buakn hanya sebagai objek semata
•Sistem politik negara harus mendasarakan pada tuntutan hak dasar kemanusiaan
3
) Bidang Ekonomi, dapat dilakukan dengan
cara :
a) Sistem ekonomi negara senantiasa mendasarkan pada pemikiran untuk mengembangkan ekonomi atas dasar moralitas dan ketuhanan
b) Menghindari pengembangan ekonomi yang
mengarah pada sistem monopoli dab persaingan bebas
4) Bidang sosial budaya dapat diwujudkan dengan:
a)
Senantiasa berdasarkan kepada sistem niali
yangsesuai dengan nilai-nilai budaya yang
dimiliki bangsa Indonesia
b)
Pembangunan ditujukan untuk meningkatkan
derajat kemerdekaan manusia dan kebebasan
spiritual
c)
Menciptakan sistem sosial yang beradab