• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas Obat Kumur Ekstrak Daun Serai 3% (Cymbopogon Nardus (L.)Rendle) Dalam Menurunkan Akumulasi Plak Pada Mahasiswa Fkg Usu Angkatan 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Efektivitas Obat Kumur Ekstrak Daun Serai 3% (Cymbopogon Nardus (L.)Rendle) Dalam Menurunkan Akumulasi Plak Pada Mahasiswa Fkg Usu Angkatan 2014"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS OBAT KUMUR EKSTRAK DAUN SERAI 3%

(

Cymbopogon nardus

(L.)

Rendle) DALAM MENURUNKAN

AKUMULASI PLAK PADA MAHASISWA

FKG USU ANGKATAN 2014

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi Syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh:

VINDA ANGGELA DEWI NIM: 110600051

DOSEN PEMBIMBING: ZULKARNAIN, drg., M. Kes

NIP. 19551020 198503 1 001

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

Fakultas Kedokteran Gigi Departemen Periodonsia Tahun 2015

Vinda Anggela Dewi

Efektivitas obat kumur ekstrak daun serai 3% (Cymbopogon nardus (L.) Rendle) dalam menurunkan akumulasi plak pada mahasiswa FKG USU Angkatan 2014.

x + 39 halaman

(3)

7. Analisis data dilakukan menggunakan program komputerisasi dengan uji ANOVA

repeated dan uji t tidak berpasangan. Hasil yang didapat pada penelitan ini menunjukkan obat kumur yang mengandung ekstrak daun serai 3% memperlihatkan penurunan rata-rata skor indeks plak yang signifikan bila dibandingkan dengan obat kumur plasebo dimulai pada hari ke-1. Obat kumur ekstrak daun serai 3% efektif terhadap penurunan akumulasi plak dibandingkan dengan obat kumur plasebo, karena terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik (p<0,05) pada hari ke-1, ke-4 dan ke-7.

(4)

Faculty of Dentistry

Departement of Periodontology 2015

Vinda Anggela Dewi

The Effectiveness of 3% Lemongrass Leaf Extract (Cymbopogon nardus (L.) Rendle) Mouthwash In Reducing Plaque Accumulation To FKG USU Students Class of 2014.

x + 39 pages

(5)

indicate mouthwash containing 3% lemongrass leaf extract showed an average decline of significant plaque index scores compared with placebo mouthwash started on day-1. Lemongrass leaf extract 3% mouthwash effective against the accumulation of plaque reduction compared with placebo mouthwash, because there is a statistically significant difference (p <0.05) on day 1, the 4th and the 7th.

(6)

EFEKTIVITAS OBAT KUMUR EKSTRAK DAUN SERAI 3%

(

Cymbopogon nardus

(L.)

Rendle) DALAM MENURUNKAN

AKUMULASI PLAK PADA MAHASISWA

FKG USU ANGKATAN 2014

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi Syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh:

VINDA ANGGELA DEWI NIM: 110600051

DOSEN PEMBIMBING: ZULKARNAIN, drg., M. Kes

NIP. 19551020 198503 1 001

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(7)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan Dihadapan tim penguji skripsi

Medan, 27 Maret 2015

Pembimbing : Tanda tangan

1. Zulkarnain, drg., M.Kes ………..

(8)

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji skripsi Pada tanggal 27 Maret 2015

TIM PENGUJI

KETUA : Zulkarnain, drg., M.Kes ………

Anggota : 1. Irmansyah Rangkuti, drg., Ph.D ………

2. Krisnamurthy Pasaribu, drg., Sp. Perio ………

Mengetahui : KETUA DEPARTEMEN

Irmansyah Rangkuti, drg., Ph.D ………

(9)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmad dan hidayah-Nya serta shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW sebagai Uswatun hasanah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Gigi.

Ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada kedua orang tua tersayang, Ayahanda Mukmin Triatmoko dan Ibunda Ismaniar yang telah membesarkan, mendidik, membimbing, mendoakan, memberikan dukungan moril maupun materil kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis mendapat bimbingan, dukungan, motivasi serta do’a dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Nazruddin, drg., C. Ort., Ph.D., Sp.Ort selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

2. Irmansyah Rangkuti, drg., Ph.D selaku Ketua Departemen Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

3. Zulkarnain, drg., M.Kes selaku dosen pembimbing skripsi yang telah begitu banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Semoga Allah SWT membalas segala kebaikannya.

4. Yendriwati, drg., M.Kes selaku dosen pembimbing akademik penulis, yang telah membina dan mengarahkan penulis selama menjalani perkuliahan di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

(10)

6. Drs. Awaluddin Saragih selaku ketua Laboratorium Obat Tradisional Fakultas Farmasi USU yang turut meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

7. Ibu Maya Fitria, S.K.M, M.Kes selaku staf pengajar Fakultas Kesehatan Masyarakat USU yang telah membimbing penulis dalam melakukan pengolahan data statistik.

8. Sahabat-sahabat terbaik penulis, Surayya Moriza, Surtiva M Pulungan, Novita Eka Putri Butar-Butar, Fajar Fitriah Lestari, Laidini Ayu Siregar, Rizqa Ayunda, abangda Dedi Kurniawan dan juga teman-teman angkatan 2011 yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih atas dukungan dan semangat yang selalu diberikan kepada penulis.

9. Para senior yang telah memberikan dukungan, bimbingan, dan saran selama penyelesaian skripsi ini, Bang Khairul, Kak Frida, dan Bang Ridwan.

10. Teman-teman seperjuangan di Departemen Periodonsia: Restu, Annysa, Dwi, Fellicia, Diah Okty, Febrina, Felix, Robert, Sona, Surayya, Novita, Laidini, Lisna, Dziah, Elang, Julia, Xinyi, Intan, Eka, Michelle, dan Anushiya.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna karena masih terdapat keterbatasan ilmu yang penulis miliki. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan untuk kedepannya. Semoga hasil karya sederhana ini dapat memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi fakultas, pengembangan ilmu dan masyarakat dan diridhoi oleh Allah SWT.

Medan, 15 Maret 2015 Penulis,

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL………...

HALAMAN PERSETUJUAN………

HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI………...

(12)

2.3.5 Toksisitas Daun Serai………... 10

2.4 Indeks Pemeriksaan Klinis………. 10

2.4.1 Indeks Plak Loe dan Silness………. 10

2.5 Kerangka Teori……….. 12

2.6 Kerangka Konsep………... 13

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN……… 14

3.1 Jenis Penelitian………... 14

BAB 4 HASIL PENELITIAN………... 27

BAB 5 PEMBAHASAN……… 33

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN………. 36

6.1 Kesimpulan………. 36

6.2 Saran……… 36

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Daun serai………... 8

2. Daun serai sedang dikeringkan.. ……… 20

3. Daun serai yang kering dihaluskan………..…... 20

4. Daun serai yang telah halus ditimbang…...……… 20

5. Daun serai direndam dalam larutan etanol 96% (maserasi)………… 20

6. Perkolasi perkolasi ekstrak daun serai……….... 21

7. Ekstrak kental daun serai setelah diuapkan………... 21

8. Akuades dipanaskan hingga mendidih………... 22

9. CMC ditimbang………... 22

10. CMC ditaburkan dalam akuades……… 22

11. Ekstrak kental daun serai setelah ditimbang 30 gr……….. 22

12. Sorbitol sedang ditakar……… 23

13. Larutan dimixerhingga homogen………...… 23

14. Obat kumur dimasukkan ke dalam kemasan botol……… 23

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Definisi operasional untuk variabel bebas, terkait, dan terkendali…. 16

2. Data demografis subjek penelitian……….. 27

3. Data distribusi rerata indeks plak Mahasiswa FKG USU Angkatan 2014 pada kelompok perlakuan hari ke-0, hari ke-1, hari ke-4 dan

hari ke-7 ………. 28

4. Data perbandingan rerata indeks plak pada kelompok perlakuan

hari ke-0, hari ke-1, hari ke-4 dan hari ke-7……… 29 5. Data distribusi rerata indeks plak pada kelompok kontrol hari ke-0,

hari ke-1, hari ke-4 dan hari ke-7……… 29 6. Data perbandingan rerata indeks plak pada kelompok kontrol hari

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Sutar Persetujuan Komisi Etik

2. Surat Izin Penelitian di Laboratorium Obat Tradisional Farmasi USU 3. Lembar penjelasan kepada subjek penelitian

4. Kuesioner

5. Lembar persetujuan setelah penjelasan 6. Lembar pemeriksaan subjek penelitian 7. Rincian dana penelitian

(16)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di antara penyakit gigi dan mulut yang sering dikeluhkan oleh masyarakat di Indonesia, karies dan penyakit periodontal merupakan penyakit yang sering mendominasi dalam bidang kedokteran gigi.1 Faktor penyebab yang mendominasi terjadinya penyakit periodontal adalah plak bakteri.2

Pencegahan penyakit periodontal dapat dilakukan dengan menghambat pembentukan plak. Kontrol plak merupakan cara yang paling efektif dalam mencegah penyakit periodontal dan dapat dilakukan baik secara mekanis maupun kimiawi. Kontrol plak secara mekanis meliputi penggunaaan sikat, pembersih interdental seperti dental floss, sikat interdental, dan alat pembersih interproksimal. Sedangkan kontrol plak secara kimiawi meliputi penggunaan obat kumur yang bersifat antiplak seperti klorheksidin dan larutan kumur dari minyak essensial yaitu minyak atsiri. Dari berbagai hasil penelitian, penggunaan larutan kumur minyak atsiri menunjukkan adanya pengurangan plak sebesar 20-30% dan pengurangan gingivitis sebesar 25-35%.2

Penggunaan obat kumur sebagai kontrol plak secara kimiawi telah lama digunakan. Kontrol plak secara kimiawi dapat membantu kontrol plak secara mekanik menjadi lebih adekuat. Sehingga obat kumur pun kini menjadi sangat berkembang dan terdiri dari beberapa golongan seperti golongan fenol, campuran fenol dan minyak esensial, triklosan,dan obat kumur bahan herbal.3

(17)

sediaan herbal yang bersifat antiinflamasi yang dapat membantu mengurangi bengkak.8 Selain itu, daun serai sendiri diketahui mengandung senyawa aktif seperti minyak atsiri, sitronela, saponin dan flavonoid yang dapat memberikan efek antibakteri.9,10 Penelitian yang dilakukan oleh Suwondo, ekstrak daun serai dengan konsentrasi 1% dapat menghambat Streptococcus mutans secara invitro.9 Namun, pada penelitian tersebut tidak ditentukan nilai kadar bunuh minimum (KBM) dari ekstrak daun serai. Ditinjau dari beberapa hasil penelitian lain mengenai efektivitas ekstrak bahan herbal terhadap Streptococcus mutans dapat diestimasikan bahwa KBM suatu ekstrak herbal berkisar 2-4 kali lipat dari kadar hambat minimum (KHM) ekstrak tersebut. 11,12 Oleh karena itu, dalam penelitian ini konsentrasi ekstrak daun serai yang digunakan yaitu 3%.

Aktivitas antimikroba minyak atsiri pada serai telah diteliti memiliki sifat menghambat pertumbuhan beberapa spesies bakteri.13,14 Senyawa sitronela yang terkandung dalam serai bersifat sebagai antimikroba yang kuat terhadap bakteri patogen.15 Senyawa sitronela diketahui dapat menyebabkan apotosis sel, menghambat pertumbuhan bakteri bahkan membunuhnya.16 Senyawa saponin dapat berinteraksi dengan sterol pada membran sehingga menyebabkan kebocoran protein dan enzim-enzim tertentu.17 Senyawa flavonoid dalam serai mempunyai kemampuan penetrasi dalam membran sel sehingga dapat menghambat sintesis asam nukleat, menghambat fungsi membran sitoplasma, dan menghambat metabolisme energi sel.5,18

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk meneliti efektivitas ekstrak daun serai sebagai obat kumur dalam menurunkan akumulasi plak.

1.2 Rumusan Masalah

(18)

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas obat kumur yang mengandung ekstrak daun serai (Cymbopogon nardus (L.) Rendle) dalam menurunkan akumulasi plak.

1.4 Hipotesis Penelitian

Obat kumur yang mengandung ekstrak daun serai (Cymbopogon nardus (L.) Rendle) efektif dalam menurunkan akumulasi plak.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Menambah pengetahuan masyarakat mengenai manfaat obat kumur yang mengandung ekstrak daun serai (Cymbopogon nardus (L.)Rendle.

2. Menjadi masukan bagi peneliti-peneliti lain yang ingin meneliti lebih lanjut mengenai ekstrak daun serai sebagai obat kumur..

(19)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Plak

Plak gigi didefinisikan sebagai massa organisme yang berupa deposit lunak, membentuk suatu lapisan tipis biofilm, melekat pada permukaan gigi, permukaan kasar lainnya pada rongga mulut seperti restorasi yang permanen atau alat lepasan lainnya.19-21 Plak berbeda dengan beberapa deposit lain yang terdapat pada permukaan gigi seperti material alba dan kalkulus.22

Plak gigi berdasarkan letaknya pada permukaan gigi diklasifikasikan menjadi plak supragingiva dan plak subgingiva. Plak supragingiva ditemukan pada atau di atas margin gingiva.19,21 Plak supragingiva yang berkontak langsung dengan margin gingiva disebut juga dengan plak marginal.2 Plak subgingiva ditemukan dibawah

margin gingiva, diantara gigi dan jaringan sulkus gingiva.19,20

Kandungan utama plak adalah mikroorganisme.19,21,22 Satu gram plak mengandung lebih dari 1010 bakteri.19,22 Plak mengandung lebih dari 500 spesies mikroba yang berbeda. Di dalam plak juga terdapat mikroorganisme non bakteri seperti mycoplasma, jamur, protozoa, dan virus. Plak gigi tidak dapat dilihat secara visual kecuali dengan menggunakan pewarnaan seperti disclosing solution. Plak berwarna putih, keabu-abuan, atau kuning dan berbentuk globular. Plak biasanya terbentuk pada struktur gigi yang retak, pada pit dan fisur, dan gigi yang tidak rapi.19

2.1.1 Proses Pembentukan Plak

(20)

bakteri dan pejamu dan debris. Pelikel berfungsi sebagai pelindung, bertindak sebagai pelumas permukaan dan mencegah pengeringan jaringan. Namun juga merupakan substrat tempat bakteri dari sekitarnya melekat.19

Dalam beberapa jam, bakteri mulai ditemukan pada pelikel gigi. Kolonisasi awal bakteri didominasi oleh mikroorganisme fakultatif gram positif, seperti spesies

Actinomyces viscosus, Streptococus sanguis, Streptococcus mutans.19,21 Massa plak kemudian mengalami pematangan bersamaan dengan pertumbuhan bakteri yang telah melekat. Dalam perkembangannya, terjadi perubahan ekologis pada biofilm yaitu peralihan dari lingkungan awal yang aerob dengan spesies bakteri fakultatif gram positif menjadi lingkungan yang sangat miskin oksigen dimana mikroorganisme anaerob gram negatif menjadi dominan.19

Kolonisasi sekunder terjadi oleh bakteri-bakteri yang tidak ikut terlibat dalam kolonisasi awal ke permukaan gigi yang telah dibersihkan diantaranya spesies

Capnocytophaga, Prevotella intermedia, Prevotella loescheii, Fusobacterium nucleatum dan Porphyromonas gingivalis. Mikroorganisme tersebut melekat pada sel bakteri yang telah berada dalam massa plak. Interaksi yang menimbulkan perlekatan bakteri pengkoloni sekunder pada bakteri pengkoloni awal dinamakan koagregasi. Interaksi yang khas terjadi antara pengkolonisasi sekunder dengan pengkolonisasi awal mencakup koagregasi antara F. nucleatum dengan S. sanguis, P. loescheii

dengan A. visccosus dan Capnocytophaga ochracea dengan A. viscosus. Koagregasi umumnya terjadi antara bakteri gram positif atau bakteri gram negatif dengan bakteri gram negatif. Namun pada tahap akhir pembentukan plak, koagregasi dominan terjadi antara bakteri gram negatif seperti koagregasi F. nucleatum dengan P. gingivalis atau

Treponema denicola.19

2.1.2 Kontrol Plak

(21)

adanya prosedur kontrol plak dapat mengakibatkan perkembangan gingivitis dalam waktu 7 sampai 21 hari. Sehingga kontrol plak merupakan bagian yang penting dari semua prosedur dalam perawatan dan pencegahan penyakit periodontal.2

Kontrol plak secara mekanis dilakukan dengan menggunakan sikat gigi dan alat bantu kebersihan mulut lainnya seperti pembersih interdental dan pembersih interproksimal. Sedangkan kontrol plak secara kimiawi dilakukan dengan menggunakan bahan antimikroba yang bersifat antiplak seperti penggunaan pasta gigi dan obat kumur.2

2.2 Obat Kumur

Masyarakat telah lama menggunakan obat kumur untuk meningkatkan kesegaran napas dan mulut.Tetapi, ada manfaat lain yang lebih penting dari penggunaan obat kumur yaitu dapat mencegah masalah oral seperti menghambat pembentukan plak dan gingivitis kronis. Sudah selama 30 tahun, obat kumur yang tersedia dipasaran diformulasikan khusus untuk mengontrol plak supragingiva dan gingivitis.Penggunaan obat kumur direkomendasikan sebanyak dua kali sehari (pagi dan malam) efektif untuk mengendalikan plak.23

Berdasarkan bahan aktifnya, obat kumur dapat dikelompokkan menjadi: (1) Bisguanida (2) Campuran Fenol (3) Ammonia kuaternari (4) Germisida (5) Bahan Oksigenase (6) Ekstrak Herbal dan (7) Halogen.3,24

1. Bisguanida

(22)

2. Campuran Fenol

Golongan fenol telah lama dipakai oleh para klinisi.Mekanisme golongan fenol ini adalah merusak dinding sel dan menghambat pembentukan enzim bakteri, bersifat antiinflamasi dan menghambat sintesa prostaglandin. Namun kekurangan bahan ini adalah adanya sensasi seperti terbakar dan rasa pahit serta adanya stein pada gigi.3,24

3. Ammonia Kuaternari

Daya kerja obat kumur golongan ini adalah meningkatkan permeabilitas dinding bakteri sehingga menurunkan metabolisme, menyebabkan lisis, dan mengurangi kemampuan bakteri melekat pada gigi. Produk yang dipakai dalam kelompok ini adalah Cetylpyridinium chloridedengan konsentrasi 0,05% dan

Benzethonium chloride konsentrasi 0,05%.3,24 4. Germisida

Triklosan merupakan contoh bahan obat kumur golongan germisida. Memiliki toksisitas rendah, mempunyai aktivitas antibakteri dengan spektrum yang luas, efektif untuk mengurangi plak, gingivitis dan kalkulus serta menjaga kesehatan gingiva.3,24

5. Bahan Oksigenase

Bahan oksigenase seperti Hidrogen peroksida telah digunakan selama bertahun-tahun untuk sterilisasi atau obat kumur. Penggunaan 1% sampai 1,5% peroksida sebagai obat kumur terjadi penurunan terhadap jumlah plak dan gingivitis. Obat kumur golongan ini adalah campuran natrium perborat monohidrat dengan natrium hidrogen tartat.3,24

6. Ekstrak Herbal

Saat ini telah banyak ekstrak tanaman yang diteliti mengandung efek antiplak.Obat kumur ekstrak herbal tidak menyebabkan pertumbuhan yang berlebihan dari bakteri patogen rongga mulut. Oleh karena itu, penelitian tentang penggunaan tanaman obat (bahan herbal) mengalami perkembangan yang cukup baik 3,24

7. Halogen

(23)

deposit plak dengan menghambat metabolisme bakteri.24 Sedangkan golongan povidon iodin telah terbukti efektif sebagai tambahan pada skelling dan penyerutan akar. 3

2.3 Tanaman Daun Serai (Cymbopogon nardus (L.) Rendle)

Daun Serai (Cymbopogon nardus (L.) Rendle) merupakan salah satu bumbu dapur yang biasa digunakan sebagai pengharum untuk aneka hidangan dan telah lama digunakan sebagai bahan ramuan obat tradisional Indonesia.7,25 Serai merupakan tumbuhan rumput tegak, membentuk rumpun, tanaman tahunan yang hidup secara liar. Daun serai berwarna hijau muda, tunggal, memiliki tepi yang tajam dan kasar dengan bagian bawahnya berbulu halus, tidak bertangkai, berbentuk panjang, lurus, pipih dan menyerupai alang-alang.6,8,25

Gambar 1. Daun Serai.26

2.3.1 Taksonomi Daun Serai

Taksonomi serai (Cymbopogon nardus (L.) Rendle) diklasifikasikan sebagai berikut:5,26

(24)

Kelas : Monocotyledonae Subkelas : Commelinidae Ordo : Poales

Famili : Graminae/Poaceae Genus : Cymbopogon

Species : Cymbopogon nardus (L.) Rendle

Daun serai memiliki nama istilah lain yaitu Andropogon nardus (L.) dan

Andropogon citrodorus Desi. Selain itu juga memiliki sebutan antara lain sange-sange (Batak), sarai (Minangkabau), sere (Jawa), tonti (Minahasa), dan sare (Makasar).5,6 Diluar negeri, daun serai biasa juga disebut dengan lemongrass, citronella (Inggris), hashish al-limun (Arab), remongurasu (Jepang), serai dapur (Malaysia).8

2.3.2 Kandungan Daun Serai

Kandungan kimia yang terdapat dalam daun serai antara lain mengandung 0,4% minyak atsiri yang terdiri atas sitral, sitronela (66-85%), geraniol (20%), sabinen, mirsen, β-feladrensitronelal, borneol, metal heptenon, β-bergamoten,

trans-metilisoegenol, β-kadinen, elemol, dan kariofilen oksida.6,7,25 Selain itu daun dan akar serai juga mengandung senyawa saponin dan flavonoid. Senyawa yang terkandung di dalam daun serai menunjukkan bahwa tanaman ini memiliki potensi untuk dikembangkan manfaatnya.5,6

2.3.3 Manfaat Daun Serai

(25)

2.3.4 Peranan Ekstrak Daun Serai Sebagai Antibakteri

Efek antibakteri ekstrak daun serai dihubungkan dengan kandungan kimia serai yaitu mengandung minyak atsiri, sitronela, flavonoid dan saponin.10,15 Minyak atsiri dapat menghambat pertumbuhan beberapa spesies bakteri. Mekanisme kerjanya adalah dengan menghambat enzim-enzim penting sehingga terjadi gangguan biosintesis membran sel bakteri.10 Sitronela bersifat antibakteri dengan kemampuan membunuh bakteri dan menghambat setiap pertumbuhan bakteri khususnya bakteri patogen.15,16 Saponin merupakan agen fitoantimikrobaalami yang memiliki efek antibakteri, antifungi, dan antivirus. Mekanisme kerja senyawa saponin sebagai antibakteri adalah berinteraksi dengan sterol pada membran sehingga menyebabkan kerusakan protein bakteri dan kehilangan enzim-enzim tertentu.17 Mekanisme aktivitas antibakteri flavonoid adalah menghambat sintesis asam nukleat, menghambat fungsi membrann sitoplasma, dan menghambat metabolisme energi.18

2.3.5 Toksisitas Ekstrak Daun Serai

Di Amerika Serikat telah dilakukan uji toksisitas daun serai. Pada penelitian tersebut, infusa daun serai diberikan kepada oral kepada tikus selama 2 bulan dengan pemberian sampai 20 kali sehari. Hasil dari penelitian tersebut tidak menunjukkan efek toksis terhadap infusa daun serai.8

2.4 Indeks Pemeriksaan Klinis

2.4.1 Indeks Plak Loe dan Silness

(26)

Kriteria pemberian skor untuk indeks plak Loe dan Silness adalah:22 0 = Daerah gingiva gigi bebas dari plak

1 = Ada plak tetapi plak hanya bisa dilihat dengan menggoreskan probe ke permukaan gigi

2 = Ada plak dan dapat dilihat dengan mata pada gigi dan tepi gingival

3 = Plak terlihat sangat banyak pada poket gingiva dan/atau pada gigi dan tepi gingiva

Cara penghitungan skor:

Untuk satu gigi =

Untuk keseluruhan gigi = Hasil :

0 – 1 = Baik 1,1 – 2 = Sedang 2,1 – 3 = Buruk

Jumlah seluruh skor dari empat permukaan

4

(27)
(28)

2.6 Kerangka Konsep

Variabel Bebas:

Berkumur dengan obat kumur yang mengandung ekstrak daun serai 3%

Variabel Terikat:

Akumulasi Plak

Variabel Terkendali:

1. Frekuensi menyikat gigi 2. Waktu berkumur

3. Lama berkumur

4. Volume obat kumur yang digunakan

(29)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini adalah penelitian eksperimental pre and post test with control group design. Dalam rancangan penelitian ini subjek penelitian dibagi dalam dua kelompok, dimana satu kelompok diberikan perlakuan sedangkan kelompok lain diberikan larutan plasebo.

3.2 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan adalah double-blinded study yaitu baik peneliti dan subjek penelitian tidak mengetahui perlakuan mana yang diberikan kepada subjek penelitian.

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.3.1 Lokasi Penelitian

Proses pembuatan obat kumur dilakukan di Laboratorium Obat Tradisional Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara. Penelitian dilakukan di Instalasi Periodonsia Rumah Sakit Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

3.3.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada tanggal 2 Februari sampai dengan 25 Februari 2015

3.4 Populasi dan Sampel

3.4.1 Populasi

(30)

3.4.2 Sampel

Besar sampel pada penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus Federer, yaitu:27

(n-1) (r-1) ≥ 15

n = jumlah sampel yang dibutuhkan r = jumlah perlakuan terhadap sampel

Pada penelitian ini akan dilakukan perlakuan dengan 2 kelompok perlakuan yaitu kelompok kontrol dan berkumur dengan ekstrak daun serai 3%. Maka jumlah sampel:27

Untuk mencegah bias selama penelitian maka jumlah sampel penelitian dijadikan 20 orang untuk 1 kelompok perlakuan, maka jumlah sampel keseluruhan berjumlah 40 orang. Sampel dipilih dengan menggunakan metode purposive random sampling sesuai dengan kriteria inklusi penelitian.

3.5 Kriteria Sampel Penelitian

3.5.1 Kriteria Inklusi

1. Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara angkatan 2014 yang bersedia mengikuti penelitian.

2. Memiliki jumlah gigi minimal 20. 3. Indeks plak kategori baik-sedang

3.5.2 Kriteria Ekslusi

1. Gigi berjejal

2. Memakai piranti orthodonti cekat atau lepasan 3. Memakai gigi tiruan

4. Mengkonsumsi antibiotik sejak 3 bulan sebelum pemeriksaan (n-1) (r-1) ≥ 15

(n-1) (2-1) ≥ 15

n ≥ 15+1

(31)

5. Karies yang besar dan luas

6. Menggunakan obat kumur sehari-hari

3.6 Variabel Penelitian

1. Variabel bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah obat kumur ekstrak daun serai. 2. Variabel terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah akumulasi plak. 3. Variabel terkendali

Variabel terkendali dalam penelitian ini adalah: 1. Frekuensi menyikat gigi

2. Waktu berkumur 3. Lama berkumur

4. Volume obat kumur yang digunakan. 5. Jenis sikat dan pasta gigi

3.7 Definisi Operasional

Tabel 1. Definisi operasional untuk variabel bebas, terkait, dan terkendali.

Variabel Definisi Operasional Obat kumur

ekstrak daun serai

Hasil pencampuran ekstrak daun serai yang dilarutkan dengan akuades, sorbitol, peppermintoil dan Carboxymethyl cellulose

(CMC). Larutan ekstrak daun serai yang digunakan adalah pada konsentrasi 3%.

Akumulasi plak Banyaknya deposit lunak pada permukaan gigi yang diukur dengan indeks plak Loe dan Silness dengan kriteria pemberian skor:

0 = Daerah gingiva gigi bebas dari plak

1 = Terdapat plak tetapi plak hanya bisa dilihat dengan menggoreskan prob ke permukan gigi

(32)

tepi gingiva

3 = Plak terlihat sangat banyak pada poket gingiva dan/ atau pada gigi dan tepi gingival.

Cara penghitungan skor: Untuk satu gigi =

Untuk keseluruhan gigi =

Hasil :

Dua kali dalam sehari, yaitu pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur

Waktu berkumur Waktu menggunakan obat kumur yaitu setelah menyikat gigi pagi dan malam hari

Lama berkumur Lamanya sekali berkumur yaitu selama 30 detik Volume obat

kumur

Obat kumur digunakan sekali kumur yaitu 15ml

Jenis sikat dan pasta gigi

Jenis sikat gigi yaitu sikat gigi dengan bulu sikat datar dan pasta gigi yang mengandung fluouride

3.8 Alat dan Bahan

3.8.1 Alat

(33)

5. Perkolator

Alat-alat yang digunakan dalam prosedur peracikan obat kumur ekstrak daun serai adalah:

Alat-alat yang digunakan dalam prosedur pengumpulan data adalah: 1. Prob

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Daun serai

(34)

4. Sorbitol 5. Peppermint oil

6. Carboxymethyl cellulose (CMC)

3.9 Prosedur Penelitian

3.9.1 Prosedur Ekstraksi Daun Serai

1. Sebanyak 6 kg daun serai diseleksi dan ditimbang, kemudian cuci hingga bersih dan tiriskan hingga kering.

2. Daun serai dikeringkan dalam lemari pengering selama 3 hari dengan suhu 400C.

3. Daun serai yang telah kering diiris sepanjang 10cm dan dihaluskan hingga terbentuk serbuk kasar (simplisia) kemudian ditimbang kembali.

4. Simplisia diletakkan dalam wadah kemudian ditambahkan etanol 96% sampai seluruh simplisia terendam. Tahapan ini disebut dengan maserasi, yaitu simplisia direndam dalam suatu zat pelarut non air sehingga zat pelarut menembus dinding sel, dan melarutkan zat aktif yang ada dalam simplisia sehingga zat aktif dalam sel berpindah kepada pelarut.

5. Simplisia didiamkan selama 3 jam di tempat yang gelap dan wadah dibuka setiap 30 menit untuk diaduk agar massa serbuk tidak mengendap.

6. Massa dipindahkan sedikit demi sedikit ke dalam perkolator yang dibagian dasar sudah diletakkan kapas dan kertas saring dan tutup perkolat dengan aluminium foil. Tambahkan etanol secukupnya dan diamkan selama 24 jam.

7. Perkolator dibuka dan cairan dibiarkan menetes dengan kecepatan 2ml/menit. Perkolat ditampung dalam wadah berupa botol. Tambahkan terus etanol jika cairan dalam perkolar tinggal selapis tipis.

8. Ekstrak cair daun serai diuapkan dengan vacuum rovapator pada suhu 460C untuk menguapkan etanol dan pekatkan dengan water bath.

(35)

Gambar 2. Daun serai sedang Gambar 3. Daun serai yang kering dikeringkan. dihaluskan.

(36)

Gambar 6. Proses perkolasi ekstrak Gambar 7. Esktrak kental daun serai ekstrak daun serai. setelah diuapkan.

3.9.2 Prosedur Peracikan Obat Kumur

1. Peracikan Obat Kumur Ekstrak Daun Serai

Akuades sebanyak 200 ml dipanaskan, setelah itu ditaburkan Carboxymethyl cellulose (CMC) 0,3% diamkan beberapa saat. Jika terdapat bubuk CMC yang menggumpal, dapat dimixer agar CMC dan akuades homogen. Timbang ekstrak daun serai sebanyak 30 gram, masukkan ke dalam larutan, tambahkan sorbitol 300 ml dan aduk menggunakan mixer. Tambahkan lagi akuades hingga larutan menjadi 1000 ml, masukkan peppermint oil 8-10 tetes, diaduk kembali menggunakan mixer hingga homogen.

2. Peracikan Larutan Plasebo

(37)

Gambar 8. Akuades dipanaskan Gambar 9. CMC ditimbang hingga mendidih.

(38)

Gambar 12. Sorbitol sedang Gambar 13. Larutan dimixer

ditakar. hingga homogen.

(39)

3.9.3 Penggunaan Obat Kumur dan Pengumpulan Data

Subjek penelitian diskrining terlebih dahulu sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi. Subjek yang memenuhi kriteria inklusi diminta kesediaanya dan mengisi kuesioner beserta lembar informed consent. Kemudian subjek penelitian diberikan penyuluhan mengenai metode penyikatan gigi serta diberikan sikat dan pasta gigi. Setelah itu, subjek penelitian dibagi dua kelompok, dimana satu kelompok diberikan obat kumur ekstrak daun serai dan kelompok lainnya diberikan larutan plasebo. Subjek peneitian menggunakan obat kumur tersebut selama seminggu.

(40)

3.10 Alur Penelitian

Populasi

Subjek penelitian dikelompokkan sesuai kriteria inklusi dan ekslusi

Mengisi informed consent jika sesuai dengan kriteria inklusi dan bersedia

Kelompok kontrol Kelompok perlakuan

Pemberian plasebo Pemberian obat kumur ekstrak daun serai 3%

Pemeriksaan indeks plak pada hari 1,4, dan 7 penggunaan obat kumur

Pencatatan hasil pemeriksaan

Analisis data

(41)

3.11 Pengolahan Data dan Analisis Data

Setelah selesai dilakukan pemeriksaan pada subjek penelitian, dilakukan analisis data menggunakan program komputerisasi. Untuk melihat perbandingan penurunan akumulasi plak sebelum dan sesudah berkumur dengan obat kumur ekstrak daun serai dan obat kumur plasebo dengan menggunakan uji ANOVA

(42)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Jumlah subjek penelitian mengenai efektivitas obat kumur ekstrak daun serai (Cymbopogon nardus (L.) Rendle) dalam menurunkan akumulasi plak ini adalah sebanyak 40 orang. Subjek penelitian dipilih sesuai kriteria inklusi dan eksklusi pada populasi sebanyak 233 orang mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara angkatan 2014. Subjek kemudian dibagi menjadi dua kelompok yaitu sebanyak 20 orang kelompok perlakuan dan sebanyak 20 orang kelompok kontrol. Tidak ada subjek penelitian yang melaporkan komplikasi selama berlangsungnya penelitian. Data-data hasil penelitian yang diperoleh diuraikan di bawah ini.

Tabel 2. Data demografis subjek penelitian.

Variabel Kelompok

Pengamatan Jumlah Persentase Umur a. 17 tahun

(43)

Berdasarkan tabel 2, subjek penelitian paling banyak secara berurutan yaitu berusia 18 tahun 19 orang (47,5%), 19 tahun 14 orang (35%) dan yang paling sedikit berusia17 tahun sebanyak 7 orang (17,5%). Berdasarkan jenis kelamin, subjek penelitian yang paling banyak adalah perempuan yaitu sebanyak 32 orang (80%), sedangkan laki-laki sebanyak 2 orang (20%). Berdasarkan frekuensi menyikat gigi dalam satu hari, sebanyak 37 orang (92,5%) menyikat gigi 2 kali sehari dan 3 orang (7,5%) menyikat gigi lebih dari 2 kali sehari.

Tabel 3. Data distribusi rerata indeks plak Mahasiswa FKG USU Angkatan 2014

pada kelompok perlakuan hari ke-0, hari ke-1, hari ke-4 dan hari ke-7. Hari

Keterangan: Uji anova; p < 0.05

(*) terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok (p<0.05)

(44)

Tabel 4. Data perbandingan rerata indeks plak kelompok perlakuan hari ke-0, hari

Tabel 4 menunjukkan perbedaan yang bermakna secara statistik terjadi antara hari ke-0 dan hari ke-1, hari ke-0 dan hari ke-4, hari ke-0 dan hari ke-7, hari ke-1 dan hari ke-4, hari ke-1 dan hari ke-7, serta hari ke-4 dan hari ke-7.

Tabel 5. Data distribusi rerata indeks plak pada kelompok kontrol hari 0, hari

ke-1, hari ke-4 dan hari ke-7.

Keterangan: Uji anova; p < 0.05

(*) terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok (p<0.05)

(45)

menurn sebanyak 0.047 menjadi 0.268 ± 0.127. Pada hari ke-4 rerata dan standar deviasi juga menurun sebanyak 0.022 menjadi 0.246 ± 0.117. Namun, pada hari ke-7 meningkat sebanyak 0.046 menjadi 0.292 ± 0.129.

Tabel 6. Data perbandingan rerata indeks plak kelompok kontrol hari ke-0, hari ke-1, hari ke-4 dan hari ke-7.

Perbandingan p (Sig.)

Hari ke-0 dan hari ke-1 0.104 Hari ke-0 dan hari ke-4 0.009* Hari ke-0 dan hari ke-7 0.281 Hari ke-1 dan hari ke-4 0.146 Hari ke-1 dan hari ke-7 0.177 Hari ke-4 dan hari ke-7 0.001* Keterangan: Uji LSD ; p < 0.05

(*)terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok (p<0.05)

(46)

Gambar 15. Grafik perbandingan nilai rerata indeks plak pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol pada hari ke-1, 4 dan 7

Gambar 15 menunjukkan perbandingan rerata skor indeks plak pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Dari grafik tersebut dapat dilihat adanya penurunan rerata skor indeks plak pada kelompok perlakuan dari hari ke-0 hingga hari ke-7 pemakaian obat kumur ekstrak daun serai 3%. Sedangkan pada kelompok kontrol, terlihat sedikit penurunan rerata indeks plak dari hari ke-0 ke hari ke-4, namun terjadi kenaikan skor indeks plak pada hari ke-7.

Tabel 7. Perbedaan skor indeks plak pada kelompok perlakuan dan kontrol.

Selisih Kelompok N Rerata Indeks Plak

(47)

H7-H4

Perlakuan 20 -0.077 ± 0.045 -8.133 0.0001* Kontrol 20 0.046 ± 0.050 -8.133

Keterangan: Uji t-tidak berpasangan ; p<0.05

(*) terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok (p<0.05)

(48)

BAB 5

PEMBAHASAN

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada ada perbedaan yang bermakna secara statistik antara kelompok perlakuan dengan pengguanaan obat kumur yang mengandung ekstrak daun serai 3% dengan kelompok kontrol yang menggunakan plasebo. Dari hasil penelitian yang dilakukan selama satu minggu, didapatkan hasil bahwa pada hari ke 1, hari ke-4 dan hari ke-7 terjadi perbedaan rerata akumulasi plak yang bermakna p<0.05 antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa obat kumur ekstrak daun serai (Cymbopogon nardus (L.) Rendle) 3% efektif dalam menurunkan akumulasi plak pada hari ke-1, ke-4, dan ke-7 setelah pemakaian obat kumur.

Konsentrasi ekstrak daun serai yang terkandung dalam obat kumur pada penelitian ini adalah sebanyak 3% atau 30 mg/ml. Ekstrak daun serai diekstraksi dengan menggunakan pelarut etanol 96% di Laboratorium Obat Tradisional, Fakultas Farmasi, Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini didukung oleh penelitian in vitro yang dilakukan oleh Suprianto tahun 2008 di Institut Pertanian Bogor. Penelitian in vitro ini melakukan pengujian aktivitas anti Streptococcus mutans untuk menentukan konsentrasi hambat tumbuh minimum terhadap ekstrak daun dan batang serai.5 Streptococcus mutans merupakan bakteri fakultatif anaerob gram positif yang berperan dalam tahap kolonisasi awal pembentukan plak.19

(49)

dalam air dengan konsentrasi 1% positif memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri fakultatif anaerob gram positif yang berperan dalam pembentukan plak.9

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa skor rerata skor indeks plak pada kelompok ekstrak daun serai lebih rendah bila dibandingkan dengan kelompok plasebo dilihat mulai dari hari ke-1 hingga ke-7 pemakaian obat kumur. Hal ini disebabkan kandungan senyawa aktif yang terdapat pada daun serai seperti minyak atsiri, sitronela, saponin dan flavonoid yang memiliki sifat antibakteri. Minyak atsiri dan sitronela dapat menghambat pertumbuhan dan membunuh pertumbuhan bakteri.10,15 Sedangkan saponin dan flavonoid dapat merusak membran sitoplasma bakteri sehingga menghambat pertumbuhan bakteri.17,18

Dari data demografi pada penelitian ini, subjek penelitian berjenis kelamin perempuan lebih banyak dan lebih memperhatikan kebersihan mulutnya dibanding subjek penelitian laki-laki. Subjek penelitian yang berumur 17 tahun ke atas memiliki pengetahuan tentang kebersihan gigi dan mulut yang baik. Dari frekuensi menyikat gigi sehari-hari dapat dilihat juga bahwa subjek penelitian paada umumnya menyikat gigi dengan baik yaitu dua kali sehari pada saat pagi hari setelah sarapan dan malam hari sebelum tidur.

(50)
(51)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Obat kumur ekstrak daun serai 3% efektif terhadap penurunan akumulasi plak selama 7 hari.

2. Obat kumur ekstrak daun serai 3% berpengaruh terhadap penurunan akumulasi plak bila dibandingkan dengan obat kumur plasebo, karena terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik (p<0,05) pada hari ke-1, ke-4 dan ke-7.

6.2 Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai bahan-bahan tambahan yang perlu ditambahkan ke dalam obat kumur ekstrak daun serai sehingga menghilangkan rasa kelat tersebut.

2. Penelitian selanjutnya disarankan untuk meneliti konsentrasi optimal dari obat kumur ekstrak daun serai terhadap penurunan akumulasi plak dengan cara membagi perlakuan ke dalam beberapa konsentrasi ekstrak.

3. Perlu peneliti lanjutan untuk meneliti pengaruh obat kumur ekstrak daun serai terhadap mikroorganisme lain yang berperan dalam pembentukan plak.

(52)

DAFTAR PUSTAKA

1. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta 2013: 10-1.

2. Perry DA. Plaque control for periodontal patient. In: Newman MG, Takei HH,

Carranza FA. Carranza’s Clinical periodontology. 9th

ed. Philadelphia: WB Saunders Company, 2002: 651-74.

3. Diah. Kontrol plak kemikal dalam pencegahan gingivitis dan periodontitis. J Periodontic 2010; 1(2): 1-6.

4. Wijayakusuma MH. Potensi tumbuhan obat asli Indonesia sebagai produk kesehatan. Risalah pertemuan ilmiah penelitian dan pengembangan tekonologi isotop dan radiasi 2000: 25-31.

5. Suprianto. Potensi ekstrak sereh wangi (Cymbopogon nardus L). <http://repository.ipb.ac.id/handle/1234456789/33645> (10 Agustus 2014). 6. Utami P. Buku pintar tanaman obat. Jakarta: Agromedia pustaka, 2008: 224-5. 7. Kurniawati N. Sehat & cantik alami berkat khasiat bumbu dapur. Bandung:

Mizan Media Utama, 2010: 112-5.

8. Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. Acuan sediaan herbal. Jakarta 2008: 9,45-6.

9. Suwondo S. Skrining tumbuhan obat yang mempunyai aktivitas antibakteri penyebab karies gigi dan pembentuk plak. J Bahan Alam Indonesia 2007;6 (2): 65-72.

10. Fredman M, Henka PR, Mandrell RE. Bacterial activities of plant essential oils and some of their isolated constituents against Campylobacter jejuni, Esherichia coli, Listeria monocytigenes, and Salmonella enterica. J. Food Prot 2002; 65 (10): 1545-1560.

(53)

12. Dwijayanti KR. Daya antibakteri minyak atsiri kulit batang kayu manis

(Cinnamomum burmannii Bl.) terhadap Streptococcus mutans penyebab karies gigi. <http://www.library.usd.ac.id/Data%20PDF/F.%20Farmasi/Farmasi/078114 092_full.pdf> (14 Agustus 2014).

13. Hammer KA, Carson CF, Rilley TV. Antimicrobial activity of essential oils and other plant extracts. J. Appl Micro 1999; 86: 985-90.

14. Ganjewala D. Cymbopogon essential oils: Chemical compositons and bioactivities. IJEOT 2009; 3: 56-65.

15. Wei LS, Wee W. Chemical composition and antimicrobial activity of

Cymbopogon nardus citronella essential oil against systemic bacteria of aquatic animals. J. Microbiol 2013; 5 (2): 147-52.

16. Prabuseenivasan S, Jayakumar M, Ignacimuthu S. In vitro antibacterial activity of some plant essential oils. J. Biomed Central 2006; 6 (39): 1-8.

17. Oleszek WA. Saponins. <http://researchgate.net/profile/Wieslaw_Oleszek?publi cat> (15 Agustus 2014).

18. Cushnie TP, Lamb AJ. Antimicrobial activity of flavonoids. Int J Antimicrob Agents 2005; 26: 343-56.

19. Haake SK, Newman MG, Nisengard R, Sanz M.Periodontal microbiology. In: Newman MG, Takei HH, Carranza FA. Carranza’s Clinical periodontology. 9th ed. Philadelphia: WB Saunders Company, 2002: 96-112.

20. Ramfjord SP, Ash MM. Periodontology and periodontics: Modern theory and practice. 1st edition. USA: Ishiyaku Euro Amerika Inc, 2000: 61-7.

21. Bathla S. Dental Plaque. In: Bathla S. Periodontics revisited. 1st edition. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publisher, 2011: 65-70.

22. Loomer PM. Microbiology of periodontal diseases. In: Perry DA, Beemsterboer PL. eds. Periodontology for the dental hygienist. 3rd ed. St. Louis, Missouir: Elseviers, 2007: 62-73.

(54)

24. Asadoorian J. Oral Rinsing: CHDA position paper on commercially available over-the-counter oral rinsing products. CJDH 2006; 40(4): 1-3.

25. Winarto WP. Memanfaatkan bumbu dapur untuk mengatasi aneka penyakit. Jakarta: Agromedia, 2003: 53-4.

26. Departemen kesehatan. <bebas.vlsm.org/v12/arikel/ttg_tanaman_obat/depkes/bu ku1/1-0125.pdf> (20 Agustus 2014).

(55)
(56)
(57)

LAMPIRAN 3

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

Assalamu’alaikum Wr.Wb, Selamat pagi.

Nama saya Vinda Anggela Dewi, saat ini saya sedang menjalani pendidikan dokter gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara. Untuk menyelesaikan tugas akhir, maka saya melakukan penelitian yang berjudul

“Efektivitas Obat Kumur Ekstrak 3% Daun Serai (Cymbopogon nardus (L.)

Rendle) Dalam Menurunkan Akumulasi Plak Pada Mahasiswa FKG USU

Angkatan 2014”.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ekstrak daun serai efektif dalam menghambat pertumbuhan plak pada gigi. Plak adalah lapisan yang akan terbentuk pada permukaan gigi setelah dua jam selesai makan. Manfaat dari penelitian ini adalah dapat menambah pengetahuan mengenai penggunaan daun serai dalam menghambat pertumbuhan plak pada gigi dan diharapkan dapat menjadi alternatif bahan utama sebagai komposisi obat kumur.

Dalam penelitian ini saya akan meminta kesediaan untuk memeriksa mulut saudara/i sebelum melakukan penetilitian. Setelah itu, saya akan membagikan obat kumur ekstrak daun serai untuk dapat digunakan selama tujuh hari pada pagi hari setelah sarapan dan malam sebelum tidur. Saya akan kembali melakukan pemeriksaan mulut saudara/i pada hari ke 1, 4 dan 7 selama pemakaian obat kumur untuk membandingkan kondisi mulut saudara/i sebelum dan setelah penggunaan obat kumur.

(58)

Partsipasi saudara/I dalam penelitian ini bersifat sukarela. Apabila selama penelitian berlangsung ada keluhan yang saudara/I alami, silahkan hubungi saya (Vinda, 083180540023).

Pada penelitian ini identitas saudara/I akan disamarkan. Hanya peneliti dan anggota komisi etik yang bisa melihat data penelitian ini. Kerahasiaan data saudara/I akan dijamin sepenuhnya.

Demikian penjelasan dari saya. Atas partisipasi dan kesediaan waktu saudara/I, saya ucapkan terima kasih.

Peneliti

(59)

LAMPIRAN 4

LEMBAR KUESIONER PENELITIAN

EFEKTIVITAS OBAT KUMUR EKSTRAK DAUN SERAI 3%

(Cymbopogon nardus (L.) Rendle) DALAM MENURUNKAN AKUMULASI PLAK PADA MAHASISWA

Kelompok : Perlakuan / Kontrol

Nama :

Umur : tahun Jenis Kelamin : L / P

Telp. / HP :

II. Status Kesehatan Rongga Mulut

1. Apakah Anda menyikat gigi secara teratur setiap hari?

a. Ya b. Tidak

2. Berapa kali dalam 1 hari anda melakukan penyikatan gigi? a. 1x/hari b. 2x/hari c. ≥ 2x/hari

(60)

3. Kapan saja Anda menyikat gigi? a. Pagi sebelum sarapan dan sore hari

b. Pagi sesudah sarapan dan malam hari sebleum tidur

c. Pagi sesudah sarapan, siang setelah makan siang dan malam sebelum tidur 4. Apakah Anda sedang memakai piranti ortodonti?

a. Ya b. Tidak

5. Apakah Anda sedang memakai gigi tiruan?

a. Ya b. Tidak

6. Apakah Anda pernah mengkonsumsi antibiotik dalam waktu 3 bulan sebelum pemeriksaan?

a. Ya b. Tidak

7. Apakah Anda memiliki keluhan gusi berdarah sewaktu menyikat gigi?

a. Ya b. Tidak

8. Apakah Anda sedang memakai obat kumur antiseptik?

a. Ya b. Tidak

*Pertanyaan no 9 dan 10 diisi oleh operator

9. Jumlah gigi minimal 20 (Ya/Tidak)

10. Crowded berat (Ya/Tidak)

11. Adanya karies yang besar dan luas (Ya/Tidak)

(61)

LAMPIRAN 5

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN

Saya yang namanya tersebut di bawah ini: Nama :

Jenis Kelamin : Alamat : No. Hp :

Usia :

Setelah mendapat keterangan dan penjelasan secara lengkap, maka dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan, saya menandatangani dan menyatakan bersedia berpartisipasi pada penelitian yang berjudul:

“Efektivitas Obat Kumur Ekstrak 3% Daun Serai (Cymbopogon nardus

(L.) Rendle) Dalam Menurunkan Akumulasi Plak Pada Mahasiswa FKG USU

Angkatan 2014”

Medan, ……….2014

Mahasiswa Peneliti Peserta Penelitian

(62)

LAMPIRAN 6

HASIL PEMERIKSAAN KLINIS

EFEKTIVITAS OBAT KUMUR EKSTRAK DAUN SERAI 3%

(Cymbopogon nardus (L.) Rendle) DALAM MENURUNKAN AKUMULASI PLAK PADA MAHASISWA

FKG USU ANGKATAN 2014

Nama :

No. Telp/Hp : Pemeriksaan H_ : Indeks Plak

o dv mv

v

Gigi 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37 v

mv dv

o

(63)

LAMPIRAN 7

RINCIAN BIAYA PENELITIAN

EFEKTIVITAS OBAT KUMUR EKSTRAK DAUN SERAI 3%

(64)

3. Biaya pembuatan proposal

 Kertas kuarto 1 rim : Rp 30.000,-  Foto copy : 100 lbr @Rp 150,- : Rp 15.000,-

 Print proposal : Rp 100.000,-

4. Biaya permohonan Ethical Clearance : Rp 100.000,- 5. Biaya pemakaian Lab. Obat Tradisional Farmasi : Rp 250.000,-

6. Biaya seminar : Rp 100.000,-

Total : Rp 1.570.000,-

Terbilang : Satu juta lima ratus tujuh puluh ribu rupiah

Medan, 07 November 2014 Peneliti

Vinda Anggela Dewi

(65)

LAMPIRAN 8

JADWAL KEGIATAN

NO Kegiatan Bulan

Agustus September Oktober November Desember Januari Februari Maret

1 Penelusuran Kepustakaan x x x x

2 Pembuatan Proposal x x x x x x x x x x

3 Seminar Proposal x

4 Perbaikan Proposal x x x x x x

5 Pengajuan Surat Etik x x x

4 Pengumpulan Data x x x

5 Pengolahan dan analisis

data x

6 Penulisan Laporan

Penelitian x

7 Perbaikan x x

(66)

LAMPIRAN 9

HASIL ANALISIS DATA

usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 17 7 17.5 17.5 17.5

18 19 47.5 47.5 65.0

19 14 35.0 35.0 100.0

Total 40 100.0 100.0

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Laki-laki 8 20.0 20.0 20.0

Perempuan 32 80.0 80.0 100.0

(67)

Tests of Normality

Kelompok

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Hari_0 Perlakuan .150 20 .200* .919 20 .094

Kontrol .178 20 .098 .903 20 .057

Hari_1 Perlakuan .165 20 .155 .901 20 .053

Kontrol .179 20 .093 .901 20 .054

Hari_4 Perlakuan .207 20 .024 .941 20 .253

Kontrol .137 20 .200* .933 20 .176

Hari_7 Perlakuan .239 20 .004 .825 20 .052

Kontrol .206 20 .026 .861 20 .058

a. Lilliefors Significance Correction

(68)

General Linear Model (Perlakuan)

Within-Subjects Factors

Measure:MEASURE_1

Waktu

Dependent

Variable

1 Hari_0

2 Hari_1

3 Hari_4

4 Hari_7

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

Hari_0 .36225 .184526 20

Hari_1 .24555 .128064 20

Hari_4 .15795 .074863 20

(69)

Multivariate Testsb

Within Subjects Design: Waktu

Pairwise Comparisons

95% Confidence Interval for Differencea

Lower Bound Upper Bound

(70)

3 1 -.204* .036 .000 -.280 -.129

2 -.088* .023 .001 -.135 -.040

4 .077* .010 .000 .056 .098

4 1 -.281* .040 .000 -.366 -.197

2 -.165* .028 .000 -.223 -.106

3 -.077* .010 .000 -.098 -.056

Based on estimated marginal means

*. The mean difference is significant at the .05 level.

(71)

General Linear Model (Kontrol)

Within-Subjects Factors

Measure:MEASURE_1

Waktu

Dependent

Variable

1 Hari_0

2 Hari_1

3 Hari_4

4 Hari_7

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

Hari_0 .31550 .129959 20

Hari_1 .26815 .127481 20

Hari_4 .24605 .117523 20

(72)

Multivariate Tests

Value F Hypothesis df Error df Sig.

Pillai's trace .503 5.745a 3.000 17.000 .007

Wilks' lambda .497 5.745a 3.000 17.000 .007

Hotelling's trace 1.014 5.745a 3.000 17.000 .007

Roy's largest root 1.014 5.745a 3.000 17.000 .007

Each F tests the multivariate effect of Waktu. These tests are based on the linearly independent pairwise

comparisons among the estimated marginal means.

(73)

Pairwise Comparisons

Lower Bound Upper Bound

1 2 .047 .028 .104 -.011 .105

Based on estimated marginal means

a. Adjustment for multiple comparisons: Least Significant Difference (equivalent to no

(74)

Pairwise Comparisons

Lower Bound Upper Bound

1 2 .047 .028 .104 -.011 .105

Based on estimated marginal means

a. Adjustment for multiple comparisons: Least Significant Difference (equivalent to no

adjustments).

(75)

T-Test (H1-H0)

Group Statistics

Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

H1-H0 Perlakuan 20 -.11670 .087447 .019554

Kontrol 20 -.04735 .123911 .027707

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-tailed) Mean Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

H1-H0 Equal variances

assumed 2.470 .124 -2.045 38 .048 -.069350 .033912 -.138002 -.000698

Equal variances

not assumed -2.045 34.164 .049 -.069350 .033912 -.138256 -.000444

(76)

Group Statistics

Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

H4-H1 Perlakuan 20 -.08760 .101105 .022608

Kontrol 20 -.02210 .065212 .014582

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. T df Sig. (2-tailed)

Mean

Difference Std. Error Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

H4-H1 Equal variances

assumed 1.132 .294 -2.435 38 .020 -.065500 .026902 -.119961 -.011039

Equal variances

not assumed -2.435 32.476 .021 -.065500 .026902 -.120267 -.010733

(77)

Group Statistics

Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

H7-H4 Perlakuan 20 -.07700 .045511 .010177

Kontrol 20 .04690 .050695 .011336

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-tailed)

Mean

Difference Std. Error Difference

95% Confidence Interval of

the Difference

Lower Upper

H7-H4 Equal variances

assumed .001 .970 -8.133 38 .000 -.123900 .015234 -.154739 -.093061

Equal variances

(78)

LAMPIRAN 10

Fakultas : Fakultas Kedokteran Gigi Departemen : Periodonsia

PENELITI

Riwayat Peneliti

Nama : Vinda Anggela Dewi

Tempat dan Tanggal Lahir : Jakarta, 07 November 1993 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Anak ke : 1 (tunggal)

Alamat : Jl. Universitas No.20 Asrama Putri USU Medan

No. Telepon : 083180540023

Gambar

Gambar
Gambar 1. Daun Serai.26
Tabel 1. Definisi operasional untuk variabel bebas, terkait, dan terkendali.
Gambar 3. Daun serai yang kering
+7

Referensi

Dokumen terkait

ini menunjukkan obat kumur yang mengandung ekstrak kulit daun lidah buaya 5% memperlihatkan penurunan rata-rata skor indeks plak yang signifikan bila dibandingkan dengan obat

EFEKTIVITAS OBAT KUMUR YANG MENGANDUNG EKSTRAK KAPULAGA 2,5% DIBANDING DENGAN.. KLORHEKSIDIN 0,12% TERHADAP PENURUNAN AKUMULASI PLAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui KBM (Kadar Bunuh Minimal) ekstrak etil asetat tanaman serai (Cymbopogon nardus (L.) Rendle) terhadap Escherichia coli dan

asam sitrat) yang paling tepat untuk memperoleh kualitas minuman. serbuk effervescent serai (Cymbopogon nardus (L.)

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol daun serai wangi (Cymbopogon nardus L.) terhadap pertumbuhan Fusarium oxysporum pada tanaman

Tujuan dilakukannya penelitian ini ialah untuk mengetahui efektivitas ekstrak gambir 1% sebagai obat kumur dibandingkan dengan klorheksidin1. 0,12% terhadap akumulasi plak

Simpulan: Pemberian ekstrak Serai Wangi (Cymbopogon nardus L. rendle) menunjukkan zona hambatan terhadap pertumbuhan Candida albicans secara in vitro mulai

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan efektivitas obat kumur yang mengandung ekstrak kapulaga 2,5% dibanding dengan klorheksidin 0,12% terhadap