• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Obat Kumur Yang Mengandung Ekstrak Kulit Daun Lidah Buaya 5% Terhadap Akumulasi Plak Mahasiswa Angkatan 2009 FKG USU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Obat Kumur Yang Mengandung Ekstrak Kulit Daun Lidah Buaya 5% Terhadap Akumulasi Plak Mahasiswa Angkatan 2009 FKG USU"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH OBAT KUMUR YANG MENGANDUNG

EKSTRAK KULIT DAUN LIDAH BUAYA 5%

TERHADAP AKUMULASI PLAK

MAHASISWA ANGKATAN

2009 FKG USU

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi Syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh:

SELLY RAHMADHANI LUBIS NIM: 090600025

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Fakultas Kedokteran Gigi

Departemen Periodonsia

Tahun 2013

Selly Rahmadhani Lubis

Pengaruh obat kumur yang mengandung ekstrak kulit daun lidah buaya 5% terhadap akumulasi plak mahasiswa angkatan 2009 FKG USU.

x + 34 halaman

Obat kumur banyak digunakan sebagai penunjang kontrol plak secara mekanis karena memiliki efek sebagai analgesik, antiinflamasi, aktivitas antimikroba dan antikaries. Penggunaan produk alami dalam pencegahan dan pengobatan kondisi rongga mulut telah meningkat dan bisa bermanfaat bagi tingkat masyarakat perkotaan dan pedesaan yang tingkat sosial ekonominya rendah. Orang-orang menyadari adanya efek buruk yang terkait dari kandungan antibiotik. Ada juga kekhawatiran tentang meningkatnya resistensi yang dikembangkan oleh mikroorganisme terhadap antimikroba. Penggunaan tanaman dan turunannya yang memiliki efek pencegahan dan terapi dapat memberikan kontribusi untuk kesehatan mulut. Oleh karena itu, mulai banyak peneliti yang mencari alternatif dari bahan herbal dan salah satunya yang sering dijadikan sebagai bahan produk herbal adalah lidah buaya. Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh obat kumur yang mengandung ekstrak kulit daun lidah buaya 5% terhadap penurunan akumulasi plak. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental ulang atau

(3)

ini menunjukkan obat kumur yang mengandung ekstrak kulit daun lidah buaya 5% memperlihatkan penurunan rata-rata skor indeks plak yang signifikan bila dibandingkan dengan obat kumur plasebo dimulai pada hari ke-1 dengan skor rerata indeks plak ± standar deviasi pada kelompok perlakuan 0,400 ± 0,142 dan pada kelompok kontrol 0,712 ± 0,235. Kelompok perlakuan mengeluh dengan rasa kental obat kumur yang kurang enak ketika digunakan. Walaupun obat kumur yang mengandung ekstrak lidah buaya efektif dalam menurunkan skor indeks plak. Namun perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai efek jangka panjang dari penggunaan obat kumur yang mengandung ekstrak lidah buaya sehingga dapat dikembangkan untuk digunakan sebagai penunjang pemeliharaan kesehatan rongga mulut.

(4)

Faculty of Dentistry

Department of Periodontology 2013

Selly Rahmadhani Lubis

The effect of mouthwash containing the extract of the outer skin of aloe vera 5% on plaque accumulation

x + 34 pages

(5)

group 0,712 ± 0,235. Treatment groups using a mouthwash containing the extract of the outer skin aloe vera 5% complain of discomfort when used. Although mouthwash containing the extract of the outer skin of aloe vera 5% is effective in lowering plaque index scores, but need to do further research on the long-term effects of the use of mouthwash containing the extract of the outer skin of aloe vera 5% so that it can be developed for use as an oral health care support.

(6)

PENGARUH OBAT KUMUR YANG MENGANDUNG

EKSTRAK KULIT DAUN LIDAH BUAYA 5%

TERHADAP AKUMULASI PLAK

MAHASISWA ANGKATAN

2009 FKG USU

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi Syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh:

SELLY RAHMADHANI LUBIS NIM: 090600025

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(7)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan tim penguji skripsi

Medan, 02 Desember 2013

Pembimbing : Tanda tangan

Irmansyah Rangkuti, drg., Ph.D ………...

(8)

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji Pada tanggal 02 Desember 2013

TIM PENGUJI

KETUA : Irmansyah Rangkuti, drg., Ph. D ……….

ANGGOTA : 1. Krisna Murthy Pasaribu, drg., Sp. Perio ……….

2. Aini Hariyani Nasution, drg., Sp. Perio ……….

Mengetahui :

KETUA DEPARTEMEN

Irmansyah Rangkuti, drg., Ph. D ……….

(9)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya serta shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW sebagai Uswatun hasanah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjan Kedokteran Gigi.

Dalam penulisan skripsi ini ucapan terima kasih yang tiada henti penulis haturkan kepada Ayahanda Zuhaili Lubis dan Ibunda Hj. Rosmala Dewi Pulungan tercinta yang telah membesarkan, mendidik, membimbing, mendoakan serta memberikan dukungan moril maupun materil kepada penulis, juga kepada kakak dan adik tersayang Dr. Welly Ria Utamy Lubis dan Melly Angriani Lubis atas motivasi dan doanya selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis mendapat bimbingan, dukungan, motivasi serta doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Nazruddin, drg., C. Ort., Ph.D, Sp.Ort selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatra Utara.

2. Irmansyah Rangkuti, drg., Ph. D selaku dosen pembimbing skripsi penulis dan Ketua Departemen Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatra Utara yang telah begitu banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Semoga Allah SWT membalas segala kebaikannya.

3. Krisna Murthy Pasaribu, drg., Sp. Perio dan Aini Hariyani Nasution, drg., Sp. Perio sebagai dosen penguji yang telah memberikan masukan berharga untuk kesempurnaan skripsi ini.

(10)

5. Seluruh staf pengajar Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatra Utara, khususnya Departemen Periodonsia yang telah memberikan ilmunya yang bermanfaat, semoga dapat menjadi amal jariyah.

6. Prof. dr. Sutomo Kasiman, SpPD,SpJK(K) selaku ketua Komisi Etik Penelitian Bidang Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara yang telah memberikan ijin surat persetujuan komisi etik tentang pelaksanaan penelitian bidang kesehatan.

7. Drs. Awaluddin Saragih selaku Ketua Laboratorium Obat Tradisional Fakultas Farmasi Universitas Sumatra Utara dan staf pembantu yang turut membantu dan menemani dalam mengerjakan penelitian ini. 8. Miranda Purnama Sari, Putri dwi maretna yang telah membantu dalam

pemeriksaan sampel dan teman-teman angkatan 2009 yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu yang telah menjadi sampel tanpa kalian penelitian ini tidak akan berjalan dengan baik.

9. Teman terbaik Daud Rivai’i Harahap dan sahabat-sahabat penulis Ikrima Daulay, Nora Devita, Vivi Zayanthi, Lili Suryani, Debby Permata, Lucyana Simangunsong, Lili Haryati, Juliana Sari, Siti Saripah, Aswini Mohan, Alm Nabila Khairiyyah.

Penulis menyadari bahwa penulis masih dalam proses pembelajaran sehingga skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan untuk kedepannya. Akhirnya penulis mengharapkan semoga hasil karya atau skripsi ini dapat memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi fakultas, pengembangan ilmu dan masyarakat.

Medan. Desember 2013 Penulis,

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...

HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI ...

HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI ...

KATA PENGANTAR ...

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Obat Kumur ... 4

2.2 Lidah Buaya (Aloe Vera) ... 4

2.2.1 Sejarah ... 5

2.2.2 Stuktur Daun Lidah Buaya ... 6

2.2.3 Kandungan Lidah Buaya ... 7

2.2.4 Peranan Ekstrak Lidah Buaya Sebagai Antiplak ... 7

2.3 Plak Dental ... 8

2.3.1 Proses Pembentukan Plak ... 8

2.3.2 Kontrol Plak ... 9

2.4 Indeks Pemeriksaan Klinis ... 10

(12)

2.5 Kerangka Teori ... 12

2.6 Kerangka Konsep ... 13

BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 14

3.2 Rancangan Penelitian ... 14

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian ... 14

3.4 Populasi dan Sampel ... 15

3.5 Variabel-Variabel Penelitian ... 16

3.6 Definisi Operasional ... 17

3.7 Alat dan Bahan ... 18

3.7.1 Alat ... 18

3.7.2 Bahan ... 19

3.8 Prosedur Penelitian ... 19

3.8.1 Prosedur Ekstraksi ... 19

3.8.2 Peracikan Obat Kumur ... 20

3.8.3 Pemeriksaan Awal ... 20

3.8.4 Pemeriksaan Akhir ... 22

3.9 Skema Prosedur Penelitian ... 23

3.10 Pengelolahan dan Analisis Data ... 24

3.10.1 Pengelolaan Data ... 24

3.10.2 Analisis Data ... 24

BAB 4 HASIL PENELITIAN ... 25

BAB 5 PEMBAHASAN ... 30

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 32

DAFTAR PUSTAKA ... 33

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Cara pemberian skor untuk indeks plak ... 11

2. Data demografis subjek penelitian ... 25

3. Data distribusi rerata skor indeks plak ... 26

4. Skor indeks plak pada kelompok perlakuan ... 28

5. Skor indeks plak pada kelompok kontrol ... 28

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Lidah Buaya ... 6

2. Kulit Daun Lidah Buaya ... 8

3. Gel Lidah Buaya ... 9

4. Gambar 4. Cara pengukuran skor indeks plak ... 10

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Surat Persetujuan Komisi Etik

2. Surat Izin Penelitian di Laboratorium Obat Tradisional Farmasi USU

3. Formulir Data Subjek Penelitian

4. Lembaran Penjelasan Kepada Subjek Penelitian

5. Lembaran Persetujuan Setelah Penjelasan (informed Consent)

6. Kuisioner Penelitian

7. Formulir Data Pemeriksaan Klinis

8. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

9. Data Hasil Penelitian Indeks Plak

(16)

Fakultas Kedokteran Gigi

Departemen Periodonsia

Tahun 2013

Selly Rahmadhani Lubis

Pengaruh obat kumur yang mengandung ekstrak kulit daun lidah buaya 5% terhadap akumulasi plak mahasiswa angkatan 2009 FKG USU.

x + 34 halaman

Obat kumur banyak digunakan sebagai penunjang kontrol plak secara mekanis karena memiliki efek sebagai analgesik, antiinflamasi, aktivitas antimikroba dan antikaries. Penggunaan produk alami dalam pencegahan dan pengobatan kondisi rongga mulut telah meningkat dan bisa bermanfaat bagi tingkat masyarakat perkotaan dan pedesaan yang tingkat sosial ekonominya rendah. Orang-orang menyadari adanya efek buruk yang terkait dari kandungan antibiotik. Ada juga kekhawatiran tentang meningkatnya resistensi yang dikembangkan oleh mikroorganisme terhadap antimikroba. Penggunaan tanaman dan turunannya yang memiliki efek pencegahan dan terapi dapat memberikan kontribusi untuk kesehatan mulut. Oleh karena itu, mulai banyak peneliti yang mencari alternatif dari bahan herbal dan salah satunya yang sering dijadikan sebagai bahan produk herbal adalah lidah buaya. Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh obat kumur yang mengandung ekstrak kulit daun lidah buaya 5% terhadap penurunan akumulasi plak. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental ulang atau

(17)

ini menunjukkan obat kumur yang mengandung ekstrak kulit daun lidah buaya 5% memperlihatkan penurunan rata-rata skor indeks plak yang signifikan bila dibandingkan dengan obat kumur plasebo dimulai pada hari ke-1 dengan skor rerata indeks plak ± standar deviasi pada kelompok perlakuan 0,400 ± 0,142 dan pada kelompok kontrol 0,712 ± 0,235. Kelompok perlakuan mengeluh dengan rasa kental obat kumur yang kurang enak ketika digunakan. Walaupun obat kumur yang mengandung ekstrak lidah buaya efektif dalam menurunkan skor indeks plak. Namun perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai efek jangka panjang dari penggunaan obat kumur yang mengandung ekstrak lidah buaya sehingga dapat dikembangkan untuk digunakan sebagai penunjang pemeliharaan kesehatan rongga mulut.

(18)

Faculty of Dentistry

Department of Periodontology 2013

Selly Rahmadhani Lubis

The effect of mouthwash containing the extract of the outer skin of aloe vera 5% on plaque accumulation

x + 34 pages

(19)

group 0,712 ± 0,235. Treatment groups using a mouthwash containing the extract of the outer skin aloe vera 5% complain of discomfort when used. Although mouthwash containing the extract of the outer skin of aloe vera 5% is effective in lowering plaque index scores, but need to do further research on the long-term effects of the use of mouthwash containing the extract of the outer skin of aloe vera 5% so that it can be developed for use as an oral health care support.

(20)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit periodontal dan karies gigi merupakan salah satu masalah kesehatan yang paling umum di masyarakat.1 Gingivitis adalah salah satu penyakit periodontal yang paling sering mempengaruhi lebih dari 90% dari populasi, tanpa memandang usia, jenis kelamin ataupun ras.

Kontrol plak dan pencegahan gingivitis adalah tujuan utama pencegahan penyakit periodontal.

2

3

Kontrol plak adalah menghilangkan dan mencegah plak terbentuk pada gigi dan gingiva yang berdekatan. Kontrol plak juga menghambat pembentukan kalkulus. Kontrol plak dapat dilakukan melalui cara mekanis dan kemis. Kontrol plak secara mekanis dapat berupa menyikat gigi dan pembersihan interdental, sedangkan secara kemis dapat berupa penggunaan pasta gigi dan obat kumur.

Penggunaan produk alami dalam pencegahan dan pengobatan kondisi rongga mulut telah meningkat dan bisa bermanfaat bagi masyarakat perkotaan dan pedesaan yang tingkat sosial ekonominya rendah.

4

2

Orang-orang menyadari adanya efek buruk yang terkait dari kandungan antibiotik. Ada juga kekhawatiran tentang meningkatnya resistensi yang dikembangkan oleh mikroorganisme terhadap antimikroba. Penggunaan tanaman dan turunannya yang memiliki efek pencegahan dan terapi dapat memberikan kontribusi untuk kesehatan mulut. Lidah buaya telah dimasukkan dalam banyak produk herbal dalam penggunaan oral, termasuk pasta gigi dan obat kumur.

Lidah buaya ( Aloe Vera ) merupakan tanaman obat terkenal yang tergolong dalam suku Liliaceae. Liliaceae itu seperti tanaman kaktus yang tumbuh di daerah beriklim tropis.

5

3,6

(21)

buaya memiliki sifat anti-inflamasi, anti-bakteri, antioksidan, anti virus, anti jamur, serta menghasilkan efek hipoglikemik.

Rendahnya indeks plak dapat diamati dan dijelaskan, yang mana lidah buaya merupakan antibakteri yang baik. Pada tahun 2011 Hegger menunjukkan sifat anti bakteri lidah buaya terhadap candida albicans, Streptococcus pyogens, Streptococcus fecalis.

2,3,6

7

Pada tahun 2012 efek antimikroba dari lidah buaya telah dibuktikan dalam uji in vitro oleh Lee et al, dimana lidah buaya dapat menghambat pertumbuhan beragam mikroorganisme oral seperti S. mutans, S. sanguis, A. viscosus, dan C. albicans.

Lidah buaya juga mengandung vitamin A, C, E, B 12, dan asam folat. Vitamin C tersebut terlibat dalam sintesis kolagen yang meningkatkan konsentrasi oksigen di daerah luka karena pelebaran pembuluh darah.

2,3

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana pengaruh obat kumur ekstrak kulit daun lidah buaya 5% terhadap akumulasi plak. Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada masyarakat mengenai peranan lidah buaya terhadap kesehatan mulut khususnya dalam pencegahan dan perawatan penyakit periodontal.

7

1.2 Rumusan Masalah

Apakah ada pengaruh obat kumur ekstrak kulit daun lidah buaya 5% terhadap akumulasi plak?

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pengaruh obat kumur ekstrak kulit daun lidah buaya 5% terhadap akumulasi plak.

1.4 Hipotesis penelitian

(22)

1.5 Manfaat Penelitian

1. Manfaat untuk masyarakat

Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai pengaruh obat kumur ekstrak kulit daun lidah buaya terhadap akumulasi plak. Selain itu dapat memotivasi masyarakat untuk lebih memperhatikan kesehatan rongga mulutnya dengan menggunakan obat kumur herbal.

2. Manfaat untuk ilmu pengetahun

Untuk mengetahui data mengenai pengaruh obat kumur kulit daun ekstrak lidah buaya terhadap akumulasi plak di masyarakat. Dan hasil penelitian dapat digunakan untuk melakukan penyuluhan mengenai obat kumur yang baik pada masyarakat dan juga sebagai penyuluhan pencegahan terjadinya penyakit periodontal

3. Manfaat untuk peneliti

(23)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Obat Kumur

Dahulu obat kumur hanya dianggap sebagai larutan penyegar nafas yang mempunyai aroma, dengan sedikit atau tanpa efek terhadap kesehatan rongga mulut. Obat kumur sangat berarti untuk pasien yang kurang memiliki motivasi atau pasien yang mempunyai cacat fisik sehingga sulit atau tidak mungkin dapat mengendalikan plak dengan baik.8 Berdasarkan bahan aktifnya, obat kumur dapat dikelompokkan menjadi: (1) Bisguanida (2) Campuran Fenol (3) Ammonia kuarternari (4) Germisida (5) Bahan Oksigenase (6) Ekstrak Herbal dan (7) Halogen.9

2.2 Lidah buaya (Aloe Vera)

Tanaman lidah buaya (Aloe vera) bukan tanaman asing bagi kita, hal ini terlihat dari banyaknya orang yang telah menanam dan memakainya. Bentuk batang tanaman ini pendek dengan daun seperti tombak. Daun berdiri tegak dan di pinggirnya berbaris duri yang tidak begitu tajam. Letak daun bersap-sap, rapat, melingkar, serta mempunyai daun yang berwarna hijau berlapis lilin dan didalamnya terdapat daging daun yang tebal berwarna bening.10

Gambar 1. Lidah buaya10

(24)

berarti benar.11 Di dunia farmasi, lidah buaya lebih dikenal dengan nama Aloe vera

Linn. Lidah buaya hampir menyerupai kaktus dan termaksud jenis tanaman tahunan. Keistimewaan sifatnya yang patut dikagumi adalah kemampuannya bertahan hidup di daerah kering pada musim kemarau, yakni dengan cara menutup stomatanya dengan rapat untuk menghindari kehilangan air dari tubuhnya.

Lidah buaya telah dimasukkan dalam banyak produk herbal untuk penggunaan oral, termasuk pasta gigi dan larutan kumur.

10

2,4

Dalam beberapa studi klinis, pasta gigi dan obat kumur yang mengandung lidah buaya tidak menunjukkan efek penambahan pada kontrol plak dan gingivitis dibandingkan dengan obat kumur atau pasta gigi yang mengandung fluor.

Taksonomi dari tanaman Lidah Buaya : 2

Spesies : Aloe barbadensis Miller

2.2.1 Sejarah Lidah Buaya

Tanaman lidah buaya sudah dikenal sejak ribuan tahun silam. Biasanya digunakan sebagai penyubur rambut, penyembuh luka, dan perawatan kulit. Tanaman ini bermanfaat sebagai bahan baku industri farmasi dan kosmetik. Di samping itu, lidah buaya ini juga digunakan sebagai bahan pembuatan makanan dan minuman kesehatan.

Tanaman lidah buaya diduga berasal dari kepulauan Canary di sebelah barat Afrika. Pemakaian di bidang farmasi pertama kali dilakukan oleh orang-orang Samaria sekitar tahun 1750 SM. Beberapa sumber menyatakan bahwa lidah buaya masuk ke Indonesia dibawa oleh petani keturunan Cina pada abad ke-17. Pemanfaatan tanaman lidah buaya di Indonesia masih sedikit, terbatas sebagai

(25)

tanaman hias di pekarangan rumah dan digunakan sebagai kosmetik untuk penyubur rambut. Pada tahun 1990 petani di Kalimantan Barat mulai mengusahakan tanaman lidah buaya secara kormesial yang diolah menjadi minuman lidah buaya. Seperti halnya tanaman berkeping satu lainnya, daun lidah buaya berbentuk tombak dengan helaian memanjang. Daunnya berdaging tebal, tidak bertulang, berwarna hijau keabu-abuan dan mempunyai lapisan lilin dipermukaan. Bagian atas daun rata dan bagian bawahnya membulat (cekung).10

2.2.2 Stuktur Daun Lidah buaya

a) Kulit daun

Kulit daun adalah bagian terluar dari stuktur daun lidah buaya yang berwarna hijau.12

Gambar 2. Kulit Daun Lidah Buaya10

b) Eksudat

Eksudat adalah getah yang keluar dari daun saat dilakukan pemotongan. Eksudat berbentuk cair, berwarna kuninh dan rasanya pahit. Zat-zat yang terkandung didalam eksudat adalah 8-dihidroxianthraquinone (Aloe Emoedin) dan glikosida (Aloins), biasa digunakan untuk pencahar.12

c) Gel

(26)

Gambar 3. Gel Lidah Buaya10

2.2.3 Kandungan lidah buaya

Lidah buaya juga mengandung protein, karbohidrat, lipid dan beberapa vitamin seperti vitamin B1, B2, B6, dan B12, asam folat dan vitamin C. Selain itu juga mengandung mineral seperti kalium, kalsium, zat besi, natrium, kromium, tembaga, enzim, asam lemak, dan asam amino.

Lidah buaya mengandung senyawa aktif disetiap bagiannya. Gel pada daging lidah buaya mengandung bradikinase, lignin, aloktin, dan acemannan yang mengatasi inflamasi, serta lupeol, fenol, dan sulfur yang memiliki sifat antiseptik. Sedangkan getah atau lateks yang berasal dari kulit, mengandung antrakuinon, glikosida antrakuinon yaitu aloin, aloe-emodin, dan barbolin yang berpotensi untuk menstimulasi efek laksatif.

7,13

Kandungannya diketahui bersifat aktif dan memiliki sifat anti bakterial adalah antrakuinon. Antrakuinon merupakan lapisan daun (lateks, resin, dan getah) yang terdiri dari aloin, emodin, dan barbaloin, saponin, tannin dan sterol.

13,14

13

2.2.4 Peranan Ekstrak Lidah Buaya Sebagai Antiplak

(27)

2.3 Plak Dental

Penyakit periodontal dapat didefinisikan sebagai proses patologis yang mengenai jaringan periodontal. Sebagian besar penyakit periodontal inflamatif disebabkan oleh infeksi bakteri. Walaupun faktor-faktor lain juga dapat mempengaruhi jaringan periodontal, penyebab utama penyakit periodontal adalah mikroorganisme yang berkolonisasi dipermukaan gigi.8 Plak gigi adalah suatu lapisan lunak yang terdiri atas mikroorganisme yang berkembang biak dan melekat erat pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan. Plak tidak dapat dibersihkan hanya dengan kumur-kumur, semprotan air atau udara, tetapi plak hanya dapat dibersihkan dengan cara mekanis. Sampai saat ini cara mekanis yang paling efektif untuk membersihkan plak adalah dengan menyikat gigi.15 Secara klinis, plak gigi merupakan lapisan bakteri yang lunak, tidak terklasifikasi, menumpuk dan melekat pada gigi geligi dan objek lain didalam mulut, misalnya restorasi, gigi tiruan, dan kalkulus.

Dalam bentuk lapisan tipis plak umumnya tidak terlihat dan hanya dapat terlihat dengan bantuan disklosing. Dalam bentuk lapisan yang tebal, plak terlihat sebagai deposit kekuningan atau keabu-abuan yang tidak dapat hilang dengan kumur-kumur atau irigasi, tetapi dapat dihilangkan dengan penyikatan.

16

Plak terbentuk lebih cepat selama tidur daripada setelah makan, karena aksi mekanis dari pengunyahan makanan ditambah dengan aliran saliva yang terstimulir akan menghalangi deposit plak. Plak jarang terletak pada permukaan oklusal gigi kecuali bila gigi tersebut sudah tidak berfungsi, sehingga dapat terbentuk deposit luas.4

2.3.1 Proses Pembentukan Plak

Pembentukan plak supragingival dipelopori oleh bakteri yang mempunyai kemampuan untuk membentuk polisakarida ekstraselular yang memungkinkan bakteri melekat pada gigi dan saling berikatan. Koloni bakteri yang pertama adalah S. mitior, S. sanguis, A. viscosus dan A. naeslundii.4

Tahapan utama dalam pembentukan plak supragingiva adalah: 1. Pembentukan pelikel

(28)

2. Perlekatan awal bakteri

3. Kolonisasi dan pematangan plak

Beberapa detik setelah penyikatan gigi akan terbentuk deposit selapis tipis dari protein saliva terutama terdiri dari glikoprotein pada permukaan gigi . Lapisan ini yang disebut pelikel, adalah tipis (0,5 µm), translusen, halus dan tidak berwarna. Lapisan ini melekat erat pada permukaan gigi dan hanya dapat dilepas dengan friksi positif. Fungsi pelikel saliva adalah sebagai perlindungan.12 Pelikel hanya terbentuk dari glikoprotein saliva yang berkaitan secara selektif pada gigi dan tidak semua bakteri dapat berikatan pada pelikel.

Dalam waktu beberapa menit setelah pengendapan pelikel, pelikel akan terpopulasi dengan bakteri. Bakteri dapat terdeposit langsung pada email, tetapi bakteri biasanya melekat terlebih dahulu pada pelikel dan agregat bakteri dapat menyelubungi glikoprotein saliva.

4

16

Dalam beberapa jam pertama, bakteri yang berikatan pada pelikel adalah dari spesies Streptococcus dan Actinomyces.4 Selama beberapa hari pertama populasi bakteri akan tumbuh dan menyebar keluar dari permukaan gigi. Plak tumbuh melalui pembelahan internal dan deposisi permukaan. Berbagai varietas bakteri akan melekat dan berlipat ganda sehingga setelah 3-4 minggu akan terbentuk flora mikroba yang mencerminkan keseimbangan ekosistem organisme atau mikroba pada permukaan gigi.

Kematangan plak supragingiva disertai oleh perubahan inflamatori gingiva. Terjadi pembentukan plak menuju kearah apikal kedalam sulkus gingival, sehingga terbentuk plak subgingiva. Pada keadaan ini bakteri dengan kebutuhan metabolik yang berbeda masuk kedalam plak termasuk bakteri gram negatif lain seperti spesies

Prevotella, Poryphyromonas, Capnocytophaga, Fusobacterium dan Bacteroides. Fase ini berlangsung selama 4 sampai 7 hari.

4

4

2.3.2 Kontrol Plak

(29)

menyikat gigi, dan pembersihan interdental, sedangkan secara kemis dapat berupa penggunaan pasta gigi dan obat kumur.4

2.4 Indeks Pemeriksaan Klinis

2.4.1 Indeks plak (Plaque Index)

Indeks plak (IPI) yang diperkenalkan oleh Loe-Silness sedikit berbeda dengan indeks-indeks yang lain yang mengukur plak karena tidak didasarkan pada perluasan plak melainkan pada ketebalan penumpukannya. Pengukuran pada setiap gigi dilakukan pada empat sisi, yaitu : distovestibular, vestibular, mesiovestibular dan oral.

Tabel 1. Cara pemberian skor untuk indeks plak 6

KODE

6

KRITERIA

0 Tidak ada plak

1 Ada plak tipis di sekitar tepi gingival bebas dan permukaan. Plak terlihat dengan menggesekkan sonde sepanjang permukaan gigi. 2 Terdapat penumpukan plak pada poket gingival atau pada permukaan

gigi dan batas tepi gingival bebas yang dapat terlihat dengan mata 3 Terdapat penumpukkan plak yang banyak pada poket gingiva atau

pada pemukaan gigi dan batas permukaan gingiva bebas, tumpukkan ini sudah dapat dilihat dari jauh.

(30)

Cara penghitungan skor:

Untuk satu gigi =Jumlah seluruh skor dari empat permukaan

4

Untuk keseluruhan gigi = Jumlah skor plak

Jumlah gigi yang ada

Hasil :

- 0-1 dikategorikan baik - 1,1-2 sedang

(31)

2.5 Kerangka Teori

Obat kumur ekstrak kulit daun lidah buaya 5%

Antrakuinon dan senyawa sulfur lainnya

Mengganggu sifat kekerasan dinding sel, menghambat sintesis protein, menghambat metabolisme sel bakteri, menghambat sintesis RNA dan DNA dalam sel bakteri.

Menghambat pertumbuhan Candida albicans, Streptococcus pyogens, Streptococcus fecalis, Streptococcus mutans, Streptococcus sanguis, dan

Actinomyces viscocus

Kolonisasi bakteri plak berkurang

(32)

2.6 Kerangka Konsep

Variabel bebas

Obat kumur ekstrak kulit daun lidah buaya 5%

Variabel terikat Indeks plak Loe dan Silness

Variabel terkendali

1. Waktu dan frekuensi menyikat gigi 2. Jenis pasta gigi dan sikat gigi 3. Lama berkumur

4. Frekuensi berkumur 5. Volume obat kumur

Variabel tidak terkendali 1. Metode menyikat gigi 2. Diet

(33)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis yang dilakukan adalah jenis penelitian eksperimental ulang atau pre-posttest control group design yaitu dengan melakukan pengukuran atau observasi sebelum dan sesudah perlakuan diberikan.

3.2 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang dilakukan adalah double blind study yaitu suatu prosedur eksperimental dimana baik subjek penelitian maupun penelitian tidak mengetahui siapa yang menjadi kelompok kontrol dan siapa yang menjadi kelompok perlakuan.

Perlakuan : H0 X  H1 X  H2  X  H3 Kontrol : H0 Y  H1 Y  H2 Y  H Keterangan:

3

X : obat kumur ekstrak kulit daun lidah buaya 5% Y : plasebo

H0 H

: pengukuran indeks plak awal ( pra perlakuan)

1 :

H

pengukuran indeks plak hari ke-1 setelah perlakuan

2

H

: pengukuran indeks plak hari ke-4 setelah perlakuan

3 : pengukuran indeks plak hari ke-7 setelah perlakuan

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian

a. Tempat penelitian

(34)

b. Waktu penelitian

September – November 2013

3.4 Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi pada penelitian adalah mahasiswa/i Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatra Utara angkatan 2009.

b. Sampel

Jumlah sampel yang akan diambil pada penelitian ini, dihitung menggunakan rumus Federer seperti berikut:

( n – 1 ) ( r – 1 ) ≥ 15 r = jumlah kelompok

Besar sampel minimum yang diperlukan adalah 16 orang. Namun, untuk mencegah adanya kesalahan selama penelitian, ditetapkan besar sampel sebanyak 20 orang tiap kelompok sehingga jumlah keseluruhan sampel sebanyak 40 orang. Sampel penelitian ini dipilih dari mahasiswa/i angkatan 2009 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

Kriteria Inklusi:

• Mahasiswa/i berstatus aktif angkatan 2009.

• Usia 21-23 tahun.

• Jumlah gigi permanen lebih dari 20.

• Kooperatif dan bersedia menjadi subjek penelitian dengan

(35)

Kriteria Eksklusi:

• Dijumpai penyakit periodontal.

• Pemakai piranti orthodonti cekat dan lepasan.

• Pemakai gigi tiruan.

• Mengonsumsi antibiotik sejak 3 bulan sebelum pemeriksaan.

• Penderita penyakit sistemik.

• Crowded dan karies

3.5 Variabel-Variabel Penelitian

a. Variabel Bebas : 1.Obat kumur ekstrak kulit daun lidah buaya 5% sebanyak 10ml/botol 2. Obat kumur plasebo sebanyak 10ml/botol

b. Variabel Terikat : Skor indeks plak

c. Variabel Terkendali : 1. Waktu dan frekuensi menyikat gigi. 2. Jenis pasta gigi dan sikat gigi. 3. Lama berkumur.

4. Frekuensi berkumur. 5. Volume obat kumur. 6. Kooperatif.

d. Variabel Tidak Terkendali : 1. Metode menyikat gigi. 2. Diet.

(36)

3.6 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Cara Mengukur Hasil Ukur Skala

(37)

3.7 Alat dan Bahan

3.7.1 Alat

Alat yang digunakan dalam prosedur pengekstrakan kulit daun lidah buaya adalah :

Alat yang digunakan dalam peracikan obat kumur ekstrak kulit daun lidah buaya 5% adalah :

1. Spatula. 2. Gelas ukur.

3. Botol kosong untuk obat kumur. 4. Spidol.

5. Timbangan.

(38)

8. Gelas kumur. 9. Cermin. 10. Kertas tissue. 11. Alat tulis.

12. Lembar pemeriksaan.

3.7.2 Bahan

1. Ekstrak kulit daun lidah buaya 5%. 2. Akuades

3. CMC 0,5%. 4. Etanol 96%. 5. Sorbitol 20% 6. Peppermint oil 1%.

3.8 Prosedur Penelitian

3.8.1 Prosedur Ekstraksi

1. Lidah buaya diseleksi, dicuci bersih, dan ditimbang berat basahnya.

2. Lidah buaya dipotong kecil-kecil, kulit daun dan gel nya dipisahkan yang dipakai kulit daun lidah buaya saja.

3. Kulit daun lidah buaya dikeringkan di dalam lemari pengering selama beberapa hari dengan suhu 40°C hingga kering.

4. Kulit daun lidah buaya yang sudah kering ditimbang kembali dan dihaluskan dengan blender, diayak sehingga didapat serbuknya.

5. Serbuk kulit daun lidah buaya yang telah diayak ditimbang sebanyak 400 gram dan diletakkan di dalam wadah tertutup.

6. Setelah itu ditambahkan etanol 96% untuk perendaman lalu diaduk dan ditutup. Diamkan selama 1 jam di tempat yang gelap dan wadah dibuka setiap 30 menit untuk diaduk agar massa serbuk tidak mengendap.

(39)

dan diatasnya dilapisi dengan kertas saring. Perkulator ditutup dengan alluminium foil dan plastik dan diikat dengan karet gelang. Lalu pasang infuse set untuk menyambung perkulator ke botol kaca yang digunakan untuk menampung tetesan ekstrak.

8. Biarkan selama 24 jam dan infuse set dalam keadaan terkunci. Setelah 24 jam, infuse set dibuka dan biarkan hingga cairan menetes dengan kecepatan 1 ml/menit atau 20 tetes per menit, perkolat ditampung dan etanol 96% ditambahkan berulang-ulang secukupnya.

9. Ekstrak cair diuapkan etanolnya dengan menggunakan vacum rotavapor 10.pada suhu 50°C sehingga didapatkan ekstrak kental.

11.Ekstrak dimasukkan dalam botol dan disimpan dalam kulkas.

3.8.2 Peracikan Obat Kumur

1. Ekstrak cairan diencerkan sampai konsentrasi 5% yang dicampur dengan sorbitol 20%, peppermint oil 10% dan akuades 1litel (untuk pembuatan 1liter).

2. CMC 0,5% ditambahkan dalam campuran tersebut sebagai emulgator dan diaduk sampai homogen.

3. Hasil campuran dimasukkan ke dalam botol kosong.

3.8.3 Pemeriksaan Awal

1. Pemeriksaan subjek penelitian dilakukan dengan pengisian kuesioner dan pemeriksaan langsung. Semua sampel akan dilakukan skrining terlebih dahulu sesuai kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan.

2. Subjek yang terpilih kemudian diberi penjelasan mengenai prosedur penelitian dan diminta untuk mengisi lembar informed consent.

(40)

4. Pada tiap bagian diberi skor 0-3 sesuai dengan kriteria dibawah ini:

Skor Kriteria Loe dan Silness

0 Tidak ada plak

1 Ada plak tipis di sekitar tepi gingival bebas dan permukaan. Plak terlihat dengan menggesekkan sonde sepanjang permukaan gigi. 2 Terdapat penumpukan plak pada poket gingival atau pada permukaan

gigi dan batas tepi gingival bebas yang dapat terlihat dengan mata 3 Terdapat penumpukkan plak yang banyak pada poket gingiva atau

pada pemukaan gigi dan batas permukaan gingiva bebas, tumpukkan ini sudah dapat dilihat dari jauh.

5. Skor plak tiap gigi ditentukan dengan rumus:

6. Hasil pemeriksaan dicatat pada lembar pemeriksaan

7. Indeks plak diperoleh dengan menjumlahkan skor plak tiap gigi kemudian dibagi jumlah gigi yang diperiksa

8. Masing-masing sampel diberikan obat kumur sebanyak 1 botol

9. Subjek penelitian diintruksikan untuk menyikat gigi pagi setelah sarapan dan malam hari sebelum tidur

10. Setelah itu, subjek penelitian diintruksikan berkumur dengan obat kumur yang diberikan sebanyak 10 ml selama 30 detik setelah sikat gigi pada pagi hari dan malam hari sebelum tidur sampai hari ke 7.

Indeks plak =Jumlah total skor plak empat permukaan gigi yang diperiksa

4

Indeks plak = Jumlah total skor plak yang diperiksa

(41)

3.8.4 Pemeriksaan Akhir

1. Pemeriksaan dilakukan pada hari ke-1, ke-4, dan ke-7.

2. Subjek penelitian diperiksa pada pagi hari di Departemen Periodonsia kemudian dilakukan pemeriksaan indeks plak II.

(42)

3.9 Skema Prosedur Penelitian

Peracikan Obat Kumur

Populasi

Pemeriksaan skor indeks plak pasta sikat gigi + obat kumur ( hari ke-1, ke-4, dan ke-7)

Sampel - Random sampling

- Kriteria inklusi dan eksklusi (skrining dan kuesioner)

Ethical clearance

Pemeriksaan skor indeks plak pra perlakuan

Informed consent

(43)

3.10 Pengelolahan dan Analisis Data

3.10.1 Pengelolaan Data

Pengelolahan data dan tabulasi dilakukan dengan menggunakan program komputer.

3.10.2 Analisis Data

(44)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Jumlah sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 40 orang yang dipilih sesuai kriteria inklusi dan eksklusi populasi sebanyak 163 orang mahasisa FKG angkatan 2009. Semua subjek penelitian berhasil mengikuti penelitian hingga selesai. Sampel kemudian dibagi menjadi dua kelompok, kelompok perlakuan sebanyak 20 orang dan kelompok kontrol sebanyak 20 orang. Tidak ada subjek penelitian yang melaporkan komplikasi selama berlangsungnya penelitian. Data-data hasil penelitian yang diperoleh diuraikan dibawah ini.

Tabel 2. Data demografis subjek penelitian.

Variabel Kelompok Pengamatan Jumlah Persentase

Umur a. 21 tahun

Jenis kelamin a. Laki-laki b. Perempuan

(45)

Tabel 3. Data distribusi rerata skor indeks plak mahasiswa FKG 2009 pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.

Hari Perlakuan Kontrol (plasebo)

N Rerata indeks plak ± SD N Rerata indeks plak ± SD

0 20 0,583 ± 0,159 20 0,688 ± 0,193

1 20 0,400 ± 0,142 20 0,712 ± 0,235

4 20 0,210 ± 0,119 20 0,734 ± 0,278

7 20 0,137 ± 0,081 20 0,735 ± 0,270

(46)

Gambar 5. Rerata skor indeks plak subjek penelitian yang menggunakan obat kumur Ekstrak kulit daun lidah buaya 5% dan obat kumur plasebo pada hari ke-0, ke-1, ke-4, dan ke-7.

Gambar 4 menunjukkan perbandingan rerata skor indeks plak kedua obat kumur yang mengandung ekstrak kulit daun lidah buaya 5% dan obat kumur plasebo berdasarkan data dari table 3. Berdasarkan gambar 4, dapat dilihat rerata skor indeks plak obat kumur ekstrak kulit daun lidah buaya 5% menurun seiring dengan waktu, yaitu hari ke-1, ke-4 dan ke-7. Sedangkan pada obat kumur plasebo terjadi peningkatan skor indeks plak mulai dari hari ke-1, ke-4 dan ke-7. Pada hari ke-0, perbedaan rerata skor indeks plak antara kedua obat kumur tersebut adalah 0,105. Pada hari ke-1, perbedaan rerata skor indeks plak antara kedua obat kumur tersebut meningkat menjadi 0,312. Pada hari ke-4, perbedaan rerata skor indeks plak antara kedua obat kumur tersebut meningkat menjadi 0,524. Pada hari ke-7 perbedaan rerata skor indeks plak antara kedua obat kumur tersebut semakin meningkat menjadi 0,598.

Obat kumur ekstrak lidah buaya

(47)

Tabel 4. Skor indeks plak pada kelompok perlakuan dibandingkan antara hari ke-0, ke-1, ke-4, dan ke-7.

Perbandingan Hari Perbedaan Rerata t Df p

Hari ke-0 dan ke-1 0,205 6.589 19 0,000

Hari ke-0 dan ke-4 0,372 13.716 19 0,000

Hari ke-0 dan ke-7 0,446 16.552 19 0,000

Keterangan: Analisa t-test paired bermakna pada p < 0,05

Tabel 4 untuk mengetahui pengaruh obat kumur ekstrak kulit daun lidah buaya 5% dalam mengurangi akumulasi plak seiring dengan waktu. Perbedaan skor indeks plak antara hari ke-0 dan ke-1, hari ke-0 dan ke-4, serta hari ke-0 dan ke-7 menunjukkan perbedaan yang bermakna secara statistik (p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa obat kumur ekstrak kulit daun lidah buaya 5% berpengaruh terhadap penurunan akumulasi plak selama tujuh hari penggunaan obat kumur.

Tabel 5. Skor indeks plak pada kelompok kontrol dibandingkan antara hari ke-0, ke-1, ke-4, dan ke-7.

Perbandingan Hari Perbedaan Rerata t Df p

Hari ke-0 dan ke-1 -0,240 -1.444 19 0.165

Hari ke-0 dan ke-4 -0,461 -1.407 19 0.176

Hari ke-0 dan ke-7 -0,469 -1.566 19 0.134

Keterangan: Analisa t-test paired bermakna pada p < 0,05

(48)

Tabel 6. Skor indeks plak pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol pada hari ke-0, ke-1, ke-4, dan ke-7.

Hari ke- Perbedaan Rerata T df p

0 -0.105 -1,876 38 0,068

1 -0,311 -5,067 38 0,000

4 -0,524 -7,728 38 0,000

7 -0,598 -9,470 38 0,000

Keterangan: Analisa t-test unpaired bermakna pada p < 0,05.

(49)

BAB 5

PEMBAHASAN

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna secara statistik antara penggunaan obat kumur yang mengandung ekstrak kulit daun lidah buaya 5% terhadap penurunan akumulasi plak. Sedangkan pada pemakaian plasebo tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna secara statistik. Dari penelitian yang dilakukan selama seminggu, didapatkan hasil bahwa pada hari ke-1, ke-4 dan ke-7 terjadi penurunan rerata akumulasi plak yang bermakna bila dibandingkan dengan obat kumur plasebo (terdapat perbedaan yang bermakna p<0,05). Penelitian ini juga menunjukkan bahwa obat kumur ekstrak kulit daun lidah buaya 5% efektif dalam menurunkan akumulasi plak pada hari ke-1, ke-4, dan ke-7 setelah pemakaian obat kumur.

Konsentrasi ekstrak kulit daun lidah buaya yang terkandung dalam obat kumur pada penelitian ini adalah sebanyak 5% atau 50 mg/ml yang diekstraksi dengan menggunakan pelarut etanol 96% di Laboratorium Obat Tradisional, Fakultas Farmasi, Universitas Sumatra Utara.

Pada tahun 2012, Antonisamy et al, mengemukakan bahwa lidah buaya menunjukkan efek penghambatan pada bakteri S. mutans, E. coli, P. vulgaris, C. albicans dan Penicillium sps pada konsentrasi 400 mg/ml.

17

Penelitian oleh Subramaniam dkk pada tahun 2012 secara in vitro menguji efektifitas ekstrak lidah buaya terhadap bakteri streptococcus mutans dengan konsentrasi 5%, 25%, 50% dan 100% .

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa skor rerata indeks plak pada kelompok ekstrak kulit daun lidah buaya 5% lebih rendah bila dibandingkan dengan kelompok plasebo. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Villalobos dkk pada tahun 2001 yang menyatakan bahwa obat kumur yang mengandung ekstrak lidah buaya dapat menurunkan jumlah skor plak pada konsentrasi 50%.

5

(50)

Dari hasil penelitian-penelitian sebelumnya yang telah diuraikan diatas menunjukkan konsentrasi yang sangat besar pada obat kumur yang mengandung ekstrak lidah buaya. Untuk mengatasi nilai konsentrasi yang tinggi dari penelitian sebelumya dan kekentalan ektrak kulit daun lidah buaya peneliti melakukan pengecilan nilai konsentrasi obat kumur menjadi 5%. Namun meskiun konsentrasi ekstrak obat kumur sudah diturunkan menjadi 5% untuk menutupi kekentalan obat kumur subjek penelitian masih mengeluh dengan rasa kentalan obat kumur tersebut.

(51)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:

1. Obat kumur yang mengandung ekstrak kulit daun lidah buaya 5% berpengaruh terhadap penurunan akumulasi plak selama 7 hari.

2. Obat kumur yang mengandung ekstrak kulit daun lidah buaya 5% berpengaruh terhadap penurunan akumulasi plak bila dibandingkan dengan obat kumur placebo.

6.2 Saran

1. Penelitian ini hanya meneliti satu jenis konsentrasi ekstrak, oleh karena itu diharapkan penelitian selanjutnya untuk meneliti konsentrasi yang optimal dari ekstrak kulit daun lidah buaya 5% terhadap akumulasi plak dengan cara membagi perlakuan ke dalam beberapa konsentrasi ekstrak.

2. Diharapkan penelitian selanjutnya untuk meneliti pengaruh obat kumur yang mengandung ekstrak kulit daun lidah buaya terhadap mikroorganisme yang berperan dalam pembentukan plak.

(52)

DAFTAR PUSTAKA

1. Vahabi S, Najafi E, Alizadeh S. In vitro antimicrobial effects of some herbal essences against oral pathogens. J of Medicinal Plants Research 2011; 5(19): 4870-8.

2. Oliveira SMA, Torres TC, Pereira SLS et al. Effect of a dentifrice containing aloe vera on plaque and gingivitis control. A double-blind clinical study in humas. J Appl Oral Sci 2008; 16(4): 293-6.

3. Chandrahas B, Jayarkumar A, Naeen A ET AL. A randomized, double-blind clinical study to assess the antiplaue and antigingivitis efficacy of Aloe vera mounth rinse. J Indian Soc Periodontal 2012; 16(4): 543-8.

4. Eley BM, Soory M, Manson JD. Periodontic. 6th

5. Subramaniam P, Dwivedi S, Uma E et al. Effect of pomegranate and aloe vera extract on streptococcus mutans: An in vitro study. The Oxford Dental College 2013; 3(3): 99-105.

ed., Elsevier: Saunders, 2010: 152-3, 227-9.

6. Fani M, Kohanteb J. Inhibitory activity of Aloe vera gel on some clinically isolated cariogenic and periodontopathic bacteria. J of oral Science 2012; 54(1): 15-21.

7. Bhat G, Kudva P, Dodad F. Aloe vera: Nature’s soothing healer to periodontal disease. J Indian Soc Periodontal 2011; 15(3): 205-9.

8. Fedi PF, Vernino AR, Gray JL. The Periodontitic syllabus. Silabus Periodontiti. 4th

9. Asodoorian J. CDHA Position Paper on Commerciall Available Over-the-Counter Oral Rinsing Products. Can J of Dent Hygiene 2006; 40(4): 173.

ed. Alih bahasa. Amaliya. Jakarta: EGC, 2004:13-7, 81-2.

10.Furnawanti I. Khasiat dan manfaat lidah buaya si tanaman ajaib. Edisi 8. Jakarta selatan: PT. AgroMedia Pustaka, 2007: 1-11.

(53)

12.Gusviputri A, Meliana PSN, et al. Pembuatan sabun dengan lidah buaya (Aloe Vera) sebagai antiseptic alami. Widya teknik 2013; 12(1): 11-21.

13.Saeed MA, Yaqub U, Akbar S et al. Aloe vera: a plant of vital significance 2003; 9.

14.Lawrence R, Priyanka T, Jeyakumar E. Isolation, urification and evaluation of antibacterial agents from aloe vera. Brazilian J of Microbiology 2009; 40:906-915.

15.Caranzza FA, Newman MG, Takkei HH. Clinical periodontology.

Philadelphia: Elsevier Inc Saunders. 2012: 221-25.

16.Antonisamy et al. Anti- Bacterial and antifungal activity of aloe vera gel ekstract. Internasioanal J of Biomedical and Advance Research 2012; 03(03).184-7.

(54)

Lampiran 3

DATA SUBJEK PENELITIAN

Pengaruh Obat Kumur Yang Mengandung Ekstrak Kulit Daun Lidah Buaya

5% Terhadap Akumulasi Plak Mahasiswa Angkatan 2009 FKG USU

1. Nama : ………

2. Jenis Kelamin : ………

3. Tanggal Lahir/Umur : ………

4. Alamat : ………

(55)

Lampiran 4

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

Selamat pagi saudara semuanya. Perkenalkan nama saya Selly Rahmadhani Lubis, mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan dokter gigi di Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Sumatera Utara. Saya akan mengadakan penelitian dengan judul Pengaruh Obat Kumur Yang Mengandung Ekstrak Kulit Daun Lidah Buaya 5% Terhadap Akumulasi Plak Mahasiswa Angkatan 2009 FKG USU

yang bertujuan untuk menilai pengaruh obat kumur ekstrak kulit daun lidah buaya 5% terhadap penurunan akumulasi plak (kebersihan rongga mulut). Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan memberi informasi kepada masyarakat luas khususnya mahasiswa/i FKG USU sehingga dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dan diharapkan obat kumur ekstrak kulit daun lidah buaya 5% dapat digunakan sebagai penunjang pemeliharaan kesehatan rongga mulut.

Dalam penelitian ini, akan dilakukan pemeriksaan keadaan rongga mulut dan gigi-geligi oleh peneliti terhadap subjek penelitian. Pada hari pertama, dilakukan pemeriksaan indeks plak (indeks kebersihan rongga mulut) awal oleh peneliti dengan menggunakan probe. Setelah itu, setiap subjek akan diberi 1 botol obat kumur dan diberi instruksi untuk berkumur selama 1 minggu. Subjek diinstruksikan supaya berkumur dengan obat kumur yang diberi (10 ml selama 30 detik) sesudah penyikatan gigi pada pagi sesudah sarapan dan malam sebelum tidur dan dilakukan selama 7 hari di rumah. Pada hari ke-1, ke4 dan ke-7, subjek kembali dilakukan pemeriksaan indeks plak. Pada hari ke 7, dilakukan evaluasi respon terhadap penggunaan obat kumur. Pemeriksaan yang akan dilakukan di atas pada lazimnya tidak berbahaya dan tidak menimbulkan efek samping bagi saudara sekalian.

(56)

Selama penelitian ini, saudara tidak dibebankan biaya apapun (gratis). Semua data/keterangan dari saudara bersifat rahasia, tidak diketahui orang lain. Apabila keberatan, saudara bebas untuk menolak mengikuti penelitian ini.

Jika sudah mengerti dan bersedia mengikuti penelitian ini maka saudara dapat mengisi lembar persetujuan. Apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan yang disebabkan oleh penelitian ini, maka saudara dapat menghubungi saya.

Nama : Selly Rahmadhani Lubis

Alamat rumah : Jln. Letda Sujono Gg. Radar No. 137 Medan

Telepon : 081376232422

Demikian penjelasan ini saya sampaikan, kiranya hasil dari penelitian ini bermanfat bagi kita semua.

Medan,……… Peneliti,

(57)

Lampiran 5

LEMBARAN PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN

(INFORMED CONSENT)

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : ………

Alamat : ………

No. Telp/HP : ………

Setelah mendapat penjelasan mengenai penelitian secara sadar dan tanpa paksaan dan paham akan apa yang akan dilakukan, diperiksa, dan didapatkan pada penelitian yang berjudul:

“Pengaruh Obat Kumur Yang Mengandung Ekstrak Kulit Daun Lidah Buaya

5% Terhadap Akumulasi Plak Mahasiswa Angkatan 2009 FKG USU”

Maka dengan surat ini menyatakan setuju menjadi subjek pada penelitian ini.

Medan, ……… Yang menyetujui,

Subjek Penelitian

(58)

Lampiran 6

II. Status Kebersihan Rongga Mulut

1. Apakah Anda menyikat gigi secara teratur setiap hari? a. Ya

b. Tidak

2. Bila ya, berapa kali dalam satu hari Anda melakukan penyikatan gigi? a. 1 kali sehari

b. 2 kali sehari

c. Lebih dari 2 kali sehari d. Tidak teratur

3. Kapan waktu Anda melakukan penyikatan gigi? a. Pagi sebelum sarapan dan sore hari

b. Pagi sesudah sarapan dan malam hari sebelum tidur

DEPARTEMEN PERIODONSIA

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

(59)

c. Pagi sesudah sarapan, siang setelah makan siang, dan malam hari sebelum tidur

4. Apakah Anda sedang memakai gigi tiruan atau gigi palsu? a. Ya

b. Tidak

5. Apakah Anda sedang mengkonsumsi antibiotik? a. Ya

b. Tidak

6. Apakah Anda memiliki penyakit sistemik? a. Ya,

Yaitu……… b. Tidak

7. Apakah Anda memiliki riwayat alergi?

a. Ya, alergi……….

b. Tidak

8. Apakah Anda sedang menggunakan obat kumur antiseptik dirumah? a. Ya

b. Tidak

9. Apakah Anda merokok?

a. Ya, berapa batang sehari?...batang/hari b. Tidak

III. Pemeriksaan Klinis (Diisi oleh pemeriksa)

1. Gigi berjejal berat : a. Ya b. Tidak 2. Apel Gigi

7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7

(60)

Lampiran 7

PEMERIKSAAN KLINIS

Nama subjek penelitian : ………

Tanggal pemeriksaan : ………

Pemeriksaan hari ke : ………

Indeks Plak (Loe and Sillness)

o

dv

mv -

-v

Gigi 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27

47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37 v

mv

dv

o

(61)

Lampiran 8

JADWAL KEGIATAN PENYUSUNAN SKRIPSI

KEGIATAN April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Pengajuan Judul

Pembuatan

Proposal Penelitian

Diskusi Pra-Proposal

Seminar Proposal

Perbaikan Proposal

Pengajuan Surat Etik

Diskusi dan Persiapan Pra-Penelitian

Penelitian

Pengolahan Data

Diskusi Hasil

(62)

Lampiran 9

DATA HASIL PENELITIAN INDEKS PLAK (LOE AND SILLNESS) Kelompok I ( obat kumur ekstrak lidah buaya)

No. Hari ke-0 Hari ke-1 Hari ke-4 Hari ke-7

1 0,564 0,314 0,116 0,064

2 0,201 0,115 0,096 0,048

3 0,535 0,366 0,142 0,125

4 0,634 0,50 0,010 0,053

5 0,538 0,355 0,278 0,192

6 0,607 0,384 0,170 0,125

7 0,384 0,303 0,160 0,107

8 0,468 0,218 0,156 0,062

9 0,491 0,491 0,143 0,116

10 0,366 0,339 0,142 0,089

11 0,919 0,750 0,544 0,401

12 0,821 0,633 0,446 0,258

13 0,571 0,348 0,205 0,116

14 0,741 0,303 0,160 0,089

15 0,732 0,348 0,205 0,133

16 0,598 0,348 0,187 0,125

17 0,625 0,562 0,303 0,151

18 0,616 0,455 0,250 0,214

19 0,625 0,473 0,285 0,151

20 0,633 0,410 0,214 0,125

(63)

Kelompok II (obat kumur plasebo)

No. Hari ke-0 Hari ke-1 Hari ke-4 Hari ke-7

1 0,651 0,804 0,973 0,821

2 0,777 0,741 0,750 0,741

3 0,776 0,830 0,750 0,776

4 0,592 0,538 0,557 0,576

5 0,482 0,482 0,509 0,553

6 0,490 0,509 0,546 0,527

7 0,562 0,580 0,598 0,616

8 1,000 1,250 1,500 1,500

9 1,250 1,320 1,320 1,320

10 0,710 0,800 0,980 1,000

11 0,616 0,592 0,557 0,592

12 0,741 0,804 0,750 0,750

13 0,830 0,777 0,776 0,777

14 0,538 0,509 0,509 0,509

15 0,800 0,800 0,777 0,776

16 0,509 0,490 0,482 0,490

17 0,580 0,562 0,546 0,546

18 0,490 0,509 0,490 0,490

19 0,576 0,553 0,527 0,553

20 0,804 0,804 0,800 0,800

(64)

Lampiran 10

Uji Normalitas Kelompok Perlakuan

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Hari ke-0 Hari ke-1 Hari ke-4 Hari ke-7

N 20 20 20 20

Normal Parametersa,b Mean 688.70 712.70 734.85 735.65

Std. Deviation 193.246 235.602 278.671 270.567

Most Extreme Differences Absolute .147 .209 .208 .226

Positive .147 .209 .208 .226

Negative -.142 -.164 -.182 -.182

Kolmogorov-Smirnov Z .656 .936 .928 1.012

Asymp. Sig. (2-tailed) .783 .345 .355 .258

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Uji Normalitas Kelompok Kontrol

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Hari ke-0 Hari ke-1 Hari ke-4 Hari ke-7

N 20 20 20 20

Normal Parametersa,b Mean 688.70 712.70 734.85 735.65

Std. Deviation 193.246 235.602 278.671 270.567

Most Extreme Differences Absolute .147 .209 .208 .226

Positive .147 .209 .208 .226

Negative -.142 -.164 -.182 -.182

Kolmogorov-Smirnov Z .656 .936 .928 1.012

Asymp. Sig. (2-tailed) .783 .345 .355 .258

a. Test distribution is Normal.

(65)

Deskripsi Data Kelompok Perlakuan

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Hari ke-0 20 201 919 583.45 159.993

Hari ke-1 20 50 750 378.25 160.368

Hari ke-4 20 10 544 210.60 119.961

Hari ke-7 20 48 401 137.20 81.627

Valid N (listwise) 20

Deskripsi Data Kelompok Kontrol

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Hari ke-0 20 482 1250 688.70 193.246

Hari ke-1 20 482 1320 712.70 235.602

Hari ke-4 20 482 1500 734.85 278.671

Hari ke-7 20 490 1500 735.65 270.567

Valid N (listwise) 20

Uji T Berpasangan Kelompok Perlakuan

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Hari ke-0 583.45 20 159.993 35.776

Hari ke-1 378.25 20 160.368 35.859

Pair 2 Hari ke-0 583.45 20 159.993 35.776

Hari ke-4 210.60 20 119.961 26.824

Pair 3 Hari ke-0 583.45 20 159.993 35.776

(66)

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Hari ke-0 & Hari ke-1 20 .622 .003

Pair 2 Hari ke-0 & Hari ke-4 20 .657 .002

Pair 3 Hari ke-0 & Hari ke-7 20 .679 .001

Uji T Berpasangan Kelompok Kontrol

(67)

Paired Samples Correlations

Uji T Tidak Berpasangan Antara Kedua Kelompok

Group Statistics

Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Hari_0 Ekstrak lidah buaya 20 .58345 .159993 .035776

Placebo 20 .68870 .193246 .043211

Hari_1 Ekstrak lidah buaya 20 .40075 .142458 .031855

Placebo 20 .71270 .235602 .052682

Hari_4 Ekstrak lidah buaya 20 .21060 .119961 .026824

Placebo 20 .73485 .278671 .062313

Hari_7 Ekstrak lidah buaya 20 .13720 .081627 .018252

(68)

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of Variances t-test for Equality of Means

95% Confidence Interval

of the Difference

F Sig. t df

Sig.

(2-tailed) Mean

Difference

Std. Error

Difference Lower Upper

Hari_0 Equal variances assumed .976 .329 -1.876 38 .068 -.105250 .056099 -.218816 .008316

Equal variances not assumed -1.876 36.721 .069 -.105250 .056099 -.218946 .008446

Hari_1 Equal variances assumed 3.653 .064 -5.067 38 .000 -.311950 .061564 -.436580 -.187320

Equal variances not assumed -5.067 31.255 .000 -.311950 .061564 -.437469 -.186431

Hari_4 Equal variances assumed 6.771 .013 -7.728 38 .000 -.524250 .067841 -.661587 -.386913

Equal variances not assumed -7.728 25.808 .000 -.524250 .067841 -.663750 -.384750

Hari_7 Equal variances assumed 9.599 .004 -9.470 38 .000 -.598450 .063194 -.726379 -.470521

Gambar

Gambar 1. Lidah buaya10
Gambar 2. Kulit Daun Lidah Buaya10
Gambar 3. Gel Lidah Buaya10
Tabel 1. Cara pemberian skor untuk indeks plak6
+5

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Hasil asuhan kebidanan secara komprehensif pada Ny “D” selama kehamilan trimester III dengan nyeri punggung, pada persalinan dengan persalinan spontan tidak ada

Dalam pembelajaran metode tutorial, setiap kelas dibagi menjadi lima kelompok tutorial yang diikuti 15-17 mahasiswa dan dilakukan seminggu sekali dengan catatan

The rate of organic C decomposition was correlated positively with the content of hot-water soluble materials, hemicellulose and cellulose of added OM, and

Market Segmentation Direct Marketing Community Marketing Social Media Conversation Collaborative Care Commercialization Permission Marketing One-to-One Marketing. Concepts

[r]

[r]

77 Universitas Trunojoyo Madura www.trunojoyo.ac.id PO BOX 2 KAMAL, BANGKALAN MADURA 78 Politeknik Negeri Banyuwangi http://www.poliwangi.ac.id PO BOX 103 BANYUWANGI 68400