• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA JUMLAH KALORI ASUPAN MAKAN PAGI DENGAN KONSENTRASI BELAJAR UNTUK ANAK REMAJA AWAL PUBERTAS DI MTS NURUL HUDA MALANG JAWA TIMUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA JUMLAH KALORI ASUPAN MAKAN PAGI DENGAN KONSENTRASI BELAJAR UNTUK ANAK REMAJA AWAL PUBERTAS DI MTS NURUL HUDA MALANG JAWA TIMUR"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA JUMLAH KALORI ASUPAN MAKAN

PAGI DENGAN KONSENTRASI BELAJAR UNTUK ANAK

REMAJA AWAL PUBERTAS DI MTS NURUL HUDA

MALANG JAWA TIMUR

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang

OLEH :

ZENDY DWI NOVITA SARI NIM. 201210420311096

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)
(3)

iii

(4)

iv

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : ZENDY DWI NOVITA SARI

NIM : 201210420311096

Program Studi : Ilmu Keperawatan FIKES UMM Judul Skripsi :

HUBUNGAN ANTARA JUMLAH KALORI ASUPAN MAKAN

PAGI DENGAN KONSENTRASI BELAJAR UNTUK ANAK

REMAJA PUBERTAS AWAL PADA SISWI KELAS VIII MTS

NURUL HUDA MALANG JAWA TIMUR

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Malang, ... November 2016

Yang Membuat Pernyataan

(5)

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan bimbinganNya saya dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Antara Jumlah Kalori Asupan Makan Pagi dengan Konsentrasi Belajar Anak Usia Remaja Awal Pubertas di MTs Nurul Huda Malang Jawa Timur”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

Bersamaan ini perkenankanlah saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya dengan hati yang tulus kepada :

1. Yoyok Bekti Prasetyo, M.Kep, Sp.Kom selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang dan dosen pembimbing I yang telah sabar dan bijaksana memberikan bimbingan dan masukan yang sangat bermanfaat dalam penyusunan proposal skripsi ini.

2. Nurul Aini, S.Kep., Ns . M.Kep selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehan Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Nurul Aini, S.Kep., Ns . M.Kep selaku pembimbing I yang telah memberikan ilmu dan mengispirasi penulis dalam menyelesaikan proposal skripsi ini.

4. Sunardi, S.Kep., M.Kep selaku pembimbing II yang telah memberikan ilmu dan mengispirasi penulis dalam menyelesaikan proposal skripsi ini.

5. Dosen dan Staf TU Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehan Universitas Muhammadiyah Malang yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, atas ilmu dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis.

6. Orang tua yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan moril dan materil bagi terselesaikanya proposal skripsi ini.

7. Sahabat-sahabat di PSIK angkatan 2012 khususnya PSIK-C yang turut serta membantu dan memberikan dukungan.

Dan semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini. Mohon maaf atas segala kesalahan dan ketidaksopanan yang mungkin telah saya perbuat. Semoga Allah SWT senantiasa memudahkan setiap langkah-langkah kita menuju kebaikan dan selalu menganugerahkan kasih sayang-Nya untuk kita semua. Amin.

Malang, …November 2016

(6)

vi

The relationship between the number of calories Intake morning meal with a concentration in Pubertal age children Learning MTS Nurul Huda Malang

East Java

Zendy Dwi Novita Sari.1, Nurul Aini, M.Kep2, Sunardi, M.Kep3

ABSTRACT

Background: The quality of breakfast in early adolescence the beginning of puberty was meant to achieve nutrition to start activities. In the early adolescence the beginning of puberty has the quality of eating twice as many other than age, because in early adolescence the beginning of puberty is the bone growth and reproductive organs. Concentration camp is a process of mind and what on an object learned by setting aside everything that has nothing to do with the object learned. The purpose of this research is to find the morning with the calories of eating concentration of children early adolescence puberty.

Method: This study used a descriptive design with correlational This study used a descriptive correlational. This study started on 12 October 2016 at MTs Nurul Huda Malang. The subjects were a student of grade 7 and8, with total respondentd 68 people were taken by total sampling method.

Finding: Based on the analysis of the data Spearman rank with SPSS program, the researcher got Z = -213 with level of significance 0,084 (p>0,05) and the conclusion is the rejected of H1.

Conclusion: Improving the quality of breakfast through an intake calories enough to increase concentration of children early adolescence early adolescence puberty.

Keyword: The quality of breakfast, concentration, children aged teenagers beginning of puberty

1. The Student Nursing Science, Faculty of Health Sciences, University of Muhammadiyah Malang

2. Lecturer in Nursing Science, Faculty of Health Sciences, University of Muhammadiyah Malang

(7)

vii

Hubungan Antara Jumlah Kalori Asupan Makan Pagi dengan Konsentrasi Belajar Anak Usia Pubertas di MTS Nurul Huda Malang Jawa Timur

Zendy Dwi Novita Sari.1, Nurul Aini, M.Kep2, Sunardi, M.Kep3

INTISARI

Latar Belakang: Makan pagi pada anak usia remaja awal pubertas merupakan kegiatan pemenuhan nutrisi untuk mengawali kegiatan. Pada anak usia remaja awal pubertas memiliki kualitas makan dua kali lebih banyak dibanding usia lainnya, karena di usia remaja awal pubertas adalah masa pertumbuhan tulang dan organ reproduksi. Konsentrasi belajar merupakan kegiatan pemusatan daya pikiran dan perbuatan pada suatu objek yang dipelajari dengan menyisihkan segala hal yang tidak ada hubungannya dengan objek yang dipelajari. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan jumlah kalori asupan makan pagi dengan konsentrasi belajar anak usia remaja awal pubertas.

Metode: Penelitian ini menggunakan design penelitian deskriptif dengan pendekatan menggunakan desain penelitian korelasional dengan pendekatan cross sections. Penelitian ini dimulai pada tanggal 12 Agustus 2016 di MTs Nurul Huda Malang Jawa Timur. Populasi yang digunakan pada kelas VII-VIII dengan menggunakan total sampling sebanyak 67 responden.

Hasil: Berdasarkan hasil analisis Uji Spearman rank dengan program SPSS, diperoleh nilai Z = -.213 dengan taraf significancy .084 (p>0,05), dan dapat ditarik kesimpulan H1 ditolak

Kesimpulan: Peningkatan kualitas makan pagi melalui asupan kalori yang cukup dapat meningkatkan konsentrasi belajar anak usia remaja awal remaja awal pubertas.

Kata Kunci: Kualitas Makan Pagi, Konsentrasi Belajar, Anak Usia Remaja Awal Pubertas.

1. Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas

Muhammadiyah Malang

2. Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang

(8)

viii

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ... i

Lembar Pengesahan ... ii

Lembar Peryataan Keaslian ... iii

Kata Pengantar ... iv

Abstract ... vi

Intisari ... vii

Daftar Isi ... viii

Daftar Tabel ... xi

Daftar Gambar ... xii

Daftar Lampiran ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.3.1 Tujuan umum ... 5

1.3.2 Tujuan Khusus ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Keaslian Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Ilmu Gizi ... 10

2.2 Komponen Zat Gizi ... 11

2.3. Kebutuhan Nutrisi Berdasarkan Usia Tumbuh Kembang ... 21

2.4 Definisi Gizi Seimbang ... 23

2.5 Tumbuh Kembang Remaja ... 23

2.6 Kebiasaan Makan Usia Sekolah dan Remaja ... 23

2.7 Pengertian Makan Pagi ... 29

2.8 Pengertian Konsentrasi Belajar ... 31

2.9 Aspek-aspek Konsentrasi Belajar ... 33

2.10 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsentrasi Belajar ... 37

2.11 Klasifikasi Konsentrasi Belajar ... 34

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konseptual ... 36

3.2 Hipotesis Penelitian ... 37

BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian ... 38

4.2 Kerangka Kerja Penelitian ... 38

4.3 Populasi, Tehnik Sampling dan Sampel Penelitian ... 39

4.3.1 Populasi Penelitian ... 39

4.3.2 Tehnik Sampling ... 40

4.2.3 Sampel Penelitian ... 40

4.4 Variabel Penelitian ... 41

4.5 Definisi Oprasional ... 41

(9)

ix

4.7 Instrumen Penelitian ... 42

4.8 Uji Validitas dan Rehabilitas ... 45

4.8.1 Uji Validitas ... 45

4.8.2 Uji Reabilitas ... 46

4.9 Prosedur Pengumpulan Data ... 46

4.9.1 Tahap Persiapan ... 46

4.9.2 Tahap Pelaksanaan ... 47

4.10 Pengelolaan Data ... 47

4.11 Analisa data ... 47

4.11.1 Analisa Univariat ... 49

4.11.2 Analisa Bivariat ... 49

4.12 Etika Penelitian ... 50

4.12.1 Lembar Persetujuan Penelitian (informed Consent) ... 50

4.12.2 Tampa Nama(Anonimity) ... BAB BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA 5.1 Analisa Univariat ... 52

5.1.1 Jumlah Kalori Asupan Makan Pagi ... 52

5.1.2 Konsentrasi Belajar Anak Usia Remaja ... 53

5.1.3 Karakteristik orangtua responden ... 54

5.2 Analisa Data Bivariat ... 55

5.2.1 Analisis Hubungan Jumlah Kalori dan Konsentrasi Belajar ... 57

BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Interpretasi Dan Diskusi Hasil ... 59

6.1.1 Jumlah Kalori Asupan Makan Pagi ... 59

6.1. Konsentrasi Belajar Anak Usia Remaja ... 60

6.1.3 Analisis Hubungan Jumlah Kalori dengan Konsentrasi ... 63

6.2 Keterbatasan Peneliti ... 65

6.3 Implikasi Untuk Keperawatan ... 66

BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan ... 67

7.2 Saran ... 67

7.2.1 Bagi Petugas Kesehatan ... 68

7.2.2 Bagi Ilmu Keperawatan ... 68

7.2.3 Bagi Masyarakat ... 68

7.2.4 Bagi Peneliti Lain ... 68

DAFTTAR PUSTAKA ... 69

(10)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kebutuhan Protein Per Hari ... 14

Tabel 2.2 Kebutuhan Vitamin Perhari ... 17

Tabel 2.3 Kebutuhan Mineral Perhari ... 20

Tabel 4.1 Pengembangan variabel berdasarkan definisi operasional ... 41

Tabel 4.2 Kisi-kisi kuesioner ... 47

Tabel 5.7 Crosstabulation ... 57

(11)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kerangka Konsep ... 36

Gambar 4.1 Kerangka Penelitian ... 39

Gambar 5.1 Diagram angka kecukupan gizi ... 53

Gambar 5.2 Diagram konsentrasi belajar ... 53

Gambar 5.3 Diagram Pendidikan Terahir orang tua ... 54

Gambar 5.4 Diagram Pekerjaan orang tua ... 55

Gambar 5.5 Diagram Suku bangsa ... 55

(12)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Studi Pendahuluan ... 71

Lampiran 2 Lembar Inform Concent ... 73

Lampiran 3 Lembar Kuesioner ... 74

Lampiran 4 Analisa Data ... 77

Lampiran 5 Surat Bukti Penelitian ... 78

Lampiran 6 Tabel Frequensi . ... 79

Lampiran 7 Tabel Responden ... 83

Lampiran 8 Tabel Penentuan Kalori ... 87

Lampiran 9 Lembar Konsultasi ... 92

Lampiran 10 Lembar Pengesahani... 97

Lampiran 11Dokumentasi ... 98

(13)

69

DAFTAR PUSTAKA

Afinita, A. (2013). Breakfast: a Multidisciplinary approach. Italian Journal of Pediatrics, 39. Ajeng, A. T. (2012). Hubungan Kebiasaan Sarapan Pagi dengan Tingkat Konsentrasi Belajar

Pada Anak. Jurnal AKP, 5.

Angkasa, I. S. (2014). Status GIzi Berdasarkan Pola Makan Anak Sekolah Dasar Di Kecamatan Rajeg Tanggerang. Indonesian Journal of Human Nutrition, 135-148.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik . Jakarta: Rineka Cipta. Aryani, R. (2010). Kesehatan Remaja : Problem dan Solusinya. Jakarta : Salemba Medika.

Aryani, R. (2010). Kesehatan Remaja: Problem dan Solusinya. Jakarta: Salemba Medika. Ball, L. D. (2015). Nutrition Promotion Approaches Preferred by Australian Adolescent

Attending Schools in disadvantaged Neighbourhoods: a qualitative study. BMC Pediatric, 15-61.

Barasi, M. E. (2009). At a Glance Ilmu Gizi. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Briawan, D. (2012). Anemia: Masalah Gizi Remaja Wanita. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Chen, R. J. (2006). Iregular Breakfast Eating and Health Status among Adolescents in Taiwan.

BMC Public Health, 1-7.

Dharsana, D. A. (2014). Penerapan Konseling Kognitif dengan Teknik Pembuatan Kontrak (Contingency Contracting) untuk Meningkatkan Konsentrasi Belajar Siswa Kelas X

TKR1 SMK Negeri 3 Singaraja. Jurnal Bimbingan Konseling, No 1. Farida, N. (2009). Bad and Good Habit . Jakarta: Grasindo.

Gadhoke, I. C. (2015). Youth peers put the "invent" into NutriBee's online intervention.

Nutrition Journal, 14-60.

Hattle, C. N. (2010). Effect of a free school breakfast programme on schoo; attendance, achievement, psychosicial function, and nutrition: a stepped wedge cluster randomised

trial. BMC Public Health, 1471 - 2458. Hastono. (2007) Analisa Data Kesehatan. Jakarta : FKM. UI.

Hidayat, A. A. (2007). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah, Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.

Hidayat, A. A. (2009). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta: Salemba Medika. Hidayat, A. A. (2009). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak Buku 1. Jakarta: Salemba Medika.

Holdsworth, J. W. (2014). Gizi & Dietika Edisi 2. Jakarta: EGC.

(14)

70

Lane, I. S. (2015). Save The Children. London: UK.

Leidy, H. A. (2014). A randomized crossover, pilot study examining the effects of a normal protein vs. high protein breakfast on food craving and reward signal in overweight/

obese "breakfast skippig" late- adolescent girl. Nutritional Journal, 13 : 80. Lenssen, D. L. (2011). Pedoman Gizi Pediatrik Pendekatan Algoritmik. Jakarta : EGC. Mahmudiono, H. A. (2013). Hubungan Makan Pagi dan Tingkat Konsumsi Zat Gizi dengan

Daya Konsentrasi Siswa Sekolah Dasar. Media Gizi Indonesia, 49-53. Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian Ilmu Kperawatan: Pendekatan Praktis. Jakarta: Salemba

Medika.

Olivia, F. (2007). Membantu Anak Punya Ingatan Super. Jakarta: PT. Elek Komputindo. Patric C (2007).Healthy Food for Health People.Jakarta. PT Elek Komputindo

Perry, Potter. A. (2008). Fundamental of Nursing : Concept , Process, And Practice 4/E. Jakarta: EGC. Purwanto, A. N. (2010). Efektivitas Brain Gym dalam Meningkatkan Konsentrasi Belajar Pada

Anak. Jurnal Ilmiah Berkala Psikologi , 88-99.

Sainsbury, B. M. (2014). An Examination of The Demographic Predictors of Adolescent Breafast Comdumption, Content, and Context. BMC Public Health, 14:246. Sediaoetama, A. D. (2004). Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi. Jakarta: Penerbit Dian Rakyat.

Setiarini, A. S. (2012). Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Penerbit Raja Grafindo Persada. Supariasa, I. D. (2012). Pendidikan dan Konsultasi Gizi. Jakarta: EGC.

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada tahun 2012, terdapat 1,2 M anak remaja didunia, definisi anak

remaja adalah anak pada usiaa 10-19 tahun. Mayoritas dari remaja (90%) hidup

di kota berpenghasilan rendah dan menengah. Hampir seluruh populasi

remajanya menarik perhatian, terutama masalah kesehatan (Lane, 2015). Pada

siklus kehidupan manusia, masa remaja adalah periode kritis kedua yang pesat

untuk pertumbuhan fisik setelah masa bayi. Misalnya, tinnggi badan orang

dewasa hampir 25% diperoleh pada masa remaja (Briawan, 2012). Perjalanan

masalah gizi dilihat dari sudut pandang siklus kehidupan, yaitu dimulai dari ibu

hamil, bayi yang dilahirkan, anak balita, remaja, anak usia sekolah, orang

dewasa, dan usia lanjut, apabila remaja dan anak usia sekolah dibiarkan

mengalami gangguan pertumbuhan, pada saat menjadi Wanita Usia Subur

(WUS) akan mengalami gangguan kekurangan energi kronik, dan akhirnya pada

usia lanjut akan mengalami kekurangan gizi (Supariasa, 2012).

Kebiasaan remaja di masa sekarang sungguh memprihatinkan, banyak

remaja melalaikan asupan gizi yang tepat pada masa pertumbuhannya. Makan

pagi memberikan arti sangat penting yaitu menyediakan energi. Anak sekolah

yang tidak pernah makan pagi akan mengalami kondisi menurunya kadar gula

darah sehingga pasukan energi kurang untuk kerja otak. Tubuh memecah

simpanan glikogen untuk mempertahankan kadar gula normal. Apabila

cadangan glikogen habis, tubuh akan kesulitan memasok energi dari gula darah

ke otak yang akhirnya mengakibatkan badan bergetar, cepat lelah, gairah belajar

(16)

2

gizi yang sesuai dengan perkembangan anak remaja, namun banyak spekulasi

yang menyebar bahwa makan di pagi hari dapat menyebabkan tubuh menjadi

gemuk. Meninggalkan sarapan pagi merupakan pencetus dari munculnya

masalah yang terjadi dalam aktivitas belajar anak remaja.

Kebiasaan buruk meninggalkan sarapan pagi, serta melalaikan

kandungan gizi makanan yang sesuai kebutuhan remaja, hal ini menganggu

pertumbuhan pubertasnya. Konsumsi makanan yang baik dan teratur juga akan

berpengaruh terhadap fungsi dan kerja otak. Pagi hari adalah waktu yang

terbaik untuk menyediakan makanan bagi otak kita, salah satunya melalui

sarapan teratur dan bergizi, namun banyak orang tidak menyadari manfaat

tersebut dan menganggap sarapan itu tidak penting (Ajeng, 2012). Remaja

memiliki kebutuhan nutrisi yang spesial, karena pada saat tersebut terjadi

pertumbuhan yang pesat dan terjadi perubahan kematangan fisiologis

sehubungan timbulnya pubertas (Aryani, 2010). Pada masa remaja, seseorang

akan mengalami perubahan fisik yang sangat pesat > 20% total pertumbuhan

tinggi badan sampai 50% masa tulang tubuh telah dicapai pada periode ini

(Briawan, 2012).. Oleh karena itu makan pagi harus memiliki kualitas makanan

serta pilihan sumber makanan yang terbaik serta memenuhi sebanyak 20-35%

dari kecukupan energi harian atau seperempat kalori sehari (Mahmudiono,

2013)

Sarapan tidak harus kenyang, namun harus memenuhi syarat gizi anak

remaja yang dibutuhkan, karena remaja menginjak masa pubertas yang

membutuhkan banyak zat besi, vitamin dan mineral untuk menunjang masa

pubertasnya. Penelitian di Singapura oleh Dobelden (2008) menunjukan

(17)

3

sedang tumbuh mungkin akan atrofi, sehingga mempengaruhi pertumbuhan

intelegesia. Anak didik yang tidak sarapan selain konsentrasinya menurun juga

lamban dalam merespon. Tidak biasa makan pagi akan meningkatkan resiko

obesitas. Hal ini terjadi karena tidak sarapan dipagi hari akan sangat lapar

disiang hari, sehingga cenderung makan berlebih di siang hari. Selain itu makan

pagi bermanfaat terhadap fungsi kognitif, daya ingat, nilai akademis, fungsi

psikososial, dan kondisi perasaan (Ajeng, 2012). Selain itu kebutuhan nutrisi

juga membantu dalam aktivitas sehari-hari karena nutrisi juga sebagai sumber

tenaga yang dibutuhkan sebagai organ dalam tubuh. Sebagai sumber tenaga

nutrisi dapat diperoleh dari karbohidrat sebanyak 50-55%, lemak sebanyak

30-35% dan protein sebanyak 15% (Hidayat, 2009).

Penelitian Angkasa (2014) didapatkan hasil tentang kronologis

perbedaan gizi yang diteliti menurut tempat tinggal, prevalensi anak

kekurangan tinggi badan di daerah perkotaan lebih rendah (29,3%)

dibandingkan anak perdesaan (41,5%). Prevalensi kurangnya tinggi badan pada

anak berbanding terbalik dengan tingkat pendidikan kepala rumah tangga.

Prevalensi kurangnya tinggi badan lebih tinggi pada anak dengan kepala rumah

tangga yang tingkat pendidikan rendah (SD dan tidak pernah sekolah)

dibanding dengan yang berpendidikan minimal SLTP. Prevalensi kurangnya

tinggi badan anak terlihat semakin menurun dengan meningkatnya status

ekonomi rumah tangga. Prevalensi tertinggi (45,6%) terlihat pada keadaan

ekonomi rumah tangga pada kuinil terendah dan prevalensi terendah 21,7%

pada keadaan ekonomi rumah tangga kuintil tertinggi.

Solusi mudah didapat melalui mengidentifikasi hal-hal kecil seperti

(18)

4

disekitar lingkungan para remaja. Sedikit diketahui mengenai strategi dukungan

konsumsi makanan sehat dengan target dalam grup. Kesenjangan yang terjadi

banyaknya remaja yang tidak memiliki semangat makan makanan sehat, di

penelitian ini menghasilkan strategi yang mendukung remaja mengkonsumsi

makanan sehat dengan meningkatkan keterlibatan dalam memasak

makanannya sendiri, dukungan keluarga , frekuensi partisipasi makan bersama,

pemberian contoh makanan sehat di lingkungan keluarga, dan meningkatkan

tersedianya makanan sehat (Ball, 2015).Penelitian tentang remaja akan lebih

dekat dan percaya dengan teman sebayanya, oleh karena itu melalui teman

sebayanya dapat membujuk dan mempengaruhi kebiasaan konsumsi makanan

bergizi melalui perkembangan media sosial. Hasilnya 70% dari populasi

menjadi mengerti pentingnya makanan sehat dan sarapan. Intervensi

komunikasi dan memberikan contoh nutrisi yang sehat melalui media sosial

teman sebaya akan lebih mudah mempengaruhi anak usia remaja. Promosi

nutrisi yang tepat melalui keluarga dan lingkungan sekolah perlu, diantaranya

lingkungan disekitar yang membentuk anak remaja mengkonsumsi makanan

tidak sehat (Gadhoke, 2015).

Penelitian tentang strategi dan dukungan lingkungan meningkatkan

minat konsumsi makanan sehat, keterlibatan memasak, besarnya dukungan

orang tua dan teman sebaya, frekuensi makan bersama dengan keluarga, peran

keluarga dan teman sebaya sebagai role modeling dari konsumsi makanan sehat,

ketersediaan makanan sehat di rumah dan sekolah (Ball, 2015). Jadi orang tua

memainkan peran penting dalam nutrisi remaja dan menjadi model untuk

nutrisi yang sehat atau tidak sehat. Pemberian promosi kesehatan dan edukasi

(19)

5

Defisiensi gizi dapat menyebabkan anak menjadi lemah dan cepat lelah dan

berakibat meningkatnya angka absensi serta mengalami kesulitan konsentrasi

pada proses belajar sehingga menurunkan prestasi belajar (Mahmudiono, 2013)

Hasil observasi masalah kesehatan yang timbul akibat kesenjangan

kesadaran sarapan pagi dan pentingnya gizi untuk pertumbuhan masa

pubertasnya adalah akibat kurangnya keperdulian asupan nutrisi, seperti hasil

wawancara dan observasi mengenai makanan yang dikonsumsi oleh anak

remaja awal pubertas ini hanya makanan ringan yang pedas, hingga bakso

dengan banyak cabai dipilih sebanyak 85% anak remaja, dan sisanya nasi pecel

lebih digemari oleh ramja putra.dari murid MTS Nurul Huda Malang Jawa

Timur. Melalaikan asupan awal mengakibatkan kegiatan belajar terganggu

karena anak remaja merasa pening, mual, muntah kulit dingin, pucat dan

diaphoresis (Hopkins, 2013). Data dari buku UKS MTS Nurul Huda, mulai

tahun 2007 penderita sinkop akibat melalaikan sarapan sebanyak 77,7%, tahun

2011 sebanyak 50%, menurun menjadi 41% di tahun 2012, dan pantauan terhir

naik sebanyak 50% di tahun 2013. Sepertiga dari pemenuhan angka kecukupan

gizi diperoleh dari makanan pagi.

Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

tentang Hubungan Jumlah Kalori Asupan Makan Pagi dengan Konsentrasi

Belajar untuk Anak Remaja Pubertas Awal di MTS Nurul Huda Malang Jawa

Timur.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti merumuskan masalah

(20)

6

Pagi dengan Konsentrasi Belajar Anak Remaja Awal Pubertas di MTS Nurul

Huda Malang Jawa Timur?”.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui “ Hubungan antara Jumlah Kalori Asupan Makan

Pagi Anak Remaja Awal Pubertas dengan Konsentrasi Belajar di MTS

Nurul Huda Malang Jawa Timur”.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengalaisi Jumlah Kalori Asupan Makan Pagi Anak Remaja Pubertas

Awal di Nurul Huda Malang Jawa Timur

b. Menganalisis Konsentrasi Belajar Anak Remaja Pubertas Awal di

MTS Nurul Huda Malang

c. Menganalisis Hubungan antara Jumlah Kalori Asupan Makan Pagi

dengan Konsentrasi Belajar di MTS Nurul Huda Malang Jawa Timur

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Sebagai pengalaman dalam proses pembelajaran khususnya dalam

melakukan penelitian Hubungan antara Jumlah Kalori Asupan Makan Pagi

dengan Konsentrasi Belajar Anak Remaja Pubertas Awal pada di MTS

Nurul Huda Malang Jawa Timur, serta untuk mengaplikasikan ilmu

keperawatan dalam bidang keperawatan pediarik. Penelitian ini sangat

berguna dalam penyusunan Tugas Akhir.

2. Bagi Institusi Kesehatan

Hasil penelitian ini sebagai informasi tambahan untuk meningkatkan mutu

(21)

7

3. Bagi Institusi Pendidikan

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu

keperawatan, khususnya pengetahuan tentang Jumlah Kalori Asupan

Makan Pagi Anak Remaja Pubertas Awal dengan Konsentrasi Belajar

dalam Kesehatannya.

4. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian dapat menambah pengetahuan masyarakat tentang

manfaat Jumlah Kalori Asupan Makan Pagi Anak Usia Remaja Awal

Pubertas dengan Konsentrasi Belajar yang mempengaruhi Kegiatan

Belajar di MTS Nurul Huda Malang Jawa Timur.

5. Bagi Profesi Keperaawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan untuk

meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.

1.5 Keaslian Penelitian

Indah Suci dkk (2014), dengan judul Status Gizi Berdasarkan Pola

Makan Anak Sekolah Dasar Di Kecamatan Rajeg Tanggerang. Sampel

berjumlah 124 anak. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan pendekatan

cross-sectional. Analisis dengan menggunakan pengujan statistik dengan uji t tidak

berpasangan, one-way ANNOVA dan korelasi Pearson. Sebagian besar

responden berjenis kelamin laki-laki (53%) dengan rata-rata umur 10 tahun dan

berada di kelas 4 SD (37,9%). Berdasarkan IMT/U didapatkan rata-rata nilai

Z-score (-0.4 ± 1.8). Responden memiliki frekuensi makan 3 kali dalam sehari

sebanyak 53.2%, memiliki kebiasaan sarapan pagi sebanyak (94.4%) dan tidak

(22)

8

nominal uang saku sebesar (3200± 1.400) rupiah. Perbedaan dengan penelitian

ini terletak pada lokasi penelitian dan variabel yang digunakan.

Ratu Ayu (2012), dengan judul Penerapan Komunikasi, Informasi , dan

Edukasi Gizi terhadap Perilaku Sarapan Siswa Sekolah Dasar. Sampel tidak

terkaji. Desain studi penelitian ini adalah kuasi-eksperimental, pre-post

intervention. Media yang digunakan adalah kartu bergambar, kartu kuartet, ular

tangga, tebak gambar, teka teki silang (TTS), leaflet, poster dan lomba cerdas

cermat. Hasil penelitian menunjukan bahwa setelah dilakukan kegiatan KIE

gizi diperoleh peningkatan skor rata-rata pengetahuan dan perilaku siswa

terhadap kebiasaan sarapan pagi (nilai p<0,05). Perbedaan dengan penelitian

ini terletak pada lokasi penelitian, media yang digunakan, pengambilan sample

, pengolahan data dan variabel yang digunakan.

Hanum Aprilia dan Trias Mahmudiono (2013), dengan judul

Hubungan Makan Pagi den Tingkat Konsumsi Zat Gizi Dengan Daya

Konsentrasi Siswa Sekolah Dasar. Penelitian ini melibatkan 74 siswa sekolah

dasar kelas 4 dan kelas 5 di SDN Wonocsatur dan SDN Sumberejo I,

Kabupaten Kediri. Sampel dipilih secara acak dengan metode stratified random

sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara menggunakan

kuisioner terstruktur, 24 hour food recall and food frequency questionare. Pengelolaan

data dilakukan dengan program statistik SPSS for windows dan hubungan antar

variabel dianalisis dengan uji statistik Chi- Square,Fisher Exact, Mann Whitney dan

korelasi Spearman. Hasil penelitian menunjukan bahwa besar responden

terbiasa sarapan pagi (56,8%), mempunyai asupan kalori (51,4%), karbohidrat

(62,2%), vitamin C (83,3%) dan zat besi (66,2%) yang rendah. Sebagian besar

(23)

9

Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada lokasi penelitiandan variable

yang digunakan.

Referensi

Dokumen terkait

Kawasannya wisata Danau Bandar Kayangan Lembah Sari memiliki luas 14 hektar (Renstra Dinas Pariwisata dan Ekonomi Relatif Provinsi Riau, 2015). Posisi sektor

Ditambah lagi juga masih kurangnya sarana dan prasarana dari BPOM di Pekanbaru untuk melakukan pengawasan, karena pengawasan terhadap makanan import ilegal ini yang dijual oleh

motherboard. Harus dijumpai tegangan sebesar +5 V pada kaki pin ini dengan menghubungkan power supply dengan tegangan listrik. Jika ada tegangan pada pin PS_ON ini

Pengaruh penambahan persen volume surfaktan SLS terhadap tegangan permukaan oli mesin Pertamina Enduro 4 Stroke yaitu semakin tinggi persen volume surfaktan yang ditambahkan,

Sebelah b abupaten Cia ya dan agam esa Baleged la cagar alam masyarakat dang 18 Me jumlah oran awasan hutan yang artinya di beristirah n ke arah y a Balegede di Resort S nung

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan bimbinganNya saya dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Studi Literatur Pengaruh

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Beberapa Sifat Biologi Tanah Kebun

Faktor yang berpengaruh terhadap agihan kawasan perumahan tidak bersusun oleh pengambang di Kecamatan Ngemplak yakni Desa Wedomartani dengan parameter jenis jalan