• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI LIMBAH KULIT BUAH PISANG KEPOK TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans Poir) (Studi Eksperimen sebagai Bahan Penyusun Lembar Kerja Siswa (LKS) pada Materi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanama

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI LIMBAH KULIT BUAH PISANG KEPOK TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans Poir) (Studi Eksperimen sebagai Bahan Penyusun Lembar Kerja Siswa (LKS) pada Materi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanama"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

i ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI LIMBAH KULIT BUAH PISANG KEPOK TERHADAP PERTUMBUHAN

TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans Poir)

(Studi Eksperimen sebagai Bahan Penyusun Lembar Kerja Siswa (LKS) pada Materi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Mata Pelajaran Biologi

Kelas XII IPA SMA Negeri 1 Gadingrejo) Oleh

Mareta Safitri

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari penggunaan pupuk organik cair dari limbah kulit buah pisang kepok terhadap pertumbuhan tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans Poir) yang meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, serta luas daun dan membuat LKS eksperimen materi pertumbuhan dan

perkembangan tanaman pada siswa SMA kelas XII semester 1.

(2)

ii

pengamatan dianalisis menggunakan analisis ragam dan diuji lanjut dengan BNT sebagai pembanding antarperlakuan pada taraf nyata 5%.

F hitung hasil analisis ragam yang didapat pada tinggi tanaman yaitu 80.667, jumlah daun yaitu 32.611, dan luas daun yaitu 18.952, lebih tinggi dari F tabel yaitu 4.94 sehingga penggunaan pupuk organik cair dari limbah kulit buah pisang kepok berpengaruh sangat nyata terhadap pertumbuhan tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans Poir). Hasil Uji BNT pada tinggi tanaman, jumlah daun, dan luas daun tanaman kangkung memberikan hasil yang paling baik pada perlakuan P1 yaitu kosentrasi pupuk organik cair dari limbah kulit buah pisang kepok 20 ml, sedangkan terendahnya pada perlakuan P3 yaitu kosentrasi pupuk organik cair dari limbah kulit buah pisang kepok 60 ml.

LKS eksperimen materi pertumbuhan dan perkembangan tanaman pada siswa SMA kelas XII semester 1 disusun dengan kategori sangat layak sehingga dapat diterapkan pada siswa kelas XII SMA Negeri 1 Gadingrejo.

(3)

PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI LIMBAH KULIT BUAH PISANG KEPOK TERHADAP PERTUMBUHAN

TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans Poir)

(Studi Eksperimen sebagai Bahan Penyusun Lembar Kerja Siswa (LKS) pada Materi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Mata Pelajaran Biologi

Kelas XII IPA SMA Negeri 1 Gadingrejo)

Oleh

MARETA SAFITRI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Pendidikan MIPA

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)
(5)
(6)
(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Tambahrejo, Kecamatan Gadingrejo, Kabupaten Pringsewu pada tanggal 26 Maret 1993, sebagai anak pertama dari tiga bersaudara, dari Bapak Imam Safei dengan Ibu Ning Kartiningsih. Alamat: Jalan Raya Tambahrejo Nomor 369 Kecamatan Gadingrejo kode pos 35372. Telepon/ Nomor Handphone 082175383573.

Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) ABA Wonokriyo diselesaikan pada tahun 1999, Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SD Negeri 2 Tambahrejo pada tahun 2005, Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 1 Gadingrejo diselesaikan pada tahun 2008 dan Sekolah Menengah Atas (SMA) diselesaikan di SMA Negeri 1 Gadingrejo pada tahun 2011.

Tahun 2011, Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN tertulis. Penulis

(8)

Persembahan

Untuk ayahanda Imam Safei dan ibunda Ning Kartiningsih

tercinta,

Untuk Adikku tersayang Rifardi Putra Ramadhan dan Rino

Danuarta,

Terimakasih atas limpahan cinta dan kasih sayang selalu mengalir,

danSenantiasa memberi motivasi dan doa terbaik untukku.

Untuk kakak Rumiko Rivando, S.Hut.,

Terima kasih atas do’a, kasih, dukungan, semangat, kesabaran dan

keceriaan yang selalu diberikan untukku.

Sahabat muslimah Ani Sulistiyani,S.Pd., Mentari Puspa Sari,

S.Pd., Riski Ayu Ramadhona,S.Pd., dan Vifty O. Narsan,

S.Pd., Terima kasih atas persahabatan yang tak akan pernah

terlupakan, dukungan serta semangat yang tiada henti untukku.

(9)

Motto

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.Maka

apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah

dengan sungguh-sungguh

(urusan) yang lain,

dan hanya kepada

Tuhanmulah hendaknya kamu berharap

(Q.S Al-Insyirah 6-8)

Keberhasilan adalah sebuah proses. Niatmu adalah awal

keberhasilan. Peluh keringatmu adalah penyedapnya. Tetesan air

matamu adalah pewarnanya. Doamu dan doa orang-orang

disekitarmu adalah bara api yang mematangkannya. Kegagalan

disetiap langkahmu adalah pengawetnya. maka dari itu,

bersabarlah! Allah selalu menyertai orang-orang yang penuh

kesabaran dalam proses menuju keberhasilan. Sesungguhnya

kesabaran akan membuatmu mengerti bagaimana cara mensyukuri

(10)

vi

SANWACANA

Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, dengan rahmat dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh

Penggunaan Pupuk Organik Cair dari Limbah Kulit Buah Pisang Kepok Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kangkung Darat (Ipomoea reptans Poir) (Studi Eksperimen Sebagai Bahan Penyusun Lembar Kerja Siswa (LKS) pada Materi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Mata Pelajaran Biologi Kelas XII IPA SMA Negeri 1 Gadingrejo” sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana pendidikan (S.Pd) Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Lampung.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari pihak-pihak yang membantu. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung

beserta para Wakil Dekan dan stafnya.

2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA Universitas Lampung. 3. Berti Yolida, S.Pd., M.Pd., selaku ketua Program Studi Pendidikan Biologi

(11)

vii

pembimbing II dari penulis yang senantiasa membimbing penulis dari awal hingga selesainya skripsi.

4. Dra. Tundjung Tripeni H., M.S., selaku dosen pembimbing I skripsi yang telah meluangkan waktu, memberikan bimbingan, masukan, arahan, dan motivasi demi terselesaikannya skripsi ini.

5. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku dosen pembahas yang telah memberi saran dan masukan kepada penulis dalam menyusun skripsi.

6. Rini Rita T. Marpaung, S.Pd., M.Pd., dan Yuzar Lutfi, S.Pd., selaku penguji kelayakan LKS.

7. Seluruh dosen pendidikan Biologi Universitas Lampung atas segala ilmu yang diberikan.

8. Teman-teman Pendidikan Biologi 2011 yang selalu mewarnai hari-hari selama kuliah, khususnya Sudaryanti, S.Pd., Mufidah Estu Kinasih, S.Pd., yang telah membantu selama proses seminar proposal dan seminar hasil.

9. Sahabat Desa Gunung Sugih , Mba’ Dionanita, S.Pd., Mba’ Ria Anisa, S.Pd.,

Mba’ Andini Kusuma Negara, S.Pd., Mba’ Leona Selfia, S.Pd., Mba’ Afifah Hidayati, S.Pd., Mba’ Titi Nurbaiti, S.Pd., Kak Sirun Atora, S.Pd., Kak Feri Elsandi, S.Pd., Kak Koko Wicaksono, S.Pd., Kak Miko Hidayat, S.Pd., dan Kak M. Iqbal Saberi, S.Pd., Terima kasih atas kebersamaan kalian selama KKN/PPL hingga saat ini.

10. Semua teman-teman SMP Negeri 1 Gadingrejo, M. Alfa Toni, terimakasih untuk semangat dan dukungannya serta telah membantu mencari bahan-bahan

(12)

viii

11. Teman- teman SD Negeri 2 Tambahrejo, M. Arif Wicaksono dan Reddy Imam Satrio yang selalu memberi do’a, dukungan dan semangat kepada penulis. 12. Kepada pihak-pihak lain yang tidak mungkin disebutkan satu persatu yang telah

membantu.

Penulisan skripsi ini merupakan karya terbaik yang bisa diberikan oleh penulis, semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.Aamiin.

Bandarlampung, Juli 2015 Penulis,

(13)
(14)

x

IV.HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN ... 46

A. Hasil Pengamatan ... 46

B. Pembahasan ... 52

V. SIMPULAN DAN SARAN ... 63

A. Simpulan ... 63

B. Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 65

LAMPIRAN ... 68

Tabel 16-42 ... 68

Lembar Uji Kelayakan LKS... 80

Hasil Uji Kelayakan LKS ... 85

LKS Sesudah Revisi ... 86

(15)

xi

4. Tinggi tanaman kangkung darat yang diberi pupuk organik cair kulit buah pisang kepok ... 42

5. Jumlah daun tanaman kangkung darat yang diberi pupuk organik cair kulit buah pisang kepok ... 42

6. Luas daun tanaman kangkung darat yang diberi pupuk organik cair kulit buah pisang kepok ... 43

7. Analisis ragam ... 44

8. Kriteria interprestasi skor ... 45

9. Analisis ragam terhadap tinggi tanaman kangkung darat ... 47

10.Uji BNT terhadap tinggi tanaman kangkung darat ... 47

11.Analisis ragam terhadap jumlah daun tanaman kangkung darat... 48

12.Uji BNT terhadap jumlah daun tanaman kangkung darat ... 49

13.Analisis ragam terhadap luas daun tanaman kangkung darat ... 49

14.Uji BNT terhadap luas daun tanaman kangkung darat ... 50

15.Hasil Validasi LKS ... 51

16.Tinggi Tanaman Kangkung Darat 0 Minggu Setelah Pindah Tanam ... 68

17.Tinggi Tanaman Kangkung Darat 1 Minggu Setelah Pindah Tanam ... 68

18.Tinggi Tanaman Kangkung Darat 2 Minggu Setelah Pindah Tanam ... 68

19.Tinggi Tanaman Kangkung Darat 3 Minggu Setelah Pindah Tanam ... 69

20.Tinggi Tanaman Kangkung Darat 4 Minggu Setelah Pindah Tanam ... 69

21.Jumlah Daun Kangkung Darat 0 Minggu Setelah Pindah Tanam ... 70

22.Jumlah Daun Kangkung Darat 1 Minggu Setelah Pindah Tanam ... 70

23.Jumlah Daun Kangkung Darat 2 Minggu Setelah Pindah Tanam ... 70

24.Jumlah Daun Kangkung Darat 3 Minggu Setelah Pindah Tanam ... 71

25.Jumlah Daun Kangkung Darat 4 Minggu Setelah Pindah Tanam ... 71

26.Luas Daun Kangkung Darat 0 Minggu Setelah Pindah Tanam ... 72

27.Luas Daun Kangkung Darat 1 Minggu Setelah Pindah Tanam ... 72

28.Luas Daun Kangkung Darat 2 Minggu Setelah Pindah Tanam ... 72

29.Luas Daun Kangkung Darat 3 Minggu Setelah Pindah Tanam ... 73

30.Luas Daun Kangkung Darat 4 Minggu Setelah Pindah Tanam ... 73

31.Uji Normalitas Tinggi Tanaman Kangkung Darat ... 74

32.Uji Homogenitas Tinggi Tanaman Kangkung Darat ... 74

33.Analisis Ragam terhadap Tinggi Tanaman Kangkung Darat ... 75

34.BNT terhadap Tinggi Tanaman Kangkung Darat ... 75

35.Uji Normalitas Jumlah Daun Tanaman Kangkung Darat ... 76

36.Uji Homogenitas Jumlah Daun Tanaman Kangkung Darat... 76

(16)

xii

38.BNT terhadap Jumlah Daun Tanaman Kangkung Darat ... 77

39.Uji Normalitas Luas Daun Tanaman Kangkung Darat ... 78

40.Uji Homogenitas Luas Daun Tanaman Kangkung Darat ... 78

41.Analisis Ragam terhadap Luas Daun Tanaman Kangkung Darat... 79

(17)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka pemikiran ... 12

2. Petak percobaan ... 37

3. Grafik tinggi tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans Poir) ... 53

4. Grafik jumlah daun tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans Poir) .... 56

5. Grafik luas daun tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans Poir) ... 58

6. Proses pencincangan kulit buah pisang kepok ... 96

7. Proses penghancuran kulit buah pisang kepok ... 96

8. Inkubasi kulit buah pisang kepok ... 97

9. Pupuk organik cair dari kulit buah pisang kapok yang telah disaring ... 97

10.Kosentrasi pupuk organik cair yang digunakan ... 98

11.Benih kangkung darat yang digunakan dalam penelitian ... 98

12.Penyiapan media tanam... 99

13.Benih yang telah disemai selama 1 minggu ... 99

14.Tanaman kangkung darat usia 1 minggu setelah pindah tanam ... 100

15.Tanaman kangkung darat usia 2 minggu setelah pindah tanam ... 100

16.Tanaman kangkung darat usia 3 minggu setelah pindah tanam ... 101

(18)

1

I. PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara di Asia Tenggara yang sebagian besar kondisi tanahnya subur serta memiliki iklim tropis karena terletak di antara 6º LU – 11º LS dan 95º BT – 141º BT, antara lautan Pasifik dan lautan Hindia, antara benua Asia dan benua Australia, dan pada pertemuan dua rangkaian pegunungan, yaitu Sirkum Pasifik dan Sirkum Mediterranian, sehingga cocok untuk lahan budidaya pertanian seperti tanaman pangan, sayuran, tanaman tahunan juga jenis buah-buahan (Hafidz, 2014: 1-4).

(19)

2

Secara medis mengkonsumsi buah pisang dapat membantu kegiatan perut manusia berupa melancarkan buang air besar (BAB) karena serat alaminya serta mencegah sariawan dengan kandungan vitamin C-nya. Mengkonsumsi buah pisang dapat dilakukan dengan dua cara yakni secara langsung maupun secara tidak langsung. Buah pisang dikonsumsi secara tidak langsung yakni dengan mengolahnya terlebih dahulu agar menjadi berbagai produk yang memiliki nilai jual yang lebih tinggi dibandingkan tanpa ada proses

pengolahan, sehingga banyak industri yang memanfaatkan buah pisang sebagai bahan dasar misalnya industri kripik pisang, tepung pisang, sale pisang atau industri yang berbahan dasar pisang lainnya (Purbowo, Mahfud, dan Juniarti, 2012: 2).

Sebuah aktivitas industri sudah dipastikan menghasilkan produk dan hasil sampingan yang berupa limbah. Untuk industri yang menggunakan bahan dasar pisang tentu akan menghasilkan limbah utama yang berupa kulit pisang.

Limbah tersebut akan menjadi sampah jika dibiarkan begitu saja tanpa

pengolahan yang baik, sehingga dampaknya bagi lingkungan amatlah buruk (Purbowo, Mahfud, dan Juniarti, 2012: 2).

Salah satu daerah di Lampung yang yang sebagian besar masyarakatnya memanfaatkan buah pisang sebagai bahan pokok industri adalah Desa Karang Anyar, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran. Banyaknya warga desa Karang Anyar yang memiliki usaha industri rumahan dengan bahan dasar pisang mengakibatkan banyaknya limbah kulit pisang didaerah

(20)

3

pengolahan selanjutnya nantinya akan membusuk dan menimbulkan bau yang tidak sedap sehingga akan mengganggu aktivitas dari warga setempat.

Sejauh ini pemanfaatan limbah kulit pisang masih kurang, hanya sebagian orang yang memanfaatkannya sebagai pakan ternak. Adapun kandungan yang terdapat dikulit pisang yakni protein, kalsium, fosfor, magnesium, sodium dan sulfur, sehingga kulit pisang memiliki potensi yang baik untuk dimanfaatkan sebagai pupuk organik (Susetya, 2012: 26).

Pembuatan pupuk organik dari limbah kulit buah pisang kepok dapat dilakukan dengan cara menghancurkan kulit buah pisang kepok kemudian ditambah gula jawa yang sudah dihancurkan serta air bersih yang kemudian diinkubasi selama 7 hari di dalam ember plastik yang tertutup rapat (Mufida, 2013: 29).

Berdasarkan hasil analisis pada pupuk organik padat dan cair dari kulit pisang kepok yang telah dilakukan oleh Nasution di Laboratorium Riset dan

Teknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, dapat diketahui bahwa kandungan unsur hara yang terdapat pada pupuk organik padat kulit pisang kepok yaitu, C-organik 6,19%; N-total 1,34%; P2O5 0,05%; K2O 1,478%; C/N 4,62% dan pH 4,8 sedangkan pupuk organik cair kulit pisang kepok yaitu, C-organik 0,55%, N-total 0,18%; P2O5 0,043%; K2O 1,137%; C/N 3,06% dan pH 4,5 ( Nasution, Mawarni, dan Meiriani, 2014: 1030).

(21)

4

peningkatan hasil pertanian. Para ahli lingkungan hidup khawatir dengan pemakaian pupuk kimia akan menambah tingkat polusi tanah akhirnya berpengaruh terhadap kesehatan manusia (Lingga dan Marsono, 2000: 17).

Penggunaan pupuk kimia secara berkelanjutan menyebabkan pengerasan tanah. Mengerasnya tanah disebabkan oleh penumpukan sisa atau residu pupuk kimia, yang berakibat tanah sulit untuk digemburkan sebab sifat bahan kimia yang terkandung dalam pupuk kimia adalah relatif lebih sulit terurai atau hancur dibandingkan dengan bahan organik yang terkandung pada pupuk organik (Notohadiprawiro, Soeprapto, dan Susilowati dalam Supardi, 2011: 1).

Semakin kerasnya tanah dan penggunaan konsentrasi pupuk yang lebih tinggi dari sebelumnya untuk mendapatkan hasil panen yang maksimal dapat

menyebabkan proses penyebaran perakaran dan aerasi (pernafasan) akar terganggu yang berakibat akar tidak dapat berfungsi secara optimal untuk menyerap unsur hara dan pada gilirannya akan menurunkan kemampuan produksi tanaman tersebut (Notohadiprawiro, Soeprapto, dan Susilowati dalam Supardi, 2011: 1).

(22)

5

Tanaman kangkung darat ( Ipomoeae reptans Poir ) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang banyak ditanam oleh petani dengan skala kecil maupun besar untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Tanaman kangkung besar manfaatnya sebagai pemenuhan asupan gizi bagi tubuh makhluk hidup terutama manusia. Ditinjau dari segi kandungan gizi tanaman kangkung setiap 100 g bahan kangkung segar mengandung kalori sebesar 31 kal, protein 1,0 g, lemak 0,3g, karbohidrat 7,3 g, kalsium 29 mg,vitamin A 470 mg, vitamin B1 0,05 mg,air 90,9 g (Setiadi dalam Agustina,Yursida, dan Purwanto, 2013: 100).

Daya tarik budidaya tanaman kangkung terletak pada teknik budidayanya beserta cara pengelolaannya, dan cara perawatannya yang sangat sederhana dan mudah. Salah satu faktor budidaya yang perlu diperhatikan adalah pemberian unsurhara atau pemupukan untuk menyuburkan tanaman. Unsur hara yang diperlukan tanaman kangkung darat menurut Margianto dalam Malik (2009: 353-360) adalah nitrogen (N) 69 kg /ha, fosfor (P2O5) 54 kg /ha, dan kalium (K2O ) 21 kg /ha. Petani biasa menggunakan pupuk cair kimia untuk

memenuhi kebutuhan unsur hara yang diperlukan oleh tanaman kangkung agar mendapatkan pertumbuhan yang maksimal dan cepat, tetapi efek dari

penggunaan pupuk kimia ini adalah kurang baik pada kesehatan manusia. Agar tidak menimbulkan efek bagi kesehatan, penambahan unsur hara atau

pemupukan pada budidaya kangkung dapat dilakukan dengan mengaplikasikan pupuk organik cair yaitu pupuk organik cair dari limbah kulit pisang.

Penelitian tentang pengaruh pemberian pupuk organik cair terhadap

(23)

6

penelitian yang dilakukan oleh Pangaribuan (2012: 303-304), yang meneliti pengaruh pupuk organik cair terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kangkung, bayam, dan caisim yang menghasilkan bahwa variabel pengamatan jumlah daun, bobot kering akar. bobot kering tajuk, rasio tajuk akar, dan bobot segar daun tanaman kangkung pada perlakuan pupuk organik cair nyata lebih tinggi daripada perlakuan kontrol (tanpa pemberian pupuk).

Penelitian tentang pengaruh pupuk organik cair yang berasal dari limbah kulit pisang juga pernah dilakukan sebelumnya seperti penelitian yang telah

dilakukan oleh Nasution (2014: 1036-1037) yang meneliti tentang pengaruh pupuk organik padat dan cair dari kulit pisang kepok yang diaplikasikan pada tanaman sawi dengan berbagai konsentrasi. Konsentrasi pupuk organik cair dari limbah kulit pisang yang dipakai yaitu 0, 25, 45 dan 65 ml/ tanaman/ aplikasi. Hasilnya menunjukan bahwa pupuk organik padat maupun pupuk organik cair yang berasal dari kulit pisang berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman sawi yaitu pada tinggi tanaman, luas daun, serta bobot kering tanaman. Unsur hara nitrogen yang terkandung dalam pupuk organik cair kulit buah pisang kapok merupakan unsur hara yang paling utama untuk pertumbuhan tanaman sawi. Nitrogen merupakan komponen klorofil sehingga penting untuk proses fotosintesis. Nitrogen digunakan oleh tanaman untuk membentuk protein dan asam nukleat.

Di era yang semakin maju seorang pendidik dituntut untuk memiliki

(24)

7

sesuai dengan perkembangan zaman, sehingga nantinya dapat memberikan inovasi dalam pembelajaran. Oleh karena itu pengembangan sumber belajar sangat diperlukan untuk memberikan bekal kepada calon pendidik seperti dalam penyusunan lembar kerja siswa (LKS).

Kurikulum 2013 disusun untuk membekali siswa berbagai kompetensi, yakni sikap spiritual, sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Salah satu komponen perangkat pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013 adalah Lembar Kegiatan Siswa (LKS) (Kemendikbud dalam Indah, Susantini, dan Kuswanti, 2015: 689). Berdasarkan hasil observasi di SMA Negeri 1

Gadingrejo, pada materi pertumbuhan dan perkembangan tanaman kelas XII belum terdapat LKS eksperimen. Padahal untuk kurikulum 2013 menghendaki tidak hanya kognitif saja yang diajarkan akan tetapi psikomotorik juga harus diterapkan seperti melaksanakan praktikum, percobaan ataupun penelitian. Hal inilah yang menyebabkan peneliti tertarik untuk mengembangkan Lembar Kerja Siswa (LKS) ekperimen berbasis kurikulum 2013 pada materi pertumbuhan dan perkembangan tanaman kelas XII.

Dari uraian permasalahan di atas maka peneliti mengajukan judul “Pengaruh Penggunaan Pupuk Organik Cair Dari Limbah Kulit Pisang Terhadap

(25)

8

B.Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari penelitin ini yaitu:

1. Apakah terdapat pengaruh dari penggunaan pupuk organik cair dari limbah kulit buah pisang kepok terhadap pertumbuhan tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans Poir)?

2. Apakah hasil penelitian ini dapat digunakan dalam pembuatan Lembar Kerja Siswa (LKS) eksperimen pada materi Pertumbuhan dan

Perkembangan tanaman pada siswa SMA kelas XII semester 1?

C.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu:

1. Mengetahui pengaruh dari penggunaan pupuk organik cair dari limbah kulit buah pisang kepok terhadap pertumbuhan tanaman kangkung darat

(Ipomoea reptans Poir).

2. Membuat LKS eksperimen materi pertumbuhan dan perkembangan tanaman pada siswa SMA kelas XII semester 1 berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh pemberian pupuk organik cair dari limbah kulit buah pisang kepok terhadap pertumbuhan tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans

(26)

9

D.Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini, diharapkan dapat memperoleh manfaat sebagai berikut:

1. Bagi Siswa

Hasil penelitian ini dapat digunakan siswa sebagai sumber belajar yaitu berupa LKS pada materi perkembangan dan pertumbuhan dalam pembelajaran Biologi SMA kelas XII.

2. Bagi Mahasiswa

a. Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa sebagai calon pendidik mengenai pemanfaatan limbah kulit buah pisang sebagai pupuk organik cair yang dapat membantu mempercepat pertumbuhan tanaman

kangkung darat sehingga dapat dijadikan acuan ketika mengajar materi biologi baik di SMP maupun SMA.

b. Memberi pengetahuan tentang pembuatan LKS berdasarkan hasil penelitian pada materi perkembangan dan pertumbuhan tanaman dalam pembelajaran Biologi SMA kelas XII.

3. Bagi Masyarakat

(27)

10

E.Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup dari penelitian ini yaitu terdiri dari subjek dan objek penelitian. Subjek penelitian pada penelitian ini yaitu tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans Poir) sedangkan objek penelitiannya adalah pengaruh penggunaan pupuk organik cair dari limbah kulit buah pisang kepok terhadap pertumbuhan tanaman kangkung darat. Pertumbuhan tanaman kangkung darat dapat diketahui dari pengamatan tinggi tanaman, jumlah daun, dan luas

permukaan daun tanaman kangkung darat.

Hasil penelitian akan dijadikan bahan penyusunan LKS ekperimen materi perkembangan dan pertumbuhan tanaman yang kemudian akan diujikan kepada dosen Pendidikan Biologi dan guru biologi SMA N 1 Gadingrejo.

F. Kerangka Pikir

Pisang adalah salah satu buah yang digemari masyarakat Indonesia untuk dibudidayakan. Hal ini dikarenakan proses pertumbuhannya yang sederhana yaitu tidak terlalu membutuhkan banyak perawatan khusus seperti buah-buahan lainnya, sehingga meminimalisir biaya produksi yang mengakibatkan

bertambahnya keuntungan. Disisi lain buah pisang dapat diolah menjadi aneka makanan olahan baik basah maupun kering sehingga banyak industri rumahan yang memanfaatkan buah pisang sebagai bahan pokok industrinya.

Untuk industri yang menggunakan bahan dasar pisang tentu akan

(28)

11

sehingga dampaknya bagi lingkungan amatlah buruk. Pemanfaatan limbah kulit buah pisang kepok oleh masyarakat masih kurang. Padahal selain dimanfaatkan sebagai pakan ternak kulit buah pisang juga dapat dimanfaat untuk bahan pembuat pupuk organik.

Pertumbuhan tanaman kangkung darat dipengaruhi oleh jenis pupuk yang digunakan, petani biasa menggunakan pupuk cair kimia untuk mendapatkan pertumbuhan yang maksimal dan cepat, tetapi efek dari penggunaan pupuk kimia ini adalah kurang baik bagi kesehatan sehingga diperlukan pupuk yang sesuai dan tidak memiliki efek buruk bagi kesehatan, salah satu alternatif tersebut adalah dengan menggunakan pupuk organik.

Pada penelitian ini menggunakan limbah dari kulit buah pisang kepok sebagai pupuk organik cair. Dimana telah kita ketahui bahwa kulit buah pisang kepok memiliki beberapa kandungan seperti protein, selulosa, fospor, magnesium dan kalsium yang sangat baik bagi pertumbuhan tanaman. Jadi dengan penggunaan pupuk organik cair yang berasal dari limbah kulit buah pisang kepok

(29)

12

Gambar 1 Skema kerangka pemikiran

Disaring

Pengamatan dan analisis pengaruh yang terjadi pada pertumbuhan tanaman kangkung darat meliputi:

a. tinggi tanaman, b. jumlah daun, c. luas daun. Permasalahan :

1. Limbah kulit buah pisang kepok yang belum termanfaatkan secara maksimal.

2. Bahaya penggunaan pupuk kimia bagi lingkungan.

3. Belum adanya LKS ekperimen berbasis kurikulum 2013 pada materi pertumbuhan dan

perkembangan tanaman di SMA N 1 Gadingrejo.

Dekomposisi limbah kulit buah pisang kepok sebagai pupuk organik cair dan penyusunan LKS eksperimen berbasis kurikulum 2013 materi perkembangan dan pertumbuhan tanaman kelas XII SMA.

Pengolahan pupuk organik cair dari limbah kulit buah pisang kepok.

Limbah kulit buah pisang kepok, gula jawa dan air bersih lalu diinkubasi dalam ember plastik volume 20 kg selama7 hari

(Mufida, 2013: 29)

(30)

13

G.Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

(31)

14

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pupuk Organik Cair

Pupuk merupakan bahan yang mengandung sejumlah nutrisi yang diperlukan bagi tanaman. Pemupukan adalah upaya pemberian nutrisi kepada tanaman guna menunjang kelangsungan hidupnya. Pupuk dapat dibuat dari bahan organik ataupun anorganik. Pemberian pupuk perlu memperhatikan takaran yang diperlukan oleh tumbuhan, jangan sampai pupuk yang digunakan kurang atau melebihi takaran yang akhirnya akan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pupuk dapat diberikan lewat tanah ataupun disemprotkan ke daun. Sejak dulu sampai saat ini pupuk organik diketahui banyak dimanfaatkan sebagai pupuk dalam sistem usaha tani oleh para petani (Sutedjo, 2010: 9-10).

(32)

15

nisbah kedua unsur tersebut merupakan salah satu kunci penilaian kesuburan tanah. Nisbah C/N kebanyakan tanah subur berkisar 1 sampai 2. Penambahan bahan organik dengan nisbah C/N tinggi mengakibatkan tanah mengalami perubahan imbangan C dan N dengan cepat, karena mikroorganisme tanah menyerang sisa pertanaman dan terjadi perkembangbiakan secara cepat (Sutanto, 2002: 18).

Pupuk organik merupakan bahan pembenah tanah yang paling baik dan alami dari pada bahan pembenah buatan/sintesis. Pada umumnya pupuk organik mengandung hara makro N, P, K rendah tetapi mengandung hara mikro dalam jumlah cukup yang sangat diperlukan pertumbuhan tanaman. Sebagai bahan pembenah tanah, pupuk organik mencegah terjadinya erosi, pergerakan permukaan tanah (Crusting) dan retakan tanah, mempertahankan kelengasan tanah serta memperbaiki pengatusan dakhil (Internal drainase). Pemberian pupuk organik kedalam tanah dapat dilakukan seperti pupuk kimia (Sutanto, 2002: 6).

(33)

16

1. Kandungan hara rendah, kandungan hara pupuk organik pada umumnya rendah tetapi bervariasi tergantung pada jenis bahan dasarnya.

2. Ketersediaan unsur hara lambat, hara yang berasal dari bahan organik harus dirombak terlebih dahulu oleh mikroba yang bersifat perombak (dekomposer) menjadi senyawa yang lebih sederhana dan unsur anorganik agar dapat diserap oleh tanaman.

3. Menyediakan hara dalam jumlah terbatas, penyediaan hara yang berasal dari pupuk organik biasanya terbatas dan tidak cukup dalam menyediakan hara yang diperlukan tanaman.

Pada umumnya pengaruh pupuk organik dalam tanah mencakup tiga cara yaitu melalui sifat sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Melalui fungsi fisik, pupuk organik dengan bagian-bagian serat-seratnya memainkan peran penting dalam memperbaiki sifat fisik tanah. Komponen penyusunnya yang halus, dan kandungan karbon yang tinggi dapat meningkatkan pertumbuhan miselia fungi, dan meningkatkan agregat tanah (Yulipriyanto, 2010:226-227). Bahan organik akan membuat tanah yang berwarna cerah menjadi kelam. Selain itu bahan organik juga membuat tanah menjadi gembur sehingga aerasi menjadi lebih baik serta lebih mudah ditembus perakaran tanaman (Sutanto, 2002: 7).

(34)

17

kelebihan nutrien. Fungsi kemik lain yang penting dari pupuk organik adalah memberikan hara pada tanaman. Mineralisasi unsur bahan organik

membebaskan bermacam-macam hara yang berbeda seperti N, P, K, S dan unsur makro lain dan unsur mikro pada laju yang berbeda. Penggunaan berbagai kombinasi pupuk organik mungkin dapat menggantikan pupuk kimia (Yulipriyanto, 2010: 227).

Melalui fungsi biologiknya, karbon dalam bahan organik merupakan sumber energi utama bagi aktivitas mikroorganisme tanah. Penambahan bahan organik dengan C/N ratio yang tinggi pada tanah mungkin merangsang perkembangbiakan mikroorganisme tanah, yang dapat memfiksai hara tanah dalam tubuhnya sehingga menyebabkan kandungan nitrogen dalam tanah agak berkurang. Namun setelah mikroorganisme itu mati dan jasadnya terdekomposisi unsur hara yang dikandung dalam tanah kembali ke tanah. Penggunaan pupuk organik dalam tanah diperkirakan juga meningkatkan populasi beberapa mikroorganisme tanah yang menguntungkan seperti rhizobia untuk fiksasi nitrogen dan mikorisa untuk meningkatkan ketersediaan fosfor (Yulipriyanto, 2010: 227).

Pupuk organik cair adalah jenis pupuk berbentuk cair tidak padat mudah sekali larut pada tanah dan membawa unsur-unsur penting untuk

(35)

18

Menurut Hadisuwito (2007: 13) pupuk organik cair adalah larutan yang berasal dari hasil pembusukan bahan-bahan organik yang berasal dari sisa tanaman, lotoran hewan, dan manusia yang kandungan unsur haranya lebih dari satu unsur. Kelebihan dari pupuk organik cair adalah sercara cepat mengatasi defisiensi hara, tidak bermasalah dalam pencucian hara, dan mampu menyediakan hara yang cepat.

Dibandingkan dengan pupuk anorganik cair, pupuk organik cair umumnya tidak merusak tanah dan tanaman walaupun digunakan sesering mungkin. Selain itu, pupuk organik cair juga memiliki bahan pengikat sehingga larutan pupuk yang diberikan kepermukaan tanah bisa langsung digunakan oleh tanaman (Hadisuwito, 2007: 14).

Menurut Purwowidodo (1992: 81) bahwa pupuk organik cair mengandung unsur kalium yang berperan penting dalam setiap proses metabolisme tanaman, yaitu dalam sintesis asam amino dan protein dari ion-ion ammonium serta berperan dalam memelihara tekanan turgor dengan baik sehingga memungkinkan lancarnya proses-proses metabolisme dan menjamin kesinambungan pemanjangan sel.

B. Limbah Kulit Pisang Kepok

(36)

19

pisang yang dipergunakan sebagai tanaman hias. Pisang dapat dikonsumsi dengan dua cara yaitu pisang yang dapat dikonsumsi secara langsung sebagai buah segar dan pisang yang perlu diolah. Tanaman pisang menghasilkan limbah padat berupa kulit pisang ,bonggol pisang dan pelepah pisang. Pisang mempunyai kandungan gizi yang sangat baik antara lain menyediakan energi cukup tinggi dibandingkan dengan buah-buahan lain. Pisang kaya kandungan mineral seperti kalium, fosfor, besi, dan kalsium. Pisang juga mengandung vitamin yaitu C, B kompleks, B6 dan serotonin yang aktif sebagai

neurotransmitter dalam kelancaran fungsi otak (Sriharti, 2008: 188-193).

(37)

20

Tabel 1. Komposisi kulit buah pisang kepok

Sumber: Dewati dalam Mufida (2013: 7)

C. Pertumbuhan Tanaman Kangkung Darat

Menurut Suwasono, Wahono, dan Kurniati (2001:19), pertumbuhan adalah suatu perubahan yang terjadi pada suatu dimensi tertentu dan juga dapat dinyatakan secara abstrak hidup atau ada. Pertumbuhan juga dapat

dimaksudkan sebagai perubahan searah dalam ukuran, bentuk dan jumlah.

Pertumbuhan berarti pertambahan ukuran. Karena organisme multiseluler tumbuh dari zigot, pertambahan itu bukan hanya dalam volume, tapi juga dalam bobot, jumlah sel, dan banyaknya protoplasma. Pada banyak kajian pertumbuhan perlu diukur. Semua ciri pertumbuhan tersebut dapat diukur, tapi ada dua macam pengukuran yang lazim digunakan untuk mengukur pertambahan volume atau massa. Pertambahan volume (ukuran) sering ditentukan dengan cara mengukur perbesaran ke satu atau dua arah, seperti panjang (misalnya tinggi batang), diameter (misalnya diameter batang), atau luas (misalnya luas daun). Pengukuran volume, misalnya dengan cara

(38)

21

pemindahan air, bersifat tidak merusak, sehingga tumbuhan yang sama dapat diukur berulang-ulang pada waktu yang bebeda.pertambahan massa sering ditentukan dngan cara memanen seluruh tumbuhan atau bagian yang diinginkan, dan menimbangnya cepat-cepat sebelum air terlalu banyak menguap dari bahan tersebut ( Salisbury dan Ross, 1995: 2).

Ada beberapa parameter yang digunakan untuk mengukur pertumbuhan tanaman menurut Salisbury dan Ross (1995: 5) yaitu:

1. Ukuran sel

Ukuran tubuh tanaman pada dasarnya ditentukan oleh jumlah dan ukuran sel, maka pertumbuhan tanaman yang banyak berhubungan dengan perubahan ukuran dapat diamati sampai tingkat sel.

2. Pertambahan volume

Pertambahan volume atau ukuran dapat ditentukan dengan cara mengukur perbesaran kesatu atau dua arah, seperti tinggi tanaman, diameter batang, atau luas daun. Pengukuran volume ini dapat dilakukan tanpa merusak tanaman, sehingga tumbuhan yang sama dapat diukur berulang-ulang pada waktu yang berbeda.

3. Pertambahan Massa

Pertambahan massa ditentukan dengan cara memanen sebagian atau seluruh tubuh tanaman, dan menimbangnya dalam keadaan segar. Ini disebut dengan massa segar, yang nilainya dapat berubah-ubah

(39)

22

4. Fenologi Tanaman

Pengamatan fenologi tanaman dilakukan dengan melihat perubahan masa vegetatif ke masa generatif dan panjang masa generative. Ini biasanya didekati dengan pengamatan umur berbunga, pembentukan biji untuk tanaman, biji-bijian dan waktu panen.

Kangkung merupakan tanaman yang tumbuh cepat yang memberikan hasil dalam waktu 4-6 minggu sejak dari benih. Kangkung yang dikenal dengan nama Latin Ipomoea reptans terdiri dari 2 (dua) varietas, yaitu Kangkung Darat yang disebut Kangkung Cina dan Kangkung Air yang tumbuh secara alami di sawah, rawa atau parit-parit (Shyarifudin, 2014: 5).

Secara morfologi tanaman kangkung memiliki sistem perakaran tunggang dan cabang-cabangnya akar menyebar kesemua arah, dapat menembus tanah sampai kedalaman 60 hingga 100 cm, dan melebar secara mendatar pada radius 150 cm atau lebih, terutama pada jenis kangkung air.Batang kangkung bulat dan berlubang, berbuku-buku, banyak mengandung air (herbacious) dari buku-bukunya mudah sekali keluar akar. Memiliki percabangan yang banyak dan setelah tumbuh lama batangnya akan menjalar (Rukmana, 1994: 16-17).

(40)

23

umumnya berbentuk “terompet” dan daun mahkota bunga berwarna putih

atau merah lembayung (Shyarifudin, 2014: 6).

Buah kangkung berbentuk bulat telur yang didalamnya berisi tiga butir biji. Bentuk buah kangkung seperti melekat dengan bijinya. Warna buah hitam jika sudah tua dan hijau ketika muda. Buah kangkung berukuran kecil sekitar 10 mm, dan umur buah kangkung tidak lama. Bentuk biji kangkung bersegi-segi atau tegak bulat. Berwarna cokelat atau kehitam-hitaman, dan termasuk biji berkeping dua. Pada jenis kangkung darat biji kangkung berfungsi

sebagai alat perbanyakan tanaman secara generatif. Kangkung darat (Ipomoea reptans Poir) ini memiliki segudang manfaat. Kandungan mineral, dan

gizinya cukup tinggi. Kangkung juga kaya serat, sehingga baik untuk mengatasi sembelit (Shyarifudin, 2014: 7).

Sayuran memiliki manfaat yang efektif pada tubuh apabila teknik

pengolahannya tepat. Untuk kangkung, perlakuannya khusus sebab ia mudah berubah warna dan vitaminnya mudah rusak ketika berada terlalu lama di dalam air ujar Eny Sayuningsih SKM MKes, Kepala Poliklinik Gizi RSU Haji Surabaya. Kangkung yang juga dikenal water convovulus atau water spinach atau swamp-cabbage, punya khasiat sebagai obat penenang, pendarahan, dan insomnia (Shyarifudin, 2014: 2).

Seorang pakar kesehatan dari Filipina, Herminia de Guzman Ladion, memasukkan kangkung dalam kelompok „Tanaman Penyembuh Ajaib‟.

(41)

24

mengatasi masalah seperti sulit tidur, mimisan, dan keracunan makanan (Rukmana, 1994: 15).

Tanaman kangkung banyak dikonsumsi oleh masyarakat dikarenakan selain mudah didapat kangkung juga memiliki kandungan gizi yang dapat membantu menjaga kesehatan tubuh. Selain mengandung vitamin A, B1, dan C,kangkung juga mengandung protein, kalsium, fosfor, besi, karoten, dan sitosterol. Secara farmakologis, kangkung berperan sebagai antiracun (antitoksik), anti radang, peluruh kencing (diuretik), menghentikan perdarahan (hemostatik), dan sedatif (obat tidur). Kangkung juga banyak memiliki kandungan gizi yang lengkap seperti dalam data yang diterbitkan oleh Direktorat Gizi DepKes RI (Tabel 2) dalam Rukmana (1994: 13) :

Tabel 2.Kandungan Gizi tiap 100 g Tanaman Kangkung Segar

Sumber : Direktorat Gizi DepKes RI dalam Rukmana (1994:13)

Menurut Shyarifudin (2014: 7-8) syarat tumbuh tanaman kangkung: 1. Iklim

Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik sepanjang tahun. Kangkung darat dapat tumbuh pada daerah yang beriklim panas dan beriklim dingin.

Zat Gizi Kandungan Gizi

Kalori 29,00 kal

Protein 3,00 g

Lemak 0,30 g

Karbohidrat 5,40 g

(42)

25

Jumlah curah hujan yang baik untuk pertumbuhan tanaman ini berkisar antara 500-5000 mm/tahun. Pada musim hujan tanaman kangkung pertumbuhannya sangat cepat dan subur. Tanaman kangkung

membutuhkan lahan yang terbuka atau mendapat sinar matahari yang cukup. Di tempat yang terlindung (ternaungi) tanaman kangkung akan tumbuh memanjang (tinggi) tetapi kurus-kurus. Tanaman kangkung juga sangat kuat menghadapi panas terik dan kemarau yang panjang. Apabila ditanam di tempat yang agak terlindung, maka kualitas daun bagus dan lunak sehingga disukai konsumen.

2. Media Tanam

Kangkung darat menghendaki tanah yang subur, gembur banyak mengandung unsur hara makro dan mikro serta tidak dipengaruhi

keasaman tanah. Tanaman kangkung darat tidak menghendaki tanah yang tergenang, karena akar akan mudah membusuk. Sedangkan kangkung air membutuhkan tanah yang selalu tergenang air. Tanaman kangkung membutuhkan tanah datar bagi pertumbuhannya, sebab tanah yang memiliki kelerengan tinggi tidak dapat mempertahankan kandungan air secara baik.

3. Ketinggian Tempat

(43)

26

4. Pemupukan

Menurut Edi dan Bobihoe ( 2010: 9) pupuk organik yang digunakan untuk memupuk tanaman kangkung darat sebaiknya kotoran ayam yang telah difermentasi. Diberikantiga hari sebelum tanam dengan dosis 4 kg/m2. Sebagai starter ditambahkan pupuk kimia berupa Urea15 g/m2 pada umur 10 hari setelah tanam. Agar pemberian pupuk lebih merata, pupuk Urea dicampur dengan pupuk organik cair kemudian diberikan secara larikan disamping barisan tanaman, penambahan pupuk organik cair

penggunaanya yaitu 3 liter/ha (0,3 ml/m2) pada umur 1 dan 2 minggu setelah tanam.

Pengaruh nitrogen dan unsur hara lainnya terhadap tanaman kangkung darat menurut Shyarifudin (2014: 8-13)yaitu:

1. Nitrogen (N)

Fungsi nitrogen bagi tanaman yaitu meningkatkan pertumbuhan tanaman, meningkatkan kadar protein dalam tanah, meningkatkan tanaman

(44)

27

mengasamkan reaksi tanah, menurunkan PH tanah, dan merugikan

tanaman, sebab akan mengikat unsur hara lain sehingga akan sulit diserap tanaman, dan pemupukan jadi kurang efektif dan tidak efisien.

2. Kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg)

Fungsi kasium dan magnesium bagi tanaman yaitu menetralisir kejenuhan zat – zat yang meracuni tanah dan tanaman, bilamana zat tersebut

(45)

28

3. Sulfur (S)

Fungsi sulfur (S) bagi tanaman yaitu pembentukan asam amino dan pertumbuhan tunas serta membantu pembentukan bintil akar tanaman, berperan dalam pembentukan klorofil serta meningkatkan ketahanan terhadap jamur. Sumber unsur hara sulfur (S) adalah sisa-sisa tanaman dan jasad renik , dimana zat belerang dari sisa-sisa tersebut baru terlepas bila telah ada pelapukan, khususnya dari zat proteinnya. Kekurangan sulfur (S) akan mengakibatkan daun berwarna hijau mudah pucat hingga berwarna kuning, tanaman kurus dan kerdil, perkembangannya lambat.

4. Kalium (K)

Fungsi kalium (K) pada tanaman yaitu pembentukan protein dan karbohidrat, membantu membuka dan menutup stomata, memperluas pertumbuhan akar tanaman, efisiensi penggunaan air (ketahanan pada masa kekeringan), memperkuat tubuh tanaman supaya daun, bunga dan buah tidak mudah rontok. Gejala yang timbul akibat kekurangan kalium yaitu daun terlihat lebih tua, mengerut keriting dan timbul bercak-bercak merah coklat lalu kering dan mati, batang dan cabang lemah mudah rebah.

5. Fosfor (P)

(46)

29

kemerahan, tepi daun, cabang dan batang berwarna merah ungu lalu berubah menjadi kuning, buah kecil, pematangan buah lambat, perkembangan bentuk dan warna buah jelek, biji berkembang tidak normal, akar lambat berkembang.

D. Lembar Kerja Siswa ( LKS)

Menurut Widjajanti(2008: 2) Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan salah satu sumber belajar yang dapat dikembangkan oleh guru sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran. LKS yang disusun dapat dirancang dan dikembangkan sesuai dengan kondisi dan situasi kegiatan pembelajaran yang akan dihadapi. LKS juga merupakan media pembelajaran, karena dapat digunakan secara bersama dengan sumber belajar atau media pembelajaran yang lain. LKS menjadi sumber belajar dan media pembelajaran tergantung pada kegiatan pembelajaran yang dirancang.

Menurut Ariwibowo (2014: 3) Komponen LKS meliputi hal-hal berikut: a.Nomor LKS, hal ini dimaksudkan untuk mempermudah guru mengenal dan

menggunakannya. Misalnya untuk kelas 1, KD, 1 dan kegiatan 1, nomor LKS-nya adalah LKS 1.1.1. Dengan nomor tersebut guru langsung tahu kelas, KD, dan kegiatannya.

b. Judul Kegiatan, berisi topik kegiatan sesuai dengan KD, seperti Komponen Ekosistem.

c. Tujuan, adalah tujuan belajar sesuai dengan KD.

(47)

30

e. Prosedur Kerja, berisi petunjuk kerja untuk siswa yang berfungsi mempermudah siswa melakukan kegiatan belajar.

f. Tabel Data, berisi tabel di mana siswa dapat mencatat hasil pengamatan atau pengukuran. Untuk kegiatan yang tidak memerlukan data, maka bisa diganti dengan kotak kosong di mana siswa dapat menulis, menggambar, atau berhitung.

g. Bahan diskusi, berisi pertanyaan-pertanyaan yang menuntun siswa melakukan analisis data dan melakukan konseptualisasi. Untuk beberapa mata pelajaran, seperti bahasa, bahan diskusi bisa berupa pertanyaan-pertanyaan yang bersifat refleksi.

Adapun fungsi dari LKS menurut Ariwibowo (2014: 4) adalah sebagai berikut:

1. Sebagai panduan siswa di dalam melakukan kegiatan belajar, seperti melakukan percobaan. LKS berisi alat dan bahan serta prosedur kerja. 2. Sebagai lembar pengamatan, dimana LKS menyediakan dan memandu

siswa menuliskan data hasil pengamatan. LKS berisi tabel yang

memungkinkan siswa mencatat data hasil pengukuran atau pengamatan. 3. Sebagai lembar diskusi, dimana LKS berisi sejumlah pertanyaan yang

menuntun siswa melakukan diskusi dalam rangka konseptualisasi. Melalui diskusi tersebut siswa dilatih membaca dan memaknakan data untuk memperoleh konsep-konsep yang dipelajari.

(48)

31

5. Sebagai wahan untuk melatih siswa berfikir lebih kritis dalam kegiatan belajar mengajar.

6. Meningkatkan minat siswa untuk belajar jika kegiatan belajar yang dipandu melalui LKS lebih sistematis, berwarna serta bergambar serta menarik perhatian siswa.

Menurut Darmodjo dan Kaligis (1992: 41-46) dalam pembuatan LKS diperlukan syarat-syarat sebagai berikut:

1. Syarat didaktik, Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai salah satu bentuk sarana berlangsungnya proses belajar- mengajar haruslah memenuhi persyaratan didaktik, artinya suatu LKS harus mengikuti asas belajar-mengajar yang efektif, yaitu : memperhatikan adanya perbedaan

individual, sehingga LKS yang baik itu adalah yang dapat digunakan baik oleh siswa yang kurang pandai, yang sedang maupun yang pandai,

menekankan pada proses untuk menemukan konsep-konsep sehingga LKS dapat berfungsi sebagai petunjuk jalan bagi siswa untuk mencari tahu, memiliki variasi stimulus melalui berbagai media dan kegiatan siswa, dapat mengembangkan kemampuan komunikasi sosial, emosional, moral, dan estetika pada diri siswa, pengalaman belajarnya ditentukan oleh tujuan pengembangan pribadi siswa (intelektual, emosional dan sebagainya), bukan ditentukan oleh materi bahan pelajaran.

(49)

32

tepat guna dalam arti dapat dimengerti oleh peserta didik. Menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat kedewasaan peserta didik,

menggunakan struktur kalimat yang jelas, memiliki taat urutan pelajaran yang sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik menghindari pertanyaan yang terlalu terbuka, tidak mengacu pada buku sumber yang diluar kemampuan keterbacaan, peserta didik menyediakan ruangan yang cukup untuk memberi keleluasaaan pada peserta didik untuk menulis maupun menggambarkan pada LKS, menggunakan kalimat yang

sederhana dan pendek, lebih banyak menggunakan ilustrasi daripada kata-kata, sehingga akan mempermudah peserta didik dalam menangkap apa yang diisyaratkan LKS, memiliki tujuan belajar yang jelas serta manfaat dari pelajaran itu sebagai sumber motivasi, mempunyai identitas untuk memudahkan administrasinya.

3. Syarat teknis, dari segi teknis memiliki beberapa pembahasan yaitu: a. Tulisan

Menggunakan huruf cetak dan tidak menggunakan huruf latin atau romawi, menggunakan huruf tebal yang agak besar, bukan huruf biasa yang diberi garis bawah, menggunakan tidak lebih dari 10 kata dalam satu baris, menggunakan bingkai untuk membedakan kalimat perintah dengan jawaban peserta didik, mengusahakan agar perbandingan besarnya huruf dengan besarnya gambar serasi.

b. Gambar

(50)

33

Yang lebih penting adalah kejelasan isi atau pesan dari gambar itu secara keseluruhan.

c. Penampilan

Penampilan adalah hal yang sangat penting dalam sebuah LKS. Apabila suatu LKS ditampilkan dengan penuh kata-kata, kemudian ada sederetan pertanyaan yang harus dijawab oleh peserta didik, hal ini akan menimbulkan kesan jenuh sehingga membosankan atau tidak menarik. Apabila ditampilkan dengan gambarnya saja, itu tidak mungkin karena pesannya atau isinya tidak akan sampai. Jadi yang baik adalah LKS yang memiliki kombinasi antara gambar dan tulisan.

Uraian di atas merupakan syarat khusus pembuatan lembar kerja siswa, jika sudah terpenuhi maka melangkah pada syarat umum yang harus dipenuhi untuk membuat LKSmenurut Ariwibowo (2014: 8-9) yaitu: 1. Melakukan analisis kurikulum baik KI, KD, indikator, maupun materi

pokok.

2. Menyusun peta kebutuhan lembar kerja siswa yaitu pembuatan LKS harus membuat suatu konsep/rancangan terlebih dahulu guna

mengetahui materi/komponen perihal yang akan dibahas di dalam LKS tersebut,sehingga akan lebih mudah dalam pelaksanaannya.

3. Menentukan judul LKS dan menulis LKS dengan buku paduan yang jelas.

(51)

34

III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret sampai April 2015 di Desa Tambahrejo Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu.

B. Populasi dan sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian yang digunakan adalah tanaman kangkung darat

(Ipomoea reptans Poir).

2. Sampel

Dalam penelitian ini sampelnya adalah 24 tanaman kangkung dalam satu kelompok kontrol dan tiga kelompok perlakuan dengan enam kali ulangan.

C.Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Polybag 4 kg :24 buah

2. Polybag 2 kg : 8 buah

3. Sekop : 1 buah

4. Gembor : 1 buah

5. Pisau : 1 buah

6. Botol plastik : 4 buah

7. Tali rafia : 1 gulung

(52)

35

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Benih kangkung darat (Ipomoea reptans Poir) “Ritan Seed” 2. Tanah pekarangan rumah : 2 kg/polybag 3. Kulit buah pisang kepok : 6 kg

4. Gula jawa : 1 kg

5. Air : 1 liter

6. Label

D.Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel bebas

Berbagai konsentrasi pupuk organik cair kulit buah pisang kepok. 2. Variabel terikat

Tinggi tanaman, jumlah daun, dan luas daun tanaman kangkung darat.

E. Rancangan dan Desain Penelitian

(53)

36

satuan percobaan memiliki peluang yang sama untuk mendapat setiap perlakuan. Dalam percobaan ini terdapat empat perlakuan dan empat pengulangan, perlakuan yang diberikan adalah:

P0 : Tanaman Kangkung Darat+ 2kg Tanah Pekarangan Rumah ( tanpa pupuk organik cair kulit buah pisang kepok).

P1 : Tanaman Kangkung Darat+ 2 kg Tanah Pekarangan Rumah + 20 ml pupuk organik cair kulit buah pisang kepok.

P2 : Tanaman Kangkung Darat+ 2 kg Tanah Pekarangan Rumah+ 40 ml pupuk organik cair kulit buah pisang kepok.

P3 : Tanaman Kangkung Darat+ 2 kg Tanah Pekarangan Rumah + 60 ml pupuk organik cair kulit buah pisang kepok.

(54)

37

Gambar 2. Petak Percobaan

Keterangan:

Angka : menunjukkan perlakuan Angka indek : menunjukkan ulangan P : menunjukkan perlakuan ke- U : menunjukkan ulangan ke-

P1U3 P3U2 P2U1 P3U3

P0U4 P1U4 P0U2 P1U2

P2U4 P2U3 P3U1 P2U2

P0U3 P0U1 P1U1 P3U4

P0U6 P2U6 P0U5 P3U6

(55)

38

Desain penelitian dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Desain Penelitian

Konsentrasi pupuk (x)

Ulangan ke-

(56)

39

F.Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja dalam penelitian ini yaitu:

1. Pembuatan Pupuk Organik Cair Kulit Buah Pisang Kepok.

a. Menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan seperti 6 kg limbah kulit buah pisang kepok, 1 kg gula jawa, dan air bersih 1 liter.

b. Mencincang 6 kg kulit buah pisang menjadi 5 bagian dan dihancurkan dengan menumbuk atau memblender kulit buah pisang kepok. Kulit buah pisang kepok yang akan dicincang dan dihancurkan tidak perlu dicuci terlebih dahulu, hal ini bertujuan agar dekomposer tetap berada pada kulit pisang kepok untuk membantu proses dekomposisi.

c. Meletakkan kulit buah pisang kepok yang telah dihancurkan kedalam ember plastik volume 20 kg. Setelah itu menambahkan1 kg gula jawa yang telah dihancurkan serta 1 liter air. Kemudian mengaduk campuran tersebut hingga tercampur rata.

(57)

40

2. Tahap persiapan

a. Menyiapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan dalam penelitian.

b. Menyiapkan media tanam yang akan digunakan dengan cara mengisi polybag dengan tanah berhumus yang diambil dari tempat pembakaran sampah pekarangan rumah sebanyak 2 kg/polybag.

c. Memasukkan media tanah kedalam polybag ukuran 4 kg yang sudah tersedia.

d. Memberi label tiap polybag ukuran 4 kg, hal ini bertujuan agar tidak terjadi kesalahan dalam pencatatan data.

e. Melakukan pengacakan ke -24 polybag dan penataan sesuai desain yang telah dipilih.

3. Pelaksanaan Penelitian

a. Penyemaian benih kangkung darat

Beberapa benih kangkung “Ritan Seed”disemaikan di polybag ukuran 2 kg selama satu minggu, setelah tumbuh tunas yang sudah cukup kuat dipilih 24 bibit tanaman kangkung darat yang akan dipindah tanam pada polybag ukuran 4 kg.

b. Penentuan pola tanam

(58)

41

c. Penanaman bibit kangkung darat

Menanam bibit kangkung darat yang telah dipilih kedalam polybag yang sudah diberi label masing masing 1 bibit tanaman kangkung darat dengan kedalaman 2 cm.

d. Pemberian Perlakuan

Setelah pindah tanam, tanaman kangkung darat langsung diberi pupuk organik cair kulit buah pisang kepok sesuai dengan perlakuan. Untuk P0 tidak diberi pupuk organik cair kulit buah pisang kepok sebagai tanaman kontrol, P1 diberi pupuk organik cair kulit buah pisang kepok sebanyak 20 ml, P2 sebanyak 40 ml dan P3 sebanyak 60 ml. Penyiraman tanaman kangkung dengan menggunakan air biasa sebanyak 200 ml dilakukan setiap satu hari sekali pada pagi hari. Dan setiap satu minggu sekali dilakukan penyiraman menggunakan pupuk organik cair kulit buah pisang kepok.

1. Pengambilan Data

a. Tinggi Tanaman (cm)

(59)

42

Tabel 4. Tinggi Tanaman Kangkung yang Diberi Pupuk Organik Cair Kulit Pisang

b. Jumlah daun (helai)

Untuk pengamatan jumlah daun dilakukan dengan cara menghitung banyaknya daun yang telah terbuka sempurna setelah tanaman berumur, 0, 1, 2, 3 dan 4 minggu setelah pindah tanam (MSPT). Adapun tabel pengamatannya dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Jumlah Daun Kangkung yang Diberi Pupuk Organik Cair Kulit Pisang

c. Luas Permukaan Daun ( cm2)

Untuk pengamatan luas permukaan daun dilakukan dengan cara

menghitung panjang daun (dari pangkal tangkai daun hingga ujung daun Minggu

Ke-

Perlakuan Ulangan Ke- Total

Tinggi

Perlakuan Ulangan Ke Total

(60)

43

sepanjang tulang daun) dikalikan dengan lebar daun (bagian tengah) setelah tanaman berumur 0,1, 2, 3 dan 4 minggu setelah pindah tanam (MSPT). Adapun tabel pengamatannya dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Luas Permukaan Daun Kangkung yang Diberi Pupuk Organik Cair Kulit Pisang

G. Analisis Data

Data yang diperoleh diuji normalitasnya terlebih dahulu kemudian uji homogenitas, dilanjutkan dengan analisis ragam. Data yang menunjukan perbedaan yang nyata sebagai akibat perlakuan dianalisis lanjut dengan uji lanjutan seperti BNT, BNJ, ataupun DMRT pada taraf 5% dengan bantuan program spss. Setelah hasil uji homogenitas diketahui, dilanjutkan dengan analisis ragam. Analisis ragam secara manual dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Analisis ragam

Sumber: Hartanto (2005:10) Minggu

Ke-

Perlakuan Ulangan Ke Total

(61)

44

H. Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik dalam penelitian ini yaitu:

H0 = Tidak adanya pengaruh dari penggunaan pupuk organik cair dari limbah kulit buah pisang kepok terhadap pertumbuhan tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans Poir).

H1 = Adanya pengaruh dari penggunaan pupuk organik cair dari limbah kulit buah pisang kepok terhadap pertumbuhan tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans Poir).

Rumus Hipotesis Statistik: H0 : µ1=µ2= µ3= µ4

H1 : µ1≠ µn

Kriteria pengujian hipotesis statistik:

Jika F hitung< F tabel maka perbedaan yang diamati tidak signifikan, berarti H0 diterima H1 ditolak.

Jika F hitung> F tabel maka perbedaan yang diamati signifikan, berarti H0 ditolak, H1 diterima (Hartanto, 2005: 10).

I. Pengujian Lembar Kerja Siswa (LKS)

Setelah diperoleh hasil pengamatan pada pengaruh penggunaan pupuk organik cair dari limbah kulit buah pisang kepok terhadap pertumbuhan tanaman kangkung darat kemudian membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) materi

(62)

45

Untuk uji kelayakan LKS, instrumen yang digunakan yaitu lembar uji

kelayakan LKS beserta rubriknya, diuji oleh seorang dosen Pendidikan Biologi dan seorang guru Biologi SMA. Skor yang telah diperoleh selanjutnya

dianalisis dengan rumus sebagai berikut:

Skor rata- rata tiap komponen = Total skor tiap komponen dari semua penguji Jumlah penguji

Skor rata-rata yang diperoleh dibagi dalam empat kategori seperti pada Tabel 8 berikut:

Tabel 8. Kriteria Interprestasi Skor

Sumber: Indah, Susantini, dan Kuswanti (2015: 690). Skor rata- rata Kategori

1,00-1,75 Kurang layak

1,76-2,50 Cukup layak

2,51-3,25 Layak

(63)

63

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh penggunaan pupuk organik cair dari limbah kulit buah pisang kepok terhadap pertumbuhan tanaman kangkung darat ( Ipomoea reptans Poir) dapat disimpulkan bahwa:

1. Penggunaan pupuk organik cair dari limbah kulit buah pisang kepok memberikan pengaruh yang sangat signifikan terhadap pertumbuhan tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans Poir) yang meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, dan luas daun dan memberikan hasil yang paling baik pada P1dengan kosentrasi pupuk 20 ml.

(64)

64

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengaruh penggunaan pupuk organik cair dari limbah kulit buah pisang kepok terhadap pertumbuhan tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans Poir), maka saran yang diberikan yaitu:

1. Dalam melakukan penelitian tentang pengaruh penggunaan pupuk organik cair dari limbah kulit buah pisang kepok terhadap pertumbuhan tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans Poir) sebaiknya perlu dilakukan

pengukuran terhadap pH tanah dan pH pupuk sebelum diaplikasikan pada tanaman, karena pH juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi proses penyerapan unsur hara oleh tanaman.

2. Volume pupuk yang digunakan pada tiap perlakuan seharusnya sama atau seragam. Pada penelitian yang telah dilaksanakan terdapat variasi volume, sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman kangkung darat. 3. Perlu dilakukan analisis tentang kandungan unsur hara yang terkandung

dalam pupuk organik cair dari limbah kulit buah pisang kepok sehingga dapat dijadikan pupuk alternatif untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia.

(65)

65

DAFTAR PUSTAKA

Ariwibowo, A. 2014. Pengertian Lembar Kerja Siswa. Diakses 5 Desember 2014

http://anggaariwibowo.blogspot.com/2014/11/kurikulum-2013-pengertian-lembar-kerja-.html. 8 hlm.

Agustina, K., Yursida dan R. J. Purwanto. 2013. Tanggap pertumbuhan kangkung (Ipomoea reptans) terhadap aplikasi pupuk organik cair urin sapi dan pupuk anorganik di lahan pasang surut tipe luapan c. Jurnal Ilmiah AgrIBA UIBA. Palembang. 9 hlm.

Darmodjo, H., dan K. Jenny R.E. 1992. Pendidikan IPA II. Depdikbud. Jakarta. 114 hlm.

Dewi, R.S. 2011. Pengaruh pendekatan proses sains terhadap keterampilan proses sains siswa pada konsep suhu dan kalor. (Skripsi).Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta. 60 hlm.

Edi, S., dan B. Julistia. 2010. Budidaya Tanaman Sayuran. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. Jambi. 54 hlm.

Havidz. 2012. Peta Perekonomian Indonesia. Diakses 5 Desember 2014 http://hafidzdotorg.wordpress.com/2012/04/09/peta-perekonomian-indonesia/. 13 hlm.

Hadisuwito, S. 2007. Membuat Pupuk Kompos cair. PT. Agromedia Pustaka. Jakarta. 51 hlm.

Hartanto, R. 2005. Metode Penelitian dan Rancangan Percobaan. Undip. Semarang. 41 hlm.

Hidayat, T. 2013. Pertumbuhan dan produksi sawi (Brassica juncea L) pada inceptiol dengan aplikasi kompos tandan kosong kelapa sawit. Jurnal

Agroteknologi Universitas Riau. Pekanbaru.7 hlm.

Indah, Dewi A.R., E. Susantini, dan N. Kuswanti. 2015. Validitas LKS berbasis

strategi metakognitif pada materi sistem pernapasan kelas XI SMA.

(66)

66

Isprianti, L., E. Susantini, dan N. Kuswanti. 2015. Kelayakan teoritis lembar kerja siswa berpikir kritis pada system ekskresi pada manusia. Jurnal Bioedu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi. Surabaya. 5 hlm.

Lingga, P., dan Marsono. 2000. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar. Jakarta. 156 hlm.

Malik, A. 2009. Analisis usaha tani dan sistem pola pemasaran kangkung dan bayam di Kabupaten Jayapura, Papua. Jurnal Ilmiah Tambua. Swadaya. 8 hlm.

Mufida, L. 2013. Pengaruh penggunaan konsentrasi FPE ( Fermented Plant Extrac) kulit pisang terhadap jumlah daun, kadar klorofil dan kadar kalium pada tanaman seledri ( Apium graveolens). (Skripsi). IKIP PGRI Semarang. Semarang. 126 hlm.

Murbandono, H.S. 1982. Membuat Kompos. Penebar Swadaya. Jakarta. 61 hlm. Nasution, F.J., L. Mawarni dan Meiriani. 2014. Aplikasi pupuk organik padat dan

cair dari kulit pisang kapok untuk pertumbuhan dan produksi tanaman sawi ( Brassica juncea L). Jurnal Online Agroekoteknologi Universitas Sumatera Utara. Medan. 9 hlm.

Nuraini, D.N. 2011. Aneka Manfaat Kulit Buah dan Sayuran. ANDI. Yogyakarta. 235 hlm.

Pangaribuan, D.H. 2012. Pengaruh pupuk organik cair terhadap perumbuhan dan produksi sayuran kangkung, bayam, dan caism. Prosiding seminar nasional perhimpunan hortikultura Indonesia. Jurnal Agroteknologi Universitas Lampung. Bandar Lampung. 7 hlm.

Prastowo, A. 2012. Panduan Kreatif Bahan Ajar Inovatif. DIVA press. Yogyakarta. 419 hlm.

Purbowo, M.L. Mahfud, dan E.N. Juniarti. 2012. Pemanfaatan Limbah Kulit Pisang Sebagai Bahan Pupuk Cair. Diakses 5 Desember 2014 http://purbowojombang.wordpress.com/tag/pupuk-cair/. 5 hlm.

Purwanto. 2008. Evaluasi Hasil Belajar. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. 224 hlm. Purwowidodo, 1992. Telaah Kesuburan Tanah. Penerbit Angkasa. Bandung.

126 hlm.

Rukmana, R. 1994. Kangkung. Kanisius. Yogyakarta. 44 hlm.

(67)

67

Salisbury, F.B., dan C.W. Ross. 1995. Fisiologi tumbuhan jilid 3. ITB. Bandung. 343 hlm.

Shyarifudin, I. 2014. Budidaya Hortikultura Kangkung. Diakses 5 Desember 2014. http:// worldmeco.wordpress.com/. 11 hlm.

Sriharti, dan T. Salim. 2008. Pemanfaatan limbah pisang untuk pembuatan kompos menggunakan komposter Rotary Drum. Prosiding Seminar Nasional Teknoin Bidang Teknik Kimia dan Tekstil. Yogyakarta. 7 hlm. Supardi, A. 2011. Aplikasi pupuk cair hasil fermentasi kotoran kambing terhadap

pertumbuhan tanaman sawi (Brassica juncea ) sebagai pengembangan materi mata kuliah fisiologi tumbuhan.(Skripsi). FKIP Universitas Negeri Surakarta. Surakarta. 67 hlm.

Susetya, D. 2012. Panduan Lengkap Membuat Pupuk Organik. Penerbit Baru Press. Jakarta. 54 hlm.

Sutanto, R. 2002. Penerapan Pertanian Organik. Kanisius. Yogyakarta. 232 hlm. Sutedjo, M.M. 2010. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta.

177 hlm.

Suwasono, H., Wahono H.S dan M. Kurniati. 2001. Produksi Tanaman dan Penanganan Pasca Panen. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 78 hlm. Widjajanti, E. 2008. Kualitas Lembar Kerja Siswa. Makalah Ilmiah Universitas

Negeri Yogyakarta. Yogyakarta. 7 hlm.

Gambar

Tabel 16-42 ..................................................................................................
Gambar 1 Skema kerangka pemikiran
Tabel 1. Komposisi kulit buah pisang kepok
Gambar 2. Petak Percobaan
+5

Referensi

Dokumen terkait

Analisis regresi sederhana menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara dukungan orang tua dan kematangan karir pada siswa SMK program keahlian Tata Boga ( r

Pada masa pemerintahan 'Umar, negara Islam menjadi negara adikuasa yang banyak memiliki wilayah kekuasaan, ketika itu Persia dan Bizantium juga ditaklukkan 'Umar.. Kemampuan

Di dalam Islam tidak ada ajaran dan kepercayaan seperti itu (tanasukh al-arwah) yang boleh menyesatkan akidah umat Islam dan menjerumuskan mereka kepada fahaman agama lain

1.. tan kontekstual, yaitu komponen konstruktivis- me terlihat ketika siswa merumuskan pengertian berita, komponen bertanya terlihat melalui per- tanyaan terbuka untuk mendorong

Hasil penelitian berdasarkan tingkat pengetahuan mahasiswa STIKES Graha Medika prodi DIII Kebidanan, prodi S1 Keperawatan dan prodi S1 Kesehatan Masyarakat sebagai

Reduksi aerosol semakin besar dengan semakin besarnya kecepatan hingga mecapai optimum pada kecepatan 1,2 m/dt dan kemudian terjadi penurunan reduksi baik pada

Menanggapi isu diatas maka perlunya media anak-anak bermain karakter selayaknya usia anak-anak lebih suka dengan bercita-cita, maka dengan gagasan wahana rekreasi anak yang

Akan tetapi, setelah dilakukan perubahan dimensi plafon, penggantian material terhadap elemen dinding, lantai, dan plafon serta penambahan alat pengeras suara