ABSTRAK
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KEMAMPUAN MENULIS TEGAK BERSAMBUNG MELALUI PENERPAAN METODE DRILL PADA
PEMBELAJARAN TEMATIK SISWA KELAS II SDN 1 KARYA TUNGGAL
Oleh NURMAIDAH
Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya aktivitas dan kemampuan menulis tegak bersambung siswa kelas II SD Negeri 1 Karya Tunggal dengan rata-rata nilai 60. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan aktivitas siswa dan kemampuan menulis tegak bersambung siswa kelas II SD Negeri 1 karya tunggal melalui penerapan metode drill.
Penelitian ini menggunakan Metode Penelitian Tindakan Kelas yang bersifat reflektif dan kolaboratif. Prosedur pelaksanaan penelitian tindakan berupa suatu siklus atau daur ulang berbentuk spiral yang setiap langkahnya terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Data penelitian diperoleh melalui tes dan non tes kemampuan menulis tegak bersambung siswa dan observasi aktivitas belajar siswa serta kinerja guru.
Hasil penelitian terbukti bahwa melalui penerapan metode drill dapat meningkatkan aktivitas dan kemampuan menulis tegak bersambung siswa. Aktivitas siswa selama proses pembelajaran pada akhir siklus terlihat mengalami peningkatan yang cukup baik. Pada siklus I sebesar 73,08%, siklus II sebesar 89,23% dan siklus III sebesar 96,92% dengan peningkatan siklus I ke siklus II sebesar 16,15% dan dari siklus II ke siklus III sebesar 7,70%. Begitu pula dengan kemampuan menulis tegak bersambung yang mengalami peningkatan pada tiap siklusnya. Pada siklus I nilai rata-rata kelas sebesar 71 dengan persentase ketuntasan (42,31%), siklus II sebesar 79 dengan persentase ketuntasan (88,5%) dan siklus III sebesar 87 dengan persentase ketuntasan (100%).
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan upaya penting untuk perkembangan jasmani dan rohani peserta didik dalam pembangunan, dan bertujuan untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya. Peserta didik memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU Sisdiknas No.20 Th.2003 pasal 1.1).
demokratis serta bertanggung jawab. Pemerintah telah mengupayakan semaksimal mungkin untuk peningkatan kualitas pendidikan, seperti halnya dengan diadakannya pelatihan dan peningkatan kualifikasi guru, penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku dan alat pengajaran, serta perbaikan sarana dan prasarana pendidikan lainnya.
Dalam UUD 1945 kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi Republik Indonesia dan meruapakan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Menurut Widagdho (1997: 5), bahasa Indonesia ialah bahasa yang demokratis tidak mengenal tingkatan dalam pemakaian. Juga tidak mengenal perubahan bentuk kata kerja sehubungan dengan perubahan orang atau subjek yang melakukan pekerjaan tersebut. Sedangkan menurut Kushartanti, dkk. (2007: 3), bahasa ialah sistem tanda bunyi yang disepakati untuk dipergunakan oleh para anggota kelompok masyarakat tertentu dalam bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri.
Dalam kegiatan berbahasa dikenal empat aspek keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menurut Hartati, dkk. (2006:137) untuk anak kelas rendah Sekolah Dasar sajian pembelajaran yang utama adalah membaca dan menulis. Kedua jenis keterampilan ini disajikan dalam satu kemasan yang disebut MMP, yakni membaca dan menulis permulaan. Melalui kegiatan ini, pertama kalinya peserta didik diperkenalkan dengan lambang-lambang tulis yang biasa digunakan untuk berkomunikasi.
itu, pembelajaran menulis dapat dilakukan secara terpadu dengan kegiatan membaca, mendengarkan, dan berbicara (Srihendrawati, 2010).
Pembelajaran menulis di Sekolah Dasar dilaksanakan dengan berlandas tumpu pada kurikulum mata pelajaran bahasa dan Sastra Indonesia. Artinya, pembelajaran tersebut harus sejalan dengan tujuan yang dirumuskan dalam kurikulum mata pelajaran bahasa dan Sastra Indonesia.
Trihartanto (2010) mengemukakan bahwa keberhasilan pembelajaran bergantung pada keyakinan tentang faktor-faktor pendukung terjadinya pembelajaran yang efektif dan efisien. Beberapa faktor mengajar yang perlu diperhatikan supaya proses belajar berlangsung baik antara lain:
Kesulitan yang dialami oleh guru kelas ialah guru kurang memberikan perhatian kepada siswa, guru kurang bervariasi menerapkan metode pembelajaran, guru memberikan latihan baik lisan maupun tulisan. Melihat kondisi maupun fenomena seperti itu, perlu diterapkannya metode drill.
kebiasaan yang positif dalam meningkatkan kualitas tulisan tegak bersambung. Media pembelajaran pun sangat berperan penting dalam usaha meningkatkan hasil belajar. Tampaknya masih sedikit guru yang mempergunakan media dalam membelajarkan menulis. Sebaiknya guru mempersiapkan berbagai macam media yang dapat dipergunakan untuk menggairahkan pembelajaran menulis (Srihendrawati, 2010).
Kelebihan dari metode drill adalah (1) pengertian siswa lebih luas melalui latihan yang dilakukan secara berulang-ulang, dan (2) siswa siap menggunakan keterampilannya karena sudah dibiasakan. Dari kelebihan metode drill, dapat dijadikan salah satu solusi untuk meningkatkan aktivitas dan keterampilan menulis tegak bersambung.
Berdasarkan beberapa permasalahan di atas, dalam penelitian ini peneliti mengangkat judul “Peningkatan Aktivitas dan Kemampuan Menulis Tegak Bersambung Melalui Penerapan Metode Drill pada Pembelajaran Tematik Siswa Kelas II SD Negeri 1 Karya Tunggal”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas perlu diidentifikasi permasalahan yang ada, yaitu sebagai berikut :
telah tuntas belajar, dengan kata lain bahwa jumlah siswa yang telah tuntas belajar belum mencapai 80% dari jumlah seluruhnya.
2. Guru kelas II SD Negeri 1 Karya Tunggal belum menerapkan metode drill yang didukung dengan media-media dalam pembelajaran menulis tegak bersambung.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
“Bagaimanakah peningkatkan aktivitas dan kemampuan menulis tegak bersambung melalui penerapan metode drill pada pembelajaran tematik kelas II SD Negeri 1 Karya Tunggal?”
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk :
1. Meningkatkan aktivitas siswa dalam menulis tegak bersambung siswa kelas II SD Negeri 1 Karya Tunggal melalui penerapan metode drill.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun harapan dari penelitian ini agar dapat bermanfaat bagi :
1. Siswa, yaitu dapat menulis tegak bersambung pada pembelajaran bahasa Indonesia serta meningkatnya kualitas tulisan tegak bersambung siswa dalam pembelajaran bahasa indonesia setelah diterapkan metode drill sudah dicapai. 2. Guru, yaitu dapat menerapkan metode drill pada pembelajaran menulis tegak
bersambung sehingga dapat meningkatkan keterampilan dan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia.
3. Sekolah, yaitu sebagai acuan untuk mengoptimalkan pembelajaran agar tujuan-tujuan pembelajaran dapat tercapai. Meningkatkan kualitas pembelajaran di SD Negeri 1 Karya Tunggal.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Belajar
Menurut T. Raka Joni (Sanjaya. 2012) belajar adalah perubahan tingkah laku
yang disebabkan oleh matangnya seseorang atau perubahan yang bersifat
temporer.
Belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam
interaksi aktif dalam lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam
pengelolaan pemahaman (Winkel).
Surya (2012) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh sutau perubahan tingkah laku yang baru
keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya
dengan lingkungan.
Dari beberapa pendapat para ahli di atas mengenai pengertian belajar, maka
penulis menyimpulkan bahwa belajar adalah perubahan dari diri seseorang
2.2. Pengertian Aktivitas Belajar
Menurut Poerwadarminta (2003:23), aktivitas adalah kegiatan. Dalam hal
kegiatan belajar, Rousseuau (dalam Sardiman 2004: 96), memberikan penjelasan
bahwa segala pengetahuan itu harus diperoleh dengan pengamatan sendiri,
penyelidikan sendiri, dengan bekerja sendiri baik secara rohani maupun teknis.
Sriyono (2009) mengemukakan bahwa aktivitas adalah segala kegiatan yang
dilaksanakan baik secara jasmani maupun rohani. Aktivitas siswa selama proses
belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk
belajar.
Mulyono (2009), mengemukakan aktivitas adalah kegiatan atau keaktifan.
Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik
maupun non-fisik, merupakan suatu aktivitas.
Dari beberapa pendapat para pakar diatas, penulis menyimpulkan bahwa
aktivitas belajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh setiap invidu dengan
kesadarannya untuk melakukan sesuatu hal baik jasmani maupun rohani dengan
tujuan agar terjadi perubahan dari diri individu tersebut.
2.3 Pengertian Kemampuan Menulis
Menurut KBBI (2007:707), kemampuan adalah kesanggupan; kecakapan;
kekuatan. Keith Davis dalam Mangkunegara (2008) secara psikologis,
kemampuan (ability) terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality
pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan
pekerjaan sehari-hari, maka akan lebih mudah mencapai kinerja maksimal.
Hasani (2009), menulis merupakan keterampilan berbahasa yang digunakan untuk
berkomunikasi secara tidak langsung.
Penulis menyimpulkan bahwa kemampuan menulis adalah suatu usaha yang
timbul dari diri sendiri, yang diyakini mampu melaksanakan kegiatan atau
aktivitas keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara
tidak langsung.
2.4 Bahasa Indonesia
Piaget dan Vygotsky dalam Hartati, dkk. (2006: 55-64) mengemukakan
tahap-tahap perkembangan bahasa anak terkait dengan penggunaan bahasa dalam
pembelajaran di sekolah adalah sebagai berikut:
a. Tahap Linguistik Pengembangaan Tata Bahasa
Pada tahap ini usia anak sekitar 2,6 tahun namun ada juga yang memasuki
usia 2,0 tahun bahkan ada juga anak yang lambat yaitu ketika anak berusia 3.0
tahun. pada umumnya pengembangan tata bahasa ini anak mulai menggunakan
elemen-elemen tata bahasa yang lebih rumit, seperti: pola-pola kalimat sederhana,
kata-kata tugas (di, ke, dari, ini, itu), penjamakan, pengimbuhan dan terutama
awalan kata serta akhiran.
b. Tahap Linguistik Tata Bahasa Menjelang Dewasa/Pradewasa
Perkembangan ini di alami oleh anak berusia 4-5 tahun, pada tahap ini anak
sudah mulai menerapkan struktur tata bahasa dan kalimat-kalimat yang sedikit
1. Mau nonton sambil makan keripik.
2. Aku di sini, kakak di sana.
3. Mama beli sayur dan kerupuk.
4. Ani lihat kakek dan nenek di jalan.
5. Ayo, menyanyi dan menari!
6. Kakak, adik dari mana?
Menurut Tarigan dalam Hartati (2006: 63), walaupun anak-anak sudah
dianggap mampu menyusun kalimat kompleks, tetapi anak masih membuat
kesalahan-kesalahan. Kesalahan tersebut dalam hal menyusun kalimat, memilih
kata dan imbuhan serta tanda baca. Akan tetapi pada tahap ini anak sudah tidak
mengalami kesulitan dalam mengucapkan bunyi-bunyi suara.
c. Tahap Linguistik Kopetensi Penuh
Anak usia sekitar 5-7 tahun mulai memasuki tahap yang disebut sebagai
kopetensi penuh. sejak anak usia 5 tahun pada umumnya anak-anak yang
perkembangannya normal telah menguasai elemen-elemen sintaksis bahasa
ibunya dan memiliki kopetensi (pemahaman dan produktivitas bahasa) secara
memadai. berikutnya anak memasuki usia sekolah dasar, perkembangan bahasa
anak pada periode ini meningkat dari bahasa lisan ke bahasa tulis. jadi anak mulai
mengenal media lain pemrolehan bahasa yaiutu tulisan, selain pemerolehan
bahasa lisan pada masa awal kehidupannya. tarigan dalam hartati (2006: 64)
mengemukakan bahwa salah satu perluasan bahasa sebagai alat komunikasi yang
harus mendapat perhatian khusus di sekolahan dasar adalah pengembangan baca
Perkembangan baca tulis anak akan menunjang serta memperluas
pengungkapan maksud-maksud pribadi anak, misalnya melalui penulisan catatan
harian, menulis surat, jadwal harian dan sebagainya. dengan demikian
perkembangan baca tulis di Sekolah Dasar memberikan cara-cara yang mantap
menggunakan bahasa dalam komunikasi dengan orang lain dan juga dirinya
sendiri khususnya dalam komunikasi tulis.
2.5 Pendekatan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD
Untuk mendukung perkembangan bahasa anak diatas dalam pembelajaran di
sekolah, diterapkan melalui beberapa pendekatan yang relevan dengan materi
pembelajaran. Pendekatan tersebut diuraikan sebagai berikut:
1. Pendekatan Komunikatif
Pendekatan komunikatif didasarkan pada pandangan bahwa bahasa adalah
sarana komunikasi, tujuan utama pembelajaran bahasa adalah meningkatkan
keterampilan berbahasa siswa, bukan kepada pengetahuan tentang bahasa
melainkan pengetahuan bahasa diajarkan untuk menunjang pencapaian
keterampilan bahasa.
2. Pendekatan Pragmatik
Pada pendekatan ini lebih mengutamakan keterampilan berbahasa dengan
memperhatikan faktor-faktor penentu berbahasa, seperti: pameran serta
tujuan, situasi, konteks, juga aspek pengembangan (emosi, moral, sosial dan
intelektual).
Pendekatan yang dilakukan untuk mengembangkan pembelajaran bahasa yang
dilaksanakan secara menyeluruh, meliputi : mendengar, berbicara, membaca
dan menulis. Keterampilan tersebut memiliki hubungan yang interaktif yang
tidak terpisah-pisah dengan aspek kebahasaan seperti: kata, ejaan, kalimat,
wacana dan sastra. Selain itu pendekatan ini juga mementingkan multimedia,
lingkungan, dan pengalaman belajar anak.
4. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning atau CTL )
Pendekatan ini merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan
anatar yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
mebuat hubungan anatara pengetahuan yang di milikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Di dalam konteks ini siswa perlu
mengert apa makna belajar, apa manfaatnya, dalam status apa mereka, dan
bagaimana mencapainya.
5. Pendekatan Terpadu
Pendekatan terpadu dalam bidang bahasa hampir sama dengan pendekatan
“Whole Language” yang pada dasarnya pembelajaran bahasa harus terpadu
dan tidak dipisahkan antara keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara,
membaca dan menulis) dengan komponen kebahasaan (tata bunyi, tata makna,
tata kalimat) juga aspek satra.Selain untuk pendekatan lintas mata pelajaran
terpadu ini menggunakan jenis pendekatan lintas mata pelajaran yang artinya
pembelajaran bahasa Indonesia dapat disatukan dengan mata pelajaran lain
seperti: Pendidikan Agama, Matematika, Sains, Pengetahuan Sosial, Kesenian
6. Pendekatan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA)
Pendekatan CBSA merupakan suatu sistem pembelajaran yang menekankan
kadar keterlibatan siswa secara fisik, mental, intelektual dan emusional untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Hal ini dapat dilihatdari aktivitas belajar siswa
tinggi, aktivitas guru sebagai fasilitator, desain pembelajaran berfokus pada
ketertiban siswa dan suasana belajar kondusif.
7. Pendekatan Keterampilan Proses
Keterampilan proses adalah kemampuan yang di bangun oleh sejumlah
keterampilan dalam proses pembelajaran yang meliputi: (a) keterampilan
intelektual, (b) keterampilan sosial, dan (c) keterampilan fisik.
Keterampilan proses berfungsi sebagai alat menemukan dan mengembangkan
konsep dan konsep itu akan menunjang keterampilan proses. Keterampilan
proses dalam pelajaran bahasa Indonesia meliputi kegiatan: mangamati,
menggolongkan, menafsirkan, menerapkan, dan mengomunikasikan.
Dari beberapa pendekatan di atas, pendekatan yang tepat digunakan dalam
peningkatan menulis tegak bersambung melalui metode drill adalah whole language, Pendekatan Kontekstual, Pendekatan Terpadu dan Pendekatan
Keterampilan proses.
2.6 Konsep, Tujuan dan Jenis-jenis Menulis.
2.6.1 Konsep Menulis
Menurut KBBI (2007), menulis adalah membuat huruf (angka dsb.) dengan
pena (pensil,kapur,dsb.). Lebih lanjut Hasani (2009), menulis merupakan
langsung. Menulis merupakan kegiatan yang produktif dan ekspresif, sehingga
penulis harus mampu memanfaatkan kemampuan dalam menggunakan tata tulis,
struktur bahasa, dan kosakata.
Resmini, dkk. (2006), mengemukakan bahwa dilihat dari prosesnya menulis
dapat dimulai dari gerakan pensil di kertas sampai terwujud karangan.
Keterampilan menulis dibangun melalui banyaknya latihan dengan menggunakan
teknik atau strategi pembelajaran sesuai dengan karakteristik siswa.
Siswa Sekolah Dasar yang normal dapat, mengikuti proses menulis dengan
kecepatan relatif sama, dan bahwa setiap siswa yang normal dapat pula
menyelesaikan masalah menulis dalam waktu yang berbeda-beda meskipun
perbedaannya tidak terlalu banyak (Samadhy, 2010).
Penulis menarik kesimpulan dari dari pendapat para ahli di atas, bahwa menulis
merupakan sebuah proses kreatif untuk menuangkan gagasan dalam bentuk
bahasa tulisan guna mencapai tujuan yang diinginkan, contohnya menyampaikan
informasi.
2.6.2 Tujuan Menulis
Hartig dalam Rosmana (2006: 98), mengkalisifikasikan mengenai tujuan
menulis sebagai berikut: (1) tujuan penugasan, (2) tujuan altruistik, (3) tujuan
persuasif, (4) tujuan penerangan, (5) tujuan pernyataan diri, (6) tujuan kreatif, dan
(7) tujuan pemecahan masalah. Dari beberapa tujuan menulis tersebut, tujuan
yang akan dicapai dalam penelitian tindakan kelas untuk peningkatan kemampuan
menulis tegak bersambung siswa Sekolah Dasar adalah tujuan kreativitas, dalam
Pada dasarnya keterampilan menulis dapat diperoleh dan dikuasai dengan
jalan banyak berlatih karena keterampilan menulis mencakup penggunaan
sejumlah unsur yang kompleks secara serempak. Untuk mengetahui sampai
dimana hasil menulis yang dicapai, perlu dilakukan tes menulis kepada siswa.
Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk
berkomunikasi tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain, dan
merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Keterampilan menulis
dapat dilasifikasikan berdasarkan dua sudut pandang yang berbeda. Sudut
pandang tersebut adalah kegiatan atau aktivitas dalam melaksanakan keterampilan
menulis dan hasil produk menulis itu.
Suparno dan Yunus (2008:1.30) mengemukakan bahwa, menulis melibatkan
serangkaian kegiatan yang terbagi atas tahap prapenulisan, penulisan, dan
pascapenulisan. Fase prapenulisan merupakan tahap persiapan yang mencakup
kegiatan pemilihan topik, penentuan tujuan, penentuan pembaca dan corak
karangan, pengumpulan informasi atau bahan tulisan, serta penyusunan kerangka
karangan. Menurut Santosa, dkk (2008), kegiatan pembelajaran menulis didalam
kelas sebaiknya dilaksanakan sesuai dengan waktu yang ditetapkan dalam jadwal
pelajaran dengan menggunakan teknik atau strategi pembelajaran menulis yang
sesuai dengan situasi dan kondisi kelas. Adapun beberapa contoh teknik yang
dapat digunakan sebagai berikut: (1) bermain dengan bahasa tulisan, (2) kuis, (3)
mengganti akhir cerita, dan (4) menulis meniru model (copy the master). Dilihat
dari segi prosesnya menulis dapat dimulai dari menggerakkan pensil di atas kertas
bangun dari banyaknya latihan dengan menggunakan teknik atau stategi
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa.
Menurut Supriyadi (Srihendrawati, 2010), kategori keterampilan berbahasa
dikemas dalam satu paket pembelajaran yang dikenel dengan paket MMP
(Membaca Menulis Permulaan). Oleh karena itu, di Sekolah Dasar pembelajaran
menulis dibagi atas dua tahap yaitu menulis permulaan dan menulis lanjut.
Menulis permulaan ditujukan kepada siswa kelas rendah yakni kelas satu hingga
kelas tiga, sedangkan kelas empat hingga kelas enam diberi pembelajaran menulis
lanjutan. Dalam pembelajaran menulis permulaan tentu harus dimulai pada hal
yang sangat sederhana. Menulis tentu hanya dengan beberapa kalimat sederhana
bukan suatu karangan yang utuh.
Depdiknas (2000:4) menawarkan berbagai metode yang diperuntukkan bagi
siswa permulaan, antara lain: metode eja/bunyi, metode kata lembaga, metode
global, dan metode SAS. Metode eja adalah belajar membaca yang dimulai dari
mengeja huruf demi huruf. Pendekatan yang di pakai dalam metode eja adalah
pendekatan harfiah, siswa mulai diperkenalkan dengan lambing-lambang huruf.
Pembelajaran Eja terdiri dari pengenalan huruf atau abjad a sampai dengan z dan
pengenalan bunyi huruf atau fone. Metode kata lembaga didasarkan atas
pendekatan kata, yaitu cara memulai mengajarkan membaca dan menulis
permulaan dengan menampilkan kata-kata. Metode global adalah belajar
membaca kalimat secara utuh. Adapun pendekatan yang dipakai dalam metode
global ini adalah pendekatan kalimat. Selanjutnya, metode SAS didasarkan atas
Kemampuan menulis permulaan tidak jauh berbeda dengan kemampuan
membaca permulaan. Pada tingkat permulaan, pembelajaran menulis lebih
dioreintasikan pada kemampuan yang bersifat mekanik. Siswa dilatih untuk dapat
menuliskan (mirip dengan kemampuan melukis atau menggambar)
lambang-lambang tulis itu menjadi bermakna. Secara perlahan-lahan siswa
digiring pada kemampuan menuangkan gagasan, pikiran, perasaan, kedalam
bentuk bahasa tulis melalui lambang-lambang tulis yang sudah dikuasainya.
Dengan cara berulang-ulang ini maka pemahaman dan kemahiran siswa dalam
menulis akan jauh lebih baik hasilnya.
2.6.3 Pembelajaran Menulis di Sekolah Dasar
Dalam pembelajaran menulis permulaan tentu harus dimulai dari hal yang
sangat sederhana. Menulis hanya dengan beberapa kalimat sederhana bukan suatu
karangan yang utuh. Membelajarkan menulis permulaan tentu saja selalu
dilakukan dengan pembelajaran terpimpin. Beberapa contoh pembelajaran
menulis permulaan seperti berikut: (a) mengarang mengikuti pola dengan cara
siswa hanya diminta membuat karangan seperti contoh (pola) yang diberikan
yang tentunya idenya harus lebih dekat dengan siswa. Hal ini dimaksudkan agar
siswa dapat menuangkan ide/pikiran secara runtut dan logis, (b) mengarang
dengan melengkapi kalimat, yakni siswa diminta untuk melengkapi kalimat dalam
karangan dengan kata yang telah tersedia, (c) bimbingan dengan memasang
kelompok kata, yakni siswa diminta untuk memasangkan kelompok kata dengan
membuat kalimat luas, (d) bimbingan dengan mengurutkan kalimat, yaitu siswa
dibimbing untuk mengurutkan kalimat sesuai dengan gambar seri, dan
(e) bimbingan dengan pertanyaan, hal ini diharapkan agar siswa dapat membuat
karangan setelah dimulai dengan pertanyaan-pertanyaan dalam pikirannya.
Demikian beberapa contoh mengarang atau menulis permulaan, yang pada
dasarnya merupakan upaya membentuk kebiasaan siswa mengarang secara
sederhana sesuai dengan tingkat perkembangan kemampuannya.
Sedangkan syarat untuk dapat menulis lanjutan adalah siswa harus terampil dan
menguasai menulis permulaan. Oleh karena itu, pada prinsipnya menulis lanjutan
adalah pengembangan menulis permulaan. Adapun tujuannya adalah agar siswa
dapat membuat karangan secara ajeg dan lengkap. Beberapa metode dalam
menulis lanjutan antara lain: (a) membuat paragraf dengan gambar, yakni siswa
diminta untuk membuat paragraf, yakni berdasarkan gambar yang telah
disediakan, (b) mengembangkan menjadi sebuah paragraf, (c) menyusun paragraf
dari kalimat yang tersedia, (d) menghubungkan paragraf dengan paragraf lainnya,
(e) membuat karangan dengan gambar seri, dan (f) mengarang berdasarkan
kerangka, dan mengarang secara bebas.
Seperti yang dikemukakan oleh Srihendrawati (2010) bahwa ruang lingkup
pembelajaran menulis/mengarang di Sekolah Dasar antara lain adalah: mengarang
prosa narasi, menulis prosa deskripsi, menulis surat izin, menulis surat undangan,
mengisi formulir, menyusun paragraf, mengembangkan judul dan topik, menulis
nonfiksi, menyingkat cerita, menyusun naskah pengumuman, menyusun iklan dan
2.7 Menulis Tegak Bersambung
Menulis tegak bersambung adalah kegiatan menghasilkan huruf yang saling
bersambung dilakukan tanpa mengangkat alat tulis Muba (2010). Dalam
perkembangannya huruf tegak bersambung mengalami beberapa kali perubahan
bentuk. Namun perubahan tersebut dari waktu ke waktu menjadikan huruf
tersebut semakin sederhana. Tulisan tegak bersambung ternyata mempunyai
manfaat yang bagus, terutama untuk anak-anak karena otak anak-anak sedang
mengalami perkembangan. Motorik halus merupakan salah satu bagian penting
otak yang akan berkembang dengan baik ketika anak dilatih untuk mengerjakan
sesuatu yang membutuhkan kesabaran dan ketelitian.
Selain manfaat di atas ternya menulis dengan huruf sambung atau yang biasa
disebut dengan halus ini mempunyai banyak manfaat. Menurut Muba (2010)
beberapa manfaat yang didapat dari menulis dengan huruf bersambung adalah:
1) merangsang kerja otak lebih kreatif;
2) menulis lebih tepat;
3) tulisan yang dihasilkan lebih indah dan rapi; dan
4) mengasah daya seni.
Menulis tegak bersambung merupakan salah satu keterampilan yang terdapat pada
empat aspek pembelajaran bahasa Indonesia dengan cara menggabungkan huruf
demi huruf, sehingga membentuk suatu kata dan kalimat. Menulis tegak
bersambung membutuhkan sebuah kesabaran dan ketekunan pada saat
saat ingin melakukan kegiatan menulis. Teori pengondisian klasik menurut
Pavlov (2010) ini yang di dalamnya mengupayakan latihan-latihan intensif
melalui motivasi dan dorongan. Bentuk latihan intensif melalui motivasi dan
dorongan yang di maksud adalah senam jari, senam jari dengan plastisin, melukis
dengan jari, dan mewarnai kata.
Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan No. 094/C/Kep/I.83 tanggal 7 Juni 1983, tanggal 7
juni 1983 dan penegasan ukuran tulisan tangan No. 0521/C2/U.88, 27 Juni 1988.
2.8 Menulis Kelas II SD
Menurut Resmini, dkk. (2006: 309-310), ada dua pembelajaran dalam
pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar kelas rendah yaitu
pembelajaran membaca dan menulis pemulaan, serta pembelajaran membaca
dan menulis permulaan diberikan di kelas I dan kelas II Sekolah Dasar
disesuaikan dengan kemampuan dan perkembangan kejiwaan siswa.
pembelaran membaca dan menulis permulaan di kelas I Sekolah Dasar
bertujuan agar siswa terampil membaca dan menulis sedangkan di kelas II di
samping agar siswa terampil membaca dan menulis, juga mengembangkan
pengetahuan bahas dan keterampilan berbahasa yang diperlukan untuk
menghadapi pelajaran bahasa Indonesia di kelas selanjutnya. ruang lingkup
pembelajaran di kelas I, membaca dan menulis kata atau kalimat dengan
sekolah dasar, membaca dan menulis kata atau kalimat dengan menggunakan
huruf-huruf besar pada huruf pertama kata awal kalimat penggunaan tanda
baca.
2.9 Metode Drill
2.9.1 Konsep Metode Drill
Menurut KBBI (2007: 740), metode adalah cara teratur yang
digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan
yang dikehendaki, merupakan cara kerja yang bersistem untuk memudahkan
pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Sedangkan
Daryanto (2009: 389), mengemukakan bahwa metode adalah sejumlah
pengetahuan dan keterampilan yang memungkinkan terselenggaranya
kegiatan belajar mengajar secara efektif dan efisien.
Metode drill merupakan suatu cara mengajar dengan memberikan latihan-latihan terhadap apa yang telah dipelajari oleh siswa sehingga memperoleh
suatu keterampilan tertentu. kata latihan mengandung arti bahwa sesuatu itu
selau diulang-ulang, akan tetapi bagaimanapun juga antara situasi belajar yang
pertama dengan situasi belajar yang relistis, akan berusaha melatih
keterampilannya. bila situasi belajar itu diubah-ubah kondisinya sehingga
menuntut renpons yang berubah, maka keterampilan akan lebih
disempurnakan.
Roestiyah (2008: 125), mengemukakan bahwa metode drill adalah suatu teknik yang dapat diartikan sebagai suatu cara mengajar di mana siswa
keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari. Latihan yang
praktis, mudah dilakukan serta teratur melaksanakannya membina anak dalam
meningkatkan penguasaan keterampilan itu, bahkan memungkinkan siswa
dapat memiliki ketangkasan itu dengan sempurna.
Dari beberapa pendapat para pakar di atas, penulis dapat menyimpulkan
bahwa metode drill merupakan salah satu teknik latihan berulang-ulang yang
diterapkan dalam pembelajaran untuk mencapai kesempurnaan. Metode drill bertujuan untuk melatih keluwesan siswa dalam keterampilan tertentu yang
akan dicapai sehingga mendapatkan hasil yang maksimal.
Penggunaan metode drill biasanya bertujuan agar siswa memiliki keterampilan motorik/gerak, seperti menghafalkan kata-kata, menulis,
mempergunakan alat/membuat suatu benda juga dapat melaksanakan gerak
dalam olahraga (Roestiyah, 2008: 125).
2.9.2 Penerapan metode drill
Pujiono (2010), hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menerapkan metode
drill sebagai berikut:
a. Tujuan harus dijelaskan kepada siswa sehingga selesai latihan siswa diharapkan dapat mengerjakan dengan tepat sesuai tujuan yang akan dicapai.
b. Tentukan dengan kelas kebiasaan yang dilatihkan sehingga siswa mengetahui apa yang harus dikerjakan.
c. Lama latihan harus disesuaikan dengan kemampuan siswa. d. Memberikan selingan pada saat latihan agar tidak membosankan.
2.9.3 Kelebihan dan Kelemahan Metode Drill
2.9.3.1 Kelebihan Metode Drill
Kelebihan di dalam metode drill adalah sebagai berikut:
1. Pengertian siswa lebih luas melalui latihan berulang-ulang.
2. Siswa siap menggunakan keterampilannya karena sudah dibiasakan.
2.9.3.2 Kelemahan Metode Drill
Kelemahan yang terdapat di dalam metode drill adalah sebagai berikut:
1. Siswa cenderung belajar secara mekanis.
2. Dapat menyebabkan kebosanan.
3. Mematikan kreasi siswa dalam berlatih.
4. Menimbulkan verbalisme (tahu kata-kata tetapi tidak tahu arti).
Untuk meminimalisir adanya kelemahan metode drill di atas, dalam pembelajaran menulis tegak bersambung diupayakan dengan menggunakan
media yang dapat dan menarik di setiap pertemuan untuk setiap siklusnya.
2.9.3 Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Drill
Roestiyah (2008: 127-128), mengemukakan bahwa untuk kesuksesan dalam
pelaksanaan metode drill, guru harus memperhatikan langkah-langkah di bawah ini:
b. Guru harus memilih latihan yang mempunyai arti luas ialah yang dapat menanamkan pengertian pemahaman akan makna dan tujuan latihan sebelum mereka melakukannya.
c. Guru memberikan instruktur yang lebih menekankan diagnosa, karena pada latihan permulaan guru belum dapat mengharapkan siswa untuk menghasilkan keterampilannya yang sempurna.
d. Ketetapan merupakan hal yang utama, agar siswa melakukan latihan secara tepat, kemudian memperhatikan kecepatan.
e. Guru memperhitungkan waktu latihan yang singkat agar tidak meletihkan dan membosankan,tetapi sering dilakukan pada kesempatan lain.
f. Guru dan siswa perlu memikirkan dan mengutamakan proses-proses yang sesuai dengan pokok/inti dari tujuan yang akan dicapai.
g. Guru perlu memperhatikan perbedaan individual siswa, sehingga kemampuan dan kebutuhan siswa masing-masing dikembangkan.
2.10 Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian pustaka di atas dapat dirumuskan hipotesis
penelitian tindakan kelas sebagai berikut: “Apabila dalam pembelajaran
bahasa Indonesia di kelas II SD Negeri 1 Karya Tunggal guru menggunakan
metode drill dengan langkah-langkah secara tepat, maka dapat meningkatkan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian pada
upaya pemecahan masalah atau perbaikan yang dirancang menggunakan metode penelitian tindakan (classroom action research) yang bersifat reflektif dan kolaboratif. Produser pelaksaan penelitian tindakan berupa suatu siklus atau daur ulang berbentuk spiral (a spiral of steps) yang setiap langkahnya
terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi (Kemmis dan Tagart dalam Wiraatmadja, 2006: 66).
Arikunto (2009: 2-3) mengemukakan bahwa, penelitian tindakan kelas
atau yang dalam bahasa Inggrisnya disebut classroom action research (CAR) yaitu, sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas, dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata inti, yaitu (1) penelitian, (2) tindakan, dan (3) kelas, sehingga dapat disimpulkan bahwa penelitian
tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa suatu tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Prosedur ini merupakan pedoman wajib dalam melakukan
guna evaluasi pembelajaran sehingga lebih optimal. Secara garis besar di
dalam penelitian tidakan kelas terdapat empat tahapan yang lazim dilalui yaitu,(1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Siklus tindakan dalam penelitian ini diadaptasi dari rancangan penelitian
tindakan kelas Arikunto, dkk. (2009: 16), sbb:
Gambar: Alur Penelitian Tindak Kelas (Arikunto,dkk.2009:16) Refleksi I
Perencanaan Pelaksanaan
SIKLUS I
Pengamatan
Perencanaan
Siklus II
Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan Pelaksanaan
Siklus III
Pengamatan Refleksi II
3.1.1 Setting Penelitian a. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas II Sekolah Dasar Negeri 1 Karya Tunggal dengan jumlah siswa 26 siswa yang terdiri
dari 16 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. b. Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Karya Tunggal, yang
berlokasi di Desa Karya Tunggal Kecamatan Katibung Kabupaten Lampung Selatan.
c. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian di semester genap selama 3 bulan, yaitu
terhitung dari bulan April, sampai bulan Juni.
3.1.2 Sumber Data
Data penelitian diperoleh melalui tes dan nontes yaitu dokumen dari
kemampuan menulis tegak bersambung siswa dan observasi aktivitas belajar siswa serta kinerja guru. Aktivitas belajar siswa dan kinerja guru merupakan data kualitatif, sedangkan tes kemampuan menulis tegak bersambung
3.1.3 Alat Pengumpulan Data
Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah lembar observasi dan tes.
1. Lembar observasi yang digunakan oleh observer untuk mengamati aktivitas
siswa maupun kinerja guru saat pembelajaran berlangsung.
2. Tes yang digunakan adalah tes subjektif tertulis untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis tegak bersambung pada pembelajaran
bahasa Indonesia.
3. Dokumentasi menggunakan kamera digital untuk mendokumentasikan aktivitas siswa dan kinerja guru dalam kegiatan pembelajaran.
3.1.4 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan selama kegiatan pelaksanaan tindakan kelas, yaitu dengan menggunakan teknik tes dan nontes.
1. Teknik Nontes
Teknik nontes dilakukan melalui observasi baik secara langsung maupun tidak langsung. Kerlinger dalam Aunurrahman, dkk. (2009:8-9) mengemukakan bahwa, secara sederhana observasi dapat diartikan sebagai prosedur sistematis
dan baku untuk memperoleh data. Observasi digunakan untuk mengetahui apakah dengan penerapan metode driil di kelas II akan lebih efektif, apa pengaruhnya untuk siswa serta bagaimana pembelajaran yang dilakukan. Observasi dilakukan oleh observer terhadap aktivitas siswa maupun guru selama
2. Teknik Tes
Teknik tes adalah seperangkat tugas yang harus dikerjakan oleh orang yang dites, dan berdasarkan hasil pelaksanaan tugas-tugas yang diberikan, maka dapat ditarik kesimpulan tentang aspek tertentu pada orang tersebut (Poerwanti, dkk.,
2008: 2.26). Dalam penelitian ini, teknik tes digunakan untuk mengumpulkan data nilai-nilai siswa, guna mengetahui hasil belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia melalui penerapan metode drill pada kelas II B SD Negeri 01
karya tunggal khususnya tes kemampuan menulis tegak bersambung. Data yang diperbolehkan melalui teknik tes berupa data kuantitatif. Adapun aspek yang dinilai dalam tes menulis tegak bersambung dengan menggunakan metode drill adalah sebagai berikut :
1. Kebakuan tulisan. 2. Kelengkapan tulisan. 3. Kejelasan tulisan. 4. Kerapian tulisan.
3.1.5 Teknik Analisis Data
Aunurrahman, dkk. ( 2009:9-10) mengemukakan bahwa, analisis data adalah suatu kegiatan untuk mencermati setiap langkah yang dibuat, mulai dari tahapan
persiapan, proses sampai hasil pekerjaan atau pembelajaran, dalam arti apakah kegiatan dan langkah-langkahnya sudah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai atau belum. Demikian juga dengan analisis PTK terhadap kegiatan pembelajaran, analisis dilakukan untuk memperkirakan apakah semua aspek pembelajaran yang
Teknik analisis data yang dilakukan adalah, sebagai berikut:
a. Mengumpulkan semua data dari hasil pengamatan selama siklus I,II,atau III, baik data kuantitatif maupun kualitatif.
[image:32.595.114.510.247.394.2]1. Data Kuantitatif
Tabel 1.Teknik penilaian kualitas tulisan tegak bersambung
NO Aspek yang dinilai Tingkat pencapain kemampuan
5 6 7 8 9
1 Kebakuan tulisan 2 Kelengkapan tulisan 3 Kejelasan tulisan 4 Kerapian tulisan
Catatan:
1. Nilai Minimal 5 dan nilai Maksimal 9
2. Skor minimum yang diperoleh siswa yaitu 20 dan skor maksimum 36. 3. Jumlah nilai merupakan skor mentah dari tiap siswa.
Keterangan :
N = Nilai yang di cari atau diharapkan . R = Skor mentah yang diperoleh siswa. SM = Skor Maksimum.
100 = Bilangan Genap R
2. Data Kualitatif
Tabel 2. Lembar Observasi Kinerja Guru
Nama Guru :……….
MataPelajaran : ……….
Kelas / semesteran : ……….
Waktu : ……….
Siklus Ke : ……….
No. Aspek yang Diamati Skor
I.
II
III
Pra Pembelajaran
a. Kesiapan ruang, alat, dan media pembelaran . b. Memeriksa kesiapan siswa .
Kemampuan Membuka Pelajaran a. Melakukan kegiatan apersepsi.
b. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan di berikan.
Kegiatan Inti Pembelajaran A. Penguasaan materi pelajaran a. Menunjukkan materi pembelajaran. b. Mengaitkan penguasaan materi dengan pengetahuan lain yang relevan.
c. Menyampaikan materi sesuai dengan hierarki belajar.
d. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan
B. Pendekatan / strategi pembelajaran a. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi ( tujuan ) yang hendak dicapai. b. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa. c. Melaksanakan pembelajaran secara runtut. d. Mengusai kelas
e. Melaksanakan pembelajan ran yang
memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif. f. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan.
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
IV
g. Pemanfaatan media pembelajaran/sumber belajar.
C. Kemampuan menggunakan media pembelajaran a. Menghasilkan pesan yang menarik .
b. Menggunakan media secara efektif dan efesien. c. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media. d. Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa.
D. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam Pembelajaran
a. Merespons positif partisipasi siswa.
b. Memfasilitasi terjadinya interaksi guru, siswa, dan sumber belajar.
c. Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif.
d. Menumbuhkan kecerian dan antusiasme siswa dalam belajar.
Penutup
a. Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa.
b. Menyusun tindak lanjut . c. Melaksanakan tindak lanjut
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
SKOR
Jumlah skor yang didapat
Skor akhir = x 100%
Jumlah skor maksimal Keterangan :
85-100% = Baik sekali 71-85% = Baik 56-70% = Cukup
Adaptasi dari Departemen Pendidikan Nasional
Tabel 3. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa (on Task) pada pembelajaran.
No Aspek Yang Diamati Siswa Target (%)
Jumlah %
1 Siswa membawa buku catatan 85
2 Siswa membawa alat tulis 85
3 Siswa memperhatikan penjelasan guru 85
4 Sikap tubuh yang benar saat menulis 85
5 Siswa menyelesaikan tugas yang di
berikan oleh guru 85
Rata –rata
Target 85 % dikutip dari Arifin (2010)
Keterangan :
N = Nilai yang diharapkan
R = Skor mentah yang diperoleh siswa SM = Jumlah siswa
100% = Bilangan tetap Catatan:
85-100% = Baik sekali 71-85% = Baik 56-70% = Cukup 41-55% = Kurang 40 ke bawah = Sangat kurang
R
[image:35.595.108.515.153.325.2]b. Menganalisis data dengan membuat tabulasi dan persentase, serta disajikan dalam bentuk tabel dan grafik.
c. Menguji keberhasilan penelitian dengan cara membandingkan hasil pengolahan data dengan indikator keberhasilan antra hasil tes siklus I, hasil
tes siklus II dan hasil tes siklus III.
3.1.6 Teknik Menulis Tegak Bersambung
Pada tahap penilaian tulisan tegak bersambung digunakan teknik penilaian yang meliputi empat aspek yaitu: (1) aspek kebakuan tulisan, (2) aspek kelengkapan tulisan, (3) aspek kejelasan tulisan dan (4) aspek kerapian tulisan, yang akan di amati dari hasil tulisan siswa menulis tegak bersambung.
3.1.7 Urutan Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian ini dilakukan dalam tiga siklus, dengan berbagai kemungkinan
perubahan yang dianggap perlu. Setiap siklus yang dilaksanakan terdiri dari perencanaan, tindakan, obsevasi, dan refleksi
1. Siklus I
a. Perencanaan
Pada siklus pertama tema pembelajarannya adalah “kesehatan”. Pada perencanaan akan ditetapkan hal-hal sebagai berikut:
a. Menyiapkan silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran dan bahan
b. Menyiapkan instrument penelitian yang terdiri dari lembar observasi
untuk kegiatan guru dan siswa, lembar kerja siswa dan alat evaluasi. c. Menentukan materi dan media pembelajaran.
Adapun perencanaan kegiatan pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan metode drill meliputi beberapa tahap sebagai berikut:
a) Latihan dilakukan memalui gerak otomatis yaitu dengan menggerakkan pensil di atas buku tegak bersambung sampai
membentuk tulisan tegak bersambung.
b) Memberikan pemahaman akan makna dan tujuan latihan sebelum siswa melakukanya.
c) Menekankan diagnosa pada pendahuluan misalnya cara menulis yang
diawali dari memegang pensil dan menarik garis sehingga membentuk huruf tegak bersambung.
d) Mengutamakan ketetapan dengan memperhatikan kecepatan. e) Memberikan suasana yang menyenangkan dan menarik;
f) Mengutamakan proses yang pokok/inti.
b. Pelaksanaan 1
Berdasarkan teori metode drill langkah-langkah yang harus diterapkan dalam pembelajaran menurut Roestiyah (2008: 127-128) adalah sebagai berikut:
a. Latihan hanya digunakan untuk pelajaran atau tindakan yang dilakukan secara otomatis, ialah digunakan oleh siswa tanpa menggunakan pemikiran dan pertimbangan yang mendalam tetapi dapat dilakukan dengan cepat seperti
gerak reflek saja, contohnya: menulis, mengahafal, dan menghitung.
b. Guru harus memilih latihan yang mempunyai arti luas ialah yang dapat menanamkan pengertian pemahaman akan makna dan tujuan latihan sebelum mereka melakukannya.
c. Guru memberikan instruktur yang lebih menekankan diagnose, karena pada latihan permulaan guru belum dapat mengharapkan siswa untuk menghasilkan keterampilan yang sempurna.
d. Ketetapan merupakan hal yang utama, agar siswa melakukan latihan secara
tepat, kemudian memperhatikan kecepatan.
e. Guru memperhitungkan waktu latihan yang singkat agar tidak meletihkan dan membosankan, tetapi sering dilakukan pada kesempatan lain.
f. Guru dan siswa perlu memikirkan dan mengutamakan proses-proses yang sesuai dengan pokok/inti dari tujuan yang akan dicapai.
Tahap pelaksanaan I adalah sebagai berikut:
a. pengondisian kelas. b. Salam dan doa.
c. Mendata daftar hadir siswa.
d. Menyampaikan tujuan pembelajaran. e. Memberikan apersepsi.
Tahap pelaksanaan II adalah sebagai berikut:
a. Guru menulis tema yaitu “kesehatan” di papan tulis.
b. Guru memberikan penjelasan yang berkaitan dengan materi yang akan disampaikan kepada siswa.
c. Dalam kegiatan pembelajaran menulis tegak bersambung siswa berlatih
menulis yang diawali dengan cara seperti di bawah ini: a). Cara memegang pensil.
b). Menggerakkan tangan ke bagian atas, ke bawah, ke kanan, dan ke kiri. d. Guru memberikan contoh tulisan tegak bersambung melalui teks puisi yang
sudah disediakan berdasarkan silabus.
e. Siswa menuliskan puisi berdasarkan contoh yang diberikan oleh guru dengan menggunakan kertas bergaris untuk menulis huruf tegak bersambung.
f. Kegiatan menulis teks puisi dengan menggunakan huruf tegak bersambung, dilakukan 2 kali oleh siswa pada setiap siklusnya dengan bimbingan guru. Dengan lembar pengamatan yang telah dipersiapkan untuk mengamati aktivitas siswa dan kinerja guru dalam proses pembelajaran, maka akan terlihat
menggunakan huruf tegak bersambung. Media gambar disertakan pada
pembelajaran ini untuk mempermudah dalam menyampaikan materi. Pokok bahasan pada siklus I adalah mengetahui lingkungan alam dan buatan (IPS), sumber energi dan kegunaannya (IPA), dam membaca teks dan menulis puisi
anak (Bahasa Indonesia).
c. Observasi
Selama proses pembelajaran dari kegiatan awal sampai kegiatan akhir diamati oleh observer dengan lembar observasi yang telah disepakati bersama, yaitu observasi mengenai aktivitas belajar siswa pada kegiatan menulis tegak bersambung dengan metode drill, serta observasi kinerja guru selama proses
pembelajaran berlangsung.
d. Refleksi
Pada kegiatan refleksi, dilakukan analisis data untuk mengkaji dari kegiatan
pembelajaran pada siklus I. Guru bertanya dengan siswa kesulitan yang dihadapi saat siswa menulis menggunakan huruf tegak bersambung dan megulas kembali cara menulis tegak bersambung untuk memberikan pemahaman yang lebih baik
untuk siswa. Selanjutnya peneliti mengkaji proses pembelajaran yang dilakuakan oleh guru dan mengkaji aktivitas siswa selama proses pembelajaran.hambatan-hambatan yang ditemukan selama pembelajaran, merupakan catatan penting untuk direfleksikan pada siklus selanjutnya. Sedangkan kebaikan yang telah
dapat dijadikan sebagai contoh atau acuan dalam melaksanakan pembelajaran di
masa yang akan datang. 2. Siklus II
a. Perencanaan
Pelaksanaan pada siklus II ini dilakukan setelah merefleksi dari kegiatan pada siklus I, produser penelitian diawali dengan membuat rencana perbaikan pembelajaran (RPP) secara kolaboratif antara dengan peneliti.
1. Tahap Perencanaan
Pada siklus kedua tema pembelajarannya adalah “Bintang”. Pada perencanaan akan ditetapkan hal-hal sebagai berikut:
a. Menyiapkan silabus, rencana perbaikan pembelajaran dan bahan ajar.
b. Menyiapakan intrumen penelitian yang terdiri dari lembar observasi untuk kegiatan guru dan siswa, lembar kerja siswa dan alat evaluasi. c. Menentukan materi dan media pembelajaran.
Adapun perencanaan kegiatan pelaksaan pembelajaran dengan mengunakan
metode drill yang meliputi beberapa tahap sebagai berikut:
a) Latihan dilakukan melalui gerak otonomis yaitu dengan menggerakan pensil diatas buku tegak bersambung sampai membentuk tulisan tegak
bersambung;
c) Menekan diagnosa pada pendahuluan misalnya cara menulis yang
diawali dari memegang pensil dan menarik garis sehingga membentuk huruf tegak bersambung
d) Mengutamakan ketepatan dengan memperhatikan kecepatan
e) Memberiikan suasana yang menyenangkan dan menarik f) Mengutamakan proses yang pokok/inti; dan
g) Pelaksanaan latihan perlu adanya pengawasan dan perhatian untuk
perorangan. b. Pelaksanaan II
Berdasarkan teori metode drill lengakh-langkah yang harus diterapkan dalam pembelajaran menurut roestiyah (2008: 127-128) adalah sebagai
berikut:
a. Latihan hanya digunakan untuk pelajaran atau tindakan yang dilakukan secara otomatis, ialah digunakan oleh siswa tanpa menggunakn pemikiran dan pertimbangan yang mendalam tetapi dapat dilakukan dengan cepat seperti gerak reflek saja, seperti contohnya: menulis, menghafal dan menghitung.
b. Guru harus memilih latihan yang mempunyai arti luas ialah yang dapat menanamkan pengertian pemahaman akan makna dan tujuan latihan sebelum mereka malakukannya.
c. Guru memberikan instruktur yang lebih menekankan diagnosa, karena pada latihan permulaan guru belum dapat mengharapkan siswa untuk menghasilkan keterampilan yang sempurna.
d. Ketetapan merupakan hal yang utama, agar siswa melakukan latihan secara tepat, kemudian memperhatikan kecepatan.
e. Guru memperhitungkan waktu latihan yang singkat agar tidak meletihkan dan membosankan, tetapi sering dilakukan pada kesempatan lain.
g. Guru perlu memperhatikan perbedaan individual siswa, sehingga kemampuan dan kebutuhan siswa masing-masing dikembangkan.
Tahap pelaksanaan I adalah sebagai berikut:
a. Pengondisian kelas. b. Doa dan salam.
c. Mendata daftar hadir siswa.
d. Menyampaikan tujuan pembelajaran. Tahap pelaksanaan II adalah sebagai berikut:
a. Guru menuliskan tema yaitu “binatang” di papan tulis.
b. Guru memberikan penjelasan yang berkaitan dengan materi yang akan
disampaikan kepada siswa.
c. Dalam kegiatan pembelajaran menulis tegak bersambung siswa berlatih menulis yang diawali dengan cara seperti di bawah ini:
a). Cara memegang pensil,
b). Menggerakkan tangan ke bagian atas, ke bawah, ke kanan, dan ke kiri. d. Siswa mendeskripsikan gambar binatang yang ditempel.
e. Kegiatan menulis mendeskripsikan gambar binatang dengan menggunakan
huruf tegak bersambung, dilakukan 2 kali oleh siswa.
Dengan lembar pengamatan yang telah dipersiapakan untuk mengamati aktivitas siswa dan kinerja guru dalam proses pembelajaran,
Pada tahap pelaksanaan siklus II, media gambar disertakan dalam
pembelajaran.Pada sikulus ini pokok bahasannya ialah melakukan perkalian dan pembagian bilangan sampai dua angka, menulis menggunakan huruf tegak bersambung dengan mendeskripsikan gambar
yang dibagaikan oleh guru, mewarnai gambar binatang. Mata pelajaran yang berpusat pada tema yaitu: matematika, Bahasa indonesia dan SBK. Dengan lembar pengamatan yang telah dipersiapkan untuk mengamati
aktivitas siswa dan kinerja guru dalam proses pembelajaran, maka akan terlihat kemampuan siswa mendeskripsikan gambar melalui tulisan dengan menggunakan huruf tegak bersambung.
c. Observasi
Selama proses pembelajaran dari kegiatan awal sampai kegiatan akhir diamati oleh observasi dengan lembar observasi yang telah disepakati bersama, yaitu observasi mengenai aktivitas belajar siswa pada kegiatan menulis tegak bersambung dengan metode drill, serta observasi kinerja
guru selama proses pembelajaran berlangsung. d. Refleksi
Pada akhir siklus selalu dilakukan refleksi pembelajaran baik itu dari
siswa maupun tim peneliti untuk merefleksikan kesiklus selanjutnya. Guru mengulas kesulitan yang dialami oleh siswa saat menulis tegak bersambung. Bila terdapat kelemahan atau kekurangan yang terjadi pada proses pembelajaran, maka akan dilakukan perbaikan pada perencanaan
pada siklus kedua perlu dipertahankan untuk siklus selanjutnya dan dapat
dijadikan sebagai contoh atau acuan dalam melaksanakan pembelajaran di masa yang akan datang.
3. Siklus III
a. Perencanaan
Pada siklus ketiga tema pembelajarannya adalah”Peristiwa”. Pada perencanaan akan ditetapkan hal-hal sebagai berikut.
a. Menyiapakan silabus, rencana perbaikan pembelajaran dan bahan ajar. b. Menyiapkan instrumen penelitian yang terdiri dari lembar observasi
untuk kegiatan guru dan siswa, lembar kerja siswa dan alat evaluasi. c. Menentukan materi dan media pembelajaran.
Adapun perencanaan kegiatan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode drill yang meliputi beberapa tahap sebagai berikut: a. Latihan dilakukan melalui gerak otonomis yaitu dengan menggerakan
pensil diatas buku tegak bersambung sampai membentuk tulisan tegak
bersambung;
b. Memberikan pemahaman akan makna dan tujuan latihan sebelum siswa melakukannya;
c. Menekankan diagnosa pada pendahuluan misalnya cara menulis yang diawali dari memegang pesil dan menarik garis sehingga membentuk huruf tegak bersambung;
d. Mengutamakan ketepatan dengan memperhatikan kecepatan;
f. Mengutamakan proses yang pokok inti.
g. Pelaksanaan latihan perlu adanya pengawasan dan perhatian untuk perorangan.
b. Pelaksanaan
Berdasarkan teori metode drill langkah-langkah yag harus ditetapkan dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:
a. Latihan hanya digunakan untuk pelajaran atau tindakan yang dilakukan secara otomatis, ialah digunakan oleh siswa tanpa menggunakan pemikiran dan pertimbangan yang mendalam tetapi dapat dilakukan dengan cepat seperti gerak reflek saja, seperti contohnya: menulis, menghafal dang menghitung.
b. Guru harus memilih latihan yang mempunyai arti luas ialah yang dapat menanamkan pengertian pemahaman akan makna dan tujuan latihan sebelum mereka melakukannya.
c. Guru memberikan instruktur yang lebih menekankan diagnose, karena pada latihan permulaan guru belum dapat mengharapkan siswa untuk menghasilkan keterampilan yang sempurna.
d. Ketetapan merupakan hal yang utama, agar siswa melakukan latihan secara tepat, kemudian memperhatikan kecepatan.
e. Guru memperhitungkan waktu latihan yang singkat agar tidak meletihkan dan membosankan, tetapi sering dilakukan pada kesempatan lain.
f. Guru dan siswa perlu memikirkan dan mengutamakan proses-proses yang sesuai dengan pokok/inti dari tujuan yang akan dicapai.
Tahap pelaksanaan I adalah sebagai berikut:
a. Pengondisian kelas. b. Salam dan doa
c. Mendata daftar hadir siswa.
d. Menyampaikan tujuan pembelajaran. e. Memberikan apersiasi.
Tahap pelaksanaan II adalah sebagai berikut:
a. Guru menuliskan tema yaitu “peristiwa” di papan tulis.
b. Guru memberikan penjelasan yang berkaitan dengan materi yang akan disampaikan kepada siswa.
c. Dalam kegiatan pembelajaran menulis tegak bersambung siswa berlatih
menulis yang diawali dengan cara seperti di bawah ini: a). Cara memegang pensil.
b). Menggerakkan tangan ke bagian atas, ke bawah, ke kanan, dan ke kiri. d. Guru memberikan bagan dan gambar peristiwa yang dialami oleh keluarga,
kemudian siswa mendeskripsikan ke dalam bentuk tulisan tegak bersambung.
e. Kegiatan menulis dilakukan 2 kali oleh siswa.
Dengan lembar pengamatan yang telah dipersiapka untuk mengamati aktivitas siswa dan kinerja guru dalam proses pembelajaran, maka akan terlihat kemampua siswa mendeskripsikan gambar melalui tulisan dengan menggunakan huruf tegak bersambung. Pada tahap pelaksanaan siklus III,
bahasannya ialah dokumen diri sendiri dan keluarga, pengalaman diri sendiri
dan keluarga, teks berisi pesa, bercerita tentang dongeng, mata pelajaran yang berpusat pada tema adalah: bahasa indonesia, IPS dan SBK (seni budaya dan keterampilan). Dengan lembar pengamatan yang telah dipersiapkan untuk
mengamati aktivitas siswa dan kinerja guru dalam proses pembelajaran, maka akan terlihat kemampuan siswa mendeskripsikan gambar melalui tulisan dengan mnggunakan huruf tegak bersambung.
c. Observasi
Selama proses pembelajaran dari kegiatan awal sampai kegiatan akhir diamati oleh observer dengan lembar observasi yang telah disepakati bersama, yaitu observasi mengenai aktivitas belajar siswa pada kegiatan menulis tegak
bersambung dengan metode drill, serta observasi kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung.
d. Refleksi
Hal – hal yang dilakukan dalam kegiatan refleksi adalah membahas
sesuatu yang terjadi dalam siklus ketiga yang dilakukan oleh peneliti baik itu kelebihan atau kelemahan selama proses pembelajaran berlangsung. Jika pada siklus ketiga pembelajaran dapat berlangsung. Jika pada siklus ketiga
pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dan telah terjadi peningkatan dibanding dengan siklus-siklus sebelumnya, maka penelitian dianggap cukup. Namun jika masih ada dilanjutkan pada pertemuan-pertemuan diluar PTK.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan
pada siswa kelas II SD Negeri 1 Karya Tunggal mata pelajaran Bahasa
Indonesia, khususnya dalam kegiatan menulis tegak bersambung, dapat di
simpulkan sebagai berikut:
1. Penerapan metode drill dalam pembelajaran menulis tegak bersambung dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa dari siklus I sampai dengan siklus III.
Pada siklus I diperoleh nilai rata-rata sebesar 76,92%, siklus II sebesar
92,31% dan siklus III sebesar 97,69%.
2. Penerapan metode drill dalam pembelajaran menulis tegak bersambung dapat
meningkatkan kemampuan siswa dari siklus I sampai dengan siklus III. Pada
siklus I nilai rata-rata kelas sebesar 71 dengan persentase ketuntusan (42,31%)
dan pada siklus III nilai rata-rata kelas yang diperoleh adalah 87 dengan
persentase ketuntasan (100%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
penggunaan metode drill pada pembelajaran menulis tegak bersambung dapat
5.2 Saran
Berdasarkan kegiatan yang telah dilaksanakan oleh penulis di SD Negeri 1
Karya Tunggal, maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Kepada siswa, hendaknya lebih antusias dalam proses pembelajaran, lebih
giat dalam berlatih dan rajin belajar agar menjadi anak yang cerdas serta
berguna bagi Nusa dan Bangsa.
2. Kepada Guru, hendaknya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia guru
dapat menggunakan metode drill pada pembelajaran menulis tegak
bersambung sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran, sehingga dapat membangkitkan motivasi dan minat siswa
serta memperoleh hasil yang lebih baik dalam membangkitkan motivasi
dan minat siswa serta memperoleh hasil yang baik dalam pembelajaran.
3. Kepala Sekolah, agar selalu memberi motivasi dan kesempatan kepada
guru untuk bebas berkreasi dengan menyesuaikan materi yang diajarkan
berdasarkan silabus dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik
dalam proses pembelajaran dan mengutamakan proses pada saat
pembelajaran untuk mendapatkan hasil yang baik.
4. Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar ( PGSD ), agar lebih
memahami menjadi peran seorang guru SD. Setelah mengadakan PTK ini
kelak mahasiswa PGSD dapat memperbaiki pembelajaran dan mengatasi
permasalahan-permasalahan yang ditemukan saat mengajar di SD
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KEMAMPUAN MENULIS TEGAK BERSAMBUNG MELALUI PENERPAAN METODE DRILL PADA
PEMBELAJARAN TEMATIK SISWA KELAS II SDN 1 KARYA TUNGGAL
(Skripsi)
Oleh NURMAIDAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KEMAMPUAN MENULIS TEGAK BERSAMBUNG MELALUI PENERPAAN METODE DRILL PADA
PEMBELAJARAN TEMATIK SISWA KELAS II SDN 1 KARYA TUNGGAL
Oleh
NURMAIDAH
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Hasil tulisan siswa dalam menulis tegak bersambung ………... 169 2. Media gambar pada pembelajaran siklus I pertemuan 1 dan 2 ……... 170 3. Media gambar pada pembelajaran siklus II pertemuan 1 dan 2 ……... 171 4. Media gambar pada pembelajaran siklus III pertemuan 1 dan 2 …... 172 5. Foto kegiatan pembelajaran siklus I pertemuan 1 dan 2……….. 173 6. Foto kegiatan pembelajaran siklus I pertemuan 1 dan 2……….. 174 7. Foto kegiatan pembelajaran siklus II pertemuan 1 dan 2……….. 176 8. Foto kegiatan pembelajaran siklus III pertemuan 1 dan 2…..……….. 177
DAFTAR GRAFIK
Grafik Halaman
1. Rekapitulasi persentase aktivitas siswa per-siklus .……….. 83 2. Persentase kinerja guru dalam proses pembelajaran
siklus I, II, dan III …………... ………... 84 3. Rekapitulasi nilai kemampuan latihan siswa menulis tegak
bersambung melalui penerapan metode drill siklus I,II, dan III ..……. 85 4. Rekapitulasi peningkatan seluruh aspek menulis tegak bersambung
siklus I, II, dan III ……….... ……….. 86
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL... vi
DAFTAR GRAFIK ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 5
1.3 Rumusan Masalah ... 6
1.4 Tujuan Penelitian ... 6
1.5 Manfaat Penelitian ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Belajar ... 8
2.2 Pengertian Aktivitas Belajar ... 9
2.3 Pengertian Kemampuan Menulis ... 9
2.4 Bahasa Indonesia ... 10
2.5 Pendekatan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD ... 12
2.6 Konsep, Tujuan, Jenis-jenis Menulis ... 14
2.6.1 Konsep Menulis ... 14
2.6.2 Tujuan Menulis ... 15
2.6.3 Pembelajaran Menulis di Sekolah Dasar ... 18
2.7 Menulis Tegak Bersambung ... 20
2.8 Menulis Kelas II SD ... 21
2.9 Metode Drill ... 22
2.9.1 Konsep Metode Drill ... 22
2.9.2 Penerapan Metode Drill ... 23
2.9.3 Kelebihan dan Kelemahan Metode Drill ... 24
2.9.3.1 Kelebihan Metode Drill ... 24
2.9.3.2 Kelemahan Metode Drill ... 24
2.9.4 Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Drill ... 24
3.1 Metodologi Penelitian ... 26
3.1.1 Setting Penelitian ... 28
3.1.2 Sumber Data ... 28
3.1.3 Alat Pengumpulan Data ... 29
3.1.4 Teknik Pengumpulan Data ... 29
3.1.5 Teknik Analisis Data ... 30
3.1.6 Teknik Penilaian Tegak Bersambung ... 35
3.1.7 Urutan Penilaian Tindakan Kelas ... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 48
4.1.1 Profil SD Negeri 1 Karya Tunggal ... 48
4.1.2 Deskripsi Awal ... 49
4.1.3 Hasil Penelitian ... 50
4.2 Pembahasan ... 81
4.2.1 Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran ... 81
4.2.2 Kinerja Guru dalam Proses pembelajaran ... 83
4.2.3 Hasil Kemampuan Siswa dalam Proses Pembelajaran ... 84
BAB V Kesimpulan Dan Saran 5.1 Kesimpulan ... 88
5.2 Saran ... 89
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi,dkk, 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara. Jakarta
Aunurrahman, dkk, 2009. Penelitian Pendidikan SD.Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Cahayani, Rosmana, 2006. Pendidikan Bahasa Indonesia.UPI PRESS.Bandung
Daryanto , 2009. Panduan Proses Pembelajaran Kreatif & Inovatif.AV Publiser Jakarta
Depdiknas, 2000. Metodik Khusus Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar.Depdiknas Ditjen Dikdasmen.Jakarta
____________2007.Kamus Besar Bahasa Indonesia .Balai Pustaka.Jakarta
Dimyati dan Mudjiono, 2010. http:// buku.infogue.com/hasil belajar pengertian dan definisi
Hartati, Tatat dkk.2006.Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah.UPI PRESS.Bandung
Joni, Raka, 2011. Pengertian Belajar. T.1981.http:// aadesanjaya.blogspot.Com / 2011 / 05 / pengertian belajar.html. 9 November 2011
Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan No.094/C/Kep/I.83 tanggal 7 juni 1983.
Kushartanti, dkk.2007.Pesona Bahasa Langkah Awal Memahami Linguistik.Gramedia Pustaka Utama.Jakarta
Muba, 2010. Menulis Tegak Bersambung. http : // sekolah – dasar – online . blogstop .com / 2010 / 06 /menulis-tegak-bersambung .html.
Moh. Surya, 1981 .http : // belajar psikolog. Com / pengertian – belajar – menurut – ahli/9 November 2011
Mulyono. Anton M, 2009. Pengertian <