• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bagai KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Bagai KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Bagai KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP)

A. PENGERTIAN KEPEMIMPINAN DAN CIRI-CIRINYA

Kepemimpinan (leadership) adalah kemampuan dari seseorang (yaitu pemimpin atau leadership) untuk mempengaruhui orang lain (yaitu yang dipimpin atau pengikut-pengikutnya). Sehingga orang tersebut bertingkah laku sebagaimana dikehendaki pemimpin tersebut.

Kadang kala dibedakan antara kepemimpinan sebagai suatu proses sosial. Sebagai kedudukan dari pemimpin merupakan suatu kompleks dari hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang dapat dimiliki oleh seorang atau suatu badan.sebagai suatu badan, yang menyebabkan gerak dari warga masyarakat.

Kepemimpinan ada yang bersifat resmi (formal leadership) yaitu kepemimpinan yang terdapat dalam suatu jabatan,dan ada pula kepemimpinan karena pengakuan dari masyarakat akan kemampuan seseorang untuk menjalankan kepemimpinan. Suatu perbedaan antara kepemimpinan yang resmi dengan yang tidak resmi (informal leadership) adalah:

 Kepemimpinan yang resmi berada diatas landasan-landasan atau

peraturan-peraturan resmi, sehingga dengan demikian daya cakupnya agak terbatas.  Kepemimpinan tidak resmi, mempunyai batas-batas ruang lingkup yang tanpa

batas-batas resmi, oleh karena itu kepemimpinan didasarkan atas pengakuan dan kepercayaan masyarakat. Ukuran benar tidaknya kepemimpinan tidak resmi terletak pada tujuan dan hasil pelaksanaan kepemimpinan tersebut yang dianggap menguntungkan atau merugikan masyarakat.

Walaupun seorang pemimpin yang melaksanakan kepemimpinan yang resmi yang menjadi landasannya, akan tetapi dapat melaksanakan kebijaksanaan yang dapat memancarkan kemampuan mereka sebagai pemimpin.

Misalnya: kebijaksanaan tersebut dapat diwujudkan dalam memilih untuk melaksanakan peraturan-peraturan, memilih orang-orang yang langsung berhubungan dengan masyarakat untuk malaksanakan suatu peraturan dan seterusnya.

Kepemimpinan tidak resmi dapat digunakan pula dalam suatu jabatan resni dan juga dengan lebuh leluasa didalam masyarakatyang belum diliputi oleh peraturan-peraturan yang bersifat resmi. Dalam bidang yang terakhir tadi, maka seorang pemimpin dapat menggerakkan kekuatan-kekuatan masyarakat, untuk melakukan tujuan yang tertentu.

(2)

 Menurut Boring, Langeved dan Weld

“kepemimpinan adalah hubungan dari individu terhadap bentuk suatu kelompok dengan maksud untuk dapat menyalesaikan beberapa tujuan”.  Menurut George R. Terry

“kepemimpinan adalah aktifitas mempengaruhi orang-orang agar dengan suka rela bersedia mewujudkan kenyataan tujuan bersama”.

 Menurut H. Goldhamer dan E.A. Shils

“kepemimpinan adalah tindakan prilaku yang dapat mempengaruhi tingkah laku orang-orang lain yang dipimpinnya”. Menurut Ordway Tead “adalah aktifitas mempengaruhi oarang-oarang untuk bekerja sama menuju pada keberhasilan tujuan yang mereka inginkan”.

 Menurut Jhon Ptiffner

“kepemimpinan seni dalam mengordinasikan dan mengarahkan individu atau kelompok untuk mencapai tujuan yang dikehendaki”.

Kepemimpinan ditandai oleh ciri-ciri kepribadian dimana didalam suatu situasi yang khusus dalam mengambil peranan penting dalam usaha mencapai tujuan kelompok bersama-sama dengan anggota yang lain. Ciri-ciri ini secara fungsional berhubungan dengan pencapaian tujuan.pemeliharaan serta memperkuat kelompok.dari beberapa perumusan yang berbeda-beda tersebut ternyata didalam setiap masalah kepemimpinan akan selalu terdapat adanya tiga unsur:

1. Unsur Manusia

Yaitu manusia sebagai pemimpin atau yang dipimpin.bagaimana hubungan antara individu didalam situasi kepemimpinan. Bagaimana sifat seorang pemimpin dan syarat-syarat kepemimpinan itu tanpa melupakan manusia itu sebagai manusia. Maka jelaslah dalam persoalan kepemimpinan disini seluruh pelaku dan penduduknya adalah manusia dan manusia saja.

2. Unsur Sarana

Yaitu merupakan segala macam prinsip dan tekhnik kepemimpinan yang dipakai dalam pelaksanaannya. Termasuk bekal pengetahuan dan pengalaman yang menyangkut masalah manusia itu sendiri dan kelompok manusia. Dasar ilmu pengetahuan yang digunakan psikologi, sosiologi, manajemen dan lain sebagainya.

3. Unsur Tujuan

Yaitu merupakan sasaran akhir kearah mana kelompok manusia akan digerakkan untuk maksud tujuan tertentu.

(3)

II. Ciri-Ciri Pemimpin

Masalah kepemimpinan sama tuanya dengan masalah kemanusian. Sejak manusia sadar akan dirinya, tidak ada sekelompok manusia pun dalam kehidupan sosialnya yang tidak mempunyai pemimpin.

Bahkan menjadi suatu keharusan, dimana manusia hidup bermasyarakat, tentu ada pemimpin diantara mereka dalam usaha memenuhi keperluannya.Namun didalam memimpin masyarakat/kelompoknya sukar sekali merumuskan ciri-ciri pribadi yang terperinci bagi seorang pemimpin didalam menjalankan tugasnya.

Emory S. Bogardu dalam bukunya: “leader and leadership” mengatakan bahwa kepribadian manusia dapat dibagi menjadi tiga macam:

1. Sifat kepemimpinan (leadership) 2. Sifat keikutan (followership) 3. Unsur pemimpin dan pengikut.

Pemimpin yaitu seseorang yang karena suatu sebab, diikuti oleh kelompok manusia lainnya. Sebab-sebab itu dapat berupa: karena keturunan atau karena ia memiliki sifat-sifat tertentu, sehingga dijadikan pemimpin.

Ia melebihi manusia lainnya, ia adalah ubermenech demikian kata Nietzshe. Akan tetapi menurut lewin, whyte dan lain-lain, proses kehidupan itu sendirilah yang melahirkan pemimpin. Bahwa menurut Homans, interaksi yang berfrekwensi tinggi dalam hidup bersama itulah yang menyebabkan orang dipilih menjadi pemimpin.artinya karena aktifitas seseorang didalam kelompoknya serta kecakapan dan sifat-sifat tertentu yang dimilikinya,sehingga ia menjadi pemimpin.

Sifat-sifat pemimpin yang menyebabkan ia dipilih sebagai pemimpin oleh suatu kelompok, biasanya sangat berhubungan dengan tujuan-tujuankegiatan kelompok, jenis-jenis kegiatan yang harus dipimpin, ciri-ciri anggota kelompok dan kondisi-kondisi yang terdapatdisekitar kelompok tersebut.

Seorang pemimpin regu sepak bola mempunyai kecakapan-kecakapan dan sifat-sifat yang berlainan dari seorang pemimpin kelompok sarjana yang melaksanakan proyek penelitian.

Seorang pemimpin partai politik di indonesia belum tentu mempunyai ciri-ciri yang sama dengan ciri-ciri partai politik di negara lain.

Walaupun demikian menurut para ahli dinamika kelompok prlu ada beberapa ciri dan kecakapan umumyang harus dimiliki oleh seorang pemimpin agar interaksi kelompok dapat berjalan lancar dan produktif.

Ciri-ciri tersebut antara lain :

1. Social perception (penglihatan sosial)

(4)

1. Social Perseption

Yang dimaksud social perseption adalah kecakapan untuk melihat dan memahami perasaan-perasaan, sikap-sikap dan keperluan-keperluan anggota kelompoknya.kecakapn itu sangat diperlukan untuk memenuhi tugas pemimpin seperti yang dikemukakan oleh pemimpin seperti yang dikemukakan oleh kaum dinamika kelompok.

Menganai pentingnya sikap kecakapan ini oleh para pemimpin telah dibuktikan oleh Chawdry dan Newcomb, yang menyelidiki 4 kelompok mahasiswa yang berlainan antara kelompok agama, kelompok politik dan kelompok keahlian serta kelompok sarjana.

Anggota-anggota dari 4 kelompok itu diselidiki dan diberi pernyataan untuk menyebutkan yang paling cakap untuk memimpin. Dengan demikian akan dapat diketahuisiapa diantara anggota kelompok yang paling dianggap pemimpin oleh kawan-kawannya.

Hasil ekperiment ini menyatakan, bahwa mereka yang mempunyai pilihan yang paling banyak dari kawannya sebagai pemimpin dengan demikian akan dapat diketahui siapa diantara anggota kelompok yang paling dianggap sebagai pemimpin oleh kawan-kawannya.

Hasil eksperiment ini menyatakan, bahwa mereka yang memperoleh pilihan yang paling banyak dari kawannya, sebagai pemimpin justru mencapai nilai-nilai yang tinggi pada

Skala sikap dari kelompok tadi.

2. Ability in Abstract Thinking

Sebagai penyelidik menunjukan bahwa para pemimpin kelompok itu mempunyai kecakapan untuk berfikir secara abstrak yang lebih tinggi dari pada anggota-anggota kelompok yang mereka pimpin.

Dalam seleksi opsir tentara inggris nyata bahwa taraf intelegensi yang tinggi merupakan kriteria yang tepat sebagai pemimpin.demikian pula berbagai-bagai penelitian dalam bidang industri menyatakan bahwa kecerdasan umum dan mental adaptability adalah sifat-sifat yang secara nyata dimiliki oleh pemimpin yang cepat.

3. Emotional Stability

(5)

baik, harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut: Wart of feeling, spontanity of expression, obyectivityof social tingking, and cooperativenessof social thingking. Suatu penelitian lain diadakan pada kelompok mahasiswa, menyatakan bahwa pemimpin-pemimpin adalah memiliki sikap perasaan positif dari yang bukan pemimpin. Penelitian Hollander kepada kader-kader angkatan laut amerika serikat, menyatakan bahwa mereka yang dianggap pemimpin yang baik adalah harus menunjukan sikap-sikap otoriter.

Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa pemimpin-pemimpin yang baik harus memiliki perasaan yang seimbang dari yang bukan pemimpin.

B. BENTUK PEMIMPIN DAN CARA MEMIMPIN I. Bentuk Pemimpin.

Max weber menganalisis pemimpin dari sudut sifat kejadiannya dan membagi pemimpin atas tiga tipe (bentuk) yaitu:

a. Pemimpin Charismatik.

Istilah ini diperguanakan mula-mula oleh max weber, pemimpin ini diangkat berdasarkan atas suatu kepercayaan bahwa pemimpin itu dapat memberikan berkah karena “tuah/mantranya” keselamatan untuk melindungi rakyat,karena dianggap memiliki ilmu gaib. Kepemimpinan semacam ini terdapat dalam masyarakat yang primitif, tetapi pada masyarakat masih terdapat kepercayaan akan adanya pemimpin-pemimpin yang dianggap mempunyai “charismatik” itu. Sukses dan prestasi yang dicapai oleh seorang pemimpin menimbulkan rasa kagum dan terpesona, sehingga timbul pikiran-pikiran yang mengtakan mustahil apabila pemimpin itu tidak memiliki “ilmu gaib”, tokoh-tokoh pemimpin inilah yang akhirnya menjadi diktator.

b. Pemimpin Tradisional.

(6)

c. Pemimpin Rationa Legal.

Pemimpin seperti ini dipilih berdasarkan dua prinsip yaitu rational dan legal. Rational bila pengangkatan itu didasarkan atas landasan kecakapan, pengalaman atau pendidikan dari pemimpin tersebut. Legal karena juga berlandaskan hukum atau peraturan yang berlaku. Dengan demikian dapat terjadi, seseorang yang diangkat sebagai pemimpin karena ditunjuk atau ditetapkan dari atas, dengan adanya pertimbangan-pertimbangan tersebut tadi yaitu kecakapan, pengalaman pendidikan, jasa-jasa, pertimbangan politis dan sebagainya. Misalnya: pemilihan pemimpin organisasi, jabatan-jabatan pemerintah dan sebagainya.

Tiga bentuk pemimpin tersebut tentu saja masing-masing mempunyai tiga segi positif dan negatifnya. Yang jelas ialah bahwa suatu “cara” tidak hanya menentukan “is”. Sebab yang dianggap terpenting dari segi ini adalah bagaimana kwalitas orang (person) yang terpilih menjadi pemimpin itu.

Sebaiknya meskipun seorang memiliki persyaratan yang memadai untuk menjadi pemimpin belum tentu memadai menjadi pemimpin karena faktor “kesempatan”. Sebaiknya orang yang kurang memiliki persyaratan untuk menjadi pemimpin kartena “adanya kesempatan” maka jadilah ia seorang pemimpin. Ternyata faktor kesempatan juga memegang peranan yang penting.

II. Cara Memimpin.

Menurut eksperimen lawin, lippit dan white, bahwa cara kepemimpina dapat dibagi menjadi 3 macam yaitu otoriter, cara demokrasi dan cara laisser fairz. Eksperimen ini diadakan terhadap 4 kelompok kecil, masing-masing terdiri atas anak-anak laki-laki berumur 11 tahun.

Tiap-tiap kelompok diganti cara pimipinannya sesudah mengalami cara kepemimpinan tertentu selama 7 mimnggu. Kelompok masing-masing mengalami 3 macam pimpinan secara bergiliran, baik kepemimpinan otoriter maupun kepemimpina demokrasi dan kepemimpinan laiser dan faire.

(7)

kita tijau dari masing-masing cara tersebut, agar memperoleh gambaran yang lebih luas dan jelas.

a. Cara Otoriter

Pemimpin menentukan segala kegiatan kelompok otoriter, ialah yang memastikan apakah yang dialakuakan kelompok. Disisni anggota-anggota kelompok tidak diajak untuk turut menentukan langkah-langkah pelaksanaan atau perencanaan menganai kegiatan-kegiatan anggota kelompok. Kegiatan acara-acara dan tujuan-tujuan kelompok diintuksiakan langkah-langkah pekerjaan yang paling dekat saja, tanpa memberi tahu perancang secara keseluruhan, anggota lainnya diberi tahu langkah-langkah kegiatan selangkah-langkah demi selangkah-langkah tanpa ada perundingan tujuan-tujuan umumdari tujuan kelompok. Setiap pemimpin otoriter seakan-akan tidak turut serta dengan interaksi kelompok. Ia hanya saling berhubungan dengan anggota-anggota pada waktu memberi intruksi mengenai langkah-langkah kegiatan sesudah itu ia menyendiri. Ia terpisah dari kelompok dan tidak mencampuri kegiatannya.

b. Cara Demokratis

Pemimpin disini mengajak anggota kelompok serta dalam langkah-langkah pekerjaan. Penentun itu secara musyawarah dan mufakat, pemimpin memberi nasehat kepada anggota kelompok dalam pekerjaannya, disamping itu juga memberi saran-saran mengenai bermacam-macam kemungkinan pelaksanaan pekerjaan yang dapat mereka pilih sendiri, dimana yang baik. Pemimpin demokrasi memberi penghargaan dan kritik secara obyektif dan positif. Dengantindakan-tindakan demikian maka pemimpin demokrasi itu berpartisipasi dan ikut serta dalam interaksi kelompok dengan peranan sebagai kawan yang lebih matang.

c. Cara laisser Faire

Pemimpin menjalankan peranan yang pasif, sebagai seorang yang memimpin saja. Ia menyerahkan segala penentuan tjuan dan kegiatan kelompok kepada anggota-anggota sendiri. Pemimpin hanya menyerahkan bahan-bahan dan alat-alat yang diperluakan dalam pekerjaan kelompok itu. Ia tidak mengambil inisiatif apapun didalam kegiatan kelompok. Ia berdiri ditengah-tengah kelompok , tetapi tidak ada intruksi dan berlaku sebagai seorang penonton saja.

(8)

Nyata bahwa kelompok yang dipimpin secara otoriter nampak ciri yang jelas berada dengan ciri-ciri kelompok yang dipimpin dengan cara demokratis dan laisser faire.

Pemimpin akan sukses didalam tugasnya apabila meperhatikan hal-hal sebagai berikut:  Kesadaran diri

Kesadaran seorang pemimpinterhadap dirinya dan terhadap golongannya akan menimbulkan kewajiban yang lebih kuat, baik untuk memikat para pendengarnya, maupun untuk mempertahankan kebenaran yang disampaikannya.

 Keinginan yang Kuat

Segala pekerjaan yang hebat dan mulia, memerlukan kemauan dan keinginan yang kuat bagi pelaksanaannya, supaya pekerjaan itu dapat terlaksana dengan sempurna.

 Keyakinan yang Teguh

Kita tidak mumngkin dapat meyakinkan orang kalau kita sendiri tidak yakin atau ragu-ragu akan kebenaran yang kita sampaikan kepada orang lain.

 Persiapan yang Sempurna

Yaitu persiapan –persiapan pikiran, bahan-bahan, gaya bahasa, susunan acara dan intonasinya.

 Latihan yang Cukup

Artinya latihan dan membiasakan diri. Semua teori tidak ada gunanya kalau tidak dibawa dalam praktek.

C. HUBUNGAN PEMIMPIN DENGAN MASSA

Pada umumnya tugas pemimpin adalah mengusahakan agar kelompok yang dipimpinnya dapat m,erealisasi tujuannya dengan sebaik-baiknya dalam bekerja sama yang produktif oleh karena anggota-anggota kelompok itu, walaupun mempunyai tujuan yang sama, namun mereka berbeda-beda penglihatannya menganai keadaan-keadaan kelompok dan mengenai tugasnya masing-masing.

Maka pemimpin harus dapat mengintregasikan oandangan-pandangan anggota kelompok tersebut. Baik mengenai situasi didalam maupun diluar kelompok , sehingga dapat diterima semua anggota kelompok yang bersangkuatan.

(9)

Oleh Floyed Ruch ketiga tugas tersebut dirumuskan sebagai berikut:

 Structuring the situation (memberi struktur yang jelas pada

situasi-sitiuasi tertentu).

Tugas pertama seorang pemimpin ialah memberi struktur yang jelas dari situasi-situasi yang rumit diahadapi oleh kelompok. Dalam hal ini harus dapat menafsirkan dan menjelaskan tentang situasi yang sulit itu. Sehingga dapat mencapai tujuan dari keseluruhan kelompok.apabila anggota-anggota kelompok , maka pemimpin harus menyalesaikan persoalan konflik tersebut dengan berpegang pada belakang “frame of reference” bersama tadi. Dalam hal ini pemimpin harus mendahulukan tujuan-tujuan utama kelompok yang telah diterima oleh semua anggotanya.

Pemimpin harus sensitif,dapat merasakan keperluan-keperluan kelompok serta dapat membimbing anggota kelompoknya satu persatu kesuatu arah yang diinginkan oleh anggota-anggota kelompok itu.pemimpin harus berusaha supaya anggota-anggota dapat mencapai tujuan-tujuan individu dan tujuan kelompok. Pemimpin harus menguasai perasaan tidak aman dalam situasi yang menimbulkan keraguan.

 Controling Goup Behavior (mengawasi tingkah laku kelompok).

(10)

 Spoksesmen Of The Group (pembicaraan dari kelompok)

Pemimpin harus menjadi Spokesmen dari kelompok (speaking for the group). Pemimpin harus dapat merasakan dan menerangkan keperluan-keperlauan kelompok. Baik menganai sikap-siakap kelompok maupun mengenai pengharapan-pengharapan , tujuan-tujuan dan kekhawatiran – kekhawatiran kelompok. Untuk dapat menjadi “spokesmen” dari kelompok ini pemimpin harus dapat menafsirkan sendiri diamana letaknya keperluan-keperluan kelompok secara tepat.

Demikian antara lain garis-garis besar dan tanggung jawab seorang pemimpin dengan hubungannya dengan kelompok /masa. Karena kepemimpinan itu suatu kepribadian, merupakan watak yang memerluakn bakat seseorang, sehingga menyentuh keseluruhan susunan kompleks dan dinamis dari kwalitas-kwalitas yang terdapat pada diri seseorang, maka sukarlah untuk menyebutkan satu persatu sifat-sifat yang harus dimiliki oleh seseorang pemimpin.

Selanjutnya akan disebutkan beberapa sifat-sifat pemimpin, antara lain: 1. CAKAP . disinicakap dalam pengertian yang luas bukan saja ahli

(skill) atau kemahiran teknik ( technical mastery) dalam suatu bidang tertentu. Tetapi meliputi hal-hal yang bersifat abstrak, inisiatif, konsepsi, perencanaan dan segainya. Seorang pemimpin harus mempunyai ketajaman berfikir yang kritis dan rasional.

2. KEPERCAYAAN. Menurut Le Ban, seorang pemimpin harus memiliki keyakinan yang kuat, percaya akan kebenaran tujuannya, percaya akan kemampuannya (pada diri sendiri). Sebaiknya ia harus mendapatkan kepercayaan dari pengikutnya. Kepercayaan merupakan syarat adanya wibawa pemimpin terhadap anggota-anggotanya. 3. RASA TANGGUNG JAWAB. Sifat ini penting sekali, sebab jika

seorang pemimpin tidak mempunyai rasa tanggung jawab ia akan mudah bertindak sewenang-wenang terhadap kelompoknya.

4. BERANI. Berani dalam arti karena benar dan karena perhitungan. Lebih-lebih dalam saat-saat yang kritis dan yang menentukan, pemimpin harus tegas berani mengambil keputusan dengan konsekwen dan tidak boleh ragu-ragu.

(11)

menghadapi masalah yang rumit. Kegagalan tidak boleh menjadikan ia cepat bosan dan cepat putus asa, tetapi sebaliknya ia harus gigih dan ulet.

6. BERPANDANGAN JAUH. Pemikiran seorang pemimpin harus luas. Ia berpandangan jauh kedepan, harus dapat membedakan mana desain, mana das sollen. Terutama dalam merumuskan starategi atau menggariskan suatu taktis, hal ini adalah sangat penting.dan masih banyak lagi sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin, misalnya teliti, lapang dada, taqwa dan sebagainya.

D. FUNGSI KEPEMIMPINAN

Fungsi kepemimpinan adalah banyak dan berfariasi tergantung dari program pokok yang akan dicapai oleh kelompok itu. Reven dan Rubin menyebutkan 4 fungsi pemimpin yaitu:

1. Membantu menetapkan tujuan kelompok.

Pemimpin adalah membuat policy (policy maker) membantu kelompok dalam menetapkan tujuan apa yang harus dicapai.

2. Memelihara kelompok.

Selama perjalanan kegiatan kelompok, tidak dapat dielakkan terjadi ketidak cocokan diantara anggota yang sering diikuti ketegangan dan permusuhan. Pemimpin diharapkan dapat meredakan ketegangan, perbedaan pendapat, dan secara umum menjaga keharmonisan kelompok.

3. Menjaga Lambang Untuk Identifikasi.

Anggota kelompok suatu ketika memerlukan lambang dimana mereka dapat mengidentifikasikan dirinya seperti slogan atau simbol-simbolyang lain, misalnya untuk gerak jalan dan sebagainya. Pemimpin itu sendiri kadang-kadang juga menjadi lambang dari kelompoknya. Dengan mengidentifikasikan dirinya dan pemimpinannya diharapkan dapat dijaga kesatuan kelompok.

4. Mewakili Kelompok Terhadap Kelompok yang Lain.

Referensi

Dokumen terkait

Dari penelitian tentang kemampuan generik pada pembelajaran Biologi yang dilakukan oleh Rahman (2008) diperoleh hasil bahwa Program Pembelajaran Praktikum Berbasis Kemampuan

aspirasi atau dalam berperilaku.. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Narasumber, Kategori, Pola dan Variabel berkenaan dengan Persoalan Penelitian

Young pendiri dari The Center of Internet Addiction mengungkapkan bahwa adiksi internet menjadi topik yang penting layaknya adiksi merokok, alkohol, makanan dan

Model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang didalamnya terdiri dari beberapa.. kelompok kecil siswa

1. Mengungkapkan tingkat kepuasaan kualitas pada penghuni rumah susun sewa Kasnariansyah di Kota Palembang. Mengungkapkan kesenjangan antara kenyataan kualitas pelayanan

Menurut penjelasan Pasal 7 ayat (2) KUHAP bahwa yang dimaksud dengan penyidik pegawai negeri sipil adalah misalnya pejabat bea dan cukai, pejabat imigrasi dan pejabat kehutanan,

Jenazah (Mayat atau Jasad) adalah orang yang telah meninggal dunia3. Setelah proses pengurusan jenazah, termasuk di dalamnya memandikan, mengkafani , dan menyolatkannya , atau

Department of Environmental and Occupational Health, Faculty of Public Health, Andalas University, Padang, 25147, Indonesia Correspondence: Nopriadi (nopriadi_dhs@yahoo.com) BMC