ABSTRAK
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN LKS BERBASIS MASALAH TERHADAP BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM
(Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Persada Bandar Lampung Semester Genap T.P. 2011/2012)
Oleh Eva Febriana
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan LKS berbasis masalah terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi pokok Ekosistem.Desain penelitian ini adalah desain pretes-postes tak ekuivalen. Sampel penelitian adalah siswa kelas X2 (33 siswa) dan siswa kelas X5 (28 siswa) yang dipilih dengan teknik cluster random sampling.Data
penelitian berupa data kuantitatif yaitukemampuan berpikir kritis siswa yang diperoleh dari nilai pretesdan postes yang didukung dengan data kualitatif berupa data aktivitas belajar siswa yang diambil dengan menggunakan rubrik aktivitas belajar siswa. Datakemampuan berpikir kritis ini selanjutnya dianalisis secara statistik menggunakan uji-t. Sedangkan data kualitatif dianalisis dengan menggunakan indek aktivitas belajar siswa.
data aktivitas belajar siswa. Rata-rata aktivitas belajar siswa yang berkriteria tinggi terdapat pada aspek mengumpulkan informasi dan membuat kesimpulan. Sedangkan pada aspek berpendapat dan menjelaskan memiliki kriteria sedang.
Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan LKS berbasis masalah berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan berpikir kritis siswa dan aktivitas belajar siswa SMA persada Bandar Lampung pada materi pokok ekosistem.
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN LKS BERBASIS MASALAH TERHADAP BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM
(StudiEksperimen padaSiswaKelasX SMA Persada Bandar Lampung Semester genap T. P. 2011/2012)
(Skripsi)
Oleh EVA FEBRIANA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN LKS BERBASIS MASALAH TERHADAP BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM
(StudiEksperimen padaSiswaKelasX SMA Persada Bandar LampungSemester Genap T. P.2011/2012)
Oleh EVA FEBRIANA
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan Pendidikan MIPA
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN LKS BERBASIS MASALAH TERHADAP BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM
(Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Persada Bandar Lampung Semester genap T. P. 2011/2012)
(Skripsi)
Oleh EVA FEBRIANA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
ABSTRAK
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN LKS BERBASIS MASALAH TERHADAP BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM
(Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Persada Bandar Lampung Semester Genap T. P. 2011/2012)
Oleh Eva Febriana
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan LKS berbasis
masalah terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi pokok Ekosistem. Desain penelitian ini adalah desain pretes-postes tak ekuivalen. Sampel penelitian adalah siswa kelas X2 (33 siswa) dan siswa kelas X5 (28 siswa) yang dipilih
dengan teknik cluster random sampling. Data penelitian berupa data kuantitatif
yaitu kemampuan berpikir kritis siswa yang diperoleh dari nilai pretes dan postes
yang didukung dengan data kualitatif berupa data aktivitas belajar siswa yang diambil dengan menggunakan rubrik aktivitas belajar siswa. Data kemampuan berpikir kritis ini selanjutnya dianalisis secara statistik menggunakan uji-t.
Sedangkan data kualitatif dianalisis dengan menggunakan indek aktivitas belajar siswa.
Hasil penelitian ini menunjukkan terjadinya peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen yang diukur menggunakan N-Gain dengan nilai
rata-rata sebesar 44,76. Peningkatan indikator kemampuan berpikir kritis yang memiliki nilai rata-rata tertinggi yaitu pada indikator induksi dengan rata-rata nilai
nilai rata-rata terendah yaitu indikator melakukan deduksi dengan nilai rata-rata sebesar 24,37. Selain data kuantitatif, pada penelitian ini dihasilkan data kualitatif
yaitu berupa data aktivitas belajar siswa. Rata-rata aktivitas belajar siswa yang berkriteria tinggi terdapat pada aspek mengumpulkan informasi dan membuat kesimpulan. Sedangkan pada aspek berpendapat dan menjelaskan memiliki
kriteria sedang.
Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan LKS berbasis masalah berpengaruh secara signifikan terhadap
kemampuan berpikir kritis siswa dan aktivitas belajar siswa SMA persada Bandar Lampung pada materi pokok ekosistem.
Kata kunci : LKS berbasis masalah, kemampuan berpikir kritis, aktivitas belajar, ekosistem.
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN LKS BERBASIS MASALAH TERHADAP BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM
(Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Persada Bandar Lampung Semester Genap T. P. 2011/2012)
Oleh
EVA FEBRIANA
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan Pendidikan MIPA
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
Judul Skripsi : EFEKTIVITAS PENGGUNAAN LKS BERBASIS MASALAH TERHADAP
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM (Studi eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Bandar Lampung T.P. 2011/2012)
Nama Mahasiswa : Eva Febriana
Nomor Pokok Mahasiswa : 0743024020
Program Studi : Pendidikan Biologi
Jurusan : Pendidikan MIPA
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI, 1.Komisi Pembimbing
Drs. Arwin Achmad, M.Si. Berti Yolida, S.Pd., M. Pd. NIP 19570803 198603 1 004 NIP 19831015200604 1 004
2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA
Dr. Caswita, M. Si
MENGESAHKAN
1.
Tim Penguji
Ketua
: Drs. Arwin Achmad, M. Si.______________
Sekretaris
: Berti Yolida, S.Pd., M. Pd. ____________Penguji
Bukan Pembimbing:
Dr. Tri Jalmo, M. Si.____________
2.
Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di sulusuban pada tanggal 22 Febuari 1988, anak pertama dari dua bersaudara, dari pasangan bahagia Bapak Buang dan Ibu Tarsini.
Penulis mengawali pendidikan formal di TK PKK Sulusuban tahun 1993. Tahun 1994 diterima di SD Negeri 2 Sulusuban yang diselesaikan pada tahun 2000.
Tahun 2000 diterima di SMP Bina Putra kecamatan Seputih Agung Lampung Tengah yang diselesaikan pada tahun 2003. Tahun 2003 diterima SMA Negeri 1 Terbanggi Besar yang diselesaikan tahun 2006. Tahun 2007 penulis diterima di
Universitas Lampung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan MIPA Program Studi Pendidikan Biologi dan pada tahun 2007,
Dengan menyebut nama Allah yang Maha pengasih lagi Maha penyayang
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahi robbil ‘alamin, dengan mengucap syukur kepada Allah SWT, ku
persembahkan karya tulisku ini untuk:
mama’ dan bapakku tercinta yang telah berjuang dengan jerih payahnya
tanpa putus asa dan berharap untuk kesuksesan ku. Jasa mama’ dan bapak
takkan mungkin dapat ku balas walau sampai akhir hayatku. Semoga kelak
dapat membahagiakan dan membuat mama’ dan bapak bangga memiliki
anak sepertiku.
Adikku Wahyu Saputro terima kasih atas dukungan dan do’anya serta
keceriaan yang telah diberikan kepadaku.
Seorang lelaki kiriman allah yang kelak menjadi imamku, terimakasih karena
telah senantiasa memberikan nasihat, keceriaan dan motivasi dalam
keseharianku.
Guru-guru pendidikku yang tak pernah lelah memberikan ilmu kepadaku...
MOTTO
Orangtuaku adalah semangat hidupku dalam mencapai
prestasiku.
(Eva Febriana)
Keseriusan, kesabaran, dan kerja keras adalah kunci
kesuksesan.
SANWACANA
Alhamdulillah, puji syukur Penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT, dengan ridhoNya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Efektivitas Penggunaan LKS Berbasis Masalah Terhadap Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Pokok Ekosistem (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA
Persada Bandar Lampung Semester Genap T. P 2011/2012) sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan biologi universitas lampung.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila.
2. Dr. Caswita, M. Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Unila.
3. Neni Hasnunidah, S.Pd., M.Si., selaku ketua Program Studi Pendidikan Biologi.
4. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku pembimbing I, terima kasih atas atas bantuan dan kesediaannya untuk memberikan bimbingan, saran dan kritik
dalam proses penyelesaian skripsi ini.
5. Berti Yolida, S.Pd., M.Pd., selaku pembimbing akademik sekaligus pembimbing II, terima kasih atas bantuan dan kesabarannya memberikan
bimbingan, kritik, dan saran selama ini.
6. Dr. Tri Jalmo, M.Si., selaku dosen penguji atas masukan-masukan yang
diberikan hingga terselesainya skiripsi ini.
8. Teristimewa untuk mama’ dan bapak ku yang senantiasa mendoakan dan memberikan semangat dalam menyelesaikan penulisan karya tulis ini.
9. Adek Wahyu saputro atas dukungan dan doa yang telah diberikan.
10. Dra. Sutirah, selaku kepala SMA Persada Bandar Lampung, atas kerjasama dan bimbingannya.
11. Ariansyah, S. Pd., sebagai guru mitra di SMA Persada Bandar Lampung, atas kerjasama dan bimbingannya.
12. Temanku Rini Hardianti Afifah, Wulan Sari Irawati, dan Eka Yulistiana, terima kasih telah membantu dalam pelaksanaan penelitian.
13. Temanku Ema Rochmaniar Suprayitno, Laila Kurniawati, Windi Sugesti, dan
Nurhidayati, telah membantu dalam menyelesaikan penulisan karya tulis ini. 14. Teman-temanku Pendidikan Biologi Non Reguler 2007 FKIP UNILA serta
kakak dan adik tingkat 2006, 2008, 2009 terima kasih atas persahabatan yang kalian berikan.
15. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga Allah melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada kita semua dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua, Amin.
Bandar Lampung, 2012 Penulis,
PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Eva Febriana
Nomor Pokok Mahasiswa : 0743024020 Program Studi : Pendidikan Biologi
Jurusan : Pendidikan MIPA
Dengan ini menyatakan bahwa penelitian ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri, dan sepanjang pengetahuan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan atau
ditulis oleh orang lain atau telah dipergunakan dan diterima sebagai persyaratan penyelesaian studi pada universitas atau institut lain.
Bandar Lampung, November 2012 Yang menyatakan
A. Simpulan ... 56
B. Saran ... 56
DAFTAR PUSTAKA ... 58
DAFTAR LAMPIRAN 1. Instrumen ... 62
2. Data Hasil Penelitian ... 116
3. Hasil Analisis Data ... 138
4. Foto-foto Penelitian ... 173
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel
1. Indikator kemampuan berpikir kritis ... 23
2. Kriteria N-gain yang diperoleh siswa ... 34
3. Rubrik kemampuan berpikir kritis siswa ... 37
4. Persentase Kemampuan Berpikir kritis ... 37
5. Kriteria peningkatan kemampuan berpikir kritis ... 38
6. Lembar observasi aktivitas siswa ... 39
7. Klasifikasi indeks aktivitas siswa ... 40
8. Hasil Analisis normalitas dan homogenitas pretes, postes dan N-gain ... 42
9. Hasil uji t pretes, postes, dan N-gain ... 43
10. Hasil uji t postes dan N-gain setiap indikator kemampuan berpikir kritis ... 44
11. Peningkatan indikator kemampuan berpikir kritis pada kelas eksperimen dan kontrol ... 45
12. Hasil aktivitas belajar siswa ... 46 13. Data nilai pretes, postes dan skor gain Siswa Kelas Eksperimen ... 116
14. Data nilai pretes, postes dan skor gain Siswa Kelas Kontrol ... 117
15. Skor pretes kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen ... 118
16. Skor postes kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen ... 120
18. Skor postes kemampuan berpikir kritis siswa kelas kontrol ... 124
19. N-gain tiap indikator kemampuan berpikir kritis kelas eksperimen .. 126
20. N-gain tiap indikator kemampuan berpikir kritis kelas kontrol ... 128
21. Aktivitas belajar siswa kelas eksperimen pada pertemuan pertama .. 130
22. Aktivitas belajar siswa kelas eksperimen pada pertemuan kedua ... 132
23. Lembar aktivitas belajar siswa Kelas Kontrol pertemuan 1 ... 134
24. Lembar aktivitas belajar siswa Kelas Kontrol pertemuan 2 ... 136
25. Uji normalitas pretes kelas eksperimen ... 138
26. Uji normalitas postes kelas eksperimen ... 139
27. Analisis uji U postes ... 140
28. Uji normalitas pretes kelas kontrol ... 141
29. Uji normalitas postes kelas kontrol ... 143
30. Uji normalitas N-Gain kelas kontrol ... 145
42. Uji perbedaan dua rata-rata postes pada indikator memberikan
argumen ... 158
43. Uji kesamaan dua rata-rata N-Gain pada indikator memberikan
argumen ... 159 44. Uji perbedaan dua rata-rata N-Gain pada indikator memberikan
argumen ... 160 45. Uji kesamaan dua rata-rata postes pada indikator melakukan
deduksi ... 161 46. Uji perbedaan dua rata-rata postes indikator melakukan deduksi ... 162
47. Uji kesamaan dua rata-rata N-Gain pada indikator melakukan
deduksi ... 163
48. Uji perbedaan dua rata-rata N-Gain pada indikator melakukan
deduksi ... 164
49. Uji kesamaan dua rata-rata postes pada indikator melakukan
induksi ... 165
50. Uji perbedaan dua rata-rata postes pada indikator melakukan
induksi ... 166 51. Uji kesamaan dua rata-rata N-Gain pada indikator melakukan
induksi ... 167
52. Uji perbedaan dua rata-rata N-Gain pada indikator melakukan
induksi ... 168 53. Uji kesamaan dua rata-rata postes pada indikator melakukan
evaluasi ... 169 54. Uji perbedaan dua rata-rata postes indikator melakukan evaluasi... 170 55. Uji kesamaan dua rata-rata N-Gain pada indikator melakukan
evaluasi ... 171
56. Uji perbedaan dua rata-rata N-Gain pada indikator melakukan
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar
1. Hubunganantaravariabelbebasdanvariabelterikat ... 8
DAFTAR ISI E. RuangLingkupPenelitian ... 7 F. Kerangka pekir ... 8 G. Hipotesis ... 10
II. TINJAUAN PUSTAKA ... 11 A. Efektivitas Pembelajaran ... 11 B. LKS Berbasis Masalah ... 13 C. Aktivitas Belajar Siswa ... 17 D. Berpikir Kritis ... 20
DAFTAR PUSTAKA ... 58
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel
1. Indikator kemampuan berpikir kritis ... 23
2. Kriteria N-gain yang diperoleh siswa ... 34
3. Rubrik kemampuan berpikir kritis siswa ... 37
4. Persentase Kemampuan Berpikir kritis ... 37
5. Kriteria peningkatan kemampuan berpikir kritis ... 38
6. Lembar observasi aktivitas siswa ... 39
7. Klasifikasi indeks aktivitas siswa ... 40
8. HasilAnalisisnormalitas dan homogenitas pretes, postes dan N-gain ... 42
9. Hasil uji t pretes, postes, dan N-gain ... 43
10. Hasil uji t postes dan N-gain setiap indikator kemampuan berpikir kritis ... 44
11. Peningkatan indikator kemampuan berpikir kritis pada kelas eksperimen dan kontrol ... 45
12. Hasil aktivitas belajar siswa ... 46
13. Data nilai pretes, postes dan skor gainSiswa Kelas Eksperimen... 116
14. Data nilai pretes, postes dan skor gainSiswa Kelas Kontrol ... 117
15. Skor pretes kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen ... 118
16. Skor postes kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen... 120
18. Skor postes kemampuan berpikir kritis siswa kelas kontrol ... 124
19. N-gain tiap indikator kemampuan berpikir kritis kelas eksperimen .. 126
20. N-gain tiap indikator kemampuan berpikir kritis kelas kontrol ... 128
21. Aktivitas belajar siswa kelas eksperimen pada pertemuan pertama ... 130
22. Aktivitas belajar siswa kelas eksperimen pada pertemuan kedua ... 132
23. Lembar aktivitas belajar siswa Kelas Kontrol pertemuan 1 ... 134
24. Lembar aktivitas belajar siswa Kelas Kontrol pertemuan 2 ... 136
25. Uji normalitas pretes kelas eksperimen ... 138
26. Uji normalitas postes kelas eksperimen ... 139
27. Analisis uji U postes ... 140
28. Uji normalitas pretes kelas kontrol ... 141
29. Uji normalitas postes kelas kontrol ... 143
30. Uji normalitas N-Gain kelas kontrol ... 145
31. Uji normalitas N-Gain kelas eksperimen ... 146
32. Uji U N-Gain ... 148
33. Uji Barlett Pretes ... 149
34. Uji Barlett postes ... 150
35. Uji Barlett N-Gain ... 151
36. Uji kesamaan dua rata-rata pretes ... 152
37. Uji kesamaan dua rata-rata postes ... 153
38. Uji perbedaan dua rata-rata postes ... 154
39. Uji kesamaan dua rata-rata N-Gain ... 155
41. Uji kesamaan dua rata-rata postes pada indikator memberikan argumen ... 157 42. Uji perbedaan dua rata-rata postes pada indikator memberikan argumen
... 158
43. Uji kesamaan dua rata-rata N-Gain pada indikator memberikan argumen ... 159
44. Uji perbedaan dua rata-rata N-Gain pada indikator memberikan argumen ... 160
45. Uji kesamaan dua rata-rata postes pada indikator melakukan deduksi ... 161
46. Uji perbedaan dua rata-rata postes indikator melakukan deduksi ... 162
47. Uji kesamaan dua rata-rata N-Gain padaindikator melakukan deduksi ... 163
48. Uji perbedaan dua rata-rata N-Gain pada indikator melakukan deduksi ... 164
49. Uji kesamaan dua rata-rata postes pada indikator melakukan induksi ... 165
50. Uji perbedaan dua rata-rata postes pada indikator melakukan induksi ... 166
51. Uji kesamaan dua rata-rata N-Gain pada indikator melakukan induksi ... 167
52. Uji perbedaan dua rata-rata N-Gain pada indikator melakukan induksi ... 168
53. Uji kesamaan dua rata-rata postes pada indikator melakukan evaluasi ... 169
54. Uji perbedaan dua rata-rata postes indikator melakukan evaluasi ... 170
55. Uji kesamaan dua rata-rata N-Gain pada indikator melakukan evaluasi ... 171
Judul Skripsi : EFEKTIVITAS PENGGUNAAN LKS BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK
EKOSISTEM(Studi eksperimen pada Siswa Kelas X SMA BandarLampung T.P. 2011/2012)
Nama Mahasiswa :
Eva Febriana
Nomor Pokok Mahasiswa : 0743024020
Program Studi :Pendidikan Biologi
Jurusan : Pendidikan MIPA
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI,
1.KomisiPembimbing
Drs. Arwin Achmad, M.Si. Berti Yolida,S.Pd., M. Pd.
NIP19570803 198603 1 004NIP19831015200604 1 004
2. KetuaJurusanPendidikan MIPA
Dr. Caswita, M. Si
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Drs. Arwin Achmad, M. Si.______________
Sekretaris :Berti Yolida, S.Pd., M. Pd.
____________
Penguji
Bukan Pembimbing: Dr. TriJalmo, M.Si.
____________
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MOTTO
Orangtuaku adalah semangat hidupku dalam mencapai prestasiku.
(Eva Febriana)
PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA
Yang bertandatangan di bawahini:
Nama : Eva Febriana
NomorPokokMahasiswa : 0743024020
Program Studi : PendidikanBiologi
Jurusan : Pendidikan MIPA
Denganinimenyatakanbahwapenelitianiniadalahhasilpekerjaansayasendiri,
dansepanjangpengetahuansayatidakberisimateri yang telahdipublikasikanatauditulisoleh orang
lain
atautelahdipergunakandanditerimasebagaipersyaratanpenyelesaianstudipadauniversitasatauinstitu
t lain.
Bandar Lampung, November 2012 Yang menyatakan
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di sulusuban pada tanggal 22 Febuari 1988, anak pertama dari dua bersaudara,
dari pasangan bahagia Bapak Buang dan Ibu Tarsini.
Penulis mengawali pendidikan formal di TK PKK Sulusuban tahun 1993. Tahun 1994 diterima
di SD Negeri 2Sulusuban yang diselesaikan pada tahun 2000. Tahun 2000 diterima di SMP Bina
Putra kecamatan Seputih Agung Lampung Tengah yang diselesaikan pada tahun 2003. Tahun
2003 diterima SMA Negeri 1 Terbanggi Besar yang diselesaikan tahun 2006. Tahun 2007
penulis diterima di Universitas Lampung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan
Pendidikan MIPA Program Studi Pendidikan Biologi dan pada tahun 2007, penulis melakukan
SANWACANA
Alhamdulillah, puji syukur Penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT, dengan ridhoNya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Efektivitas Penggunaan LKS Berbasis Masalah Terhadap Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Pokok Ekosistem (Studi Eksperimen Pada
Siswa Kelas X SMA Persada Bandar Lampung Semester Genap T. P 2011/2012) sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan biologi universitas lampung.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila.
2. Dr. Caswita, M. Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Unila.
3. Neni Hasnunidah, S.Pd., M.Si., selaku ketua Program Studi Pendidikan Biologi. 4. Drs. Arwin Achmad,M.Si., selaku pembimbing I, terima kasih atas atas bantuan dan
kesediaannya untuk memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini.
5. Berti Yolida, S.Pd.,M.Pd., selaku pembimbing akademik sekaligus pembimbing II, terima
kasih atas bantuan dan kesabarannya memberikan bimbingan, kritik, dan saran selama ini. 6. Dr. Tri Jalmo, M.Si., selaku dosen penguji atas masukan-masukan yang diberikan hingga
terselesainya skiripsi ini.
7. Bapak dan ibu dosen pengajar, atas segala bantuan dan ilmu yang telah diberikan. 8. Teristimewa untuk mama’ dan bapak ku yang senantiasa mendoakan dan memberikan
semangat dalam menyelesaikan penulisan karya tulis ini.
10.Dra. Sutirah, selaku kepala SMA Persada Bandar Lampung, atas kerjasama dan bimbingannya.
11.Ariansyah, S. Pd., sebagai guru mitra di SMA Persada Bandar Lampung, atas kerjasama dan
bimbingannya.
12.Temanku Rini Hardianti Afifah, Wulan Sari Irawati, dan Eka Yulistiana, terima kasih telah membantu dalam pelaksanaan penelitian.
13.Temanku Ema Rochmaniar Suprayitno, Laila Kurniawati, Windi Sugesti, dan Nurhidayati, telah membantu dalam menyelesaikan penulisan karya tulis ini.
14.Teman-temankuPendidikan BiologiNon Reguler 2007 FKIP UNILA serta kakak dan adik tingkat 2006, 2008, 2009 terima kasih atas persahabatan yang kalian berikan.
15.Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga Allah melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada kita semuadan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua, Amin.
Bandar Lampung, 2012 Penulis,
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha secara sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri
kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara (Sisdiknas, 2003:01). Selain itu,
pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Sisdiknas, 2003:03).
Sejalan dengan tujuan pendidikan nasional dalam meningkatkan sumber daya
manusia, maka pemerintah telah menyelenggarakan perbaikan-perbaikan
peningkatan mutu pendidikan. Salah satu usaha pemerintah dalam
meningkatkan mutu pendidikan adalah melakukan revisi Kurikulum 2004
(KBK) menjadi Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Menurut
Kunandar (2009:133), KTSP adalah sebuah konsep kurikulum yang
menekankan pada pengembangan kemampuan (kompetensi) melakukan
2
oleh siswa, berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu.
Dalam KTSP, pembelajaran berpusat pada siswa (Student Centered Learning),
siswa dituntut untuk lebih aktif dan senantiasa ambil bagian dalam aktivitas
belajar. Pada dasarnya siswa juga diharapkan tidak hanya mempelajari konsep,
teori dan fakta, tetapi juga aplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Dengan
demikian materi pembelajaran tidak hanya tersusun atas hal-hal sederhana yang
bersifat hafalan dan pemahaman, tetapi juga tersusun atas materi yang
kompleks yang memerlukan analisis, aplikasi dan sintesis, untuk itu dibutuhkan
keterampilan siswa agar lebih berpikir kritis guna mencapai hal tersebut.
Berpikir kritis adalah sebuah proses terorganisasi yang memungkinkan siswa
mengevaluasi bukti, asumsi, logika, dan bahasa yang mendasari pernyataan
orang lain. Dengan kemampuan berpikir kritis maka siswa mampu untuk
mengatakan sesuatu dengan penuh percaya diri, “Ide saya bagus karena
berdasarkan alasan yang logis”, atau “ide anda bagus karena didukung oleh
bukti yang kuat”. Berpikir kritis memungkinkan siswa untuk menemukan
kebenaran di tengah banyaknya kejadian maupun informasi yang mengelilingi
mereka setiap hari (Johnson, 2001:185).
Pengertian lain yang diberikan oleh Sugiarto (dalam Amri dan Ahmadi, 2010:
62) yaitu berpikir kritis merupakan kemampuan berpikir yang diperlukan dalam
kehidupan di masyarakat karena manusia selalu dihadapkan pada permasalahan
3
diperlukan data-data agar dapat dibuat keputusan yang logis, dan untuk
membuat suatu keputusan yang tepat, diperlukan kemampuan kritis yang baik.
Begitu pentingnya kemampuan berpikir kritis, sehingga berpikir kritis pada
umumnya dianggap sebagai tujuan utama dari pembelajaran. Namun dalam
kenyataan di lapangan dalam proses pembelajaran, sepertinya masih banyak
guru yang kurang menciptakan kondisi dan situasi yang memungkinkan siswa
untuk melakukan proses berpikir kritis. Seperti yang terjadi di salah satu
sekolah menengah atas, SMA Persada Bandar Lampung.
Berdasarkan hasil observasi dan diskusi dengan guru biologi di SMA persada
Bandar Lampung, diketahui bahwa selama ini guru kurang memberdayakan
kemampuan berpikir kritis secara optimal, guru mata pelajaran biologi juga
belum menggunakan bahan pembelajaran seperti LKS. Guru hanya
menggunakan panduan buku yang kemudian menuliskan kembali di papan tulis
agar siswa dapat mencatatnya dan memerintahkan siswa untuk
mendiskusikannya, sehingga proses pembelajaran kurang efektif dan
mengakibatkan kurang dapat menggali potensi yang dimiliki dari siswa
terutama dalam kemampuan berpikir kritis. Hal ini terlihat dari hasil belajar
siswa.
Hasil belajar biologi yang diperoleh untuk materi pokok ekosistem pelajaran
2009/2010 masih rendah yaitu rata-rata 52. Hasil belajar tersebut belum
4
yaitu ≥ 65, hanya 30% siswa yang mendapat nilai ≥ 65. Meskipun keterampilan
berpikir kritis siswa di sekolah tersebut belum pernah diukur, namun hasil
belajar tersebut mengindikasi kurang mengembangkan keterampilan berpikir
kritis siswa dalam proses pembelajaran. Untuk mengatasi permasalahan
tersebut diperlukan bahan pembelajaran yang dapat membantu guru dalam
menggali kemampuan berpikir kritis siswa.
Salah satu bahan ajar yang dapat digunakan untuk menggali keterampilan
berpikir kritis siswa adalah dengan menggunakan LKS berbasis masalah. Hal
ini sesuai dengan penelitian Nuryanti (2007:8-9) yang menyatakan bahwa
belajar dengan menggunakan LKS berbasis masalah membuat siswa lebih aktif
baik mental maupun fisik di dalam kegiatan pembelajaran, siswa dibiasakan
untuk berpikir kritis, logis, dan sistematis.
LKS berbasis masalah adalah LKS non eksperimental dan memiliki karakter
yang didalamnya berisi hasil pengamatan yang telah ditentukan sebelumnya,
pendekatannya deduktif, dan berpusat kepada siswa sehingga siswa akan lebih
aktif dalam proses pembelajaran (Anonim, 2011:16). Selain bahan
pembelajaran seperti LKS berbasis masalah, aktivitas belajar pun
mempengaruhi dalam proses pembelajaran. Pada prinsipnya, tidak ada belajar
jika tidak ada aktivitas. Aktivitas belajar adalah seluruh aktivitas siswa dalam
proses belajar, mulai dari kegiatan fisik yang meliputi kemampuan dasar seperti
membaca dan menulis sampai kegiatan psikis yaitu keterampilan terintegrasi
5
LKS berbasis masalah memiliki kelebihan yaitu permasalahan yang
dimunculkan dalam LKS berbasis masalah bersifat kontekstual. Dengan adanya
permasalahan yang bersifat kontekstual, siswa akan lebih giat dalam mencari
informasi yang relevan, menyimpulkan dari suatu penjabaran sehingga
didapatkan suatu pemecahan masalah baik itu secara deduktif maupun induktif,
dan terlatih mengevaluasi permasalahan. Selain itu, karena permasalahan yang
bersifat kontekstual akan menimbulkan pertanyaan didiri siswa, sehingga siswa
akan dibiasakan mengeluarkan pendapat dan melatih siswa dalam memberikan
argumennya.
Berdasarkan uraian diatas, dapat dikatakan bahwa penggunaan bahan
pembelajaran berupa LKS berbasis masalah dapat melatih keterampilan berpikir
kritis siswa dengan harapan siswa dapat menerapkan kemampuan dan
pengetahuannya dalam kehidupan sehari hari yang berkenaan dengan materi
yang dipelajari. Oleh sebab itu peneliti merasa perlu melakukan penelitian
mengenai efektivitas penggunaan LKS berbasis masalah terhadap berpikir kritis
siswa pada materi pokok ekosistem.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, maka rumusan
6
1. Bagaimanakah efektivitas penggunaan LKS berbasis masalah terhadap
berpikir kritis siswa pada materi pokok ekosistem di SMA Persada
Bandar Lampung, semester genap T. P 2011/2012?
2. Bagaimanakah aktivitas belajar siswa selama menggunakan LKS berbasis
masalah pada materi pokok ekosistem di SMA Persada Bandar Lampung,
semester genap T. P 2011/2012?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Efektivitas penggunaan LKS berbasis masalah terhadap berpikir kritis
siswa pada materi pokok ekosistem di SMA Persada Bandar Lampung,
semester genap T. P 2011/2012?
2. Aktivitas belajar siswa selama menggunakan LKS berbasis masalah pada
materi pokok ekosistem di SMA Persada Bandar Lampung, semester
genap T. P 2011/2012?
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Bagi guru, memberi sumbangan pemikiran agar dapat lebih
mengembangkan kreativitasnya dalam menggunakan bahan pembelajaran
seperti LKS berbasis masalah dalam proses pembelajaran yang dilakukan
7
2. Bagi siswa, dengan menggunakan LKS berbasis masalah siswa akan lebih
termotivasi untuk belajar dan mumpunyai ketrampilan berpikir kritis
sehingga mencapai prestasi belajar yang diinginkan.
3. Bagi penulis, memberikan pengalaman mengajar sebagai calon seorang
guru dalam membuat bahan bantu pembelajaran yang efektif dan tepat.
4. Bagi sekolah, memberikan alternatif bahan ajar untuk meningkatkan mutu
sekolah.
E. Ruang Lingkup Penelitian
1. Efektivitas pembelajaran merupakan hasil yang diperoleh setelah
pelaksanaan proses pembelajaran yang dilihat dari N-Gain keterampilan
berpikir kritis siswa.
2. Siswa yang menjadi subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas X2 dan
X5 semester genap di SMA Persada Bandar Lampung.
3. LKS berbasis masalah yang merupakan salah satu jenis LKS
eksperimental yang didalamnya memiliki karakter berisi hasil
pengamatan yang telah ditentukan sebelumnya, pendekatannya deduktif,
dan berpusat kepada siswa.
3. Berpikir kritis Siswa dengan indikator: memberikan argumen, melakukan
deduksi, melakukan induksi, dan melakukan evaluasi.
8
Kompetensi dasar 4.1: mendiskripsikan peran ekosistem dalam aliran
energi dan daur biogeokimia serta pemanfaatan komponen ekosistem bagi
kehidupan.
5. Aktivitas siswa dalam penelitian ini adalah aktivitas siswa selama proses
pembelajaran yang meliputi kemampuan berpendapat, menjelaskan,
mengumpulkan informasi dan membuat kesimpulan.
F. Kerangka Pikir
Rendahnya hasil belajar siswa yang diperoleh saat ini merupakan salah satu
masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan. Hasil belajar yang rendah
mengindikasikan sebagai akibat dari lemahnya proses pembelajaran yang
dikembangkan oleh guru. Proses pembelajaran yang dilaksanakan hanya
disesuaikan dengan selera guru tanpa melihat keadaan siswa pada saat
pelaksanaan pembelajarannya. Akibatnya, siswa lebih cenderung pasif dan
tidak terjadi pembelajaran yang interaktif, sehingga siswa masih sulit untuk
mengembangkan kemampuan berpikir termasuk kemampuan berpikir kritis
mereka. Oleh karena itu diperlukan suatu cara yang dilakukan oleh guru untuk
dapat menggali keterampilan berpikir kritis siswa. Salah satu cara yang dapat
dilakukan adalah memvariasikan materi dengan bahan ajar yang akan
digunakan.
Bahan ajar yang dapat divariasikan dan dipadukan dengan materi yang sedang
9
masalah dimunculkan permasalahan yang nyata, Sehingga sangat menarik
sekali ketika materi pokok yang diajarkan dimunculkan dalam bentuk
permasalahan yang terjadi pada peristiwa nyata dan sering ditemukan siswa
dalam kehidupan sehari-hari.
Permasalahan yang autentik tersebut dapat lebih memotivasi siswa untuk
mengumpulkan data maupun infomasiyang relevan, menyimpulkan dari suatu
penjabaran sehingga didapatkan suatu pemecahan masalah baik itu secara
deduktif maupun induktif, dan terlatih mengevaluasi permasalahan. Selain itu,
karena permasalahan yang bersifat kontekstual akan menimbulkan pertanyaan
didiri siswa, sehingga siswa dibiasakan mengeluarkan pendapat dan melatih
siswa dalam memberikan argumennya. Dengan begitu, penggunaan LKS
berbasis masalah dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa.
Selain itu, LKS berbasis masalah juga membuat aktivitas belajar siswa yang
meliputi mengumpulkan informasi, berpendapat, menjelaskan, dan membuat
kesimpulan menjadi lebih aktif. Sehingga menunjang siswa dalam melatih
kemampuan berpikir kritisnya.
Variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas (X) yaitu penggunaan LKS
berbasis masalah dan variabel terikat (Y1) yaitu kemampuan berpikir kritis dan
(Y2) yaitu akivitas belajar siswa. Hubungan antara variabel bebas dan variabel
10
Keterangan: X = LKS berbasis masalah; Y1 = kemampuan berpikir kritis siswa;
Y2 = aktivitas belajar siswa.
Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat
G. Hipotesis Penelitian
Ho = Penggunaan LKS berbasis masalah tidak efektif dalam meningkatkan
kemampuan berpikir Kritis siswa pada materi pokok Ekosistem di SMA
Persada Bandar Lampung semester genap T. P 2011/2012.
H1= Penggunaan LKS berbasis masalah efektif dalam meningkatkan
kemampuan berpikir kritis siswa pada materi pokok Ekosistem di SMA
Persada Bandar Lampung semester genap T. P 2011/2012.
X
Y
110
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Efektivitas Pembelajaran
Efektivitas pembelajaran yaitu terlaksana tidaknya suatu perencanaan
pembelajaran. Karena perencanaan, maka pelaksanaan pengajaran menjadi baik
dan efektif sehingga didapatkan hasil belajar yang diinginkan (Nasution,
1989:101 dalam Suryosubroto, 2009:7). Pendapat lain menyatakan bahwa
efektivitas pembelajaran dapat dicapai apabila rancangan pada persiapan,
implementasi, dan evaluasi dapat dijalankan sesuai prosedur serta sesuai
dengan fungsinya masing-masing (Destanto, 2011:09). Efektif atau tidaknya
suatu pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar siswa. Adapun faktor-faktor
yang mempengaruhi efektivitas belajar meliputi faktor dari dalam dan faktor
dari luar. Faktor dalam terdiri atas faktor raw input (faktor dari diri murid itu
sendiri), sedangkan faktor luar terditi atas faktor environmental input (faktor
lingkungan), dan faktor instrumental input (kurikulum, bahan pengajaran,
sarana dan fasilitas, tenaga pengajar) (Sejathi, 2011:02).
Menurut sejathi (2011:03-05) bahwa faktor dari dalam adalah faktor yang
mempengaruhi proses belajar dan hasil belajar yang berasal dari diri siswa
11
1) Kondisi Fisiologis Anak
Kondisi fisiologis ini seperti kesehatan (tidak dalam keadaan capai maupun
tidak dalam keadaan cacat jasmani) dan kondisi panca indera terutama indra
penglihatan dan indra pendengaran yang normal.
2) Kondisi Psikologis Anak
Dibawah ini akan diuraikan beberapa faktor psikologis, yang dianggap
utama dalam mempengaruhi proses dan hasil belajar:
a) Minat
Minat sangat mempengaruhi dalam proses dan hasil belajar. Jika siswa
tidak berminat untuk mempelajari sesuatu, ia tidak dapat diharapkan akan
berhasil dengan baik dalam mempelajari hal tersebut. Begitu pula
sebaliknya, jika siswa mempelajari sesuatu dengan minat, maka hasil yang
diharapkan akan lebih baik.
b) Kecerdasan
Kecerdasan memegang peran besar dalam menentukan berhasil-tidaknya
siswa mempelajari sesuatu atau mengikuti suatu program pendidikan. Siswa
yang lebih cerdas, pada umumnya lebih mampu belajar daripada siswa yang
kurang cerdas.
c) Bakat
Bakat merupakan faktor yang besar pengaruhnya terhadap proses dan hasil
belajar siswa. Secara definitif, anak berbakat adalah anak yang mampu
mencapai prestasi yang tinggi, karena mempunyai kemampuan-kemampuan
12
pendidikan berdiferensiasi dan pelayanan di luar jangkauan program sekolah
biasa, untuk merealisasikan sumbangannya terhadap masyarakat maupun
terhadap dirinya.
d) Motivasi
Motivasi merupakan dorongan yang ada didalam individu, tetapi munculnya
motivasi yang kuat atau lemah, dapat ditimbulkan oleh rangsangan dari luar
maupun dalam diri . Oleh karena itu, dapat dibedakan menjadi dua motif,
yaitu: motif intrinsik dan motif ekstrinsik.
Motif intrinsik adalah motif yang ditimbulkan dari dalam diri orang yang
bersangkutan, tanpa rangsangan atau bantuan orang lain. Sedangkan motif
ekstrinsik adalah motif yang timbul akibat rangsangan dari luar. Pada
umumnya, motif intrinsik lebih efektif dalam mendorong seseorang untuk
lebih giat belajar daripada motif ekstrinsik.
e) Kemampuan-kemampuan Kognitif
Walaupun diakui bahwa tujuan pendidikan yang berarti juga tujuan belajar
itu meliputi tiga aspek yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek
psikomotorik. Namun tidak dapat diingkari, bahwa sampai sekarang
pengukuran kognitif masih diutamakan untuk menentukan keberhasilan
belajar siswa. Sedangkan aspek afektif dan aspek psikomotorik lebih bersifat
pelengkap dalam menentukan derajat keberhasilan belajar siswa disekolah.
Kemampuan kognitif yang paling utama adalah kemampuan seseorang
13
Pendapat lain yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi
efektivitas belajar yaitu Laskarilmubro (2011:03) , mengungkapkan bahwa
pembelajaran dapat berlangsung efektif apa bila memenuhi dua faktor berikut,
1. Faktor internal. Faktor ini merupakan faktor yang berasal dari dalam diri
individu itu sendiri. Terdiri dari faktor biologis dan psikologis. Faktor
biologis meliputi segala hal yang berhubungan dengan keadaan fisik atau
jasmani individu. Sedangkan faktor psikologis meliputi kondisi mental
seseorang. Kondisi mental yang dapat menunjang keberhasilan belajar
adalah kondisi mental yang mantap, stabil, dan sikap mental yang positif
dalam proses belajar mengajar, dan selalu percaya diri.
2. Faktor eksternal. Faktor eksternal merupakan faktor yang bersumber dari
luar individu itu sendiri. Faktor eksternal meliputi faktor lingkungan
keluarga, faktor lingkungan sekolah,faktor lingkungan masyarakat, dan
faktor waktu. Setelah diketahui berbagai faktor yang mempengaruhi proses
dan hasil belajar seperti diuraikan diatas, maka hal penting yang harus
dilakukan bagi para pendidik, guru, orang tua adalah mengatur faktor-faktor
tersebut agar dapat berjalan seoptimal mungkin.
B. LKS Berbasis Masalah
Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan salah satu jenis bahan ajar yang dapat
membantu pembelajaran. Secara umum LKS merupakan perangkat
pembelajaran sebagai pelengkap atau sarana pendukung pelaksanaan Rencana
14
informasi maupun pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa. LKS
merupakan stimulus atau bimbingan guru dalam pembelajaran yang akan
disajikan secara tertulis sehingga dalam penulisannya perlu memperhatikan
kriteria media grafis sebagai media visual untuk menarik perhatian peserta didik
(Prastowo, 2011:203). Secara umum LKS memiliki pola ataupun kerangka
umum sebagai berikut 1) judul kegiatan; 2) tujuan kegiatan; 3) alat dan bahan
yang digunakan; 4) langkah-langkah kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa;
dan 5) pertanyaan-pertanyaan atau tugas-tugas (Prastowo, 2011:204).
Ada beberapa macam LKS yang digunakan dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan isinya, LKS dibagi menjadi dua macam yaitu LKS yang berisi
narasi atau gambar yang diberi keterangan-keterangan dan LKS yang berisi
gabungan antara narasi dan gambar yang diberi keterangan. Selain itu LKS
berdasarkan metodenya dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu LKS non
eksperimen dan LKS eksperimen. LKS eksperimen adalah LKS yang dijadikan
sebagai pedoman untuk melaksanakan eksperimen. LKS non eksperimen adalah
LKS yang dijadikan pedoman untuk memahami konsep atau prinsip tanpa
melakukan eksperimen dan penyajian dilakukan dilakukan melalui diskusi,
tanya jawab, dan demonstari. LKS eksperimen dapat dikelompokan menjadi
LKS ekspositori, LKS inquiri dan LKS discovery. sedangkan salah satu contoh
LKS non ekspeimen adalah LKS berbasis masalah (Nurhabibah, 2001:10).
LKS berbasis masalah adalah salah satu LKS non eksperimen yang sangat
15
haruslah memenuhi syarat didaktik, syarat kontruksi, dan syarat teknik supaya
LKS tersebut benar-benar berkualitas.
1. Syarat didaktik
Mengatur tentang penggunaan LKS yang bersifat universal dapat digunakan
dengan baik untuk siswa yang lamban atau yang pandai. LKS lebih
menekankan pada proses untuk menemukan konsep, dan yang terpenting
dalam LKS ada variasi stimulus melalui berbagai kegiatan siswa. LKS
diharapkan mengutamakan pada pengembangan kemampuan komunikasi
sosial, emosional, moral, dan estetika. Pengalaman belajar yang dialami
siswa ditentukan oleh tujuan pengembangan pribadi siswa.
2. Syarat konstruksi berhubungan dengan penggunaan bahasa, susunan
kalimat, kosa kata, tingkat kesukaran, dan kejelasan dalam LKS.
3. Syarat teknis menekankan penyajian LKS, yaitu berupa tulisan, gambar dan
penampilannya dalam LKS, Darmodjo dan Jenny (dalam widjajanti,
2008:04).
Pembelajaran dengan menggunakan LKS berbasis masalah merupakan suatu
pembelajaran bernuansa konfrontatif, yang menghadapkan siswa pada
masalah-masalah praktis. Adapun langkah-langkah dalam membuat LKS
berbasis masalah adalah sebagai berikut:
1. Melakukan analisis kurikulum.
16
memerlukan bahan ajar LKS. Hal ini dilakukan dengan cara melihat materi
pokok, pengalaman belajar, serta materi yang akan diajarkan.
2. Menyusun peta kebutuhan
Langkah ini dilakukan untuk mengetahui jumlah LKS yang harus ditulis
serta melihat urutan LKSnya.
3. Menentukan judul LKS
Judul LKS ditentukan atas dasar kompetensi-kompetensi dasar,
materi-materi pokok, atau pengalaman belajar yang teerdapat dalam kurikulum.
4. Penulisan LKS meliputi:
a) merumuskan kompetensi dasar yang dapat langsung dilakukan dengan
menuunkan rumusannya langsung dari kurikulum yang berlaku; b)
menentukan bahan penilaian; c) menyusun materi; dan d) memperhatikan
struktur LKS. Struktur LKS berbasis masalah menurut Prastowo
(2011:215) adalah sebagai berikut: (1) judul, mata pelajaran, semester, dan
tempat; (2) petunjuk belajar; (3) kompetensi yang akan dicapai; (4)
indikator; (5) informasi pendukung; (6) tugas-tugas dan langkah-langkah
kerja; (7) Penilaian.
Kegunaan LKS berbasis masalah dalam pembelajaran adalah sebagi bahan
pembelajaran yang digunakan oleh tenaga pendidik dalam menyampaikan
materi dan memancing siswa agar secara aktif terlibat dengan materi yang
17
menemukan sendiri suatu konsep dan mengurangi informasi yang searah
(Nurhabibah, 2001:15).
C. Aktivitas Belajar Siswa
Aktivitas sangat diperlukan dalam pembelajaran agar pembelajaran menjadi
efektif, seperti yang dikemukakan oleh Hamalik (2004:171): “Pengajaran yang
efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau
melakukan aktivitas sendiri.” Pendapat lain mengemukakan bahwa aktivitas
adalah segala tingkah laku dan usaha manusia, atau apa saja yang dikerjakan,
diamati oleh seseorang mencakup kerja pikiran dan badan. Aktivitas siswa tidak
cukup hanya dengan mendengarkan atau mencatat, tetapi perlu adanya
aktivitas-aktivitas positif lain yang dilakukan siswa (Nasution, 2008:85). Hal ini
sesuai dengan pendapat Sardiman (2004:94) berikut:
“Belajar memerlukan aktivitas, sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting didalam interaksi belajar mengajar. Semakin banyak aktivitas yang dilakukan siswa dalam belajar, maka semakin baik pembelajaran yang terjadi”.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat dikatakan bahwa dalam proses
pembelajaran sangat diperlukan adanya aktivitas dan keterlibatan siswa secara
aktif agar belajar menjadi efektif sehingga dapat mencapai hasil yang baik.
Diedrich (dalam Sardiman, 2004:101) mengklasifikasikan aktivitas sebagai
18
1. Visual Activities, misalnya membaca, memperhatikan gambar demonstrasi,
percobaan, dan pekerjaan orang lain.
2. Oral Activities, misalnya menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi
salam, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, dan
interupsi.
3. Listening Activities, misalnya mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi,
musik, dan pidato.
4. Writing Activities, misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket, dan
menyalin.
5. Drawing Activities, misalnya menggambar, membuat grafik, peta, dan
diagram.
6. Motor Activities, misalnya melakukan percobaan, membuat konstruksi,
model mereparasi, bermain, berkebun, dan berternak.
7. Mental Activities, misalnya menanggapi, mengingat, memecahkan soal,
menganalisa, melihat hubungan, dan mengambil keputusan.
8. Emotional Activities, misalnya menaruh minat, gembira, bersemangat,
bergairah, berani, dan tenang.
Pada proses pembelajaran, aktivitas besar manfaatnya bagi siswa. Hal ini
dikemukakan oleh Hamalik (2004:174) sebab:
1. Para siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri.
2. Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara
19
3. Memupuk kerjasama yang harmonis di kalangan siswa.
4. Siswa bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri.
5. Memupuk disiplin kelas secara wajar dan suasana belajar menjadi
demokratis.
6. Mempererat hubungan sekolah, masyarakat, dan orang tua dengan guru.
7. Pengajaran diselenggarakan secara realistis dan konkrit sehingga
mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis serta menghindarkan
verbalitas.
8. Pengajaran di sekolah menjadi lebih hidup sebagaimana aktivitas dalam
kehidupan masyarakat.
Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa dengan melakukan
aktivitas pada pembelajaran, siswa dapat mencari pengalaman sendiri,
memupuk kerjasama yang harmonis di kalangan siswa, serta dapat
mengembangkan pemahaman siswa terhadap materi. Dari bagian-bagian
tersebut peneliti berfokus pada beberapa aktivitas yang dilakukan siswa dalam
pembelajaran yang menunjang peningkatan aktivitas siswa. Aktivitas tersebut
antara lain: (1) berpendapat, (2) menjelaskan, (3) mengumpulkan informasi, dan
(4) membuat kesimpulan (Warpala, 2003:11).
Berikut adalah penjabaran mengenai aktivitas sisswa; Berpendapat adalah
menyampaikan sudut pandang kita mengenai sesuatu. Sedangkan menjelaskan
adalah mendiskripsikan suatu benda, keadaan, fakta, dan data sesuai dengan
20
(kalimat yang disampaikan) yang diambil dari beberapa premis (ide pemikiran)
dengan aturan-aturan inferensi (yang berlaku). Kesimpulan merupakan sebuah
gagasan yang tercapai pada akhir pembicaraan. Dengan kata lain, kesimpulan
adalah hasil dari suatu pembicaraan, dan yang terakhir yaitu mengumpulkan
informasi. Menurut Gordon B. Davis, informasi adalah data yang telah diolah
menjadi suatu bentuk yang penting bagi penerima dan mempunyai nilai yang
nyata dan dapat dirasakan dalam keputusan-keputusan yang sekarang atau
keputusan-keputusan yang akan datang. Penulis lain, Burch dan Strater,
menyatakan: informasi adalahpengumpulan atau pengolahan data untuk
memberikan pengetahuan atau keterangan. Sedangkan Terry (dalam Rasyid
2009:01) menyatakan bahwa informasi adalahdata yang penting yang
memberikan pengetahuan yang berguna.
D. Berpikir Kritis Siswa
Berpikir sebagai kemampuan jiwa untuk meletakkan hubungan antara
bagian-bagian pengetahuan. Ketika berpikir dilakukan, maka akan terjadi proses.
Sedangkan berpikir kritis merupakan bagian dari pola berpikir kompleks atau
tingkat tinggi yang bersifat konvergen. Berpikir konvergen adalah berpikir
menuju satu arah yang benar, atau satu jawaban yang paling tepat, atau satu
pemecahan dari suatu masalah (Djamarah, 2008:34). Selanjutnya, Djamarah
(2008:44) mendefinisikan berpikir merupakan salah satu aktivitas belajar.
Dengan berpikir, seseorang akan memperoleh penemuan baru, atau setidaknya
21
Ada banyak ahli yang mendefinisikan berpikir kritis. Salah satunya ialah Paul
(dalam Fisher, 2009:4) yang mendefinisikan berpikir kritis sebagai mode
berpikir mengenai hal, substansi atau masalah apa saja, yang membuat seorang
pemikir meningkatkan kualitas pemikirannya dengan menangani secara
terampil struktur-struktur yang melekat dalam pemikiran dan menerapkan
standar-standar intelektual padanya. Sedangkan definisi berpikir kritis menurut
Scriven (dalam Fisher, 2009:10) adalah interpretasi dan evaluasi yang terampil
dan aktif terhadap observasi dan komunikasi, informasi dan argumentasi.
Jauh sebelum kedua ahli tersebut mendefinisikan berpikir kritis, Dewey (dalam
Fisher, 2009:2) juga telah mendefinisikan berpikir kritis sebagai pertimbangan
yang aktif, persistent (terus-menerus), dan teliti mengenai sebuah keyakinan
atau bentuk pengetahuan yang diterima begitu saja dipandang dari sudut
alasan-alasan yang mendukungnya dan kesimpulan-kesimpulan lanjutan yang menjadi
kecenderungannya. Lebih lanjut Fisher (2009:2) menjelaskan bahwa proses
aktif yang dimaksud Dewey adalah proses seseorang memikirkan berbagai hal
secara lebih mendalam untuk dirinya, daripada menerima berbagai hal dari
orang lain secara pasif.
Proses persisten dan teliti yang diungkapkan Dewey mengandung makna
bahwa seseorang seharusnya melakukan lebih banyak pertimbangan sebelum
memutuskan sesuatu. Namun, hal yang paling penting dari definisi Dewey
22
keyakinan dan kesimpulan-kesimpulan lanjutan yang menjadi
kecenderungannya, yang berarti bahwa seseorang harus memiliki alasan untuk
meyakini sesuatu dan implikasi dari keyakinannya tersebut (Dewey dalam Sari,
2010:19).
Selain beberapa ahli di atas, kontributor lain yang terkenal bagi perkembangan
berpikir kritis adalah Ennis (dalam Fisher, 2009:4) yang berpendapat bahwa
berpikir kritis adalah pemikiran yang masuk akal dan reflektif yang berfokus
untuk memutuskan apa yang mesti diyakini dan dilakukan. Dibandingkan
dengan definisi-definisi sebelumnya, definisi Ennis lebih mudah dipahami.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli mengenai berpikir kritis, dapat dipahami
bahwa berpikir kritis adalah keterampilan berpikir tingkat tinggi yang
digunakan dalam memecahkan masalah yang kompleks dengan melakukan
refleksi terhadap fakta-fakta yang terjadi, serta menganalisis fakta-fakta
tersebut menuju suatu kesimpulan atau pemecahan masalah. Keterampilan
berpikir kritis memungkinkan seseorang untuk lebih peka terhadap informasi
sekecil apapun yang ada di sekitarnya, dan terampil menggunakan informasi
tersebut untuk mengambil keputusan.
Berpikir kritis merupakan keterampilan berpikir yang seharusnya dimiliki oleh
setiap orang. Seseorang dapat membuat keputusan dari berbagai masalah yang
dihadapi dengan kemampuan berpikir kritisnya. Meskipun berpikir kritis
memberi banyak kemudahan bagi yang memilikinya, namun berpikir kritis
23
diungkapkan Zuchdi (2008:124) menyatakan bahwa suatu masalah tidak dapat
diatasi tanpa dasar pengetahuan yang relevan. Pengetahuan untuk mengatasi
masalah bersifat spesifik, sedangkan keterampilan berpikir dapat diterapkan
pada berbagai disiplin ilmu. Seseorang dikatakan berpikir kritis apabila
menguasai indikator berpikir kritis yang dijelaskan oleh Ennis (dalam Herniza,
2011:19) seperti pada Tabel 1:
Tabel 1. Keterampilan Berpikir Kritis dan Indikatornya
No Keterampilan Berpikir
Kritis Indikator
1 Memberikan argumen Argumen dengan alasan; menunjukan perbedaan dan persamaan; serta argumen yang utuh.
2 Melakukan deduksi Mendeduksikan secara logis, kondisi logis, serta melakukan interpretasi terhadap pernyataan. 3 Melakukan induksi Melakukan pengumpulan data; Membuat generalisasi dari data;
membuat tabel dan grafik.
4 Melakukan evaluasi
Evaluasi diberikan berdasarkan fakta, berdasarkan pedoman atau prinsip serta memberikan
alternatif.
Penjelasan tentang keterampilan berpikir kritis di atas memberikan wawasan
bahwa pengembangan keterampilan berpikir kritis merupakan orientasi yang
24
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan pada semester genap bulan Mei 2012 di SMA
Persada Bandar Lampung.
B. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Persada Bandar
Lampung semester genap TP 2011/2012, yaitu sebanyak 5 kelas. Sampel
penelitian tersebut sebanyak 2 kelas. Sampel diambil dengan menggunakan teknik
cluster random sampling yaitu siswa kelas X2 yang berjumlah 33 siswa dan siswa
kelas X5 yang berjumlah 28 siswa. Pengambilan sampel tidak terdiri dari
individu-individu, melainkan terdiri dari kelompok-kelompok individu atau cluster misalnya kelas
sebagai cluster (Margono, 2005:127).
C. Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain pretes-postes kelompok
non-ekualen. Kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol menggunakan
kelas X (sepuluh) dengan perlakuan yang diberikan pada kelas kontrol maupun
25
pretes – postes kelompok non ekualen yang tercantum di bawah ini.
Kelompok Pretes Perlakuan Postes
XI : Perlakuan Eksperimental (LKS berbasis masalah)
C : Perlakuan kontrol (LKS tidak berbasis masalah)
O1 : Pretes
O2 : Postes (Dimodifikasi oleh Riyanto. 2001:43)
Gambar 2. Desain Pretes-Postes non ekuivalen
D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan
penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut adalah sebagai berikut.
1. Prapenelitian
Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap prapenelitian adalah:
a. Membuat dan menyampaikan surat izin penelitian ke sekolah.
b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian,
untuk mendapatkan informasi tentang keadaan sekolah dan kelas yang
diteliti.
c. Menetapkan sampel penelitian untuk kelompok eksperimen dan
26
d. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus, rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan lembar kerja siswa berupa LKS
berbasis masalah untuk kelompok Eksperimen dan LKS tidak berbasis
masalah untuk kelas kontrol.
e. Membuat instrumen evaluasi berupa soal pretes-postes untuk
mengukur keterampilan berpikir kritis siswa.
f. Menguji validitas instrumen evaluasi dengan melakukan uji ahli
materi.
g. Membuat lembar observasi aktivitas siswa.
h. Pembentukan Kelompok Belajar. Siswa ditempatkan ke dalam
masing-masing kelompok, masing-masing-masing-masing kelompok berjumlah 5 orang yang
memiliki heterogenitas kemampuan (Teori Spin Wish dalam Yulia,
2011:01).
2. Pelaksanaan Penelitian
Mengadakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan LKS berbasis
masalah untuk kelompok eksperimen dan LKS tidak berbasis masalah untuk
kelompok kontrol. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan.
Pertemuan pertama membahas mengenai peran komponen ekosistem
terhadap aliran energi. Pertemuan kedua membahas mengenai peran
komponen ekosistem di dalam daur biogeokimia serta peran ekosistem
dalam kehidupan. Pretesdiberikan sebelum pertemuan pertama, sedangkan
27
a. Kelas Eksperimen (Menggunakan LKS berbasis masalah)
1. Pendahuluan
a) Guru melakukan pretes pada pertemuan pertama untuk
mengetahui kemampuan awal siswa.
b) Guru menjelaskan tentang proses pembelajaran yang akan
dilakukan.
c) Guru memberikan apersepsi kepada siswa.
1. Pertemuan I : Guru memberikan pertanyaan kepada siswa,
“ketika kalian berangkat ke sekolah, pikirkanlah jika
tumbuhan yang kalian lihat sepanjang jalan tidak ada lagi,
apakah yang akan terjadi?”
2. Pertemuan II : Guru memberikan pernyataan, “ ketika pagi
hari saat berangkat ke sekolah, cuaca mendung dan turunlah
hujan, cobalah kalian pikirkan bagaimanakah bisa terjadi
hujan, dan apakah air hujan yang sudah jatuh ke tanah lautan
akan tetap berada di lautan dan tanah?
d) Guru memberikan motivasi kepada siswa.
1. Pertemuan I: Hari ini kita akan belajar mengenai pentingnya
peran komponen ekosistem di dalam lingkungan. Tentu kalian
tahu bahwa kita sebagai manusia memerlukan energi untuk
menunjang kehidupan kita. Untuk mendapatkan makanan,
28
maupun dari hewan. Hal ini tidak berlangsung begitu saja,
yaitu melalui proses rantai makanan sehingga aliran energi
pun terjadi. Untuk lebih lanjutnya, hari ini kita akan
mempelajari peran komponen ekosistem dalam aliran energi .
2. Pertemuan II: “ setelah kita mempelajari mengenai peran
komponen ekosistem dalam aliran energi. Hari ini kita akan
mempelajari mengenai daur biogeokimia dalam ekosistem.
Daur ini sangat penting untuk kita ketahui, karena di
dalamnya banyak sekali informasi penting yang perlu kita
ketahui, misalnya saja, bagaimanakah sisa pernafasan
tumbuhan pada siang hari yaitu CO2 dapat dimanfaatkan oleh
manusia, bagaimanakah air hujan yang sudah berada di
permukaan bumi dapat menguap dan akhirnya turun hujan
kembali. Oleh sebab itu kita akan mempelajari daur
biogeokimia dalam ekosistem.
2 Kegiatan Inti
a) Guru meminta siswa duduk dalam kelompoknya
masing-masing 5 orang.
b) Setelah keadaan kelas kondusif, guru membagikan LKS
berbasis masalah kepada masing-masing kelompok.
c) Guru memberikan penjelasan kepada siswa tentang cara
29
d) Guru memerintahkan kepada siswa untuk mendiskusikan
dan mengerjakan LKS berbasis masalah dengan dilengkapi
buku-buku yang relevan maupun lingkungan sekitar untuk
menunjang siswa dalam mengerjakan LKS berbasis masalah.
e) Guru memerintahkan kepada satu kelompok untuk
mempresentasikan hasil kerjanya (pemilihan kelompok
dilakukan secara acak).
f) Guru memerintahkan kepada para siswa yang ada
dikelompok lain untuk menanggapi hasil diskusi kelompok
yang sedang presentasi.
g) Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan yang relevan
kepada seluruh siswa untuk mengembangkan materi.
h) Guru memerintahkan kepada seluruh siswa untuk mencatat
penjelasan materi yang didiskusikan.
3. Penutup
a) Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil diskusi
kelas.
b) Guru menugaskan kepada siswa untuk melakukan
penelusuran materi dan mengumpulkan informasi dari
literatur lainnya yang menunjang tentang materi yang akan
30
c) Guru melakukan postes kepada siswa pada pertemuan
terakhir (pertemuan ke dua).
b. Kelas Kontrol (Tanpa Menggunakan LKS berbasis masalah)
1. Pendahuluan
a) Guru melakukan pretes pada pertemuan pertama untuk
mengetahui kemampuan awal siswa.
b) Guru menjelaskan tentang proses pembelajaran yang akan
dilakukan.
c) Guru memberikan apersepsi seperti kepada kelas
eksperimen.
d) Guru memberikan motivasi seperti kepada kelas eksperimen.
2. Kegiatan Inti
a) Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok kecil
secara heterogen.
b) Setelah keadaan kelas kondusif, guru membagikan LKS
tidak berbasis masalah kepada masing-masing kelompok.
c) Guru memberikan penjelasan kepada siswa tentang cara
mengerjakan LKS tidak berbasis masalah.
d) Guru memerintahkan kepada siswa untuk mendiskusikan
dan mengerjakan LKS tidak berbasis masalah dengan
31
sekitar untuk menunjang siswa dalam mengerjakan LKS
tidak berbasis masalah.
e) Guru memerintahkan kepada satu kelompok untuk
mempresentasikan hasil kerjanya (pemilihan kelompok
dilakukan secara acak).
f) Guru memerintahkan kepada para siswa yang ada
dikelompok lain untuk menanggapi hasil diskusi kelompok
yang sedang presentasi.
g) Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan yang relevan
kepada seluruh siswa untuk mengembangkan materi.
h) Guru memerintahkan kepada seluruh siswa untuk mencatat
penjelasan materi yang didiskusikan.
3. Penutup
a) Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil diskusi
kelas.
b) Guru menugaskan kepada siswa untuk melakukan
penelusuran materi dan mengumpulkan informasi dari
literatur lainnya yang menunjang tentang materi yang akan
dipelajari pada pertemuan berikutnya.
c) Guru melakukan postes kepada siswa pada pertemuan
32
E. Jenis dan Teknik Pengambilan Data
Jenis dan teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah:
1. Jenis Data
a. Data Kuantitatif
Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah data keterampilan berpikir
kritis siswa pada materi pokok ekosistem yang diambil melalui pretes
dan postes. Kemudian dihitung selisih antara nilai pretes dengan
postes, yang kemudian akan dianalisis secara statistik.
b. Data Kualitatif
Data kualitatif dalam penelitian adalah data aktivitas siswa dan
deskripsi keterampilan berpikir kritis siswa yang diambil dengan
menggunakan rubrik aktivitas siswa dan rubrik keterampilan berpikir
kritis siswa.
2. Teknik Pengambilan Data
Teknik pengambilan data pada penelitian ini sebagai berikut:
a. Pretes dan postes
Data kemampuan berpikir kritis berupa nilai pretes dan postes. Pretes
diberikan sebelum pertemuan pertama, sedangkan postes diberikan
setelah pertemuan ketiga. Pretes dan postes diberikan pada kelompok
33
yang sama. Bentuk soal yang diberikan berupa soal uraian dengan
jumlah sebanyak 9 soal.
b. Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Lembar observasi aktivitas siswa berisi semua aspek kegiatan yang
diamati pada saat proses pembelajaran. Setiap siswa diamati kegiatan
yang dilakukan dengan cara memberi tanda cek list (√) pada lembar
observasi sesuai dengan aspek yang telah ditentukan. Adapun aspek
kegiatan siswa yang diamati adalah sebagai berikut: berpendapat,
menjelaskan, mengumpulkan informasi, dan membuat kesimpulan.
c. Mendeskripsikan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa
Deskripsi keterampilan berpikir kritis siswa meliputi
indikator-indikator berpikir kritis yang dideskripsikan dengan menggunakan
rubrik dan dihitung dengan formula yang telah di tentukan.
F. Teknik Analisis Data
Data penelitian ini yang berupa nilai pretes, postes, dan skor gain baik pada
kelas eksperimen maupun kelas kontrol dianalisis dengan uji-t menggunakan
software SPSS versi 17.
1. N-Gain
Untuk mendapatkan N-Gain menggunakan formula Hake (dalam Loranz,