THE INFLUENCE OF PROFITABILITY AND INSTITUTIONAL OWNERSHIP TO FIRM VALUE WITH DIVIDEND POLICY AS INTERVENING VARIABLE OF MANUFACTURE COMPANIES WHICH ARE LISTED ON THE INDONESIA STOCK EXCHANGE PERIOD
2010-2014
Disusun Oleh: DINDA ADITYA
20130410005
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
THE INFLUENCE OF PROFITABILITY AND INSTITUTIONAL OWNERSHIP TO FIRM VALUE WITH DIVIDEND POLICY AS INTERVENING VARIABLE OF MANUFACTURE COMPANIES WHICH ARE LISTED ON THE INDONESIA STOCK EXCHANGE PERIOD
2010-2014
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Disusun Oleh: DINDA ADITYA
20130410005
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
selesai (dari satu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang
lain.
(Q.S AL-Insyiroh 6-7)
MAN JADDA WAJADDA
“Siapa bersungguh-sungguh pasti berhasil”
MAN SHABARA ZHAFIRA
“Siapa yang bersabar pasti beruntung”
MAN SARA ALA DARBI WASHALA
“ Siapa menapaki jalan-Nya akan sampai ke tujuan”
“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan sholatmu sebagai
penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar” (Q.S Al-Baqarah : 153)
Usaha, Doa, dan Tawakkal
Skripsiku ini persembahan untuk:
Orang tua tercinta
Ayah Edwar Hasan dan Ibu Nurdiah, Terimakasih atas dukungan, pengorbanan dan kasih sayang yang selama ini ayah ibu berikan padaku. Tidak lelah mengajarkan ku arti kehidupan, kehidupan keras yang memiliki penuh rintangan. Pengorbanan selama ini yang ayah ibu berikan tidak sebanding dengan ucapan terimakasih dan persembahan yang hanya tertulis di kertas ini. Ayah ibu ini bukan akhir dari segalanya melainkan ini langkah awal ku menjadi diri yang lebih baik lagi, ini langkah awal ku untuk menulis coretan-coretan tinta kehidupan di perjalanan ini. Ayah ibu yang selalu mengingatkan ku kepada siapa kita meminta dan memohon pertolongan, beliau juga yang mengajarkan ku arti keikhlaskan, sabar dan bersyukur. Ayah ibu mohon doa restunya, Dinda sayang kalian.
Kakak-Adik tersayang
dan masukan yang bapak berikan. Akhirnya karya sederhana ini dapat terselesaikan.
Ibu Lela Hindasah dan bapak Taufik Akbar, Terimakasih atas masukan, dukungan dan semangat yang bapak ibu berikan.
Sahabat-sahabat ku, Ufi, Ulfa, Kak Ela, Kak Ellen, dan Putri, Terimakasih atas dukungan dan bantuan selama ini, semoga saja persahabatan ini tidak hanya berhenti di disini. Yogyakarta tidak istimewa tanpa kalian.
Sahabat-sahabat manajemen A, Poppy, Melisa, Caca, Zainal, Chanif, Yoslan, Elvia, Dewi sri, Dewi ross, Sung, Jefri, Mas Beni, Regina, Desinda, Adit, Alwi, Anwar, Idunk, Eksan, Yusuf, Rolan, Tatag dan teman-teman yang belum tersebut namanya. Terimakasih telah menerima aku sebagai sahabat dan teman seperjuangan. Kelak kita akan bertemu kembali.
HIMAMA 2015-2016, Terimakasih telah menerimaku menjadi bagian dari keluarga hebat yang mempunyai jargon ”HIMAMA, DAHSYAT, LUAR BIASA, ALLAHU AKBAR” Terimakasih atas kenang-kenangan yang telah terukir. Valdi, Zainal, Ela, Alfin, Habibi, Afri, Rifki, Chanif, Robbi, Sita, Maya, Rurul, Reni, Irfan, Yakinlah HIMAMA tanpa kalian, seperti sayur tanpa garam.
Untuk semua orang yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah membantu, menyemangati dan mendo’akan. Terimakasih banyak
dan Kepemilikan Institusional terhadap Nilai Perusahaan dengan Kebijakan Dividen sebagai Variabel Intervening pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bimbingan dan dukungan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Nano Prawoto, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
2. Ibu Retno Widowati, P.A, M.Si., Ph. D selaku pimpinan prodi Manajemen
3. Bapak Drs. Edi Supriyono, MM yang telah memberikan dukungan dan memberikan masukan demi terselesaikan skripsi ini.
4. Semua Bapak dan Ibu Dosen Prodi Manajemen yang telah mendidik penulis selama menjalani proses pendidikan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
5. Almamaterku
Sebagai kata akhir tiada gading yang tak retak, penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi ini. Oleh karena itu, kritik, saran dan pengembangan penelitian selanjutnya sangat diperlukan untuk kedalaman karya tulis dengan topik ini.
Yogyakarta, 3 Desember 2016
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERNYATAAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi
INTISARI ... viii
ABSTRAK ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6
A. Landasan Teori ... 6
1. Nilai Perusahaan... 6
2. Rasio Keuangan ... 8
3. Struktur Kepemilikan ... 13
4. Kebijakan Dividen ... 16
B. Penelitian Terdahulu ... 22
C. Hipotesis ... 31
D. Model Penelitian ... 35
BAB III METODE PENELITIAN... 36
A. Obyek Penelitian ... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 43
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 43
B. Statistik Deskriptif ... 44
C. Uji Hipotesis dan Analisis Data ... 47
D. Hasil Penelitian (Uji Hipotesis) ... 54
E. Pembahasan ... 60
F. Pengaruh Tidak Langsung ... 65
BAB V SIMPULAN,SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN 69 A. Simpulan ... 69
B. Saran ... 70
C. Keterbatasan Penelitian ... 71 DAFTAR PUSTAKA
4.3 Statistik Deskriptif ... 44
4.4 Statistik Deskriptif persamaan ke-1 setelah outlier ... 45
4.5 Statistik Deskriptif persamaan ke-2 setelah outlier ... 46
4.6 Uji Heteroskedastisitas Persamaan ke-1 ... 48
4.7 Uji Heteroskedastisitas Persamaan ke-1 ... 49
4.8 Uji Heteroskedastisitas Persamaan ke-2 ... 50
4.9 Uji Multikolinieritas Persamaan ke-1 ... 50
4.10 Uji Multikolinieritas Persamaan ke-2 ... 51
4.11 Uji Autokorelasi Persamaan ke-1 ... 52
4.12 Uji Autokorelasi Persamaan ke-2 ... 53
4.13 Uji Koefisien Determinasi Persamaan ke-1 ... 54
4.14 Uji Koefisien Determinasi Persamaan ke-2 ... 55
4.15 Uji F Persamaan ke-1... 56
4.16 Uji F Persamaan ke-2... 56
4.17 Uji Statistik T Persamaan ke-1 ... 57
4.18 Uji Statistik T Persamaan ke-2 ... 58
4.19 Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis ... 60
Kebijakan dividen sebagai variabel intervening. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014 dan dipilih dengan metode purposive sampling. Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari data sekunder yang dikumpulkan dengan metode dokumentasi. Analisis pengujian data pada penelitian ini menggunakan uji asumsi klasik yang terdiri dari uji heteroskedastisitas, uji multikolinieritas, dan uji autokorelasi. Pengujian Hipotesis dilakukan dengan metode regresi linear berganda.
Hasil penelitian menunjukan bahwa Profitabilitas (ROA) dan Kebijakan dividen (DPR) berpengaruh positif signifikan terhadap Nilai Perusahaan (PBV), Kepemilikan Institusional (INST) tidak berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan (PBV). Profitabilitas (ROA) tidak berpengaruh terhadap Kebijakan Dividen (DPR), Kepemilikan Institusional (INST) berpengaruh positif signifikan terhadap Kebijakan Dividen (DPR). Profitabilitas (ROA) tidak berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan (PBV) melalui Kebijakan Dividen (DPR). Kepemilikan Institusional (INST) berpengaruh positif signifikan terhadap Nilai Perusahaan (PBV) melalui Kebijakan Dividen (DPR).
an intervening variable. The sample of the study consisted of manufacture
companies which are listed on the Indonesian Stock Exchange period 2010-2014
and selected based on the purposive sampling. The data of the study from
secondary sources by using documentation record. The analysis was conducted by
using classic assumption testing consisting of heteroscedasticity testing,
multicoliniearity testing and autocorelation testing. The hypotesis was tested by
using multiple linear regression.
The result proved that the Profitability (Return on Asset) and Dividend
Policy (Dividend Payout Ratio) are positive and significant to Firm Value (Price
to book value). The Institutional Ownership (INST) does not significant to Firm
Value (Price to Book Value). The Profitability (Return on Asset) does not
significant to Dividend Policy (Dividend Payout Ratio). The Institutional
Ownership (INST) is positive and significant to Dividend Policy (Dividend Payout
Ratio). Profitability (Return on Asset) does not significant to Firm Value with
Dividend Policy (Dividend payout ratio) as intervening variable. The Institutional
Ownership (INST) is positive and significant to Firm Value (Price to book value)
with Dividend Policy (Dividend Payout Ratio) as intervening variable.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kondisi perekonomian saat ini telah menciptakan suatu persaingan
yang ketat antar perusahaan dalam industri. Persaingan membuat setiap
perusahaan semakin meningkatkan kinerja agar tujuannya dapat tercapai.
Pada umumnya perusahaan memiliki dua tujuan. Tujuan pertama untuk
memperoleh laba dan tujuan kedua untuk memaksimumkan nilai perusahaan
(Husnan, 2000 : 7).
Fenomena saat ini Index Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa
Efek Indonesia mengalami penurunan sebesar 64,77 poin seiring sebagian
investor yang kembali melakukan aksi lepas saham. Penyebab investor
melakukan aksi lepas saham yaitu kekhawatiran kinerja saham tersebut
karena perusahaan belum mempublikasikan kinerja kuartal 1 tahun 2016
(REPUBLIKA.CO.ID). Naik turunnya harga saham dapat mempengaruhi
nilai perusahaan karena semakin tinggi harga saham maka semakin tinggi
pula nilai perusahaan. Jika nilai perusahaan tinggi maka dapat
memakmurkan para pemegang saham (Sartono, 2001: 9). Pembentukan
harga saham disebabkan adanya permintaan dan penawaran atas saham yang
disebabkan banyak faktor. Hal ini yang mendasari penelitian mengenai
faktor-faktor apa saja yang dapat menyebabkan penurunan dan peningkatan
mempengaruhi nilai perusahaan dalam penelitian ini antara lain:
Profitabilitas, Kepemilikan Institusional dan Kebijakan Dividen.
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan memperoleh laba
dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri
(Sartono, 2001 : 122). Semakin baik pertumbuhan profitabilitas perusahaan
berarti prospek perusahaan di masa depan dinilai semakin baik, artinya nilai
perusahaan juga akan dinilai semakin baik di mata investor. Apabila
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam jangka panjang
meningkat maka nilai perusahaan juga akan meningkat dan akan tercermin
pada harga sahamnya. Dalam penelitian Noprita (2013) mendapatkan hasil
profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan.
Penelitian tersebut juga didukung oleh penelitian dari Sumanti dan
Mangantar (2013) yang menyatakan profitabilitas berpengaruh positif
signifikan terhadap nilai perusahaan. Akan tetapi berbeda dengan penelitian
Dinata dan Yadnya (2013) yang menyatakan profitabilitas tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Struktur kepemilikan merupakan presentase kepemilikan saham
terhadap keseluruhan jumlah saham yang dimiliki perusahaan. Presentase
terdiri dari kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial dan publik.
Kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham yang dimiliki oleh
institusi lain seperti perusahaan asuransi, perusahaan investasi, bank dan
pemerintah. Kepemilikan institusional memiliki kewenangan dalam
mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal sehingga dapat
meningkatkan nilai perusahaan (Tarjo dalam Sholekah, 2014). Dalam
penelitian Nuraina (2012) mendapatkan hasil bahwa kepemilikan
institusional berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Akan
tetapi berbeda dengan hasil penelitian Sholekah dan Venusita (2014) yang
menyatakan bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap
nilai perusahaan.
Dividen merupakan kompensasi yang diterima oleh pemegang saham
disamping capital gain (Hanafi, 2014 : 361). Apabila rasio pembayaran
dividen mengalami peningkatan maka itu merupakan sinyal bagi pemegang
investor bahwa perusahaan sedang memperoleh laba yang lebih besar.
Kenaikan rasio pembayaran dividen dapat berpengaruh terhadap kenaikan
harga saham dan berdampak pada nilai perusahaan. Dari penelitian Nofrita
(2013) menyatakan bahwa kebijakan dividen berpengaruh positif signifikan
terhadap nilai perusahaan. Pernyataan ini juga didukung oleh penelitian
Dinata dan Yadnya (2013) yang menyatakan bahwa kebijakan dividen
berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Akan tetapi
berbeda dengan hasil penelitian Sumanti dan Mangantar (2013) yang
menyatakan dividen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Dari faktor- faktor diatas peneliti menggunakan faktor profitabilitas,
kepemilikan institusional dan kebijakan dividen yang mempengaruhi nilai
perusahaan. Selain itu, adanya ketidak konsistenan hasil dari
nilai perusahaan. Penelitian ini merupakan penelitian replikasi ekstensi dari
penelitian Ria Nofrita (2013) yang berjudul pengaruh profitabilitas terhadap
nilai perusahaan dengan kebijakan dividen sebagai variabel intervening.
Sehingga ketertarikan peneliti yaitu dengan judul Pengaruh Profitabilitas
dan Kepemilikan Institusional terhadap Nilai Perusahaan dengan Kebijakan
Dividen sebagai Variabel Intervening.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap Nilai
Perusahaan?
2. Apakah Kepemilikan Institusional berpengaruh positif signifikan
terhadap Nilai Perusahaan?
3. Apakah Profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap
Kebijakan Dividen?
4. Apakah Kepemilikan Institusional berpengaruh positif signifikan
terhadap Kebijakan Dividen?
5. Apakah Kebijakan Dividen berpengaruh positif signifikan terhadap
Nilai Perusahaan?
C. Tujuan
1. Untuk menganalisis pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan
2. Untuk menganalisis pengaruh kepemilikan institusional terhadap nilai
perusahaan
3. Untuk menganalisis pengaruh profitabilitas terhadap kebijakan
4. Untuk menganalisis pengaruh kepemilikan institusional terhadap
kebijakan dividen
5. Untuk menganalisis pengaruh kebijakan dividen terhadap nilai
perusahaan
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah bukti empiris bidang
manajemen keuangan khususnya mengenai nilai perusahaan dan
faktor- faktor yang mempengaruhinya.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang
bermanfaat untuk pertimbangan dalam meningkatkan nilai
A. Landasan Teori 1. Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap
perusahaan, yang sering dikaitkan dengan harga saham. Harga saham
yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi sehingga dapat
memakmurkan pemegang saham. Menurut Husnan (2000 : 7) Nilai
perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon
pembeli apabila perusahaan tersebut dijual. Sedangkan menurut
Keown (2004) nilai perusahaan merupakan nilai pasar atas surat
berharga hutang dan ekuitas perusahaan yang beredar.
a. Pengukuran Nilai Perusahaan
Pengukuran nilai perusahaan ada tiga, yaitu :
1) Price Earning Ratio (PER)
Menurut Hanafi (2014) PER adalah perbandingan
antara harga saham perusahaan dengan earning per share
dalam saham. PER adalah fungsi dari perubahan
kemampuan laba yang diharapkan di masa yang akan
datang. Semakin besar PER, maka semakin besar pula
kemungkinan perusahaan untuk tumbuh sehingga dapat
Rumus menurut Hanafi (2014 : 82).
2) Price To Book Value (PBV)
Menurut Ang (1997) dalam putra (2013) PBV
merupakan rasio pasar yang digunakan dalam mengukur
kinerja harga pasar saham terhadap nilai bukunya.
Sedangkan menurut Weston dan Brigham, (1998 : 306)
PBV merupakan hasil perbandingan antara harga saham
dengan nilai buku saham. PBV juga dapat memprediksi
saham yang overvalued dan undervalued.
Rumus menurut Weston dan Brigham (1998 : 306)
3) Tobin’s Q
Salah satu alternatif yang digunakan dalam menilai
nilai perusahaan dengan menggunakan metode Tobin’s Q. Tobin’s Q berfungsi sebagai proksi nilai perusahaan dalam
perspektif investor. Rasio ini dapat memberikan informasi
yang baik karena rasio ini dapat menjelaskan fenomena
yang terjadi dalam perusahaan seperti perbedaan
Rumus menurut Stulz dan Walkling, (1989) dalam
Sudiyatno, (2010)
MVE = Market Value Equity
D = Nilai buku dari total hutang
TA = Total aset
2. Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan berguna untuk menganalisis kelemahan
dan kekuatan di bidang finansial yang akan membantu dalam menilai
prestasi manajemen masa lalu dan prospeknya dimasa datang
(Sartono, 2001 : 113). Analisis rasio dapat dikelompokkan kedalam
lima macam kategori, yaitu:
a. Rasio Likuiditas
Rasio yang mengukur kemampuan untuk membayar
kewajiban finansial jangka pendek tepat pada waktunya (Hanafi,
2014 : 75). Ada dua rasio dalam rasio likuiditas yaitu :
1) Rasio Lancar
Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan
memenuhi utang jangka pendeknya dengan menggunakan
aktiva lancarnya.
2) Rasio Quick
Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan
memenuhi utang jangka pendeknya dengan menggunakan
aktiva lancarnya dengan mengeluarkan persediaan dari
aktiva lancarnya.
Rumus menurut Hanafi (2014 :75)
b. Rasio Aktivitas
Rasio yang mengukur sejauh mana efektivitas penggunaan
aset dengan melihat tingkat aktivitas asset (Hanafi, 2014: 74).
Ada empat rasio dalam rasio aktivitas yaitu :
1) Rumus menurut Hanafi (2014 : 76)
2) Rumus menurut Hanafi (2014 : 77)
Rasio ini mengukur sejauh mana efektivitas
perusahaan menggunakan aktiva tetapnya.
Rumus menurut Hanafi (2014 : 78)
4) Perputaran Total Aktiva
Rasio ini menghitung efektivitas penggunaan total
aktiva.
Rumus menurut Hanafi (2014 : 78)
c. Rasio Solvabilitas
Rasio yang mengukur sejauh mana kemampuan
perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjangnya (Hanafi,
2014 : 74). Ada tiga rasio dalam rasio solvabilitas yaitu :
1) Rasio Total Utang terhadap Total Aset
Rasio ini mengitung seberapa jauh dana disediakan
oleh kreditur.
Rumus menurut Hanafi (2014 : 78)
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan
membayar utang dengan laba sebelum bunga pajak.
Rumus menurut Hanafi (2014 : 78)
3) Fixed Charge Coverage
Rasio ini memperhitungkan sewa, karena meskipun
sewa bukan utang, tetapi sewa merupakan beban tetap dan
mengurangi kemampuan utang.
Rumus menurut Hanafi (2014 : 78)
d. Rasio Profitabilitas
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan
keuntungan pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham yang
tertentu (Hanafi, 2014 : 81). Ada tiga rasio didalam rasio
profitabilitas yaitu:
1) Profit Margin
Menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan
menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu.
Profit margin yang tinggi menunjukan kemampuan
2) ROA (Return On Total Asset)
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan
menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset yang
tertentu (Hanafi, 2014 : 81). Rasio yang tinggi
menunjukkan efesiensi manajemen aset, yang berarti
efesiensi manajemen.
Rumus menurut Hanafi (2014 : 81)
3) ROE (Return On Equity)
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan
menghasilkan laba berdasarkan modal saham tertentu
(Hanafi, 2014 : 82). Rasio ini merupakan ukuran
profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham.
Rumus menurut Hanafi (2014 : 82)
e. Rasio Pasar
Rasio pasar mengukur harga pasar relatif terhadap nilai
buku (Hanafi, 2014 : 82). Ada tiga rasio di rasio pasar ini yaitu :
Rasio ini melihat harga saham relatif terhadap
earningnya.
Rumus menurut Hanafi (2014 : 82)
2) Dividend Yield
Rumus menurut Hanafi (2014 : 83)
3) Rasio Pembayaran Dividen
Rasio ini melihat bagian earning yang dibayarkan
sebagai dividen kepada investor.
Rumus menurut Hanafi (2014 : 83)
3. Struktur Kepemilikan
Struktur kepemilikan adalah komposisi kepemilikan dalam
perusahaan yang mempengaruhi kinerja suatu perusahaan. Menurut
Sugiarto (2009 : 59) struktur kepemilikan perusahaan merupakan
tingkat kepemilikan saham pihak tertentu (manajemen / institusional /
publik) yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan, diukur
tahun dinyatakan dalam persen. Struktur kepemilikan dikelompokkan
menjadi 3 yaitu:
a. Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional merupakan kepemilikan saham
yang dimiliki oleh institusi lain seperti perusahaan asuransi,
perusahaan investasi, bank, dan pemerintah. Menurut Tarjo
(2008) dalam Sukirni (2012) Adanya kepemilikan institusional
dalam perusahaan akan mendorong peningkatan pengawasan
yang lebih optimal dari luar. Pengawasan tersebut akan
menjamin kemakmuran untuk pemegang saham, pengaruh
kepemilikan institusional sebagai agen pengawas ditekan
melalui investasi mereka yang cukup besar dalam pasar modal.
Terdapat dua jenis sifat investor institusional yaitu :
1. Dedicated
Kepemilikan Institusional bersifat dedicated adalah
kepemilikan institusional yang biasanya memiliki saham
dalam jumlah besar dan dalam jangka waktu yang
panjang. Kepemilikan institusional bersifat dedicated
selalu mengawasi keputusan dan tingkah laku dari para
eksekutif. Kepemilikan institusional bersifat dedicated
akan memaafkan kerugian sementara untuk fokus pada
2. Transient
Kepemilikan institusional bersifat transient
(sementara) adalah kepemilikan intitusional yang fokus
pada keuntunganan jangka pendek. Kepemilikan
institusional bersifat transient memiliki tingkat
pengawasan yang rendah.
Rumus menurut Sartono, (2010) dalam Wida dan
Suartana, (2014)
b. Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan manajerial adalah kepemilikan saham oleh
pihak manajer, dewan komisaris, dan dewan rideksi yang secara
aktif berperan dalam pengambilan keputusan untuk menjalankan
perusahaan (Wahidahwati, 2001). Kepemilikan manajerial
merupakan kepemilikan saham oleh manajemen perusahaan
yang diukur dengan presentase jumlah saham yang dimiliki
manajemen.
Rumus menurut Sartono, (2010) dalam Wida dan Suartana,
(2014)
c. Kepemilikan Publik
Kepemilikan publik merupakan persentase kepemilikan
saham yang dimiliki oleh pihak luar dengan presentase jumlah
saham yang dimiliki manajemen.
Rumus menurut Abraham dan Cox, (2007) dalam Indriyani,
(2014)
4. Kebijakan Dividen
Menurut Hanafi (2014 : 361) Dividen merupakan kompensasi
yang diterima oleh pemegang saham, disamping capital gain. Menurut
Sartono (2001 : 281) kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba
yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham
sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna
pembiayaan investasi dimasa mendatang.
a. Teori- Teori Kebijakan Dividen
1) Dividen Tidak Relevan
Modigliani-miller (MM) berpendapat bahwa
didalam kondisi keputusan investasi yang given,
pembayaran dividen tidak berpengaruh terhadap
kemakmuran pemegang saham. MM berpendapat bahwa
nilai perusahaan ditentukan oleh earning power dari asset
oleh keputusan investasi. Sementara itu keputusan laba
yang diperoleh akan dibagikan dalam bentuk dividen atau
akan ditahan tidak mempengaruhi nilai perusahaan.
2) Bird In The Hand Theory
Myron Gordon dan John Lintner berpendapat bahwa
tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh investor akan
meningkat sebagai akibat penurunan pembayaran dividen.
Investor lebih merasa aman untuk memperoleh pendapatan
berupa pembayaran dividen dari pada menunggu capital
gain.
3) Tax Differential Theory
Bagi investor yang dikenai pajak pendapatan
perseorangan, pendapatan yang relevan baginya adalah
pendapatan setelah pajak. Dengan demikian tingkat
keuntungan yang diisyaratkan juga setelah pajak. Jika
capital gain dikenakan pajak dengan tarif lebih rendah
dari pada pajak atas dividen, maka saham yang memiliki
tingkat pertumbuhan yang tinggi menjadi lebih menarik.
Tetapi sebaliknya jika capital gain dikenai pajak yang
sama dengan pendapatan atas dividen, maka keuntungan
capital gain menjadi berkurang. Namun demikian pajak
atas capital gain masih lebih baik dibandingkan dengan
dibayar setelah saham dijual sementara pajak atas dividen
harus dibayar setiap tahun setelah pembayaran dividen.
4) Teori Perataan
Lintner (1956) menyiratkan bahwa dividen
tergantung sebagian pada laba perusahaan tahun ini dan
sebagian pada dividen tahun kemaren. Hasil penelitian
lintner secara umum menyimpulkan empat hal. Pertama,
perusahaan memiliki target rasio pembayaran dividen
jangka panjang. Perusahaan yang sudah mapan dengan
tingkat laba yang stabil akan cenderung untuk membayar
dividen sebagai bagian dari laba yang lebih tinggi karena
kebutuhan akan uang tunai tidak terlalu tinggi bahkan
dalam banyak hal perusahaan mengalami kelebihan kas.
Sedangkan perusahaan yang sedang dalam masa
pertumbuhan memiliki rasio pembayaran dividen
cenderung lebih rendah. Kedua, para manajer lebih
cenderung untuk menekankan pada perubahan besar
kecilnya dividen dari pada tingkatan absolutnya. Ketiga,
dalam jangka panjang, perubahan-perubahan dividen yang
terjadi mengikuti pola pergerakan yang stabil jika laba
perusahaan bertahan pada level tertentu. Keempat,
manajer enggan untuk melakukan perubahan dividen yang
pencadangan dana karena adanya kekhawatiran bahwa
ditahun mendatang perusahaan tidak mampu membayar
dividen dengan besaran yang tidak jauh berbeda dengan
periode-periode sebelumnya.
5) Catering Theory
Menurut Baker dan Wurgler (2004) Menyatakan
bahwa intisari dari teori catering adalah para manajer
entitas akan memenuhi permintaan dividen dari investor,
akan tetapi keputusannya adalah terbatas pada pembayaran
dan bukan pada jumlah dividen yang akan dibayarkan.
Sehingga implikasi dari teori ini adalah dividen memiliki
relevansi yang cukup tinggi terhadap harga pasar saham,
akan tetapi berada pada arah yang berbeda dan waktu yang
berbeda.
6) Signaling Theory
Pada teori signal ini pembayaran dividen selalu
diikuti dengan kenaikan harga saham sedangkan
penurunan dividen akan diikuti dengan penurunan harga
saham (Sartono, 2001 : 289). Deviden itu sendiri tidak
menyebabkan kenaikan atau penurunan harga, tetapi
prospek perusahaan yang ditunjukkan oleh meningkatnya
menyebabkan perubahan harga saham. Dividen dipakai
sebagai signal oleh perusahaan.
7) Clientile Effect
Modigliani-miller (MM) berpendapat bahwa
Clientile Effect dapat terjadi hal ini dapat menjelaskan
mengapa harga saham dapat berubah sesudah
diumumkannya perubahan kebijakan deviden. Suatu
perusahaaan menetapkan kebijakan pembagian dividen
khusus yang selanjutnya menarik sekumpulan peminat
atau clientele yang terdiri dari para investor yang
menyukai kebijakan dividen khusus tersebut. Para investor
yang menginginkan pendapatan dari investasi untuk
periode berjalan akan memiliki saham pada perusahaan
yang membagikan dividen dalam jumlah besar, begitu
juga sebaliknya apabila investor tidak menginginkan
pendapatan dari investasi untuk periode berjalan akan
menginvestasikan modalnya pada perusahaan yang
membagikan dividen kecil.
8) Teori Dividen Residual
Menurut teori dividen residual, perusahaan
menetapkan kebijakan dividen setelah semua investasi
dividen yang dibayarkan merupakan sisa (residual) setelah
semua usulan investasi yang menguntungkan dibiayai.
b. Pengukuran Kebijakan Dividen
1) Dividend Yield
Menurut (Gumanti, 2013 : 22). Dividen yield
menjadi penting untuk dipahami karena menyiratkan
ukuran bahwa komponen dari return total disumbang oleh
dividen. Artinya, dalam menghitung return total, investor
harus memasukkan unsur besarnya dividen yang diterima
selain selisih harga saham antara awal dan akhir
kepemilikan. Adapun rumus dividen yield yaitu :
Rumus menurut Gumanti (2013 : 22)
2) DPR (Dividend Payout Ratio)
Rasio pembayaran dividen diukur dengan cara
membagi besarnya dividen perlembar saham dengan laba
bersih perlembar saham (Gumanti, 2015). Rasio
pembayaran dividen digunakan dalam berbagai situasi,
misal rasio tersebut digunakan dalam penilaian sebagai
suatu cara untuk menduga besarnya dividen ditahun
ditanamkan kembali atau ditahan diperusahaan di yakini
berguna dalam mengestimasi pertumbuhan laba tahun
mendatang. Adapun rumusnya yaitu :
Rumus menurut Gumanti (2013 : 23)
B. Hasil Penelitian Terdahulu 1. Ria Nofrita (2013)
Dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Profitabilitas
Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan Dividen Sebagai
Variabel Intervening pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di
BEI periode 2007-2010”. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis jalur atau path analisis yang diperoleh hasil
bahwa profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai
perusahaan, profitabilitas tidak berpengaruh positif signifikan
terhadap kebijakan deviden, dan kebijakan deviden berpengaruh
secara positif signifikan terhadap nilai perusahaan.
2. Adhita Sinarmayarani (2016)
Dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Kepemilikan
Institusional Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Melalui
Kebijakan Dividen pada Perusahaan food and beverages yang
terdaftar di BEI periode 2010-2014”. Alat analisis yang digunakan
diperoleh hasil kepemilikan institusional berpengaruh tidak signifikan
terhadap nilai perusahaan, kepemilikan institusional berpengaruh tidak
signifikan terhadap kebijakan dividen, kepemilikan institusional tidak
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan melalui kebijakan
dividen, profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai
perusahaan, profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap
kebijakan dividen, profitabilitas berpengaruh positif signifikan
terhadap nilai perusahaan melalui kebijakan dividen, kebijakan
dividen berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan.
3. I Made Agus Surya Dinata dan I Putu Yadnya (2013)
Dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Profitabilitas Dan
Struktur Kepemilikan Terhadap Kebijakan Dividen dan Nilai
Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI
periode 2009-2011”. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu analisis jalur yang diperoleh hasil bahwa Profitabilitas dan
struktur kepemilikan berpengaruh positif signifikan terhadap
kebijakan deviden, profitabilitas dan struktur kepemilikan tidak
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, dan kebijakan
dividen berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan.
4. Jorenza Chiquita Sumanti dan Marjam Mangantar (2013)
Dalam penelitian ini yang berjudul “Analisis Kepemilikan
Manajerial, Kebijakan Hutang dan Profitabilitas Terhadap Kebijakan
terdaftar di BEI periode 2008-2012”. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis jalur yang memperoleh hasil
Kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan terhadap kebijakan
dividen, kebijakan hutang tidak berpengaruh terhadap kebijakan
dividen, profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan
dividen, kepemilikan manajerial tidak berpengaruh signifikan
terhadap nilai perusahaan, kebijakan hutang tidak berpengaruh
signifikan terhadap nilai perusahaan, profitabilitas berpengaruh positif
signifikan terhadap nilai perusahaan, dan kebijakan dividen tidak
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
5. Ika Fanindya Jusriani dan Shiddiq Nur Rahardjo (2013)
Dalam penelitian yang berjudul “Analisis Pengaruh
Profitabilitas, Kebijakan Deviden, Kebijakan Utang Dan Kepemilikan
Manajerial Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur
yang terdaftar di BEI periode 2009-2011”. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu regresi linear berganda yang
diperoleh hasil profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap
nilai perusahaan, kebijakan dividen berpengaruh positif signifikan
terhadap nilai perusahaan, kebijakan hutang tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan, dan kepemilikan manajerial tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Dalam penelitian ini yang berjudul “Pengaruh Kepemilikan
Manajerial, Kepemilikan Institusional, Leverage, Firm Size,
Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan pada
Perusahaan High Profil yang terdapat di BEI periode 2008-2012” Alat
analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu regresi linear
berganda yang mendapatkan hasil Kepemilikan manajerial
berpengaruh terhadap nilai perusahaan, kepemilikan institusional tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan, leverage berpengaruh terhadap
nilai perusahaan, firm size tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan, corporate social responsibility berpengaruh terhadap nilai
perusahaan.
7. Mirry Yunianti Pasaribu dkk (2016)
Dalam penelitian ini yang berjudul “Pengaruh Struktur Modal,
Struktur Kepemilikan dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan
pada Perusahaan Sektor Industri Dasar dan Kimia yang terdaftar di
BEI periode 2011-2014”. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu regresi linear berganda yang memperoleh hasil
struktur modal berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai
perusahaan, kepemilikan institusional berpengaruh signifikan terhadap
nilai perusahaan, kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan
terhadap nilai perusahaan dan profitabilitas berpengaruh positif
signifikan terhadap nilai perusahaan.
Dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Ukuran Perusahaan,
profitabilitas, Struktur Modal Dan Keputusan Investasi Terhadap Nilai
Perusahaan pada Perusahaan Sektor Properti, Real Estate, dan
Building Cronstruction yang terdaftar di BEI periode 2010-2013”.
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu regresi linear
berganda yang memperoleh hasil ukuran perusahaan tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan, profitabilitas berpengaruh
positif signifikan terhadap nilai perusahaan, struktur modal
berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan, dan
keputusan investasi berpengaruh positif signifikan terhadap nilai
perusahaan.
9. Jarry Roy dan Putu Prima W (2014)
Dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Kebijakan Deviden
dan Struktur Kepemilikan Terhadap Nilai Perusahaan pada
perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI ”Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu regresi linear berganda yang
memperoleh hasil kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan, kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap
nilai perusahaan, kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap
nilai perusahaan.
10. Ajeng Bintari D.C.Wati dan Harlen Dro (2014)
Dalam penelitian yang berjudul “Analisis Pengaruh Struktur
Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI
periode 2009-2013”. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu regresi linear berganda dan mendapatkan hasil kepemilikan
manajerial berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan deviden,
kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap kebijakan
dividen, ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap
kebijakan dividen, dan kebijakan hutang berpengaruh negatif
signifikan terhadap kebijakan deviden.
11. Hilda Arifah dan Siti Aisjah (2014)
Dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Profitabilitas,
Likuiditas, Dan Free Cash Flow terhadap Kebijakan Dividen pada
Perusahaan Consumer Goods yang terdaftar di BEI periode
2011-2013“. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu regresi
linear berganda yang memperoleh hasil profitabilitas dan likuiditas
berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan dividen, dan free
cash flow berpengaruh negatif signifikan terhadap kebijakan deviden.
12. Resky D. V. Bansaleng dkk (2014)
Dalam penelitian yang berjudul “Kebijakan Hutang, Struktur Kepemilikan dan Profitabilitas terhadap Kebijakan Deviden pada
Perusahaan Manufaktur Non Probability periode 2007-2011”. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu regresi linear
berganda memperoleh hasil kebijakan hutang berpengaruh negatif
berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kebijakan deviden,
dan profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan
dividen.
13. Elva Nuraina (2012)
Dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Kepemilikan
Institusional dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Hutang dan
Nilai Perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI”.
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu regresi linear
berganda memperoleh hasil kepemilikan institusional berpengaruh
signifikan terhadap nilai perusahaan, ukuran perusahaan berpengaruh
signifikan terhadap nilai perusahaan, kepemilikan institusional
berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang, dan ukuran
perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang.
14. Sisca Cristianty Dewi (2008)
Dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan institusional, Kebijakan Hutang,
Profitabilitas, Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen pada
Perusahaan Go Publik di BEI periode 2002-2005”. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu regresi linear berganda
memperoleh hasil Kepemilikan manajerial berpengaruh negatif
terhadap kebijakan deviden, Kepemilikan Institusional berpengaruh
negatif terhadap kebijakan dividen, Kebijakan hutang berpengaruh
terhadap kebijakan dividen, ukuran perusahaan berpengaruh positif
terhadap kebijakan dividen.
15. Doni Kasmon dkk (2016)
Dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Kepemilikan
Manajerial, Kepemilikan Institusional, Arus Kas Bebas, dan Leverage
terhadap Pembayaran Dividen pada Perusahaan LQ 45 yang terdaftar
di BEI periode 2009-2013”. Alat analisis yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu regresi linear berganda memperoleh hasil
kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap kebijakan
deviden, kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap
kebijakan dividen, Arus kas bebas tidak berpengaruh terhadap
kebijakan dividen, leverage berpengaruh negatif terhadap kebijakan
dividen.
16. Dwi sukirni (2012)
Dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Kepemilikan
Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Dividen, Kebijakan
Hutang terhadap Nilai perusahaan pada perusahaan yang terdaftar di
BEI periode 2008-2010”. Alat analisis yang digunakan regresi linear berganda memperoleh hasil kepemilikan manajerial berpengaruh
negatif signifikan terhadap nilai perusahaan, kepemilkan Institusional
berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan, kebijakan
kebijakan hutang berpengaruh positif signifikan terhadap nilai
perusahaan.
17. Firmanda dkk (2014)
Dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Kepemilikan
Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Hutang,
Profitabilitas Ukuran perusahaan dan Cash Position terhadap
Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek indonesia periode 2009-2013”. Alat analisis yang digunakan yaitu regresi linear berganda dan mendapatkan hasil
kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen,
kepemilikan institusional berpengaruh positif signifikan terhadap
kebijakan dividen, kebijakan hutang berpengaruh positiif signifikan
terhadap kebijakan dividen, profitabilitas tidak berpengaruh terhadap
kebijakan dividen, ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan
terhadap kebijakan dividen, cash position tidak berpengaruh terhadap
kebijakan dividen
18. Susanto dkk (2013)
Dalam penelitian yang berjudul pengaruh Liquidity,
Profitability, Leverage, Size, Collateral Asset, Growth, Institutional
ownership terhadap Dividend Policy pada Perusahaan Manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2010”. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu regresi linear
berpengaruh terhadap kebijakan dividen, Leverage, size, collateral
asset tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen.
C. Hipotesis
1. Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan
Menurut penelitian Nofrita (2013) menyatakan bahwa
profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan.
Pernyataan ini juga didukung oleh penelitian Sumanti dan Mangantar
(2013) yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif
signifikan terhadap nilai perusahaan. Dari penelitian diatas dapat
diambil kesimpulan apabila profitabilitas mengalami kenaikan maka
nilai perusahaan juga akan mengalami kenaikan, Profitabilitas
merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (Hanafi,
2014 : 74), laba yang tinggi mencerminkan kinerja keuangan yang
baik, kinerja keuangan yang baik menunjukkan prospek perusahaan
kedepannya juga baik. Sehingga investor akan tertarik dan membeli
saham perusahaan, kenaikan permintaan saham yang tinggi akan
membuat harga saham juga tinggi. Sehingga harga saham yang tinggi
dapat meningkatkan nilai perusahaan.
H1= Profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai
perusahaan
2. Kepemilikan Institusional terhadap Nilai Perusahaan
Menurut penelitian Sukirni (2012) menyatakan bahwa
perusahaan. Pernyataan ini juga didukung oleh penelitian Nuraina
(2012) yang menyatakan bahwa kepemilikan institusional
berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Dari
penelitian di atas dapat diambil kesimpulan apabila kepemilikan
institusional tinggi maka dapat meningkatkan nilai perusahaan.
Kepemilikan institusional merupakan kepemilikan saham yang
dimiliki oleh institusi lain seperti perusahaan asuransi, perusahaan
investasi, bank, dan pemerintah. Adanya kepemilikan institusional
maka dapat menurunkan agency conflict. Semakin tinggi tingkat
kepemilikan institusional maka semakin kuat tingkat pengendalian
yang dilakukan oleh pihak ekternal terhadap perusahaan. Apabila
kepemilikan institusional tinggi maka dapat memonitor manajemen
dalam mengambil keputusan dan mendorong pengawasan lebih
optimal. Sehingga adanya pengawasan mendorong manajer akan
meningkatkan kinerjanya, apabila kinerja perusahaan baik
menunjukkan prospek perusahaan juga baik, Sehingga investor akan
tertarik dan membeli saham perusahaan, kenaikan permintaan saham
yang tinggi akan membuat harga saham juga tinggi. Sehingga harga
saham yang tinggi dapat meningkatkan nilai perusahaan
H2= Kepemilikan institusional berpengaruh positif signifikan terhadap
nilai perusahaan
Menurut penelitian Dinata dan Yadnya (2013) menyatakan
bahwa profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan
dividen. Pernyataan ini juga didukung oleh penelitian arifah (2014)
yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif signifikan
terhadap kebijakan dividen. Dari penelitian diatas dapat diambil
kesimpulan semakin tinggi profitabilitas maka semakin tinggi pula
dividen yang dibagikan. Profitabilitas merupakan kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba (Hanafi, 2014 : 74).
Profitabilitas yang tinggi menunjukkan aliran kas masuk perusahaan
juga tinggi. Apabila aliran kas masuk perusahaan tinggi maka semakin
besar pula kemampuan perusahaan dalam membayar dividen sesuai
dengan bird in the hand theory yang menyatakan bahwa investor lebih
merasa aman untuk memperoleh pendapatan berupa pembayaran
dividen dari pada menunggu capital gain.
H3= Profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan
dividen
4. Kepemilikan Institusional terhadap Kebijakan deviden
Menurut penelitian Firmanda dkk (2014) menyatakan bahwa
kepemilikan institusional berpengaruh positif signifikan terhadap
kebijakan deviden. Pernyataan ini juga didukung oleh penelitian
Susanto dkk (2013) yang menyatakan bahwa kepemilikan institusional
berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan deviden. Dari
kepemilikan saham institusional suatu perusahaan tinggi maka dividen
yang dibagikan tinggi. Kepemilikan institusional merupakan
kepemilikan saham yang dimiliki oleh institusi lain seperti perusahaan
asuransi, perusahaan investasi, bank, dan pemerintah. Semakin tinggi
tingkat kepemilikan institusional maka semakin kuat tingkat
pengendalian yang dilakukan oleh pihak ekternal terhadap perusahaan.
Apabila kepemilikan institusional tinggi maka dapat memonitor
manajemen dalam mengambil keputusan dan mendorong pengawasan
lebih optimal. Adanya kepemilikan institusional yang tinggi dapat
mempengaruhi keputusan laba dibagikan sebagai dividen sebagai
bentuk kompensasi bagi investor institusional dalam peran
memonitoringnya hal ini sesuai dengan bird in the hand theory yang
menyatakan investor lebih menyukai dividen dibandingkan capital
gain.
H4= Kepemilikan institusional berpengaruh positif signifikan terhadap
kebijakan dividen
5. Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan
Menurut penelitian Dinata dan Yadnya (2013) menyatakan
bahwa kebijakan dividen berpengaruh positif signifikan terhadap nilai
perusahaan. Pernyataan ini juga didukung penelitian oleh Jusriani dan
Rahardjo (2013) menyatakan bahwa kebijakan dividen berpengaruh
positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Dari penelitian diatas
maka semakin tinggi pula nilai perusahaan. Kebijakan dividen adalah
kebijakan perusahaan dalam membagikan laba kepada para pemegang
saham. Pada teori signal pembayaran dividen selalu diikuti dengan
kenaikan harga saham (Sartono, 2001 : 289). Apabila kenaikan
pembayaran dividen meningkat merupakan sinyal bagi investor bahwa
prospek perusahaan kedepannya semakin baik. Sehingga investor
tertarik dan membeli saham perusahaan, kenaikan permintaan saham
yang tinggi akan membuat harga saham juga tinggi. Sehingga harga
saham yang tinggi dapat meningkatkan nilai perusahaan.
H5= Kebijakan dividen berpengaruh positif signifikan terhadap nilai
perusahaan
D. Model Penelitian
H1= (+)
H3= (+)
H5= (+)
H4= (+)
H2=(+)
Gambar 2.1 Model Penelitian
Pengaruh Profitabilitas dan Kepemilikan Institusional terhadap Nilai Perusahaan Profitabilitas
Kepemilikan Institusional
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Obyek Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2010 sampai dengan 2014.
B. Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder.
Data diperoleh dari dokumen-dokumen perusahaan berupa laporan
keuangan perusahaan. Data yang digunakan dari segi waktunya
menggunakan data panel (pooling series). Menurut sumbernya data yang
digunakan adalah data internal perusahaan.
C. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel dilakukan secara tidak random atau
bersifat purposive sampling. Kriteria-kriteria yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan
mempublikasikan laporan keuangan selama periode penelitian.
2. Perusahaan yang tidak mengalami kerugian dari tahun 2010-2014.
3. Perusahaan yang membagikan dividen dari tahun 2010-2014.
4. Perusahaan yang memiliki kepemilikan institusional.
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi yang berupa
ICMD (Indonesia Capital Market Directory) dari laporan keuangan tahunan
perusahaan yang diperoleh melalui Bursa Efek Indonesia cabang
Yogyakarta.
E. Definisi Operasional Variabel 1. Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan
(PBV), Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap
perusahaan, yang sering dikaitkan dengan harga saham. Harga saham
yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi sehingga dapat
memakmurkan pemegang saham. Proksi yang digunakan dalam nilai
perusahaan yaitu Price ToBook Value (PBV).
Rumus menurut Weston dan Brigham, (1998 : 306)
2. Variabel Independen
a. Profitabilitas (ROA)
Profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan
menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan, aset, dan
modal saham yang tertentu (Hanafi, 2014 : 81).
b. Kepemilikan Institusional (INST)
Kepemilikan institusional merupakan kepemilikan saham
yang dimiliki oleh institusi lain seperti perusahaan asuransi,
perusahaan investasi, bank dan pemerintah.
Rumus menurut Sartono, (2010) dalam Wida dan Suartana,
(2014)
c. Variabel intervening
Variabel intervening dalam penelitian ini adalah kebijakan
dividen (DPR) merupakan keputusan apakah laba yang
diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham
sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan
guna pembiayaan investasi dimasa mendatang (Sartono, 2001 :
281).
Rumus menurut Gumanti (2013 : 23)
Metode dalam penelitian ini menggunakan regresi linear
berganda dan menggunakan software Eviews 7. Regresi linear
berganda adalah alat statistik yang digunakan untuk mengetahui
pengaruh antara satu atau beberapa variabel terhadap satu buah
variabel. Variabel yang mempengaruhi disebut variabel independen
dan variabel yang dipengaruhi disebut variabel dependen. Adapun
persamaan dalam penelitian ini adalah :
PBV = b0 + b1ROA + b2INST + b3DPR + e (1)
DPR = b0 + b1ROA + b2INST + e (2)
2. Asumsi Klasik
Menurut Maddala, (1992 : 229) dalam Basuki dan Yuliadi
(2014: 135) model regresi linear yang baik adalah Homoskedastisitas,
tidak terjadi multikolinieritas, tidak terjadi autokorelasi.
a. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap maka
disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas (Ghozali, 2011 : 139). Model regresi yang
baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas. Menurut Winarno (2015 : 5.8)
grafik, uji park, uji gletser, uji korelasi spearmen, uji
goldfeld-quandt, uji bruesch-pagan-godfrey, dan uji white.
b. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi di antara variabel independen. Multikolinieritas dapat
dilihat dari nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF).
Apabila nilai tolerance ≥ 0,10 dan nilai VIF ≤ 10 (Ghozali, 2011
: 105). Menurut Winarno (2015 : 5.2) multikolinieritas juga
dapat dilihat dari koefisien korelasi antar variabel independen
dan regresi auxiliary.
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model
regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1. Jika
terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi.
Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang
waktu berkaitan satu sama lainnya. Autokorelasi dapat dideteksi
dengan berbagai cara yaitu Uji Durbin - Watson (DW test), Uji
Lagrange Multiplier (LM test), Uji Statistik Q : Box - Pierce
dan Ljung Box (correlogram Squared residuals), Run test
3. Uji Hipotesis
a. Koefisien Determinasi
Koefisien Determinasi ( ) mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol sampai
satu. Nilai yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat
terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen
(Ghozali dan Ratmono, 2013 : 59)
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel
independen atau bebas yang dimasukkan dalam model
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
dependen. (Ghozali dan Ratmono, 2013 : 61). Uji statistik F
dapat dilihat dari nilai probabilitas, Apabila nilai probabilitas <
0,05 maka H0 ditolak, Dengan kata lain kita menerima hipotesis
alternatif, yang menyatakan bahwa semua variabel indepanden
secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel
dependen.
Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel penjelas atau independen secara individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali dan Ratmono,
2013 : 62) Uji statistik t dapat dilihat dari nilai probabilitasnya,
Apabila nilai probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak Dengan kata
lain menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa
suatu variabel independen secara individual mempengaruhi
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian
Obyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2010
sampai dengan 2014. Pengambilan sampel penelitian menggunakan metode
purposive sampling. Sampel yang memenuhi kriteria tersebut selama tahun
pengamatan sebanyak 168 sampel. Adapun prosedur pemilihan sampel
Tabel 4.2
Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat jumlah observation sebanyak 168.
Variabel nilai perusahaan yang diproksikan dengan PBV memiliki nilai
sebesar 0,098028 dan nilai standar deviasi sebesar 7,083117. Variabel
Profitabilitas yang diproksikan dengan ROA memilliki nilai mean sebesar
0,131534, nilai maximum sebesar 0,669091, nilai minimum sebesar
0,002234 dan nilai standar deviasi sebesar 0,107753. Variabel Kepemilikan
Institusional yang diproksikan menggunakan INST memiliki nilai mean
sebesar 0,736132 nilai maximum sebesar 0,990000, nilai minimum sebesar
0,322200 dan nilai standar deviasi sebesar 0,160464. Variabel Kebijakan
Dividen yang diproksikan dengan DPR memiliki nilai mean sebesar
1,205332, nilai maximum sebesar 135,0400, nilai minimum sebesar
0,000697 dan nilai standar deviasi sebesar 10,41481.
Tabel 4.4
Deskriptif statistik persamaan ke-1 setelah outlier
PBV ROA INST DPR
Mean 3,141277 0,120396 0,730286 0,398943 Maximum 21,18644 0,415610 0,990000 9,285714 Minimum 0,098028 0,002234 0,322200 0,000766 Std. Dev. 3,356641 0,089699 0,161056 0,769334
Observations 161 161 161 161
Sumber : Lampiran 2
Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat jumlah observation sebanyak 161.
Variabel nilai perusahaan yang diproksikan dengan PBV memiliki nilai
mean sebesar 3,141277, nilai maximum sebesar 21,18644, nilai minimum
sebesar 0,098028 dan nilai standar deviasi sebesar 3,356641. Variabel
Profitabilitas yang diproksikan dengan ROA memilliki nilai mean sebesar
0,120396, nilai maximum sebesar 0,415610, nilai minimum sebesar
Institusional yang diproksikan menggunakan INST memiliki nilai mean
sebesar 0,730286 nilai maximum sebesar 0,990000, nilai minimum sebesar
0,322200 dan nilai standar deviasi sebesar 0,161056. Variabel Kebijakan
Dividen yang diproksikan dengan DPR memiliki nilai mean
sebesar 0,398943, nilai maximum sebesar 9,285714, nilai minimum sebesar
0,000766 dan nilai standar deviasi sebesar 0,769334.
Tabel 4.5
Deskriptif statistik persamaan ke-2 setelah outlier
DPR ROA INST
Mean 0,401456 0,128583 0,734537
Maximum 9,285714 0,415610 0,990000
Minimum 0,000697 0,002234 0,322200
Std. Dev. 0,759047 0,099887 0,160728
Observations 166 166 166
Sumber : Lampiran 2
Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat jumlah observation sebanyak 166.
Variabel Kebijakan Dividen yang diproksikan dengan DPR memiliki nilai
mean sebesar 0,401456, nilai maximum sebesar 9,285714, nilai minimum
sebesar 0,000697dan nilai standar deviasi sebesar 0,759047. Variabel
Profitabilitas yang diproksikan dengan ROA memilliki nilai mean sebesar
0,128583, nilai maximum sebesar 0,415610, nilai minimum sebesar
0,002234 dan nilai standar deviasi sebesar 0,099887. Variabel Kepemilikan
Institusional yang diproksikan menggunakan INST memiliki nilai mean
0,734537 nilai maximum sebesar 0,990000, nilai minimum sebesar
C. Uji Hipotesis dan Analisis Data 1. Regresi Linear Berganda
Regresi linear berganda adalah alat statistik yang digunakan
untuk mengetahui pengaruh antara satu atau beberapa variabel
terhadap satu buah variabel. Regresi linear berganda dilakukan untuk
melihat pengaruh kausalitas dari variabel independen terhadap
variabel dependen melalui variabel intervening. Uji regresi dilakukan
dengan 2 persamaan. Persamaan pertama meliputi pengaruh variabel
independen dan intervening terhadap variabel dependen. Persamaan
kedua meliputi pengaruh independen terhadap variabel intervening.
Adapun persamaan sebagai berikut:
Persamaan 1
Persamaan 2
Keterangan :
PBV = Nilai Perusahaan
ROA = Profitabilitas
INST =Kepemilikan Institusional
PBV= -3,558638 + 42,62779 ROA + 3,024051 INST – 0,003478 DPR + e
DPR = Kebijakan Dividen
2. Asumsi Klasik
a. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik
adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas. Apabila nilai probabilitas < 0,05 maka dapat
disimpulkan terjadi heteroskedastisitas, Apabila probabilitas >
0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas yang berarti data
bersifat homoskedastisitas. Dalam penelitian ini menggunakan
uji gletser dan uji white untuk mendeteksi heteroskedastisitas.
Hasil pengujian heteroskedastisitas disajikan pada tabel 4.6, 4.7
dan 4.8
Tabel 4.6
Uji Heteroskedastisitas persamaan 1
Variabel Prob. Keterangan
ROA 0,000 Terjadi Heteroskedastisitas INST 0,1314 Tidak terjadi Heteroskedastisitas DPR 0,9145 Tidak terjadi Heteroskedastisitas Sumber: Lampiran 2
Berdasarkan tabel 4.6 dengan menggunakan uji gletser
dapat diketahui bahwa besarnya nilai probabilitas ROA
(Kepemilikan Institusional) 0,1314 > 0,05 dan nilai probabilitas
DPR (Kebijakan Dividen) 0,9145 > 0,05 karena salah satu
variabel nilai probabilitasnya < 0,05 yaitu variabel ROA maka
dapat disimpulkan model tersebut terjadi heteroskedastisitas.
Sehingga di perlukan penyembuhan menggunakan transformasi
variance dari salah satu variabel independen yaitu ROA
(Profitabilitas).
Tabel 4.7
Uji Heteroskedastisitas persamaan ke-1
Variabel Prob. Keterangan
ROA 0,0555 Tidak terjadi Heteroskedastisitas INST 0,1349 Tidak terjadi Heteroskedastisitas DPR 0,1616 Tidak terjadi Heteroskedastisitas Sumber: Lampiran 2
Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat telah dilakukan
penyembuhan menggunakan tranformasi variance dari salah
satu variabel independen yaitu ROA (Profitabilitas) dengan nilai
probabilitas ROA (Profitabilitas) 0,0555 > 0,05 nilai probabilitas
INST (Kepemilikan Institusional) 0,1349 > 0,05 dan nilai
probabilitas DPR (Kebijakan Dividen) 0,1616 > 0,05 karena
nilai probabilitas semua variabel > 0,05 Sehingga dapat
disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.
Berdasarkan tabel 4.8 menguji heteroskedastisitas
menggunakan uji white dapat dilihat nilai obs*R-squared