1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu tujuan pembentukan daerah pada dasarnya dimaksudkan untuk
meningkatkan penyelenggaraan pelayanan publik guna mempercepat terwujudnya
kesejahteraan masyarakat. Mengingat wilayah Republik Indonesia yang sangat luas maka untuk mengelola Pemerintahan dibutuhkan kebijakan yang efesien dan
efektif melalui desentralisasi, salah satu manifestasinya adalah pembentukan
daerah otonomi dengan menggunakan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam
artian daerah diberikan kewenangan mengurus dan mengatur urusan pemerintah
yang ditetapkan dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
pemerintahan daerah1.
Dengan berlakunya Otonomi daerah berdasarkan Undang-undang Nomor
32 Tahun 2004, dimana titik berat otonomi diletakkan pada daerah
Kabupaten/Kota, maka daerah diberi kewenangan luas, nyata dan bertanggung
jawab. Diharapkan dengan berlakunya Undang-undang dapat memberikan
dampak yang luas terhadap peningkatan pelayanan kepada masyarakat.
Pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah memungkinkan
terjadinya penyelenggaraan pelayanan dengan jalur birokrasi yang lebih ringkas dan
1
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah.
2
membuka peluang bagi pemerintah daerah untuk melakukan inovasi dalam pemberian
dan peningkatan kualitas pelayanan. Keberhasilan penyelenggaraan otonomi daerah
sangat ditentukan oleh kesiapan dan kemampuan daerah itu sendiri dalam
mengelola dan memberdayakan seluruh potensi dan sumber daya yang tersedia.
Tolak ukur pelaksanaan otonomi daerah itu sendiri adalah terselenggaranya
pelayanan birokrasi yang baik dan menghasilkan pemerintahan yang baik (Good
governance), dengan adanya Good Governance maka antara masyarakat dan
pemerintah terjadi sinkronasi yang saling bersentuhan, menunjang dan melengkapi
dalam satu kesatuan langkah menunju tercapainya tujuan pembangunan nasional2.
Isu pembentukan daerah merupakan fenomena yang menunjukan adanya
keinginan masyarakat pada berbagai wilayah baik daerah Provinsi, daerah
Kabupaten, maupun daerah Kota. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya daerah
otonom baru yang terbentuk sejak tahun 1999 hingga saat ini terbentuk 205
Daerah Otonomi Baru (DOB) yang terdiri dari 7 Provinsi, 164 Kabupaten, 34
Kota. Dari 205 DOB tersebut terdapat 148 DOB telah berusia diatas 5 tahun3.
Keinginan masyarakat di suatu wilayah untuk menjadikan daerahnya menjadi
daerah otonom seperti itu pada dasarnya tidak bertentangan dengan semangat
otonomi daerah yang secara resmi digulirkan pada bulan Januari 2001.
Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang pemerintahan daerah yang disempurnakan
menjadi Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
dan sekarang telah disempurnakan menjadi Undang-undang Nomor 12 Tahun
2
Agus, Dwiyanto. 2005. Mewujudkan Good Governance Melalui Pemberdayaan Pelayanan Publik. Gajah Mada University, Perss. Yogyakarta. Hal. 18
3
3
2008 tentang perubahan kedua atas Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah.
Maraknya daerah otonomi baru (DOB) juga tidak terlepas dari adanya
kebijakan yang longgar dituangkan dalam peraturan perundang-undangan dalam
Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang pemerintahan daerah dengan PP
Nomor 129 tentang persyaratan pembentukan dan kriteria pemekaran4.
Penghapusan dan penggabungan daerah yang kemudian direvisi menjadi
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah dengan PP Nomor 78
Tahun 2007 tentang tata cara pembentukan, penghapusan dan Penggabungan
daerah, kebijakan masyarakat untuk membentuk daerah otonom baru terus
meningkat karena usulan pembentukan daerah otonom dilaksanakan secara
bottom-up5.
Selain itu alasan yang mendasari dalam penyampaian aspirasi masyarakat
dalam pembentukan daerah, antara lain disebabkan oleh tidak meratanya
pembangunan keseluruhan wilayah, dan menyebabkan termajinalnya kepentingan
masyarakat pada wilayah tertentu, seperti sulitnya mendapatkan pelayanan dari
pemerintah karena dalam penyelenggaraan pelayanan publik masih dihadapkan
pada sistem pemerintahan yang belum efektif dan efisien serta kualitas sumber
daya manusia yang belum memadai. Selain itu disebabkan oleh beberapa faktor
yaitu keinginan untuk hidup dalam komunitas yang homogen dan adanya
4
UU Nomor 22 Tahun 1999 tentang pemerintahan daerah dengan PP no. 129 tentang persyaratan Pembentukan dan kriteria pemekaranwww.bpkp.go.id/uu/filedownload/4/66/1213.bpkp, diakses 23 November 2012
5
4
kesamaan etnis, historis pemerintahan maupun adanya motif tersembunyi dari
pada elit politik maupun kepentingan partai. Seperti yang di katakan Ikrar Nusa
Bhakti dalam artikelnya berjudul “Hak menentukan diri-sendiri jenis baru di
papua di sebut bahwa gerrymander, yaitu usaha pembelahan/pemekaran daerah untuk kepentingan parpol tertentu6. Karena adanya motif tersembunyi inilah
seharusnya peran pemerintah induk yang menjadi kiblat sementara untuk daerah
baru.
Di samping itu pembentukan otonomi daerah baru merupakan jalan dalam
mempercepat kesejahteraan rakyat melalui peningkatan pelayanan publik kepada
masyarakat, percepatan pertumbuhan kehidupan demokrasi, percepatan
pelaksanaan pembangunan perekonomian daerah, percepatan pelaksanaan
pengelolaan potensi daerah, meningkatkan keamanan dan ketertiban serta
peningkatan hubungan yang serasi antara pusat dan daerah7. Tidak hanya itu
tujuan adanya otonomi adalah sebagai berikut:
a. Peningkatan pelayanan dan kualitas pelayanan kepada masyarakat.
b. Percepatan pertumbuhan kehidupan demokrasi.
c. Percepatan pelaksanaan pembangunan perekonomian daerah terutama
daerah pinggiran.
d. Percepatan pengelolaan potensi daerah.
Pelayanan yang diharapkan masyarakat sepatutnya dapat diperoleh setelah
adanya otonomi daerah khususnya dalam penyelenggaran pelayanan publik.
Karena penyelenggaran pelayanan publik merupakan upaya negara untuk
6
Ratnawati, Tri, 2009. Pemekaran Daerahpolitik Lokal & Beberapa ISU Terseleksi., Pustaka Pelajar, Jakarta. Hal. 15
7
5
memenuhi kebutuhan dasar dan hak-hak sipil setiap warga atas barang, jasa, dan
pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggaraan pelayanan publik.
Undang-undang Dasar 1945 mengamanatkan kepada negara untuk memenuhi
kebutuhan dasar setiap warga negara demi kesejahteraannya, sehingga evektifitas
suatu sistem pemerintahan sangat ditentukan oleh baik buruknya penyelenggaraan
pelayanan publik itu sendiri8. Dalam hal ini pelayanan di bidang usaha mikro,
kecil dan menengah (UMKM) sangat penting karena keberadaanya mencerminkan
wujud nyata kehidupan sosial dan ekonomi sebagian rakyat9. Meskipun demikian,
UMKM tidak terlepas dari berbagai masalah yang dapat menghambat laju
perkembangannya untuk menjadi lebih baik. Adapun beberapa masalah yang
sering dihadapi usaha kecil adalah seperti, pembagian kerja yang kurang
profesional, tingkat kemampuan, keterampilan, pemasaran, dan sumber
permodalan yang terbatas, dan kurangnya informasi maupun sumber daya
manusia yang mengakibatkan pengusaha kecil tidak mampu mengembangkan
usahanya dengan baik10.
Selain itu keberadaanya pun dapat mengurangi pengangguran juga dapat
meningkatkan perekonomian khususnya di desa tempat sentral industri kecil
tersebut berada. Menurut Widodo peranan industri kecil adalah 11:
1. Banyaknya menyerap tenaga kerja
8
Surjadi, 2009. Pengembangan Kinerja Pelayanan Publik. PT. Rafika Aditama, Bandung, Hal. 7 9
Hubeis, Musa, 2009. Prosfek Usaha Kecil Dalam Wadah Indikator Bisnis. Ghalia, Bogor. Hal. 8
10
Tohar, M. 2000. Membuka Usaha Kecil. Kanisus (Anggota IKAPI), Yogyakarta. Hal. 29 11
6
2. Ikut menyelenggarakan peredaran perekonomian negara dan mampu
hidup berdampingan dengan industri kecil.
3. Usaha kecil dapat memegang peranan penting dalam usaha besar
melalui penyediaan bahan mentah, suku cadang, pembungkus, bahan
pembantu dan sebagainya.
4. Usaha kecil dapat berfungsi sebagai ujung tombak bagi usaha
maupun industri besar dengan menyalurkan dan menjual hasil usaha
besar bagi konsumen.
Dari pendapat di atas jelas sekali bahwa peranan industri kecil sangat di
perlukan dalam upaya meningkatkan perekonomian masyarakat, dengan adanya
peningkatan maka otomatis usaha untuk mencapai kemakmuran masyarakat. Hal
ini tidak terlepas dari adanya peran pemerintah daerah sebagai fasilitator maupun
motivator untuk mengembangkan potensi yang ada di daerahnya dengan
mengadakan kerja sama antara berbagai pihak baik swasta maupun masyarakat.
Adapun di beberapa daerah yang menginginkan pembentukan daerah baru
pada dasarnya ditujukan untuk meningkatkan potensi dan perekonomian
masyarakatnya. Karena di setiap daerah bisa dipastikan mempunyai potensi
kekayaan alam berbeda-beda untuk di jadikan keunggulan daerah yang
bersangkutan dalam menunjang perekonomian masyarakatnya, baik dari potensi
kekayaan alam, hasil pertanian, perkebunan hasil perinkanan, peternakan, sampai
produk olahan baik makanan, maupun kerajinan tangan dari masyarakat. Selain
itu pembentukan daerah otonomi baru biasanya dipicu oleh berbagai alasan yaitu
7
seperti dalam pengurusan KTP, pelayanan kesehatan, hingga pelayanan keamanan
dan juga ada beberapa daerah yang merasa daerahnya mampu dan memiliki SDA
dan SDM yang cukup untuk mengelola daerahnya sendiri. Hal ini jugalah yang
memicu adanya pemekaran daerah Kabupaten Lahat menjadi daerah otonomi baru
Kabupaten Empat Lawang di Sumatera Selatan.
Jika di lihat dari aspek sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia
(SDM), Kabupaten Empat Lawang yang memiliki SDA dan SDM yang cukup,
dan daerah ini juga memenuhi syarat administratif sebagai mana dikehendaki oleh
peraturan perundang-undangan. Oleh karena itu sejak pada tanggal 20 April 2007
Kabupaten Empat Lawang disahkan menjadi daerah Otonomi Baru (DOB),
berdasarkan Undang-undang Nomor 1 Tahun 2007 tentang pembentukan
Kabupaten Empat Lawang di Provinsi Sumatera Selatan.
Upaya memberikan pelayanan yang baik di daerah otonomi baru tak
terlepas dari persiapan dan kerjanya yang baik dari daerah induk. Dalam hal ini
pertimbangan yang harus di lakukan terutama dalam pemanfataan pengisian
tempat dinas-dinas yang di bentuk oleh para pejabat dan pegawai, dan
pemanfaatan potensi daerah yang ada, karena setiap daerah memiliki potensi
untuk maju. Selama ini problematika yang dialami oleh daerah otonomi baru
adalah belum siap baik dari segi SDA maupun SDMnya sehingga menyebakan
pemerintah di daerahnya bertambah kacau dan berimbas kepada masyarakatnya.
Oleh karena itu dibutuhkan kesiapan yang mapan dari segi SDA dan SDM, hingga
kesiapan masyarakat itu sendiri. Dengan adanya otonomi diharapkan pemerintah
8
pembentukan sistem pemerintahan. Seperti untuk membantu pejabat-pejabat
sementara dan melantik bupati hingga penyaluran dana membangun infrastruktur
instansi.
Kabupaten Empat Lawang yang memiliki luas wilayah 2.256,44 kilometer
persegi dengan jumlah penduduk 216.422 jiwa sebagai salah satu daerah otonomi
baru di Sumatera Selatan yang sebelumnya adalah gabungan dari Kabupaten
Lahat juga banyak mengalami masalah yang serupa khususnya dalam proses
penyelenggaraan pelayanan publik. Pada saat terbentuknya Kabupaten Empat
Lawang masih ada beberapa masalah yaitu pertama pengabungan organisasi dan
tata kerja dinas, SKPD yang mengalami pengabungan diantaranya, Dinas Sosial
dan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi digabung menjadi satu dinas, Dinas
Pasar dan Pertamanan serta Dinas Perdagangan dan Dinas Koperasi dan UKM
menjadi satu dinas, dan pejabatnya pun merangkap menjadi dua fungsi12. Kedua
minimnya sarana prasarana karena kebanyakan instansi di daerah yang baru
terbentuk infrastruktur masih mengunakan prasarana yang telah ada sebelumnya,
dan tidak kalah pentingnya pengabungan dilakukan karena Pemerintah Kabupaten
Empat Lawang berupaya untuk memberikan pelayanan birokrasi yang mudah
kepada masyarakat. Sejak awal pemerintah telah merealisasikan beberapa
bangunan yang akan digunakan untuk membantu bangunan infrastruktur, dana ini
berasal dari Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dana untuk menunjang
kegiatan penyelenggaraan pemerintahan di Kabupaten Empat Lawang yaitu
sebesar Rp. 10.000.000.000 (Sepuluh miliar rupiah) setiap tahun selama 2 (dua)
12
9
tahun berturut-turut dan dari Kabupaten Lahat sesuai kesanggupannya
memberikan dana hibah berupa uang untuk menunjang kegiatan penyelenggaraan
pemerintahan Kabupaten Empat Lawang sebesar sebesar Rp. 5.000.000.000
(Lima miliar rupiah) setiap tahun selama 2 (dua) tahun berturut-turut dan sudah di
realisasikan yang dimaksudkan untuk pendanaan infrastruktur daerah, agenda
pemilihan ibu kota kabupaten dan pengesahan struktur Organisasi Daerah13.
Di antara beberapa permasalahan yang ada di Kabupaten Empat Lawang
yang menjadi sorotan dalam peneliti adalah kinerja pelayanan Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM), karena UMKM merupakan bidang yang sangat
potensial yang harus di perhatikan oleh pemerintah, namun selama ini saat belum
menjadi DOB belum tertangani/terkelola dengan baik. Sehingga diharapkan
dengan adanya daerah otonomi baru UMKM dapat terkelola secara lebih serius.
Karena keberadaannya merupakan kegiatan usaha yang mampu memperluas
lapangan kerja masyarakat, dan dapat berperan dalam proses pemerataan
pembangunan daerah guna meningkatkan perekonomian masyarakat khusunya
untuk kemakmuran masyarakat Kabupaten Empat Lawang. Adapun yang menjadi
permasalahan yang kemudian muncul berkaitan dengan penyelenggaraan
pelayanan publik pasca adannya otonomi daerah tentang kinerja pelayanan Usaha
Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) adalah masyarakat di Kabupaten Empat
Lawang sendiri merasa belum merasakan dampak atau keberuntungan dari adanya
otonomi daerah, secara nyata. Hal ini terlihat dari masih banyaknya keluhan dari
masyarakat dan kehidupan perekonomian masyarakat yang tidak jauh berubah
13
10
karena kinerja pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat
belum optimal, seperti kurangnya perhatian pemerintah dalam membimbing
masyarakat, sehingga menyebabkan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan
dalam masyarakat dalam memanfaatkan potensi sumber daya alam yang ada
sehingga hal ini menimbulkan citra yang kurang baik terhadap pelayanan dari
pemerintah. Padahal jika dilihat dari peran pemerintah adalah memberikan
pelayanan secara menyeluruh dan baik sesuai dengan standar yang ada guna
menopang masyarakatnya dalam meningkatkan dan mendekatkan pelayanan
kepada masyarakat, melalui pemberian bimbingan, pelatihan, penyuluhan serta
memberikan dana guna meningkatkan kesejahteraan masyakatnya melalui potensi
daerah yang ada serta kemampuan masyarakat, tetapi belum terealisasikan dengan
baik.
Dari uraian latar belakang masalah di atas, peneliti tertarik untuk
mengangkat dalam sebuah penelitian dengan judul “Penyelenggaraan Pelayanan Publik Pasca Pembentukan Daerah Otonomi Baru” (Studi tentang Kinerja Pelayanan UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) di Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan apa yang telah di paparkan di atas, maka permasalahan dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana kinerja pelayanan publik dibidang UMKM yang diselenggarakan di
11
2. Faktor apa saja yang menjadi penghambat/mendukung penyelenggaraan
pelayanan UMKM di Daerah Otonomi Baru Kabupaten Empat Lawang?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan pernyataan dan keinginan peneliti dalam
suatu penelitian. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu: “Untuk mengevaluasi
kembali kinerja pelayanan publik di bidang UMKM yang nota benenya
masyarakat mengharapkan suatu pelayanan yang lebih optimal setelah adanya
pembentukan daerah otonomi baru dan juga untuk mengetahui hambatan yang
dihadapi oleh pemerintah sehingga menyebakan tidak optimalnya kinerja
pelayanan di bidang UMKM pasca pembentukan daerah otonomi baru”.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai
wacana terkait tentang penyelenggaraan pemerintahan di daerah otonomi baru
tentang kinerja pelayanan publik, yang diharapkan dapat bermanfaat bagi
pengembangan disiplin ilmu pemerintahan khususnya jurusan Ilmu
Pemerintahan dan juga sebagai bahan perbandingan atau lanjutan atas penelitian
serupa.
2. Manfaat Praktis
Sebagai masukan bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Empat Lawang
12
yang memiliki kegiatan UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan menengah), dan di
jadikan acuan dalam pengembangan UMKM dimasa yang akan datang.
E. Definisi Konseptual
Definisi konsep adalah merupakan batasan atau istilah yang ada didalam
judul penelitian agar tidak terjadi salah penafsiran berbeda atas inti dari judul
tersebut. Karena definisi konsep digunakan agar penelitian yang dilakukan tidak
rancuh dan terarah14. Dengan Mengacu pada judul “Penyelenggaraan Pelayanan Publik Pasca Pembentukan Daerah Otonomi Baru” (Studi tentang Kinerja Pelayanan UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) di Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan). maka definisi konsepnya adalah sebagai berikut:
1. Penyelenggaraan Pelayanan Publik Di Bidang UMKM
Penyelenggaraan pelayanan publik merupakan upaya pemerintah pusat
maupun pemerintah daerah untuk memenuhi kebutuhan dasar dan hak-hak sipil
setiap warga negara atas pelayanan barang, jasa, dan pelayanan administrasi yang
disediakan oleh penyelenggaran pelayanan publik. Dan dilaksanakan oleh
Instansi Pemerintah Pusat, di daerah, dan lingkungan Badan Usaha Milik Daerah,
dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka
pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan sesuai dengan prinsip
pelayanan publik15. Tidak hanya itu pelayanan publik juga dapat di artikan
memberikan pelayanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang
mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata
14
Hamidi, 2007. Metode Penelitian Dan Teori Komunkasi. UMM, Press, Malang. Hal. 4 15
13
cara yang di tetapkan16. Dalam hal ini yang dinamakan dengan pelayanan bidang
UMKM adalah bagaimana pemerintah memberikan layanan melalui instansi
terkait kepada masyarakat yang memiliki usaha di bidang UMKM seperti,
pelayanan administrasi dan teknis, pembinaan dan bimbingan evaluasi dan
pelaporan di bidang UMKM yang meliputi hukum, kelembagaan, permodalan,
kemitraan, dan sarana prasarana usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Tidak hanya itu jenis usaha yang di kategorikan dalam bidang UMKM yang
berdasarkan jenis produk atau jasa yang dihasilkan maupun aktivitas yang
dilakukan oleh suatu usaha kecil, serta mengacu pada kriteria usaha meliputi
Usaha perdagangan, Usaha Pertanian, Usaha Industri, dan Usaha jasa.
2. Standar Pelayanan Minimal (SPM) Di Bidang Usaha Mikro Kecil dan
Menegah (UMKM).
Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan publik yang merupakan
urusan wajib, pemerintah Daerah maupun Pemerintah Kabupaten/Kota harus
mengacu kepada Standar Pelayanan Minimum (SPM) yang disusun oleh
Pemerintah. Hal ini mengacu pada KEPMENKOP No:20/KEP/MENEG/XI/2000
tentang pedoman penetapan standar pelayanan minimal bidang Usaha Mikro
Kecil dan Menengah (UMKM) yang wajib dilakukan oleh Kabupaten/Kota17.
Setiap penyelenggaraan pelayanan birokrasi harus memiliki standar
pelayanan dan harus di taati oleh pemberi dan penerima pelayanan. Seperti halnya
standar pelayanan minimum (SPM) sangat diperlukan untuk menjamin
16
Poltak, Sinambela, dkk. 2006. Reformasi Pelayanan Publik Teori, Kebijakan, Implementasi. Bumi Aksara. Jakarta. Hal. 23
17
14
diberikannya pelayanan yang berkualitas18. Tanpa adanya standar pelayanan maka
sangat memungkinkan terjadi pelayanan yang diberikan jauh dari harapan publik.
Sama halnya dengan Standar Pelayanan Minimum (SPM) juga berfungsi sebagai
tolak ukur pelayanan yang diperoleh masyarakat dari pemerintah guna
meningkatkan mutu pelayanan oleh karena itu pemerintah sebagai penyelenggara
pelayanan harus benar-benar memperhatikan standar pelayanan yang harus di
informasikan kepada masyarakat sebagai pengguna jasa19.
Menurut keputusan MENPAN Nomor 63 Tahun 2004 tentang Standar
pelayanan sekurang-kurangnya meliputi 20:
a. Prosedur pelayanan
b. Waktu penyelesaian
c. Biaya pelayanan
d. Produk pelayanan
e. Sarana dan prasarana
f. Kompetensi petugas pemberi pelayanan
F. Definisi Operasional
Mengacu pada judul penelitian tentang penyelenggaraan pelayanan publik
pasca pembentukan daerah otonomi baru tentang kinerja pelayanan publik di
bidang UMKM maka definisi operasional dalam penelitian ini antara lain, sebagai
berikut:
18
Ibid Hal. 23 (Ratminto dan Atik Winarsih) 19
Mahmudi, 2005. Manajemen Kinerja Sektor Publik. AMP YKPN, Yogyakarta. Hal. 229 20
Keputusan MENPAN Nomor 63 Tahun 2004 tentang Standar Pelayanan.
15
1. Fasilitasi yang diberikan oleh pelayanan di bidang UMKM.
a. Penciptan iklim usaha yang kondusif seperti pemberian sarana prasarana
pemasaran dan produksi bagi UMKM seperti halnya promosi produk yang
dihasilkan.
b. Pemberian insentif modal untuk pengembangan usaha dalam bentuk
pinjaman.
c. Adanya pembinaan dan pengembangan yang dilakukan pemerintah
melalui bimbingan dan pelatihan.
2. Kemudahan yang diberikan oleh pelayanan di bidang UMKM.
a. Prosedur kemudahan dalam mendirikan perizinan usaha
b. Pemberian informasi tentang pemasaran dan teknologi
3. Hambatan yang dihadapi oleh pemerintah dalam penyelenggaraan pelayanan
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) adalah :
a. Faktor Internal
b. Faktor Eksternal
Dengan cara memberikan fasilitasi dan kemudahan bagi masyarakat yang
memiliki Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), maka akan mewujudkan
kualitas pelayanan publik yang prima dalam arti memenuhi harapan dan
16
G. Metode Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu21. Dimana kegiatan dalam
penelitian dilakukan secara sistematis yang artinya proses yang digunakan dalam
penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu, baik mencari data,
mencatat, merumuskan, baik menganalisis sampai menyusun laporannya.
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini dapat dikategorikan dalam penelitian deskriptif dengan
menggunakan pendekatan kualitatif. Metode deskriptif bertujuan untuk
memberikan gambaran tentang suatu gejala atau hubungan antara dua gejala atau
lebih22. Pendekatan kualitatif adalah prosedur pemecahan masalah yang diselidiki
dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan objek penelitian pada saat
sekarang, berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya23.
Dalam penelitian ini, peneliti mencoba mendeskripsikan, bagaimana kinerja
pelayanan UMKM yang di selengarakan oleh pemerintah Kabupaten Empat
Lawang dan faktor-faktor hambatan/pendukung apa saja yang mempengaruhi
kinerja pelayanan di bidang UMKM pasca pembentukan daerah otonomi baru.
2. Sumber Data
a. Data Primer
Data primer merupakan informasi yang diperoleh secara lansung dari
nara sumber yang dapat dipercaya dalam memberikan informasi yang berkaitan
21
Sugiyono, 2008. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R & D. Cetakan Keempat, CV. Alfabeta, Bandung. Hal. 2
22
Soehartono, Irawan. 2008. Metode Penelitian Sosial. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung. Hal. 35
23
17
dengan judul penelitian24. Data primer dalam penelitian ini seperti orang
(Pegawai) yang terkait langsung di dalamnya, yaitu Kepala bagian pengusaha
kecil dan menegah, Kepala bagian bina UMKM, khusunya Kepala Dinas Koperasi
dan UKM maupun masyarakat yang memiliki kegiatan usaha.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang digunakan untuk mendukung data primer.
Data sekunder tersebut data berupa buku-buku ilmiah, Dokumen-dokumen resmi,
koran-koran maupun dari internet atau televisi dan perundang-undangan yang
berkaitan erat dengan penelitian ini
3. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian merupakan tempat dimana peneliti memperoleh
informasi dan data yang diperlukan terkait dengan masalah yang akan diteliti.
Dengan adanya lokasi penelitian ini diharapkan dapat memberikan dukungan
yang optimal dalam pengumpulan data. Adapun Lokasi penelitian ini bertempat di
Kabupaten Empat Lawang Sumatera Selatan dengan alasan pertimbangan dan
kemudahan akses informasi data dan subjek utama penelitian dilakukan.
4. Subjek Penelitian
Subjek penelitian merupakan sumber-sumber data/informasi yang
diperoleh dari seseorang atau lebih yang akan memeberikan informasi secara
lengkap dan terkait dengan masalah yang menjadi inti dari penelitian. Subjek
penelitian dipilih secara sengaja sebagai orang yang akan dimintai informasi
24
18
karena dianggap menguasai bidang yang berhubungan dengan sasaran penelitian,
dalam hal ini yang menjadi subjek penelitian adalah:
a. Kepala Dinas Koperasi dan UKM.
b. Kepala Bagian Pengusaha Usaha Kecil dan Menengah.
c. Kepala Bagian Bina UMKM.
d. Masyarakat yang memiliki kegiatan Usaha Mikro Kecil dan Menengah.
5. Tehnik Pengumpulan Data
Tehnik pengumpulan data merupakan langkah strategis dalam penelitian,
karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui
tehnik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang
memenuhi standar data yang ditetapkan25.
Tehnik yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Tehnik Wawancara
Wawancara adalah bentuk komunikasi langsung antara peneliti dengan
responden. Dalam penelitian ini biasanya juga diikuti dengan menggunakan daftar
pertanyaan sebagai pedoman wawancara. Wawancara bertujuan untuk
mendapatkan informasi dari nara sumber dan data yang di peroleh lebih akurat.
b. Observasi
Observasi ialah metode pengumpulan data secara sistematis melalui
pengamatan dan pencatatan terhadap fenomena yang diteliti. Menurut Sugiyono
(2003), observasi merupakan suatu proses yang komplek, suatu proses yang
25
19
tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis, dua yang diantara
terpenting adalah proses pengamatan dan ingatan26.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah tehnik pengumpulan data dan informasi melalui
pencarian dan penemuan bukti-bukti dan data yang diperoleh adalah berupa fhoto
dan laporan peraturan-peraturan maupun dokumen yang berhubungan dengan
penelitian.
6. Tehnik Analisa Data
Analisa data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja
dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milanya menjadi satuan yang
dapat dikelola, mencari, menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa
yang dipelajari, serta memutuskan apa yang dapat di ceritakan kepada orang
lain27. Di pihak lain, analisa kualitatif prosesnya berjalan sebagai berikut :
a. Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal ini itu
diberi kode agar sumber datanya tetap dapat di telusuri.
b. Mengumpulkan, memilah-milah, mengklarifikasikan, mensintesiskan,
membuat ikhtisar, dan membuat indeksnya.
c. Berfikir, dengan jalan membuat kategori data dan mempunyai makna,
mencari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan dan membuat
temuan-temuan umum.
26
Nazir, Moh. 2003. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia, Jakarta. Hal. 59 27
20
Adapun tahapan dalam menganalisa data ini adalah:
a. Pengumpulan data
Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk
memperoleh data yang diperlukan28.
b. Redukasi Data
Redukasi data adalah suatu bentuk analisis yang mempertegas,
memperpendek, membuat fokus, membuat hal yang tidak penting dan mengatur
data sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat dilakukan, redukasi data
berlangsung secara terus menerus selama penelitai berlangsung.
c. Penyajian data
Penyajian data adalah menyusun informasi atau dimana peneliti
menyajikan data-data yang telah diperoleh dari proses pengumpulan data.
d. Kesimpulan
Menarik kesimpulan adalah sebagai langkah terakhir yang menjadi titik
temu dari data-data yang terkumpul agar bisa menemukan jawaban dalam
penelitian tersebut.
28
PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK
PASCA PEMBENTUKAN DAERAH OTONOMI BARU
(Studi Tentang Kinerja Pelayanan UMKM (Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah)
Di Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S-1)
Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Malang
Oleh :
LIDIA SUSANTI
08230022
JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
LEMBAR PERSETUJUAN
Nama : Lidia Susanti Nim : 08230022
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan : Ilmu Pemerintahan
Judul Skripsi : Penyelenggaraan Pelayanan Publik Pasca Pembentukan Daerah Otonomi Baru (Studi Tentang Kinerja Pelayanan UMKM (Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah) Di Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan)
Disetujui,
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Drs. Krishno Hadi Dra. Juli Astutik, M.Si
Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN
Nama : Lidia Susanti Nim : 08230022
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan : Ilmu Pemerintahan
Judul Skripsi : Penyelenggaraan Pelayanan Publik Pasca Pembentukan Daerah Otonomi Baru (Studi Tentang Kinerja Pelayanan UMKM (Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah) Di Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan)
Telah dipertahankan dihadapan dewan penguji dan dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan (S.IP)
Pada tanggal : 02 Februari 2013 Dihadapan Dewan Penguji
1. Drs. Krishno Hadi (...)
2. Salahudin S.IP, (...)
3. Drs. H. Jainuri, M.si (...)
4. Hevi Kurnia Hardini, S.IP., MA.Gov (...)
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang
BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI
Nama : Lidia Susanti
Nim : 08230022
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan : Ilmu Pemerintahan
Judul : Penyelenggaraan Pelayanan Publik Pasca Pembentukan DaerahOtonomi Baru (Studi Tentang Kinerja Pelayanan UMKM (Usaha Mikro Kecil Dan Menengah) Di Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan)
Pembimbing : 1. Drs. Krishno Hadi 2. Dra. Juli Astutik, M.Si
Konsultasi Skripsi : Lihat tabel
Tanggal Bimbingan Paraf Pembimbing Keterangan
I II
Tanggal 29 November 2012 Revisi Bab I Proposal
Tanggal 18 Desember 2012 ACC Bab I
Tanggal 4 Januari 2013 Seminar
Tanggal 9 Januari 2013 Revisi Bab II
Tanggal 10 Januari 2013 ACC Bab II
Tanggal 16 Januari 2013 ACC Bab III
Tanggal 29 Januari 2013 ACC Bab IV
Tanggal 29 Januari 2013 ACC Bab V
Tanggal 30 Januari 2013 Abstraksi
Malang, Januari 2013
Mengetahui,
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Lidia Susanti Nim : 08230022
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan : Ilmu Pemerintahan
Judul Skripsi : Penyelenggaraan Pelayanan Publik Pasca Pembentukan Daerah Otonomi Baru (Studi Tentang Kinerja Pelayanan UMKM (Usaha Mikro Kecil Dan Menengah) Di Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan)
Pembimbing : 1. Drs. Krishno Hadi 2. Dra. Juli Astutik, M.Si
Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Penyelenggaraan Pelayanan
Publik Pasca Pembentukan Daerah Otonomi Baru (Studi Tentang Kinerja Pelayanan UMKM (Usaha Mikro Kecil Dan Menengah) Di Kabupaten Empat
Lawang, Sumatera Selatan)” adalah bukan merupakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun keseluruhan kecuali dalam bentuk kutipan yang telah kami sebutkan sumbernya.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-sebenarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Malang, 2 Februari 2013 Yang menyatakan,
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya dan hidayahnya, sehingga dapat menyelesaikan penelitian dan menyusun skripsi
ini yang berupa hasil skripsi dengan judul “Penyelenggaraan Pelayanan Publik
Pasca Terbentuknya Daerah Otonomi Baru (Studi Tentang Kinerja Pelayanan UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) di Kabupaten Empat Lawang,
Sumatera Selatan)” Penulis menyadari sepenuhnya, mengingat keterbatasan
kemampuan dan pengetahuan yang ada pada penyusun, tentu masih jauh dari sempurna sehingga semuanya ini tidak akan memberikan hasil yang memuaskan apabila tidak ada bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu penyusun mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :
1. Kedua orang tuaku, karena pengorbanan dan motivasinya, sehingga kami dapat menyelesaikan perkuliahan sekaligus penulisan skripsi ini.
2. Bapak Drs. Muhadjir Effendy, M.Ap Selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang.
3. Bapak Dr. Wahyudi, M.Si Selaku Dekan FISIP Universitas Muhammadiyah Malang.
4. Ibu Dr. Tri Sulistyaningsih, M.Si Selaku Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Malang.
5. Bapak Drs. Krishno Hadi Selaku Pembimbing I yang telah meluangkan waktu untuk membantu memberikan arahan, bimbingan dan masukan yang tentunya bermanfaat bagi penyusun.
6. Ibu Drs. Juli Astutik M.Si Selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk memberikan arahan, bimbingan dan masukan yang tentunya bermanfaat bagi punyusun.
8. Seluruh Dosen Ilmu Pemerintahan, terima kasih atas segala pengetahuannya, dukungan dan semangatnya.
9. Keluarga besar Labolatorium Ilmu Pemerintahan yang telah banyak memberikan motivasi dan bantuan.
10.Teman-teman Jurusan Ilmu Pemerintahan angkatan 2008, (Hamdi, Ainur, Anjar, Ahmad, Bagus, Dipta, dan yang lainnya, terima kasih telah membantu selama ini.
11.Seluruh Pihak Kantor Dinas Koperasi dan UKM Di Kabupaten Empat Lawang.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada semua pihak yang telah memberikan segala bantuan kepada penyusun, penyusun menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, diharapkan segala bentuk saran dan kritik dari semua pihak demi perbaikan dalam penyusunan skripsi ini agar lebih baik. Semoga penyusunan skripsi ini bermanfaat, bagi semua pihak yang berkepentingan, Amin.
Wassalamu’alaikum Wr.wb
Malang, 2 Februari 2013 Penyusun,
LEMBAR PERSEMBAHAN
Syukur alhamdullilah kepada ALLAH SWT & Nabi Muhammad SAW..
Dengan Rahmat Mu yg TeLah memberikan Kemudahan Dan Kelancaran
Dalam Menyelesaikan Skripsi Ini..
Tuk ke2 Org TuaQ_Umak & aBah tERcINta Yang SLL Memberikan yg
Terbaik terima kasih atas semuanya dan Doanya...
My Brodher & Sister Ayuk”Idot” Ayuk’nik, kMIen, Abg Rudi M
akaciii
Atz CeMUanya..
M’Wo Hja. Nur
i
yana yg Sll Mendoakan D’dya
Dde @tuns & Ridho Yg Sll Menghibur Ccya..
Almarhum Cc@ *Arbi...
Yg...Membuat hidupQ lebih berwarna
THankS For U^re... SuppOrt N My Inspiration SkripSI.
aNdai Itu TAK terjadiiiii??????
Kel BesAr di
M’payang
Ma2KQ, bpK, Ma@ Ruba, yUeg Cantik, Citra, @2 dAding, kk_Reza,
D’
Galuh & My Niece (Neyca, fayas, faris,)...
Kel, Besar di Sumbawa
Ma2 & BpK, C^trya nya Ndut.... Kci2, Mz toy, Kwi2, Eka mooei...
MaKaCi Atz Semuanya...!!
& Keluarga D
i mlg... ibu”mz ayief & seM
uanya terima kAsihhh....:)
My Sanak Keluargo...
*
Nek’ino, ne’anang, Ma”wo ba’wo, keponakan, &
galonyo...+_+ Yg tak
Bisa Di Sebutkan satu-persatu...
M.Pow.C ** y@yu “twin”, Bun
da_y@na, Pipi Hardy, & Beta. Zuffy.. &
Onyets”V
ita, Cepatttt Slesain Kuliahnyaa
a... You’are Best Flen
SEperJuangan YG sll memberikan semangatt baik Suka dan duka,,, !!.
Makaciiii Atas Kebersamaanx Selama Niehc... Q merindukan Kalian ^_^
Tme3Q IP 08 ... Keep Contact!!
Moga Persahabatan Qt sampaiiiii kapan_pun..Amin!
MU 15* de^yUnie_Yunia Yg sll SupPort Mba^lid
, key’, LoLita,
Kyien, aniez^, laras,, Dll) Moga Cepettttt Kelar
kulhnya de^..!!!and
uNtuk Semuanya’ yg Tak BISA di sebutkan satu persatu...
Thanks atas BaNtuan Kalian Selama Ini...!!
Akhirnya...
Tiba saatnya.... aQ Harus mEningalkan Campus Putih...Heee
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 10
C. Tujuan Penelitian ... 11
D. Manfaat Penelitian ... 11
E. Definisi Konseptual ... 12
F. Definis Operasional ... 14
G. Metode Penelitian ... 16
1. Jenis Penelitian ... 16
2. Sumber Data ... 16
3. Lokasi Penelitian ... 17
4. Subjek Penelitian ... 17
5. Tehnik Pengumpulan Data ... 18
6. Tehnik Analisa Data ... 19
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Otonomi baru 1. Pengertian Otonomi ... 21
2. Pembentukan Daerah Otonomi Baru (DOB) ... 23
a. Pengertian Pemekaran Daerah ... 23
b. Syarat Pembentukan Daerah ... 24
3. Faktor- faktor Yang Mendorong Pembentukan Daerah Otonomi Baru (DOB) ... 28
4. Tujuan Pelaksanaan Daerah Otonomi Baru ... 28
5. Permasalahan Di Daerah Otonomi ... 30
B. Kinerja Pelayanan 1. Pengertian Kinerja Pelayanan ... 31
2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Pelayanan ... 32
a. Struktur Organisasi ... 33
c. Sistem Pelayanan ... 36
3. Mengukur Kinerja Pelayanan ... 37
C. Pelayanan Publik 1. Pengertian Penyelenggaraan Pelayanan Publik ... 37
2. Kelompok Pelayanan Publik ... 40
3. Prinsip-prinsip Pelayanan Publik ... 41
4. Standar Pelayanan Publik ... 43
5. Pola Penyelenggaraan Pelayanan Publik ... 46
D. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) 1. Pengertian UMKM ... 47
2. Peranan UMKM ... 51
3. Keunggulan dan Kelemahan UMKM ... 53
4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi UMKM ... 49
5. Pelayanan Publik Di Bidang UMKM ... 55
E. Pelayanan Publik Di Bidang UMKM ... 56
BAB III DESKRIPSI WILAYAH A. Gambaran Umum Kabupaten Empat Lawang 1. Terbentuknya Kabupaten Empat Lawang ... 60
2. Karakteristik Wilayah ... 61
a. Letak ... 61
b. Topografi ... 64
c. Keadaan Iklim ... 65
B. Karakteristik Penduduk 1. Penduduk Berdasarkan Perkembangannya ... 65
2. Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Angkatan Kerja ... 68
3. Penduduk Bersadarkan Bidang Usaha ... 70
C. Pemetaan Potensi 1. Potensi Sumber Daya Alam ... 70
a. Sektor Pertanian dan Perkebunan ... 70
c. Sektor Wisata ... 73
d. Sektor Pertambangan ... 74
e. Produk Unggulan Daerah ... 74
f. Potensi Ekonomi ... 75
D. Prospek Pertumbuhan Ekonomi 1. Pertumbuhan Ekonomi ... 77
2. Perkembangan UMKM Setelah Adanya Otonomi ... 79
E. Sarana dan Prasarana ... 83
F. Realisasi Investasi Daerah ... 87
BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA A. Penyelenggaraan Kinerja Pelayanan Publik di Bidang UMKM pasca pembentukan Daerah Otonomi Baru 1. Pengadaan Sarana dan Prasarana ... 89
2. Program Modal Usaha Guna Pengembangan UMKM ... 92
B. Peningkatan Kinerja Pelayanan di Bidang UMKM Sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) 1. Penataan Personil Dinas Koperasi dan UKM Dalam Meningkatkan Pelayanan ... 98
2. Pengenalan Inovasi dan Adopsi Teknologi Baru Bagi UMKM.. 100
3. Perluasan Akses Pemasaran Bagi UMKM... 103
4. Perhatian lembaga Terhadap Produktifitas Tenaga Kerja ... 108
5. Peningkatan Kinerja Pelayanan Publik Di Bidang UMKM sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM)... 114
C. Tolak Ukur Kinerja Pelayanan Di Bidang UMKM 1. Monitoring dan evaluasi hasil kenerja pelayanan di Bidang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) ... 117
2. Sistem Pelayanan Dan Pengaduan Dari Masyarakat ... 121
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 108
B. Saran ... 110
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halamam
Gambar III 1. Peta Kabupaten Empat Lawang ... 61
Gambar III 2. Persentase Luas Wilayah Menurut Kecamatan
di Kabupaten Empat Lawang... 63
Gambar III 3. Distribusi Persentase Penduduk Menurut Kecamatan
di Kabupaten Empat Lawang ... 66
Gambar III 4. Struktur Organisasi Dinas Koperasi dan UKM ... 85
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel III 1. Perkembangan Wilayah Administrasi ... 63
Tabel III 2. Jarak dari Ibukota ke Kecamatan di Kab. Empat Lawang ... 64
Tabel III 3. Luas wilayah, Jumlah, Kepadatan dan Pertumbuhan Penduduk... 67
Tabel III 4. Indikator Perkembangan Penduduk di Kab. Empat Lawang .. 68
Tabel III 5. Hasil Komoditi Pertanian dan Perkebunan ... 71
Tabel III 6. Hasil Komoditi Peternakan ... 72
Tabel III 7. Produksi Ikan Usaha Budidaya dan Ikan Tangkap... 73
Tabel III 8. Jumlah Unit Usaha, Tenaga Kerja dan Investasi Pada Sektor Industri Menurut Kecamatan di Kabupaten Empat Lawang ... 77
Tabel III 9. Perkembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
Menurut Kecamatan di Kabupaten Empat Lawang ... 80
Tabel III 10. Perkembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
Menurut Jenis Usaha di Kabupaten Empat Lawang ... 81
Tabel III 11. Perkembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
Menurut Bidang Usaha di Kabupaten Empat Lawang ... 82
Tabel III 12. Sarana dan Prasarana Dinas Koperasi dan UMKM ... 86
Tabel IV 13. Perlengkapan Dinas Koperasi dan UKM ... 91
Tabel IV 14. Data Masyarakat Memperoleh Pinjaman Modal Usaha Menurut Bidang Usaha di Kabupaten Empat Lawang ... 96
Tabel IV 15. Perkembangan Jumlah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
(UMKM), menurut sektor Usaha di Kabupaten Empat Lawang.. 97
DAFTAR PUSTAKA
Agus, Dwiyanto. 2005. Mewujudkan Good Governance Melalui Pemberdayaan Pelayanan Publik. Gajah Mada University, Perss. Yogyakarta.
Agung, Kurniawan, 2005, Transformasi Pelayanan Publik, Pembaharuan,
Yogyakarta.
Hamidi, 2007. Metode Penelitian Dan Teori Komunkasi. UMM, Press, Malang. Hermawan Warsinto, 1995. Pengantar Metode Penelitian. PT. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
Hubeis, Musa, 2009. Prosfek Usaha Kecil Dalam Wadah Indikator Bisnis.
Ghalia, Bogor.
Makagasa. H.R. 2008. Tantangan Pemekaran Daerah, Jogjakarta.
Mahmudi, 2005. Manajemen Kinerja Sektor Publik. AMP YKPN, Yogyakarta. Moleong, Lexy. Metodelogi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Sodakarya,
Bandung.
Nawawi, dkk. 1996. Penelitian Terapan. Gadjah Mada University, Yogyakarta. Nazir, Moh. 2003. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia, Jakarta.
Poltak, Sinambela, dkk. 2006. Reformasi Pelayanan Publik Teori, Kebijakan, Implementasi. Bumi Aksara. Jakarta.
Ratnawati, Tri, 2009. Pemekaran Daerah politik Lokal & Beberapa ISU Terseleksi., Pustaka Pelajar, Jakarta.
Sugiyono, 2008. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R & D. Cetakan Keempat, CV. Alfabeta, Bandung.
Susilo, dkk, 2011. Hasil Evaluasi Perkembangan 57 Daerah Otonomi Baru Pembentukan Tahun 2007s/d 2009. Hak Cipta Di Lindungi Undang-undang, Jakarta Pusat.
Surjadi, M. 2009. Pengembangan Kinerja Pelayanan Publik. PT. Rafika Aditama, Bandung.
Soehartono, Irawan. 2008. Metode Penelitian Sosial. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Tambunan, Tulus. 2002. Usaha Kecil dan Menengahdi Indonesia: Beberapa Isu Penting. Selemba Empat Patria,Yogjakarta.
Tohar, M. 2000. Membuka Usaha Kecil. Kanisus (Anggota IKAPI), Yogyakarta. Widjaja, Haw. 2003. Titik Berat Otonomi pada Daerah Tingkat II. PT.Raja
Grafindo Persada. Jakarta.
Sumber Lain:
http://swbtc.net/pengembangan-usaha-kecil-menengah-berbasis-klaster/satrya-wancana-business-tecnology-center/more-92, diakses 18 Oktober 2012
http://4lawang.wordpress.com/2010/11/24/pejabat-dihantui-bangkupanjang/
http://Portal.mahkamahkonstitusi.go.id/eLaw/perundangan_permen_detail.php?pe
raturan=6da5d7af&menteri=kopukm
http://id.shvoong.com/law-and-politics/public-administrations/2305491-latar-belakang-otonomi-daerah/ diakses 20 November 2012
http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2182806-pengertian-otonom-daerah-latar-belakang. diakses 7 November 2012
http://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/27352/node/583/pp-no-78-tahun-2007-tata-cara-pembentukan,-penghapusan,-dan-penggabungan-daerah
http://swbtc.net/pengembangan-usaha-kecil-menengah-berbasis-klaster/satrya-wancana-business-tecnology-center/more-92.
www.bpkp.go.id/uu/filedownload/4/66/1213.bpkp.
http://www.empatlawangkab.go.id (Gambaran Umum Kabupaten Empat Lawang)
http://empatlawangkab.bps.go.id/images/publikasi/STATDA_4L_2012/index.htBl
BPS Kabupaten Empat Lawang2012
http://www.kpu.go.id./UU_32_2004_Pemerintahan%20Daerah.pdf Http://normanabdillahblogspot.com/2011/03/pelayanan–publik.html.
www.depkop.go.id/.../regulasi/kepmen/lampirankepmen20_98.doc
Undang-undang:
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah.
UU Nomor 22 Tahun 1999 tentang pemerintahan daerah dengan PP Nomor 129
tentang persyaratan Pembentukan dan kriteria pemekaran
Undang-undang Nomor 20/2008 tentang Usaha Kecil dan Menengah
PP Nomor 78 tahun 2007 tentang Tata Cara Pembentukan, Penghapusan, dan
Penggabungan Daerah.
Keputusan Meneg Urusan Kop. dan UKM Nomor:20/KEP/MENEG/XI/2000,
tentang standar pelayanan minimal (SPM) di bidang UKM
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 129 Tahun 2002 tentang
Persyaratan Pembentukan dan Kriteria Pemekaran, Penghapusan, dan
Pengabungan Daerah Pasal 1 (3)
Keputusan Menkeu Nomor 40/KMK.06/2003.
Undang-undang Nomor 9 Tahun 1999 tentang Usaha Kecil.
Peraturan Pejabat Bupati Empat Lawang Nomor 23 Tahun 2008 tentang Tugas
Pokok Koperasi dan Fungsi UKM Kabupaten Empat Lawang.
Kepmenkeu Nomor 571/KMK03/2003,Tentang Pengusaha Kecil.
Inpres No. 10/1999 Tentang Pemberdayaan Usaha Menengah.
Permendagri Nomor 64 Tahun 2012 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pemberian
Insentif dan Pemberian Modal di Daerah.
Peraturan Bupati Kabupaten Empat Lawang Nomor 01 Tahun 2010 tentang
Bantuan Perkuatan Modal Dana Bergulir Kepada Usaha Mikro Kecil