• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI kelompok agama

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB VI kelompok agama"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB VI

Hukum Islam >> hukum yang bersumber dan merupakan bagian dari ajaran Islam.

Ada dua istilah yang berhubungan dengan hukum islam.

Al-Syari’ah Al-Fiqh

Syari’at >> hukum islam yang ditetapkan langsung dan tegas oleh Allah.

Syari’at >> wahyu allah yang terdapat dalam Al-Qur’an dan Sunnah Rasul. Syari’at bersifat fundamental, ruang lingkup yang lebih luas, berlaku abadi dan menunjukkan kesatuan dalam lingkupnya terbatas, tidak berlaku abadi, dapat berubah setiap masa, berbeda setiap tempat, keragaman dalam hukum Islam. (M.Daud ali, 1999)

Menurut Mohammad Tahir Azhary, ada tiga sifat hukum Islam.

 Bidimensional : mengandung segi kemanusiaan dan segi ketuhanan  Adil : mempunyai hubungan erat sekali dengan sifat bidimensional

 Individualistik dan kemasyarakatan yang di ikat oleh nilai-nilai transedental : wahyu Allah yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, (M. Tahir azhary, 1992)

Menurut M.Daud Ali , syari’at dan fiqh membahas dua lapangan bidang.

 Bidang ibadah : membahas tata cara dan upacara yang wajib dilakukan seorang muslim dalam berhubungan dengan Allah, misalnya sholat, puasa, zakat, dan haji.

 Bidang muamalah : ketetapan Allah yang langsung berhubungan dengan kehidupan sosial manusia walaupun ketetapan itu terbatas pada pokonya saja, misalnya perdagangan, pernikahan, kesehatan, dll. (M.Daud Ali, 1999)

B.

Sumber Hukum Islam

Di bedakan menjadi dua.

1. Sumber hukum materiil >> salah satu bidang kajian filsafat hukum yang menentukan dari mana dan apakah suatu hukum sudah dapat dan mempunyai kekuatan yang mengikat sebagai norma yang ditaati.

(2)

yurisprudensi (keputusan hakim), perjanjian (traktat), dan ilmu pengetahuan hukum. (Suparman Usman, 2001)

Hukum Islam digali dari dalil-dalil terperinci

a) Al-Qur’an, berasal dari kata qira’ah, yang artinya “bacaan”, yaitu kitab suci yang di turunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW. Ada juga yang berpendapat bahwa qur’an merupakan kata sifat dari al-qar’u yang berarti al-jam’u (kumpulan), karena al-Qur’an terdiri dari sekumpulan surah dan ayat yang memuat kisah, perintah, dan larangan. Dan juga mengintisarikan kitab-kitab suci sebelumnya. Dengan itu, Al-Qur’an adalah firman Allah yang diturunkan kepada Muhammad, memiliki kemukjizatan lafal, membacanya bernilai ibadah, diriwayatkan secara mutawatir, tertulis dalam mushaf, dimulai dari surah Al-Fatihah dan diakhiri surah An-Nas.

Dalam menetapkan hukum, ada tiga cara, yaitu :

 Mujmal : al-Qur’an hanya menerangkan pokok dan kaidah hukum saja. Exm : masalah ibadah

 Agak jelas dan terperinci : hukum jihad, undang-undang perang, hubungan antar umat Islam.

 Jelas dan terperinci : hutang piutang, makanan halal-haram, sumpah, memelihara kehormatan wanita dalam perkawinan.

Metode penafsiran al-Qur’an.

 Tafsir tahlili (analitik) = mengkaji al-Qur’an dari segala segi dan maknanya.

- Tafsir bi al-Ma’tsur : menafsirkan dengan hadist Rasulullah - Tafsir bi al-ra’yi = menafsirkan dengan pendapat (akal). - Tafsir Sufi = dipengaruhi oleh mistisme (tasawuf)

- Tafsir Fiqh = dolakukan oleh (tokoh) suatu madzhab untuk dijadikan dalil atas kebenaran madzhabnya.

- Tafsir Falsafi = menafsirkan menggunakan teori-teori filsafat, biasanya ilmu kalam dan simantik (logika)

- Tafsir ‘Ilmi = penafsiran ayat-ayat yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan modern yang timbul pada masa sekarang.

- Tafsir Adabi = mengungkapkan segi balaghah dan kemukjizatan al-Qur’an, mengungkapkan hukum-hukum alam dan tatanan kemasyarakatan.

 Tafsir Ijmali (global) = penafsiran secara singkat (tidak panjang lebar) dan mdah dipahami

 Tafsir Muqaran (komparatif) = memilih suatu ayat kemudian mengemukakan penafsiran seorang ulama dan di bandingkan dengan sisi dan kecenderungan yang lain.

 Tafsir Maudlu’i (tematik) = mengumpulkan ayat-ayat al-Qur’an yang berbicara tentang suatu masalah yang mempunyai tujuan dan pengertian satu.

b) Sunnah, secara entimologi berarti “jalan yang biasa dilalui, cara yang senantiasa dilakukan, kebiasaan yang selalu dilaksanakan”. Secara terminologi, adalah seluruh yang yang disandarkan kepada Nabi Muhammad, baik perkataan, perbuatan maupun persetujuan/penetapan (taqrir). Sunnah merupakan sumber hukum kedua

Ada beberapa istilah yang mempunyai kesamaan makna dengan sunnah.  Hadis, digunakan hanya kepada apa yang datang dari Nabi SAW  Khabar, digunakan terhadap apa yang datang dari selain Nabi SAW  Atsar, datang dari sahabat, tabi’in, dan orang sesudahnya. Sunnah mempunyai tiga fungsi.

 Bayan ta’kid, sebagai penetap dan menegaskan hukum-hukum yang terdapat dalam al-Qur’an

(3)

 Bayan tasyri’, berfungsi menetapkan suatu hukum yang secara jelas tidak disebutkan dalam al-Qur’an

c) Ijtihad, berarti “mencurahkan segala kemampuan, dan memikul beban”. Secara terminologi berarti mencurahkan kemampuan untuk mendapatkan hukum syara’ (hukum Islam) tentang suatu masalah dari sumber (dalil) hukum yang tafsili/rinci. Jadi, ijtihad adalah suatu upaya (metode) para ulama dalam mermuskan suatu hukum ssecara rinci yang tidak disebutkan dalam al-Qur’an maupun sunnah. Ada beberapa ijtihad (metode) yang di gunakan ulama memutuskan suatu hukum.

 Ijma’ : konsensus atau kesepakatan. Menurut ahli ushul fiqh adalah kesepakatan para imam mujtahid di kalangan umat Islam tentang hukum Islam pada suatu masa setela Rasulullah SAW wafat.

 Qiyas : ukuran, membandingkan. Jadi, qiyas merupakan proses ijtihad (deduksi/menarik kesimpulan) dan nash dengan jalan analogi .

 Ishtislah (al-mashlalahah al-mursalah) : sifat-sifat yang sejalan dengan tindakan perintah Allah SWT dan Rasul-Nya serta sejalan dengan tujuan syara tetapi tidak terdapat ketekntuan yang pasti baik mendukung atau menolak masalah tersebut oleh nash secara rinci. Dasar pemikiran Ishtislah (al-mashlalahah al-mursalah) adalah untuk mencapai kebaikan dan menolak kerusakan.

 Istihsan : “memandang dan meyakini baiknya sesuatu”.

 ‘Urf : kebiasaan amyoritas umat Islam dalam menilai suatu perkataan atau perbuatan diajdikan salah satu dalil dalam menetakan hukum. Dari ‘urf ini muncul beberapa kaidah dalam menetapkan suatu hukum, yaitu :

- Al-’adah muhakkamah (adat kebiasaan bisa menjadi landasan hukum)

- La yunkaru taghayyuru al-ahkam bi taghayuri al-azminah wa al-amkinah (tidak diingkari perubahan hukum disebabkan perubahan zaman dan tempat)

- Al-ma’ruf urfan ka al-masyrut syartan (yang baik itu menjadi ‘urf sebagaimana yang disyaratkan itu menjadi syarat)

- Al-tsabit bi al-’urf ka al-tsabit bi al-nash (yang ditetapkan melalui ‘urf itu sama dengan yang di tetapkan melalui nash)  Sadd al-dzara’i : menutup segala cara (jalan) yang menuju kepada

suatu perbuatan yang dilarang/merusak.

 Istishhab : “minta bersahabat, atau membandingkan sesuatu dan mendekatinya”, yaitu memberlakukan hukum yang sudah ditetapkan sebagaimana adanya sampai ada dalil yang menunjukkan bahwa hukum itu diubah. Ada beberapa kaidah (ushul fiqh) yang di dasarkan pada istishhab, yaitu :

- Inna al-ashl baqa’u ma kana ala ma kana (pada dasarnya seluruh hukum yang sudah ada dianggap tetap berlaku sampai ditemukan dalil yang menunjukkan hukum itu tidak berlaku lagi)

- Al-ashl fi al-asyyaa’ al-ibahah (dasar dalam hal-hal yang sifatnya bermanfaat bagi manusia hukumnya adalah boleh dimanfaatkan)

(4)

- Al-ashl fi al-zimmah al bara’ah min al-takalif wa al-huquq (pada dasarnya seseorang tidak dibebani tanggung jawab sebelum adanya dalil yang menetapkan tanggung jawab seseorang)

 Madzhab Shahabi : pendapat para sahabat (baik berupa fatwa maupun ketetapan hukum di pengadilan) tentang suatu kasus yang menjadi dasar ulama dalam menentukan hukum.

 Syar’u man qablana : hukum/syari’at sebelum Islam datang yng berkenaan dengan syari’at Islam.

C. Prinsip dan Fungsi Hukum Islam

1. Prinsi- prinsip hukumnya yaitu :

a. Prinsip Tauhid : tauhid adalah prinsip umum hukum Islam. Menyatakan bahwa semua manusia ada di bawah satu ketetapan yang sama, yaitu ketetapan tauhid yang dinyatakan dengan kalimat la ilaha illallah (tidak ada Tuhan selain Allah). Pelaksanaan hukum islam merupakan ibadah. Pelaksanaan hukum Islam adalah ibadah dan penyerahan diri kepada keseluruhan kehendak-Nya. Prinsip tauhid yang berlaku dalam fiqh, yaitu :

 Prinsip berhubungan langsung dengan Allah tanpa perantara : tidak seorang pun manusia dapat menjadikan dirinya sebagai zat yang wajib di sembah

 Beban hukum (taklif) ditujukan untuk memelihara akidah dan iman, pensucian jiwa, dan pembentukan pribadi yang luhur : manusia dituntut ibadah sebagai tanda kesyukuran atas nikmat Allah.

b. Prinsip Keadilan : keadilan berarti keseimbangan. Prinsip ini meliputi keadilan dalam berbagai hubungan antara manusia dengan dirinya sendiri, dengan manusia lain, serta dengan berbagai pihak yang terkait.

c. Prinsip Amar Ma’ruf Nahi Munkar : amar ma’ruf berarti hukum Islam digerakkan untuk merekayasa manusi menuju tujuan yang baik dan benar dikehendaki dan diridhai Allah. Nahi munkar berarti fungsi kontrol sosialnya.

d. Prinsip Kemerdekaan atau Kebebasan : bebas yang berarti kebebasan individual, komunal, beragama, berserikat, dan berpolitik. Prinsip ini menghendaki agar agama dan hukum Islam tidak disiarkan berdasarkan paksaan, tetapi berdasarkan penjelasan, argumentasi, dan pernyataan yang meyakinkan.

e. Prinsip Persamaan atau Egaliter : kemuliaan manusia karena zat manusia itu sendiri dan pada tinggi rendahnya ketaqwaan seseorang.

f. Prinsip Ta’awun : berarti tolong menolong antar sesama manusia. Prinsip ini menghendaki kaum muslim saling membantu/menolong dalam kebaikan dan ketaqwaan.

(5)

2. Tujuan ditetapkannya hukum Islam adalah untuk kemaslahatan manusia seluruhnya, baik di dunia maupun di akhirat. Apabila dirinci, maka tujuan di tetapkannya hukum Islam ada lima, yaitu :

a) Memelihara Kemaslahatan Agama > memberi perlindungan dari kebebasan bagi penganut agama lain untuk meyakini dan melaksanakan ibadah menurut agama yang dianutnya..

b) Memelihara Jiwa > menurut hukum Islam jiwa harus dilindungi. Untuk itu, Islam melarang pembunuhan dan pelaku pembunuhan diancam qishas (pembalasan yang seimbang).

c) Memelihara Akal > akal sangat penting bagi kehidupan manusia di dunia. Dengan akal manusia dapat mengembangkan iptek sehingga dapat memakmurkan dan mengelola dunia dengan baik.

d) Memelihara Keturunan > Islam mengatur pernikahan dan mengharamkan zina.

e) Memelihara Harta Benda > Islam menyari’atkan peraturan-peraturan mengenai jual-beli, sewa-menyewa, gadai dan sebagainya.

D. Konstitusi Umar Islam dalam Perundang–Undangan di Indonesia

1. UUD 1945

Undang-Undang Dasar 1945 disahkan (diundangkan) sehari setelah Proklamasi Kemerdekaan (18 Agustus 1945). Penyusunan naskah Rancangan UUD oleh Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang di sahkan pada tanggal 22 Juni 1945. Kemudian naskah RUUD ini dikenal dengan nama “Piagam Jakarta” (Jakarta Charter) dan diserahkan pada Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).

Menurut Muhammad Yamin, Piagam Jakarta merupakan dokumen politik yang terbukti mempunyai daya tarik mempersatukan gagasan ketatanegaraan dengan tekad bulat atas persatuan nasional menyongsong datangnya negara Indonesia yang merdeka dan berdaulat. (Moh. Yamin, 1959 )

Piagam Jakarta alinea ke-4, “...maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat, dengan berdasarkan kepada: Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya, menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”, yang kemudian di beri nama “Pancasila”.

(6)

Sebagai dasar negara yang dilihat dari sisi naskah dan isinya, UUD 1945 tidak bertentangan dengan Islam, sebagaimana yang dikemukakan Ahmad Subardja, bahwa kedudukan agama dalam UUD 1945 cukup mantap dan terhormat, suasana keagamaan di Indonesia cukup baik dan “semarak”, ibadah dapat dilaksanakan tanpa ada rintangan dari pemerintah, bahkan memberi jaminan dan dorongan. (Ahmad Subardja. 1995)

2. Perundangan Lainnya

Ada beberapa peraturan baik berupa undang-undang,peraturan pemerintah, keputusan/instruksi presiden, dan lain-lain yang berisi tentang hukum Islam. Diantara peraturan tersebut adalah :

a) Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959, menyatakan bahwa Piagam Jakarta menjiwai dan merupakan suatu rangkaian kesatuan dengan UUD 1945

b) Peraturan pemerintah Nomor 28 Tahun 1977 tentang Perwakafan dan Tanah Milik (peraturan pelaksanaan pasal 49 ayat 3 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960)

c) Instruksi Presiden Nomor 13 Tahun 1980 (pedoman pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1960) tentang perjanjian bagi hasil.

d) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.

e) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama merupakan salah satu perundang-undangan pelaksanaan dari Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970 tentang Pokok-Pokok Kekuasaan Kehakiman.

f) Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam (KHI) merupakan salah satu keberhasilan besar umat Islam Indonesia dalam upaya menegakkan hukum Islam menjadi hukum positip di Indonesia.

g) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah Nomor 70 dan 72 Tahun 1992 tentang Bank Bagi Hasil.

h) Undang-Undang Nomor 38 tahun 1999 tentang Pengelola Zakat.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1 Nilai-nilai toleransi beragama yang dibina di SDN Suwaru diantaranya adalah menghargai perbedaan dan saling pengertian, 2 Strategi

• Pergerakan bantuan bencana/kemanusiaan oleh NGO perlu mendapatkan kebenaran dari Jawatankuasa Pengurusan Bencana Negeri atau Jawatankuasa Pengurusan Bencana Daerah di kawasan

Dari hasil penelitian dan analisis hasil penelitian tentang perkembangan sosial siswa yang pernah terlibat perkelahian antar siswa SMK YPM 1 Taman yang telah

Halaman sampul depan merupakan halaman identitas tugas akhir yang memuat judul tugas akhir, lambang universitas, dan tahun tugas akhir diterbitkan. 1) Judul

Goal: Pengembangan Industri Surimi Dalam Rangka Pemanfaatan By -catch Pukat Udang di Provinsi Irian Jaya Barat Overall Inconsistency

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dan penambahan tepung limbah penetasan dalam pakan terhadap konsumsi pakan, pertambahan bobot badan, konversi pakan dan

Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana terdapat penumpukan cairan dari dalam Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana terdapat penumpukan cairan dari dalam kavum pleura

sangat concern terhadap perlunya menghargai preferensi masyarakat, ekologi sosial-budaya serta ekologi fisik daerah tertentu. Melakukan pembangunan perdesaan dengan pendekatan