PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
PADA MATERI POKOK EKOSISTEM
( Studi Eksperimen Semu Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 15 Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 2011/2012)
(Skripsi)
Oleh
I GEDE SUASTIKA YASA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
PADA MATERI POKOK EKOSISTEM
( Studi Eksperimen Semu Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 15 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)
Oleh
I GEDE SUASTIKA YASA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
pada
Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
I Gede Suastika Y.
i ABSTRAK
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
PADA MATERI POKOK EKOSISTEM
(Studi Eksperimen Semu Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 15 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)
Oleh
I GEDE SUASTIKA YASA
Hasil observasi dan pengalaman PPL di SMA Negeri 15 Bandar Lampung diketahui bahwa pembelajaran berpusat pada guru sehingga siswa kurang mengembangkan kemampuan berpikir. Salah satu upaya yang dilakukan untuk memaksimalkan kemampuan berpikir kritis siswa yaitu dengan menggunakan model inkuiri terbimbing. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan model inkuiri terbimbing terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan aktivitas siswa pada materi pokok ekosistem.
Desain penelitian ini adalah pretes-posttes non equivalen. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 15 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012. Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas X5 dan X3 yang terpilih secara acak dengan teknik cluster random sampling. Data
kemampuan berpikir kritis diperoleh dengan pretes, postes dan N-gain yang dianalisis secara statistik dengan menggunakan uji t. Data aktivitas belajar
I Gede Suastika Y.
ii
Hasil penelitian dan uji t menunjukkan bahwa penggunaan model inkuiri terbimbing dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis secara signifikan dengan rata-rata nila N-gain sebesar 41,11. Peningkatan kemampuan berpikir kritis terjadi pada semua indikator yaitu memberikan argumen, melakukan deduksi, melakukan induksi, melakukan evaluasi, indikator kemampuan berpikir kritis tertinggi diperoleh pada kemampuan deduksi dengan peningkatan sebesar 29,42 dan indikator terendah induksi sebesar 3,19. Aktivitas belajar siswa menggunakan model pelajaran inkuiri terbimbing tertinggi pada aspek membuat kesimpulan dengan rata-rata 12,18. Dengan demikian penggunaan model inkuiri terbimbing berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi pokok ekosistem
iii
PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : I Gede Suastika Yasa
Nomor Pokok Mahasiswa : 0743024030 Program Studi : Pendidikan Biologi
Jurusan : Pendidikan MIPA
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi tidak terdapat karya yang pernah diajukan memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.
Bandar Lampung, November 2012 Yang menyatakan
iv
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Dr.Tri Jalmo, M.Si ……….………
Sekretaris : Rini Rita T. Marpaung, S.Pd., M.Pd ……….
Penguji
Bukan Pembimbing : Drs. Arwin Achmad, M.Si. ………
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Bujang Rahman, M.Si. NIP 196003151985031003
v
Judul Skripsi : PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM
(Studi Eksperimen Semu Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 15 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)
Nama Mahasiswa : I Gede Suastika Yasa Nomor Pokok Mahasiswa : 0743024030
Program Studi : Pendidikan Biologi Jurusan : Pendidikan MIPA
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI
1. Komisi Pembimbing
Dr. Tri Jalmo, M.Si Rini Rita T. Marpaung, S.Pd., M.Pd. NIP.196109101986031005 NIP. 197707152008012020
2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA
Dr. Caswita, M.Si.
vi
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Desa Karang Asem pada 16 Desember1988
sebagai anak ke pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak
I Made Alit dan Ibu Ni Nyoman Sukra.
Penulis menyelesaikan pendidikan formal di Sekolah Dasar SDN UPT IV Karang
Agung Ulu pada tahun 2001, SMP PGRI Karang Agung Ulu pada tahun 2004
dan SMA YP MANTRA pada tahun 2007. Pada tahun 2007 penulis terdaftar
sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan MIPA Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui Seleksi Penerimaan
Jalur Non-Reguler. Dan pada tahun 2010, penulis melakukan Pengalaman
vii
PERSEMBAHAN
Bapak dan ibuku tersayang yang telah menyayangi, mendidik dan tak
pernah melupakanku dalam setiap lantunan do’anya. Terima Kasih atas
pengorbanan, tetesan keringat yang telah diberikan selama ini yang takkan
mungkin dapat ananda membalasnya walau sampai akhir hayat.
Mudah-mudahan kelak ananda dapat membahagiakan dan dapat membuat kalian
bangga telah memiliki putra sepertiku. Saya sayang bapak dan ibuku.
Adik-Adikku Yang tercinta Ni Nengah Suli Yani Terima kasih atas doa dan
dukungan , kasih sayang,tetesan keringatmu dikala sedih dan tawamu
untuk kakak.
I komang Suteka Suasana terima kasih atas doanya dan tetesan keringetmu
yang tidak mengenal waktu serta doa untuk kakakmu.
Saudaraku I Gede Suliwan, yang ku sayangi terima kasih atas doa,
semangat, selama ini engkau sahabat sejati ku dari kecil senang susah kita
alami,semoga persabatan ini selalu kekal dan abadi.
Teman-teman seperjuangan I Komang Sutewijaya, Melda Ariyanti S. Pd.,
Wening sudrajat, I Putu Gusti Hendrawan ,Triyana Retno Dewi, terima
viii
Buat Nurhidayati.,S. Pd. Kasihku yang tersayang terimakasih atas doa dan
kasih sayang yang selalu ada ditiap waktuku.
Teman-temanku Bio 07 NR i love you so much,, senyum, tawa, canda,
tangis akan saya ingat selalu friends.
Guru pamongku PAK Hariyono SMA N 15 Bandar Lampung,terimkasih
doa dan bantuanya.
Siswa-Siswi SMA N 15 yang tercinta terimakasih doanya.
Para pendidik dan dosen yang terhormat.
ix
MOTTO
Pendidikan adalah mimpi bagi kita semua, karena sesuatu pendidikan dapat mengubah segalanya.
x
SANWACANA
Puji syukur kehadiran Ida Syanghayang widi Wasa dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Pengaruh Model Inkuiri Terbimbing Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Pokok Ekosistem (Studi Eksperimen di SMA N
15 Bandar Lampung)” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
Pendidikan Biologi di Universitas Lampung.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila beserta para Pembantu
Dekan yang telah memberi izin penelitian.
2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA
3. Pramudiyanti, S.Si. M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi
terima kasih
4. Dr. Tri Jalmo, M.Si., selaku Pembimbing I terimakasih atas saran, bantuan,
kesabaran,ketulusan dalam memberikan bimbingan hingga terselesaikannya
skripsi ini.
5. Rini Rita.T. Marpaung, S.Pd., M.Pd., selaku Pembimbing II dan sekaligus
Pembimbing Akademik terima kasih atas bantuan dan kesabarannya dalam
memberikan bimbingan dan motivasinya kepada penulis selama studi.
6. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku pembahas yang memberikan bimbingan
xi
7. Bapak dan ibu dosen pengajar, atas segala bantuan dan ilmu yang telah
diberikan serta staf di Jurusan PMIPA FKIP Unila.
8. Keluarga besar SMA N 15 Bandar Lampung yang telah memberi izin dan
saran untuk keberhasilan penelitian penulis.
9. Teristimewa untuk kedua orang tua, Bapak dan Ibuku tersayang yang selalu
memberikan semangat, motivasi dan doa. Tentunya gemuruh doa mereka
menjadi jalan kelancaran pendidikan penulis di Unila ini. Serta adik-adikku
yang tercinta.
10. Sahabat-sahabatku di Pendidikan Biologi ’07 NR, semoga kesuksesan
menjadi bagian dari hidup kita semua.
11. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini yang
tidak dapat dituliskan satu persatu.
Bandar Lampung, November 2012 Penulis,
xii
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Berpikir Kritis ... 10
E. Jenis Data dan Teknik Pengambilan Data 1. Jenis data ... 22
2. Teknik Pengambilan Data ... 23
F. Teknik Analisis data 1. Uji Normalitas Data.. ... 25
2. Uji Kesamaan Dua Varians ... 26
3. Pengujian Hipotesis ... 26
G. Mendeskripsikan Keterampilan Berpikir Kritis ... 27
H. Pengolahan Data Aktivitas Siswa ... 29
I. Pengelohan data angket ... ... 29
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 32
xiii V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 44
B. Saran ... 44
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 1. Silabus ... 50
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 52
3. Lembar Kerja Siswa ... 60
4. Kisi-kisi Soal Keterampilan Berpikir Kritis ... 145
5. Data Hasil Penelitian ... 157
6. Analisis Statistik Data Hasil Penelitian ... 184
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Keterampilan berpikir kritis dan Indikatornya ... 12
2. Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 24
3. Hubungan antara variabel, instrumen, jenis data dan analisis data.... 25
4. Rubrik kriteria Keterampilan Berpikir Kritis Siswa ... 28
5. Kriteria berpikir kritis siswa ... 28
6. Klasifikasi Indeks Aktivitas Siswa ... 29
7. Skor Angket ... 30
8. Hasil uji normalitas data nilai pretes, postes, dan N-Gain KBK siswa, pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol ... 32
9. Hasil uji kesamaan dan perbedaan dua rata-rata setiap indikator keterampilan berpikir kritis pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol ... 34
10. Peningkatan setiap indikator keterampilan berpikir kritis sebelum dan sesudah pembelajaran pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol ... 35
11. Data aktivitas siswa selama pembelajaran pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol ... 36
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat ... 8
2. Desain pretes-postes tak ekuivalen ... 17
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa
Indonesia yang berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dan
diatur di dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003. Menurut UU Nomor 20
tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (Depdiknas, 2003:1). Dengan kata lain,
pendidikan sangat diperlukan bagi setiap orang, dan setiap warga negara
memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan agar memperoleh
pengetahuan, kemampuan dan keterampilan bagi peranannya di masa yang akan
datang.
Saat ini, masalah-masalah pendidikan masih terjadi diantaranya hasil belajar
siswa masih rendah, pengajar kurang profesional, dan biaya pendidikan yang
mahal (Muliani, 2009:1). Dampak dari masalah tersebut negara ini kedepannya
2
lainnya. Dalam pendidikan di sekolah, masalah yang sering dihadapi adalah dari
segi proses pembelajaran. Berhasil tidaknya pencapaian tujuan pembelajaran
banyak tergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa.
Guru dituntut mampu meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah terutama
mengenai penguasaan materi pembelajaran siswa sesuai dengan bidang studi
yang diajarkan. Harapan yang tidak pernah sirna dan selalu guru tuntut adalah
bagaimana bahan pelajaran yang disampaikan guru dapat dikuasai oleh siswa
secara tuntas (Djamarah dan Zain, 2006:1).
Satu upaya meningkatkan hasil belajar siswa adalah melalui pemberdayaan
kemampuan berpikir kritis. Saat ini kemampuan berpikir kritis dirasakan perlu
dalam kegiatan pembelajaran karena segala informasi global masuk dengan
mudah, hal tersebut menyebabkan selain informasi yang bersifat baik ataupun
buruk akan terus mengalir tanpa henti dan dapat mempengaruhi sifat mental
anak. Maka dari itu, diperlukan suatu kemampuan berpikir kritis dengan jelas dan
imajinatif, menilai bukti, bermain logika dan mencari alternatif untuk
menemukan suatu solusi, memberi anak sebuah rute yang jelas di tengah
kekacauan pemikiran pada zaman teknologi dan globalisasi saat ini (Johnson,
2009:187).
Namun dalam kenyataan di lapangan dalam proses pembelajaran, masih banyak
guru yang kurang menciptakan kondisi dan situasi yang memungkinkan siswa
untuk melakukan proses berpikir kritis. Seperti yang terjadi SMA Negeri 15
3
ini guru kurang memberdayakan kemampuan berpikir kritis secara optimal,
khususnya pada materi Ekosistem. Sehingga kemampuan berpikir kritis siswa
tidak dapat berkembang secara maksimal. Hal tersebut terlihat dalam
pembelajaran, guru lebih dominan menggunakan metode ceramah. Siswa pun
lebih banyak menerima informasi dari guru sehingga siswa kurang optimal dalam
memberdayakan potensi yang dimiliki, termasuk kemampuan berpikir kritis.
Guru jarang mengaitkan aplikasi konsep dengan kehidupan sehari-hari dan guru
jarang mengajak siswa berlatih untuk memberikan argumen, deduksi, induksi dan
memberikan evaluasi. Sehingga diduga dengan kurangnya memberdayakan
kemampuan berpikir kritis siswa tersebut berdampak pada penguasaan materi.
Materi yang dipilih dalam penelitian ini ekosistem karena penyampaiannya
selama ini kurang melibatkan siswa dalam pembelajaran, dan kemampuan
berpikir kritis siswa tidak dapat dikembangkan. Sehingga kriteria ketuntasan
minimal (KKM) yang di sekolah hanya mencapai yaitu ≥ 6,5.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Fajari (2008:51) memperlihatkan bahwa
kemampuan berpikir kritis siswa melalui pendekatan contexstual learning (CTL)
lebih baik dari pada pendekatan konvensional. Hasil penelitian oleh Meriza
(2010:45) memperlihatkan bahwa model pembelajaran CTL berpengaruh
signifikan terhadap kemampuan berpikir kritis siswa. Hal tersebut disebabkan
karena siswa pada kelas eksperimen diberikan kesempatan untuk menggunakan
4
Untuk mengatasi masalah tersebut maka dapat digunakan model pembelajaran
inkuiri terbimbing. Menurut Sanjaya (2008:202) inkuiri terbimbing yaitu guru
membimbing siswa melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan awal dan
mengarahkan pada suatu diskusi. Guru mempunyai peran aktif dalam
menentukan permasalahan dan tahap-tahap pemecahannya. Oleh karena itu,
peneliti menganggap perlu mengadakan penelitian dengan model pembelajran
berbasis inkuiri terbimbing guna menggali kemampuan berpikir kritis siswa pada
materi ekosistem.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah :“ Bagaimanakah pengaruh model pembelajaran inkuri terbimbing
terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi pokok ekosistem?’’
Adapun rumusan masalah secara rinci yaitu :
1. Apakah ada pengaruh yang signifikan model pembelajaran inkuiri terbimbing
dalam peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa kelas X SMA Negeri 15
Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012 pada materi pokok ekosistem?
2. Bagaimanakah aktivitas belajar siswa dengan model inkuiri terbimbing pada
siswa kelas X SMA Negeri 15 Bandar Lampung tahun pelajaran 20011/2012
5
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap
berpikir kritis siswa kelas X SMA Negeri 15 Bandar Lampung tahun pelajaran
20011/2012 pada materi pokok ekosistem
2. Mengetahui aktivitas siswa dengan model inkuiri terbimbing pada siswa kelas
X SMA Negeri 15 Bandar Lampung tahun pelajaran 20011/2012 pada materi
pokok ekosistem
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Bagi peneliti, menambah pengetahuan dan pengalaman dalam pembelajaran
model pembelajaran inkuiri terbimbing .
2. Bagi siswa, dapat memberikan pengalaman belajar yang berbeda dengan
melatih kemampuan berpikir kritis mereka.
3. Bagi guru/calon guru biologi, dapat memberikan alternatif dalam memilih dan
menerapkan model pembelajaran yang tepat untuk menggali kemampuan
berpikir kritis siswa dalam pembelajaran Ekosistem.
4. Bagi sekolah, memberikan sumbangan yang bermanfaat dalam upaya
6
E. Ruang Lingkup Penelitian
Untuk menghindari kesalahan penafsiran pada permasalahan yang dibahas, maka
batasan masalah yang berikan yaitu :
1. Model pembelajaran inkuiri terbimbing yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah suatu model pembelajaran inkuiri yang dalam pelaksanaannya guru
masih terlibat atau menyediakan bimbingan kepada siswa. Model inkuiri
terbimbing dengan langkah adalah (1) merumuskan masalah, (2) merumuskan
hipotesis, (3) mengumpulkan data (4) menganalisis data (menguji hipotesis
dengan data) dan (5) membuat kesimpulan (Sumiati dan Asra, 2008:103).
2. Indikator kemampuan berpikir kritis menurut Enis (dalam Herniza, 2011)
yaitu : memberikan argumen, deduksi, induksi dan evaluasi.
3. Materi pokok yang diteliti yaitu ekosistem dengan kompetensi dasar
menjelaskan keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah
perusakan/pencemaran lingkungan dan pelestarian lingkungan (KD 4.2).
4. Kemampuan berpikir kritis diperoleh dari hasil pretes dan postes pada Materi
Pokok Ekosistem.
5. Subyek penelitian adalah siswa kelas X5 sebagai kelas eksperimen dan kelas X3
sebagai kelas kontrol SMA Negeri 15 Bandar Lampung
6. Aktivitas yang diamati yaitu aktivitas siswa yang relevan dengan proses
7
F. Kerangka Pikir
Biologi merupakan wahana untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan,
sikap, dan nilai serta tanggung jawab sebagai seorang warga negara yang
bertanggungjawab kepada lingkungan, masyarakat, bangsa, negara yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Biologi berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami tentang alam secara
sistematis, sehingga biologi bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan
yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip saja tetapi juga
merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan Biologi diharapkan dapat
menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari dirinya sendiri dan alam
sekitarnya.
Pendidikan Biologi menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung.
Karena itu, siswa perlu dibantu untuk mengembangkan sejumlah keterampilan
berpikir kritis supaya mereka mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar.
Berpikir kritis adalah proses merumuskan alasan yang tertib secara aktif dan
terampil dari menyusun konsep, mengaplikasikan, menganalisis,
mengintegrasikan (sintesis), atau mengevaluasi informasi yang dikumpulkan
melalui proses pengamatan, pengalaman, refleksi, pemberian alasan (reasoning)
atau komunikasi sebagai dasar dalam menentukan tindakan.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menciptakan pembelajaran agar
8
model pembelajaran inkuiri terbimbing.Dalam model pembelajaran inkuiri
terbimbing siswa dibagi dalam kelompok-kelompok melalui masalah yang
diberikan oleh guru kemudian mereka mencari pemecahan masalah melalui
serangkaian kegiatan yang meliputi: memberikan argumen, induksi, deduksi dan
memberikan kesimpulan. Sehingga pembelajaran inkuiri terbimbing adalah
rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara
kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu
masalah yang dipertanyakan. Sehingga diharapkan dengan pembelajaran inkuiri
terbimbing mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.
Variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat.Variabel
bebasnya adalah inkuiri terbimbing , sedangkan variabel terikatnya adalah
kemampuan berpikir kritis.
Hubungan antara variabel tersebut digambarkan dalam diagram di bawah ini:
Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat; X=Inkuiri terbimbing ;Y = Kemampuan Berpikir kritis.
G. Hipotesis Penelitian
Hipotesis statistik adalah sebagai berikut :
Ho = Tidak ada pengaruh yang signifikan model pembelajaran inkuiri terbimbing
terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas X SMA Negeri 15 Bandar
Lampung Tahun Pelajaran 20011/2012 pada materi pokok ekosistem.
9
H1 = Ada pengaruh yang signifikan model pembelajaran inkuiri terbimbing
terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas X SMA Negeri 15 Bandar
10
II. TINJAUAN PUSTAKA
A.Berpikir Kritis
Menurut Reason (dalam Sanjaya, 2008:230), berpikir (thinking) adalah proses
mental seseorang yang lebih dari sekedar mengingat (remembering) dan
memahami (comprehending). “Mengingat”pada dasarnya hanya melibatkan usaha
penyimpanan sesuatu yang telah dialami untuk suatu saat dikeluarkan kembali atas
permintaan, sedangkan “memahami” memerlukan perolehan apa yang didengar
dan dibaca serta melihat keterkaitan antar-aspek dalam memori. Kemampuan
berpikir seseorang menyebabkan seseorang tersebut harus bergerak hingga di luar
informasi yang didengarnya. Misalkan kemampuan berpikir seseorang untuk
menemukan solusi baru dari suatu persoalan yang dihadapi. Berpikir adalah
memanipulasi atau mengelola dan mentransfer informasi-informasi dalam memori
kita.
Banyak ahli yang mengemukakan definisi berpikir kritis, diantaranya adalah
Liliasari (dalam Muhfahroyin 2009:1) menyatakan bahwa keterampilan berpikir
kritis merupakan aktivitas berpikir tingkat tinggi. Sedangkan menurut Menurut
Johnson (2007 :183) berpikir kritis merupakan sebuah proses yang terarah dan
jelas yang digunakan dalam kegiatan mental seperti memecahkan masalah,
11
Disamping itu Eggen dan Kauchak (dalam Muhfahroyin 2009:1) berpendapat
bahwa berpikir kritis adalah: ( 1) sebuah keinginan untuk mendapatkan informasi,
(2) sebuah kecenderungan untuk mencari bukti, (3) keinginan untuk mengetahui
kedua sisi dari seluruh permasalahan, (4) sikap dari keterbukaan pikiran, ( 5)
kecenderungan untuk tidak mengeluarkan pendapat (menyatakan penilaian, (6)
menghargai pendapat orang lain, ( 7) toleran terhadap keambiguan.
Berdasarkan pendapat Diestler (dalam Muhfahroyin 2009:1), bahwa dengan
berpikir kritis, orang menjadi memahami argumentasi berdasarkan perbedaan nilai,
memahami adanya inferensi dan mampu menginterpretasi, mampu mengenali
kesalahan, mampu menggunakan bahasa dalam berargumen, menyadari dan
mengendalikan egosentris dan emosi, dan responsif terhadap pandangan yang
berbeda. Disampaikan oleh Lewis dan Smith (dalam Muhfahroyin 2009:1) bahwa
keterampilan berpikir kritis merupakan bagian dari kemampuan berpikir tingkat
tinggi, setidaknya ada tiga makna berpikir kritis, yaitu: (1) berpikir kritis sebagai
suatu pemecahan masalah, (2) berpikir sebagai evaluasi dan pertimbangan, dan
(3) berpikir kritis sebagai kombinasi pemecahan masalah, evaluasi dan
pertimbangan.
Selanjutnya, disampaikan oleh Ennis (dalam Muhfahroyin 2009:1) bahwa evaluasi
terhadap keterampilan berpikir kritis antara lain bertujuan untuk mendiagnosis
tingkat kemampuan siswa, memberi umpan balik keberanian berpikir siswa, dan
member motivasi agar siswa mengembangkan keterampilan berpikir
12
siswa agar menjadi pemecah masalah yang tangguh, pembuat keputusan yang
matang, dan orang yang tak pernah berhenti belajar.
Keterampilan dan indikator berpikir kritis lebih lanjut diuraikan pada tabel 1 di
bawah ini:
Tabel 1. Keterampilan berpikir kritis dan Indikatornya
No Keterampilan
Berpikir Kritis Indikator
1 Memberikan argumen
Argumen dengan alasan; menunjukan perbedaan dan persamaan; serta argumen yang utuh.
2 Melakukan deduksi
Mendeduksikan secara logis, kondisi logis, serta melakukan interpretasi terhadap pernyataan.
3 Melakukan induksi
Melakukan pengumpulan data; Membuat generalisasi dari data; membuat tabel dan grafik.
4
Melakukan evaluasi
Evaluasi diberikan berdasarkan fakta, berdasarkan pedoman atau prinsip serta memberikan
alternatif.
13
B.Inkuiri Terbimbing
Inkuiri terbimbing adalah pelaksanaan dilakukan oleh siswa berdasarkan
petunjuk-petunjuk guru. Petunjuk yang diberikan pada umumnya berbentuk pertanyaan
membimbing. Pelakasanaan pembelajaran dimulai dari suatu pertanyaan inti. Dari
jawaban yang dikemukakan, siswa melakukan penyelidikan untuk membuktikan
pendapat yang telah dikemukakan (Sumiati dan Asra. 2008:103)
Gulo (dalam Trianto 2009: 168) menyatakaan bahwa kemampuan yang diperlukan
untuk melaksanakan pembelajaran inkuiri adalah sebagai berikut:
a. Mengajukan pertanyaan atau permasalahan
Kegiatan inkuiri dimulai ketika pertanyaaan atau permasalahan diajukan. Untuk
meyakinkan bahwa pertanyaan sudah jelas, pertanyaan tersebut ditulis di papan
tulis, kemudian siswa diminta untuk merumuskan hipotesis.
b. Merumuskan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara atas pertanyaan atau solusi permasalahan
yang dapat diuji dengan data. Untuk memudahkan proses ini, guru menanyakan
kepada siswa gagasan mengenai hipotesis yang mungkin. Dari semua gagasan
yang ada, dipilih salah satu hipotesis yang relevan dengan permasalahan yang
diberikan.
c. Mengumpulkan data
Hipotesis digunakan untuk menuntun proses pengumpulan data. Data yang
14
d. Analisis data
Siswa bertanggung jawab menguji hipotesis yang telah dirumuskan dengan
menganalisis data yang telah diperoleh. Faktor penting dalam menguji hipotesis
adalah pemikiran ‘benar’ atau ‘salah’. Setelah memperoleh kesimpulan, dari
data percobaaan siswa dapat menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Bila
ternyata hipotesis itu salah atau ditolak, siswa dapat menjelaskan sesuai dengan
proses inkuiri yang telah dilakukannya.
e. Membuat kesimpulan
Langkah penutup dari pembelajaran inkuiri adalah membuat kesimpulan
sementara berdasarkan data yang diperoleh siswa
Menurut Roestiyah (2008:76) model inkuiri memiliki keunggulan yang dapat
dikemukakan sebagai berikut:
1. Dapat membentuk dan mengembangkan “ self concept” pada diri siswa,
sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide lebih baik.
2. Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar
yang baru.
3. Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersikap
objektif, jujur dan terbuka.
4. Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesisnya sendiri.
5. Memberi kepuasan yang bersifat intrinstik.
6. Situasi proses belajar menjadi lebih merangsang.
15
8. Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri.
9. Siswa dapat menghindari dari cara-cara belajar yang tradisional.
10. Dapat memberikan waktu pada siswa secukupnya sehingga mereka dapat
mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.
Kelemahan inkuiri menurut Suryobroto (2009:201) adalah sebagai berikut. (1)
dipersyaratkan keharusan ada persiapan mental untuk cara belajar ini. (2)
pembelajaran ini kurang berhasil dalam kelas besar, misalnya sebagian waktu
hilang karena membantu siswa menemukan teori-teori atau menemukan
bagaimana ejaan dari bentuk kata-kata tertentu, (3) harapan yang ditumpahkan
pada strategi ini mungkin mengecewakan siswa yang sudah biasa dengan
perencanaan dan pembelajaran secara tradisional jika guru tidak menguasai
16
III. METODE PENELITIAN
A.Waktu dan tempat
Penelitian ini telah dilaksanakan di SMA Negeri 15 Bandar Lampung 2012
pada semester genap tahun pelajaran 2011/2012.
B.Populasi dan Sampel
1. Populasi
Seluruh siswa kelas X SMA Negeri 15 Bandar Lampung Tahun Pelajaran
2011/2012.
2. Sampel
Siswa kelas X.3 dan X.5 SMA Negeri 15 Bandar Lampung Tahun Pelajaran
2011/2012. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster random
sampling. Sampel tersebut adalah siswa kelas X5 sebagai kelas eksperimen
dan siswa kelas X3 sebagai kelas kontrol.
C. Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain pretes-postes non
ekuivalen. Kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol menggunakan
kelas yang ada dengan kondisi yang homogen. Kelas eksperimen diberikan
dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing, sedangkan kelas kontrol
menggunakan model diskusi kelompok. Hasil pretes dan postes pada kedua
17
Struktur desainnya adalah sebagai berikut :
Keterangan: I = kelompok experimen
II = kelompok kontrol
X = perlakuan eksperimental (menggunakan model inkuiri terbimbing)
C = Metode diskusi
Gambar 3. Desain pretes postes kelompok non ekuivalen (dimodifikasi dari Hadjar, 1999:335)
D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini terdiri atas dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan
penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu sebagai berikut;
1. Prapenelitian
Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian sebagai berikut :
a. Membuat surat izin penelitian pendahuluan (observasi) ke FKIP untuk
penelitian sekolah.
b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian,untuk
mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang telah diteliti.
c. Menetapkan sampel penelitian untuk kelas kontrol dan kelas eksperimen.
d. Mengambil data berupa nilai akademik siswa semester ganjil yang telah
digunakan sebagai acuan dalam pembuatan kelompok
Kelompok pre tes perlakuan pos tes
I O1 X O2
18
e. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk
setiap pertemuan.
f. Membuat instrumen evaluasi yaitu soal pretes/postes untuk setiap
pertemuan untuk mengukur berpikir kritis siswa.
g. Membuat lembar observasi aktivitas siswa.
2. Pelaksanaan Penelitian
Mengadakan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model inkuiri
terbimbing untuk kelas eksperimen dan metode diskusi yaitu dengan
menggunakan model yang biasa digunakan oleh guru biologi di SMA 15
Bandar Lampung untuk kelas kontrol. Penelitian ini direncanakan sebanyak
dua kali pertemuan dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:
A. Kelas Eksperimen ( Pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing)
a. Pendahuluan
1) memberikan pretes untuk pertemuan pertama sebagai penilaian
kemampuan berpikir kritis siswa
2) membacakan tujuan pembelajaran pada materi kerusakan
lingkungan
3) Memberikan apersepsi dengan menyajikan gambar seseorang yang
sedang membuang sampah di sungai dan seorang yang sedang
membersihkan sampah di sungai kemudian memberikan pertanyaan
apakah dampak yang ditimbulkan dari kedua kegiatan tersebut?
19
(Pertemuan I); Memberikan penjelasan sekilas bahwa dampak yang
ditimbulkan dari kegiatan membuang sampah pada sungai adalah
mencemari lingkungan sedangkan membersihkan sampah pada
sungai adalah menjaga kelestarian lingkungan
(Pertemuan II) mengajukan pertanyaan “Memberikan penjelasan
perbedaan kedua gambar tersebut adalah kegiatan pertama
melakukan reboisasi sedangkan kegiatan kedua merusak hutan.
Manfaat dari kegiatan pertama salah satunya adalah dapat mencegah
terjadinya banjir
b. Kegiatan inti
1) meminta siswa duduk dalam kelompoknya masing-masing 5 orang
(pembagian kelompok dilakukan pada hari sebelumnya).
(Pertemuan I); Guru mempelihatkan gambar tentang kegiatan
manusia yang dapat menimbulkan masalah lingkungan dan
diskusikan dengan kelompok. (Pertemuan II); Guru menjelaskan
upaya pelestarian lingkungan.
2) membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang berisi permasalahan
kepada setiap kelompok yang harus diselidiki oleh siswa.
(Pertemuan I) : LKS tentang kegiatan yang dapat ditimbulkan
masalah lingkungan. (Pertemuan II): LKS tentang pelestarian
20
3) Setiap kelompok berdikusi
4) meminta siswa menggunakan data yang terkumpul dan hasil-hasil
pengujian hipotesis untuk merumuskan jawaban terhadap pertanyaan
pokok.
5) berkeliling untuk membimbing siswa dalam menemukan jawaban
6) memilih perwakilan dari masing-masing kelompok untuk maju
mempresentasikan hasil penemuannya secara bergantian.
7) membahas masalah-masalah yang ada di dalam LKS yang belum
dapat ditemukan oleh siswa.
8) memberi pujian kepada kelompok dengan penampilan terbaik.
c. Penutup
1) bersama siswa membuat kesimpulan dalam setiap pertemuan.
2) mengadakan tes akhir (postes) untuk pertemuan terakhir.
3) meminta siswa untuk membaca materi yang akan dibahas pada
pertemuan selanjutnya
B.Kelas Kontrol ( Pembelajaran dengan metode diskusi)
a. Pendahuluan
1) memberikan pretes untuk pertemuan pertama sebagai penilaian
kemampuan berpikir kritis siswa.
2) Memberikan apersepsi: Dengan menyajikan gambar seseorang yang
sedang membuang sampah pada sungai. Kemudian memberikan
21
3) memberikan motivasi :
(Pertemuan I); mengajukan pertanyaan ”Coba kalian sebutkan
dampak kerusakan lingkungan yang kalian ketahui?”
(Pertemuan II); mengajukan pertanyaan “Apakah kalian tahu
tentang kerusakan lingkungan?”
4) menggali pengetahuan awal siswa dengan pertanyaan
(Pertemuan I); faktor –faktor apa saja yang mempengaruhi
kerusakan lingkungan?
(Pertemuan II); bagaimanakah dampak dari kerusakan lingkungan ?
b. Kegiatan Inti
1) meminta siswa duduk dalam kelompoknya masing-masing setiap
kelompok berjumlah 5 orang dan pembagian kelompok telah
dilakukan pada hari sebelumnya.
2) membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang berisi permasalahan
kepada setiap kelompok yang harus diselidiki oleh siswa.
Pertemuan I : LKS tentang kerusakan lingkugan dan upaya
pelestarianya
Pertemuan II : faktor-faktor yang menyebabkan kerusakan
lingkungan
3) berkeliling untuk membimbing setiap kelompok dalam
22
4) Setelah masing-masing kelompok menyelesaikan LKS, guru
meminta setiap kelompok untuk membacakan hasil diskusi di depan
kelas. Setiap kelompok melakukan presentasi hasil diskusi mereka,
dan kelompok yang lain dapat memberikan tanggapan.
5) mengadakan penguatan dengan menjelaskan materi yang belum
dipahami oleh siswa.
6) meminta siswa mengumpulkan Lembar Kerja Siswa.
c. Penutup
1) mengadakan tes akhir (postes) untuk pertemuan terakhir, tentang
materi kerusakan lingkungan dan upaya pelestarianya
2) bersama siswa membuat kesimpulan dalam setiap pertemuan.
3) meminta siswa untuk membaca materi yang akan dibahas pada
pertemuan selanjutnya.
E. Jenis Data dan Teknik Pengambilan Data
Jenis dan teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah :
1. Jenis Data
a. Data Kuantitatif
Data kuantitatif yaitu berupa data keterampilan berpikir kritis siswa pada
materi pokok ekosistem yang diperoleh dari nilai pretest dan postes.
Kemudian dihitung selisih antara nilai pretes dengan postest, lalu
23
b. Data Kualitatif
Data kualitatif berupa data aktivitas siswa, data LKS siswa dengan model
inkuiri terbimbing dan data angket siswa terhadap model inkuiri
terbimbing.
2. Teknik Pengambilan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
a) Pretes dan Postes
Data kemampuan berpikir kritis berupa nilai pretes diambil pada
pertemuan ke I dan postes diambil pada pertemuan ke II. Nilai pretes
diambil sebelum pembelajaran pertemuan pertama pada setiap kelas
baik eksperimen maupun kontrol, sedangkan nilai postes diambil
setelah pembelajaran pertemuan kedua pada setiap kelas baik
eksperimen maupun kontrol. Bentuk soal yang diberikan adalah berupa
soal uraian.
Teknik penskoran nilai pretes dan postes yaitu :
= 100
Keterangan :
S = Nilai yang diharapkan (dicari)
R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar N = jumlah skor maksimum dari tes tersebut
24
b) Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Lembar observasi aktivitas siswa berisi semua aspek kegiatan yang
diamati pada saat proses pembelajaran. Setiap siswa diamati point
kegiatan yang dilakukan dengan cara memberi tanda (√ ) pada lembar
observasi sesuai dengan aspek yang telah ditentukan. Rubrik variabel,
sub variabel, indikator, jenis data dan alat ukur data secara rinci dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2. Lembar Observasi Aktivitas Siswa
(dimodifikasi dari Carolina, 2010: 29) Keterangan :
A.Kemampuan mengemukakan pendapat/ ide
1. Tidak mengemukakan pendapat /ide
2. Mengemukakan pendapat/ ide namun tidak sesuai dengan
pembahasan
3. Mengemukakan pendapat/ide sesuai dengan pembahasan
B.Kemampuan Bertanya:
1. Tidak mengemukakan pertanyaan
2. Mengajukan pertanyaan, tetapi tidak mengarah pada permasalahan
3. Mengajukan pertanyaan yang mengarah dan sesuai dengan
permasalahan
C.Bekerjasama dengan teman :
1. Tidak bekerjasama dengan teman (diam saja) 2. Bekerjasama tetapi hanya satu atau dua teman
3. Bekerjasama baik dengan semua anggota kelompok
No Nama
Aspek yang diamati Xi
25
D.Melakukan kegiatan diskusi
1. Diam saja, tidak melakukan diskusi dalam kelompok
2. Melakukan diskusi, tapi kurang tepat dan tidak sesuai dengan permasalahan
3. Melakukan diskusi dengan tepat dan sesuai dengan permasalahan
E.Membuat Kesimpulan:
1. Tidak membuat kesimpulan
2. Membuat kesimpulan tetapi tidak lengkap dan tidak sesuai dengan hasil pengamatan
3. Membuat kesimpulan lengkap tetapi tidak sesuai dengan hasil pengamatan
Tabel 3. Hubungan antara variabel, instrumen, jenis data dan analisis Data
No Variabel Instrumen Jenis data dan Alat ukur Analisis Data
1 berpikir kritis Kemampuan
Tes
2 Aktivitas siswa selama proses pembelajaran
Lembar observasi
aktifitas siswa Interval Persentase
F. Teknik Analisis Data
Data penelitian berupa data kuantitatif adalah kemampuan berpikir kritis
siswa yang diperoleh dari nilai pretes dan postes. Kemampuan berpikir kritis
ditinjau berdasarkan perbandingan nilai gain yang dinormalisasi (N-gain),
antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Gain yang dinormalisasi (N-gain) dapat dihitung dengan formula Hake
26
Data penelitian yang berupa nilai pretes, postes, dan skor gain pada kelompok
kontrol dan eksperimen dianalisis menggunakan uji t dengan program SPSS
17, yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat berupa:
1. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data dilakukan menggunakan uji liliefors dengan program
SPSS versi 17.
a. Hipotesis
Ho : Sampel berdistribusi normal H1 : Sampel tidak berdistribusi normal
b. Kriteria Pengujian
Terima Ho jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05, tolak Ho untuk harga yang lainnya (Nurgiantoro, Marzuki dan Gunawan, 2002: 118)
2. Kesamaan Dua Varian
Apabila masing masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan
uji kesamaan dua varian dengan menggunakan program SPSS 17.
a. Hipotesis
Ho : Kedua sampel mempunyai varians sama H1 : Kedua sampel mempunyai varians berbeda
b. Kriteria Uji
27
3. Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan uji kesamaan dua rata-rata dan uji
perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan program SPSS 17.
a. Uji Kesamaan Dua Rata-rata
1. Hipotesis
H0 = Rata-rata N-gain kedua sampel sama H1 = Rata-rata N-gain kedua sampel tidak sama
2. Kriteria Uji
- Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima
- Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel maka Ho ditolak
(Pratisto, 2004: 13)
b. Uji Perbedaan Dua Rata-rata
1. Hipotesis
H0 = rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen sama dengan kelompok kontrol.
H1 = rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol.
4. Kriteria Uji :
- Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima
- Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka Ho ditolak (Pratisto, 2004: 10)
G.Mendeskripsikan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
Untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran
Biologi adalah sebagai berikut:
28
2) Menentukan persentase tiap indikator kemampuan berpikir kritis dalam
bentuk persentase dengan menggunakan rumus:
= 100%
Ket : P = Persentase
f = Jumlah poin kemampuan berpikir kritis yang diperoleh N = Jumlah total poin kemampuan berpikir kritis tiap indikator (Sudijono, 2004: 40)
3) Rubrik keterampilan berpikir kritis siswa sebagai berikut: Tabel 4. Kriteria keterampilan berpikir kritis siswa
Catatan : Berilah tanda checklist (√) pada setiap item yang sesuai. Skor pada tiap soal keterampilan berpikir kritis tertera pada rubrik penilaian soal di lampiran (dimodifikasi dari Arief, 2009:9). 4) Setelah data diolah dan diperoleh poinnya, maka keterampilan
berpikir kritis siswa tersebut dapat dilihat dari kriteria sebagai berikut :
Tabel 5. Kriteria keterampilan berpikir kritis siswa
(dimodifikasi dari Arikunto, 2010: 245) No Nama
Aspek Keterampilan Berpikir Kritis Siswa
29
H. Pengolahan Data Aktivitas Siswa
Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan data
yang diambil melalui observasi. Data tersebut dianalisis dengan
menggunakan indeks aktivitas siswa. Langkah–langkah yang dilakukan untuk
yaitu
1) Menghitung rata–rata skor aktivitas dengan menggunakan rumus:
%
Keterangan X = Rata-rata skor aktivitas siswa ∑xi = Jumlah skor yang diperoleh n = Jumlah skor maksimum
2). Menafsirkan atau menentukan kategori Indeks Aktivitas Siswa sesuai
klasifikasi pada tabel 3.4
Tabel 6. Klasifikasi Indeks Aktivitas Siswa
Interval (%) Kategori
0,00 – 29,99 Sangat Rendah
30,00 – 54,99 Rendah
55,00 – 74,99 Sedang
75,00 – 89,99 Tinggi
90,00 – 100,00 Sangat Tinggi
Dimodifikasi dari Hake (dalam Belina, 2008: 37)
I. Pengolahan Data Angket Tanggapan Siswa Terhadap Model Inkuiri
Terbimbing
Data tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang menggunakan model
inkuiri terbimbing dikumpulkan melalui penyebaran angket. Angket
tanggapan berisi 10 pernyataan yang terdiri dari 7 pernyataan positif dan 3
30
1. Skor angket
Tabel 7. Skor per soal angket
Keterangan: SS = sangat setuju, S = setuju, TS = tidak setuju, STS = sangat tidak setuju (sumber: dimodifikasi dari Rahayu, 2010: 29)
2. Tabel 8. Penskoran angket tanggapan siswa pada pembelajaran dengan menggunakan model inkuiri terbimbing
(sumber: dimodifikasi dari Rahayu, 2010: 30)
3. Menghitung persentase skor angket dengan menggunakan rumus sebagai
31
4. Melakukan tabulasi data temuan pada angket berdasarkan klasifikasi yang
dibuat, bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan
kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan pernyataan angket.
Tabel 9. Tabulasi data angket tanggapan siswa terhadap pengaruh model inkuiri terbimbing
No. pertanyaan
Angket
Pilihan
Jawaban Nomor Responden (siswa)
Ket
5. Menafsirkan persentase angket untuk mengetahui tanggapan siswa pada
pembelajaran menggunakan model inkuiri terbimbing.
Tabel 10. Tafsiran persentase jawaban
Sumber: dimodifikasi dari Arikunto (2010: 24)
57
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing pada materi pokok
Ekosistem berpengaruh signifikan terhadap peningkatkan kemampuan
berpikir kritis siswa kelas X SMA N 15 Bandar Lampung 2011/2012.
2. Model pembelajara inkuiri terbimbing berpengaruh dalam meningkatkan
aktivitas belajar siswa pada materi pokok ekosistem di kelas SMA N 15
Bandar Lampung 2011/2012.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka penulis menyarankan
sebagai berikut:
1. Dalam pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing dapat dijadikan
salah satu arternatif model pembelajaran untuk meningkatkan berpikir
kritis siswa terutama pada saat proses pelaksanaan pembelajaran.
2. Bagi penelitian selanjutnya yang akan menggunakkan model inkuiri
45
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Kerusakan Hutan. Kompas.
. (Htpp. Pencemaran udara blogshot.com 23 September 2009). .(http.penanaman mangrove.com 10/06/2011).
. 2012. Pencemaran sampah. ( http. Pencemaran sampah.com Januari 2012).
. (www.cagar alam.com 10/06/2011).
. (www.kebisingan suara Selasa, 27-12-2011 | 22:48:06 WIB).
. (www.manfaat hutan kota.com 10/06/2011).
. (www.pelestarian pohon/reboisasi.com 10/06/2011).
. (www.Pestisida berbahaya.com juni 2011).
Arief, A. 2009. Kecakapan Hidup Life Skill melalui Pendekatan Pendidikan Berbasis Lus. SIC. Surabaya.
Arikunto, S. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi pendidikan. Bumi Aksara.Jakarta.
Belina, W.W. 2008.Peningkatan Kecakapan Berpikir Rasional Siswa Dalam Pembelajaran Fisika di SMP Pada Pokok Bahasan Pemantulan Cahaya Melalui Model Pembelajaran PBI (Penelitian eksperimen pada siswa kelas VIII di salah satu SMP Swasta di kota Bandung). Skripsi Jurusan Pendidikan Fisika UPI Bandung. Tidak diterbitkan.
Carollina, H. S. 2010. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terpimpin Pada Materi Pokok Ekosistem Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Lampung: Universitas Lampung
Diknas, Undang-undang Tentang Sisdiknas dan Peraturan Pelaksanannya 2000-2004,(Jakarta: Tamita Utama, 2004).
Depdiknas. 2003. Pendidikan menurut undang-undang. Jakarta. http//:www.depdiknas.co.id. 16 September 2011 (08.00 wib).