• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK GOLONGAN SEFALOSPORIN PADA PASIEN SIROSIS HATI DENGAN SPONTANEUS BACTERIAL PERITONITIS (SBP) (Penelitian di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK GOLONGAN SEFALOSPORIN PADA PASIEN SIROSIS HATI DENGAN SPONTANEUS BACTERIAL PERITONITIS (SBP) (Penelitian di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan)"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

i

SKRIPSI

RIZKI NURHIDAYAH WAHYUDA

STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK

GOLONGAN SEFALOSPORIN PADA PASIEN

SIROSIS HATI DENGAN

SPONTANEUS

BACTERIAL PERITONITIS

(SBP)

(Penelitian di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan)

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(2)

ii

Lembar Pengesahan

STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK GOLONGAN

SEFALOSPORIN PADA PASIEN SIROSIS HATI DENGAN

SPONTANEUS BACTERIAL PERITONITIS

(SBP)

(Penelitian di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan)

SKRIPSI

Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang 2016

Oleh:

RIZKI NURHIDAYAH WAHYUDA NIM: 201210410311133

Disetujui Oleh:

Pembimbing I

Drs. Didik Hasmono, M.S., Apt NIP. 195809111986011001

Pembimbing II Pembimbing III

(3)

iii

Lembar Pengujian

STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK GOLONGAN

SEFALOSPORIN PADA PASIEN SIROSIS HATI DENGAN

SPONTANEUS BACTERIAL PERITONITIS

(SBP)

(Penelitian di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan)

SKRIPSI

Telah diuji dan dipertahankan di depan tim penguji Pada tanggal 14 Mei 2016

Oleh:

RIZKI NURHIDAYAH WAHYUDA NIM : 201210410311133

Tim Penguji:

Penguji I

Drs. Didik Hasmono, M.S., Apt NIP. 195809111986011001

Penguji II Penguji III

Nailis Syifa’, S.Farm., M.Sc., Apt Imanda Dyah R., S.Farm., Apt NIP. 1143110522 NRP. 4411624

Penguji IV Penguji V

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warohmatullahiwabarokatuh

Alhamdulilah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam karena berkat rahmat dan ridho-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK GOLONGAN

SEFALOSPORIN PADA PASIEN SIROSIS HATI DENGAN SPONTANEUS BACTERIAL PERITONITIS (SBP) (Penelitian Dilakukan di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan). Skripsi ini diajukan untuk memenuhi syarat untuk mencapai gelar Sarjana Farmasi pada program studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang. Dalam penyusunan skripsi ini penulis tidak terlepas dari peranan pembimbing dan bantuan seluruh pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Allah SWT, Tuhan semesta alam yang selalu memberikan rahmat,hidayah, serta nikmat kepada hambanya-Nya, serta Rasullullah SAW yang sudah menuntun kepada rahmat Islam yaitu tujuan akhir manusia.

2. Bapak Yoyok Bekti P, M.Kep., Sp. Kom., selaku Dekan Fakultas Ilmu

Kesehatan. Ibu Nailis Syifa’, S.Farm., M.Sc., Apt., selaku Ketua Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Ibu dr.Hj. Umi Aliyah, MARS selaku Direktur Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan beserta jajarannya khususnya bagian farmasi klinik dan seluruh staff pegawai bagian rekam medik Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk melakukan penelitian ini. 4. Bapak Drs. Didik Hasmono, M.S., Apt., selaku dosen pembimbing 1, Ibu Nailis

(5)

v

terimakasih atas kesabaran dan waktunya untuk membimbing dan memberi saran, pengarahan, dan dukungan kepada penulis selama penyusunan skripsi. 5. Ibu Sendi Lia Yunita, S.Farm., Apt selaku dosen wali beserta semua dosen

Program Studi Farmasi UMM, terimakasih untuk ilmu yang diberikan, kesempatan serta bantuannya selama penulis menempuh pendidikan

6. Kedua orang tua tercinta, ibunda Sri Wahyuning Widayat, A.md. Keb., dan ayahanda Darsa, S.Sos., Msi., dan adikku yang tersayang Kartika Amelia Permata Sari dan Ilham Fatahillah Ar rasyd, dan keluarga besar yang sangat saya cintai untuk doa dan motivasinya yang tiada henti menjadi penenang bagi penulis.

7. Sahabat dan teman yang terbaik Arini, Amel, Hasanah, Icha, Anita, Fatimah, Ninin, Rahayu, Dini, teman-teman Telo’s (Dita, Novan, Imah, Yuni, Abdi, Tyok, Pak dhe, Mas Ido) dan teman-teman farmasi UMM 2012 terima kasih atas perhatian, doa, motivasi selama ini.

8. Untuk semua pihak yang belum disebutkan namanya dikarenakan keterbatasan, penulis mohon maaf dan terimakasih yang sebesar-besarnya. Semua keberhasilan ini tak luput dari bantuan dan doa yang telah diberikan.

Penulis tidak mampu membalas jasa yang telah diberikan. Semoga Allah SWT membalas amal kebaikan semua pihak. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk memperbaiki kekurangan yang ada. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan kontribusi dalam dunia farmasi dan dunia ilmu pengetahuan pada umumnya, serta berguna bagi penelitian selanjutnya.

Wassalamu’alaikumwarahmatullahhiwabarakatuh

Malang, 30 April 2016 Penyusun,

(6)

vi

RINGKASAN

STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK GOLONGAN SEFALOSPORIN PADA PASIEN SIROSIS HATI DENGAN SPONTANEUS BACTERIAL

PERITONITIS (SBP)

(Penelitian di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan)

Sirosis hati merupakan keadaan patologis yang menggambarkan stadium akhir fibrosis hepatik yang berlangsung progresif ditandai dengan distorsi dari struktur hepar dan pembentukan nodulus regeneratif. Sirosis hati meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas di negara-negara maju. Keseluruhan mortalitas sirosis di dunia diperkirakan 1.030.000 penduduk per tahun. Sirosis hati merupakan penyebab keempat mortalitas di Eropa Tengah, 170.000 penduduk per tahun di Eropa, dan 33.539 penduduk per tahun di Amerika. Di Indonesia, sirosis hati banyak dihubungkan dengan infeksi virus hepatitis B dan C karena penyalahgunaan alkohol lebih jarang terjadi dibandingkan negara-negara barat. Sekitar 57%, pasien sirosis hati terinfeksi hepatitis B atau C.South EastAsia Regional Office (SEARO) tahun 2011 melaporkan sekitar 5,6 juta orang di Asia Tenggara adalah pembawa hepatitis B, sedangkan sekitar 480 000 orang pembawa hepatitis C.

Manifestasi klinik dari sirosis hati antara lain meliputi hipertensi portal, asites, spontaneous bacterial peritonitis (SBP), varises esofagus, dan ensefalopati hepatik. Spontaneous bacterial peritonitis (SBP) merupakan komplikasi infeksi pada pasien dengan asites yang disebabkan oleh sirosis hati. Organisme yang paling sering terlibat dalam infeksi ini adalah Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, dan organisme enterik Gram-negatif lainnya. Spontaneous bacterial peritonitis (SBP) lebih dari 95% terjadi akibat translokasi bakteri. Translokasi bakteri dan endotoksin yang dihasilkan memicu produksi mediator inflamasi seperti sitokin dan vasodilator (nitrat oksida), hal tersebut mengakibatkan perubahan aliran darah maupun keseimbangan cairan tubuh/elektrolit yang berlebihan. Penatalaksanaan terapi SBP yaitu pemberian terapi albumin dan terapi antibiotik. Pemberian terapi albumin digunakan untuk mempertahankan tekanan osmotik koloid. Berdasarkan European Association for the Study of Liver (EASL) pemberian antibiotik empiris harus segera diberikan setelah diagnosis SBP karena organisme penyebab paling umum dari SBP adalah Bakteri aerob gram-negatif, seperti E. Coli. Sefalosporin generasi ketiga sebagai terapi antibiotik pertama pada SBP. Bakteri gram positif termasuk Streptococcus vidirans, Staphococcus aureus, dan entercoccus sp juga merupakan penyebab spontaneous bacterial peritonitis (SBP). Sefalosporin generasi pertama efektif terhadap sebagian besar bakteri Staphococcus aureus dan Staphococcus termasuk S.pyogenes, S.viridans dan S.pneumonia. Sefalosporin generasi keempat aktif terhadap bakteri gram positif dan gram negatif.

(7)

vii

(8)

viiix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL.... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PENGUJIAN....iii

KATA PENGANTAR.....iv

RINGKASAN.....vi

ABSTRACT.....viii

ABSTRAK.....ix

DAFTAR ISI ...x

DAFTAR TABEL...xiv

DAFTAR GAMBAR.....xv

DAFTAR LAMPIRAN ...xvi

DAFTAR SINGKATAN ...xvii

BAB I PENDAHULUAN ... …….1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.3.1 Tujuan Umum ... 4

1.3.2 Tujuan Khusus ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.4.1 Bagi Peneliti ... 4

1.4.2 Bagi Rumah Sakit ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Hati ... 6

(9)

ix xi

2.1.2 Sirkulasi Hati ... 7

2.1.3 Fungsi Hati ... 7

2.2 Sirosis Hati ... 10

2.2.1 Definisi Sirosis Hati ... 10

2.2.2 Epidemiologi Sirosis Hati... 10

2.2.3 Etiologi Sirosis Hati ... 11

2.2.4 PatofisiologiSirosis Hati ... 11

2.2.5 Manifestasi Klinis Sirosis Hati ... 12

2.2.6 Data Klinis dan Data Laboratorium Sirosis Hati ... 16

2.2.7 Penatalaksanaan Sirosis Hati ... 19

2.3 Spontaneous bacterial peritonitis (SBP) ... 23

2.3.1 Definisi Spontaneus Bacterial Peritonitis (SBP) ... 23

2.3.2 Epidemiologi Spontaneus Bacterial Peritonitis (SBP) ... 24

2.3.3 Etiologi Spontaneus Bacterial Peritonitis (SBP) ... 24

2.3.4 Patofisologi Spontaneus Bacterial Peritonitis (SBP) ... 24

2.3.5 Penatalaksanaan Spontaneus Bacterial Peritonitis (SBP) ... 25

2.4 Tinjauan tentang Obat ... 28

2.4.1 Sefalosporin ... 28

2.4.2 Mekanisme Kerja Sefalosporin ... 29

2.4.3 Mekanisme Resistensi Sefalosporin ... 31

2.4.4 Farmakodinamik dan Farmakokinetik Sefalosporin ... 31

2.4.5 Interaksi Sefalosporin ... 33

2.4.6 Kontraindikasi Sefalosporin ... 33

(10)

x xii

2.4.8 Penggunaan Teraupetik Sefalosporin pada SBP ... 33

2.4.9 Sediaan Sefalosporin yang Beredar di Indonesia ... 36

BAB IIIKERANGKA KONSEPTUAL ... 38

3.1 Kerangka Konseptual ... 38

3.2 Kerangka Operasional ... 41

BAB IV METODE PENELITIAN ... 42

4.1 Rancangan Penelitian ... 42

4.2 Populasi dan Sampel ... 42

4.2.1 Populasi ... 42

4.2.2 Sampel ... 42

4.3 Bahan Penelitian. ... 42

4.3.1 Kriteria Data Inklusi ... 42

4.3.2 Kriteria Data Eksklusi ... 43

4.4 Instrumen Penelitian ... 43

4.5 Tempat dan Waktu Penelitian ... 43

4.6 Definisi Operasional Penelitian ... 43

4.7 Metode Pengumpulan Data ... 44

4.8 Analisis Data ... 45

BAB V HASIL PENELITIAN ... 46

5.1 Demografi Pasein ... 47

5.1.1 Jenis Kelamin ... 47

5.1.2 Usia ... 47

5.1.3 Status Pasien ... 48

(11)

xi xiii

5.3 Pola Terapi Selain Antibiotik Pada Pasien Sirosis Hati ... 49

5.3 Pengunaan Antibiotik Golongan Sefalosporin ... 50

5.3.1 Pola Penggunaan Terapi Antibiotik Golongan Sefalosporin ... 50

5.3.2 Pola Penggunaan Terapi Antibiotik Tunggal ... 50

5.3.3 Pola Penggunaan Terapi Antibiotik Kombinasi Dua ... 51

5.3.4 Pola Penggunaan Switch Antibiotik ... 51

5.3.5 Lama Penggunaan Terapi Antibiotik ... 52

5.4 Lama Rawat Inap Pasien Sirosis Hati dengan SBP ... 52

5.5 Kondisi Pulang dan Status KRS ... 53

5.6 Profil Pasien SBP dengan Kondisi KRS Meninggal ... 53

BAB VI PEMBAHASAN ... 55

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 64

7.1 Kesimpulan ... 64

7.2 Saran ... 64

(12)

xiixiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

II.1 Sebab-Sebab Sirosis dan atau Penyakit Hati Kronik ... 11

II.2 Penyebab Asites ... 14

II.3 Diagnosa Sindrom Hepatorenal ... 16

II.4 Obat-obat Vasoaktif ... 20

II.5 Klasifikasi Sefalosporin ... 29

II.6 Parameter Farmakokinetik Sefalosporin ... 32

II.7 Pemberian Antibiotika pada Spontaneus Bacterial Peritonitis (SBP)……...35

II.8 Obat-obat Sefalosporin pada Spontaneus Bacterial Peritonitis (SBP)……...35

II.9 Sediaan Sefalosporin yang Beredar di Indonesia... 36

V.1 Jenis Kelamin Pasien SBP ... 47

V.2 Usia Pasien SBP ... 47

V.3 Status Pasien SBP ... 48

V.4Faktor Resiko Pasien Terdiagnosis Sirosis Hati dengan SBP ... 49

V.5 Pola Terapi Selain Antibiotik Pada Pasien Sirosis Hati ... 49

V.6Pola Penggunaan Terapi Antibiotik Golongan Sefalosporin ... 50

V.7 Pola Penggunaan Terapi Antibiotik Tunggal ... 50

V.8 Pola Penggunaan Terapi Antibiotik Kombinasi Dua ... 50

V.9 Pola Penggunaan Switch Antibiotik ... 51

V.10 Lama Penggunaan Terapi Antibiotik ... 52

V.11 Lama Rawat Inap Pasien Sirosis Hati dengan SBP ... 52

V.12 Kondisi Pulang dan Status KRS ... 53

(13)

xiiixv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Anatomi dan Struktur Hati ... 6

2.2 Sirosis Hati ... 10

2.3 Patofisiologi Sirosis Hati ... 12

2.4 Asites . ... 14

2.5 Penatalaksanaan Hipertensi Portal dan Varices Esofagus ... 19

2.6 Struktur Sefalosporin ... 28

2.7 Mekanisme Sefalosporin. ... 29

3.1 Kerangka Konseptual Penelitian ... 40

3.2 Kerangka Operasional Penelitian ... 41

(14)

xiv xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Daftar Riwayat Hidup ... 71

2 Surat Pernyataan ... 72

3 Keteranagan Kelaikan Etik ... 73

4 Daftar Nilai Normal Data Klinik dan Data Laboratorium ... 74

5 LPD Pasien Sirosis di Instalasi Rawat Inap RS. Muhammadiyah Lamongan .... 75

(15)

xv xvi

DAFTAR SINGKATAN

AASLD : American Association for the Study Liver Diasease

AAT : Aspartate Aminotransferase

ADH : Antidiuretik Hormone

AF : Ascitic Fluid

AKI : Acute Kidney Injury

ALT : Alanin Aminotransferase

AST : Aspartat Aminotransferase

BT : Bactrial Translocation

DM : Diabetes Meilitus

DNA : Deoxyribose Nucleic Acid

EASL : European Association for the Study of Liver

GGT : Gamma Glutamin Transamin

Hb : Hemoglobin

HBV : Hepatitis B virion

Hct : Hematokrit

HCV : Hepatitis C virion

HDL : High Density Lipoprotein

HRS :Hepatorenal Syndrome

HT : Hipertensi

HVPG : Hepatic Venous Pressure Gradient

IM : Intra Muskular

ISO : Informasi Sediaan Obat

IV : Intra Vena

JKN : Jaminan Kesehatan Nasional

(16)

xvi xviii

LDL : Low Density Lipoprotein

LED : Laju Endap Darah

LOLA : L-Ornithine L-Aspartate

Na : Natrium

OAINS : Obat Anti Inflamasi Non Steroid

PAG : Phosphate Activated Glutaminase

PBP : Penisilin Binding Protein

PMN :Polymorphonuclear

RR : Respiratory Rate

SBP : Spontaneus Bacterial Peritonitis

SEARO : South EastAsia Regional Office

SGOT : Serum Glutamic Oxaloacetic Transminase

SGPT : Serum Glutamic Piruvic Transminase

SH : Sirosis Hati

SHR : Sindrom Hepatorenal

TD : Tekanan Darah

WBC : White Blood Cell

(17)

xvii66

DAFTAR PUSTAKA

Alaniz, C., and Regal, R., 2009. Spontaneus Bacterial Peritonitis Review of Treatment Options. World Journal of Gastroenterology.Vol.34.No.4

Ali, A., Farid, S., Amin, M., Kassem, M., Al-Garem, N. 2014. Clinical Study on the Therapeutic Role of Midodrine in Non azotemic Cirrhotic Patients with Tense Ascites: A Double-Blind, Placebo-Controlled, Randomized Trial.

Hepato-Gastroenterology.Vol 61,pp :1915-1924.

Badawy, A.A., Zaher, T.I., Sharaf, S.M., Emara, M.H., Shaheen, N.E., Aly, T.F., 2013.

Effect of alternative antibiotics in treatment of cefotaxime Resistant Spontaneus bacterial peritonitis. World Journal of Gasteoentrerology. Vol.19, issue 8.

Barreales, M., Fernandez, M.. 2011. Spontaneous bacterial peritonitis.REV ESP ENFERM DIG. Volume : 103, pp : 255-264

Baradero, M., Dayrit, M.W., Siswadi, Y., 2008. Klien Gangguan Hati : Seri Asuhan Keperawatan.Dalam : M. Ester (Ed.)Jakarta: EGC; Hal 2.

Bari., K dan Tsao., G.G. 2012. Treatment of portal hypertension.World J

Gastroenterology. Vol : 18(11), pp : 1166-1175

Bendtsen, F., Gronbaek, H., Hansen, B.J., Aagaard, J.2012. Treatment of ascites and spontaneous bacterial peritonitis.Dan Med J.Volume : 59.

Betty., Gahart,Adrienne R. Nazareno. 2016. Intravenous Medications: A

Handbook for Nurses and Health Professionals. Amerika: Elsevier Health Sciences.

Bibi, S., Ahmed, W., Arif, E., Khan, F., and Alam, S.E., 2015. Clinical, Laboratory and Bacterial Profile of Spontaneous Bacterial Peritonitis in Chronic Liver. World Journal of Gastroenterology. Vol. 25 No. 2, pp. 95-99.

Biecker,E. 2011. Diagnosa and Ascites in liver cirrhosis. World Journal of Gastroenterology. Vol 17, pp. 10-19.

(18)

xviii

Brunton, L., Chabner, B and Knollman, B. 2008. Goodman & Gillman’s The

Pharmacological basic of Therapeutic. Edisi ke-11, New York : McGraw-Hill,pp. 692-700.

Corwin, Elizabeth J.2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC; hal 646-679.

Dipiro, J.T.,Schwinghammer, T.L., Hamilton,C.W., 2008. Pharmacotherapy

Handbook. New York; McGraw-Hill.

Dipiro, J.T.,Schwinghammer, T.L., Hamilton,C.W., 2012. Pharmacotherapy

Handbook. New York; McGraw-Hill.

Deck, H.D., Winston, L.G., 2015b. Beta-Lactam & Other Cell Wall- & Membrane-Active Antibiotics. In: B.G. Katzung, A.J. Trevor, (Eds.). Basic & Clinical Pharmacology Ed. 13th, New York: McGraw-Hill Co., pp. 1034-1060.

DEPKES., 2007.Pharmaceutical Care untuk Penyakit Hati. Jakarta : Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Departemen Kesehatan RI.

Deming, P., Newnham, M.S., and Bobo, K.S. 2010. Complications of chornic liver disease. Gastroenterologi and Nutrition. Vol.70.

Emiliana W. 2013. Sirosis Hepatis Child Pugh Class C dengan Komplikasi Asites

Grade III dan Hiponatremia. Medula., Vol. 1 No. 5,pp :51-57.

Emmanuel, a., Inns, Stephen., 2014. Gastroenterologi dan Hepatologi. Jakarta : Erlangga.hal. 153-164.

European Association for the study of the liver,2010.EASL Clinical Practice Guidelines on the Management of Ascites, Spontaneous bacterial peritonitis, and Hepatorenal syndrome in cirrhosis. EASL journal of hepatology. Vol.53, pp 397-417.

Godong,Brigitta.2013.Patofisiologi dan Diagnosis Asites pada Anak.J Indon Med Assoc, Vol. 63. No.1.

ISO, 2013. Informasi Spesialite Obat Indonesia, Vol. 49, Jakarta: PT. ISFI Penerbitan, pp. 139-145.

Katzung, Bertem G., 2007. Farmakologi Dasar Dan Klinik. Edisi ke-8, Jakarta :Salenba Medika, hal.271-231.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Strategi Nasional Pengendalian TB Di Indonesia. http ;//www.tbindonesia.or.id/2012/04/09/ buku-pedoman-nasional-tb. Diakses tanggal 25 Desember 2016.

(19)

xix

Koulaouzidis, Bhat, Karagiannidis, et al.2007. Spontaneous bacterial peritonitis. Postgrad Med J. Volume : 83, pp : 379–383.

Longo. 2013. Horrison’s Manual of Medicine. Edisi Delapan Belas. United States of America, hal. 261-275.

Maradiya,J.2010.Pharmacokinetics of ceftriaxone. International Journal of Medical Science and Public Health. Volume : 10. Issue 5.

McEvory, G.K., 2008. AHFS Drug Information Book 1. United States of America:

America Society of Health System Pharmacist.

McNally.,Peter.2012.Liver Secret. World Journal of Gastroenterology. Vol 20, pp. 256-260.

McPhee, S., Ganong, W., 2006. Pathophysiology of Disease-An Introduction to Clinical Medicine.San Francisco, California :The McGraw-Hill Companies.

Moore., C,Thiel., D. 2013. Cirrhotic ascites review: Pathophysiology, diagnosis and Management. World J Hepatol. Volume : 5, pp: 251-263.

Mubin.,H. 2001. Ilmu Penyakit Dalam.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran. Hal.324-326.

North-Lewis, Penny. 2008. Drug and the Liver 1 th Edition. London. Pharmaceutical Press.

Nurjanah S., 2006. Sirosis Hati., Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta Pusat.

Nurrachmah, Elly., dan Angriani, Rida. 2011. Dasar-dasar Anatomi dan Fisiologi. Singapura : Elsevier, hal. 192-197

Patasik, YZ., Waleleng, BJ., Wantania. F.,, 2015. Profil Pasien Sirosis Hati yang dirawat Inap di RSUP PROF.DR.R. KANDOU MANADO Periode Agustus 2014 - Agustus 2014. e-Clinic (eCl), Volume 3, Nomor 1.

Perazzo JC, Tallis S, Delfante A, Souto PA, Lemberg A, Eizayaga FX, et al. 2012.

Hepatic encephalopathy: An approach to its multiple pathophysiological features. World J Hepatol.Vol :4(3), pp : 50- 65.

Petri, W.A., 2006. Antibiotic. In:Brunton, L., Chabner, B and Knollman, B. Goodman

& Gillman’s The Pharmacological basic of Therapeutic. Edisi ke-11, New York : McGraw-Hill, Chapter 43-45.

(20)

xx

Price,Sylvia A dan Wilson, Lorraine M. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi ke-1.Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran hal.472-505.

Purohit., P,Malek., S,Desai., L,Sadadia, M. 2014. A study of bacteriological profile of ascitic fluid in suspected clinical cases of spontaneous bacterial peritonitis. International Journal of Medical Science and Public Health . Vol. 4.Issue 4.

Putz, R., Pabst, R., 2000. Sobotta Atlas Anatomi Manusia, Jilid dua. Dalam : YJ. Suyono (Ed.).Jakarta : EGC, Hal : 142.

Ribeiro, T.C., Cebli, J.M., Kondo, M. 2008. Spontaneus Bacterial Pertitonitis: How to dealwith this life-threatening cirrhosis. Volume 4, pp :919-925.

Riggio O, Ridola L, Pasquale C. 2010. Hepatic encephalopathy therapy: An overview.World J Gastrointest Pharmacol Ther.;Vol : 1, pp : 54-63.

Saadi, T., Khours. S.,Veitsman, E., Baruch, Y.,Pasteur, A. 2013. Spontaneous bacterial peritonitis with a very high leukocyte count in ascitic fluid caused by Haemophilus influenza. International Journal of General Medicine, Volume : 6,pp : 689–69.

Silbernagl, S dan lang, F., 2006. Teks dan Atlas Berwarna Patofisiologi. Setiawan, I., Mochtar., I., (penerjemah) ., Resmisari, T., Liena., (Editor).Jakarta : EGC. Hal : 171-175.

Soekardjo, B., Hardjono, S., dan Sondakh, R., 2008. Hubunagan Struktur Aktivitas Obat Antibiotika. In : Siswandono, dan Soekardjo,H. Kimia Medisinal. Edisi ke-2. Surabaya:Airlangga University press, hal. 110-153.

Sudoyo.,Aru W. Ilmu Penyakit Dalam. Edisi lima. Jakarta Pusat : Ilmu Penyakit Dalam, hal. 668-681.

Sweetman, Sean C.,2009. Martindale The Complete Drug Reference 36 Edition London: Pharmacetical Press,pp.237-238.

Tasnif, S.K., Dhiman, R.K., 2011. Prevention and Management of Bacterial Infection in Cirrhosis. Int.J.Hepatol.,Vol.2011,p.1-7., 2011. Hepatitis V Virus Infection Among Different Sex and Age Groups in Pakistani Punjab. Virol.J., . 1-5.

Tasnif, Y., O dan Hebert, M., F. 2011. Komplikasi Penyakit Hati Stadium Akhir.Penerjemah :Lyrawati.

(21)

xxi

Tsochatzis, E., Bosch, J., Burroughs, A., 28 Januari 2014. Liver Cirrhosis. http://dx.doi.org/10.1016/ S0140-6736(14)60121-5. Diakses tanggal 10 Oktober 2015.

Wakim FJ. 2011. Hepatic encephalopathy: suspect it early in patients with cirrhosis.

Walker, R., dan Whittlesea, C. 2012. Clinical Pharmacy and Therapeutics. Edisi ke-5. China : Elsevier,pp : 238-254

Wecker, L., Crespo, L.M., Dunaway, G., Faingold, C., Watts, S., 2010. Bacterial Cell Wall Synthesis Inhibitors. Brody’s Human Pharmacology:

Molecular to Clinical Ed. 5th, Philadelphia: Mosby Inc., pp.528-542.

Wells, B.g., Dg, Dipiro, J.T.,Schwinghammer, T.L., Hamilton,C.W., 2012.

Pharmacotherapy Handbook. New York; McGraw-Hill,p.185-190.

Widjaja, F.F ., Kaaejadi, T., 2011. Pencegahan Pendarahan Berulang pada Pasien Sirosis Hati. http://www.budilukmanto.org/index.php/sirosis-hepatis/41-sirosis-hepatis/250-pencegahan-pendarahan, diakses tanggal 5 Desember 2015.

(22)

1

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Sirosis hati merupakan keadaan patologis yang menggambarkan stadium akhir fibrosis hepatik yang berlangsung progresif ditandai dengan distorsi dari struktur hepar dan pembentukan nodulus regeneratif. Gambaran ini terjadi akibat nekrosis hepatoselular (Patasik Y et al, 2015). Fibrosis dan nekrosis hepatosit seluruh hepar yang mengakibatkan disfungsi sel hepar (Mubin, 2001).

Sirosis hati meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas di negara-negara maju. Keseluruhan mortalitas sirosis di dunia diperkirakan 1.030.000 penduduk per tahun. Sirosis hati merupakan penyebab keempat mortalitas di Eropa Tengah, 170. 000 penduduk per tahun di Eropa, dan 33.539 penduduk per tahun di Amerika (Tsochatzis E et al, 2014). Di Indonesia, sirosis hati banyak dihubungkan dengan infeksi virus hepatitis B dan C karena penyalahgunaan alkohol lebih jarang terjadi dibandingkan negara-negara barat. Sekitar 57%, pasien sirosis hati terinfeksi hepatitis B atau C. South EastAsia Regional Office (SEARO) tahun 2011 melaporkan sekitar 5,6 juta orang di Asia Tenggara adalah pembawa hepatitis B, sedangkan sekitar 480.000 orang pembawa hepatitis C (Widjaja et al, 2011).

Etiologi dari terjadi sirosis antara lain karena sering mengkonsumsi alkohol, infeksi virus hepatitis B serta infeksi virus hepatitis C (Ali et al, 2014). Virus hepatitis C (HCV) dan alkohol mewakili dua penyebab paling umum dari sirosis dan indikasi untuk transplantasi hati di Amerika Serikat. Sekitar 10% -15% dari transplantasi hati dilakukan di Amerika Serikat adalah untuk pasien dengan sirosis karena gabungan alkohol dan infeksi HCV ( Khan R et al, 2014).

(23)

2

keseimbangan. Jika terpapar faktor tertentu yang berlangsung secara terus menerus (misal hepatitis virus, bahan – bahan hepatotoksik), maka sel stelata akan menjadi sel yang membentuk kolagen. Jika proses berjalan terus maka fibrosis akan berjalan terus di dalam sel stelata, dan jaringan hati yang normal akan diganti oleh jaringan ikat (Sudoyo, 2009).

(24)

3

menunjukkan angka kematian sekitar 30‐50%. Diagnosis SBP dilakukan berdasarkan hitung sel polimorfonuklear (PMN) ≥ 250 sel/mm3 atau kultur dari cairan asites yang menunjukkan hasil yang positif ada bakteri (Tasnif et al, 2011).

Pengobatan Spontaneus Bacterial Peritonitis (SBP) dapat diberikan antibotik seperti sefotaksim, amoksilin, atau aminoglikosida (Sudoyo, 2009). Antibiotik digunakan harus mencakup semua kuman yang umum bertanggung jawab untuk SBP. Bakteri gram negatif menjadi penyebab hampir 80%, terutama Escherichia coli dan Klebsiella pneumoniae. Sisanya 20% hasil dari Gram-positif aerob, terutama Streptococcus dan enterococci (Barreales et al, 2011). Sefalosporin generasi ketiga dianggap sebagai terapi antibiotik pertama pada SBP (Piano et al, 2015). Beberapa antibiotika golongan sefalosporin generasi ketiga adalah cefoperazone, cefotaxime, ceftriaxone, ceftazidime, cefdinir, ceftributen (Sweetman, 2009). Sefalosporin generasi ketiga memiliki spektrum yang luas, relatif aman dan ditoleransi dengan baik dianggap untuk pengobatan pada pasien SBP, sementara Amoksisilin /klavulanat, fluoroquinolon atau Piperacillin / Tazobactam diirekomendasikan sebagai alternatif (Bibi et al, 2015). Berdasarkan The International Ascites Club antibiotik secara empirik untuk terapi SBP, seperti cefotaxime, cefonicid, ceftizoxime, ceftriaxone, ceftazidime dan amoksisilin-klavulanat menunjukkan keberhasilan terapi 77% sampai 93% (Alanizand, 2009). Bakteri gram positif termasuk Streptococcus vidirans, Staphococcus aureus, dan entercoccus sp juga merupakan penyebab Spontaneous bacterial peritonitis (SBP) (Kasper, 2011). Sefalosporin generasi pertama efektif terhadap sebagian besar bakteri Staphococcus aureus dan Staphococcus termasuk S.pyogenes, S.viridans dan S.pneumonia (Katzung, 2007). Sefalosporin generasi keempat aktif terhadap bakteri gram positif dan gram negatif (Menkes RI, 2011). Sefepim memiliki aktivitas yang baik melawan kebanyakan strain Streptokokus (Deck dan Winston, 2015).

(25)

4

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana pola penggunaan antibiotik golongan sefalosporin pada pasien sirosis hati dengan SBP di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan ?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mempelajari pola penggunaan antibiotik golongan sefalosporin pada pasien sirosis hati dengan SBP.

1.3.2 Tujuan Khusus

Menganalisa hubungan terapi penggunaan antibiotik golongan sefalosporin terkait dosis yang diberikan, rute pemberian, frekuensi pemberian, dan lama pemberian yang dikaitkan dengan data klinik dan data laboratorium pada pasien sirosis hati dengan SBP.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Peneliti

1. Mengetahui penatalaksanaan terapi farmakologi pasien sirosis hati dengan SBP sehingga farmasis dapat memberikan asuhan kefarmasian dan bekerjasama dengan profesi kesehatan lain.

2. Melalui penelitian ini, hasilnya dapat menjadi sumber informasi kepada para praktisi kesehatan dan masyarakat umum serta dapat digunakan sebagai acuan untuk melakukan penelitian lanjutan dengan variable yang berbeda.

1.4.2 Bagi Rumah Sakit

(26)

5

Gambar

Gambar

Referensi

Dokumen terkait

Larutan amine yang telah bersih dari acid gas keluar dari bagian bawah kolom Amine Regeneration Column (D-120) lalu dialirkan pada Amine Heat Exchanger (E-121) untuk

Meningkatnya waktu tinggal limbah yang diolah akan meningkatkan kemampuan penyerapan logam krom oleh akar tanaman, logam krom hampir terserap sempurna dengan

kayu secang yang paling baik, yaitu konsentrasi ekstrak etanol kayu secang 4%.. yang memiliki nilai IC 50 15,44 ppm dan menghasilkan ekstrak

Penanda lingual pembentuk makna intensional bahasa Sasak di Desa Kotaraja Kecamatan Sikur Kabupaten Lombok Timur (selanjutnya disingkat BSDK)yang ditemukan

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa saya telah mendapatkan penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai penelitian yang akan dilakukan oleh

callina memberikan pengaruh yang berbeda nyata pada daya putus, total mikroba dan organoleptik (tekstur, rasa, aroma dan warna), tetapi tidak berbeda nyata terhadap

komplikasi hipertensi. Hasil penelitian menyatakan bahwa Pelaksanaan.. konseling dalam home care berpengaruh terhadap peningkatan kepatuhan pasien dalam penggunaan

Serta untuk mengetahui pengaruh penambahan selulosa nanokristal dari rotan dengan plasticizer gliserol dan co-plasticizer asam asetat terhadap karakteristik