• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK PASCA PEMBENTUKAN DAERAH OTONOMI BARU (Studi Tentang Kinerja Pelayanan UMKM (Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah) Di Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK PASCA PEMBENTUKAN DAERAH OTONOMI BARU (Studi Tentang Kinerja Pelayanan UMKM (Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah) Di Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan)"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu tujuan pembentukan daerah pada dasarnya dimaksudkan untuk

meningkatkan penyelenggaraan pelayanan publik guna mempercepat terwujudnya

kesejahteraan masyarakat. Mengingat wilayah Republik Indonesia yang sangat luas maka untuk mengelola Pemerintahan dibutuhkan kebijakan yang efesien dan

efektif melalui desentralisasi, salah satu manifestasinya adalah pembentukan

daerah otonomi dengan menggunakan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam

artian daerah diberikan kewenangan mengurus dan mengatur urusan pemerintah

yang ditetapkan dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

pemerintahan daerah1.

Dengan berlakunya Otonomi daerah berdasarkan Undang-undang Nomor

32 Tahun 2004, dimana titik berat otonomi diletakkan pada daerah

Kabupaten/Kota, maka daerah diberi kewenangan luas, nyata dan bertanggung

jawab. Diharapkan dengan berlakunya Undang-undang dapat memberikan

dampak yang luas terhadap peningkatan pelayanan kepada masyarakat.

Pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah memungkinkan

terjadinya penyelenggaraan pelayanan dengan jalur birokrasi yang lebih ringkas dan

1

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah.

(2)

2

membuka peluang bagi pemerintah daerah untuk melakukan inovasi dalam pemberian

dan peningkatan kualitas pelayanan. Keberhasilan penyelenggaraan otonomi daerah

sangat ditentukan oleh kesiapan dan kemampuan daerah itu sendiri dalam

mengelola dan memberdayakan seluruh potensi dan sumber daya yang tersedia.

Tolak ukur pelaksanaan otonomi daerah itu sendiri adalah terselenggaranya

pelayanan birokrasi yang baik dan menghasilkan pemerintahan yang baik (Good

governance), dengan adanya Good Governance maka antara masyarakat dan

pemerintah terjadi sinkronasi yang saling bersentuhan, menunjang dan melengkapi

dalam satu kesatuan langkah menunju tercapainya tujuan pembangunan nasional2.

Isu pembentukan daerah merupakan fenomena yang menunjukan adanya

keinginan masyarakat pada berbagai wilayah baik daerah Provinsi, daerah

Kabupaten, maupun daerah Kota. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya daerah

otonom baru yang terbentuk sejak tahun 1999 hingga saat ini terbentuk 205

Daerah Otonomi Baru (DOB) yang terdiri dari 7 Provinsi, 164 Kabupaten, 34

Kota. Dari 205 DOB tersebut terdapat 148 DOB telah berusia diatas 5 tahun3.

Keinginan masyarakat di suatu wilayah untuk menjadikan daerahnya menjadi

daerah otonom seperti itu pada dasarnya tidak bertentangan dengan semangat

otonomi daerah yang secara resmi digulirkan pada bulan Januari 2001.

Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang pemerintahan daerah yang disempurnakan

menjadi Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

dan sekarang telah disempurnakan menjadi Undang-undang Nomor 12 Tahun

2

Agus, Dwiyanto. 2005. Mewujudkan Good Governance Melalui Pemberdayaan Pelayanan Publik. Gajah Mada University, Perss. Yogyakarta. Hal. 18

3

(3)

3

2008 tentang perubahan kedua atas Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah.

Maraknya daerah otonomi baru (DOB) juga tidak terlepas dari adanya

kebijakan yang longgar dituangkan dalam peraturan perundang-undangan dalam

Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang pemerintahan daerah dengan PP

Nomor 129 tentang persyaratan pembentukan dan kriteria pemekaran4.

Penghapusan dan penggabungan daerah yang kemudian direvisi menjadi

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah dengan PP Nomor 78

Tahun 2007 tentang tata cara pembentukan, penghapusan dan Penggabungan

daerah, kebijakan masyarakat untuk membentuk daerah otonom baru terus

meningkat karena usulan pembentukan daerah otonom dilaksanakan secara

bottom-up5.

Selain itu alasan yang mendasari dalam penyampaian aspirasi masyarakat

dalam pembentukan daerah, antara lain disebabkan oleh tidak meratanya

pembangunan keseluruhan wilayah, dan menyebabkan termajinalnya kepentingan

masyarakat pada wilayah tertentu, seperti sulitnya mendapatkan pelayanan dari

pemerintah karena dalam penyelenggaraan pelayanan publik masih dihadapkan

pada sistem pemerintahan yang belum efektif dan efisien serta kualitas sumber

daya manusia yang belum memadai. Selain itu disebabkan oleh beberapa faktor

yaitu keinginan untuk hidup dalam komunitas yang homogen dan adanya

4

UU Nomor 22 Tahun 1999 tentang pemerintahan daerah dengan PP no. 129 tentang persyaratan Pembentukan dan kriteria pemekaranwww.bpkp.go.id/uu/filedownload/4/66/1213.bpkp, diakses 23 November 2012

5

(4)

4

kesamaan etnis, historis pemerintahan maupun adanya motif tersembunyi dari

pada elit politik maupun kepentingan partai. Seperti yang di katakan Ikrar Nusa

Bhakti dalam artikelnya berjudul “Hak menentukan diri-sendiri jenis baru di

papua di sebut bahwa gerrymander, yaitu usaha pembelahan/pemekaran daerah untuk kepentingan parpol tertentu6. Karena adanya motif tersembunyi inilah

seharusnya peran pemerintah induk yang menjadi kiblat sementara untuk daerah

baru.

Di samping itu pembentukan otonomi daerah baru merupakan jalan dalam

mempercepat kesejahteraan rakyat melalui peningkatan pelayanan publik kepada

masyarakat, percepatan pertumbuhan kehidupan demokrasi, percepatan

pelaksanaan pembangunan perekonomian daerah, percepatan pelaksanaan

pengelolaan potensi daerah, meningkatkan keamanan dan ketertiban serta

peningkatan hubungan yang serasi antara pusat dan daerah7. Tidak hanya itu

tujuan adanya otonomi adalah sebagai berikut:

a. Peningkatan pelayanan dan kualitas pelayanan kepada masyarakat.

b. Percepatan pertumbuhan kehidupan demokrasi.

c. Percepatan pelaksanaan pembangunan perekonomian daerah terutama

daerah pinggiran.

d. Percepatan pengelolaan potensi daerah.

Pelayanan yang diharapkan masyarakat sepatutnya dapat diperoleh setelah

adanya otonomi daerah khususnya dalam penyelenggaran pelayanan publik.

Karena penyelenggaran pelayanan publik merupakan upaya negara untuk

6

Ratnawati, Tri, 2009. Pemekaran Daerahpolitik Lokal & Beberapa ISU Terseleksi., Pustaka Pelajar, Jakarta. Hal. 15

7

(5)

5

memenuhi kebutuhan dasar dan hak-hak sipil setiap warga atas barang, jasa, dan

pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggaraan pelayanan publik.

Undang-undang Dasar 1945 mengamanatkan kepada negara untuk memenuhi

kebutuhan dasar setiap warga negara demi kesejahteraannya, sehingga evektifitas

suatu sistem pemerintahan sangat ditentukan oleh baik buruknya penyelenggaraan

pelayanan publik itu sendiri8. Dalam hal ini pelayanan di bidang usaha mikro,

kecil dan menengah (UMKM) sangat penting karena keberadaanya mencerminkan

wujud nyata kehidupan sosial dan ekonomi sebagian rakyat9. Meskipun demikian,

UMKM tidak terlepas dari berbagai masalah yang dapat menghambat laju

perkembangannya untuk menjadi lebih baik. Adapun beberapa masalah yang

sering dihadapi usaha kecil adalah seperti, pembagian kerja yang kurang

profesional, tingkat kemampuan, keterampilan, pemasaran, dan sumber

permodalan yang terbatas, dan kurangnya informasi maupun sumber daya

manusia yang mengakibatkan pengusaha kecil tidak mampu mengembangkan

usahanya dengan baik10.

Selain itu keberadaanya pun dapat mengurangi pengangguran juga dapat

meningkatkan perekonomian khususnya di desa tempat sentral industri kecil

tersebut berada. Menurut Widodo peranan industri kecil adalah 11:

1. Banyaknya menyerap tenaga kerja

8

Surjadi, 2009. Pengembangan Kinerja Pelayanan Publik. PT. Rafika Aditama, Bandung, Hal. 7 9

Hubeis, Musa, 2009. Prosfek Usaha Kecil Dalam Wadah Indikator Bisnis. Ghalia, Bogor. Hal. 8

10

Tohar, M. 2000. Membuka Usaha Kecil. Kanisus (Anggota IKAPI), Yogyakarta. Hal. 29 11

(6)

6

2. Ikut menyelenggarakan peredaran perekonomian negara dan mampu

hidup berdampingan dengan industri kecil.

3. Usaha kecil dapat memegang peranan penting dalam usaha besar

melalui penyediaan bahan mentah, suku cadang, pembungkus, bahan

pembantu dan sebagainya.

4. Usaha kecil dapat berfungsi sebagai ujung tombak bagi usaha

maupun industri besar dengan menyalurkan dan menjual hasil usaha

besar bagi konsumen.

Dari pendapat di atas jelas sekali bahwa peranan industri kecil sangat di

perlukan dalam upaya meningkatkan perekonomian masyarakat, dengan adanya

peningkatan maka otomatis usaha untuk mencapai kemakmuran masyarakat. Hal

ini tidak terlepas dari adanya peran pemerintah daerah sebagai fasilitator maupun

motivator untuk mengembangkan potensi yang ada di daerahnya dengan

mengadakan kerja sama antara berbagai pihak baik swasta maupun masyarakat.

Adapun di beberapa daerah yang menginginkan pembentukan daerah baru

pada dasarnya ditujukan untuk meningkatkan potensi dan perekonomian

masyarakatnya. Karena di setiap daerah bisa dipastikan mempunyai potensi

kekayaan alam berbeda-beda untuk di jadikan keunggulan daerah yang

bersangkutan dalam menunjang perekonomian masyarakatnya, baik dari potensi

kekayaan alam, hasil pertanian, perkebunan hasil perinkanan, peternakan, sampai

produk olahan baik makanan, maupun kerajinan tangan dari masyarakat. Selain

itu pembentukan daerah otonomi baru biasanya dipicu oleh berbagai alasan yaitu

(7)

7

seperti dalam pengurusan KTP, pelayanan kesehatan, hingga pelayanan keamanan

dan juga ada beberapa daerah yang merasa daerahnya mampu dan memiliki SDA

dan SDM yang cukup untuk mengelola daerahnya sendiri. Hal ini jugalah yang

memicu adanya pemekaran daerah Kabupaten Lahat menjadi daerah otonomi baru

Kabupaten Empat Lawang di Sumatera Selatan.

Jika di lihat dari aspek sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia

(SDM), Kabupaten Empat Lawang yang memiliki SDA dan SDM yang cukup,

dan daerah ini juga memenuhi syarat administratif sebagai mana dikehendaki oleh

peraturan perundang-undangan. Oleh karena itu sejak pada tanggal 20 April 2007

Kabupaten Empat Lawang disahkan menjadi daerah Otonomi Baru (DOB),

berdasarkan Undang-undang Nomor 1 Tahun 2007 tentang pembentukan

Kabupaten Empat Lawang di Provinsi Sumatera Selatan.

Upaya memberikan pelayanan yang baik di daerah otonomi baru tak

terlepas dari persiapan dan kerjanya yang baik dari daerah induk. Dalam hal ini

pertimbangan yang harus di lakukan terutama dalam pemanfataan pengisian

tempat dinas-dinas yang di bentuk oleh para pejabat dan pegawai, dan

pemanfaatan potensi daerah yang ada, karena setiap daerah memiliki potensi

untuk maju. Selama ini problematika yang dialami oleh daerah otonomi baru

adalah belum siap baik dari segi SDA maupun SDMnya sehingga menyebakan

pemerintah di daerahnya bertambah kacau dan berimbas kepada masyarakatnya.

Oleh karena itu dibutuhkan kesiapan yang mapan dari segi SDA dan SDM, hingga

kesiapan masyarakat itu sendiri. Dengan adanya otonomi diharapkan pemerintah

(8)

8

pembentukan sistem pemerintahan. Seperti untuk membantu pejabat-pejabat

sementara dan melantik bupati hingga penyaluran dana membangun infrastruktur

instansi.

Kabupaten Empat Lawang yang memiliki luas wilayah 2.256,44 kilometer

persegi dengan jumlah penduduk 216.422 jiwa sebagai salah satu daerah otonomi

baru di Sumatera Selatan yang sebelumnya adalah gabungan dari Kabupaten

Lahat juga banyak mengalami masalah yang serupa khususnya dalam proses

penyelenggaraan pelayanan publik. Pada saat terbentuknya Kabupaten Empat

Lawang masih ada beberapa masalah yaitu pertama pengabungan organisasi dan

tata kerja dinas, SKPD yang mengalami pengabungan diantaranya, Dinas Sosial

dan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi digabung menjadi satu dinas, Dinas

Pasar dan Pertamanan serta Dinas Perdagangan dan Dinas Koperasi dan UKM

menjadi satu dinas, dan pejabatnya pun merangkap menjadi dua fungsi12. Kedua

minimnya sarana prasarana karena kebanyakan instansi di daerah yang baru

terbentuk infrastruktur masih mengunakan prasarana yang telah ada sebelumnya,

dan tidak kalah pentingnya pengabungan dilakukan karena Pemerintah Kabupaten

Empat Lawang berupaya untuk memberikan pelayanan birokrasi yang mudah

kepada masyarakat. Sejak awal pemerintah telah merealisasikan beberapa

bangunan yang akan digunakan untuk membantu bangunan infrastruktur, dana ini

berasal dari Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dana untuk menunjang

kegiatan penyelenggaraan pemerintahan di Kabupaten Empat Lawang yaitu

sebesar Rp. 10.000.000.000 (Sepuluh miliar rupiah) setiap tahun selama 2 (dua)

12

(9)

9

tahun berturut-turut dan dari Kabupaten Lahat sesuai kesanggupannya

memberikan dana hibah berupa uang untuk menunjang kegiatan penyelenggaraan

pemerintahan Kabupaten Empat Lawang sebesar sebesar Rp. 5.000.000.000

(Lima miliar rupiah) setiap tahun selama 2 (dua) tahun berturut-turut dan sudah di

realisasikan yang dimaksudkan untuk pendanaan infrastruktur daerah, agenda

pemilihan ibu kota kabupaten dan pengesahan struktur Organisasi Daerah13.

Di antara beberapa permasalahan yang ada di Kabupaten Empat Lawang

yang menjadi sorotan dalam peneliti adalah kinerja pelayanan Usaha Mikro Kecil

dan Menengah (UMKM), karena UMKM merupakan bidang yang sangat

potensial yang harus di perhatikan oleh pemerintah, namun selama ini saat belum

menjadi DOB belum tertangani/terkelola dengan baik. Sehingga diharapkan

dengan adanya daerah otonomi baru UMKM dapat terkelola secara lebih serius.

Karena keberadaannya merupakan kegiatan usaha yang mampu memperluas

lapangan kerja masyarakat, dan dapat berperan dalam proses pemerataan

pembangunan daerah guna meningkatkan perekonomian masyarakat khusunya

untuk kemakmuran masyarakat Kabupaten Empat Lawang. Adapun yang menjadi

permasalahan yang kemudian muncul berkaitan dengan penyelenggaraan

pelayanan publik pasca adannya otonomi daerah tentang kinerja pelayanan Usaha

Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) adalah masyarakat di Kabupaten Empat

Lawang sendiri merasa belum merasakan dampak atau keberuntungan dari adanya

otonomi daerah, secara nyata. Hal ini terlihat dari masih banyaknya keluhan dari

masyarakat dan kehidupan perekonomian masyarakat yang tidak jauh berubah

13

(10)

10

karena kinerja pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat

belum optimal, seperti kurangnya perhatian pemerintah dalam membimbing

masyarakat, sehingga menyebabkan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan

dalam masyarakat dalam memanfaatkan potensi sumber daya alam yang ada

sehingga hal ini menimbulkan citra yang kurang baik terhadap pelayanan dari

pemerintah. Padahal jika dilihat dari peran pemerintah adalah memberikan

pelayanan secara menyeluruh dan baik sesuai dengan standar yang ada guna

menopang masyarakatnya dalam meningkatkan dan mendekatkan pelayanan

kepada masyarakat, melalui pemberian bimbingan, pelatihan, penyuluhan serta

memberikan dana guna meningkatkan kesejahteraan masyakatnya melalui potensi

daerah yang ada serta kemampuan masyarakat, tetapi belum terealisasikan dengan

baik.

Dari uraian latar belakang masalah di atas, peneliti tertarik untuk

mengangkat dalam sebuah penelitian dengan judul “Penyelenggaraan Pelayanan Publik Pasca Pembentukan Daerah Otonomi Baru” (Studi tentang Kinerja Pelayanan UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) di Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan apa yang telah di paparkan di atas, maka permasalahan dalam

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana kinerja pelayanan publik dibidang UMKM yang diselenggarakan di

(11)

11

2. Faktor apa saja yang menjadi penghambat/mendukung penyelenggaraan

pelayanan UMKM di Daerah Otonomi Baru Kabupaten Empat Lawang?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan pernyataan dan keinginan peneliti dalam

suatu penelitian. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu: “Untuk mengevaluasi

kembali kinerja pelayanan publik di bidang UMKM yang nota benenya

masyarakat mengharapkan suatu pelayanan yang lebih optimal setelah adanya

pembentukan daerah otonomi baru dan juga untuk mengetahui hambatan yang

dihadapi oleh pemerintah sehingga menyebakan tidak optimalnya kinerja

pelayanan di bidang UMKM pasca pembentukan daerah otonomi baru”.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai

wacana terkait tentang penyelenggaraan pemerintahan di daerah otonomi baru

tentang kinerja pelayanan publik, yang diharapkan dapat bermanfaat bagi

pengembangan disiplin ilmu pemerintahan khususnya jurusan Ilmu

Pemerintahan dan juga sebagai bahan perbandingan atau lanjutan atas penelitian

serupa.

2. Manfaat Praktis

Sebagai masukan bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Empat Lawang

(12)

12

yang memiliki kegiatan UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan menengah), dan di

jadikan acuan dalam pengembangan UMKM dimasa yang akan datang.

E. Definisi Konseptual

Definisi konsep adalah merupakan batasan atau istilah yang ada didalam

judul penelitian agar tidak terjadi salah penafsiran berbeda atas inti dari judul

tersebut. Karena definisi konsep digunakan agar penelitian yang dilakukan tidak

rancuh dan terarah14. Dengan Mengacu pada judul “Penyelenggaraan Pelayanan Publik Pasca Pembentukan Daerah Otonomi Baru” (Studi tentang Kinerja Pelayanan UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) di Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan). maka definisi konsepnya adalah sebagai berikut:

1. Penyelenggaraan Pelayanan Publik Di Bidang UMKM

Penyelenggaraan pelayanan publik merupakan upaya pemerintah pusat

maupun pemerintah daerah untuk memenuhi kebutuhan dasar dan hak-hak sipil

setiap warga negara atas pelayanan barang, jasa, dan pelayanan administrasi yang

disediakan oleh penyelenggaran pelayanan publik. Dan dilaksanakan oleh

Instansi Pemerintah Pusat, di daerah, dan lingkungan Badan Usaha Milik Daerah,

dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka

pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan sesuai dengan prinsip

pelayanan publik15. Tidak hanya itu pelayanan publik juga dapat di artikan

memberikan pelayanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang

mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata

14

Hamidi, 2007. Metode Penelitian Dan Teori Komunkasi. UMM, Press, Malang. Hal. 4 15

(13)

13

cara yang di tetapkan16. Dalam hal ini yang dinamakan dengan pelayanan bidang

UMKM adalah bagaimana pemerintah memberikan layanan melalui instansi

terkait kepada masyarakat yang memiliki usaha di bidang UMKM seperti,

pelayanan administrasi dan teknis, pembinaan dan bimbingan evaluasi dan

pelaporan di bidang UMKM yang meliputi hukum, kelembagaan, permodalan,

kemitraan, dan sarana prasarana usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Tidak hanya itu jenis usaha yang di kategorikan dalam bidang UMKM yang

berdasarkan jenis produk atau jasa yang dihasilkan maupun aktivitas yang

dilakukan oleh suatu usaha kecil, serta mengacu pada kriteria usaha meliputi

Usaha perdagangan, Usaha Pertanian, Usaha Industri, dan Usaha jasa.

2. Standar Pelayanan Minimal (SPM) Di Bidang Usaha Mikro Kecil dan

Menegah (UMKM).

Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan publik yang merupakan

urusan wajib, pemerintah Daerah maupun Pemerintah Kabupaten/Kota harus

mengacu kepada Standar Pelayanan Minimum (SPM) yang disusun oleh

Pemerintah. Hal ini mengacu pada KEPMENKOP No:20/KEP/MENEG/XI/2000

tentang pedoman penetapan standar pelayanan minimal bidang Usaha Mikro

Kecil dan Menengah (UMKM) yang wajib dilakukan oleh Kabupaten/Kota17.

Setiap penyelenggaraan pelayanan birokrasi harus memiliki standar

pelayanan dan harus di taati oleh pemberi dan penerima pelayanan. Seperti halnya

standar pelayanan minimum (SPM) sangat diperlukan untuk menjamin

16

Poltak, Sinambela, dkk. 2006. Reformasi Pelayanan Publik Teori, Kebijakan, Implementasi. Bumi Aksara. Jakarta. Hal. 23

17

(14)

14

diberikannya pelayanan yang berkualitas18. Tanpa adanya standar pelayanan maka

sangat memungkinkan terjadi pelayanan yang diberikan jauh dari harapan publik.

Sama halnya dengan Standar Pelayanan Minimum (SPM) juga berfungsi sebagai

tolak ukur pelayanan yang diperoleh masyarakat dari pemerintah guna

meningkatkan mutu pelayanan oleh karena itu pemerintah sebagai penyelenggara

pelayanan harus benar-benar memperhatikan standar pelayanan yang harus di

informasikan kepada masyarakat sebagai pengguna jasa19.

Menurut keputusan MENPAN Nomor 63 Tahun 2004 tentang Standar

pelayanan sekurang-kurangnya meliputi 20:

a. Prosedur pelayanan

b. Waktu penyelesaian

c. Biaya pelayanan

d. Produk pelayanan

e. Sarana dan prasarana

f. Kompetensi petugas pemberi pelayanan

F. Definisi Operasional

Mengacu pada judul penelitian tentang penyelenggaraan pelayanan publik

pasca pembentukan daerah otonomi baru tentang kinerja pelayanan publik di

bidang UMKM maka definisi operasional dalam penelitian ini antara lain, sebagai

berikut:

18

Ibid Hal. 23 (Ratminto dan Atik Winarsih) 19

Mahmudi, 2005. Manajemen Kinerja Sektor Publik. AMP YKPN, Yogyakarta. Hal. 229 20

Keputusan MENPAN Nomor 63 Tahun 2004 tentang Standar Pelayanan.

(15)

15

1. Fasilitasi yang diberikan oleh pelayanan di bidang UMKM.

a. Penciptan iklim usaha yang kondusif seperti pemberian sarana prasarana

pemasaran dan produksi bagi UMKM seperti halnya promosi produk yang

dihasilkan.

b. Pemberian insentif modal untuk pengembangan usaha dalam bentuk

pinjaman.

c. Adanya pembinaan dan pengembangan yang dilakukan pemerintah

melalui bimbingan dan pelatihan.

2. Kemudahan yang diberikan oleh pelayanan di bidang UMKM.

a. Prosedur kemudahan dalam mendirikan perizinan usaha

b. Pemberian informasi tentang pemasaran dan teknologi

3. Hambatan yang dihadapi oleh pemerintah dalam penyelenggaraan pelayanan

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) adalah :

a. Faktor Internal

b. Faktor Eksternal

Dengan cara memberikan fasilitasi dan kemudahan bagi masyarakat yang

memiliki Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), maka akan mewujudkan

kualitas pelayanan publik yang prima dalam arti memenuhi harapan dan

(16)

16

G. Metode Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu21. Dimana kegiatan dalam

penelitian dilakukan secara sistematis yang artinya proses yang digunakan dalam

penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu, baik mencari data,

mencatat, merumuskan, baik menganalisis sampai menyusun laporannya.

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini dapat dikategorikan dalam penelitian deskriptif dengan

menggunakan pendekatan kualitatif. Metode deskriptif bertujuan untuk

memberikan gambaran tentang suatu gejala atau hubungan antara dua gejala atau

lebih22. Pendekatan kualitatif adalah prosedur pemecahan masalah yang diselidiki

dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan objek penelitian pada saat

sekarang, berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya23.

Dalam penelitian ini, peneliti mencoba mendeskripsikan, bagaimana kinerja

pelayanan UMKM yang di selengarakan oleh pemerintah Kabupaten Empat

Lawang dan faktor-faktor hambatan/pendukung apa saja yang mempengaruhi

kinerja pelayanan di bidang UMKM pasca pembentukan daerah otonomi baru.

2. Sumber Data

a. Data Primer

Data primer merupakan informasi yang diperoleh secara lansung dari

nara sumber yang dapat dipercaya dalam memberikan informasi yang berkaitan

21

Sugiyono, 2008. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R & D. Cetakan Keempat, CV. Alfabeta, Bandung. Hal. 2

22

Soehartono, Irawan. 2008. Metode Penelitian Sosial. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung. Hal. 35

23

(17)

17

dengan judul penelitian24. Data primer dalam penelitian ini seperti orang

(Pegawai) yang terkait langsung di dalamnya, yaitu Kepala bagian pengusaha

kecil dan menegah, Kepala bagian bina UMKM, khusunya Kepala Dinas Koperasi

dan UKM maupun masyarakat yang memiliki kegiatan usaha.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang digunakan untuk mendukung data primer.

Data sekunder tersebut data berupa buku-buku ilmiah, Dokumen-dokumen resmi,

koran-koran maupun dari internet atau televisi dan perundang-undangan yang

berkaitan erat dengan penelitian ini

3. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat dimana peneliti memperoleh

informasi dan data yang diperlukan terkait dengan masalah yang akan diteliti.

Dengan adanya lokasi penelitian ini diharapkan dapat memberikan dukungan

yang optimal dalam pengumpulan data. Adapun Lokasi penelitian ini bertempat di

Kabupaten Empat Lawang Sumatera Selatan dengan alasan pertimbangan dan

kemudahan akses informasi data dan subjek utama penelitian dilakukan.

4. Subjek Penelitian

Subjek penelitian merupakan sumber-sumber data/informasi yang

diperoleh dari seseorang atau lebih yang akan memeberikan informasi secara

lengkap dan terkait dengan masalah yang menjadi inti dari penelitian. Subjek

penelitian dipilih secara sengaja sebagai orang yang akan dimintai informasi

24

(18)

18

karena dianggap menguasai bidang yang berhubungan dengan sasaran penelitian,

dalam hal ini yang menjadi subjek penelitian adalah:

a. Kepala Dinas Koperasi dan UKM.

b. Kepala Bagian Pengusaha Usaha Kecil dan Menengah.

c. Kepala Bagian Bina UMKM.

d. Masyarakat yang memiliki kegiatan Usaha Mikro Kecil dan Menengah.

5. Tehnik Pengumpulan Data

Tehnik pengumpulan data merupakan langkah strategis dalam penelitian,

karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui

tehnik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang

memenuhi standar data yang ditetapkan25.

Tehnik yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Tehnik Wawancara

Wawancara adalah bentuk komunikasi langsung antara peneliti dengan

responden. Dalam penelitian ini biasanya juga diikuti dengan menggunakan daftar

pertanyaan sebagai pedoman wawancara. Wawancara bertujuan untuk

mendapatkan informasi dari nara sumber dan data yang di peroleh lebih akurat.

b. Observasi

Observasi ialah metode pengumpulan data secara sistematis melalui

pengamatan dan pencatatan terhadap fenomena yang diteliti. Menurut Sugiyono

(2003), observasi merupakan suatu proses yang komplek, suatu proses yang

25

(19)

19

tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis, dua yang diantara

terpenting adalah proses pengamatan dan ingatan26.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah tehnik pengumpulan data dan informasi melalui

pencarian dan penemuan bukti-bukti dan data yang diperoleh adalah berupa fhoto

dan laporan peraturan-peraturan maupun dokumen yang berhubungan dengan

penelitian.

6. Tehnik Analisa Data

Analisa data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja

dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milanya menjadi satuan yang

dapat dikelola, mencari, menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa

yang dipelajari, serta memutuskan apa yang dapat di ceritakan kepada orang

lain27. Di pihak lain, analisa kualitatif prosesnya berjalan sebagai berikut :

a. Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal ini itu

diberi kode agar sumber datanya tetap dapat di telusuri.

b. Mengumpulkan, memilah-milah, mengklarifikasikan, mensintesiskan,

membuat ikhtisar, dan membuat indeksnya.

c. Berfikir, dengan jalan membuat kategori data dan mempunyai makna,

mencari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan dan membuat

temuan-temuan umum.

26

Nazir, Moh. 2003. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia, Jakarta. Hal. 59 27

(20)

20

Adapun tahapan dalam menganalisa data ini adalah:

a. Pengumpulan data

Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk

memperoleh data yang diperlukan28.

b. Redukasi Data

Redukasi data adalah suatu bentuk analisis yang mempertegas,

memperpendek, membuat fokus, membuat hal yang tidak penting dan mengatur

data sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat dilakukan, redukasi data

berlangsung secara terus menerus selama penelitai berlangsung.

c. Penyajian data

Penyajian data adalah menyusun informasi atau dimana peneliti

menyajikan data-data yang telah diperoleh dari proses pengumpulan data.

d. Kesimpulan

Menarik kesimpulan adalah sebagai langkah terakhir yang menjadi titik

temu dari data-data yang terkumpul agar bisa menemukan jawaban dalam

penelitian tersebut.

28

(21)

PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK

PASCA PEMBENTUKAN DAERAH OTONOMI BARU

(Studi Tentang Kinerja Pelayanan UMKM (Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah)

Di Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S-1)

Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang

Oleh :

LIDIA SUSANTI

08230022

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(22)

LEMBAR PERSETUJUAN

Nama : Lidia Susanti Nim : 08230022

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Judul Skripsi : Penyelenggaraan Pelayanan Publik Pasca Pembentukan Daerah Otonomi Baru (Studi Tentang Kinerja Pelayanan UMKM (Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah) Di Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan)

Disetujui,

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Drs. Krishno Hadi Dra. Juli Astutik, M.Si

Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan

(23)

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN

Nama : Lidia Susanti Nim : 08230022

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Judul Skripsi : Penyelenggaraan Pelayanan Publik Pasca Pembentukan Daerah Otonomi Baru (Studi Tentang Kinerja Pelayanan UMKM (Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah) Di Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan)

Telah dipertahankan dihadapan dewan penguji dan dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan (S.IP)

Pada tanggal : 02 Februari 2013 Dihadapan Dewan Penguji

1. Drs. Krishno Hadi (...)

2. Salahudin S.IP, (...)

3. Drs. H. Jainuri, M.si (...)

4. Hevi Kurnia Hardini, S.IP., MA.Gov (...)

Mengesahkan,

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

(24)

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI

Nama : Lidia Susanti

Nim : 08230022

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Judul : Penyelenggaraan Pelayanan Publik Pasca Pembentukan DaerahOtonomi Baru (Studi Tentang Kinerja Pelayanan UMKM (Usaha Mikro Kecil Dan Menengah) Di Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan)

Pembimbing : 1. Drs. Krishno Hadi 2. Dra. Juli Astutik, M.Si

Konsultasi Skripsi : Lihat tabel

Tanggal Bimbingan Paraf Pembimbing Keterangan

I II

Tanggal 29 November 2012 Revisi Bab I Proposal

Tanggal 18 Desember 2012 ACC Bab I

Tanggal 4 Januari 2013 Seminar

Tanggal 9 Januari 2013 Revisi Bab II

Tanggal 10 Januari 2013 ACC Bab II

Tanggal 16 Januari 2013 ACC Bab III

Tanggal 29 Januari 2013 ACC Bab IV

Tanggal 29 Januari 2013 ACC Bab V

Tanggal 30 Januari 2013 Abstraksi

Malang, Januari 2013

Mengetahui,

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

(25)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Lidia Susanti Nim : 08230022

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Judul Skripsi : Penyelenggaraan Pelayanan Publik Pasca Pembentukan Daerah Otonomi Baru (Studi Tentang Kinerja Pelayanan UMKM (Usaha Mikro Kecil Dan Menengah) Di Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan)

Pembimbing : 1. Drs. Krishno Hadi 2. Dra. Juli Astutik, M.Si

Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Penyelenggaraan Pelayanan

Publik Pasca Pembentukan Daerah Otonomi Baru (Studi Tentang Kinerja Pelayanan UMKM (Usaha Mikro Kecil Dan Menengah) Di Kabupaten Empat

Lawang, Sumatera Selatan)” adalah bukan merupakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun keseluruhan kecuali dalam bentuk kutipan yang telah kami sebutkan sumbernya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-sebenarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Malang, 2 Februari 2013 Yang menyatakan,

(26)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya dan hidayahnya, sehingga dapat menyelesaikan penelitian dan menyusun skripsi

ini yang berupa hasil skripsi dengan judul “Penyelenggaraan Pelayanan Publik

Pasca Terbentuknya Daerah Otonomi Baru (Studi Tentang Kinerja Pelayanan UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) di Kabupaten Empat Lawang,

Sumatera Selatan)” Penulis menyadari sepenuhnya, mengingat keterbatasan

kemampuan dan pengetahuan yang ada pada penyusun, tentu masih jauh dari sempurna sehingga semuanya ini tidak akan memberikan hasil yang memuaskan apabila tidak ada bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu penyusun mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Kedua orang tuaku, karena pengorbanan dan motivasinya, sehingga kami dapat menyelesaikan perkuliahan sekaligus penulisan skripsi ini.

2. Bapak Drs. Muhadjir Effendy, M.Ap Selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Bapak Dr. Wahyudi, M.Si Selaku Dekan FISIP Universitas Muhammadiyah Malang.

4. Ibu Dr. Tri Sulistyaningsih, M.Si Selaku Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Malang.

5. Bapak Drs. Krishno Hadi Selaku Pembimbing I yang telah meluangkan waktu untuk membantu memberikan arahan, bimbingan dan masukan yang tentunya bermanfaat bagi penyusun.

6. Ibu Drs. Juli Astutik M.Si Selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk memberikan arahan, bimbingan dan masukan yang tentunya bermanfaat bagi punyusun.

(27)

8. Seluruh Dosen Ilmu Pemerintahan, terima kasih atas segala pengetahuannya, dukungan dan semangatnya.

9. Keluarga besar Labolatorium Ilmu Pemerintahan yang telah banyak memberikan motivasi dan bantuan.

10.Teman-teman Jurusan Ilmu Pemerintahan angkatan 2008, (Hamdi, Ainur, Anjar, Ahmad, Bagus, Dipta, dan yang lainnya, terima kasih telah membantu selama ini.

11.Seluruh Pihak Kantor Dinas Koperasi dan UKM Di Kabupaten Empat Lawang.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada semua pihak yang telah memberikan segala bantuan kepada penyusun, penyusun menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, diharapkan segala bentuk saran dan kritik dari semua pihak demi perbaikan dalam penyusunan skripsi ini agar lebih baik. Semoga penyusunan skripsi ini bermanfaat, bagi semua pihak yang berkepentingan, Amin.

Wassalamu’alaikum Wr.wb

Malang, 2 Februari 2013 Penyusun,

(28)

LEMBAR PERSEMBAHAN

Syukur alhamdullilah kepada ALLAH SWT & Nabi Muhammad SAW..

Dengan Rahmat Mu yg TeLah memberikan Kemudahan Dan Kelancaran

Dalam Menyelesaikan Skripsi Ini..

Tuk ke2 Org TuaQ_Umak & aBah tERcINta Yang SLL Memberikan yg

Terbaik terima kasih atas semuanya dan Doanya...

My Brodher & Sister Ayuk”Idot” Ayuk’nik, kMIen, Abg Rudi M

akaciii

Atz CeMUanya..

M’Wo Hja. Nur

i

yana yg Sll Mendoakan D’dya

Dde @tuns & Ridho Yg Sll Menghibur Ccya..

Almarhum Cc@ *Arbi...

Yg...Membuat hidupQ lebih berwarna

THankS For U^re... SuppOrt N My Inspiration SkripSI.

aNdai Itu TAK terjadiiiii??????

Kel BesAr di

M’payang

Ma2KQ, bpK, Ma@ Ruba, yUeg Cantik, Citra, @2 dAding, kk_Reza,

D’

Galuh & My Niece (Neyca, fayas, faris,)...

Kel, Besar di Sumbawa

Ma2 & BpK, C^trya nya Ndut.... Kci2, Mz toy, Kwi2, Eka mooei...

MaKaCi Atz Semuanya...!!

& Keluarga D

i mlg... ibu”mz ayief & seM

uanya terima kAsihhh....:)

(29)

My Sanak Keluargo...

*

Nek’ino, ne’anang, Ma”wo ba’wo, keponakan, &

galonyo...+_+ Yg tak

Bisa Di Sebutkan satu-persatu...

M.Pow.C ** y@yu “twin”, Bun

da_y@na, Pipi Hardy, & Beta. Zuffy.. &

Onyets”V

ita, Cepatttt Slesain Kuliahnyaa

a... You’are Best Flen

SEperJuangan YG sll memberikan semangatt baik Suka dan duka,,, !!.

Makaciiii Atas Kebersamaanx Selama Niehc... Q merindukan Kalian ^_^

Tme3Q IP 08 ... Keep Contact!!

Moga Persahabatan Qt sampaiiiii kapan_pun..Amin!

MU 15* de^yUnie_Yunia Yg sll SupPort Mba^lid

, key’, LoLita,

Kyien, aniez^, laras,, Dll) Moga Cepettttt Kelar

kulhnya de^..!!!

and

uNtuk Semuanya’ yg Tak BISA di sebutkan satu persatu...

Thanks atas BaNtuan Kalian Selama Ini...!!

Akhirnya...

Tiba saatnya.... aQ Harus mEningalkan Campus Putih...Heee

(30)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 10

C. Tujuan Penelitian ... 11

D. Manfaat Penelitian ... 11

E. Definisi Konseptual ... 12

F. Definis Operasional ... 14

G. Metode Penelitian ... 16

1. Jenis Penelitian ... 16

2. Sumber Data ... 16

3. Lokasi Penelitian ... 17

4. Subjek Penelitian ... 17

5. Tehnik Pengumpulan Data ... 18

6. Tehnik Analisa Data ... 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Otonomi baru 1. Pengertian Otonomi ... 21

2. Pembentukan Daerah Otonomi Baru (DOB) ... 23

a. Pengertian Pemekaran Daerah ... 23

b. Syarat Pembentukan Daerah ... 24

3. Faktor- faktor Yang Mendorong Pembentukan Daerah Otonomi Baru (DOB) ... 28

4. Tujuan Pelaksanaan Daerah Otonomi Baru ... 28

5. Permasalahan Di Daerah Otonomi ... 30

B. Kinerja Pelayanan 1. Pengertian Kinerja Pelayanan ... 31

2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Pelayanan ... 32

a. Struktur Organisasi ... 33

(31)

c. Sistem Pelayanan ... 36

3. Mengukur Kinerja Pelayanan ... 37

C. Pelayanan Publik 1. Pengertian Penyelenggaraan Pelayanan Publik ... 37

2. Kelompok Pelayanan Publik ... 40

3. Prinsip-prinsip Pelayanan Publik ... 41

4. Standar Pelayanan Publik ... 43

5. Pola Penyelenggaraan Pelayanan Publik ... 46

D. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) 1. Pengertian UMKM ... 47

2. Peranan UMKM ... 51

3. Keunggulan dan Kelemahan UMKM ... 53

4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi UMKM ... 49

5. Pelayanan Publik Di Bidang UMKM ... 55

E. Pelayanan Publik Di Bidang UMKM ... 56

BAB III DESKRIPSI WILAYAH A. Gambaran Umum Kabupaten Empat Lawang 1. Terbentuknya Kabupaten Empat Lawang ... 60

2. Karakteristik Wilayah ... 61

a. Letak ... 61

b. Topografi ... 64

c. Keadaan Iklim ... 65

B. Karakteristik Penduduk 1. Penduduk Berdasarkan Perkembangannya ... 65

2. Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Angkatan Kerja ... 68

3. Penduduk Bersadarkan Bidang Usaha ... 70

C. Pemetaan Potensi 1. Potensi Sumber Daya Alam ... 70

a. Sektor Pertanian dan Perkebunan ... 70

(32)

c. Sektor Wisata ... 73

d. Sektor Pertambangan ... 74

e. Produk Unggulan Daerah ... 74

f. Potensi Ekonomi ... 75

D. Prospek Pertumbuhan Ekonomi 1. Pertumbuhan Ekonomi ... 77

2. Perkembangan UMKM Setelah Adanya Otonomi ... 79

E. Sarana dan Prasarana ... 83

F. Realisasi Investasi Daerah ... 87

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA A. Penyelenggaraan Kinerja Pelayanan Publik di Bidang UMKM pasca pembentukan Daerah Otonomi Baru 1. Pengadaan Sarana dan Prasarana ... 89

2. Program Modal Usaha Guna Pengembangan UMKM ... 92

B. Peningkatan Kinerja Pelayanan di Bidang UMKM Sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) 1. Penataan Personil Dinas Koperasi dan UKM Dalam Meningkatkan Pelayanan ... 98

2. Pengenalan Inovasi dan Adopsi Teknologi Baru Bagi UMKM.. 100

3. Perluasan Akses Pemasaran Bagi UMKM... 103

4. Perhatian lembaga Terhadap Produktifitas Tenaga Kerja ... 108

5. Peningkatan Kinerja Pelayanan Publik Di Bidang UMKM sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM)... 114

C. Tolak Ukur Kinerja Pelayanan Di Bidang UMKM 1. Monitoring dan evaluasi hasil kenerja pelayanan di Bidang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) ... 117

2. Sistem Pelayanan Dan Pengaduan Dari Masyarakat ... 121

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 108

B. Saran ... 110

(33)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halamam

Gambar III 1. Peta Kabupaten Empat Lawang ... 61

Gambar III 2. Persentase Luas Wilayah Menurut Kecamatan

di Kabupaten Empat Lawang... 63

Gambar III 3. Distribusi Persentase Penduduk Menurut Kecamatan

di Kabupaten Empat Lawang ... 66

Gambar III 4. Struktur Organisasi Dinas Koperasi dan UKM ... 85

(34)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel III 1. Perkembangan Wilayah Administrasi ... 63

Tabel III 2. Jarak dari Ibukota ke Kecamatan di Kab. Empat Lawang ... 64

Tabel III 3. Luas wilayah, Jumlah, Kepadatan dan Pertumbuhan Penduduk... 67

Tabel III 4. Indikator Perkembangan Penduduk di Kab. Empat Lawang .. 68

Tabel III 5. Hasil Komoditi Pertanian dan Perkebunan ... 71

Tabel III 6. Hasil Komoditi Peternakan ... 72

Tabel III 7. Produksi Ikan Usaha Budidaya dan Ikan Tangkap... 73

Tabel III 8. Jumlah Unit Usaha, Tenaga Kerja dan Investasi Pada Sektor Industri Menurut Kecamatan di Kabupaten Empat Lawang ... 77

Tabel III 9. Perkembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

Menurut Kecamatan di Kabupaten Empat Lawang ... 80

Tabel III 10. Perkembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

Menurut Jenis Usaha di Kabupaten Empat Lawang ... 81

Tabel III 11. Perkembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

Menurut Bidang Usaha di Kabupaten Empat Lawang ... 82

Tabel III 12. Sarana dan Prasarana Dinas Koperasi dan UMKM ... 86

Tabel IV 13. Perlengkapan Dinas Koperasi dan UKM ... 91

Tabel IV 14. Data Masyarakat Memperoleh Pinjaman Modal Usaha Menurut Bidang Usaha di Kabupaten Empat Lawang ... 96

Tabel IV 15. Perkembangan Jumlah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

(UMKM), menurut sektor Usaha di Kabupaten Empat Lawang.. 97

(35)

DAFTAR PUSTAKA

Agus, Dwiyanto. 2005. Mewujudkan Good Governance Melalui Pemberdayaan Pelayanan Publik. Gajah Mada University, Perss. Yogyakarta.

Agung, Kurniawan, 2005, Transformasi Pelayanan Publik, Pembaharuan,

Yogyakarta.

Hamidi, 2007. Metode Penelitian Dan Teori Komunkasi. UMM, Press, Malang. Hermawan Warsinto, 1995. Pengantar Metode Penelitian. PT. Gramedia Pustaka

Utama, Jakarta.

Hubeis, Musa, 2009. Prosfek Usaha Kecil Dalam Wadah Indikator Bisnis.

Ghalia, Bogor.

Makagasa. H.R. 2008. Tantangan Pemekaran Daerah, Jogjakarta.

Mahmudi, 2005. Manajemen Kinerja Sektor Publik. AMP YKPN, Yogyakarta. Moleong, Lexy. Metodelogi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Sodakarya,

Bandung.

Nawawi, dkk. 1996. Penelitian Terapan. Gadjah Mada University, Yogyakarta. Nazir, Moh. 2003. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia, Jakarta.

Poltak, Sinambela, dkk. 2006. Reformasi Pelayanan Publik Teori, Kebijakan, Implementasi. Bumi Aksara. Jakarta.

Ratnawati, Tri, 2009. Pemekaran Daerah politik Lokal & Beberapa ISU Terseleksi., Pustaka Pelajar, Jakarta.

(36)

Sugiyono, 2008. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R & D. Cetakan Keempat, CV. Alfabeta, Bandung.

Susilo, dkk, 2011. Hasil Evaluasi Perkembangan 57 Daerah Otonomi Baru Pembentukan Tahun 2007s/d 2009. Hak Cipta Di Lindungi Undang-undang, Jakarta Pusat.

Surjadi, M. 2009. Pengembangan Kinerja Pelayanan Publik. PT. Rafika Aditama, Bandung.

Soehartono, Irawan. 2008. Metode Penelitian Sosial. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Tambunan, Tulus. 2002. Usaha Kecil dan Menengahdi Indonesia: Beberapa Isu Penting. Selemba Empat Patria,Yogjakarta.

Tohar, M. 2000. Membuka Usaha Kecil. Kanisus (Anggota IKAPI), Yogyakarta. Widjaja, Haw. 2003. Titik Berat Otonomi pada Daerah Tingkat II. PT.Raja

Grafindo Persada. Jakarta.

Sumber Lain:

http://swbtc.net/pengembangan-usaha-kecil-menengah-berbasis-klaster/satrya-wancana-business-tecnology-center/more-92, diakses 18 Oktober 2012

http://4lawang.wordpress.com/2010/11/24/pejabat-dihantui-bangkupanjang/

http://Portal.mahkamahkonstitusi.go.id/eLaw/perundangan_permen_detail.php?pe

raturan=6da5d7af&menteri=kopukm

http://id.shvoong.com/law-and-politics/public-administrations/2305491-latar-belakang-otonomi-daerah/ diakses 20 November 2012

(37)

http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2182806-pengertian-otonom-daerah-latar-belakang. diakses 7 November 2012

http://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/27352/node/583/pp-no-78-tahun-2007-tata-cara-pembentukan,-penghapusan,-dan-penggabungan-daerah

http://swbtc.net/pengembangan-usaha-kecil-menengah-berbasis-klaster/satrya-wancana-business-tecnology-center/more-92.

www.bpkp.go.id/uu/filedownload/4/66/1213.bpkp.

http://www.empatlawangkab.go.id (Gambaran Umum Kabupaten Empat Lawang)

http://empatlawangkab.bps.go.id/images/publikasi/STATDA_4L_2012/index.htBl

BPS Kabupaten Empat Lawang2012

http://www.kpu.go.id./UU_32_2004_Pemerintahan%20Daerah.pdf Http://normanabdillahblogspot.com/2011/03/pelayanan–publik.html.

www.depkop.go.id/.../regulasi/kepmen/lampirankepmen20_98.doc

Undang-undang:

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah.

UU Nomor 22 Tahun 1999 tentang pemerintahan daerah dengan PP Nomor 129

tentang persyaratan Pembentukan dan kriteria pemekaran

Undang-undang Nomor 20/2008 tentang Usaha Kecil dan Menengah

PP Nomor 78 tahun 2007 tentang Tata Cara Pembentukan, Penghapusan, dan

Penggabungan Daerah.

(38)

Keputusan Meneg Urusan Kop. dan UKM Nomor:20/KEP/MENEG/XI/2000,

tentang standar pelayanan minimal (SPM) di bidang UKM

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 129 Tahun 2002 tentang

Persyaratan Pembentukan dan Kriteria Pemekaran, Penghapusan, dan

Pengabungan Daerah Pasal 1 (3)

Keputusan Menkeu Nomor 40/KMK.06/2003.

Undang-undang Nomor 9 Tahun 1999 tentang Usaha Kecil.

Peraturan Pejabat Bupati Empat Lawang Nomor 23 Tahun 2008 tentang Tugas

Pokok Koperasi dan Fungsi UKM Kabupaten Empat Lawang.

Kepmenkeu Nomor 571/KMK03/2003,Tentang Pengusaha Kecil.

Inpres No. 10/1999 Tentang Pemberdayaan Usaha Menengah.

Permendagri Nomor 64 Tahun 2012 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pemberian

Insentif dan Pemberian Modal di Daerah.

Peraturan Bupati Kabupaten Empat Lawang Nomor 01 Tahun 2010 tentang

Bantuan Perkuatan Modal Dana Bergulir Kepada Usaha Mikro Kecil

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mendapatkan perangkat keras yang optimal, unit PT PLN (PERSERO) yang akan membangun sistem SCADA dapat mengacu pada beberapa hal berikut:. Jaminan garansi

Alhamdulillah, penulis telah menyelesaikan skripsi dengan judul “ Pola Kuman Dan Resistensinya Terhadap Antibiotik Pada Penderita Gangren Diabetik Di Rumah Sakit

Standar kompetensi terbentuk atas kata standar dan kompetensi. Standar diartikan sebagai ”Ukuran” yang disepakati, sedangkan kompetensi telah didefinisikan sebagai kemampuan

harus diakui bahwa pasar-pasar yang ada di Indonesia khususnya Tanjung Balai Karimun Kecamatan Karimun Kabupaten Karimun masih belom dikelola dengan baik. Seperti

perilaku belajar dijelaskan oleh variabel pemanfaatan teknologi informasi dan sisanya 71,06 % ditentukan oleh variabel lain yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian ini.

penting bagi akses menuju TPST, pada kondisi eksisting jalan di desa Cidadap dapat diketahui lebar jalan 3 meter dengan panjang 2370 meter dan masuk dalam kategori

Pertama, pada ranah pendidikan seni secara informal menceritrakan sentuhan seni yang ditanamkan orang tua saya sejak saya masih dalam kandungan.. Kedua (non-formal), adalah

Hak atas perlindungan hukum bagi narapidana juga dirumuskan dalam pasal 3 ayat (2) Undang-undang 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia, yang berbunyi sebagai berikut:[12].5.