• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN BUKU PINTAR ELEKTRONIK (BPE) DALAM MATERI PEMBELAJARAN SISTEM REPRODUKSI MANUSIA DI SMA NEGERI 2 PEMALANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN BUKU PINTAR ELEKTRONIK (BPE) DALAM MATERI PEMBELAJARAN SISTEM REPRODUKSI MANUSIA DI SMA NEGERI 2 PEMALANG"

Copied!
171
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN BUKU PINTAR ELEKTRONIK (BPE)

DALAM MATERI PEMBELAJARAN SISTEM

REPRODUKSI MANUSIA

DI SMA NEGERI 2 PEMALANG

Skripsi

diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer

Oleh :

Anissa Kristi NIM.5302411009

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(2)

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Nama : Anissa Kristi NIM : 5302411009

Program Studi : S-1 Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer

Judul Skripsi : PENERAPAN BUKU PINTAR ELEKTRONIK (BPE) DALAM MATERI PEMBELAJARAN SISTEM REPRODUKSI

MANUSIA DI SMA NEGERI 2 PEMALANG

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia skripsi Program Studi S-1 Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer FT UNNES

Semarang, 18 Agustus 2015 Pembimbing,

(3)

iii HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi dengan judul Penerapan Buku Pintar Elektronik (BPE) dalam Materi Pembelajaran Sistem Reproduksi Manusia di SMA Negeri 2 Pemalang telah dipertahan di depan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Teknik UNNES pada tanggal 1 Oktober 2015

Oleh Nama : Anissa Kristi

NIM : 5302411009

Program Studi : S-1 Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer

Panitia : Ketua Panitia

Drs. Suryono, M.T. NIP. 195503161985031001

Sekretaris

Feddy Setio Pribadi, S.Pd., M.T. NIP. 197808222003121002 Penguji I

Dr. H. M. Harlanu, M.Pd. NIP. 196602151991021001

Penguji II

Drs. H. Said Sunardiyo, M.T. NIP. 196505121991031003

Penguji III/Pembimbing

Dr. H. Eko Supraptono, M.Pd. NIP. 196109021987021001 Mengetahui :

Dekan Fakultas Teknik UNNES

(4)

iv

PERNYATAAN KEASLIAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini, adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik (sarjana, magister, dan/atau doktor), baik di Universitas Negeri Semarang (UNNES) maupun di perguruan tinggi lain.

2. Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Pembimbing dan masukan Tim Penguji.

3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di perguruan tinggi ini.

Semarang, 1 Oktober 2015 Yang membuat pernyataan,

(5)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto :

“Yang penting bukan bagaimana caramu hidup, tapi hidup siapa yang kamu ubah dengan hidupmu” (Patricia Neal)

Persembahan :

Dengan mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT Saya persembahkan skripsi ini kepada :

1. H. Nursoleh Karyali dan Hj. Siti Masno‟ah, motivator dan inspirator terhebat dalam hidup 2. Eddy Sardinal dan Kunayati, ayah dan bunda

tercinta

3. Kakak tersayang, Misayati dan Kristi Yuna serta adik tersayang Edwin Sardinal dan Imelia Diana Kristi

4. Ahmad Yuda Ardhana, atas segala motivasi dan semangat yang begitu berarti

5. Teman-teman PTIK 2011, salam „Super‟

(6)

vi ABSTRAK

Kristi, Anissa. 2015. Penerapan Buku Pintar Elektronik (BPE) Dalam Materi Pembelajaran Sistem Reproduksi Manusia di SMA Negeri 2 Pemalang. Skripsi, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang. Dosen Pembimbing Dr. H. Eko Supraptono, M.Pd.

Kata Kunci : Computer Assisted Instruction (CAI), Buku Pintar Elektronik (BPE), Ceramah, Media Pembelajaran, Sistem Reproduksi Manusia

Hakikat bidang ilmu biologi memiliki karakteristik yang berhubungan dengan konsep abstrak. Banyak proses suatu gejala yang hampir tidak mudah dijelaskan secara lisan. Selain itu, pengkajian terhadap objek belajar juga hampir tidak dapat ditemukan dalam lingkungan belajar terutama pada Sistem Reproduksi Manusia. Bersamaan dengan hal tersebut, penggunaan model pembelajaran oleh guru cenderung menerapkan model ceramah berbantuan teknologi yang kurang inovatif. Sehingga, pemahaman siswa terhadap materi kurang. Terukur dari hasil ulangan harian tiga tahun terakhir yang rata-rata 70% siswa tidak mencapai batas Kriteria Ketuntasan Minimum. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah memperoleh data tentang adanya perubahan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif yang digambarkan dalam bentuk nilai ulangan harian dan hasil observasi dengan bantuan Buku Pintar Elektronik.

Metode yang digunakan adalah perpaduan model Computer Assisted Instruction (CAI) dan instruksi tradisional ceramah. CAI direpresentasikan dalam bentuk Buku Pintar Elektronik yang menampilkan visualisasi untuk menjelaskan konsep abstrak. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPA 3 SMA Negeri 2 Pemalang sebanyak 34 siswa. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif untuk menghitung hasil tes dan analisis deskriptif kualitatif untuk hasil observasi dan uji validasi media. Sedangkan untuk uji hipotesis digunakan uji t.

Hasil penelitian terukur dari penerapan Buku Pintar Elektronik dalam mendukung daya ingat dan fokus belajar. Sehingga, dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif. Terbukti dari persentase jumlah siswa yang memenuhi Kriteri Ketuntasan sebesar 82,35% pada siklus pertama dan 94,12% pada siklus kedua. Sedangkan, sikap siswa terukur dengan skor 69,94% pada siklus pertama kemudian meningkat menjadi 79,61% pada siklus kedua. Berdasarkan hasil uji t menunjukan bahwa t tabel = 2,03 < t hitung = 6 (tes 1) dan 11

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Penerapan Buku Pintar Elektronik (BPE) dalam Materi Pembelajaran Sistem Reproduksi Manusia di SMA Negeri 2 Pemalang. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program S-1 Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Universitas Negeri Semarang. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, oleh sebab itu pada kesempatan ini peneliti menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. Dr. Nur Qudus, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.

2. Drs. Suryono, M.T., Ketua Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang yang telah memberi kemudahan dalam kelengkapan administrasi.

3. Feddy Setio Pribadi, S.Pd., M.T., Ketua Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer dan Sekretaris yang telah memberi bimbingan awal kepada peneliti serta pengarahan yang diberikan demi kelancaran jalanya acara sidang.

(8)

viii

5. Dr. H. Eko Supraptono, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan waktu bimbingan serta saran-saran dalam membangun skripsi ini.

6. Direktoral Jenderal Pendidikan Tinggi, yang telah memberi kesempatan untuk menempuh pendidikan di perguruan tinggi.

7. Dr. H. Supa‟at, M.Pd., Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Pemalang yang telah memberi ijin dalam melaksanakan penelitian.

8. Elisa Efriyani, S.Pd., M.Si., guru Mata Pelajaran Biologi SMA Negeri 2 Pemalang yang telah bersedia membantu melaksanakan tindakan penelitian. 9. Siswa-siswi kelas XI IPA 3 SMA Negeri 2 Pemalang yang telah bersedia

menjadi subjek penelitian.

10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, dalam memberikan dukungan dan bantuan.

Kritik dan saran peneliti harapkan dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat memberi manfaat bagi semua pihak yang memerlukan.

(9)

ix DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 4

1.3 Batasan Masalah ... 4

1.4 Rumusan Masalah ... 5

1.5 Tujuan Penelitian ... 5

1.6 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

2.1 Kajian Teori ... 7

2.1.1 Buku Pintar Elektronik dalam Pembelajaran Biologi ... 7

2.1.2 Perubahan Tingkah Laku pada Pembelajaran Sistem Reproduksi Manusia ... 10

2.2 Penelitian Yang Relevan... 12

2.3 Cuplikan Materi Ajar ... 15

2.4 Kerangka Berfikir ... 17

2.5 Hipotesis ... 20

BAB III METODE PENELITIAN ... 21

(10)

x

3.1.1 Model Penelitian ... 21

3.1.2 Prosedur Penelitian ... 24

3.1.3 Objek Penelitian ... 27

3.1.4 Instrumen Pengumpulan Data ... 37

3.2 Waktu dan Tempat Pelaksanaan ... 38

3.3 Subjek Penelitian ... 39

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 39

3.4.1 Observasi ... 39

3.4.2 Dokumentasi ... 42

3.4.3 Tes ... 43

3.5 Teknik Analisis Data ... 43

3.5.1 Analisis Deskriptif ... 43

3.5.2 Uji Kolmologrov Smirnov ... 48

3.5.3 Uji t ... 49

3.6 Indikator Keberhasilan... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 51

4.1 Hasil Penelitian ... 51

4.1.1 Siklus 1 ... 51

4.1.2 Siklus 2 ... 65

4.2 Kondisi Pencapaian Siswa ... 70

4.2.1 Pengetahuan dan Keterampilan Siswa ... 70

4.2.2 Sikap Siswa ... 74

4.3 Uji Hipotesis ... 79

4.3.1 Uji Kolmologrov Smirnov ... 79

4.3.2 Uji t ... 81

4.4 Pembahasan ... 85

BAB V PENUTUP ... 94

5.1 Kesimpulan ... 94

5.2 Saran ... 94

DAFTAR PUSTAKA ... 96

(11)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tabel Pembagian Materi Pembelajaran Kedalam Jam Pelajaran... 16

Tabel 3.1 Tabel Karakteristik Penilaian Buku Pintar Elektronik Dari Segi Materi ... 35

Tabel 3.2 Tabel Karakteristik Penilaian Buku Pintar Elektronik Dari Segi Multimedia ... 35

Tabel 3.3 Tabel Kategori Kelayakan Buku Pintar Elektronik ... 36

Tabel 3.4 Tabel Kategori Kelayakan Hasil Validasi Akhir ... 36

Tabel 3.5 Tabel Karakteristik Aktivitas Guru Dalam Pembelajaran ... 41

Tabel 3.6 Tabel Karakteristik Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran ... 42

Tabel 3.7 Tabel Kategori Nilai Terhadap Kiteria Ketuntasan ... 44

Tabel 3.8 Tabel Kategori Pencapaian Keberhasilan Pengetahuan dan Keterampilan Siswa... 45

Tabel 3.9 Tabel Kategori Pencapaian Keberhasilan Sikap Siswa dan Performa Guru ... 48

Tabel 4.1 Tabel Waktu Pelaksanaan Siklus Pertama ... 51

Tabel 4.2 Tabel Pembagian Materi Kedalam Jumlah Pertemuan ... 53

Tabel 4.3 Tabel Validator Uji Multimedia ... 57

Tabel 4.4 Tabel Hasil Uji Multimedia ... 58

Tabel 4.5 Tabel Validator Uji Materi ... 58

Tabel 4.6 Tabel Hasil Uji Materi ... 59

Tabel 4.7 Tabel Validator Uji Materi (Instrumen Tes) ... 59

Tabel 4.8 Tabel Hasil Uji Materi Pada Instrumen Soal Siklus 1 ... 59

Tabel 4.9 Tabel Hasil Uji Materi Pada Instrumen Soal Siklus 2 ... 60

Tabel 4.10 Tabel Jadwal dan Waktu Pertemuan Tindakan Siklus 1 ... 61

Tabel 4.11 Tabel Waktu Pelaksanaan Siklus Kedua ... 65

Tabel 4.12 Tabel Jadwal dan Waktu Pertemuan Tindakan Siklus 2 ... 67

Tabel 4.13 Tabel Hasil Tes 1 ... 71

(12)

xii

Tabel 4.15 Tabel Hasil Tes 2 ... 72

Tabel 4.16 Tabel Persentase Ketuntasan Tes 2 ... 73

Tabel 4.17 Tabel Hasil Observasi 1 Siswa... 74

Tabel 4.18 Tabel Hasil Observasi 1 Guru ... 75

Tabel 4.19 Tabel Frekuensi Bertanya 1 ... 76

Tabel 4.20 Tabel Hasil Observasi 2 Guru ... 76

Tabel 4.21 Tabel Hasil Observasi 2 Siswa... 77

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir ... 19

Gambar 3.1 PTK Model Kurt Lewin ... 22

Gambar 3.2 PTK Model Kemmis dan Mc Taggart ... 23

Gambar 3.3 Prosedur Penelitian ... 24

Gambar 3.4 Tahap Pengembangan Buku Pintar Elektronik ... 28

Gambar 3.5 Flowchart Buku Pintar Elektronik ... 30

Gambar 3.6 Story Board Cover ... 31

Gambar 3.7 Story Board Peta Konsep ... 32

Gambar 3.8 Story Board Sub Menu ... 32

Gambar 3.9 Story Board Evaluasi ... 33

Gambar 3.10 Story Board Menu Evaluasi ... 34

Gambar 4.1 Cover Buku Pintar Elektronik ... 54

Gambar 4.2 Halaman Peta Konsep ... 54

Gambar 4.3 Halaman Sub Materi yang Berisi Animasi ... 55

Gambar 4.4 Halaman Sub Materi yang Berisi Video ... 55

Gambar 4.5 Halaman Evaluasi ... 55

Gambar 4.6 Tampilan Isi Soal Tes ... 56

Gambar 4.7 Tampilan Perolehan Skor ... 56

Gambar 4.8 Grafik Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan ... 73

Gambar 4.9 Grafik Peningkatan Sikap... 79

Gambar 4.10 Uji Pihak Kanan Tes Prestasi 1 ... 84

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Penetapan Dosen Pembimbing ... 99

Lampiran 2. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ... 100

Lampiran 3. Silabus ... 101

Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1 ... 106

Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 2 ... 110

Lampiran 6. Data Transkrip UH Sistem Reproduksi Manusia...114

Lampiran 7. Daftar Nama Subjek Penelitian ... 127

Lampiran 8. Kisi-kisi Angket Uji Multimedia ... 128

Lampiran 9. Kisi-kisi Angket Uji Materi ... 128

Lampiran 10. Angket Uji Multimedia ... 129

Lampiran 11. Validasi Uji Multimedia ... 131

Lampiran 12. Angket Uji Materi ... 132

Lampiran 13. Validasi Uji Materi ... 134

Lampiran 14. Validasi Soal Tes Prestasi 1 ... 135

Lampiran 15. Validasi Soal Tes Prestasi 2 ... 136

Lampiran 16. Kisi-kisi Observasi Siswa ... 137

Lampiran 17. Kisi-kisi Observasi Guru ... 137

Lampiran 18. Instrumen Observasi Siswa ... 138

Lampiran 19. Hasil Observasi 1 Siswa ... 140

Lampiran 20. Hasil Observasi 2 Siswa ... 144

Lampiran 21. Instrumen Observasi Guru ... 148

Lampiran 22. Hasil Observasi 1 Guru... 150

Lampiran 23. Hasil Observasi 2 Guru... 152

Lampiran 24. Nilai Hasil Tes Prestasi... 154

Lampiran 25. Uji Kolmologrov Smirnov Tes Prestasi 1... 155

Lampiran 26. Uji Kolmologrov Smirnov Tes Prestasi 2... 156

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Perkembangan teknologi yang sedemikian pesatnya telah menciptakan budaya baru bagi seluruh sendi kehidupan di dunia. Salah satu yang terkena dampak dari perkembangan tersebut adalah pendidikan. Masuknya arus Teknologi Informasi (TI) kedalam dunia pendidikan, telah menciptakan pengaruh yang sangat besar. Dimana, integritas TI telah mengubah pola dan model pembelajaran menjadi pembelajaran berbasis komputer (Computer Based Education) sebagai bentuk era teknologi. Dengan teknologi, proses belajar menjadi dipermudah sehingga mutu dan efisiensi pendidikan dapat ditingkatkan (Riastuti, 2006; Darmawan, 2013:11).

Pendidikan merupakan kunci mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai hasilnya. Hasil pendidikan dikatakan berkualitas apabila pendidikan yang dilaksanakan dapat memberi pengetahuan, keterampilan dan perubahan sikap kearah yang lebih baik pada lulusanya. Sehingga, berguna untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi dan memasuki dunia kerja. Sebagai langkah kesiapan untuk menghadapi tantangan kehidupan yang sejalan dengan kebutuhan manusia (Anori, dkk, 2013; Ratnasari dan Ani, 2013; Riastuti, 2006).

(16)

2

mengubah tingkah laku (pengetahuan, keterampilan dan sikap). Dari perubahan yang diperoleh siswa selama proses belajar, dapat digambarkan dalam bentuk angka atau skor nilai sebagai kemampuan yang dimiliki setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Anori, dkk, 2013). Nilai yang merupakan bentuk perumusan akhir, diberikan oleh guru terkait dengan kemajuan atau prestasi belajar siswa selama waktu tertentu sebagai tingkatan hasil belajar (Ratnasari dan Ani, 2013). Jika nilai yang didapat tinggi, maka selama proses pembelajaran siswa mengalami keberhasilan dalam memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap positif.

Hasil wawancara dengan guru Mata Pelajaran Biologi dan pengamatan di dalam kelas XI SMA Negeri 2 Pemalang pada tahun pelajaran 2014/2015, diketahui bahwa model instruksi tradisional talk and chalk cenderung diterapkan dari awal hingga akhir proses belajar tanpa penggunaan media pembelajaran secara bijaksana. Guru menerangkan kemudian menulis informasi materi di papan. Model ceramah inilah yang digunakan pada kegiatan pembelajaran di kelas selama beberapa tahun terakhir.

Model ceramah tanpa melibatkan media pembelajaran yang mampu memberi gambaran lebih tentang materi yang disampaikan sangatlah kurang untuk mencapai hasil belajar yang telah ditargetkan. Kecuali jika para siswa telah memiliki pengalaman sebelumnya beserta pengetahuan, keterampilan yang cukup mengenai sistem reproduksi manusia.

(17)

3

memprihatinkan. Pada tahun pelajaran 2011/2012, rata-rata 70,61% siswa tidak memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) dengan batas 70. Kemudian, pada tahun selanjutnya yakni tahun pelajaran 2012/2013 dan 2013/2014 diperoleh rata-rata 68,47% dan 70,15% yang tidak pula memenuhi KKM dengan batas 75. Pemaparan hasil ulangan harian dimaksudkan sebagai data pembanding sebelum dilakukanya penelitian (Data nilai ulangan harian KD Sistem Reproduksi Manusia 2012-2014).

Berlandaskan dari gambaran tersebut, perlu dilakukan langkah-langkah pembelajaran efektif dengan adanya inovasi melalui penerapan teknologi. Salah satu inovasi yang perlu dikembangkan adalah peranan Computer Assisted Instruction (CAI). Dalam perannya sebagai media pembelajaran, CAI bertindak menampilkan visualisasi konsep abstrak yang sulit dijelaskan secara lisan (Ratnasari dan Ani, 2013). Karena, hakikat pembelajaran sistem reproduksi manusia adalah mempelajari objek yang sulit ditemukan dalam lingkungan belajar maupun tidak dapat dilihat secara langsung ketika berada di dalam kelas (Anori, dkk, 2013).

(18)

4

diciptakanlah Buku Pintar Elektronik (BPE) untuk membantu pembelajaran di kelas pada KD Sistem Reproduksi Manusia.

1.2

Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang ada, dapat diidentifikasikan permasalahan, sebagai berikut :

1. Perkembangan teknologi yang telah mengubah pola dan model pembelajaran menjadi pembelajaran berbasis komputer.

2. Penerapan model ceramah yang dilakukan oleh guru mata pelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran.

3. Konsep abstrak atau terkesan abstrak dalam bidang ilmu biologi yang sulit dijelaskan baik secara lisan maupun tulisan.

4. Kurangnya inovasi dalam kegiatan pembelajaran terutama berkenaan dengan penggunaan media pembelajaran.

5. Penerapan teknologi di dalam model ceramah kurang bijaksana, sehingga diduga menjadi penyebab rendahnya minat belajar siswa.

6. 69,74% siswa tidak memenuhi batas KKM.

1.3

Batasan Masalah

Setelah permasalahan telah teridentifikasi dan dirumuskan, maka untuk lebih memfokuskan pada pembahasan masalah, perlu dilakukan pembatasan masalah. Berikut batasan masalah dari penelitian yang dilakukan :

(19)

5

Selebihnya, guru yang akan berperan dalam menjelaskan lebih detail dengan model instruksi tradisional.

2. Model instruksi tradisional yang diterapkan merupakan model pembelajaran kooperatif ceramah yang akan melibatkan Buku Pintar Elektronik sebagai media pembelajaran untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap positif siswa dalam belajar.

1.4

Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dipaparkan, maka terdapat beberapa rumusan masalah, diantaranya :

1. Adakah perubahan pengetahuan dan keterampilan pada pencapaian KD Sistem Reproduksi Manusia dari hasil belajar siswa terhadap Kriteria Ketuntasan (KK) melalui penerapan Buku Pintar Elektronik ?

2. Adakah perubahan sikap positif siswa selama kegiatan pembelajaran di dalam kelas dengan berbantuan Buku Pintar Elektronik ?

1.5

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilaksanakanya penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Memperoleh data tentang adanya perubahan pengetahuan dan

(20)

6

2. Memperoleh data tentang adanya perubahan sikap positif siswa selama kegiatan pembelajaran di dalam kelas dengan berbantuan Buku Pintar Elektronik.

3. Menerapkan Buku Pintar Elektronik pada KD Sistem Reproduksi Manusia sebagai media bantu pembelajaran di dalam kelas.

1.6

Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat pada ilmu pengetahuan dan kehidupan sosial, meliputi :

1.6.1 Segi Teoritis

1. Penggabungan unsur multimedia seperti teks, grafik, animasi, audio dan video pada sebuah buku digital dalam format pdf menjadi media alternatif baru yang dapat dikembangkan.

2. Buku Pintar Elektronik memiliki beberapa kelebihan dari buku elektronik dengan format lain. Diantaranya, semua unsur multimedia terutama animasi dan video dapat langsung dimainkan tanpa melalui media perantara lain dengan timeline yang mempermudah pengaturan pemutaran.

1.6.2 Segi Praktis

1. Memberi kemudahan guru dalam menyampaikan materi ajar yang sulit dijelaskan baik secara tulisan maupun lisan.

(21)

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Buku Pintar Elektronik dalam Pembelajaran Biologi

Hakikat bidang ilmu biologi memiliki karakteristik yang berhubungan dengan bahasa ilmiah dan konsep abstrak atau terkesan abstrak. Banyak proses suatu gejala yang hampir tidak mudah untuk dijelaskan secara lisan. Selain itu, pengkajian terhadap objek belajar hampir tidak dapat ditemukan di dalam lingkungan belajar, seperti fertilisasi, spermatozoa, ovum, dsb. Oleh sebab itu, guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat untuk menjelaskan konsep materi yang abstrak serta tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman (Arsyad, 2011:2).

Dengan adanya perkembangan dan tuntutan zaman terhadap ilmu dan teknologi, maka dibuatlah Buku Pintar Elektronik sebagai media pembelajaran yang menyajikan isi materi belajar. Di dalam penyajianya, Buku Pintar Elektronik menyuguhkan visualisasi dalam bentuk animasi dan video untuk menjelaskan konsep keabstrakan. Sehingga, konsep-konsep seperti fertilisasi, gestasi, dsb dapat direpresentasikan (Riastuti, 2006).

(22)

8

siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapanya dalam kehidupan sehari-hari (Rifa‟i dan Catharina, 2012:202). Oleh sebab itu, CAI memiliki beberapa manfaat terkait proses dinamis yang ada di dunia nyata dalam konteks visualisasi menurut Nurseto (2011) :

1. Mengkonkritkan konsep-konsep yang abstrak. Dengan konsep visualisasi, sesuatu yang sepertinya tidak ada menjadi terlihat nyata. Misalnya, gametogenesis, embriogenesis, organogenesis, dsb.

2. Menghadirkan objek-objek yang terlalu berbahaya atau sukar didapat dalam lingkungan belajar. Seperti, spermatozoa dan ovum.

3. Menampilkan objek yang terlalu besar atau kecil. Seperti, morula, blastula, gastrula, dsb.

4. Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat atau lambat. Seperti, fertilisasi dan gestasi.

Dengan bantuan Buku Pintar Elektronik, selain membantu guru untuk menjelaskan konsep abstrak, juga membantu siswa dalam menyamakan persepsi. Bukan tidak mungkin persepsi berbeda akan muncul jika hanya dijelaskan secara lisan. Karena, antara siswa satu dengan lainya masing-masing memiliki persepsi yang berbeda. Oleh sebab itu, Buku Pintar Elektronik dirancang untuk memahami keterbatasan dalam peranya sebagai media pembelajaran di kelas.

(23)

9

meninjau maupun melakukan pencarian informasi dengan cepat (Darmawan, 2013:32; Liesaputra and Ian, 2012). Karena, dengan perancangan multimedia yang baik, dapat meningkatkan kemampuan pemeliharaan informasi yang baik pula (Vernadakis, et al, 2008).

Banyak manfaat yang disuguhkan Buku Pintar Elektronik di samping sebagai sistem multimedia. Penyajian soal interaktif di dalamnya akan membuat siswa terpacu untuk segera menyelesaikan. Dengan akhir penskoran hasil pengerjaan, sistem penilaian akan lebih mudah (Anori, dkk, 2013). Karena dalam bentuk digital, pencarian kata maupun halaman yang dikehendaki dapat dilakukan dengan cepat berbantuan fitur pencarian. Tambahan lain, pengguna juga dapat membubuhkan catatan di dalamnya (Wicaksono, dkk, 2013; Liesaputra and Ian, 2012).

(24)

10

2.1.2 Perubahan Tingkah Laku pada Pembelajaran Sistem Reproduksi Manusia

Dengan adanya penerapan konsep visual dalam model Buku Pintar Elektronik dan perpaduan model ceramah pada proses pembelajaran, pemberian materi sistem reproduksi manusia akan menjadi semakin jelas. Oleh sebab itu, para siswa dapat memahami materi lebih baik, sehingga mudah diingat dan berfikir pembelajaran yang diikuti menjadi penuh arti (Vernadakis, et al, 2008). Karena, dengan pengalaman belajar yang penuh arti, siswa akan mudah mengingat kejadian yang pernah dialaminya.

Sebagai contoh, jika suatu ketika sebuah konsep yang sama atau hampir sama diberikan pada masa mendatang, siswa akan mencoba mencocokan gambaran pada mentalnya berdasarkan pengalaman yang pernah ia lalui (Arsyad, 2011:7). Hal inilah yang dapat mendukung proses peningkatan pengetahuan dan keterampilan terhadap KD Sistem Reproduksi Manusia. Dengan dukungan daya ingat yang tinggi, maka pengetahuan dan keterampilan terhadap materi dapat ditingkatkan pula.

(25)

11

Keaktifan siswa tergambar dari adanya interaksi dengan guru. Interaksi dapat berupa bertanya, berkomentar dan kegiatan lain yang menjadikan siswa menjadi terlihat menikmati proses belajar. Hal inilah yang sebenarnya dimaksud sebagai konteks belajar di kelas. Bukan hanya sekedar guru menyampaikan dan siswa mendengarkan. Akan tetapi, terjalin komunikasi dua arah yang bertujuan untuk menunjang pencapaian hasil belajar. Dari fenomena inilah, terlihat bahwa sikap positif siswa meningkat yang tergambar dari keaktifan karena minat dan motivasi akan belajar sistem reproduksi manusia tinggi.

Pada dasarnya, peran multimedia sangat berpengaruh terhadap kegiatan pembelajaran terutama pembelajaran di kelas. Untuk itu, pengembangan multimedia tidak bisa sembarangan dibuat. Proses pengembangan harus memperhatikan prinsip VISUALS yakni Visible (mudah dilihat), Interesting (menarik), Simple (sederhana), Useful (bermanfaat), Accurate (benar), Legitimate (masuk akal) dan Structured (terstruktur) (Nurseto, 2011). Dari prinsip-prinsip sistem multimedia tersebut, diharapkan dapat menjadikan kegiatan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, efisien dan menyenangkan (Lisda dan Seto, 2012).

(26)

12

bahwa pendekatan dengan menggunakan visual (gambar), umumnya mampu diingat lebih lama daripada hanya sekedar kata (Mursiti, et al, 2006). Beberapa studi juga menyatakan bahwa hasil belajar siswa meningkat 40% lebih cepat melalui model visualisasi (Kengwee and Farhan, 2014).

2.2 Penelitian Yang Relevan

Pembelajaran dengan menggunakan fasilitas media instruksi berbantuan komputer dalam model instruksi tradisional telah banyak dilakukan dan terbukti memberikan hasil yang relevan. Berikut beberapa penelitian yang menggunakan model CAI dalam pembelajaranya.

1. Mursiti, et al (2006) dalam penelitianya yang berjudul “Misconception Remediation of Atomic Orbital, Molecular Orbital and Hibridiziation

Concepts by Computer Assisted Instruction with Animation and Simulation

Model ”.

(27)

13

Melalui pengembangan model CAI, pemahaman konsep mengenai orbital atom, orbital molekul, dan hibridisasi mampu ditingkatkan. Selain itu, keterampilan berpikir dasar (generik) pada diri mahasiswa sebagai calon guru kimia juga mampu berkembang. Dasarnya, penelitian pada orang normal menunjukkan bahwa terdapat efek superioritas dari gambar terhadap kata, yang mana gambar (obyek visual) umumnya diingat lebih lama daya retensinya dan lebih baik daripada kata. Oleh sebab itu, pembelajaran dengan model visual pada konsep abstrak atau terkesan abstrak sangat dianjurkan, sehingga konsep-konsep tersebut lebih mudah dipahami.

2. Vernadakis, et al (2008) dalam penelitianya yang berjudul “Student Attitude and Learning Outcomes of Multimedia Computer-Assisted Versus

Traditional Instruction in Basketball ”.

Dalam keterampilan menembak pada permainan bola basket perlu memperhatikan posisi tangan dan kaki agar bola tepat masuk kedalam ring sebagai tujuan dari permainan. Pada penelitian ini, dilakukan uji eksperimen terhadap 75 siswa kelas 7 dan 8 berusia sekitar 12-14 tahun di sekolah Dellasal, Thessaloniki, Yunani Utara. Eksperimen dilakukan untuk menguji efek Multimedia Computer Assisted Instruction (MCAI), Traditional Instruction (TI) dan Combined Instruction (CI) terhadap keterampilan menembak bola basket ke dalam ring. Sampel dari 75 siswa yang diuji, sebelumnya belum memiliki pelatihan formal sama sekali.

(28)

14

kombinasi efek penerapan model multimedia instruksi berbantuan komputer (MCAI) dengan model ceramah (TI). Tidak ada perbedaan penting secara mendalam dari hanya pada penerapan efek model MCAI atau model TI. Namun, pada penerapan model MCAI memberi dampak terhadap pembelajaran yang lebih menarik dan kemudahan untuk diingat melalui visualisasi. Dengan begitu, mereka mampu memahami materi lebih baik.

3. Keengwe and Farhan (2014) dalam penelitianya yang berjudul “Using Computer-Assisted Instruction to Enhance Achievement of English

Language Learners ”.

Penelitian ini dilakukan untuk menguji siswa kelas 12, yakni para warga Amerika keturunan Somalia yang masih belum bisa berbahasa inggris. Dengan metode eksperimen, dua sekolah yang berlokasi di Minnesota, Amerika Serikat diuji untuk mengetahui efek dari penerapan model CAI sebagai media bantuan pada proses pembelajaran bahasa inggris. Dimana, satu sekolah menerapkan model CAI dan sekolah lain menerapkan model TI.

(29)

15

2.3 Cuplikan Materi Ajar

Sistem reproduksi manusia merupakan materi yang masuk pada Standar Kompetensi (SK) Menjelaskan Struktur dan Fungsi Organ Manusia dan Hewan Tertentu, Kelainan dan/atau Penyakit yang Mungkin Terjadi serta Implikasinya pada Salingtemas. Namun, penjelasan yang diberikan hanya sebatas pada organ manusia. Kedudukan materi terhadap SK berkaitan dengan penjelasan struktur dan fungsi organ reproduksi serta kelainan atau penyakit yang muncul pada organ reproduksi manusia. Oleh sebab itu, sistem reproduksi manusia termasuk kedalam SK tersebut.

Di dalam Materi Sistem Reproduksi Manusia, terbagi menjadi beberapa sub materi. Pembagian ini dimaksudkan, untuk mempermudah penjelasan materi. Sehingga, terstruktur dengan baik setiap kali tatap muka (TM) berlangsung dan pencapaian kompetensi maksimal. Berikut struktur sub materi pada Sistem Reproduksi Manusia, diantaranya :

1. Struktur dan fungsi organ reproduksi

Meliputi organ reproduksi pria dan wanita yang masing-masing terbagi menjadi bagian dalam dan bagian luar.

2. Gametogenesis

Meliputi spermatogenesis, yakni proses terbentuknya sel kelamin jantan (pria) dan oogenesis, yakni proses terbentuknya sel kelamin betina (wanita).

(30)

16

5. Fertilisasi 6. Gestasi 7. Partus 8. Laktasi

9. Kelainan/penyakit pada organ reproduksi

Meliputi berbagai macam kelainan/penyakit yang menyerang organ reproduksi pria dan wanita.

10. Kontrasepsi

Meliputi berbagai macam alat kontrasepsi baik pada pria maupun wanita yang berhubungan dengan proses pencegahan kehamilan.

Penjelasan masing-masing sub materi dibagi kedalam jam pelajaran (JP) pada setiap tatap muka sesuai kalender akademik yang berlaku di SMA Negeri 2 Pemalang. Untuk Materi Sistem Reproduksi Manusia, mendapat 6 kali tatap muka yang terbagi menjadi 8 jam pelajaran dalam kurun waktu 2 minggu. Berikut masing-masing pembagian sub materi kedalam jam pelajaran dan pembagian tatap muka perminggu :

Tabel 2.1 Tabel Pembagian Materi Pembelajaran Kedalam Jam Pelajaran

No Materi Pembelajaran JP TM Minggu ke

1. Struktur dan fungsi organ reproduksi

pada pria dan wanita 1 x 45 menit 1

1 2. Spermatogenesis dan oogenesis 1 x 45 menit

(31)

17

reproduksi pria dan wanita 10. Kontrasepsi pada pria dan wanita

Total 8 x 45 menit 6 2 minggu

Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3

Pengukuran evaluasi pada materi dilakukan dengan cara menilai hasil ulangan harian pada akhir pertemuan untuk mengetahui capaian kompetensi yang diperoleh siswa selama proses pembelajaran pada Materi Sistem Reproduksi Manusia. Selain itu, perolehan nilai akhir juga diukur berdasarkan unjuk kerja siswa di dalam kelas. Adapun tugas individu maupun kelompok diberikan, namun bukan produk hasil pengerjaan yang dinilai, tetapi lebih kepada unjuk kerja dari setiap siswa selama proses pengerjaan.

2.4 Kerangka Berfikir

Penerapan model pembelajaran termasuk di dalamnya penggunaan media sangat berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran. Akan tetapi, penggunaan model dan media tersebut perlu memperhatikan kondisi siswa. Jika tidak sesuai, maka akan berdampak pada kualitas proses dan hasil belajar yang rendah. Hal ini ditandai dari kemampuan memahami dan mengingat materi yang kurang baik.

(32)

18

Belajar merupakan sebuah sistem yang saling terkait (Rifa‟i dan Catharina, 2012:68). Dalam proses belajar terjadi hubungan yang saling berpengaruh satu sama lain. Untuk mendapatkan respon yang baik berupa hasil belajar, pada tahap pemberian stimulus perlu dilakukan penekanan. Karena, dengan adanya stimulus yang baik, rangsangan berupa hasil belajar akan baik pula. Jadi, pada dasarnya bukan hanya media belajar yang digunakan, tetapi juga penyalur media dengan siswa yakni guru.

Guru sangat berperan penting sebagai pengontrol proses belajar di sekolah, karena guru bertindak sebagai penyampai pesan melalui lisan. Tujuan utama dari seorang guru dalam hal ini adalah membantu siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran (Rifa‟i dan Catharina, 2012:3). Dengan adanya seorang guru, pembelajaran akan terstruktur dengan baik. Siswa juga dapat bertanya secara langsung jika menemukan masalah dalam pembelajaran. Sistem yang demikian, diduga akan mempengaruhi respon berupa hasil belajar yang dituangkan dalam bentuk skor nilai sebagai gambaran keberhasilan proses belajar.

(33)

19

menghubung-hubungkan fakta dan konsep. Berikut gambaran kerangka berfikir dalam penelitian yang dilakukan :

Kondisi Awal

Model pembelajaran kurang inovatif

Penggunaan teknologi kurang bijaksana Hasil belajar KD Sistem

Reproduksi Manusia rendah

Kemampuan memahami dan mengingat Materi Sistem Reproduksi Manusia rendah

Siswa mampu berfikir efektif Bimbingan guru

Kualitas proses dan hasil belajar meningkat

Penerapan Buku Pintar Elektronik sebagai media bantu dalam proses pembelajaran di

kelas

Pengetahuan dan keterampilan terhadap materi

meningkat

Kemampuan dalam memahami dan mengingat Materi Sistem Reproduksi

Manusia tinggi

Sikap selama proses pembelajaran meningkat positif

(34)

20

2.5 Hipotesis

(35)

21

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

3.1.1 Model Penelitian

Model penelitian yang diterapkan dalam penelitian ini adalah model penelitian yang bertujuan untuk mengatasi berbagai masalah yang terjadi di dalam kelas atau yang disebut sebagai Penelitian Tindakan Kelas (PTK) (Hidayat dan Aip, 2010:10). PTK merupakan strategi tindakan nyata dalam bentuk proses pengembangan coba-coba. Namun, meski dalam pelaksanaanya dilakukan dengan coba-coba, PTK tetap dilakukan sesuai prosedur penelitian dan sistematis (Arikunto, 2010:129). Dengan demikian, hasil yang diperoleh layak jika dikatakan mampu menyelesaikan permasalahan yang ada.

(36)

22

Gambar 3.1 PTK Model Kurt Lewin

Model Kurt Lewin kemudian dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart yang berasumsi, bahwa langkah ke-2 dan ke-3 yakni tindakan dan pengamatan dipandang sebagai langkah yang dapat dilakukan pada waktu bersamaan (Hamid, 2009:18). Hasil dari gabungan langkah ke-2 dan ke-3, kemudian dicerminkan pada langkah ke-4 yakni refleksi. Setelah hasil refleksi diperoleh, jika dirasa belum sesuai harapan. Maka, dapat dilakukan tindakan dan pengamatan kembali secara berulang untuk melengkapi kekurangan pada siklus sebelumnya. Dari gambaran tersebut, proses yang demikian akan membentuk sebuah spiral. Berikut bentuk visualisasi dari siklus yang telah dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart (Arikunto, 2010:132).

Tindakan

Perencanaan Pengamatan

(37)

23

Gambar 3.2 PTK Model Kemmis dan Mc Taggart

(38)

24

3.1.2 Prosedur Penelitian

Gambar 3.3 Prosedur Penelitian

Secara lengkap mengenai prosedur penelitian akan dijelaskan melalui tahapan berikut :

1. Perencanaan

Tahap awal dalam melakukan PTK adalah perencanaan. Pada pelaksanaan tahap perencanaan, tersusun berbagai macam kegiatan yang berkaitan dengan apa yang akan dilaksanakan pada tahap tindakan. Kegiatan pada tahap perencanaan, secara umum menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan dan bagaimana tindakan dalam PTK dilakukan.

Dalam penelitian ini, kegiatan perencanaan yang dilakukan meliputi identifikasi dan merumuskan masalah. Dari adanya temuan masalah, akan ada alasan mengapa perlu dilaksanakan PTK. Lalu, merencanakan tindakan yang akan

Perencanaan

Observasi

Tindakan

Refleksi Siklus

Perencanaan

Observasi

Tindakan

Refleksi Siklus

(39)

25

dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut. Masalah yang telah teridentifikasi yakni penerapan model ceramah dengan penggunaan teknologi yang kurang bijaksana dan kurang inovatif. Sehingga, dari masalah tersebut diduga berdampak pada kurangnya pemahaman dan minat belajar siswa pada proses pembelajaran. Oleh sebab itu, perlu dilakukan perbaikan terhadap proses pembelajaranya.

Setelah masalah teridentifikasi, rencana selanjutnya adalah menyusun sebuah langkah bagaimana cara menyelesaikanya. Dalam hal ini, karena masalah yang terkait adalah model pembelajaran, maka peneliti akan menggunakan model pembelajaran yang menerapkan strategi inovasi melalui penggunaan teknologi. Terapan teknologi direalisasikan pada media pembelajaran untuk membantu siswa memahami materi yang disampaikan oleh guru.

Langkah berikutnya, yakni merancang Buku Pintar Elektronik, menyusun perangkat pembelajaran, instrumen penelitian dan soal tes. Buku Pintar Elektronik digunakan sebagai media pembelajaran. Perangkat pembelajaran akan digunakan sebagai acuan dalam mengajar yang meliputi silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Instrumen penelitian digunakan sebagai alat perekam untuk memantau aktivitas subjek penelitian. Sedangkan, soal tes digunakan untuk merekam hasil belajar siswa.

2. Tindakan

(40)

26

siswa memahami informasi pembelajaran. Kegiatan ini dilaksanakan atas dasar prosedur yang termuat di dalam RPP, sehingga akan terstruktur dengan baik.

3. Observasi

(41)

27

Sementara itu, diwaktu bersamaan selama tahap tindakan berlangsung peneliti merekam gejala yang timbul dari subjek penelitian dengan cara mengambil video dan foto situasi belajar sebagai dokumentasi.

4. Refleksi

Refleksi merupakan tahap analisis dari hasil tindakan yang dituangkan melalui observasi. Setelah tahap tindakan dan observasi selesai, selanjutnya data-data dikumpulkan seperti instrumen observasi guru dan siswa serta nilai hasil tes. Kemudian, barulah dianalisis sesuai indikator keberhasilan yang harus dicapai.

Indikator keberhasilan ditentukan berdasarkan apa yang telah dirumuskan sebelumnya. Karena, rumusan masalah pada tahap rencana berhubungan dengan tingkat pengetahuan, keterampilan dan sikap maka indikator yang menjadi acuan adalah ketercapaian nilai tes prestasi dan hasil observasi siswa terhadap Kriteria Ketuntasan. Kriteria Ketuntasan inilah yang akan dijadikan tolok ukur terhadap tahap perencanaan siklus selanjutnya.

Akan tetapi, tahap refleksi juga merupakan tahap dimana mengkaji beberapa kelemahan yang nampak ketika tindakan berlangsung. Kelemahan inilah yang dianggap sebagai penyebab rendahnya ketercapaian di dalam rumusan masalah dan perlu dibenahi agar mampu mencapai Kriteria Ketuntasan.

3.1.3 Objek Penelitian

(42)

28

yang ada. Oleh sebab itu, tingkat ketelitian pada proses pengembanganya sangat penting untuk diperhatikan agar tingkat kelayakanya pun terpenuhi.

1. Tahap Pengembangan Media

Gambar 3.4 Tahap Pengembangan Buku Pintar Elektronik

Tahap awal dalam proses pembuatan media adalah merancang desain antar muka atau yang dikenal dengan istilah story board. Story board dikembangkan dengan berpedoman pada flowchart yang telah dirancang sebelumnya. Namun, sebelum tahap awal dilaksanakan, terlebih dahulu ditentukan perangkat yang diperlukan dalam proses pembuatanya. Adapun perangkat yang digunakan adalah sebagai berikut :

Potensi Dan Masalah

Studi Pustaka

Analisis Kebutuhan

Pengumpulan Bahan

Revisi

Proses Pembuatan

Media

Desain Antar Muka

Media Uji Pakar

(43)

29

1. Perangkat Keras

1) Personal Computer (PC) stand alone dalam bentuk notebook dengan spesifikasi Intel Celeron Dual Core B800 1,5 GHz with Operating System (OS) Windows 7 Ultimate 32 bit.

2. Perangkat Lunak

1) Microsoft Office Power Point 2007 2) Adobe Flash Professional CS6 3) Corel Draw X6

4) Pinnacle Studio 15

5) Format Factory Version 2.50

6) Adobe Acrobat X Pro Master Collection CS5

(44)

30

Gambar 3.5 Flowchart Buku Pintar Elektronik

(45)

31

Gambar 3.6 Story Board Cover

Gambar di atas merupakan story board cover yakni tampilan awal Buku Pintar Elektronik. Pada tampilan cover, terdapat judul materi yang akan dibahas di dalamnya.

Kemudian, halaman selanjutnya adalah peta konsep. Di dalam peta konsep, berisi sub materi yang dapat dipilih sesuai alokasi waktu penyampaian. Masing-masing sub materi digambarkan sebagai menu pilihan sebanyak 11 menu. Dengan tambahan menu evaluasi, sehingga jumlah keseluruhan adalah 12 menu. Berikut story board peta konsep yang dapat dilihat melalui gambar di bawah ini.

Gambar Teks Judul Media

Teks Judul Materi

log

(46)

32

Gambar 3.7 Story Board Peta Konsep

Untuk menampilkan isi dari sub materi yang telah dipilih dapat dilihat melalui gambar story board di bawah ini.

PETA KONSEP

Menu 1

Menu 3

Menu 2

Menu 4

Menu 5

Teks Judul Materi

Menu 6

Menu 8 Menu 7 Menu 9

Menu 10

Menu 11

Evaluasi

Teks Desainer

Teks Judul Sub Materi Kemba

Teks Desainer Animasi/Video Materi

(47)

33

Pada menu evaluasi terdiri dari 2 menu pilihan yakni menu 1 dan menu 2. Dimana, menu 1 merupakan menu untuk mengerjakan soal-soal tes siklus 1. Sedangkan, menu 2 merupakan menu untuk mengerjakan soal-soal tes siklus 2. Untuk lebih jelasnya mengenai story board evaluasi dapat dilihat seperti pada gambar di bawah ini.

Gambar 3.9 Story Board Evaluasi

Berikut gambaran story board isi menu 1 maupun menu 2 yang ditampilkan pada gambar di bawah ini.

EVALUASI Kemba

Menu 1

Menu 2

(48)

34

isi

Gambar 3.10 Story Board Menu Evaluasi

2. Validasi Media

Setelah Buku Pintar Elektronik selesai dirancang, tahap selanjutnya adalah validasi. Validasi dilakukan untuk mengecek kelayakan Buku Pintar Elektronik sebelum diterapkan dalam pembelajaran. Proses validasi dilakukan oleh dua ahli, yaitu ahli bidang multimedia dan ahli bidang materi. Masing-masing bidang, divalidasi oleh tiga validator. Hal ini untuk menentukan layak tidaknya Buku Pintar Elektronik melalui keputusan validator ke-3. Begitu pula dengan soal tes yang akan digunakan. Namun, hanya pada sebatas ahli materi saja. Dilihat dari segi materi maupun multimedia, ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi kehandalanya oleh validator. Masing-masing variabel diharapkan mampu memenuhi kriteria tertentu sebagai tolok ukur kelayakanya pada

EVALUASI Kemba

(49)

35

penerapan pembelajaran nanti. Kriteria tersebut terangkum dalam tabel 3.1 dan 3.2 di bawah ini :

Tabel 3.1 Tabel Karakteristik Penilaian Buku Pintar Elektronik Dari Segi Materi

No Variabel Karakteristik

1. Pembelajaran Penyajian materi sesuai SK dan KD

Penyajian materi lengkap dengan sistematika yang jelas Penyajian materi bervariasi dengan penggunaan unsur multimedia sehingga memberi kesan menarik

Penerapan Buku Pintar Elektronik memberi kemudahan dalam PBM

2. Isi Informasi yang terkandung di dalam Buku Pintar Elektronik mudah dipahami siswa

Penggunaan warna dan unsur multimedia semakin memperjelas isi materi

Informasi yang disampaikan tidak mengandung unsur negatif dan hanya sebatas untuk pembelajaran

Tabel 3.2 Tabel Karakteristik Penilaian Buku Pintar Elektronik Dari Segi Multimedia

No Variabel Karakteristik

1. Tampilan Media

Desain grafis menarik sehingga dapat memusatkan perhatian siswa

Penggunaan warna mempertinggi tampilan grafis sehingga dapat membedakan isi materi

Ukuran dan bentuk teks jelas

Penggunaan unsur multimedia dapat memperjelas penyampaian isi materi

Tombol yang ada memiliki perintah yang jelas sehingga mudah digunakan

2. Pemrograman Program memiliki kemampuan maksimal dalam memberi perintah dan mendapat respon

Navigasi memiliki fungsi dan perintah yang jelas sehingga mudah untuk menjajah program

(50)

36

Adapun kategori hasil validasi uji multimedia dan uji materi pada setiap variabelnya, dapat dilihat melalui tabel 3.3 di bawah ini :

Tabel 3.3 Tabel Kategori Kelayakan Buku Pintar Elektronik Setiap Variabel Penyusunya

Kelas Interval Kategori 25% - 39% Sangat Buruk

40% - 55% Buruk

56% - 70% Cukup

71% - 85% Baik

86% - 100% Sangat Baik

Kemudian berikut kategori kelayakan untuk mengetahui hasil validasi akhir uji multimedia dan uji materi yang dilihat melalui tabel 3.4 di bawah ini :

Tabel 3.4 Tabel Kategori Kelayakan Hasil Validasi Akhir Buku Pintar Elektronik

Kelas Interval Kategori 25% - 39% Sangat Tidak Layak 40% - 55% Tidak Layak

56% - 70% Cukup

71% - 85% Layak

86% - 100% Sangat Layak

3. Uji Coba Media

(51)

37

3.1.4 Instrumen Pengumpulan Data 1. Angket

Pada penelitian ini, angket digunakan untuk mengukur tingkat kelayakan Buku Pintar Elektronik dan soal tes. Angket yang telah dirancang akan diberikan kepada validator yang dianggap memegang peranan sebagai seorang ahli. Ahli yang dimaksud adalah orang yang mengetahui seluk beluk kandungan unsur yang akan diukur tingkat kelayakanya.

Terdapat dua segi yang harus diukur yakni materi dan multimedia. Masing-masing segi dibagi menjadi variabel dan dari variabel ditentukanlah aspek-aspek sesuai kriteria yang akan diukur. Kemudian, dari aspek tersebut dijabarkan kembali menjadi indikator. Indikator inilah yang sebenarnya menjadi titik utama dari aspek yang akan diukur. Penjabaran dari variabel menjadi indikator merupakan bentuk rating scale (skala bertingkat).

2. Instrumen Observasi

Instrumen digunakan sebagai alat perekam untuk mengetahui pengaruh subjek penelitian terhadap objek penelitian. Terdapat dua instrumen yang ditujukan pada subjek berbeda, yakni siswa dan guru. Instrumen pada siswa dirancang untuk mengukur aktivitas selama proses pembelajaran. Sedangkan, instrumen pada guru dirancang untuk mengukur performa dalam mengajar.

(52)

38

diukur dengan tingkatan skor (rating score) sebagai nilai yang diberikan observer kepada gejala yang ditimbulkan subjek.

3.2 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Pelaksanaan penelitian dilakukan pada salah satu sekolah menengah atas negeri di kota Pemalang, Jawa Tengah yakni SMA Negeri 2 Pemalang yang beralamat di Jl. Jenderal Sudirman No.14 Pemalang pada tanggal 18 Mei 2015 sampai dengan 1 Juni 2015.

Alasan dilakukanya penelitian di sekolah ini adalah adanya penemuan masalah dalam model pembelajaran. Model pembelajaran yang diterapkan oleh guru mata pelajaran adalah model ceramah berbantuan teknologi yang kurang inovatif. Dimana, hal ini diduga menjadi penyebab rendahnya hasil ulangan harian siswa selama beberapa tahun terakhir. Oleh sebab itu, perlu dilakukan perbaikan terutama pada model pembelajaranya.

(53)

39

3.3 Subjek Penelitian

Subjek yang menjadi sasaran uji coba penelitian adalah siswa kelas XI Program Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebanyak 34 siswa yang terdiri dari 24 siswa perempuan dan 10 siswa laki-laki. Dari lima kelas yang ada, kelas IPA 3 dipilih, karena memiliki kemampuan terendah dengan karakteristik celoteh. Celotehan dilakukan setiap kali materi disampaikan, baik itu yang berkenaan dengan materi maupun tidak. Hal ini didasari dari hasil pengamatan guru mata pelajaran biologi selama tahun pelajaran berlangsung. Jadi, untuk melihat perubahan tingkah laku tersebut dikembangkanlah penerapan model pembelajaran berbantuan Buku Pintar Elektronik yang akan dilakukan uji coba hanya pada kelas IPA 3.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

3.4.1 Observasi

(54)

40

muncul pada subjek penelitian. Sehingga, lebih efektif dan efisien dalam pelaksanaanya (Arikunto, 2010:200).

Di bawah ini penentuan rating score pada instrumen observasi guru yang akan dijadikan acuan dalam kesimpulan penilaian :

1. 4 atau “Sangat Baik/Sangat Sesuai/Sangat Terkait/Sangat Bijaksana” memiliki skor 4, sebagai rating tertinggi.

2. 3 atau “Baik/Sesuai/Terkait/Bijaksana” memiliki skor 3, sebagai rating yang lebih rendah dari 4.

3. 2 atau “Kurang Baik/Kurang Sesuai/Kurang Terkait/Kurang Bijaksana” memiliki skor 2, sebagai rating yang lebih rendah dari 3.

4. 1 atau “Tidak Baik/Tidak Sesuai/Tidak Terkait/Tidak Bijaksana” memiliki skor 1, sebagai rating yang paling rendah.

Berikut penentuan rating score pada instrumen observasi siswa :

1. 4 atau “SangaT Baik/Sangat Terkait/Sangat Seksama/Sangat Percaya Diri” memiliki skor 4, sebagai rating tertinggi.

2. 3 atau “Baik/Terkait/Seksama/Percaya Diri” memiliki skor 3, sebagai rating yang lebih rendah dari 4.

3. 2 atau “Kurang Baik/Kurang Terkait/Kurang Seksama/Kurang Percaya

Diri” memiliki skor 2, sebagai rating yang lebih rendah dari 3.

4. 1 atau “Tidak Baik/Tidak Terkait/Tidak Seksama/Tidak Percaya Diri” memiliki skor 1, sebagai rating yang paling rendah.

(55)

41

diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Dari kegiatan pembelajaran tersebut, diharapkan mampu mengubah tingkah laku. Tingkah laku yang diamati dalam skala penilaian ini adalah pengetahuan dan keterampilan yang menunjukan karakteristik pada ranah kognitif serta sikap seperti minat belajar, keaktifan dan gejala lain yang menunjukan karakteristik pada ranah afektif. Skala penilaian pada guru hanya digunakan sebagai acuan untuk memberikan pengaruh pada sikap siswa sesuai karakteristik mengajarnya.

Berdasarkan penjelasan di atas, dalam proses pembelajaran guru harus mampu berkolaborasi dengan Buku Pintar Elektronik sehingga dapat memotivasi siswa untuk mau mengikuti kegiatan pembelajaran. Berikut masing-masing karakteristik yang diharapkan dari hasil penelitian yang terkandung di dalam lembar observasi guru dan siswa.

Tabel 3.5 Tabel Karakteristik Aktivitas Guru Dalam Pembelajaran

No Variabel Karakteristik

1. Persiapan Pembelajaran

Perangkat pembelajaran yang akan digunakan telah dipersiapkan dengan sangat baik

Perlakuan apersepsi untuk menyamakan fikiran dan menggali pengetahuan awal siswa

2. Pelaksanaan Pembelajaran

Materi yang diajarkan sesuai dengan tujuan pembelajaran Materi yang diberikan dapat dijelaskan secara luas dan berkaitan dengan pembelajaran

Guru menumbuhkan partisipasi aktif, keceriaan dan antusiasme siswa dalam pembelajaran

Metode yang digunakan sesuai karakteristik siswa dan bervariasi sehingga memberi pemahaman tentang materi yang diajarkan

Bijaksana dalam penggunaan media belajar sehingga berdampak pada pembelajaran yang efektif dan efisien Terdapat pesan menarik yang disampaikan sehingga memotivasi minat siswa dalam belajar

(56)

42

indera pendengaran siswa

Penggunaan bahasa jelas, baik dan benar sesuai tingkatan usia siswa

Gaya dalam menyampaikan informasi sesuai karakter seorang pendidik

Tabel 3.6 Tabel Karakteristik Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran

No Variabel Karakteristik

1. Interaktivitas Penerapan Buku Pintar Elektronik mampu menumbuhkan partisipasi aktif siswa untuk bertanya, menjawab dan mengemukakan pendapat berkaitan dengan materi pembelajaran

2. Verbalitas Penerapan Buku Pintar Elektronik mampu menumbuhkan antusias dan minat siswa selama pembelajaran

berlangsung

Penerapan Buku Pintar Elektronik mampu memberi fokus belajar pada siswa

3.4.2 Dokumentasi

(57)

43

3.4.3 Tes

Tes dilakukan untuk mengukur adanya perubahan pada peningkatan pengetahuan dan keterampilan siswa setelah dilakukan tindakan (Arikunto, 2010:193). Instrumen tes yang digunakan adalah soal-soal tes dalam bentuk pilihan ganda yang terintegrasi melalui program komputer. Jenis tes yang diberikan yakni tes prestasi dalam bentuk ulangan harian yang dilakukan dalam dua tahap, yakni pada siklus 1 dan siklus 2. Tes dalam setiap siklus dimaksudkan untuk mengetahui adanya perubahan terhadap pencapaian nilai hasil tes setelah mempelajari KD Sistem Reproduksi Manusia berbantuan Buku Pintar Elektronik.

3.5 Teknik Analisis Data

3.5.1 Analisis Deskriptif

1. Analisis Deskriptif Kuantitatif

Analisis deskriptif kuantitatif digunakan untuk mengetahui peningkatan pengetahuan dan keterampilan siswa melalui tes prestasi. Pada proses perhitungan, dicari rerata dari nilai siswa terhadap Kriteria Ketuntasan. Jika harga rerata yang diperoleh sama dengan atau lebih dari Kriteria Ketuntasan, maka tindakan pada penelitian dikatakan berhasil. Berikut rumus rerata yang digunakan (Hidayat dan Aip, 2010:58) :

Keterangan :

M = Rata-rata (mean) = Total nilai siswa

(58)

44

f = Frekuensi nilai siswa pada kriteria tertentu x = Nilai siswa

n = Jumlah sampel siswa

Berikut kategori untuk menentukan tuntas tidaknya setiap siswa berdasarkan hasil nilai tes yang diperoleh.

Tabel 3.7 Tabel Kategori Nilai Terhadap Kiteria Ketuntasan Kategori Kriteria

Ketuntasan Tidak Tuntas < 80

Tuntas ≥ 80

Setelah hasil rerata diperoleh, langkah selanjutnya adalah menghitung persentase jumlah siswa yang berhasil memenuhi Kriteria Ketuntasan. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa persen peningkatan hasil pencapaian yang diperoleh siswa setelah dilakukan penelitian. Berikut rumus perhitunganya (Hidayat dan Aip, 2010:59) :

Keterangan : P = Persentase

f = Frekuensi siswa yang memenuhi Kriteria Ketuntasan n = Jumlah sampel siswa

Kemudian berdasarkan hasil perhitungan persentase, cocokan dengan kriteria pada interval kelas penentu bahwa hasil tes yang diperoleh telah memenuhi Kriteria Ketuntasan. Dengan begitu, tahap tindakan yang dilakukan

(59)

45

pada model PTK dapat diketahui kehandalanya. Berikut analisis data kedalam kategori interval kelas keberhasilan :

1. Hitung persentase skor minimum siswa yang memenuhi Kriteria Ketuntasan dari jumlah keseluruhan siswa

x 100% = 0%

2. Hitung persentase skor maksimum siswa yang memenuhi Kriteria Ketuntasan dari jumlah keseluruhan siswa

x 100% = 100%

3. Tentukan range persentase

Persentase skor maksimum – persentase skor minimum 100% - 0% = 100%

4. Tentukan jumlah kelas interval

Yaitu = 5 (Sangat Baik, Baik, Cukup, Buruk, Sangat Buruk) 5. Tentukan panjang kelas interval

= 20

Jadi, range kategori pencapaian keberhasilan perolehan pengetahuan dan keterampilan siswa dari skor persentase nilai tes yang tercantum pada tabel 3.8 berikut :

Tabel 3.8 Tabel Kategori Pencapaian Keberhasilan Pengetahuan dan Keterampilan Siswa

Kelas Interval Kategori 0% - 20% Sangat Buruk

(60)

46

41% - 60% Cukup

61% - 80% Baik

81% - 100% Sangat Baik

2. Analisis Deskriptif Kualitatif

Analisis deskriptif kualitatif merupakan analisis data dalam bentuk kata atau simbol yang direpresentasikan kedalam perhitungan sehingga diperoleh data dalam bentuk angka (data kuantitatif) (Riduwan dan Sunarto, 2010:28).

Analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk mengetahui perubahan sikap siswa pada pelaksanaan observasi. Selama proses tindakan diberikan, siswa dipantau aktivitasnya oleh observer terhadap minat belajarnya. Selain itu, aktivitas guru juga diperhitungkan karena sebagai pengontrol dari perubahan aktivitas siswa.

Teknik perhitungan data kualitatif observasi menggunakan skala likert. Dimana, karakteristik variabel diubah menjadi indikator-indikator. Dari setiap indikator tersebut, dihubungkan dengan pernyataan dalam bentuk dukungan sikap. Kemudian, dari setiap dukungan sikap masing-masing diberi skor sehingga dapat diukur. Dari penjelasan yang dijabarkan, terlihat jelas bahwa bentuk data kualitatif tetap dapat diukur untuk diperoleh data kuantitatif.

Dalam proses perhitunganya, dicari total keseluruhan jawaban dengan rumus perhitungan sebagai berikut :

Keterangan :

= Jumlah perhitungan

(61)

47

f = Frekuensi jawaban pada setiap indikator x = Skor pernyataan atau dukungan sikap

Setelah nilai diperoleh, langkah selanjutnya adalah mencari persentase rerata dari skor pada gejala yang muncul, dilakukan dengan rumus :

Keterangan :

M = Persentase rata-rata (mean)

Kemudian berdasarkan hasil perhitungan, cocokan dengan kriteria pada interval kelas penentu bahwa gejala yang ditimbulkan subjek mengarah pada hasil positif. Berikut langkah perhitunganya :

1. Hitung persentase skor minimum dari jumlah keseluruhan

x 100% = 25%

2. Hitung persentase skor maksimum dari jumlah keseluruhan

x 100% = 100% 3. Tentukan range persentase

Persentase skor maksimum – persentase skor minimum 100% - 25% = 75%

4. Tentukan jumlah kelas interval

Yaitu = 5 (Sangat Baik, Baik, Cukup, Buruk, Sangat Buruk) M = N a a

(62)

48

5. Tentukan panjang kelas interval

= 15

Jadi, range kategori pencapaian keberhasilan sikap dari skor persentase observasi siswa tercantum pada tabel berikut :

Tabel 3.9 Tabel Kategori Pencapaian Keberhasilan Sikap Siswa dan Performa Guru

Kelas Interval Kategori 25% - 39% Sangat Buruk

40% - 55% Buruk

56% - 70% Cukup

71% - 85% Baik

86% - 100% Sangat Baik

Untuk mengetahui performa guru dalam mengajar. Pencocokan kriteria juga menggunakan ketentuan tabel di atas.

3.5.2 Uji Kolmologrov Smirnov

Uji kolmologrov smirnov merupakan jenis uji non parametrik yang digunakan untuk mengetahui normalitas data. Salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam uji t adalah data yang diperoleh harus terdistribusi normal. Jika data belum memenuhi syarat tersebut, maka uji t tidak dapat dilakukan.

(63)

49

Untuk mengetahui normalitas data, nilai maksimal data normal baku (D) dibandingkan dengan nilai signifikansi kolmologrov smirnov dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut (Biahimo, 2014) :

1. Nilai maksimal data normal baku (D) < nilai tabel signifikansi kolmologrov smirnov, maka data terdistribusi normal

2. Nilai maksimal data normal baku (D) > nilai tabel signifikansi kolmologrov smirnov, maka data tidak terdistribusi normal

3.5.3 Uji t

Uji t dilakukan untuk mengecek kebenaran dari hipotesis, apakah hasil penelitian sesuai dengan pernyataan hipotesis. Pada dasarnya, uji t merupakan analisis perbandingan variabel yang ada dalam penelitian (Riduwan dan Sunarto, 2010:116). Jumlah variabel yang dihipotesiskan akan berpengaruh terhadap proses pengujian. Oleh sebab itu, sebelum penelitian dilakukan, perlu ditentukan terlebih dahulu variabel-variabel penelitian pada tahap perumusan masalah.

Dalam penelitian ini, hanya ada perbandingan satu variabel bebas. maka, rumus perhitungan yang akan digunakan adalah sebagai berikut :

(Riduwan dan Sunarto, 2010:116) Keterangan :

= Harga t yang dihitung

x̅ = Rata-rata nilai yang diperoleh dari hasil pengumpulan data

(64)

50

= Nilai yang dihipotesiskan

= Standar deviasi sampel yang dihitung = Jumlah sampel penelitian

Jika harga sudah diperoleh, selanjutnya bandingkan dengan harga taraf signifikan (umumnya 0,05) yang dilihat pada sistematika tabel T. Apakah lebih besar atau lebih kecil dari . Dari hasil perbandingan tersebut, dapat diketahui hipotesis dapat diterima atau tidak sesuai kriteria pengujian pihak hipotesis.

3.6 Indikator Keberhasilan

1. Siswa dikatakan berhasil dalam memperoleh peningkatan pengetahuan dan keterampilan pada KD Sistem Reproduksi Manusia jika persentase jumlah siswa yang berhasil memenuhi Kriteria Ketuntasan pada hasil tes yang diperoleh adalah ≥ 80%.

(65)

51

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Seperti yang sudah diketahui diawal, bahwasanya PTK merupakan penelitian yang dilakukan dengan cara memainkan sebuah siklus. Pada setiap siklusnya terdiri dari tahap-tahap yang saling berhubungan. Jika perulangan dilakukan, itu artinya hasil yang diperoleh pada siklus sebelumnya belum mencapai target yang telah ditentukan. Perulangan yang dilakukan pada penelitian ini hanya sampai pada siklus kedua. Berikut hasil deskripsi penelitian pada setiap siklusnya :

4.1.1 Siklus 1

Tahap pelaksanaan siklus pertama dimulai pada tanggal 23 Februari 2015 sampai dengan tanggal 22 Mei 2015. Di bawah ini adalah keterangan waktu pelaksanaan setiap tahap yang ditunjukan oleh tabel 4.1 berikut :

Tabel 4.1 Tabel Waktu Pelaksanaan Siklus Pertama No Tanggal Pertemuan Tahap Kegiatan

1. 23 Februari 2015 Perencanaan 2. 18 Mei 2015 (pertemuan 1)

Tindakan 20 Mei 2015 (pertemuan 2)

21 Mei 2015 (pertemuan 3) 3. 18 Mei 2015 (pertemuan 1)

Observasi 20 Mei 2015 (pertemuan 2)

(66)

52

Dari tabel di atas, dapat diketahui waktu pelaksanaan tahapan pada siklus pertama. Berikut uraian kegiatan pada masing-masing tahap.

4.1.1.1 Perencanaan

Tahap perencanaan merupakan tahap paling awal sebelum tindakan penelitian dilaksanakan. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan, antara lain :

1) Menyusun RPP

Sebelum tindakan pembelajaran dilaksanakan, peneliti bersama dengan Elisa Efriyani, S.Pd, M.Si selaku pelaksana tindakan dan guru Mata Pelajaran Biologi merancang RPP yang akan dijadikan pedoman dalam tindakan nanti. Semua kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan tertuang di dalam RPP termasuk materi yang akan disampaikan.

Pembagian penyampaian materi sendiri, telah disesuaikan berdasarkan struktur pembagian di dalam silabus. Dari 8 jam pelajaran yang tersedia, telah dibagi menjadi 6 kali tatap muka atau pertemuan. Kemudian, 2 jam pelajaran lain (tidak termasuk dalam 8 jam pelajaran) digunakan sebagai waktu pelaksanaan ulangan harian. Dengan demikian, jumlah keseluruhan jam pelajaran untuk KD Sistem Reproduksi Manusia adalah sebanyak 10 jam pelajaran dalam waktu 2 minggu.

(67)

53

diambil sebagai waktu pelaksanaan tes, maka sisa jumlah pertemuan untuk menyampaikan materi hanya 2 pertemuan saja untuk setiap minggunya.

Berikut pembagian materi kedalam jumlah pertemuan sebagai pedoman sebelum perancangan RPP :

Tabel 4.2 Tabel Pembagian Materi Kedalam Jumlah Pertemuan

No Materi Pembelajaran JP TM Minggu Ke-

1 Struktur dan fungsi organ

reproduksi pada pria dan wanita 1 x 45 menit 1

1 2 Spermatogenesis dan oogenesis

2 x 45 menit 2 3 Ovulasi

4 Menstruasi 5 Fertilisasi

1 x 45 menit 4

2 6 Gestasi

7 Partus

2 x 45 menit 5 8 Laktasi

9 Kelainan/penyakit pada organ reproduksi pria dan wanita 10 Kontrasepsi pada pria dan wanita

Merujuk pada tabel di atas, selanjutnya peneliti bersama guru menyusun RPP sesuai pembagian tersebut. Adapun susunan prosedur pembelajaran dalam RPP tertuang di dalam lampiran 4.

2) Menyiapkan Buku Pintar Elektronik

(68)

54

Gambar 4.1 Cover Buku Pintar Elektronik

(69)

55

Gambar 4.3 Halaman Sub Materi yang Berisi Animasi

Gambar 4.4 Halaman Sub Materi yang Berisi Video

Gambar

Gambar 2.1  Kerangka Berfikir
Gambar 3.1  PTK Model Kurt Lewin
Gambar 3.2  PTK Model Kemmis dan Mc Taggart
Gambar 3.3  Prosedur Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

(Penelitian Tindakan Kelas di Sekolah Dasar Negeri 2 Suntenjaya Kelas V Semester II Tahun Ajaran 2013/2014 Kecamatan Lembang Kabupaten.

Selain itu dibutuhkan juga penanaman modal yang cukup besar, Warung makan ini membutuhkan dana yang didapat dari hasil pengembangan usaha Rp 15.000.000,00. Perhitungan analisa

Penerapan Model Discovery Learning Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Siswa Pada Pembelajaran Ipa Materi Sifat-Sifat Cahaya.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Alih fungsi lahan hutan menjadi lahan pertanian dapat mengakibatkan berkurangnya kawasan- kawasan penyangga sehingga dapat meningkat- kan potensi kerusakan lahan (bencana alam

Hubungan Ekspresi Imunohistokimia Protein Gene product (PGP9.5) dengan Derajat Histopatologi Kanker Ovarium Tipe Adenokarsinoma Serosum dan.. Adenokarsinoma Musinosum

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penetapan Pejabat Pengelola Anggaran dan Tim Pelaksana Kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 diatur dalam Petunjuk

pamayang pada Ruatan pesta laut karya Rini Apriani di Desa Carita. Kecamatan Carita

sangat jelas bahwa kinerja kepala sekolah dan motivasi kerja guru secara. bersama- sama berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja