• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN LKS BERBASIS MASALAH TERHADAP BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Persada Bandar Lampung Semester Genap T.P. 2011/2012)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS PENGGUNAAN LKS BERBASIS MASALAH TERHADAP BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Persada Bandar Lampung Semester Genap T.P. 2011/2012)"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN LKS BERBASIS MASALAH TERHADAP BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM

(Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Persada Bandar Lampung Semester Genap T.P. 2011/2012)

Oleh Eva Febriana

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan LKS berbasis masalah terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi pokok Ekosistem.Desain penelitian ini adalah desain pretes-postes tak ekuivalen. Sampel penelitian adalah siswa kelas X2 (33 siswa) dan siswa kelas X5 (28 siswa) yang dipilih dengan teknik cluster random sampling.Data

penelitian berupa data kuantitatif yaitukemampuan berpikir kritis siswa yang diperoleh dari nilai pretesdan postes yang didukung dengan data kualitatif berupa data aktivitas belajar siswa yang diambil dengan menggunakan rubrik aktivitas belajar siswa. Datakemampuan berpikir kritis ini selanjutnya dianalisis secara statistik menggunakan uji-t. Sedangkan data kualitatif dianalisis dengan menggunakan indek aktivitas belajar siswa.

(2)

data aktivitas belajar siswa. Rata-rata aktivitas belajar siswa yang berkriteria tinggi terdapat pada aspek mengumpulkan informasi dan membuat kesimpulan. Sedangkan pada aspek berpendapat dan menjelaskan memiliki kriteria sedang.

Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan LKS berbasis masalah berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan berpikir kritis siswa dan aktivitas belajar siswa SMA persada Bandar Lampung pada materi pokok ekosistem.

(3)

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN LKS BERBASIS MASALAH TERHADAP BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM

(StudiEksperimen padaSiswaKelasX SMA Persada Bandar Lampung Semester genap T. P. 2011/2012)

(Skripsi)

Oleh EVA FEBRIANA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)
(5)

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN LKS BERBASIS MASALAH TERHADAP BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM

(StudiEksperimen padaSiswaKelasX SMA Persada Bandar LampungSemester Genap T. P.2011/2012)

Oleh EVA FEBRIANA

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Pendidikan MIPA

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(6)

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN LKS BERBASIS MASALAH TERHADAP BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM

(Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Persada Bandar Lampung Semester genap T. P. 2011/2012)

(Skripsi)

Oleh EVA FEBRIANA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(7)

ABSTRAK

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN LKS BERBASIS MASALAH TERHADAP BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM

(Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Persada Bandar Lampung Semester Genap T. P. 2011/2012)

Oleh Eva Febriana

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan LKS berbasis

masalah terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi pokok Ekosistem. Desain penelitian ini adalah desain pretes-postes tak ekuivalen. Sampel penelitian adalah siswa kelas X2 (33 siswa) dan siswa kelas X5 (28 siswa) yang dipilih

dengan teknik cluster random sampling. Data penelitian berupa data kuantitatif

yaitu kemampuan berpikir kritis siswa yang diperoleh dari nilai pretes dan postes

yang didukung dengan data kualitatif berupa data aktivitas belajar siswa yang diambil dengan menggunakan rubrik aktivitas belajar siswa. Data kemampuan berpikir kritis ini selanjutnya dianalisis secara statistik menggunakan uji-t.

Sedangkan data kualitatif dianalisis dengan menggunakan indek aktivitas belajar siswa.

Hasil penelitian ini menunjukkan terjadinya peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen yang diukur menggunakan N-Gain dengan nilai

rata-rata sebesar 44,76. Peningkatan indikator kemampuan berpikir kritis yang memiliki nilai rata-rata tertinggi yaitu pada indikator induksi dengan rata-rata nilai

(8)

nilai rata-rata terendah yaitu indikator melakukan deduksi dengan nilai rata-rata sebesar 24,37. Selain data kuantitatif, pada penelitian ini dihasilkan data kualitatif

yaitu berupa data aktivitas belajar siswa. Rata-rata aktivitas belajar siswa yang berkriteria tinggi terdapat pada aspek mengumpulkan informasi dan membuat kesimpulan. Sedangkan pada aspek berpendapat dan menjelaskan memiliki

kriteria sedang.

Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan LKS berbasis masalah berpengaruh secara signifikan terhadap

kemampuan berpikir kritis siswa dan aktivitas belajar siswa SMA persada Bandar Lampung pada materi pokok ekosistem.

Kata kunci : LKS berbasis masalah, kemampuan berpikir kritis, aktivitas belajar, ekosistem.

(9)

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN LKS BERBASIS MASALAH TERHADAP BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM

(Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Persada Bandar Lampung Semester Genap T. P. 2011/2012)

Oleh

EVA FEBRIANA

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Pendidikan MIPA

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(10)

Judul Skripsi : EFEKTIVITAS PENGGUNAAN LKS BERBASIS MASALAH TERHADAP

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM (Studi eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Bandar Lampung T.P. 2011/2012)

Nama Mahasiswa : Eva Febriana

Nomor Pokok Mahasiswa : 0743024020

Program Studi : Pendidikan Biologi

Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI, 1.Komisi Pembimbing

Drs. Arwin Achmad, M.Si. Berti Yolida, S.Pd., M. Pd. NIP 19570803 198603 1 004 NIP 19831015200604 1 004

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dr. Caswita, M. Si

(11)

MENGESAHKAN

1.

Tim Penguji

Ketua

: Drs. Arwin Achmad, M. Si.

______________

Sekretaris

: Berti Yolida, S.Pd., M. Pd. ____________

Penguji

Bukan Pembimbing:

Dr. Tri Jalmo, M. Si.

____________

2.

Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

(12)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di sulusuban pada tanggal 22 Febuari 1988, anak pertama dari dua bersaudara, dari pasangan bahagia Bapak Buang dan Ibu Tarsini.

Penulis mengawali pendidikan formal di TK PKK Sulusuban tahun 1993. Tahun 1994 diterima di SD Negeri 2 Sulusuban yang diselesaikan pada tahun 2000.

Tahun 2000 diterima di SMP Bina Putra kecamatan Seputih Agung Lampung Tengah yang diselesaikan pada tahun 2003. Tahun 2003 diterima SMA Negeri 1 Terbanggi Besar yang diselesaikan tahun 2006. Tahun 2007 penulis diterima di

Universitas Lampung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan MIPA Program Studi Pendidikan Biologi dan pada tahun 2007,

(13)

Dengan menyebut nama Allah yang Maha pengasih lagi Maha penyayang

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahi robbil ‘alamin, dengan mengucap syukur kepada Allah SWT, ku

persembahkan karya tulisku ini untuk:

mama’ dan bapakku tercinta yang telah berjuang dengan jerih payahnya

tanpa putus asa dan berharap untuk kesuksesan ku. Jasa mama’ dan bapak

takkan mungkin dapat ku balas walau sampai akhir hayatku. Semoga kelak

dapat membahagiakan dan membuat mama’ dan bapak bangga memiliki

anak sepertiku.

Adikku Wahyu Saputro terima kasih atas dukungan dan do’anya serta

keceriaan yang telah diberikan kepadaku.

Seorang lelaki kiriman allah yang kelak menjadi imamku, terimakasih karena

telah senantiasa memberikan nasihat, keceriaan dan motivasi dalam

keseharianku.

Guru-guru pendidikku yang tak pernah lelah memberikan ilmu kepadaku...

(14)

MOTTO

Orangtuaku adalah semangat hidupku dalam mencapai

prestasiku.

(Eva Febriana)

Keseriusan, kesabaran, dan kerja keras adalah kunci

kesuksesan.

(15)

SANWACANA

Alhamdulillah, puji syukur Penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT, dengan ridhoNya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Efektivitas Penggunaan LKS Berbasis Masalah Terhadap Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Pokok Ekosistem (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA

Persada Bandar Lampung Semester Genap T. P 2011/2012) sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan biologi universitas lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila.

2. Dr. Caswita, M. Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Unila.

3. Neni Hasnunidah, S.Pd., M.Si., selaku ketua Program Studi Pendidikan Biologi.

4. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku pembimbing I, terima kasih atas atas bantuan dan kesediaannya untuk memberikan bimbingan, saran dan kritik

dalam proses penyelesaian skripsi ini.

5. Berti Yolida, S.Pd., M.Pd., selaku pembimbing akademik sekaligus pembimbing II, terima kasih atas bantuan dan kesabarannya memberikan

bimbingan, kritik, dan saran selama ini.

6. Dr. Tri Jalmo, M.Si., selaku dosen penguji atas masukan-masukan yang

diberikan hingga terselesainya skiripsi ini.

(16)

8. Teristimewa untuk mama’ dan bapak ku yang senantiasa mendoakan dan memberikan semangat dalam menyelesaikan penulisan karya tulis ini.

9. Adek Wahyu saputro atas dukungan dan doa yang telah diberikan.

10. Dra. Sutirah, selaku kepala SMA Persada Bandar Lampung, atas kerjasama dan bimbingannya.

11. Ariansyah, S. Pd., sebagai guru mitra di SMA Persada Bandar Lampung, atas kerjasama dan bimbingannya.

12. Temanku Rini Hardianti Afifah, Wulan Sari Irawati, dan Eka Yulistiana, terima kasih telah membantu dalam pelaksanaan penelitian.

13. Temanku Ema Rochmaniar Suprayitno, Laila Kurniawati, Windi Sugesti, dan

Nurhidayati, telah membantu dalam menyelesaikan penulisan karya tulis ini. 14. Teman-temanku Pendidikan Biologi Non Reguler 2007 FKIP UNILA serta

kakak dan adik tingkat 2006, 2008, 2009 terima kasih atas persahabatan yang kalian berikan.

15. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga Allah melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada kita semua dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua, Amin.

Bandar Lampung, 2012 Penulis,

(17)

PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Eva Febriana

Nomor Pokok Mahasiswa : 0743024020 Program Studi : Pendidikan Biologi

Jurusan : Pendidikan MIPA

Dengan ini menyatakan bahwa penelitian ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri, dan sepanjang pengetahuan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan atau

ditulis oleh orang lain atau telah dipergunakan dan diterima sebagai persyaratan penyelesaian studi pada universitas atau institut lain.

Bandar Lampung, November 2012 Yang menyatakan

(18)
(19)

A. Simpulan ... 56

B. Saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 58

DAFTAR LAMPIRAN 1. Instrumen ... 62

2. Data Hasil Penelitian ... 116

3. Hasil Analisis Data ... 138

4. Foto-foto Penelitian ... 173

(20)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel

1. Indikator kemampuan berpikir kritis ... 23

2. Kriteria N-gain yang diperoleh siswa ... 34

3. Rubrik kemampuan berpikir kritis siswa ... 37

4. Persentase Kemampuan Berpikir kritis ... 37

5. Kriteria peningkatan kemampuan berpikir kritis ... 38

6. Lembar observasi aktivitas siswa ... 39

7. Klasifikasi indeks aktivitas siswa ... 40

8. Hasil Analisis normalitas dan homogenitas pretes, postes dan N-gain ... 42

9. Hasil uji t pretes, postes, dan N-gain ... 43

10. Hasil uji t postes dan N-gain setiap indikator kemampuan berpikir kritis ... 44

11. Peningkatan indikator kemampuan berpikir kritis pada kelas eksperimen dan kontrol ... 45

12. Hasil aktivitas belajar siswa ... 46 13. Data nilai pretes, postes dan skor gain Siswa Kelas Eksperimen ... 116

14. Data nilai pretes, postes dan skor gain Siswa Kelas Kontrol ... 117

15. Skor pretes kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen ... 118

16. Skor postes kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen ... 120

(21)

18. Skor postes kemampuan berpikir kritis siswa kelas kontrol ... 124

19. N-gain tiap indikator kemampuan berpikir kritis kelas eksperimen .. 126

20. N-gain tiap indikator kemampuan berpikir kritis kelas kontrol ... 128

21. Aktivitas belajar siswa kelas eksperimen pada pertemuan pertama .. 130

22. Aktivitas belajar siswa kelas eksperimen pada pertemuan kedua ... 132

23. Lembar aktivitas belajar siswa Kelas Kontrol pertemuan 1 ... 134

24. Lembar aktivitas belajar siswa Kelas Kontrol pertemuan 2 ... 136

25. Uji normalitas pretes kelas eksperimen ... 138

26. Uji normalitas postes kelas eksperimen ... 139

27. Analisis uji U postes ... 140

28. Uji normalitas pretes kelas kontrol ... 141

29. Uji normalitas postes kelas kontrol ... 143

30. Uji normalitas N-Gain kelas kontrol ... 145

(22)

42. Uji perbedaan dua rata-rata postes pada indikator memberikan

argumen ... 158

43. Uji kesamaan dua rata-rata N-Gain pada indikator memberikan

argumen ... 159 44. Uji perbedaan dua rata-rata N-Gain pada indikator memberikan

argumen ... 160 45. Uji kesamaan dua rata-rata postes pada indikator melakukan

deduksi ... 161 46. Uji perbedaan dua rata-rata postes indikator melakukan deduksi ... 162

47. Uji kesamaan dua rata-rata N-Gain pada indikator melakukan

deduksi ... 163

48. Uji perbedaan dua rata-rata N-Gain pada indikator melakukan

deduksi ... 164

49. Uji kesamaan dua rata-rata postes pada indikator melakukan

induksi ... 165

50. Uji perbedaan dua rata-rata postes pada indikator melakukan

induksi ... 166 51. Uji kesamaan dua rata-rata N-Gain pada indikator melakukan

induksi ... 167

52. Uji perbedaan dua rata-rata N-Gain pada indikator melakukan

induksi ... 168 53. Uji kesamaan dua rata-rata postes pada indikator melakukan

evaluasi ... 169 54. Uji perbedaan dua rata-rata postes indikator melakukan evaluasi... 170 55. Uji kesamaan dua rata-rata N-Gain pada indikator melakukan

evaluasi ... 171

56. Uji perbedaan dua rata-rata N-Gain pada indikator melakukan

(23)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar

(24)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar

1. Hubunganantaravariabelbebasdanvariabelterikat ... 8

(25)

DAFTAR ISI E. RuangLingkupPenelitian ... 7 F. Kerangka pekir ... 8 G. Hipotesis ... 10

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 11 A. Efektivitas Pembelajaran ... 11 B. LKS Berbasis Masalah ... 13 C. Aktivitas Belajar Siswa ... 17 D. Berpikir Kritis ... 20

(26)

DAFTAR PUSTAKA ... 58

DAFTAR LAMPIRAN

(27)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel

1. Indikator kemampuan berpikir kritis ... 23

2. Kriteria N-gain yang diperoleh siswa ... 34

3. Rubrik kemampuan berpikir kritis siswa ... 37

4. Persentase Kemampuan Berpikir kritis ... 37

5. Kriteria peningkatan kemampuan berpikir kritis ... 38

6. Lembar observasi aktivitas siswa ... 39

7. Klasifikasi indeks aktivitas siswa ... 40

8. HasilAnalisisnormalitas dan homogenitas pretes, postes dan N-gain ... 42

9. Hasil uji t pretes, postes, dan N-gain ... 43

10. Hasil uji t postes dan N-gain setiap indikator kemampuan berpikir kritis ... 44

11. Peningkatan indikator kemampuan berpikir kritis pada kelas eksperimen dan kontrol ... 45

12. Hasil aktivitas belajar siswa ... 46

13. Data nilai pretes, postes dan skor gainSiswa Kelas Eksperimen... 116

14. Data nilai pretes, postes dan skor gainSiswa Kelas Kontrol ... 117

15. Skor pretes kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen ... 118

16. Skor postes kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen... 120

(28)

18. Skor postes kemampuan berpikir kritis siswa kelas kontrol ... 124

19. N-gain tiap indikator kemampuan berpikir kritis kelas eksperimen .. 126

20. N-gain tiap indikator kemampuan berpikir kritis kelas kontrol ... 128

21. Aktivitas belajar siswa kelas eksperimen pada pertemuan pertama ... 130

22. Aktivitas belajar siswa kelas eksperimen pada pertemuan kedua ... 132

23. Lembar aktivitas belajar siswa Kelas Kontrol pertemuan 1 ... 134

24. Lembar aktivitas belajar siswa Kelas Kontrol pertemuan 2 ... 136

25. Uji normalitas pretes kelas eksperimen ... 138

26. Uji normalitas postes kelas eksperimen ... 139

27. Analisis uji U postes ... 140

28. Uji normalitas pretes kelas kontrol ... 141

29. Uji normalitas postes kelas kontrol ... 143

30. Uji normalitas N-Gain kelas kontrol ... 145

31. Uji normalitas N-Gain kelas eksperimen ... 146

32. Uji U N-Gain ... 148

33. Uji Barlett Pretes ... 149

34. Uji Barlett postes ... 150

35. Uji Barlett N-Gain ... 151

36. Uji kesamaan dua rata-rata pretes ... 152

37. Uji kesamaan dua rata-rata postes ... 153

38. Uji perbedaan dua rata-rata postes ... 154

39. Uji kesamaan dua rata-rata N-Gain ... 155

(29)

41. Uji kesamaan dua rata-rata postes pada indikator memberikan argumen ... 157 42. Uji perbedaan dua rata-rata postes pada indikator memberikan argumen

... 158

43. Uji kesamaan dua rata-rata N-Gain pada indikator memberikan argumen ... 159

44. Uji perbedaan dua rata-rata N-Gain pada indikator memberikan argumen ... 160

45. Uji kesamaan dua rata-rata postes pada indikator melakukan deduksi ... 161

46. Uji perbedaan dua rata-rata postes indikator melakukan deduksi ... 162

47. Uji kesamaan dua rata-rata N-Gain padaindikator melakukan deduksi ... 163

48. Uji perbedaan dua rata-rata N-Gain pada indikator melakukan deduksi ... 164

49. Uji kesamaan dua rata-rata postes pada indikator melakukan induksi ... 165

50. Uji perbedaan dua rata-rata postes pada indikator melakukan induksi ... 166

51. Uji kesamaan dua rata-rata N-Gain pada indikator melakukan induksi ... 167

52. Uji perbedaan dua rata-rata N-Gain pada indikator melakukan induksi ... 168

53. Uji kesamaan dua rata-rata postes pada indikator melakukan evaluasi ... 169

54. Uji perbedaan dua rata-rata postes indikator melakukan evaluasi ... 170

55. Uji kesamaan dua rata-rata N-Gain pada indikator melakukan evaluasi ... 171

(30)
(31)

Judul Skripsi : EFEKTIVITAS PENGGUNAAN LKS BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK

EKOSISTEM(Studi eksperimen pada Siswa Kelas X SMA BandarLampung T.P. 2011/2012)

Nama Mahasiswa :

Eva Febriana

Nomor Pokok Mahasiswa : 0743024020

Program Studi :Pendidikan Biologi

Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI,

1.KomisiPembimbing

Drs. Arwin Achmad, M.Si. Berti Yolida,S.Pd., M. Pd.

NIP19570803 198603 1 004NIP19831015200604 1 004

2. KetuaJurusanPendidikan MIPA

Dr. Caswita, M. Si

(32)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Arwin Achmad, M. Si.______________

Sekretaris :Berti Yolida, S.Pd., M. Pd.

____________

Penguji

Bukan Pembimbing: Dr. TriJalmo, M.Si.

____________

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

(33)

MOTTO

Orangtuaku adalah semangat hidupku dalam mencapai prestasiku.

(Eva Febriana)

(34)

PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA

Yang bertandatangan di bawahini:

Nama : Eva Febriana

NomorPokokMahasiswa : 0743024020

Program Studi : PendidikanBiologi

Jurusan : Pendidikan MIPA

Denganinimenyatakanbahwapenelitianiniadalahhasilpekerjaansayasendiri,

dansepanjangpengetahuansayatidakberisimateri yang telahdipublikasikanatauditulisoleh orang

lain

atautelahdipergunakandanditerimasebagaipersyaratanpenyelesaianstudipadauniversitasatauinstitu

t lain.

Bandar Lampung, November 2012 Yang menyatakan

(35)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di sulusuban pada tanggal 22 Febuari 1988, anak pertama dari dua bersaudara,

dari pasangan bahagia Bapak Buang dan Ibu Tarsini.

Penulis mengawali pendidikan formal di TK PKK Sulusuban tahun 1993. Tahun 1994 diterima

di SD Negeri 2Sulusuban yang diselesaikan pada tahun 2000. Tahun 2000 diterima di SMP Bina

Putra kecamatan Seputih Agung Lampung Tengah yang diselesaikan pada tahun 2003. Tahun

2003 diterima SMA Negeri 1 Terbanggi Besar yang diselesaikan tahun 2006. Tahun 2007

penulis diterima di Universitas Lampung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan

Pendidikan MIPA Program Studi Pendidikan Biologi dan pada tahun 2007, penulis melakukan

(36)

SANWACANA

Alhamdulillah, puji syukur Penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT, dengan ridhoNya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Efektivitas Penggunaan LKS Berbasis Masalah Terhadap Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Pokok Ekosistem (Studi Eksperimen Pada

Siswa Kelas X SMA Persada Bandar Lampung Semester Genap T. P 2011/2012) sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan biologi universitas lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila.

2. Dr. Caswita, M. Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Unila.

3. Neni Hasnunidah, S.Pd., M.Si., selaku ketua Program Studi Pendidikan Biologi. 4. Drs. Arwin Achmad,M.Si., selaku pembimbing I, terima kasih atas atas bantuan dan

kesediaannya untuk memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini.

5. Berti Yolida, S.Pd.,M.Pd., selaku pembimbing akademik sekaligus pembimbing II, terima

kasih atas bantuan dan kesabarannya memberikan bimbingan, kritik, dan saran selama ini. 6. Dr. Tri Jalmo, M.Si., selaku dosen penguji atas masukan-masukan yang diberikan hingga

terselesainya skiripsi ini.

7. Bapak dan ibu dosen pengajar, atas segala bantuan dan ilmu yang telah diberikan. 8. Teristimewa untuk mama’ dan bapak ku yang senantiasa mendoakan dan memberikan

semangat dalam menyelesaikan penulisan karya tulis ini.

(37)

10.Dra. Sutirah, selaku kepala SMA Persada Bandar Lampung, atas kerjasama dan bimbingannya.

11.Ariansyah, S. Pd., sebagai guru mitra di SMA Persada Bandar Lampung, atas kerjasama dan

bimbingannya.

12.Temanku Rini Hardianti Afifah, Wulan Sari Irawati, dan Eka Yulistiana, terima kasih telah membantu dalam pelaksanaan penelitian.

13.Temanku Ema Rochmaniar Suprayitno, Laila Kurniawati, Windi Sugesti, dan Nurhidayati, telah membantu dalam menyelesaikan penulisan karya tulis ini.

14.Teman-temankuPendidikan BiologiNon Reguler 2007 FKIP UNILA serta kakak dan adik tingkat 2006, 2008, 2009 terima kasih atas persahabatan yang kalian berikan.

15.Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga Allah melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada kita semuadan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua, Amin.

Bandar Lampung, 2012 Penulis,

(38)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha secara sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri

kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara (Sisdiknas, 2003:01). Selain itu,

pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Sisdiknas, 2003:03).

Sejalan dengan tujuan pendidikan nasional dalam meningkatkan sumber daya

manusia, maka pemerintah telah menyelenggarakan perbaikan-perbaikan

peningkatan mutu pendidikan. Salah satu usaha pemerintah dalam

meningkatkan mutu pendidikan adalah melakukan revisi Kurikulum 2004

(KBK) menjadi Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Menurut

Kunandar (2009:133), KTSP adalah sebuah konsep kurikulum yang

menekankan pada pengembangan kemampuan (kompetensi) melakukan

(39)

2

oleh siswa, berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu.

Dalam KTSP, pembelajaran berpusat pada siswa (Student Centered Learning),

siswa dituntut untuk lebih aktif dan senantiasa ambil bagian dalam aktivitas

belajar. Pada dasarnya siswa juga diharapkan tidak hanya mempelajari konsep,

teori dan fakta, tetapi juga aplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Dengan

demikian materi pembelajaran tidak hanya tersusun atas hal-hal sederhana yang

bersifat hafalan dan pemahaman, tetapi juga tersusun atas materi yang

kompleks yang memerlukan analisis, aplikasi dan sintesis, untuk itu dibutuhkan

keterampilan siswa agar lebih berpikir kritis guna mencapai hal tersebut.

Berpikir kritis adalah sebuah proses terorganisasi yang memungkinkan siswa

mengevaluasi bukti, asumsi, logika, dan bahasa yang mendasari pernyataan

orang lain. Dengan kemampuan berpikir kritis maka siswa mampu untuk

mengatakan sesuatu dengan penuh percaya diri, “Ide saya bagus karena

berdasarkan alasan yang logis”, atau “ide anda bagus karena didukung oleh

bukti yang kuat”. Berpikir kritis memungkinkan siswa untuk menemukan

kebenaran di tengah banyaknya kejadian maupun informasi yang mengelilingi

mereka setiap hari (Johnson, 2001:185).

Pengertian lain yang diberikan oleh Sugiarto (dalam Amri dan Ahmadi, 2010:

62) yaitu berpikir kritis merupakan kemampuan berpikir yang diperlukan dalam

kehidupan di masyarakat karena manusia selalu dihadapkan pada permasalahan

(40)

3

diperlukan data-data agar dapat dibuat keputusan yang logis, dan untuk

membuat suatu keputusan yang tepat, diperlukan kemampuan kritis yang baik.

Begitu pentingnya kemampuan berpikir kritis, sehingga berpikir kritis pada

umumnya dianggap sebagai tujuan utama dari pembelajaran. Namun dalam

kenyataan di lapangan dalam proses pembelajaran, sepertinya masih banyak

guru yang kurang menciptakan kondisi dan situasi yang memungkinkan siswa

untuk melakukan proses berpikir kritis. Seperti yang terjadi di salah satu

sekolah menengah atas, SMA Persada Bandar Lampung.

Berdasarkan hasil observasi dan diskusi dengan guru biologi di SMA persada

Bandar Lampung, diketahui bahwa selama ini guru kurang memberdayakan

kemampuan berpikir kritis secara optimal, guru mata pelajaran biologi juga

belum menggunakan bahan pembelajaran seperti LKS. Guru hanya

menggunakan panduan buku yang kemudian menuliskan kembali di papan tulis

agar siswa dapat mencatatnya dan memerintahkan siswa untuk

mendiskusikannya, sehingga proses pembelajaran kurang efektif dan

mengakibatkan kurang dapat menggali potensi yang dimiliki dari siswa

terutama dalam kemampuan berpikir kritis. Hal ini terlihat dari hasil belajar

siswa.

Hasil belajar biologi yang diperoleh untuk materi pokok ekosistem pelajaran

2009/2010 masih rendah yaitu rata-rata 52. Hasil belajar tersebut belum

(41)

4

yaitu ≥ 65, hanya 30% siswa yang mendapat nilai ≥ 65. Meskipun keterampilan

berpikir kritis siswa di sekolah tersebut belum pernah diukur, namun hasil

belajar tersebut mengindikasi kurang mengembangkan keterampilan berpikir

kritis siswa dalam proses pembelajaran. Untuk mengatasi permasalahan

tersebut diperlukan bahan pembelajaran yang dapat membantu guru dalam

menggali kemampuan berpikir kritis siswa.

Salah satu bahan ajar yang dapat digunakan untuk menggali keterampilan

berpikir kritis siswa adalah dengan menggunakan LKS berbasis masalah. Hal

ini sesuai dengan penelitian Nuryanti (2007:8-9) yang menyatakan bahwa

belajar dengan menggunakan LKS berbasis masalah membuat siswa lebih aktif

baik mental maupun fisik di dalam kegiatan pembelajaran, siswa dibiasakan

untuk berpikir kritis, logis, dan sistematis.

LKS berbasis masalah adalah LKS non eksperimental dan memiliki karakter

yang didalamnya berisi hasil pengamatan yang telah ditentukan sebelumnya,

pendekatannya deduktif, dan berpusat kepada siswa sehingga siswa akan lebih

aktif dalam proses pembelajaran (Anonim, 2011:16). Selain bahan

pembelajaran seperti LKS berbasis masalah, aktivitas belajar pun

mempengaruhi dalam proses pembelajaran. Pada prinsipnya, tidak ada belajar

jika tidak ada aktivitas. Aktivitas belajar adalah seluruh aktivitas siswa dalam

proses belajar, mulai dari kegiatan fisik yang meliputi kemampuan dasar seperti

membaca dan menulis sampai kegiatan psikis yaitu keterampilan terintegrasi

(42)

5

LKS berbasis masalah memiliki kelebihan yaitu permasalahan yang

dimunculkan dalam LKS berbasis masalah bersifat kontekstual. Dengan adanya

permasalahan yang bersifat kontekstual, siswa akan lebih giat dalam mencari

informasi yang relevan, menyimpulkan dari suatu penjabaran sehingga

didapatkan suatu pemecahan masalah baik itu secara deduktif maupun induktif,

dan terlatih mengevaluasi permasalahan. Selain itu, karena permasalahan yang

bersifat kontekstual akan menimbulkan pertanyaan didiri siswa, sehingga siswa

akan dibiasakan mengeluarkan pendapat dan melatih siswa dalam memberikan

argumennya.

Berdasarkan uraian diatas, dapat dikatakan bahwa penggunaan bahan

pembelajaran berupa LKS berbasis masalah dapat melatih keterampilan berpikir

kritis siswa dengan harapan siswa dapat menerapkan kemampuan dan

pengetahuannya dalam kehidupan sehari hari yang berkenaan dengan materi

yang dipelajari. Oleh sebab itu peneliti merasa perlu melakukan penelitian

mengenai efektivitas penggunaan LKS berbasis masalah terhadap berpikir kritis

siswa pada materi pokok ekosistem.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, maka rumusan

(43)

6

1. Bagaimanakah efektivitas penggunaan LKS berbasis masalah terhadap

berpikir kritis siswa pada materi pokok ekosistem di SMA Persada

Bandar Lampung, semester genap T. P 2011/2012?

2. Bagaimanakah aktivitas belajar siswa selama menggunakan LKS berbasis

masalah pada materi pokok ekosistem di SMA Persada Bandar Lampung,

semester genap T. P 2011/2012?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Efektivitas penggunaan LKS berbasis masalah terhadap berpikir kritis

siswa pada materi pokok ekosistem di SMA Persada Bandar Lampung,

semester genap T. P 2011/2012?

2. Aktivitas belajar siswa selama menggunakan LKS berbasis masalah pada

materi pokok ekosistem di SMA Persada Bandar Lampung, semester

genap T. P 2011/2012?

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Bagi guru, memberi sumbangan pemikiran agar dapat lebih

mengembangkan kreativitasnya dalam menggunakan bahan pembelajaran

seperti LKS berbasis masalah dalam proses pembelajaran yang dilakukan

(44)

7

2. Bagi siswa, dengan menggunakan LKS berbasis masalah siswa akan lebih

termotivasi untuk belajar dan mumpunyai ketrampilan berpikir kritis

sehingga mencapai prestasi belajar yang diinginkan.

3. Bagi penulis, memberikan pengalaman mengajar sebagai calon seorang

guru dalam membuat bahan bantu pembelajaran yang efektif dan tepat.

4. Bagi sekolah, memberikan alternatif bahan ajar untuk meningkatkan mutu

sekolah.

E. Ruang Lingkup Penelitian

1. Efektivitas pembelajaran merupakan hasil yang diperoleh setelah

pelaksanaan proses pembelajaran yang dilihat dari N-Gain keterampilan

berpikir kritis siswa.

2. Siswa yang menjadi subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas X2 dan

X5 semester genap di SMA Persada Bandar Lampung.

3. LKS berbasis masalah yang merupakan salah satu jenis LKS

eksperimental yang didalamnya memiliki karakter berisi hasil

pengamatan yang telah ditentukan sebelumnya, pendekatannya deduktif,

dan berpusat kepada siswa.

3. Berpikir kritis Siswa dengan indikator: memberikan argumen, melakukan

deduksi, melakukan induksi, dan melakukan evaluasi.

(45)

8

Kompetensi dasar 4.1: mendiskripsikan peran ekosistem dalam aliran

energi dan daur biogeokimia serta pemanfaatan komponen ekosistem bagi

kehidupan.

5. Aktivitas siswa dalam penelitian ini adalah aktivitas siswa selama proses

pembelajaran yang meliputi kemampuan berpendapat, menjelaskan,

mengumpulkan informasi dan membuat kesimpulan.

F. Kerangka Pikir

Rendahnya hasil belajar siswa yang diperoleh saat ini merupakan salah satu

masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan. Hasil belajar yang rendah

mengindikasikan sebagai akibat dari lemahnya proses pembelajaran yang

dikembangkan oleh guru. Proses pembelajaran yang dilaksanakan hanya

disesuaikan dengan selera guru tanpa melihat keadaan siswa pada saat

pelaksanaan pembelajarannya. Akibatnya, siswa lebih cenderung pasif dan

tidak terjadi pembelajaran yang interaktif, sehingga siswa masih sulit untuk

mengembangkan kemampuan berpikir termasuk kemampuan berpikir kritis

mereka. Oleh karena itu diperlukan suatu cara yang dilakukan oleh guru untuk

dapat menggali keterampilan berpikir kritis siswa. Salah satu cara yang dapat

dilakukan adalah memvariasikan materi dengan bahan ajar yang akan

digunakan.

Bahan ajar yang dapat divariasikan dan dipadukan dengan materi yang sedang

(46)

9

masalah dimunculkan permasalahan yang nyata, Sehingga sangat menarik

sekali ketika materi pokok yang diajarkan dimunculkan dalam bentuk

permasalahan yang terjadi pada peristiwa nyata dan sering ditemukan siswa

dalam kehidupan sehari-hari.

Permasalahan yang autentik tersebut dapat lebih memotivasi siswa untuk

mengumpulkan data maupun infomasiyang relevan, menyimpulkan dari suatu

penjabaran sehingga didapatkan suatu pemecahan masalah baik itu secara

deduktif maupun induktif, dan terlatih mengevaluasi permasalahan. Selain itu,

karena permasalahan yang bersifat kontekstual akan menimbulkan pertanyaan

didiri siswa, sehingga siswa dibiasakan mengeluarkan pendapat dan melatih

siswa dalam memberikan argumennya. Dengan begitu, penggunaan LKS

berbasis masalah dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa.

Selain itu, LKS berbasis masalah juga membuat aktivitas belajar siswa yang

meliputi mengumpulkan informasi, berpendapat, menjelaskan, dan membuat

kesimpulan menjadi lebih aktif. Sehingga menunjang siswa dalam melatih

kemampuan berpikir kritisnya.

Variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas (X) yaitu penggunaan LKS

berbasis masalah dan variabel terikat (Y1) yaitu kemampuan berpikir kritis dan

(Y2) yaitu akivitas belajar siswa. Hubungan antara variabel bebas dan variabel

(47)

10

Keterangan: X = LKS berbasis masalah; Y1 = kemampuan berpikir kritis siswa;

Y2 = aktivitas belajar siswa.

Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat

G. Hipotesis Penelitian

Ho = Penggunaan LKS berbasis masalah tidak efektif dalam meningkatkan

kemampuan berpikir Kritis siswa pada materi pokok Ekosistem di SMA

Persada Bandar Lampung semester genap T. P 2011/2012.

H1= Penggunaan LKS berbasis masalah efektif dalam meningkatkan

kemampuan berpikir kritis siswa pada materi pokok Ekosistem di SMA

Persada Bandar Lampung semester genap T. P 2011/2012.

X

Y

1

(48)

10

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Efektivitas Pembelajaran

Efektivitas pembelajaran yaitu terlaksana tidaknya suatu perencanaan

pembelajaran. Karena perencanaan, maka pelaksanaan pengajaran menjadi baik

dan efektif sehingga didapatkan hasil belajar yang diinginkan (Nasution,

1989:101 dalam Suryosubroto, 2009:7). Pendapat lain menyatakan bahwa

efektivitas pembelajaran dapat dicapai apabila rancangan pada persiapan,

implementasi, dan evaluasi dapat dijalankan sesuai prosedur serta sesuai

dengan fungsinya masing-masing (Destanto, 2011:09). Efektif atau tidaknya

suatu pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar siswa. Adapun faktor-faktor

yang mempengaruhi efektivitas belajar meliputi faktor dari dalam dan faktor

dari luar. Faktor dalam terdiri atas faktor raw input (faktor dari diri murid itu

sendiri), sedangkan faktor luar terditi atas faktor environmental input (faktor

lingkungan), dan faktor instrumental input (kurikulum, bahan pengajaran,

sarana dan fasilitas, tenaga pengajar) (Sejathi, 2011:02).

Menurut sejathi (2011:03-05) bahwa faktor dari dalam adalah faktor yang

mempengaruhi proses belajar dan hasil belajar yang berasal dari diri siswa

(49)

11

1) Kondisi Fisiologis Anak

Kondisi fisiologis ini seperti kesehatan (tidak dalam keadaan capai maupun

tidak dalam keadaan cacat jasmani) dan kondisi panca indera terutama indra

penglihatan dan indra pendengaran yang normal.

2) Kondisi Psikologis Anak

Dibawah ini akan diuraikan beberapa faktor psikologis, yang dianggap

utama dalam mempengaruhi proses dan hasil belajar:

a) Minat

Minat sangat mempengaruhi dalam proses dan hasil belajar. Jika siswa

tidak berminat untuk mempelajari sesuatu, ia tidak dapat diharapkan akan

berhasil dengan baik dalam mempelajari hal tersebut. Begitu pula

sebaliknya, jika siswa mempelajari sesuatu dengan minat, maka hasil yang

diharapkan akan lebih baik.

b) Kecerdasan

Kecerdasan memegang peran besar dalam menentukan berhasil-tidaknya

siswa mempelajari sesuatu atau mengikuti suatu program pendidikan. Siswa

yang lebih cerdas, pada umumnya lebih mampu belajar daripada siswa yang

kurang cerdas.

c) Bakat

Bakat merupakan faktor yang besar pengaruhnya terhadap proses dan hasil

belajar siswa. Secara definitif, anak berbakat adalah anak yang mampu

mencapai prestasi yang tinggi, karena mempunyai kemampuan-kemampuan

(50)

12

pendidikan berdiferensiasi dan pelayanan di luar jangkauan program sekolah

biasa, untuk merealisasikan sumbangannya terhadap masyarakat maupun

terhadap dirinya.

d) Motivasi

Motivasi merupakan dorongan yang ada didalam individu, tetapi munculnya

motivasi yang kuat atau lemah, dapat ditimbulkan oleh rangsangan dari luar

maupun dalam diri . Oleh karena itu, dapat dibedakan menjadi dua motif,

yaitu: motif intrinsik dan motif ekstrinsik.

Motif intrinsik adalah motif yang ditimbulkan dari dalam diri orang yang

bersangkutan, tanpa rangsangan atau bantuan orang lain. Sedangkan motif

ekstrinsik adalah motif yang timbul akibat rangsangan dari luar. Pada

umumnya, motif intrinsik lebih efektif dalam mendorong seseorang untuk

lebih giat belajar daripada motif ekstrinsik.

e) Kemampuan-kemampuan Kognitif

Walaupun diakui bahwa tujuan pendidikan yang berarti juga tujuan belajar

itu meliputi tiga aspek yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek

psikomotorik. Namun tidak dapat diingkari, bahwa sampai sekarang

pengukuran kognitif masih diutamakan untuk menentukan keberhasilan

belajar siswa. Sedangkan aspek afektif dan aspek psikomotorik lebih bersifat

pelengkap dalam menentukan derajat keberhasilan belajar siswa disekolah.

Kemampuan kognitif yang paling utama adalah kemampuan seseorang

(51)

13

Pendapat lain yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi

efektivitas belajar yaitu Laskarilmubro (2011:03) , mengungkapkan bahwa

pembelajaran dapat berlangsung efektif apa bila memenuhi dua faktor berikut,

1. Faktor internal. Faktor ini merupakan faktor yang berasal dari dalam diri

individu itu sendiri. Terdiri dari faktor biologis dan psikologis. Faktor

biologis meliputi segala hal yang berhubungan dengan keadaan fisik atau

jasmani individu. Sedangkan faktor psikologis meliputi kondisi mental

seseorang. Kondisi mental yang dapat menunjang keberhasilan belajar

adalah kondisi mental yang mantap, stabil, dan sikap mental yang positif

dalam proses belajar mengajar, dan selalu percaya diri.

2. Faktor eksternal. Faktor eksternal merupakan faktor yang bersumber dari

luar individu itu sendiri. Faktor eksternal meliputi faktor lingkungan

keluarga, faktor lingkungan sekolah,faktor lingkungan masyarakat, dan

faktor waktu. Setelah diketahui berbagai faktor yang mempengaruhi proses

dan hasil belajar seperti diuraikan diatas, maka hal penting yang harus

dilakukan bagi para pendidik, guru, orang tua adalah mengatur faktor-faktor

tersebut agar dapat berjalan seoptimal mungkin.

B. LKS Berbasis Masalah

Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan salah satu jenis bahan ajar yang dapat

membantu pembelajaran. Secara umum LKS merupakan perangkat

pembelajaran sebagai pelengkap atau sarana pendukung pelaksanaan Rencana

(52)

14

informasi maupun pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa. LKS

merupakan stimulus atau bimbingan guru dalam pembelajaran yang akan

disajikan secara tertulis sehingga dalam penulisannya perlu memperhatikan

kriteria media grafis sebagai media visual untuk menarik perhatian peserta didik

(Prastowo, 2011:203). Secara umum LKS memiliki pola ataupun kerangka

umum sebagai berikut 1) judul kegiatan; 2) tujuan kegiatan; 3) alat dan bahan

yang digunakan; 4) langkah-langkah kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa;

dan 5) pertanyaan-pertanyaan atau tugas-tugas (Prastowo, 2011:204).

Ada beberapa macam LKS yang digunakan dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan isinya, LKS dibagi menjadi dua macam yaitu LKS yang berisi

narasi atau gambar yang diberi keterangan-keterangan dan LKS yang berisi

gabungan antara narasi dan gambar yang diberi keterangan. Selain itu LKS

berdasarkan metodenya dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu LKS non

eksperimen dan LKS eksperimen. LKS eksperimen adalah LKS yang dijadikan

sebagai pedoman untuk melaksanakan eksperimen. LKS non eksperimen adalah

LKS yang dijadikan pedoman untuk memahami konsep atau prinsip tanpa

melakukan eksperimen dan penyajian dilakukan dilakukan melalui diskusi,

tanya jawab, dan demonstari. LKS eksperimen dapat dikelompokan menjadi

LKS ekspositori, LKS inquiri dan LKS discovery. sedangkan salah satu contoh

LKS non ekspeimen adalah LKS berbasis masalah (Nurhabibah, 2001:10).

LKS berbasis masalah adalah salah satu LKS non eksperimen yang sangat

(53)

15

haruslah memenuhi syarat didaktik, syarat kontruksi, dan syarat teknik supaya

LKS tersebut benar-benar berkualitas.

1. Syarat didaktik

Mengatur tentang penggunaan LKS yang bersifat universal dapat digunakan

dengan baik untuk siswa yang lamban atau yang pandai. LKS lebih

menekankan pada proses untuk menemukan konsep, dan yang terpenting

dalam LKS ada variasi stimulus melalui berbagai kegiatan siswa. LKS

diharapkan mengutamakan pada pengembangan kemampuan komunikasi

sosial, emosional, moral, dan estetika. Pengalaman belajar yang dialami

siswa ditentukan oleh tujuan pengembangan pribadi siswa.

2. Syarat konstruksi berhubungan dengan penggunaan bahasa, susunan

kalimat, kosa kata, tingkat kesukaran, dan kejelasan dalam LKS.

3. Syarat teknis menekankan penyajian LKS, yaitu berupa tulisan, gambar dan

penampilannya dalam LKS, Darmodjo dan Jenny (dalam widjajanti,

2008:04).

Pembelajaran dengan menggunakan LKS berbasis masalah merupakan suatu

pembelajaran bernuansa konfrontatif, yang menghadapkan siswa pada

masalah-masalah praktis. Adapun langkah-langkah dalam membuat LKS

berbasis masalah adalah sebagai berikut:

1. Melakukan analisis kurikulum.

(54)

16

memerlukan bahan ajar LKS. Hal ini dilakukan dengan cara melihat materi

pokok, pengalaman belajar, serta materi yang akan diajarkan.

2. Menyusun peta kebutuhan

Langkah ini dilakukan untuk mengetahui jumlah LKS yang harus ditulis

serta melihat urutan LKSnya.

3. Menentukan judul LKS

Judul LKS ditentukan atas dasar kompetensi-kompetensi dasar,

materi-materi pokok, atau pengalaman belajar yang teerdapat dalam kurikulum.

4. Penulisan LKS meliputi:

a) merumuskan kompetensi dasar yang dapat langsung dilakukan dengan

menuunkan rumusannya langsung dari kurikulum yang berlaku; b)

menentukan bahan penilaian; c) menyusun materi; dan d) memperhatikan

struktur LKS. Struktur LKS berbasis masalah menurut Prastowo

(2011:215) adalah sebagai berikut: (1) judul, mata pelajaran, semester, dan

tempat; (2) petunjuk belajar; (3) kompetensi yang akan dicapai; (4)

indikator; (5) informasi pendukung; (6) tugas-tugas dan langkah-langkah

kerja; (7) Penilaian.

Kegunaan LKS berbasis masalah dalam pembelajaran adalah sebagi bahan

pembelajaran yang digunakan oleh tenaga pendidik dalam menyampaikan

materi dan memancing siswa agar secara aktif terlibat dengan materi yang

(55)

17

menemukan sendiri suatu konsep dan mengurangi informasi yang searah

(Nurhabibah, 2001:15).

C. Aktivitas Belajar Siswa

Aktivitas sangat diperlukan dalam pembelajaran agar pembelajaran menjadi

efektif, seperti yang dikemukakan oleh Hamalik (2004:171): “Pengajaran yang

efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau

melakukan aktivitas sendiri.” Pendapat lain mengemukakan bahwa aktivitas

adalah segala tingkah laku dan usaha manusia, atau apa saja yang dikerjakan,

diamati oleh seseorang mencakup kerja pikiran dan badan. Aktivitas siswa tidak

cukup hanya dengan mendengarkan atau mencatat, tetapi perlu adanya

aktivitas-aktivitas positif lain yang dilakukan siswa (Nasution, 2008:85). Hal ini

sesuai dengan pendapat Sardiman (2004:94) berikut:

“Belajar memerlukan aktivitas, sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting didalam interaksi belajar mengajar. Semakin banyak aktivitas yang dilakukan siswa dalam belajar, maka semakin baik pembelajaran yang terjadi”.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat dikatakan bahwa dalam proses

pembelajaran sangat diperlukan adanya aktivitas dan keterlibatan siswa secara

aktif agar belajar menjadi efektif sehingga dapat mencapai hasil yang baik.

Diedrich (dalam Sardiman, 2004:101) mengklasifikasikan aktivitas sebagai

(56)

18

1. Visual Activities, misalnya membaca, memperhatikan gambar demonstrasi,

percobaan, dan pekerjaan orang lain.

2. Oral Activities, misalnya menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi

salam, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, dan

interupsi.

3. Listening Activities, misalnya mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi,

musik, dan pidato.

4. Writing Activities, misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket, dan

menyalin.

5. Drawing Activities, misalnya menggambar, membuat grafik, peta, dan

diagram.

6. Motor Activities, misalnya melakukan percobaan, membuat konstruksi,

model mereparasi, bermain, berkebun, dan berternak.

7. Mental Activities, misalnya menanggapi, mengingat, memecahkan soal,

menganalisa, melihat hubungan, dan mengambil keputusan.

8. Emotional Activities, misalnya menaruh minat, gembira, bersemangat,

bergairah, berani, dan tenang.

Pada proses pembelajaran, aktivitas besar manfaatnya bagi siswa. Hal ini

dikemukakan oleh Hamalik (2004:174) sebab:

1. Para siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri.

2. Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara

(57)

19

3. Memupuk kerjasama yang harmonis di kalangan siswa.

4. Siswa bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri.

5. Memupuk disiplin kelas secara wajar dan suasana belajar menjadi

demokratis.

6. Mempererat hubungan sekolah, masyarakat, dan orang tua dengan guru.

7. Pengajaran diselenggarakan secara realistis dan konkrit sehingga

mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis serta menghindarkan

verbalitas.

8. Pengajaran di sekolah menjadi lebih hidup sebagaimana aktivitas dalam

kehidupan masyarakat.

Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa dengan melakukan

aktivitas pada pembelajaran, siswa dapat mencari pengalaman sendiri,

memupuk kerjasama yang harmonis di kalangan siswa, serta dapat

mengembangkan pemahaman siswa terhadap materi. Dari bagian-bagian

tersebut peneliti berfokus pada beberapa aktivitas yang dilakukan siswa dalam

pembelajaran yang menunjang peningkatan aktivitas siswa. Aktivitas tersebut

antara lain: (1) berpendapat, (2) menjelaskan, (3) mengumpulkan informasi, dan

(4) membuat kesimpulan (Warpala, 2003:11).

Berikut adalah penjabaran mengenai aktivitas sisswa; Berpendapat adalah

menyampaikan sudut pandang kita mengenai sesuatu. Sedangkan menjelaskan

adalah mendiskripsikan suatu benda, keadaan, fakta, dan data sesuai dengan

(58)

20

(kalimat yang disampaikan) yang diambil dari beberapa premis (ide pemikiran)

dengan aturan-aturan inferensi (yang berlaku). Kesimpulan merupakan sebuah

gagasan yang tercapai pada akhir pembicaraan. Dengan kata lain, kesimpulan

adalah hasil dari suatu pembicaraan, dan yang terakhir yaitu mengumpulkan

informasi. Menurut Gordon B. Davis, informasi adalah data yang telah diolah

menjadi suatu bentuk yang penting bagi penerima dan mempunyai nilai yang

nyata dan dapat dirasakan dalam keputusan-keputusan yang sekarang atau

keputusan-keputusan yang akan datang. Penulis lain, Burch dan Strater,

menyatakan: informasi adalahpengumpulan atau pengolahan data untuk

memberikan pengetahuan atau keterangan. Sedangkan Terry (dalam Rasyid

2009:01) menyatakan bahwa informasi adalahdata yang penting yang

memberikan pengetahuan yang berguna.

D. Berpikir Kritis Siswa

Berpikir sebagai kemampuan jiwa untuk meletakkan hubungan antara

bagian-bagian pengetahuan. Ketika berpikir dilakukan, maka akan terjadi proses.

Sedangkan berpikir kritis merupakan bagian dari pola berpikir kompleks atau

tingkat tinggi yang bersifat konvergen. Berpikir konvergen adalah berpikir

menuju satu arah yang benar, atau satu jawaban yang paling tepat, atau satu

pemecahan dari suatu masalah (Djamarah, 2008:34). Selanjutnya, Djamarah

(2008:44) mendefinisikan berpikir merupakan salah satu aktivitas belajar.

Dengan berpikir, seseorang akan memperoleh penemuan baru, atau setidaknya

(59)

21

Ada banyak ahli yang mendefinisikan berpikir kritis. Salah satunya ialah Paul

(dalam Fisher, 2009:4) yang mendefinisikan berpikir kritis sebagai mode

berpikir mengenai hal, substansi atau masalah apa saja, yang membuat seorang

pemikir meningkatkan kualitas pemikirannya dengan menangani secara

terampil struktur-struktur yang melekat dalam pemikiran dan menerapkan

standar-standar intelektual padanya. Sedangkan definisi berpikir kritis menurut

Scriven (dalam Fisher, 2009:10) adalah interpretasi dan evaluasi yang terampil

dan aktif terhadap observasi dan komunikasi, informasi dan argumentasi.

Jauh sebelum kedua ahli tersebut mendefinisikan berpikir kritis, Dewey (dalam

Fisher, 2009:2) juga telah mendefinisikan berpikir kritis sebagai pertimbangan

yang aktif, persistent (terus-menerus), dan teliti mengenai sebuah keyakinan

atau bentuk pengetahuan yang diterima begitu saja dipandang dari sudut

alasan-alasan yang mendukungnya dan kesimpulan-kesimpulan lanjutan yang menjadi

kecenderungannya. Lebih lanjut Fisher (2009:2) menjelaskan bahwa proses

aktif yang dimaksud Dewey adalah proses seseorang memikirkan berbagai hal

secara lebih mendalam untuk dirinya, daripada menerima berbagai hal dari

orang lain secara pasif.

Proses persisten dan teliti yang diungkapkan Dewey mengandung makna

bahwa seseorang seharusnya melakukan lebih banyak pertimbangan sebelum

memutuskan sesuatu. Namun, hal yang paling penting dari definisi Dewey

(60)

22

keyakinan dan kesimpulan-kesimpulan lanjutan yang menjadi

kecenderungannya, yang berarti bahwa seseorang harus memiliki alasan untuk

meyakini sesuatu dan implikasi dari keyakinannya tersebut (Dewey dalam Sari,

2010:19).

Selain beberapa ahli di atas, kontributor lain yang terkenal bagi perkembangan

berpikir kritis adalah Ennis (dalam Fisher, 2009:4) yang berpendapat bahwa

berpikir kritis adalah pemikiran yang masuk akal dan reflektif yang berfokus

untuk memutuskan apa yang mesti diyakini dan dilakukan. Dibandingkan

dengan definisi-definisi sebelumnya, definisi Ennis lebih mudah dipahami.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli mengenai berpikir kritis, dapat dipahami

bahwa berpikir kritis adalah keterampilan berpikir tingkat tinggi yang

digunakan dalam memecahkan masalah yang kompleks dengan melakukan

refleksi terhadap fakta-fakta yang terjadi, serta menganalisis fakta-fakta

tersebut menuju suatu kesimpulan atau pemecahan masalah. Keterampilan

berpikir kritis memungkinkan seseorang untuk lebih peka terhadap informasi

sekecil apapun yang ada di sekitarnya, dan terampil menggunakan informasi

tersebut untuk mengambil keputusan.

Berpikir kritis merupakan keterampilan berpikir yang seharusnya dimiliki oleh

setiap orang. Seseorang dapat membuat keputusan dari berbagai masalah yang

dihadapi dengan kemampuan berpikir kritisnya. Meskipun berpikir kritis

memberi banyak kemudahan bagi yang memilikinya, namun berpikir kritis

(61)

23

diungkapkan Zuchdi (2008:124) menyatakan bahwa suatu masalah tidak dapat

diatasi tanpa dasar pengetahuan yang relevan. Pengetahuan untuk mengatasi

masalah bersifat spesifik, sedangkan keterampilan berpikir dapat diterapkan

pada berbagai disiplin ilmu. Seseorang dikatakan berpikir kritis apabila

menguasai indikator berpikir kritis yang dijelaskan oleh Ennis (dalam Herniza,

2011:19) seperti pada Tabel 1:

Tabel 1. Keterampilan Berpikir Kritis dan Indikatornya

No Keterampilan Berpikir

Kritis Indikator

1 Memberikan argumen Argumen dengan alasan; menunjukan perbedaan dan persamaan; serta argumen yang utuh.

2 Melakukan deduksi Mendeduksikan secara logis, kondisi logis, serta melakukan interpretasi terhadap pernyataan. 3 Melakukan induksi Melakukan pengumpulan data; Membuat generalisasi dari data;

membuat tabel dan grafik.

4 Melakukan evaluasi

Evaluasi diberikan berdasarkan fakta, berdasarkan pedoman atau prinsip serta memberikan

alternatif.

Penjelasan tentang keterampilan berpikir kritis di atas memberikan wawasan

bahwa pengembangan keterampilan berpikir kritis merupakan orientasi yang

(62)

24

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada semester genap bulan Mei 2012 di SMA

Persada Bandar Lampung.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Persada Bandar

Lampung semester genap TP 2011/2012, yaitu sebanyak 5 kelas. Sampel

penelitian tersebut sebanyak 2 kelas. Sampel diambil dengan menggunakan teknik

cluster random sampling yaitu siswa kelas X2 yang berjumlah 33 siswa dan siswa

kelas X5 yang berjumlah 28 siswa. Pengambilan sampel tidak terdiri dari

individu-individu, melainkan terdiri dari kelompok-kelompok individu atau cluster misalnya kelas

sebagai cluster (Margono, 2005:127).

C. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain pretes-postes kelompok

non-ekualen. Kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol menggunakan

kelas X (sepuluh) dengan perlakuan yang diberikan pada kelas kontrol maupun

(63)

25

pretes – postes kelompok non ekualen yang tercantum di bawah ini.

Kelompok Pretes Perlakuan Postes

XI : Perlakuan Eksperimental (LKS berbasis masalah)

C : Perlakuan kontrol (LKS tidak berbasis masalah)

O1 : Pretes

O2 : Postes (Dimodifikasi oleh Riyanto. 2001:43)

Gambar 2. Desain Pretes-Postes non ekuivalen

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan

penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut adalah sebagai berikut.

1. Prapenelitian

Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap prapenelitian adalah:

a. Membuat dan menyampaikan surat izin penelitian ke sekolah.

b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian,

untuk mendapatkan informasi tentang keadaan sekolah dan kelas yang

diteliti.

c. Menetapkan sampel penelitian untuk kelompok eksperimen dan

(64)

26

d. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus, rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan lembar kerja siswa berupa LKS

berbasis masalah untuk kelompok Eksperimen dan LKS tidak berbasis

masalah untuk kelas kontrol.

e. Membuat instrumen evaluasi berupa soal pretes-postes untuk

mengukur keterampilan berpikir kritis siswa.

f. Menguji validitas instrumen evaluasi dengan melakukan uji ahli

materi.

g. Membuat lembar observasi aktivitas siswa.

h. Pembentukan Kelompok Belajar. Siswa ditempatkan ke dalam

masing-masing kelompok, masing-masing-masing-masing kelompok berjumlah 5 orang yang

memiliki heterogenitas kemampuan (Teori Spin Wish dalam Yulia,

2011:01).

2. Pelaksanaan Penelitian

Mengadakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan LKS berbasis

masalah untuk kelompok eksperimen dan LKS tidak berbasis masalah untuk

kelompok kontrol. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan.

Pertemuan pertama membahas mengenai peran komponen ekosistem

terhadap aliran energi. Pertemuan kedua membahas mengenai peran

komponen ekosistem di dalam daur biogeokimia serta peran ekosistem

dalam kehidupan. Pretesdiberikan sebelum pertemuan pertama, sedangkan

(65)

27

a. Kelas Eksperimen (Menggunakan LKS berbasis masalah)

1. Pendahuluan

a) Guru melakukan pretes pada pertemuan pertama untuk

mengetahui kemampuan awal siswa.

b) Guru menjelaskan tentang proses pembelajaran yang akan

dilakukan.

c) Guru memberikan apersepsi kepada siswa.

1. Pertemuan I : Guru memberikan pertanyaan kepada siswa,

“ketika kalian berangkat ke sekolah, pikirkanlah jika

tumbuhan yang kalian lihat sepanjang jalan tidak ada lagi,

apakah yang akan terjadi?”

2. Pertemuan II : Guru memberikan pernyataan, “ ketika pagi

hari saat berangkat ke sekolah, cuaca mendung dan turunlah

hujan, cobalah kalian pikirkan bagaimanakah bisa terjadi

hujan, dan apakah air hujan yang sudah jatuh ke tanah lautan

akan tetap berada di lautan dan tanah?

d) Guru memberikan motivasi kepada siswa.

1. Pertemuan I: Hari ini kita akan belajar mengenai pentingnya

peran komponen ekosistem di dalam lingkungan. Tentu kalian

tahu bahwa kita sebagai manusia memerlukan energi untuk

menunjang kehidupan kita. Untuk mendapatkan makanan,

(66)

28

maupun dari hewan. Hal ini tidak berlangsung begitu saja,

yaitu melalui proses rantai makanan sehingga aliran energi

pun terjadi. Untuk lebih lanjutnya, hari ini kita akan

mempelajari peran komponen ekosistem dalam aliran energi .

2. Pertemuan II: “ setelah kita mempelajari mengenai peran

komponen ekosistem dalam aliran energi. Hari ini kita akan

mempelajari mengenai daur biogeokimia dalam ekosistem.

Daur ini sangat penting untuk kita ketahui, karena di

dalamnya banyak sekali informasi penting yang perlu kita

ketahui, misalnya saja, bagaimanakah sisa pernafasan

tumbuhan pada siang hari yaitu CO2 dapat dimanfaatkan oleh

manusia, bagaimanakah air hujan yang sudah berada di

permukaan bumi dapat menguap dan akhirnya turun hujan

kembali. Oleh sebab itu kita akan mempelajari daur

biogeokimia dalam ekosistem.

2 Kegiatan Inti

a) Guru meminta siswa duduk dalam kelompoknya

masing-masing 5 orang.

b) Setelah keadaan kelas kondusif, guru membagikan LKS

berbasis masalah kepada masing-masing kelompok.

c) Guru memberikan penjelasan kepada siswa tentang cara

(67)

29

d) Guru memerintahkan kepada siswa untuk mendiskusikan

dan mengerjakan LKS berbasis masalah dengan dilengkapi

buku-buku yang relevan maupun lingkungan sekitar untuk

menunjang siswa dalam mengerjakan LKS berbasis masalah.

e) Guru memerintahkan kepada satu kelompok untuk

mempresentasikan hasil kerjanya (pemilihan kelompok

dilakukan secara acak).

f) Guru memerintahkan kepada para siswa yang ada

dikelompok lain untuk menanggapi hasil diskusi kelompok

yang sedang presentasi.

g) Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan yang relevan

kepada seluruh siswa untuk mengembangkan materi.

h) Guru memerintahkan kepada seluruh siswa untuk mencatat

penjelasan materi yang didiskusikan.

3. Penutup

a) Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil diskusi

kelas.

b) Guru menugaskan kepada siswa untuk melakukan

penelusuran materi dan mengumpulkan informasi dari

literatur lainnya yang menunjang tentang materi yang akan

(68)

30

c) Guru melakukan postes kepada siswa pada pertemuan

terakhir (pertemuan ke dua).

b. Kelas Kontrol (Tanpa Menggunakan LKS berbasis masalah)

1. Pendahuluan

a) Guru melakukan pretes pada pertemuan pertama untuk

mengetahui kemampuan awal siswa.

b) Guru menjelaskan tentang proses pembelajaran yang akan

dilakukan.

c) Guru memberikan apersepsi seperti kepada kelas

eksperimen.

d) Guru memberikan motivasi seperti kepada kelas eksperimen.

2. Kegiatan Inti

a) Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok kecil

secara heterogen.

b) Setelah keadaan kelas kondusif, guru membagikan LKS

tidak berbasis masalah kepada masing-masing kelompok.

c) Guru memberikan penjelasan kepada siswa tentang cara

mengerjakan LKS tidak berbasis masalah.

d) Guru memerintahkan kepada siswa untuk mendiskusikan

dan mengerjakan LKS tidak berbasis masalah dengan

(69)

31

sekitar untuk menunjang siswa dalam mengerjakan LKS

tidak berbasis masalah.

e) Guru memerintahkan kepada satu kelompok untuk

mempresentasikan hasil kerjanya (pemilihan kelompok

dilakukan secara acak).

f) Guru memerintahkan kepada para siswa yang ada

dikelompok lain untuk menanggapi hasil diskusi kelompok

yang sedang presentasi.

g) Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan yang relevan

kepada seluruh siswa untuk mengembangkan materi.

h) Guru memerintahkan kepada seluruh siswa untuk mencatat

penjelasan materi yang didiskusikan.

3. Penutup

a) Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil diskusi

kelas.

b) Guru menugaskan kepada siswa untuk melakukan

penelusuran materi dan mengumpulkan informasi dari

literatur lainnya yang menunjang tentang materi yang akan

dipelajari pada pertemuan berikutnya.

c) Guru melakukan postes kepada siswa pada pertemuan

(70)

32

E. Jenis dan Teknik Pengambilan Data

Jenis dan teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah:

1. Jenis Data

a. Data Kuantitatif

Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah data keterampilan berpikir

kritis siswa pada materi pokok ekosistem yang diambil melalui pretes

dan postes. Kemudian dihitung selisih antara nilai pretes dengan

postes, yang kemudian akan dianalisis secara statistik.

b. Data Kualitatif

Data kualitatif dalam penelitian adalah data aktivitas siswa dan

deskripsi keterampilan berpikir kritis siswa yang diambil dengan

menggunakan rubrik aktivitas siswa dan rubrik keterampilan berpikir

kritis siswa.

2. Teknik Pengambilan Data

Teknik pengambilan data pada penelitian ini sebagai berikut:

a. Pretes dan postes

Data kemampuan berpikir kritis berupa nilai pretes dan postes. Pretes

diberikan sebelum pertemuan pertama, sedangkan postes diberikan

setelah pertemuan ketiga. Pretes dan postes diberikan pada kelompok

(71)

33

yang sama. Bentuk soal yang diberikan berupa soal uraian dengan

jumlah sebanyak 9 soal.

b. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Lembar observasi aktivitas siswa berisi semua aspek kegiatan yang

diamati pada saat proses pembelajaran. Setiap siswa diamati kegiatan

yang dilakukan dengan cara memberi tanda cek list (√) pada lembar

observasi sesuai dengan aspek yang telah ditentukan. Adapun aspek

kegiatan siswa yang diamati adalah sebagai berikut: berpendapat,

menjelaskan, mengumpulkan informasi, dan membuat kesimpulan.

c. Mendeskripsikan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa

Deskripsi keterampilan berpikir kritis siswa meliputi

indikator-indikator berpikir kritis yang dideskripsikan dengan menggunakan

rubrik dan dihitung dengan formula yang telah di tentukan.

F. Teknik Analisis Data

Data penelitian ini yang berupa nilai pretes, postes, dan skor gain baik pada

kelas eksperimen maupun kelas kontrol dianalisis dengan uji-t menggunakan

software SPSS versi 17.

1. N-Gain

Untuk mendapatkan N-Gain menggunakan formula Hake (dalam Loranz,

Gambar

Tabel
Gambar 1.  Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat
Tabel 1. Keterampilan Berpikir Kritis dan Indikatornya
Gambar 2. Desain Pretes-Postes non ekuivalen
+6

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian, dapat disimpulkan penggunaan media audiovisual melalui model PBL berpengaruh signifikan dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis oleh siswa pada materi

Dengan demikian, dapat disimpulkan penggunaan media audiovisual melalui model PBL berpengaruh signifikan dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis oleh siswa pada materi

Model PBL berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa pada materi peran manusia dalam pengelolaan lingkunganA. Model PBL berpengaruh terhadap

Penelitian yang berjudul “ Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Penguasaan Konsep Siswa pada Konsep Ekosistem “ ini bertujuan

Dari beberapa referensi kemampuan berpikir kritis di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kritis matematis adaah suatu kemampuan menggunakan

Hasil ujicoba penggunaan LKS diperkaya literasi sains berbasis kearifan lokal menunjukkan adanya perbedaan ketrampilan berpikir kritis siswa, pada kelas eksperimen dibandingkan

Ada interaksi antara pembelajaran TAI dengan berbantuan LKS MGMP termodifikasi dan LKS berbasis masalah dengan kemampuan awal dan berpikir kritis terhadap

Hal tersebut menunjukkan bahwa penggunaan LKS dengan pendekatan STEM dapat membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis.. Grafik Peningkatan Kemampuan