• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM KONTROL ELEKTRONIK YAMAHA MIO J

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SISTEM KONTROL ELEKTRONIK YAMAHA MIO J"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Program Diploma 3 untuk Menyandang Sebutan Ahli Madya

Oleh : Joko Susanto

5211310003

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK MESIN

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

TugasAkhir ini diajukan oleh :

Nama : Joko Susanto

NIM : 5211310003

Program Studi : Teknik Mesin D3

Judul : SISTEM KONTROL ELEKTRONIK YAMAHA MIO J

Telah dipertahankan didepan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya pada Program Studi Teknik Mesin D3, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang.

Panitia Ujian

Ketua : Drs. Aris Budiyono, MT.

NIP.196704051994021001 ( )

Sekretaris : Dr. Dwi Widjanarko,S.Pd. ST.MT.

NIP.196901061994031003 ( )

Dewan Penguji

Pembimbing : Dr. Dwi Widjanarko,S.Pd. ST.MT.

NIP.196901061994031003 ( )

Penguji Utama : Hadromi,S.Pd. MT.

NIP.196908071994031004 ( )

Penguji Pendamping :Dr. Dwi Widjanarko,S.Pd. ST.MT.

NIP.196901061994031003 ( )

Ditetapkan di Semarang Tanggal :

Mengesahkan

Dekan Fakultas Teknik

(3)

ABSTRAK

Joko Susanto, 2013, “Sistem Kontrol Elektronik Yamaha MIO J”, Program

Studi Teknik Mesin D3, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang.

Sistem YM JET-FI adalah suatu sistem suplai bahan bakar dengan menggunakan teknologi kontrol secara elektronik yang mampu mengatur pasokan bahan bakar dan udara secara optimal sesuai yang dibutuhkan mesin pada setiap keadaan yang berbeda, sehingga dilaksanakan kegiatan praktik Tugas Akhir dengan tujuan untukmengetahui prinsip kerja sistem kontrol elektronik pada sepeda motor yamaha MIO J, mengidentifikasi sensor – sensor yang ada pada sistem kontrol elektronik, dan mengatasi gangguan-gangguan yang terjadi pada sistem kontrol elektronik pada sepeda motor yamaha MIO J.

Permasalahan yang dibahas dalam penulisan laporan tugas akhir ini adalah mengidentifikasi sistem-sistem dan komponen yang terdapat pada sistem kontrol elektronik yang meliputi nama komponen, fungsi komponen, dan cara kerja komponen tersebut. Melakukan pemeriksaan dan pengukuran pada tiap komponen sistem kontrol elektronik menggunakan digital multitester untuk mengetahui kondisi pada tiap komponen. Hasil pengukuran harus sesuai dengan spesifikasi yang sudah ditetapkan pada buku servis manual.

Hasil pengukuran pada tiap komponen yang terdapat pada sistem kontrol elektronik adalah kondisi tiap komponen masih dalam keadaan bagus dan pengukuran hubungan kabel, tegangan maupun tahanan masih dalam batas toleransi pada spesifikasi standar. Garansi mesin 3 tahun atau sampai pada jarak tempuh 25.000 km. Yang diberikan oleh Yamaha Indonesia Motor Mfg dapat dibuktikan dengan hasil identifikasi komponen yang masih bagus pada sepeda motor MIO J keluaran tahun 2012.Analisa gangguanpada sistem kontrol elektronik digunakan untuk menguraikan kerusakan atau masalah sistem kontrol elektronik dan sistem pendukung lainya pada Yamaha MIO J untuk diketahui kemungkinan penyebabnya dan cara mengatasinya.

(4)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Disiplin dan kerja keras adalah kunci keberhasilan, karena keberhasilan

tidak akan ada pada orang yang diam dan tidak mau berfikir. Kesuksesan

akan mengikuti bagi orang yang selalu mencapai keberhasilan dalam

hidupnya.

PERSEMBAHAN

Laporaninisayapersembahkankepada:

1. Bapak, Ibu, Saudara dan semua keluarga

tercinta.

2. HIMPRO Teknik Mesin, teman

seangkatan 2010, dan teman kos

GEYSUKU.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan

rahmat, taufik dan hidayahnya kepada kita semua sehingga dapat menyelesaikan

penulisan laporan tugas akhir dengan judul “Sistem Kontrol Elektronik Yamaha

MIO J”.

Laporan tugas akhir ini selesai tidak lepas dari bantuan, saran dan

dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Drs. Muhammad Harlanu, M.Pd. Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri

Semarang.

2. Dr. M. Khumaedi, M.Pd. Ketua Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri

Semarang.

3. Drs. Aris Budiyono, MT. Sekretaris Jurusan Teknik Mesin Universitas

Negeri Semarang.

4. Widi Widayat, ST, M.T. Kaprodi D3 Teknik Mesin Universitas Negeri

Semarang.

5. Dr. Dwi Widjanarko, S.Pd. ST. MT. Dosen Pembimbing dalam pembuatan

Laporan Tugas Akhir.

6. DosenPenguji yang telahmemberikanujianakhir.

7. Wahyu Adi PK. ST. Pembimbing Lapangan dalam pembuatan Tugas Akhir.

8. Semua pihak yang tak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan

(6)

Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun

untuk kesempurnaan isi laporan tugas akhir ini.

Semoga segala dorongan, bantuan, bimbingan dan pengorbanan yang

telah diberikan dari berbagai pihak di dalam penulisan laporan ini mendapat

balasan yang lebih dari Allah SWT.

Semarang, Juni2013

Penulis

Joko Susanto

(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

ABSTRAK ... iii

MOTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Pengertian Sistem Kontrol Elektronik ... 5

B. Komponen Utama Sistem Kontrol Elektronik ... 7

1. Sensor-Sensor ... 8

a. ... S ensor IAT ... 8

(8)

c. ... S

C. Sensor-Sensor Pada Sistem YMJET-FI ... 18

(9)

D. Prosesor / ECU Pada Sistem YMJET-FI ... 27

E. Aktuator Pada Sistem YMJET-FI ... 28

1. Injektor ... 28

2. Ignition Coil ... 29

3. ISC ... 30

F. Kerja Sistem YMJET-FI ... 32

1. Hubungan Antara Sensor, ECU, dan Aktuator ... 32

2. Cara Kerja Sistem YMJET-FI ... 32

a. ... S aat putaran rendah langsam ... 33

b. ... S aat putaran rendah ... 34

c. ... S aat putaran menengah/tinggi ... 35

G. Pemeriksaan Sistem Kontrol Elektronik Pada YMJET-FI ... 35

1. Pemeriksaan Sensor ... 36

a. ... P emeriksaan tegangan sensor ... 36

b. ... P emeriksaan tahanan sensor ... 36

2. Pemeriksaan Aktuator ... 36

(10)

b. ... P

emeriksaan ignition coil ... 37

c. ... P emeriksaan ISC ... 37

BAB III SISTEM KONTROL ELEKTRONIK YAMAHA MIO J A. Alat dan Bahan ... 38

B. Kontruksi Dasar Teknologi YMJET-FI MIO J ... 39

C. Pendiagnosaan Sendiri ... 39

1.... M emahami kode kerusakan (engine trouble warning light) ... 41

2.... L ampu peringatan kemampuankickstarter ... 43

3.... M emeriksa bohlam indikator mesin bermasalah ... 44

D. Pemeriksaan komponen sistem kontrol elektronik ... 45

(11)

9. Injektor ... 61

10. ECU ... 62

E. Pembahasan ... 66

F. Analisa troubleshooting system kontrol elektronik ... 67

BAB IV PENUTUP ... 71

A. ... S impulan ... 71

B. ... S aran ... 71

GLOSARIUM ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 74

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 75

(12)

Tabel 3.1 Kode error yang muncul pada lampu indikator mesin ... 42

Tabel 3.2 Hasil pemeriksaan komponen sistem kontrol elektronik Yamaha MIO J . 64

Tabel 3.3 Hasil pengukuran komponen sistem kontrol elektronik Yamaha MIO J .. 66

Tabel 3.4 Troubleshooting sistem kontrol elektronik Yamaha MIO J... 68

(13)

Gambar 2.1Sistem kontrol elektronik YM JET-FI ... 5

Gambar 2.2 Bagan kerja sistem kontrol elektronik ... 7

Gambar 2.3 Macam-macam NTC ... 8

Gambar 2.4 Bagian-bagian sensor IAP ... 9

Gambar 2.5 kerja sensor IAP ... 10

Gambar 2.6 Bagian-bagian sensor TP ... 11

Gambar 2.7 Hubungan sensor TP dengan ECU ... 12

Gambar 2.8 Sensor O2 ... 12

Gambar 2.9 Sensor EOT ... 13

Gambar 2.10 letak sensor CP ... 14

Gambar 2.11 ECU ... 15

Gambar 2.12 Kontruksi injektor ... 16

Gambar 2.13 Letak injektor ... 17

Gambar 2.14 Aliran udara saat putaran idle... 18

Gambar 2.15 MAQS ... 20

Gambar 2.16 Connector pada sensor IAT... 20

Gambar 2.17 Letak sensor IAP ... 21

Gambar 2.18 Connector pada sensor IAP ... 21

Gambar 2.19 Connector pada sensor TP... 22

Gambar 2.20Kontruksi Sensor O2 ... 23

Gambar 2.21 Letak sensor O2 ... 24

Gambar 2.22 Letak sensor EOT ... 25

(14)

Gambar 2.24 Sensor CP ... 26

Gambar 2.25 Connector sensor CP ... 27

Gambar 2.26 ECU ... 28

Gambar 2.27 Injektor ... 29

Gambar 2.28 Connector injektor... 29

Gambar 2.29 Ignition coil ... 30

Gambar 2.30 ISC ... 31

Gambar 2.31 Connector ISC ... 32

Gambar 2.32 Sistem YMJET-FI ... 33

Gambar 2.33 Aliran udara pada putaran langsam ... 34

Gambar 2.34 Aliran udara pada putaran rendah ... 35

Gambar 2.35 Aliran udara pada putaran tinggi ... 35

Gambar 3.1 Letak komponen sistem YMJET-FI yamaha mio j ... 38

Gambar 3.2 Lampu indikator mesin bermasalah ... 40

Gambar 3.3 Kode indikasi kerusakan engine trouble warning light ... 40

Gambar 3.4 Pola kedipan peringatan kemampuan kickstarter ... 44

Gambar 3.5 Memeriksa hubungan kabel putih/merah antara connector sensor CP dan connector ECU ... 46

Gambar 3.6 Memeriksa hubungan kabel hitam/biru antara connector sensor CP dan connector ECU ... 46

(15)

Gambar 3.8 Memeriksa hubungan kabel merah jambu/putih antara connector

sensor IAP dan connector ECU ... 48

Gambar 3.9 Memeriksa hubungan kabel biru antara connector sensor IAP dan connector ECU ... 48

Gambar 3.10 Memeriksa tegangan sensor IAP ... 49

Gambar 3.11 Memeriksa hubungan kabel kuning antara connector sensor TP dan connector ECU ... 50

Gambar 3.12 Mengukur tegangan masuk sensor TP ... 51

Gambar 3.13 Langkah pemasangan serabut tembaga ... 51

Gambar 3.14 Mengukur tegangan keluar sensor TP ... 52

Gambar 3.15 Memeriksa hubungan kabelcoklat/putih antara connectorsensor IAT dan connector ECU ... 53

Gambar 3.16 Mengukur tahanan sensor IAT ... 54

Gambar 3.17 Memeriksa hubungan kabel abu-abu/merah antara connector sensor O2dan connector ECU ... 55

Gambar 3.18 Memeriksa hubungan kabel hitam/biru antaraconnector sensor EOT dan connector ECU ... 56

Gambar 3.19 Memeriksa hubungan kabel hijau/merah antara connector sensor EOT dan connector ECU ... 56

Gambar 3.20 Memeriksa hubungan kabel orange antara connectorignition coil dan connector ECU ... 57

(16)

Gambar 3.22 Memeriksa hubungan kabelhijau/kuning antara connector ISC dan

connector ECU ... 59

Gambar 3.23 Memeriksa hubungan kabelabu-abu antara connector ISC dan

connector ECU ... 59

Gambar 3.24 Memeriksa hubungan kabel biru muda antaraconnector ISC dan

connector ECU ... 60

Gambar 3.25 Memeriksa tahanan ISC kabel merah muda dan hijau/kuning ... 61

Gambar 3.26 Mengukur tahanan ISC kabel abu-abu dan biru muda ... 61

Gambar 3.27 Memeriksa hubungan kabel orange/hitam antara connector injektor

dan connector ECU ... 62

Gambar 3.28 Memeriksa voltase battery ... 63

Gambar 3.29 Memeriksa voltase pengisian battery ... 63

Gambar 3.30 Memeriksa hubungan kabel merah antara battery dan connector

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Rangkaian diagram sistem YMJET-FI ... 75

Lampiran 2. Identifikasi kendaraan... 76

Lampiran 3. Spesifikasi umum ... 77

Lampiran 4. Foto Yamaha MIO J ... 78

Lampiran 5. Foto dilapangan ... 79

Lampiran 6. Surat tugas dosen pembimbing ... 80

Lampiran 7. Pernyataan selesai pekerjaan lapangan ... 81

Lampiran 8. Pernyataan selesai bimbingan ... 82

(18)

Perkembangan teknologi yang semakin pesat mendorong manusia untuk

mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi terbaru. Dalam dunia industri

contohnya, setiap industri otomotif berlomba-lomba membuat inovasi-inovasi

bagaimana agar suatu kendaraan lebih ramah lingkungan dan hemat bahan bakar

seperti yang masyarakat butuhkan saat ini, Komponen kendaraan yang mulanya

masih konvensional diubah menggunakan kontrol elektronik seperti yang sudah

dilakukan oleh yamaha dengan teknologi fuel injection yang sering disebut

dengan YM JET-FI(Yamaha Mixture JET-Fuel Injection).

Sistem YM JET-FI adalah suatu sistem suplai bahan bakar dengan

menggunakan teknologi kontrol secara elektronik yang mampu mengatur pasokan

bahan bakar dan udara secara optimal sesuai yang dibutuhkan mesin pada setiap

keadaan yang berbeda. Pada sistem YM JET-FI jumlah bahan bakar yang

diinjeksikan oleh injektor lebih presisi dari pada sistem bahan bakar yang diatur

secara konvensional oleh karburator, dikarenakan aliran turbulensi campuran

bahan bakar dan udara yang lebih baik akan menciptakan campuran yang lebih

homogen yang membuat pembakaran di dalam silinder menjadi lebih sempurna.

Sistem kontrol elektronik adalah sistem yang bekerja dengan cara menerima

sinyal input dari berbagai sensor, seperti sensor IAT (intake air temperature),

(19)

EOT (engine oil temperature), sensor CP(crankshaft position), yang selanjutnya

dikirim menuju ECU (electronic control unit), kemudian ECU mengeluarkan

sinyal uotput menuju aktuator untuk mengoperasikan kerja mesin sesuai

kebutuhan yang diinginkan.

Pada sepeda motor yamaha MIO J dengan menggunakan sistem YM JET-FI

mempunyai empat bagian pokok, yaitu sistem kontrol elektronik, sistem bahan

bakar, sistem induksi udara, dan sistem pengapian yang akan dikontrol secara

elektronik. Sistem kontrol elektronik merupakan sistem yang akan mengontrol

kinerja mesin agar dicapai kinerja mesin yang optimal dan hemat bahan bakar.

Sistem bahan bakar adalah sistem yang bertugas menyuplai bahan bakar dalam

bentuk kabut sesuai kebutuhan mesin, sistem pengapian adalah sistem yang

mengatur waktu pengapian dengan menggunakan kontrol elektronik agar

dihasilkan nyala bunga api oleh busi yang tepat, sistem induksi udara adalah

sistem yang mengatur banyaknya udara yang masuk kedalam intake manifold

untuk dicampurkan dengan bahan bakar sesuai dengan kebutuhan mesin.

Berdasarkan perkembanagan teknologi injeksi yang sudah banyak

diterapkan pada kendaraan bermotor, sehingga pengetahuan tentang teknologi

injeksi sangat diperlukan apabila terjadi kerusakan terhadap kendaraan teknologi

injeksi. Sebagai pengetahuan tentang sistem EFI (electronic fuel injection)

terutama pada “SISTEM KONTROL ELEKTRONIK YAMAHA MIO J” sebagai

(20)

B. Permasalahan

Adapun permasalahan yang timbul dari uraian latar belakang di atas adalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana prinsip kerjasistem kontrol elektronik pada sepeda motor

yamaha MIO J?

2. Sensor apa saja yang terdapat didalam sistem kontrol elektronik pada

sepeda motor khususnya sepeda motor yamaha MIO J?

3. Bagaimana pemeriksaan pada sistem kontrol elektronik pada sepeda

motor yamaha MIO J?

C. Tujuan

Adapun tujuan yang ingin saya capai dari permasalahan tersebut di atas

adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui prinsip kerja sistem kontrol elektronik pada sepeda motor

yamaha MIO J.

2. Mengidentifikasi sensor–sensor yang ada pada sistem kontrol

elektronik.

3. Mengatasi gangguan-gangguan yang terjadi pada sistem kontrol

elektronik pada sepeda motor yamaha MIO J.

D. Manfaat

Manfaat yang diperoleh dari pembahasan tentang sistem kontrol elektronik

(21)

1. Memberikan pengetahuan mengenai sistem kontrol elektronik sepeda

motor yamaha MIO J.

2. Memberikan pengetahuan bagi para pengguna sepeda motor

khususnya sepeda motor yamaha MIO J mengenai cara menganalisa,

menemukan dan menanggulangi permasalahan yang terjadi.

3. Sebagai bahan referensi dalam perawatan sepeda motor, khususnya

(22)

Sistem bahan bakar tipe injeksi merupakan langkah inovasi yang sedang

dikembangkan untuk diterapkan pada sepeda motor. Wahyu, “ Sebenarnya sistem

injeksi bahan bakar seperti ini bukanlah teknologi baru. Sistem ini sudah

ditemukan sejak tahun 1925 oleh insinyur yang berasal dari swedia bernama jonas

hesseleman. Mesin hasil ciptaanya dikenal dengan dengan nama mesin

hesselema”(2012:108). Pada kendaraan dengan menggunakan sistem bahan bakar

yang dikontrol secara elektronik yang sering dikenal dengan EFI, penyemprotan

waktu dan jumlah bahan bakar yang diatur oleh ECU.

Gambar 2.1 Sistem kontrol elektronik YM JET-FI (Service Manual Yamaha

(23)

Keterangan :

1. Fuel pump 10. Sensor IAT

2. Fuel injector 11. Air filter case

3. Igniton coil 12. ISC (idle speed control)

9. Throttle body C. Kontrol sistem

Sistem kontrol elektronik merupakan salah satu hasil pengembangan ilmu

elektronik yang mengontrol pemakaian bahan bakar lebih efektif sesuai dengan

perbandingan jumlah campuran bahan bakar dan udara yang ideal, serta akselarasi

yang lebih stabil berdasarkan kepada karakteristik kerja mesin, pemakaian bahan

bakar yang lebih efisien, dan menghasilkan kandungan emisi gas buang yang

lebih sedikit sehingga bisa lebih ramah terhadap lingkungan. Sistem kontrol

elektronik merupakan sistem yang mengontrol kerja dan kondisi mesin untuk

diproses agar kerja mesin optimal sesuai dengan kebutuhan. ECU adalah otak dari

sistem kontrol elektronik, ECU menentukan jumlah campuran udara dan bahan

bakar yang akan diijeksikan didalam ruang bakar. Idealnya untuk setiap 14,7 gram

udara yang masuk, maka bahan bakar yang diinjeksikan adalah 1 gram yang

disesuaikan dengan kecepatan mesin, posisi pembukaan throttle, pengembunan

(24)

mengatur sistem pengapian (duration, timing, and frecuency of ignition), atau

sering disebut dengan engine management system (EMS). untuk itu didalam

sistem kontrol elektronik ini kondisi baterai harus dalam keadaan normal agar

arus yang diterima oleh ECU normal (Wahyu, 2012).

F.Komponen Utama Sistem Kontrol Elektronik

Sistem kontrol elektronik bekerja dari penerimaan sinyal input oleh

sensor-sensor yang terdiri dari beberapa sensor-sensor, seperti sensor-sensor IAT, sensor-sensor IAP, sensor-sensor

TP, sensor O2, sensor EOT, sensor CPyang akan mendeteksi kondisi mesin

kemudian menginformasikan kondisi tersebut untuk diproses oleh ECU, ECU

memprosesnya berdasarkan sinyal dari sensor-sensor untuk memberikan sinyal

output pada aktuator yang terdiri dari injektor,ISCdan ignition coil seperti pada

bagan dibawah ini :

(25)

1. Sensor-sensor

a. Sensor IAT

Sensor IAT berfungsi untuk memberikan sinyal ke ECU berupa informasi

(deteksi) tentang suhu udara yang masuk ke intake manifold. Tegangan

referensi/suplai 5 Volt dari ECU selanjutnya akan berubah menjadi tegangan

sinyal yang nilainya dipengaruhi oleh suhu udara masuk (Jalius, 2008:285).

Sensor temperature mengunakan bahan thermistor, merupakan bahan

solid-state variable resistor terbuat dari semiconductor. NTC (Negative Temperature

Coefficient). Sensor ini nilai tahanannya akan berkurang bila temperatur naik

(nilai tahanan berbanding terbalik terhadap temperatur). Kisar temperatur yang

dapat terdeteksi – 40°C s/d +120°C (Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah

Kejuruan, 2008:330).

Gambar 2.3 Macam-macam NTC (Direktorat Pembinaan Sekolah

Menengah Kejuruan, 2008:330)

Volume dan kepadatan udara berubah sesuai dengan berubahnya temperatur

udara. Oleh karena itu meskipun volume udara yang diukur sensor IAP

kemungkinan sama, tetapi jumlah injeksi bahan bakar akan berubah-ubah sesuai

(26)

yang diinjeksikan bertambah, dan di atas 20° C berkurang. Dengan demikian

perbandingan udara dan bahan bakar dijamin ketepatannya meskipun

temperaturnya berubah (Tim Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta,

2004:82).

b. Sensor IAP

Sensor IAP bekerja untuk memberikan sinyal ke ECU berupa informasi

(deteksi) tekanan udara yang masuk ke intake manifold.Semakin besar tekanan

udara yang masuk ke intake manifold semakin besar pula sinyal tegangan yang

diberikan ke ECU. Tegangan dari sensor IAP akan diproses ECU yang

selanjutnya akan dikirim menuju injektor untuk menentukan jumlah bahan bakar

yang akan disemprotkan oleh injektor.

Gambar 2.4 Bagian-bagian sensor IAP (Direktorat Pembinaan Sekolah

Menengah Kejuruan, 2008:337)

Keterangan :

1,3 = konektor

(27)

4= silicon chip ukur

5= gelas isolator

6= rumah vacum

7= input vacum

Piezo Resistive adalah bahan yang nilai tahanannya tergantung dari

perubahan bentuknya. Piezo resistive dibuat berbentuk diafragma/membran

silicon chip antara ruangan referensi (kevakuman = 0,2 bar) dan ruangan yang

berhubung dengan intake manifold. Perbedaan tekanan antara ruang referensi

dengan intake manifold berakibat perubahan lengkungan pada membran silicon

chip. Pengolah sinyal merubah menjadi tegangan sinyal. Tegangan paling tinggi

sensorIAP terjadi ketika tekanan intake manifold paling tinggi yaitu saat kunci

kontak ”ON” mesin ”MATI”, atau saat katup gas ditarik tiba-tiba/akselerasi.

Sebaliknya tegangan paling rendah terjadi saat deselerasi/perlambatan yaitu ketika

katup gas menutup tetapi putaran engine tinggi (Direktorat Pembinaan Sekolah

Menengah Kejuruan, 2008:337).

Gambar 2.5 kerja sensor IAP (Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah

(28)

c. Sensor TP

Sensor TP akanmemberikan sinyal ke ECU berupa informasi (deteksi)

tentang posisi sudut pembukaan throttle valve/katup gas. Semakin besar sudut

bukaan throttle valve/katup gasmaka jumlah udara yang masuk intake

manifoldakan semakin banyak. ECU akan memproses dan menentukan jumlah

bahan bakar yang disemprotkan injektor lebih banyak dan waktu penginjeksian

yang lebih cepat.

Gambar 2.6 Bagian-bagian sensor TP (Ruswid, 2008:11)

Sensor TP dipasangkan pada throttle body yang akan mendeteksi sudut

pembukaan throttle valve. Saat throttle valve tertutup penuh maka tegangan 0,3 +

0,8 V akan diberikan ECU melalui terminal VTH/VTA. Saat throttle valve dibuka

maka tegangan yang diberikan ECU ke VTH/VTA akan bertambah sesuai dengan

sudut pembukaan throttle valve dan tegangan menjadi 3,2 – 4,9 V pada saat

throttle valve terbuka penuh. ECU mempertimbangkan kondisi pengendaraan dari

input signal tersebut dan menggunakannya untuk menentukan air fuel ratio yang

(29)

Gambar 2.7 Hubungan sensor TP dengan ECU (Ruswid, 2008:12)

d. Sensor O2

Sensor O2 bekerja dengan cara membandingkan jumlah oksigen yang ada

pada gas buang terhadap jumlah oksigen pada udara luar. “udara rujukan” ini

memasuki sensor melalui sebuah lubang atau ventilasi pada sisi atas.apabila disini

ditemukan jumlah oksigen yang berbeda, sensor oksigen akan menghsilkan

tegangan kecil yang bervariasi sesuai dengan jumlah oksigen yang terdapat pada

gas buang (M. Abdullah, 2007:122).

Gambar 2.8 Sensor O2(http://endra-3.blogspot.com

(30)

e. Sensor EOT

Sensor EOT berfungsi untuk memberikan sinyal ke ECU berupa informasi

(deteksi) tentang suhu oli mesin Sensor ini merupakan tipe thermistor yaitu

hambatan akan berubah menurut suhu yang dihasilkan oli mesin dan sensor ini

akan memasukan sinyal ke ECU berupa nilai tegangan. Sinyal ini dipakai untuk

memberikan kompensasi durasi waktu injeksi bahan bakar, waktu pengapian,

jumlah semprotan bahan bakar pada injektor. Sensor ini juga dipakai untuk

mendeteksi panas mesin yang berlebihan.

Gambar 2.9 Sensor EOT

f. Sensor CP

berfungsi untuk memberikan sinyal ke ECU berupa informasi (deteksi)

tentang posisi dan kecepatan putaran mesin. Sinyal yang diterima ECU sebagai

acuan untuk menentukan waktu pengapian yang tepat dan waktu penyemprotan

bahan bakar oleh injektor agar tepat pada waktunya yaitu saat langkah hisap.

Sensor CP adalah pengganti dari pulser pada sistem pengapian konvensional,

yaitu menerima sinyal yang dihasilkan dari kemagnitan yang terjadi pada

(31)

Gambar 2.10 letak sensor CP ((Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah

Kejuruan, 2008:340)

Keterangan :

1. Magnet permanen

2. Bodi sensor

3. Inti besi sensor

4. Kumparan

5. Tonjolan sebagai refrensi

2. Prosesor / ECU

ECU akan menerima dan menghitung seluruh informasi yang diterima dari

berbagai sensor dengan akumulasi jumlah tegangan dari sensor yang

berbeda-beda. Sensor bekerja pada tegangan antara 0-5 volt, selanjutnya ECU akan

memproses dari semua input tegangan yang merupakan informasi dari kondisi

suhu udara, suhu oli mesin, kadar gas buang, tekanan atau jumlah udara masuk,

posisi throttle valve/katup gas, posisi poros engkol, dan informasi yang lainnya

untuk menghitung dan menentukan saat waktu pengapian yang tepat dan jumlah

(32)

Gambar 2.11 ECU (Ruswid, 2008:9)

Bagian-bagian ECU :

¾ Micro processor – mengatur jalannya perintah dan mengambil keputusan

data yang telah diolah berdasarkan informasi dari data yang tersimpan

pada memori.

¾ Memori – Menyimpan data-data input yang siap diinformasikan ke micro

processor.

¾ Input – memberikan informasi berupa sinyal listrik ke memory untuk

diproses oleh micro processor.

¾ Akuisi Data – data data yang telah diproses oleh micro processor

dibedakan kemudian diinformasikan ke output.

¾ Output – Sinyal listrik yang dihasilkan oleh akuisi data kemudian

(33)

3. Aktuator

a. Injektor

Injektor adalah salah satu bagian dari system bahan bakar yang akan

mengabutkan bahan bakar agar terjadi proses percampuran yang homogen antara

udara dan bahan bakar. Injector dilengkapi dengan plunger yang akan membuka

dan menutup saluran bahan bakar dan kerja plunger dikontrol oleh solenoid yang

mendapat instruksi dari engine ECU. Bahan bakar akan keluar lebih gemuk

manakala plunger waktu tertahan lebih panjang dan sebaliknya. Pengaturan

campuran bahan bakar gemuk, kurus dan saat kapan mulai diinjeksikan

tergantung dari sinyal yang dikirim oleh engine ECU (Ruswid, 2008:13).

Gambar 2.12 Kontruksi injektor (Jalius, 2008:281)

Apabila signal dari ECU diterima oleh coil solenoid, plunger tertarik

melawan tegangan pegas. Needle valve dan plunger merupakan satu unit, maka

valve jugatertarik dari dudukan dan bahan bakar akan diinjeksikan melalui ujung

(34)

signal, sedangkan langkah needle valve tetap ( Tim Fakultas Teknik Universitas

Negeri Yogyakarta, 2004:68).

Gambar 2.13 Letak injektor (Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan,

2008:347)

b. Ignition coil

Ignition coil berfungsi untuk membentuk tegangan tinggi (guna disalurkan

pada busi). Waktu pengapian yang tepat ditentukan oleh ECU sebagai pengganti

dari CDI. Konstruksi dari Ignition coil itu adalah dibagian tengah koil pengapian

terdapat inti besi lunak,dimana inti besi ini dililiti oleh gulungan kawat halus yang

terisolasi, Jumlah dari lilitan sekitar 15.000 sampai dengan 20.000 lilitan. Salah

satu ujung lilitan tersebut ke luar sebagai terminal tegangan tinggi yang

dihubungkan dengan busi,sedangkan ujung yang lainnya disambungkan dengan

kumparan primer. Jadi kumparan halus ini dinamakan kumparan sekunder yang

dihubungkan dengan ECU.

c. ISC

ISC merupakan salah satu bagian dari sistem induksi udara yang berfungsi

sebagai pengatur aliran udara yang masuk intake manifold pada saat putaran

(35)

putaran langsam, udara yang masuk akan dialirkan melalui lubang khusus dengan

diameter tertentu pada saat plunger terbuka yang akan dialirkan langsung menuju

ujung intake manifold, tepatnya sebelum katup masuk untuk dicampurkan dengan

bahan bakar.

Gambar 2.14 Aliran udara saat putaran idle (Ruswid, 2008:13)

G.Sensor-Sensor Pada Sistem YMJET-FI

Semakin besarnya tuntutan terhadap kemampuan mesin dan pengontrolan

emisi gas buang yang ketat, maka diperlukan perangkat yang mampu mengontrol

perbandinag udara dan bahan bakar yang lebih akurat. Untuk memenuhi

kebutuhan tersebut, Yamaha yang menggunakan sistem YMJET-FI dilengkapi

kontrol fuel injection secara elektronik untuk menggantikan sistem karburator.

Pada sistem ini mampu menghasilkan perbandingan udara dan bahan bakar yang

lebih optimum disetiap kondisi putaran mesin. Dengan menggunakan

microprocessoryang mampu mengatur volume injeksi bahan bakar sesuai kondisi

pengendaraan yang dideteksi oleh bermacam-macam sensor. Adapun sensor yang

(36)

1. Sensor IAT

Sistem YMJET-FI pada Yamaha MIO J menggunakan sensor MAQS

(modulated air quantity sensor) yang merupakan serangkaian dari beberapa

sensor yang terdiri dari sensor IAT, sensor IAP, dan sensor TP yang terletak

dalam satu komponen.

Sensor IAT berfungsi sebagai pendeteksi temperatur udara yang masuk

didalam intake manifold sebagai acuan dalam pencampuran bahan bakar dan

udara yeng tepat sesuai kondisi temperatur udara yang masuk. Sensor IAT

dihubungkan seri dengan tahanan dan diberi tegangan 5 V. Sensor IAT akan

memberikan sinyal berupa nilai tahanan yang berbeda pada setiap kondisi

temperatur udara yang masuk didalam intake manifold.Bila tahanan pada IAT

berubah (karena temperatur), tegangan sinyal akan mengalami perubahan.

Perubahan tegangan identik dengan perubahan temperatur.Karena nilai

tahanannya pada sensor bervariasi akibat perubahan temperatur maka tegangan

yang mengalir dari ECU juga akan bervariasi. Variasi tegangan inilah yang

menjadikan dasar ECU untuk menentukan temperatur udara masuk yang tepat

sebagai input ECU untuk menentukan jumlah bahan bakar yang disemprotkan

(37)

Gambar 2.15 MAQS (http://endra-3.blogspot.com

/2013/02/perangkat-utama-YMJET-FI)

Sensor IAT memiliki 2 terminal yaitu terminal yang dihubungkan pada

tahanan pada IAT kabel positif (+) dengan kabel berwarna Coklat putih dan satu

terminal yang dihubungkan pada massa kabel negatif (-) dengan kabel hitam/biru.

Gambar 2.16 Connector pada sensor IAT (Service Manual Yamaha MIO J,

2012:6-16).

2. Sensor IAP

Sensor IAP berfungsi untuk memberikan sinyal ke ECU berupa informasi

(deteksi) tekanan udara yang masuk ke intake manifold. Tegangan referensi/suplai

5 Volt dari ECU selanjutnya akan berubah menjadi tegangan sinyal yang nilainya

(38)

ke intake manifold semakin besar pula sinyal tegangan yang diberikan ke ECU.

Tegangan dari sensor IAP akan diproses ECU yang selanjutnya akan dikirim

menuju injektor untuk menentukan jumlah bahan bakar yang akan disemprotkan

oleh injektor.

Gambar 2.17 Letak sensor IAP

Sensor IAP memiliki 3 terminal yaitu terminal yang dihubungkan pada

kabel positif (+) dengan kabel berwarna biru, satu terminal yang dihubungkan

tegangan yang dihasilkan IAP dengan kabel berwarna merah jambu/putih, dan

satu terminal yang dihubungkan pada massa kabel negatif (-) dengan kabel

hitam/biru.

Gambar 2.18 Connector pada sensor IAP (Service Manual Yamaha MIO J,

(39)

3. Sensor TP

Sensor TP berfungsi untuk memberikan sinyal ke ECU berupa informasi

(deteksi) tentang posisi throttle valve/katup gas. Setiap perubahan posisi sudut

throttle valve dari posisi tertutup (putaran langsam/idle) menuju throttle valve 1

sedikit terbuka dan throttle valve 2 kondisi tertutup (putaran rendah) dan kedua

throttle valve terbuka penuh (putaran tinggi) akan menghasilkan sinyal tegangan

yang semakin besar untuk segera dikirim ke ECU, oleh ECU sinyal tegangan ini

juga akan digunakan untuk menentukan jumlah bahan bakar yang akan

disemprotkan oleh injektor.Gerakan throttle valve akan menggerakan slider atau

lengan gesek yang akan mempengaruhi besar kecilnya nilai tahanan yang

dibentuk sebagai informasi ke ECU untuk menentukan banyak sedikitnya bahan

bakar yang akan diinjeksikan.

Gambar 2.19 Connector pada sensor TP (Service Manual Yamaha MIO J,

2012:6-34)

Sensor TP memiliki 3 terminal yaitu terminal yang dihubungkan pada kabel

positif (+) dengan kabel berwarna biru, satu terminal yang dihubungkan tegangan

yang dihasilkan TP dengan kabel berwarna kuning, dan satu terminal yang

(40)

4. Sensor O2

Sensor O2 berfungsi untuk memberikan sinyal ke ECU berupa informasi

(deteksi) kadar emisi gas buang yang dihasilkan pada pembakaran pada setiap

kondisi mesin. Sinyal akan diproses oleh ECU untuk memperbaiki ketepatan

jumlah udara dan jumlah bahan bakar yang masuk apabila emisi gas buang yang

dihasilkan tidak sesuai agar dihasilkan pembakaran yang lebih sempurna.Sensor

O2 membantu mesin mencapai kinerja yang tinggi ketika katalis mencampur

udara dan bahan bakar dengan rasio 14,7 : 1.

Gambar 2.20Kontruksi Sensor O2 (Service Manual Yamaha MIO J,

2012:1-8).

Keterangan :

1. Penutup dalam / inner cover A. Tekanan udara luar

2. Penutup luar / outer cover B. Elektroda bagian dalam

3. Tube zirconium C. Filter zirconium

4. Gas buang / exhaust D. Elektroda bagian luar

5. Tekanan udara luar / atmosphere E. Porous ceramic layer

(41)

Sensor O2 ini menggunakan solid state electrolyctic oxygen ion conduction

untuk mendeteksi kerapatan oksigen. Ketika bagian luar dan bagian dalam dari

tabung zirconium mendeteksi adanya perbedaan kerapatan oksigen, maka ion

oksigen akan menghasilkan tegangan melalui saringan zirconium. Ketika

kerapatan oksigen rendah (rasio udara-bahan bakar jenuh), tegangan meningkat.

Ketika kerapatan oksigen tinggi (rasio udara bahan bakar rendah), tegangan

diturunkan. Tegangan yang dihasilkan dari kerapatan gas hasil pembakaran akan

disimpan ke ECU, sehingga dapat memperbaiki waktu injeksi bahan bakar

(Service Manual Yamaha MIO J, 2012:1-8).

Sensor O2 memiliki 1 terminal yang dihubungkan pada kabel positif (+)

dengan kabel berwarna abu-abu/merah dan kabel negatif yang langsung

dihubungkan pada engine.

Sensor O2 terletak pada saluran exhause pada engine Yamaha MIO J.

(42)

5. Sensor EOT

Sensor EOT memberikan masukan sinyal ke ECU mengenai kondisi

temperatur mesin, Sensor ini merupakan tipe thermistor yaitu hambatan akan

berubah menurut suhu yang dihasilkan oli mesin dan sensor ini akan memasukan

sinyal ke ECU berupa nilai tegangan. Sinyal ini dipakai untuk memberikan

kompensasi durasi waktu injeksi bahan bakar, waktu pengapian, jumlah

semprotan bahan bakar pada injektor. Sensor ini juga dipakai untuk mendeteksi

panas mesin yang berlebihan. Jika kondisi masih dingin akan membutuhkan

bahan bakar lebih banyak.

Gambar 2.22 Letak sensor EOT

Sensor EOT memiliki 2 terminal yaitu terminal yang dihubungkan pada

tahanan pada EOT kabel positif (+) dengan kabel berwarna hijau/merah(GR) dan

satu terminal yang dihubungkan pada massa kabel negatif (-) dengan kabel

(43)

Gambar 2.23 Connector sensor EOT (Service Manual Yamaha MIO J, 2012:6-2)

6. Sensor CP

Sensor CP digunakan untuk mendeteksi putaran mesin untuk mendeteksi

posisi piston pada saat langkah hisap yang akan digunakan untuk saat

penginjeksian didalam ruang bakar dan mendeteksi posisi piston pada saat

langkah akhir kompresi untuk proses pembakaran. Penerimaan sinyal dari sensor

CP adalah setiap dua kali putaran mesin.

ECU akan menerima sinyal berupa tegangan pada saat tonjolan yang

terdapat pada poros engkol berputar mengitari tepat pada ujung sensor CP untuk

menentukan posisi TOP silinder, menentukan saat injeksi bensin dan saat

pengapian, juga untuk mengetahui kecepatan putar engine yang selanjutnya data

putaran akan digunakan untuk menentukan jumlah injeksi bahan bakar.

Gambar 2.24 sensor CP

Sensor CP memiliki 2 terminal yaitu terminal yang dihubungkan pada

(44)

dan satu terminal yang dihubungkan pada massa kabel negatif (-) dengan kabel

hitam/biru(BL).

Gambar 2.25 Connector sensor CP (Service Manual Yamaha MIO J,

2012:6-2)

H.Prosesor / ECU Pada SistemYMJET-FI

ECU merupakan komponen vital dari sistem kontrol elektronik yang

berperan sebagai otak dari sistem YMJET-FI, ECU menggunakan micro computer

yang mampu mengolah hasil data yang disimpan dalam memori. ECU bekerja

dengan memanfaatkan tegangan battery 12 volt. Sebagai refrensi awal ECU akan

mengalirkan tegangan sebasar 5 volt untuk tiap sensornya, kemudian dari hasil

penginderaan oleh tiap sensor mengenai temperatur udara, temperatur mesin,

kecepatan mesin, dan kerapatan oksigen dari hasil pembakaran, akan

dikembalikan ke ECU berupa tegangan dari tiap sensor yang terdapat dalam

sistem YMJET-FI, tentunya tegangan yang dihasilkan berbeda-beda sesuai

kondisi pada mesin. ECU akan memproses dengan tepat hasil penerimaan

tegangan yang tersimpan untuk selanjutnya ECU akan mengalirkan tegangan

menuju aktuator agar dihasilkan campuran udara dan bahan bakar yang tepat,

waktu dan jumlah injeksi bahan bakar yang tepat, dan waktu pengapian yang

(45)

Gambar 2.26 ECU

I. Aktuator Pada Sistem YMJET-FI

Dalam sistem YMJET-FI yang mempunyai fungsi utama dalam

menginjeksikan bahan bakar yang dikontrol secara elektronik terdapat tiga

komponen output/aktuator untuk menjalankan perintah dari ECU sesuai kondisi

mesin, sehingga dihasilkan kerja mesin dengan tepat. Aktuator yang terdapat

dalam sistem YMJET-FI adalah injektor, ignition coil, dan ISC.Dari ketiga

aktuator tersebut memiliki peran dan fungsi yang berbeda-beda, sehingga

diperoleh sistem penginjeksian bahan bakar yang tepat.

1. Injektor

Injektor berfungsi untuk menyemprotkan bahan bakar ke ujung saluran

masuk (intake manifold), tepatnya sebelum katup masuk, namun ada juga yang ke

throttle body. Volume penyemprotan disesuaikan oleh waktu pembukaan injektor.

Lama dan banyaknya penyemprotan diatur oleh ECU.

Terjadinya penyemprotan pada injektor adalah pada saat ECU memberikan

tegangan listrik ke solenoid coil injector. Dengan pemberian tegangan listrik

(46)

mengangkat needle valve (katup jarum) dari dudukannya, sehingga saluran bahan

bakar yang sudah bertekanan akan memancar keluar dari injektor.

Gambar 2.27 Injektor

Injektor memiliki 2 terminal yaitu terminal yang dihubungkan pada sumber

tegangan yang dihubungkan pada kunci kontak, kabel positif (+) dengan kabel

berwarna cokelat(Br) dan satu terminal yang dihubungkan pada ECU dengan

kabel orange/hitam(OrB).

Gambar 2.28 Connector injektor (Service Manual Yamaha MIO J,

2012:6-2)

2. Ignition coil

Sistem pengapian pada suatu kendaraan sangatlah penting bagi kinerja

mesin tersebut, karena sistem pengapian ini merupakan sistem yang

(47)

Sistem pengapian pada kendaraan terdahulu menggunakan pengapian yang

konvensional yang mana masih menggunakan platina (breaker point).

Gambar 2.29 Ignition coil

Pada masa sekarang ini sistem pengapian tidak menggunakan platina

kembali tetapi sudah menggunakan sistem yang elektronis. Sistem pengapian

elektronis ini sistem kerjanya secara elektrik yang mana signal listrik akan

membuka dan menutup suatu alat yang disebut SCR (Silicon Controler Rectifier).

Dan pada sepeda motor yamaha MIO J menggunakan sistem pengapian TIS

(Transistor Ignition System). Pada sistem pengapian full transistor atau TIS

sistem pengendali injeksinya menggunakan ECU yang terdiri atas 2 bagian yaitu :

ECU untuk mengatur injeksi bahan bakar dan TIS untuk mengatur pengapian.

3. ISC

Teknologi YM JET-FI yang baru dikembangkan oleh yamaha menampilkan

efisiensi pembakaran yang sangat baik, memungkinkan kendaraan mencapai

karakteristik pengendara yang sangat nyaman dan ekonomis bahan bakarnya, serta

ramah lingkungan. YM JET ini terdiiri dari dua throttle valve mekanis, satu

didepan dan satu dibelakang, yang berguna untuk mengontrol aliran udara

tambahan. Pada injektornya dilengkapi dengan perangkat M-JET, secara langsung

(48)

(air conector) untuk menghasilkan aliran udara yang kuat, ketika mesin sedang

beroperasi pada posisi langsam atau pada kecepatan rendah, pada ruang bakar

timbul putaran turbulensi, sehingga semprotan bahan bakar oleh injektor menjadi

partikel yang lebih halus (hasil atomisasi lebih baik) didalam silinder, Sehingga

meningkatkan efisiensi pembakaran dan mencapai tujuan hemat bahan bakar

(Service Manual Yamaha MIO J, 2012:1-5).

ISC berfungsi sebagai pengontrol udara masuk pada saat kondisi mesin

masih dalam keadaan dingin, sehingga putaran mesin akan stabil pada saat

putaran idle. ISC secara otomatis aktif dan membuka sehingga udara dapat masuk

melalui air assist passage yang akan disalurkan langsung sebelum intake valve

untuk dicampur dengan bahan bakar untuk pembakaran. ISC terletak dibagian atas

throttle body dengan pipa kecil yang menembus ujung trhottle body setelah air

cleaner. ISC membuka atas perintah berupa sinyal yang diberikan oleh ECU.

Gambar 2.30 ISC (

(49)

ISC memiliki 4 terminal yang terdiri dari kabel merah muda(+), kabel

hijau/kuning(-), kabel abu-abu(+), dan kabel biru muda(-).

Gambar 2.31 Connector ISC (Service Manual Yamaha MIO J, 2012:6-35)

J. Kerja Sistem YMJET-FI

1. Hubungan antara Sensor, ECU, dan Aktuator

Sistem kontrol elektronik pada YM JET-FI bekerja dari penerimaan sinyal

input oleh sensor-sensor yang mendeteksi kondisi mesin kemudian

menginformasikan kondisi tersebut untuk diproses oleh ECU, ECU

memprosesnya berdasarkan sinyal dari beberapa sensor seperti sensor IAT, sensor

IAP, sensor TP, sensor O2, sensor EOT, sensor CPuntuk memberikan sinyal

output pada aktuator yang terdiri dari injektor,ISC dan ignition coil seperti pada

gambar 2.1 diatas.

2. Cara kerja sistem YMJET-FI

Teknologi YM JET-FI yang baru dikembangkan oleh yamaha menampilkan

efisiensi pembakaran yang sangat baik, memungkinkan kendaraan mencapai

karakteristik pengendara yang sangat nyaman dan ekonomis bahan bakarnya, serta

ramah lingkungan. YM JET ini terdiiri dari dua throttle valve mekanis, satu

didepan dan satu dibelakang, yang berguna untuk mengontrol aliran udara

(50)

dipasang ke cylinder head dan dilengkapi dengan saluran by pass udara tambahan

(air conector) untuk menghasilkan aliran udara yang kuat, ketika mesin sedang

beroperasi pada posisi langsam atau pada kecepatan rendah, pada ruang bakar

timbul putaran turbulensi, sehingga semprotan bahan bakar oleh injektor menjadi

partikel yang lebih halus (hasil atomisasi lebih baik) didalam silinder, Sehingga

meningkatkan efisiensi pembakaran dan mencapai tujuan hemat bahan bakar

(Service Manual Yamaha MIO J, 2012:1-5).

Gambar 2.32 Sistem YMJET-FI (Service Manual Yamaha MIO J, 2012:1-5)

Aliran udara masuk pada sistem YMJET-FI dalam berbagai posisi bukaan

throttle dapat dibagi menjadi tiga sistem aliran udara yaitu :

a. Saat putaran langsam

Pada saat mesin dalam kondisi putaran langsam throttle valve 1 dan throttle

valve 2 dalam kondisi tertutup, sehingga udara masuk melalui saluran air assist

passage yang terletak didepan throttle valve 1 dan dibelakang throttle valve 2,

(51)

didepan throttle valve 1 karna throttle valve masih dalam kondisi tertutup. Udara

yang masuk melalui air assist passageakan dikontrol oleh idle speed control

dengan cara membuka plunger penutup laju udara didalam pipa air assist

passage.

Gambar 2.33 Aliran udara pada putaran langsam

b. Saat putaran rendah

Pada saat mesin dalam kondisi putaran rendah throttle valve 1 sudah dalam

kondisi sedikit terbuka namun throttle valve 2 masih dalam kondisi tertutup. Hal

itu disebabkan karna penghubung gerakan dari throttle valve 1 menuju throttle

valve 2 diberi jarak suaian atau spelling pada throttle valve 2, sehingga pada saat

handle gas mulai ditarik akan menggerakan dan membuka throttle valve 1 dan

throttle valve 2 masih dalam kondisi diam atau tertutup, maka udara akan masuk

melaluli kedua saluran air assist passage yang terletak didepan throttle valve 1

(52)

Gambar 2.34 Aliran udara pada putaran rendah

c. Saat putaran menengah / tinggi

Pada saat mesin dalam kondisi putaran menengah menuju putaran tinggi

throttle valve 1 dan throttle valve 2 dalam kondisi sedikit membuka sampai

kondisi membuka penuh tergantung dari seberapa banyak handle gas ditarik. Pada

kondisi ini udara dapat masuk melalui main air passage yang akan dicampur

dengan bahan bakar untuk proses pembakaran dengan jumlah yang disesuaikan

oleh sudut bukaan throttle valve.

Gambar 2.35 Aliran udara pada putaran tinggi

K.Pemeriksaan Sistem Kontrol Elektronik Pada YMJET-FI

Sistem kontrol elektronik mempunyai komponen yang masing-masing

(53)

sampai pada batas akhir operasional, maka komponen tersebut harus segera

diganti supaya tidak mengganggu dalam proses kerja sistem kontrol elektronik.

Permasalahan akan timbul ketika ketika sulit untuk mengetahui secara pasti batas

waktu operasional dari suatu komponen, karena masa operasional komponen

bersifat relatif dan ditentukan oleh beberapa faktor lain. Oleh sebab itu perlu

dilakukan langkah-langkah pemeriksaan komponen seperti sensor dan aktuator.

1. Pemeriksaan sensor

Pemeriksaan sensor padasistem kontrol elektronik dilakukan dengan

membandingkan standar pemeriksaan.

a. Pemeriksaan tegangan sensor

- Putar kunci kontak pada posisi ON

- Periksa tegangan dengan menggunakan multitester antara

terminal-terminalnya.

- Tegangan yang dihasilkan harus sesuai standar.

b. Pemeriksaan tahanan sensor

- Putar kunci kontak pada posisi OFF

- Periksa tahanan dengan menggunakan ohmmeter antara

terminal-terminalnya.

- Tegangan yang dihasilkan harus sesuai standar.

2. Pemeriksaan aktuator

Aktuator merupakan komponen penggerak dalam sistem kontrol elektronik.

Pemeriksaan komponen aktuator berbeda dengan pemeriksaan komponen lain.

(54)

Pemeriksaan injektor dilakukan dengan beberapa pemeriksaan, pemeriksaan

coupler injektor, hubungan kabel, jumlah bahan bakar yang diinjeksikan dan pola

bentuk pengabutan.

b. Pemeriksaan ignition coil

Pemeriksaan ignition coil dilakukan dari pemeriksaan tahanan ignition coil,

hubungan kabel, dan hubunngan antara coil primer dan sekunder.

c. Pemeriksaan ISC

Pemeriksaan ISC dilakukan dengan beberapa pemeriksaan, pemeriksaan

(55)

Gambar 3.1 Letak komponen sistem YMJET-FI yamaha mio j (Service

Manual Yamaha MIO J, 2012:1-3)

A.Alat dan Bahan

1. Alat:

a. Tool set d. Battery

b. Kunci T: 8, 10,12,14 e. 1 set kunci moment

c. Multi tester f. 1 set kunci shock

2. Bahan:

(56)

B.Kontruksi dasar teknologi YM JET-FI MIO J

Teknologi terbaru sistem injeksi bahan bakar yang sudah banyak diterapkan

pada kendaraan bermotor mendapat jawaban positif dari masyarakat, tentunya

dengan berbagai keunggulanya terutama terhadap konsumsi bahan bakar yang

lebih irit dibandingkan dengan sistem mekanis. Teknologi YM JET-FI milik

Yamaha yang diterapkan pada MIO J membuat kendaraan ini mempunyai banyak

keunggulan dibanding motor injeksi lain.Faktor yang paling menentukan sistem

injeksi dapat bekerja dengan baik adalah pengaturan dari ECU. Berdasarkan input

dari sensor CP, sensor TP, sensor IAT, sensorIAP, sensor EOTdan sensor O2yang

akan mengirim sinyal ke ECU untuk menentukan waktu penginjeksian bahan

bakar, waktu pengapian yang tepat. Jumlah bahan bakar yang diinjeksikan harus

sebanding dengan udara yang masuk ke dalam silinder.

Teknologi YM JET-FI memungkinkan semua sensor-sensor harus bekerja

dengan optimal untuk menunjang kebutuhan mesin dalam kondisi apapun, karna

apabila terdapat salah satu sensor yang bermasalah maka ECU akan

mengkondisikan kerja mesin sesuai dengan kondisi yang terjadi, maka perawatan

berkala sangat penting untuk menjaga performa mesin tetap stabil.

C.Pendiagnosaan sendiri

Sistem kontrol elektronik dilengkapi dengan self-diagnostic function

yang dapat menjamin sistem kontrol mesin bekerja dengan sempurna. Apabila

terdapat gejala kerusakan, atau masalah pada sensor, maka akan memberitahu

pengendara melalui kedipan lampu indikator mesin (engine trouble warning

(57)

Gambar 3.2 Lampu indikator mesin bermasalah (Service Manual

Yamaha MIO J, 2012:6-3)

Lampu indikator mesin menunjukan error code berdasarkan jumlah

kedipan pada lampu indikator, jumlah kedipan 0 sampai 79 dan mempunyai

dua jenis kedipan, kedipan panjang dan kedipan pendek. Kedipan panjang

mempunyai nilai 10 dengan ketentuan lampu menyala selama 1 detik (ON)

dan 1.5 detik mati (OFF), sedangkan kedipan pendek mempunyai nilai 1

dengan ketentuan lampu menyala selama 0.5 detik (ON) dan 0.5 detik mati

(OFF) seperti terlihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 3.3 Kode indikasi kerusakan engine trouble warning

(58)

Lampu indikator mesin akan berkedip setelah :

1) tombol start mesin ditekan. Untuk memberi tahu pengendara tentang

kerusakan yang terjadi pada sistem fuel injection.

2) fungsi diagnosa mendeteksi bahwa ada sistem tidak berfungsi, maka

akan digunakan kondisi alternatif yang sesuai dan lampu peringatan

mesin bermasalah akan menyala untuk mengingatkan pengendara bahwa

sistem tidak berfungsi.

3) Setelah mesin dalam kondisi berhenti, kode kerusakan akan terbaca pada

bentuk nyala pada indikator engine trouble warning light. (atau dapat

terbaca dengan FI diagnostic tool).

1. Memahami kode kerusakan (engine trouble warning light)

Apabila ECU mendeteksi sinyal yang tidak normal dari sensor pada waktu

waktu sepeda motor dijalankan, ECU akan memerintahkan lampu indikator

kerusakan mesin untuk menyala, kemudian kerja mesin akan berubah sesuai

sesuai dengan kerusakan yang terjadi. Ketika sinyal ketidak normalan diterima

dari sensor, ECU akan menghitung nilai yang terprogram dengan akurat, supaya

mesin dapat bekerja dengan kondisi yang berbeda. Apakah mesin tetap bekerja,

atau terhenti, tergantung dari kondisi yang terjadi. Berikut untuk kode erroryang

(59)

Tabel 3.1. kodeerror yang muncul pada lampu indikator mesin.

Kode

error

Item Penyebab/gejala Mesin

bisa

di-yang diterima dari Sensor CP

Tidak Tidak

13

14

Sensor IAP Sensor IAP rusak atau

terdeksi hubungan pendek .

Sistem tekanan udara masuk rusak.

Tidak Tidak

15

16

Sensor TP Sensor TP rangkaian rusak

atau terdeksi hubungan pendek.

Terdeteksi Sensor TP macet.

Tidak Tidak

22 Sensor IAT Rangkaian Sensor IAT

rusak atau terdeteksi hubungan pendek.

Tidak Tidak

24 Sensor O2 Sinyal dari sensor O2 tidak

normal.

Bisa Bisa

28 Sensor EOT Rangkaian Sensor EOT

rusak atau terdeteksi hubungan pendek.

Bisa Bisa

33 Faulty ignition Rangkaian ignition coilpada primary coil rusak.

Tidak Tidak

61 ISC Putaran langsam terlalu

tinggi.

ISC rangkaian rusak atau

terdapat hubungan pendek.

Bisa Bisa

39 Fuel injector Rangkaian fuel injector rusak atau terdeteksi ada

(60)

hubungan pendek.

46 Sistem power supply kendaraan (memonitor

voltase)

Sistem power supply FI

tidak normal.

Bisa Bisa

50 ECU tidak

berfungsi

ECU memory rusak (error code tidak terbaca pada engine warning light).

Tidak Tidak

79 Berlebihan volume

udara masuk

Terlalu banyak volume udara masuk.

Voltase battery tidak

mencukupi setelah kunci kontak pada posisi “0N”.

Bisa

Tidak ada sinyal ke kabel indikator/service tool.

2. Lampu peringatan kemampuan kickstarter

Sistem kontrol elektronik bekerja dengan mengandalkan suplai sepenuhnya

dari battery 12 volt, apabila kondisi voltase battery rendah atau tidak mampu

menghidupkan kickstarter maka lampu indikator mesin (engine trouble warning

light) akan menyala dan memberikan indikasi mesin jika kunci kontak diputar

kearah ON. Pola kedipan lampu menyala selama 0.2 detik dengan jumlah 2 kali

(61)

Gambar 3.4 Pola kedipan peringatan kemampuan kickstarter (Service

Manual Yamaha MIO J, 2012:6-4)

untuk memperbaiki gejala yang timbul pada kemampuan kickstarter, maka

prosedur pemeriksaan yang dilakukan adalah :

1) Memeriksa voltase battery.

2) Jika voltase battery rendah, setrom battery. Kondisi pengisian 12,4

(60%).

3) Jika voltase battery tidak bertambah, atau mesin tidak bisa hidup jika

distart setelah battery melakukan penyetroman, kondisi battery harus

diganti.

4) Memeriksa sistem pengisian (charging system).

3. Memeriksa bohlam indikator mesin bermasalah

Setelah kunci kontak diputar pada posisi ON dan menekan tombol start,

lampu peringatan mesin akan menyala selama 2 detik. Jika lampu peringatan tidak

menyala, kemungkinan bohlam lampu indikator peringatan mesin putus atau

(62)

D.Pemeriksaan komponen sistem kontrol elektronik

1. Sensor CP

Langkah 1 :

Memeriksa kondisi pemasangan part kendor, atau macet.

Langkah 2 :

a) kunci kontak pada posisi OFF.

b) Memeriksa coupler kemungkinan ada pin sambungan yang terlepas.

c) Memeriksa kondisi fisik dari coupler. Jika ada kerusakan, perbaiki dan

sambung coupler dengan sempurna.

Langkah 3 :

a) Kunci kontak pada posisi OFF.

b) Mencabut coupler Sensor CP.

c) Mencabut coupler ECU.

d) Memeriksa hubungan antara kabel putih/merah pada connector Sensor CP

dan putih/merah pada connector ECU.(Hubungan pada kabel Sensor CP:

(63)

Gambar 3.5 Memeriksa hubungan kabel putih/merah antara connector

Sensor CP dan connector ECU

e) Hubungan OK, kemudian memeriksa hubungan antara kabel hitam/biru

pada connector Sensor CP dan hitam/biru pada connector ECU. jika kabel

putus/hubungan pendek perbaiki atau ganti kabel.

Gambar 3.6Memeriksa hubungan kabel hitam/biru antara connector Sensor

CP dan connector ECU

2. Sensor IAP

Langkah 1 :

(64)

b) Mencabut coupler dan periksa dudukan pin dibagian dalam.

c) Memeriksa dudukan connectorsensor IAP. Jika sambungan tidak

sempurna, perbaiki.

Langkah 2 :

a) Kunci kontak pada posisi OFF.

b) Mencabut coupler sensor IAP.

c) Mencabut coupler ECU.

d) Memeriksa hubungan antara kabel hitam/biru pada connector sensor IAP

dan hitam/biru pada connector ECU.(Hubungan pada kabelsensor IAP:

Continuity, posisi saklar pada tester: Continuity test).

Gambar 3.7Memeriksa hubungan kabel hitam/biru antara connector sensor

IAP dan connector ECU

e) Memeriksa hubungan antara kabel merah jambu/putih pada connector

(65)

Gambar 3.8Memeriksa hubungan kabel merah jambu/putih antara

connector sensor IAP dan connector ECU

f) Memeriksa hubungan antara kabel biru pada connector sensor IAP dan biru

pada connector ECU.jika kabel putus/hubungan pendek perbaiki atau ganti

kabel.

Gambar 3.9Memeriksa hubungan kabel biru antara connector sensor IAP

dan connector ECU

Langkah 3 :

a) Putar kunci kontak pada posisi ON.

(66)

c) Tegangan keluar dari sensor IAP adalah 3,93 volt, standart : 0,789 – 4 volt.

Jika tidak ada beberapa kemungkinan yaitu coupler ECU kendor atau

terlepas, atau terjadi hubungan pendek.

Gambar 3.10 Memeriksa tegangan sensor IAP

3. Sensor TP

Langkah 1 :

Memeriksa pemasangan part kemungkinan kendor atau tidak sempurna.

Langkah 2 :

a) Kunci kontak pada posisi OFF.

b) Memeriksa coupler kemungkinan ada pin yang terlepas.

c) Memeriksa kondisi dari coupler. Jika rusak, perbaiki dan pasangkan dengan

sempurna.

Langkah 3 :

a) Kunci kontak pada posisi OFF.

b) Mencabut coupler sensor TP.

c) Mencabut coupler ECU.

merah jambu/putih (P/W) 

(67)

d) Memeriksa hubungan antara kabel hitam/biru pada connector sensor TP

dan hitam/biru pada connector ECU.(Hubungan pada kabelsensor TP:

Continuity, posisi saklar pada tester: Continuity test).

e) Memeriksa hubungan antara kabel kuning pada connector sensor TP dan

kuning pada connector ECU.

Gambar 3.11Memeriksa hubungan kabel kuning antara connector sensor

TP dan connector ECU

f) Memeriksa hubungan antara kabel biru pada connector sensor TP dan biru

pada connector ECU. jika kabel putus/hubungan pendek perbaiki atau ganti

kabel.

Langkah 4 :

a) Mencabut coupler sensor TP.

b) Mengukur tegangan yang masuk sensor TP.

c) Memasang kabel positif (+) digital multitester pada coupler sensor TPkabel

biru dan kabel negatif (-) pada coupler sensor TP kabelhitam/biru.

(68)

Gambar 3.12 Mengukur tegangan masuksensor TP

e) Tegangan yang masuk sensor TP adalah 4,5 volt, standart : 5 volt. Jika

tidak ada beberapa kemungkinan yaitu coupler ECU kendor atau terlepas,

atau terjadi hubungan pendek.

Langkah 5 :

a) Memasang kabel positif (+) digital multitester pada coupler sensor TPkabel

kuning dan kabel negatif (-) pada coupler sensor TP kabel hitam/biru.

b) Gunakan serabut tembaga untuk mempermudah pemasangan seperti

gambar dibawah ini.

Gambar 3.13 Langkah pemasangan serabut tembaga.

c) Memutar kunci kontak pada posisi ON.

(69)

d) Tegangan yang keluar sensor TP pada posisi menutup adalah 0,7 volt,

standar 0,63-0,73 volt.

Gambar 3.14 Mengukur tegangan keluar sensor TP

e) Membuka secara perlahan handle gas, dan memeriksa penambahan voltase

outputsensor TP. Tegangan yang dihasilkan pada posisi membuka penuh

adalah 3,7 volt. Jika voltase tidak berubah, atau berubah dengan kasar dan

tiba-tiba, ganti unit MAQS.

4. Sensor IAT

Langkah 1 :

Memeriksa kondisi pemasangan part kemungkinan kendor atau tidak

sempurna.

Langkah 2 :

a) Kunci kontak pada posisi OFF.

b) Memeriksa coupler kemungkinan ada pin yang terlepas.

c) Memeriksa kondisi dari coupler. Jika rusak, perbaiki dan pasangkan dengan

sempurna.

Langkah 3 :

a) Kunci kontak pada posisi OFF.

(70)

b) Mencabut coupler sensor IAT.

c) Mencabut coupler ECU.

d) Memeriksa hubungan antara kabel hitam/biru pada connector sensor IAT

dan hitam/biru pada connector ECU.(Hubungan pada kabelsensor IAT:

Continuity, posisi saklar pada tester: Continuity test).

e) Memeriksa hubungan antara kabel coklat/putih pada connector sensor IAT

dan coklat/putih pada connector ECU. Jika kabel putus/hubungan pendek

perbaiki atau ganti kabel.

Gambar 3.15Memeriksa hubungan kabelcoklat/putih antara connector

sensor IAT dan connector ECU

Langkah 4 :

a) Kunci kontak pada posisi OFF.

b) Mencabut coupler sensor IAT.

c) Mengukur tahanan sensor IAT.

d) Memasang kabel positif (+) digital multitester pada coupler sensor

IATkabelcoklat/putih (1) dan kabel negatif (-) pada coupler sensor

(71)

e) Tahanan sensor IAT adalah 150 Ω pada suhu 32,6°C, standar : 5,7-6,3 kΩ

pada suhu 0°C.

Gambar 3.16 Mengukur tahanan sensor IAT

5. Sensor O2

Langkah 1 :

Memeriksa kondisi pemasangan sensor kendor atau macet.

Langkah 2 :

a) Kunci kontak pada posisi OFF.

b) Memeriksa coupler kemungkinan ada pin yang terlepas.

c) Memeriksa kondisi dari coupler. Jika rusak, perbaiki dan pasangkan dengan

sempurna.

Langkah 3 :

a) Kunci kontak pada posisi OFF.

b) Mencabut coupler sensor O2.

(72)

d) Memeriksa hubungan antara kabel abu-abu/merah pada connector sensor

O2dan abu-abu/merah pada connector ECU.(Hubungan pada kabelsensor

O2: Continuity, posisi saklar pada tester: Continuity test).

Gambar 3.17Memeriksa hubungan kabel abu-abu/merah antara connector

sensor O2dan connector ECU

6. Sensor EOT

Langkah 1 :

Memeriksa kondisi pemasangan sensor kendor atau macet.

Langkah 2 :

a) Kunci kontak pada posisi OFF.

b) Memeriksa coupler kemungkinan ada pin yang terlepas.

c) Memeriksa kondisi coupler. Jika rusak, perbaiki dan pasangkan dengan

sempurna.

Langkah 3 :

a) Kunci kontak pada posisi OFF.

b) Mencabut coupler sensor EOT.

(73)

d) Memeriksa hubungan antara kabel hitam/biru pada connector sensor EOT

dan hitam/biru pada connector ECU. (Hubungan pada kabel sensor EOT:

Continuity, posisi saklar pada tester: Continuity test).

Gambar 3.18Memeriksa hubungan kabel hitam/biru antaraconnector sensor

EOT dan connector ECU

e) Memeriksa hubungan antara kabel hijau/merah pada connector sensor

EOTdan hijau/merah pada connector ECU. Jika kabel putus/hubungan

pendek perbaiki atau ganti kabel.

Gambar 3.19Memeriksa hubungan kabel hijau/merah antara connector

(74)

7. Ignition coil

Langkah 1 :

a) Memeriksa connector an coupler kemungkinan ada pin yang terlepas.

b) Memeriksa kondisi dari coupler. Jika rusak, perbaiki dan pasangkan dengan

sempurna.

Langkah 2 :

a) Kunci kontak pada posisi OFF.

b) Mencabut connector ignition coil (sisi primary coil).

c) Mencabut connector ECU.

d) Memeriksa hubungan antara kabel orange pada connector ignition coil dan

kabel orange pada connector ECU. (Hubungan pada kabel ignition coil:

Continuity, posisi saklar pada tester: Continuity test).

Gambar 3.20Memeriksa hubungan kabel orange antara connectorignition

coil dan connector ECU

8. ISC

Langkah 1 :

(75)

Langkah 2 :

a) Kunci kontak pada posisi OFF.

b) Memeriksa coupler kemungkinan ada pin yang terlepas.

c) Memeriksa kondisi dari coupler. Jika rusak, perbaiki dan pasangkan dengan

sempurna.

Langkah 3 :

a) Kunci kontak pada posisi OFF.

b) Mencabut coupler ISC.

c) Mencabut coupler ECU.

d) Memeriksa hubungan antara kabel merah muda pada connector ISC dan

merah muda pada connector ECU.(Hubungan pada kabel ISC: Continuity,

posisi saklar pada tester: Continuity test).

Gambar 3.21Memeriksa hubungan kabel merah muda antara connector ISC

dan connector ECU

e) Memeriksa hubungan antara kabel hijau/kuning pada connector ISC dan

(76)

Gambar 3.22Memeriksa hubungan kabelhijau/kuning antara connector

ISC dan connector ECU

f) Memeriksa hubungan antara kabel abu-abu pada connector ISC dan

abu-abu pada connector ECU.

Gambar 3.23Memeriksa hubungan kabelabu-abu antara connector ISC dan

(77)

g) Memeriksa hubungan antara kabel biru muda pada connector ISC dan biru

muda pada connector ECU.. Jika kabel putus/hubungan pendek perbaiki

atau ganti kabel.

Gambar 3.24Memeriksa hubungan kabel biru muda antaraconnector ISC

dan connector ECU

Langkah 4 :

a) Kunci kontak pada posisi OFF.

b) Mencabut coupler ISC.

c) Mengukur tahanan ISC antara kabel positif (+) tester untuk merah muda

dan kabel negatif (-) tester untuk hijau/kuning. Tahanan dari ISC adalah

(78)

Gambar 3.25 Memeriksa tahanan ISC kabel merah muda dan hijau/kuning

d) Mengukur tahanan ISC antara kabel positif (+) tester untuk abu-abu dan

kabel negatif (-) tester untuk biru muda. Tahanan dari ISC adalah 20,7 Ω

pada suhu 32,6°C, standar : 20 Ω pada suhu 20°C. Jika diluar spesifikasi,

ganti ISC.

Gambar 3.26 Mengukur tahanan ISC kabel abu-abu dan biru muda

9. Injektor

Langkah 1 :

a) Kunci kontak pada posisi OFF.

b) Memeriksa coupler kemungkinan ada pin yang terlepas.

c) Memeriksa kondisi coupler. Jika rusak, perbaiki dan pasangkan dengan

sempurna.

Merah muda : (1) Hijau/kuning : (2) 

(79)

Langkah 2 :

a) Kunci kontak pada posisi OFF.

b) Mencabut coupler injektor.

c) Mencabut coupler ECU.

d) Memeriksa hubungan antara orange/hitam muda pada connector

injektordan orange/hitam pada connector ECU. Jika kabel putus/hubungan

pendek perbaiki atau ganti kabel.

Gambar 3.27Memeriksa hubungan kabel orange/hitam antara connector

injektor dan connector ECU

10. ECU

Langkah 1 :

a) Kunci kontak pada posisi OFF.

b) Memeriksa coupler kemungkinan ada pin yang terlepas.

c) Memeriksa kondisi coupler. Jika rusak, perbaiki dan pasangkan dengan

(80)

Langkah 2 :

a) Memeriksa kondisi battery. Voltase battery adalah 12 volt. Jika tidak

sesuai spesifikasi, ganti battery.

Gambar 3.28 Memeriksa voltase battery

b) Memeriksa sistem pengisian battery. Voltase pengisian battery 14 volt

pada 5000 r/min. Jika tidak sesuai spesifikasi, ganti rectifier/regulator.

Gambar 3.29 Memeriksa voltase pengisian battery

Langkah 3 :

a) Kunci kontak pada posisi OFF.

(81)

c) Memeriksa hubungan antara kabel merah pada batterydan kabel merah

pada connector ECU. . Jika kabel putus/hubungan pendek perbaiki atau

ganti kabel.

Gambar 3.30Memeriksa hubungan kabel merah antara battery dan

connector ECU

d) Jika kondisi semua komponen masih baik dan sesuai spesifikasi,

kemungkinan ECU rusak atau tidak berfungsi.

Dibawah ini merupakan tabel hasil pemeriksaan dan pengukuran komponen

yang terdapat pada sistem kontrol elektronik Yamaha MOI J untuk mengetahui

kondisi yang terjadi pada setiap komponen masih dalam batas spesifikasi atau

sudah tidak layak pakai.

Tabel 3.2 Hasil pemeriksaan komponen sistem kontrol elektronik Yamaha MIO J

No Komponen Pemeriksaan Hasil

1. Sensor CP Kondisi pemasangan part dan

coupler.

Hubungan kabel putih/merah.

Hubungan kabel hitam/biru.

Masih bagus

Masih bagus

Gambar

Gambar 2.9 Sensor EOT
Gambar 2.10 letak sensor CP ((Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Gambar 2.11 ECU (Ruswid, 2008:9)
Gambar 2.12 Kontruksi injektor (Jalius, 2008:281)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Besarnya aliran udaranya tergantung pada perubahan throttle butterfly (katup throttle/katup gas). Pada tipe ini biasanya terdapat pilot jet untuk kecepatan idle/langsam,

Sistem kontrol elektronik adalah sistem yang mendeteksi berbagai sensor tekanan intake manifold (MAP) sensor, sudut bukaan throttle (TP) sensor, temperature udara masuk

tekanan udara masuk, sensor posisi katup gas (Throttle Position Sensor) yang berfungsi mendeteksi beban mesin melalui perubahan posisi derajat pembukaan katup

Sistem kontrol elektronik pada mesin Toyota Corolla 4A – FE berfungsi untuk mendeteksi berbagai sensor volume udara masuk, beban mesin, kepadatan oksigen dalam gas

Sistem kontrol elektronik adalah sistem yang mendeteksi berbagai sensor tekanan intake manifold (MAP) sensor, sudut bukaan throttle (TP) sensor, temperature udara

Pada sistem kontrol yang kedua ini, digunakan sensor pembacaan debit aliran udara dan bahan bakar sebagai input untuk. mengontrol jumlah udara yang masuk

Injeksi adalah sistem terbaru yang dipakai dalam sepeda motor, sistem injeksi terdapat sensor-sensor elektronik untuk mencampurkan bahan bakar dan udara agar

SISTEM KENDALI ELEKTRONIK Sistem kendali elektronik adalah sistem yang digunakan untuk mengontrol atau mengatur perangkat atau mesin dengan menggunakan sinyal elektronik.. Sistem ini