• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KEMAMPUAN MENULIS TEGAK BERSAMBUNG MELALUI PENERPAAN METODE DRILL PADA PEMBELAJARAN TEMATIK SISWA KELAS II SDN 1 KARYA TUNGGAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KEMAMPUAN MENULIS TEGAK BERSAMBUNG MELALUI PENERPAAN METODE DRILL PADA PEMBELAJARAN TEMATIK SISWA KELAS II SDN 1 KARYA TUNGGAL"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KEMAMPUAN MENULIS TEGAK BERSAMBUNG MELALUI PENERPAAN METODE DRILL PADA

PEMBELAJARAN TEMATIK SISWA KELAS II SDN 1 KARYA TUNGGAL

Oleh NURMAIDAH

Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya aktivitas dan kemampuan menulis tegak bersambung siswa kelas II SD Negeri 1 Karya Tunggal dengan rata-rata nilai 60. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan aktivitas siswa dan kemampuan menulis tegak bersambung siswa kelas II SD Negeri 1 karya tunggal melalui penerapan metode drill.

Penelitian ini menggunakan Metode Penelitian Tindakan Kelas yang bersifat reflektif dan kolaboratif. Prosedur pelaksanaan penelitian tindakan berupa suatu siklus atau daur ulang berbentuk spiral yang setiap langkahnya terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Data penelitian diperoleh melalui tes dan non tes kemampuan menulis tegak bersambung siswa dan observasi aktivitas belajar siswa serta kinerja guru.

Hasil penelitian terbukti bahwa melalui penerapan metode drill dapat meningkatkan aktivitas dan kemampuan menulis tegak bersambung siswa. Aktivitas siswa selama proses pembelajaran pada akhir siklus terlihat mengalami peningkatan yang cukup baik. Pada siklus I sebesar 73,08%, siklus II sebesar 89,23% dan siklus III sebesar 96,92% dengan peningkatan siklus I ke siklus II sebesar 16,15% dan dari siklus II ke siklus III sebesar 7,70%. Begitu pula dengan kemampuan menulis tegak bersambung yang mengalami peningkatan pada tiap siklusnya. Pada siklus I nilai rata-rata kelas sebesar 71 dengan persentase ketuntasan (42,31%), siklus II sebesar 79 dengan persentase ketuntasan (88,5%) dan siklus III sebesar 87 dengan persentase ketuntasan (100%).

(2)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan upaya penting untuk perkembangan jasmani dan rohani peserta didik dalam pembangunan, dan bertujuan untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya. Peserta didik memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU Sisdiknas No.20 Th.2003 pasal 1.1).

(3)

demokratis serta bertanggung jawab. Pemerintah telah mengupayakan semaksimal mungkin untuk peningkatan kualitas pendidikan, seperti halnya dengan diadakannya pelatihan dan peningkatan kualifikasi guru, penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku dan alat pengajaran, serta perbaikan sarana dan prasarana pendidikan lainnya.

Dalam UUD 1945 kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi Republik Indonesia dan meruapakan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Menurut Widagdho (1997: 5), bahasa Indonesia ialah bahasa yang demokratis tidak mengenal tingkatan dalam pemakaian. Juga tidak mengenal perubahan bentuk kata kerja sehubungan dengan perubahan orang atau subjek yang melakukan pekerjaan tersebut. Sedangkan menurut Kushartanti, dkk. (2007: 3), bahasa ialah sistem tanda bunyi yang disepakati untuk dipergunakan oleh para anggota kelompok masyarakat tertentu dalam bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri.

Dalam kegiatan berbahasa dikenal empat aspek keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menurut Hartati, dkk. (2006:137) untuk anak kelas rendah Sekolah Dasar sajian pembelajaran yang utama adalah membaca dan menulis. Kedua jenis keterampilan ini disajikan dalam satu kemasan yang disebut MMP, yakni membaca dan menulis permulaan. Melalui kegiatan ini, pertama kalinya peserta didik diperkenalkan dengan lambang-lambang tulis yang biasa digunakan untuk berkomunikasi.

(4)

itu, pembelajaran menulis dapat dilakukan secara terpadu dengan kegiatan membaca, mendengarkan, dan berbicara (Srihendrawati, 2010).

Pembelajaran menulis di Sekolah Dasar dilaksanakan dengan berlandas tumpu pada kurikulum mata pelajaran bahasa dan Sastra Indonesia. Artinya, pembelajaran tersebut harus sejalan dengan tujuan yang dirumuskan dalam kurikulum mata pelajaran bahasa dan Sastra Indonesia.

Trihartanto (2010) mengemukakan bahwa keberhasilan pembelajaran bergantung pada keyakinan tentang faktor-faktor pendukung terjadinya pembelajaran yang efektif dan efisien. Beberapa faktor mengajar yang perlu diperhatikan supaya proses belajar berlangsung baik antara lain:

(5)

Kesulitan yang dialami oleh guru kelas ialah guru kurang memberikan perhatian kepada siswa, guru kurang bervariasi menerapkan metode pembelajaran, guru memberikan latihan baik lisan maupun tulisan. Melihat kondisi maupun fenomena seperti itu, perlu diterapkannya metode drill.

(6)

kebiasaan yang positif dalam meningkatkan kualitas tulisan tegak bersambung. Media pembelajaran pun sangat berperan penting dalam usaha meningkatkan hasil belajar. Tampaknya masih sedikit guru yang mempergunakan media dalam membelajarkan menulis. Sebaiknya guru mempersiapkan berbagai macam media yang dapat dipergunakan untuk menggairahkan pembelajaran menulis (Srihendrawati, 2010).

Kelebihan dari metode drill adalah (1) pengertian siswa lebih luas melalui latihan yang dilakukan secara berulang-ulang, dan (2) siswa siap menggunakan keterampilannya karena sudah dibiasakan. Dari kelebihan metode drill, dapat dijadikan salah satu solusi untuk meningkatkan aktivitas dan keterampilan menulis tegak bersambung.

Berdasarkan beberapa permasalahan di atas, dalam penelitian ini peneliti mengangkat judul “Peningkatan Aktivitas dan Kemampuan Menulis Tegak Bersambung Melalui Penerapan Metode Drill pada Pembelajaran Tematik Siswa Kelas II SD Negeri 1 Karya Tunggal”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas perlu diidentifikasi permasalahan yang ada, yaitu sebagai berikut :

(7)

telah tuntas belajar, dengan kata lain bahwa jumlah siswa yang telah tuntas belajar belum mencapai 80% dari jumlah seluruhnya.

2. Guru kelas II SD Negeri 1 Karya Tunggal belum menerapkan metode drill yang didukung dengan media-media dalam pembelajaran menulis tegak bersambung.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

“Bagaimanakah peningkatkan aktivitas dan kemampuan menulis tegak bersambung melalui penerapan metode drill pada pembelajaran tematik kelas II SD Negeri 1 Karya Tunggal?”

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk :

1. Meningkatkan aktivitas siswa dalam menulis tegak bersambung siswa kelas II SD Negeri 1 Karya Tunggal melalui penerapan metode drill.

(8)

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun harapan dari penelitian ini agar dapat bermanfaat bagi :

1. Siswa, yaitu dapat menulis tegak bersambung pada pembelajaran bahasa Indonesia serta meningkatnya kualitas tulisan tegak bersambung siswa dalam pembelajaran bahasa indonesia setelah diterapkan metode drill sudah dicapai. 2. Guru, yaitu dapat menerapkan metode drill pada pembelajaran menulis tegak

bersambung sehingga dapat meningkatkan keterampilan dan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia.

3. Sekolah, yaitu sebagai acuan untuk mengoptimalkan pembelajaran agar tujuan-tujuan pembelajaran dapat tercapai. Meningkatkan kualitas pembelajaran di SD Negeri 1 Karya Tunggal.

(9)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Belajar

Menurut T. Raka Joni (Sanjaya. 2012) belajar adalah perubahan tingkah laku

yang disebabkan oleh matangnya seseorang atau perubahan yang bersifat

temporer.

Belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam

interaksi aktif dalam lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam

pengelolaan pemahaman (Winkel).

Surya (2012) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang

dilakukan individu untuk memperoleh sutau perubahan tingkah laku yang baru

keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya

dengan lingkungan.

Dari beberapa pendapat para ahli di atas mengenai pengertian belajar, maka

penulis menyimpulkan bahwa belajar adalah perubahan dari diri seseorang

(10)

2.2. Pengertian Aktivitas Belajar

Menurut Poerwadarminta (2003:23), aktivitas adalah kegiatan. Dalam hal

kegiatan belajar, Rousseuau (dalam Sardiman 2004: 96), memberikan penjelasan

bahwa segala pengetahuan itu harus diperoleh dengan pengamatan sendiri,

penyelidikan sendiri, dengan bekerja sendiri baik secara rohani maupun teknis.

Sriyono (2009) mengemukakan bahwa aktivitas adalah segala kegiatan yang

dilaksanakan baik secara jasmani maupun rohani. Aktivitas siswa selama proses

belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk

belajar.

Mulyono (2009), mengemukakan aktivitas adalah kegiatan atau keaktifan.

Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik

maupun non-fisik, merupakan suatu aktivitas.

Dari beberapa pendapat para pakar diatas, penulis menyimpulkan bahwa

aktivitas belajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh setiap invidu dengan

kesadarannya untuk melakukan sesuatu hal baik jasmani maupun rohani dengan

tujuan agar terjadi perubahan dari diri individu tersebut.

2.3 Pengertian Kemampuan Menulis

Menurut KBBI (2007:707), kemampuan adalah kesanggupan; kecakapan;

kekuatan. Keith Davis dalam Mangkunegara (2008) secara psikologis,

kemampuan (ability) terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality

(11)

pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan

pekerjaan sehari-hari, maka akan lebih mudah mencapai kinerja maksimal.

Hasani (2009), menulis merupakan keterampilan berbahasa yang digunakan untuk

berkomunikasi secara tidak langsung.

Penulis menyimpulkan bahwa kemampuan menulis adalah suatu usaha yang

timbul dari diri sendiri, yang diyakini mampu melaksanakan kegiatan atau

aktivitas keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara

tidak langsung.

2.4 Bahasa Indonesia

Piaget dan Vygotsky dalam Hartati, dkk. (2006: 55-64) mengemukakan

tahap-tahap perkembangan bahasa anak terkait dengan penggunaan bahasa dalam

pembelajaran di sekolah adalah sebagai berikut:

a. Tahap Linguistik Pengembangaan Tata Bahasa

Pada tahap ini usia anak sekitar 2,6 tahun namun ada juga yang memasuki

usia 2,0 tahun bahkan ada juga anak yang lambat yaitu ketika anak berusia 3.0

tahun. pada umumnya pengembangan tata bahasa ini anak mulai menggunakan

elemen-elemen tata bahasa yang lebih rumit, seperti: pola-pola kalimat sederhana,

kata-kata tugas (di, ke, dari, ini, itu), penjamakan, pengimbuhan dan terutama

awalan kata serta akhiran.

b. Tahap Linguistik Tata Bahasa Menjelang Dewasa/Pradewasa

Perkembangan ini di alami oleh anak berusia 4-5 tahun, pada tahap ini anak

sudah mulai menerapkan struktur tata bahasa dan kalimat-kalimat yang sedikit

(12)

1. Mau nonton sambil makan keripik.

2. Aku di sini, kakak di sana.

3. Mama beli sayur dan kerupuk.

4. Ani lihat kakek dan nenek di jalan.

5. Ayo, menyanyi dan menari!

6. Kakak, adik dari mana?

Menurut Tarigan dalam Hartati (2006: 63), walaupun anak-anak sudah

dianggap mampu menyusun kalimat kompleks, tetapi anak masih membuat

kesalahan-kesalahan. Kesalahan tersebut dalam hal menyusun kalimat, memilih

kata dan imbuhan serta tanda baca. Akan tetapi pada tahap ini anak sudah tidak

mengalami kesulitan dalam mengucapkan bunyi-bunyi suara.

c. Tahap Linguistik Kopetensi Penuh

Anak usia sekitar 5-7 tahun mulai memasuki tahap yang disebut sebagai

kopetensi penuh. sejak anak usia 5 tahun pada umumnya anak-anak yang

perkembangannya normal telah menguasai elemen-elemen sintaksis bahasa

ibunya dan memiliki kopetensi (pemahaman dan produktivitas bahasa) secara

memadai. berikutnya anak memasuki usia sekolah dasar, perkembangan bahasa

anak pada periode ini meningkat dari bahasa lisan ke bahasa tulis. jadi anak mulai

mengenal media lain pemrolehan bahasa yaiutu tulisan, selain pemerolehan

bahasa lisan pada masa awal kehidupannya. tarigan dalam hartati (2006: 64)

mengemukakan bahwa salah satu perluasan bahasa sebagai alat komunikasi yang

harus mendapat perhatian khusus di sekolahan dasar adalah pengembangan baca

(13)

Perkembangan baca tulis anak akan menunjang serta memperluas

pengungkapan maksud-maksud pribadi anak, misalnya melalui penulisan catatan

harian, menulis surat, jadwal harian dan sebagainya. dengan demikian

perkembangan baca tulis di Sekolah Dasar memberikan cara-cara yang mantap

menggunakan bahasa dalam komunikasi dengan orang lain dan juga dirinya

sendiri khususnya dalam komunikasi tulis.

2.5 Pendekatan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD

Untuk mendukung perkembangan bahasa anak diatas dalam pembelajaran di

sekolah, diterapkan melalui beberapa pendekatan yang relevan dengan materi

pembelajaran. Pendekatan tersebut diuraikan sebagai berikut:

1. Pendekatan Komunikatif

Pendekatan komunikatif didasarkan pada pandangan bahwa bahasa adalah

sarana komunikasi, tujuan utama pembelajaran bahasa adalah meningkatkan

keterampilan berbahasa siswa, bukan kepada pengetahuan tentang bahasa

melainkan pengetahuan bahasa diajarkan untuk menunjang pencapaian

keterampilan bahasa.

2. Pendekatan Pragmatik

Pada pendekatan ini lebih mengutamakan keterampilan berbahasa dengan

memperhatikan faktor-faktor penentu berbahasa, seperti: pameran serta

tujuan, situasi, konteks, juga aspek pengembangan (emosi, moral, sosial dan

intelektual).

(14)

Pendekatan yang dilakukan untuk mengembangkan pembelajaran bahasa yang

dilaksanakan secara menyeluruh, meliputi : mendengar, berbicara, membaca

dan menulis. Keterampilan tersebut memiliki hubungan yang interaktif yang

tidak terpisah-pisah dengan aspek kebahasaan seperti: kata, ejaan, kalimat,

wacana dan sastra. Selain itu pendekatan ini juga mementingkan multimedia,

lingkungan, dan pengalaman belajar anak.

4. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning atau CTL )

Pendekatan ini merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan

anatar yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

mebuat hubungan anatara pengetahuan yang di milikinya dengan

penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Di dalam konteks ini siswa perlu

mengert apa makna belajar, apa manfaatnya, dalam status apa mereka, dan

bagaimana mencapainya.

5. Pendekatan Terpadu

Pendekatan terpadu dalam bidang bahasa hampir sama dengan pendekatan

“Whole Language” yang pada dasarnya pembelajaran bahasa harus terpadu

dan tidak dipisahkan antara keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara,

membaca dan menulis) dengan komponen kebahasaan (tata bunyi, tata makna,

tata kalimat) juga aspek satra.Selain untuk pendekatan lintas mata pelajaran

terpadu ini menggunakan jenis pendekatan lintas mata pelajaran yang artinya

pembelajaran bahasa Indonesia dapat disatukan dengan mata pelajaran lain

seperti: Pendidikan Agama, Matematika, Sains, Pengetahuan Sosial, Kesenian

(15)

6. Pendekatan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA)

Pendekatan CBSA merupakan suatu sistem pembelajaran yang menekankan

kadar keterlibatan siswa secara fisik, mental, intelektual dan emusional untuk

mencapai tujuan pembelajaran. Hal ini dapat dilihatdari aktivitas belajar siswa

tinggi, aktivitas guru sebagai fasilitator, desain pembelajaran berfokus pada

ketertiban siswa dan suasana belajar kondusif.

7. Pendekatan Keterampilan Proses

Keterampilan proses adalah kemampuan yang di bangun oleh sejumlah

keterampilan dalam proses pembelajaran yang meliputi: (a) keterampilan

intelektual, (b) keterampilan sosial, dan (c) keterampilan fisik.

Keterampilan proses berfungsi sebagai alat menemukan dan mengembangkan

konsep dan konsep itu akan menunjang keterampilan proses. Keterampilan

proses dalam pelajaran bahasa Indonesia meliputi kegiatan: mangamati,

menggolongkan, menafsirkan, menerapkan, dan mengomunikasikan.

Dari beberapa pendekatan di atas, pendekatan yang tepat digunakan dalam

peningkatan menulis tegak bersambung melalui metode drill adalah whole language, Pendekatan Kontekstual, Pendekatan Terpadu dan Pendekatan

Keterampilan proses.

2.6 Konsep, Tujuan dan Jenis-jenis Menulis.

2.6.1 Konsep Menulis

Menurut KBBI (2007), menulis adalah membuat huruf (angka dsb.) dengan

pena (pensil,kapur,dsb.). Lebih lanjut Hasani (2009), menulis merupakan

(16)

langsung. Menulis merupakan kegiatan yang produktif dan ekspresif, sehingga

penulis harus mampu memanfaatkan kemampuan dalam menggunakan tata tulis,

struktur bahasa, dan kosakata.

Resmini, dkk. (2006), mengemukakan bahwa dilihat dari prosesnya menulis

dapat dimulai dari gerakan pensil di kertas sampai terwujud karangan.

Keterampilan menulis dibangun melalui banyaknya latihan dengan menggunakan

teknik atau strategi pembelajaran sesuai dengan karakteristik siswa.

Siswa Sekolah Dasar yang normal dapat, mengikuti proses menulis dengan

kecepatan relatif sama, dan bahwa setiap siswa yang normal dapat pula

menyelesaikan masalah menulis dalam waktu yang berbeda-beda meskipun

perbedaannya tidak terlalu banyak (Samadhy, 2010).

Penulis menarik kesimpulan dari dari pendapat para ahli di atas, bahwa menulis

merupakan sebuah proses kreatif untuk menuangkan gagasan dalam bentuk

bahasa tulisan guna mencapai tujuan yang diinginkan, contohnya menyampaikan

informasi.

2.6.2 Tujuan Menulis

Hartig dalam Rosmana (2006: 98), mengkalisifikasikan mengenai tujuan

menulis sebagai berikut: (1) tujuan penugasan, (2) tujuan altruistik, (3) tujuan

persuasif, (4) tujuan penerangan, (5) tujuan pernyataan diri, (6) tujuan kreatif, dan

(7) tujuan pemecahan masalah. Dari beberapa tujuan menulis tersebut, tujuan

yang akan dicapai dalam penelitian tindakan kelas untuk peningkatan kemampuan

menulis tegak bersambung siswa Sekolah Dasar adalah tujuan kreativitas, dalam

(17)

Pada dasarnya keterampilan menulis dapat diperoleh dan dikuasai dengan

jalan banyak berlatih karena keterampilan menulis mencakup penggunaan

sejumlah unsur yang kompleks secara serempak. Untuk mengetahui sampai

dimana hasil menulis yang dicapai, perlu dilakukan tes menulis kepada siswa.

Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk

berkomunikasi tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain, dan

merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Keterampilan menulis

dapat dilasifikasikan berdasarkan dua sudut pandang yang berbeda. Sudut

pandang tersebut adalah kegiatan atau aktivitas dalam melaksanakan keterampilan

menulis dan hasil produk menulis itu.

Suparno dan Yunus (2008:1.30) mengemukakan bahwa, menulis melibatkan

serangkaian kegiatan yang terbagi atas tahap prapenulisan, penulisan, dan

pascapenulisan. Fase prapenulisan merupakan tahap persiapan yang mencakup

kegiatan pemilihan topik, penentuan tujuan, penentuan pembaca dan corak

karangan, pengumpulan informasi atau bahan tulisan, serta penyusunan kerangka

karangan. Menurut Santosa, dkk (2008), kegiatan pembelajaran menulis didalam

kelas sebaiknya dilaksanakan sesuai dengan waktu yang ditetapkan dalam jadwal

pelajaran dengan menggunakan teknik atau strategi pembelajaran menulis yang

sesuai dengan situasi dan kondisi kelas. Adapun beberapa contoh teknik yang

dapat digunakan sebagai berikut: (1) bermain dengan bahasa tulisan, (2) kuis, (3)

mengganti akhir cerita, dan (4) menulis meniru model (copy the master). Dilihat

dari segi prosesnya menulis dapat dimulai dari menggerakkan pensil di atas kertas

(18)

bangun dari banyaknya latihan dengan menggunakan teknik atau stategi

pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa.

Menurut Supriyadi (Srihendrawati, 2010), kategori keterampilan berbahasa

dikemas dalam satu paket pembelajaran yang dikenel dengan paket MMP

(Membaca Menulis Permulaan). Oleh karena itu, di Sekolah Dasar pembelajaran

menulis dibagi atas dua tahap yaitu menulis permulaan dan menulis lanjut.

Menulis permulaan ditujukan kepada siswa kelas rendah yakni kelas satu hingga

kelas tiga, sedangkan kelas empat hingga kelas enam diberi pembelajaran menulis

lanjutan. Dalam pembelajaran menulis permulaan tentu harus dimulai pada hal

yang sangat sederhana. Menulis tentu hanya dengan beberapa kalimat sederhana

bukan suatu karangan yang utuh.

Depdiknas (2000:4) menawarkan berbagai metode yang diperuntukkan bagi

siswa permulaan, antara lain: metode eja/bunyi, metode kata lembaga, metode

global, dan metode SAS. Metode eja adalah belajar membaca yang dimulai dari

mengeja huruf demi huruf. Pendekatan yang di pakai dalam metode eja adalah

pendekatan harfiah, siswa mulai diperkenalkan dengan lambing-lambang huruf.

Pembelajaran Eja terdiri dari pengenalan huruf atau abjad a sampai dengan z dan

pengenalan bunyi huruf atau fone. Metode kata lembaga didasarkan atas

pendekatan kata, yaitu cara memulai mengajarkan membaca dan menulis

permulaan dengan menampilkan kata-kata. Metode global adalah belajar

membaca kalimat secara utuh. Adapun pendekatan yang dipakai dalam metode

global ini adalah pendekatan kalimat. Selanjutnya, metode SAS didasarkan atas

(19)

Kemampuan menulis permulaan tidak jauh berbeda dengan kemampuan

membaca permulaan. Pada tingkat permulaan, pembelajaran menulis lebih

dioreintasikan pada kemampuan yang bersifat mekanik. Siswa dilatih untuk dapat

menuliskan (mirip dengan kemampuan melukis atau menggambar)

lambang-lambang tulis itu menjadi bermakna. Secara perlahan-lahan siswa

digiring pada kemampuan menuangkan gagasan, pikiran, perasaan, kedalam

bentuk bahasa tulis melalui lambang-lambang tulis yang sudah dikuasainya.

Dengan cara berulang-ulang ini maka pemahaman dan kemahiran siswa dalam

menulis akan jauh lebih baik hasilnya.

2.6.3 Pembelajaran Menulis di Sekolah Dasar

Dalam pembelajaran menulis permulaan tentu harus dimulai dari hal yang

sangat sederhana. Menulis hanya dengan beberapa kalimat sederhana bukan suatu

karangan yang utuh. Membelajarkan menulis permulaan tentu saja selalu

dilakukan dengan pembelajaran terpimpin. Beberapa contoh pembelajaran

menulis permulaan seperti berikut: (a) mengarang mengikuti pola dengan cara

siswa hanya diminta membuat karangan seperti contoh (pola) yang diberikan

yang tentunya idenya harus lebih dekat dengan siswa. Hal ini dimaksudkan agar

siswa dapat menuangkan ide/pikiran secara runtut dan logis, (b) mengarang

dengan melengkapi kalimat, yakni siswa diminta untuk melengkapi kalimat dalam

karangan dengan kata yang telah tersedia, (c) bimbingan dengan memasang

kelompok kata, yakni siswa diminta untuk memasangkan kelompok kata dengan

(20)

membuat kalimat luas, (d) bimbingan dengan mengurutkan kalimat, yaitu siswa

dibimbing untuk mengurutkan kalimat sesuai dengan gambar seri, dan

(e) bimbingan dengan pertanyaan, hal ini diharapkan agar siswa dapat membuat

karangan setelah dimulai dengan pertanyaan-pertanyaan dalam pikirannya.

Demikian beberapa contoh mengarang atau menulis permulaan, yang pada

dasarnya merupakan upaya membentuk kebiasaan siswa mengarang secara

sederhana sesuai dengan tingkat perkembangan kemampuannya.

Sedangkan syarat untuk dapat menulis lanjutan adalah siswa harus terampil dan

menguasai menulis permulaan. Oleh karena itu, pada prinsipnya menulis lanjutan

adalah pengembangan menulis permulaan. Adapun tujuannya adalah agar siswa

dapat membuat karangan secara ajeg dan lengkap. Beberapa metode dalam

menulis lanjutan antara lain: (a) membuat paragraf dengan gambar, yakni siswa

diminta untuk membuat paragraf, yakni berdasarkan gambar yang telah

disediakan, (b) mengembangkan menjadi sebuah paragraf, (c) menyusun paragraf

dari kalimat yang tersedia, (d) menghubungkan paragraf dengan paragraf lainnya,

(e) membuat karangan dengan gambar seri, dan (f) mengarang berdasarkan

kerangka, dan mengarang secara bebas.

Seperti yang dikemukakan oleh Srihendrawati (2010) bahwa ruang lingkup

pembelajaran menulis/mengarang di Sekolah Dasar antara lain adalah: mengarang

prosa narasi, menulis prosa deskripsi, menulis surat izin, menulis surat undangan,

mengisi formulir, menyusun paragraf, mengembangkan judul dan topik, menulis

nonfiksi, menyingkat cerita, menyusun naskah pengumuman, menyusun iklan dan

(21)

2.7 Menulis Tegak Bersambung

Menulis tegak bersambung adalah kegiatan menghasilkan huruf yang saling

bersambung dilakukan tanpa mengangkat alat tulis Muba (2010). Dalam

perkembangannya huruf tegak bersambung mengalami beberapa kali perubahan

bentuk. Namun perubahan tersebut dari waktu ke waktu menjadikan huruf

tersebut semakin sederhana. Tulisan tegak bersambung ternyata mempunyai

manfaat yang bagus, terutama untuk anak-anak karena otak anak-anak sedang

mengalami perkembangan. Motorik halus merupakan salah satu bagian penting

otak yang akan berkembang dengan baik ketika anak dilatih untuk mengerjakan

sesuatu yang membutuhkan kesabaran dan ketelitian.

Selain manfaat di atas ternya menulis dengan huruf sambung atau yang biasa

disebut dengan halus ini mempunyai banyak manfaat. Menurut Muba (2010)

beberapa manfaat yang didapat dari menulis dengan huruf bersambung adalah:

1) merangsang kerja otak lebih kreatif;

2) menulis lebih tepat;

3) tulisan yang dihasilkan lebih indah dan rapi; dan

4) mengasah daya seni.

Menulis tegak bersambung merupakan salah satu keterampilan yang terdapat pada

empat aspek pembelajaran bahasa Indonesia dengan cara menggabungkan huruf

demi huruf, sehingga membentuk suatu kata dan kalimat. Menulis tegak

bersambung membutuhkan sebuah kesabaran dan ketekunan pada saat

(22)

saat ingin melakukan kegiatan menulis. Teori pengondisian klasik menurut

Pavlov (2010) ini yang di dalamnya mengupayakan latihan-latihan intensif

melalui motivasi dan dorongan. Bentuk latihan intensif melalui motivasi dan

dorongan yang di maksud adalah senam jari, senam jari dengan plastisin, melukis

dengan jari, dan mewarnai kata.

Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan No. 094/C/Kep/I.83 tanggal 7 Juni 1983, tanggal 7

juni 1983 dan penegasan ukuran tulisan tangan No. 0521/C2/U.88, 27 Juni 1988.

2.8 Menulis Kelas II SD

Menurut Resmini, dkk. (2006: 309-310), ada dua pembelajaran dalam

pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar kelas rendah yaitu

pembelajaran membaca dan menulis pemulaan, serta pembelajaran membaca

dan menulis permulaan diberikan di kelas I dan kelas II Sekolah Dasar

disesuaikan dengan kemampuan dan perkembangan kejiwaan siswa.

pembelaran membaca dan menulis permulaan di kelas I Sekolah Dasar

bertujuan agar siswa terampil membaca dan menulis sedangkan di kelas II di

samping agar siswa terampil membaca dan menulis, juga mengembangkan

pengetahuan bahas dan keterampilan berbahasa yang diperlukan untuk

menghadapi pelajaran bahasa Indonesia di kelas selanjutnya. ruang lingkup

pembelajaran di kelas I, membaca dan menulis kata atau kalimat dengan

(23)

sekolah dasar, membaca dan menulis kata atau kalimat dengan menggunakan

huruf-huruf besar pada huruf pertama kata awal kalimat penggunaan tanda

baca.

2.9 Metode Drill

2.9.1 Konsep Metode Drill

Menurut KBBI (2007: 740), metode adalah cara teratur yang

digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan

yang dikehendaki, merupakan cara kerja yang bersistem untuk memudahkan

pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Sedangkan

Daryanto (2009: 389), mengemukakan bahwa metode adalah sejumlah

pengetahuan dan keterampilan yang memungkinkan terselenggaranya

kegiatan belajar mengajar secara efektif dan efisien.

Metode drill merupakan suatu cara mengajar dengan memberikan latihan-latihan terhadap apa yang telah dipelajari oleh siswa sehingga memperoleh

suatu keterampilan tertentu. kata latihan mengandung arti bahwa sesuatu itu

selau diulang-ulang, akan tetapi bagaimanapun juga antara situasi belajar yang

pertama dengan situasi belajar yang relistis, akan berusaha melatih

keterampilannya. bila situasi belajar itu diubah-ubah kondisinya sehingga

menuntut renpons yang berubah, maka keterampilan akan lebih

disempurnakan.

Roestiyah (2008: 125), mengemukakan bahwa metode drill adalah suatu teknik yang dapat diartikan sebagai suatu cara mengajar di mana siswa

(24)

keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari. Latihan yang

praktis, mudah dilakukan serta teratur melaksanakannya membina anak dalam

meningkatkan penguasaan keterampilan itu, bahkan memungkinkan siswa

dapat memiliki ketangkasan itu dengan sempurna.

Dari beberapa pendapat para pakar di atas, penulis dapat menyimpulkan

bahwa metode drill merupakan salah satu teknik latihan berulang-ulang yang

diterapkan dalam pembelajaran untuk mencapai kesempurnaan. Metode drill bertujuan untuk melatih keluwesan siswa dalam keterampilan tertentu yang

akan dicapai sehingga mendapatkan hasil yang maksimal.

Penggunaan metode drill biasanya bertujuan agar siswa memiliki keterampilan motorik/gerak, seperti menghafalkan kata-kata, menulis,

mempergunakan alat/membuat suatu benda juga dapat melaksanakan gerak

dalam olahraga (Roestiyah, 2008: 125).

2.9.2 Penerapan metode drill

Pujiono (2010), hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menerapkan metode

drill sebagai berikut:

a. Tujuan harus dijelaskan kepada siswa sehingga selesai latihan siswa diharapkan dapat mengerjakan dengan tepat sesuai tujuan yang akan dicapai.

b. Tentukan dengan kelas kebiasaan yang dilatihkan sehingga siswa mengetahui apa yang harus dikerjakan.

c. Lama latihan harus disesuaikan dengan kemampuan siswa. d. Memberikan selingan pada saat latihan agar tidak membosankan.

(25)

2.9.3 Kelebihan dan Kelemahan Metode Drill

2.9.3.1 Kelebihan Metode Drill

Kelebihan di dalam metode drill adalah sebagai berikut:

1. Pengertian siswa lebih luas melalui latihan berulang-ulang.

2. Siswa siap menggunakan keterampilannya karena sudah dibiasakan.

2.9.3.2 Kelemahan Metode Drill

Kelemahan yang terdapat di dalam metode drill adalah sebagai berikut:

1. Siswa cenderung belajar secara mekanis.

2. Dapat menyebabkan kebosanan.

3. Mematikan kreasi siswa dalam berlatih.

4. Menimbulkan verbalisme (tahu kata-kata tetapi tidak tahu arti).

Untuk meminimalisir adanya kelemahan metode drill di atas, dalam pembelajaran menulis tegak bersambung diupayakan dengan menggunakan

media yang dapat dan menarik di setiap pertemuan untuk setiap siklusnya.

2.9.3 Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Drill

Roestiyah (2008: 127-128), mengemukakan bahwa untuk kesuksesan dalam

pelaksanaan metode drill, guru harus memperhatikan langkah-langkah di bawah ini:

(26)

b. Guru harus memilih latihan yang mempunyai arti luas ialah yang dapat menanamkan pengertian pemahaman akan makna dan tujuan latihan sebelum mereka melakukannya.

c. Guru memberikan instruktur yang lebih menekankan diagnosa, karena pada latihan permulaan guru belum dapat mengharapkan siswa untuk menghasilkan keterampilannya yang sempurna.

d. Ketetapan merupakan hal yang utama, agar siswa melakukan latihan secara tepat, kemudian memperhatikan kecepatan.

e. Guru memperhitungkan waktu latihan yang singkat agar tidak meletihkan dan membosankan,tetapi sering dilakukan pada kesempatan lain.

f. Guru dan siswa perlu memikirkan dan mengutamakan proses-proses yang sesuai dengan pokok/inti dari tujuan yang akan dicapai.

g. Guru perlu memperhatikan perbedaan individual siswa, sehingga kemampuan dan kebutuhan siswa masing-masing dikembangkan.

2.10 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian pustaka di atas dapat dirumuskan hipotesis

penelitian tindakan kelas sebagai berikut: “Apabila dalam pembelajaran

bahasa Indonesia di kelas II SD Negeri 1 Karya Tunggal guru menggunakan

metode drill dengan langkah-langkah secara tepat, maka dapat meningkatkan

(27)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian pada

upaya pemecahan masalah atau perbaikan yang dirancang menggunakan metode penelitian tindakan (classroom action research) yang bersifat reflektif dan kolaboratif. Produser pelaksaan penelitian tindakan berupa suatu siklus atau daur ulang berbentuk spiral (a spiral of steps) yang setiap langkahnya

terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi (Kemmis dan Tagart dalam Wiraatmadja, 2006: 66).

Arikunto (2009: 2-3) mengemukakan bahwa, penelitian tindakan kelas

atau yang dalam bahasa Inggrisnya disebut classroom action research (CAR) yaitu, sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas, dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata inti, yaitu (1) penelitian, (2) tindakan, dan (3) kelas, sehingga dapat disimpulkan bahwa penelitian

tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa suatu tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Prosedur ini merupakan pedoman wajib dalam melakukan

(28)

guna evaluasi pembelajaran sehingga lebih optimal. Secara garis besar di

dalam penelitian tidakan kelas terdapat empat tahapan yang lazim dilalui yaitu,(1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Siklus tindakan dalam penelitian ini diadaptasi dari rancangan penelitian

tindakan kelas Arikunto, dkk. (2009: 16), sbb:

Gambar: Alur Penelitian Tindak Kelas (Arikunto,dkk.2009:16) Refleksi I

Perencanaan Pelaksanaan

SIKLUS I

Pengamatan

Perencanaan

Siklus II

Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan Pelaksanaan

Siklus III

Pengamatan Refleksi II

(29)

3.1.1 Setting Penelitian a. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas II Sekolah Dasar Negeri 1 Karya Tunggal dengan jumlah siswa 26 siswa yang terdiri

dari 16 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. b. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Karya Tunggal, yang

berlokasi di Desa Karya Tunggal Kecamatan Katibung Kabupaten Lampung Selatan.

c. Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian di semester genap selama 3 bulan, yaitu

terhitung dari bulan April, sampai bulan Juni.

3.1.2 Sumber Data

Data penelitian diperoleh melalui tes dan nontes yaitu dokumen dari

kemampuan menulis tegak bersambung siswa dan observasi aktivitas belajar siswa serta kinerja guru. Aktivitas belajar siswa dan kinerja guru merupakan data kualitatif, sedangkan tes kemampuan menulis tegak bersambung

(30)

3.1.3 Alat Pengumpulan Data

Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah lembar observasi dan tes.

1. Lembar observasi yang digunakan oleh observer untuk mengamati aktivitas

siswa maupun kinerja guru saat pembelajaran berlangsung.

2. Tes yang digunakan adalah tes subjektif tertulis untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis tegak bersambung pada pembelajaran

bahasa Indonesia.

3. Dokumentasi menggunakan kamera digital untuk mendokumentasikan aktivitas siswa dan kinerja guru dalam kegiatan pembelajaran.

3.1.4 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan selama kegiatan pelaksanaan tindakan kelas, yaitu dengan menggunakan teknik tes dan nontes.

1. Teknik Nontes

Teknik nontes dilakukan melalui observasi baik secara langsung maupun tidak langsung. Kerlinger dalam Aunurrahman, dkk. (2009:8-9) mengemukakan bahwa, secara sederhana observasi dapat diartikan sebagai prosedur sistematis

dan baku untuk memperoleh data. Observasi digunakan untuk mengetahui apakah dengan penerapan metode driil di kelas II akan lebih efektif, apa pengaruhnya untuk siswa serta bagaimana pembelajaran yang dilakukan. Observasi dilakukan oleh observer terhadap aktivitas siswa maupun guru selama

(31)

2. Teknik Tes

Teknik tes adalah seperangkat tugas yang harus dikerjakan oleh orang yang dites, dan berdasarkan hasil pelaksanaan tugas-tugas yang diberikan, maka dapat ditarik kesimpulan tentang aspek tertentu pada orang tersebut (Poerwanti, dkk.,

2008: 2.26). Dalam penelitian ini, teknik tes digunakan untuk mengumpulkan data nilai-nilai siswa, guna mengetahui hasil belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia melalui penerapan metode drill pada kelas II B SD Negeri 01

karya tunggal khususnya tes kemampuan menulis tegak bersambung. Data yang diperbolehkan melalui teknik tes berupa data kuantitatif. Adapun aspek yang dinilai dalam tes menulis tegak bersambung dengan menggunakan metode drill adalah sebagai berikut :

1. Kebakuan tulisan. 2. Kelengkapan tulisan. 3. Kejelasan tulisan. 4. Kerapian tulisan.

3.1.5 Teknik Analisis Data

Aunurrahman, dkk. ( 2009:9-10) mengemukakan bahwa, analisis data adalah suatu kegiatan untuk mencermati setiap langkah yang dibuat, mulai dari tahapan

persiapan, proses sampai hasil pekerjaan atau pembelajaran, dalam arti apakah kegiatan dan langkah-langkahnya sudah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai atau belum. Demikian juga dengan analisis PTK terhadap kegiatan pembelajaran, analisis dilakukan untuk memperkirakan apakah semua aspek pembelajaran yang

(32)

Teknik analisis data yang dilakukan adalah, sebagai berikut:

a. Mengumpulkan semua data dari hasil pengamatan selama siklus I,II,atau III, baik data kuantitatif maupun kualitatif.

[image:32.595.114.510.247.394.2]

1. Data Kuantitatif

Tabel 1.Teknik penilaian kualitas tulisan tegak bersambung

NO Aspek yang dinilai Tingkat pencapain kemampuan

5 6 7 8 9

1 Kebakuan tulisan 2 Kelengkapan tulisan 3 Kejelasan tulisan 4 Kerapian tulisan

Catatan:

1. Nilai Minimal 5 dan nilai Maksimal 9

2. Skor minimum yang diperoleh siswa yaitu 20 dan skor maksimum 36. 3. Jumlah nilai merupakan skor mentah dari tiap siswa.

Keterangan :

N = Nilai yang di cari atau diharapkan . R = Skor mentah yang diperoleh siswa. SM = Skor Maksimum.

100 = Bilangan Genap R

(33)
[image:33.595.109.508.236.710.2]

2. Data Kualitatif

Tabel 2. Lembar Observasi Kinerja Guru

Nama Guru :……….

MataPelajaran : ……….

Kelas / semesteran : ……….

Waktu : ……….

Siklus Ke : ……….

No. Aspek yang Diamati Skor

I.

II

III

Pra Pembelajaran

a. Kesiapan ruang, alat, dan media pembelaran . b. Memeriksa kesiapan siswa .

Kemampuan Membuka Pelajaran a. Melakukan kegiatan apersepsi.

b. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan di berikan.

Kegiatan Inti Pembelajaran A. Penguasaan materi pelajaran a. Menunjukkan materi pembelajaran. b. Mengaitkan penguasaan materi dengan pengetahuan lain yang relevan.

c. Menyampaikan materi sesuai dengan hierarki belajar.

d. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan

B. Pendekatan / strategi pembelajaran a. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi ( tujuan ) yang hendak dicapai. b. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa. c. Melaksanakan pembelajaran secara runtut. d. Mengusai kelas

e. Melaksanakan pembelajan ran yang

memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif. f. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan.

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

(34)

IV

g. Pemanfaatan media pembelajaran/sumber belajar.

C. Kemampuan menggunakan media pembelajaran a. Menghasilkan pesan yang menarik .

b. Menggunakan media secara efektif dan efesien. c. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media. d. Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa.

D. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam Pembelajaran

a. Merespons positif partisipasi siswa.

b. Memfasilitasi terjadinya interaksi guru, siswa, dan sumber belajar.

c. Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif.

d. Menumbuhkan kecerian dan antusiasme siswa dalam belajar.

Penutup

a. Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa.

b. Menyusun tindak lanjut . c. Melaksanakan tindak lanjut

1 2 3 4 5

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1 2 3 4 5

1 2 3 4 5

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

SKOR

Jumlah skor yang didapat

Skor akhir = x 100%

Jumlah skor maksimal Keterangan :

85-100% = Baik sekali 71-85% = Baik 56-70% = Cukup

(35)

Adaptasi dari Departemen Pendidikan Nasional

Tabel 3. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa (on Task) pada pembelajaran.

No Aspek Yang Diamati Siswa Target (%)

Jumlah %

1 Siswa membawa buku catatan 85

2 Siswa membawa alat tulis 85

3 Siswa memperhatikan penjelasan guru 85

4 Sikap tubuh yang benar saat menulis 85

5 Siswa menyelesaikan tugas yang di

berikan oleh guru 85

Rata –rata

Target 85 % dikutip dari Arifin (2010)

Keterangan :

N = Nilai yang diharapkan

R = Skor mentah yang diperoleh siswa SM = Jumlah siswa

100% = Bilangan tetap Catatan:

85-100% = Baik sekali 71-85% = Baik 56-70% = Cukup 41-55% = Kurang 40 ke bawah = Sangat kurang

R

[image:35.595.108.515.153.325.2]
(36)

b. Menganalisis data dengan membuat tabulasi dan persentase, serta disajikan dalam bentuk tabel dan grafik.

c. Menguji keberhasilan penelitian dengan cara membandingkan hasil pengolahan data dengan indikator keberhasilan antra hasil tes siklus I, hasil

tes siklus II dan hasil tes siklus III.

3.1.6 Teknik Menulis Tegak Bersambung

Pada tahap penilaian tulisan tegak bersambung digunakan teknik penilaian yang meliputi empat aspek yaitu: (1) aspek kebakuan tulisan, (2) aspek kelengkapan tulisan, (3) aspek kejelasan tulisan dan (4) aspek kerapian tulisan, yang akan di amati dari hasil tulisan siswa menulis tegak bersambung.

3.1.7 Urutan Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian ini dilakukan dalam tiga siklus, dengan berbagai kemungkinan

perubahan yang dianggap perlu. Setiap siklus yang dilaksanakan terdiri dari perencanaan, tindakan, obsevasi, dan refleksi

1. Siklus I

a. Perencanaan

Pada siklus pertama tema pembelajarannya adalah “kesehatan”. Pada perencanaan akan ditetapkan hal-hal sebagai berikut:

a. Menyiapkan silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran dan bahan

(37)

b. Menyiapkan instrument penelitian yang terdiri dari lembar observasi

untuk kegiatan guru dan siswa, lembar kerja siswa dan alat evaluasi. c. Menentukan materi dan media pembelajaran.

Adapun perencanaan kegiatan pelaksanaan pembelajaran dengan

menggunakan metode drill meliputi beberapa tahap sebagai berikut:

a) Latihan dilakukan memalui gerak otomatis yaitu dengan menggerakkan pensil di atas buku tegak bersambung sampai

membentuk tulisan tegak bersambung.

b) Memberikan pemahaman akan makna dan tujuan latihan sebelum siswa melakukanya.

c) Menekankan diagnosa pada pendahuluan misalnya cara menulis yang

diawali dari memegang pensil dan menarik garis sehingga membentuk huruf tegak bersambung.

d) Mengutamakan ketetapan dengan memperhatikan kecepatan. e) Memberikan suasana yang menyenangkan dan menarik;

f) Mengutamakan proses yang pokok/inti.

(38)

b. Pelaksanaan 1

Berdasarkan teori metode drill langkah-langkah yang harus diterapkan dalam pembelajaran menurut Roestiyah (2008: 127-128) adalah sebagai berikut:

a. Latihan hanya digunakan untuk pelajaran atau tindakan yang dilakukan secara otomatis, ialah digunakan oleh siswa tanpa menggunakan pemikiran dan pertimbangan yang mendalam tetapi dapat dilakukan dengan cepat seperti

gerak reflek saja, contohnya: menulis, mengahafal, dan menghitung.

b. Guru harus memilih latihan yang mempunyai arti luas ialah yang dapat menanamkan pengertian pemahaman akan makna dan tujuan latihan sebelum mereka melakukannya.

c. Guru memberikan instruktur yang lebih menekankan diagnose, karena pada latihan permulaan guru belum dapat mengharapkan siswa untuk menghasilkan keterampilan yang sempurna.

d. Ketetapan merupakan hal yang utama, agar siswa melakukan latihan secara

tepat, kemudian memperhatikan kecepatan.

e. Guru memperhitungkan waktu latihan yang singkat agar tidak meletihkan dan membosankan, tetapi sering dilakukan pada kesempatan lain.

f. Guru dan siswa perlu memikirkan dan mengutamakan proses-proses yang sesuai dengan pokok/inti dari tujuan yang akan dicapai.

(39)

Tahap pelaksanaan I adalah sebagai berikut:

a. pengondisian kelas. b. Salam dan doa.

c. Mendata daftar hadir siswa.

d. Menyampaikan tujuan pembelajaran. e. Memberikan apersepsi.

Tahap pelaksanaan II adalah sebagai berikut:

a. Guru menulis tema yaitu “kesehatan” di papan tulis.

b. Guru memberikan penjelasan yang berkaitan dengan materi yang akan disampaikan kepada siswa.

c. Dalam kegiatan pembelajaran menulis tegak bersambung siswa berlatih

menulis yang diawali dengan cara seperti di bawah ini: a). Cara memegang pensil.

b). Menggerakkan tangan ke bagian atas, ke bawah, ke kanan, dan ke kiri. d. Guru memberikan contoh tulisan tegak bersambung melalui teks puisi yang

sudah disediakan berdasarkan silabus.

e. Siswa menuliskan puisi berdasarkan contoh yang diberikan oleh guru dengan menggunakan kertas bergaris untuk menulis huruf tegak bersambung.

f. Kegiatan menulis teks puisi dengan menggunakan huruf tegak bersambung, dilakukan 2 kali oleh siswa pada setiap siklusnya dengan bimbingan guru. Dengan lembar pengamatan yang telah dipersiapkan untuk mengamati aktivitas siswa dan kinerja guru dalam proses pembelajaran, maka akan terlihat

(40)

menggunakan huruf tegak bersambung. Media gambar disertakan pada

pembelajaran ini untuk mempermudah dalam menyampaikan materi. Pokok bahasan pada siklus I adalah mengetahui lingkungan alam dan buatan (IPS), sumber energi dan kegunaannya (IPA), dam membaca teks dan menulis puisi

anak (Bahasa Indonesia).

c. Observasi

Selama proses pembelajaran dari kegiatan awal sampai kegiatan akhir diamati oleh observer dengan lembar observasi yang telah disepakati bersama, yaitu observasi mengenai aktivitas belajar siswa pada kegiatan menulis tegak bersambung dengan metode drill, serta observasi kinerja guru selama proses

pembelajaran berlangsung.

d. Refleksi

Pada kegiatan refleksi, dilakukan analisis data untuk mengkaji dari kegiatan

pembelajaran pada siklus I. Guru bertanya dengan siswa kesulitan yang dihadapi saat siswa menulis menggunakan huruf tegak bersambung dan megulas kembali cara menulis tegak bersambung untuk memberikan pemahaman yang lebih baik

untuk siswa. Selanjutnya peneliti mengkaji proses pembelajaran yang dilakuakan oleh guru dan mengkaji aktivitas siswa selama proses pembelajaran.hambatan-hambatan yang ditemukan selama pembelajaran, merupakan catatan penting untuk direfleksikan pada siklus selanjutnya. Sedangkan kebaikan yang telah

(41)

dapat dijadikan sebagai contoh atau acuan dalam melaksanakan pembelajaran di

masa yang akan datang. 2. Siklus II

a. Perencanaan

Pelaksanaan pada siklus II ini dilakukan setelah merefleksi dari kegiatan pada siklus I, produser penelitian diawali dengan membuat rencana perbaikan pembelajaran (RPP) secara kolaboratif antara dengan peneliti.

1. Tahap Perencanaan

Pada siklus kedua tema pembelajarannya adalah “Bintang”. Pada perencanaan akan ditetapkan hal-hal sebagai berikut:

a. Menyiapkan silabus, rencana perbaikan pembelajaran dan bahan ajar.

b. Menyiapakan intrumen penelitian yang terdiri dari lembar observasi untuk kegiatan guru dan siswa, lembar kerja siswa dan alat evaluasi. c. Menentukan materi dan media pembelajaran.

Adapun perencanaan kegiatan pelaksaan pembelajaran dengan mengunakan

metode drill yang meliputi beberapa tahap sebagai berikut:

a) Latihan dilakukan melalui gerak otonomis yaitu dengan menggerakan pensil diatas buku tegak bersambung sampai membentuk tulisan tegak

bersambung;

(42)

c) Menekan diagnosa pada pendahuluan misalnya cara menulis yang

diawali dari memegang pensil dan menarik garis sehingga membentuk huruf tegak bersambung

d) Mengutamakan ketepatan dengan memperhatikan kecepatan

e) Memberiikan suasana yang menyenangkan dan menarik f) Mengutamakan proses yang pokok/inti; dan

g) Pelaksanaan latihan perlu adanya pengawasan dan perhatian untuk

perorangan. b. Pelaksanaan II

Berdasarkan teori metode drill lengakh-langkah yang harus diterapkan dalam pembelajaran menurut roestiyah (2008: 127-128) adalah sebagai

berikut:

a. Latihan hanya digunakan untuk pelajaran atau tindakan yang dilakukan secara otomatis, ialah digunakan oleh siswa tanpa menggunakn pemikiran dan pertimbangan yang mendalam tetapi dapat dilakukan dengan cepat seperti gerak reflek saja, seperti contohnya: menulis, menghafal dan menghitung.

b. Guru harus memilih latihan yang mempunyai arti luas ialah yang dapat menanamkan pengertian pemahaman akan makna dan tujuan latihan sebelum mereka malakukannya.

c. Guru memberikan instruktur yang lebih menekankan diagnosa, karena pada latihan permulaan guru belum dapat mengharapkan siswa untuk menghasilkan keterampilan yang sempurna.

d. Ketetapan merupakan hal yang utama, agar siswa melakukan latihan secara tepat, kemudian memperhatikan kecepatan.

e. Guru memperhitungkan waktu latihan yang singkat agar tidak meletihkan dan membosankan, tetapi sering dilakukan pada kesempatan lain.

(43)

g. Guru perlu memperhatikan perbedaan individual siswa, sehingga kemampuan dan kebutuhan siswa masing-masing dikembangkan.

Tahap pelaksanaan I adalah sebagai berikut:

a. Pengondisian kelas. b. Doa dan salam.

c. Mendata daftar hadir siswa.

d. Menyampaikan tujuan pembelajaran. Tahap pelaksanaan II adalah sebagai berikut:

a. Guru menuliskan tema yaitu “binatang” di papan tulis.

b. Guru memberikan penjelasan yang berkaitan dengan materi yang akan

disampaikan kepada siswa.

c. Dalam kegiatan pembelajaran menulis tegak bersambung siswa berlatih menulis yang diawali dengan cara seperti di bawah ini:

a). Cara memegang pensil,

b). Menggerakkan tangan ke bagian atas, ke bawah, ke kanan, dan ke kiri. d. Siswa mendeskripsikan gambar binatang yang ditempel.

e. Kegiatan menulis mendeskripsikan gambar binatang dengan menggunakan

huruf tegak bersambung, dilakukan 2 kali oleh siswa.

Dengan lembar pengamatan yang telah dipersiapakan untuk mengamati aktivitas siswa dan kinerja guru dalam proses pembelajaran,

(44)

Pada tahap pelaksanaan siklus II, media gambar disertakan dalam

pembelajaran.Pada sikulus ini pokok bahasannya ialah melakukan perkalian dan pembagian bilangan sampai dua angka, menulis menggunakan huruf tegak bersambung dengan mendeskripsikan gambar

yang dibagaikan oleh guru, mewarnai gambar binatang. Mata pelajaran yang berpusat pada tema yaitu: matematika, Bahasa indonesia dan SBK. Dengan lembar pengamatan yang telah dipersiapkan untuk mengamati

aktivitas siswa dan kinerja guru dalam proses pembelajaran, maka akan terlihat kemampuan siswa mendeskripsikan gambar melalui tulisan dengan menggunakan huruf tegak bersambung.

c. Observasi

Selama proses pembelajaran dari kegiatan awal sampai kegiatan akhir diamati oleh observasi dengan lembar observasi yang telah disepakati bersama, yaitu observasi mengenai aktivitas belajar siswa pada kegiatan menulis tegak bersambung dengan metode drill, serta observasi kinerja

guru selama proses pembelajaran berlangsung. d. Refleksi

Pada akhir siklus selalu dilakukan refleksi pembelajaran baik itu dari

siswa maupun tim peneliti untuk merefleksikan kesiklus selanjutnya. Guru mengulas kesulitan yang dialami oleh siswa saat menulis tegak bersambung. Bila terdapat kelemahan atau kekurangan yang terjadi pada proses pembelajaran, maka akan dilakukan perbaikan pada perencanaan

(45)

pada siklus kedua perlu dipertahankan untuk siklus selanjutnya dan dapat

dijadikan sebagai contoh atau acuan dalam melaksanakan pembelajaran di masa yang akan datang.

3. Siklus III

a. Perencanaan

Pada siklus ketiga tema pembelajarannya adalah”Peristiwa”. Pada perencanaan akan ditetapkan hal-hal sebagai berikut.

a. Menyiapakan silabus, rencana perbaikan pembelajaran dan bahan ajar. b. Menyiapkan instrumen penelitian yang terdiri dari lembar observasi

untuk kegiatan guru dan siswa, lembar kerja siswa dan alat evaluasi. c. Menentukan materi dan media pembelajaran.

Adapun perencanaan kegiatan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode drill yang meliputi beberapa tahap sebagai berikut: a. Latihan dilakukan melalui gerak otonomis yaitu dengan menggerakan

pensil diatas buku tegak bersambung sampai membentuk tulisan tegak

bersambung;

b. Memberikan pemahaman akan makna dan tujuan latihan sebelum siswa melakukannya;

c. Menekankan diagnosa pada pendahuluan misalnya cara menulis yang diawali dari memegang pesil dan menarik garis sehingga membentuk huruf tegak bersambung;

d. Mengutamakan ketepatan dengan memperhatikan kecepatan;

(46)

f. Mengutamakan proses yang pokok inti.

g. Pelaksanaan latihan perlu adanya pengawasan dan perhatian untuk perorangan.

b. Pelaksanaan

Berdasarkan teori metode drill langkah-langkah yag harus ditetapkan dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:

a. Latihan hanya digunakan untuk pelajaran atau tindakan yang dilakukan secara otomatis, ialah digunakan oleh siswa tanpa menggunakan pemikiran dan pertimbangan yang mendalam tetapi dapat dilakukan dengan cepat seperti gerak reflek saja, seperti contohnya: menulis, menghafal dang menghitung.

b. Guru harus memilih latihan yang mempunyai arti luas ialah yang dapat menanamkan pengertian pemahaman akan makna dan tujuan latihan sebelum mereka melakukannya.

c. Guru memberikan instruktur yang lebih menekankan diagnose, karena pada latihan permulaan guru belum dapat mengharapkan siswa untuk menghasilkan keterampilan yang sempurna.

d. Ketetapan merupakan hal yang utama, agar siswa melakukan latihan secara tepat, kemudian memperhatikan kecepatan.

e. Guru memperhitungkan waktu latihan yang singkat agar tidak meletihkan dan membosankan, tetapi sering dilakukan pada kesempatan lain.

f. Guru dan siswa perlu memikirkan dan mengutamakan proses-proses yang sesuai dengan pokok/inti dari tujuan yang akan dicapai.

(47)

Tahap pelaksanaan I adalah sebagai berikut:

a. Pengondisian kelas. b. Salam dan doa

c. Mendata daftar hadir siswa.

d. Menyampaikan tujuan pembelajaran. e. Memberikan apersiasi.

Tahap pelaksanaan II adalah sebagai berikut:

a. Guru menuliskan tema yaitu “peristiwa” di papan tulis.

b. Guru memberikan penjelasan yang berkaitan dengan materi yang akan disampaikan kepada siswa.

c. Dalam kegiatan pembelajaran menulis tegak bersambung siswa berlatih

menulis yang diawali dengan cara seperti di bawah ini: a). Cara memegang pensil.

b). Menggerakkan tangan ke bagian atas, ke bawah, ke kanan, dan ke kiri. d. Guru memberikan bagan dan gambar peristiwa yang dialami oleh keluarga,

kemudian siswa mendeskripsikan ke dalam bentuk tulisan tegak bersambung.

e. Kegiatan menulis dilakukan 2 kali oleh siswa.

Dengan lembar pengamatan yang telah dipersiapka untuk mengamati aktivitas siswa dan kinerja guru dalam proses pembelajaran, maka akan terlihat kemampua siswa mendeskripsikan gambar melalui tulisan dengan menggunakan huruf tegak bersambung. Pada tahap pelaksanaan siklus III,

(48)

bahasannya ialah dokumen diri sendiri dan keluarga, pengalaman diri sendiri

dan keluarga, teks berisi pesa, bercerita tentang dongeng, mata pelajaran yang berpusat pada tema adalah: bahasa indonesia, IPS dan SBK (seni budaya dan keterampilan). Dengan lembar pengamatan yang telah dipersiapkan untuk

mengamati aktivitas siswa dan kinerja guru dalam proses pembelajaran, maka akan terlihat kemampuan siswa mendeskripsikan gambar melalui tulisan dengan mnggunakan huruf tegak bersambung.

c. Observasi

Selama proses pembelajaran dari kegiatan awal sampai kegiatan akhir diamati oleh observer dengan lembar observasi yang telah disepakati bersama, yaitu observasi mengenai aktivitas belajar siswa pada kegiatan menulis tegak

bersambung dengan metode drill, serta observasi kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung.

d. Refleksi

Hal – hal yang dilakukan dalam kegiatan refleksi adalah membahas

sesuatu yang terjadi dalam siklus ketiga yang dilakukan oleh peneliti baik itu kelebihan atau kelemahan selama proses pembelajaran berlangsung. Jika pada siklus ketiga pembelajaran dapat berlangsung. Jika pada siklus ketiga

pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dan telah terjadi peningkatan dibanding dengan siklus-siklus sebelumnya, maka penelitian dianggap cukup. Namun jika masih ada dilanjutkan pada pertemuan-pertemuan diluar PTK.

(49)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan

pada siswa kelas II SD Negeri 1 Karya Tunggal mata pelajaran Bahasa

Indonesia, khususnya dalam kegiatan menulis tegak bersambung, dapat di

simpulkan sebagai berikut:

1. Penerapan metode drill dalam pembelajaran menulis tegak bersambung dapat

meningkatkan aktivitas belajar siswa dari siklus I sampai dengan siklus III.

Pada siklus I diperoleh nilai rata-rata sebesar 76,92%, siklus II sebesar

92,31% dan siklus III sebesar 97,69%.

2. Penerapan metode drill dalam pembelajaran menulis tegak bersambung dapat

meningkatkan kemampuan siswa dari siklus I sampai dengan siklus III. Pada

siklus I nilai rata-rata kelas sebesar 71 dengan persentase ketuntusan (42,31%)

dan pada siklus III nilai rata-rata kelas yang diperoleh adalah 87 dengan

persentase ketuntasan (100%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

penggunaan metode drill pada pembelajaran menulis tegak bersambung dapat

(50)

5.2 Saran

Berdasarkan kegiatan yang telah dilaksanakan oleh penulis di SD Negeri 1

Karya Tunggal, maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Kepada siswa, hendaknya lebih antusias dalam proses pembelajaran, lebih

giat dalam berlatih dan rajin belajar agar menjadi anak yang cerdas serta

berguna bagi Nusa dan Bangsa.

2. Kepada Guru, hendaknya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia guru

dapat menggunakan metode drill pada pembelajaran menulis tegak

bersambung sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan kualitas

pembelajaran, sehingga dapat membangkitkan motivasi dan minat siswa

serta memperoleh hasil yang lebih baik dalam membangkitkan motivasi

dan minat siswa serta memperoleh hasil yang baik dalam pembelajaran.

3. Kepala Sekolah, agar selalu memberi motivasi dan kesempatan kepada

guru untuk bebas berkreasi dengan menyesuaikan materi yang diajarkan

berdasarkan silabus dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik

dalam proses pembelajaran dan mengutamakan proses pada saat

pembelajaran untuk mendapatkan hasil yang baik.

4. Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar ( PGSD ), agar lebih

memahami menjadi peran seorang guru SD. Setelah mengadakan PTK ini

kelak mahasiswa PGSD dapat memperbaiki pembelajaran dan mengatasi

permasalahan-permasalahan yang ditemukan saat mengajar di SD

(51)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KEMAMPUAN MENULIS TEGAK BERSAMBUNG MELALUI PENERPAAN METODE DRILL PADA

PEMBELAJARAN TEMATIK SISWA KELAS II SDN 1 KARYA TUNGGAL

(Skripsi)

Oleh NURMAIDAH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(52)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KEMAMPUAN MENULIS TEGAK BERSAMBUNG MELALUI PENERPAAN METODE DRILL PADA

PEMBELAJARAN TEMATIK SISWA KELAS II SDN 1 KARYA TUNGGAL

Oleh

NURMAIDAH

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(53)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Hasil tulisan siswa dalam menulis tegak bersambung ………... 169 2. Media gambar pada pembelajaran siklus I pertemuan 1 dan 2 ……... 170 3. Media gambar pada pembelajaran siklus II pertemuan 1 dan 2 ……... 171 4. Media gambar pada pembelajaran siklus III pertemuan 1 dan 2 …... 172 5. Foto kegiatan pembelajaran siklus I pertemuan 1 dan 2……….. 173 6. Foto kegiatan pembelajaran siklus I pertemuan 1 dan 2……….. 174 7. Foto kegiatan pembelajaran siklus II pertemuan 1 dan 2……….. 176 8. Foto kegiatan pembelajaran siklus III pertemuan 1 dan 2…..……….. 177

(54)

DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

1. Rekapitulasi persentase aktivitas siswa per-siklus .……….. 83 2. Persentase kinerja guru dalam proses pembelajaran

siklus I, II, dan III …………... ………... 84 3. Rekapitulasi nilai kemampuan latihan siswa menulis tegak

bersambung melalui penerapan metode drill siklus I,II, dan III ..……. 85 4. Rekapitulasi peningkatan seluruh aspek menulis tegak bersambung

siklus I, II, dan III ……….... ……….. 86

(55)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL... vi

DAFTAR GRAFIK ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 5

1.3 Rumusan Masalah ... 6

1.4 Tujuan Penelitian ... 6

1.5 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Belajar ... 8

2.2 Pengertian Aktivitas Belajar ... 9

2.3 Pengertian Kemampuan Menulis ... 9

2.4 Bahasa Indonesia ... 10

2.5 Pendekatan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD ... 12

2.6 Konsep, Tujuan, Jenis-jenis Menulis ... 14

2.6.1 Konsep Menulis ... 14

2.6.2 Tujuan Menulis ... 15

2.6.3 Pembelajaran Menulis di Sekolah Dasar ... 18

2.7 Menulis Tegak Bersambung ... 20

2.8 Menulis Kelas II SD ... 21

2.9 Metode Drill ... 22

2.9.1 Konsep Metode Drill ... 22

2.9.2 Penerapan Metode Drill ... 23

2.9.3 Kelebihan dan Kelemahan Metode Drill ... 24

2.9.3.1 Kelebihan Metode Drill ... 24

2.9.3.2 Kelemahan Metode Drill ... 24

2.9.4 Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Drill ... 24

(56)

3.1 Metodologi Penelitian ... 26

3.1.1 Setting Penelitian ... 28

3.1.2 Sumber Data ... 28

3.1.3 Alat Pengumpulan Data ... 29

3.1.4 Teknik Pengumpulan Data ... 29

3.1.5 Teknik Analisis Data ... 30

3.1.6 Teknik Penilaian Tegak Bersambung ... 35

3.1.7 Urutan Penilaian Tindakan Kelas ... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 48

4.1.1 Profil SD Negeri 1 Karya Tunggal ... 48

4.1.2 Deskripsi Awal ... 49

4.1.3 Hasil Penelitian ... 50

4.2 Pembahasan ... 81

4.2.1 Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran ... 81

4.2.2 Kinerja Guru dalam Proses pembelajaran ... 83

4.2.3 Hasil Kemampuan Siswa dalam Proses Pembelajaran ... 84

BAB V Kesimpulan Dan Saran 5.1 Kesimpulan ... 88

5.2 Saran ... 89

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(57)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi,dkk, 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara. Jakarta

Aunurrahman, dkk, 2009. Penelitian Pendidikan SD.Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

Cahayani, Rosmana, 2006. Pendidikan Bahasa Indonesia.UPI PRESS.Bandung

Daryanto , 2009. Panduan Proses Pembelajaran Kreatif & Inovatif.AV Publiser Jakarta

Depdiknas, 2000. Metodik Khusus Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar.Depdiknas Ditjen Dikdasmen.Jakarta

____________2007.Kamus Besar Bahasa Indonesia .Balai Pustaka.Jakarta

Dimyati dan Mudjiono, 2010. http:// buku.infogue.com/hasil belajar pengertian dan definisi

Hartati, Tatat dkk.2006.Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah.UPI PRESS.Bandung

Joni, Raka, 2011. Pengertian Belajar. T.1981.http:// aadesanjaya.blogspot.Com / 2011 / 05 / pengertian belajar.html. 9 November 2011

Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan No.094/C/Kep/I.83 tanggal 7 juni 1983.

Kushartanti, dkk.2007.Pesona Bahasa Langkah Awal Memahami Linguistik.Gramedia Pustaka Utama.Jakarta

(58)

Muba, 2010. Menulis Tegak Bersambung. http : // sekolah – dasar – online . blogstop .com / 2010 / 06 /menulis-tegak-bersambung .html.

Moh. Surya, 1981 .http : // belajar psikolog. Com / pengertian – belajar – menurut – ahli/9 November 2011

Mulyono. Anton M, 2009. Pengertian <

Gambar

Gambar: Alur Penelitian Tindak Kelas (Arikunto,dkk.2009:16)
Tabel 1.Teknik penilaian kualitas tulisan tegak bersambung
Tabel 2. Lembar Observasi Kinerja Guru
Tabel 3. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa (on Task) pada

Referensi

Dokumen terkait

Gemilang, Galih, 2012, Kajian Sumur Resapan Dalam Mereduksi Debit Banjir Pada Kawasan Perumahan (Studi Kasus: Perumahan Anugerah Lestari Kuala Gumit, Langkat , Tugas

Hasil penelitian menunjukkan, (1) validitas soal Ekonomi menghasilkan 96% valid, soal Akuntansi paket A 86,67%, dan soal Akuntansi paket B sebesar 80%; (2)Soal Ekonomi,

Adapun judul dari laporan akhir ini adalah Perencanaan Jaringan Irigasi Daerah Air Rias Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Selanjutnya pada kesempatan ini pula,

Dengan ditunjangnya teknologi social media yang semakin berkembang di kalangan masyarakat bawah, menengah maupun kalangan atas di dunia, khususnya Indonesia yang harusnya

Lansia wanita yang sudah tidak memiliki pasangan dan memilih tinggal bersama anak atau keluarga, merupakan alternatif tempat tinggal yang paling banyak ditemukan.. Hasil

Berdasarkan diagram kartesius fasilitas wisata di Pantai Lasiana, item fasilitas yang termasuk dalam prioritas utama dan harus ditingkatkan kinerjanya yaitu:

113 SIRKULASI RAM yang menghubungkan langsung zona parkir dengan site area Museum air, yang masuk kedalam tanah memotong jalan utama IRKULASI RAM sebagai entrance dari jalan

x Explores venture capital’s value-added contribution in the development process and commercialization of RETs (Addresses research question 3) Article 5 x Examines factors