SKRIPSI
FAKTOR-FAKTOR KEMENANGAN KELOMPOK EUROSCEPTIC DALAM REFERENDUM INGGRIS TAHUN 2016
The Factors of Eurosceptic Group Victory in United Kingdom Referendum 2016
Disusun Oleh Khairul Munzilin
20130510062
PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
i
FAKTOR-FAKTOR KEMENANGAN KELOMPOK EUROSCEPTIC DALAM REFERENDUM INGGRIS TAHUN 2016
The Factor of Eurosceptic Group Victory in United Kingdom Referendum 2016
Skripsi
Disusun Guna Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana pada Program Studi Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Disusun Oleh: Khairul Munzilin
20130510062
JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
iv MOTTO
“Sebaik-baik manusia adalah yang baik akhlaknya dan bermanfaat bagi manusia
lainnya” (Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wasallam)
Don’t ever forget that your truth inspiration is “Prophet Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wasallam”
Daripada bersibuk mengutuk kegelapan, Lebih Baik nyalakan dirimu,
Dan jadilah “Penerang”
“No Pain, No Gain”
“If you plan Nothing, You’ll get Nothing”
“Life is Choice, so choose every step of your life carefully, cause it will determine your future”
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang beserta rasa syukur dan bangga, saya persembahkan skripsi ini kepada :
vi
UCAPAN TERIMA KASIH
Tidak lupa saya haturkan rasa syukur dan ucapan terima kasih saya kepada :
Allah SWT yang karena berkah dan kasih sayang Nya saya dapat hidup
merasakan seluruh nikmat Nya hingga saya dapat menyelesaikan karya ilmiah ini.
Nabi Muhammad SAW yang telah mencerahkan dunia yang gelap, dan telah
menjadi inspirasi dalam hidup saya.
Seluruh anggota keluarga saya, Ayah, Ibu, dek Ima. Seluruh keluarga besar
Bunda dan Ayah, dan seluruh sepupu-sepupu saya yang secara langsung maupun tidak langsung membantu dan mendorong studi saya hingga saat ini.
Pondok Modern Darussalam Gontor, terimakasih telah menerima saya
menjadi bagian dari keluarga Gontor. Banyak hal yang saya pelajari dari Gontor, tiada hari bahkan tiada detik tanpa pendidikan. Syukran katsiran yaa ustadzii. Semoga saya bisa menjadi bagian dari yang mampu membuat bangga Gontor, Islam, Bangsa, dan Negara. Aamiin.
Seluruh teman-teman SEA (Student English Activity) yang telah menjadi
keluarga baru saya di Yogyakarta, terkhusus bagi teman-teman SEA dari ministry Speaking. Terimaksih yang terdalam bagi kalian semua yang telah mewarnai hidup saya selama di UMY dengan berbagai warna, dan terimakasih telah menjadi bagian dari cerita hidup saya selama di UMY. And i wish for all of you guys will always shine bright, being a better human and wish we can meet on the top.
Seluruh teman-teman SEA dari angkatan 2013 yang mudah-mudahan kita
bisa menjadi manusia yang lebih baik kedepannya dan dapat bermanfaat bagi masyarakat banyak. Aamiin.
Seluruh teman-teman Mujaddid, yang juga telah menjadi keluarga saya
vii
Seluruh teman-teman Peuhaba UMY yang menjadi tempat berkumpulnya
anak-anak Aceh di perantauan Yogyakarta yang sedang menempuh studi di UMY.
Seluruh teman-teman kelas HI A UMY yang menjadi teman pertama di
kampus ini dan menjadi tokoh pertama dalam kisah perjalanan hidup saya di UMY.
Seluruh teman-teman HI di UMY semoga kita bisa menjadi insan yang baik,
diridhai oleh Allah SWT, dan dapan menjadi insan yang selalu lebih baik dari hari ke hari. Aamiin.
Seluruh teman-teman di DPM-KM UMY yang telah memberikan
pengalaman berpolitik di dunia kampus UMY.
Seluruh teman-teman Sahabat Sedekah, yang mudah-mudahan amal kita
diterima Allah dan semoga kita selalu berada di jalan Allah. Aamiin.
Seluruh temen-temen Idealist Leaders yang tersebar di seluruh dunia.
Senang rasanya menjadi bagian dari kalian semua. Semoga kita bisa meneruskan perjuangan pondok untuk kebaikan umat. Aamiin.
Seluruh teman-teman kontrakan kucing : Javier Ashar, Amin Hizbullah dan
Latif Ismail, Fauzan, Saiba, Fitra, dan Nizar.
Seluruh teman-teman seperjuangan dalam menghadapi kehidupan sebelum
memasuki dunia kampus : Hasan Ibrahim, Putra Yahya, Hilman, Rudi, Miftah, Yuda dan Dika.
Seluruh teman-teman seperjuangan skripsi dan yang menemani dalam
pengerjakan skripsi : Yudha, Widya, Intan, Rezki, Amin, Rangga, Javier, Fadhli, Ulfa, Betti, Tasya dan Ujul.
Terimakasih bagi Java Mart yang berjasa dalam pengerjaan skripsi ini, telah
menyediakan wifi, dan telah buka 24 jam, dan sangat membantu dalam pengerjaan skripsi ini.
viii
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wa Rahmatullah Wa Barakatuh
Segala Puji dan syukur bagi Allah SWT atas rahmat, berkah dan hidayah Nya. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW yang telah membawa umatnya menuju Islam.
Alhamdulillah penulis sampaikan atas terselesaikannya skripsi strata-1 Program Studi Ilmu Hubungan Internasional. Skripsi ini merupakan bukti lika-liku perjalanan akademik yang dilalui penulis selama kurang lebih 3,5 tahun terakhir. Penulis sangat berharap bahwa skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis sendiri dan bagi pembacanya serta menjadi ilmu yang mempunyai kontribusi bagi kemajuan bangsa.
Melalui kata pengantar ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada berbagai pihak antara lain :
1. Bapak Prof. Bambang Cipto, M.A. selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta
2. Bapak Dr. Ali Muhammad, M.A. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta sekaligus pembimbing yang telah membimbing saya sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
3. Ibu Dr. Nur Azizah, M.Si. selaku Ketua Program Studi Ilmu Hubungan
Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk berkontribusi kepada jurusan.
4. Ibu Siti Muslikhati, S.IP., M.Si. selaku sekretaris Jurusan Ilmu
Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
5. Bapak Sugeng Riyanto, S.IP., M.Si. selaku dosen penguji skripsi I,
ix
6. Ibu Ratih Herningtyas, S.IP., M.A. selaku dosen penguji skripsi II,
terima kasih atas masukan dan saran semoga bisa bermanfaat kedepannya.
7. Seluruh rekan-rekan civitas akademika HI UMY, bapa ibu dosen HI
UMY yang telah memberikan saya pengetahuan dan pembelajaran buat saya, administrasi TU HI UMY Pak Jumari, Pak Waluyo dan Pak Ayub yang membantu proses administrasi di jurusan berjalan lancar dan teman-teman HI UMY angkatan 2013 yang senantiasa memberikan dukungan sehingga susah dan senang masa studu dapat terlewati.
8. Seluruh keluarga besar saya yang tanpa lelah memberikan dorongan dan
semangat sehingga saya dapat menyelesaikan studi ini.
9. Terima kasih kepada seluruh teman-teman yang telah membantu dan
saling memberi support satu sama lain dalam menyelesaikan skripsi ini.
Mengakhiri kata pengantar ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih perlu banyak masukan dan saran, maka dari itupenulis mengharapkan masukan dan saran dari pembaca. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak serta perkembangan ilmu pengetahuan dan pembangunan bangsa.
Wassalamu’alaikum Wa Rahmatullah Wa Barakaatuh
Yogyakarta, 24 Desember 2016
x DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...i
HALAMAN PENGESAHAN...ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ... ...iii
MOTTO ... ...iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... ...v
UCAPAN TERIMA KASIH ... vi
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR TABEL ... xiii
ABSTRACT ... xiv
BAB I ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 8
C. Kerangka Pemikiran ... 8
1. Teori Voting Behaviour ... 8
2. Konsep Strategi Kampanye... 15
D. Hipotesa ... 17
E. Tujuan Penelitian ... 18
xi
1. Metode Pengumpulan Data ... 18
2. Metode Pengolahan Data... 19
G. Sistematika Penulisan ... 19
BAB II ... 21
A. Kontur Kenegaraan United Kingdom ... 21
B. Sejarah United Kingdom ... 28
1. Sejarah Perekonomian United Kingdom ... 30
2. Inggris dan Perang Dunia Pertama ... 33
3. Inggris dan Perang Dunia ke II ... 38
C. Munculnya Uni Eropa Dan Masuknya Inggris Dalam Uni Eropa ... 41
1. Sejarah dan Kontur Dari Institusi Uni Eropa ... 41
2. Inggris menjadi anggota dari Uni Eropa ... 46
3. Referendum Inggris dan Uni Eropa pertama ... 49
BAB III ... 56
A. Definisi Dan Klasifikasi Eurosceptic ... 56
1. Definisi Eurosceptic ... 56
2. Klasifikasi Eurosceptic ... 58
B. Dinamika Perkembangan Eurosceptic ... 62
C. Referendum Inggris Tahun 2016 ... 69
1. Latar Belakang ... 69
xii
3. Hasil Penghitungan Suara Referendum ... 75
BAB IV ... 78
A. Perilaku Pemilih Brexit Dalam Referendum Inggris Tahun 2016 ... 78
1. Model Sosiologi : Pekerja Buruh, Purnakaryawan, Dan Demografi Masyarakat Inggris ... 80
2. Model Dominasi Ideologi : Kebangkitan Eurosceptic Di Tengah Masyarakat Inggris ... 86
3. Model Identifikasi Partai : Pengaruh Partai UKIP Dalam Referendum .. 89
B. Kemenangan Strategi Kampanye Kelompok Eurosceptic ... 91
1. Project Fear ... 92
2. Emotional Connection ... 95
3. Pengaruh dari Publik Figur ... 97
BAB V ... 101
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 - Argumen setiap kubu dari Brexit dan Bremain dalam kampanye ... 74
Gambar 2 - Hasil total pemilih dalam referendum Inggris Raya 2016 ... 75
Gambar 3 - Jumlah suara referendum untuk Brexit dan Bremain ... 76
Gambar 4 - Hasil penghitungan suara berdasarkan negara bagian Inggris Raya .. 76
Gambar 5 - Pemetaan jumlah pemilih Brexit dan Bremain ... 77
DAFTAR TABEL
Tabel 1 - Persentase penduduk Inggris Raya berdasarkan umur ... 24
xiv ABSTRACT
23 June 2016 is a historic day for the whole European Union society especially for those the people of United Kingdom. On this day eurosceptic group won a British referendum on Britain's motion of leaving the European Union. This paper will explore the factors related to the background of the eurosceptic group victory in this referendum. Theory of Voting Behaviour and Strategy of Campaign are bealived will be the best method in order to answer the reaserch of this paper. Eurosceptic group victory in this referendum couldn’t be separated from eurosceptic's success in influencing the mindset or paradigm of Britain society as the voter in this referendum. By using the concept of the campaign strategy, the writer will examine various forms of brexit campaign strategy that used in Britain referendum 2016 in order to influence voters behaviour.
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam penelitian skripsi ini penulis akan membahas mengenai referendum
Inggris Raya yang diadakan pada tahun 2016 berkaitan dengan apakah Inggris akan
meninggalkan atau keluar dari Uni Eropa, ataupun sebaliknya menetap sebagai
negara anggota dari Uni Eropa. Dalam referendum Inggris yang diadakan pada
tangga 23 Juni 2016, sejarah menetapkan bahwa kelompok eurosceptic berhasil
mengawal suara masyarakat Inggris, terbukti dengan keberhasilan kelompok
eurosceptic mendapatkan suara terbanyak dan memenangkan referendum ini. Hasil referendum ini menjadi sejarah besar bagi Inggris dan Uni Eropa oleh karena
inggris menjadi negara pertama dari negara-negara anggota Uni Eropa lainnya yang
memutuskan untuk keluar dari Uni Eropa.
Andrew Heywood dalam bukunya Politics menegaskan makna konsep
referendum dengan sebuah kegiatan pemilihan dimana pemilih dapat
mengekspresikan pandangan pada isu tertentu terkait kebijakan publik.
Referendum berbeda dari pemilu yang dilakukan dengan dasar untuk mengisi suatu
jabatan publik dan tidak untuk memberikan demokrasi langsung terhadap kebijakan
yang ada di dalam pemerintahan. Referendum tidak digunakan sebagai ajang
penggantian perwakilan masyarakat pada pemerintah (Heywood, 2013). Maka,
2
diterapkan pada Inggris tergantung pada bagaimana hasil yang tercipta dalam
referendum ini.
Sebagaimana yang dilansir oleh BBC, istilah brexit merupakan singkatan
kata yang telah digunakan untuk mengatakan Inggris meninggalkan Uni Eropa -
menggabungkan kata-kata ‘Britain’ dan ‘Exit’ untuk mendapatkan brexit, dengan
cara yang sama seperti kemungkinan Yunani keluar dari euro dijuluki Grexit di
masa lalu (Hunt, 2016). Sedangkan menurut businissdictionary, brexit ialah Sebuah
kombinasi dari kata ‘Britain’ dan ‘Exit’ yang mengacu pada penarikan Inggris dari
Uni Eropa. Bagi Eropa, istilah brexit ini sangatlah mendalam sejak Inggris adalah
satu-satunya negara besar yang meninggalkan Uni Eropa. Sebagaimana
orang-orang Inggris telah sepakat untuk keluar dari Uni Eropa dalam referendum
bersejarah pada hari Kamis 23 Juni 2016 (businessdictionary.com, 2016).
Berlandaskan dua definisi diatas, brexit dapat diartikan sebagai sebuah istilah untuk
menunjukkan bahwa Inggris meninggalkan Uni Eropa dalam peristiwa referendum
yang diadakan pada tanggal 23 juni 2016.
Istilah eurosceptic merupakan istilah yang digunakan untuk merujuk
orang-orang Eropa yang meragukan keberadaan Uni Eropa, eurosceptic berasal dari dua
kata yang digabungkan menjadi satu yaitu Euro dan Skeptic, Euro memiliki arti
Eropa, dan Skeptic memiliki arti orang yang suka meragui sesuatu, maka secara
sederhana eurosceptic dapat diartikan dengan orang-orang Eropa yang meragukan
atau menolak adanya integrasi di Eropa. Sedangkan jika merujuk pada kamus
3
terutama politikus, yang menentang hubungan dekat antara Inggris dan Uni Eropa.
Istilah eurosceptic pertama kali muncul pada 11 November tahun 1985 dalam koran
Inggris, The Times, untuk menggambarkan oposisi skeptis terhadap Uni Eropa dan
kebijakan-kebijakan dari Uni Eropa, istilah ini menjadi lebih fleksibel apabila
dibandingkan dengan istilah euro-phobia ataupun istilah anti-Europeanism
(Mehlika Ozlem Ultan, 2015).
Awal tahun 2016 menjadi masa yang sangat bersejarah bagi masyarakat Uni
Eropa terkhusus bagi masyarakat Inggris. Hal ini dikarenakan pada tanggal 20
Februari 2016, David Cameron yang saat itu sedang menjabat sebagai perdana
menteri Inggris mengumumkan bahwa Inggris akan mengadakan referendum
terkait “apakah Inggris akan menetap sebagai anggota dari Uni Eropa ?” atau
“apakah Inggris akan melepaskan diri dari keanggotaannya di Uni Eropa ?”. Lebih
awal dari yang dijanjikan oleh Cameron pada masa kampanye 2015, referendum
yang awalnya ditargetkan pada 2017 menjadi lebih awal dan akan dilaksanakan
pada tanggal 23 juni 2016, pemutusan pertanggalan ini lahir setelah diadakannya
renegosiasi terhadap hubungan Inggris dengan Uni Eropa di Brusel pada tanggal 18
dan 19 april. Sedangkan keputusan referendum ini muncul dari pemungutan suara
parlemen Inggris setelah perdebatan yang lama terkait RUU referendum ini, dalam
pemungutan suara ini anggota parlement yang mendukung pembuatan RUU ini
berjumlah 544 orang sedangkan yang menolak berjumlah 53 orang (BBC, 2015).
4
leave the EU, Cameron said it was down to UK citizens to decide on the country’s future. The prime minister said: “Everyone is going to have to make their own decision. This is not a debate between politicians. It’s a debate for the whole of the country to get involved in and to make their decision. It’s a very simple question on the ballot paper. You either remain in the European Union or you leave the European Union. It’s a single decision, it’s a final decision” (Morris, 2016).
Kutipan singkat dari The Guardian.com diatas menjelaskan bahwa
sesungguhnya keputusan yang akan menentukan “apakah Inggris akan keluar atau
akan menetap di Uni Eropa ?” bukan bergantung pada keputusan para birokrat yang
duduk di kursi pemerintahan namun masyarakat Inggris secara keseluruhan yang
akan menjadi penentu terhadap keputusan yang akan diambil. Hal ini menjelaskan
bahwa Referendum mendapat tempat penting bagi keputusan Inggris terkait
keanggotaan Inggris di Uni Eropa.
Dalam pidato kenegaraan, David Cameron mengatakan :
“We are approaching one of the biggest decisions this country will face in our lifetimes: whether to remain in a reformed EU or to leave. The choice goes to the heart of the kind of country we want to be and the future we want for our children.” “I do not love Brussels. I love Britain. I am the first to say there are many ways the EU needs to improve. The task of reforming Europe does not end with yesterday’s agreement. I will never say our country could not survive outside Europe … That is not the question. The question is will we be safer, stronger and better off working together in a reformed Europe or out on our own.” “You will decide and whatever your decision I will do my best to deliver it”(Rowena Mason N. W., 2016). Pidato David Cameron ini dengan jelas menunjukkan bahwa Referendum
terkait keanggotaan Inggris di Uni Eropa akan menjadi hal penentu masa depan
5
Kedua sumber diatas membuktikan bahwa keanggotaan Inggris di Uni
Eropa memiliki makna besar bagi Inggris. Ditambah kebijakan terhadap kedudukan
Inggris di Uni Eropa akan ditentukan melalui mekanisme referendum yang akan
melibatkan seluruh masyarakat Inggris. Menurut KBBI, referendum memiliki arti
“penyerahan suatu masalah kepada orang banyak supaya mereka yg
menentukannya (jadi, tidak diputuskan oleh rapat atau oleh parlemen); penyerahan
suatu persoalan supaya diputuskan dengan pemungutan suara umum (semua
anggota suatu perkumpulan atau segenap rakyat)”. Ketika suatu negara
melaksanakan referendum, ini membuktikan bahwa betapa pentingnya keputusan
yang akan diambil sehingga tidak cukup sekedar melalui parlemen yang telah
dibentuk, melainkan mengharuskan untuk melibatkan keseluruhan masyarakat
yang ada di dalam negara bersangkutan.
Seperti yang dilansir oleh VOAIndonesia pada 19 februari 2016, David
Cameron menyatakan akan memperjuangkan kepentingan Inggris pada KTT Uni
Eropa yang akan dilaksanakan selama dua hari di Brussel. Perdana menteri Inggris
ini mengikuti rapat tersebut dengan membawa segala keresahan masyarakat Inggris
yang telah ditanggung semenjak masa kampanyanya. Perdana Menteri Inggris
Cameron menginginkan konsesi dari para pemimpin Uni Eropa lainnya mengenai
berbagai tuntutan utama yang bisa diajukannya kepada para pemilih Inggris dalam
referendum pada akhir tahun, mengenai apakah negaranya akan tetap menjadi
6
20 februari 2016, setelah pertemuan KTT Uni Eropa di Brussels telah usai,
Perdana Menteri Inggris, David Cameron mengumumkan bahwa para pemimpin
negara Uni Eropa telah mencapai kesepakatan untuk memberikan berbagai "status
spesial" sebagai pertimbangan agar Inggris tidak keluar dari blok itu. Meski
demikian, keanggotaan Inggris di Uni Eropa akan ditentukan rakyat Inggris sendiri
melalui referendum. Usai diskusi selama dua hari yang berlangsung di Brussels,
Belgia, para pemimpin Uni Eropa sepakat dengan suara bulat untuk menerapkan
sejumlah langkah yang bertujuan membuat Inggris tetap berada di blok berisi 28
negara anggota Eropa itu. (Sari, 2016)
Namun demikian, walaupun segala kegundahan yang lahir dari masyarakat
euroskeptic Inggris mendapat signal lebih baik setelah kesepakatan KTT Uni Eropa di Brussels, hal ini bukan berarti referendum akan dihentikan. Keputusan
referendum tetap berjalan, perdebatan antara brexit dan Bremain pun berlangusng
antara masyarakat Inggris dan kemudian topik inipun menjadi pembicaraan di skala
Internasional.
Untuk mengetahui besaran jumlah pemilih sementara untuk kedua kubu
brexit dan bremain sebelum referendum dilaksanakan, maka survey poling yang
dilaksanakan secara independen menjadi cara terbaik untuk itu. Jajak pendapat
terkait referendum dalam beberapa survey sangatlah ketat. Hasil telepon dari
ComRes menempatkan kubu Bremain lebih unggul 12 poin dibandingkan kubu
brexit, dengan 51% dari pemilih menginginkan Inggris untuk menetap di Uni Eropa
7
YouGov menyatakan bahwa 42% memutuskan untuk meninggalkan Uni Eropa,
sementara 38% imemutuskan untuk menetap di Uni Eropa. Hasil ini konsisten
dengan tren selama beberapa bulan terakhir sebelum referendum dimulai, yang
menunjukkan bremain memimpin dalam jajak pendapat telepon dan kompetisi yang
ketat antara brexit dan bremain dalam sampel online (Fishwick, 2016).
Dan melihat survey lainnya, dalam report yang dikeluarkan oleh
guardian.com pada 23 februari 2016 terkait pilihan anggota parlemen terhadap
setengah lebih dari MPs Inggris, menunjukan hasil bahwa pilihan Bremain menjadi
pilihan terbanyak dibandingkan pilihan untuk brexit dan abstain. Guardian telah
mendata sebanyak 638 orang dari 650 orang anggota parlemen Inggris raya, dalam
surveynya gurdian membagi tiga klasifikasi pilihan dengan pertama pilihan untuk
Inggris meninggalkan Uni Eropa, kedua pilihan untuk Inggris tetap menjadi bagian
dari Uni Eropa, dan terakhir pilihan untuk mereka yang belum menentukan pilihan
mereka antara kedua pilihan yang ada. Dari 638 orang yang mengikuti survey ini
menunjukan bahwa mereka yang memilih brexit berjumlah 138 orang, yang
memilih bremain berjumlah 417 orang, dan mereka yang belum menentukan
pilihannya berjumlah 83 orang (Rowena Mason F. S., 2016).
Dan kemudian berdasarkan survey online yang dilaksanakan oleh survation
yaitu salah satu lembaga riset yang ada di Inggris, pilihan terbanyak jatuh pada
bremain dengan memimpin 3 poin daripada brexit. Bremain mendapat total 45%
suara sedangkan brexit mendapatkan 42% suara (Wright, 2016). Secara
8
merefleksikan bahwa mayoritas masyarakat Inggris menginginkan Inggris untuk
tetap menjadi bagian dari Uni Eropa.
Hasil polling sebelum referendum dan hasil penghitungan suara referendum
merefleksikan fenomena yang kontradiktif. Mengingat bahwa keempat polling
diatas menunjukan bremain lebih unggul dibandingkan dengan brexit. Namun hasil
referendum menunjukkan bahwa kelompok eurosceptic menjadi pemenang dalam
referendum Inggris 2016.
B. Rumusan Masalah
Dengan uraian latarbelakang masalah diatas, maka penulis akan membawa
skripsi ini dengan rumusan masalah : Mengapa kelompok eurosceptic berhasil
memenangkan referendum Inggris Raya yang diadakan pada 23 Juni tahun 2016 ?
C. Kerangka Pemikiran
Dalam menjawab permasalahan diatas penulis akan menggunakan teori
voting behaviour dan didukung oleh konsep strategi kampanye. Penggunaan teori
dan konsep ini diharapkan mampu membantu penulis dalam menjawab
permasalahan yang dikemukakan dalam penelitian ini.
1. Teori Voting Behaviour
Berlandaskan pada kamus Merriam-Webster, Teori dapat ditafsirkan
sebagai sebuah ide atau seperangkat gagasan yang dimaksudkan untuk menjelaskan
9
dikemukakan sebagai sebuah perangkat untuk pembuktian terhadap kemungkinan
sebuah kebenaran tetapi belum diketahui atau belum terbukti benar. Teori adalah
Prinsip-prinsip umum atau ide yang berkaitan dengan topik tertentu
(merriam-webster, 2016). Merujuk pada definisi diatas, maka penulis menggagas Teori
Voting Behaviour untuk menjelaskan peristiwa dan menjawab rumusan masalah
yang menjadi fokus dalam skripsi ini.
Teori Voting Behaviour terdiri dari dua kata yaitu Voting dan Behaviour,
voting dalam bahasa indonesia berarti pemberian suara yang menurut
marriam-webster ditafsirkan sebagai pilihan resmi yang dibuat dalam pemilihan, rapat, dan
lainnya, dengan menggunakan surat suara, mengangkat tangan, berbicara degan
nada keras, dan sebagainya (merriam-webster, 2016). Sedangkan dalam kamus
Oxford, voting ialah Sebuah indikasi formal pilihan antara dua atau lebih calon atau
program aksi, yang biasanya dinyatakan melalui pemungutan suara atau
mengacungkan tangan (oxforddictionaries.com, 2016).
Behaviour dalam bahasa indonesia berarti Perilaku, dalam sebuah jurnal
yang diterbitkan oleh UNESCO, behaviour didefinisikan sebagai cara dimana
seorang individu berperilaku atau bertindak. Ini adalah cara seorang individu
mengendalikan dirinya. Perilaku harus dilihat dalam referensi untuk sebuah
fenomena, suatu benda atau orang. Hal ini dapat dilihat dalam referensi untuk
norma-norma masyarakat, atau cara di mana seseorang memperlakukan orang lain
10
terhadap orang, masyarakat atau benda. Hal ini dapat baik buruk atau baik. Ini bisa
normal atau abnormal sesuai dengan norma-norma masyarakat (Unesco, 2000).
Kemenangan sebuah kelompok dalam suatu pemilu ataupun referendum
dalam kasus ini, erat kaitannya dengan kemampuan kelompok tersebut dalam
menguasai ataupun mempengaruhi perilaku pemilih dalam pemilu atau referendum
tersebut. Antara awal 1940-an dan 1960-an, empat model dasar “perilaku pemilih”
telah dikemukakan di hampir semua studi terkait perilaku pemilu. Model ini
menjelaskan bagaimana manusia bereaksi terhadap faktor-faktor lingkungan dan
memilih antara berbagai tindakan yang berbeda (Arzheimer, 2008).
Pada dasarnya ada beberapa faktor penting yang mempengaruhi perilaku
pemilih dalam sebuah pemilu, Andrew Heywood dalam bukunya yang berjudul
‘Politics’ mengemukakan bahwa setidaknya terdapat empat faktor yang
mempengaruhi ‘perilaku pemilih’; pertama, model identifikasi partai; kedua, model
sosiologi; ketiga, model pilihan rasional; keempat, model idiologi dominan.
Model identifikasi partai merupakan model yang didasarkan pada rasa keterikatan atau keberpihakan psychologycal seorang terhadap suatu partai tertentu.
Pemilih dilihat sebagai orang yang mengidentifikasi pilihannya dalam suatu
pemilihan berdasarkan partai yang mereka anggap baik menurut kepercayaan
mereka. Keikutsertaan dalam pemilihan merupakan manifestasi dari keberpihakan,
bukan produk dari perhitungan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti
11
Melihat partai sebagai keluarga merupakan sarana utama dimana loyalitas
politik diciptakan. Oleh karnanya, dalam kebanyakan kasus, model ini diperkuat
dengan keanggotaan kelompok dan pengalaman sosial. Dalam model ini, sikap
terhadap kebijakan dan pemimpin, serta persepsi tentang kelompok dan
kepentingan pribadi, cenderung dikembangkan atas dasar identifikasi terhadap
partai. sekutu partisan seperti ini cenderung bersifat stabil dan kontinuitas, terutama
dalam hal pola kebiasaan perilaku pemilih, sering berlangsung seumur hidup
(Heywood, 2013).
Model sosiologis merupakan model yang menghubungkan perilaku pemilih dengan keanggotaan kelompok tertentu, model ini menunjukkan bahwa pemilih
cenderung mengadopsi pola voting yang mencerminkan posisi ekonomi dan sosial
dari kelompok dimana mereka berasal. Apabila dalam model psikologis pemilih
dipengaruhi dengan ikatan dengan partai atas dasar kekeluargaan, maka model
sosiologis melihat bahwa pentingnya keselarasan sosial yang dicerminkan dengan
berbagai divisi dan berbagai kecenderungan dalam masyarakat. Beberapa hal yang
paling signifikan dari divisi-divisi ini yaitu kelas sosial, gender, budaya, agama dan
daerah (Heywood, 2013).
Dalam berbagai analisa dikemukakan bahwa model sosiologis merupakan
model pendekatan yang paling baik dalam mecapai kepentingan yang kemudian
ditambah dengan pendekatan sosialisasi kepada para pemilih. Tidak jarang, sistem
partai telah terlihat dengan mencerminkan sistem kelas, dengan kelas menengah
12
memberikan dasar untuk partai sayap kiri. Sistem dua partai Buruh-Konservatif di
Inggris telah sejak lama memahami betapa beharganya model ini. Peter Pulzer
(1967) menyatakan bahwa kelas sosial merupakan dasar yang melandasi partai
politik yang ada di Inggris, sedangkan semua yang lain ialah perhiasan dan detail
(Heywood, 2013).
Model pilihan rasional mengalami pergeseran perhatian pada individu, dan jauh dari sosialisasi dan perilaku kelompok sosial. Dalam pandangan model ini,
voting dipandang sebagai tindakan yang rasional, dalam arti bahwa pemilih
individu diyakini memutuskan preferensi partai mereka atas dasar kepentingan
pribadi. Alih-alih menjadi kebiasaan, manifestasi dari lampiran yang lebih luas dan
kesetiaan, voting dipandang sebagai dasarnya berperan, yaitu sebagai alat untuk
mencapai tujuan. model pilihan rasional berbeda dalam beberapa hal, sebagai
contoh, beberapa melihat pemilihan sebagai komentar retrospeksi pada partai yang
berkuasa dan bagaimana kinerjanya memiliki pengaruh bagi warga negara.
Lainnya, mereka berperilaku seperti konsumen mengekspresikan pilihan antara
pilihan kebijakan yang tersedia (Heywood, 2013).
Menurut model pilihan rasional, aktor rasional memiliki preferensi yang
stabil dan transitif, yang memberi mereka kemampuan untuk memilih dari satu set
alternatif untuk memaksimalkan keuntungan mereka. "keuntungan" tidak terbatas
pada manfaat ekonomi bagi seorang aktor, melainkan setiap hasil yang sejalan
dengan preferensi mereka. "Stabil" berarti preferensi aktor tetap konstan selama
13
bertentangan. Seorang aktor rasional yang lebih suka pemerintah dipimpin oleh
Partai A ketimbang Partai B, dan lebih memilih Partai B dibanding Partai C, maka
aktor tersebut akan lebih memilih Partai A ketimbang Partai C jika diberi pilihan
antara keduanya (Arzheimer, 2008).
Model ideologi dominan cenderung melihat sejauh mana pilihan individu dibentuk oleh proses manipulasi dan kontrol oleh ideologi. Dalam beberapa hal
teori tersebut menyerupai model sosiologis, dalam voting terlihat untuk
mencerminkan posisi seseorang dalam hirarki sosial. Namun, walaubagaimanapun
teori ini tetaplah berbeda dari model sosiologis, model ini lebih menekankan
bagaimana kelompok dan individu menginterpretasikan posisi mereka sebagaimana
telah disajikan kepada mereka melalui pendidikan, pemerintah dan maupun oleh
media massa. Berbeda dengan pandangan sebelumnya yang bahwa media hanya
memperkuat preferensi yang sudah ada, model ini menunjukkan bahwa media dapat
mendistorsi aliran komunikasi politik, baik dengan menetapkan agenda untuk
diperdebatkan dan dengan penataan preferensi dan simpati (Heywood, 2013).
Walau demikian terdapat empat model dalam teori ini, tidak berarti seluruh
model harus serta merta terkandung dalam suatu pemilihan. Penggunaan model ini
akan tercermin dari bagaimana sikap pemilih dalam pemilihan tersebut. Maka,
dalam penelitian ini penulis melihat terdapat tiga model dominan yang terkandung
dalam referendum Inggris 2016, yaitu pertama ; model identifikasi partai, kedua ;
14
Model dominan pertama, mencerminkan bahwa masyarakat yang memilih
berdasarkan partai tertentu. Model dominan kedua, masyarakat yang memilih
berdasarkan kecendrungan latar belakang sosial tempat dimana mereka berada baik
berdasarkan latar belakang ekonomi, ras, dan agama. Model dominan ketiga ialah
masyarakat yang menentukan pilihan mereka berdasarkan kesamaan ideologi yang
mereka miliki, biasanya pengaruh ideologi ini bisa bersumber dari pendidikan
maupun dari media massa yang ada.
Pada referendum Inggris pertama disaat penetuan apakah Inggris akan
masuk kedalam Uni Eropa atau sebaliknya. Masyarakat Inggris lebih cenderung
memilih untuk ikut bergabung dengan Uni Eropa. Sedangkan pada referendum
Inggris pada tahun 2016. Masyarakat Inggris lebih banyak menentukan pilihan
mereka untuk keluar dari Uni Eropa. Hal ini menunjukkan bahwa keberpihakan
masyarakat Inggris telah berubah untuk keluar dari dukungan untuk bergabung
dengan Uni Eropa menjadi dukungan untuk berpisah dengan Uni Eropa. Maka,
dengan melihat perubahan kecendrungan dalam dukungan masyarakat Inggris
diatas, penulis akan mencoba menggunakan teori voting behaviour untuk mengkaji
model pemilih yang bagaimana menjadi mayoritas masyarakat Inggris lakukan.
Kemenangan kelompok eurosceptic dalam referendum ini tidak terlepas
dari keberhasilan kelompok eurosceptic dalam mempengaruhi pola pikir atau
paradigma masyarakat Inggris. Maka dengan menggunakan teori voting behaviour,
penulis akan mengkaji model yang bagaimana kecendrungan terbesar digunakan
15 2. Konsep Strategi Kampanye
Strategi adalah istilah yang berasal dari bahasa Yunani yaitu “Strategia”,
yang berarti "ahli militer." Dalam militer, strategi sering merujuk pada manuver
pasukan ke posisi sebelum musuh benar-benar terlibat. Dalam hal ini, strategi
mengacu pada penyebaran pasukan. Setelah musuh telah terlibat, segala fokus
perhatian akan bergeser kepada taktik (Nickols, 2016). Sedangkan definisi strategi
dalam KBBI ialah pertama, ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya
bangsa(-bangsa) untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam perang dan
damai; kedua, ilmu dan seni memimpin bala tentara untuk menghadapi musuh
dalam perang, dalam kondisi yang menguntungkan; ketiga, rencana yang cermat
mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus; keempat, tempat yang baik
menurut siasat perang (KBBI, 2016).
Kampanye menurut Merriam Webster adalah serangkaian kegiatan yang
dirancang untuk menghasilkan hasil tertentu (merriam-webster, 2016). Adapun
definisi kampanye menurut KBBI ialah kegiatan yang dilaksanakan oleh organisasi
politik atau calon yang bersaing memperebutkan kedudukan dalam parlemen dan
sebagainya untuk mendapat dukungan massa pemilih dalam suatu pemungutan
suara (KBBI, 2016). Jika merujuk pada seluruh definisi kampanye yang ada diatas
maka kampanye bisa diartikan sebagai kegiatan yang sengaja dirancang oleh oleh
suatu pihak tertentu baik partai politik ataupun kelompok tertentu dengan tujuan
16
Strategi merupakan sebuah kompas bagi sebuah kampanye, Tanpa
perencanaan strategi, kampanye akan berubah menjadi serangkaian kegiatan yang
tidak terkonsep dan tanpa arah. Strategi berfungsi untuk mendefinisikan tujuan dan
menunjukkan bagaimana mereka dapat dicapai. Perencanaan kampanye layaknya
seperti membangun rumah. Hal pertama yang perlu dilakukan ialah menentukan
apa yang akan dibangun dan dimana akan dibangun; maka Anda meletakkan dasar,
di mana Anda membuat struktur terlihat dan bekerja pada rincian. Fondasi dari
kampanye kampanye ialah target yang jelas sedangkan blue printnya ialah
perencanaan kampanye (Eckert, 2014).
Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan konsep strategi kampenye
sebagai alat pembantu dalam menjawab rumusan masalah diatas. Segala bentuk
pertandingan, peperangan bahkan kompetisi sering kali dimenangkan oleh tim
ataupun kelompok yang memiliki strategi yang paling baik. Tidak terkecuali dalam
pemilihan, baik pemilu maupun referendum, partai ataupun kelompok yang menang
seringkali kelompok yang memiliki strategi yang paling baik.
Dalam referendum Inggris pada tahun 2016 ini, kedua kelompok yang
memiliki andil di dalamnya baik brexit maupun bremain pasti memiliki strategi
tersendiri dalam masa kampanye yang telah disediakan oleh penyelenggara
refeendum. Strategi yang digunakan didalam kampanye biasanya tidak terlalu
berbeda antara satu dengan yang lain jika dilihat dari segi media yang digunakan,
diera globalisasi saat ini dengan berbagai macam media yang ada, setiap kelompok
17
Namun perbedaan strategi yang cukup jelas terlihat dalam referendum
Inggris antara kelompok brexit dan bremain ialah sasaran yang setiap kelompok
targetkan. Bremain memiliki sasaran menengah keatas atau mayoritas pemuda dan
pemudi Inggris. Sedangkan Bremain memiliki sasaran menengah keatas sebagai
sasaran dalam referendum Inggris.
Perbedaan dari strategi yang digunakan diatas merupakan sedikit dari
berbagai strategi yang dapat digunakan oleh setiap kelompok dalam referendum ini.
Dengan menggunakan konsep strategi kampanye ini penulis akan mengkaji
berbagai bentuk strategi kampanye brexit yang digunakan dalam referendum
Inggris tahun 2016. Selanjutnya penulis akan menganalisa strategi kampanye yang
bagaimana yang mampu membawa kelompok eurosceptic pada kemenangan dalam
referendum Inggris tahun 2016.
D. Hipotesa
Berdasarkan penjelasan latar belakang diatas hingga melahirkan sebuah
rumusan masalah yang menjadi fokus penelitian penulis. Dengan landasi oleh
kerangka teori dan konsep yang telah penulis paparkan diatas. Maka berdasarkan
itu semua, penulis menarik hipotesa sementara untuk mengawali penelitian ini.
Adapun faktor-faktor yang melatarblekangi kemenangan kelompok
eurosceptic pada Referendum Inggris yang diadakan pada 23 juni tahun 2016
adalah : pertama, keberhasilan kelompok eurosceptic dalam mempengaruhi
perilaku pemilih referendum Inggris Raya 2016. Kedua, penerapan strategi
18 E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :
1. Penelitian dalam skripsi ini bertujuan untuk mengembangkan dan
menerapkan segala keilmuan yang telah diperoleh di Perguruan tinggi serta
memperluas wawasan dan keilmuan terkait segala ilmu yang berkaitan
dengan penelitian ini.
2. Penelitian dalam skripsi ini bertujuan untuk membahas dan menganalisa
tentang faktor-faktor yang melatarblekangi kemenangan kelompok
eurosceptic pada Referendum Inggris yang diadakan pada 23 juni tahun 2016.
3. Untuk mengetahui bagaimana perilaku pemilih pada referendum Inggris
Raya tahun yang diadakan pada 23 juni tahun 2016.
4. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang melatarbelakangi
kemenangan kelompok eurosceptic pada Referendum Inggris Raya yang
diadakan pada 23 juni tahun 2016.
F. Metode Penelitian
1. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang diterapkan oleh penulis di dalam penelitian
ini ialah dengan cara menitik beratkan pada studi pustaka (data sekunder) baik
berupa buku, jurnal, surat kabar, majalah, dokumen, internet serta sumber-sumber
lainnya. Bilamana penulis telah mendapatkan dan mengumpulkan data-data yang
19 2. Metode Pengolahan Data
Metode penelitian yang akan digunakan oleh penulis dalam mengolah data
ialah dengan menggunakan metode kualitatif dengan jenis diskriptif analitis, yaitu
dengan cara mengumpulkan seluruh fakta-fakta yang terkait dan mampu
menunjang proses menganalisis sehingga mampu untuk menginterpretasikannya
dengan tepat.
G. Sistematika Penulisan
Skripsi ini akan disusun secara sistematis berdasarkan kaidah yang sudah
berlaku, dalam penulisan skripsi ini penulis akan membagi tulisan ini kedalam
beberapa bab dengan pembagian pembahasan dan wilayahnya sendiri namun saling
berkaitan. Semua ini dilakukan dengan tujuan untuk memudahkan
penginterpretasian terhadap topik persoalan, oleh karnanya skripsi ini akan dibagi
menjadi kedalam lima Bab yang terdiri dari :
BAB I
Bab pertama akan mencangkup tentang latar belakang
dibalik munculnya rumusan masalah, rumusan masalah,
kerangka pemikiran, hipotesa, tujuan penelitian, metode
penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II
Bab kedua akan membahas terkait sejarah dan dinamika
perpolitikan Inggris Raya : biografi singkat Inggris, sejarah
20
pertama Inggris terkait keputusan menjadi negara member
Uni Eropa ataupun sebaliknya.
BAB III
Bab ketiga akan membahasa tentang biografi kelompok
eurosceptic dan dinamika referendum : perkembangan
eurosceptic yang ada di Inggris, hard-eurosceptic dan soft-eurosceptic, pemaparan dinamika pergulatan rasionalisasi antara kelompok brexit dan kelompok bremain pada
referendum Inggris 2016 beserta hasil dari referendum
Inggris 2016.
BAB IV
Bab keempat akan mengulas terkait faktor-faktor yang
melatarbelakangi kemenangan kelompok eurosceptic pada
Referendum Inggris 23 juni tahun 2016.
BAB V
Bab kelima dalam skripsi ini berisi kesimpulan terkait
seluruh bab-bab sebelumnya dan jawaban dari rumusan
masalah yang ada dalam skripsi atau penelitian ini.
21 BAB II
SEJARAH DAN DINAMIKA PERPOLITIKAN INGGRIS RAYA
Dalam BAB II penulis akan membahas terkait sejarah dan dinamika
perpolitikan United Kingdom. Pada bagian awal akan dimaparkan terkait profil
singkat dari United Kingdom meliputi kondisi geografis, jumlah demografis dan
sistem pemerintahan inggris. Selanjutnya akan dijelaskan terkait sejarah United
kingdom meliputi sejarah awal terbentuknya kerajaan Inggris, sejarah
perekonomian dan sejarah keamanan politik Inggris. Dan bagian terakhir dari bab
ini penulis akan mengemukakan terkait bagaimana hubungan Uni Eropa dan
Inggris, meliputi profil singkat Uni Eropa, sejarah proses masuknya Inggris
kedalam EEC dan referendum Inggris pertama terkait keanggotaan Inggris di EEC.
A. Kontur Kenegaraan United Kingdom
United Kingdom merupakan sebuah negara pulau yang terletak di lepas
pantai barat laut daratan Eropa. Terpisah dari benua Eropa, yang dipisahkan oleh
Laut Utara dan Selat Inggris, United Kingdom (informal disebut sebagai British)
juga merupakan negara besar dengan gabungan dari beberapa negara di dalamnya
yang mencangkup England, Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara. Total luas
Inggris berkisar 243.610 km, dengan luas daratan 241.930 km dan luas lautan 1.680
km. Awal mula asal-usul Inggris dapat ditelusuri ke masa Anglo-Saxon Raja
Athelstan yang juga dieja dengan Aethelstan atau Ethelstan ( meninggal pada 27
Oktober 939), yang di awal abad ke-10 menjadi raja pertama yang memiliki
22
selama berabad-abad berikutnya, kerajaan meluas lebih jauh berada di bawah
kekuasaan Inggris. Wales, sebuah kumpulan dari kerajaan Celtic berada di barat
daya Inggris ini, secara resmi bersatu dengan Inggris oleh Act of Union pada 1536
dan 1542. Skotlandia, telah menjadi bagian dari London sejak 1603, namun baru
secara resmi bergabung dengan Inggris dan Wales pada tahun 1707 untuk
membentuk Inggris Britania Raya (Great Britain).
Kata sifat "British" mulai digunakan pada saat itu untuk menyebut semua
orang kerajaan. Irlandia berada di bawah kendali Inggris selama tahun 1600-an dan
secara resmi bersatu dengan Inggris melalui Act of Union pada 1800. Republik
Irlandia memperoleh kemerdekaan pada tahun 1922, namun enam dari Ulster
sembilan kabupaten tetap menjadi bagian dari Inggris sebagai Irlandia Utara.
Sekitar 55 persen dari Irlandia Utara 1,6 juta orang (populasi protestan) mencari
nenek moyang mereka ke Skotlandia atau Inggris, dan menginginkan untuk kembali
bergabung dengan Inggris; Namun, banyak dari populasi Katolik Roma (44 persen)
ingin bergabung dengan Republik Irlandia. Nama Britain terkadang digunakan
untuk merujuk terhadap Inggris secara keseluruhan. Dengan berIbukotakan
London, yang merupakan salah satu pusat komersial, keuangan, dan budaya
terkemuka di dunia. Kota besar lain meliputi Birmingham, Liverpool, dan
Manchester di Inggris, Belfast dan Londonderry di Irlandia Utara, Edinburgh dan
23
Populasi adalah jumlah penduduk secara keseluruhan (kedua gender dan
semua umur) di suatu negara disetiap tahunnya, oleh PBB, Departemen Urusan
Ekonomi dan Sosial, Divisi Populasi (worldometers, 2016). Inggris terdiri dari
berbagai macam ras didalamnya, ras kulit putih 87.2%, Afrika Inggris 3%, Asia
Inggris : India 2.3%, Asia Inggris : Pakistan 1.9%, campuran 2%, lainnya 3.7%.
Bersumber dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), departemen urusan ekonomi
dan sosial : divisi kependudukan, diproyeksikan bahwa selama 2016 penduduk
Inggris Raya meningkat sebesar 407.753 orang dan akan mencapai sebesar
65.336.540 orang di awal 2017, jumlah ini setara dengan 0,88% populasi penduduk
dunia. Peningkatan jumlah populasi ini termasuk dalam daerah kewajaran melihat
jumlah kelahiran yang melampaui jumlah kematian di Inggris Raya. Dan apabila
para imigran yang berasal dari luar Inggris Raya berada pada level yang sama
dengan tahun sebelumnya, maka jumlah populasi Inggris Raya akan meningkat
sebesar 183.748 orang. Hal ini berarti bahwa jumlah penduduk yang pindah ke
Inggris Raya (yang mereka tidak asli) untuk menetap di sana sebagai penduduk
tetap (imigran) akan melampaui jumlah orang yang meninggalkan Inggris untuk
menetap secara permanen di negara lain (emigran) (United Nations, 2016).
Adapun dinamika perubahan populasi Inggris Raya pada setiap harinya
dalam tahun 2016 berkisar : 2.245 kelahiran hidup rata-rata per hari (93,54 dalam
satu jam), 1.631 kematian rata-rata per hari (67,97 dalam satu jam), 503 imigran
rata-rata per hari (20,98 dalam satu jam). Populasi Inggris Raya (UK) meningkat
24
pada tahun 2016 Inggris Raya (UK) memiliki distribusi usia populasi sebagai
berikut:
17.3 66.2 16.5
Persentase penduduk di bawah 15 (>15)
Persentase penduduk berusia antara 15 dan 64 tahun (15-64)
[image:40.595.113.466.179.393.2]Persentase penduduk 65+ (>65)
Tabel 1 - Persentase penduduk Inggris Raya berdasarkan umur
(Sumber : countrymeter.info)
Dalam angka absolut, distribusi diatas berupa : populasi berusia 15 tahun
kebawah berjumlah 11.263.197 orang (5.773.468 pria / 5.489.729 wanita), populasi
berusia antara 15 tahun hingga 64 tahun berjumlah 42.956.236 orang (21.725.821
pria / 21.230.415 wanita), sedangkan populasi berusia diatas 64 tahun berjumlah
10.705.354 orang (4.726.816 pria / 5.982.538 wanita). Sedangkan menurut Central
Inteligent Agency, rasio penduduk Inggris berdasarkan umur ialah : 0-14 tahun : 17.44% (pria 5,761,311/wanita 5,476,649), 15-24 tahun : 12.15% (pria 3,997,150/
wanita 3,830,268), 25-54 tahun : 40.74% (pria 13,367,242/ wanita 12,883,674),
55-64 tahun : 11.77% (pria 3,760,020/ wanita 3,820,525), 65 tahun keatas : 17.9% (pria
25
Jumlah harapan hidup masyarakat sebuah negara merupakan salah satu
indikator demografi yang paling penting. Dikarenakan harapan hidup menunjukkan
lama jumlah kelahiran baru setiap tahunnya akan hidup, dengan asumsi bahwa
tingkat kelahiran dan kematian akan tetap pada tingkat yang sama sepanjang tahun.
Jumlah harapan hidup (kedua gender) saat lahir untuk Inggris Raya (UK) adalah
80,1 tahun. Angka ini adalah di atas harapan hidup rata-rata pada masyarakat dari
populasi global yang sekitar 71 tahun (menurut Divisi Populasi Departemen
Ekonomi dan Sosial Perserikatan Bangsa-Bangsa). Dengan rincian harapan hidup
laki-laki saat lahir adalah 78 tahun, sedangkan harapan hidup perempuan saat lahir
adalah 82,3 tahun (countrymeters, 2016).
Inggris merupakan sebuah negara monarki yang berbentuk parlementer
dengan Ratu sebagai kepala negara, dan Perdana Menteri sebagai kepala
pemerintahan. Dengan Perdana Menteri sebagai kepala pemerintah Inggris. Maka
Perdana Menteri bertanggung jawab untuk semua kebijakan dan keputusan. Badan
eksekutif secara harfiah mengacu pada orang-orang yang dibebankan dengan
tanggung jawab untuk mengurus administrasi pemerintahan dan pelaksanaan
hukum yang dibuat oleh legislatif. Secara teknis, ini termasuk kepala negara,
anggota pemerintah dan pejabat yang melayani mereka, serta lembaga-lembaga
penegak seperti militer dan polisi. Namun, biasanya istilah ini digunakan untuk
menunjukkan sebuah badan yang lebih kecil dari pengambil keputusan yang
benar-benar bertanggung jawab untuk arah dan bentuk kebijakan pemerintah (WATTS,
26
Perdana Menteri bertanggung jawab dalam mengawasi pengoperasian
Layanan Sipil dan instansi pemerintahan, bertanggung jawab untuk menunjuk
anggota pemerintahan, perdana Menteri adalah tokoh pemerintah utama dalam
House of Commons. Kabinet terdiri dari anggota senior pemerintah. Perdana
Menteri memilih anggota kabinet yaitu menteri yang berasal dari anggota House of
Commons dan House of Lords. Mereka bertanggung jawab untuk segala tindakan,
keberhasilan dan kegagalan dari departemen mereka. Kabinet Inggris keseluruhan
berjumlah sebesar 110 orang, dengan satu orang Perdana Menteri, 22 orang kabinet
menteri, dan 95 menteri lainnya.
Departemen dan instansi pemerintah bertanggung jawab untuk
menempatkan kebijakan pemerintah dalam praktek ataupun realisasi. Beberapa
departemen, seperti Departemen Pertahanan, meliputi seluruh United Kingdom.
Sedangkan beberapa departemen lainnya tidak demikian, semisal Departemen
Pekerjaan dan Pensiun mencakup keseluruhan United Kingdom kecuali Irlandia
Utara. Hal ini karena beberapa aspek pemerintah United Kingdom diserahkan
kepada Skotlandia, Wales dan Irlandia Utara. Lembaga eksekutif adalah bagian dari
departemen pemerintah yang menyediakan layanan pemerintah dan tidak
memutuskan kebijakan, setiap lembaga eksekitif akan diawasi oleh departemen
tersendiri. Contohnya adalah Badan Perizinan Driver and Vehicle (diawasi oleh
27
Konstitusi digambarkan sebagai aturan mendasar di dalam sebuah negara,
baik diwujudkan dalam hukum, adat istiadat atau konvensi. Konstitusi didalamnya
mengatur terkait bagaimana keputusan dibuat, bagaimana kekuasaan
didistribusikan terhadap lembaga-lembaga pemerintah, bagaimana batas
kewenangan pemerintah dan bagaimana metode pemilihan dilaksanakan serta
bagaimana proses pengangkatan orang-orang yang akan menjalankan kekuasaan.
Konstitusi juga mendefinisikan sebagai hubungan antara negara dan individu dan
biasanya termasuk dalam daftar hak-hak warga negara (WATTS, 2003). Dalam
bidang legislatif, pembuatan hukum di Inggris melalui beberapa tahap sebelum
mereka disahkan oleh Parlemen. The House of Commons dan House of Lords
bekerja sama dalam pembuatan hukum. Proses pembuatan hukum di Inggris
mencangkup dua tahapan, pertama Acts of Parlement, Yaitu rancangan
undang-undang yang telah disetujui oleh Commons, Lords, dan The Queen. Departemen
pemerintah terkait bertanggung jawab untuk menempatkan tindakan dalam praktek
ataupun aplikasi. Kedua Draft Legislations, kertas putih merupakan garis besar
proposal untuk undang-undang baru. Sedangkan kertas hijau digunakan untuk
menampung aspirasi masyarakat sebelum kertas putih dirilis. Rancangan
undang-undang merupakan sebuah proposal terhadap undang-undang-undang-undang baru atau perubahan
yang sudah ada. Undang-undang yang tetelah disetujui oleh Parlemen, harus
disertai persertujuan Ratu sebelum menjadi sebuah hukum (UK Government,
28 B. Sejarah United Kingdom
Sejarah menjadi suatu kebutuhan penting untuk memahami sepenuhnya
sebuah negara. Inggris memiliki sejarah yang sangat amat berbeda dengan seluruh
negara yang ada didunia. Inggris sangat sering menjadi peran penting dalam
percaturan dunia, dan tidak jarang menjadi kubu pemenang di dalamnya. Awal
kemunculan Imperium Inggris pertama yaitu disaat William, seorang dari bangsa
Norman yang juga dijuluki sebagai seorang penakhluk memasukkan Inggris
kedalam daerah kekuasaannya di wilayah yang sekarang kita kenal dengan
Perancis. Semenjak tahun 1066 yaitu masa awal penaklukan oleh bangsa Norman,
hingga tahun 1453 yaitu akhir dari perang seratus tahun. Setiap penguasa Inggris
selalu meminta sebahagian dari tanah feodal yang dikuasai oleh para bangsawan
Normania yang berada di perancis pada masa itu. Mereka tidak jarang menguasai
kota paris dan juga sempat menduduki pelabuhan Calais di Prancis hingga tahun
1558. Imperium Inggris yang kedua meliputi wilayah kekuasaannya di daratan
Amerika Utara, didalamnya juga termasuk pulau bermuda dan beberapa pulau di
kepulauan karibia. Namun saat ini wilayah kekuasaan imperium Inggris yang masih
bertahan hingga sekarang ialah pulau bermuda dan beberapa pulau di karibia.
Imperium ketiga terdiri dari berbagai pelabuhan pengisian batu bara dan
beberapa wilayah perdagangan yang dikuasai setelah masa perang Napoleon.
Imperium ketiga ini baru diakui secara resmi pada tahun 1876, disaat Ratu Victoria
memproklamasikan diri sebagai penguasa Hindia. Dan akhir dari Imperium ini
29
Irlandia Utara. Semenjak Normandia menjadi bangsa terakhir yang sukses dalam
menginvasi negara ini, ada banyak rencana dari bangsa lain untuk menaklukkan
bangsa ini, terutama Spanyol di bawah Raja Philip II pada 1588, Perancis di bawah
Napoleon di 1803-1805, dan Jerman di bawah Hitler pada tahun 1940. Namun
segala penakhlukan ini tidak ada yang berhasil satupun (Darlington, 2016).
Setelah berakhirnya Perang Dunia II United Kingdom memerdekakan
hampir seluruh wilayah jajahannya disaat itu, namun tetap mengikat mereka
kedalam suatu ikatan berupa Persemakmuran Bangsa-Bangsa. Persemakmuran
bangsa-bangsa merupakan sebuah wadah politik yang membuat ikatan antara
negara-negara atau bangsa-bangsa merdeka bekas jajahan Inggris dengan United
Kingdom. Persemakmuran bangsa-bangsa dibentuk sebelum negara-negara jajahan
Inggris dimerdekakan untuk mempermudah pembubaran imperium.
Hal yang menarik pada United Kingdom saat ini bukan hanya sejarah besar
atas kemenangan negara ini dimasa lalu, namun lebih dari pada itu yaitu hingga saat
ini negara ini masih memimpin didepan dalam bidang industrinya. Bangsa Inggris
menjadi bangsa pertama yang mempelopori revolusi Industri dan hingga saat ini
masih menempati posisi penting di dunia. Dalam sejarahnya bangsa Inggris menjadi
bangsa yang paling banyak menemukan penemuan penting. Diantara penemuan
penting oleh bangsa Inggris ialah mesin uap, penisilin, mesin jet, radar, radio, TV
30
Inggris memiliki kekuatan politik yang besar dimasa Imperium hingga
setelah masa perang dunia ke II Inggris kembali menciptakan negaranya sebagai
salah satu “negara makmur” di dunia. Inggris menerapkan sistem asuransi yang
mampu melindungi segala kelas sosial di negerinya, dimulai dari mereka yang tua,
sakit, cacat, lemah, menganggur karena gangguan jiwa akut atau kemelaratan.
Sumbangan dari masyarakat Inggris yang berpenghasilan lebih disalurkan kepada
mereka yang tidak mampu hidup dengan kehidupan yang layak. Salah satu bagian
dari sistem ini ialah Pelayanan Kesehatan Nasional Inggris yang meliputi
pemberian pelayanan berupa pengobatan dan pemberian fasilitas rumah sakit.
Namun segala pelayanan kesehatan ini tidak lagi diberikan secara gratis semenjak
tahun 1948, kecuali terhadap mereka para anak-anak dan para orang tua (Grolier
Incorporated, 2000).
1. Sejarah Perekonomian United Kingdom
Dalam sejarah perekonomian, United Kingdom yaitu Great Britain dan
Irlandia utara pernah menjadi negara dengan ekonomi terbesar di dunia. Negara ini
adalah tempat kelahiran demokrasi modern, Revolusi Industri, dan banyak dari
pasar keuangan dan modal yang merupakan dasar dari sistem ekonomi kapitalis.
Selama Periode Abad Pertengahan Inggris menjadi negara pemasok wol
untuk industri tekstil di negara-negara ketiga. Seiring berjalannya waktu Inggris
mulai memproses wol menjadi benang dan kain sebelum ekspor. Dalam prosesnya
pedagang membawa bahan untuk setiap tahap untuk diolah oleh keluarga petani.
31
mengambilnya untuk membawanya ke tahap berikutnya untuk melanjutkan
pengolahan ke tahap menenun benang menjadi kain. Keluarga pertanian biasanya
bekerja selama 10-12 jam per hari, dan menghabiskan enam hari dalam seminggu.
Pada abad kedelapan belas mesin diciptakan untuk mengurangi biaya
dengan mempercepat produksi dan menghemat tenaga kerja, penemu mesin pintal
pertama ialah James Hargreave dengan penemuan mesinnya yang bernama
spinning jenny (1764) dan kemudian Richard Arkwright menemukan penemuan water frame (1769) dan akhirnya mule Samuel Compton dengan penemuan mesin pemintal benang (1774-1779) dan lainnya yaitu John Kay dengan penemuan mesin
flying shuttle (1733) dan Edmund Cartwright dengan penemuan mesin power loom (1785) untuk menenun. Awalnya mesin ini didukung oleh roda air tetapi setelah
mesin uap Watt ditemukan pengoprasian ini menjadi jauh lebih besar dari
sebelumnya. Mesin-mesin skala besar membutuhkan bangunan pabrik dan pekerja
yang akan datang ke pabrik berbeda dengan yang sebelumnya cukup dikerjakan di
rumah.
Selama periode ini inovasi mekanik terjadi pergeseran besar dalam serat
yang digunakan untuk tekstil, berubah dari penggunaan wol menjadi kapas. Mesin
pemisah biji kapas yang dibuat oleh Eli Whitney mengurangi biaya dalam
mempersiapkan kapas sebagai materital baku tekstil untuk selanjutnya dipintal
32
Pada puncaknya yaitu pada abad kesembilan belas, Kerajaan Inggris telah
mencangkup seperempat dari permukaan dunia. Dengan menggunakan
perdagangan yang dilindungi oleh angkatan laut kerajaan, imperialisme Inggris
mengembangkan sistem merkantilis global dengan mengangkut manusia, sumber
daya dan modal, dan dengan ini menghasilkan keuntungan besar bagi Kekaisaran
dan perusahaan utamanya, seperti East India Company, yang pada akhirnya
mencangkup banyak wilayah dari mulai India hingga Asia Tenggara.
Perkembangan kekaisaran Inggris banyak didorong oleh persaingan antara
kekuatan Eropa dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada bagian
awal abad kedua puluh, dua pasukan gabungan mendatangkan bencana hingga
menyebabkan Perang Dunia I dan Perang Dunia II. Meskipun Inggris berada di
pihak yang menang di kedua konflik tersebut, kejadian ini sejatinya menuntut harga
yang berat. Perekonomian hancur, Kerajaan Inggris terpecah dan Republik Irlandia
menarik diri dari Inggris meninggalkan Britania Raya dan pada akhirnya United
Kingdom hanya terdiri dari England, Skotlandia, Wales dan Irlandia Utara
(EconomyWatch, 2010).
Namun walaubagaimanapun, United Kingdom memiliki perekonomian
yang sangat independen, maju, dan negara ini memiliki perdagangan internasional
yang berada di garis depan semenjak abad ke-19 yaitu dimasa Revolusi Industri.
Negara ini muncul dari Perang Dunia II sebagai pemenang militer namun masih
memiliki kelemahan pada sektor manufaktur. Pemulihan pasca perang terbilang
33
1973 dengan stimulasi tambahan dari keanggotaan dalam Masyarakat Ekonomi
Eropa akhirnya digantikan oleh Uni Eropa (UE), berdampak pada peningkatan daya
saing ekonomi Inggris secara signifikan.
Tingkat pertumbuhan perekonomian Inggris pada masa 1990-an terbilang
sebagai pertumbuhan ekonomi yang cukup baik jika dibandingkan dengan
negara-negara industri maju lainnya. Kontribusi manufaktur terhadap produk domestik
bruto (PDB) berkisar sekitar seperlima dari total, dengan jasa pelayanan yang
menjadi sumber pertumbuhan terbesar. Kepala hubungan perdagangan Inggris
Raya ini telah bergeser dari kerajaan mantan untuk anggota lain dari Uni Eropa,
yang menyumbang lebih dari setengah perdagangan barang nyata. Dalam
perjalanannya Amerika Serikat menjadi mitra investasi dan perdagangan utama
Inggris, sedangkan Jepang menjadi investor yang signifikan dalam produksi lokal
Inggris. perusahaan-perusahaan Amerika dan Jepang sering memilih Inggris
sebagai basis kerjasama mereka di Eropa dengan negara lainnya ( Encyclopedia
Britannica , 2016).
2. Inggris dan Perang Dunia Pertama
Perang Dunia Pertama (The Great War) adalah salah satu konflik terbesar
yang pernah terjadi dalam sejarah umat manusia. Jumlah total militer dan warga
sipil terluka dalam perang itu berkisar sekitar 37,5 juta manusia, dan jumlah yang
menjadi korban dalam perang ini berkisar sekitar 16,5 juta manusia, dengan
sejumlah besar terdiri dari orang dewasa dengan umur antara 16-40 tahun. Dan
34
885.138 orang. Perang telah menghancurkan negara-negara di Eropa dengan
kerusakan yang berdampak pada kemerosotan ekonomi pada setiap negara yang
terlibat, terkhusus pada negara yang mengalami kekalahan didalam perang ini.
Penyebab yang melahirkan Perang Dunia ke II masih menjadi perdebatan
dikalangan para ahli sejarawan. Namun walaupun demikian, terdapat beberapa
faktor yang telah disepakati oleh kebanyakan sejarawan, diantaranya ialah peristiwa
pembunuhan pangeran Archduke Franz Ferdinand dari kekaisaran Austro-Hungaria
di wilayah Sarajevo. Faktor kedua ialah besarnya keinginan Kaiser Wilhelm untuk
membuat kekaisaran Jerman di Eropa melebihi kekaisaran Inggris yang telah ada.
Faktor ketiga ialah munculnya istilah sekutu atau aliansi diantara negara-negara di
Eropa yang menyebabkan ada anggapan diantara mereka teman sealiansi dan
musuh karena berbeda aliansi. Faktor terakhir ialah akibat Jerman menjadi negara
yang terkurung didaratan yang membuat Jerman merasa terancam oleh Perancis dan
Rusia, dan khawatir dengan kekuatan Inggris di lautan (Brit Politics, 2016).
Pada tahun 1800 dan akhir 1900-an, Inggris sering digambarkan sebagai di
'Isolasi Splendid' dari seluruh Eropa. Inggris memiliki sebuah kerajaan besar hingga
penguasaan dan pengendalian Inggris terhadap kerajaan ini menjadi prioritas
utama. Kunci kekuatan Inggris adalah India dengan sumber daya yang luas dalam
hal tenaga kerja. Inggris sangat bergantung pada pasukan India untuk
mengendalikan kekaisaran. Prioritas tertinggi Inggris ialah melindungi rute
35
menfokuskan kekuatan yang besar ini untuk melindungi rute dagangnya dengan
India dan seluruh dunia.
Terlepas dengan fokus Inggris terhadap ini semua, Inggris telah mulai
tertarik dengan segala peristiwa yang berlangsung di Eropa. Belgia dan Prancis
memiliki wilayah yang luas di Afrika dan menjadi rival Inggris dalam penguasaan
wilayah di daerah Afrika Utara. Pada tahun 1990-an Jerman juga memiliki daerah
koloni Di Afrika dan mulai menunjukkan ketertarikannya terhadap Afrika Utara.
Fokus Inggris lainnya tertuju pada Rusia. Sebagian besar dari abad ke 19
merupakan fokus Rusia untuk menguasai daerah Dardanelles, yaitu area dimana
laut hitam terbuka menuju Laut Mediterania. Hal ini dikarenakan apabila Rusia
mampu menguasainya, selanjutnya akan mempermudah kapal perang Rusia dan
kapal dagang Rusia untuk berlayar di lautan Eropa. Rusia telah memiliki pelabuhan
di daerah utara namun selalu membeku di saat musim dingin. Yang menjadi
masalah ialah karena daerah Dardanelles merupakan kepemiliki dari Kerajaan
Turky Ottoman yang telah menjadi musuh Rusia sejak lama. Inggris mendukung
Turki untuk mencegah Rusia menguasai daerah tersebut dikarenakan Inggris tidak
menginginkan Rusia sampai ke laut Meiterania yang menjadi rute penting Inggris
menuju ke daerah Hindia.
Hinigga awal dari abad ke 19, Inggris lebih fokus kepada Rusia dan Perancis
ketimbang Jerman. Hubungan Inggris dengan Jerman terjalin dengan sangat baik
walaupun kemudian menjadi berbalik. Ketika Kaiser Wilheim II mengambil kuasa
36
negara besar di daratan Eropa. Dia merasa Jerman dikelilingi oleh kekuatan besar,
dari Timur berhadapan dengan Rusia, sedangkan dari Barat berhadapan dengan
Perancis. Olehkarnanya, untuk melindungi negaranya Jerman memutuskan untuk
membangun kekuatan militernya dan disusul oleh Rusia dan Perancis karena
merasa tereancam oleh Jerman. Selama abad ke 19, semua negara besar di Eropa
berfokus pada pembangunan kekuatan militer dan angkatan laut yang kuat.
Pada masa itu Inggris tidak menginginkan ada kekuatan yang dominan di
daratan Eropa, juka Rusia, Perancis, Jerman dan Austria-Hungaria
mengkhawatirkan satu sama lainnya, maka tidak akan menjadi ancaman bagi
Inggris. Pada tahun 1907 Inggris menyadari bahwa negara yang akan mengancam
Inggris ialah Jerman. Kekuatan ekonomi yang besar, jumlah populasi yang besar
dan kekuatan militer yang kuat, memungkinkan Jerman untuk menjadi kekuatan
besar di Eropa. Dan oleh karnanya Inggris mulai mendukung Rusia dan Perancis.
Namun walaupun Inggris mendukung Rusia dan Perancis, Inggris tidak memiliki
niatan untuk ikut dalam perang pada tahun 1914. Menteri luar negeri Inggris, Sir
Edward Grey menghabiskan banyak waktu pada musim panas tahun 1914 untuk
meyakinkan Rusia dan Jerman untuk tidak memulai peperangan.
Jerman menginginkan Inggris untuk tidak mencampuri kedalam perang
sama sekali. Walaupun Jerman mengetahui bahwa Inggris telah membuat
kesepakatan dengan Belgia dibawah Treaty London pada tahun 1839 untuk
menjaga tanah Belgia. Jerman menginginkan Inggris untuk menghiraukan
37
Inggris berusaha kuat untuk melindungi daratan Belgia. Pelabuhan Belgia sangatlah
dekat dengan wilayah Inggris, dan pengusaan Jerman terhadap Belgia tampak
sebagai ancaman besar bagi Inggris. Dan pada akhirnya Inggris mangambil
keputusan untuk tidak menghiraukan peristiwa 4 agustus 1914, yaitu ketika Jerman
menye