• Tidak ada hasil yang ditemukan

CARA PENYUSUNAN PROPOSAL YANG BAIK DAN B

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "CARA PENYUSUNAN PROPOSAL YANG BAIK DAN B"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Metodologi atau Metode Penelitan yang tepat dan benar semakin dirasakan urgensinya dan menjadi peringkat sangat penting bagi keberhasilan suatu riset (penelitian). Salah satu hal yang penting dalam setiap penelitian adalah perumusan metodologi penelitian. Melalui metodologi harus dengan jelas tergambar diantaranya bagaimana cara penelitian dilaksanakan yang tertata secara sistimatis; bagaimana landasan teori tentang rancangan penelitian (research design), model yang digunakan (didahului dengan rancangan percobaan (penelitian eksperiment) atau teknik – teknik yang lumrah digunakan dalam pengumpulan, pengolahan dan analisa data. Metodologi atau metode yng digunakan antara lain metode sejarah, metode deskriptif antara lain menggambarkan tentang objek tertentu, manusia, kondisi, sistem dan sebagainya yang terkini. Sering juga digunakan metode survey (menyelidiki gejala, fakta secara faktual), metode percobaan (eksperiment), metode KASUS (suatu objek spesifik), kooperatif (menjawab sebab akibat dengan menganlisis faktor penyebab utama) atau gabungan, serta pemikiran kritis dan analisa tentang sampling maupun design percobaan serta studi kepustakaan.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengertian proposal penelitian? 2. Jelaskan tujuan dari proposal penelitian? 3. Jelaskan komponen utama proposal penelitian? 4. Jelaskan kerangka penulisan proposal penelitian? 5. Berikan contoh dari penulisan proposal penelitian?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui bagaimana pengertian proposal penelitian 2. Untuk mengetahui tujuan dari proposal penelitian

3. Untuk mengetahui komponen utama proposal penelitian 4. Untuk mengetahui kerangka penulisan proposal penelitian 5. Untuk mengetahui contoh dari penulisan proposal penelitian.

D. Manfaat Penulisan

1. Dapat mengetahui bagaimana pengertian proposal penelitian 2. Dapat mengetahui tujuan dari proposal penelitian

(2)

BAB II PEMBAHASAN

(3)

Proposal penelitian adalah rencana kerja yang terdiri dari semua unsur-unsur pokok dalam proses penelitian dan juga informasi secukupnya bagi pembaca untuk mengevaluasi penelitian yang diajukan.

B. Tujuan Proposal Penelitian

(1) Merupakan sebuah perangkat perencanaan (planning tool), yang memperlihatkan bahwa seseorang memiliki proyek penelitian yang bermanfaat dan bahwa yang bersangkutan memiliki kompetensi dan rencana kerja yang baik untuk menyelesaikannya.

(2) Berfungsi untuk meyakinkan orang lain, seperti peneliti lain, lembaga penyandang dana, lembaga pendidikan, dan pembimbing, bahwa penelitian yang diusulkan layak didukung.

(3) Memperlihatkan kepakaran dan kompetensi peneliti dalam suatu bidang studi tertentu.

(4) Merupakan kontrak di antara berbagai pribadi dan kelompok orang yang terlibat di dalamnya.

C. Komponen Utama Proposal Penelitian

1. Rumusan permasalahan dan tujuan penelitian.

2. Rancangan penelitian.

3. Metode pengumpulan dan analisis data.

4. Interpretasi temuan dan penarikan kesimpulan.

5. Penyajian hasil penelitian.

D. Kerangka Proposal Penelitian 1. Judul Penelitian

(4)

penelitian tidak harus lengkap, tetapi harus selalu ringkas dan jelas. Keterangan yang berhubungan dengan judul dapat dibahas pada batasan masalah. Ciri-ciri perumusan judul penelitian antara lain:

a. Singkat dan sederhana b. Tidak bersifat personal c. Tidak selalu teknis d. Tidak mengambang e. Tidak selalu verbalistis

f. Tidak dirumuskan dalam kalimat yang salah

2. Rangkuman Proposal Penelitian Rangkuman proposal penelitian meliputi:

a. Masalah penelitian

b. Hasil-hasil penelitian sebelumnya c. Kekurangan dari penelitian sebelumnya d. Pentingnya penelitian bagi pembaca e. Pernyataan tentang maksud penelitian Contoh: The IDRC Overview Format 1. PROJECT TITLE

2. PROJECT SUMMARY 2.1 Principle investigators:

Title and name and affiliation, Position, Postal address, Email

2.2 Abstract: brief description of the project, summarizing: Problem, State of the art, Purpose, Planned outputs, Key activities, Beneficiaries , Innovative features in design and implementation, Key stakeholders’ involvement.

2.3 Collaborating partners: who and which institution will be involved? 2.4 Duration of project: how long will it last?

2.5 Starting Date: when will it start?

2.6 Location of project: where the research will take place? 2.7 Total cost of project: how much is the cost of the research? 3. Pernyataan Masalah Penelitian

Latar belakang masalah: gambaran situasi permasalahan yang dihadapi terkait dengan perkembangan ilmu atau dampak permasalahan terhadap kehidupan masyarakat.

Pernyataan masalah penelitian harus spesifik, menjelaskan inti permasalahan yang akan ditangani dalam penelitian tsb.

Manfaat Penelitian

1) Sejauh mana penelitian terkait dengan prioritas pembangunan / permasalahan di masyarakat;

2) Pentingnya masalah dalam perkembangan ilmu pengetahuan;

3) Besarnya masalah dan bagaimana hasil penelitian akan memberikan sumbangan dalam penyelesaiannya; dan

4) Relevansi penelitian dengan kelompok masayarakat yang tersisih.

(5)

Tujuan penelitian merupakan rumusan baru dari Masalah Penelitian, yang mengungkapkan hal mendasar dalam proses pencarian jawaban terhadap Masalah Penelitian, yang dirumuskan dalam format deklaratif.

Tujuan

Sebuah pernyataan umum tentang apa yang hendak dicapai melalui penelitian tersebut.

Sasaran

Pernyataan yang lebih spesifik dan bersifat operasional, yang diturunkan dari Tujuan Penelitian, sehingga bisa jadi lebih dari satu.

5. Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan penelitian berasal dari usaha untuk menemukan jawaban pada masalah penelitian. Oleh karena itu, sebuah pertanyaan perlu diajukan dan jawaban akan ditemukan selama penelitian berlangsung.

Pertanyaan penelitian merupakan kunci dalam proposal penelitian. Upaya untuk menjawab pertanyaan tersebut merupakan maksud dari penelitian.

Sumber Pertanyaan Penelitian

a. Pengamatan terhadap masalah dalam kehidupan sehari-hari

b. Teori

c. Penelitian sebelumnya

d. Hal-hal praktis yang menarik

e. Minat pribadi

Ciri-ciri Rumusan Masalah yang baik:

a. Mempersoalkan hubungan antara dua atau lebih variable b. Rumusan jelas, tidak mengandung arti kembar

c. Biasanya dirumuskan dalam bentuk kalimat pertanyaan

d. Dapat terukur secara empiris, sehingga data mungkin dapat dikumpulkan, serta

e. Tidak memilki kepentingan suatu moral atau etika.

(6)

b. Arah untuk mendapatkan jawaban terhadap pertanyaan penelitian.

c. Penjelasan sementara atau postulat peneliti tentang apa yang diperkirakan oleh peneliti sebagai hasil penelitian.

Karakteristik Hipotesa

a. Hendaknya memberikan arah penelitian dan jawaban terhadap pertanyaan yang akan diteliti;

b. Hendaknya berusaha melengkapi penjelasan dari gejala yang ada;

c. Harus dapat dibuktikan;

d. Harus dirumuskan secara sederhana dan dapat dimengerti;

e. Hendaknya terkait dengan pengetahuan yang sudah ada.

Fungsi Hipotesa

a. Memberikan arah dalam proses penelitianm untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan penelitian atau penyelesaian masalah.

b. Menjelaskan hubungan di antara variabel terkait yang dapat diuji secara empiris.

c. Bagi pemangku kepentingan yang lain, khususnya penyandang dana, hal ini memberikan keyakinan bahwa peneliti memiliki latar belakang pengetahuan yang cukup untuk mengembangkan lebih lanjut pengetahuan yang ada.

d. Menstrukturkan tahap berikutnya dalam proses penelitian.

Perumusan Hipotesa

a. Hipotesa hanya dapat dirumuskan setelah peneliti mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai substansi dan ruang lingkup masalah.

b. Hipotesa hendaknya menggambarkan secara utuh proses penelitian dalam rangka memberikan stuktur penelitian.

c. Hipotesa adalah pernyataan / penyelesaian sementara atas rumusan masalah.

(7)

7. Tinjauan Pustaka

Merupakan proses pengamatan atas apa yang telah dilakukan pada topik dan masalah yang akan diteliti. Mencakup tulisan yang teoritis dan/atau empiris. Menggabungkan aspek-aspek penting yang akan diteliti. Merupakan sintesa dalam bentuk penjelasan terpadu (an integrated description) dalam bidang yang sedang diteliti. Memberikan kerangka kerja konseptual bagi pembaca, sehingga pertanyaan penelitian dan metodologi dapat dipahami dengan lebih baik. Memperlihatkan bahwa peneliti menyadari luas dan beragamnya pustaka yang terkait dengan pertanyaan penelitian.

Peranan Tinjauan Pustaka

a. Mendefinisikan batas-batas (ruang lingkup) penelitian; b. Menetapkan ukuran dan luasnya penelitian;

c. Mempertimbangkan prosedur dan peralatan yang akan digunakan dalam penelitian;

d. Melihat permasalahan dalam perspektif dan pemahaman yang lebih baik atas teori yang mendasari;

e. Menghindari terjadinya pengulangan atas penelitian yang telah dilakukan sebelumnya;

f. Menilai dengan lebih baik makna temuan yang didapat; g. Merumuskan hipotesa secara lebih tajam;

h. Membawa penelitian pada arah yang tepat. Jenis pustaka yang dapat ditinjau

a. Buku dan makalah yang ditulis oleh para pakar (ahli) dimana mereka menyatakan pendapat, pengalaman, teori, dan gagasan yang membangun pengetahuan pada ruang lingkup permasalahan, serta pendapat mereka tentang mana yang baik dan buruk, dikehendaki atau dihindari, yang bernilai atau tidak bernilai, terkait dengan konsep tertentu.

b. Laporan penelitian yang melaporkan penelitian pada bidang terkait yang pernah dilakukan (yang sekarang menarik perhatian) dan memberi peneliti petunjuk akan keberhasilan dan permasalahan yang dihadapi dalam prosedur, rancangan, hipotesa, teknik, dan peralatan penelitian.

Hasil Tinjauan Pustaka

a. Pembahasan dan bantahan atas hal-hal teoritis dan metodologis yang terkait dengan topik penelitian hingga saat ini;

b. Rangkuman hasil-hasil penelitian yang sudah dilakukan melalui berbagai inisiatif;

c. Data yang telah dihasilkan selama ini;

(8)

e. Gambaran secara sistematis dan menyeluruh tentang peta pengetahuan yang menjadi fokus penelitian.

8. Kerangka Kerja Teoritis

Merupakan serangkaian pernyataan yang tersusun secara sistematis yang menjelaskan secara umum apa yang terjadi dan dapat diuji secara empiris. Merupakan serangkaian pernyataan yang secara logis saling terkait dalam bentuk pernyataan empiris yang tegas tentang sifat-sifat pengelompokan yang tak berhingga. Merupakan serangkaian pernyataan yang didukung oleh bukti-bukti untuk menjelaskan suatu gejala. Kerangka kerja teoritis merupakan penjelasan secara sistematis tentang hubungan di antara gejala-gejala yang ada, serta merupakan penjelasan umum tentang suatu kejadian.

Kerangka Kerja Teoritis yang Efektif

a. Memperhatikan dan menjelaskan sebuah gejala; b. Spesifik dan menjelaskan dengan baik gejala yang ada; c. Mencerminkan masalah penelitian yang sedang dilakukan d. Dapat diukur secara praktis;

e. Memberikan jawaban sementara pada pertanyaan, isu, dan masalah yang diperhatikan dalam masalah penelitian;

f. Hendaknya secara sistematis memperhatikan berbagai aspek dari masalah penelitian, khususnya faktor-faktor utama yang mempengaruhi atau menjadi penyebab masalah.

Pedoman dalam Merumuskan Kerangka Kerja Teoritis

a. Renungkan teori-teori yang ada untuk mengidentifikasi konteks secara pas. b. Analisalah judul penelitian untuk mengetahui variabel bebas dan variabel

bergantung (dependent variables).

c. Tinjau dan temukan teori mana yang terbaik menjelaskan hubungan di antara variabel-variabel tsb.

d. Tuliskan teori yang dapat diterapkan, hubungkan gagasan-gagasan tersebut dan ketahui hubungannya, dan kemudian rumuskan kerangka kerja teoritis. e. Evaluasi dan rumuskan kerangka kerja teoritis untuk menemukan segala hal

yang ada pada masalah penelitian.

9. Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian menjelaskan bagaimana jawaban atas pertanyaan penelitian akan diperoleh. Hal itu menyangkut:

a. Cara pengumpulan data b. Teknik menganalisa data c. Interpretasi hasil analisis data Paradigma penelitian meliputi: a. Penelitian kualitatif

(9)

2) Phenomenological Approach: pengamatan dilakukan terhadap sekelompok orang dalam jangka waktu yang lama, untuk memahami pola perilaku manusia dalam aspek tertentu.

3) Ethnographic Approach: pengamatan terhadap kelompok budaya yang memiliki pengalaman sosial, lokasi, dan karakteristik sosial lainnya. 4) Case Studies Approach: kajian komprehensif terhadap saling

keterkaitan antar berbagai variabel yang terkait dengan kasus tertentu. b. Penelitian kuantitatif

1) Kenyataan bersifat obyektif.

2) Peneliti harus mengambil jarak terhadap obyek yang diteliti.

3) Nilai-nilai peneliti tidak boleh mencampuri atau menjadi bagian dari penelitian.

4) Penelitian terutama didasarkan pada pendekatan deduktif dan teori, dan hipotesa hendaknya diuji dalam hubungan sebab-akibat.

5) Tujuan penelitian adalah untuk mengembangkan generalisasi yang memberikan sumbangan pada teori yang memungkinkan peneliti memperkirakan, menjelaskan, dan memahami beberapa gejala.

c. Penelitian tindakan

1) Penelitian tindakan (action research) lebih merupakan alat untuk melakukan perubahan daripada penelitian yang sesungguhnya.

2) Memiliki fungsi pendidikan.

3) Terkait dengan pribadi-pribadi sebagai anggota kelompok sosial. 4) Berpusat pada masalah, konteks tertentu, dan berorientasi ke depan. 5) Melibatkan campur tangan untuk perubahan.

6) Bertujuan untuk peningkatan dan keterlibatan.

7) Melibatkan proses siklis dimana penelitian, tindakan, dan evaluasi saling terkait.

8) Hubungan di antara pihak yang diteliti adalah peserta dalam proses perubahan.

(10)

10. Anggaran Penelitian

Anggaran adalah rencana keuangan yang disajikan dalam bentuk anggaran belanja. Anggaran merupakan penjabaran proses penelitian secara nyata dan terukur. Anggaran hendaknya menggambarkan sarana apa yang diperlukan dan berapa biaya yang diminta untuk melaksanakan tahap tertentu dalam proses penelitian. Anggaran hendaknya dibuat selengkap mungkin, cukup rinci, dan harus jelas, dalam sebuah tabel.

11. Referensi

Referensi adalah karya ilmiah yang dijadikan acuan dalam penyusunan proposal penelitian. Harus ada kesesuaian antara acuan di dalam proposal dan informasi lengkap di dalam Daftar Referensi / Daftar Pustaka. Informasi yang jelas dan disusun secara konsisten diperlukan untuk menemukan kembali bahan acuan tsb. Informasi tsb meliputi: nama penulis, waktu publikasi, judul tulisan, judul buku/jurnal/prosiding, tempat publikasi, penerbit, (nomer halaman). Biasanya disusun urut abjad, agar mudah ditemukan kembali

Contoh Penulisan Referensi 1. Buku:

Bhatia, R. and M. Fallenmark. 1993. Water Resource Policies and the Urban Poor: Innovative Approaches and Policy Imperatives. Washington, D.C.: World Bank.

2. Bab dalam Buku:

(11)

and management strategies for development, ed. K. W. Easter, 225-244. Boulder, CO: Westview Press.

3. Makalah dalam Pertemuan Ilmiah:

Sutawan, N. 1996. Negotiation of Water Allocation amongst Irrigator's Associations: A Note from Bali, Indonesia. Paper presented at International Association for the Study of Common Property meetings, Berkeley CA, June 5-8

4. Tesis atau Disertasi:

Moore, M. 2004. Perception and Interpretation of Environmental Flow for Future Water Resources Management – A Survey Study. MSc Thesis, Linkoping University, Sweden.

5. Makalah di Jurnal:

Weber, M.A. & R.P. Berrens, 2006, “Value of instream recreation in the Sonoran Desert.” Journal of Water Resources Planning and Management, ASCE, Vol. 132, No. 1, pp 53-60

6. Bahan dari Internet:

Craig Higson-Smith (2000) Writing Your Research Proposal: A Workbook For First Time And Inexperienced Researchers In The Social Sciences And Humanities: http://www.nrf.ac.za/methods/proposals.htm, diakses 21 September 2007

12. Penutup

a. Penelitian dimaksudkan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik terhadap berbagai permasalahan yang ada di masyarakat.

b. Penelitian harus direncanakan dengan baik dan mengikuti kaidah baku di kalangan akademisi.

(12)

E. Contoh Model Penyusunan Proposal Penelitian

(13)

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BIJI JINTAN HITAM (Nigella sativa) TERHADAP JUMLAH LEUKOSIT TIKUS WISTAR YANG

DIBERI METOTREKSAT

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat dalam menempuh

Program Pendidikan Sarjana

Disusun oleh :

Dian Kusuma Wardhani

NIM : G2A 003 056

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

(14)

HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BIJI JINTAN HITAM (Nigella sativa) TERHADAP JUMLAH LEUKOSIT TIKUS WISTAR YANG

DIBERI METOTREKSAT

Disusun oleh:

Dian Kusuma Wardhani

G2A 003 056

Telah diseminarkan di hadapan tim penguji Karya Tulis Ilmiah Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang pada tanggal 8 Agustus 2007 dan telah diperbaiki sesuai dengan saran-saran yang diberikan

Tim Penguji

Ketua Penguji

dr. Ari Adrianto, Sp.B-KBD

NIP : 132 304 744

Penguji

dr. Nyoman Suci W., M.Kes, Sp.PK

NIP : 132 163

(15)

Pembimbing

dr. Noor Wijayahadi, M.Kes, PhD

(16)

THE EFFECT OF BLACK SEED (Nigella sativa) EXTRACT ON LEUKOCYTES COUNT OF METHOTREXATE TREATED RATS

Dian Kusuma Wardhani 1), Noor Wijayahadi 2)

ABSTRACT

Background : The side effects of methotrexate such as bone marrow depression could bring into fall in leukocytes count condition. Black seed had been known to has the effect of bone marrow stimulation. The objective of this study is to prove the effect of the oil extract of black seed on leukocytes count of methotrexate- treated rats.

Method : This study was an experimental study with Randomized Pre and Post Test Control Group Design. Samples were 28 Wistar rats, divided randomly into 4 groups (control group, first test group, second test group and third test group). All

groups were treated with 0,54 mg methotrexate orally on the 16th until 20th

day. On the 8th until 21st day, all treatment group were treated with black seed extract twice daily orally at dose 0,008 ml for the first test group, 0,08 ml for the second test group and 0,8 ml for the third test group. Leukocytes were counted on the

7th and 22nd day using Neubauer Improved chamber. The blood samples were obtained from the retro orbital vein.

Result : Leukocytes count of the Wistar rats after methotrexate and black seed treatment among the treatment groups was decreased significantly (p < 0,05 on paired t-test).

Conclusion : The administration of black seed extract could not increase leukocytes count of methotrexate-treated rats.

Keywords : methotrexate, black seed, leukocytes count

1) Student of Medical Faculty, Diponegoro University, Semarang

(17)

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BIJI JINTAN HITAM (Nigella sativa) TERHADAP JUMLAH LEUKOSIT TIKUS WISTAR YANG DIBERI

METOTREKSAT

Dian Kusuma Wardhani 1), Noor Wijayahadi 2)

ABSTRAK

Latar belakang : Metotreksat memiliki efek samping yang berbahaya yaitu menekan proses hematopoesis pada sumsum tulang sehingga terjadi penurunan jumlah leukosit. Biji jintan hitam diketahui memiliki efek stimulasi proliferasi sumsum tulang. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh ekstrak minyak biji jintan hitam dalam meningkatkan jumlah leukosit tikus Wistar yang diberi metotreksat.

Metode : Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan penelitian Randomized Pre and Post Test Control Group Design. Sampel terdiri dari 28 ekor tikus Wistar dan dibagi dalam 4 kelompok secara acak menjadi kelompok kontrol (K), perlakuan 1 (P1), perlakuan 2 (P2) dan perlakuan 3 (P3). Seluruh kelompok diberi metotreksat 0,54 mg per oral pada hari ke-16 sampai hari ke-20. Pada hari ke-8 sampai hari ke-21 ketiga kelompok perlakuan diberi ekstrak minyak biji jintan hitam 2x/hari per oral dengan dosis 0,008 ml untuk kelompok P1, 0,08 ml untuk kelompok P2 dan 0,8 ml untuk kelompok P3. Jumlah leukosit diperiksa pada hari ke-7 dan hari ke-22 dengan metode konvensional menggunakan bilik hitung Neubauer Improved. Sampel darah diambil dari vena retro orbita.

Hasil : Jumlah leukosit tikus Wistar setelah diberi metotreksat dan ekstrak minyak biji jintan hitam pada kelompok perlakuan mengalami penurunan yang bermakna (nilai p < 0,05 pada uji t-berpasangan).

Kesimpulan : Ekstrak biji jintan hitam tidak terbukti meningkatkan jumlah leukosit tikus wistar yang diberi metotreksat .

Kata kunci : metotreksat, jintan hitam, jumlah leukosit

1) Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang

(18)

PENDAHULUAN

Metotreksat merupakan antimetabolit yang bekerja sebagai antagonis folat.

Metotreksat merupakan analog 4-amino, N10-metil asam folat.1 Obat ini banyak digunakan sebagai kemoterapi antikanker, dan sangat efektif pada leukemia, tumor solid dan koriokarsinoma, beberapa penyakit autoimun seperti dermatomyositis, Wegener’s granulomatosis, penyakit Crohn, arthritis reumatoid dan psoriasis.1, 2 Metotreksat bekerja menghambat enzim dihidrofolat reduktase.1, 2,3 Dihidrofolat reduktase adalah enzim yang mengkatalisis dihidrofolat menjadi tetrahidrofolat pada sintesis asam folat. Asam folat dibutuhkan sebagai bahan dasar sintesis DNA. Antagonis folat khususnya bekerja pada sintesis DNA dan RNA, terutama pada sel-sel yang membelah dengan cepat, misalnya pada keganasan dan sel-sel myeloid/sumsum tulang.4 Dengan demikian, pemakaian metotreksat sebagai terapi keganasan mempunyai efek samping yang cukup membahayakan yaitu terjadi penekanan pada proses hematopoesis di sumsum tulang. Hal tersebut dapat dilihat melalui penurunan jumlah leukosit di sirkulasi

darah tepi.1, 2, 3, 4

Leukosit dibentuk melalui leukopoesis yang merupakan bagian dari hematopoesis. Leukosit berfungsi sebagai alat pertahanan terhadap masuknya benda asing dalam tubuh, khususnya mikroorganisme.5 Pembentukan immunoglobulin atau antibodi spesifik terhadap suatu kuman penyakit juga diperankan oleh leukosit terutama limfosit. Penurunan jumlah leukosit (leukopenia) pada pasien-pasien yang mengalami depresi sumsum tulang akibat kemoterapi antikanker seperti metotreksat dapat menyebabkan turunnya imunitas, sehingga penderita menjadi sangat rentan terhadap infeksi oportunistik.6

Beberapa penelitian terdahulu menyebutkan bahwa biji juntan hitam (Nigella sativa) dapat meningkatkan kembali jumlah leukosit hewan coba yang mengalami penurunan karena keadaan-keadaan tertentu, seperti pada keadaan

diabetes,7, 8 pemberian CCl4 9 dan pemberian oksitetrasiklin,10 maupun pada

(19)

Mekanisme stimulasi tersebut menunjukkan peningkatan yang cukup bermakna pada jumlah CFU (Colony Forming cell Unit), yang melibatkan komponen- komponen hemopoetik, antara lain GM-CSF (Granulocyte-Macrophage Stimulating Factor), G-CSF (Granulocyte Colony-Stimulating Factor), eritropoetin, interferon dan IL-2; yang menunjukkan peningkatan yang cukup besar dan efektif untuk memacu proses hematopoesis dan sistem kekebalan tubuh.12 Dalam hubungannya dengan leukopoesis, komponen yang berperan antara lain GM-CSF, G-CSF dan IL-2.14, 15

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa ekstrak minyak biji jintan hitam dapat meningkatkan jumlah leukosit tikus Wistar yang diberi metotreksat.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi tentang pengaruh pemberian ekstrak minyak biji Nigella sativa terhadap jumlah leukosit tikus Wistar yang diberi metotreksat sehingga dapat dimungkinkan untuk diterapkan pada pasien-pasien yang mendapat terapi metotreksat. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi acuan yang dapat dipergunakan untuk penelitian selanjutnya.

METODE PENELITIAN

Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini adalah Ilmu Farmakologi dan Patologi Klinik. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Parasitologi FK UNDIP Semarang pada bulan Februari sampai Maret 2007.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan penelitian Randomized Pre and Post Test Control Group Design dengan menggunakan binatang percobaan tikus galur Wistar sebagai objek penelitian.

(20)

Variabel penelitian ini adalah ekstrak minyak biji Nigella sativa dengan dosis bertingkat 0,008 ml, 0,08 ml dan 0,8 ml sebagai variabel bebasnya. Variabel perantara adalah metotreksat dengan dosis 0,54 mg/hari. Variabel tergantung adalah jumlah leukosit yang dihitung dengan metode konvensional menggunakan bilik hitung Neubauer Improved.

Alat yang digunakan meliputi sonde lambung 0,5 cc, spuit, mortir dan stamper, kandang tikus, tabung reaksi, pipet kapiler, bilik hitung Neubauer Improved, kaca penutup, pipet leukosit dan mikroskop. Bahan yang digunakan

meliputi ekstrak minyak biji Nigella sativa yang diperoleh dari Fakultas Farmasi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta; metotreksat yang diperoleh dari apotek Kimia Farma, Semarang; pakan tikus standar, sampel darah, larutan EDTA dan larutan Turk.

Tikus Wistar yang berjumlah 28 ekor dibagi menjadi 4 kelompok yaitu kelompok kontrol (K), perlakuan 1 (P1), perlakuan 2 (P2) dan perlakuan 3 (P3). Setiap kelompok terdiri dari 7 ekor tikus yang ditentukan secara acak dan dikandangkan di Laboratorium Parasitologi FK UNDIP. Selama penelitian, tikus mendapat pakan standar dan minum yang sama. Untuk adaptasi, selama 7 hari seluruh tikus hanya diberi pakan dan minum standar. Pada hari ke-7 dilakukan pengambilan sampel darah tepi dari vena retroorbita dan dilakukan penghitungan jumlah leukosit dengan menggunakan bilik hitung Neubauer Improved.16

(21)

memberikan efek stimulasi proliferasi sumsum tulang pada manusia dengan dikalikan 0,01824.18 Dari perhitungan tersebut diperoleh dosis 0,08 ml. Pada penelitian ini digunakan dosis bertingkat dengan alur logaritmik, yaitu 0,008 ml (untuk kelompok P1), 0,08 ml (untuk kelompok P2) dan 0,8 ml (untuk kelompok P3). Pada hari ke-22 kembali dilakukan pengambilan sampel darah tepi dari vena retroorbita dan dilakukan penghitungan jumlah leukosit dengan menggunakan bilik hitung Neubauer Improved.16

Data penelitian diperoleh dari hasil penghitungan jumlah leukosit tikus Wistar pada tiap kelompok, sebelum dan setelah perlakuan. Data yang dikumpulkan merupakan data primer hasil pengukuran di laboratorium. Data tersebut kemudian diproses dengan menggunakan program SPSS 15.0 for Windows. Uji distribusi data dilakukan dengan uji Saphiro-Wilk. Uji homogenitas data dilakukan dengan uji Levene. Karena distribusi data normal, dilanjutkan dengan uji beda menggunakan statistik parametrik One Way ANOVA, kemudian dilanjutkan dengan uji Post Hoc jika terdapat perbedaan bermakna. Selanjutnya dilakukan uji t-berpasangan antara data pre (sebelum perlakuan) dan post (setelah perlakuan) dengan tingkat kemaknaan p < 0,05.19

HASIL

Pada penelitian ini terdapat 8 sampel yang masuk kriteria drop out, yaitu 2 sampel pada kelompok K (mati pada hari ke-21 penelitian) dan 6 sampel pada kelompok P3 (mati pada hari ke-20 penelitian). Data jumlah leukosit pada kelompok P3 tidak disertakan karena tidak dapat diolah secara statistik.

Data jumlah leukosit sebelum dan setelah perlakuan pada kelompok K, P1 dan P2 dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2.

(22)

(Levene Test) menunjukkan varian data homogen (p =0,528). Uji statistik parametrik One Way ANOVA menunjukkan terdapat perbedaan bermakna terhadap jumlah leukosit pada tiap kelompok (p = 0,020). Uji Post Hoc menunjukkan perbedaan bermakna terdapat pada kelompok P1 dan kelompok P2 (nilai p = 0,029) .

Tabel 2. Jumlah leukosit tikus Wistar setelah perlakuan (per ml darah)

Uji statistik data jumlah lekosit setelah perlakuan (Post) menunjukkan distribusi data tidak normal pada uji Saphiro-Wilk (p < 0,05) yaitu pada kelompok P2. Oleh karena itu dilakukan transformasi data agar distribusi menjadi normal menggunakan fungsi log. Uji Saphiro-Wilk pada data yang ditransformasi

menunjukkan distribusi data normal (p > 0,05). Kemudian dilakukan uji homogenitas data (Levene Test) menunjukkan varian data homogen (p = 0,319). Uji statistik parametrik One Way ANOVA menunjukkan tidak terdapat perbedaan bermakna terhadap jumlah leukosit pada tiap kelompok (p = 0,570).

Gambar 1. Diagram rerata jumlah leukosit Pre dan Post

Data jumlah leukosit tikus Wistar sebelum dan setelah perlakuan dibandingkan dengan lebih jelas pada Gambar 1, dimana tampak terjadi penurunan jumlah leukosit setelah perlakuan (Post). Uji t-berpasangan antara data Pre dan Post menunjukkan terdapat penurunan jumlah leukosit yang bermakna pada semua kelompok (K, P1 dan P2) (p < 0,05).

PEMBAHASAN

(23)

Hal ini menunjukkan kemungkinan terdapat variasi individual pada tikus kelompok perlakuan 1 dan kelompok perlakuan 2, meskipun telah dilakukan adaptasi selama

7 hari dan belum diberi perlakuan apapun.

Uji statistik data post menunjukkan jumlah leukosit tikus Wistar setelah perlakuan mengalami penurunan yang bermakna, namun tidak terdapat perbedaan bermakna antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Dari kepustakaan disebutkan bahwa pemakaian metotreksat dapat menyebabkan efek samping berupa penekanan proses hematopoesis di sumsum tulang yang dapat menyebabkan turunnya jumlah leukosit,1, 2, 3, 4 terutama pada hari ke-5 sampai ke-10 pemberian obat.2 Pustaka lain menyebutkan bahwa ekstrak biji Nigella sativa dapat meningkatkan jumlah leukosit melalui mekanisme stimulasi proliferasi sumsum tulang pada dosis 2,5-5 ml 2x/hari,20 sehingga diharapkan dapat mengurangi efek samping metotreksat terhadap proses hematopoesis di sumsum tulang. Penurunan jumlah leukosit pada penelitian ini diperkirakan karena efek samping metotreksat, yaitu depresi sumsum tulang, karena tidak ada perbedaan bermakna antara jumlah leukosit tikus Wistar yang diberi ekstrak biji Nigella sativa (kelompok perlakuan) dengan yang tidak diberi ekstrak biji Nigella sativa (kelompok kontrol). Sehingga dapat dikatakan bahwa pada penelitian ini pemberian ekstrak biji Nigella sativa dengan dosis bertingkat tidak menimbulkan efek peningkatan jumlah leukosit dan tidak dapat mengurangi efek samping metotreksat terhadap proses hematopoesis di sumsum tulang.

(24)

Colony-Stimulating Factor), G-CSF (Granulocyte Colony-Colony-Stimulating Factor), dan

IL-2 (Interleukin-2).12

Namun efek ini tidak langsung berpengaruh pada sumsum tulang, melainkan melalui perangsangan sel-sel penghasil komponen hemopoetik tersebut, seperti sel stroma, sel-sel endotel pembuluh darah, sel fibroblas, sel adipose serta matriks ekstraseluler.14, 21 Selain itu, kemungkinan metotreksat juga memberi efek supresi pada sel-sel tersebut, sehingga sel-sel tersebut tidak mampu bekerja sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini kemungkinan yang menyebabkan efek ekstrak biji Nigella sativa terhadap stimulasi proliferasi sel-sel hemopoetik di sumsum tulang lebih lambat atau kurang adekuat dibandingkan efek metotreksat terhadap depresi sumsum tulang.

Hal lain yang dapat mempengaruhi ketidakmampuan ekstrak Nigella sativa dalam menstimulasi leukopoesis di sumsum tulang antara lain absorpsi ekstrak yang tidak adekuat di saluran cerna tikus Wistar, yang dapat disebabkan oleh adanya makanan di saluran cerna. Belum adanya penelitian yang menjelaskankan farmakodinamik dan farmakokinetik ekstrak minyak Nigella sativa menyebabkan faktor-faktor eksternal lain yang berasal dari hewan coba yang dapat mempengaruhi penelitian ini tidak dapat dikendalikan.

Kematian 2 sampel pada kelompok K mungkin disebabkan oleh efek samping metotreksat (trombositopeni dan leukopeni), sedangkan kematian 6 dari 7 sampel tikus pada kelompok P3 diperkirakan karena akumulasi efek samping pemberian metotreksat dan toksisitas ekstrak biji Nigella sativa dengan dosis 10x dosis lazim.

KESIMPULAN

(25)

SARAN

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut menggunakan ekstrak biji Nigella sativa untuk membuktikan efeknya terhadap jumlah leukosit tikus Wistar dengan memperhatikan hal-hal seperti pembuatan ekstrak dengan standar yang sama dengan penelitian-penelitian sebelumnya, waktu penelitian yang lebih lama, rentang dosis yang lebih bervariasi, serta analisa laboratorium dengan metode yang lebih akurat.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis memanjatkan puji syukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan berterima kasih kepada dr. Noor Wijayahadi, MKes, PhD selaku dosen pembimbing, dr. Ari Adrianto, Sp.B-KBD selaku reviewer proposal, staf laboratorium Parasitologi FK UNDIP, staf laboratorium Farmasi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, keluarga, teman-teman dan pihak-pihak lain yang telah membantu terlaksananya pembuatan artikel penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

1. Nafrialdi, Gan S, Tirza D, Handoko T. Antikanker dan imunosupresan. In: Setiabudi R, Suyatma FD, Purwantyastuti, editors. Farmakologi dan terapi. Jakarta: Gaya Baru; 2003: 686-713

2. Brunton LC, Lazo JS, Parker KL. Goodman and Gilman’s The pharmacological basis of therapeutics. Eleventh edition. USA: McGraw- Hill; 2006: 1335-39

3. No Author. Methotrexate. In: USP DI® Drug information for the health care professional. Harrison’s 15 CD-ROM. McGraw-Hill; 2001 4. Methotrexate [online]. 2006 [2006Dec15]. Available from URL:

http :// en.wikipedia.org/wiki/Methotrexate.html

5. Marsh JC, Boggs DR. Leukosit dan sel-sel induk hemopoetik. In: SuyonoJ, editor. Patofisiologi sodeman. Jakarta: Hipokrates; 1995: 228-303 6. Sjamsuhidajat R, Wim de Jong, editor. Buku ajar ilmu bedah. Edisi

(26)

7. Meral I, Donmez N, Baydas B, Belge F, Kanter M,. Effect of Nigella sativa L. on heart rate and some haematological values of alloxan-induced diabetic rabbits. Scand J Lab Anim Sci 2004; 31(1)

8. Demir H, Kanter M, Coskun O, Uz YH, Koc A, Yildiz A. Effect of black cumin (Nigella sativa) on heart rate, some hematological values, and pancreatic beta-cell damage in cadmium-treated rats. Biol Trace Elem Res.2006; 110(2) : 151-62

9. Meral I, Kanter M. Effects of Nigella sativa L. and Urtica dioica L. on selected mineral status and hematological values in CCl4-treated rats. BiolTrace Elem Res. 2003; 96(1-3) : 263-70

10. Al-Ankari AS. Immunomodulating effects of black seed and oxytetracycline in pigeons. Immunopharmacol Immunotoxicol. 2005;27(3) : 515-20

11. Ali BH, Blunden G. Pharmacological and toxicological properties of Nigella sativa. Phytother Res. 2003; 17(4) : 299-305

12. Medenica, Rajko D. Use of Nigella sativa to increase immune function [online]. 1996 [2006Dec07]. Available from URL: w

w w .freep a t en t son li n e.c o m

13. Black cummin seed (Nigella Sativa L.) [online]. 2004

[2006Dec15].Available from URL:

https:/ /www.glodns.net /natu med-co za/nig ella_sativa.asp

14. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Marcellus SK, Setiati S, editors. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jilid II. Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI; 2006: 629-31; 849-54

15. Quesenberry PJ, Colvin GA. Hematopoiesis. In: Harrison’s Principles of Internal Medicine. 15th edition. CD-ROM. New York : McGraw-Hill; 2001

(27)

17. Tjay TH, Rahardja K. Obat-obat penting. Edisi ke 5. Jakarta: PT ElexMedia Komputindo; 2002

18. Nurlaila, Donatus IA, Sugiyanto, Wahyono J, Suhardjono D. Petunjukpraktikum toksikologi. Edisi I. Yogyakarta: Fakultas Farmasi UGM; 1992

19. Sopiyudin MD. Statistika untuk kedokteran dan kesehatan. Edisi 1.Jakarta: PT ARKANS; 2004

20. Hendrik H. Habbatus sauda’ dalam menangani berbagai penyakit dan memelihara kesehatan tubuh. Surakarta: Pustaka Al-Ummat; 2005: 77-120

(28)

BAB III PENUTUPAN A. Kesimpulan

Proposal penelitian adalah rencana kerja yang terdiri dari semua unsur-unsur pokok dalam proses penelitian dan juga informasi secukupnya bagi pembaca untuk mengevaluasi penelitian yang diajukan. Komponen Utama Proposal Penelitian, yaitu: Rumusan permasalahan dan tujuan penelitian, Rancangan penelitian, Metode pengumpulan dan analisis data, Interpretasi temuan dan penarikan kesimpulan, dan Penyajian hasil penelitian. Kerangka Proposal Penelitian meliputi: Judul Penelitian, Rangkuman Proposal Penelitian, Pernyataan Masalah Penelitian, Tujuan dan Sasaran Penelitian, Pertanyaan Penelitian, Hipotesa Penelitian, Tinjauan Pustaka, Kerangka Kerja Teoritis, Metodologi Penelitian, Anggaran Penelitian, Referensi, dan Penutup.

B. Saran

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada rata- rata jumlah total leukosit dan neutrofil pada pasien periodontitis perokok dan bukan perokok

Demikian proposal kegiatan ini kami buat, semoga dapat menjadi acuan untuk memberikan dukungan baik yang bersifat spiritual maupun material, atas perhatian yang

Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan neutrofil, limfosit, monosit, jumlah pulpa putih dan penurunan luas sumsum tulang pada kelompok V dan VT sehingga

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya efek additive ekstrak etanol 70% dari Spilanthes acmella pada latihan fisik dengan meningkatkan secara bermakna jumlah sel osteoblas

Berdasarkan pengalaman sendiri, memasak ikan salmon bukanlah hal yang mudah karena teksturnya yang lunak sehingga lebih mudah hancur dibandingkan dengan ikan yang lain.. Satu hal

Jadi dapat disimpulkan bahwa trombositopenia yang terjadi pada sirosis hati bukan hanya disebabkan oleh karena penurunan hasilan trombosit oleh sumsum tulang akibat rendahnya

Hasil : Jumlah leukosit tikus Wistar setelah diberi metotreksat dan ekstrak minyak biji jintan hitam pada kelompok perlakuan mengalami penurunan yang

Hasil uji statistik dengan uji t berpasangan menunjukkan terdapat perbedaan bermakna jumlah leukosit pada pasien kanker payudara pasca bedah sebelum dan sesudah