• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR FOREHAND DALAM TENIS MEJA DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS VA SD NEGERI 2 MERAK BATIN KECAMATAN NATAR LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR FOREHAND DALAM TENIS MEJA DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS VA SD NEGERI 2 MERAK BATIN KECAMATAN NATAR LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012."

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR FOREHAND DALAM TENIS MEJA DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT

PADA SISWA KELAS VA SD NEGERI 2 MERAK BATIN KECAMATAN NATAR LAMPUNG SELATAN

TAHUN PELAJARAN 2011/2012.

Oleh RUSTINI

Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran gerak dasar forehand dalam tenis meja pada siswa kelas VA SD Negeri 2 Merak Batin, Kecamatan Natar Lampung Selatan Tahun pelajaran 2011/2012 dengan penggunaan alat pembelajaran yang dimodifikasi berupa bad tenis meja yang terbuat dari papan, bad tenis meja yang terbuat dari papan dengan permukaan bad dilapisi karet ban, bad tenis meja yang terbuat dari kayu dengan permukaan bad dilapisi karet ban dan bola bekel.

Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), dengan menggunakan tiga siklus. Dengan subjek penelitian adalah siswa kelas VA SD Negeri 2 Merak Batin Natar Lampung Selatan 2011/2012 yang berjumlah 27 siswa terdiri dari 10 putra dan 17 putri. Sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan menggunakan instrumen penilaian tes gerak dasar forehand tenis meja dengan cara memegang bad gaya shakehand grip.

(2)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu tujuan pembangunan Nasional dalam pendidikan yang tertulis di dalam Pembukaan UUD 1945 adalah mencerdaskan kehidupan Bangsa. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, pendidikan merupakan faktoryang sangat menentukan. Berdasarkan UU RI No .20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah: Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar pesertadidik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan sepiritual keagamaan, pengendalian diri,kepribadian, kecerdasan,akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,bangsa dan negara.

Pendidikan merupakan proses yang kompleks,namun kompleksitasnya selalu seiring dengan perkembangan manusia. Melalui pendidikan pula berbagai aspek kehidupan dikembangkan melalui proses belajar dan pembelajaran. Berbagai masalah dalam proses belajar perlu diselaraskan dan distabilkan agar kondisi belajar tercipta sesuai dengan tujuan yang ingin di capai serta dapat diperoleh seoptimal mungkin.

Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani,keterampilan gerak,

(3)

jasmani, olahragadan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuanpendidikan nasional.

Pendidikan Jasmani yang diajarkan di sekolah memiliki peranan sangat penting, yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam yang dilakukan secara sistematis.Pembekalan pengalaman belajaritudiarahkan untukmembina pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan bugar sepanjang hayat.

Salah satu materipembelajaran dalam Pendidikan Jasmani adalah tenis meja. Tenis meja adalahcabang olahraga yang banyak digemari olehmasyarakat di seluruh dunia, tidak terkecuali di Indonesia termasuk para pelajar disetiap tingkat pendidikan baik SD, SMP maupun SMA.Hal ini dapat dilihat dengan dicantumkannya cabang olahraga tenis meja sebagai salah satu bentuk materi pembelajaran permainan bola kecil di dalam kurikulum setiap jenjang pendidikan. Tenis meja dapat dimainkan mulaidari anak-anak hingga orang dewasa dan dapat dilakukan di dalam maupun di luar ruangan.Dari waktu ke waktu perkembangan tenis meja ini makin pesat, hal ini disebabkan makin tingginya keterampilan penguasaan gerak daripara pemainnya. Dengan keterampilan gerak dalam bermainyang cukup tinggi yang dimiliki oleh setiap pemain,maka akan dapat

(4)

Forehand salah satu gerak dasar tenis meja yang sangat penting dikuasai secara benar oleh setiap pemain tenis meja, oleh karena itu cara melakukan gerakan dengan pegangan bad yang benar merupakan modal penting untuk dapat menguasai gerak dasar forehand tenis meja dengan baik, apabila cara memegang bad salah, maka kualitas keterampilan gerak dasar forehand akan sulit untuk ditingkatkan.

Begitu pula halnya yang terjadi pada siswa di SD Negeri 2 Merak Batin Natar Lampung Selatan tahun pelajaran 2011/2012, bagi siswa Kelas V di SD tersebut yang terdiri dari 2 kelas, yaitu kelas VA dan VB, menguasai gerak dasar forehand dengan cara memegang bad yang benar menjadi suatu kendala yang luar biasa. Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di sekolah tersebut, peneliti melihat bahwa sebagian besar siswa di sekolah tersebut masih mengalami kesulitan dalam melakukan gerak dasar forehand dengan menggunakan cara memegang bad gaya shakehand grip, terutama pada siswa kelas VA, sebagian siswa di kelas VA belum mencapai tingkat Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan sekolah tersebut, yaitu 65 pada materi pembelajaran gerak dasar forehanddengancara memegang bad gaya shakehand gripdalam tenis meja.

(5)

menunggu pantulan bola gerak dasar forehand dengan cara memegang bad gaya

shakehand grip akan menjadi lebih sulit untuk dilakukan karena siku menjadi lurus dan ini merupakan awal gerak dasar pukulan forehand yang salah karena gerakan lengan menjadi kurang fleksibel. Semua kesalahan-kesalahan tersebut menyebabkan rendahnya hasil pembelajaran gerak dasar forehand siswa dengan cara memegang bad gaya

shakehand grip. Lapangan tenis meja yang tinggi juga membuat permainan menjadi kurang menarik bagi siswa Kelas VA SD Negeri 2 Merak Batin Natar Lampung Selatan, karena jangkauan lengan siswa untuk mencapai bola terlalu jauh untuk memukulnya yang membuat siswa terlihat terlalu memaksakan diri. Selain itu, belum tentu setiap siswa bisa memukul sejauh ukuran lapangan.Akibatnya, siswa memukul bola dengan seluruh kekuatan tubuhnya, seluruh tenaganya dan seluruh ayunannya secara paksa dan kaku. Padahal, kunci kekuatan pukulan dalam tenis meja juga terletak pada bagaimana memanfaatkan force (tenaga dalam pantulan bola).Kendala bad yang lebih pendek, ukuran mejalapangan yang lebih tinggi dan net yang terlalu jauh secara tidak langsung mengakibatkan rendahnya hasil pembelajaran keterampilan gerak dasar forehand dengan cara memegang bad gaya shakehand grip.

Oleh karena itu, peneliti mencoba melakukan upaya meningkatkan gerak dasar

forehanddengan cara memegang bad gaya shakehand grip dalam tenis meja pada siswa kelas VA di SD Negeri 2 Merak Batin Natar Lampung Selatan tahun pelajaran

2011/2012 melalui penggunaan modifikasi alat pembelajaran tenis meja berupa bad dan bola tenis meja yang dimodifikasi kedalam bentuk yang lebih sederhana.

(6)

Natar Lampung Selatantahun pelajaran 2011/2012dan diharapkan dapat memperbaiki kualitas keterampilan gerak dasar forehand tenis meja siswa tersebut sejak dini.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah dikemukaan di atas dapat di identifikasi masalah yang dihadapi antara lain:

1. Kurangnya pengetahuan dan penguasaan siswa tentang gerak dasar forehanddengan cara memegang bad gaya shakehand grip dalam tenis meja siswa kelas VA SD Negeri 2 Merak Batin Lampung Selatan tahun pelajaran 2011/2012.

2. Rendahnya hasil belajar gerak dasar forehanddengan cara memegang bad gaya shakehand gripsiswa kelas VA SD Negeri 2 Merak Batin Lampung Selatan tahun pelajaran 2011/2012.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalahdalam penelitian ini adalah :

“Apakah dengan menggunakan modifikasi alat pembelajaran tenis meja dapat

meningkatkan penguasaan keterampilan gerak dasar forehanddengan cara memegang bad gaya shakehand grip dalam tenis meja pada siswa kelas VA SD Negeri 2 Merak Batin Natar Lampung Selatan tahun pelajaran 2011/2012?”

D. Batasan Masalah

(7)

batasan masalah yang dibahas adalah tentang upaya meningkatkan gerak dasar forehand tenis mejadengan cara memegang bad gaya shakehand gripdengan menggunakan

modifikasi alat pembelajaran pada siswa kelas VA SD Negeri 2 Merak Batin Natar Lampung Selatan tahun pelajaran 2011/2012.

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk :

1. Mengetahui hasil pembelajaran gerak dasar forehand tenis meja dengan cara memegang bad gaya shakehand grip dengan menggunakan modifikasi alat

pembelajaranpada siswa kelas VA SD Negeri 2 Merak Batin Natar Lampung Selatan tahun pelajaran 2011/2012.

2. Meningkatkanhasil pembelajaran gerak dasar forehand tenis mejadengan cara memegang bad gaya shakehand grip dengan menggunakan modifikasi alat

pembelajaranpada siswa kelas VA SD Negeri 2 Merak Batin Natar Lampung Selatan tahun pelajaran 2011/2012.

F. Manfaat Penelitian

Secara teoritis hasil penelitian ini bermanfaat untuk memberi bahan

masukan dan tambahan informasi ilmiah bagi peneliti lain, peserta didik, guru

Pendidikan Jasmani khususnya berkenaan dengan keterampilan gerak dasar forehand tenis meja dengan menggunakan modifikasi alat pembelajaran permainan tenis meja. Secara praktis, penelitian ini bermanfaat sebagai berikut :

(8)

Sebagai tambahan informasi bagi siswa kelas VA SD Negeri 2 Merak Batin Natar Lampung Selatan tentang perlunya membina penguasaan keterampilan gerak dasar forehand dalam permainan tenis meja.

2. Bagi Guru Pendidikan Jasmani

Sebagai tambahan pengetahuan bagi guru pendidikan jasmani dan kesehatan mengenai bentuk modifikasi alat pembelajaran yang dapat diterapkan untuk meningkatkan keterampilan gerak dasar forehand tenis meja bagi anak didiknya. 3. Bagi Peneliti Lain

(9)

I. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pendidikan Jasmani

Pendidikan Jasmani merupakan proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani

yang direncanakan secara sistematis bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan

individu secara organik neuromuskular, perseptual, kognitif, dan emosional dalam

kerangka sistem pendidikan nasional (Depdiknas, Kurikulum Penjas2004 :1).

Menurut Abdul Ghofur yang dikutip oleh Abdullah Arma dan Agus Manadji (1994:5)

Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang baik sebagai perorangan

ataupun sebagai anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui

kegiatan jasmani yang intensif dalam rangka memperoleh peningkatan kemampuan dan

keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan pembentukan watak.

Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan

secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran

jasmani, keterampilan berfikir kritis, stabilitas nasional, keterampilan sosial, penalaran

dan tindakan moral melalui aktifitas jasmani dan olahraga (Depdiknas, Kurikulum

Penjas2004:1).

B. Pengertian Belajar Mengajar

Hampir semua ahli mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

(10)

Menurut pengertian ini, belajar adalah merupakan salah satu proses suatu kegiatan dan

bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat akan tetapi lebih luas dari

pada itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan,

melainkan perubahan kelakuan (Hamalik, 2003: 35).

Pengertian ini sangat berbeda dengan pengertian lain tentang belajar yang dinyatakan

bahwa belajar adalah memperoleh pengetahuan, selain itu belajar adalah latihan-latihan

pembentukan kebiasaan secara otomatis dan seterusnya. Sejalan dengan perumusan

diatas, ada pula tafsiran lain tentang belajar, yang dinyatakan bahwa belajar adalah suatu

proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan.

Dibandingkan dengan pengertian pertama, maka jelas tujuan belajar itu prinsipnya sama,

yakni perubahan tingkah laku, hanya berbeda cara atau usaha pencapaian (Hamalik,

2003: 55). Pengertian ini menitikberatkan pada interaksi antar individu dengan

lingkungan.Didalam interaksi terjadi serangkaian pengalaman belajar.

Definisi belajar dapat juga diartikan sebagai suatu proses yang memungkinkan timbulnya

atau berubahnya suatu tingkah laku sebagai hasil dari terbentuknya respon utama, dengan

syarat bahwa perubahan atau munculnya tingkah laku baru itu bukan disebabkan oleh

adanya kematangan atau adanya perubahan sementara melainkan karena semua hal yang

telah dipelajarinya (Hamalik, 2003: 63).

Sedangkan mengajar merupakan suatu proses yang kompleks. Guru berperan tidak hanya

sekedar menyampaikan informasi kepada siswa saja tetapi juga guru harus berusaha agar

siswa mau belajar. Karena mengajar sebagai upaya yang disengaja, maka guru terlebih

dahulu harus mempersiapkan bahan yang akan dsajikan kepada siswa (Husdarta dan

(11)

Upaya yang guru lakukan ini dimaksudkan agar tujuan yang telah dirumuskan dapat

dicapai. Oleh karena itu, selain harus menguasai materi pelajarannya, seorang guru juga

dituntut untuk memiliki kesabaran dan kecintaan dalam memahami dan mengelolah

proses pembelajaran. Hal inilah yang menjadi kata kunci suksesnya proses belajar

mengajar disekolah.

C. Belajar Motorik

Belajar motorik adalah seperangkat proses yang bertalian dengan latihan atau

pengalaman yang mengantarkan kearah perubahan permanen dalam perilaku terampil

(Schmidt dalam Lutan, 1988:102). Dalam mempelajari keterampilan motorik yang

bertujuan untuk menguasai keterampilan gerak dasar dalam olahraga dipengaruhi oleh

beberapa faktor, diantaranya keturunan, pengalaman pada kanak-kanak, tujuan pribadi,

pengaruh lingkungan dan faktor-faktor lain yang menunjang terhadap penguasaan suatu

keterampilan.

Selain faktor tersebut, secara fisiologis faktor kelelahan juga ikut mempengaruhi proses

belajar atau berlatih. Proses kelelahan dalam belajar atau berlatih keterampilan olahraga

ditimbulkan oleh proses koordinasi syaraf otot. Pada dasarnya koordinasi fungsi syaraf

otot tersebut bersifat refleks bersyarat. Agar tercapai refleks bersayarat, ada faktor

pembatas yang tidak boleh diabaikan yaitu pengulangan. Pengulangan itu tidak boleh

sampai menyebabkan terjadinya kelelahan yang berlebihan pada salah satu atau beberapa

otot yang bersangkutan. Kelelahan akan menyebabkan hilangnya refleks syaraf sebagian

atau seluruhnya, tergantung kepada seberapa lama refleks syaraf itu dimiliki.

Menurut Memel (1976:109) belajar gerak itu terdiri dari tahap penguasaan, penghalusan

(12)

keterampilan di dalam perkembangan total dari kepribadian seseorang. Karena itu

penguasaan keterampilan baru diperoleh melalui penerimaan dan pemilikan

pengetahuan, perkembangan koordinasi dan kondisifisik sebagai mana halnya

kepercyaaan dan semangat kegiatan yang disadari, dimana aktivitas belajar diarahkan

untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.

D. Keterampilan Gerak Dasar

Keterampilan adalah suatu yang dimiliki oleh seseorang berupa bakat atau kemampuan

melakukan sesuatu yang dapat menghasilkan, baik berupa gerak atau kerajinan yang

dapat dimanfaatkan. (www.yahoo.co.idselasa, 29 juli 2008 21.30), sedangkan

keterampilan gerak adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang yang didapat

melalui latihan (Eddy Suparman,1996:61).

Gerak dasar adalah gerak yang berkembangnya sejalan dengan pertumbuhan dan tingkat

kematangan. Keterampilan gerak dasar merupakan pola gerak yang jadi dasar untuk

ketangkasan yang lebih kompleks. Pangrazi (1992:179) membagi 3 gerak dasar yang

melekat pada individu yaitu, (1) gerak lokomotor, (2) gerak non lokomotor (3) gerak

manipulatif.

Pangrazi (1992:205) mendefinisikan gerak lokomotor adalah gerak yang digunakan

untuk memudahkan tubuh dari satu tempat ketempat lain atau memproyeksikan tubuh ke

atas, misalnya jalan, lompat dan berguling. Gerak non lokomotor adalah keterampilan

yang dilakukan tanpa memindahkan tubuhdari tempatnya, misalnya membungkukkan

badan, memutar badan, mendorong dan menarik. Sedangkan gerak manipulatif adalah

(13)

tangan atau bagian tubuh yang lain. Gerak manipulatif ini bertujuan untuk koordinasi

mata kaki, mata tangan dan kaki, misalnya melempar, menangkap dan menendang.

E. Permainan Tenis Meja

Permainan tenis meja adalah cabang olahraga yang memukul dan menangkis bola yang

terbuat dari seloloid atau plastik permainan ini dapat dilakukan oleh satu orang (pemain

tunggal) atau dua orang (pemain ganda).

Permainan ini menggunakan bola yang dapat memantul dengan cepat dan bad untuk alat

memukul bola. Lapangan tenis meja yang digunakan dalam bermain biasanya terbuat

dari kayu atau papan, sedangkan net atau jaring yang digunakan memiliki ukuran tinggi

15,25cm dari lantai lapangan.Jaring ini membatasi dua bagian lapangan dimana para

pemain berdiri dan melakukan gerakan-gerakan tipuan (Pendidikan Jasmani SMK jilid 3

tingkat III).

Permainan tenis meja adalah permainan bola kecil yang dapat dimainkan anak-anak,

orang dewasa dan orang tua diseluruh Indonesia bahkan di dunia baik oleh putra maupun

putri, perorangan atau beregu.

Pada bulan November Tahun 1977 Komite Olympiade Internasional (IOC) telah

mengakui bahwa cabang olahraga tenis meja adalah cabang Olympic dari satu-satunya

induk dari organisasi yang mengaturnya adalah ITTF. Dalam permainan tenis meja ada

beberapa gerakan yang harus dikuasai diantaranya adalah gerak dasar forehand. Gerak

dasar forehand dapat dilakukan dengan mudah jika mau berlatih secara rutin dan

bersungguh-sungguh. Dengan ditunjang latihan gerak dasar yang baik, fisik, taktik dan

(14)

Permainan tenis meja masuk di Indonesia pada tahun 1930 dibawa oleh Belanda pada

zaman itu. Sesuai perkembangan zaman permainan tenis meja di tanah air sangat

mengalami perkembangan yang baik mulai terbentuk orgnisasi tenis meja di Indonesia

yang disingkat PTMSI (Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia) pada tahun 1958.

Usaha untuk memperkokoh kepentingan cabang olahraga tenis meja Asia, sudah dimulai

sejak terselenggaranya kejuaraan dunia di Bombay, India pada bulan Febuari 1952

pembentukan Asian Table Tennis Union (ATTU) ditetapkan tanggal 17 mei 1972.

F. Alat dan Perlengkapan Tenis Meja

1. Meja

Meja yang digunakan untuk bermaian tenis meja memiliki kriteria sebagai berikut :

a) Meja dibuat dari kayu dengan cat warna gelap, biasanya hijau tua.

b) Permukaan meja harus rata.

c) Berukuran panjang 274 cm dan lebar 152,5 cm.

d) Meja diletakkan di lantai yang permukaannya rata.

e) Tinggi meja 76 cm di atas permukaan lantai.

f) Setiap tepi meja diberi garis putih yang lebarnya 2 cm.

g) Bagian tengah meja diberi garis selebar 2 cm berwarna putih yang membelah

panjang meja, sama luasnya.

2. Net (Jaring)

Net atau jaring untuk tenis meja memiliki kriteria, yaitu :

(15)

b) Net dipasang diatas permukaan meja, masing-masing ujungnya dikaitkan di

tiang penyangga.

c) Net dipasang dengan ketinggian 15,25 dari permukaan meja.

d) Bagian bawah net harus rapat dengan meja.

3. Bad

Bad yang digunakan untuk bermain tenis meja memiliki kriteria sebagai berikut:

a) Bad dibuat dari kayu alami yang dapat dilapisi dengan bahan perekat seperti

fiber carbon, fiber glass atau bahan lainnya. Sisi bad yang digunakan untuk

memukul bola harus ditutupi karet.

b) Karet boleh berbintik boleh tanpa bintik.

c) Karet yang berbintik panjangnya tidak boleh lebih dari 2 cm.

d) Karet yang berbintik ke dalam dengan ukuran ketebalannya tidak melebihi 4

mm.

4. Bola

Bola untuk tenis meja memiliki kriteria sebagai berikut:

a) Dibuat dari bahan seluloid atau bahan plastik berwarna putih atau orange.

b) Berbentuk bulat dengan diameter 40 mm.

c) Beratnya 25 gram.

d) Ciri bola yang berkualitas adalah tanda bintang pada bola dan bobot bola lebih

ringan.

(16)

Supaya bad tetap dalam keadaan baik, ia perlu perawatan. Misalnya karet bad

dibersihkan dengan air bersih dan dikeringkan dengan menggunakan handuk. Bad

yang dilapisi dengan selembar spon perlu perawatan, dengan cara berikut:

a) Berhati-hatilah waktu meletakkan spon pada bad.

b) Periksa dulu permukaan bad. Jika belum rata harus diratakan terlebih dahulu.

G. Cara Melakukan Pukulan Forehand

Pukulan forehand adalah jenis pukulan dalam tenis meja yang agresif dan dianggap

penting untuk dikuasai dengan tiga alasan pertama,pukulan ini diperlukan untuk

menyerang. Kedua, pukulan ini bisa menjadi pukulan utama untuk melakukan

serangan.Ketiga, pukulan ini yang paling sering digunakan dalam permainan dan lebih

kuat dari pada backhand. Caranya dengan berdiri menghadap meja kaki kanan ditarik

sedikit kearah belakang putar tubuh kearah kanan dengan bertumpu pada pinggang

dengan tangan yang diayunkan kearah luar. Selanjutnya jagalah siku agar tetap berada

didekat pinggang. Pindahkan berat badan ke kaki kanan,saat tangan diayunkan

kebelakang (backswing) jaga agar bad tetap tegak lurus dengan lantai. Ujung bad dan

tangan harus sedikit mengarah kebawah dengan siku membentuk sudut kira-kira 120

derajat. Lakukan ayunan kearah depan (forward swing) dengan memutar berat badan

anda ke depan kekaki kiri. Pada saat yang bersamaan putar pinggang dan tangan kearah

depan jaga siku agar tetap dan tak berubah, siku kira-kira membentuk sudut 120

derajat.Lakukan kontak saatbola berada pada bagian puncak pantulan, dibagian depan

sedikit kearah kanan tubuh. Bad harus berputar disekitar bagian atas dan bagian belakang

bola. Untuk mendapatkan pukulan forehand yang keras bad harus ditutup dan kontak

dilakukan dibagian belakang bola mengarah kebagian atas bola. Berikut adalah langkah

(17)

a. Sikap Awal

1. Posisi sikap siap

2. Pegangan tangan dilemaskan

3. Posisi bad dibuka untuk menghadapi datangnya bola.

4. Pergelangan tangan dilemaskan dan dimiringkan ke bawah.

5. Bergerak untuk mengatur posisi, kaki kanan sedikit ditarik kebelakang untuk

pukulan forehand.

b. Pelaksanaan

1. Gerakkan/putar tubuh kebelakang dengan bertumpu pada pinggang dan pinggul.

2. Putar tangan kebelakang dengan bertumpu pada siku.

3. Agar berat badan bertumpu pada kaki kanan.

4. Saat menghadapi bola, bad harus digerakkan sedikit lebih rendah.

c. Sikap Akhir

1. Selanjutnya berat badan dipindahkan kekaki kiri.

2. Posisi tubuh diputar kedepan bertumpu pada pinggang dan pinggul.

3. Posisi tangan diputar kedepan dengan bertumpu pada siku.

4. Kontak dilakukan didepan sisi kanan tubuh.

d. Gerak Lanjutan

1. Posisi bad bergerak ke depan dan sedikit dinaikkan keatas.

2. Selanjutnya kembali lagi keposisi awal (posisi siap).

H. Hakikat Modifikasi

Secara harfiah modifikasi berarti perubahan dan bila dikaitkan dengan gerakan maka

dapat diartikan adanya perubahan cara melakukan gerak dasar forehand dan alat yang

(18)

baru. Perubahan itu dapat berubah bentuk, isi, fungsi, cara penggunaan, dan manfaat

tanpa sepenuhnya menghilangkan karakteristik semula (Lutan, 1988:118).

Pengertian tersebut mengandung makna bahwa dalam belajar keterampilan gerak dasar

forehand tenis meja pada peserta didik harus disesuaikan dengan kebutuhan dan

kemampuan pengalaman gerak dan fasilitas serta peralatan yang tersedia.

Minimnya peralatan seharusnya bukan menjadi suatu kendala bagi guru dalam

mengajarkan keterampilan gerak dasar forehand tenis meja, karena peralatan untuk

melakukan gerak dasar forehand tenis meja tersebut dapat dimodifikasi dari bahan-bahan

yang sederhana dan dibentuk seperti peralatan yang sebenarnya sehingga cukup baik dan

aman untuk memperkenalkan atau mengajarkan tahap gerak dasar forehand tenis meja

kepada peserta didik.

a. Modifikasi Bad

Modifikasi bad dilakukan untuk meminimalisir kesulitan siswa dalam melakukan

gerak dasar forehand tenis meja sekaligus untuk merangsang keterampilan siswa

tersebut.

Bentuk lapangan yang tinggi dan bad yang pendek tidak seimbang dengan tinggi

badan siswa SD sehingga membuat siswa sering melakukan kesalahan dalam

melakukan gerak dasar forehand tenis meja.

Oleh karena itu, bad dimodifikasi dengan menggunakan bahan dasar papan atau

kayu yang dilapisi karet yang dibentuk menyerupai bad asli dengan panjang yang

sesuai dan memadai supaya siswa mudah menggunakan bad sebagai alat modifikasi

(19)

b. Modifikasi Bola Tenis Meja

Bola yang biasanya digunakan adalah bola yang berwarna putih atau orange terbuat

dari bahan dasar seluloid atau plastik buatan pabrik, umumnya sudah memiliki

standar yang ditentukan FTT. Berat bola sekitar 25 gram dengan diameter 40 mm.

Modifikasi bola tenis meja dilakukan dengan menggunakan bola bekel yang terbuat

dari karet dan ukurannya menyerupai bola tenis meja yang sebenarnya. Hal tersebut

dilakukan karena dengan penggunaan modifikasi bad yang dibuat dari bahan papan

atau kayu mengharuskan mengunakan bola yang terbuat dari bahan yang disebut

seloloid atau plastik, sehingga hasil pantulannya lebih sempurna atau lebih baik.

c. Modifikasi Net Tenis Meja

Modifikasi net dilakukan untuk menyesuaikan dengan postur tubuh siswa SD dan

sekaligus untuk merangsang siswa agar lebih kreatif. Net dibuat lebih rendah agar

hasil pukulan siswa mampu mencapai tinggi net. Tinggi net asli pada lapangan tenis

meja yang biasanya dihitung dari lantai meja hingga ke ujung tiang 15,25 cm yang

biasanya digunakan dari bahan nilon atau buatan pabrik diubah menjadi berbahan

tali rafia yang dirangkai sedemikian rupa sehingga menyerupai net yang asli.

d. Modifkasi LapanganTenis Meja

Ukuran lapangan dimodifikasi untuk menyesuaikan dengan kemampuan jangkauan

siswa. Ukuran lapangan yang seharusnya memakai lapangan tenis meja yang

sebenarnya ini memakai meja kelas yang digabungkan sehingga menyerupai

lapangan tenis meja yang sebenarnya. Lapangan tenis meja yang sebenarnya

berukuran panjang 2,74m dan lebar 152,5cm sedangkan tinggi meja 76cm dengan

(20)

hijau tua atau biru tua. Kaki lapangan tenis meja dirancang sedemikian rupa, ada

yang terbuat dari baja dan ada yang terbuat dari kayu tetapi didesain supaya sesuai

dengan tinggi tubuh siswa.

I. Kerangka Pikir

Dari tinjauan pustaka dapat diketahui bahwa dalam menggunakan modifikasi alat

pembelajaran dapat mempermudah siswa dalam melakukan rangkaian pembelajaran

gerak dasar yang diajarkan dalam setiap materi pembelajaran Pendidikan Jasmani.

Begitu pula yang terjadi dalam proses pembelajaran gerak dasarforehand dalam tenis

meja, dengan menggunakan bad yang dimodifikasi secara kreatif dan bentuk yang lebih

sederhana, maka siswa akan merasa tertarik dalam melaksanakan proses pembelajaran

yang dilakukan. Selain itu, siswa dapat dengan mudah memahami dan menguasai

rangkaian gerak dasar yang diajarkan karena mereka tidak merasa terbebani dengan

menggunakan bad yang lebih sederhana. Oleh karena itu, dengan menggunakan

modifikasi alat pembelajaran tenis meja berupa bad modifikasi dapat membantu siswa

dalam proses memperbaiki mutu hasil pembelajaran siswa itu sendiri dalam

melaksanakan keterampilan gerak dasar forehand dengan cara memegang bad gaya

shakehand grip dalam tenis meja.

J. Hipotesis

Hipotesis adalah alat yang sangat besar kegunaannya dalam penyelidikan ilmiah karena

dapat menjadi penuntun kearah proses penelitian untuk menjelaskan permasalahan yang

harus dicari pemecahannya.

Semula istilah hipotesis dari bahasa Yunani berasal dari dua penggalan kata yaitu “hupo

(sementara) dan “thesis” (pernyataan atau teori) karena hipotesis merupakan pernyataan

(21)

Selanjutnya Sudjana (1992:219) mengartikan hipotesis adalah asumsi atau dugaan

mengenai suatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu yang sering dituntut untuk

melakukan pengecekkan atau dengan kata lain, yaitu hipotesis adalah dugaan sementara

atau jawaban sementara yang harus diuji lagi kebenarannya melalui penelitian ilmiah.

Hipotesis juga dapat diartikan sebagai suatu jawaban sementara terhadap permasalahan

penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 2007:64).

Berdasarkan kerangka pikir yang telah disampaikan, maka dapat diajukan hipotesis,

yaitu: “jika pembelajaran gerak dasar forehanddengancara memegang bad gaya

shakehand griptenis meja pada siswa kelas VA SD Negeri 2 Merak Batin Lampung

Selatan Tahun pelajaran 2011/2012 dilakukan dengan menggunakan modifikasi alat

(22)

I. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang akan dilaksanakan pada siswa kelas VA SD 2 Merak Batin Natar Lampung Selatan, karena dalam penelitian ini memerlukan suatu metode kaji tindak untuk memecahkan suatu permasalahan yang dihadapi dalam proses pembelajaran.PTK atau Classroom Action Research (CAR) adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan

memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas. Dalam PTK yang menjadi titik fokus adalah siswa atau proses belajar mengajar yang terjadi di kelas (Zubaidah,

www.google.com).

PTK adalah sebuah penelitian yang dilakukan oleh guru dikelasnya sendiri dengan cara merancang, melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) memiliki karakteristik sebagai berikut :

1. Masalah berawal dari guru.

2. Tujuannya memperbaiki pembelajaran.

3. Metode utama adalah refleksi diri dengan tetap mengikuti kaidah-kaidah penelitian. 4. Fokus penelitian berupa kegiatan pembelajaran.

(23)

Sedangkan tujuan utama dari PTK adalah untuk perbaikan dan peningkatan praktik pembelajaran secara berkesinambungan, serta untuk pengembangan kemampuan dan keterampilan guru untuk menghadapi permasalahan aktual pembelajaran dikelasnya atau disekolahnya sendiri.

Dalam penelitian ini peneliti merencanakan penelitian sampai tiga siklus dan di setiap siklus memiliki tindakan yang berbeda. Dalam pelaksanaanya, setiap proses penelitian merupakan tindak lanjut dari siklus penelitian sebelumnya. Penelitian tindakan ini dilakukan melalui putaran atau spiral yang disetiap siklusnya terdiri dari rencana, tindakan, observasi dan refleksi. Seperti yang digambarkan dibawah ini :

Gambar 1. Siklus Penelitian Kaji Tindak Hopkins dalam Sanjaya (2010:56) Keterangan:

 Perencanaan adalah menentukan tindakan apa yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau perubahan prilaku dan sikap yang diinginkan.

(24)

 Observasi, yaitu mengamati hasil yang dilaksanakan dengan tes.

 Refleksi, yaitu peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan atashasil penelitian dari berbagai kriteria.

B. Subjek penelitian

Sesuai dengan judul penelitian, maka yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VA SD Negeri 2 Merak Batin Natar Lampung Selatan 2011/2012 yang berjumlah 27 siswa terdiri dari 10 putra dan 17 putri.

C. Tempat dan waktu

1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 2 Merak Batin Natar Lampung Selatan.

2. Waktu pelaksanaan penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan dalam jangka waktu 2 bulan, yaitu terdiri dari 3 siklus dan masing-masing siklus dilaksanakan selama 2 kali pertemuan.

D. Rancangan Penelitian

Pada penelitian ini penulis melaksanakan penelitian sampai tiga siklus (enam kali pertemuan) dan setiap siklus memiliki kegiatan yang berbeda tetapi saling berkaitan. Dalam pelaksanaannya, setiap proses penelitian merupakan tindak lanjut dari siklus penelitian sebelumnya.

Berikut adalah rancangan pelaksanaan penelitian pada siswa kelas VA SD 2 Merak Batin Natar Lampung Selatan, yaitu :

(25)

Tes awal tersebut bertujuan untuk mengetahui sejauh mana keterampilan awal siswa dalam bermain tenis meja sebelum diberi tindakan.

Siklus I (2 x pertemuan)

1. Pertemuan ke-1 pemberian materi bagaimana cara melakukan gerakan melangkahkan kaki, gerak dasar forehand tenis meja dengan cara memegang bad gaya shakehand grip dan memukul bola secara berpasangan dengan menggunakan alat pembelajaran (bad dan bola) yang telah dimodifikasi, yaitu berupa bad tenis meja yang terbuat dari papan dan bola bekel.

2. Pertemuan ke-2 pemberian materi bagaimana cara melakukan gerak dasar forehand dengan cara memegang bad gaya shakehand grip dan memukul bola

mandiri ketembok dengan menggunakan alat pembelajaran yang telah dimodifikasi berupa bad tenis meja yang terbuat dari papan dan bola bekel, kemudian dilanjutkan dengan tes akhir dari siklus pertama

Siklus II (2x pertemuan)

1. Pertemuan ke-1 pemberian materi bagaimana cara melakukan gerakan melangkahkan kaki, gerak dasar forehand tenis meja dengan cara memegang bad gaya shakehand grip dan memukul bola secara berpasangan dengan menggunakan alat pembelajaran (bad dan bola) yang telah dimodifikasi, yaitu bad tenis meja yang terbuat dari papan dengan permukaan bad dilapisi karet ban dan bola bekel.

2. Pertemuan ke-2 adalah tes siklus ke-2 untuk mengetahui peningkatan keterampilan siswa setelah diberikan materi pada siklus II.

Siklus III (2x pertemuan)

1. Pertemuan ke-1 pemberian materi bagaimana cara melakukan gerak

(26)

langkah kaki dan keterampilan gerak dasar forehand tenis meja dengan mengunakan alat pembelajaran (bad dan bola) yang telah dimodifikasi, yaitu bad tenis meja yang terbuat dari kayu dengan permukaan bad dilapisi karet ban dan bola bekel.

2. Pertemuan ke-2 adalah tes siklus ketiga tujuannya untuk mengetahui sejauh mana keterampilan siswa setelah diberikan materi keterampilan gerak dasar forehandtenis meja dengan cara memegang bad gaya shakehand grip secara

keseluruhan mulai dari cara memegang bad gaya shakehand grip, gerakan langkah kaki saat melakukan gerak dasar forehanddari sikap awal hingga gerak lanjutan.

E. Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini diperoleh dengan cara melakukan tes keterampilan gerak dasarforehand siswa secara individu dengan menggunakan instrumen penilaian gerak dasar forehanddengan cara memegang bad gaya shakehand gripyang telah disediakan.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan PTK disetiap siklusnya. Alat ukur itu berupa indikator-indikator dari penilaian gerak dasar forehand dengan cara memegang bad gaya shakehand gripdalam tenis meja (Roji, 2007: 15). Format penilaian gerak dasar forehand dengan cara memegang bad gaya shakehand grip terlampir dalam lampiran 1 dengan sistem penilaian jika siswa memenuhi setiap aspek pelaksanaan pembelajaran di atas maka siswa mendapat nilai 1-3 dengan keterangan penilaian :

(27)

2= jika gerakan benar tapi kurang tepat 3= jika gerakan benar dan tepat

G. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul dari tindakan di setiap siklus, selanjutnya data dianalis melalui tabulasi, prosentase dan normatif. Untuk melihat kualitas hasil tindakan disetiap siklus dengan rumus (Subagio 1991:107 dalam Surisman, 1997) sebagai berikut :

=

100%

Keterangan :

P : prosentase keberhasilan

(28)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka simpulan dari penelitian ini adalah:

“Dengan menggunakan

modifikasialatpembelajarantenismejadapatmeningkatkanpenguasaanketerampilan

gerakdasarforehandtenismejadengancaramemegang bad gayashakehand

gripdalamtenismejapadasiswakelas VA SD Negeri 2 MerakBatinNatar Lampung Selatan

tahun pelajaran 2011/2012.”

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka dapat diajukan saran sebagai berikut :

1. Bagi siswa

Sebaiknyahasilpenelitianinidipergunakansebagaitambahaninformasibagisiswakelas

VA SD Negeri 2 MerakBatinNatar Lampung Selatan

tentangperlunyamembinapenguasaanketerampilangerakdasarforehanddalampermainan

tenismeja.

2. Bagi Guru Pendidikan Jasmani

Sebaiknyahasilpenelitianinidapatdijadikantambahanpengetahuanbagi guru

PendidikanJasmanimengenaibentukmodifikasialatpembelajaranyang

dapatditerapkanuntukmeningkatkanketerampilangerakdasarforehandtenismejabagiana

(29)

3. Bagi Peneliti Lain

Penelitianiniadabaiknyajikadijadikansebagaibahaninformasikepadapembacabahwame

ningkatkanketerampilangerakdasarforehanddalampermainantenismejadapatdilakukan

(30)

UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR FOREHAND DALAM TENIS MEJA DEN MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT

PADASISWA KELAS VA SD NEGERI 2 MERAK BATIN KECAMATAN NATAR LAMPUNG SELATAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN

PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN

UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR FOREHAND DALAM TENIS MEJA DEN MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT

SISWA KELAS VA SD NEGERI 2 MERAK BATIN KECAMATAN NATAR LAMPUNG SELATAN

TAHUN PELAJARAN 2011/2012.

(Skripsi)

Oleh

RUSTINI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS LAMPUNG 2012

UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR FOREHAND DALAM TENIS MEJA DENGAN

(31)

UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR FOREHAND DALAM TENIS MEJA DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT

PADA SISWA KELAS VA SD NEGERI 2 MERAK BATIN KECAMATAN NATAR LAMPUNG SELATAN

TAHUN PELAJARAN 2011/2012.

Oleh

RUSTINI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(32)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

(33)
(34)

DAFTAR ISI

III. METODOLOGI PENELITIAN ... 24

(35)

B. Subjek Penelitian ... 26

1. Analisis Prosentase Hasil PTK Pembelajaran Gerak Dasar Forehand Tenis Meja Dengan Cara Memegang Bad Gaya Shakehand Grip ... 31

2. Analisis Presentase PeningkatanHasil PTKPembelajaran GerakDasarForehand Tenis Meja Dengan Cara Memegang Bad Gaya Shakehand Grip ... 34

B. Pembahasan ... 37

1. Refleksi Hasil Penelitian Peningkatan Gerak Dasar Forehand Tenis Meja Dengan Cara Memegang Bad Gaya Shakehand Grip Siklus I, Siklus II dan Siklus III ... 40

V. SIMPULAN DAN SARAN ... 43

A. Simpulan ... 43

B. Saran ... 43

DAFTAR PUSTAKA ... 45

(36)

DAFTAR PUSTAKA

Abdoellah, Arma dan Agusmanaji. 1994. Dasar-

DasarPendidikanJasmani.DepartemenPendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Arikunto, Suharsimi dkk. 2007. Penelitian Tindak Kelas. PT Aksara : Jakarta.

DepartemenPendidikanNasional. 2004. KurikulumPendidikanJasmani. Jakarta.

Hamalik, Oemar. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran. BumiAksara: Jakarta.

Husdarta, J.S. 2009. ManajemenPendidikanJasmani. Alfabeta: Bandung.

Lutan, Rusli. 1988. Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metode. Depdikbud Dirjen Dikti PPLPTK. Jakarta.

Pangrazi, P.R., & Dauer. 1992. Dynamic Pysical Education for Elementary School Children Edisi ke-7. Allyn dan Bacon: New York.

Roji. 2007. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Erlangga. Jakarta.

Roestiyah, N.K. 2008. Strategi Belajar Mengajar. PT.Rineka Cipta. Jakarta.

Sanjaya, Wina. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Kencana.

Sudjana. 2006. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sudjana, Nana.1992. Dasar-Dasar Proses BelajarMengajar. SinarBaruAlgensindo. Bandung.

Sunarto dan Agung. Hartono. 1999. Perkembangan Peserta Didik. Rineka Cipta. Jakarta.

Sutarmin. 2008. Terampil Berolahraga Tenis Meja.Tim Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY. Yogyakarta.

(37)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Deskripsi Gerak Dasar Forehand Tenis Meja

(38)

Judul Skripsi : UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR FOREHAND DALAM TENIS MEJA DENGAN

MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS VA SD NEGERI 2 MERAK BATIN KECAMATAN NATAR LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012.

Nama Mahasiswa : Rustini

Nomor Pokok Mahasiswa : 1013078046

Program Studi : Penjaskes

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Komisi Pembimbing

(39)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Surisman, S.Pd, M.Pd. …………

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Suranto, M.Kes. …………

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si.

NIP 19600315 198503 1 003

(40)

MOTTO

“Tiada hari libur dalam dunia usaha untuk mencapi kesuksesan, dan belum

dikatakan lulus jika yang menjalani belum mengalami ujian..”

(41)

PERNYATAAN

Bahwa saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Rustini

NPM : 1013078046

Tempat/ tanggal lahir : Pasuruan Kecamatan Penengahan Lampung SelatanProvinsi

Lampung/ 15 Agustus 1960

Alamat : Jln. Sitara No.111 Merak Batin, Kecamatan Natar,

Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung.

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR FOREHAND DALAM TENIS MEJA DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS VA SD NEGERI 2 MERAK BATIN KECAMATAN NATAR LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012” adalah benar hasil karya penulis berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 15 Februari s.d 25 Maret 2012. Skripsi ini bukan hasil menjiplak, dan atau hasil karya orang lain.

Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya. Atas perhatiannya saya ucapkan

terimakasih.

Bandar Lampung, Mei 2012

(42)

PERSEMBAHAN

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan anugerah yang begitu banyak kepada penulis sehingga penulis dapat mempersembahkan karya terbaik ini untuk :

Kedua orang tua ku Bapak Sarjono dan Ibu Waginah yang sangat penulis sayangi yang telah memberikan dukungan dan motivasi agar penulis berhasil mencapai cita-cita dan menjadi yang

terbaik.

Putra/ putriku tercinta (Muhammad Ridwan, S.Pd, Dewi Ratni Aninti, S.Pd, Fitiria Anggrestina, S.sos.I.M.Kom.I) yang selalu memberikansemangat, Perhatian, dan kasih

sayangnya untuk penulis.

Cucu tersayang (Inzhid Fatafa Umru Sosu, Daipa Raditiya, Sahla Aufa Nindia, M. Alfatih Noer Fahmi) yang sangat penulis sayangi, terima kasih atas perhatian dan motivasinya sehingga membuat penulis menjadi kuat untuk

berusaha menberikan karya terbaik ini.

Almamater-ku FKIP Unila,

(43)
(44)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pasuruan Kecamatan Penengahan Lampung Selatan Provinsi Lampung, pada

tanggal 15 Agustus 1960. Anak pertama dari lima bersaudara pasangan Bapak Sarjono dan Ibu

Waginah.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah Sekolah Dasar di SDN 1 Pasuruan

Provinsi Lampung tamat tahun 1973, kemudian menempuh pendidikan Menengah Pertama di

SMP Negeri 1 Kalianda tamat pada tahun 1976 dan melanjutkan Sekolah Menengah Atas di

SGO Negeri Tanjung Karang tamat tahun 1980.

Pada Oktober 2010 penulis melanjutkan Pendidikan Sarjana S1 dalam jabatan Pendidikan Jasmani,

Kesehatan dan Rekreasi di Universitas Lampung. Sedangkan pada tahun 1982 hingga sekarang

penulis mengabdi sebagai guru bidang study Pendidikan Jasmani di SDN 2 Merak Batin Kecamatan

(45)

SANWACANA

Asalamualaikum. Wr. Wb

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan Salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW yang mulia.

Skripsi dengan judul ”Upaya meningkatkan gerak dasar forehand dalam tenis meja dengan menggunakan modifikasi alat pada siswa kelas VA SD Negeri 2 Merak Batin Kecamatan Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012”adalah dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk pencapaian gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. Baharrudin Risyak, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan.

3. Bapak Drs. Surisman, S.Pd, M.Pd. Selaku Pembimbing kesatu yang telah memberikan

bimbingan, pengarahan dan motivasi serta kepercayaan kepada penulis

4. Bapak Drs. Usman Adam, M.Pd. Selaku Pembimbing kedua yang telah memberikan bimbingan,

pengarahan dan motivasi serta kepercayaan kepada penulis

5. Bapak Drs. Suranto, M.Kes. selaku Pembahas atau penguji utama.

6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Penjaskes FKIP Unila yang telah memberikan ilmu

pengetahuan dan keteladanan selama penulis menjalani studi.

7. Segenap dosen dan karyawan FKIP Universitas Lampung yang telah memberikan kelancaran

dalam urusan administrasi.

8. Kepala SD Negeri 2 Merak Batin Kecamatan Natar Lampung Selatanyang telah memberikan

izin untuk melaksanakan penelitian pada siswa kelas VA tahun pelajaran 2011/2012.

9. Siswa-siswi kelas VA SD Negeri 2 Merak Batin Kecamatan Natar Lampung Selatantahun

pelajaran 2011/2012, terima kasih atas waktu dan kerjasamanya.

10. Teman-teman seperjuangan angkatan 2011 S1 Dalam jabatan, ayo sukseskan program S1

secepatnya. Semangat.

11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penyelesaian tugas

akhir ini.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin. Wasalamualaikum Wr. Wb.

(46)

Gambar

Gambar 1. Siklus Penelitian Kaji Tindak Hopkins dalam Sanjaya (2010:56)

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil uji F menunjukkan bahwa variabel Pengeluaran Pemerintah, Tenaga Kerja dan Investasi secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel PDRB baik periode sebelum,

Hubungan Daya Tarik Tayangan Idola Cilik Dengan Motif Mengikuti Audisi Idola Cilik di RCTI (Survei: Elfa Musik Studio Cabang Fatmawati

[r]

ANALISIS PERHITUNGAN WAKTU EFEKTIF. MATA

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyelesaian perkara pidana terhadap anak melalui diversi telah dilakukan pada tingkat penyidikan, sebagian besar berhasil dan ada

HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN.. ABSTRAK

Beberapa faktor yang diduga menyebabkan rendahnya minat petani untuk menerapkan budidaya cabai merah ramah lingkungan di Kabupaten Lampung Selatan adalah antara lain

Program Indonesia Pintar (PIP) merupakan program prioritas pemerintah di bidang pendidikan yang bertujuan untuk (1) mendorong anak usia 6-21 tahun untuk kembali